-
PENERAPAN PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR
DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA
TERPADU DI MADRASAH
TSANAWIYAH SWASTA AL-JAUHAREN KOTA JAMBI
SKRIPSI
Oleh
GUSNI ERMA YENI NIM: TB. 120731
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDINJAMBI
2018
-
PENERAPAN PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR
DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA
TERPADU DI MADRASAH
TSANAWIYAH SWASTA AL-JAUHAREN KOTA JAMBI
SKRIPSI
Diajukan sebagai satu syarat guna memperoleh gelar sarjana
pendidikkan
Oleh
GUSNI ERMA YENI NIM: TB. 120731
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN THAHA SAIFUDDINJAMBI 2018
-
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil „alamin
Puji sukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi nikmat
kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini guna
memperoleh strata 1 (S1) Shalawat
beserta salam tidak lupa pula kukirimkan kepada junjunganku
Muhammad Rasulullah SAW
“Pengetahuan yang benar tidak diukur dari sebanyak anda
menghafal dan seberapa banyak yang mampu anda jelaskan, melainkan
pengetahuan yang benar
adalah ekspresi keshalehan (melindungi dari pada apa yang Allah
SWT larang dan bertindak atas apa yang Allah SWT amanatkan) R.A.
Abu Na‟iam”
Kuibaratkan karya kecilku ini bak serantai mawar yang wanginya
akan tetap teringat sepanjang hayat, meski kelak raganya akan
lekang terlengser waktu, dan
kupersembahkan mawar ini untuk:
Ayahku terhebat HASYIM. J, ilmu yang kauberikan dan mendidikku
dengan titik-
titik dan berubah menjadi kalimat sehingga kupergunakan untuk
mencari ridho dijalan Allah SWT
Ibuku terindah ADIAH yang mengasuhku dan memberikan warna
pelangi di dalam hidupku hingga kujelajahi dunia yang begitu
luas
Kakaku Juni Hartati, Asparaini, Saidina Usman, Riska Saputri dan
Deri Kurniawan terbaik yang telah mengisi hari dengan canda tawa
dan senyuman
terindah yang pernah kumiliki.
Adikku M. Setya Nugraha dan Dinda Mutiara terhebat yang telah
menghiburku
setiap langkahku
Teruntuk kamu Noval Fajrial Al-hadi terimakasih yang tak
terhingga atas Do‟a dan support yang tak kenal lelah.
Serta teman-temanku Biologi B dan tak bisa ku sebutkan satu
persatu yang selalu ada saat sedih maupun gembira, teruntuk
teman-teman Biologi angkatan 2012
yang telah menginspirasiku dalam langkah gelap dan terang
hidupku
-
MOTTO
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan
berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang
dari
perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi
pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”. Q.S An
Nahl ayat 90 (Departemen Agama, 2011, hal. 102).
-
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah
SWT,
Tuhan Yang Maha „Alim yang kita tidak mengetahui kecuali apa
yang diajarkannya, atas iradahnya sehingga skripsi ini dapat
dirampungkan. Salawat dan
salam atas Nabi SAW pembawa risalah pencerahan bagi manusia.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu
syarat
akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas
Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa selama melaksanakan penelitian dan
penulisan skripsi ini,
sudah banyak pihak yang telah memberikan motivasi baik moril
maupun materil, untuk itu melalui kolom ini penulis menyampaikan
terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA Selaku Rektor UIN Sultan Thaha
Saifuddin
Jambi. 2. Ibu Dr. Hj. Armida, M.Pd, selaku Dekan Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Dr. Risnita, M. Pd selaku Pembimbing I dan Ibu Badariah,
M. Pd selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan
mencurahkan pemikirannya
demi mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4.
Bapak KH. Sirojulin selaku Kepala di Madrasah Tsanawiyah Swasta
Al-Jauharen
Kota Jambi.
Akhirnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan
amal semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat
bagi
pengembangan ilmu.
Jambi, November 2018
Penulis
GUSNI ERMA YENI
NIM.TB120731
-
ABSTRAK
Nama Gusni Erma Yeni
Jurusan/prodi Tadris Biologi
Judul Penerapan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar Dalam Mingkatkan
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) Terpadu di Madrasah Tsanawiyah
Al-Jauharen Kota Jambi
Skripsi ini membahas tentang penerapan pendekatan JAS (Jelajah
Alam
Sekitar) dalalm meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Terpadu di Madrasah
Tsanawiyah Swasta Al-Jauharen Kota Jambi. Jenis penelitian ini
adalah Penelitian Tindakan Kelas (Action
Research). Desain penelitian menggunakan model Kemmis dan Mc
Taggart. Adapun subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII
B yang berjumlah 26
orang. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes,
catatan lapangan, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan
secara deskriptif kuantitatif, dan kualitatif. Hasil Penelitian
menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran
metode Jelajah Alam Sekitar dapat meningkatkan keaktifan dan
hasil belajar siswa kelas VII B di Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen
Kota Jambi pada materi
ekosistem. Pada siklus I keaktifan siswa kelas VII B ada dua
kategori, yaitu kategori rendah (26,92%) dan tinggi (73,07%). Pada
siklus II mengalami peningkatan pada kategori sangat tinggi menjadi
sebesar 88,46% dan kategori
tinggi menjadi sebesar 11,53%. Kategori tinggi dan sangat tinggi
termasuk dalam kategori minimal tinggi yaitu 100% tinggi.
Persentase keaktifan yang termasuk ke
dalam tinggi ini sudah mencapai target yang ditentukan peneliti
yaitu sebesar 70%. Hasil belajar aspek kognitif siklus I untuk
rata-rata 70 meningkat pada siklus II menjadi 81,92. Sedangkan
persentase ketuntasan belajar aspek kognitif
siklus I sebesar 38,46%, dan pada siklus II meningkat menjadi
sebesar 88,46% Hasil belajar siswa aspek afektif pada siklus I
terdapat satu kategori, yaitu
kategori rendah sebesar 100%. Kemudian mengalami peningkatan
pada siklus II pada kategori sangat tinggi yaitu menjadi 100%.`
Kata Kunci: JAS Dan Hasil Belajar Siswa
-
ABSTRACT
Nama Gusni Erma Yeni
Jurusan/prodi Tadris Biologi
Judul The Application of the Approach Roaming Nature Around on
Student Activeness on Subjects Natural Science (IPA)
Integrated in Private Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen Jambi
City
This thesis discusses the application of the approach JAS
(Roaming Nature
Around) on student activeness and student learning outcomes on
subjects Natural
Science (IPA) Integrated in Private Madrasah Tsanawiyah
Al-Jauharen Jambi
City. This type of research is Action Research Class (Action
Research). The
research design is using Kemmis and Mc Taggart model. The
subjects in this
study are students of class VII B, amounting to 26 people. Data
collection
techniques use observation, tests, field notes, and
documentation. Data analysis
technique is done descriptively quantitative, and qualitative.
The results showed
that the application of learning model of Nature Exploration
method can improve
the activity and learning outcomes of students of class VII B in
Madrasah
Tsanawiyah Al-Jauharen Kota Jambi on ecosystem material. In
cycle I activity of
class VII B students there are two categories, that is low
category (26,92%) and
high (73,07%). In the second cycle has increased in very high
category to 88.46%
and high category to 11.53%. Categories high and very high
included in the
category of at least high that is 100% high. The percentage of
activeness included
in this height has reached the target determined by researchers
that is equal to
70%. Result of cognitive aspect study of cycle I for average 70
increase in cycle II
to 81,92. While the percentage of learning mastery of cognitive
aspects of cycle I
was 38.46%, and in cycle II increased to equal to 88.46%
Students' learning
outcomes affective aspects in the first cycle there is one
category, namely the low
category of 100%. Then it increases in cycle II in very high
category that is 100%.
Keywords: JAS, And Student Learning Outcomes
-
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
.....................................................................................
i NOTA DINAS
I.............................................................................................
ii NOTA DINAS II
...........................................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN
.......................................................................
iv HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
........................................ v
PERSEMBAHAN
.........................................................................................
vi MOTTO
.........................................................................................................
vii KATA PENGANTAR
...................................................................................
viii
ABSTRAK
.....................................................................................................
x ABSTRACT
...................................................................................................
xi
DAFTAR ISI
.................................................................................................
xii DAFTAR TABEL
.........................................................................................
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
..................................................................
1 B. Identifikasi
Masalah.........................................................................
6
C. Pembatasan Masalah
........................................................................
6 D. Rumusan Masalah
............................................................................
6
E. Tujuan
Penelitian..............................................................................
7 F. Manfaat
Penelitian............................................................................
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. KajianTeoritik
..................................................................................
9
1. Pendekatan Jelajah Alam Sekitar
.............................................. 9 2. Pengertian
keaktifan siswa
....................................................... 12 3.
Macam-macam keaktifan
........................................................ 14
4. Hasil belajar
............................................................................
17 B. Studi Relevan
...................................................................................
19
C. Kerangka
Berfikir.............................................................................
21
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
.................................................................................
22 B. Tempat dan Waktu Penenlitian
........................................................ 22
C. Subjek Penenlitian
............................................................................
23 D. Rancangan Penenlitian
.....................................................................
23 E. Teknik Pengumpulan Data
..............................................................
36
F. Teknik Analisis Data
.......................................................................
38 G. Indikator Keberhasilan
.....................................................................
40
BAB IV HASIL DAN DESKRIPSI DATA
A. Hasil Penelitian
................................................................................
41
-
1. Kondisi Awal (Pra Tindakan)
.................................................... 41
2. Pelaksanaan Siklus
I..................................................................
41 3. Perencanaan Siklus II
................................................................
56
4. Pelaksanaan Siklus II
................................................................ 56
B.
Pembahasan......................................................................................
62
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan.......................................................................................
63
B. Rekomendasi
....................................................................................
64 C. Penutup
............................................................................................
64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
-
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Kisi-Kisi Observasi Guru……………………………………… 37
Tabel 3. 2 Pedoman kriteria untuk keaktifan siswa………………………..
40
Tabel 4.1. Hasil Analisis Pretest Siswa Kelas VII
B.................................. 50
Tabel 4.2. Hasil Belajar Aspek Kognitif Siklus I…………………………
51
Tabel 4.3 Hasil Aspek Afektif Siswa Kelas VII
B..................................... 52
Tabel 4.4. Hasil analisis keaktifan belajar awal siswa…………………….
54
Tabel 4.5 Hasil Refleksi Siklus I…………………………………………. 54
Tabel 4.6 Hasil analisis post test II………………………………………. 58
Tabel 4.7 Hasil aspek afektif siswa kelas VII B………………………… 60
Tabel 4.8 Analisis keaktifan belajar akhir siswa kelas VII
B..................... 61
Tabel 4.9 Presentase keaktifan Belajar siswa…………………………….. 63
Tabel 4.10 Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Siklus I dan
II……………. 64
Tabel 4.11 Peningkatan Rata-rata Kelas VII B…………………………… 65
Tabel 4.12. Peningkatan Hasil Belajar Aspek Afektif Siswa Kelas
VII B… 66
-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendekatan berasal dari bahasa Inggris yaitu approach yang
memiliki arti
pendekatan. Di dalam dunia pengajaran, approach atau pendekatan
dapat diartikan
cara memulai pembelajaran. Pendekatan dapat diartikan pula titik
tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran. pendekatan
pembelajaran adalah cara
mengelola kegiatan belajar dan perilaku siswa agar ia dapat
aktif melakukan tugas
belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara optimal
(Djamarah dan
Zain, 2014, hal. 40). Itu artinya pendekatan pembelajaran
merupakan sebagai titik
tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang
merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih
sangat umum. Di
dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari
metode
pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Berdasarkan
kajian terhadap
pendapat ini, maka pendekatan merupakan langkah awal pembentukan
suatu ide
dalam memandang suatu masalah atau obyek kajian. Pendekatan ini
akan
menentukan arah pelaksanaan ide tersebut untuk menggambarkan
perlakuan yang
diterapkan terhadap masalah atau obyek kajian yang akan
ditangani.
Wina sanjaya (2006: 70) mengemukakan terdapat dua jenis
pendekatan di
antaranya; pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada guru
(teacher centered
approach) di mana pendekatan pembelajaran berorientasi pada guru
yaitu
pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai objek dalam belajar
dan kegiatan
belajar bersifat klasik. Dalam pendekatan ini guru menempatkan
diri sebagai orang
yang serba tahu dan sebagai satu-satunya sumber belajar.
Sedangkan pendekatan
pembelajaran yang berorientasi pada siswa (student centered
approach) adalah
pendekatan pembelajaran berorientasi pada siswa adalah
pendekatan pembelajaran
yang menempatkan siswa sebagai subjek belajar dan kegiatan
belajar bersifat
modern. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa,
menejemen, dan
pengelolaannya ditentukan oleh siswa. Pada pendekatan ini siswa
memiliki
1
-
kesempatan yang terbuka untuk melakukan kreatifitas dan
mengembangkan
potensinya melalui aktifitas secara langsung sesuai dengan minat
dan
keinginannya.
Pembelajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dirancang
dan
dikembangkan dengan tujuan untuk membantu proses belajar.
Pembelajaran yang
sistematis, kreatif, interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang dan motivasi
peserta didik menuntut tenaga pengajar untuk mampu memanfaatkan
beragam
media dan teknologi pembelajaran dalam strategi pembelajaran
untuk mencapai
kompetensi yang harus dicapai (Anwar dalam Nursalim : 2010).
Biologi
merupakan satu cabang sains yang mempelajari fenomena makhluk
hidup.
Pembelajaran biologi sangat erat kaitannya dengan fenomena alam
yang terjadi di
sekitar siswa. Seorang siswa dapat menemukan sebuah konsep dari
mempelajari
lingkungan yang ada di sekitar. Siswa akan lebih banyak
memperoleh nilai-nilai
pendidikan bila mereka menemukan konsep-konsep tentang alam
sekitarnya
melalui kegiatan proses keilmuan. Hal ini menimbulkan
konsekuensi bagi pola
pembelajarannya (Mulyani et al. 2008).
Objek biologi adalah fenomena nyata, sehingga cara-cara
eksploratif adalah
cara yang tepat untuk mempelajarinya (Djohar, dalam Christijanti
& Marianti
2006). Salah satu cara untuk mempelajari biologi dan fenomenanya
adalah dengan
pendekatan jelajah alam sekitar. Pendekatan jelajah alam sekitar
adalah pendekatan
pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan alam sekitar kehidupan
peserta
didik, baik lingkungan fisik, sosial, teknologi maupun budaya
sebagai objek belajar
biologi yang fenomenanya dipelajari melalui kerja ilmiah
(Marianti dan Kartijono
2005). Biologi merupakan ilmu yang menjelaskan tentang
konsep/teori
berdasarkan kejadian alam. Proses pembelajaran disini diharapkan
bukan hanya
sekedar membahas materi dalam buku-buku panduan pelajaran
atau
menginformasikan pengetahuan kepada siswa, tetapi menekankan
pada pemberian
pengalaman secara langsung kepada siswa untuk memahami gejala
yang terjadi.
Permendiknas No. 22 tahun 2016 tentang Standar Isi
memberikan
pengertian bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan
cara mencari
tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya
penguasaan
-
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,
atau prinsip-
prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Pendidikan IPA
diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk
mempelajari diri sendiri
dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkannya
di dalam kehidupan sehari-hari. Dari hasil pengamatan pada
tanggal 12 maret
peneliti mewawancarai salah satu guru IPA dengan bapak PTJ pak
PTJ
menyatakan bahwa
“Siswa di Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen kota jambi,
cenderung
belum aktif dalam pembelajaran IPA,dan sebagian besar siswa
tidak
menyukai pelajaran IPA hal ini disebabakan proses pembelajaran
masih
didominasi oleh suatu kondisi kelas yang masih terfokus pada
guru sebagai
sumber utama dari pengetahuan”. (wawancara 2 maret 2017)
Beliau juga mengungkapkan alasan mengapa beliau masih
menggunakan
metode ceramah dalam proses belajar mengajar, penyebabnya
adalah
sarana dan sumber pembelajaran yang kurang memadai‟‟.
Ceramah masih menjadi pilihan utama guru dalam mengajar,
sedangkan
proses sains belum biasa dikembangkan dalam proses pembelajaran.
Aktivitas
siswa dalam kegiatan belajar mengajar masih kurang, siswa hanya
menerima
pengetahuan yang berasal dari guru saja. Siswa masih minimal
sekali melakukan
kegiatan yang melibatkan keterampilan dan kemampuan berpikir,
ketika
pelaksanaan pelajaran guru masuk kelas memberikan materi secara
ceramah dan
tidak pernah mnggunakan metode lain. Proses pembelajaran yang
monoton ini
menyebabkan siswa menjadi pasif, tidak aktif dan ketertarikan
terhadap pelajaran
biologi rendah. Akibat selanjutnya prestasi belajar siswa
menjadi tidak maksimal,
nilai ulangan harian yang sering belum mencapai nilai KKM (70%)
sehingga harus
melewati beberapa kali remidi untuk mencapai nilai KKM.
Sementara itu prestasi
rata-rata nilai ujian nasional untuk IPA masih pada level
6,75.
Proses pembelajaran di sekolah merupakan aspek yang sangat
penting
dalam menentukan keberhasilan siswa. Proses pembelajaran yang
menganut kaidah
PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan)
saat ini
-
merupakan kaidah yang wajib dipahami guru dan dijalankan di
dalam kelasnya.
Adanya kemajuan ilmu pengetahuan yang begitu pesat di dunia saat
ini juga juga
akan berpengaruh pada pandangan siswa akan suatu materi atau
pelajaran.
Perubahan ini harus segera di respon oleh guru dengan memberikan
materi dengan
cara yang inovatif. Salah satu alternatif pembelajaran yang
dapat dilakukan adalah
dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Jelajah Alam Sekitar
(JAS).
Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan
memahami
alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk
inkuiri dan berbuat
sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman
yang lebih
mendalam tentang alam sekitar. Pendekatan pembelajaran JAS
adalah salah satu
inovasi pendekatan pembelajaran biologi dan maupun bagi kajian
ilmu lain yang
bercirikan memanfaatkan lingkungan sekitar dan simulasinya
sebagai sumber
belajar melalui kerja ilmiah, serta diikuti pelaksanaan belajar
yang berpusat pada
peserta didik. Belajar adalah kegiatan aktif peserta didik dalam
membangun
pemahaman atau makna. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan
pembelajaran
JAS memberi keleluasaan kepada peserta didik untuk membangun
gagasan yang
muncul dan berkembang setelah pembelajaran berakhir. Di sisi
lain dengan
pendekatan pembelajaran JAS tampak secara eksplisit bahwa
tanggung jawab
belajar berada pada peserta didik dan guru mempunyai tanggung
jawab
menciptakan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi dan
tanggung jawab siswa
untuk belajar sepanjang hayat.
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang ada penulis
terdorong untuk
melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Pendekatan Jelajah
Alam
Sekitar Dalam Mingkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
IPA
Terpadu di Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen Kota Jambi”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pelaksanaan observasi awal yang telah dilakukan
dan
mengacu pada latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi
Identifikasi
masalah adalah :
-
1. Kebanyakan siswa kurang tertarik untuk mengikuti proses
pembelajaran
IPA
2. Keaktifan siswa yang masih kurang, pengajaran yang masih
berpusat pada
guru sehingga siswa cenderung pasif.
3. Rendahnya hasil belajar yang kemungkinan dipengaruh oleh
keaktifan
belajar siswa
C. Pembatasan masalah
Lingkup penelitian dibatasi pada upaya meningkatkan keaktifan
dan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA Terpadu dengan menggunakan
penerapan
pendekatan JAS Pada Materi Ekosistem di Madrasah Tsanawiyah
Al-Jauharen
Kota Jambi.
D. Rumusan masalah
Berdasarkan Identifikasi masalah maka yang menjadi rumusan
masalah
yang telah diuraikan sebelumnya, dan mengacu pada judul yang
ada, penulis
merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Apakah JAS dapat meningkatkan keaktifan dan haasil belajar
siswa pada mata
pelajaran IPA terpadu di Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen kota
jambi?
E. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun Tujuan dari
penelitian ini
adalah:
1. Untuk Mengetahui penerapan pendekatan JAS terhadap Hasil
Belajar siswa
pada mata pelajaran IPA Terpadu di Madrasah Tsanawiyah
Al-Jauharen
Kota Jambi.
F. Manfaat penelitian
Meningkatkan Hasil Belajar siswa pada mata pelajaran IPA Terpadu
di
Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen Kota Jambi.
1. Siswa
-
Penelitian ini diharapkan memudahkan siswa dalam memahami
materi,
menarik perhatian siswa, membangkitkan motivasi siswa dalam
belajar,
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Guru
Penelitian ini diharapkan Membantu guru untuk mengoptimalkan
model
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap
mata
pelajaran IPA
Penelitian ini diharapkan dapat membantu guru dalam proses
pembelajaran,
memperjelas materi yang disampaikan, meningkatkan kreatifitas
guru
dalam proses pembelajaran di sekolah dan sebagaiapat membantu
guru
dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam
pengembangan
pembelajaran biologi di sekolah.
-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KajianTeoritik
1. Pendekatan Jelajah Alam Sekitar
Pendekatan jelajah alam sekitar merupakan pendekatan
pembelajaran yang menggunakan alam sekitar sebagai sumber
belajar dan
tidak menekankan siswa langsung belajar di alam, tetapi dapat
mengkonstruksi
apa yang ada di alam kemudian dijadikan bahan untuk pembelajaran
di dalam
kelas yang dirancang untuk merangsang keaktifan dan kreativitas
siswa.
Afandi (2013) pendekatan pembelajaran jelajah alam sekitar
adalah salah satu
inovasi pendekatan pembelajaran biologi maupun bagi kajian ilmu
lain yang
bercirikan yang memanfaatkan lingkungan sekitar dan simulasinya
sebagai
sumber belajar melalui kerja ilmiah serta diikuti pelaksanaan
belajar yang
berpusat pada. Menurut Musfiqon dan Nurdiyansyah (2015, hal. 82)
yang
menjadi ciri dalam kegiatan pembelajaran berpendekatan jelajah
alam sekitar
adalah selalu dikaitkan alam sekitar secara langsung maupun
tidak langsung
yaitu dengan menggunakan media. Ciri kedua adalah selalu ada
kegiatan
berupa peramalan (prediksi), pengamatan, dan penjelasan. Ciri
ketiga adalah
ada laporan untuk dikomunikasikan baik secara lisan, tulisan,
gambar, foto
atau audiovisual. Dalam pembelajarannya, sumber belajar ini akan
didesain
dengan pendekatan jelajah alam sekitar. Pendekatan jelajah alam
sekitar ini
akan lebih menambah pemahaman siswa karena dalam
pelaksanaannya,
pendekatan jelajah alam sekitar memiliki tahapan-tahapan proses
sains untuk
memudahkan siswa dalam belajar, yaitu dari proses mengamati
(observing),
menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan.
Dengan pendekatan ini siswa akan lebih aktif dalam pembelajaran
karena
terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran. jelajah alam
sekitar adalah
pendekatan pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan alam
sekitar
kehidupan peserta didik, baik lingkungan fisik, sosial,
teknologi maupun
budaya sebagai objek belajar biologi yang fenomenanya dipelajari
melalui
7
-
kerja ilmiah. Pendekatan jelajah alam sekitar terdiri atas
beberapa komponen
yang seyogyanya dilaksanakan secara terpadu.
Adapun komponen-komponen jelajah alam sekitar adalah sebagai
berikut : Mulyani et al, (Rianto,2006, hal. 8).
a. Eksplorasi
Dengan melakukan eksplorasi terhadap lingkungannya,
seseorang
akan berinteraksi dengan fakta yang ada di lingkungan
sehingga
menemukan pengalaman dan sesuatu yang menimbulkan pertanyaan
atau
masalah.
b. Kontruktivisme
Pengetahuan dahulu dianggap sebagai kumpulan fakta, akan
tetapi
sekarang, pendapat ini mulai bergeser, terutama dibidang
sains,
pengetahuan lebih dianggap sebagai suatu proses pembentukan
(konstruksi) yang terus-menerus dan terus berubah dan
berkembang.
c. Proses sains
Proses sains atau proses kegiatan ilmiah dimulai ketika
seseorang
mengamati sesuatu. Sesuatu yang diamati karena menarik
perhatian,
mungkin memunculkan pertanyaan atau permasalahan.
d. Masyarakat belajar
Konsep learning community menyarankan agar hasil
pembelajaran
diperoleh kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh
dari
sharing antar teman, antar kelompok, antara yang tahu dengan
yang
belum tahu.
e. Bioedutainment
Bioedutainment di mana dalam pendekatannya melibatkan unsur
utama ilmu dan penemuan ilmu, ketrampilan berkarya,
kerjasama,
permainan yang mendidik, kompetisi, tantangan dan sportivitas
dapat
menjadi solusi dalam menyikapi perkembangan biologi saat ini dan
masa
yang akan datang.
f. Asesmen autentik
-
Assesment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa
memberikan gambaran perkembangan belajar peserta didik.
Karakteristik penilian autentik adalah sebagai berikut.
1) Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran
2) Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif
3) Yang diukur keterampilan dan performansi
4) Berkesinambungan
5) Terintegrasi
6) Dapat digunakan sebagai umpan balik
Keenam komponen ini akan dikembangkan dalam pembelajaran.
Pendekatan jelajah alam sekitar membelajarkan biologi sesuai
dengan
hakikat biologi, menjadikan belajar lebih bermakna dan
memberikan
pengalaman belajar yang lebih bermanfaat karena pembelajaran
menjadi
kontekstual.
Pembelajaran dengan pendekatan jelajah alam sekitar
dilaksanakan
dalam suasana yang menyenangkan, tidak membosankan, sehingga
siswa
belajar dengan semangat. Pembelajaran dilaksanakan
terintegrasi
menggunakan berbagai sumber belajar sehingga pengetahuan
siswa
menyeluruh, tidak terpisah-pisah dalam tiap bidang studi.
Pembelajaran
jelajah alam sekitar menekankan pada siswa aktif dan kritis,
jadi
pembelajaran berpusat pada siswa, dipandu oleh guru yang
kreatif
(Rianto,2006, hal. 8).
2. Pengertian keaktifan siswa
Keaktifan siswa dalam pembelajaran sangatlah berpengaruh
dalam
pencapaian hasil belajar. Keaktifan berasal dari kata aktif dan
mendapatkan
imbuhan ke-an yang mempunyai arti dalam kamus Besar Bahasa
Indonesia
adalah giat (bekerja berusaha). Jadi dapat dinyatakan bahwa
keaktifan adalah
keadaan di mana siswa bekerja berusaha menjadi aktif.
Penilaian proses pembelajaran dilihat dari sejauh mana
keaktifan
siswa dalam mengikuti pembelajaran. Keaktifan siswa dapat
dilihat ketika
siswa berperan dalam pembelajaran seperti aktif bertanya kepada
siswa
-
maupun guru, mau berdiskusi kelompok dengan siswa lain,
mampu
menemukan masalah serta dapat memecahkan masalah tersebut, dan
dapat
menerapkan apa yang telah diperoleh untuk menyelesaikan
persoalan yang
dihadapinya (Mulyatiningsih, 2010, hal 92).
Sudut pandang lain mengenai keaktifan siswa pada
pembelajaran
keaktifan siswa dapat diukur apabila siswa ikut berpartisipasi
dalam
menentukan tujuan pembelajaran, sehingga siswa mengetahui apa
tujuan
yang akan dicapai saat pembelajaran tersebut. Interaksi antar
siswa juga
dibutuhkan dalam proses pembelajaran, sehingga keaktifan dapat
diukur
ketika siswa berdiskusi kelompok. Guru juga berperan penting
dalam
keaktifan proses pembelajaran, sebagai pembimbing guru bertugas
untuk
membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran,
sehingga
intensitas guru dalam menangani masalah siswa, juga diperhatikan
untuk
meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran (Nasution, 2012,
hal.
103).
Pembelajaran di dalam kelas harus menumbuhkan suasana
sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan,
dan
mengemukakan gagasan Mengacu dari pendapat tersebut maka dalam
proses
pembelajaran sangat dibutuhkan suatu keaktifan siswa, karena
jika tanpa
adanya keaktifan maka pembelajaran di dalam kelas kurang
berjalan dengan
baik, Belajar menunjukan adanya jiwa yang sangat aktif, yaitu
jiwa akan
mengolah informasi yang diterima (Mustaqim, 2011, hal 91).
Oleh karena itu, apabila tidak ada keaktifan dalam
pembelajaran,
maka siswa tidak dapat membuat kesimpulan apa yang
dipelajarinya, karena
dalam teori ini menuntut siswa untuk aktif mencari, menemukan
dan
menggunakan pengetahuan yang diperolehnya. Mulyatiningsih
(2010).
mengemukakan bahwa pengetahuan juga harus diperoleh dengan
pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri,
dengan
bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik
secara rohani
maupun teknis. Berdasarkan pendapat tersebut dinyatakan bahwa
setiap
orang yang mau belajar harus aktif sendiri, karena jika dalam
suatu
-
pembelajaran tidak ada aktivitas maka pembelajaran itu tidak
akan berjalan
dengan baik.
Dari beberapa pendapat ahli di atas dinyatakan bahwa
keaktifan
siswa adalah suatu kegiatan yang dilakukan siswa untuk berusaha
menjadi
aktif dalam proses pembelajaran. Siswa harus aktif bertanya,
mempertanyakan, mengemukakan gagasan, mampu berinteraksi
dengan
siswa lain serta mampu memecahkan masalah yang dijumpainya
dalam
pembelajaran. Keaktifan dalam pembelajaran merupakan sesuatu
yang
penting, tanpa adanya keaktifan maka proses pembelajaran tidak
akan
berjalan dengan baik.
3. Macam-macam keaktifan
Keaktifan memiliki beragam bentuk atau macam. Macam
keaktifan
dalam belajar dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu keaktifan
yang dapat
diamati atau konkret dan keaktifan yang sulit diamati atau
abstrak
(Mulyatiningsih, 2010, hal 92). Kegiatan yang dapat diamati
contohnya
mendengarkan, menulis, membaca, menyanyi, menggambar dan
berlatih.
Kegiatan ini biasanya berhubungan dengan kerja otot atau
psikomotor.
Kegiatan yang selanjutnya adalah kegiatan yang sulit diamati
berupa
kegiatan yang menyangkut proses berpikir maupun perasaan,
seperti
menggunakan pikiran maupun perasaan untuk memecahkan
permasalahan,
membandingkan konsep, menyimpulkan hasil dari pengamatan dan
berpikir
tingkat tinggi (Aunurahman, 2014, hal. 64).
Keaktifan lain yang dapat diamati dibagi ke dalam beberapa
hal.
Aktivitas tersebut adalah visual activities, oral activities,
listening activities,
writing activities, drawing activities, motor activities, mental
activities serta
emotional activities Visual activities dengan aktivitas di
dalamnya seperti
membaca, memperhatikan gambar, maupun percobaan. Aktivitas
lain
yaituoral activities, dalam pembelajaran aktivitas ini seperti
merumuskan
masalah, bertanya maupun mengeluarkan pendapat. Aktivitas
selanjutnya
adalah listening activities dan writing activities, yang
termasuk contoh dalam
listening activitiesadalah mendengarkan penjelasan guru,
mendengarkan
-
pidato maupun musik, sedangkan dalam writing activities
contohnya seperti
menulis tugas, menulis cerita dan karangan (Dalyono, 2009, hal.
22).
Hal lain yang masih termasuk aktivitas siswa dalam
pembelajaran
adalah drawing activities, motor activities, mental
activitiessertaemotional
activities. Contoh dari drawing activities adalah menggambar,
maupun
membuat peta, sedangkan dalam pembelajaran contoh dari motor
activitiesyaitu seperti melakukan percobaan ataupun berkebun.
Siswa
menanggapi kelompok lain, mengingat dan memecahkan soal sebagai
contoh
dalam mental activities. Berkaitan dengan emosi seperti semangat
dalam
pembelajaran, ketenangan saat menerima pelajaran sebagai
beberapa contoh
dari emotional activities.
Keaktifan guru juga berperan dalam pembelajaran. Salah satu
peranan guru yaitu sebagai perencana pengajaran Oleh karena itu,
guru
sangat berperan penting dalam pembelajaran. Guru juga harus
memiliki
pengetahuan yang cukup tentang prinsip dari belajar yaitu dasar
dalam
merancang kegiatan belajar mengajar, seperti merumuskan tujuan,
memililih
bahan, memilih metode, menetapkan evaluasi dan sebagainya. Guru
juga
bertugas untuk memberikan hasil belajar, sehingga guru harus
memantau
perkembangan siswa. Maka dari itu, guru harus aktif dalam
proses
pembelajaran, hal ini ditunjukkan oleh guru dalam RPP atau
rencana
pelaksanaan pembelajaran. Di dalam RPP guru merumuskan tujuan
belajar,
memilih metode serta menyampaikannya kepada siswa, setelah itu
guru
menetapkan evaluasi belajar siswa yang diwujudkan dalam
penilaian hasil
belajar Slameto, (2010: 98).
Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat dinyatakan bahwa
keaktifan dibagi menjadi dua, yaitu aktif yang dapat diamati
yang
berhubungan dengan psikomotor, dan aktif yang tidak bisa diamati
yang
berhubungan dengan pemikiran maupun perasaan. Keaktifan yang
dapat
diamati seperti kegiatan visual, kegiatan lisan, kegiatan
mendengarkan,
kegiatan menulis serta kegiatan menggambar.
-
4. Hasil belajar
Gagne & Briggs (Jamil Suprihatiningrum, 2013: 37)
mengatakan
hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
sebagai
akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilan
siswa.
Sedangkan Agus Suprijono (2012: 5), mengatakan bahwa hasil
belajar adalah
pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,
sikap-sikap, apresiasi
dan ketrampilan. Sehingga hasil belajar merupakan suatu akibat
yang
diperoleh seseorang dari perbuatan belajarnya. Menurut Winkel
(Purwanto,
2012: 45) hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan
manusia
berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Sedangkan menurut
Purwanto
(2012: 45), hasil belajar merupakan perolehan dari proses
belajar siswa
sesuai dengan tujuan pengajaran.
Reigeluth (Jamil Suprihatiningrum, 2013: 37) mengemukakan
hasil
belajar atau pembelajaran dapat juga dipakai sebagai pengaruh
yang
memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi) alternatif
dalam kondisi
yang berbeda Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif
dan
psikomotorik. jenjang dalam ranah kognitif memiliki 6 jenjang.
Keenam
jenjang tersebut adalah pengetahuan yang merupakan pengingatan
bahan-
bahan yang dipelajarinya, selanjutnya pemahaman merupakan
penguasaan
tentang bahan yang dipelajarinya, yang selanjutnya bahan
tersebut dapat
diaplikasikan ke dalam keadaan yang sebenarnya. Bahan yang
dipelajari
tersebut akan dianalisis atau dikaji sehingga akan dibentuk
bagian-bagian
yang lebih terstruktur agar mudah dipahami. Bagian-bagian
tersebut akan
dikombinasikan sehingga akan menghasilkan sesuatu yang baru, hal
ini
termasuk dalam jenjang sintesis. Jenjang dalam ranah kognitif
yang terakhir
adalah evaluasi atau menilai bahan yang dipelajari tersebut
Bloom Purwanto,
(2012: 67).
Keenam jenjang kognitif di atas mengalami perbaikan,
tingkatan
dalam berpikir versi Anderson, Lorin W. dan Krathwohl, David R.
(2010:
99-133), yang pertama mengingat dengan kegiatan mengenali,
membuat
daftar, menggambarkan serta menyebutkan. Guru dapat mengukur
-
kemampuan mengingat siswa dengan memberikan pertanyaan
mengenali
atau mengingat kembali dalam kondisi yang sama persis dengan
kondisi
ketika siswa belajar. Tingkatan berpikir yang kedua adalah
memahami yaitu
dengan menerangkan ide atau konsep yang memiliki kegiatan
menginterpretasi, merangkum, mengelompokan, dan menerangkan.
Tingkatan ketiga adalah menerapkan yang diartikan menggunakan
informasi
dalam situasi lain yang memiliki kegiatan menerapkan,
melaksanakan,
menggunakan, serta melakukan.
Tingkatan selanjutnya adalah menganalisis yang berarti
mengolah
informasi untuk memahami sesuatu dan mencari hubungan, tingkatan
ini
memiliki kegiatan membandingkan, mengorganisasi, mengajukan
pertanyaan, dan menemukan. Tingkatan berpikir kelima adalah
mengevaluasi
atau menilai suatu keputusan atau tindakan yang memiliki
kegiatan
memeriksa, membuat hipotesa, mengkritik, serta memberi
penilaian.
Tindakan yang terakhir adalah mengkreasi yang diartikan
menghasilkan ide-
ide baru, produk, atau cara memandang sesuatu, dalam tingkatan
akhir ini
mempunyai kegiatan seperti mendisain, membangun, merencanakan,
serta
menemukan.
Hasil belajar dalam ranah kognitif juga diikuti oleh ranah lain
yaitu
afektif dan psikomotor Dalam ranah afektif atau sikap yang
dihasilkan
seseorang setelah belajar mencakup 5 aspek. Hasil belajar dalam
ranah
afektif seperti receiving atau sikap menerima, mampu memberikan
respon
atau responding, hasil belajar lain yaitu orang tersebut jadi
mampu menilai
sesuatu atau valuing, serta seseorang yang mau belajar akan
mampu
berorganisasi dan mempunyai karakter yang lebih baik (Musfiqon
dan
Nurdiyansyah 2015, hal. 82).
B. Studi Relevan
Ada beberapa penelitian yang secara tidak langsung isinya
berkaitan
dengan tema pembahasan penulis yang berjudul “Penerapan
Pendekatan Jas
(Jelajah Alam Sekitar) Terhadap Keaktifan siswa Dan Hasil
Belajar siswa pada
-
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Terpadu di Madrasah
Tsanawiyah
Al-Jauharen Kota Jambi” Berikut ini paparan secara singkat.
penelitian Kartika, Susilowati dan Ridlo (2013), menyatakan
bahwa
keterlibatan langsung siswa dalam pembelajaran membuat aktivitas
siswa
menjadi tinggi. Aktivitas yang tinggi dalam pembelajaran dapat
menambah
pemahaman siswa, karena mendapatkan pengalaman langsung terutama
untuk
materi yang berkaitan dengan lingkungan.
Selanjutnya penelitian Priyono, Woro Indriharti dan
Suprihartiono
(2006), menyimpulkan bahwa dengan pendekatan jelajah alam
sekitar dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMA N 5 Semarang pada
materi
Biologi dan Organisasi Kehidupan.
Selanjutnya penelitian dilakukan oleh Annah Mariana (2007)
dengan
judul dan inovasi yang berbeda yaitu Aktivitas dan Hasil Belajar
Siswa Pada
Pembelajaran Konsep Pengelolaan Lingkungan dengan Penerapan
Pendekatan JAS Model Conceptual Change dengan tercapainya
angka
aktivitas siswa minimal mencapai kategori angka 7 dan minimal
85% siswa
memperoleh nilai hasil belajar ≥ 65.
Berdasarkan uraian di atas, dan penelitian terdahulu ditinjau
dari aspek
judul, judul penelitian ini adalah: “Penerapan Pendekatan
Jelajah Alam Sekitar
Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Terpadu di Madrasah
Tsanawiyah Al-
Jauharen Kota Jambi”.
Dari segi judul terdapat perbedaan antara penelitian ini
dengan
penelitian terdahulu, adapun perbedaannya dari penelitian yang
saya lakukan
terletak pada pelajaran yang akan diteliti dan pada tingkat
sekolah yang akan
diteliti. Dan Apakah Penerapan Pendekatan Jas (Jelajah Alam
Sekitar) Dapat
Meningkatkan Hasil Belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam
(IPA) Terpadu di Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen Kota Jambi,
Kemudian
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII B di
Dalam Mata
Pelejaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Terpadu di Madrasah
Tsanawiyah Al-
Jauharen Kota Jambi.
-
C. Kerangka Berfikir
Penerapan Pendekatan Jas (Jelajah Alam Sekitar) dalam
Pembelajaran
IPA disini cenderung pada pengaplikasian media nyata berupa
lingkungan alam
terbuka dan teori-teori yang di bahas dalam mata pelajaran IPA
tersebut pada
materi tentang Sistem ekosistem pada manusia yang telah
dipelajari sehingga
mereka mampu menyelesaikan masalah dengan menggunakan
konsep-konsep
sains.
Adapun tahap-tahap pembelajaran dalam penedekatan JAS
(Jelajah
Alam Sekitar) adalah sebagai berikut:
kondisi awal kelas
Pembelajaran yang monoton
Siswa kurang aktif
Hasil belajar tidak mencapai
KKM
Penerapan pendekatan
JAS
Pengaplikasian media nyata
Siswa lebih aktif
Hasil belajar meningkat
Evaluasi akhir
-
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau
Classroom
Action Research. penelitian tindakan kelas PTK adalah salah satu
jenis penelitian
tindakan yang dilakukan oleh guru untuk memecahkan masalah dalam
kelasnya
yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui
pendekatan JAS
(Jelajah Alam Sekitar) di kelasnya dengan menggunakan (metode,
pendekatan,
penggunaan media, teknik evaluasi dsb) (Musfiqon dan
Nurdiyansyah 2015, hal.
88). Desain atau rancangan dalam penelitian ini dibuat dalam
beberapa siklus,
dimana setiap pelaksanaan siklus meliputi planning
(perencanaan), action
(tindakan) observation (pengamatan), dan reflection (refleksi)
(Darmadi, 2015, hal.
113) bentuk dari desain atau rancangan penelitian adalah
sebagai
berikut:rancangan atau perencana awal, sebelum mengadakan
penelitian penulis
menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan,
termasuk
didalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran. Dan
rancangan atau
rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi, penulis
membuat rancangan yang
direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.
B. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen
Kota
Jambi. Karena dilingkungan sekolah tersebut terdapat banyak
komponen-
komponen yang mendukung untuk penggunaan pendekatan JAS,
seperti
sungai,tumbuh-tumbuhan dan hewan ternak,dan lainnya.
Adapun subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VII B
yang
berjumlah 26 orang. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester
ganjil tahun
ajaran 2016/2017.
C. Subjek Penelitian
Adapun subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII B
yang
berjumlah 26 orang di Madrasah Tsanawiyah Swasta Al-Jauharen
kota jambi
berdasarkan pada observasi awal peneliti pada kelas ini banyak
siswa yang pasif
17
-
pada saat proses pembelajaran berlangsung, bahkan ada beberapa
siswa yang sibuk
dengan aktifitasnya sendiri pada saat guru menjelaskan
pelajaran, dan pada
akhirnya hasil belajar yang diperoleh siswa di bawah KKM.
D. Rancangan Penelitian
Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan
kelas
dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat
empat tahapan yang
lazim dilalui yaitu, perencanaan, pelaksanaa, pengamatan
(observasi), dan refleksi.
Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah
sebagai berikut :
siklus I
Perencanaan
pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
siklus II
Perencanaan
pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
-
Gambar III. 1 : tahapan dalam penelitian tindakan kelas alur PTK
Kemmis &
Taggart.
Secara garis besar Prosedur penelitian tindakan kelas ini
terdiri dari 4
tahap, dalam siklus penelitian tindakan kelas yang lazim
digunakan, yaitu tahapan
perencanaan, tahapan pelaksanaan, tahapan pengamatan, dan
tahapan refleksi,
Suharsimi Arikunto (2009:20)
Secara garis besar Prosedur penelitian tindakan kelas ini
terdiri dari 4
tahap, dalam siklus penelitian tindakan kelas yang lazim
digunakan, yaitu tahapan
perencanaan, tahapan pelaksanaan, tahapan pengamatan, dan
tahapan refleksi
(Darmadi, 2015, hal. 113). Penelitian tindakan kelas ini
rencananya akan
dilaksanakan minimal dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri
dari 3 kali pertemuan
dan setiap pertemuannya membutuhkan waktu 3 x menit. Dan pada
setiap akhir
siklus akan ada postes yang bertujuan untuk mengetahui
penguasaan materi yang
telah dipelajari. Sebelum melaksanakan siklus pembelajaran maka
terlebih dahulu
peneliti akan melaksanakan prasiklus di mana dalam prasiklus ini
peneliti
menyiapkan situasi dan kondisi sebelum melanjutkan ke siklus 1.
Berikut prasiklus
yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai berikut:
1. Perencanaan prasiklus
a) Perencanaan
(1) Pada tahap perencanaan, peneliti melakukan perencanaan
untuk
mempersiapkan kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran
IPA.
Yaitu dengan merencanakan proses pelaksanaan pembelajaran
pendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar) dengan menggunakan
media
audio visual pada mata pelajaran IPA terpadu materi pokok
Ekosistem
pada manusia.
(2) Menyusun skenario model pembelajaran dengan membuat RPP
(rancangan pelaksanaan pembelajaran).
(3) Menyiapkan media dan alat peraga berupa benda konkret
untuk
pembelajaran IPA terpadu sub materi ekosistem pada manusia.
-
(4) menyusun kuis.
b) Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu melaksanakan
proses
pembelajaran pada mata pelajaran IPA Terpadu materi pokok
ekosistem
yang telah direncanakan diantaranya:
(1) Guru menyiapkan rencana pembelajaran.
(2) Guru menyiapkan lembar pengamatan aktifitas siswa dan
informasi
guru.
(3) Guru melaksanakan kegiatan awal pembelajaran diantaranya:
a)
menyiapkan kesiapan kelas, b) berdoa, c) persepsi, d)
menyampaikan
tujuan pembelajaran, e) memberikan motivasi.
(4) Guru menyampaikan materi pokok pengertian dari bagian
ekosistem
pada manusia dan macam-macam fungsinya di pertemuan 1,
kemudian
menyampaikan materi mekanisme sistem pencrnaan pada manusia
pada pertemuan 2, selanjutnya di pertemuan ke 3 guru
menyampaikan
macam-macam fungsi ekosistem berdasarkan pada letaknya
(5) Guru menjelaskan aplikasi ekosistem dalam kehidupan
sehari-hari
dengan menggunakan media visual (animasi).
(6) Guru menyuruh siswa untuk menemukan aplikasi-aplikasi lain
dari
ekosistem dalam kehidupan sehari-hari.
(7) Guru meminta kepada beberapa orang siswa untuk menyampaikan
atau
mempresentasikan hasil pemikiran mereka.
(8) Guru memberikan bimbingan dan bantuan kapada siswa yang
mengalami kesulitan belajar.
(9) Guru memberikan klarifikasi atas pemikiran-pemikiran yang
telah
disampaikan oleh beberapa orang siswa tersebut.
(10) Guru memberikan penghargaan atau reward berupa snack
ringan
kepada siswa yang berhasil mempresentasikan hasil pemikiran
di
depan kelas.
-
c) Pengamatan
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanaakan dalam tahap ini adalah
mengamati aktifitas siswa dalam proses pembelajaran dan
keaktifan dan hasil
belajar siswa. kegiatan pengamatan tentang performansi guru
dilakukan oleh
observer sekaligus peneliti. Sedangkan kegiatan yang berkaitan
dengan
pengamatan aktivitas keaktifan dan hasil belajar siswa dalam
proses
pembelajaran dilakukan peneliti yang berkolaborasi dengan guru
mini. Kegitan
pengamatan yang dilakukan yaitu:
(1) Pengamatan terhadap informasi guru, meliputi penguasaan
materi dan
penguasaan dalam pengelolaan kelas dalam membelajarkan IPA
terpadu sub materi ekosistem pada manusia.
(2) Pengamatan terhadap aktivitas minat siswa, meliputi: a)
keantusiasan
siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, b) keberanian
atau
keaktifan siswa dalam bertanya, c) interkasi yang muncul dari
siswa
dengan peserta didik, d) motivasi yang muncul pada siswa dan
keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat.
(3) Pengamatan terhadap keaktifan dan hasil belajar siswa,
meliputi: a)
Rata – rata nilai ketuntasan keaktifan dan hasil belajar siswa
kelas VII
B di Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen Kota Jambi. b)
banyaknya
siswa yang tuntas belajar, c) presentase ketuntasan belajar
secara
klasikal.
d) Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah
dilakukan pada prasiklus. Analisis digunakan untuk mengetahui
kekurangan
aspek – aspek yang diamati pada prasiklus dan untuk merencanakan
siklus I dan
II atau tindakan berikutnya. Pada tahap refleksi, peneliti
melakukan kegiatan
sebagai berikut:
(1) Menganalisis lembar pengamatan performasi guru selama
proses
pembelajaran IPA terpadu sub materi ekosistem pada manusia.
(2) Menganalisis hasil kerja siswa terhadap kuis yang
diberikan.
-
(3) Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat kesimpulan
sementara
terhadap pelaksanaan pengajaran dan memperbaiki kekurangan
yang
terjadi pada prasiklus dan siklus I untuk meningkatkan
pembelajaran
pada siklus II.
2. Perencanaan siklus I.
a) Perencanaan
Setelah melakukan evaluasi tindakan prasiklus, selanjutnya pada
tahap
ini peneliti mengembangkan perencanaan tindakan di siklus I
dengan upaya
tindakan lebih meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa
dalam prosesnya
peniliti menerapkan model pembelajaran sains teknologi
masyarakat pada mata
pelajaran IPA terpadu sub pokok ekosistem pada manusia. Adapun
kegiatan
yang dilakukan pada tindakan perencanaan siklus I yaitu dengan
langkah-
langkah sebagai berikut:
(1) Mengidentifikasi Masalah-masalah khusus yang dialami
pada
perencanaan siklus.
(2) Mengembangkan skenario model pembelajaran dengan membuat
RPP
(rancangan pelaksanaan pembelajaran).
(3) Mengunakan media dan alat peraga berupa benda konkret
untuk
pembelajaran IPA terpadu sub materi ekosistem pada manusia
dengan
pendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar).
(4) Mengunakan lembar observasi siswa (LOS) dan informasi guru
selama
pembelajaran IPA terpadu sub materi ekosistem pada manusia
dengan
pendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar).
(5) Melaksanakn kuis (tes).
b) Pelasaknaan
Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahap ini
adalah:
(1) Guru menyiapkan rencana pembelajaran.
(2) Guru menggunakankan lembar pengamatan aktifitas siswa
dan
informasi guru.
-
(3) Guru melaksanakan kegiatan awal pembelajaran diantaranya:
a)
menyiapkan kesiapan kelas, b) berdoa, c) persepsi, d)
menyampaikan
tujuan pembelajaran, e) memberikan motivasi.
(4) Guru menyampaikan materi pokok pengertian ekosistem pada
manusia
di pertemuan 1 pada siswa, kemudian pertemuan 2 guru
menyampaikan materi bagian-bagian ekosistem pada siswa,
selanjutnya di pertemuan ke 3 guru menyampaikan macam –
macam
fungsinya berdasarkan letaknya pada materi ekosistem pada
siswa.
(5) Guru menjelaskan aplikasi ekosistem dalam kehidupan
sehari-hari
dengan menggunakan media visual (animasi).
(6) Guru menyuruh siswa untuk menemukan aplikasi-aplikasi lain
dari
system pencernaan dalam kehidupan sehari-hari.
(7) Guru meminta kepada beberapa orang siswa untuk menyampaikan
atau
mempresentasikan hasil pemikiran mereka.
(8) Guru memberikan bimbingan dan bantuan kapada siswa yang
mengalami kesulitan belajar.
(9) Guru memberikan klarifikasi atas pemikiran-pemikiran yang
telah
disampaikan oleh beberapa orang siswa tersebut.
(10) Guru memberikan penghargaan atau reward berupa snack
ringan
kepada siswa yang berhasil mempresentasikan hasil pemikiran
di
depan kelas.
c) Pengamatan
Di dalam kegiatan pengamatan ini guru mencatat semua proses
yang
terjadi dalam tindakan model pembelajaran, guru menganalisis
tentang
tindakan siklus I yang telah dilakukan serta mencatat kelemahan
ataupun
ketidaksesuaian antara skenario pembelajaran dengan respon dari
siswa yang
tidak diharapkan. Adapun kegiatan yang akan dilaksanakan pada
tahap ini
adalah:
a. Pengamatan terhadap informasi guru, meliputi penguasaan
materi dan
penguasaan dalam menerapkan model pembelajaran sains
teknologi
-
masyarakat dan pengelolaan kelas dalam membelajarkan IPA
terpadu
sub materi ekosistem pada manusia.
b. Pengematan terhadap aktivitas minat siswa, meliputi: a)
keantusiasan
siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, b) keberanian
atau
keaktifan siswa dalam bertanya, c) interkasi yang muncul dari
siswa
dengan peserta didik, d) motivasi yang muncul pada siswa dan
keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat.
c. Pengamatan terhadap keaktifan dan hasil belajar siswa,
meliputi: a)
Rata – rata nilai ketuntasan keaktifan dan hasil belajar siswa
kelas VII
B di Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen Kota Jambi. b)
banyaknya
siswa yang tuntas belajar, c) presentase ketuntasan belajar
secara
klasikal.
d) Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah
dilakukan pada prasiklus dan siklus I. Dan analisis digunakan
untuk mengetahui
kekurangan aspek-aspek yang diamati pada prasiklus dan siklus I.
untuk
merencanakan siklus II atau tindakan berikutnya. Pada tahap
refleksi, peneliti
melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. Menganalisis lembar pengamatan performasi guru selama
proses
pembelajaran IPA terpadu sub materi ekosistem pada manusia
melalui
model pembelajaran sains teknologi masyarakat.
b. Menganalisis hasil kerja siswa terhadap kuis dan Los yang
diberikan.
c. Menyimpulkan apakah hipotesis tindakan tercapai atau tidak.
Jika
berhasil, ditandai dengan perfonmasi guru, bahwa keaktifan dan
hasil
belajar dan aktifitas siswa yang sesuai dengan indikator
keberhasilan
(meningkat). Maka penerapan model pembelajaran sains
teknologi
masyarakat dikatakan berhasil. Jika performansi guru, keaktifan
dan
hasil belajar dan aktifitas siswa tidak menunjukan ke arah
peningkatan,
maka akan ditindakan lanjuti pada siklus seterusnya, sampai
mendapatkan ke arah yang menunjukan adanya peningkatan
keaktifan
dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA Terpadu.
-
3. Perencanaan siklus II.
1) Perencanaan
Setelah melakukan evaluasi tindakan prasiklus dan siklus,
selanjutnya
pada tahap ini peneliti mengembangkan perencanaan tindakan di
siklus II
dengan upaya tindakan lebih meningkatkan keaktifan dan hasil
belajar siswa
dalam proses model pembelajaran sains teknologi masyarakat pada
mata
pelajaran IPA terpadu sub pokok ekosistem pada manusia. Adapun
kegiatan
yang dilakukan pada tindakan perencanaan siklus II yaitu dengan
langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi Masalah-masalah khusus yang dialami pada
perencanaan prasiklus dan siklus.
b. Mengembangkan skenario model pembelajaran dengan membuat
RPP
(rancangan pelaksanaan pembelajaran).
c. Mengunakan media dan alat peraga berupa benda konkret
untuk
pembelajaran IPA terpadu sub materi ekosistem pada manusia
dengan
pendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar).
d. Mengunakan lembar observasi siswa (LOS) dan informasi guru
selama
pembelajaran IPA terpadu sub materi ekosistem pada manusia
dengan
pendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar).
e. Melaksanakan kuis (tes).
2) Pelaksanaan
Kegiatan – kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahap ini
adalah:
a. Guru menyiapkan rencana pembelajaran.
b. Guru menggunakankan lembar pengamatan aktifitas siswa dan
informasi guru.
c. Guru melaksanakan kegiatan awal pembelajaran diantaranya:
a)
menyiapkan kesiapan kelas, b) berdoa, c) persepsi, d)
menyampaikan
tujuan pembelajaran, e) memberikan motivasi.
d. Guru menyampaikan materi pokok mekanisme ekosistem pada
manusia di pertemuan 1 pada siswa, kemudian pertemuan 2 guru
menyampaikan materi perbedaan ekosistem mekanik dan kimiawi
pada
-
siswa, selanjutnya di pertemuan ke 3 guru menyampaikan
kelainan
pada ekosistem pada siswa.
e. Guru menjelaskan aplikasi ekosistem dalam kehidupan
sehari-hari
dengan menggunakan media visual (animasi).
f. Guru menyuruh siswa untuk menemukan aplikasi-aplikasi lain
dari
system pencernaan dalam kehidupan sehari-hari.
g. Guru meminta kepada beberapa orang siswa untuk menyampaikan
atau
mempresentasikan hasil pemikiran mereka.
h. Guru memberikan bimbingan dan bantuan kapada siswa yang
mengalami kesulitan belajar.
i. Guru memberikan klarifikasi atas pemikiran-pemikiran yang
telah
disampaikan oleh beberapa orang siswa tersebut.
j. Guru memberikan penghargaan atau reward berupa snack
ringan
kepada siswa yang berhasil mempresentasikan hasil pemikiran
di
depan kelas.
3) Pengamatan
Di dalam kegiatan pengamatan ini guru mencatat semua proses
yang
terjadi dalam tindakan model pembelajaran, guru menganalisis
tentang
tindakan siklus II yang telah dilakukan serta mencatat kelemahan
ataupun
ketidaksesuaian antara skenario pembelajaran dengan respon dari
siswa yang
tidak diharapkan. Adapun kegiatan yang akan dilaksanakan pada
tahap ini
adalah:
a. Pengamatan terhadap informasi guru, meliputi penguasaan
materi dan
penguasaan dalam menerapkan model pembelajaran sains
teknologi
masyarakat dan pengelolaan kelas dalam membelajarkan IPA
terpadu
sub materi ekosistem pada manusia.
b. Pengematan terhadap aktivitas minat siswa, meliputi: a)
keantusiasan
siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, b) keberanian
atau
keaktifan siswa dalam bertanya, c) interkasi yang muncul dari
siswa
dengan peserta didik, d) motivasi yang muncul pada siswa dan
keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat.
-
c. Pengamatan terhadap keaktifan dan hasil belajar siswa,
meliputi: a)
Rata – rata nilai ketuntasan keaktifan dan hasil belajar siswa
kelas VII
B di Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen Kota Jambi. b)
banyaknya
siswa yang tuntas belajar, c) presentase ketuntasan belajar
secara
klasikal.
4) Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah
dilakukan pada prasiklus dan siklus I. Dan analisis digunakan
untuk mengetahui
kekurangan aspek-aspek yang diamati pada prasiklus dan siklus I.
untuk
merencanakan siklus II atau tindakan berikutnya. Pada tahap
refleksi, peneliti
melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. Menganalisis lembar pengamatan performasi guru selama
proses
pembelajaran IPA terpadu sub materi ekosistem pada manusia
melalui
model pembelajaran sains teknologi masyarakat.
b. Menganalisis hasil kerja siswa terhadap kuis dan Los yang
diberikan.
c. Melakukan penyimpulan apakah hipotesis tindakan tercapai atau
tidak.
Setelah dilakukan prasiklus, siklus I dan II maka peneliti akan
mendapatkan
hasil dari setiap percobaan setiap siklus yang dilakukan Jika
berhasil, ditandai
dengan perfonmasi guru, bahwa keaktifan dan hasil belajar dan
aktifitas siswa
yang sesuai dengan indikator keberhasilan (meningkat). Maka
penerapan model
pembelajaran sains teknologi masyarakat dikatakan berhasil. Jika
performansi
guru, keaktifan dan hasil belajar dan aktifitas siswa tidak
menunjukan ke arah
peningkatan, maka akan ditindakan lanjuti pada siklus
seterusnya, sampai
mendapatkan ke arah yang menunjukan adanya peningkatan keaktifan
dan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran IPA Terpadu sehingga riset yang
dilakukan
peneliti lakukan sampai mendapatkan hasil yang diharapkan.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Adapun jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah
data Primer
dan Sekunder yang terdiri dari :
a) Keaktifan siswa
-
b) Absensi siswa
2. Teknik pengumpulan data
a) Metode observasi
Metode observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu
proses yang tersusun dari berbagai proses psikologis. Teknik
pengumpulan
data dengan observasi digunakan bila penelitian dilakukan
berkenaan
dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan
bila
responden yang diamati tidak terlalu besar, Metode observasi
diartikan
sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap
gejala yang
tampak pada objek penelitian.
Metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data dengan
cara mengadakan pengamatan langsung terhadap aktifitas siswa
dalam
proses pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran IPA Terpadu di
kelas VII
di Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen Kota Jambi sebelum dan
sesudah
menggunakan pendekatan jelajah alam.
Tabel 3. 1.
Kisi-Kisi Observasi Guru
No Aspek Indikator Deskripsi YA TIDAK
1 Pembelajaran Mengkondisi
kan siswa
Mengkondisikan siswa untuk
siap menerima pelajaran
Menyampaik
an tujuan
pembelajara
Menyampaikan tujuan
pembelajaran sesuai materi
yang akan disampaikan
2 Penggunaan
metode
eksperimen
Menyiapkan
alat dan
bahan yang
diperlukan
Membimbing siswa
menyiapkan alat dan bahan
yang diperlukan
Melaksanakan Membimbing dan
-
percobaan oleh
semua siswa
mendampingi siswa dalam
percobaan
Meminta siswa untuk
mencatat hasil percobaan
Meminta siswa untuk
mempresentasikan hasil
pekerjaan
Membimbing siswa untuk
berani mengeluarkan
pendapat
3 Refleksi
Mengevaluas
i proses
percobaan
Membimbing siswa dalam
mengkaji hasil percobaan dan
memberi penguatan terhadap
hasil kerja siswa
Membimbing siswa dalam
menyimpulkan
Meminta siswa mengerjakan
latihan
F. Teknik Analisis Data
Kemudian data-data yang diperoleh dari penelitian baik
melalui
pengamatan, tes, atau metode lainnya kemudian diolah dengan
analisis deskriptif
untuk menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian indikator
keberhasilan
-
tiap siklus dan untuk menggambarkan keberhasilan dalam melakukan
pendekatan
jelajah alam (JAS) di kelas VII di Madrasah Tsanawiyah
Al-Jauharen Kota Jambi.
Adapun teknik pengumpulan data yang berbentuk kuantitatif
berupa
data-data yang disajikan berdasarkan angka-angka maka
menggunakan analisis
deskriptif persentase dengan rumus sebagai berikut :
𝑝 𝑛
x 100 %
1. Lembar Observasi
Lembar observasi berfungsi untuk mengumpulkan informasi
tentang
kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung
dari
tindakan yang telah dilakukan guru maupun siswa. Adapun
kisi-kisi yang
digunakan pada lembar observasi ini adalah sebagai berikut:
2. Lembar keaktifan siswa
Lembar Observasi aktivitas siswa digunakan sebagai pedoman
peneliti
dalam mengamati keaktifan siswa pada pelaksanaan pembelajaran
IPA dengan
metode eksperimen. Data diambil dari lembar observasi aktivitas
siswa yang
berbentuk pemberian skor dengan mencentang SS (Sangat Sering),S
(Sering),J
(Jarang), serta TP (Tidak Pernah) dengan penskoran untuk SS
mempunyai
skor 4, S mempunyai skor 3, J mempunyai skor 2, serta TP
mempunyai skor 1.
Data analisis untuk lembar observasi keaktifan siswa dengan cara
deskriptif
kuantitatif yang artinya mendeskripsikan data berupa angka.
Penghitungan capaian keaktifan masing-masing siswa
menggunakan
rumus sebagai berikut :
Capaian = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝 𝑜𝑙 ℎ 𝑘𝑜 𝑚𝑎𝑘 𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100%
Pedoman kriteria keaktifan siswa pada pembelajaran (Arikunto,
2007,
hal. 18) adalah sebagai berikut:
Tabel 3. 2
Pedoman kriteria untuk keaktifan siswa
-
Capaian Kriteria
75% - 100% Tinggi
50% - 74,99% Sedang
25% - 49,99% Rendah
0% - 24,99% Sangat Rendah
Penskoran dilakukan sesuai dengan rubrik penilaian yang telah
dibuat
peneliti. Nilai tes evaluasi akan dibandingkan antara siklus 1
dan siklus 2
apabila mengalami peningkatan maka dapat diasumsikan bahwa
pembelajaran
menggunakan pembelajaran melalui pendekatan jelajah alam pada
mata
pelajaran IPA Terpadu di kelas VII di Madrasah Tsanawiyah
Al-Jauharen
Kota Jambi.
G. Indikator Keberhasilan
Kriteria ketuntasan hasil belajar IPA yang berlaku di sekolah
Madrasah
Tsanawiyah Al-Jauharen Kota Jambi70%. Sedangkan untuk mengetahui
tingkat
keberhasilan penelitian tindakan ini dengan ketuntasan seperti
yang diungkapkan
Arikunto bahwa penguasaan yang dicapai jika menggunakan prinsip
belajar tuntas
yaitu dengan mengusai >70%, (Arikunto, 2002, hal. 18).
Indikator keberhasilan Keaktifan siswa jika siswa mendapat skor
41 – 51.
Sedangkan Paul D. Deirich (dalam Hamalik, 2007) menyatakan
bahwa
indikator keaktifan belajar siswa berdasarkan jenis aktivitasnya
dalam proses
pembelajaran yaitu sebagai berikut:
Kegiatan visual (visual activities), yaitu membaca,
memperhatikan
gambar, mengamati demonstrasi atau mengamati pekerjaan orang
lain, Kegiatan
lisan (oral activities), yaitu kemampuan menyatakan, merumuskan,
diskusi,
bertanya atau interupsi.
Kegiatan mendengarkan (listening activities), yaitu mendengarkan
penyajian
bahan, diskusi atau mendengarkan percakapan, Kegiatan menulis
(writing
activities), yaitu menulis cerita, mengerjakan soal, menyusun
laporan atau
-
mengisi angket, Kegiatan menggambar (drawing activities), yaitu
melukis,
membuat grafik, pola, atau gambar, Kegiatan emosional
(emotional
activities), yaitu menaruh minat, memiliki kesenangan atau
berani, Kegiatan
motorik (motor activities), yaitu melakukan percobaan, memilih
alat-alat
atau membuat model, Kegiatan mental, yaitu mengingat,
memecahkan
masalah, menganalisis, melihat hubungan-hubungan atau
membuat
keputusan.
-
BAB IV
HASIL DAN DESKRIPSI DATA
A. Hasil Penelitian
1. Kondisi Awal (Pra Tindakan)
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu
melakukan
observasi. Tujuan pelaksanaan observasi adalah untuk mengetahui
bagaimana
aktivitas siswa di dalam kelas pada saat mengikuti kegiatan
pembelajaran.
Observasi dilakukan di kelas VII B pada hari Kamis tanggal 29
Maret 2017
jam pelajaran ke 1-2, dengan jumlah siswa sebanyak 26. Pada saat
pelaksanaan
observasi, materi pelajaran yang disampaikan oleh guru adalah
klasifikasi
makhluk hidup. Pembelajaran biologi berlangsung dengan lancar.
Siswanya
juga cukup antusias dalam mengajukan pertanyaan ketika guru
menjelaskan
kurang jelas. Namun guru tidak memberikan tugas ketika proses
pembelajaran
sudah berakhir.
Pada saat jam pelajaran kedua terlihat kondisi kelas kurang
kondusif
karena antusiasme siswa terhadap pembelajaran menurun. Hal ini
ditunjukan
beberapa siswa yang duduk di bagian depan maupun belakang
masih
melakukan kegaduhan (mengobrol dan bercanda dengan teman) dan
ada juga
beberapa siswa yang mengantuk. Penggunaan media selama
proses
pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis, spidol, dan buku
paket
biologi. Dari keseluruhan pembelajaran diketahui bahwa guru
lebih
menekankan pada penyampaian materi dengan metode ceramah.
Pada tahap perencanaan, peneliti berdiskusi bersama guru
mata
pelajaran IPA untuk mempersiapkan penelitian. Kemudian
peneliti
menentukan indikator keberhasilan yang didasarkan pada observasi
awal.
Selanjutnya menyusun instrumen pembelajaran, yaitu silabus
(Lampiran I),
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (Lampiran 2), dan Lembar
Kerja
Siswa (LKS) (Lampiran 3). Merumuskan dan menyusun
desain/skenario
pembelajaran Jelajah Alam Sekitar (JAS). Menyusun pedoman
penilaian tes,
kuisioner (Lampiran 4), soal-soal pre test, post test (Lampiran
5), dan lembar
33
-
observasi (Lampiran 6).
2. Pelaksanaan Penelitian Siklus I
a) Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Mata pelajaran IPA dalam satu minggu dilaksanakan dalam tiga
kali pertemuan. Pelaksanaan siklus I dilaksanakan dalam tiga
kali
pertemuan yaitu dimulai pada hari Senin 3 April, Sabtu 8 April,
dan Kamis
12 April 2017. Berhubung penelitian dilakukan sudah sangat dekat
dengan
waktu ujian akhir semester, maka pelaksanaan penelitian pada
pertemuan
kedua dalam siklus I menggunakan jadwal mata pelajaran
penjaskes.
Pertemuan ketiga dilanjutkan pada minggu berikutnya yaitu pada
hari
senin.
Sebelum pelaksanaan siklus I terlebih dahulu peneliti
diperkenalkan
terlebih dahulu oleh guru mata pelajaran IPA kepada siswa VII
di
Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharen Kota Jambi. Kesempatan 1 jam
pelajaran ini peneliti gunakan untuk membagikan kuisioner
keaktifan awal
kepada 26 siswa kelas VII. Pertemuan pertama dimulai pada hari
senin
tanggal 3 April 2017 pada jam 1 dan 2 dengan 26 siswa yang ikut
serta
dalam pembelajaran. Materi pembelajaran yang disampaikan
pada
pertemuan pertama adalah satuan makhluk hidup dalam
ekosistem.
Untuk mengawali pembelajaran serta untuk melihat kemampuan
awal siswa dalam pembelajaran peneliti membagikan pretest
terlebih
dahulu. Setelah selesai mengerjakan pretest, peneliti membagi
siswa dalam
kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 4 siswa. Kemudian
peneliti
menjelaskan langkah menggunakan metode Jelajah Alam Sekitar
(JAS) dan
membagikan LKS kepada kelompok. Siswa dibimbing untuk keluar
kelas
dengan tertib dan tenang supaya tidak mengganggu proses belajar
kelas
yang lainnya. Pada saat pengerjaan LKS, setiap kelompok diberi
masing-
masing satu LKS, tujuannya supaya dalam kelompok tersebut
bekerja sama
dan tidak ada yang tidak bekerja dalam mengerjakan LKS. Dalam
LKS I
siswa diminta untuk menjelajahi alam sekitar sekolah
kemudian
menggolongkan jenis satuan makhluk hidup yang ada dilingkungan
sekitar
-
Sekolah ke dalam tabel dan menjelaskan pengertiannya.
Kemudian siswa diminta untuk mendiskusikan hasil
pengamatannya ke depan kelas. Pertemuan pembelajaran pertama
suasana
kelas kurang kondusif. Siswa cenderung ribut pada saat
pembagian
kelompok dan pelaksanaan Jelajah Alam Sekitar. Hal ini
disebabkan siswa
ingin memilih anggota kelompoknya sesuai keinginannya sendiri.
Namun,
yang telah dalam penelitian ini kelompok belajar sudah
dibagi
direncanakan sebelum pembelajaran sesuai dengan kemampuan
kognitif
siswa.
Pertemuan pembelajaran kedua dilaksanakan pada hari sabtu
tanggal 8 April 2017 pada jam ke 7-8. Materi pelajaran yang
disampaikan
adalah hubungan saling ketergantungan antara faktor biotik
dalam
ekosistem. Dalam pengerjakan LKS 2 siswa mendapat tugas
untuk
menjelajahi alam sekitar sekolah kemudian diminta untuk
mengamati
komponen penyusun ekosistem serta mengamati interaksi
komponen
ekosistem yang berada dilingkungan sekolah, kemudian dicatat ke
dalam
tabel yang telah disediakan di dalam LKS. Selama melakukan
jelajah alam
sekitar siswa diberi waktu 20 menit. Setelah melakukan jelajah
alam sekitar
dan mendapatkan data pengamatan, masing-masing dalam
kelompok
pengamatan diminta untuk presentasi di depan kelas.
Pertemuan pembelajaran kedua ini dirasakan lebih kondusif,
karena
siswa mulai dapat bekerja sama dengan anggota kelompok dalam
mengerjakan LKS, serta lebih tertib melaksanakan jelajah alam
sekitar.
Selain itu beberapa siswa juga mulai aktif bertanya saat
temannya
melakukan presentasi di depan kelas, serta aktif menjawab saat
peneliti
mengajukan pertanyaan. Suasana pembelajaran pertama dapat
dilihat dalam
gambar 4. 1
Pertemuan pembelajaran ketiga pada siklus pertama
dilaksanakan
pada hari Kamis, 12 April 2017 pada jam pelajaran ke 4 dan 5.
Materi
pelajaran yang disampaikan adalah melanjutkan materi pada
pertemuan
kedua, LKS yang dibahas dalan pertemuan ketiga ini adalah siswa
diminta
-
untuk menjelajahi alam sekitar sekolah, kemudian siswa diminta
untuk
mengamati masing-masing organisme yang ditemukan kemudian
dicatat di
dalam tabel yang telah disediakan. Kemudian dari hasil
pengamatan
tersebut siswa diminta untuk membuat peta mengenai rantai
makanan atau
hubungan makan memakan antara organisme yang satu dengan
yang
lainnya. Bila ditemukan lebih dari satu rantai makanan, maka
hubungkanlah satu rantai makanan dengan yang lainnya sehingga
diperoleh
jaring-jaring makanan. Setelah kegiatan jelajah alam sekitar
selasai, siswa
kembali masuk ke dalam kelas lagi untuk melaksanakan post test
I.
Pertemuan ketiga pada tanggal 12 April 2017 berjalan dengan
sangat baik, karena siswa sudah bisa bekerja sama dalam kelompok
saat
mengerjakan LKS maupun saat melaksanakan Jelajah alam sekitar.
Selain
itu siswa juga sudah aktif bertanya dan menjawab pertanyaan
ketika
peneliti mengajukan pertanyaan
Gambar 4. 1. Suasana Pembelajaran Siklus I
(1) Hasil Pengamatan (Observing)
Kegiatan pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan waktu
tindakan yang sedang berjalan. Peneliti sebagai pengamat
artinya, yang
melakukan pengamatan kepada guru saat pemberian tindakan dan
siswa
dalam penerapan pendekatan JAS terhadap keaktifan siswa dan
hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA Terpadu di Madrasah
Tsanawiyah Al-Jauharen Kota Jambi. Serta mencatat semua hal
yang
-
diperlukan dan terjadi selama tindakan siklus I berlangsung.
Berikut ini
adalah hasil dari pengamatan siklus I sebagai berikut:
(a) Hasil Observasi Aktivitas Guru
Pada awal pembelajaran guru belum memeriksa kesiapan siswa
karena beberapa siswa yang di belakang masih berbicara sendiri.
Guru
sudah melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab yang
relevan dengan materi yang akan diajarkan dan memotivasi
belajar
siswa untuk memberikan semangat. Siswa terdorong untuk
mengemukakan pengetahuan awal tentang konsep yang akan
dipelajari.
Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
menjelaskan
secara singkat materi sistem Ekosistem yang akan diajarkan
dengan
kompetensi yang akan dicapai.
Pada saat kegiatan inti, guru memberikan pengarahan untuk
memperhatikan presentasi yang telah disiapkan. Guru sudah
menunjukkan gambar ekosistem dan pertanyaan pada awal.
Terlihat
siswa tertarik dan antusias mengamati gambar. Setelah itu,
guru
menampilkan dan menjelaskan video pembelajaran tentang
ekosistem
yang ada. Namun guru belum menjelaskannya secara rinci hanya
menunjukkan prosesnya. Dilanjutkan dengan presentasi dengan
menggunakan power point, pada saat penyampaian materi
tentang
ekosistem sudah komunikatif mengajak siswa berinteraksi tetapi
guru
terlihat masih kaku atau kurang luwes. Terlihat guru menghargai
siswa
dengan melakukan kontak mata saat menjelaskan materi dan
menggunakan bahasa tubuh dengan cara menganggukkan kepala
ketika
siswa menjawab pertanyaan dengan benar, menggelengkan kepala
ketika siswa belum menjawab pertanyaan dengan benar.
Guru sudah melakukan tanya jawab kepada siswa setelah
menjelaskan sub materi atau seluruh materi tentang ekosistem
yang
telah disampaikan dan memberikan kesempatan bertanya. Guru
hanya
membagi kelompok belajar siswa berdasarkan tempat duduk yang
berdekatan. Dalam pembentukan kelompok, guru kelas membagi
-
menjadi 6 kelompok untuk menjelajah alam sekolah.
Masing-masing
kelompok terdiri dari 4 siswa tetapi guru dalam pembentukan
kelompok
belum memperhatikan kemampuan akademik atau kognitif siswa
karena ada satu kelompok yang dominan terdiri dari siswa
yang
memiliki akademik tinggi dan satu kelompok dominan memiliki
kemampuan akdemik kurang. Guru belum memberikan pengarahan
yang jelas sehingga siswa masih kebingungan saat mengerjakan
LKS.
Guru menfasilitasi belajar dalam kegiatan diskusi dengan
menyedaikan
LKS dan memberikan bimbingan kepada siswa yang masih bingung
dalam mengerjakan LKS.
Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan kegiatan presentasi.
Pada saat guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mempresentasikan hasil di depan kelas, terlihat kelompok yang
maju ke
depan belum didengarkan karena beberapa kelompok yang
dibelakang
masih sibuk sendiri. Setelah semua kelompok sudah mendapat
kesempatan untuk presentasi, guru meminta siswa mengumpulkan
hasilnya namun pembahasan dari JAS dan LKS belum sepenuhnya
dilakukan. Kegiatan dilanjutkann dengan memberikan
kesempatan
bertanya kepada siswa. Namun, siswa terlihat pasif dan nampak
malu
untuk bertanya. Pada kegiatan akhir guru bersama siswa
menyimpulkan
pembelajaran dan menampilkan ringkasan materi. Tetapi
beberapa
siswa yang dibelakang masih pasif terlihat hanya siswa yang di
depan
yang bersuara. Kemudian guru sedikit memberikan penguatan.
Namun,
belum memberikan umpan balik. Hal ini dilihat dari belum
diberikan
tugas untuk semua siswa karena waktu sudah habis.
(b) Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran menggunakan JAS. Terlihat sejak awal siswa
bersemangat dan tertarik mengikuti pembelajaran. Saat
menjelajahi
alam sekitar sekolah siswa masih ada yang bermain-main untuk
mengamati interaksi komponen ekosistem yang berada
dilingkungan
-
sekolah, kemudian dicatat ke dalam tabel yang telah disediakan
di
dalam LKS. Pada saat guru memberikan pertanyaan beberapa
siswa
masih takut menjawab, setelah guru memberikan pancingan
berupa
pertanyaan baru siswa mau menjawab. Keberanian siswa untuk
menanyakan sendiri tentang materi yang sudah dipelajari
belum
tampak.
Terlihat saat guru memberikan kesempatan untuk bertanya
siswa hanya diam atau pasif. Pada saat kegiatan diskusi waktu
yang di
membutuhkan sedikit lebih lama karena ada kelompok yang lama
dalam mengerjakan LKS sehingga kelompok yang sudah
mengerjakan
kelas menjadi ramai sendiri. Saat siswa melakukan diskusi
terlihat
kurang bersemangat. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan
presentasi
hasil LKS yang telah dikerjakan, terlihat saat siswa
melakukan
presentasi di depan kelas beberapa kelompok ada yang tidak
mendengarkan dan ada yang sibuk sendiri. Memasuki kegiatan
akhir
pembelajaran saat menyimpulkan materi bersama guru beberapa
siswa
yang dibelakang masih diam terlihat hanya siswa yang didepan
saja
yang bersuara.
b) Analisa Hasil Belajar Aspek Kognitif
Pada awal pembelajaran, peneliti membagikan soal pretest
kepada
26 siswa kelas VII B. Pretest dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui
kemampuan awal siswa pada materi ekosistem. Hasil analisis
pretest
disajikan dalam tabel 4. 1
Tabel 4. 1.
Hasil Analisis Pretest Siswa Kelas VII B
No Nama Siswa Nilai
1 Afriani 70
2 Amalia Salsabila 45
3 Aprilia Utama 40
-
4 Alin Tursina 40
5 Aprilia Utami 47
6 Apriana Satia Ningrum 30
7 Ana Selamita 70
8 Cahaya Permata Sari 42
9 Dwi Marsyanda 30
10 Dwi Purwaningsih 45
11 Putri Bayyinah 15
12 Dwi Purwaningsih 63
13 Ega Silvi Dwi Yani 42
14 Inda Amelia 40
15 Ilvi Dwi Yani 40
16 Iga Silvia 70
17 Khusnul Khotimah 42
18 Melisa Chandra 80
19 Niati Afdelia 40
20 Nanda Fitriani 43
21 Nurjismi 60
22 Nys. Aisyah R 42
23 Siti Aisyah 30
24 Santika 50
25 Wardatul Azizah 30
26 Windi Wulandari 45
Rata-rata kelas 45,80
Nilai Tertinggi 80
Nilai Terendah 15
Pengukuran keberhasilan belajar aspek kognitif siswa pada
materi
ekosistem diukur dengan melaksanakan pos test 1. Test
dilaksanakan pada
Kamis, 12 April 2017 diakhir pembelajaran siklus I. Tes ini
diikuti oleh 26
-
siswa kelas VII B dengan materi yang telah dipelajari selama
pembelajaran
siklus I dan sesudah dilakukan tindakan. Hasil postets I
menunjukan
sebanyak 10 siswa yang tuntas mencapai KKM 75. Sedangkan
persentase
ketuntasan klasikal yang dicapai adalah sebesar 38,46%. Kemudian
nilai
tertinggi yang dapat dicapai siswa adalah 85. Nilai terendah
yang diperoleh
siswa adalah 50. Dari hasil postest I diketahui rata-rata kelas
adalah 70.
Hasil analisa belajar kognitif siklus I disajikan pada tabel 4.
2,
selengkapnya dapat dilihat pada (lampiran 7)
Tabel 4. 2.
Hasil analisa belajar kognitif siklus I
No Nama Siswa Nilai
1 Afriani 80
2 Amalia Salsabila 60
3 Aprilia Utama 70
4 Alin Tursina 80
5 Aprilia Utami 70
6 Apriana Satia Ningrum 75
7 Ana Selamita 85
8 Cahaya Permata Sari 70
9 Dwi Marsyanda 70
10 Dwi Purwaningsih 65
11 Putri Bayyinah 50
12 Dwi Purwaningsih 80
13 Ega Silvi Dwi Yani 70
14 Inda Amelia 65
15 Ilvi Dwi Yani 50
16 Iga Silvia 80
17 Khusnul Khotimah 70
18 Melisa Chandra 85
19 Niati Afdelia 70
-
20 Nanda Fitriani 75
21 Nurjismi 80
22 Nys. Aisyah R 70
23 Siti Aisyah 70
24 Santika 75
25 Wardatul Azizah 50
26 Windi Wulandari 65
Rata-rata kelas 70,19
Nilai Tertinggi 85
Nilai Terendah 50
Tabel 4. 3.
Hasil Belajar Aspek Kognitif Siklus I
No Keterangan Ketercapai