Top Banner
1 Penerapan Perangkat Pembelajaran Sains Berbasis CTL dan E-Learning di SD 01 Poasia Kendari Sebagai Sekolah Model Praktikum Pembelajaran bagi Mahasiswa FKIP-MIPA Unhalu Arisona 1 ,Yuris 2 ,Nursalam 3 1.Pendidikan Fisika, FKIP-UHO ([email protected]) 2. Pendidikan Fisika, FKIP-UHO ([email protected]) 3. Pendidikan Fisika, FKIP-UHO ([email protected]) Abstrak Telah dilakukan penelitian Penerapan perangkat pembelajaran berbasis CTL (Contekstual Teaching And Learning) dan E-Learning untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Sains di SD 01 Poasia sebagai Sekolah Unggulan (sebelumnya Sekolah Rintisan Bertaraf Internasional) di Kota Kendari, dengan menerapkan Four-D Model dengan beberapa adaptasi kerangka berfikir yang sesuai. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi, Silabus/RPP, pengelolaan pembelajaran dan persepsi siswa terhadap penerapan perangkat pembelajaran. Data-data dianalisis dengan statistik deskriptif kualitatif yang dapat memberikan informasi tentang efektivitas dan keterbacaan perangkat pembelajaran, serta kemampuan guru Sains dalam mengelola pembelajaran sesuai yang diinginkan KTSP. Berdasarkan hasil deskriptif terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa kelas IV & V SD Negeri 1 Poasia sebelum dan sesudah penerapan perangkat pembelajaran, seperti yang telah dipaparkan pada deskripsi hasil uji coba perangkat pembelajaran, nampak bahwa hasil belajar siswa cenderung mengalami peningkatan rata-rata. Hal ini nampak pada nilai rata-rata pada: (1) siswa kelas IV melalui pre-test sebesar 46,05 dimana ada siswa yang tuntas sebesar 7,89 atau perolehan nilai siswa sama atau lebih besar dari nilai 65, sedang pada post test nilai rata-rata menjadi 75,53 dengan ketuntasan belajar secara individu menjadi sebesar 84,21 % atau terjadi peningkatan rata- rata penguasaan konsep/hasil belajar siswa sebesar 64.53 %.; (2) rata-rata pre-test siswa kelas V sebesar 59,36 dimana ada 35,29 % siswa yang sudah tuntas atau perolehan nilai siswa sama atau lebih besar dari skor 65, sedang pada post test nilai rata-rata menjadi 73,15 dengan ketuntasan belajar secara individu menjadi sebesar 79% atau terjadi peningkatan rata-rata penguasaan konsep/hasil belajar Sains siswa sebesar 23,23 %. Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar pengambilan kebijakan bagi Dinas Diknas Kota Kendari untuk mencoba menerapkan perangkat pembelajaran tersebut pada sekolah lain dalam lingkup Kota Kendari. Kata Kunci :CTL ,E-Learning,Perangkat Pembelajaran. A. Pendahuluan Pendekatan pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, dan sebagai warga masyarakat dan nantinya sebagai tenaga kerja. Selain itu,untuk memperkuat pemahaman konsep dan proses pembelajaran lebih interaktif maka dikembangkan E-learning yang merupakan sebuah proses pembelajaran yang berbasis elektronika. Salah satu media yang digunakan adalah jaringan komputer. Dengan dikembangkannya di jaringan komputer memungkinkan untuk dikembangkan dalam bentuk berbasis web, sehingga kemudian dikembangkan ke jaringan komputer yang lebih luas yaitu
11

Penerapan Perangkat Pembelajaran Sains Berbasis CTL dan E-Learning di SD 01 Poasia Kendari Sebagai Sekolah Model Praktikum Pembelajaran bagi Mahasiswa FKIP-MIPA Unhalu

Apr 11, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Penerapan Perangkat Pembelajaran Sains Berbasis CTL dan E-Learning di SD 01 Poasia Kendari Sebagai Sekolah Model Praktikum Pembelajaran bagi Mahasiswa FKIP-MIPA Unhalu

1

Penerapan Perangkat Pembelajaran Sains Berbasis CTL dan E-Learning di SD 01

Poasia Kendari Sebagai Sekolah Model Praktikum Pembelajaran bagi Mahasiswa

FKIP-MIPA Unhalu

Arisona1,Yuris

2,Nursalam

3

1.Pendidikan Fisika, FKIP-UHO ([email protected])

2. Pendidikan Fisika, FKIP-UHO ([email protected])

3. Pendidikan Fisika, FKIP-UHO ([email protected])

Abstrak

Telah dilakukan penelitian Penerapan perangkat pembelajaran berbasis CTL (Contekstual

Teaching And Learning) dan E-Learning untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Sains di SD 01

Poasia sebagai Sekolah Unggulan (sebelumnya Sekolah Rintisan Bertaraf Internasional) di Kota

Kendari, dengan menerapkan Four-D Model dengan beberapa adaptasi kerangka berfikir yang

sesuai. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi, Silabus/RPP, pengelolaan pembelajaran

dan persepsi siswa terhadap penerapan perangkat pembelajaran. Data-data dianalisis dengan statistik

deskriptif kualitatif yang dapat memberikan informasi tentang efektivitas dan keterbacaan perangkat

pembelajaran, serta kemampuan guru Sains dalam mengelola pembelajaran sesuai yang diinginkan

KTSP.

Berdasarkan hasil deskriptif terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa kelas IV & V SD

Negeri 1 Poasia sebelum dan sesudah penerapan perangkat pembelajaran, seperti yang telah

dipaparkan pada deskripsi hasil uji coba perangkat pembelajaran, nampak bahwa hasil belajar siswa

cenderung mengalami peningkatan rata-rata. Hal ini nampak pada nilai rata-rata pada: (1) siswa

kelas IV melalui pre-test sebesar 46,05 dimana ada siswa yang tuntas sebesar 7,89 atau perolehan

nilai siswa sama atau lebih besar dari nilai 65, sedang pada post test nilai rata-rata menjadi 75,53

dengan ketuntasan belajar secara individu menjadi sebesar 84,21 % atau terjadi peningkatan rata-

rata penguasaan konsep/hasil belajar siswa sebesar 64.53 %.; (2) rata-rata pre-test siswa kelas V

sebesar 59,36 dimana ada 35,29 % siswa yang sudah tuntas atau perolehan nilai siswa sama atau

lebih besar dari skor 65, sedang pada post test nilai rata-rata menjadi 73,15 dengan ketuntasan

belajar secara individu menjadi sebesar 79% atau terjadi peningkatan rata-rata penguasaan

konsep/hasil belajar Sains siswa sebesar 23,23 %.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar pengambilan kebijakan bagi Dinas Diknas Kota

Kendari untuk mencoba menerapkan perangkat pembelajaran tersebut pada sekolah lain dalam

lingkup Kota Kendari.

Kata Kunci :CTL ,E-Learning,Perangkat Pembelajaran.

A. Pendahuluan

Pendekatan pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) merupakan

konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi

dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota

keluarga, dan sebagai warga masyarakat dan nantinya sebagai tenaga kerja.

Selain itu,untuk memperkuat pemahaman konsep dan proses pembelajaran lebih

interaktif maka dikembangkan E-learning yang merupakan sebuah proses pembelajaran yang

berbasis elektronika. Salah satu media yang digunakan adalah jaringan komputer. Dengan

dikembangkannya di jaringan komputer memungkinkan untuk dikembangkan dalam bentuk

berbasis web, sehingga kemudian dikembangkan ke jaringan komputer yang lebih luas yaitu

Page 2: Penerapan Perangkat Pembelajaran Sains Berbasis CTL dan E-Learning di SD 01 Poasia Kendari Sebagai Sekolah Model Praktikum Pembelajaran bagi Mahasiswa FKIP-MIPA Unhalu

2

internet. Penyajian e-learning berbasis web ini bisa menjadi lebih interaktif. Materi pengajaran

dan pembelajaran yang disampaikan melalui media ini berbentuk teks, grafik, animasi,

simulasi, audio dan video, serta ruang diskusi yang memudahkan siswa untuk berinteraktif

dengan guru. Perbedaan pembelajaran tradisional dengan e-learning yaitu pada kelas

tradisional, guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan

ilmu pengetahuan kepada pelajarnya. Sedangkan di dalam pembelajaran e-learning fokus

utamanya adalah pelajar. Pelajar mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung-jawab untuk

pembelajarannya. Suasana pembelajaran e-learning akan memaksa pelajar memainkan

peranan yang lebih aktif dalam pembelajarannya. Pelajar membuat perancangan dan mencari

materi dengan usaha, dan inisiatif sendiri.

Sebagai upaya meningkatkan kompetensi mahasiswa di LPTK, khususnya di FKIP

Unhalu Kendari Jurusan Pendidikan MIPA, maka peneliti tertarik untuk mencoba menerapkan

perangkat pembelajaran berbasis CTL dan E-learning dalam pembelajaran, khususnya pada

SD 01 Poasia sebagai sekolah Unggulan (sebelumnya bernama Sekolah Rintisan Bertaraf

Internasional ) di Kota Kendari. Peneliti berasumsi bahwa Pembelajaran Sains Berbasis CTL

dan E-Learning, akan membuat siswa disekolah terutama pada tingkat Sekolah Dasar akan

mampu mengembangkan konsep-konsep Sains yang selama ini merupakan suatu mata

pelajaran yang susah difahami (banyak rumus dan hafalan) disamping mata pelajaran lainnya

(matematika.) Disisi lain banyak guru yang beranggapan bahwa apabila siswa dapat

mengahafal semua materi, maka siswa akan dapat memahami isi materi pelajaran Sains. Hal

ini diduga disebabkan oleh guru yang senantiasa menerapkan metode ceramah dalam

pembelajaran Sains di sekolah?. Metode ini menciptakan proses belajar mengajar yang

terpusat pada guru dan menciptakan ketergantungan siswa siswa pada guru sangat besar.

Akhirnya siswa tidak terlatih untuk mandiri dalam mencari dan menemukan pengetahuan

sendiri. Sehingga perlu mengembangkan perangkat pembelajaran E-learning yang bertujuan

akan membuat siswa lebih interaktif dan dapat secara mandiri menggali pengetahuan dan

menghubungkan segala kejadian yang ada diingkungan mereka sendiri.

B. TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakikat Sains (IPA)

Sains (IPA) dengan bidang Biologi, Fisika, dan Kimia dengan kajian meliputi benda-

benda alam semesta, kegiatan mencari untuk menemukan fakta-fakta tentang benda-benda dan

menjadikan fakta-fakta menjadi pola konseptual yang disebut Teori atau Hukum. Teori atau

Hukum inilah yang akan menjelaskan hubungan antara fakta dan benda-benda alam semesta.

Page 3: Penerapan Perangkat Pembelajaran Sains Berbasis CTL dan E-Learning di SD 01 Poasia Kendari Sebagai Sekolah Model Praktikum Pembelajaran bagi Mahasiswa FKIP-MIPA Unhalu

3

Sains mempunyai suatu metode yang ketat yang disebut Metode Ilmiah. Tahapan-

tahapan Metode Ilmiah, yaitu: 1) mengadakan observasi, 2) merumuskan masalah, 3) tahap

ketiga mengajukan hipotesis, 4) melakukan eksperimen dan 5) menarik kesimpulan atau

menysusun teori (Anonim, 2004a).

B. Pembelajaran Kontekstual

Pendekatan pembelajaran konstektual atau Contextual Teaching and Learning (CTL)

berkembang dari faham konstruktivisme (Haston, 1999). Ide utamanya ialah mengaitkan

kegiatan dan persoalan pembelajaran dengan konteks keseharian anak (Blankchard, 2000).

Anak belajar dari dunia nyata dimana ilmu pengetahuan yang dipelajari bakal digunakan.

Teori belajar bermakna (meaningful learning) dari Ausubel (1979) menyarankan agar siswa

belajar dari persoalan kesehariannya agar bermanfaat bagi kehidupannya. Ide-ide tersebut

dipakai dalam kontekstual learning, dimana siswa diajak belajar dari persoalan yang nyata

dalam konteks kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa pendekatan kontektual (Contextual

Teaching and Learning/ CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan

antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta

didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam

kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, dan sebagai warga masyarakat dan nantinya

sebagai tenaga kerja.

C. Model-Model Pembelajaran Kontekstual

Pengembangan CTL di sekolah-sekolah dilaksanakan melalui pengembangan model-

model pengajaran. Ada 3 (tiga) model-model pengajaran ditambah dengan 1 (satu) strategi-

strategi belajar yang dikembangkan dalam CTL, yaitu: (1) model pengajaran langsung (direct

instruction), (2) model pembelajaran kooperatif (cooperative learning), (3) model pengajaran

berbasis masalah (problem based instruction) dan (4) strategi-strategi belajar (learning

strategy). Keempat model pembelajaran kontekstual dipersyaratkan untuk diterapkan pada

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di sekolah, maupun kurikulum Sains di LPTK.

D. Pembelajaran Berbasis E-Learning

E-learning adalah sebuah proses pembelajaran yang berbasis elektronika. Salah satu

media yang digunakan adalah jaringan komputer. Dengan dikembangkannya di jaringan

komputer memungkinkan untuk dikembangkan dalam bentuk berbasis web, sehingga

kemudian dikembangkan ke jaringan komputer yang lebih luas yaitu internet. Penyajian e-

learning berbasis web ini bisa menjadi lebih interaktif. Materi pengajaran dan pembelajaran

yang disampaikan melalui media ini berbentuk mempunyai teks, grafik, animasi, simulasi,

Page 4: Penerapan Perangkat Pembelajaran Sains Berbasis CTL dan E-Learning di SD 01 Poasia Kendari Sebagai Sekolah Model Praktikum Pembelajaran bagi Mahasiswa FKIP-MIPA Unhalu

4

audio dan video. Perbedaan pembelajaran tradisional dengan e-learning yaitu pada kelas

tradisional, guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan

ilmu pengetahuan kepada pelajarnya. Sedangkan di dalam pembelajaran e-learning fokus

utamanya adalah pelajar. Pelajar mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung-jawab untuk

pembelajarannya. Suasana pembelajaran e-learning akan memaksa pelajar memainkan

peranan yang lebih aktif dalam pembelajarannya. Pelajar membuat perancangan dan mencari

materi dengan usaha, dan inisiatif sendiri.

E-learning mempermudah interaksi antar siswa dan antara siswa dengan pengajar.

Mereka dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai materi pelajaran dan berbagai

hal yang menyangkut tugas-tugas ataupun kebutuhan pengembangan diri peserta didik.

Pengajar dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh

mahasiswa di tempat tertentu di dalam websites untuk diakses oleh para mahasiswa. Bahan

belajar yang tempatkan di dalam websites dapat terdiri dari teks, grafik, audio, vidio, animasi,

dan simulasi yang bersifat interaktif. Bahan-bahan belajar yang tersimpan dalam komputer

dapat diakses oleh siswa/mahasiswa setiap saat dan memudahkan dosen dalam melakukan

pembaharuan dari sisi kontens materi subyek sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi.

C. METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penerapan perangkat pembelajaran Sains berbasis CTL dan E-Learning

Dalam penelitian pengembangan ini, metode yang akan digunakan untuk

mengembangkan model dan perangkat pembelajaran Sains adalah menggunakan Four-D

Model dengan beberapa adaptasi kerangka berfikir yang sesuai (Fida, 2004) yaitu : Define,

Design, Develop, Implementation

B. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahap 1: Define: Analisis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Dalam analisis kurikulum, kegiatan yang dilakukan adalah pengkajian terhadap

masalah dan kebutuhan yang dijumpai dalam pembelajaran Sains di SD 01 Poasia Kendari

pada siswa kelas IV dan V. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah mengembangkan

Silabus dan RPP berdasarkan KTSP yang telah dikembangkan di SD 01 Poasia Kendari

selama ini.

Pada tahap analisis, kegiatan yang dilakukan adalah menganalisis kemampuan dasar

matematika siswa SD 01 Poasia Kendari yaitu sisw kelas IV dan V, melalui analisis tugas-

Page 5: Penerapan Perangkat Pembelajaran Sains Berbasis CTL dan E-Learning di SD 01 Poasia Kendari Sebagai Sekolah Model Praktikum Pembelajaran bagi Mahasiswa FKIP-MIPA Unhalu

5

tugas yang akan diberikan kepada siswa dengan mempertimbangkan aspek kognitif,

psikomotor dan sikap yang dimiliki siswa.

Analisis materi/konsep mata pelajaran Sains, dilakukan untuk menelusuri konsep-

konsep yang ada menurut KTSP dengan mengklasifikasikan materi kedalam tingkat mudah,

sedang dan sukar/kompleks. Selanjutnya perumusan tujuan pembelajaran didasarkan pada

analisis tugas, analisis konsep, analisis siswa yang telah dijabarkan pada SK dan SKD.

Tahap 2: Design

Kegiatan yang dilakukan pada tahap design adalah perancangan dan penulisan model

perangkat pembelajaran. Pemilihan format ditempuh dengan mengkaji perangkat pembelajaran

yang sedang dikembangkan di sekolah menurut KTSP dengan beberapa adaptasi yang

disesuaikan dengan tingkat perkembangan kognitif siswa SD 01 Poasia Kendari yang sudah

berada pada fase berpikir formal. Perangkat pembelajaran tersebut meliputi: Silabus, bahan

ajar siswa, pemilihan media, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau skenario

pembelajaran yang mengacu pada model pembelajaran kontekstual, lembar kerja keterampilan

proses siswa (LKKPM), dan lembar penilaian (asessment) berbasis kelas (produk dan proses).

Tahap 3: Develop

Kegiatan yang dilakukan pada tahap develop adalah menelaah model dan perangkat

pembelajaran yang telah dikembangkan, baik hasil telaah secara terbatas dari Tim Dosen

Peneliti dan tim guru, maupun hasil telah/revisi dari beberapa pakar (bidang pengajaran dan

subtansi materi) dan/atau dari hasil refleksi ujicoba terbatas atau simulasi melalui peer

teaching. Uji coba terbatas dilakukan dengan melibatkan mahasiswa sebanyak 3 orang. Pada

tahap ini akan dihasilkan laporan pengembangan perangkat pembelajaran yang ditulis

berdasarkan analisis data ujicoba terbatas dan hasil revisi dari para pakar.

Setelah serangkaian revisi dilakukan terhadap perangkat pembelajaran Sains yang

telah dikembangkan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji coba perangkat untuk

skala luas, yaitu menerapkan dalam ruang kelas secara nyata, atau real teaching. Selanjutnya

melakukan lagi revisi terhadap kelemahan-kelemahan yang ada dari perangkat tersebut pasca

uji coba, dan diterapkan pada skala luas, misalnya pada semua sekolah pada tingkatan yang

sama dalam Kota Kendari.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Deskripsi Hasil Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Setelah dilakukan serangkaian kegiatan dan tahapan dalam pengembangan Perangkat

Pembelajaran IPA-Fisika, maka dapat diuraikan sebagai berikut:

Page 6: Penerapan Perangkat Pembelajaran Sains Berbasis CTL dan E-Learning di SD 01 Poasia Kendari Sebagai Sekolah Model Praktikum Pembelajaran bagi Mahasiswa FKIP-MIPA Unhalu

6

Tahap 1: Define: Analisis Kurikulum

Dalam analisis kurikulum, kegiatan yang dilakukan adalah pengkajian terhadap

masalah dan kebutuhan yang dijumpai dalam pembelajaran Sains pada kelas IV,dan V.

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah mengembangkan Silabus dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan format Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP).

Pada tahap analisis siswa, kegiatan yang telah dilakukan adalah melakukan observasi

awal di SD 01 Poasia. Hal ini dimaksudkan untuk menganalisis kemampuan dasar matematika

siswa mulai dari jenjang kelas IV dan V. Berdasarkan kondisi kemampuan dasar yang

dimiliki siswa tersebut, maka dapat dilakukan analisis tugas-tugas yang akan diberikan kepada

siswa dengan mempertimbangkan aspek kognitif, psikomotor dan sikap yang dimiliki siswa.

Analisis materi/konsep mata pelajaran Sains dilakukan untuk menelusuri konsep-

konsep yang ada menurut KTSP dengan mengklasifikasikan materi mulai dari tingkat mudah,

sedang dan sukar/kompleks. Selanjutnya perumusan tujuan pembelajaran didasarkan pada

analisis tugas, analisis konsep, analisis siswa yang telah dijabarkan pada Standar Kompetensi

(SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Adapun materi/konsep yang akan dikembangkan model

dan perangkat pembelajarannya adalah materi/konsep mata pelajaran Sains, dari kelas IV dan

V dengan masing-masing KD dan materi pokoknya : Sebaran Konsep Pengembangan

Perangkat Pembelajaran Sains Siswa kelas IV SD 01 Poasia Kendari: Standar Kompetensi : 9.

Memahami perubahan kenampakan bumi dan benda langit .Kompetensi Dasar (KD) : 9.1

Mendeskripsikan perubahan kenampakan bumi dan 9.2 Mendeskripsikan posisi bulan dan

kenampakan bumi dari hari ke hari. Materi Pokok dan Uraian Materi :Perubahan kenampakan

bumi dan benda langit : Perubahan kenampakan bumi, Perubahan kenampakan benda-benda

langit. Sedangkan Sebaran Konsep Pengembangan Perangkat Pembelajaran Sains Siswa kelas

V SDN 01 Poasia Kendari: Standar Kompetensi 7. Memahami perubahan yang terjadi di

alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam ;Kompetensi Dasar (KD) :7.4

Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya, 7.5

Mendeskripsikan perlunya penghematan air ; Materi Pokok dan Uraian Materi Bumi dan Alam

Semesta (Daur Air).

Tahap 2: Design

Kegiatan yang dilakukan pada tahap design adalah perancangan dan penulisan model

perangkat pembelajaran.Pemilihan format ditempuh dengan mengkaji perangkat pembelajaran

yang sedang dikembangkan di sekolah menurut KTSP dengan beberapa adaptasi yang

disesuaikan dengan tingkat perkembangan kognitif siswa SD 01 Poasia Kendari yang sudah

Page 7: Penerapan Perangkat Pembelajaran Sains Berbasis CTL dan E-Learning di SD 01 Poasia Kendari Sebagai Sekolah Model Praktikum Pembelajaran bagi Mahasiswa FKIP-MIPA Unhalu

7

berada pada fase berpikir formal. Perangkat pembelajaran tersebut meliputi: Silabus, bahan

ajar, pemilihan media, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau skenario pembelajaran

yang mengacu pada model pembelajaran kontekstual, Lembar Kerja Ilmiah Siswa (LKIS),

dan lembar penilaian (asessment) berbasis kelas (produk dan proses).

Tahap 3: Develop

Kegiatan yang dilakukan pada tahap develop adalah menelaah model dan perangkat

pembelajaran yang telah dikembangkan, baik hasil telaah secara terbatas dari Tim Dosen

Peneliti dan juga dari Tim guru mata pelajaran Sains di SD Negeri 1 Poasia, maupun hasil

telah/revisi dari beberapa pakar (bidang pengajaran dan subtansi materi) dan/atau dari hasil

refleksi ujicoba terbatas atau simulasi melalui peer teaching.

Melalui tahap uji coba terbatas ini dihasilkan laporan pengembangan perangkat

pembelajaran IPA-Fisika yang akan dipakai pada tahap uji coba produk perangkat

pembelajaran pada siswa kelas IV dan V SD Negeri 1 Poasia Kendari semester ganjil tahun

akademik 2012/2013.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif terhadap hasil pre-test serta post-test dapat

dirangkumkan pada Tabel 5.3. sebagai berikut:

Tabel 1. Profil Distribusi Penguasaan Konsep Sains siswa SD 1 Poasia Kelas IV dan

Kelas V sebelum dan sesudah Penerapan Perangkat Pembelajaran

PARAMETER

PENILAIAN

NILAI SISWA SETIAP KELAS

KELAS IV KELAS V

Pre-

Test

Post-

Test

Pre-

Test

Post-

Test

Skor minimum 25 45 25 20

Skor maksimal 75 95 90 95

Rata-rata 46,05 75,53 59,36 73,15

Standar deviasi 14,34 13,04 17.23 18,24

Persentase jumlah siswa yang masuk

kategori belajar Tuntas (Nilai 65 - 100)

7,89 84,21 35.29 79,0

Persentase jumlah siswa yang masuk

kategori Tidak Tuntas belajar (Nilai < 65)

92,11 15,79 64.71 21.0

Untuk melihat apakah perangkat pembelajaran Sains, yang telah dikembangkan

memiliki keterbacaan yang memadai, maka dapat dilihat dari peningkatkan penguasaan

konsep dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran (KBM) yang dilakukan dengan

Page 8: Penerapan Perangkat Pembelajaran Sains Berbasis CTL dan E-Learning di SD 01 Poasia Kendari Sebagai Sekolah Model Praktikum Pembelajaran bagi Mahasiswa FKIP-MIPA Unhalu

8

cara membandingkan keadaan sebelum dan sesudah penerapan perangkat pembelajaran di

dalam kelas. Disamping itu juga digunakan kelulusan secara individu 65 dan Prosentase

secara klasikal 75%.

Jika kita melihat dari hasil analisis deskriptif terhadap hasil belajar yang diperoleh

siswa kelas IV dan V SD Negeri 01 Poasia sebelum dan sesudah penerapan perangkat

pembelajaran, seperti telah diuraikan pada Tabel 5.4 di atas, nampak bahwa hasil belajar

siswa cenderung mengalami peningkatan rata-rata dengan persentase peningkatan rata-rata

dari pre-test ke post-test sebesar 75.53 dan 73.15 untuk masing-masing kelas; dan secara

lengkap dapat dipaparkan seperti pada Gambar 1 ; 2 dan 3 sebagai berikut:

Gambar 1. Profil peningkatan rata-rata penguasaan konsep Sains Siswa

Kelas IV melalui pre-test ke post-tes selama Uji Coba Perangkat

Gambar 2. Profil peningkatan rata-rata penguasaan konsep IPA-Fisika Siswa

Kelas V melalui pre-test ke post-test selama Uji Coba Perangkat

0

50

10092,11

7,89 15,79

84,21

KEL

AS

IV

Tidak Tuntas Tuntas Belajar Belajar (Nilai <65 ) (Nilai 65-100)

SD 01 Poasia Kendari PreeTest

PostTest

0

50

10064,71

35,29 21

79

KEL

AS

V

Tidak Tuntas Tuntas Belajar Belajar (Nilai <65 ) (Nilai 65-100)

SD 01 Poasia Kendari PreeTest

PostTest

Page 9: Penerapan Perangkat Pembelajaran Sains Berbasis CTL dan E-Learning di SD 01 Poasia Kendari Sebagai Sekolah Model Praktikum Pembelajaran bagi Mahasiswa FKIP-MIPA Unhalu

9

Gambar 5.3. Profil peningkatan rata-rata penguasaan konsep Sains Siswa Kelas IV dan V melalui

Pre-Test ke Post-Test selama uji coba perangkat pembelajaran berbasis CTL dan E-Learning

Dari gambar 3. tersebut, nampak adanya peningkatan penguasaan konsep/hasil

belajar Sains siswa SD 01 Poasia dari nilai Pre-Test ke Post-Test. Disamping itu juga

terjadi peningkatan jumlah siswa yang tuntas dengan perolehan nilai 65-100. Pada siswa

kelas IV diperoleh 7,89 % siswa yang tuntas melalui pre-test dan pada hasil post-test

sudah mencapai 84,21 % siswa yang dikategorikan tuntas. Demikian juga untuk siswa

kelas V, dari 35,29 % saja siswa yang berada dalam kategori tuntas pada pres-test menjadi

79% siswa dikategorikan tuntas pada hasil post-test.

Berdasarkan hasil analisis data yang ditampilkan pada Tabel 5.3 di atas, nampak

bahwa rata-rata penguasaan konsep/hasil belajar IPA-Fisika siswa kelas IV dan V SD 01

Poasia setelah dilakukan uji coba penerapan perangkat pembelajaran yang berbasis CTL

dan E-Learning diperoleh bahwa terjadi kecenderungan peningkatan rata-rata penguasaan

konsep/hasil belajar Sains siswa dari 46,05 pada Pre-Test menjadi 75,53 pada siswa kelas

IV. Demikian juga pada siswa kelas V terjadi peningkatan rata-rata dari 59,36 pada Pre-

Test menjadi 73,15 pada Post-Test ; hal ini berarti bahwa indikator ketuntasan belajar

secara individu 65 dan persentase secara klasial 75 % telah tercapai.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara umum penerapan perangkat

pembelajaran Sains yang telah dikembangkan dan telah diujicobakan pada siswa kelas IV

dan V SD Negeri 1 Poasia Kendari cenderung dapat meningkatkan penguasaan konsep/

hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Sains.

Jika kita kaitkan antara hasil penelitian ini dengan teori motivasi dapat dijelaskan

bahwa seorang siswa yang menggunakan banyak indra dalam melakukan aktivitas belajar,

0

20

40

60

80

100 92,11

15,79

64,71

21

7,89

84,21

35,29

79

PreeTest PostTest PreeTest PostTest Kelas IV Kelas V

SD 01 Poasia Kendari Tidak TuntasBelajar (Nilai<65)Tuntas Belajar(Nilai 65-100)

Page 10: Penerapan Perangkat Pembelajaran Sains Berbasis CTL dan E-Learning di SD 01 Poasia Kendari Sebagai Sekolah Model Praktikum Pembelajaran bagi Mahasiswa FKIP-MIPA Unhalu

10

akan cenderung lebih mudah memahami karakteristik terhadap obyek yang diamati, karena

bertinteraksi secara langsung dengan media pembelajaran ( web) yang digunakan oleh

guru dalam proses pembelajaran.

E. KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah dilakukan tahap Define (Analisis kurikulum), Design dan Develop

terhadap terhadap perangkat pembelajaran Sains berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) di SD 01 Poasia Kendari, sesuai dengan tujuan penelitian pada tahun

I (2012), maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penerapan Perangkat pembelajaran Sains berupa Silabus dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) setiap materi pokok untuk siswa kelas IV dan V, yang telah

dikembangkan oleh Tim Peneliti bekerjasama dengan guru-guru mitra Sains cenderung

telah mengacu pada pembelajaran yang berbasis Contextual Teaching and Learning

(CTL) sehingga SD 1 Poasia Kendari dapat dijadikan sebagai sekolah Model

Praktikum Pembelajaran bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA-FKIP Unhalu,

2. Perangkat pembelajaran Sains berupa materi ajar dan penilaian (asessment) telah

dikembangkan pula penilaian yang berbasis kelas (proses dan hasil) yang sesuai

dengan karakteristik materi pokok/sub-materi pokok yang ada di dalam KTSP.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis terbatas terhadap pengembangan dan penerapan

perangkat pembelajaran Sains yang telah direvisi secara terbatas antara Tim Peneliti dan

Tim Ahli bidang Pendidikan Sains (IPA), maka dapat diberikan beberapa saran, yaitu:

1. Dalam mengembangkan perangkat pembelajaran pada mata pelajaran Sains, khususnya

pada konsep/materi yang memiliki karakteristik abstrak agar merancang suatu media

Pembelajaran Model E-Learning berbasis Web melalui program simulasi komputer

yang interaktif, sehingga guru-guru dalam menjelaskan materi/konsep tersebut menjadi

lebih mudah dan tenatunya siswa-siswa akan lebih cepat memahami konsep/materi

tersebut,

2. Kepada guru-guru Sains di sekolah Dasar dalam lingkup Kota Kendari secara khusus

dan umumnya sekolah-sekolah di Sulawesi Tenggara agar dalam mengembangkan

Perangkat Perbaikan Pembelajaran yang berbasis CTL dan E-Learning dengan kegiatan

pembelajaran yang lebih banyak diarahkan kepada siswa untuk belajar melalui berbuat

dengan kegiatan kerja ilmiah dan penugasan secara terstruktur berdasarkan KTSP.

Page 11: Penerapan Perangkat Pembelajaran Sains Berbasis CTL dan E-Learning di SD 01 Poasia Kendari Sebagai Sekolah Model Praktikum Pembelajaran bagi Mahasiswa FKIP-MIPA Unhalu

11

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2004a). Hakikat Sains (SN-1). Materi Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi .

Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan

Menengah. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Slamet, S., (2002), Pendekatan Pembelajaran Sains Kontekstual dalam Implementasi

Kurikulum Berbasis Kompetensi, Makalah ini disampaikan dalam pelatihan TOT guru

SLTP se Indonesia di FMSAINS, Universitas Negeri Yogyakarta pada 1-14 Oktober

2002 hasil kerjasama antara FMSAINS dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar

dan Menengah.

Blankchard, A. (2000). Contextual Teaching and Learning. Diakses dari

http://www.horizonshelpr.org/contextual/.

Clifford, M. dan Wilson, M. (2000), Contextual teaching, professional learning and student

experiences: Lessons learned from implementation. Educational Information Serries

no. 2. Madison: Center on Education and Work.

Fida, R., (2004). Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Disajikan dalam pelatihan model-

model pembelajaran, penyusunan SAP dan bahan ajar, Program Hibah Kompetisi A1,

Kendari: Jurusan PMSAINS FKIP Unhalu.

Joice, B., Weil, M., (1992). Models of Teaching Fith Edition. Singapore, Tokyo: Allyn and

Bacon.