Top Banner
PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN GEREJA Irena Septianita Kaomaneng Abstrak Organisasi Gereja merupakan salah satu bentuk organisasi nirlaba dalam bidang keagamaan, sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 45 tahun 2011 tentang Organisasi nirlaba, bahwa organisasi nirlaba juga harus dan berhak untuk membuat laporan keuangan dan melaporkan kepada para pemakai laporan keuangan. Untuk itu gereja juga harus dan berhak untuk membuat laporan keuangan yang akuntabilitas dan melaporkan kepada pemakai laporan keuangan gereja. Akuntansi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan suatu sistem informasi berupa laporan keuangan yang dibutuhkan oleh berbagai pihak baik pihak internal maupun pihak eksternal organisasi. Kegiatan yang dilakukan dalam proses akuntansi meliputi pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisisan data keuangan dari suatu organisasi. Dengan demikian, gereja memerlukan akuntansi sebagai alat bantu dalam pengelolaan, perencanaan dan pengawasan keuangan dengan berpedoman pada PSAK 45 tahun 2011 tentang Standar Pelaporan keuangan Organisasi Nirlaba yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sehingga laporan keuangan yang dihasilkan oleh gereja dapat dipercaya dan transparan dalam pelaporannya. Kata kunci: Akuntansi, keuangan gereja, laporan keuangan. Pendahuluan Peranan akuntansi sebagai alat pembantu dalam pengambilan keputusan- keputusan ekonomi dan keuangan semakin disadari oleh semua pihak dari segala aspek, baik dalam perusahaan yang bertujuan mencari laba maupun dalam organisasi-organisasi yang tidak mencari laba atau organisasi nirlaba. Salah satu penyebabnya adalah karena hal ini diatur dalam undang-undang. Alasan utama mengapa akuntansi digunakan dalam berbagai organisasi adalah karena semakin rumitnya variabel-variabel yang dihadapi, terutama di dalam organisasi nirlaba. Akuntansi pada dasarnya adalah merupakan kegiatan yang mengolah transaksi-transaksi keuangan menjadi informasi keuangan yang siap pakai. Kegiatan yang dilakukan dalam proses akuntansi meliputi: 1) pencatatan, 2) penggolongan, 3) peringkasan, 4) pelaporan dan 5) penganalisian data keuangan dari suatu organisasi. Proses akuntansi tersebut akan menghasilkan informasi keuangan yang berguna baik bagi pihak intern organisasi dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan keuangan maupun ekstern organisasi dalam menilai, mengevaluasi, menganalisis dan memonitoring Jusup (2005) mendefiniskan Organisasi nirlaba sebagai sebuah organisasi yang tidak bertujuan mencari laba misalnya organisasi keagaaman, yayasan atau lembaga pendidikan. Organisasi tersebut juga membutuhkan informasi akuntansi seperti halnya organisasi yang bertujuan mencari laba. Walapun organisasi semacam ini tidak mencari laba, namun mereka tetap berurusan dengan keuangan karena mereka harus mempunyai anggaran, membayar tenaga kerja, membayar biaya utilitas seperti listrik, telepon, air serta urusan-
10

PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN GEREJA

Jan 12, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN GEREJA

PENERAPAN SISTEM AKUNTANSIDALAM PENGELOLAAN KEUANGAN GEREJA

Irena Septianita Kaomaneng

Abstrak

Organisasi Gereja merupakan salah satu bentuk organisasi nirlaba dalam bidang keagamaan,sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 45 tahun 2011 tentangOrganisasi nirlaba, bahwa organisasi nirlaba juga harus dan berhak untuk membuat laporankeuangan dan melaporkan kepada para pemakai laporan keuangan. Untuk itu gereja juga harusdan berhak untuk membuat laporan keuangan yang akuntabilitas dan melaporkan kepadapemakai laporan keuangan gereja. Akuntansi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untukmenghasilkan suatu sistem informasi berupa laporan keuangan yang dibutuhkan oleh berbagaipihak baik pihak internal maupun pihak eksternal organisasi. Kegiatan yang dilakukan dalamproses akuntansi meliputi pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisisandata keuangan dari suatu organisasi. Dengan demikian, gereja memerlukan akuntansi sebagaialat bantu dalam pengelolaan, perencanaan dan pengawasan keuangan dengan berpedomanpada PSAK 45 tahun 2011 tentang Standar Pelaporan keuangan Organisasi Nirlaba yangditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sehingga laporan keuangan yang dihasilkanoleh gereja dapat dipercaya dan transparan dalam pelaporannya.

Kata kunci: Akuntansi, keuangan gereja, laporan keuangan.

PendahuluanPeranan akuntansi sebagai alat

pembantu dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dan keuangan semakindisadari oleh semua pihak dari segalaaspek, baik dalam perusahaan yangbertujuan mencari laba maupun dalamorganisasi-organisasi yang tidakmencari laba atau organisasi nirlaba. Salahsatu penyebabnya adalah karena hal inidiatur dalam undang-undang. Alasan utamamengapa akuntansi digunakan dalamberbagai organisasi adalah karena semakinrumitnya variabel-variabel yang dihadapi,terutama di dalam organisasi nirlaba.

Akuntansi pada dasarnya adalahmerupakan kegiatan yang mengolahtransaksi-transaksi keuangan menjadiinformasi keuangan yang siap pakai.Kegiatan yang dilakukan dalam prosesakuntansi meliputi: 1) pencatatan, 2)penggolongan, 3) peringkasan, 4) pelaporandan 5) penganalisian data keuangan dari

suatu organisasi. Proses akuntansi tersebutakan menghasilkan informasi keuanganyang berguna baik bagi pihak internorganisasi dalam pengambilan keputusanyang berkaitan dengan keuangan maupunekstern organisasi dalam menilai,mengevaluasi, menganalisis danmemonitoring

Jusup (2005) mendefiniskanOrganisasi nirlaba sebagai sebuahorganisasi yang tidak bertujuan mencarilaba misalnya organisasi keagaaman,yayasan atau lembaga pendidikan.Organisasi tersebut juga membutuhkaninformasi akuntansi seperti halnyaorganisasi yang bertujuan mencari laba.Walapun organisasi semacam ini tidakmencari laba, namun mereka tetapberurusan dengan keuangan karena merekaharus mempunyai anggaran, membayartenaga kerja, membayar biaya utilitasseperti listrik, telepon, air serta urusan-

Page 2: PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN GEREJA

urusan keuangan lainnya. Semua haltersebut berkaitan dengan akuntansi.

Organisasi Gereja merupakan salahsatu bentuk organisasi nirlaba dalam bidangkeagamaan, sesuai dengan PernyataanStandar Akuntansi Keuangan (PSAK) 45tahun 2011 tentang Organisasi nirlaba,bahwa organisasi nirlaba juga harus danberhak untuk membuat laporan keuangandan melaporkan kepada para pemakailaporan keuangan (Perkasa, 2009). Untukitu gereja juga harus dan berhak untukmembuat laporan keuangan yangakuntabilitas dan melaporkan kepadapemakai laporan keuangan gereja yaitujemaat yang adalah sumber utama dalampendapatan gereja , bahkan donatur dariluar sehingga Jemaat dan para donaturtermotivasi untuk lebih giat memberikanpersembahan syukur serta bantuan danauntuk menopang pelayanan gereja. Untukitulah dalam mengupayakan perolehan danadan mengatur penggunaannya, gereja perlumanajemen keuangan yang baik. Untuktujuan tersebut, pengelola keuangan gerejamembutuhkan informasi keuangan yangakurat. Informasi yang akurat dapatdiupayakan melalui penerapan akuntansidalam gereja. Peranan akuntansi dalammemperlancar manajemen keuangan adalahdalam fungsi perencanaan dan fungsipengawasan serta dalam pengambilankeputusan. Jadi dalam pengelolaankeuangan gereja yang baik ada dua hal yangperlu diperhatikan gereja yaitu bagaimanagereja mengelola keuangannya danmengupayakan informasi keuangan gereja.

Pengalaman yang ada menunjukkanbahwa persoalan yang sering dihadapi olehgereja adalah dalam hal pengelolaankeuangan. Keuangan gereja seringdianggap sebagai dana sosial yang dipakaihabis dalam pelayanan sehingga dalampengelolaannya terkesan adanya‘pembiaran’ dalam penggunaan uanggereja yang bisa menimbulkan praktek

korupsi. Karena dari pengamatan, gerejamerupakan organisasi yang memudahkankorupsi tumbuh subur. contohnya : amplopsyukur jemaat yang tidak dilaporkan olehmajelis , sumbangan dari donatur yangtidak diteruskan ke bendahara, pengambilanuang persembahan jemaat untukkepentingan pribadi, tidak adanya laporankeuangan pada saat serah terima jabatandari bendahara lama ke yang baru.Terjadinya pembiaran ini karena tidakadanya manajemen keuangan yang baikdari pihak gereja dalam hal ini pimpinanjemaat ataupun pemegang keuangan ataubendahara, para majelis serta kurangnyapendalaman teologis tentang dosa korupsi.Gereja selaku organisasi juga harus dikelolasecara profesional berdasarkan fungsi-fungsi manajemen. Bukan saja kegiatannyahabis untuk khotbah di atas mimbar,pelayanan orang sakit tetapi harusmenyangkut seluruh aspek yangmendukung tugas gereja termasuk didalammya keuangan yang pencatatannyatidak hanya dilakukan secara tradisionalmasuk keluar saldo tanpa adanya pelaporanyang holistik

Permasalahan-permasalahantersebut yang telah dikemukakan biasanyatidak ditangani secara serius oleh parapejabat gereja, bahkan ada kesan ditutup-tutupi dan dibiarkan saja tanpa adanyatindakan yang tegas. Alasan yang seringdikemukan karena gereja dianggap sebagailembaga sosial sehingga permasalahantersebut diselesaikan dengan kasih. Adajuga yang mengatakan bahwa masalahkeuangan adalah masalah yang sensitifkarena itu harus hati-hati dalam menanganikasus ini untuk menghindari dari hal-halyang akan merusak keutuhan dankewibawaan gereja.

Dari pendahuluan yang sudahdiungkapkan jelas nampak bahwa gerejasebagai organsisasi nirlaba keagamaanharus dikelola secara profesional dalam

Page 3: PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN GEREJA

suatu sistem akuntansi sesuai denganstandar pelaporan yang telah diatur dalamPSAK 45 tahun 2011 untuk mengatasimasalah-masalah dalam pengelolaankeuangan gereja.

Konsep Dasar AkuntansiJusup (2005) menyatakan bahwa

definisi akuntansi dapat dirumuskan daridua sudut pandang , yaitu definisi darisudut pemakai jasa akuntansi, dan darisudut proses kegiatannya. Ditinjau darisudut pemakainya, akuntansi dapatdidefinisikan sebagai “suatu disiplin yangmenyediakan informasi yang diperlukanuntuk melaksanakan kegiatan secara efisiendan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatuorganisasi“. Informasi yang dihasilkanakuntansi diperlukan untuk:1. Membuat perencanaan efektif,

pengawasan dan pengambilankeputusan oleh manajemen.

2. Pertanggungjawaban organisasikepada para investor, kreditur, donatur.Pemerintah dan sebagainya.

Dari defenisi tersebut di atas, dapatdisimpulkan bahwa akuntansidiselenggarakan dalam suatu organisasi,dimana informasi akuntansi yang dihasilkanadalah informasi tentang organisasitersebut. Informasi akuntansi sangat pentingdalam menyelenggarakan kegiatanorganisasi, khususnya digunakan dalampengambilan keputusan internal organisasi.

Ditinjau dari sudut proseskegiatan,akuntansi dapat didefinisikansebagai ”seni pencatatan, penggolongan,peringkasan, pelaporan, danpenganalisisan data keuangan suatuorganisasi”. Definisi ini menunjukkanbahwa kegiatan akuntansi merupakan tugasyang kompleks dan menyangkutbermacam-macam kegiatan. Pada dasarnyaakuntansi harus bias mengidentifikasikandata mana yang berkaitan atau relevandengan keputusan yang akan diambil,

memproses atau menganalisa data yangrelevan dan mengubah data menjadiinformasi yang dapat digunakan untukpengambilan keputusan.

Bastian (2007) mendefinisikanakuntansi sebagai suatu proses pencatatan,pengklasifikasian, pengikhtisaran, danpelaporan transaksi-transaksi keuanganentitas sebagai suatu kesatuan dari unit-unitnya serta penafsiran atas hasil-hasildari aktivitas yang dilakukan. Dengandemikian dapat disimpulkan bahwaakuntansi merupakan suatu kegiatan yangdilakukan untuk menghasilkan suatusistem informasi berupa laporan keuanganyang dibutuhkan oleh berbagai pihak baikpihak internal maupun pihak eksternalorganisasi.

Sistem Pengelolaan Keuangan GerejaDengan Akuntansi

Akuntansi pada dasarnya adalahmerupakan kegiatan yang mengolahtransaksi-transaksi keuangan menjadiinformasi keuangan yang siap pakai.Kegiatan yang dilakukan dalam prosesakuntansi meliputi: 1) pencatatan, 2)penggolongan, 3) peringkasan, 4) pelaporandan 5) penganalisisan data keuangan darisuatu organisasi. Proses akuntansi tersebutakan menghasilkan informasi keuanganyang berguna baik bagi pihak internalorganisasi dalam pengambilan keputusanyang berkaitan dengan keuangan maupuneksternal organisasi dalam menilai,mengevaluasi, menganalisis danmemonitoring.Siklus akuntansi merupakan prosesakuntansi mulai dari pencatatan transaksikeuangan sampai dengan penyusunanlaporan keuangan pada akhir periode. Padadasarnya siklus akuntansi dapat dibagisebagai berikut:1. Membuat atau menerima bukti

pencatatan di mana biasanya sebuahentitas mempunyai form voucher (

Page 4: PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN GEREJA

bukti pencatatan) sendiri, atau buktilain yang bisa berupa kwitansi ataulainnya.

2. Mencatat dalam buku jurnal.3. Memindahkan data jurnal ke buku

besar.4. Menyusun laporan keuangan.

Siklus akuntansi dalam organisasigereja dapat dikelompokkan dalam empattahap, yaitu (Bastian, 2005):Tahap pencatatan dan Penggolongan: Kegiatan pengidentifikasian dan

pengukuran bukti transaksi sertabukti pencatatan.

Kegiatan pencatatan bukti transaksike dalam buku harian atau jurnal.

Memindahbukukan (posting) darijurnal berdasarkan kelompok atausejenisnya ke dalam akun bukubesar

Tahap peringkasan: Penyusunan neraca saldo (trial

balance) berdasarkan akun-akunbuku besar.

Pembuatan ayat jurnal penyesuaian Penyusunan kertas kerja (work

sheet). Pembuatan ayat jurnal penutup

(closing entries). Pembuatan neraca saldo setelah

penutupan. Pembuatan ayat jurnal pembalik.

Tahap pelaporan: Laporan Aktivitas ( Surplus/defisit) Laporan arus kas Neraca

Tahap analisis: Analisis laporan keuangan dengan

menggunakan analisis rasio.

Gambar 1. Siklus Akuntansi Organisasi Nirlaba (gereja)

Jurnal adalah alat untuk mencatat transaksiperusahaan/organisasi yang dilakukansecara kronologis ( berdasarkan urut waktuterjadinya) dengan menunjukkan rekeningrekening yang harus didebet dan dikreditbeserta jumlah rupiahnya masing-masing.

Oleh sebab itu jurnal sering disebut sebagaibuku catatan pertama ( book of originalentry)Bentuk jurnal sederhana seperti ditunjukkandalam tabel 1.

bukti pencatatan) sendiri, atau buktilain yang bisa berupa kwitansi ataulainnya.

2. Mencatat dalam buku jurnal.3. Memindahkan data jurnal ke buku

besar.4. Menyusun laporan keuangan.

Siklus akuntansi dalam organisasigereja dapat dikelompokkan dalam empattahap, yaitu (Bastian, 2005):Tahap pencatatan dan Penggolongan: Kegiatan pengidentifikasian dan

pengukuran bukti transaksi sertabukti pencatatan.

Kegiatan pencatatan bukti transaksike dalam buku harian atau jurnal.

Memindahbukukan (posting) darijurnal berdasarkan kelompok atausejenisnya ke dalam akun bukubesar

Tahap peringkasan: Penyusunan neraca saldo (trial

balance) berdasarkan akun-akunbuku besar.

Pembuatan ayat jurnal penyesuaian Penyusunan kertas kerja (work

sheet). Pembuatan ayat jurnal penutup

(closing entries). Pembuatan neraca saldo setelah

penutupan. Pembuatan ayat jurnal pembalik.

Tahap pelaporan: Laporan Aktivitas ( Surplus/defisit) Laporan arus kas Neraca

Tahap analisis: Analisis laporan keuangan dengan

menggunakan analisis rasio.

Gambar 1. Siklus Akuntansi Organisasi Nirlaba (gereja)

Jurnal adalah alat untuk mencatat transaksiperusahaan/organisasi yang dilakukansecara kronologis ( berdasarkan urut waktuterjadinya) dengan menunjukkan rekeningrekening yang harus didebet dan dikreditbeserta jumlah rupiahnya masing-masing.

Oleh sebab itu jurnal sering disebut sebagaibuku catatan pertama ( book of originalentry)Bentuk jurnal sederhana seperti ditunjukkandalam tabel 1.

bukti pencatatan) sendiri, atau buktilain yang bisa berupa kwitansi ataulainnya.

2. Mencatat dalam buku jurnal.3. Memindahkan data jurnal ke buku

besar.4. Menyusun laporan keuangan.

Siklus akuntansi dalam organisasigereja dapat dikelompokkan dalam empattahap, yaitu (Bastian, 2005):Tahap pencatatan dan Penggolongan: Kegiatan pengidentifikasian dan

pengukuran bukti transaksi sertabukti pencatatan.

Kegiatan pencatatan bukti transaksike dalam buku harian atau jurnal.

Memindahbukukan (posting) darijurnal berdasarkan kelompok atausejenisnya ke dalam akun bukubesar

Tahap peringkasan: Penyusunan neraca saldo (trial

balance) berdasarkan akun-akunbuku besar.

Pembuatan ayat jurnal penyesuaian Penyusunan kertas kerja (work

sheet). Pembuatan ayat jurnal penutup

(closing entries). Pembuatan neraca saldo setelah

penutupan. Pembuatan ayat jurnal pembalik.

Tahap pelaporan: Laporan Aktivitas ( Surplus/defisit) Laporan arus kas Neraca

Tahap analisis: Analisis laporan keuangan dengan

menggunakan analisis rasio.

Gambar 1. Siklus Akuntansi Organisasi Nirlaba (gereja)

Jurnal adalah alat untuk mencatat transaksiperusahaan/organisasi yang dilakukansecara kronologis ( berdasarkan urut waktuterjadinya) dengan menunjukkan rekeningrekening yang harus didebet dan dikreditbeserta jumlah rupiahnya masing-masing.

Oleh sebab itu jurnal sering disebut sebagaibuku catatan pertama ( book of originalentry)Bentuk jurnal sederhana seperti ditunjukkandalam tabel 1.

Page 5: PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN GEREJA

Tabel 1. Bentuk jurnal sederhana (Soemarso, 2009)Tgl(1)

Uraian(2)

Nomor rekening(3)

Jumlah(4)

Debet Kredit

Pemakaian kolom-kolom dalam jurnaldapat dijelaskan sebagai berikut:Kolom (1) : Untuk mencatat tanggal

terjadinya transaksi. Kolom initerbagi atas 2bagian. Bagian kiri digunakan untukmenuliskan bulan dan tahunsedangkan kolom sebelah kiritanggal.

Kolom (2) : Untuk mencatat namarekening yang didebet dan dikredit.Dalam kolom ini dicatat jugaketerangan atau uraian singkattentang transaksi yang dicatat.

Kolom (3) : Untuk mencatat nomorrekening dari setiap akun

Kolom (4) : Untuk mencatat jumlah rupiahyang harus didebet dan dikredit.

Sebagai contoh transaksi dapat gambarkandalam tabel 2.Buku besar adalah alat untuk mencatattransaksi berdasarkan klasifikasi ataupenggolongan transaksi. Prosesmemindahkan ayat-ayat jurnal ke dalamditunjukkan dalam tabel 3.

Neraca Saldo adalah suatu daftar yangdisusun oleh organisasi/perusahaan setiapakhir periode akuntansi yang berisi saldodari setiap rekening dalam buku besar,seperti ditunjukkan dalam tabel 4.

Tabel 2. Contoh pencatatan transaksi

2012 April 1 Menerima persembahan dari jemaat dalam ibadah minggu pagi Rp. 600.000Analisis transaksi; Kas bertambah (D) - pendapatan bertambah (K)Maka pencatatan dalam jurnal adalah sebagai berikut:

Tgl(1)

Uraian(2)

Nomorrekening

(3)

Jumlah

Debet Kredit2012April

1 KasPendapatan- Persembahan Jemaat(Untuk mencatat pendapatan daripersembahan jemaat)

1700

600.000 600.000

Tabel 3. Contoh posting buku besar

KasApr 1 600.000

PendapatanApr 1 Apr 1 600.000

Page 6: PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN GEREJA

Tabel 4. Contoh neraca saldo

Gereja …………………..Neraca Saldo

30 April 2012Nama Rekening Saldo

Debet KreditKas 600.000Pendapatan-Persembahan jemaat 600.000

Apabila dalam praktek dijumpaihal-hal yang memerlukan penyesuaiandalam transaksi maka harus dilakukanpenyesuaian sesuai prinsip yang telahditetapkan seperti piutang pendapatan,utang gaji, biaya dibayar di muka,depresiasi (penyusutan).

Sesuai PSAK 45 tahun 2011,laporan keuangan entitas nirlaba meliputi1)laporan posisi keuangan pada akhirperiode laporan, 2)laporan aktivitas dan3)laporan arus kas untuk suatu periodepelaporan. Entitas nirlaba dianjurkan untukmenyediakan informasi yang paling relevandan paling mudah dipahami dari sudutpandang pemberi sumber daya yang tidakmengharapkan pembayaran kembali.

Tujuan laporan Posisi Keuangan/Neraca adalah untuk menyediakan

informasi mengenai aset, liabilitas, danekuitas. Akun-akun transaksi organisasinirlaba dalam laporan posisi keuangandapat ditunjukkan dalam tabel 5.Disamping itu, tujuan utama laporanaktivitas/Surplus-defisit adalahmenyediakan informasi mengenai pengaruhtransaksi dan peristiwa lain yang mengubahaset neto, hubungan antar transaksi danperistiwa lain dan membantu pemberisumber daya untuk mengevaluasi kinerjadalam suatu periode, seperti ditunjukkandalam tabel 6. Sedangkan tujuan utamalaporan Arus Kas adalah menayajikaninformasi mengenai penerimaan danpengeluaran kas dalam suatu periode,sebagaimana ditunjukkan dalam tabel 7.

Tabel 5. Akun-akun transaksi organisasi nirlaba dalamlaporan posisi keuangan (Bastian, 2005)

Asset/Aktiva Aset atau aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas ataulembaga sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan sumber manfaatekonomi di masa depan yang diharapkan akan diperoleh entitas. Aktivaini terdiri dari:

Aset/aktiva lancar Aset/Aktiva tetapKasPiutangLain-lain

TanahGedungPeralatan kantorPerlengkapan kantorLain-lain

Liabilitas/Utang Liabilitas atau utang mrupakan kewajiban amasa kini yang timbul dariperistiwa masa lalu, yang penyelesaiannya akan mengakibatkan aruskeluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi.Liabilitas terdiri dari:

Liabilitas/utang lancar Liabilitas/utamg jangkapanjang

Page 7: PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN GEREJA

UtangUtang gaji dan honorLain-lain

Utang BankLain-lain

Ekuitas/Modal

Modal adalah hak residual atas aktiva entitas setelah dikurangi semualiabilitas/utang

a. Setoran modal dari entitasb. Saldo surplus/defisitc. Dana cadangan

( disesuaikan dengan kebutuhan organisasi yang ada)

Aset NetoAset Neto adalah kas atau asset lain yang dibatasi penggunaannya olehpemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali.Seperti sumbangan. Lain-lain ( sesuai kondisi dalam organisasi)

Tabel 6. Akun-akun transaksi organisasi nirlabadalam laporan aktivitas (Bastian, 2005)

Pendapatan Arus masuk atau peningkatan lain aktiva sebuah entitas atau pelunasan piutang )atau kombinasi dari keduanya) dari pemberian jasa, atau aktivitas lainnya yangmerupakan kegiatan utama dan masih berlangsung dari entitas tersebut.

Biaya Arus kas keluar atau penggunaan lain suatu aktiva atau timbulnya utang (ataukombinasi keduanya) dari pemberian jasa, atau pelaksanaan aktivitas lain yangmerupakan kegiatan utama dan masih berlangsung dari entitas tersebut.

Surplus Kenaikan ekuitas dari transaksi-transaksi tambahan atau insidentil suatu entitas dandari semua transaksi lainnya atau kejadian serta keadaan lain yang mempengaruhientitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi oleh suatuentitas.

Defisitpenurunan ekuitas dari transaksi-transaksi tambahan atau insidentil suatu entitas dandari semua transaksi lainnya atau kejadian serta keadaan lain yang mempengaruhientitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi oleh suatuentitas

Tabel 7. Akun-akun transaksi organisasi nirlabadalam laporan arus kas (Bastian, 2005)

Arus kas dari Aktivitas OperasiArus Kas Masuk dari Aktivitas OperasiPenurunan Aktiva Lancar Non KasKenaikan Utang Jangka pendekArus Kas Keluar dari Aktivitas OperasiKenaikan Aktiva LancarPenurunan utang Jangka pendek

Arus Kas dari Aktivitas Investasi Arus Kas Masuk dari Aktivitas InvestasiPenurunan Investasi Jangka PanjangPenurunan Aktiva tetapArus Kas keluar dari Aktivitas InvestasiKenaikan investasi Jangka PanjangKenaikan Aktiva Tetap

Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan Arus Kas Masuk dari Aktiviats PembiayaanKenaikan utang jangka panjangKenaikan dana ekuitasKenaikan dana cadanganArus Kas Keluar dari Aktivitas PembiayaanPenurunan Utang Jangka PanjangPenurunan Dana ekuitasPenurunan Dana Cadangan

Page 8: PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN GEREJA

PenutupUntuk mengatasi masalah dalampengelolaan keuangan dalam gereja, adabeberapa hal yang harus diperhatikan1. Gereja memerlukan akuntansi sebagai

alat bantu dalam pengelolaan,perencanaan dan pengawasan keuangandengan berpedoman pada PSAK 45tahun 2011 tentang Standar Pelaporankeuangan Organisasi Nirlaba yangditetapkan oleh Ikatan AkuntanIndonesia(IAI) sehingga laporankeuangan yang dihasilkan oleh gerejadapat dipercaya dan transparan dalampelaporannya.

2. Diperlukan adanya tenaga ahli untukpemeriksaan internal (audit internal)agar dapat diukur tingkat reabilitaslaporan keuangan, petugas pemegangkeuangan serta semua yang terlibatdalam keuangan gereja.

Daftar PustakaBastian, I., 2009. Akuntansi Pendidikan.

Erlangga. Jakarta.Ikatan Akuntan Indonesia, 2012. Standar

Akuntansi Keuangan. IAI. Jakarta.Jusup, A. H., 2005. Dasar-dasar Akuntansi.

STIE-YKPN. Yogyakarta.Kristina, F. M., 2010. Studi atas akuntansi

pada organisasi gereja yang dilihatdari sudut pandang pelaporankeuangan. Skripsi. STIE Perbanas,Surabaya.

Perkasa, I. R., 2009. Implementasiakuntansi pada organisasikeagamaan (Studi Kasus PadaGereja Kristen Indonesia PondokTjandra Indah Sidoarjo). Skripsi.UPN Veteran. Surabaya.

Setiawan, T., 2009. Mahir Akuntansi.Bhuana Ilmu Populer. Jakarta.

Soemarso, S. R., 2005. Akuntansi: SuatuPengantar. Ed.5. Salemba4. Jakarta.

Page 9: PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN GEREJA

Lampiran:

Contoh Bentuk NeracaGereja ……………

Neraca31 Desember 2012

ASETAset LancarKas Rp. xxPiutang xx +

Aset Lancar total Rp.xx

Aset Tetap:Tanah dan gedung Rp.xxAkumulasi depresiasi gedung ( xx)Perlengkapan xxAkumulasi depresiasi –perlengkapan kantor (xx)+Aset tetap total Rp.xx+Aset totalRp.xx

LIABILITAS, EKUITAS DAN ASET NETOUtang lancar:Utang Gaji dan honor Rp.xxUtang lain-lain xx+Liabilitas lancar total Rp.xx

Utang Jangka PanjangUtang bank xx +Liabilitas jangka panjang Rp.xxEkuitasSaldo Surplus/defisit xxAset netoSumbangan xxLiabilitas , ekuitas dan Aset Neto total Rp,xx

Contoh Bentuk Laporan Aktivitas/Surplus-Defisit

Gereja………………….Laporan Surplus/Defisit

Untuk Tahun yang Berakhit 31 Desember 2012

Pendapatan OperasiPendapatan……… Rp.xxPendapatan……… xx

Biaya OperasionalGaji Dan Honor Rp.xxListrik xxATK dan Foto copy xxTranspotasi xxMacam-macam xx+

Total biaya Rp, xxSurplus/Defisit Operasi `Rp.xx

Page 10: PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN GEREJA

Contoh Bentuk Laporan Arus Kas

Gereja…………..Laporan Arus Kas

Untuk Periode Yang Berakhir pada 31 Desember 2012

Arus Kas dari Aktivitas OperasiUtang Lancar Rp.xxBelanja Personalia – gaji xx+Arus Kas bersih Untuk Aktivitas Operasi Rp.xx

Arus Kas dari aktivitas investasiPeralatan xxArus Kas bersih untuk aktivitas investasi Rp. xx

Arus Kas Dari pembiayaanUtang Jangka Panjang Rp.xxArus Kas bersih dari pembiayaan Rp. xx -

Kenaikan/(Penurunan) Kas Rp.xxSaldo Kas Awal Rp.xx-Saldo Kas Akhir Rp.xx