PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA POKOK BAHASAN LAJU REAKSI KELAS XI IPA SMAN 1 SIAK SRI INDRAPURA Fitri Eka Sari, Betty Holiwarni, Jimmi Copriady Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRAK Pembelajaran kimia mencakup dua aspek yaitu kerja ilmiah dan pemahaman konsep. Untuk memahami suatu konsep atau materi maka siswa seharusnya melakukan kerja ilmiah. Kerja ilmiah mengajak siswa untuk berinkuiri, sehingga siswa dapat meningkatkan keterampilan prosesnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan keterampilan proses siswa melalui penerapan pendekatan inkuiri pada pokok bahasan laju reaksi. metode yang digunakan adalah eksperimen dan diskusi kelompok. Subjek penelitiannya adalah kelas XI IPA SMAN 1 Siak Sri Indrapura. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai bulan November 2008, Di mana waktu pengambilan data dilakukan pada bulan Oktober 2008 semester I tahun ajaran 2008/2009. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dari lembar kerja siswa (LKS) dan dari observasi langsung. Teknik analisis data yang digunakan adalah menghitung nilai keterampilan proses dengan cara menghitung perbandingan jumlah skor pencapaian dengan jumlah skpr maksimal dikali dengan 100. Hasil penelitian diperoleh peningkatan nilai keterampilan proses siswa sebesar 11,02%, dengan demikian disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan keterampilan proses siswa pada pokok bahasan laju reaksi di SMAN 1 Siak Sri Indrapura tahun ajawan 2008/2009. Kata kunci: Pendekatan Inkuiri, Keterampilan Proses PENDAHULUAN Sains merupakan bagian kehidupan manusia dari sejak manusia itu mengenal diri dan alam sekitarnya. manusia dan lingkungan manusia hidup merupakan sumber, objek, serta subjek sains (Budiono, 2005). Ilmu kimia merupakan salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains. Pembelajaran kimia yang dikehendaki adalah pembelajaran yang diarahkan pada kegiatan-kegiatan yang menantang dan mendorong siswa secara aktif untuk memahami konsep- konsep kimia tanpa mengabaikan hakekat IPA itu sendiri yaitu sebagai produk ilmiah dan sebagai proses ilmiah melalui keterampilan proses (Depdiknas, 2003).
13
Embed
PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA POKOK BAHASAN LAJU REAKSI KELAS XI IPA SMAN 1 SIAK SRI INDRAPURA
PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA POKOK BAHASAN LAJU REAKSI KELAS XI IPA SMAN 1 SIAK SRI INDRAPURA
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA POKOK BAHASAN LAJU
REAKSI KELAS XI IPA SMAN 1 SIAK SRI INDRAPURA
Fitri Eka Sari, Betty Holiwarni, Jimmi Copriady Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA
FKIP Universitas Riau Pekanbaru
ABSTRAK Pembelajaran kimia mencakup dua aspek yaitu kerja ilmiah dan
pemahaman konsep. Untuk memahami suatu konsep atau materi maka siswa seharusnya melakukan kerja ilmiah. Kerja ilmiah mengajak siswa untuk berinkuiri, sehingga siswa dapat meningkatkan keterampilan prosesnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan keterampilan proses siswa melalui penerapan pendekatan inkuiri pada pokok bahasan laju reaksi. metode yang digunakan adalah eksperimen dan diskusi kelompok. Subjek penelitiannya adalah kelas XI IPA SMAN 1 Siak Sri Indrapura. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai bulan November 2008, Di mana waktu pengambilan data dilakukan pada bulan Oktober 2008 semester I tahun ajaran 2008/2009. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dari lembar kerja siswa (LKS) dan dari observasi langsung. Teknik analisis data yang digunakan adalah menghitung nilai keterampilan proses dengan cara menghitung perbandingan jumlah skor pencapaian dengan jumlah skpr maksimal dikali dengan 100. Hasil penelitian diperoleh peningkatan nilai keterampilan proses siswa sebesar 11,02%, dengan demikian disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan keterampilan proses siswa pada pokok bahasan laju reaksi di SMAN 1 Siak Sri Indrapura tahun ajawan 2008/2009.
Kata kunci: Pendekatan Inkuiri, Keterampilan Proses PENDAHULUAN
Sains merupakan bagian kehidupan manusia dari sejak manusia itu
mengenal diri dan alam sekitarnya. manusia dan lingkungan manusia hidup
merupakan sumber, objek, serta subjek sains (Budiono, 2005). Ilmu kimia
merupakan salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains. Pembelajaran kimia
yang dikehendaki adalah pembelajaran yang diarahkan pada kegiatan-kegiatan
yang menantang dan mendorong siswa secara aktif untuk memahami konsep-
konsep kimia tanpa mengabaikan hakekat IPA itu sendiri yaitu sebagai produk
ilmiah dan sebagai proses ilmiah melalui keterampilan proses (Depdiknas, 2003).
Selanjutnya, di dalam kurikulum 2004 disebutkan bahwa Kompetensi
bahan kajian kimia mencakup dua aspek yaitu kerja ilmiah, pemahaman konsep
serta penerapannya. Kerja ilmiah diajarkan secara terintegrasi dalam pemahaman
konsep. Oleh karena itu untuk mencapai suatu pemahaman konsep, siswa harus
melakukan kerja ilmiah. Namun pada kenyataannya, kebanyakan guru hanya
mengajarkan pemahaman konsep saja. Hal ini yang menyebabkan pencapaian
tujuan pembelajaran kurang optimal (Depdiknas, 2003).
Keterampilan proses merupakan hasil belajar yang dicapai seseorang
dalam wujud kemampuan untuk melakukan kerja ilmiah atau penelitian seperti
Keterangan K1: Keterampilan menentukan hipotesis K2: Keterampilan menspesifikasi variabel yang diteliti K3: Keterampilan menetapkan instrumen yang sesuai dengan tujuan penelitian K4: Keterampilan membuat tabel data pengamatan K5: Keterampilan menganalisa data hasil pengamatan K6: Keterampilan menyimpulkan hasil penyelidikan ilmiah K7: Keterampilan mengkomunikasikan hasil pengamatan dan kesimpulan hasil percobaan K8: Mengajukan pertanyaan K9: Menjawab pertanyaan atau memberikan tanggapan ∆% : Perubahan persentase pencapaian nilai keterampilan proses siswa ∑ ∆% : Jumlah perubahan persentase pencapaian nilai keterampilan proses siswa (+) : Peningkatan (-) : Penurunan
Gambar 1. Peningkatan Rata-rata Nilai Keterampilan Proses Siswa Setiap
Pertemuan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian di atas, terlihat bahwa tidak
semua aspek keterampilan proses dari pertemuan I sampai ke pertemuan IV terjadi
peningkatan. Penyebab penurunan rata-rata nilai keterampilan proses siswa akan
dibahas lebih lanjut pada pembahasan berikut ini.
Keterampilan proses memerlukan latihan atau penggunaan secara terus
menerus agar dapat dimiliki siswa. Perkembangannya berlangsung sedikit demi
sedikit dan memerlukan waktu lama ( Usman, 1994). Pada penelitian ini terlihat
ada beberapa aspek keterampilan proses yang mengalami peningkatan dari setiap
pertemuan, yaitu keterampilan menentukan hipotesis (K1), keterampilan
menspesifikasikan variabel yang teliti (K2), keterampilan menganalisa data hasil
pengamatan (K5), dan keterampilan mengkomunikasikan hasil pengamatan dan
kesimpulan hasil percobaan (K7). Pada keterampilan menentukan hipotesis, bisa
dikatakan bahwa siswa jadi terbiasa dalam menentukan dugaan sementara
(hipotesis) berdasarkan masalah atau ilustrasi yang telah diberikan.
Untuk keterampilan menspesifikasi variabel yang teliti (K2) siswa harus
mampu membedakan antara variabel manipulasi, variabel kontrol dan variabel
respon. Dari hasil penelitian, terlihat bahwa siswa sudah bisa dikatakan mampu
dalam mengendalikan variabel berdasarkan langkah kerja yang terdapat pada
LKS. Kemudian untuk keterampilan menganalisa data hasil pengamatan (K5),
siswa dituntut untuk menuliskan jawaban dari beberapa pertanyaan seputar
penyelidikan yang telah dilakukan. Keterampilan tersebut juga mengalami
peningkatan dari pertemuan I hingga pertemuan IV. Aspek lain yang mengalami
peningkatan dari pada setiap pertemuan adalah keterampilan mengkomunikasikan
hasil pengamatan dan kesimpulan hasil percobaan (K7). Berkomunikasi secara
lisan dengan baik dan manyampaikannya dengan kalimat yang benar dan
terstruktur tidaklah mudah, hal tersebut juga memerlukan latihan. Menurut holil
(2008), melalui latihan siswa seharusnya menjadi kompeten dalam
pengkomunikasian metode-metode eksperimen, mengikuti petunjuk,
mendeskripsikan pengamatan, mengikhtisarkan hasil-hasil dari kelompok lain,
dan menjelaskan kepada kelompok lain tentang penyelidikan-penyelidikan dan
penjelasan-penjelasan. Dari hasil penelitian, terlihat bahwa siswa sudah bisa
mempertanggungjawabkan hasil pengamatannya di depan kelas dan sudah mulai
terbiasa berbicara di depan umum.
Aspek keterampilan proses yang peningkatannya tidak terjadi di setiap
pertemuan terdapat pada aspek keterampilan menentapkan instrumen yang sesuai
dengan tujuan penelitian (K3), keterampilan membuat tabel data pengamatan
(K4), keterampilan menyimpulkan hasil penyelidikan ilmiah (K6), keterampilan
mengajukan pertanyaan (K8), dan keterampilan menjawab pertanyaaan atau
memberikan tanggapan (K9).
Untuk aspek keterampilan nomor 3, keterampilan nomor 4 dan
keterampilan nomor 6, penyebab utama penurunan rata-rata nilai adalah karena
keterbatasan waktu. Hal tersebut dilihat dari banyaknya siswa yang tidak mengisi
alat dan bahan percobaan, kesimpulan hasil percobaan, dan tabel pengamatannya.
Selain itu, ada beberapa siswa yang belum tuntas dalam menulis alat/bahan yang
digunakan, tabel data hasil pengamatan ataupun kesimpulan penyelidikan.
Penyebab lainnya karena ada juga beberapa siswa yang kurang benar dalam
menuliskan kesimpulan hasil penyelidikannya.
Untuk keterampilan berikutnya yaitu keterampilan mengajukan
pertanyaan(K8) dan keterampilan menjawab pertanyaan (K9), rata-rata nilai siswa
juga tidak mengalami peningkatan disetiap pertemuan, bahkan untuk keterampilan
nomor 9 perubahan persentase pencapaian rata-rata nilai siswa menurun. Hal ini
terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain tingkat pemahaman siswa
yang kurang dan juga beberapa siswa takut atau malu dalam bertanya apalagi
menjawab pertanyaan.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat penulis identifikasi faktor-faktor
yang menunjang dalam peningkatan keterampilan proses, yaitu:
1) Guru dan siswa yang dapat saling bekerjasama untuk melaksanakan
pembelajaran menggunakan pendekatan inkuiri untuk meningkatkan
keterampilan proses siswa. Pendekatan ini membalik kebiasaan sehari-hari, di
sini siswa yang aktif dan guru sebagai fasilisator, maka tanpa adanya kerjasama
dari kedua belah pihak pelaksanaan keterampilan proses tidak akan berjalan
dengan baik.
2) Laboratorium dan alat praktik mutlak diperlukan dalam meningkatkan
keterampilan proses siswa melalui suatu penyelidikan ilmiah atau praktikum.
3) Kemauan serta kreativitas pengajar dalam merencanakan pelajaran untuk
menilai keterampilan proses siswa. Pendekatan pemebelajaran ini memerlukan
perencanaan yang baik, memerlukan persiapan praktik, menentukan
keterampilan-keterampilan proses apa yang perlu dimiliki siswa.
4) Antusiasme siswa lebih menonjol jika pelajaran kimia menggunakan
pendekatan inkuiri dalam hal ini praktikum, sebab siswa tidak lagi
mendengarkan penjelasan guru secara panjang lebar kemudian latihan soal tapi
siswa mengalami sendiri dalam melakukan praktikum.
Di samping itu penulis mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat
pelaksanaan pendekatan inkuiri untuk meningkatkan keterampilan proses siswa,
yaitu siswa belum terbiasa melakukan keterampilan proses sehingga pelaksanaan
menjadi tidak teratur dengan baik, kelihatan tersendat-sendat/kaku dan makan
waktu. Selain itu, alat praktik yang ada kualitas dan kuantitasnya tidak dapat
menunjang secara optimal.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka diperoleh kesimpulan
bahwa penerapan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan keterampilan proses
siswa pada pokok bahasan laju reaksi kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Siak Sri
Indrapura. Secara keseluruhan, peningkatan rata-rata nilai 9 keterampilan proses
siswa dari pertemuan pertama hingga pertemuan keempat yaitu sebesar 11,02%.
SARAN
Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan pendekatan inkuiri dapat
meningkatkan keterampilan proses siswa. Selanjutnya, bagi guru atau peneliti
yang ingin melatih keterampilan proses siswa dengan melakukan praktikum, maka
guru atau peneliti harus lebih mengawasi siswa dalam melakukan percobaan dan
akan lebih baik lagi jika guru atau peneliti tidak hanya menilai kerja ilmiah saja
tetapi juga dapat menilai sikap ilmiah siswa seperti bekerjasama dalam
menyelesaikan masalah, teliti, cermat, akurat, dan sebagainya. Untuk sekolah,
sebaiknya dapat melengkapi alat-alat praktik yang masih kurang sehingga
pelaksanaan praktikum bisa berjalan dengan lancar.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih penulis ucapkan Kepala Sekolah SMAN 1 Siak Sri Indrapura
yang telah memberikan izin pelaksanaan penelitian di sekolah tersebut. kemudian
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan masukan
kepada penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Amnah, R., 2004, Pemupukan Kemahiran Proses Sains Di Kalangan Pelajar
Tingkatan Dua Di Sekolah Bestari, Fakulti Pendidikan Universiti Kebangsaan Malaysia, Bangi-Malaysia.
Budiono., 2002, Kurkulum dan Hasil Belajar, Depdiknas, Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional., 2003, Kurikulum 2004 SMA Standar
Kompetensi Mata Pelajaran Kimia, Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional, 2003, Kurikulum 2004 SMA Pedoman Khusus Pengembangan Silabus Dan Penilaian Mata Pelajaran Kimia, Direktorat Pendidikan Menengah Umum, Jakarta.
Dimyati, Dan Mudjiono., 1999, Belajar Dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.
Djamarah, S, B., Dan Zain, A., 1995, Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta,
Jakarta.
Fransiscamudji., 2008, Rating Scale (Skala Penilaian). http://fransiscamudji.winamadiun.com (3 Maret 2008)
Gulo, W., 2008, Strategi Belajar Mengajar, Grasindo, Jakarta. Holil, A., 2008, Hubungan Inkuiri Dan Keterampilan Proses.
http://anwarholil.blogspot.com (19 April 2008)
Ibrahim, M., 2006, Strategi Asesmen Dan Pengembangannya. [email protected] (9 November 2006)
Joyce, Bruce – Weil., 1980, Models Of teaching, New Jersey, Prantice Hall Inc. Roestiyah, N, K., 1990, Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta. Russefendi, E, T., 1994, Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan Dan Bidang Non-
Eksakta Lainnya, IKIP Semarang.
Trianto., 2007, Pendekatan Terpadu dalam Teori dan Praktek, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta.
Usman, Uzer., 1994, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung.