Penerapan Strategi Pembelajaran G2G (Group to Group Exchange) Berbantuan Edmodo terhadap Minat Belajar Siswa Mata Pelajaran KKPI di SMK Dr. Tjipto Ambarawa Tahun 2015-2016 Artikel Ilmiah Diajukan Kepada Fakultas Teknologi Informasi Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer Peneliti : Syarofah Windiarni (702011128) Widya Damayanti S.Pd., M.Sc. Program Studi Pendidikan Teknik Informatika & Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen SatyaWacana Salatiga 2016
20
Embed
Penerapan Strategi Pembelajaran G2G (Group to Group ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Penerapan Strategi Pembelajaran G2G (Group to Group Exchange) Berbantuan
Edmodo terhadap Minat Belajar Siswa Mata Pelajaran KKPI
di SMK Dr. Tjipto Ambarawa
Tahun 2015-2016
Artikel Ilmiah
Diajukan Kepada
Fakultas Teknologi Informasi
Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer
Peneliti :
Syarofah Windiarni (702011128)
Widya Damayanti S.Pd., M.Sc.
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika & Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen SatyaWacana
Salatiga
2016
1. Pendahuluan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut pergeseran paradigma
pembelajaran konvensional menjadi pembelajaran berbasis teknologi. Berkaitan dengan
perkembangan teknologi yang semakin canggih memaksa pengajar harus menentukan
strategi pembelajaran yang sesuai dengan keadaan kelas dan siswa karena pemilihan metode
pembelajaran akan berpengaruh terhadap minat siswa dalam kegiatan belajar mengajar. [1].
siswa yang memiliki minat terhadap subjek, cenderung untuk memberikan perhatian yang
besar terhadap subjek tersebut. Guru harus kreatif menciptakan metode penyampaian
materi, karena cara mengajar guru dapat mempengaruhi tinggi/ rendahnya minat belajar
siswa.
Berdasarkan hasil observasi berupa wawancara dan penyebaran angket minat
berdasarkan ARCS seluruh siswa kelas X SMK Dr. Tjipto Ambarawa pada mata pelajaran
KKPI kegiatan pembelajaran model kolaboratif belum diterapkan, pengajar masih
menggunakan model pembelajaran konvesional (ceramah), sedangkan berdasarkan
observasi berupa pengamatan bahwa siswa cenderung lebih memperhatikan dan bermain
gadget ataupun bermain game yang ada pada PC. Hal tersebut yang mengakibatkan
kurangnya ketertarikan siswa dalam pembelajaran. Banyak faktor yang mempengaruhi
minat siswa dalam belajar salah satunya yaitu model pembelajaran yang diterapkan oleh
pengajar. Faktor lain yang mempengaruhi minat belajar siswa diantaranya [2]. (1) cara
mengajar guru, (2) karakter guru, (3) suasana kelas tenang dan nyaman, (4) fasilitas belajar
yang digunakan. Faktor cara mengajar guru yaitu peran yang harus dimiliki dalam cara
mengjar guru yaitu guru sebagai demonstrator dan evaluator.
Pada kelas pembelajaran hanya dilakukan dengan menggunakan buku panduan.
Tidak semua siswa mempunyai buku panduan, sehingga guru harus menjelaskan materi dan
menuliskan di papan tulis.Model pembelajaran konvensional seperti ini hanya melibatkan
siswa yang aktif saja, siswa yang cenderung pemalu dan pendiam tidak terlibat aktif dalam
pembelajaran atau bahkan memilih bercanda dengan teman lain tanpa memperhat ikan
penjelasan yang disampaikan oleh guru. Faktor lain guru belum memaksimalkan
pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada pada sekolah yaitu LCD dan laptop pada proses
pembelajaran. Guru hanya mengajak siswa ke laboraturium KKPI hanya pada saat materi
praktek, selebihnya pembelajaran dilakukan di dalam kelas.
Berdasarkan masalah diatas maka guru dpat melakukan inovasi dalam kegiatan
belajar dengan memanfaatkan fasilitas internet dan kegemaran siswa menggunakan gadget
dalam kegiatan belajar yaitu pembelajaran online menggunakan edmodo. Dengan adanya
pembelajaran online ini guru akan terbantu untuk menarik minat siswa dalam kegiatan
belajar yang tidak hanya dilakukan di dalam kelas. Siswa dan guru bisa saling berinteraksi
di luar jam sekolah dengan memanfaatkan fasilitas yang ada dalam edmodo pemberian
tugas, pengumpulan tugas, penilaian, chat room antara siswa dengan siswa ataupun guru
dengan siswa.
2. Kajian Pustaka
Penelitian Terdahulu
Penerapan metode belajar aktif tipe group to group exchange untuk meningkatkan
hasil belajar matematika di MAN 2 Model Pekanbaru. Responden dalam penelitian ini
berjumlah 33 orang yang terdiri 11 siswa laki- laki dan 22 siswa perempuan. Metode dalam
penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas kolaboratif yang terdiri dari dua siklus, setiap
siklus melalui empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hasil
penelitian ini menyatakan bahwa penerapan metode pembelajaran aktif group to group
exchange bisa meningkatkan hasil pembelajaran siswa dalam pencapaian KKM mata
pelajaran matematika pada ulangan harian pertama sebesar 60, 6%, sedangkan ulangan
harian ke dua meningkat menjadi 75,8%. [3]
Penelitian selanjutnya tentang aktivitas siswa dalam pembelajaran sosiologi
menggunakan metode aktif group to group exchange di SMA Negeri 2 Batang Kapas.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitiatif tipe dekriptif
dengan sampel 31 orang. Hasil penelitian menyatakan bahwa: 1) siswa yang membaca lebih
banyak dari 64, 5% menjadi 77, 4%, 2) dalam pembelajaran siswa lebih aktif dibandingkan
menggunakan metode ceramah, 3) pembelajaran aktif group to group exchange bisa
diterapkan dalam pembelajaran terutamma sosiologi dengan menerapkan nilai dan norma
dala proses pembentukan kepribadian. [4]
Dalam penelitian ini kontribusi yang diberikan dalam penelitian sebelumnya yaitu
pada penelitian pertama hasil penerapan metode pembelajaran aktif group to group
exchange bisa meningkatkan hasil pembelajaran siswa dalam mencapai KKM dengan kata
lain hasil belajar siswa meningkat berarti minat belajarpun pada siswa juga meningkat.
Sedangkan pada penelitian kedua penerapan metode aktif group to group exchange di
SMAN 2 kapas membuat minat baca meningkat dibandingkan dengan menggunakan
ceramah. Dengan demikian penelitian terdahulu memberikan kontribusi sebagai wacana
dalam penelitian tentang minat belajar siswa pada mapel KKPI di SMK Dr. Tjipto
Ambarawa.
Group to Group Exchange (G 2 G)
Group to Group Exchange (G 2 G) adalah suatu strategi pembelajaran kelompok
dengan ruang yang berbeda dan cara yang berbeda pula. Dalam pelaksanaan group to group
exchange pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam kelas, tetapi guru bisa membagi 2-3
siswa dalam satu kelompok untuk belajar di luar kelas misalnya perpustakaan, masjid,
halaman sekolah, dll. Bahan ataupun alat yang digunakan untuk mendukung pembelajaran
G 2 G berupa buku/ materi.[5]. Pembelajaran menggunakan tipe GGE (group to group
exchange) dapat dilakukan variasi diantaranya sebagai berikut: 1) Perintahkan kelompok
untuk melakukan pembahasan menyeluruh sebelum melakukan presentasi, dan 2)
Menggunakan format diskusi panel untuk tiap presentasi kelompok (diskusi panel
merupakan metode untuk mendapatkan partisipasi kapan pun). [6]
Minat Belajar
Minat dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1) Minat Primitif : Minat primitif
disebut minat yang bersifat biologis, seperti kebutuhan makan, minum, bebas bergaul dan
sebagainya. Jadi pada jenis minat ini meliputi kesadaran tentang kebutuhan yang langsung
dapat memuaskan dorongan untuk mempertahankan organisme. 2) Minat Kultural : Minat
kultural atau dapat disebut juga minat sosial yang berasal atau diperolehdari proses belajar.
Jadi minat kultural disini lebih tinggi nilainya dari pada minat primitive. Pemberian
perhatian individu tergantung pada minat, artinya jika minat belajar siswa tinggi maka
perhatian siswa pada proses belajar tinggi. Begitu juga sebaliknya jika minat belajar siswa
rendah, maka pada proses pembelajaran siswa juga rendah. [7]. Ada empat indikator sebagai
penentu minat yaitu: 1) tingkat perhatian siswa terhadap pembelajaran, 2) Relevansi dalam
pembelajaran dengan kebutuhan siswa, 3) keyakinan siswa terhadap kema mpuan
mengerjakan tugas, 4) kepuasan siswa dalam proses pembelajaran. Secara ringkas empat
indikator tersebut dipaparkan dalam empat variabel yaitu perhatian atau attention, relevansi
atau relevance, keyakinan atau confidence, dan kepuasan atau satisfaction.[8].
Edmodo
Edmodo merupakan salah satu jenis LMS yang sering digunakan saat ini. LMS atau
Learning Management System merupakan suatu software yang digunakan untuk membuat
materi pembelajaran secara online berbasis web serta mengelola kegiatan pembelajaran
beserta hasilnya.[9]. “Edmodo adalah sebuah situs pendidikan berbasis social networking
yang didalamnya terdapat berbagai konten untuk pendidikan”. Penggunaan edmodo guru
dapat memposting materi, bahan – bahan pembelajaran, link video, tugas rumah, pemberian
reward, dan pemberitahuan nilai siswa secara langsung. [10]
3. Metode Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan empat indikator sebagai pengukuran diantaranya
yaitu perhatian (attention), relevansi (relevance), keyakinan (confidence), dan kepuasan
(satifaction). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, jenis Pre-Eksperimental
Design. Penelitian ini belum merupakan eksperimen sungguh – sungguh karena masih
terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi
hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata – mata dipengaruhi
oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya variabel kontrol dan
sampel tidak dipilih secara random. Desain penelitian ini adalah one group pretest-posttest
design. Desain ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil
perlakuan dapat diketahui lebih akurat karena dapat membandingkan keadaan sebelum diberi
perlakuan. Desain eksperimen dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut [11] :
Desain penelitian one group pretest-posttest design
Sebelum Perlakuan Sesudah
O1 X O2
Keterangan:
O1 : minat siswa sebelum pembelajaran menerapkan metode G 2 G berbantuan
edmodo
O2 : Minat siswa setelah pembelajaran menerapkan metode G2G berbantuan edmodo
X : Pembelajaran menggunakan metode G 2 G
Sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas X TKR A dan kelas X TPMI B SMK
Dr. Tjipto Ambarawa. Berdasarkan angket studi awal hasil kelas X TKR A memiliki skor
paling rendah dibandingkan kelas responden lain. Oleh karena itu kelas X TKR A dipilih
sebagai kelompok eksperimen dan Kelas X TPMI B sebagai kelas kontrol karena memiliki
skor paling tinggi dibandingkan kelas responden lain.
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan.
Observasi Minat Belajar Siswa
Perhatian (attention)
Observasi minat belajar siswa menunjukan bahwa observasi minat belajar siswa
pada indikator perhatian mengalami peningkatan baik pada kelas kontrol ataupun pada kelas
eksperimen. Pada observasi awal dan perlakuan ke-1 kelas kontrol dan ksperimen sama –
sama mengalami peningkatan. Sedangkan pada pertemuan ke-2 sama – sama mengalami
peningkatan juga dengan selisih peningkatan yang sama. Sedangkan pada perlakuan ke-3
kelas kontrol dan eksperimen sama – sama mengalami peningkatan namun selisih
peningkatan kelas kontrol mengalami penurunan dibandingkan dengan kelas eksperimen.
Tujuan dari indikator ini adalah untuk mengetahui seberapa besar ketertarikan dan perhatian
siswa dengan pembelajaran. Untuk melihat perbandingan perhatian siswa kelas eksperimen
dan kontrol pada observasi awal sampai terakhir dapat dilihat gambar sebagai berikut:
Berdasarkan gambar diatas menunjukan bahwa hasil observasi perhatian siswa kelas
kontrol lebih tinggi daripada kelas eksperimen. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
perhatian siswa dalam pembelajaran yaitu perasaan senang, kegelisahan, keributan,
kekacauan, kenyamanan. Selain itu adanya kebutuhan/ keharusan siswa utuk mengukuti
pembelajaran supaya mendapatkan nilai, dengan kebutuhan maka siswa akan lebih
memperhatikan. Keadaan fisik juga akan mempengaruhi perhatian siswa pada pembelajaran.
Jika siswa tidak merasa sehat maka perhatian siswa juga akan berpengaruh, begitu juga
sebaliknya apabila siswa merasa keadaan tubuh yang baik maka siswa akan cenderung lebih
memperhatikan.[12]. Selain itu adanya kebiasaan yang dilakukan guru terhadap siswa dengan
memberikan tugas seperti diskusi, presentasi akan membuat siswa mudah untuk
menimbulkan perasaan senang, memperhatikan. Ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi perhatian yaitu pembawaan,Latihan atau kebiasaan, kebutuhan, kewajiban,
keadaan Jasmani.
Relevansi (relevance)
[13]. Pada indikator relevance/ relevansi kelas kontrol dan kelas eksperimen sama –
sama mengalami peningkatan, sama halnya pada indikator perhatian. Peningkatan terjadi
pada observasi awal sampai dengan perlakuan terakhir. Untuk melihat hasil peningkatan pada
indikator relevansi dapat dilihat pada gambar berikut: