PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS MASYARAKAT DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN KALASAN KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: Ampika Wulan Martina NIM: 151134062 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BERBASIS MASYARAKAT DI SEKOLAH DASAR NEGERI
SE-KECAMATAN KALASAN KABUPATEN SLEMAN
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
BERBASIS MASYARAKAT DI SEKOLAH DASAR NEGERI
SE-KECAMATAN KALASAN KABUPATEN SLEMAN
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ii
iii
iv
PERSEMBAHAN
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberkati, melindungi,
memberikan
kesehatan, kelancaran, kemudahan, dan berkatNya untuk setiap proses
yang saya
jalani dalam penyusunan skripsi.
2. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Santhoso dan Ibu Hartuti yang
senantiasa
selalu memberikan kasih sayang, cinta, semangat, dan doa dengan
penuh
ketabahan dan kesabaran, serta dalam memberikan dukungan berupa
apapun
demi terselesaikannya skripsi ini.
3. Kakakku tercinta Eka Agus Evry Haryanto, Natanael Yogo Prasetyo,
Ardhitya
Putra Kusprabawa yang selalu memberikan motivasi, dukungan,
semangat, dan
doa dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Seluruh keluarga besar yang selalu memberikan semangat dan doa
untuk
mendukung saya dalam menyelesaikan pendidikan yang saya
tempuh.
5. Teman-teman yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan
doa.
6. Almamater Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
(Mazmur 40: 5)
memelihara kamu”
“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu
bukan
hasil usahamu tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil
pekerjaanmu;
jangan ada orang yang memegahkan diri”
(Efesus 2: 8-9)
“Segala sesuatu yang kita kerjakan dengan ikhlas dan sabar, pasti
akan
membuahkan hasil yang manis”
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis
ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya
ilmiah.
Yogyakarta, 30 Maret 2020
vii
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bahwa ini, saya mahasiswa Universitas
Sanata Dharma:
Nama : Ampika Wulan Martina
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“PENERAPAN
PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS
MASYARAKAT DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN
KALASAN KABUPATEN SLEMAN”.
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media
lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara
terbatas, dan
mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan
akademis tanpa
perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai peneliti.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Yang menyatakan
viii
ABSTRAK
BERBASIS MASYARAKAT DI SEKOLAH DASAR NEGERI
SE-KECAMATAN KALASAN KABUPATEN SLEMAN
Pendidikan Karakter oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di
setiap
satuan pendidikan. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan
bentuk penerapan
program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di
sekolah dasar
negeri se-Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan
metode
survei. Populasi penelitian ini adalah guru di sekolah dasar negeri
se-Kecamatan
Kalasan, Kabupaten Sleman yang berjumlah 180 guru, sedangkan sampel
penelitian
berjumlah 123 guru. Jumlah sampel ditentukan menggunakan rumus
penentu
sampel minimal menurut Krejcie dan Morgan dan diambil menggunakan
metode
simple random sampling. Data dikumpulkan dengan kuesioner
(pertanyaan terbuka
dan tertutup) dan studi dokumenter.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sekolah dasar negeri
se-Kecamatan
Kalasan sudah menerapkan program Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis
masyarakat. Rerata keterlaksanaan penerapan seluruhnya 72% dari 8
aspek yang
merupakan pokok program PPK berbasis masyarakat di seluruh
sekolah.
Keterlaksanaan penerapan tiap aspek berada pada rentang tertinggi
yaitu kerja sama
orangtua peserta didik sebagai mitra dalam pendidikan karakter
(98%), sedangkan
rentang terendah pada kerja sama Pengelola Pusat Kesenian dan
Kebudayaan atau
komunitas yang merupakan pusat pengembangan budaya lokal dan modern
(52%).
Bentuk penerapan program PPK berbasis masyarakat di sekolah dasar
negeri se-
Kecamatan Kalasan melalui berbagai variasi kegiatan seperti
mengunjungi museum
yang bersifat wajib, begitu juga kolaborasi dengan berbagai
lembaga
kemasyarakatan dalam PPK.
Karakter berbasis masyarakat.
ix
ABSTRACT
STRENGTHENING PROGRAM IN PUBLIC ELEMENTARY SCHOOLS OF
KALASAN, SLEMAN
2020
The background of this research is the design of a Character
Education
Reinforcement program from the Ministry of Education and Culture in
each
education unit. The purpose of this research is to describe the
form of
implementation of community-based Character Education
Reinforcement
programs in Elementary Schools in Kalasan Sub-district, Sleman
Regency.
This research is a quantitative descriptive study with a survey
method. The
population of this study was teachers in public Elementary Schools
in Kalasan
Subdistrict, Sleman Regency, totaling 180 teachers, while the study
sample
amounted to 123 teachers. The number of samples was determined
using a
minimum sample determination formula according to Krejcie and
Morgan and was
taken using the simple random sampling method. Data was collected
by
questionnaire (open and closed questions) and documentary
studies.
The results of the research showed that elementary school of
Kalasan sub-
district area have applied implemented a community-based character
building
reinforcement program. Average implementation for range whole 72%
from 8
aspects which are the main points of PPK community-based in all
schools. The
implementation of each aspect is at the highest level of
application of parents
collaboration as a partner in character education (98%), whereas
the lowest range
occurred in collaboration with the Manager of the Arts and Culture
Center or
community which is the center of the development of local and
modern culture
development (52%). The form of implementation of community-based
Character
Education Reinforcement programs in Elementary Schools in Kalasan
Sub-district
through various activities such as visiting mandatory museums, as
well
collaboration with various social institutions in PPK.
Keywords: Public, Character Education Reinforcement, Public Based
Character
Education Reinforcement
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala
berkat dan karuniaNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi
dengan baik.
Peneliti menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Program
Penguatan
Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat di Sekolah Dasar Negeri
se-Kecamatan
Kalasan Kabupaten Sleman” sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Dalam penelitian ini, peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi
tidak
terlepas dari banyak bimbingan, dukungan, kerja sama, dan motivasi
dari berbagai
pihak. Untuk itu pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan
terima kasih
kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., selaku Wakil Ketua
Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
4. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing
I yang telah
memberikan bimbingan, motivasi, kritik, dan saran yang membangun
dalam
penyusunan skripsi ini.
5. Theresia Yunia Setyawan, S.Pd., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing
II yang
telah memberikan bimbingan, motivasi, kritik, dan saran dalam
penyusunan
skripsi.
xi
6. Odo Hadinata, M.Pd., selaku Tim Pengembang Program Penguatan
Pendidikan
Karakter (PPK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk kritik
dan
saran yang diberikan dalam penyusunan skripsi.
7. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum., selaku Dosen Pembimbing
Akademik
yang selalu memberikan motivasi dan dukungan dalam
penyelesaian
perkuliahan hingga penyusunan skripsi.
8. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kecamatan Kalasan yang
telah
memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di
Sekolah Dasar
negeri se-Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman.
9. Seluruh validator yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk
membantu
memvalidasi, kritik, dan saran pada instrumen penelitian.
10. Kepala Sekolah dan Guru SD Negeri se-Kecamatan Kalasan yang
telah
memberikan izin dan membantu peneliti dalam melakukan
penelitian.
11. Orang tuaku Santhoso dan Hartuti yang selalu mendoakan,
memberikan
dukungan, motivasi, saran, mempersiapkan semua kebutuhan dan
kelengkapan
dalam penyusunan hingga penyelesaian skripsi.
12. Kakakku tercinta Eka Agus Evry Haryanto, Natanael Yogo
Prasetyo, Ardhitya
Putra Kusprabawa, dan seluruh keluarga besar yang selalu
mendoakan,
memberikan semangat, dan dukungan dalam penyusunan hingga
penyelesaian
skripsi ini.
13. Teman payung kecil skripsi Fransiscus Xaverius Herdyan
Sudarwanto dan
Monieca Nana Honey yang berjuang bersama dalam penyusunan
skripsi,
menguatkan satu sama lain, dan motivasi hingga penyelesaian skripsi
ini.
14. Sahabat dan teman yang selalu memberikan dukungan, semangat,
dan doa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
15. Teman-teman PGSD kelas D dan PGSD satu angkatan yang saling
mendukung
satu sama lain sepanjang perkuliahan.
16. Seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung dalam
penyusunan skripsi
ini baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat
peneliti
sebutkan satu per satu.
Peneliti bersyukur atas bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak
hingga
akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Peneliti menyadari banyak
kekurangan
dalam penyusunan skripsi, oleh karena itu demi kesempurnaan skripsi
ini peneliti
membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Peneliti berharap
semoga skripsi
ini bermanfaat sebagaimana mestinya.
xiii
ABSTRAK
...............................................................................................
viii
ABSTRACT
.............................................................................................
ix
B. Batasan Masalah
...............................................................................
5
C. Rumusan Masalah
.............................................................................
5
D. Tujuan Penelitian
..............................................................................
5
E. Manfaat Penelitian
............................................................................
6
F. Definisi Operasional
.........................................................................
7
A. Kajian Pustaka
..................................................................................
8
1. Pendidikan Karakter
.....................................................................
8
Masyarakat
...................................................................................
25
C. Kerangka
Berpikir.............................................................................
38
A. Jenis Penelitian
..................................................................................
40
1. Populasi
........................................................................................
42
2. Sampel
..........................................................................................
43
1. Kuesioner
.....................................................................................
48
xiv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................
63
A. Hasil Penelitian
.................................................................................
63
2. Deskripsi Responden
Penelitian...................................................
65
Karakter Berbasis Masyarakat di Sekolah Dasar Negeri se-
Kecamatan Kalasan
...........................................................................
66
B. Pembahasan
......................................................................................
83
xv
Tabel 3.2 Penentuan Jumlah Sampel Minimal Menurut Krejcie dan
Morgan
....................................................................................
44
Tabel 3.4 Skala Guttman
.........................................................................
50
Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Pertanyaan Tertutup
................................ 51
Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuesioner Pertanyaan Terbuka
............................... 51
Tabel 3.7 Daftar Cek SD Negeri se-Kecamatan Kalasan
....................... 52
Tabel 3.8 Konversi Nilai Skala Lima
...................................................... 54
Tabel 3.9 Modifikasi Nilai Skala Lima
................................................... 55
Tabel 3.10 Konversi Data Kualitatif Skala Lima
...................................... 57
Tabel 3.11 Hasil Rekapitulasi Validitas Isi
............................................... 57
Tabel 3.12 Hasil Validitas Muka
..............................................................
58
Tabel 4.1 Daftar Sekolah Dasar Negeri yang Diteliti
............................. 63
Tabel 4.2 Hasil Frekuensi Sebaran Data Kuesioner
................................ 66
Tabel 4.3 Perolehan Persentase Butir Pertanyaan Tertutup 1-8
.............. 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Halaman
Gambar 2.1 Keterpaduan Olah Hati, Olah Raga, Olah Pikir, dan
Olah
Karsa
........................................................................................
15
Gambar 3.1 Persentase Pembagian Sampel
................................................. 45
Gambar 4.1 Grafik Persentase Keseluruhan Butir Pertanyaan Tertutup
..... 67
Gambar 4.2 Persentase Jawaban Butir Pertanyaan Nomor 1
....................... 68
Gambar 4.3 Persentase Jawaban Butir Pertanyaan Nomor 2
....................... 69
Gambar 4.4 Persentase Jawaban Butir Pertanyaan Nomor 3
....................... 70
Gambar 4.5 Persentase Jawaban Butir Pertanyaan Nomor 4
....................... 71
Gambar 4.6 Persentase Jawaban Butir Pertanyaan Nomor 5
....................... 72
Gambar 4.7 Persentase Jawaban Butir Pertanyaan Nomor 6
....................... 73
Gambar 4.8 Persentase Jawaban Butir Pertanyaan Nomor 7
....................... 74
Gambar 4.9 Persentase Jawaban Butir Pertanyaan Nomor 8
....................... 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma
...... 97
Lampiran 2 Surat Rekomendasi Izin Penelitian dari Kantor
Kesatuan
Bangsa dan Politik
.............................................................
98
UPT Kecamatan Kalasan
................................................... 99
Penelitian kepada UPT Pelayanan Pendidikan Kecamatan
Kalasan
..............................................................................
100
kepada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik .....................
101
Lampiran 6 Data SD Negeri se-Kecamatan Kalasan
............................. 102
Lampiran 7 Coding Data Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan
Kalasan
............................................................................................
103
Tertutup
..............................................................................
107
Terbuka
...............................................................................
111
Lampiran 12 Surat Pengantar Pengisian Instrumen Penelitian
................ 118
Lampiran 13 Lembar Identitas Responden
.............................................. 119
Lampiran 14 Instrumen Penelitian Pertanyaan Tertutup dan Terbuka
.... 120
Lampiran 15 Surat Permohonan Validasi Instrumen Penelitian
.............. 123
Lampiran 16 Data Validasi Instrumen oleh 10 Validator
........................ 124
Lampiran 17 Hasil Validasi Instrumen Pertanyaan Tertutup dan
Pertanyaan Terbuka
............................................................
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
merupakan suatu proses pengembangan diri untuk melangsungkan
kehidupan
yang mencakup usaha untuk memenuhi fungsi hidup, baik jasmani
maupun
rohani (Salim & Kurniawan, 2012: 27).
Pemerataan pendidikan di Indonesia yang belum maksimal
menjadikan
pembentukan karakter masyarakat kurang optimal. Saat ini pemerintah
terus
berusaha untuk memperbaiki kualitas pendidikan dengan peningkatan
mutu serta
pemerataan pendidikan sebagai sarana untuk pembentukan karakter
atau
kepribadian anak.
Pendidikan karakter atau sering disebut PPK menjadi bagian penting
untuk
semua orang sehingga perlu ditanamkan di sekolah sebagai lembaga
pendidikan.
Masyarakat berusaha untuk semakin memprioritaskan pendidikan
karakter
karena berbagai persoalan yang mengancam keutuhan dan masa depan
bangsa
seperti maraknya tindakan intoleransi dan kekerasan atas nama agama
yang
mengancam kebhinekaan NKRI, munculnya gerakan separatis,
perilaku
kekerasan, kejahatan seksual, tawuran pelajar, pergaulan bebas
dan
kecenderungan anak muda pada penyalahgunaan narkoba.
Peran masyarakat dalam pengembangan dan pembentukan karakter
sangat
jarang mendapat perhatian, baik pemerintah sebagai pembuat
kebijakan, maupun
sekolah sebagai pelaksana pengembangan karakter. Peranan masyarakat
dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
pembentukan karakter tidak kecil, begitu juga sekolah hadir di
masyarakat agar
kehidupan dan tatanan masyarakat tetap terjaga, sehingga peran
masyarakat
lebih difokuskan dan sangat diperlukan dalam pembentukan karakter
melalui
pendidikan di sekolah. Kolaborasi masyarakat dengan sekolah
dalam
pembentukan karakter melalui program PPK memiliki dampak yang
seimbang
antara yang terjadi di sekolah dengan penguatan dan pemberdayaan
yang ada di
masyarakat (Koesoema, 2017: 7).
kolaborasi dengan masyarakat maka, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
(Tim Penyusun PPK, 2017: 6a) menegaskan Penguatan Pendidikan
Karakter di
sekolah sebagai Gerakan Nasional yang telah dilaksanakan sejak
tahun 2010.
Meskipun bukan sebagai sesuatu yang dianggap baru, pendidikan
karakter cukup
menjadi semacam “greget” bagi dunia pendidikan khususnya pendidikan
di
Indonesia untuk membenahi moral generasi muda (Wibowo, 2012:
25).
Menyongsong Generasi Emas 2045, pemerintah menguatkan
karakter
generasi muda agar memiliki keunggulan dalam persaingan global abad
21.
Pemerintah mendorong peningkatan keterampilan abad 21 atau
diistilahkan
dengan 4C yaitu kecakapan berkomunikasi (communication), kerja sama
dalam
pembelajaran (collaboration), kecakapan berpikir kritis (critical
thinking and
problem solving), dan kemampuan mengembangkan (creativity and
innovation).
Selain itu, di tahun 2017 Kemendikbud menargetkan sebanyak 1.626
sekolah
akan menjadi target pengembangan PPK dan memberikan dampak pada
9.830
sekolah di sekitarnya. Hal tersebut perlu dioptimalkan sehingga
diperlukan
Penguatan Pendidikan Karakter bangsa.
3
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang menjadi salah satu butir
Nawacita
yang dicanangkan Presiden Joko Widodo melalui Gerakan Nasional
Revolusi
Mental (GNRM). Komitmen ini ditindaklanjuti dengan arahan Presiden
kepada
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengutamakan dan
membudayakan
pendidikan karakter di dalam dunia pendidikan. Gerakan PPK
menempati
kedudukan fundamental saat pemerintah merancang revolusi karakter
bangsa
yang tertuang dalam Nawacita melalui budi pekerti dan pembangunan
karakter
peserta didik sebagai bagian dari revolusi mental. PPK adalah
program
pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui
harmonisasi
sesuai dengan falsafah Pancasila. Lima nilai utama karakter yang
saling
berkaitan dan perlu dikembangkan yaitu religiusitas, nasionalisme,
kemandirian,
gotong royong, dan integritas.
Menurut Perpres Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan
Pendidikan
Karakter, Penguatan Pendidikan Karakter adalah gerakan pendidikan
di bawah
tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta
didik
melalui harmonisasi, olah hati, olah karsa, olah pikir, dan olah
raga dengan
pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan
masyarakat
sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
Permendikbud
Nomor 20 Tahun 2018 pasal 1 ayat 1 tentang PPK di satuan pendidikan
formal
menegaskan bahawa satuan pendidikan formal, yang selanjutnya
disebut sekolah
adalah kelompok layanan yang menyelenggarakan pendidikan
formal,
terstruktur, dan berjenjang yang diselenggarakan oleh pemerintah
pusat,
pemerintah daerah, dan masyarakat.
4
Penerapan PPK dilakukan dengan tiga basis utama antara lain
PPK
berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat. PPK berbasis
kelas
dilaksanakan melalui pengintegrasian PPK dalam pembelajaran di
kelas, PPK
berbasis budaya sekolah dilaksanakan melalui pembiasaan nilai-nilai
keseharian
sekolah, keteladanan, serta tradisi, dan PPK berbasis masyarakat
dilakukan
dengan melibatkan mitra yang ada di masyarakat. Penelitian ini,
berfokus pada
program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat untuk
mengetahui
upaya yang dilakukan sekolah dalam menerapkan atau mendukung
tercapainya
program PPK berbasis masyarakat dalam kerja samanya antara sekolah
dengan
pihak luar sekolah atau masyarakat (Effendy, 2017: 35).
Bentuk kolaborasi sekolah dengan komunitas untuk program PPK
di
antaranya adalah mengunjungi museum, cagar budaya, sanggar tari,
kerja sama
dengan media televisi, koran, majalah, gerakan literasi, radio,
sedangkan
lembaga pemerintah yang terlibat dalam PPK di antaranya Badan
Narkotika
Nasional, Kepolisian, Komisi Pemberantasan Korupsi, dan lain-lain.
Peran
masyarakat dalam pendidikan menunjukkan bahwa keberhasilan
pendidikan
bergantung pada kemitraan antara pelaku pendidikan yakni keluarga,
sekolah,
dan masyarakat.
Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat di Sekolah Dasar
Negeri
se-Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman”. Kecamatan Kalasan dipilih
karena
ingin melihat sejauh mana peran masyarakat dalam pembentukan
karakter
peserta didik dan bentuk penerapan yang dilakukan. Kerja sama yang
dilakukan
sekolah dan masyarakat akan menjadi keberhasilan penerapan
program
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B. Batasan Masalah
Masalah yang diteliti dibatasi sebagai berikut.
1. Subjek penelitian ini adalah guru kelas sekolah dasar negeri
se-Kecamatan
Kalasan, Kabupaten Sleman.
2. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan simple random
sampling.
3. Fokus penelitian ini pada program Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis
masyarakat di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Kalasan,
Kabupaten
Sleman.
1. Sejauh mana penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK)
berbasis masyarakat di sekolah dasar negeri se-Kecamatan
Kalasan?
2. Bagaimana pelaksanaan program Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK)
berbasis masyarakat di sekolah dasar negeri se-Kecamatan
Kalasan?
D. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui sejauh mana penerapan program Penguatan Pendidikan
Karakter
(PPK) berbasis masyarakat di sekolah dasar negeri se-Kacamatan
Kalasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
evaluasi dan terbentuk kerja sama baik yang dilakukan satuan
pendidikan
dengan lembaga luar sekolah atau kemasyarakatan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
Sekolah dapat mengetahui sejauh mana penerapan program
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat melalui
kegiatan
yang ada di sekolah sebagai tempat siswa dalam membentuk karakter
dan
mencerminkan pendidikan yang baik.
Pendidikan Karakter berbasis masyarakat sebagai sarana
pembentukan
karakter siswa dalam berkolaborasi dengan masyarakat.
c. Bagi Peneliti
tentang penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
berbasis masyarakat.
7
sebagai berikut.
mengarahkan peserta didik menjadi lebih baik dalam hidup, sikap,
dan
kepribadian serta tingkah lakunya.
karakter peserta didik dalam berbagai keterlibatan dan kerja sama
antara
satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari
Gerakan
Nasional Revolusi Mental (GNRM) melalui harmonisasi olah hati, olah
raga,
olah pikir, dan olah karsa.
3. Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat merupakan
kerja sama
yang dilakukan oleh pihak sekolah dengan orangtua, pengelola pusat
kesenian
dan budaya, lembaga pemerintah, komunitas yang menyediakan
sumber
pembelajaran, komunitas masyarakat sipil penggerak pendidikan,
komunitas
keagamaan, lembaga bisnis dan perusahaan, lembaga penyiaran media,
serta
komunitas lain yang ada di masyarakat untuk mewujudkan kegiatan
dalam
membentuk program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Pendidikan yang baik akan ditunjang oleh beberapa unsur salah
satunya
adalah karakter. Pendidikan mempunyai arti luas yang mencakup
semua
perbuatan atau usaha dari generasi tua untuk mengalihkan
nilai-nilai serta
melimpahkan pengetahuan, pengalaman, kecakapan serta
keterampilan
kepada generasi selanjutnya agar dapat memenuhi fungsi hidup,
baik
jasmani begitu pula rohani (Salim & Kurniawan, 2012: 27).
Selain itu
pendidikan juga mempersiapkan dan menumbuhkan anak didik atau
individu manusia yang prosesnya berlangsung secara terus menerus
sejak
ia lahir sampai ia meninggal (Budiyanto, 2010: 7). Kemudian Ki
Hadjar
Dewantara (dalam Kurniawan, 2013: 27) menambahkan bahwa
pendidikan adalah segala kekuatan kodrat yang ada pada anak
agar
menjadi manusia dan anggota masyarakat yang dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
Berdasarkan pendapat yang telah disampaikan para ahli
tersebut
dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah pengetahuan yang
dimiliki
manusia untuk mempersiapkan dan menumbuhkan dirinya dalam
mencapai kebahagiaan.
9
seseorang atau sesuatu yang berbeda dengan orang lain (Zubaedi,
2012:
9). Selain itu, karakter adalah sesuatu yang mengualifikasi
pribadi
seseorang. Karakter menjadi identitas, ciri, sifat yang tetap, dan
mengatasi
pengalaman yang selalu berubah (Adisusilo, 2013: 77).
Departemen
Pendidikan Nasional (2011: 623) menegaskan bahwa karakter adalah
sifat-
sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang
dari
yang lain.
disimpulkan bahwa karakter merupakan ciri perilaku seseorang
yang
berasal dari diri sendiri dan bersifat tetap untuk membedakan
dengan
perilaku orang lain.
c. Pendidikan Karakter
untuk membentuk perilakunya agar menjadi lebih baik.
Pendidikan
karakter merupakan pendidikan budi pekerti dengan program
pengajaran
yang bertujuan mengembangkan watak dan tingkah laku peserta
didik
dengan cara menghayati nilai-nilai dan keyakinan masyarakat
sebagai
kekuatan moral dalam hidupnya melalui kejujuran, dapat
dipercaya,
disiplin, dan kerja sama yang menekankan ranah afektif tanpa
meninggalkan ranah kognitif, dan ranah keterampilan (Zubaedi, 2011:
25).
Hal yang sama dikatakan oleh Albertus (2010: 5) yang menyatakan
bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
dalam menghayati nilai-nilai yang dianggap baik, luhur, dan
layak
diperjuangkan sebagai pedoman bertingkah laku bagi kehidupan
pribadi
ketika berhadapan dengan dirinya, sesama, dan Tuhan. Sementara
Yahya
Khan (2010: 34) menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah
proses
kegiatan yang dilakukan dengan segala daya dan upaya secara sadar
dan
terencana untuk mengarahkan anak didik.
Dari beberapa pengertian pendidikan karakter di atas dapat
disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah kegiatan pengajaran
yang
dilakukan untuk mengarahkan peserta didik menjadi lebih baik
dalam
hidup, sikap, dan kepribadiannya serta dalam tingkah lakunya.
d. Pusat Pendidikan Karakter
keterlibatan pusat pendidikan karakter sebagai berikut.
1) Lingkungan keluarga
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keluarga adalah ibu dan
bapak beserta anak-anaknya dan seisi rumah (Departemen
Pendidikan
Nasional, 2011: 659). Fungsi keluarga adalah fungsi
pendidikan.
Keluarga merupakan aspek penting untuk menanamkan karakter
dan
menjadi tempat berlangsungnya sosialisasi dalam pembentukan
kepribadian.
11
yang menentukan perkembangan dan pembinaan pendidikan
karakter
(Salim & Kurniawan, 2012: 268). Pendidikan karakter di
lingkungan
sekolah diintegrasikan dalam pembelajaran di kelas.
Pembelajaran
nilai-nilai karakter berkaitan dengan pengalaman dalam
kehidupan
siswa sehari-hari di masyarakat.
hal ini menunjukkan bahwa kepedulian masyarakat dibutuhkan
dan
keberadaannya sangat berpengaruh terhadap terlaksananya
pendidikan
di sekolah, karena sekolah tidak mampu melaksanakan program-
program tanpa adanya dukungan dan kerja sama dengan
masyarakat.
e. Komponen Pendidikan Karakter
Proses pendidikan akan lebih terarah pada tujuan yang akan
dicapai,
karena pendidikan memiliki komponen (Kurniawan, 2013: 49).
Komponen yang mendukung pendidikan karakter di antaranya
dijelaskan
sebagai berikut.
1) Pendidik
bahwa dari segi bahasa, pendidik ialah orang yang memikul
tanggung
jawab untuk mendidik, sehingga timbul kesan bahwa pendidik
ialah
orang yang melakukan kegiatan dalam hal mendidik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
seseorang untuk menjalankan kegiatan pendidikan
(Poerwadarminta
(dalam Kurniawan, 2013: 52)). Peserta didik merupakan
orang-orang
yang memerlukan pengetahuan atau ilmu, bimbingan, maupun
arahan
dari orang lain.
Dalam proses pendidikan karakter dan pengajaran nilai-nilai
karakter, Kurniawan (2013: 55) menekankan bahwa diperlukan
pendekatan yang bersifat multi approach yang meliputi hal-hal
sebagai
berikut.
b) Pendekatan filosofis yang memandang bahwa peserta didik
adalah
makhluk rasional yang didasarkan pada sejauh mana kemampuan
berpikirnya dapat dikembangkan sampai pada titik maksimal
perkembangannya.
c) Pendekatan sosio kultural di mana peserta didik dianggap
sebagai
makhluk bermasyarakat dan berkebudayaan dalam kehidupan
bermasyarakat yang berkebudayaan.
menciptakan, berkemauan, dan merasa.
di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pendidikan karakter
terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
pendekatan dalam pendidikan karakter.
adalah pengetahuan yang dimiliki manusia untuk mencapai
kebahagiaan, sedangkan karakter adalah ciri seseorang untuk
membedakan perilakunya dengan orang lain. Pengertian
pendidikan
karakter adalah kegiatan yang dilakukan untuk menjadi lebih
baik
dalam tingkah lakunya. Pihak yang terlibat dalam pembentukan
pendidikan karakter yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat, sedangkan komponen yang mendukung pendidikan
karakter yaitu pendidik, peserta didik, dan pendekatan dalam
pendidikan karakter.
a. Latar Belakang
pendidikan karakter bangsa. Gerakan Nasional Revolusi Mental
(GNRM)
merupakan salah satu gerakan yang ingin dilakukan oleh Presiden
untuk
diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah
satunya
dalam dunia pendidikan. Pada tahun 2010, pendidikan karakter
sudah
pernah diluncurkan sebagai gerakan nasional. Namun gerakan
pendidikan
karakter ini belum cukup kuat. Karena itu, pendidikan karakter
perlu
dikuatkan kembali menjadi gerakan pendidikan karakter bangsa
melalui
program nasional berupa Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
karakter bangsa secara efektif dan sistematis melalui penerapan
nilai-nilai
utama GNRM yaitu religiusitas, nasionalisme, kemandirian,
gotong
royong, dan integritas. Hal ini tentunya akan menjadi fokus
dalam
pembelajaran, pembiasaan, dan pembudayaan, sehingga
pendidikan
karakter bangsa sungguh dapat mengubah perilaku, cara berpikir, dan
cara
bertindak seluruh bangsa Indonesia menjadi bangsa yang semakin baik
dan
berintegritas.
Perpres Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan
Karakter yang disingkat PPK adalah gerakan pendidikan di
bawah
tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter
peserta
didik melalui harmonisasi olah hati, olah karsa, olah pikir, dan
olah raga
dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga,
dan
masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi
Mental
(GNRM). Pendapat lain mengenai PPK diungkapkan oleh
Sriwilujeng
(2017: 6) yang menyatakan bahwa PPK merupakan proses
pembentukan,
transformasi, dan pengembangan potensi peserta didik agar
berpikiran,
berhati, dan berperilaku baik.
untuk memperkuat karakter sebagai proses pembentukan,
transformasi,
dan pengembangan potensi peserta didik agar berpikiran, berhati,
dan
berperilaku baik, sehingga mampu mewujudkan keterpaduan
nilai-nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
secara ringkas ditunjukkan dalam Gambar 2.1 berikut.
Gambar 2.1 Keterpaduan Olah Hati, Olah Karsa, Olah Pikir, dan
Olah Raga
b erorientasi, IPTEKS, dan
bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang
menyerah, rela berkorban, dan
berjiwa patriotik
royong, nasionalis, kosmospolit,
mengutamakan kepentingan umum,
beretos kerja
Olah Pikir
16
Pendidikan karakter adalah pengembangan nilai-nilai yang
berasal
dari pandangan hidup, agama, budaya, dan nilai dalam tujuan
pendidikan
nasional (Zubaedi, 2011: 72-73). Dari keterpaduan harmonisasi
antara
olah hati, olah karsa, olah pikir, dan olah raga dapat dikembangkan
18 nilai
dalam pendidikan karakter. Kedelapan belas nilai karakter
yang
dikembangkan, menurut Kurniawan (2013: 41), adalah sebagai
berikut.
1) Religius
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap
pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk
agama lain. Contoh kegiatan nilai religius yaitu menghadirkan
tokoh
keagamaan, dan kegiatan yang mencerminkan nilai religius
yaitu
keberimanan terhadap Tuhan.
perkataan, perbuatan, dan pekerjaan.
perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang
lain
yang berbeda dari dirinya. Contoh nilai toleransi yaitu tidak
membedakan agama, suku, ras, dan budaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5) Kerja keras
sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan
tugas serta menyelesaikan tugas sebaik-baiknya.
6) Kreatif
menghasilkan cara baru dari sesuatu yang telah dimiliki atau
mempunyai kemampuan untuk menciptakan sesuatu.
7) Mandiri
menggantungkan pada orang lain dalam menyelesaikan tugas.
8) Demokratis
yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9) Rasa ingin tahu
Nilai rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang berupaya
untuk mengetahui lebih dalam dari sesuatu yang dipelajarinya,
dilihat,
atau didengar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
kepentingan diri dan kelompoknya.
11) Cinta tanah air
diri dan kelompoknya.
12) Menghargai prestasi
mendorong dirinya menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat serta menghormati keberhasilan orang lain.
13) Bersahabat/komunikatif
senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang
lain.
14) Cinta damai
dirinya.
untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi
dirinya.
19
mencegah kerusakan lingkungan alam sekitar dan mengembangkan
upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah
terjadi.
17) Peduli sosial
Nilai peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu
memberi
bantuan pada orang lain yang membutuhkan.
18) Tanggung jawab
melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia
lakukan,
terhadap diri sendiri, masyarakat, dan lingkungan (alam, sosial,
dan
budaya), negara, dan Tuhan YME.
Kedelapan belas nilai pendidikan karakter tersebut
selanjutnya
dikristalisasi menjadi lima nilai utama yang membentuk jejaring
nilai.
Mengacu pada Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 sebagaimana
nilai
pendidikan karakter tersebut saling berkaitan, berikut penjelasan
kelima
nilai karakter.
1) Religiusitas
individu dengan alam semesta (lingkungan).
Sub nilai religiusitas antara lain adalah cinta damai,
toleransi,
menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian,
percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan,
anti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
kehendak, mencintai lingkungan, dan melindungi yang kecil dan
tersisih.
dan berbuat yang menunjukkan berbagai macam sikap baik,
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan
sendiri dan orang lain.
menghormati keragaman budaya, suku, dan agama.
3) Kemandirian
pikiran, serta waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan
cita-cita.
Sub nilai kemandirian antara lain adalah etos kerja (kerja
keras),
tangguh, tahan banting, daya juang, profesional, kreatif,
keberanian,
dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
4) Gotong royong
menghargai semangat kerja sama dan membantu menyelesaikan
persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan,
serta
memberi bantuan pada orang yang membutuhkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
sama, inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah
mufakat, tolong-menolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi,
anti
kekerasan, dan sikap kerelawanan.
Sub nilai integritas antara lain adalah kejujuran, cinta pada
kebenaran, setia, komitmen moral, anti korupsi, keadilan,
tanggung
jawab, keteladanan, dan menghargai martabat individu
(terutama
penyandang disabilitas).
memiliki tujuan sebagai berikut.
makna dan nilai karakter sebagai jiwa atau generator utama
penyelenggaraan pendidikan.
abad 21.
pendidikan melalui harmonisasi olah hati (etik dan spiritual), olah
raga
(estetik), olah pikir (literasi dan numerasi), dan olah karsa
(kinestetik).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
pendidikan (kepala sekolah, guru, siswa, pengawas, dan komite
sekolah) untuk mendukung perluasan implementasi pendidikan
karakter.
6) Melestarikan kebudayaan dan jati diri bangsa Indonesia
dalam
mendukung Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
Jadi, inti dari tujuan pendidikan karakter lebih mengutamakan
pertumbuhan moral individu yang ada dalam lembaga pendidikan
sehingga perlu dikembangkan program guna membangun dasar dan
sumber-sumber yang ada serta melestarikan kebudayaan dan jati
diri.
e. Manfaat Pendidikan Karakter
Pendidikan Karakter sebagai berikut.
dengan kompetensi abad 21, yaitu berpikir kritis,
kreativitas,
komunikasi, dan kolaborasi.
2) Pembelajaran dilakukan terintegrasi di sekolah dan di luar
sekolah
dengan pengawasan guru.
3) Revitalisasi peran Kepala Sekolah sebagai manajer dan guru
sebagai
inspirator PPK.
4) Revitalisasi Komite Sekolah sebagai badan gotong royong sekolah
dan
partisipasi masyarakat.
23
hari.
dapat mendukung proses pembentukan karakter yang baik,
sehingga
penerapan karakter semakin terbentuk melalui kerja sama yang
dilakukan.
Dalam konsep dasar dan Pedoman Penguatan Pendidikan Karakter
(Tim Penyusun PPK, 2017a), pemerintah menggunakan tiga
pendekatan
pendidikan karakter, yaitu berbasis kelas, berbasis budaya sekolah,
dan
berbasis masyarakat. Ketiga pendekatan ini saling terkait dan
merupakan
satu kesatuan yang utuh. Pendekatan ini membantu satuan
pendidikan
dalam merancang program dan kegiatan PPK (Kemendikbud, 2017:
7).
Gerakan PPK juga dapat dilaksanakan dengan berbasis struktur
kurikulum
yang sudah ada dan dimiliki oleh sekolah (Albertus, 2015: 15).
Berikut
adalah penjelasan basis gerakan PPK.
1) Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas
Dalam PPK berbasis kelas, pengintegrasian proses pembelajaran
dilaksanakan melalui isi kurikulum pada mata pelajaran secara
tematik
maupun terintegrasi dalam mata pelajaran lain. Kualitas PPK
berbasis
kelas merupakan tanggung jawab kepala sekolah. Agar proses
PPK
berbasis kelas dapat berjalan dengan lancar, maka pelaku
pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
memberikan masukan yang baik (Tim Penyusun PPK, 2017: 12b).
2) Penguatan Pendidikan Karakter berbasis budaya sekolah
PPK berbasis budaya sekolah meninjau berbagai bentuk
pembiasaan melalui proses pembudayaan. PPK berbasis budaya
sekolah mengembangkan berbagai relasi antara budaya
pendidikan
karakter dengan lingkungan sekolah dan menekankan pembiasaan
nilai
utama keseharian di sekolah, mengembangkan dan memberi ruang
untuk potensi siswa melalui kegiatan kokurikuler dan
ekstrakurikuler,
memberdayakan manajemen dan tata kelola sekolah. Budaya
sekolah
yang baik dapat mengembangkan iklim akademik yang diperlukan
sekolah dalam menetapkan atau memperkuat branding sekolah
(Tim
Penyusun PPK, 2017: 19b).
PPK berbasis masyarakat merupakan kolaborasi antara sekolah
dengan pihak luar sekolah. Satuan pendidikan tidak dapat menutup
diri
dari kemungkinan berkolaborasi dengan lingkungan luar
sekolah.
Pelibatan publik dibutuhkan karena sekolah tidak dapat
melaksanakan
visi dan misinya sendiri. Kerja sama sekolah dengan lembaga
pemerintah merupakan jaringan pendidikan yang dilibatkan pada
proses pendidikan dalam pembentukan karakter (Albertus,
2018:137).
Karena itu, berbagai macam kerja sama dan kolaborasi sangat
diperlukan dalam satuan pendidikan yang dapat menjadi mitra
PPK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
(PPK) dapat disimpulkan bahwa program Penguatan Pendidikan
Karakter
dilatarbelakangi oleh Nawacita Presiden Joko Widodo dengan
Gerakan
Nasional Revolusi Mental (GNRM). Pengertian Penguatan
Pendidikan
Karakter adalah proses pemberian bantuan secara terus menerus di
bawah
tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter anak
sebagai
pembentukan akhlak. Dalam Penguatan Pendidikan Karakter terdapat 5
nilai
utama karakter yang menjadi prioritas pengembangan yaitu
religiusitas,
nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas. Adapun
Penguatan
Pendidikan Karakter mempunyai tujuan mengembangkan platform
pendidikan nasional yang meletakkan pendidikan karakter sebagai
jiwa
utama dengan memperhatikan keragaman, merevitalisasi,
memperkuat
potensi serta kompetensi ekonomi pendidikan. Manfaat pendidikan
karakter
adalah mempersiapkan daya saing siswa dengan kompetensi abad 21,
yaitu
berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi. PPK
menggunakan
pendekatan dengan tiga basis utama yaitu basis kelas, budaya
sekolah, dan
masyarakat.
Peningkatan mutu pendidikan merupakan usaha yang dilakukan
sekolah. Pencapaian mutu pendidikan akan terlaksana jika ada
partisipasi
masyarakat dalam menjalin kerja sama dengan sekolah untuk
kemajuan
pendidikan. Koentjaraningrat (2009: 115-118) menyatakan bahwa
masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut
suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
masyarakat memiliki empat ciri yaitu interaksi antar warga, adat
istiadat,
kontinuitas waktu, dan rasa identitas kuat yang mengikat semua
warga.
Kemendikbud dalam Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan
(RNPK) 2017 mencanangkan gerakan Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK)
yang di dalamnya menyatakan bahwa PPK membutuhkan berbagai
kolaborasi dan kerja sama antar komunitas terutama peranan
masyarakat di
sekolah. Dalam pendidikan karakter peran lingkungan
masyarakat
mempengaruhi keberhasilan pendidikan.
untuk membangun kerja sama antara lembaga pendidikan dan
komunitas
yang ada di masyarakat agar kehadiran lembaga pendidikan
semakin
bermakna dan bermutu.
sekolah. Tim Penyusun PPK (2017: 42a) menjelaskan bahwa
satuan
pendidikan dapat melakukan berbagai kolaborasi dengan
lembaga,
komunitas, dan organisasi lain di luar satuan pendidikan, yang
dapat
menjadi mitra dalam Penguatan Pendidikan Karakter di antaranya
sebagai
berikut.
1) Komunitas orangtua peserta didik atau paguyuban orangtua, baik
per
kelas atau per sekolah
27
perkumpulan, kelompok hobi, sanggar kesenian, bengkel teater,
yang
merupakan pusat pengembangan kebudayaan lokal dan modern
3) Lembaga-lembaga pemerintahan (BNN, Kepolisian, KPK,
Kemenkes,
Kemenpora, dan lain-lain)
paguyuban pecinta lingkungan, dan lain-lain)
5) Komunitas masyarakat sipil pegiat pendidikan
6) Komunitas keagamaan
pelukis, dan lain-lain)
8) Lembaga bisnis dan perusahaan yang memiliki relevansi dan
komitmen
dengan dunia pendidikan
9) Lembaga penyiaran media, seperti televisi, koran, majalah,
radio, dan
lain-lain
Berbasis Masyarakat
Karakter melalui kerja sama atau kolaborasi dengan komunitas
adalah
sebagai berikut.
1) Penanggung jawab utama dalam setiap program dan kegiatan PPK
di
lingkungan sekolah adalah kepala sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
komunitas sekolah.
peserta didik.
komunitas tertentu perlu didiskusikan dan dikomunikasikan
dengan
seluruh komunitas sekolah.
pembuatan proposal, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan.
6) Prinsip kolaborasi tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip
umum
PPK, tidak melanggar nilai-nilai moral, dan tidak menjadikan
sekolah
sebagai objek pemasaran produk tertentu.
c. Bentuk Kolaborasi Peguatan Pendidikan Karakter Berbasis
Masyarakat
pengembangan Penguatan Pendidikan Karakter dengan komunitas di
luar
sekolah (Tim Penyusun PPK, 2017: 43a). Bentuk kolaborasi itu
adalah
sebagai berikut.
Sekolah dapat mengadakan kunjungan museum untuk
memperluas pengetahuan anak mengenai benda atau cerita
bersejarah,
cagar budaya, kelompok hobi, dan komunitas budaya sehingga
anak
mampu menjaga kekayaan warisan budaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Sekolah dapat bekerja sama dengan komunitas para seniman,
penyair, dan sastrawan sehingga dapat membangun kolaborasi
dan
bekerja sama untuk pengembangan seniman melalui program
mentoring, tutoring, atau belajar bersama. Kerja sama yang
dilakukan
sekolah dengan komunitas pengelola pusat kesenian dan budaya
seperti, kelompok hobi, bengkel teater, padepokan silat, studio
musik,
bengkel, dan pusat-pusat pengembangan kebudayaan lokal dan
modern.
3) Kelas inspirasi
bertujuan agar setiap peserta didik memperoleh inspirasi dari
pengalaman para tokoh profesional untuk memberikan semangat
dan
motivasi dalam meningkatkan belajar.
4) Program siaran on-air
elektronik, dan penyiaran untuk membahas tentang Penguatan
Pendidikan Karakter di sekolah.
seperti televisi, koran, majalah, dan radio untuk meliput
kegiatan
sekolah sekaligus sebagai promosi terkait program Penguatan
Pendidikan Karakter yang ada di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
mengembangkan literasi sekolah seperti toko buku, penerbit,
percetakan, gerakan masyarakat peduli literasi pendidikan,
perpustakaan daerah, dan perpustakaan nasional.
7) Literasi digital
didik dengan memanfaatkan kerja sama melalui berbagai pihak
seperti
Kementerian Komunikasi dan Informasi maupun organisasi pegiat
literasi digital dalam melatih keterampilan pemanfaatan
media.
8) Kerja sama dengan komunitas keagamaan
Kerja sama yang dilakukan dengan lembaga atau komunitas
keagamaan dapat membentuk nilai spiritual serta menumbuhkan
semangat kerohanian.
Masyarakat
diperhatikan beberapa aspek penting sebagai berikut.
1) Pengkondisian di lingkungan masyarakat
Masyarakat sebagai lingkungan pendidikan berperan dalam
terselenggaranya proses pendidikan karakter. Orangtua di
lingkungan
keluarga dituntut agar dapat memilih lingkungan yang
mendukung
pendidikan karakter dan menghindari kondisi lingkungan
masyarakat
yang buruk. Salim & Kurniawan (2012: 21) menegaskan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
perkembangan kepribadian atau karakter anak.
2) Sarana-sarana pendidikan karakter di lingkungan masyarakat
a) Tempat-tempat ibadah
untuk tempat melaksanakan ibadah saja, tetapi juga sebagai
tempat
dialog keagamaan, tempat pembinaan, dan musyawarah. Kurniawan
(2013: 198) menjelaskan bahwa tempat ibadah dapat menjadi
pusat
penyemaian nilai-nilai karakter masing-masing individu di
masyarakat.
dibutuhkan dalam membantu tumbuhnya nilai-nilai karakter.
Kurniawan (2013: 198) mengatakan bahwa perpustakaan daerah
adalah referensi sumber belajar peserta didik. Lingkungan
keluarga
sangat berperan dalam membentuk kebiasaan anak untuk membaca.
Upaya yang dilakukan perpustakaan daerah dengan sosialisasi
lingkungan yang mengapresiasi budaya akademik khususnya
membaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
dalam pembentukan pendidikan karakter.
dipertahankan seperti peringatan hari Kebangkitan Nasional,
hari
Kartini, hari ulang tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, dan
hari
Sumpah Pemuda. Kegiatan masyarakat lain juga penting untuk
dipelihara. Melalui kegiatan seperti itu masyarakat dapat
berkumpul
dan menjalin interaksi positif dengan sesamanya (Kurniawan,
2013:
201).
berbeda. Profesi yang dimiliki merupakan cerminan
terbentuknya
karakter. Dukungan fasilitator dapat dilakukan dengan kerja
sama
komunitas seni budaya, pecinta satwa, membangun dunia usaha
dan
dunia industri, pelibatan instansi seperti Puskesmas, Polsek,
Koramil, Perpustakaan daerah, Madrasah Diniyah, sekolah
Minggu,
Pasraman, dan lainnya. Dalam hal ini dukungan fasilitator
memberikan kesempatan pada peserta didik mengenal dunia kerja
untuk menumbuhkan jiwa kemandirian. Hal ini dapat dilakukan
dengan menciptakan keharmonisan satuan pendidikan dengan
kondisi lingkungan keluarga dan masyarakat serta membangun
komunitas efektif dengan masyarakat untuk mendukung
terlaksananya PPK.
33
kolaborasi dengan pengelola media massa. Media massa
merupakan
sarana komunikasi yang menjangkau masyarakat secara luas
sehingga pesan informasi yang sama dapat diterima secara
bersamaan. Hendaknya media massa dapat menyajikan materi yang
bukan sekedar hiburan bagi masyarakat, namun mempertimbangkan
aspek pendidikan bagi masyarakat (Kurniawan, 2013: 201).
Media
massa yang digunakan contohnya televisi, penyiaran radio,
koran,
majalah dan lainnya. Peran media massa amat diperlukan untuk
mendukung program pendidikan karakter di lingkungan
masyarakat.
Dari penjelasan mengenai program Penguatan Pendidikan
Karakter berbasis masyarakat dapat disimpulkan bahwa satuan
pendidikan melakukan kolaborasi dengan lembaga, komunitas,
dan
organisasi kemasyarakatan lain yang menjadi mitra dalam
Penguatan
Pendidikan Karakter. Adanya prinsip pengembangan Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis masyarakat digunakan sebagai
pedoman
dalam menerapkan PPK. Bentuk kolaborasi yang dilakukan
seperti
mengunjungi museum, kerja sama dengan komunitas keagamaan,
monitoring budayawan, kelas inspirasi, dan gerakan literasi.
Dari
beberapa aspek dalam program Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis masyarakat tentu ada berbagai kerja sama antara
satuan
pendidikan.
34
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini dijelaskan
sebagai
berikut.
dan Orang tua dalam Upaya Penguatan Pendidikan Karakter Sekolah
Dasar”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan model penguatan
pendidikan
karakter dengan pendekatan informal di lingkungan pendidikan
dasar
Muhammadiyah Surakarta. Penelitian ini memiliki beberapa indikator
capaian
tiap tahunnya. Pemetaan indikator yang akan diperoleh yaitu
pemahaman guru
sekolah dasar tentang pendidikan karakter, pemahaman siswa sekolah
dasar
tentang pendidikan karakter, pemahaman orangtua/wali tentang
pendidikan
karakter, pemahaman pendidikan karakter yang tepat untuk diajarkan
di sekolah
dasar, dan pendidikan karakter yang telah terlaksana di sekolah
dasar. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat diterapkan di lingkungan pendidikan
dasar.
Penelitian kedua dilakukan oleh Yetri (2017) dengan judul
“Penguatan
Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat pada Sekolah Menengah
Pertama
Negeri (SMPN) di Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung”.
Penelitian
ini bertujuan untuk melihat upaya sekolah dalam melakukan
penguatan
pendidikan karakter berbasis masyarakat. Hasil penelitian ini
menunjukkan
bahwa kemampuan sekolah dalam membangun kolaborasi dan
melibatkan
masyarakat dalam PPK masih menghadapi kendala dan belum
optimal.
Masyarakat antusias menyambut program PPK dan memiliki kemauan
untuk
berpartisipasi aktif dalam mensukseskan program PPK, sekolah
belum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
(minat, bakat, kemampuan dan kreativitas sekolah serta keaktifan
lokal di
lingkungan sekolah), dan model penerapan PPK melalui kegiatan
ekstrakurikuler yang ditawarkan masih merupakan model dasar yang
bisa
diadopsi dan dimodifikasi oleh sekolah yang menyesuaikan kondisi
sekolah
serta kesiapan masyarakat.
bentuk-bentuk tradisi masyarakat Buton, dan mengetahui nilai-nilai
karakter
tradisi haroa masyarakat Buton. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
haroa
merupakan tradisi yang turun temurun dilakukan oleh masyarakat
Buton serta
pelaksanaannya dilakukan dari rumah ke rumah, masjid, dan di
tempat-tempat
yang disepakati bersama. Adapun bentuk-bentuk pelaksanaan haroa
misalnya
memperingati hari-hari besar agama Islam, seperti Isra’Mi’raj,
Maulid Nabi
Mauhammad SAW, Sya’ban, Ramadhan, malam Lailatul Qadar, hari raya
Idhul
Fitri dan Idul Adha, haroa syukuran/selamatan, dan haroa kematian
(poalona
mate). Nilai-nilai karakter yang terkandung dalam tradisi haroa
adalah religius,
syukur, kebersamaan, cinta dan kasih sayang, persatuan, tolong
menolong,
peduli, musyawarah, dan toleransi.
Exchange SD Muhammadiyah Paesan Pekalongan”. Penelitian ini
dilakukan di
SD Muhammadiyah Paesan Kedungwuni Pekalongan di masyarakat
desa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Kranggan Tersono Batang. Metode penelitian ini dapat diterapkan
siswa karena
dalam masyarakat terdapat nilai-nilai religius, sosial dan budaya.
Berdasarkan
hasil analisis partisipasi masyarakat desa Kranggan Tersono Batang
dalam
kegiatan student exchange dapat dikatakan aktif dan baik.
Nilai-nilai karakter
yang muncul dalam kegiatan student exchange, yaitu sholeh dan
kreatif,
bersahabat dan peduli sosial maupun lingkungan. Namun dalam
sikap
kemandirian masih belum tampak dengan baik, karena mayoritas anak
masih
minta untuk dijenguk orangtua. Faktor pendukung dalam kegiatan ini
adalah
hubungan kekeluargaan dan kesamaan dalam organisasi, sehingga mudah
untuk
koordinasi. Faktor penghambatnya adalah mayoritas orangtua
menjenguk
anaknya di desa, dan masyarakat desa Kranggan juga kadang merasa
malu jika
tidak melayani anak dengan baik. Diperlukan komitmen antar guru,
orangtua,
dan masyarakat Kranggan terhadap aturan-aturan yang sudah
disepakati
bersama.
37
Berikut adalah literature map yang relevan dengan penelitian yang
dilakukan.
Gambar 2.2 Literature Map Penelitian Relevan
Berdasarkan Gambar 2.2 dapat diketahui bahwa keempat
penelitian
sebelumnya memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan
oleh
peneliti. Persamaan tersebut terletak pada penguatan pendidikan
karakter.
Persamaan lain terletak pada kajian, yaitu pada hubungan masyarakat
dengan
sekolah dalam upaya pendidikan karakter. Selain memiliki persamaan
dengan
penelitian terdahulu, penelitian ini juga memiliki perbedaan.
Perbedaan tersebut
Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat pada Sekolah
Menengah Pertama Negeri (SMPN)
di Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung
Yetri (2017)
Student Exchange SD Muhammadiyah Paesan Pekalongan
Hermawan (2017)
Penelitian ini
Penerapan Program
Penguatan Pendidikan
Karakter Berbasis
Pelaksanaan Pendidikan Karakter
Melalui Nilai - nilai Keteladanan Guru, Siswa, dan Orang tua d alam
Upaya
Penguatan Ka rakter Siswa Sekolah
Dasar
38
terletak pada perbedaan jenjang pendidikan yang dijadikan sebagai
subjek dalam
penelitian. Penelitian ini merupakan hal baru karena meneliti
penerapan program
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di sekolah dasar
negeri se-
Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman.
sudah ditetapkan sejak 2010. Beberapa tahun ini pendidikan karakter
dikaitkan
dalam pembelajaran di sekolah. Namun saat ini pendidikan karakter
lebih
digalakkan lagi melalui kegiatan-kegiatan positif dan berbagai
kerja sama,
pendidikan karakter dilakukan untuk mengarahkan peserta didik
menjadi lebih
baik sikap kepribadian serta tingkah lakunya.
Pendidikan karakter berbasis masyarakat adalah salah satu basis
dalam
program PPK yang bekerja sama melalui kolaborasi dengan berbagai
lembaga.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh peneliti di SD Negeri
se-
Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman banyak sekolah yang sudah
menerapkan program pendidikan karakter berbasis masyarakat.
Sekolah-sekolah
menerapkan pendidikan karakter melalui berbagai kegiatan positif.
Kegiatan
yang dilaksanakan di lingkungan sekolah di antaranya komunitas
orangtua, kerja
sama dengan lembaga pemerintahan, komunitas sumber
pembelajaran,
masyarakat sipil, komunitas seniman, lembaga penyiaran media,
mengundang
dinas kesehatan untuk memberikan penyuluhan tentang narkoba,
mengunjungi
museum, mengundang kepolisian untuk memberikan penyuluhan tentang
tertib
lalu lintas, dan melaksanakan kegiatan keagamaan. Kegiatan tersebut
merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
kegiatan positif yang berdampak baik untuk peserta didik sehingga
memiliki
gambaran tentang cita-citanya.
mengetahui upaya-upaya yang sudah dilakukan untuk menerapkan
program
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat. Upaya yang
telah
diketahui ini dapat menambah kerja sama dan tentu sangat bermanfaat
yang
nantinya membuat karakter peserta didik menjadi lebih baik dengan
mengenal
nilai-nilai karakter.
1. Berapa persen keterlaksanaan tiap aspek penerapan program
Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di sekolah dasar negeri
se-
Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman?
Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di sekolah dasar negeri
se-
Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman secara keseluruhan?
3. Bagaimana bentuk penerapan program Penguatan Pendidikan
Karakter
berbasis masyarakat di sekolah dasar negeri se-Kecamatan
Kalasan
Kabupaten Sleman?
40
peristiwa yang benar-benar terjadi dan meneliti populasi atau
sampel tertentu.
Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara acak,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, dan analisis
data bersifat
kuantitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan
(Sugiyono, 2015:14). Menurut Sukmadinata (2011: 54), penelitian
kuantitatif
deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan
suatu
fenomena yang ada, baik ilmiah maupun sudah berlangsung atau
lampau. Jenis
penelitian ini berhubungan erat dengan pertanyaan dasar ‘bagaimana’
(Werang,
2015: 12).
peristiwa yang terjadi dalam meneliti populasi atau sampel
tertentu,
pengambilan data dilakukan secara random, dan pengumpulan
data
menggunakan instrumen penelitian.
Metode survei adalah metode yang dilakukan pada populasi besar
maupun
kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang
diambil dari
populasi tersebut (Sugiyono, 2013: 11). Sukmadinata (2008: 82)
menjelaskan
bahwa survei digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi
tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
populasi besar dengan menggunakan sampel kecil. Pengertian lain
metode survei
adalah kegiatan untuk mendapatkan keterangan terhadap suatu
persoalan
tertentu di dalam suatu daerah tertentu (Margono, 2010: 29).
Berdasarkan
berbagai pengertian metode survei tersebut, dapat disimpulkan bahwa
metode
survei adalah suatu kegiatan pengumpulan informasi untuk
mendapatkan
keterangan dan data diambil dari sampel melalui populasi.
Penelitian ini mengumpulkan data dari responden melalui
kuesioner
(angket). Pengambilan data dibatasi dari sampel untuk seluruh
populasi.
Penelitian ini digunakan untuk mengetahui pelaksanaan penerapan
program
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis masyarakat di sekolah
dasar
negeri se-Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman.
B. Setting Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru kelas 1 sampai kelas 6 sekolah
dasar
negeri se-Kecamatan Kalasan yang berjumlah 180 guru dan
masing-masing
sekolah terdiri dari 6 guru dan 12 guru untuk kelas paralel.
2. Objek Penelitian
Karakter berbasis masyarakat.
3. Tempat Penelitian
Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
42
Pengambilan data dilaksanakan selama 5 bulan yang dimulai dari
bulan
Juni 2018 sampai bulan Oktober 2018.
C. Populasi dan Sampel
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2011: 61).
Populasi dalam penelitian ini adalah guru kelas di sekolah dasar
negeri se-
Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman yang berjumlah 180 guru.
Populasi
pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
No Nama Sekolah Alamat
2 SDN Bogem 1 Kepatihan, Tamanmartani 6
3 SDN Bogem 2 Bogem, Tamanmartani 6
4 SDN Kalasan 1 Krajan, Tirtomartani 12
5 SDN Kalasan Baru Glondong, Tamanmartani 12
6 SDN Karangnongko 1 Karangnongko, Tirtomartani 6
7 SDN Karangnongko 2 Dalangan, Tirtomartani 6
8 SDN Kertirejo Kertirejo, Selomartani 6
9 SDN Kledokan Tunjungan, Selomartani 6
10 SDN Kowangbinangun Kowang, Tamanmartani 6
11 SDN Pakem Pakem, Tamanmartani 6
12 SDN Pucung Pucung, Tamanmartani 6
13 SDN Purwobinangun Juwangen, Purwomartani 6
14 SDN Purwomartani Karangmojo, Purwomartani, 12
15 SDN Salakan Lor Salakan, Selomartani 6
16 SDN Sambiroto 1 Karanglo, Grenjeng, Purwomartani 6
17 SDN Sambiroto 2 Sidokerto, Purwomartani, 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
19 SDN Sorogenen 1 Jalan Solo Km.10, Sorogenen,
Purwomartani 6
21 SDN Tamanan 1 Tamanan, Tamanmartani 12
22 SDN Tamanan 2 Kebon, Tamanmartani 6
23 SDN Temanggal Temanggal, Purwomartani 6
24 SDN Tunjungsari 1 Kledokan, Selomartani 6
25 SDN Tunjungsari 2 Senden 2, Selomartani 6
JUMLAH 180
Berdasarkan Tabel 3.1 dapat dilihat bahwa populasi penelitian
terdiri
dari 25 sekolah dasar negeri se-Kecamatan Kalasan. Ada 5 sekolah
dasar
negeri yang berkelas paralel. Terdapat alamat untuk setiap sekolah,
serta
jumlah populasi seluruhnya yaitu 180 guru.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh
populasi (Sugiyono, 2011: 120). Menurut Darmadi (2014: 57), sampel
adalah
sebagian dari populasi yang dijadikan objek/subjek penelitian.
Pengambilan
sampel dalam penelitian ini dihitung menggunakan tabel penentuan
jumlah
sampel minimal menurut Krejcie dan Morgan dengan taraf kepercayaan
95%
dan kesalahan 5%. Artinya tingkat kesalahan dalam pengambilan
sampel
yang dapat ditolerir oleh peneliti adalah sebesar 5%. Berikut
adalah tabel
penentuan jumlah sampel minimal Krejcie dan Morgan menurut
Fenandaz
(dalam Sumanto, 2014: 210).
44
Morgan
Keterangan : N = Populasi
diambil dalam penelitian ini sebanyak 123 guru kelas. Peneliti
mengambil
sampel sebanyak 123 guru kelas dikarenakan populasi guru kelas
satuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
sebanyak 180, yang sudah ditetapkan pada tabel penentu jumlah
sampel
minimal menurut Krejcie dan Morgan. Agar persentase pembagian
sampel
setiap sekolah seimbang, maka sampel ditentukan sebanding
dengan
banyaknya subjek tiap sekolah. Persentase pembagian sampel
dilakukan
dengan cara sebagai berikut.
Setelah diketahui jumlah populasi dan sampel yang disesuaikan
dengan
tabel penentu jumlah sampel minimal menurut Krejcie dan Morgan,
maka
perhitungan sampel setiap sekolah dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 3.3 Data Sampel Penelitian
No Nama SD Kelas
180 × 123 = 4,09 4
180 × 123 = 4,09 4
180 × 123 = 4,09 4
180 × 123 = 8,20 8
180 × 123 = 8,20 8
180 × 123 = 4,09 4
180 × 123 = 4,09 4
× minimal(123)
46
180 × 123 = 4,09 4
180 × 123 = 4,09 4
180 × 123 = 4,09 4
180 × 123 = 4,09 4
180 × 123 = 4,09 4
180 × 123 = 8,20 8
180 × 123 = 4,09 4
180 × 123 = 4,09 4
180 × 123 = 8,20 8
180 × 123 = 4,09 4
180 × 123 = 4,09 4
180 × 123 = 4,09 4
180 × 123 = 4,09 4
Jumlah 180 122,98 120
Berdasarkan Tabel 3.3 jumlah sampel bulat terdapat 120. Total
dari
perhitungan sampel penelitian adalah 122,98 dan dibulatkan menjadi
123.
Perhitungan yang didapat disesuaikan dengan data dari tabel penentu
jumlah
sampel minimal menurut Krejcie dan Morgan. Jika populasi 180,
maka
sampel yang diambil 123. Namun, karena adanya pembulatan pada
setiap
sekolah maka hanya didapatkan sampel sebanyak 120. Selanjutnya
untuk
kekurangan 3 responden dipenuhi dengan mengambil secara acak
dari
sekolah yang ada untuk memenuhi sampel menjadi 123. Pengambilan
sampel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
menggunakan teknik simple random sampling dari 25 sekolah dasar
negeri
se-Kecamatan Kalasan yaitu dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan
strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2012: 82). Pada
pengambilan
sampel menggunakan teknik simple random sampling, sampel akan
diambil
menggunakan undian. Peneliti melakukan undian pada setiap sekolah.
Data
undian 3 sekolah yaitu SD Negeri Purwomartani, SD Negeri Salakan
Lor, dan
SD Negeri Sidorejo.
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah karakteristik atau atribut seseorang individu atau
suatu
organisasi yang dapat diukur atau diobservasi. Variabel biasanya
bervariasi
dalam dua atau lebih kategori (Creswell, 2010: 76). Adapun dalam
penelitian ini
menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel
terikat.
1. Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang
mungkin
menyebabkan, mempengaruhi, atau berefek pada outcome (Craswell,
2010:
77). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh
melalui
jawaban-jawaban pertanyaan dalam kuesioner tentang penerapan
program
PPK.
pada variabel-variabel bebas. Variabel-variabel terikat ini
merupakan
outcome atau hasil dari pengaruh variabel-variabel bebas (Creswell,
2010:
77). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterlaksanaan
program PPK
pada responden (sekolah).
48
formulir berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis
pada
seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau
informasi
yang diperlukan oleh peneliti (Mardalis, 2008: 66). Kuesioner
dibagi menjadi
dua yaitu kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. Kuesioner
terbuka adalah
kuesioner yang menggunakan pertanyaan terbuka di mana
responden
memberikan jawaban dengan bebas untuk menjawab pertanyaan
yang
disediakan. Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang
menggunakan
pertanyaan tertutup di mana responden memilih jawaban-jawaban yang
sudah
disediakan (Rahardjo & Gudnanto (dalam Trisnamansyah, 2015:
204)).
Penelitian ini menggunakan bentuk kuesioner tertutup yang
berisi
pertanyaan-pertanyaan dan telah memiliki alternatif jawaban
(option) serta
dipilih oleh responden (Sukmadinata, 2011: 219). Pada penelitian
ini
kuesioner berisi daftar pertanyaan mengenai penerapan program
Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis masyarakat yang diberikan kepada
responden
untuk dijawab sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Tujuan
kuesioner
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana
penerapan
program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat yang
sudah
diterapkan sekolah di SD Negeri se-Kecamatan Kalasan, Kabupaten
Sleman.
2. Studi Dokumenter
mengharuskan peneliti melakukan analisis terhadap
dokumen-dokumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Mujahidin, 2014: 119). Menurut Sugiyono (2013: 340), dokumentasi
bisa
berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari
seseorang.
Margono (2010: 181) berpendapat bahwa studi dokumenter merupakan
cara
mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip
dan
buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum, dan
lain-lain
yang berhubungan dengan masalah penelitian.
Berdasarkan pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa studi
dokumenter
adalah sebuah teknik pengumpulan data berupa analisis
dokumen-dokumen
sesuai dengan keperluan yang digunakan dalam penelitian yang
berhubungan
dengan masalah penelitian melalui perolehan data dalam
penelitian
F. Instrumen Penelitian
154). Menurut Sugiyono (2014: 148), instrumen penelitian adalah
suatu alat
yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial secara
spesifik
yang disebut variabel penelitian. Penelitian ini menggunakan
instrumen
kuesioner terbuka ataupun kuesioner tertutup yang ada dalam buku
Pedoman
Supervisi Klinis Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Penguatan
Pendidikan Karakter (2017: 15a) dengan modifikasi beberapa bagian
tertentu di
pertanyaan terbuka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
pertanyaan yang berbobot lebih berat, maka ia akan mengiyakan
pertanyaan
yang kurang berbobot lainnya. Skala Guttman mengukur suatu dimensi
saja dari
suatu variabel yang multidimensi (Sudaryono, 2016: 104).
Peneliti
menggunakan skala Guttman untuk mendapatkan jawaban yang
konsisten
terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. Skala Guttman sangat
baik untuk
meyakinkan peneliti tentang kesatuan dimensi yang diteliti dan
sering disebut
dengan atribut universal (Rianse & Abdi, 2011: 155). Adapun
analisis
penggunaan skala Guttman dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Tabel 3.4 Skala Guttman
Variabel Skor
Ya 1
Tidak 0
Tabel di atas merupakan tabel skala Guttman dua variabel yaitu
”Ya”
dengan skor 1 dan “Tidak” dengan skor 0. Penelitian ini selain
menggunakan
kuesioner tertutup, juga menggunakan kuesioner terbuka. Berikut
penjelasan
mengenai instrumen kuesioner tertutup dan terbuka.
1. Instrumen Kuesioner Pertanyaan Tertutup
Instrumen kuesioner pertanyaan tertutup ini peneliti
menggunakan
daftar cocok. Daftar cocok adalah deretan pertanyaan di mana
responden
hanya memberikan tanda centang () di tempat yang sudah
disediakan
(Trisnamansyah, 2015: 125). Daftar cocok dalam penelitian ini
digunakan
untuk mengetahui kondisi kerja sama yang dilakukan sekolah
dengan
masyarakat. Berikut adalah kisi-kisi kuesioner pertanyaan tertutup
yang
digunakan dalam penelitian ini.
51
Pertanyaan No Pertanyaan
Kerja sama satuan pendidikan dengan Pengelola
Pusat Kesenian dan Kebudayaan 2
Kerja sama satuan pendidikan dengan lembaga
pemerintahan 3
komunitas yang menyediakan sumber-sumber
sipil pegiat pendidikan 5
keagamaan 6
bisnis dan perusahaan 7
penyiaran media 8
Penelitian ini memilih kuesioner terbuka dengan memberikan
pertanyaan yang harus diisi responden berdasarkan kenyataan yang
ada.
Berikut adalah kisi-kisi kuesioner pertanyaan terbuka yang
digunakan dalam
penelitian ini.
Pertanyaan No Pertanyaan
Kerja sama satuan pendidikan dengan Pengelola
Pusat Kesenian dan Kebudayaan 3
Kerja sama satuan pendidikan dengan lembaga
pemerintahan 4
komunitas yang menyediakan sumber-sumber
sipil pegiat pendidikan 6
keagamaan 7
52
bisnis dan perusahaan 8
media 9
3. Daftar Cek
Daftar cek adalah suatu daftar yang berisi subjek dan aspek yang
akan
diamati (Arifin, 2011: 242). Peneliti menggunakan daftar cek
dalam
penelitian ini untuk memastikan sekolah dasar negeri yang sudah
terkumpul
atau yang belum terkumpul di Kecamatan Kalasan. Berikut adalah
daftar cek
yang akan digunakan untuk melakukan penelitian.
Tabel 3.7 Daftar Cek SD Negeri se-Kecamatan Kalasan
No Nama Sekolah Alamat
2 SDN Bogem 1 Kepatihan, Tamanmartani
3 SDN Bogem 2 Bogem, Tamanmartani
4 SDN Kalasan 1 Krajan, Tirtomartani
5 SDN Kalasan Baru Glondong, Tamanmartani
6 SDN Karangnongko 1 Karangnongko,
Tirtomartani
8 SDN Kertirejo Kertirejo, Selomartani
9 SDN Kledokan Tunjungan, Selomartani
10 SDN Kowangbinangun Kowang, Tamanmartani
11 SDN Pakem Pakem, Tamanmartani
12 SDN Pucung Pucung, Tamanmartani
13 SDN Purwobinangun Juwangen, Purwomartani
14 SDN Purwomartani Karangmojo,
Purwomartani
18 SDN Sidorejo Sidorejo, Selomartani
19 SDN Sorogenen 1 Jl. Solo Km. 10,
Sorogenen, Purwomartani
53
01, Purwomartani
23 SDN Temanggal Temanggal, Purwomartani
24 SDN Tunjungsari 1 Kledokan, Selomartani
25 SDN Tunjungsari 2 Senden 2, Selomartani
G. Teknik Pengujian Instrumen
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat
mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Sangadji & Sopiah,
2010:
160). Menurut Sugiyono (2007: 173), instrumen dikatakan valid
apabila
instrumen dapat digunakan untuk mengukur yang seharusnya
diukur.
Validitas yang digunakan dalam penelitian akan dijelaskan sebagai
berikut.
a. Validitas Isi
yang harus diukur (Suharsaputra, 2012: 99). Penelitian ini
melibatkan para
ahli atau expert judgement untuk menilai instrumen yang akan
divalidasi.
Validitas isi diberikan oleh para ahli yang sudah pernah
mengikuti
program pendidikan karakter. Secara teknis, pengujian validitas isi
dapat
dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen atau matrik
pengembangan instrumen. Dengan kisi-kisi instrumen, maka
pengujian
validitas dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis.
Dalam penelitian ini, terdapat 10 ahli yang dipilih untuk
melakukan
validitas isi yang berasal dari luar Kabupaten Sleman, tetapi masih
dalam
wilayah Yogyakarta. Para ahli tersebut adalah 8 guru sekolah dasar
dan 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
penilaian instrumen adalah skala Likert. Skala Likert adalah skala
yang
dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi
seseorang tentang suatu gejala atau fenomena pendidikan
(Trisnamansyah,
2015: 210). Skala skor yang digunakan dalam skala Likert meliputi
skor 1
= tidak baik, skor 2 = kurang baik, skor 3 = ragu-ragu, skor 4 =
baik, dan
skor 5 = sangat baik.
validator yang akan memilih skor ragu-ragu (Azwar, 2007: 86).
Untuk
mengatasi hal tersebut dan agar skor yang diperoleh jelas, maka
skor ragu-
ragu dihapuskan, sehingga skala Likert yang digunakan dalam
penelitian
ini menjadi skor 1 = tidak baik, skor 2 = kurang baik, skor 3 =
baik, skor
4 = sangat baik.
akan dikonversi menjadi data kualitatif skala empat sesuai dengan
acuan
konversi nilai skala lima yang dijelaskan sebagai berikut.
Tabel 3.8 Konversi Nilai Skala Lima
Interval Skor Kategori
Xi + 0,60 SBi X ≤ Xi + 1, 80SBi Baik
Xi - 0,60 SBi X ≤ Xi + 0, 60SBi Cukup
Xi - 1,80 SBi X ≤ Xi + 0, 60SBi Kurang
X ≤ Xi – 1,80SBi Sangat Kurang
Keterangan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
6 (skor maksimal ideal - skor minimal ideal)
X : Skor aktual
kategorisasi nilai skala lima sebagai berikut.
Tabel 3.9 Modifikasi Nilai Skala Lima
Interval Skor Kategori
X Xi + 1,80 Sbi Sangat layak untuk digunakan
Xi + 0,60 SBi X ≤ Xi+ 1, 80SBi Layak untuk digunakan dengan
sedikit revisi
Xi - 0,60 SBi X ≤ Xi + 0, 60SBi Kurang layak digunakan,
dengan
banyak revisi
Xi - 1,80 SBi X ≤ Xi + 0, 60SBi Tidak layak, revisi total
X ≤ Xi - 1,80 SBi Sangat tidak layak, revisi total
Keterangan :
ideal)
6 (skor maksimal ideal - skor minimal
ideal)
menerapkan rumus konversi tersebut. Penentuan rumus kualitatif
ini
diterapkan dengan konversi sebagai berikut.
Skor maksimal ideal : 68
Skor minimal ideal : 17
Rerata ideal (i) : 1
2 (68 + 17) = 42,5
56
6 (68- 17) = 8,5
= > i + 1,80 Sbi
= > 42,5 + (1,80 . 8,5)
= 42,5 + (0,60. 8,5) ≤ < (1,80 . 85)
= 42,5 + 5,1 < ≤ 42,5 + 15,3
= 47,6 < ≤ 57,8
= 42,5 – 5,1 < ≤ 42,5 + 5,1
= 37,4 < ≤ 47,6
= i – 1,80 SBi < ≤ i + 0,60 Sbi
= 42,5 – (1,80 . 8,5) < ≤ 42,5 - (0,60 . 8,5)
= 42,5 – 15,3 < ≤ 42,5 - 5,1
= 27,3 < ≤ 37,4
= ≤ i – 1,80 Sbi
= ≤ 42,5 – (1,80 . 8,5)
57
Interval Skor Kategori
47,6 – 57,8 Layak untuk digunakan dengan revisi sedikit
37,4 – 47,6 Kurang layak dengan revisi banyak
27,3 – 37,4 Tidak layak revisi total
≤ 27,2 Sangat tidak layak revisi total
Berdasarkan hasil perhitungan lembar penilaian instrumen yang
telah dinilai para ahli, hasil dari validitas isi diakumulasi dan
dikategorikan
sesuai dengan kriteria skor skala lima. Berikut adalah tabel
hasil
rekapitulasi validitas isi.
No Validator Instansi Skor Keterangan
1 INL SD Muhammadiyah
digunakan
untuk digunakan
untuk digunakan
untuk digunakan
digunakan
untuk digunakan
untuk digunakan
58
10 NWM SD Negeri Keputran 1 63 Sangat layak
untuk digunakan
penelitian dan lebih mengacu pada bentuk dan penampilan
instrumen
(Siregar, 2013: 46). Dalam penelitian ini validitas muka dilakukan
pada
instrumen pertanyaan terbuka dan tertutup yang sudah divalidasi
oleh para
ahli. Validitas muka pada instrumen pertanyaan terbuka dan
pertanyaan
tertutup dilakukan oleh 10 validator yang berada di luar
Kabupaten
Sleman. Instrumen berupa kuesioner yang berbentuk 8 pertanyaan
tertutup
dan 10 pertanyaan terbuka yang diujikan dan dianggap layak
serta
ditemukan sedikit revisi. Berikut ini adalah beberapa masukan
dari
validator.
Validator No
Pertanyaan Masukan
59
H. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah kegiatan yang dilakukan oleh peneliti setelah
data dari
seluruh responden sudah terkumpul (Sugiyono, 2012: 147). Analisis
deskriptif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
adalah bentuk analisis data penelitian untuk menguji hasil
penelitian yang
didasarkan atas satu sampel. Analisis deskriptif ini menggunakan
satu variabel
atau lebih tetapi bersifat mandiri. Oleh karena itu analisis ini
tidak berbentuk
perbandingan atau hubungan (Iqbal, 2006: 185). Fungsi dari analisis
deskriptif
dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis data dari perolehan
jawaban
instrumen yang disebarkan. Data yang telah diperoleh dengan
menggunakan
instrumen penelitian telah dijelaskan di atas dan dianalisis dengan
langkah-
langkah sebagai berikut.
1. Pengolahan Data
atau angka ringkasan dengan menggunakan cara tertentu (Iqbal, 2006:
24).
Adapun pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan melalui tiga
tahap
yaitu editing, coding, dan tabulasi.
a. Editing
dikumpulkan karena kemungkinan data yang masuk (raw data) atau
data
yang terkumpul tidak logis dan meragukan. Tujuan editing
adalah
menghilangkan kesalahan yang terdapat pada pencatatan di lapangan
dan
bersifat koreksi (Iqbal, 2006: 24). Kekurangan atau kesalahan data
dapat
dilengkapi atau diperbaiki baik dengan pengumpulan data ulang
ataupun
dengan interpolasi (penyisipan).
Coding adalah pemberian kode pada tiap-tiap data yang
termasuk
dalam kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam
bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
angka/huruf yang memberikan petunjuk atau identitas pada
suatu
informasi atau data yang akan dianalisis (Iqbal, 2006: 24). Dalam
tahap ini
peneliti memberikan kode pada data yang akan dianalisis yaitu
nama
sekolah dasar negeri yang digunakan untuk melaksanakan
penelitian.
Kode A untuk “SD Negeri Salakan Lor”, kode B untuk “SD Negeri
Tunjungsari 1”, dan kode C untuk “SD Negeri Tunjungsari 2”
begitu
seterusnya hingga setiap sekolah dasar negeri mempunyai kode
sebagai
petunjuk dan mempermudah peneliti dalam menganalisis data.
c. Tabulasi
Tabulasi adalah proses penyusunan data ke dalam bentuk tabel.
Untuk melakukan tabulasi ini diperlukan ketelitian dan
kehati-hatian agar
tidak terjadi kesalahan, khususnya dalam tabulasi silang (Hasan,
2006:
24). Peneliti memasukkan data yag sudah diberi kode ke dalam
tabel.
Pengelompokan jawaban dari responden berupa tanda cek (√)
pada
jawaban “Ya” dan “Tidak” setiap pertanyaan, serta jawaban
uraian.
2. Pengolahan data hasil rekapitulasi dan penghitungan berdasarkan
jumlah
jawaban “Ya” atau “Tidak”. Untuk jawaban “Ya” diberikan skor
1,
sedangkan jawaban “Tidak” diberi skor 0.
3. Penghitungan persentase dari jawaban yang telah
dikelompokkan.
4. Mempersentasekan hasil dari persentase
5. Menyajikan hasil pengolahan data dan analisis melalui dua cara.
Cara
pertama yaitu secara umum, data disajikan dengan menggunakan
diagram
batang. Cara kedua yaitu secara khusus, data disajikan berdasarkan
butir
nomor pertanyaan pada instrumen dengan menggunakan diagram
batang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
berbasis masyarakat di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Kalasan
dan
bagaimana penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter
berbasis
masyarakat di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Kalasan
Kabupaten
Sleman.
63
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif
dengan
metode survei. Penelitian ini dilaksanakan di 25 sekolah dasar
negeri se-
Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman yang sudah mendapatkan
persetujuan dari kepala sekolah masing-masing. Peneliti mengambil
sampel
sebanyak 123 guru sesuai dengan penentuan jumlah sampel minimal
menurut
Krejcie dan Morgan. Berikut adalah tabel sekolah dasar negeri yang
diteliti.
Tabel 4.1 Daftar Sekolah Dasar Negeri yang Diteliti
No Nama Sekolah Jumlah
2 SD Negeri Bogem 1 6 4
3 SD Negeri Bogem 2 6 4
4 SD Negeri Kalasan 1 12 8
5 SD Negeri Kalasan Baru 12 8
6 SD Negeri Karangnongko 1 6 4
7 SD Negeri Karangnongko 2 6 4
8 SD Negeri Kertirejo 6 4
9 SD Negeri Kledokan 6 4
10 SD Negeri Kowangbinangun 6 4
11 SD Negeri Pakem 6 4
12 SD Negeri Pucung 6 4
13 SD Negeri Purwobinangun 6 4
14 SD Negeri Purwomartani 12 9
15 SD Negeri Salakan Lor 6 5
16 SD Negeri Sambiroto 1 6 4
17 SD Negeri Sambiroto 2 6 4
18 SD Negeri Sidorejo 12 9
19 SD Negeri Sorogenen 1 6 4
20 SD Negeri Sorogenen 2 6 4
21 SD Negeri Tamanan 1 12 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
23 SD Negeri Temanggal 6 4
24 SD Negeri Tunjungsari 1 6 4
25 SD Negeri Tunjungsari 2 6 4
Jumlah 180 123
pengantar dari Universitas Sanata Dharma dan mengurus surat
izin
melakukan penelitian di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Kabupaten
Sleman. Setelah itu memperoleh surat pengantar dan menyerahkannya
ke
bagian Unit Pelayanan Teknis (UPT) Kecamatan Kalasan.
Selanjutnya
peneliti mengurus surat izin penelitian dan mendatangi
masing-masing
sekolah yang bersangkutan untuk melakukan penelitian. Setelah
mendapatkan persetujuan dari kepala sekolah, peneliti
membagikan
instrumen penelitian.
Instrumen penelitian ini adalah kuesioner yang terdiri dari 8
pertanyaan
tertutup dan 10 pertanyaan terbuka. Kedua instrumen tersebut
digunakan
untuk mengetahui penerapan PPK berbasis masyarakat di setiap
sekolah dasar
negeri se-Kecamatan Kalasan. Sebelumnya instrumen yang digunakan
sudah
melalui tahap validasi oleh validator. Pada kuesioner pertanyaan
tertutup,
responden diminta untuk memberikan tanda centang () pada kolom
“ya”
dan “tidak”, sedangkan untuk kuesioner pertanyaan terbuka,
responden
diminta untuk menjawab pertanyaan yang sudah diberikan sesuai
dengan
kondisi penerapan PPK di setiap sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
pengisian instrumen tersebut. Waktu yang diberikan peneliti sudah
menjadi
kesepakatan antara pihak sekolah dengan peneliti. Dengan
demikian,
instrumen penelitian dapat diambil kembali oleh peneliti dan
dianalisis dari
setiap responden. Sehingga diharapkan peneliti mendapatkan data
yang
lengkap dan benar melalui pengisian instrumen yang diberikan ke
setiap
sekolah dasar negeri se-Kecamatan Kalasan.
2. Deskripsi Responden Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah guru kelas 1 sampai kelas
6,
sekolah dasar negeri se-Kecamatan Kalasan yang berjumlah 180 guru
dan
jumlah sampel sebanyak 123 orang. Setiap responden mengisi
identitas
reponden penelitian berupa nama, Nomor Induk Pegawai (NIP), tempat
dan
tanggal lahir, jenis kelamin, lama mengajar, guru/wali kelas,
pendidikan
terakhir, nama satuan pendidikan, status akreditasi satuan
pendidikan, alamat
satu