Top Banner
__________________________________________________________________________ AR-RIAYAH : Jurnal Pendidikan Dasar vol.1, no. 2, 2017 STAIN Curup – Bengkulu | p ISSN 2580-362X; e ISSN 2580-3611 http://journal.staincurup.ac.id/index.php/arriayah Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV di SD Negeri 18 Rejang Lebong Elyana SD Negeri 18 Rejang Lebong [email protected] Abstract : This research is grounded by the lack of developing of learning strategy and the low of the result of the learning of the students especially for the scients subject.This research is the classroom action research that have been done in SDN 18 Rejang Lebong, class IV with 24 students. This research know that the first the medium score in students observation cycle I is 17 its an enough category, for cycle II the medium score is 19 its a good category and cycle III with the medium score 23 its a best category. The medium score for the teacher observation in cycle I is 19 its an enough category, cycle II, the medium is 22 its a good category and increase in cycle III with the medium score 25,5 its a best category. The second, in cycle I finishing the classical of the students is 50 %, cycle II finishing of the classical learning students is 75 % and cycle III, finishing classical learning is 100 %. Its suggested for the teacher in applyng skill process. Without guiding and pointing from the teacher it would’nt create well skill process. Keywords : Skill Process, Activities and Learning Result Abstrak : Penelitian ini dilatar belakangi oleh kurangnya pengembangan strategi pembelajaran dan rendahnya hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPA. Salah satunya adalah dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di SD Negeri 18 Rejang Lebong, kelas IV dengan jumlah siswa 24 orang. Hasil penelitian dapat diketahui, pertama rata-rata skor pada observasi siswa siklus I yaitu 17 termasuk dalam kategori cukup, pada siklus II rata-rata skornya 19 termasuk ketegori baik, dan meningkat pada siklus III dengan rata-rata skor 23 termasuk kategori baik. Rata-rata skor pada observasi guru siklus I yaitu 19 termasuk kategori cukup, pada siklus II rata-rata skornya 22 termasuk kategori baik, dan meningkat pada siklus III dengan rata-rata skor 25,5 termasuk kategori baik. Kedua, siklus I ketuntasan belajar klasikal siswa yaitu 50%, pada siklus II ketuntasan belajar klasikal siswa 75 %, dan pada siklus III ketuntasan belajar klasikal 100 %. Disarankan kepada guru dalam penerapan pendekatan keterampilan proses.Tanpa bimbingan dan arahan dari guru tidak akan terciptanya penerapan pendekatan keterampilan proses dengan baik. Kata Kunci : Keterampilan Proses, Hasil Belajar, Prestasi
18

Penerapan Pendekatan Keterampilan ... - e-Jurnal IAIN Curup

Oct 16, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Penerapan Pendekatan Keterampilan ... - e-Jurnal IAIN Curup

__________________________________________________________________________ AR-RIAYAH : Jurnal Pendidikan Dasar vol.1, no. 2, 2017

STAIN Curup – Bengkulu | p ISSN 2580-362X; e ISSN 2580-3611 http://journal.staincurup.ac.id/index.php/arriayah

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV di SD Negeri 18 Rejang Lebong

Elyana SD Negeri 18 Rejang Lebong [email protected]

Abstract : This research is grounded by the lack of developing of learning strategy and the low of the result of the learning of the students especially for the scients subject.This research is the classroom action research that have been done in SDN 18 Rejang Lebong, class IV with 24 students. This research know that the first the medium score in students observation cycle I is 17 its an enough category, for cycle II the medium score is 19 its a good category and cycle III with the medium score 23 its a best category. The medium score for the teacher observation in cycle I is 19 its an enough category, cycle II, the medium is 22 its a good category and increase in cycle III with the medium score 25,5 its a best category. The second, in cycle I finishing the classical of the students is 50 %, cycle II finishing of the classical learning students is 75 % and cycle III, finishing classical learning is 100 %. Its suggested for the teacher in applyng skill process. Without guiding and pointing from the teacher it would’nt create well skill process.

Keywords : Skill Process, Activities and Learning Result

Abstrak : Penelitian ini dilatar belakangi oleh kurangnya pengembangan strategi pembelajaran dan rendahnya hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPA. Salah satunya adalah dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di SD Negeri 18 Rejang Lebong, kelas IV dengan jumlah siswa 24 orang. Hasil penelitian dapat diketahui, pertama rata-rata skor pada observasi siswa siklus I yaitu 17 termasuk dalam kategori cukup, pada siklus II rata-rata skornya 19 termasuk ketegori baik, dan meningkat pada siklus III dengan rata-rata skor 23 termasuk kategori baik. Rata-rata skor pada observasi guru siklus I yaitu 19 termasuk kategori cukup, pada siklus II rata-rata skornya 22 termasuk kategori baik, dan meningkat pada siklus III dengan rata-rata skor 25,5 termasuk kategori baik. Kedua, siklus I ketuntasan belajar klasikal siswa yaitu 50%, pada siklus II ketuntasan belajar klasikal siswa 75 %, dan pada siklus III ketuntasan belajar klasikal 100 %. Disarankan kepada guru dalam penerapan pendekatan keterampilan proses.Tanpa bimbingan dan arahan dari guru tidak akan terciptanya penerapan pendekatan keterampilan proses dengan baik.

Kata Kunci : Keterampilan Proses, Hasil Belajar, Prestasi

Page 2: Penerapan Pendekatan Keterampilan ... - e-Jurnal IAIN Curup

108 | AR-RIAYAH : Jurnal Pendidikan Dasar vol.1, no. 2, 2017

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan

nasional untuk menciptakan manusia yang berilmu, bertaqwa dan berbudaya

untuk menghadapi tantangan di masa depan yang begitu besar. Di mana

pendidikan dijadikan andalan utama dalam upaya peningkatan kualitas hidup

manusia. Jadi, pendidikan atau sekolah merupakan salah satu institusi yang

secara langsung bertanggung jawab terhadap kinerja pendidikan yang berkualitas

harus mampu membenahi segala aspek yang menjadi wewenang dalam

pelaksanaan manajemen sekolah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan

dengan cara mencari tahu tentang alam secara sitematis. Pelajaran IPA di SD

dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mempunyai tujuan antara

lain: 1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam Ciptaan-Nya;

2.Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; 3.

Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan

masyarakat; 4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan; 5. Meningkatkan

kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan

lingkungan alam; 6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; 7. Memperoleh bekal

pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan

pendidikan ke jenjang selanjutnya.1

Agar tujuan pelajaran IPA di SD dapat tercapai seperti yang diharapkan,

Menurut Hakim faktor-faktor tersebut meliputi faktor internal dan faktor

eksternal. Di samping faktor-faktor tersebut, dalam proses pembelajaran guru

mempunyai peranan yang sangat penting. Adapun keberhasilan suatu kegiatan

pembelajaran dipengaruhi oleh banyak komponen. Komponen- komponen

tersebut antara lain adalah kurikulum yang berlaku, tujuan, bahan pembelajaran,

1 Depdiknas, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Pusat Kurikulum

Badan Penelitian dan Pengembangan, 2006), 13.

Page 3: Penerapan Pendekatan Keterampilan ... - e-Jurnal IAIN Curup

Elyana : Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses | 109

kegiatan belajar mengajar, metode, alat, sumber, evaluasi, siswa, guru,

pendekatan, materi, sarana dan prasarana pembelajaran.”2

Berdasarkan hasil penelitian pada kelas kelas IV SD Negeri 18 Rejang

Lebong dengan jumlah siswa 24 orang terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan 10

orang siswa perempuan. Maka peneliti memperoleh keterangan bahwa pada

mata pelajaran IPA semester 1 tahun pelajaran 2016-2017 nilainya masih

tergolong rendah atau di bawah rata-rata. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata

siswa masih di bawah stándar ketuntasan, yaitu dari 24 siswa hanya 9 siswa yang

mendapat nilai mendapat nilai 6,50 ke atas dengan nilai rata-rata 6,2. Nilai rata-

rata tersebut belum memenuhi stándar kompetensi minimal yang diharapkan.

Sedangkan “Menurut KTSP SD Tahun 2007 kriteria ideal ketuntasan belajar

pada pembelajaran IPA dikatakan berhasil secara klasikal apabila persentase

ketuntasan belajar minimal mencapai 85% atau nilai rata-rata ≥ 7,0.”3

Rendahnya nilai rata-rata yang diperoleh siswa tersebut disebabkan oleh

berbagai masalah diantaranya: 1. kurangnya pembimbingan secara optimal

terhadap potensi siswa dalam belajar, 2. penyampaian konsep oleh guru kurang

sistematis, siswa cenderung kurang aktif, karena hanya mendengar ceramah saat

penyajian materi pelajaran, 3. penggunaan media yang kurang optimal untuk

keterlibatan belajar siswa, dalam pembelajaran guru sering menggunakan metode

ceramah sehingga menimbulkan kepasifan dan kebosanan pada diri siswa, 4.

guru kurang merangsang siswa untuk berpikir kreatif dalam proses belajar

mengajar, 5. guru kurang terampil dalam mengembangkan strategi pembelajaran

IPA yang inovatif yang sesuai dengan karakteristik siswa SD, sehingga kurang

signifikan dengan kebutuhan siswa yang belajar; 6. guru kurang mampu

menyiapkan instrumen proses pembelajaran. Peneliti mengambil mata pelajaran

IPA karena pada mata pelajaran ini penanaman konsep yang baik dan benar

mutlak diperlukan, hal ini disebabkan IPA merupakan ilmu pengetahuan yang

berkelanjutan dari tingkat dasar ke tingkat yang lebih tinggi sehingga penguasaan

konsep IPA di tingkat dasar menentukan penguasaan konsep IPA di tingkat

selanjutnya. Untuk menyikapi kondisi belajar di atas, peneliti ingin memperbaiki

proses pembelajaran, salah satu upaya perbaikan pembelajaran yang dapat

dilakukan dengan cara menerapkan sebuah strategi pembelajaran yang bisa

2 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar Edisi Revisi,

(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 41. 3 Badan Standar Nasional Pendidikan, Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan Di Sekolah Dasar, (Jakarta: Departemen pendidikan Nasional, 2007), 47.

Page 4: Penerapan Pendekatan Keterampilan ... - e-Jurnal IAIN Curup

110 | AR-RIAYAH : Jurnal Pendidikan Dasar vol.1, no. 2, 2017

memberdayakan keaktifan siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa. Strategi

yang menjadi pilihan adalah pendekatan Keterampilan Proses.

Berdasarkan latar belakang di atas, solusi yang akan digunakan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dalam pembelajaran IPA adalah

penerapan pendekatan Keterampilan Proses dipilih sebagai salah satu alternatif

karena berfokus pada pelibatan siswa secara aktif dan kreatif dalam proses

pemerolehan hasil belajar. Adapun judul penelitian tindakan kelas ini adalah,

“Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Aktivitas

Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV di SD Negeri 18

Rejang Lebong”. Dalam penelitian ini yang menjadi masalah utama adalah

rendahnya hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 18 Rejang Lebong dalam

belajar IPA. Masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah

penerapan pendekatan keterampilan proses pada pembelajaran IPA dapat

meningkatkan aktivitas siswa dan guru di kelas IV SD Negeri 18 Rejang

Lebong? Apakah pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada pembelajaran IPA di Kelas IV di SD Negeri 18 Rejang

Lebong?

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : Untuk mengetahui penerapan

pendekatan keterampilan proses dalam meningkatkan aktivitas siswa dan

aktivitas guru pada pembelajaran IPA di kelas IV SD Negeri 18 Rejang Lebong.

Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA dengan

menggunakan pendekatan keterampilan proses di kelas IV SD Negeri 18 Rejang

Lebong. Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai

berikut: Manfaat bagi peneliti : Peneliti yang bertindak sebagai guru dapat

mengatasi permasalahan yang muncul dikelasnya, yaitu kurangnya melibatan

siswa dalam proses pembelajaran karena pembelajaran yang diberikan oleh guru

masih bersifat satu arah. Dapat menambah rasa percaya diri peneliti sebagai

tenaga pendidik yang profesional. Menambah wawasan pengetahuan tentang

pembelajaran IPA terutama mengenai penerapan pendekatan keterampilan

proses. Manfaat bagi siswa : Siswa dapat memperoleh kesempatan berpastisipasi

secara aktif di dalam upaya perbaikan pembelajaran dan memperoleh

kesempatan meningkatkan hasil belajarnya. Siswa memperoleh pengalaman

langsung dalam proses belajar mengajar yang menggunakan metode baru bagi

siswa, sehingga pengalaman tersebut tidak mudah dilupakan oleh siswa. Manfaat

bagi guru : Memperoleh informasi bagaimana mengatasi kesulitan dalam

pembelajaran. Dapat menjadi salah satu alternatif pemilihan strategi

Page 5: Penerapan Pendekatan Keterampilan ... - e-Jurnal IAIN Curup

Elyana : Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses | 111

pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar selanjutnya agar siswa tidak

menjadi bosan dalam pembelajaran.Memperoleh informasi upaya perbaikan

kualitas dan peningkatan hasil pembelajaran. Manfaat bagi Sekolah : menjadikan

masukan yang positif bagi sekolah dalam peningkatan kualitas perbaikan

pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar. Dapat memberikan sumbangan

pemikiran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada sekolah.

LANDASAN TEORI

Menurut Depdikbud 1986 dalam Dimyati dan Mudjiono pendekatan

Keterampilan Proses dapat diartikan sebagai: wawasan atau anutan

pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang

bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah

ada dalam diri siswa. Dengan kata lain adalah untuk mengembangkan

kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa.4

Menurut Funk dalam Dimyati dan Mudjiono mengungkapkan bahwa

pendekatan keterampilan proses adalah Pendekatan keterampilan proses

memberikan kepada siswa pengertian yang tepat tentang hakekat ilmu

pengetahuan. Siswa dapat mengalami rangsangan ilmu pengetahuan dan dapat

lebih baik mengerti fakta dan konsep ilmu pengetahuan, mengajar dengan

Keterampilan Proses berarti memberi kesempatan siswa bekerja dengan

ilmu pengetahuan, tidak sekedar menceritakan atau mendengarkan cerita

tentang ilmu pengetahuan. Di sisi yang lain, siswa merasa bahagia sebab mereka

aktif dan tidak menjadi si pelajar yang pasif, dan menggunakan Keterampilan

Proses untuk mengajar ilmu pengetahuan, membuat siswa belajar proses dan

produk ilmu pengetahuan sekaligus.5 Hal ini sejalan dengan tujuan pendekatan

keterampilan proses itu sendiri yang meliputi : memberikan motivasi .belajar

kepada siswa karena dalam Keterampilan Proses siswa dipacu untuk senantiasa

bepartisipasi aktif dalam belajar, untuk lebih memperdalam konsep pengertian

dan fakta yang dipelajari siswa karena hakekatnya siswa sendirilah yang mencari

dan menemukan konsep tersebut, untuk mengembangkan pengetahuan atau

teori dengan kenyataan hidup dalam masyarakat sehingga antara teori dan

kenyataan hidup akan serasi, sebagai persiapan dan latihan dalam menghadapi

4 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009),

138. 5 Ibid, 139.

Page 6: Penerapan Pendekatan Keterampilan ... - e-Jurnal IAIN Curup

112 | AR-RIAYAH : Jurnal Pendidikan Dasar vol.1, no. 2, 2017

hidup di dalam masyarakat sebab siswa telah dilatih untuk berpikir logis dalam

memecahkan masalah dan mengembangkan sikap percaya diri, bertanggung

jawab dan rasa kesetiakawanan sosial dalam menghadapi berbagai masalah.6

Pendekatan Keterampilan Proses selalu menghendaki keikutsertaan

pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). Syafi’i mengemukakan bahwa:

Pendekatan keterampilan proses memang lebih memfokuskan kegiatan belajar

mengajar pada proses pemerolehan hasil belajar atau pencapaian tujuan pelajaran

itu sendiri. Namun, hal ini tidak berarti bahwa hasil belajar atau tujuan

pembelajaran tidak penting. Pendekatan ini merupakan upaya menumbuhkan

kemampuan dasar siswa untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman, dan

kemampuan: a. mengamati, b. menghitung, c. mengukur, d. mengklasifikasikan,

e. menemukan hubungan, f. membuat prediksi, g. melaksanakan penelitian, h.

mengumpulkan dan menganalisis data, serta i. kemampuan mengomunikasikan.7

Menurut Funk dalam bukunya Dimyati dan Mudjiono mengemukakan

bahwa: Jenis-jenis keterampilan dalam keterampilan proses terdiri dari dua yaitu

keterampilan dasar dan keterampilan terintegrasi. Keterampilan dasar terdiri dari

6 keterampilan yaitu: kemampuan mengobservasi/ mengamati, mengklasifikasi,

memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Sedangkan

keterampilan terintegrasi terdiri dari: mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi

data, menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar

variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisa penelitian, menyusun

hipotesis, mengidentifikasi variabel secara operasional, merancang penelitian,

dan melaksanakan eksperimen.8

Menurut Anitah mengatakan hasil belajar adalah perubahan prilaku yang

mencakup 3 aspek yaitu : pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik)

dan penguasaan nilai – nilai atau sikap (afektif).9 Selanjutnya Sudjana

mengemukakan tujuan dari penilaian hasil belajar adalah untuk mendeskripsikan

kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan

kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang

ditempuhnya. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di

6 Muhammad Zainal Abidin dalam, http://www.masbied.com/2011/02/20/contoh-

proposal-skripsi-pendidikan-matematika-pendekatan-keterampilan-proses/, 26 Des 2011 7 Imam Syafi’i, Et.Al., Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat

Penerbitan UT, 1998), 2.32. 8 Dimyati dan Mudjiono, Belajar ..., 140. 9 W. Sri Anitah, Strategi Pembelajaran di SD, (Jakarta : Universitas Terbuka,

2006), 1.6.

Page 7: Penerapan Pendekatan Keterampilan ... - e-Jurnal IAIN Curup

Elyana : Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses | 113

sekolah, yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para

siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan. Menentukan hasil tindak

lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal

program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanaannya. Memberikan

pertanggungjawaban dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang

berkepentingan.10

Dari beberapa pendapat mengenai pengertian hasil belajar di atas bahwa

hasil belajar sudah jelas artinya adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia

menerima pengalaman belajarnya dan hasil belajar adalah gambaran dari tingkat

penguasaan siswa terhadap sasaran belajar pada topik pembahasan yang

dipelajari berupa perubahan perilaku belajar siswa, perubahan tingkah laku yang

meliputi segenap ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Secara garis besar menurut Winkel faktor-faktor yang mempengaruhi

kualitas dan hasil belajar dapat digolongkan menjadi 5 kelompok yaitu: 1. Pada

pihak murid meliputi taraf intelegensi, keadaan fisik dan motivasi belajar. 2. Pada

pihak guru meliputi teknik mengajar, metode mengajar dan bahan pelajaran. 3.

Sekolah sebagai sistem sosial yaitu kedudukan atau posisi-posisi orang dalam

lingkungan sekolah. 4. Sekolah sebagai institusi meliputi sarana dan prasarana

belajar, pengelola dan pimpinan sekolah dan 5.Faktor situasional meliputi

keadaan sekolah, lokasi kegiatan belajar mengajar dan iklim/ cuaca11.

Sedangkan Menurut Muhhibbin Syah faktor-faktor yang mempengaruhi

hasil belajar siswa dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu: 1. Faktor internal

(faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. 2.

Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar

siswa. 3. Faktor pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi

strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan

pembelajaran materi-materi pelajaran.12

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa di

sekolahnya sifatnya relatif, artinya dapat berubah setiap saat. Hal ini terjadi

karena hasil belajar siswa sangat mempengaruhi faktor yang mempengaruhinya.

10 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Remaja

Rosdakarya, 2010), 4. 11 Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta: Gramedia, 1984),

hal.24 12 Muhhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011),

145.

Page 8: Penerapan Pendekatan Keterampilan ... - e-Jurnal IAIN Curup

114 | AR-RIAYAH : Jurnal Pendidikan Dasar vol.1, no. 2, 2017

Kelemahan salah satu faktor dapat mempengaruhi hasil belajar. Dengan

demikian, tinggi rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa dalam proses

pembelajaran dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang sudah

dijelaskan di atas. Dan juga dipengaruhi oleh Faktor pendekatan belajar yakni

jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa

untuk melakukan kegiatan pembelajaran.

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan kata-kata Inggris, yaitu

natural science, artinya ilmu pengetahuan alam (IPA). Berhubungan dengan alam

atau berkaitan dengan alam science artinya ilmu pengetahuan. Jadi IPA atau Science

dapat disebut ilmu tentang alam. Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang

terjadi di alam ini.13 Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi

peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek

pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-

hari.14

Menurut Wahyana dalam Trianto IPA adalah “suatu kumpulan

pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum

terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh

adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.”15

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan pengertian IPA adalah

serangakaian proses ilmiah yang dilakukan secara sengaja yaitu dimulai dari

penyelidikan, penyusunan, dan pengujian gagasan-gagasan. Oleh sebab itu

pengajaran IPA di sekolah tidak hanya mementingkan penguasaan siswa

terhadap fakta, konsep dan teori-teori, tetapi yang lebih penting adalah siswa

belajar untuk mengerti terhadap proses bagaimana produk IPA tersebut

ditemukan. Menurut Laksmi dalam Trianto tujuan pendiddikan IPA di sekolah

adalah sebagai berikut: a. Memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia

tempat hidup dan bagaimana bersikap. b. Menanamkan sikap hidup ilmiah. c.

Memberikan keterampilan untuk melakukan pengamatan. d) Mendidik siswa

untuk mengenal, mengetahui cara kerja serta menghargai para ilmuan

penemunya. e. Menggunakan dan menerapkan metode ilmiah dalam

memecahkan permasalahan.16

13 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu , (Jakarta: Bumi Aksara,2011), 136. 14 Depdiknas, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Pusat Kurikulum

Badan Penelitian dan Pengembangan, 2006), 484. 15 Trianto, Model ..., 136. 16 Trianto, Model..., 142.

Page 9: Penerapan Pendekatan Keterampilan ... - e-Jurnal IAIN Curup

Elyana : Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses | 115

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas dibutuhkan keterampilan guru

dalam memilih dan melaksanakan metode atau strategi yang tepat. Sehingga

proses pembelajaran menjadi lebih bermakna dan dapat meningkatkan hasil

belajar siswa sesuai dengan tuntutan kurikulum.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

research). Penelitian tindakan kelas adalah “suatu kegiatan penelitian yang

dilakukan di kelas yang merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah

kelas secara bersama”.17 Adapun tahapan dalam penelitian ini dapat dilihat pada

bagan sebagai berikut:

Tahapan Penelitian dalam Penelitian Tindakan Kelas

Dalam hal ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV di SD

Negeri 18 tahun ajaran 2016/2017. Dengan jumlah siswa 24 orang yang terdiri

dari 14 orang laki-laki dan 10 orang perempuan. Objek penelitian ini adalah hasil

belajar siswa dan kedudukan peneliti dalam PTK ini adalah sebagai peneliti dan

guru. Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 18 Rejang Lebong, yang

terletak di Jalan Sapta Marga Desa Teladan yaitu untuk mata pelajaran IPA.

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 Jjanuari 2016 s/d 18 April 2017

Tahun Ajaran 2016/2017. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada

dua macam yaitu lembar observasi dan lembar tes. Lembar observasi ini dibagi

17 Suharsimi Arikunto, Et.al., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara,

2009), 3.

Perencanaan

Tindakan Refleksi

Observasi

Page 10: Penerapan Pendekatan Keterampilan ... - e-Jurnal IAIN Curup

116 | AR-RIAYAH : Jurnal Pendidikan Dasar vol.1, no. 2, 2017

menjadi 2 kategori yaitu : Lembar observasi untuk aktivitas siswa dan Lembar

observasi aktivitas guru

Siklus I, Tahap Perencanaan : 1. Menganalisis silabus. 2. Membuat

rencana pelaksanaan pembelajaran. 3. Mempersiapkan media/alat untuk

pembelajaran. 4. Membuat lembar kerja dan diskusi siswa. 5.Mempersiapkan

lembar observasi guru dan siswa. 6. Membuat alat evaluasi berupa soal tes. 7.

Membuat kelompok belajar siswa. Tahap Pelaksanaan Tindakan : melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan program rencana pembelajaran (skenario

pembelajaran) yang telah dirumuskan. Observasi dilakukan terhadap aktivitas

guru/peneliti dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung, dengan

menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya sehingga

kekurangan dan kesalahan pada siklus I dapat diperbaiki pada siklus selanjutnya.

Observasi dilakukan oleh dua orang pengamat yang diambil dari guru kelas IV

di SD tempat peneliti melakukan penelitian dan teman sejawat. Tahap Refleksi :

Semua data atau informasi yang diperoleh dari tahap observasi dikumpulkan dan

dianalisis untuk mengetahui kelemahan dan masalah yang muncul selama proses

pembelajaran.

Siklus II merupakan tindak lanjut dari kegiatan pembelajaran siklus I,

Adapun tahapan-tahapan dalam siklus II yaitu: Tahap Perencanaan seperti

Perencanaan Siklus I. Tahap Pelaksanaan Tindakan : Kegiatan yang dilakukan

pada tahap ini adalah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan program

rencana pembelajaran yang telah dirumuskan. Tahap Observasi : observasi

dilakukan oleh guru wali kelas dengan dibantu oleh teman sejawat di kelas IV

SD Negeri 18 Rejang Lebong. Observasi dilakukan terhadap aktivitas

guru/peneliti dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung, dengan

menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya sehingga

kekurangan dan kesalahan pada siklus I dan siklus II dapat diperbaiki pada siklus

selanjutnya. Tahap Refleksi : Semua data atau informasi yang diperoleh dari

tahap observasi dikumpulkan dan dianalisis untuk mengetahui kelemahan dan

masalah yang muncul selama proses pembelajaran. Dari hasil analisis tersebut,

peneliti dapat merefleksi diri untuk menentukan tindakan perbaikan yang tepat

pada siklus berikutnya, apabila dalam refleksi siklus II ini nilai siswa belum

mencapai ketuntasan belajar, maka dilanjutkan ke siklus III sampai hasil belajar

siswa mengalami peningkatan.

Siklus III Langkah-langkah yang dilakukan dalam siklus III sama

dengan siklus I dan siklus II yaitu dengan mengacu kepada hasil refleksi

Page 11: Penerapan Pendekatan Keterampilan ... - e-Jurnal IAIN Curup

Elyana : Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses | 117

terhadap apa yang telah dilakukan selama pembelajaran pada siklus II. Siklus III

ini digunakan sebagai tolak ukur untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan

menggunakan pendekatan Keterampilan Proses. Dalam hal ini SD Negeri 18

Rejang Lebong yakni belajar dapat dikatakan tuntas apabila 85% siswa yang

mendapatkan nilai > 70. Apabila pada siklus ini siswa telah mencapai ketuntasan

belajar klasikal, maka proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

Keterampilan Proses telah berhasil untuk meningkatkan mutu proses dan hasil

belajar siswa. Adapun tahapan dalam siklus III ini meliputi : tahap perencanaan,

tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi, tahap refleksi. Data yang

merupakan hasil penelitian tindakan pertama, kedua dan ketiga yang termuat

dalam lembar observasi pada aspek keaktifan siswa telah dianalisis dengan

menerapkan teknik persentase.

Untuk menganalisis data observasi dilakukan dengan menghitung rata-rata

skor pengamatan. Data observasi yang diperoleh digunakan untuk merefleksikan

tindakan yang telah dilakukan dan diolah secara deskriptif.

HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

Sekolah Dasar Negeri 18 Rejang Lebong yang terletak di Jalan Sapta

Marga Desa Teladan Kecamatan Curup Selatan ini didirikan pada tahun 1968.

Dahulu SD Negeri 18 Rejang Lebong ini bernama SD Negeri 16 Curup, karena

adanya otonomi daerah dan perubahan nama berdasarkan kecamatan maka

diubahlah namanya dengan SD Negeri 03 Curup Selatan, dan mengalami

perubahan kembali sejak bulan September tahun 2016 menjadi SDN 18 Rejang

Lebong. Sejak tahun berdiri hingga sekarang SD Negeri 03 Curup Selatan ini

telah mengalami perubahan jabatan kepala sekolah, diantaranya : Maymunah

(1968-1975), Ahmad Thoha ( 1975-1979), Damyati (1979-1986), Sigit Nurseno (

1986-1988), Chairani. SR (1988-2002), Nabsiyah (2002-2008), Kasma Boti, S.Pd

(2008-2011),Nurlelah, S.Pd (2012- 2016), Elyana, S.Pd ( 2016 – sekarang ). SD

Negeri 18 Rejang Lebong memiliki 9 Rombel, 1 Ruang Guru, 1 Ruang

Perpustakaan. SD Negeri 18 Rejang Lebong memiliki 12 tenaga pendidik dan 1

TU.

Hasil Penelitian

Siklus I, Pembelajaran dengan menerapkan pendekatan keterampilan

proses pada pembelajaran IPA dilaksanakan dalam tiga siklus. Pada siklus I

Page 12: Penerapan Pendekatan Keterampilan ... - e-Jurnal IAIN Curup

118 | AR-RIAYAH : Jurnal Pendidikan Dasar vol.1, no. 2, 2017

adalah 6,73 dan siswa yang mendapatkan nilai ≥ 7,0 sebanyak 12 orang dari 24

siswa sehingga persentase ketuntasan belajar yaitu 50 dengan kriteria rendah.

Berdasarkan ketentuan Depdiknas 2007 ketuntasan belajar secara klasikal di atas

85% ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran pada siklus I belum tuntas.

Belum tercapainya ketuntasan belajar tersebut disebabkan karena proses

pembelajaran yang dilakukan belum optimal. Masih banyak terdapat aspek-aspek

perilaku guru sebagaimana penilaian yang terdapat pada lembar observasi masih

dalam kategori cukup. Pada siklus I dilakukan observasi terhadap kegiatan atau

aktivitas siswa yang dilakukan oleh dua orang pengamat selama menerapkan

pendekatan keterampilan proses pada pembelajaran IPA. Dari hasil observasi

dapat diketahui bahwa rata-rata skor dari pengamat I dan II pada kegiatan siswa

sebesar 17 termasuk dalam katagori cukup. Hal ini mempunyai arti bahwa secara

umum pelaksanaan pembelajaran oleh guru yang berdasarkan pada aktivitas

siswa pada siklus I sudah cukup. Dari siklus I dapat diketahuai bahwa rata-rata

skor dari pengamat I dan II pada kegiatan guru yaitu 19 termasuk dalam katagori

cukup. Hal ini mempunyai arti bahwa secara umum pelaksanaan pembelajaran

oleh guru pada siklus I sudah cukup.

Berdasarkan hasil analisis data observasi yang telah dilakukan selama

proses pembelajaran, langkah-langkah yang perlu diperbaiki pada siklus

berikutnya (siklus II) adalah seluruh aktivitas guru dan siswa yang tergolong

dalam kategori cukup dan kurang sebagai berikut: Aktivitas guru yang diperbaiki

pada siklus II: 1. Guru sebaiknya memberikan prasyarat dan motivasi kepada

siswa sebelum melaksanakan pembelajaran. 2. Guru sebaiknya menjelaskan

tujuan pembelajaran dan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa secara jelas

dan terperinci. 3. Guru sebaiknya membimbing siswa dalam membuat prediksi

pengamatan sehingga siswa lebih jelas tentang materi ajar. 4. Guru sebaiknya

membimbing dan mengarahkan siswa dalam menarik kesimpulan dan merefleksi

hasil pengamatan yang telah dilakukan. Aktivitas siswa yang harus diperbaiki

pada siklus II yakni: 1. Sebaiknya siswa bekerja sama dalam melakukan

pengamatan kelompok.2. Sebaiknya siswa mampu mengklasifikasi dan

merefleksi hasil pengamatan, dan menarik kesimpulan, serta merefleksi hasil

pembelajaran. 3. Sebaiknya siswa menanggapi prasyarat dan motivasi yang

diberikan guru.

Page 13: Penerapan Pendekatan Keterampilan ... - e-Jurnal IAIN Curup

Elyana : Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses | 119

Siklus II, Proses pembelajaran pada siklus II dilaksanakan berdasarkan

hasil refleksi pada siklus I. Pada siklus II ini kekurangan-kekurangan pada siklus

I diperbaiki dengan harapan hasil belajar siswa akan lebih meningkat.

Pada siklus II sebesar 7,27 dan siswa yang mendapat nilai ≥ 7,0 sebanyak

18 siswa dari 24 jumlah siswa yang ada di kelas IV SD Negeri 18 Rejang Lebong

dan persentase ketuntasan belajar yaitu 75 dengan kriteria tinggi. Hasil

observasi kegiatan siswa pada pelaksanaan tindakan siklus II diperoleh hasil

bahwa rata-rata skor dari pengamat I dan pengamat II pada observasi kegiatan

siswa yaitu 19 termasuk dalam kategori baik. Hal ini mempunyai arti bahwa

secara umum pelaksanaan pembelajaran oleh siswa pada siklus II sudah baik dan

cukup.

Berdasarkan pelaksanaan tindakan pada siklus II yang dilakukan dengan

dasar refleksi pada tindakan siklus I, diperoleh hasil observasi kegiatan guru

bahwa rata-rata skor dari pengamat I dan II pada observasi kegiatan guru yaitu

22, termasuk dalam kategori baik. Hal ini mempunyai arti bahwa secara umum

pelaksanaan pembelajaran oleh siswa pada siklus II sudah baik dan cukup.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada proses belajar mengajar pada

siklus II, proses pembelajaran, langkah-langkah yang perlu diperbaiki pada siklus

berikutnya (siklus III) adalah seluruh aktivitas guru dan siswa yang tergolong

dalam kategori cukup sebagai berikut: Aktivitas guru yang diperbaiki pada siklus

III: 1. Guru sebaiknya memberikan prasyarat dan motivasi kepada siswa

sebelum melaksanakan proses pembelajaran. 2. Guru sebaiknya membagi

kelompok belajar secara jelas, membimbing siswa dalam membuat prediksi

pengamatan, menarik kesimpulan, dan merefleksi hasil pembelajaran. Aktivitas

siswa yang harus diperbaiki pada siklus III yakni: 1. Sebaiknya siswa

menanggapi prasyarat dan motivasi yang diberikan oleh guru. 2. Sebaiknya siswa

mengklasifikasikan dan memprediksi hasil pengamatan, serta siswa bisa menarik

kesimpulan dan merefleksi hasil pembelajaran.

Siklus III, Proses pembelajaran pada siklus III dilaksanakan berdasarkan

hasil refleksi pada siklus II. Pada siklus III ini kekurangan-kekurangan pada

siklus I dan siklus II diperbaiki dengan harapan hasil belajar siswa akan lebih

meningkat.

Pada siklus III sebesar 8,10 dan siswa yang mendapat nilai ≥ 7,0 sebanyak

24 siswa dari 24 siswa yang ada di kelas IV SD Negeri 18 Rejang Lebong, dan

klasikal ketuntasan belajar 100% dengan criteria sangat tinggi. Hasil observasi

Page 14: Penerapan Pendekatan Keterampilan ... - e-Jurnal IAIN Curup

120 | AR-RIAYAH : Jurnal Pendidikan Dasar vol.1, no. 2, 2017

kegiatan siswa pada pelaksanaan tindakan siklus III diperoleh hasil bahwa rata-

rata skor dari pengamat 1 dan 2 pada observasi kegiatan siswa yaitu 23 termasuk

dalam kategori baik. Hal ini mempunyai arti bahwa secara umum pelaksanaan

pembelajaran oleh siswa pada siklus III sudah baik. Berdasarkan pelaksanaan

tindakan pada siklus III yang dilakukan dengan dasar refleksi pada tindakan

siklus I, diperoleh hasil observasi kegiatan guru bahwa rata-rata skor dari

pengamat 1 dan 2 pada observasi kegiatan guru yaitu 25,5, termasuk dalam

kategori baik. Hal ini mempunyai arti bahwa secara umum pelaksanaan

pembelajaran oleh siswa pada siklus III sudah baik dan cukup. Berdasarkan

observasi yang telah dilakukan pada proses belajar mengajar pada siklus III, yang

perlu diperbaiki lagi pada proses pembelajaran selanjutnya dalam menerapkan

pendekatan keterampilan proses adalah sebagai berikut: 1. Guru dalam

menerapkan pendekatan keterampilan proses sebaiknya mengarahkan dan

membimbing siswa dalam melaksanakan kegiatan dan menyajikan hasil

pengamatan yang telah dilakukan. 2. Guru sebaiknya memberi perhatian khusus

kepada kelompok yang kurang mampu menyajikan hasil pengamatan dan

memberikan penguatan kepada siswa agar berpartisipasi aktif dalam diskusi.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan dalam tiga siklus, melalui

penerapan pendekatan Keterampilan Proses pada pembelajaran IPA ternyata

dapat meningkatkan aktivitas siswa dan aktivitas guru serta dapat meningkatkan

hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 18 Rejang Lebong yang berjumlah 24

orang. Hal ini terlihat dari observasi data aktivitas siswa dan guru pada siklus I,

siklus II dan siklus III mengalami peningkatan. Observasi data aktivitas siswa

pada siklus I diperoleh rata-rata skor adalah 17 dengan kriteria cukup, pada

siklus II perolehan rata-rata skor 19 dengan kriteria baik, pada siklus III

mengalami peningkatan perolehan rata-rata skor 23 dengan kriteria baik.

Sedangkan observasi data guru pada siklus I diperoleh rata-rata skor yaitu 19

dengan kriteria cukup, pada siklus II dengan prolehan rata-rata skor 22 dengan

kriteria baik, pada siklus III terjadi peningkatan dengan perolehan rata-rata skor

25,5 dengan kriteria baik.

Meningkatnya aktivitas siswa dan guru tersebut dikarenakan adanya

perbaikan-perbaikan berdasarkan kelemahan-kelemahan yang ada pada siklus I,

aspek-aspek kelemahan yang terjadi pada siklus I diperbaiki pada siklus II, dan

kelemahan pada siklus II dapat di perbaiki pada siklus III, sehingga kelemahan

yang ada pada siklus II dapat ditingkatkan lagi pada siklus III. Peningkatan

persentasi hasil belajar yang didapatkan pada siklus III sudah mencapai tingkat

Page 15: Penerapan Pendekatan Keterampilan ... - e-Jurnal IAIN Curup

Elyana : Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses | 121

ketuntasan belajar klasikal. Peningkatan siswa dan aktivitas guru dalam

pembelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses diikuti

dengan peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini karena penerapan pendekatan

Keterampilan Proses diikuti secara aktif oleh siswa selama proses pembelajaran

berlangsung. Peningkatan hasil belajar ini dapat dilihat dari hasil analisis data tes

akhir selama tiga siklus, yang menunjukkan bahwa penguasaan materi dapat

ditingkatkan melalui penerapan pendekatan keterampilan proses. Perolehan nilai

rata-rata pada siklus I adalah 6,73, pada siklus II menjadi 7,27 pada siklus III

meningkat menjadi 8,10. Ketuntasan belajar pada siklus I adalah 50 % dengan

kriteria rendah, pada siklus II 75 % dengan kriteria tinggi dan meningkat pada

siklus III menjadi 100 % dengan kriteria sangat tinggi.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan:

Penerapan pendekatan keterampilan proses pada pembelajaran IPA dapat

meningkatkan aktivitas siswa dan aktivitas guru. Untuk aktivitas siswa dapat

dilihat dari rata-rata skor 17 pada siklus I dengan kategori cukup, pada siklus II

dengan rata-rata skor 19 dengan kategori baik, meningkat pada siklus III dengan

rata-rata skor 23 dengan kategori baik. Sedangkan untuk aktivitas guru rata-rata

skor 19 pada siklus I dengan kategori cukup, pada siklus II dengan rata-rata skor

22 dengan kategori baik, meningkat pada siklus III dengan rata-rata skor 25,5

dengan kategori baik Dengan demikaian terjadi peningkatan terhadap aktivitas

siswa dan guru selama penerapan pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan keterampilan proses. Penerapan pendekatan

keterampilan proses pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar

siswa. Pada siklus I diperoleh persentase ketuntasan belajar siswa 50 % dengan

kriteria rendah, dengan nilai rata-rata sebesar 6,73. Pada siklus II persentase

ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 75 % dengan kriteria tinggi, dengan

nilai rata-rata 7,27. Dan pada siklus III persentase ketuntasan belajar siswa

meningkat menjadi 100 % dengan kriteria sangat tinggi, dengan nilai rata-rata

8,10.

Page 16: Penerapan Pendekatan Keterampilan ... - e-Jurnal IAIN Curup

122 | AR-RIAYAH : Jurnal Pendidikan Dasar vol.1, no. 2, 2017

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Khoiru. Et.Al. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Anitah, W. Sri. 2006. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta : Universitas Terbuka Arikunto, Suharsimi. Et.al. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Aqib, Zainal. Et.Al. 2009. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD, SLB, dan TK.

Bandung: Yrama Widya Badan Standar Nasional Pendidikan. 2007. Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan Di Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen pendidikan Nasional

Bahri Djamarah, Syaiful dan Zain, Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar Edisi

Revisi. Jakarta: Rineka Cipta Daryanto. 1999. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Pusat Kurikulum

Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas. 2007. Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di

Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas Depdiknas. 2007. ”Pengembangan Silabus KTSP” BNSP. Jakarta: Dirjen

Pendidikan Dasar dan Menengah Umum Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Hakim, Thursan. 2008. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Purwanto, Ngalim. 1996. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Samatowa. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta:

Depdiknas

Page 17: Penerapan Pendekatan Keterampilan ... - e-Jurnal IAIN Curup

Elyana : Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses | 123

Syafi’i, Imam. Et.Al. 1998. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Penerbitan UT

Syah, Darwyan. Et.al. 2009. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Diadit Media Syah, Muhibbin. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara Winkel. 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia Winataputra. 1993. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka Aadesanjaya dalam http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/03/pengertian-

definisi-hasil-belajar.html, 02 Jan 2012 Http://Www.Inforppsilabus.Com/2012/03/Pengertian-Hasil-Belajar-Menurut-

Ahli.Html, 28 Mei 2012 Mahmuddindalam

http://mahmuddin.wordpress.com/2009/11/05/pendekatan-keterampilan-proses-dalam-pembelajaran-ipa/, 24 Des 2011

Mbegedut dalam Http://Mbegedut.Blogspot.Com/2011/02/Pengertian-Hasil-

Belajar-Menurut-Para.Html, 31 Mei 2012 Muhammad Zainal Abidin dalam, http://www.masbied.com/2011/02/20/

contoh-proposal-skripsi-pendidikan-matematika-pendekatan-keterampilan-proses/, 26 Des 2011

Nialovita dalam Http://Nialovita.Wordpress.Com/2011/09/18/Pengertian-

Ipa/, 31 Mei 2012 Nurfadila, Ardila. Et.Al., dalam Microsoft Powerpoint http//www.google.com,

17 Jan 2012 www.google.com, http://pak guru online pendidikan.net/ pendidikan IPA

SD.html), 25 Nov 2011

Page 18: Penerapan Pendekatan Keterampilan ... - e-Jurnal IAIN Curup

124 | AR-RIAYAH : Jurnal Pendidikan Dasar vol.1, no. 2, 2017

Zaifbio dalam Http://Zaifbio.Wordpress.Com/2010/04/29/Pengertian-Pendidikan-Ipa-Dan-Perkembangannya/, 31 Mei 2012