Page 1
1
PENERAPAN MSDI (MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA)
BERBASIS NILAI-NILAI ISLAM PADA BANK BRI SYARIAH
KECAMATAN JELUTUNG JAMBI)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar
Program Sarjana Dalam Ilmu Perbankan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Oleh
PAJRI
NIM. SE 120 144
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDDIN JAMBI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
JURUSAN PERBANKAN
2018
Page 4
4
MOTTO
Artinya: “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan)
Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas
bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa
Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” (QS. al-
Fushilat : 53)1
1Tim Penerjemah Depag RI, al-Quran dan Terjemahnya (Bandung: Diponegoro, 2008), hlm.
477 iv
Page 6
6
PERSEMBAHAN
Dengan nama Allah SWT yang maha pengasih dan
juga maha penyayang kepada hamba-hambanya, Dengan
mengucap syukur alhamdulillah tiada terkira kehadiran
Allah swt, Hari demi hari takkan indah tampa adanya
mentari dan rembulan yang menghiasinya, begitu juga hidup
tak akan indah apabila tidak memiliki tujuan, sebuah
harapan dan tantangan , meski terasa berat, namun
manisnya hidup justru akan terasa apabila semuanya
terlalui dengan baik, meski harus memerlukan sebuah
pengorbanan,
Kupersembahkan skripsi ini, untuk penyemangat
hidupku, yang senantiasa ada saat suka maupun duka, dan
selalu setia mendampingi dalam kondisi apapun , buat Ayah
Dan Ibuku Tercinta yang selalu memanjatkan do’a kepada
putra mu tercinta di dalam setiap sujudmu , dan terimakasih
untuk semua yang
telah kamu lakukan untukku.
Untuk Ibu dan Bapak Dosen Pengampu Mata Kuliah
Yang Telah mentransfer ilmu pengetahuan selama saya
mengenyam di bangku perkuliahan dan telah rela
menuntunku dan menunjukan makna hidup, Beliau sebagai
pelita dalam kegelapan, laksana embun penyejuk dalam
kehausan, patriot pahlawan bangsa tampa tanda jasa ,
terimaksihku, wahai Ibu Dan Bapak dosenku Dan Namamu
Selalu Hidup dalam Sanubariku.
vi
Page 7
7
ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan utuk mengungkapkan dua hal utama, yaitu: (1) Bagaimana
kinerja SDM pada Bank BRI Syariah Jelutung Jambi? (2) Bagaimana
implementasi manajemen SDM pada Bank BRI Syariah Jelutung Jambi? (3) Apa
dampak dari penerapan manajemen Bank BRI Syariah Jelutung Jambi? Untuk
mencapai tujuan itu, maka skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
teknik pengumpulan datanya berupa: observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Dengan pendekatan tersebut, maka diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: (1)
Etos kerja yang tampak dari perilaku kerja karyawan di Bank BRI Syariah
Jelutung Jambi secara keseluruhan cukup baik, meskipun ada yang perlu dibenahi
dalam beberapa aspek kecil, namun hal itu tidak mengurangi bonafisitas dan
profesionalitas para karyawan yang ada dalam melayani para nasabah dan mitra
kerja Bank BRI Syariah Jelutung Jambi. (2) Pola penerapan manajemen sumber
daya manusia (MSDM) yang dipakai oleh Bank BRI Syariah Jelutung Jambi
dilakukan dengan sistematis dalam beberapa tahapan yaitu mulai dari proses
rekrutmen karyawan, seleksi, kontrak kerja, penilaian kinerja karyawan (evaluasi),
pelatihan dan pengembangan karyawan, pemberian kompensasi. Keenam tahapan
dan proses dalam pengglembengan SDM yang dilakukan oleh pihak Bank BRI
Syariah Jelutung Jambi ternyata telah memperhatikan prinsip dan nilai-nilai Islam.
(3) Dampak yang ditimbulkan dari pola manajemen SDM yang diterapkan di
Bank BRI Syariah Jelutung Jambi sudah sesuai dengan sistem rekrutmen
manajemen sumber daya manusia secara Islami yaitu dengan sistem penarikan
tenaga kerja yang didasarkan pada kemampuan, kecakapan, ketrampilan, dan
pengalaman calon tenaga kerja. Kesemuanya ini, secara global kemudian
berdampak kepada produktivitas dan bonafisitas terhadap perusahaan dan
kepercayaan publik terhadap Bank BRI Syariah Jelutung Jambi.
Kata Kunci: Bank Syariah, MSDM.
vii
Page 8
8
KATA PENGANTAR
Peneliti mengucapkan segala puji bagi Allah SWT, berkat taufik dan
hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya guna
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Strata Satu (S.1) pada Program
Jurusan Ekonomi Syariah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sultan
Thaha Saifuddin Jambi. Shalawat dan salam juga penulis khaturkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta sahabat dan keluarganya yang telah membawa umat
manusia dari kehidupan yang tidak berperadaban menuju kepada masyarakat yang
penuh dengan semangat ilmu pengetahuan dan penuh dengan keadaban.
Peneliti menyadari dalam penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak. Untuk itu melalui kesempatan ini, peneliti mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Yth. Kedua orang tua peneliti yang telah berkorban secara moril dan materil
dan yang telah mendidik dan memperjuangkan peneliti untuk dapat
mengenyam pendidikan tinggi.
2. Yth. Dosen pembimbing yang telah mendidik peneliti sehingga selesainya
naskah skripsi ini.
3. Yth. Bapak/Ibu dosen di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang
telah mengajarkan dan memberikan ilmunya kepaa peneliti sehingga peneliti
menjadi lebih dewasa dalam bersikap, berpikir, dan bertindak.
4. Yth. Bapak/Ibu pejabat dan para staff akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang telah memberikan pelayanan
administrasi secara profesional sehingga lancarnya proses penyelesaian studi
peneliti.
5. Yth. pejabat dan para pustakawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Perpustakaan Wilayah Provinsi Jambi, dan
Perpustakaan Kota Jambi yang telah memberikan pelayanan profesional
sehingga memudahkan peneliti dalam memperoleh beberapa literatur.
viii
Page 9
9
6. Sahabat-sahabat peneliti yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah
meluangkan waktunya untuk berdiskusi, memberikan saran, dan kritik
konsturktifnya terhadap skripsi ini.
Peneliti berdoa mudah-mudahan segala amal baik yang telah diberikan
kepada peneliti menjadi nilai ibadah di sisi Allah SWT. Akhirnya, semoga skripsi
ini dapat berguna dan bermanfaat bagi peneliti dan para pembaca.
Jambi, 22 Oktober 2018
Peneliti
ix
Page 10
10
PEDOMAN TRANSLITERASI
Huruf Arab Huruf Latin Keterangan
1 2 3
Tidak dilambangkan ا
b ب
t ت
ts ث
j ج
ḥ h (titik bawah) ح
kh خ
d د
dz ذ
r ر
z ز
s س
sy ش
ṣ s (titik bawah) ص
ḍ d (titik bawah) ض
ṭ t (titik bawah) ط
ẓ z (titik bawah) ظ
Koma terbalik di atas „ ع
gh غ
f ف
q ق
k ك
l ل
m م
n ن
w و
h ھ
la لا
Apostrop ء
y ي
1. Vokal Tunggal
Tanda Huruf Latin Keterangan
A -
I -
ۥ U -
x
Page 11
11
2. Vokal Rangkap
Tanda Huruf Latin Keterangan
- Ay ي .....
- Aw و .....
Contoh: حسين : Husayn
3. Maddah
Tanda Huruf Latin Keterangan
 a dan garis di atas ا
Î i dan garis di atas لى
Û u dan garis di atas لو
4. Ta‟ Marbutah
لمدينةالمورةا : al-Madînah al-Munawwarah
Fâtimah : فاطمة
Wizârat al-Tarbîyah : وزارةالتربية
5. Shaddah
Rabbana : ربنا
Nazzala : نزل
6. Kata Sandang
al-Syams : الشمش
al-Qalam : القلم
xi
Page 12
12
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
NOTA DINAS ............................................................................................. ii
PENGESAHAN ........................................................................................... iii
MOTTO ...................................................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ............................ v
PERSEMBAHAN ........................................................................................ vi
ABSTRAK .................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ................................................................................ viii
PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................ x
DAFTAR ISI ............................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................... 6
D. Batasan Masalah .............................................................................. 7
E. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 8
F. Kerangka Teori ................................................................................ 10
BAB II METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ..................................................................... 28
B. Setting dan Subjek Penelitian .......................................................... 28
C. Jenis dan Sumber Data .................................................................... 29
D. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 31
E. Teknik Analisis Data ....................................................................... 34
F. Pemeriksaan Keabsahan Data .......................................................... 37
G. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 38
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum BRI Syariah Jelutung Jambi .............................. 42
B. Visi dan Misi BRI Syariah Jelutung Jambi ..................................... 43
C. Gambar dan Arti Lambang BRI Syariah ......................................... 44
D. Motto BRI Syariah Jelutung Jambi ................................................. 45
E. Struktur Organisasi dan Deskripsi Tugas ........................................ 45
F. Produk dan Aplikasi Akad BRI Syariah Jelutung Jambi ................. 50
G. Deskripsi SDM BRI Syariah Jelutung Jambi .................................. 53
BAB IV TEMUAN PENELITIAN
A. Kinerja SDM BRI Syariah Jelutung Jambi ..................................... 56
B. Pola Penerapan MSDM Berbasis Nilai-nilai Islam di BRI
Syariah Jelutung Jambi .................................................................... 61
C. Dampak Penerapan MSDM di BRI Syariah Jelutung Jambi .......... 80
xii
Page 13
13
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 90
B. Implikasi Penelitian ............................................................................ 91
C. Kata Penutup ..................................................................................... 93
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP PENELITI
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
Page 14
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring perkembangan ekonomi yang semakin pesat, kegiatan ekonomi
pun mengalami perkembangan, termasuk ekonomi Islam. Di tengah-tengah
krisis yang melanda masyarakat dan bangsa Indonesia, kegiatan ekonomi
Islam memperlihatkan tanda-tanda yang cukup menggemberikan, walaupun
masih dijumpai kekurangan dan kelemahan dalam prakteknya. Indikator dari
tumbuhnya kegiatan ekonomi Islam tersebut adalah dengan berdirinya
organisasi-organisasi atau perusahaan yang menggunakan sistem manajemen
syariah.
Perkembangan ekonomi syariah di berbagai belahan dunia telah
mengalami perluasan yang luar biasa. Di negara Malaysia misalnya, setiap
organisasi ataupun perusahaan semuanya telah dikelola dengan basis ekonomi
Islam. Di mana Islam digunakan sebagai dasar negara, sehingga pelaku bisnis
selalu menerapkan sistem manajemen berbasisi Islam dengan sangat kuat.
Sedangkan di Indonesia, di mana Pacasila sebagai dasar negaranya yang tidak
menjadikan agama Islam sebagai dasar negara tetapi mayoritas muslim
ternyata juga mulai tertarik dengan prinsip-prinsip ekonomi syari‟ah.
Agama Islam merupakan agama mayoritas yang dipeluk oleh
penduduk Indonesia. Sebagai agama, Islam memberikan warna kepada setiap
aspek kehidupan pemeluknya. Dimulai dari segi ibadah, politik, sosial, dan
ekonomi walaupun Indonesia tidak menggunakan agama sebagai dasar negara,
Page 15
2
namun konsep-konsep ajaran agama ini dijalankan secara indivivual
pemeluknya.
Masyarakat muslim, seperti di Indonesia juga percaya apabila
keselamtan dan keberuntungan akan dicapai ketika kaum msulim
mengamalkan dan menerapkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Al-
Qur‟an menegaskan kepada setiap muslim untuk senantiasa terikat dengan
aturan-aturan Allah SWT dalam setiap aspek kehidupan yang dijalankannya.
Termasuk dalam hal kegiatan ekonomi. Indonesia yang nyatanya merupakan
negara dengan meyoritas muslim, maka perlu dilakukan penelitian yang
menelaah seberapa besar ajaran-ajaran agama Islam mempengaruhi praktik
manajemen sumber daya manusia dalam bidang usaha-usaha yang ada.2 Salah
satu perusahaan yang bergerak dibidang ekonomi adalah sektor perbankan.
Seperti bank-bank lainnya, Bank BRI Syariah yang merupakan
perluasan jasa perbankan dari Bank BRI milik pemerintah (BUMN) yang pada
awalnya menganut sistem konvensional, dan sudah lebih lama berkembang di
Indonesia. Masyarakat Indonesia lebih dulu mengenal dan menggunakan Bank
BRI dengan sistem konvensional. Kemudian seiring berkembangnya jasa
perbankan dengan menganut sistem syariah di Indonesia pada awal periode
1990-an, Bank BRI juga memperluas sistemnya dengan menggunakan sistem
syariah sebagaimana untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia yang
mayoritas adalah muslim. Jasa dan produk yang di tawarkan dalam BRI
2Junaidah Hasyim, “Islamic Revival in Humane Management Oractice Among Selected
Islamic Organization in Malaysia” Journal Vol. 2 No. 3 (2009), hlm. 251
Page 16
3
Syariah didasarkan pada prinsip-prinsip hukum atau syariah Islam dengan
mengacu pada Al-Quran dan Hadist.
Peneliti memilih BRI Syariah Jelutung Jambi sebagai lokasi
penelitiannya karena perusahaan tersebut berbasis syariah. Perusahaan
tersebut juga memahami konsep-konsep Islam dan menerapkannya dalam
aktivitas usahanya. Dengan demikian, akan lebih mudah dalam melakukan
analisa dan melihat aplikasi langsung dari konsep-konsep Islam dalam proses
manajemen sumber daya manusia yang ada (tenaga kerja/pegawainya).
Alasan lainnya peneliti memilih BRI Syariah Jelutung Jambi sebagai
lokasi penelitiannya dikarenakan dari segi aset, BRI Syariah Jelutung Jambi di
Provinsi Jambi merupakan lembaga jasa keuangan yang cukup besar dan
menjangkau hingga ke desa-desa bahkan dusun di Provinsi Jambi.3 Luas dan
tersebarnya kantor-kantor cabang BRI Syariah di Provinsi Jambi ini
menunjukkan bahwa BRI merupakan salah satu jasa lembaga keuangan yang
profesional.
Hal di atas diungkapkan dalam temuan awal peneliti ketika melakukan
observasi dan wawancara awal di lokasi penelitian di mana ditemukan bahwa
di BRI Jelutung Jambi telah melakukan kegiatan manajemen sumber daya
manusia dengan prinsip syariah. Hal ini sebagaimana dalam wawancara
dengan salah seorang informan yang mengatakan:
“Kalau di perusahaan kita, kita selalu melakukan proses rekrutmen
dengan baik. Dengan sistematis, dan tidak melupakan prinsip Islam.
Misalnya saja, sewaktu mau menerima karyawan baru, maka kita
meminta tes bahwa calon pelamar harus bisa membaca al-Quran. Hal
3Observasi tanggal 02 Januari 2017
Page 17
4
ini penting, karena kita perusahaan yang syariah yang selalu
menonjolkan aspek syariah begitu.”4
Di samping proses pengettesan membaca al-Quran, dalam sesi
wawancara, kita juga mengujikan wawasan para calon nasabah terkait dengan
masalah muamalah dan perekonomian Islam.5 Berikut keteraangan lengkap
dalam salah satu wawancara:
“Di samping itu, kita juga menguji dan mewawancarai para calon
pegawai kita seputar masalah muamalah dan masalah perbankan islam.
Kita pingin lihat background mereka. Nah, dengan demikian, kan kita
bisa yakin bahwa mereka adalah calon yang mengerti masalah
transaksi perbankan Islam ini.”6
Berdasarkan keterangan awal ini, peneliti semakin tertarik untuk
menggali lebih jauh tentang system manajemen SDM di BRI Syariah
Jelutung. Apalagi hal ini ditunjang dengan semakin pesatnya pertumbuhan
bank tersebut dari tahun ke tahun. Tumbuhnya perusahaan BRI Syariah di
Jambi, khususnya BRI Syariah Jelutung Jambi dengan pesatnya tentu saja
tidak terlepas dari besarnya dana pihak ketiga yang disimpan pada bank
tersebut. Dan tingginya jumlah nasabah tersebut tentu saja menunjukkan
adanya trust (keterpercayaan publik) terhadap bank sehingga mereka
menabung uangnya di bank tersebut.7
Jika ditilik lebih jauh, keterpercayaan publik tentu saja tidak terlepas
dari tata kelola bank yang baik. Mulai dari proses rekrutmen, hingga
penempatan pegawainya. Dari hipotesa (dugaan awal peneliti) ini, peneliti
menduga bahwa Bank Syariah Jelutung Jambi telah melaksanakan prinsip-
4Unit Financing Officer, Bapak Sahroni, wawancara, 19 Maret 2017, catatan lapangan,
Jelutung 5Observasi tanggal 08 Januari 2017
6Relationship Officer, Ibu Zulaika, wawancara, 1 Februari 2017, catatan lapangan, Jelutung
7Observasi tanggal 09 Januari 2017
Page 18
5
prinsip syariah pada bank mereka dalam mengelola pegawainya sehingga
perusahaan tersebut tumbuh pesat dan berkembang.
Selain itu, kajian skripsi ini telah dilakukan oleh beberapa orang
peneliti sebelumnya, namun memiliki perbedaan dari segi objek dan lokasi
penelitiannya. Penelitian tersebut antara lan adalah tulisan dari Nur Asnawi
dan Fadilah B yang rinciannya terdapat pada sub judul studi relevan skripsi
ini. Berdasarkan grand tour yang dilakukan, diketahui bahwasanya BRI
Syariah Jelutung Jambi merupakan salah satu perbankan yang menjalankan
jasa keuangannya dengan sistem Islam, termasuk dalam hal perekrutan
pegawainya. Dan terlihat roda organisasi berjalan dengan lancar dengan
menggunakan sistem tersebut. Oleh sebab itu, hal ini menjadi motivasi bagi
peneliti untuk melakukan riset secara komprehensif dalam bentuk skripsi.
Semoga apa yang ditemukan dalam penelitian ini dapat menjadi tolok ukur
dalam mengelola sumber daya perusahaan dengan prinsip Islam di lembaga
jasa keuangan lainnya.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik melakukan
penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul: “PENERAPAN
MANAJEMEN SUMBER DAYA INSANI PADA BANK BRI SYARIAH
KECAMATAN JELUTUNG JAMBI.”
B. Rumusan Masalah
Untuk menjawab rumusan pokok tersebut, maka disajikan beberapa
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kinerja SDM di BRI Syariah Jelutung Jambi?
Page 19
6
2. Bagaimana penerapan MSDI berbasis nilai-nilai Islam di BRI Syariah
Jelutung Jambi?
3. Bagaimana dampak penerapan MSDI berbasis nilai-nilai Islam di BRI
Syariah Jelutung Jambi?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan apa yang sudah tertera dalam rumusan masalah di
atas, maka tujuan pokok yang ingin dicapai melalui skripsi ini adalah:
untuk mendeskripsikan bagaimana mekanisme MSDI yang diterapkan di
BRI Syariah Jelutung Jambi dan dampaknya terhadap institusi tersebut.
Adapun tujuan penelitian ini secara lebih spesifiknya adalah sebagai
berikut:
a. Untuk menjelaskan kinerja SDM di BRI Syariah Jelutung Jambi.
b. Untuk menguraikan penerapan MSDI berbasis nilai-nilai Islam di BRI
Syariah Jelutung Jambi.
c. Untuk mendeskripsikan dampak penerapan MSDI berbasis nilai-nilai
Islam di BRI Syariah Jelutung Jambi.
2. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini yang akan diperoleh adalah
sebagai berikut:
a. Kegunaan Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
sarana untuk mengembangkan keilmuan, khususnya dalam ilmu
Ekonomi Islam. Di samping itu, penelitian ini juga dapat dimanfaat
bagi para peneliti berikutnya yang tertarik untuk melakukan riset
Page 20
7
dengan tema yang sama. Dengan demikian, maka penelitian ini dapat
dimanfaatkan sebagai studi relevan bagi para peneliti yang akan
datang.
b. Kegunaan Praktis
Secara praktis, memberikan gambaran kepada ummat Islam
bahwasanya MSDI melalui nilai-nilai keislaman dapat menunjang
sistem perbankan syariah di Indonesia, khususnya di Jambi. Di
samping itu, penelitian ini juga berguna secara praktis bagi peneliti
pribadi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata
satu (S1) dalam ilmu Ekonomi Syariah pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam di UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
D. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi hanya pada BRI Syariah yang berada di Jambi
yaitu BRI Syariah Jelutung Jambi. Alasan peneliti membatasinya pada lokasi
tersebut karena pertimbangan akademis, yaitu: (1) BRI Syariah Jelutung Jambi
merupakan bank yang dulunya menggunakan sistem konvensional dan telah
menjelma menjadi perbankan dengan sistem syariah hingga sekarang; (2)
Peneliti membatasi lokasi penelitian ini hanya pada BRI Syariah Jelutung
Jambi saja dan tidak pada seluruh perbankan syariah yang ada di Jambi
dikarenakan pertimbangan alokasi waktu dan biaya penelitian yang memakan
waktu yang lama dan biaya yang tidak sedikit, maka penelitian ini dibatasi
pada satu bank saja.
Page 21
8
E. Tinjauan Pustaka
Berdasarkan tinjauan penulis terhadap beberapa literatur (penelitian)
terdahulu yang berkaitan dengan pembahasan skripsi ini, maka diperoleh
beberapa kesamaan dan perbedaan dengan objek kajian skripsi ini baik itu dari
segi pendekatan maupun aspek lainnya. Beberapa penelitian yang
dimaksudkan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
Pertama. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Asnawi (et.al) yang
mana beliau melakukan penelitian dalam bentuk jurnal dengan judul “Praktek
Quran-Based Human Resource Management di Perbankan Syariah
Berdasarkan Karakteristik Biografis.” Dalam penelitiannya tersebut, Asnawi
menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil temuan penelitian Asnawi antara
lain adalah sebagai berikut: (1) Praktek manajemen sumber daya manusia
berdasarkan quran yang meliputi praktek rekrutmen, seleksi, penilaian kerja,
pelatihan dan pengembangan, serta praktek pemberian kompensasi di
perbankan syariah Malang dilaksanakan secara baik dan adil; (2) Tidak ada
satupun karakteristik biografis menentukan praktek manajemen sumber daya
manusia berdasarkan Al-Qur‟an.8
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Fadhilah B. Rahmatika dalam
bentuk skripsi yang berjudul “Penerapan MSDI Berbasis Nilai-nilai Islami
pada Bank BNI Syariah Semarang.” Penelitian tersebut dilakukan pada tahun
2014. Dalam penelitiannya ini, Rahmatika menggunakan pendekatan
kualitatif. Adapun hasil penelitiannya adalah: (1) Secara garis besar nilai-nilai
8Nur Asnawi, “Praktek Quran-Based Human Resource Management di Perbankan Syariah
Berdasarkan Krakteristik Biografis.” Jurnal Keuangan dan Perbankan Vol. 15 No. 1 Januari 2001
(2010), hlm. 311
Page 22
9
Islami tetap diperhatikan dan diterapkan dalam praktek MSDI di BNI Syariah.
Aspek Islami ditunjukkan dengan memasukkan beberapa kriteria, tes atau
memberi materi pada beberapa praktik manajemen. (3) Kemudian pada sisi
spritualitas juga dilihat dari keikutsertaan karyawan pada beberapa kegiatan
religi yang diadakan, hal ini mencerminkan sisi-sisi keislaman dari seseorang.9
Ketiga, penelitian yang dilaksanakan oleh Indiastuti dalam bentuk
skripsi dengan judul “Analisis Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia
Berbasis Syariah (Studi pada Perusahaan Tahu Baxo Ibnu Pudji di Ungaran)”
Pendekatan penelitian yang digunakan oleh Indiastuti adalah pendekatan
kualitatif. Temuan penelitian beliau antara lain adalah sebagai berikut: (1)
Penerapan manajemen berbasis syariah di Perusahaan Tahu Baxo Ibu Pudji
meliputi proses rekrutmen (perysaratannya menyebutkan bahwa orang yang
akan melamar pekerjaan harus beragama Islam dan berhijab), proses seleksi
(calon karyawan mengikuti beberapa tes, dan salah satunya adalah membaca
ayat Al-Quran). (2) Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, manajemen
yang syariah dapat diaplikasikan secara dalam pengelolaan perusahaan. Di
mana aspek manajemen yang terkait disesuaikan dengan perintah dan larangan
Allah SWT.10
9Fadhilah B. Rahmatika, “Penerapan MSDI Berbasis Nilai-nilai Islami pada Bank BNI
Syariah Semarang” Skripsi (Semarang: Universitas Diponegoro, 2014), hlm. vi 10Indiastuti, “Analisis Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Syariah (Studi
pada Perusahaan Tahu Baxo Ibnu Pudji di Ungaran)” Skripsi (Semarang: UIN Walisongo, 2015),
hlm. ix
Page 23
10
F. Kerangka Teori
1. Konsep MSDI
a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Insani adalah pengembangan dan
pemanfaatan personil (pegawai) bagi pencapaian yang efektif mengenai
saran-saran dan tujuan individu, organisasi, masyarakat, nasional, dan
internasional.11
Sedangkan menurut Hasibuan, MSDI adalah ilmu dan seni
mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien
membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.12
Dalam skripsi ini, yang dimaksud dengan MSDI adalah suatu
fungsi yang dilaksanakan dala satu organisasi yang memudahkan dalam
pemanfaatan sumber daya manusia yang efektif untuk mencapai tujuan
individu, organisasi, masyarakat, nasional, dan internasional.
b. Ruang Lingkup MSDI
Tugas MSDI berkisar pada upaya mengelola unsur manusia dengan
segala potensi yang dimilikinya secara efektif sehingga dapat diperoleh
sumber daya manusia yang puas dan memuaskan bagi organisasi. MSDI
juga merupakan bagian dari manajemen secara umum dan memfokuskan
diri pada unsur sumber daya manusia. Perhatian ini mencakup fungsi
manajerial, fungsi operasional, dan peran serta kedudukan sumber daya
11
Faustino Cardosa Gomes, Manajemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: Andi Offset,
2003), hlm. 4 12
Melayu S. P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Bumi Aksara, 2010),
hlm. 3
Page 24
11
manusia dalam pencapaian tujuan-tujuan organisasi secara terpadu.13
Adapun ruang lingkup manajemen itu adalah sebagai berikut:
1) Analisis kini dan masa depan tentang kebutuhan tenaga kerja;
2) Perekrutan;
3) Seleksi;
4) Penempatan yang sesuai;
5) Promosi;
6) Pemisahan (Separasi);
7) Pelatihan.14
Dari penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa MSDI yang
dibahas dalam skripsi ini adalah pada konteks perekrutan, penempatan,
pemberian kompensasi, penilaian kerja, pelatihan, dan pengembangan.
c. Konsep Rekrutmen dalam MSDI
Rekrutmen adalah proses pencarian dan pemikiran para calon
karyawan (pelamar) yang mampu untuk melamar sebagai karyawan
sesuai dengan persyaratan yang diajukan. Proses ini dimulai ketika para
pelamar dicari dan berakhir bila lamaran-lamaran (aplikasi) mereka
diserahkan.15
Dessler menyatakan bahwa perekrutan merupakan satu bidang
dimana kerja sama antara lini dan staf adalah penting, karena beberapa
13
Faustino Cardosa Gomes, Manajemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: Andi Offset,
2003), hlm. 3 14
Tjandra Yoga Aditama, Manajemen Administrasi Rumah Sakit (Jakarta: UI Press, 2007),
hlm, 35-37 15
T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: UGM
Press, t.th), hlm. 69
Page 25
12
alasan. Spesialis personalia yang melakukan perekrutan dan melakukan
upaya penyaringan awal bagi lowongan pekerjaan jarang merpakan orang
yang bertanggung jawab untuk menilai prestasinya. Oleh karena itu harus
memiliki gambaran yang sejelas-jelasnya tentang hal-hal yang tercakup
dalam pekerjaan, dan pada gilirannya hal ini berarti berbicara dengan
supervisior yang berkepentingan.16
Teknik rekrutmen, baik dari sektor publik maupun swasta dapat
dilakukan melalui asas disentralisasikan atau didesentralisasikan.
Tergantung pada besarnya organisasi, kebutuhan dan jumlah calon pekerja
yang hendak direkrut.17
Jika instansi tersebut mempunyai beberapa ribu
pekerjaan dan jika departemen-departemen yang berbeda merekrut
sejumlah besar pekerja juru ketik atau teknis, maka mekanisme perekrutan
sentralisasi lebih efektif untuk dilakukan. Sedangkan jika instansi yang
membutuhkan tenaga kerja itu relatif kecil, maka proses rekrutmennya
cukup dengan cara didesentralisasikan saja.
d. Proses Seleksi dan Penempatan dalam MSDI
Fungsi seleksi dan penempatan ini juga sangat dipengaruhi oleh
nilai-nilai para legislator yang terpilih, dan para eksekutif sering
memandang birokrasi tidak responsif terhadap pilihan-pilihan perorangan,
prioritas program, dan nilai-nilai mereka. Oleh karena itu, mereka
berusaha menetapkan kriteria seleksi dan penempatan bahkan promosi
16
Garry Dessler, Manajemen Sumber Daya Manusia Human Resources Management (Jakarta:
Prehalindo, 1997), hlm. 136 17
Faustino Cardosa Gomes, Manajemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: Andi Offset,
2003), hlm. 111
Page 26
13
yang sesuai dengan falsafah politik dan tujuan dari para pejabat terpilih.
Cara pelaksanaan tersebut dapat mengambil berbagai bentuk, mulai dari
sistem spoils, dalam makna kebanyakan diisi berdasarkan political
patronage, hingga ke merit sistem dalam kebanyakan para pekerja adalah
pgawai-pegawai yang berpengalaman dengan orang-orang yang dipilih
secara politik sebagai pemimpin instansi.18
Langkah-langkah dalam
prosedur seleksi yang biasa digunakan paling tidak dari tujuh langkah di
bawah ini yaitu:
1) Penerimaan pendahuluan;
2) Tes-tes penerimaan;
3) Wawancara seleksi;
4) Pemeriksaan referensi;
5) Evaluasi medis;
6) Wawancara atasan langsung;
7) Keputusan penerimaan.
Untuk mendapatkan tenaga kerja yang lulus seleksi manajer tanpa
kerja harus mempertimbangkan beberapa faktor yang mungkin sangat
berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan. Manajer tenaga kerja
yang profesional biasanya selalu jeli terhadap karakteristik dan kualifikasi
yang memiliki para tenaga kerja yang akan ditempatkan dalam suatu tugas
dan pekerjaan tertentu. Oleh karena itu, sebelum menempatkan tenaga
18
Ibid., 117
Page 27
14
kerja di tempat mereka harus bekerja, perlu dipertimbangkan beberapa
faktor antara lain:
1) Prestasi akademis;
2) Pengalaman;
3) Kesehatan fisik dan mental;
4) Status perkawinan;
5) Usia.
Prosedur dalam menempatkan tenaga kerja merupakan tahapan
yang harus ditempuh dalam menempatkan tenaga kerja yang tepat pada
posisi yang tepat pula. Tahapan yang ditempuh merupakan keluaran
pengambilan keputusan yang dilakukan manajer tenaga kerja khususnya
bagian penempatan tenaga kerja baik berdasarkan pertimbangan maupun
objektif ilmiah.19
e. Pemberian Kompensasi dalam MSDI
Kompensasi diberikan pada tenaga kerja yang melakukan kerja
organisasi seperti pembayaran, insentif, dan keuntungan perusahaan harus
mengembangkan dan selalu memperbaiki sistem upah dan gaji. Juga
program intensif seperti berbagai keuntungan dan penghargaan atas
produktifitasnya semakin banyak digunakan.20
Program-program kompensasi juga penting bagi perusahaan,
karena mencerminkan upaya organisasi untuk mempertahankan sumber
19
Siswanto Sastrohardiwiryo, Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan
Administratatif dan Operasional (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hlm. 162 20
Robert L. Mathis Jackson, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Salemba Empat,
2001), hlm. 13
Page 28
15
daya manusia. Disamping itu kompensasi (dalam bentuk pengupahan dan
balas jasa lainnya) merupakan komponen-komponen biaya pengajian tidak
diadministrasikan secara tepat, perusahaan bisa kehilangan para
karyawannya yang baik dan harus mengeluarkan biaya untuk menarik,
seleksi, melatih, dan mengembangkan penggantinya. Bahkan bila
karyawan tidak keluar, mereka mungkin menkadi tidak puas terhadap
perusahaan dan menurunkan produktivitas mereka.21
Bagian kepegawaian memikul tanggung jawab utama untuk
mengembangkan sistem imbalan (kompensasai) bagi suatu organisasi yang
diterapkan pada keseluruhan jajaran pada berbagai prinsip sebagai
keadilan, kewajaran, dan perlu selalu diperhatikan bahwa sistem imbalan
itu harus merupakan instrumen yang ampuh untuk berbagai kepentingan.
Dalam usaha mengembangkan suatu sistem imbalan para spesialis
di bidang MSDI perlu melakukan empat hal yaitu:
1) Analisis pekerjaan;
2) Penilaian pekerjaan dikaitkan dengan kadilan internal;
3) Survei berbagai sistem imbalan yang berlaku guna memperoleh bahan
yang berkaitan dengan keadilan eksternal;
4) Menentukan harga setiap pekerjaan dihubungkan dengan harga
pekerjaan sejenis ditempat lain.
21
Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya manusia (Yogyakarta: UGM
Press, t.th), hlm. 155
Page 29
16
f. Konsep Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan manajemen
untuk menilai kinerja dengan cara membandingkan kinerja di atas kinerja
dengan uraian atau deskripsi pekerjaan dalam satu periode tertentu
biasanya setiap akhir tahun. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengukur
kinerja masing-masing tenaga kerja dalam mengembangkan kualitas kerja
pembinaan selanjutnya, tindakan perbaikan atas pekerjaan yang kurang
sesuai dengan deskripsi pekerjaan, serta untuk keperluan yang
berhubungan dengan masalah ketenagaan kerja lainnya.22
Willian dalam buku Yoga menyatakan bahwa penilaian kinerja
harus dilakukan secara periodik dan objektif pula. Dalam hal ini, pimpinan
tidak boleh prejudice dalam penilaian agar objektivitas dapat benar-benar
terjaga. Pada dasarnya, dalam penilaian dilakukan terhadap hasil kinerja
yang dihubungkan dengan analisis jabatan serta prestasi apa yang harus
diproduksi oleh seorang pegawai.23
Adapun tujuan penilaian kinerja ini
dilakukan adalah untuk sasaran berikut ini:
1) Mengidentifikasi merka yang perlu pelatihan dan pengamatan lebih
lanjut;
2) Menilai kemungkinan promosi atau degradasi jabatan atau pekerjaan;
3) Kemungkinan menempatkan pegawai agar sesuasi minat dan
kemampuannya;
22
Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm.
231 23
Tjandra Yoga Aditama, Manajemen Administrasi Rumah Sakit (Jakarta: UI Press, 2007),
hlm. 47
Page 30
17
4) Kemungkinan peninjauan kembali gaji serta fasilitas lain yang
diberikan apakah perlu dinaikkan atau disesuaikan.
g. Pelatihan dan Pengembangan dalam MSDI
Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki pekerja pada
suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi anggung jawabnya atau
suatu pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaanya. Supaya edektif
pelatihan biasanya harus mencakup pengalaman belajar, aktivitas-aktivitas
yang terencana, dan desain sebagai jawaban atas kebutuhan kebutuhan
yang berhasil diidentifikasikan.24
Pelatihan sering dipakai sebagai solusi atas persoalan kinerja
organisasi. Banyak organisasi yang mengabaikan persoalan kinerja jika
persoalan tersebut tidak berarti atau jika tidak ada solusi yang tampak
langsung. Pelatihan menjadi hal yang penting. Kenaikan tingkat
produktivitas berasal dari program kerja.
h. Perbedaan Manajemen Barat dengan Islam
Berikut perbedaan manajemen Barat dengan manajemen berbasis
Islam:
Perspektif Perbedaan
Manajemen barat Manajemen islam
Konsepnya 1. Memanfaatkan sumber
daya untuk memeperoleh
hasil yang maksimal;
2. Memisahkan antara
pekerjaan dengan
kehidupan pribadi
terutama dalam hal
1. Memanfaatkan
sumberdaya dengan
prinsip-prinsip Islam
(ketauhidan), keadilan,
nubuwah, khilafah, dan
ma‟ad.
2. Terjadi kesatuan antara
24
Faustino Cardosa Gomes, Manajemen Sumber Daya (Yogyakarta: Andi Offset, 2003), hlm.
197
Page 31
18
ibadah (sekuler).
pekerjaan dengan
kehidupan (beribadah dan
bekerja).
Sumbernya 1. Rasionalisme
2. Empirisme
1. Al-Quran
2. Hadits
3. Rasionalisme
Rekrutmennya 1. Mencari pelamar yang
potensial secara kualitas.
1. Mencari pelamar yang
kompeten secara kualitas
dan religiusitas (sholat,
zakat, dan pilar-pilar
Islam lainnya).
Seleksinya 1. Proses seleksi dijalankan
dengan serangkaian tes
untuk menguji
kemampan atau
kompetensi dari kandidat.
1. Serangkaian tes yang
dijalankan tidak hanya
untuk mengetahui
kemampuan atau
kompentensi kandidat
tetapi juga kepribadian
perilaku keagamaan.
Kontrak kerja 1. Sebagai bahan legalisasi
penerimaan pekerja
1. Merupakan perjanjian
kerja yang didasarkan
pada ketentuan kerja,
jenis pekerjaan, waktu
kerja, upah yang
dibayarkan, dan tenaga
yang dicurahkan saat
bekerja.
2. Tanggungjawab
pekerjaan kepada
pimpinan dan Allah
SWT.
Pelatihan 1. Pelatihan yang diadakan
meliputi pelatihan
keahlian yang
berhubungan dengan
pekerjaan.
1. Pelatihan diutamakan
dengan pelatihan yang
bersifat sofskill
keislaman.
Kompensasi 1. Setingkat dengan UMR 1. Prisnsipnya long life
worker tidak hanya
setingkat UMR, tetapi
terbesar kompensasi
terletak pada tunjangan
(pangan, kesehatan,
pesangon, beasiswa)
Kepuasan
kerja
1. Kepuasan didapat dari
gaji, lingkungan yang
harmonis, dan rekan
kerja.
1. Kepuasan karena
mendapatkan ketenagan
hidup. Dalam kebutuhan
jasmani yang halal,
Page 32
19
berkah dan baik juga bagi
kebutuhan ruhani.
2. Konsep tentang MSDI
a. Definisi MSDI
Manajemen Sumber Daya Manusia adalah penataan pegawai
yang mencakup tata cara memperoleh dan menggunakan tenaga kerja
dengan efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.25
Apabila
manajemen sumber daya manusia dikaitkan dengan syari‟ah, berarti
manajemen yang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan
syariah, khususnya yang terkait dengan tenaga dan pegawai dalam satu
organisasi.
Manajemen Sumber Daya Manusia dalam perspektif Syariah
diarahkan pada dua perbuatan manusia di dunia, yaitu perbuatan yang
dinamakan muamalah dan perbuatan yang termasuk dalam kategori
ibadah. Suatu perbuatan ibadah pada dasarnya tidak boleh dilakukan
kecuali ada dalil atau ketentuan yang terdapat dalam Al-Qur‟an dan
Hadist yang menyatakan bahwa perbuatan itu harus atau boleh
dilakukan. Sedang dalam muamalah pada dasarnya semua perbuatan
boleh dilakukan kecuali ada ketentuan dalam Al-Quran dan Hadist yang
melarangnya.26
Kaitannya dengan konsep manajemen syariah, menurut Sofyan
Syafri Harahap, manajemen Syariah adalah sebagai suatu ilmu
25
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 42 26
Zaiunul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah (Jakarta: Alffabet, 2003), hlm. 91
Page 33
20
manajemen yang berisi struktur teori menyeluruh yang konsisten dan
dapat dipertahankan dari segi empirisnya yang didasari pada jiwa dan
prinsip-prinsip Islam.27
Sedangkan menurut Didin Hafidhuddin dan Hendri
Tanjung, menyatakan bahwa manajemen syari‟ah membahas perilaku yang
diupayakan menjadi amal shaleh yang bernilai abadi. Manajemen syari‟ah
membahas struktur yang merupakan sunatullah dan struktur yang berbeda-
beda itu merupakan ujian Allah SWT.28
Manajemen syariah membahas
sistem, dimana sistem yang dibuat harus menyebabkan perilaku pelakunya
berjalan dengan baik.29
b. Landasan dan Dasar MSDI
Islam memberikan perhatian dan pandangan yang sangat
mendalam terhadap pengembangan sumber daya manusia. Bukan
hanya karena manusia merupakan khalifah dimuka bumi, namun juga
termasuk kepada nilai-nilai sikap dan perilaku manusia itu sendiri.
Allah SWT berfirman, surah Al-Baqarah ayat ke-30 sebagai berikut :
Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat:
"Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di
muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
27
Sofyan Syafri Harahap, Akuntansi Pengawasan dan Manajemen dalam Perspektif Islam
(Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, 1992), hlm. 126 28
Didin Hafidhudin dan Hendri Tanjung, Manajemen Suatu Pengantar (Jakarta: Rajawali
Press, 2000), hlm. 5 29
Ibid.,hlm. 9
Page 34
21
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami
Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al-Baqarah : 30).30
Sudah seharusnya manajemen syari‟ah didasarkan pada hal-hal
yang bersifat syari. Adiwarman A. Karim menyatakan bahwa manajemen
syariah harus mencakup empat hal, yaitu:
1) Manajemen Islami harus didasari nilai-nilai dan akhlak Islami,
diantaranya tauhid, adil, siddiq, amanah, fathanah, dan tabligh. Nilai-
nilai ini merupakan sifat yang harus diterapkan umat Islam.
2) Kompensasi (balas jasa) ekonomis dan penekanan terpenuhinya
kebutuhan dasar pekerja.
3) Faktor kemanusiaan dan spiritual, dimana pekerja harus diperlakukan
dengan hormat dan diikutsertakan dalam pengambilan keputusan.
4) Sistem dan struktur organisasi (ukhuwah Islamiyah), dimana pimpinan
harus dekat dengan bawahan. Kedekatan pimpinan dan bawahan dalam
ukhuwah Islamiyah, tidak berarti akan menghilangkan otoritas formal
dan ketaatan bawahan pada atasan selama kedekatan itu tidak
mengandung dosa.
Empat hal tersebut juga berlaku pada manajemen dalam bidang
sumber daya manusia yang merupakan bagian dari bidang manajemen.31
30
Tim Penerjemah Depag RI, Al-Quran dan Terjemahnya (Bandung: Diponegoro, 2008), hlm.
131 31
Adiwarman A. Karim, Ekonomi Islam (Jakarta: Rajawali Press, 2000), hlm. 171
Page 35
22
c. Ruang Lingkup MSDI
1) Konsep Rekrutmen
Dalam pandangan ajaran Islam, segala sesuatu harus
dilakukan secara rapi, benar, dan teratur. Prosesprosesnya harus
diikuti dengan baik. Sesuatu tidak boleh dilakukan secara asal-
asalan. Persyaratan rekrutmen sebaiknya dicantumkan dengan jelas
kepada pelamar, meliputi syarat-syarat pekerjaan, kriteria
pekerjaan yang akan dijalankan. Termasuk kepada pelamar,
diharapkan memberikan keterangan yang sesuai dengan kapasitas,
kapabilitas dan minat (ketertarikan). Pelamar sebaiknya tidak
melamar pekerjaan diluar kemampuan mereka, dan bekerja diluar
kapasitasnya.32
Dalam proses rekrutmen, Islam menganjurkan agar
dalam memilih atau menyeleksi karyawan yang akan diterima oleh
suatu perusahaan atau organisasi seharusnya pelamar yang
kompeten dan religius (persyaratan harus beraga Islam dan
berhijab) dan dilakukan sebaik mungkin sehingga tidak akan
terjadi salah rekrut dan penempatan karyawan.
2) Konsep Seleksi
Secara etimologi, dalam Kamus Bahasa Indonesia Seleksi
berarti penyaringan, pemilihan (untuk mendapatkan yang terbaik),
sedangkan menurut istilah seleksi berarti metode dan prosedur
yang dipakai oleh bagian personalia (perusahaan) waktu memilih
32
Didin Hafidhudin dan Henri Tanjung, Manajemen Ekonomi Islam (Jakarta: Rajawali Press,
2000), hlm. 1
Page 36
23
orang untuk mengisi lowongan pekerjaan. Serangkaian metode dan
prosedur yang dilakukan tidak hanya untuk mengetahui
kemampuan kandidat, tetapi juga untuk mengetahui kepribadian
kandidat sehingga diperoleh sikap amanah.33
d. Konsep Penilaian Kinerja
Seorang manajer Muslim seharusnya lebih peduli untuk
mengukur penilaian dalam koridor Syari‟ah yang mengedepankan
transparansi dan tanggungjawab. Bertanggung jawab dalam menilai
pekerja atau karyawan manajer harus melakukannya dengan adil.34
e. Konsep Pelatihan dan Pengembangan
Setelah pegawai diterima melalui proses perekrutan dan seleksi,
sering kali kemampuan pegawai tersebut belum sesuai yang diharapkan, yang
berkaitan dengan tuntutan produktivitas, sehingga mereka perlu dilatih.
Pegawai yang sudah bekerja pun mungkin masih perlu mengikuti pelatihan
karena adanya tuntutan pekerjaan yang dapat berubah akibat perubahan
lingkungan kerja, strategi, dan lain-lain.35
f. Konsep Kompensasi
Kompensasi dalam Kamus Bahasa Indonesia, secara
terminologi berarti ganti rugi. Istilah imbalan berupa uang atau bukan
uang yang diberikan kepada karyawan dalam perusahaan atau
organisasi.36
33
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1993), hlm. 800 34
Oktania, Praktik Manajemen Berbasis Islam pada Perusahaan (Jakarta: Rajawali Press,
2000), hlm. 63 35
Marihot Tua Efendi, Manajemen (Jakarta: Rajawali Press, 2000), hlm. 167 36
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1993), hlm. 453
Page 37
24
3. Konsep Perbankan Syariah
a. Diskursus Perbankan Syariah
Umar Chapra dan Ahmed mengungkapkan bahwa penerapan
tata kelola perusahaan yang baik sangat dibutuhkan untuk memenuhi
kepentingan semua stake holder secara adil.37
Yusof menyebutkan hal
serupa dengan menekankan bahwa tujuan tata kelola perusahaan yang
baik dalam perbankan syariah adalah untuk menegakkan keadilan,
kejujuranm dan perlindungan terhadap kebutuhan manusia sesuai
dengan prinsip maqashid syariah.38
Berdasarkan apa yang dikemukakan oleh para ahli di atas dapat
diketahui bahwa tata kelola perusahaan dengan pendekatan Islam harus
mampu berbasis dan berorientasi pada nilai-nilai dan prinsip kejujuran
dan keadilan terhadap semua stakeholder. Dari sisi fungsi objektifnya,
tata kelola perusahaan yang baik adalah berupaya menempatkan
maqashid syariah sebagai tujuan akhir, dengan membawa konsep
perlindungan terhadap kepentingan dan hak semua stakeholder ke
dalam aturan-aturan syariah.
Tata kelola perusahaan yang baik dalam perspektif Islam seprti
digagas dalam dunia Barat, diharapkan memiliki peranana yang sangat
esensial dalam upaya pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan.
Tetapi Islam menambahkan nilai-nilai yang sangat mendalam berupa
37
Umar Chapra dan Habib Ahmed, Corporate Governance Lembaga Keuangan Syariah.
Diterjemahkan oleh: Ikhwan Abidin Basri (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 27 38
Abdullah, Corporate Governance Perbankan Syariah di Indonesia (Yogyakarta: Ar-Ruz
Media, 2010), hlm. 43
Page 38
25
unsur maqashid syariah, yaitu perlindungan terhadap kemaslahatan
kemanusiaa yang umum dan universal. Kemaslahatan sebagai
mawashid syariah mencakup lima hal yaitu: (1) Memelihara agama;
(2) Akal, (3) Keturunan; (4) Kehidupan; dan (5) Harta benda. Apapun
yang memastikan terpeliharanya lima prinsip dasar itu adalah
maslahat. Apapun yang menguranginya adalah mafsadat dan hal
sebaliknya menghilangkan unsur yang mengurangi atai merugikan
itulah yang merupakan maslahat.39
b. Peraturan Terkait Penerapan Tata Kelola Perbankan Syariah
Undang-undanga perbankan syariah telah menerapkan tata
kelola perbankan yang baik sebagai kewajiban bagi semua Bank
Syariah dan UUS. Undang-undang menyebutkan bahwa tata kelola
yang baik itu mencakup prinsip: transparansi, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, profesional, dan kewajaran dalam menjalankan
kegiatan usaha. Undang-undang juga mewajibkan bank yang
bersangkutan untuk menyusun prosedur internal mengenai pelaksanaan
prinsip-prinsip tersebut.40
Kesesuaian prinsip transparansi ternyata terdapat didalam Al-
Quran sebagai berikut:
39
Ibid., hlm. 58 40
Pasal 34 Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah dan
Penjelasannya
Page 39
26
Artinya: “Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-
sebut oleh lidahmu secara Dusta "Ini halal dan ini haram",
untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah.
Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan
kebohongan terhadap Allah Tiadalah beruntung.” (QS. Al-
Nahl : 116)41
Adapun prinsip akuntabilitas juga terdapat di dalam Firman
Allah SWT sebagai berikut:
Artinya: “Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya42
masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa
yang lebih benar jalanNya.” (QS. Al-Israa : 84).43
Kemudian, prinsip profesional juga memiliki landasan naql di
dalam Al-Quran sebagai berikut:
Artinya: “Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan,
Maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada
kebaikannya itu; dan Barangsiapa yang datang dengan
(membawa) kejahatan, Maka tidaklah diberi pembalasan
kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu,
41
Tim Penerjemah Depag RI, Al-Quran dan Terjemahnya (Bandung: Diponegoro, 2008), hlm.
123 42
Termasuk dalam pengertian Keadaan disini ialah tabiat dan pengaruh alam sekitarnya. 43
Tim Penerjemah Depag RI, Al-Quran dan Terjemahnya (Bandung: Diponegoro, 2008), hlm.
126
Page 40
27
melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka
kerjakan.” (QS. Al-Israa : 84).44
Prinsip bertanggung jawab juga disinggung di dalam al-Quran
sebagai berikut:
Artinya: “Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang mereka itu
adalah hamba-hamba Allah yang Maha Pemurah sebagai
orang-orang perempuan. Apakah mereka menyaksikan
penciptaan malaika-malaikat itu? kelak akan dituliskan
persaksian mereka dan mereka akan dimintai pertanggung-
jawaban.” (QS. Al-Zukhruf : 19).45
Prinsip kewajaran juga terdapat di dalam al-Quran yaitu
sebagai berikut:
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan
berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah
melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan
permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu
dapat mengambil pelajaran.” (QS. Al-Nahl : 90).46
44
Tim Penerjemah Depag RI, Al-Quran dan Terjemahnya (Bandung: Diponegoro, 2008), hlm.
290 45
Ibid.,, hlm. 423 46
Ibid., hlm. 211
Page 41
28
28
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Untuk menjelaskan temuan tentang tata kelola yang berkenaan dengan
MSDI di BRI Syariah Jambi, maka penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif. Menurut Beni, penelitian kualitatif meliputi menetapkan fokus
penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan
data, menilai kualitas data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas
temuan penelitianya.47
Dengan pendekatakan kualitatif, peneliti berupaya
membangun argumentasi rasional tentang segala macam hal yang berkaitan
dengan pola manajemen SDM tersebut.
B. Setting dan Subjek Penelitian
a. Setting Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di BRI Syariah Jambi yang berada di
Provinsi Jambi dengan alamat: Jl. Hayam Wuruk No. 10 RT 10.
Kelurahan Talang Jauh, Kecamatan Jelutung Jambi. Telepon: 0741-
7554288. BRI Syariah adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang
perbankan. Ada beberapa alasan mengapa wilayah ini dipilih sebagai
setting penelitian skripsi ini diantaranya: 1) lokasi penelitian tidak terlalu
jauh dari kediaman peneliti, sehingga lokasi dapat ditempuh secara
berkala jika sewaktu-waktu ingin melakukan pengumpulan dan verifikasi
47
Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hlm. 183-184
Page 42
29
data di lapangan. 2) BRI Syariah Jambimenerapkan MSDIdalam
instansinya.
b. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah: 1) Pimpinan (pengambil
kebijakan) BRI Syariah Jelutung Jambi; 2) Staf bagian perencanaan BRI
Syariah Jelutung Jambi; 3) Pejabat personalia BRI Syariah Jelutung
Jambi yang bertanggung jawab dalam perekrutan pengawasan
pegawainya.
Adapun mengenai subjek penelitianya diambil secara purposive
sampling. Dalam menentukan subjek penelitianya dipilih dengan
beberapa pertimbangan atau kriteria sebagai berikut: 1) subjek tersebut
bekerja sebagai pegawai di BRI Syariah Jelutung Jambi dan sudah
berkecimpung di dalam perusahaan minimal selama satu tahun, 2) subjek
diambil secara purposive sampling. Demikianlah dua kriteria yang
peneliti terapkan dalam menentukan subjek penelitian ini.
C. Jenis dan Sumber Data
Menurut Lofland, sumber data utama dalam penelitian kualitatif
adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan, seperti
dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis
datanya dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan serta sumber data
tertulis.48
48
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
2010), hlm. 157.
Page 43
30
a. Jenis Data
Jenis data dibagi kedalam dua kategori, yakni data primer dan
data sekunder. Penjelasan kedua jenis data tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Data Primer
Data primer adalah data utama penelitian.49
Data primer
dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari hasil
observasi, wawancara dengan subjek penelitian, dan dokumentasi.
Data primer akan peneliti catat dalam catatan lapangan penelitian.
Data primer dalam penelitian ini meliputi: Kepala cabang BRI
Syariah Jelutung Jambi, Bagian operasional BRI Syariah Jambi,
dan Pegawai Tata Usaha BRI Syariah Jelutung Jambi.
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data pendukung penelitian.Data
sekunder diperoleh dari sejumlah literatur yang menjadi bahan
untuk menyusun teori dalam penelitian ini. Data sekunder ini
seperti data-data mengenai profil BRI Syariah Jelutung
Jambi.50
Data yang tergolong sekunder tersebut antara lain adalah:
Struktur atau profil BRI Syariah Jelutung Jambi, dan SOP (Standar
Operasional Prosedural) dalam perekrutan di BRI Syariah Jelutung
Jambi.
49Suaidi Asy‟ari (Ed), Panduan Penulisan Skripsi Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IAIN STS
Jambi (Jambi, t.p, 2009), hlm. 19 50
Ibid., hlm. 19.
Page 44
31
b. Sumber Data
Dilihat dari sumber data, bahan tambahan yang berasal dari
sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku, majalah ilmiah, arsip
dokumen pribadi dan dokumen resmi. Untuk mempermudah
mengidentifikasi sumber data penulis mengklasifikasikanya menjadi
tiga jenis sumber data yaitu:
1) Person. Yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa
jawaban lisan melalui wawancara.
2) Place. Yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa
keadaan diam dan bergerak. Diam, misalnya ruangan, kelengkapan
alat, wujud benda dan lain-lain. Bergerak, misalnya aktivitas,
kinerja, laju kendaraan, ritme nyanyian, gerak tari, sajian sinetron,
kegiatan belajar mengajar dan lain sebagainya.
3) Paper. Yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa
huruf, angka, gambar, atau simbol-simbol lain.51
D. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang akurat dan relevan di lapangan
peneliti akan menggunakan beberapa metode pengumpulan data yaitu
dengan beberapa cara sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah pengumpulan data dengan cara
memperhatikan atau mengamati secara langsung. Metode ini satu
51
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), hlm. 172.
Page 45
32
pengumpulan data yang akan dilakukan dengan cara melakukan
pengamatan dan pencatatan disetiap terjadinya komunikasi, termasuk
juga gejala-gejala yang tampak dalam objek penelitian yang
pelaksanaanya langsung pada tempat dimana suatu peristiwa, situasi
dan kondisi yang terjadi. Situasi kondisi dapat dibuat-buat namun ada
juga yang memang faktanya demikian. Sedangkan pengamatan di
suatu tempat dapat dilakukan dengan atau tanpa alat. Metode inipun
akan peneliti lakukan guna menggali informasi penting nantinya.
Hasil observasi dapat digunakan untuk melengkapi data yang
berasal dari wawancara dan sangat bermanfaat untuk memberikan
informasi tambahan untuk menjelaskan permasalahan di dalam
penelitian ini. Adapun pengamatan yang dilakukan adalah secara tidak
terlibat (non-partisipant).
Hal-hal yang peneliti observasi di lapangan adalah berupa cara
pola MSDI yang diterapkan di lapangan. Hal ini terkait dengan durasi
kerja mereka, bentuk kerjanya, bahkan sampai kepada kendala-kendala
dan upaya yang mereka lakukan untuk tetap profesional ketika
menjalankan tugas dalam pengelolaan SDM para karyawan BRI
Syariah Jelutung Jambi.
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu,
percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara
yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang
Page 46
33
memberikan jawaban atas pertanyaan.52
Wawancara atau interview
akan peneliti lakukan agar peneliti bisa mengetahui dan mendapatkan
data di lokasi penelitian. Wawancara ini akan penulis lakukan
langsung berhadap-hadapan dengan merujuk kepada butir-butir
pertanyaan wawancara yang sudah peneliti persiapkan sebelumnya.
Metode ini akan penulis lakukan sewaktu melakukan penelitian kelak.
Informan-informan yang diwawancarai oleh peneliti dianggap
mengetahui dan objek permasalahan penelitian ini. Teknik pemilihan
informan dilakukan secara purposive sampling. Digunakanya teknik
ini karena sebelum melakukan penelitian, peneliti sudah melakukan
pra-penelitian terlebih dahulu sehingga informan-informan yang akan
diteliti sudah diketahui kapasitasnya untuk diwawancarai oleh peneliti.
Teknik wawancara di lapangan peneliti lakukan kepada para
presenter perempuan berjilbab di lembaga keuangan BRI Syariah
Jelutung Jambi, pimpinan BRI Syariah Jelutung Jambi, pejabat
personalia BRI Syariah Jelutung Jambi, dan subjek lainya yang
dianggap relevan. Adapun mengenai butir-butir pertanyaan yang akan
diajukan di lapangan nanti terlampir pada IPD (Instrumen
Pengumpulan Data) penelitian ini.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode untuk memperoleh keterangan-
keterangan atau informasi dari tata usaha atau catatan-catatan tentang
52
Ibid., hlm. 135.
Page 47
34
gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa masa lalu.53
Metode ini akan
penulis gunakan untuk mendapatkan data yang sebenarnya tentang
situasi lokasi penelitian.
Hal-hal yang peneliti dokumentasikan adalah berupa meminta
dokumen mengenai profil BRI Syariah Jelutung Jambi yang memuat
sejarah, jumlah SDM, dan segala sesuatu yang dapat menggambarkan
keadaan lembaga BRI Syariah Jelutung Jambi. Kemudian, peneliti juga
akan mengambil foto ketika melakukan wawancara dengan para
informan, dan ketika peneliti mengamati objek penelitian di lapangan.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam peneltian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.
Dalam hal ini Nasution sebagaimana dikutip oleh Sugiyono, menyatakan
bahwa analisis telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah.
Sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil
penelitian. Analisis data menjadi pegangan bagi penelitian selanjutya sampai
jika dimungkinkan teori yang grounded. Namun dalam penelitian kualitatif,
analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan
pengumpulan data.54
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis
data model Miles dan Huberman. Analisis datanya dilakukan selama proses
pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam
53
Setna Yuwana Sudican, Penuntun Penyusunan Karya Ilmiah (Semarang: Aneka Ilmu,
1998), hlm. 39 54
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 90
Page 48
35
periode tertentu. Pada saat wawancara peneliti sudah melakukan analisis
terhadap jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum
memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi sampai tahap
tertentu diperoleh data yang dianggap kredibel.55
Miles and Huberman
mengatakan bahwa aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakuakan secara
interaktif dan berlangsung cecara terus menerus sampai tuntas. Sehingga
datanya sudah jenuh. Teknik ini terdiri dari tiga tahapan yakni analisis
sebelum ke lapangan dan analisis ketika di lapangan.
Analisis data sebelum ke lapangan menurut Miles and Huberman
adalah peneliti menganalisis data terhadap hasil studi pendahuluan, atau data
sekunder yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun
demikian fokus penelitian ini masih bersifat sementara dan akan berkembang
setelah peneliti memasuki lapangan penelitian. Analisis setelah dilapangan
menurut Miles and Huberman juga terdiri dari beberapa tahapan sebagaimana
dijelaskan dalam paragraf di bawah ini:
a. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk
itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci.56
Mereduksi data berarti
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal
yang penting, dicari tema dan polanya, dan membuang yang tidak perlu.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran
55
Ibid., hlm. 91 56
Beni Ahmad Saebeni, Metode Penelitian (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hlm. 200
Page 49
36
yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.57
Secara operasionalnya, dalam teknik reduksi data ini, sejumlah
besar data mentah yang peneliti peroleh dan kumpulkan di lapangan akan
peneliti susun dalam bentuk catatan lapangan, salinan wawancara, salinan
dokumentasi. Setalah dipilah seperti itu, maka peneliti akan mudah untuk
melakukan proses reduksi dan penyeleksian dari data mentah yang
terserak itu lalu mengkerucut menjadi sejumlah data yang penting-penting
saja, dan berkaitan dengan penelitian.
b. Penyajian Data
Penyajian data dalam penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya.
Dalam hal ini Miles dan Huberman menyatakan bahwa yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitan kualitatif adalah dengan
teks yang bersifat naratif.58
Peneliti melakukan teknik men-display-kan data ialah dengan
tujuan memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi,
merencakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang sudah ditemukan
tersebut.Secara operasionalnya, setalah data direduksi, tahap selanjutnya
peneliti akan merangkai dan mensistematiskan data-data sesuai pada
tempatnya menyesuaiakan dengan kepentingan laporan penelitian.
57
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 338 58
Ibid., hlm. 341
Page 50
37
Sehingga data yang telah direduksi itu menjadi suatu argumen-argumen
yang menjelaskan dan mempunyai arti dan bermakna.
c. Verifikasi Data
Verifikasi dan penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dalam
proses analisis data penelitian kualitatif. Kesimpulan dalam penelitian
kualitatif diharapkan dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan
sejak awal.59
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan
adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya berupa deskripsi atau
gambaran suatu objek yang sebelumnya masih samar-samar sehingga
setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif,
hipotesis, atau teori.60
F. Pemeriksaan Keabsahan Data
Peneliti menggunakan teknik trianggulasi untuk menguji tingkat
keterpercayaan data di lapangan. Trianggulasi adalah suatu teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar
data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data
tersebut. Hal ini dapat tercapai dengan cara:
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil data wawancara.
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa
yang dikatakan secara pribadi.
c. Membandingkan keadaan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat
dan pandangan orang lain, orang biasa, ahli.
59
Beni Ahmad Saebeni, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hlm.
202. 60
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 345.
Page 51
38
d. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumentasi yang
berkaitan.61
G. Tinjauan Pustaka
Berdasarkan Tinjauan penulis terhadap beberapa literatur (penelitian)
terdahulu yang berkaitan dengan pembahasan skripsi ini, maka diperoleh
beberapa kesamaan dan perbedaan dengan objek kajian skripsi ini baik itu dari
segi pendekatan maupun aspek lainnya. Beberapa penelitian yang
dimaksudkan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Asnawi (et.al) yang mana beliau
melakukan penelitian dalam bentuk jurnal dengan judul “Praktek Quran-
Based Human Resource Management di Perbankan Syariah Berdasarkan
Karakteristik Biografis.” Dalam penelitiannya tersebut, Asnawi
menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil temuan penelitian Asnawi
antara lain adalah sebagai berikut: (1) Praktek manajemen sumber daya
manusia berdasarkan quran yang meliputi praktek rekrutmen, seleksi,
penilaian kerja, pelatihan dan pengembangan, serta praktek pemberian
kompensasi di perbankan syariah Malang dilaksanakan secara baik dan
adil; (2) Tidak ada satupun karakteristik biografis menentukan praktek
manajemen sumber daya manusia berdasarkan Al-Qur‟an.62
2. Penelitian yang dilakukan oleh Fadhilah B. Rahmatika dalam bentuk
skripsi yang berjudul “Penerapan MSDI Berbasis Nilai-nilai Islami pada
61
Lexy J. Moeleong, Penelitian Kualitatif (Bandung: Rosdakarya, 1995), hlm. 178 62Nur Asnawi, “Praktek Quran-Based Human Resource Management di Perbankan Syariah
Berdasarkan Krakteristik Biografis.” Jurnal Keuangan dan Perbankan Vol. 15 No. 1 Januari 2001
(2010), hlm. 311
Page 52
39
Bank BNI Syariah Semarang.” Penelitian tersebut dilakukan pada tahun
2014. Dalam penelitiannya ini, Rahmatika menggunakan pendekatan
kualitatif. Adapun hasil penelitiannya adalah: (1) Secara garis besar nilai-
nilai Islami tetap diperhatikan dan diterapkan dalam praktek MSDI di BNI
Syariah. Aspek Islami ditunjukkan dengan memasukkan beberapa kriteria,
tes atau memberi materi pada beberapa praktik manajemen. (3) Kemudian
pada sisi spritualitas juga dilihat dari keikutsertaan karyawan pada
beberapa kegiatan religi yang diadakan, hal ini mencerminkan sisi-sisi
keislaman dari seseorang.63
3. Penelitian yang dilaksanakan oleh Indiastuti dalam bentuk skripsi dengan
judul “Analisis Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis
Syariah (Studi pada Perusahaan Tahu Baxo Ibnu Pudji di Ungaran)”
Pendekatan penelitian yang digunakan oleh Indiastuti adalah pendekatan
kualitatif. Temuan penelitian beliau antara lain adalah sebagai berikut: (1)
Penerapan manajemen berbasis syariah di Perusahaan Tahu Baxo Ibu
Pudji meliputi proses rekrutmen (perysaratannya menyebutkan bahwa
orang yang akan melamar pekerjaan harus beragama Islam dan berhijab),
proses seleksi (calon karyawan mengikuti beberapa tes, dan salah satunya
adalah membaca ayat Al-Quran). (2) Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, manajemen yang syariah dapat diaplikasikan secara dalam
63Fadhilah B. Rahmatika, “Penerapan MSDI Berbasis Nilai-nilai Islami pada Bank BNI
Syariah Semarang” Skripsi (Semarang: Universitas Diponegoro, 2014), hlm. vi
Page 53
40
pengelolaan perusahaan. Di mana aspek manajemen yang terkait
disesuaikan dengan perintah dan larangan Allah SWT.64
4. Penelitian yang dilakukan oleh Mei Sulastri Soya Aziziyah dalam bentuk
skripsi dengan judul “Praktek Penerapan Manajemen Sumber Daya
Manusia Berbasis Islam pada Steak and Shake di Perusahaan Waroeng
Group Timoho Yogyakarta.” Dalam penelitiannya, beliau menggunakan
pendekatan kualitatif dan hasil penelitiannya adalah bahwa: Penerapan
manajemen Sumber Daya Manusia berbasis Islam di Waroeng Group
meliputi proses rekruitmen, seleksi, kontrak kerja, penilaian kinerja,
pelatihan, dan pengembangan serta kompensasi. Berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan, manajemen yang Islami dapat diaplikasikan secara
nyata dalam pengelolaan perusahaan. Dimana semua aspek manajemen
yang terkait disesuaikan dnegan perintah dan larangan Allah SWT.65
Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Airu dalam bentuk skripsi dengan
judul “Implementasi Nilai-nilai Islam dalam Manajemen Sumber Daya
Manusia di Baitul Mall wa Tamawil Bina Ihsanul Fikro Yogyakarta.”
Metode penelitian yang beliau gunakan yaitu penelitian kualitatif dan hasil
penelitian beliau adalah: Baitul Mall wa Tamwil Bina Ihsanul Fikri
Yogyakarta sebagai lembaga keuangan syariah, dalam usianya yang masih
tergolong muda sudah menerapkan nilai Islam dalam kegiatan manajemen
64Indiastuti, “Analisis Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Syariah (Studi
pada Perusahaan Tahu Baxo Ibnu Pudji di Ungaran)” Skripsi (Semarang: UIN Walisongo, 2015),
hlm. ix 65Mei Sulastri Sonya Aziziyah, “Praktik Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia
Berbasis Islam pada Steak and Shake di Perusahaan Waroeng Group Timoho Yogyakarta.” Skripsi
(Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2014), hlm. 10
Page 54
41
sumber daya manusia yang meliputi rekrutmen, seleksi dan penempatan,
kompensasi, pengembangan, produktivitas serta kesejahteraan dan
kesehatan kerja yang masuk dalam sub nilai Islam seperti aqidah dan
akhlak.66
66
Ahmad Airu Ash-Shiddiq, “Implementasi Nilai-nilai Islam dalam Manajemen Sumber Daya
Manusia di Baitul Mall wa Tamwil Bina Ihsanul Fikri Yogyakarta.” Skripsi (Yogyakarta: UIN
Sunan Kalijaga, 2010), hlm. ii
Page 55
42
42
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Berdiri BRI Syariah Jelutung Jambi
Di era global seperti ini perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia
telah menjadi tolak ukur keberhasilan eksistensi ekonomi Syariah. Bank
Muamalat Indonesia sebagai Bank Syariah pertama dan menjadi pioneer bagi
bank syariah lainnya, yang mana Bank Muamalat telah lebih dahulu
menerapkan sistem perbankan yang berasaskan syariah, di tengah pesatnya
bank-bank konvensional yang ada di Indonesia.
Hal tersebut terbukti dengan adanya krisis yang ada pada tahun 1998
Bank Muamalat telah berhasil “menenggelamkan” bank-bank konvensional
yang terlebih dahulu ada, disebabkan likuiditas karena sistem bunganya,
berbeda dengan Bank Muamalat Indonesia yang mampu bertahan dari krisis
dan telah berhasil menunjukkan kinerja yang baik.67
Kekuatan yang ada pada Bank Syariah yang mendorong mulai dilirik
bahwa Bank Syariah akan manjadikan salah satu alternatif sistem
perekonomian di Indonesia. Kebangkitan kembali nilai-nilai fundamental telah
melahirkan islamisasi sektor financial dengan fokus bank bebas bunga (free
interest banking) atau secara luas dikenal dengan Bank Islam.
Dua term (istilah) tersebut sering dipahami dan digunakan secara
bergantian oleh banyak kalangan, hal ini memberikan pemahaman bahwa
67
http://www. islamic center. or. id / berita – mainmenu – 26 /islamindonesia-mainmenu-
33/823- perkembangan perbankan-syariah-di-indonesia-, diakses pada 24 Maret 2017
Page 56
43
meskipun kata bebas bunga dan bank sering digunakan secara bergantian
(used interchangeably) namun terdapat perbedaan yang mendasar di antara
keduanya.
Konsep yang pertama (bank bebas bunga) adalah konsep mekanisme
(mechanism concept), representasi dari sebuah model bank mengeliminasi
bunga dalam sistem konvensional, sedangkan konsep Bank Islam (Islamic
banking) adalah konsep normatif yang menjelaskan operasional bank sesuai
dengan sistem nilai dalam Islam.68
Hal tersebut yang mendorong mulai diliriknya perbankan yang
berasaskan syariah, yang mana bank tersebut akan menjadi salah satu
alternatif terhadap sistem ekonomi yang ada di Indonesia. Bahkan apabila
sistem ekonomi syariah ditetapkan serta didukung dengan instrumen yang
baik dan mendapat perlindungan secara hukum maka akan mampu menjadi
suatu perekonomian yang kuat dan merakyat merupakan hasil dari kerja keras
para direktur dan manajer Bank BRI Syariah Jelutung beserta dengan
karyawan yang melaksanakan tugasnya dengan baik. Setiap tugas yang
diamanahkan terhadap karyawan dilaksanakan dengan kegiatan yang
dilakukan oleh seluruh karyawan Bank BRI Syariah Jelutung Jambi.69
B. Visi dan Misi BRI Syariah Jelutung Jambi
Visi BRI Syariah Jelutung Jambi adalah menjadi bank modern
terkemuka dengan ragam layanan finanansial sesuai kebutuhan nasabah
68
Muhammad, Bank Syariah Problem dan ProspekPerkembangan di Indonesia,
(Yogyakarta: Graha Ilmu. 2005), hlm. 37 69
Ibid.
Page 57
44
dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna. Sedangkan
misinya adalah sebagai berikut:70
1. Memahami keragaman individu dan mengakomodasi beragam kabutuhan
finansial nasabah;
2. Menyediakan produk dan layanan yang mengedepankan etika sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah;
3. Menyediakan akses ternyaman melalui berbagai sarana kapan pun dimana
pun;
4. Memungkinkan setiap individu untuk meningkatkan kualitas hidup dan
menghadirkan ketentraman pikiran.
C. Gambar dan Arti Lambang BRI Syariah
Setiap perusahaan senantiasa dilengkapi dengan lambang perusahaan.
Lambang mempunyai arti penting karena lambang merupakan identitas bagi
setiap perusahaan. Lambang perusahaan BRI Syariah dapat dilihat sebagai
berikut:
Untuk kombinasi warna yang digunakan adalah
warna biru dan putih sebagai benang merah
dengan brand Bank BRI. Biru melambangkan
kepercayaan dan kestabilan yang kokoh,
sedangkan putih merefleksikan kemurnian
sistem syariah yang melandasi operasional Bank BRI Syariah. Stilasi
“Pendar Cahaya” identitas brand BRI Syariah merupakan simbolisasi
70
Dokumen BRI Syariah KCP Sipin Jambi 2016
Page 58
45
navigasi “pelita” kebutuhan dan keinginan para nasabahnya. Dengan ini
BRI Syariah selalu berorientasi dan berpandu dalam mengembangkan
brand-nya.71
D. Motto BRI Syariah
BRI Syariah mempunyai motto yang berbunyi “Bersama Wujudkan
Harapan Bersama” sebagai perwujudan dari visi dan misi BRI Syariah sendiri
yang mempunyai arti bahwa BRI Syariah ingin menjelaskan bahwa seluruh
stake holder (pihak terkait) BRI Syariah baik internal (seluruh karyawan)
maupun external (nasabah) merupakan instrumen yang penting dalam rangka
mewujudkan seluruh harapan stake holder.72
E. Struktur Organisasi, Personalisasi, dan Diskripsi Tugas
1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi perusahaan merupakan suatu gambaran yang
menunjukkan suatu pekerjaan yang harus dilakukan oleh setiap bagian
atau anggota. Berdasarkan Surat Keputusan No. KEP B 052-PDR/09-2013
Tentang Adendum Lampiran Penetapan SK NO. KEP.B. 28-CEO/07-2012
Organisasi Kantor Bank BRI Syariah Jeluutung Jambi adalah sebagai
berikut:73
Tabel 1: Struktur Organisasi BRI Syariah Jelutung Jambi
No Nama Jabatan
1 Ahmad Pimpinan Cabang Pembantu
71
Dokumen BRI Syariah KCP Sipin Jambi 2016 72
Dokumen BRI Syariah KCP Sipin Jambi 2016 73
Dokumen BRI Syariah KCP Sipin Jambi 2016
Page 59
46
2 Sahroni Unit Financing Officer
3 Marwah Staff Office
4 Supar Staff Office
5 Mulyana Staff Office
6 Wadi Staff Office
7 Munarman Relationship Officer
8 Zulaika Relationship Officer
9 Mana Penaksir Gadai
10 Toni Account Officer
11 Sukardi Account Officer
12 Sukiman Account Officer
13 Budi Supervisor Branch Operation
14 Wana Teller
15 Ratih Teller
16 Asnika Customer Service
17 Susi Customer Service
2. Deskripsi Tugas
Setelah sebelumnya dijelaskan struktur organisasi BRI Syariah
Jelutung Jambi, maka di bawah ini dijelaskan mengenai deskripsi tugas
dari masing-masing jabatan yang ada.
a. Tugas dan wewenang Pincapem adalah: (1) Melakukan pertanggung
jawaban operasional dan financial kantor cabang pembantu; (2)
Melaksanakan misi kantor cabang pembantu secara keseluruhan; (3)
Page 60
47
Mengelola pelaksanaan sistem dan prosedur; (4) Merencanakan,
mengembangkan, melaksanakan, serta mengelola, layanan unggul
kepada nasabah; (5) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas
pokok, fungsi serta kegiatannya.
b. Sales Officer (SO) tugasnya adalah melakukan proses marketing untuk
segmen konsumen.
c. Account Officer (AO) tugasnya adalah: (1) Bertanggung jawab atas
program-program marketing sekaligus; (2) Memasarkan produk-
produk consumer.
d. Supervisor Pelayanan (SPV) tugasnya adalah sebagai berikut: (1)
mengkoordinir kegiatan pelayanan dan transaksi operasional teller dan
customer service sehingga kebutuhan nasabah dapat terpenuhi dan
tidak ada transaksi yang tertunda penyelesaiannya untuk mencapai
service excellent Implementasi Fungsi Service Profider. (2) Membina
dan melatih teller dan Customer Service agar dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik dan benar; (3) Betanggung jawab terhadap
kebersihan lingkungan kerja terutama halaman, banking hall dan area
kerja Teller, Customer Service dan area front office lainnya, seperti
tempat duduk nasabah, tempat aplikasi dan brosur; (5) Mengelola
operasional teller dan customer service Kantor Cabang Pembantu. (6)
Melakukan koordinasi internal dan eksternal perusahaan khususnya
yang terkait dengan operasional front office Kantor Cabang Pembantu;
(7) Melakukan sosialisasi kepada Teller dan Customer Service serta
Page 61
48
pihak terkait lainnya dalam rangka implementasi kebijakan dan aturan
yang berlaku untuk setiap layanan operasi front office di Kantor
Cabang Pembantu.
e. Relationship Officer (RO) tugasnya adalah Menagih pembayaran pada
nasabah dengan cara terjun langsung ke lapangan.
f. Teller tugasnya adalah sebagai berikut: (1) Melayani nasabah untuk
transaksi setor dan penarikan tunai dan non tunai serta transaksi
lainnya sesuai aturan yang ditetapkan untuk mencapai service excellent
–Implementasi fungsi Service Profider. (2) Melaksanakan dan
bertanggung jawab atas transaksi operasional tunai dan non tunai yang
diprosesnya berdasarkan instruksi nasabah dan kebijakan serta aturan
yang telah ditetapkan (3) Memperhatikan dan menjaga kebersihan
lingkungan kerja terutama counter teller dan kondisi khasanah; (4)
Memahami produk dan layanan yang diberikan terkait dengan operasi
teller; (5) Melaksanakan dan bertanggung jawab kepada supervisor
dalam rangka implementasi kebijakan dan aturan yang berlaku untuk
setiap layanan operasi front office di Kantor Cabang Pembantu; (6)
Sebagai bagian dari Tim Operasi yang harus dapat bekerjasama dan
mengikuti pelatihan dalam mewujudkan Team Work yang solid dan
komunikasi yang efektif di operasional Kantor Cabang Pembantu.
g. Customer Service (CS) tugasnya adalah sebagai berikut: (1) Melayani
nasabah dengan cara memberikan informasi produk dan layanan serta
melaksanakan transaksi operasional sesuai dengan kewenangannya,
Page 62
49
berdasarkan instruksi nasabah daan kebijakan serta aturan yang telah
ditetapkan, menangani keluhan nasabah serta memahami produk
layanan yang diberikan terkait dengan operasi layanan Customer
Service (2) Melaksanakan dan bertanggung jawab kepada supervisor
dan berkoordinasi secara prokatif dengan karyawan lainnya dalam
rangka implementasi kebijakan dan aturan yang berlaku untuk setiap
layanan operasi front office di Kantor Cabang Pembantu; (3) Melayani
nasabah dalam pembukaan dan penutupan rekening serta transaksi
lainnya sesuai aturan yang ditetapkan untuk mencapai service excellent
(Implementasi Fungsi Service Profider).
h. UMS Head tugasnya adalah bertanggung jawab atas program-program
marketing untuk segmen bisnis mikro dan sekaligus bertanggung
jawab terhadap SDM yang menjadi sub ordinatnya baik dari segi bisnis
maupun administrasi.
i. Penaksir Gadai tugasnya adalah bertugas untuk melakukan operasional
gadai. Mulai dari menaksir barang jaminan, melihat dan meneliti
keaslian barang jaminan serta menjaga barang jaminan dalam
khasanah. Selain itu penaksir gadai juga bertugas memberikan surat
peringatan lelang kepada nasabah jika sudah jatuh tempo dan nasabah
belum melunasinya.74
74
Dokumen BRI Syariah KCP Sipin Jambi 2016
Page 63
50
F. Produk dan Aplikasi Akad BRI Syariah Jelutung Jambi
Bank Rakyat Indonesia Syariah banyak meluncurkan produk-produk
handal yang berkarakter syariah, adapau produk-produk tersebut akan
diuraikan sebagai berikut:75
1. Tabungan BRI Syariah iB; Tabungan BRI Syariah iB merupakan tabungan
dari BRI Syariah bagi nasabah perorangan yang menggunakan prinsip
titipan, dipersembahkan untuk Anda yang menginginkan kemudahan
dalam transaksi keuangan;
2. Tabungan Haji BRI Syariah iB; Manfaat dari tabungan haji ini adalah
Ketenangan, kenyamanan serta lebih berkah dalam penyempurnaan ibadah
karena pengelolaan dana sesuai syariah. Fasilitas yang diberikan kepada
nasabah yang menggunakan produk ini adalah:
a. Aman, karena diikutsertakan dalam program penjaminan pemerintah;
b. Dapat beritransaksi di seluruh jaringan kantor cabang BRI Syariah
secara Online dengan SISKOHAT (Sistem Komputerisasi Haji
Terpadu);
c. Gratis asuransi jiwa dan kecelakaan serta biaya administrasi bulanan;
d. Bagi hasil yang kompetitif dan pemotongan zakat secara otomatis.
3. Giro BRI Syariah iB: Merupakan simpanan untuk kemudahan berbisnis
dengan pengelolaan dana berdasarkan prinsip titipan (wadi‟ah yad
dhamanah) yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
Cek/Bilyet Giro. Keuntungan dan fasilitas yang diberikan berupa Online
75
Dokumen BRI Syariah KCP Sipin Jambi 2016
Page 64
51
real time di seluruh kantor BRI Syariah dan Laporan dana berupa rekening
Koran setiap bulannya.
4. Deposito BRI Syariah iB: Deposito BRI Syariah iB adalah produk
investasi berjangka kepada Deposan dalam mata uang tertentu.
Keuntungan yang diberikan adalah dana dikelola dengan prinsip syariah
sehingga shahibul maal tidak perlu kuatir akan pengelolaan dana. Fasilitas
yang diberikan berupa ARO (Automatic Roll Over) dan Bilyet Deposito.
5. Pembiayaan Pengurusan Ibadah Haji BRI Syariah iB: Pembiayaan
Pengurusan Ibadah Haji BRI Syariah iB merupakan layanan pinjaman
(qardh) untuk perolehan nomor porsi pelaksanaan ibadah haji, dengan
pengembalian yang ringan dan jangka waktu yang fleksibel beserta jasa
pengurusannya, sehingga anda leluasa dalam mewujudkan niat menuju
Baitullah. Manfaat solusi terbaik serta lebih berkah untuk mewujudkan
langkah ke Baitullah karena pembiayaan sesuai syariah.
6. Gadai BRI Syariah iB: Gadai BRI Syariah iB hadir untuk memberikan
solusi memperoleh dana tunai untuk memenuhi kebutuhan dana mendesak
ataupun untuk keperluan modal usaha dengan proses cepat, mudah, aman
dan sesuai syariah untuk ketentraman Anda. Manfaat Pilihan tepat, penuh
manfaat serta lebih berkah karena pembiayaan sesuai syariah. Fasilitas
yang diberikan adalah persyaratan mudah dan proses cepat, jenis emas
yang dapat digadaikan: perhiasan ataupun emas batangan (LM atau lokal),
Nilai pinjaman 90% dari nilai taksir barang, Biaya administrasi ringan dan
terjangkau bersadarkan berat emas, Biaya simpan & pemeliharaan per 10
Page 65
52
harian dibayar pada saat pelunasan pinjaman, Jangka waktu pinjaman
maksimal 120 hari dan dapat diperpanjang 2 kali, fleksibilitas dalam
pelunasan sesuai kemampuan, Dapat dilunasi sebelum jatuh tempo tanpa
biaya penalty, Penyimpanan yang aman dan berasuransi syariah serta
Mendapat Sertifikat Gadai Syariah (SGS) sebagai bukti Gadai.
7. Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) BRI Syariah iB: KKB BRI Syariah iB
merupakan produk jual-beli yang menggunakan sistem murabahah,
dengan akad jual beli barang dengan menyatakakn harga perolehan dan
keuntungan (margin) yang disepakati oleh bank dan nasabah sebagai harga
jual (fixed margin). Manfaat yang diberikan dengan menggunakan produk
ini adalah system syariah, jangka waktu maksimal 5 tahun, cicilan tetap
dan meringankan selama jangka waktu serta bebas pinalti untuk pelunasan
sebelum jatuh tempo. Produk ini di-launching (diluncurkan) bertujuan
untuk pembelian mobil baru, second (bekas), take over (diambil alih) atau
pengalihan pembiayaan KKB dari pembiayaan lain.
8. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) BRI Syariah iB: Merupakan Pembiayaan
Kepemilikan Rumah kepada perorangan untuk memenuhi sebagian atau
keseluruhan kebutuhan akan hunian dengan mengunakan prinsip jual beli
(Murabahah) dimana pembayarannya secara angsuran dengan jumlah
angsuran yang telah ditetapkan di muka dan dibayar setiap bulan. Tujuan
dari produk ini adalah: Pembelian property, pembangunan/renovasi rumah
dan take Over/Pengalihan Pembiayaan KPR.
Page 66
53
G. Profil Karyawan Bank BRI Syariah Jelutung Jambi
SDM BRI Syariah memiliki latar belakang pendidikan dan profesi
yang sangat beragam. Pada awal tahun hingga menginjak tahun ke empat
operasional BRI Syariah, upaya-upaya untuk mengkonsolidasikan seluruh
jajaran sumber daya yang ada dilakukan secara serius dan berkesinambungan.
Langkah penyatuan visi dan misi serta penanaman nilai yang dikenal dengan 7
(tujuh) nilai inti budaya korporasi terus dilakukan melalui berbagai macam
cara dan pendekatan. 7 (tujuh) nilai budaya yang meliputi: Profesional,
Antusias, Penghargaan Terhadap SDM, Tawakal, Integritas, Berorientasi
Bisnis, dan Kepuasan Pelanggan (PASTI OKE) hal tersebut telah disepakati
sebagai basis nilai-nilai yang melandasi dan mewarnai setiap kebijakan dan
tindakan Bank dalam kegiatan operasional setiap harinya.76
Bukan hanya itu SDM BRI Syariah tidak hanya dituntut untuk
memiliki kompetensi, namun juga integritas dan perilaku atau akhlak yang
baik sebagi pilar utama dan penentu keberhasilannya. BRI Syariah juga terus
melakukan rekrutmen untuk pemenuhan kebutuhan SDM terkait dengan
rencana pembukaan Kantor Cabang (KC), Kantor Cabang Pembantu (KCP),
Kantor Kas (KK), Unit Mikro Syariah (UMS) yang nantinya akan mendukung
operasional bisnis perusahaan. Sampai pada akhir tahun 2012 jumlah
karyawan BRI Syariah tercatat sebanyak 4.675 orang, yang terdiri dari
karyawan tetap, kontrak dan outsource.77
Guna meningkatkan dan
mewujudkan visi, misi dan pencapaian rencana bisnis, maka perusahaan
76
http://www.brisyariah.co.id/?q=laporan-tahunan, diakses pada 2 Mei 2017 77
Ibid
Page 67
54
melakukan pembinaan dan pelatihan SDM secara terencana dan berkelanjutan
untuk memastikan setiap karyawan memiliki kompetensi unggul sesuai
dengan bidangnya.
Secara umum pembinaan SDM dilakukan dengan pemberian tugas
kepada karyawan yang berkinerja unggul, terlebih dengan dibukanya kantor
baru merupakan kesempatan yang tepat untuk pengembangan karir para
karyawan yang berprestasi. Akan tetapi disisi lain bagi karyawan yang
melanggar ketentuan perusahaan makan akan dikenakan sanksi yang tegas,
sedangkan karyawan yang belum mencapai target yang ditetapkan maka akan
dilakukanmentoring secara terencana.
Peningkatan kompetensi karyawan sesuai bidang tugas dan tanggung
jawabnya dilakukan secara terencana dan berkelanjutan, baik untuk
pemenuhan syarat yang ditetapkan regulator, seperti sertifikasi manajemen
resiko, maupun pendidikan dan pelatihan yang berkaitan langsung dengan
teknis bidang tugasnya, seperti Service Excellence, Syariah Bank Financing,
Analysis, Financing Review, Anti Fraud and Liability Management, dan lain-
lain.78
Memahami pentingnya pengembangan kompetensi karyawan untuk
menyongsong peluang dan tantangan dimasa yang akan datang, maka
perusahaan juga mempersiapkan para karyawan yang berpotensi untuk
memberi beasiswa dalam program pendidikan S2 atau level Magister.
Penghargaan terhadap SDM merupakan salah satu nilai budaya kerja BRI
78
Ibid.
Page 68
55
Syariah yang menjadi landasan dalam penyusunan kebijakan dan program-
program kerja dibidang Human Capital. Selain langkah tersebut di atas,
perusahaan juga melakukan pemilihan karyawan terbaik sesuai bidang
tugasnya melalui kegiatan BRI Syariah Award. Melalui kegiatan tersebut
diharapkan setiap karyawan BRI Syariah terpacu untuk selalu berkinerja
unggul, disiplin dan berprilaku sesuai standart etika BRI Syariah.
Page 69
56
56
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN
A. Kinerja SDM BRI Syariah Jelutung Jambi
1. Budaya Kerja Karyawan BRI Syariah Jelutung Jambi
Budaya kerja BRI Syariah Jelutung Jambi menggunakan prinsip
“PASTI OKE” yang merupakan tuntunan perilaku insani BRI Syariah
Jelutung Jambi, yang terdiri dari:79
a. Profesional: kesungguhan dalam melakukan tugas sesuai dengan
standar teknis dan etika yang telah ditentukan;
b. Antusias: semangat atau dorongan untuk berperan aktif dan mendalam
dalam setiap aktifitas kerja;
c. Penghargaan terhadap SDM: menempatkan dan menghargai karyawan
sebagai modal utama perusahaan dan menjalankan upaya-upaya yang
optimal sejak perencanaan, perekrutan, pengembangan dan
pemberdayaan SDM yang berkualitas serta memperlakukannya baik
sebagai individu maupun kelompok berdasarkan saling percaya,
terbuka, adil, dan menghargai.
d. Tawakal: optimisme yang diawali dengan doa yang sungguh-sungguh,
yang dimanifestasikan melalui upaya yang sungguh-sungguh serta
diakhiri dengan keikhlasan yang dicapai;
e. Integritas: Kesesuaian antara kata dan perbuatan dalam menerapkan
etika kerja, nilai-nilai, kebijakan dan peraturan organisasi secara
79
Dokumen BRI Syariah KCP Sipin Jambi 2016
Page 70
57
konsisten sehingga dapat dipercaya dan senantiasa memegang teguh
etika profesi dan bisnis, meskipun dalam keadaan yang sulit untuk
melakukannya.
f. Berorientasi tanggap terhadap perubahan peluang selalu berfikir dan
berbuat untuk menghasilkan nilai tambah dalam pekerjaannya.
g. Kepuasan pelanggan: memiliki kesadaran sikap serta tindakan yang
bertujuan memuaskan pelanggan eksternal dan internal di lingkungan
perusahaan.
2. Sikap Kerja Islami Karyawan BRI Syariah Jelutung Jambi
Salah satu yang peneliti gunakan dalam pengumpulan data adalah
dengan adanya wawancara tipe open-endeed yang terfokus dimana peneliti
bartanya kepada responden informan kunci yang akan diambil oleh
peneliti adalah penyedia bagian-bagian yang ada pada BRI Syariah
Jelutung Jambi.80
Peneliti juga menemukan bahwa karyawan BRI Syariah Jelutung
Jambi memiliki sikap ikhlas yang tinggi, hal tersebut terbukti dengan
kecintaan mereka terhadap pekerjan mereka, malayani nasabah dengan
niatan untuk menolong nasabah. Ibu Annisa mengatakan kepada peneliti
sebagai berikut:
“Ya senang dalam bekerja, yang penting ikhlas dalam bekerja
meskipun pekerjaan tersebut berat dan menyita banyak waktu.”81
80
Observasi tanggal 01 April 2017 81
Staff Office, Ibu Marwah, wawancara, tanggal 01 April 2017, catatan lapangan, Jelutung
Page 71
58
Dari situlah peneliti menarik kesimpulan bahwa dalam bekerja
karyawan bank telah menanamkan sikap rasa tanggung jawab dan
profesional dalam bekerja. Sikap tersebut nantinya yang mendasari hal
baik itu muncul. Peneliti juga mendapatkan informasi dari beberapa unit
bagian yang ada di bank BRI Syariah Jelutung Jambi diantaranya adalah
bagian pelayanan, bagian umum, bagian pembiayaan, bagian administrasi
pembiayaan dan lain-lain. Ketika salah seorang informan ditanya perihal
masalah apa yang menjadi prioritas utama pada bagian pelayanan ia
menyatakan bahwa yang menjadi prioritas utama pada bagian pelayanan
nasabah adalah pastinya kepuasan nasabah dengan tetap menjaga alur
prosedur kantor dengan sebaik mungkin.82
Pada saat melakukan penelitian yang menarik dari penelitian ini
adalah budaya kekeluargaan diantara para pegawai. Gambaran umum yang
didapat adalah diantara para pegawai tidak pernah mengganggu pegawai
lain jika sedang bekerja, dan akan bercanda jika mereka tidak sedang
melakukan perkerjaan, kemudian gambaran lain adalah mereka akan saling
membantu jika ada teman kerjanya pada unit bagiannya yang kesulitan dan
pegawai yang kesulitan tidak segan-segan untuk bertanya.83
Para pegawai selalu mengedepankan persatuan, tidak terpecah
antara unit yang satu dengan unit yang lainnya. Salah satu contohnya
adalah mereka bekerja bukan bertujuan untuk mendapatkan prestasi bagi
unit bagian mereka akan tetapi mereka lebih mengedepankan kesuksesan
82
Observasi tanggal 02 April 2017 83
Observasi tanggal 12 April 2017
Page 72
59
dan prestasi bagi seluruh bagian, antar unit pun saling melengkapi, saling
berhubungan, dan berkonsultasi dalam bekerja. Karena mereka
beranggapan kesuksesan mereka adalah kesuksesan bagi BRI Syariah
Jelutung Jambi. Sikap-sikap tersebut tidak hanya berlaku terhadap
pekerjaan maupun antar karyawannya saja akan tetapi juga dimunculkan
dengan adanya pelayanan yang baik kepada nasabah. Ketika informan
ditanya bagaimana cara anda dalam meningkatkan loyalitas nasabah?
Kemudian ia menjawab untuk meningkatkan loyalitas dari nasabah dengan
keterangan sebagai berikut:
“Ya...kami dari bagian pelayanan akan semaksimal mungkin
melakukan pelayanan kepada nasabah biar mereka tetap mau
menjadi nasabah dan mau menggunakan produk-produk dari
kami.”84
Dapat dilihat dengan semangat kerja yang dimiliki oleh setiap
karyawan yang berorientasi pada kepuasan nasabah memang diutamakan
sesuai dengan 7 (tujuh) budaya kerja yang ada di Bank BRI Syariah
Jelutung. Pelayanan yang baik yang dilakukan oleh para karyawan telah
dirasakan oleh nasabah yang ada di Bank BRI Syariah ketika peneliti
bertanya kepada beberapa nasabah perihal bagaimana dengan pelayanan
yang diberikan oleh para karyawan yang ada di Bank BRI Syariah
Jelutung Jambi, maka mereka menjawab sebagai berikut:
“Ya saya merasa senang dengan pelayanan yang diberikan oleh
pihak bank, tiap kali masuk sudah disambut dengan senyum dan
84
Customer Service, Ibu Asnika, wawancara, tanggal 09 April 2017, catatan lapangan,
Jelutung
Page 73
60
ditanya ada keperluan yang bisa dibantu? Meski sepele itu juga
sudah menjadi nilai puls dalam penilaian saya.”85
Bukti lain juga manjelaskan bahwa pelayanan yang ada di bank
BRI Syariah Jelutung Jambi juga sudah memberikan pelayanan yang baik
yaitu, pada saat peneliti melakukan wawancara dengan nasabah yang akan
melakukan pembiyaan dalam hal pengembangan usaha mereka menjawab
sebagai berikut:
“Senengnya saya ndak susah-susah datang ke bank, jadi mereka
yang akan datang kesini untuk mensurvei sekaligus memproses
pembiayaan itu.”86
Dengan pelayanan yang baik dan ramah maka hal tersebut akan
memunculkan rasa nyaman yang akan dirasakan oleh para nasabah. Tidak
hanya berhenti pada rasa senang dan nyaman yang dirasakan oleh nasabah
terhadap bank, akan tetapi juga mereka akan menggunakan produk yang
ada dalam Bank BRI Syariah Jelutung Jambi.
Banyak pendapat yang dimunculkan perihal masalah pelayanan
yang diberikan kepada nasabah. Di satu sisi ada yang menyatakan
bahwasannya mereka sangat nyaman dengan pelayanan yang diberikan
kepada nasabah dan masih menjadi nasabah tetap bank BRI Syariah
Jelutung Jambi. Di sisi lain, mereka menyatakan bahwa pelayanan yang
diberikan oleh pihak Bank BRI Syariah Jelutung Jambi sama saja dengan
pelayanan yang diberikan oleh bank-bank lain.
85
Nasabah BRI Syariah Jelutung Jambi, Bapak Afrianto, wawancara, tanggal 09 April 2017,
catatan lapangan, Jelutung 86
Nasabah BRI Jelutung Jambi, Ibu Fatmawati, wawancara, tanggal 10 April 2017, catatan
lapangan, Jelutung.
Page 74
61
Berkenaan dengan proses pencairan pinjaman yang dilakukan oleh
nasabah mereka menjawab sebagai berikut:
“Prosesya itu yang lama, beda sama bank-bank biasanya dua hari
langsung cair.”87
Meski seperti itu, akan tetapi dari pihak bank masih berusaha
melakukan semua hal dengan semaksimal mungkin, baik itu yang
berkenaan dengan pekerjaan, antar karyawan maupun terhadap nasabah
dengan memegang teguh 7 (tujuh) budaya kerja yang menjadi prioritas
utama dalam pekerjaan.
B. Pola Penerapan MSDI Berbasis Nilai-nilai Islam di BRI Syariah Jelutung
Jambi
Para informan dalam penelitian ini yang dijadikan informan karena
dianggap memenuhi kriteria sebagai narasumber dan memahami proses
manajemen SDM pada bank tersebut. Para informan menjadi objek langsung
bagaimana pendekatan syari‟ah dilakukan dalam proses rekruitmen. Informan
tersebut terdiri dari beberapa orang yang masing-masing berbeda bagian atau
bidang. Peneliti melakukan pengamatan dan melakukan wawancara mendalam
dengan jumlah beberapa informan. Hasil yang didapat dari pengamatan,
ternyata keterangan antar informan tidak terlalu berbeda, bahkan cenderung
sama. Dari sekian informan, peneliti menemukan beberapa hasil wawancara
yang berbeda dengan informan lainnya. Berikut ini pemaparan hasil penelitian
berdasarkan temuan di lapangan. Berikut pola yang tampak di lapangan:
87
Nasabah BRI Jelutung Jambi, Bapak Yoga, wawancara, tanggal 12 April 2017, catatan
lapangan, Jelutung
Page 75
62
1. Proses Rekrutmen Karyawan di BRI Syariah Jelutung Jambi
Proses pemilihan calon tenaga kerja dalam Islam, memiliki
beberapa ketentuan yang bersifat mengikat. Proses ini diawali dengan
menentukan tugas dan tanggungjawab pekerjaan secara terperinci. Pada
periode pertama, pada saat itu perusahaan membuka rekrutmen
dikarenakan faktor kebutuhan tenaga kerja yang mendesak. Rekrutmen
dilakukan dengan merekrut para calon pegawai yang memenuhi kriteria
perusahaan. Oleh karena itu peneliti akan membedakan penerimaan pada
perusahaan di bedakan menjadi dua periode. Dimana periode pertama
yaitu pertama kali perusahaan membuka penerimaan sebagai karyawan,
dan periode kedua yaitu manajemen yang berlangsung selama ini.88
Pada periode pertama dari hasil peneliti melakukan wawancara,
telah diketahui bahwa perusahaan tidak memberikan gambaran mengenai
jenis pekerjaan dengan detail yang akan pelamar tempati. Sebagian besar
dari informan periode pertama tidak mendapatkan informasi tentang
pekerjaan dan gaji yang akan diperoleh mereka. Hal ini didukung dengan
pernyataan beberapa pekerja yang menyatakan sebagai berikut:
“Saya mendapatkan informasi dari temen. Waktu itu saudara saya
merupakan pegawai di bank juga, tapi beda bank. Jadi bisa
mengetahui informasinya.”89
Salah seorang informan lainnya juga menambahkan jika dalam
perekrutan pekerja menggunakan metode yang berbasis syari‟ah seperti
tidak mencantumkan tugas dan tanggungjawab pekerjaan secara terperinci
88
Observasi tanggal 12 April 2017 89
Staff Offoce, Bapak Supar, wawancara, 12 April 2017, catatan lapangan, Jelutung
Page 76
63
dan memprioritaskan pekerjanya beragama Islam, untuk yang perempuan
harus menggunakan hijab dan sebagainya. Berikut penuturan beliau:
“Informasi yang saya dengar secara langsung terdapat persyaratan
atau kriteria tertentu, bahkan ada unsur Islam-Islamnya, hanya saat
itu yang saya mengetahui sedang membutuhkan pekerja di
perusahaan bank ini ya.”90
Hal ini juga didukung dengan pernyataan dari informan di atas
mengatakan sebagai berikut kepada peneliti:
“Dulu saya dapat informansi lowongan, yang masih tetangga saya
dan waktu itu saya tidak dikasih tau kerjaannya untuk posisi apa
yang harus saya lakukan, karena pada awal bekerja masih pegawai
biasa lepas gitu, jadi semua dikerjakan karena bagiannya dan
produksinya masih sedikit (minimalis) dan gaji berapa saja tetap
saya terima.”91
Dari penjelasan informan periode pertama diatas, peneliti
mengambil sebuah kesimpulan bahwa rata-rata informan mendapat
informasi dari teman sejawat yang juga bekerja di bank lain. Sedangkan
untuk jabatan tingkatan staff, informasi diperoleh dari kerabat atau pemilik
langsung. Seperti yang diungkapkan oleh informan berikut ini:
“Saya diminta langsung oleh pimpinan untuk bekerja di sini,
karena Bapak kepala cabang sudah tau kapasitas saya, sedang
untuk syarat Islaminya juga beliau mungkin sudah
mempertimbangkannya.”92
BRI Syariah Jelutung Jambi pada periode pertama terdapat
beberapa informan yang mengetahui informasi mengenai posisi
pekerjaannya dan gaji yang akan dibayarkan, seperti keterangan informan
berikut ini:
90
Staff Office, Bapak Mulyana, wawancara, 13 April 2017, catatan lapangan, Jelutung 91
Staff Office, Bapak Wadi, wawancara, 15 April 2017, catatan lapangan, Jelutung 92
Relationship Officer, wawancara, 18 April 2017, catatan lapangan, Jelutung
Page 77
64
“Saya dijelaskan jenis pekerjaannya dan gajinya berapa melalui
sesi wawancara, dan website yang saya pelajari sendiri untuk cari-
cari info tentang profesi di bank-bank.”93
Menurut keterangan informan di atas, maka peneliti menyimpulkan
bahwa kalau itu semua dapat terjadi karena informasi rekrutmen yang
diperoleh informan hanya dari mulut ke mulut. Maka kejelasan informasi
tergantung kepada orang yang menyampaikan informasi tersebut kepada
informan dan juga melibatkan media internet. Masalah keterbukaan
dibidang rekrutmen di BRI Syariah Jelutung Jambi merupakan hal yang
tidak terjadi pada periode yang lalu. Respoden mengungkap masalah tidak
keterbukaan:
“Penerimaan pekerja ada keterbukaan, baik itu melalui website
resminya, maupun papan informasi di kantor yang bersangkutan.
Alhamdulillah cukup transparan dan jujur sih kalau menurut saya
pribadi.”94
Hal ini juga senada dengan yang disampaikan oleh informan
sebagai berikut:
“Ada keterbukaan informasi, saya bekerja disini langsung
ditempatkan oleh pimpinan perusahaan setelah melewati berbagai
macam proses seleksi yang ada mas.”95
Pendapat penguat berbeda disampaikan oleh informan yang
menyatakan bahwa:
“Masalah rekrutmen tergantung dengan apa yang dibutuhkan oleh
perusahaan, itulah yang dicari dan tidak ada itu yang namanya
tergantung orang dalam.”96
93
Unit Financing Officer, Bapak Sahroni, wawancara, 19 April 2017, catatan lapangan,
Jelutung 94
Relationship Officer, Ibu Zulaika, wawancara, 1 Maret 2017, catatan lapangan, Jelutung 95
Teller, Ibu Wana, wawancara, 2 Maret 2017, catatan lapangan, Jelutung 96
Teller, Ibu Ratih, wawancara, 3 Maret 2017, catatan lapangan, Jelutung
Page 78
65
Akhirnya peneliti menyimpulkan dari penjelasan informan di atas
bahwa tidak ada keterbukaan pada saat proses rekrutmen. Karena
penerimaan pekerja berdasarkan kebutuhan perusahaan, dan alur informasi
rekrutmen terbatas pada kalangan masyarakat sekitar dan keluarga
perusahaan. Mengenai penempatan pekerja yang sesuai dengan minat dan
potensi kerja, menyatakan bahwa perusahaan tidak menanyakan minat dan
keinginan informan dalam bekerja. Wawancara dengan salah seorang
informan lainnya mengatakan sebagai berikut:
“Saya ditempatkan sesuai dengan bidang saya yang saya lamar dan
saya isikan pada formulir penerimaan lapangan pekerjaan.”97
Informan tersebut merupakan seorang sarjana yang sesuai dengan
kualifikasi yang dibutuhkan oleh BRI Syariah Jelutung Jambi. Rekrutmen
periode kedua juga berlangsung dengan seleksi yang transparan dan
menjunjung tinggi aspek keadilan dan kejujuran. Informan lainnya
menyatakan bahwa beliau mendapatkan informasi rekrutmen dari iklan di
media sosial yang menyebutkan syarat-syarat Islami bagi calon pelamar.
Berikut penuturan beliau:
“Saya dapat informasi dari media sosial, kriteria Islamnya hanya
mencantumkan Agama Islam dan perusahaan sedang membuka
lowongan pekerjaan dan berpenampilan Islami. Itu sih yang
kentara banget.”98
Sebagian besar informan periode kedua mendapatkan informasi
mengenai job rekrutmen, seperti yang diungkapkan informan:
97
Customer Service, Ibu Asnika, wawancara, 13 Maret 2017, catatan lapangan, Jelutung 98
Customer Service, Ibu Susi, wawancara, 19 Maret 2017, catatan lapangan, Jelutung
Page 79
66
“Saya dijelaskan mengenai jenis pekerjaan, sedang gaji yang akan
saya peroleh dijelaskan ketika pemanggilan karyawan yang
diterima. Dalam setiap detilnya kita tidak diminta uang atau
diperan gitu ya. Jadinya kita ikut sesuai stepnya aja.”99
Mengenai masalah keterbukaan dalam proses rekrutmen, informan
menyatakan adanya keterbukaan dalam proses rekrutmen. Informan
menyatakan kepada peneliti sebagai berikut:
“Proses rekrutmen di BRI Syariah Jelutung Jambi terbuka, karena
rekrutmen diikuti oleh banyak pelamar.”100
Begitu juga dengan informan lainnya yang juga memberikan
keterangan sebagai berikut:
“Rekrutmennya terbuka banyak yang melamar dan yang diterima
oleh perusahaan hanya beberapa orang saja. Itu pun yang memang
benar-benar sesuai dengan kualifikasi yang diminta.”101
Perusahaan menempatkan pelamar sesuai dengan bidangnya,
dinyatakan oleh informan. Informan tersebut menyatakan bahwa dia
bekerja sesuai dengan bidang yang dia lamar. Salah seorang informan
lainnya telah juga menjelaskan bahwa, pada saat rekrutmen perusahaan
sudah mencantumkan kriteria Islami sebagai syarat pendaftaran. Syarat
tersebut berupa pelamar diwajibkan beragama Islam. Seperti yang
diungkapkan oleh informan berikut kepada peneliti:
“Mengenai informasi rekrutmen diperusahaan sudah membatasi
dengan kriteria beragama Islam, dan secara naluri orang yang mau
mendaftar di sini harus orang yang baik dan cara berpakaian harus
sesuai syar‟i.”102
99
Wawancara, 7 Maret 2017 100
Wawancara, 10 Maret 2017 101
Wawancara, 12 Maret 2017 102
Pimpinan Unit, Bapak Ahmad, wawancara, 13 Maret 2017, catatan lapangan, Jelutung
Page 80
67
Pemberian informasi mengenai jenis pekerjaan dan gaji hanya
diberikan kepada pekerja yang memiliki skill dan pendidikan tinggi
(sarjana) saja. Perusahaan juga melakukan keterbukaan pada saat proses
rekrutmen. Hal ini dibuktikan dengan adanya ujian atau tes untuk pelamar
yang berkeahlian (berpendidikan tinggi). Mengenai minat dan potensi,
perusahaan menempatkan pekerja sesuai dengan bidangnya terutama pada
bagian teller dan costumer service.103
2. Pola Seleksi Karyawan di BRI Syariah Jelutung Jambi
Pada periode pertama perusahaan BRI Syariah Jelutung Jambi
menurut informan menggunakan proses wawancara dengan seleksi dalam
penerimaan karyawan, seperti pernyataan informan sebagai berikut:
“Pada saat itu ada tes macem-macem yang berjenjang, dilihat
orangnya dan semangat kerjanya. Karena pada waktu itu
perusahaan memang sedang membutuhkan SDM yang berkarater
dan sopan.”104
Begitu juga dengan pernyataan salah seorang informan lainnya
yang memberikan keterangannya kepada peneliti sebagai berikut:
“Ada rangkaian tes, tidak langsung masuk dan diterima begitu saja,
yang penting akhlaknya baik. Itu menjadi prioritas perusahaan
kita.”105
Sedangkan informan lainnya juga mengungkapkan sebagai berikut
kepada peneliti:
“Kalau yang sekarang menggunakan proses seleksi dengan
menggunakan beberapa tes dan dicari yang bagus dan sesuai
kebutuhan, ada melakukan tes wawancara juga.”106
103
Observasi tanggal 12 Maret 2017 104
Pimpinan Unit, Bapak Ahmad, wawancara, 15 Maret 2017, catatan lapangan, Jelutung 105
Supervisor, Bapak Budi, wawancara, 16 Maret 2017, catatan lapangan, Jelutung 106
Pimpinan Unit, Bapak Ahmad, wawancara, 17 Maret 2017, catatan lapangan, Jelutung
Page 81
68
Berdasarkan dari hasil penelitian dengan informan periode
pertama, peneliti berpendapat bahwa pada saat itu perusahaan telah
menggunakan proses dan tahapan seleksi dengan menggunakan beberapa
tes kepada para pekerja yang masuk. Hal tersebut diungkapkan oleh
informan bahwa informan telah melakukan tes wawancara dan proses
seleksi dengan selektif. Dari pernyataan informan periode pertama tersebut
dapat disimpulkan bahwa karyawan yang melamar tidak mutlak akan
diterima semua. Hal tersebut mungkin dikarenakan kebutuhan akan tenaga
kerja. Namun, perusahaan lebih mementingkan perilaku yang Islami dari
yang dilihat dari kepribadian dan penampilan kandidat.
Perusahaan pada proses seleksi ini memang lebih selektif dalam
penerimaan pekerja dengan menerapkan proses seleksi. Berdasarkan
penelitian, sebagian besar informan menyatakan bahwa informan
mengetahui tentang proses seleksi. Pernyataan ini didasarkan pada
pengalaman pribadi informan pada saat penyeleksian terhadap dirinya
dilakukan. Diungkapkan oleh salah seorang informan sebagai berikut:
“Perusahaan melakukan beberapa tes yang terdiri dari tes tertulis,
lisan, dan tes kinerja selama 14 hari di semua divisi. “Perusahaan
telah melaksanakan proses seleksi dalam penerimaan, diantaranya
yaitu tes lisan, tertulis, tes kinerja selama 14 hari, setelah lulus dari
tes baru tes training kerja selama 3 bulan barulah diangkat sebagai
karyawan.”107
Informan lainnya mengungkapkan hal yang sama yaitu sebagai
berikut:
107
Pimpinan Unit, Bapak Ahmad, wawancara, 18 Maret 2017, catatan lapangan, Jelutung
Page 82
69
“Proses seleksi telah dilakukan oleh perusahaan untuk
mendapatkan kandidat yang kompeten dengan beberapa tes tertulis
yang meliputi tes agama dan pengetahuan umum, tes lisan dan tes
kerja selama 14 hari.”108
Informan lainnya kemudian memberikan komentar tambahan
kepada peneliti yaitu:
“Dijaring dengan sejumlah tes tertulis diantaranya tes agama dan
pengetahuan umum, tes lisan dan tes kerja selama 14 hari meliputi
tes kinerja, kedisiplinan, dll di semua divisi yang ada.”109
Perusahaan BRI Syariah Jelutung Jambi dari hasil wawancara
dengan informan pada periode pertama, mengenai kandidat yang diambil
oleh perusahaan adalah hanya kandidat yang berkualitas, kandidat
berkarater Islami. Berikut penuturan beliau:
“Dilihat dari akhlaknya, kalau akhlaknya tidak baik, maka akan
dikeluarkan, Tidak tahu tentang hal itu, penting punya semangat
kerja dan beragama Islam.”110
Hal berbeda ditemukan pada informan periode kedua. Berdasarkan
penelitian, informan menyatakan bahwa perusahaan hanya mengambil
kandidat yang berkualitas dan berkompeten berdasarkan pengalaman
pribadi informan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh informan kepada
peneliti sebagai berikut:
“Dijaring dengan tes tertentu, jadi ya berkualitas. Saya
meningkatkan kualitas diri saya berkualitas karena saya mampu
yang dipilih yang kompeten, karena yang diterima hanya yang bisa
mengerjakan tes”111
108
Pimpinan Unit, Bapak Ahmad, wawancara, 19 Maret 2017, catatan lapangan, Jaluko 109
Supervisor, Bapak Budi, wawancara, 20 Maret 2017, catatan lapangan, Jaluko 110
Pimpinan Unit, Bapak Ahmad, wawancara, 21 Maret 2017, catatan lapangan, Jaluko 111
Supervisor, Bapak Budi, wawancara, 22 Maret 2017, catatan lapangan, Jaluko
Page 83
70
Hal serupa juga disampaikan kepada informan sebagai berikut
kepada peneliti:
“Tentunya yang berkualitas, karena dari beberapa kandidat yang
mendaftar, hanya beberapa orang saja yang diterima.”112
Pihak manajemen yang diwakili oleh perusahaan menjelaskan
bahwa:
“Perusahaan hanya mengambil kandidat yang berkualitas dan
kompeten dengan melalui beberapa tahapan tes tertentu kepada
para kandidat meliputi tes tertulis/pengetahuan agama dan umum,
wawancara, membaca Al-Qur‟an. Hal tersebut diterapkan supaya
perusahaan bisa menempatkan kandidat sesuai dengan
keahliannya. Selain itu, perusahaan juga akan memperhatikan
kandidat dalam mempraktikkan faktor Islami yang meliputi
kedisiplinan, kejujuran, ibadah, sopan santun, dan kinerjanya.”113
Informan lainnya menambahkan pula keterangan yaitu sebagai
berikut:
“Sedangkan pada periode perekrutan ini ya, perusahaan mencari
kandidat yang berkualitas dengan menekankan pada pendekatan
agama, karena dulu perusahaan menilai pekerja itu berkualitas atau
tidak hanya dilihat dari agamanya saja. Karena perusahaan percaya
kalau orang muslim yang baik akan bekerja dengan baik pula,
karena dia akan selalu merasa diawasi oleh Allah SWT.”114
3. Pola Kontrak Kerja Karyawan BRI Syariah Jelutung Jambi
Kontrak kerja akan sangat berguna jika terjadi perselisihan antara
kedua pihak. Pentingnya kontrak kerja disini, ternyata tidak terlalu
dianggap penting oleh perusahaan. Salah seorang informan menyatakan
sebagai berikut:
“Mereka mendapatkan kontrak kerja dan mereka langsung masuk
(bekerja) karena kontrak kerja ini harus jelas dulu, supaya
112
Pimpinan Unit, Bapak Ahmad, wawancara, 23 Maret 2017, catatan lapangan, Jelutung 113
Supervisor, Bapak Budi, wawancara, 24 Maret 2017, catatan lapangan, Jelutung 114
Pimpinan Unit, Bapak Ahmad, wawancara, 25 Maret 2017, catatan lapangan, Jelutung
Page 84
71
perusahaan dan karyawan dapat sama-sama menjadi jelas akan
tugas masing-masing.”115
Hal lainnya yang senada dengan informan di atas juga
diungkapkan Informan kepada peneliti sebagai berikut:
“Saya agak lupa, seingat saya dapat kontrak kerja pertama kali
masuk kerja yang isinya tentang jenis pekerjaan, ketentuan bekerja,
lama waktu kerja, gaji, jaminan kesehatan, keselamatan kerja, dan
pensiun.”116
Informan lainnya menyatakan pula sebagai berikut:
“Mereka dikasih kontrak kerja, mereka diberi tahu oleh pimpinan
kalau hendaknya kontrak kerja dipatuhi dengan niat yang jujur.
Serta menjadikan pelayanan kepada nasabah sebagai ibadah.”117
Hal yang senada juga di ungkapkan oleh informan yang
menyatakan bahwa:
“Masa training 3 bulan kemudian diangkat sebagai karyawan.”118
Berbeda dengan pernyataan informan yang juga merupakan
informan lainnya yang mengatakan kepada peneliti keterangannya sebagai
berikut:
“Ada kontraknya, tentang kerja tiga bulan training, jika baik nanti
diangkat menjadi karyawan dan apabila tahun kinerjanya bagus,
maka akan menjadi karyawan tetap. kontrak kerja hanya terdiri dari
jenis pekerjaan, gaji, waktu kerja, jaminan kesehatan, keselamatan
kerja, dan pensiun.”119
115
Penaksir Gadai, Bapak Mana, wawancara, 23 Maret 2017, catatan lapangan, Jelutung 116
Account Officer, Bapak Toni, wawancara, 25 Maret 2017, catatan lapangan, Jelutung 117
Account Officer, Bapak Sukardi, wawancara, 27 Maret 2017, catatan lapangan, Jelutung 118
Supervisor, Bapak Budi, wawancara, 28 Maret 2017, catatan lapangan, Jelutung 119
Supervisor, Bapak Budi, wawancara, 29 Maret 2017, catatan lapangan, Jelutung
Page 85
72
Berdasarkan penjelasan informan di atas, peneliti menyimpulkan
bahwa mengenai kontrak kerja. Perusahaan memberikan kontrak kerja
kepada seluruh karyawannya.120
“Pihak manajemen perusahaan BRI Syariah Jelutung Jambi
menyatakan bahwa kontrak kerja diberikan kepada pekerja yang
memiliki pendidikan tinggi dan skill atau ketrampilan bahkan juga
OB semua dihargai dengan kontrak kerja yang adil.”121
4. Pola Penilaian Kinerja Karyawan BRI Syariah Jelutung Jambi
Setiap pekerjaan yang dilakukan pasti akan dilakukan penilaian.
Begitu pula dengan kinerja para pekerja tentunya akan mendapatkan
penilaian dari pihak perusahaan. Penilaian kinerja merupakan timbal balik
antara pekerja dengan perusahaan. Berdasarkan keterangan informan,
penilaian dilakukan setiap tahun sekali. Penilaian kinerja di BRI Syariah
Jelutung Jambi biasanya dilakukan baik secara formal maupun non
formal.122
Menurut seluruh informan pada perusahaan, penilaian kinerja
dilakukan secara non formal. Karena informan tidak mengisi formulir dan
sebagainya mengenai pekerjaan mereka. Informan menyatakan bahwa
kinerja mereka diawasi oleh atasan atau supervisor disetiap masing-masing
divisi dengan salah satu kriteria Islam (sholat, kejujuran, cara
berpenampilan, dan lain sebagainya.123
Dari penjelasan informan tersebut, peneliti mengambil kesimpulan
bahwa penilaian kinerja dilakukan oleh perusahaan dalam bentuk non
120
Observasi tanggal 30 Maret 2017 121
Staff Office, Ibu Marwah, wawancara, 1 April 2017, catatan lapangan, Jelutung 122
Observasi tanggal 2 April 2017 123
Observasi tanggal 3 April 2017
Page 86
73
formal, yang mana penilaian kinerja dilakukan oleh atasan atau supervisor
di masing-masing divisi yang membawahi anak buah. Penilaian kinerja
yang dilakukan perusahaan menurut semua informan telah memenuhi asas
keadilan dan kesamaan. Berikut ini pernyataan salah seorang informan
kepada peneliti:
“Setiap bekerja diawasi oleh atasan dan dalam hal ini tidak ada
yang dibeda-bedakan, salah satu kriteria penilaian berperilaku
Islami. Hal ini lah yang paling ditekankan kepada karyawan kami
di sini. Dinilai secara adil, tidak ada yang dibeda-bedakan satu
sama lain Dalam penilaian terdapat salah satu kriteria Islam,
mengenai kriteria Islam harus dipenuhi, tapi saya jalankan apa
adanya seperti di rumah. Penilaian tentunya dilakukan oleh atasan
dan dalam penilaian semua pekerja disamakan, dalam penilaian
ada salah satu kriteria Islam seperti sholat, berpenampilan, dll slalu
diawasi. Tentunya itu juga bisa buat koreksi diri atau
muhasabah.”124
Informan lainnya menambahkan pula:
“Penilaian dilakukan secara terbuka, dalam artian setiap pekerja
yang melakukan kesalahan mendapat teguran atau peringatan.”125
Hal yang sama juga disampaikan oleh Informan lainnya yang
menyatakan kepada peneliti sebagai berikut:
“Adil dalam menilai, tergantung pekerjaan, tanggungjawab dan
cara berperilaku.”126
Informan lainnya juga memberikan keterangan tambahan kepada
peneliti yakni sebagai berikut:
“Penilaian dilakukan supervisor di masing-masing divisi
perusahaan dengan menggunakan kriteria Islam seperti kejujuran,
penampilan, Ibadah, dan amanah sebagai salah satu perilaku
124
Pimpinan Unit, Bapak Ahmad, wawancara, 3 April 2017, catatan lapangan, Jelutung 125
Unit Financing Officer, wawancara, 4 April 2017, catatan lapangan, Jelutung 126
Staff Office, Bapak Wadi, wawancara, 5 April 2017, catatan lapangan, Jelutung
Page 87
74
penilaian karena manajemen perusahaan berbasis Islam, maka hal
itu merupakan pondasi dasar perusahaan.”127
Informan selanjutnya juga mengomentari:
“Penilaian dilakukan oleh atasan. Salah satunya kriteria Islam.
Karena sholat dan cara berpenampilan saja diawasi. Kalau tidak
berjama‟ah dan memakai kerudung namun pakaiannya ketat
ditegur... ya ga papa buat bekal diri sendiri juga.”128
Informan lainnya juga mengatakan sebagai berikut:
“Penilaian kinerja selain diawasi oleh atasan atau supervisor,
informan menyatakan bahwa penilaian dan pengawasan terhadap
pekerja dilakukan oleh Allah SWT. Sehingga informan tersebut
merasa harus bertanggungjawab terhadap apa yang dikerjakan.”129
Diungkapkan oleh Informan sebagai berikut:
“Penilaian dilakukan dengan melihat kinerja atasan, dan percaya
atau yakin bahwa setiap umat manusia selalu diawasi oleh Allah
SWT yang Maha melihat. Jadi, harus bertanggungjawab.”130
Seperti yang disebutkan di atas, penilaian kinerja merupakan
timbal balik antara perusahaan dan pekerja. Ketika perusahaan mengetahui
bahwa pekerja telah bekerja dengan baik, maka perusahaan akan
memberikan penghargaan kepada pekerja tersebut sebagai hadiah atas
kerja kerasnya selama ini. Penghargaan tersebut berupa piagam maupun
dalam bentuk lainnya. Sedangkan bagi karyawan yang berbuat kesalahan
maka akan mendapat konsekuensi sesuai kebijakan yang berlaku pada
perusahaan. Seperti yang diungkapkan informan berikut ini:
“Satu tahun sekali setiap acara halal bihalal karyawan berprestasi
mendapatkan amplop dan penghargaan. Pada saat karyawan
berbuat salah, maka pada hari itu juga akan mendapat teguran,
127
Pimpinan Unit, Bapak Ahmad, wawancara, 6 April 2017, catatan lapangan, Jelutung 128
Staff Office, Ibu Marwah, wawancara, 7 April 2017, catatan lapangan, Jelutung 129
Staff Office, Bapak Supar, wawancara, 4 April 2017, catatan lapangan, Jelutung 130
Staff Office, wawancara, 5 April 2017, catatan lapangan, Jelutung
Page 88
75
kemudian dibina, kalau masih berlanjut di SP 1 sampai 3
dikeluarkan.”131
Informan lainnya juga menyatakan:
“Berprestasi mendapat amplop dan piagam dan yang bersalah
mendapat teguran.”132
Informan lainnya juga menambahkan keterangan lainnya sebagai
berikut:
“Setiap tahunnya dipilih dua karyawan berprestasi disetiap divisi
yang nantinya diberi penghargaan dan amplop berupa uang. Bagi
yang bermasalah akan mendapatkan SP (Surat Peringatan).”133
Menurut beberapa informan, terdapat pekerja yang menyatakan
bahwa pekerja yang berprestasi hanya mendapatkan tambahan gaji dan
bagi pekerja yang bermasalah akan ditegur dan dibina. Berikut pernyataan
informan kepada peneliti:
“Dulu ada, dikasih uang, tapi, kemarin pekerja bagian produksi ada
yang dapat piagam dan amplop, tapi saya tidak tau apa isi amplop
tersebut. mengenai yang bermasalah dulu hanya ditegur kalau
sekarang dapat SP.”134
Informan lainnya juga memberikan keterangan tambahan:
“Dulu ada pekerja berprestasi, berupa uang. Kalau yang sekarang
berupa piagam dan uang yang jumlahnya saya tidak tahu dan untuk
karyawan yang bermasalah dulu cuma dibina, sekarang dibina dan
di SP.”135
Informan lainnya juga memberikan keterangannya:
“Dulu ada, tapi hanya bagian tertentu, biasanya berupa uang. Yang
bersalah dapat teguran dan binaan.”136
131
Teller, Ibu Wana, wawancara, 6 April 2017, catatan lapangan, Jelutung 132
Teller, Ibu Ratuh, wawancara, 7 April 2017, catatan lapangan, Jelutung 133
Teller, Wawancara, 8 April 2017, catatan lapangan, Jelutung 134
Customer Service, wawancara, 9 April 2017, catatan lapangan, Jelutung 135
Account Officer, Bapak Toni, wawancara, 10 April 2017, catatan lapangan, Jelutung 136
Account Officer, Bapak Sukiman, wawancara, 11 April 2017, catatan lapangan, Jelutung
Page 89
76
Selanjutnya penjelasan dari pihak manajemen yang diwakili oleh
kepala HRD berikut pernyataan informan:
“Proses penilaian kinerja dilakukan setiap hari oleh supervisor di
masing-masing divisi dengan salah satu kriteria Islam seperti
kehadiran sholat berjama‟ah, cara berpenampilan, serta kehadiran
pekerja dalam kegiatan ibadah lainnya yang diadakan perusahaan
dan penilaian selanjutnya dari perilaku pekerja selama bekerja, dan
hasil dari itu semua nantinya direkap perbulan dan dilaporkan ke
HRD. Mengenai penilaiannya perusahaan mengklaim bahwa tidak
ada praktik favoritisme pada saat penilaian. Karena perusahaan
selalu menekankan keadilan dan keterbukaan dalam menerapkan
proses penilaian kinerja.”137
Penilaian kinerja menurut perusahaan menekankan pada keadilan
dan keterbukaan pada saat penilaian. Mengenai tahapan yang dilakukan
oleh perusahaan terhadap pekerja yang berprestasi dan bermasalah,
informan mengatakan:
“Dulu sekitar 9 tahun yang lalu, perusahaan hanya memberi uang
saja. Tapi untuk jabatan tertentu perusahaan memberikan tambahan
gaji dalam satu tahun sekali. Setelah perusahaan perkembangannya
sangat pesat, untuk karyawan yang berprestasi setiap tahunnya tiap
divisi diambil dua pekerja yang berprestasi, karyawan tersebut
akan mendapatkan piagam penghargaan dan amplop berupa uang.
Untuk karyawan yang bermasalah, pertama dilakukan pembinaan,
bila berlanjut akan diberi SP 1, sampai 3 pekerja akan dikeluarkan.
Tapi sampai saat ini perusahaan BRI Syariah Jelutung Jambi belum
menemukan karyawan yang bermasalah.”138
5. Pelatihan dan Pengembangan Karyawan BRI Syariah Jelutung
Jambi
Program pelatihan dan pengembangan seharusnya dilakukan secara
rutin oleh perusahaan dalam rangka meningkatkan ketrampilan pekerja,
sehingga dapat meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan oleh
137
Supervisor, Bapak Budi, wawancara, 10 April 2017, catatan lapangan, Jelutung 138
Pimpinan Unit, Bapak Ahmad, wawancara, 11 April 2017, catatan lapangan, Jelutung
Page 90
77
perusahaan. Berdasarkan dari keterangan informan, peneliti
menyimpulkan bahwa proses pelatihan dan pengembangan pada
perusahaan jarang dilakukan. Karena pelatihan hanya diberikan kepada
para pekerja ketika masa training dan pelatihan dilakukan pada saat
dirasa dibutuhkan.
Sedangkan pelatihan yang rutin berupa pelatihan yang diadakan
setiap satu bulan sekali yang lebih bersifat ibadah. Hal ini didukung oleh
pernyataan informan yang menyatakan:
“Pelatihan dilakukan ketika awal training langsung sama para ahli
yang berpengalaman. Tapi pelatihan dan pengembangan yang
bersifat religius dilakukan secara rutin, diharapkan pekerja dapat
mengamalkan isinya dan menjadi manusia yang lebih spiritual.”139
Informan lainnya menyatakan pula:
“Proses pelatihan hanya diberikan ketika masa training selama 3
bulan dan kultum maupun pengajian rutin setiap satu minggu
sekali dan sebulan sekali.”140
Informan lainnya juga menambahkan keterangan sebagai berikut:
“Pelatihan rutin berupa aspek religius seperti kultum, pengajian,
dan pundi amal sosial setiap sebulan sekali. Pelatihan rutin berupa,
kultum dan pengajian jadi menambah semangat dan ilmu Pelatihan
dilakukan oleh karyawan baru selama 3 bulan, tapi setelah bekerja
pelatihan dan pengembangan jarang diberikan. paling tidak 2/3 kali
per bulannya.”141
Selain menanyakan tentang penerapan pelatihan dan
pengembangan pada perusahaan BRI Syariah KCP Sipin Jambi, peneliti
menanyakan kepada informan apakah perusahaan selalu memberikan
motivasi dan dorongan kepada pekerja untuk senantiasa meningkatkan
139
Pimpinan Unit, Bapak Ahmad, wawancara, 12 April 2017, catatan lapangan, Jelutung 140
Unit Financing Officer, wawancara, 13 April 2017, catatan lapangan, Jelutung 141
Supervisor, Bapak Budi, wawancara, 14 April 2017, catatan lapangan, Jelutung
Page 91
78
kualitas diri dengan baik. Berikut pernyataan informan mengenai hal
tersebut:
“Setiap harinya sebelum bekerja slalu dikasih motivasi oleh atasan.
Tentunya setiap hari sebelum bekerja, motivasi selalu disampaikan
oleh atasan dan saat brifing setiap sebulan sekali pekerja bisa
menyampaikan saran dan keluhan kepada pimpinan langsung.”142
Informan lainnya juga memberikan keterangan:
“Senantiasa, paling tidak diberi motivasi oleh para staff juga
supervisor bahkan pemilik perusahaan secara langsung melalui
brifing.”143
Informan yang lainnya kemudian menyatakan pula:
“Of course, dengan cara mengedepankan musyawarah untuk
meningkatkan kualitas produktivitas serta motivasi dari atasan
untuk meningkatkan loyalitas pekerja supaya kesejahteraan
meningkat, dan dapat tausiyah sebulan sekali dari ustadz luar.”144
Bentuk motivasi yang diberikan perusahaan BRI Syariah Jelutung
Jambi lebih menekankan untuk meningkatkan loyalitas, disiplin dan
motivasi. Perusahaan juga senantiasa untuk memperbaiki kepribadian
pribadi. Motivasi tersebut tidak hanya disampaikan oleh pimpinan,
supervisor, dan staff perusahaan saja, tapi juga disampaikan kepada ustad
yang berasal dari luar perusahaan setiap satu bulan sekali pada saat
pengajian maupun kultum dilaksanakan.
“Perusahaan selalu mendorong pekerja dengan memberikan
motivasi setiap hari secara langsung dan melaksanakan pengajian
maupun kultum secara rutin setiap 1 minggu sekali di rumah Ibu
Pudji dan sebulan sekali di masing-masing divisi dengan tausiyah
yang disampaikan oleh ustad luar. Karena manusia terdiri dari
jasmani dan rohani, maka dengan dilaksanakannya hal tersebut
142
Pimpinan Unit, Bapak Ahmad, wawancara, 15 April 2017, catatan lapangan, Jelutung 143
Unit Financing Officer, Bapak Sahroni, wawancara, 20 April 2017, catatan lapangan,
Jelutung 144
Supervisor, Bapak Budi, wawancara, 21 April 2017, catatan lapangan, Jelutung
Page 92
79
pekerja bisa bekerja dengan semangat serta memiliki kepribadian
yang bagus dan tanggungjawab yang bagus juga.”145
6. Pola Pemberian Kompensasi terhadap Karyawan BRI Syariah
Jelutung
Kompensasi merupakan suatu hal yang vital dalam hubungan
antara perusahaan dan pekerja. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, dalam pemberian upah perusahaan BRI Syariah Jelutung Jambi
menggunakan aspek loyalitas sebagai tolak ukur yang pertama kinerja,
pendidikan, keahlian kerja, dan aspek keagamaan. Hal ini didasari pada
pernyataan informan sebagai wakil dari perusahaan.
“Dilihat dari beberapa aspek, diantaranya yaitu aspek kinerja
pekerja, pendidikan, skill, lama bekerja, dan faktor keagamaan.”146
Berbicara tentang pembayaran upah pekerja sangatlah penting bagi
perusahaan. Karena motivasi seseorang dalam bekerja biasanya untuk
mendapatkan balas jasa atas pekerjaan yang telah dilakukannya dan
perusahaan tidak boleh menganggap upah atau gaji pekerja sebagai beban
dalam usaha, tetapi sebaliknya menganggap upah atau gaji itu sebagai
salah satu faktor dalam keberhasilan produksi. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan peneliti tidak menjumpai adanya masalah dalam sistem
kompensasi. Seluruh informan menyatakan bahwa upah mereka selalu
dibayarkan oleh perusahaan secara tepat waktu. Berikut ini pernyataan dari
beberapa informan:
145
Relationship Officer, Bapak Munarman, wawancara, 22 April 2017, catatan lapangan,
Jelutung 146
Pimpinan Unit, Bapak Ahmad, wawancara, 15 April 2017, catatan lapangan, Jelutung
Page 93
80
“Tidak pernah telat pas gajian. Selalu tepat tidak pernah terlambat.
Pekerjaan kami merasa dihargai sebab adanya pembagian gaji yang
selalu tepat waktu.”147
C. Dampak Penerapan MSDI di BRI Syariah Jelutung Jambi
1. Munculnya Nilai-nilai Islam dalam proses Rekrutmen
Proses rekrutmen sudah mengalami perbedaan, yaitu proses
rekrutmen yang diterapkan di Perusahaan BRI Syariah Jelutung Jambi
didasarkan pada kebutuhan. Artinya proses rekrutmen ini dilaksanakan
setelah adanya analisa kebutuhan akan karyawan baru, hal ini bertujuan
agar tidak terjadi kesalahan dalam perekrutan hingga penempatannya dan
proses rekrutmen dilaksanakan secara terbuka dengan mencantumkan
kriteria Syari‟ah. Hal ini dibuktikan dengan adanya ujian atau tes yang
dilakukan oleh pelamar. Oleh karena itu, rekrutmen merupakan langkah
awal untuk memperoleh pekerja yang berkualitas, yang dapat mendukung
Perusahaan dalam mewujudkan target yang telah ditetapkan.148
Proses yang diterapkan ini sama dengan teori yang dikemukakan
Hasibuan yakni pengadaan karyawan harus didasarkan pada prinsip apa
dan siapa. Apa maksudnya kita harus terlebih dahulu menetapkan
pekerjaan-pekerjaannya berdasarkan uraian pekerjaan. Siapa, artinya kita
mencari orang-orang yang tepat untuk menduduki jabatan tersebut
berdasarkan spesifikasi pekerjaan.149
147
Pimpinan Unit, Bapak Ahmad, wawancara, 15 April 2017, catatan lapangan, Jelutung 148
Observasi tanggal 12 April 2017 149
Malayu Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi Aksara,
2009), hlm. 184
Page 94
81
Sedangkan pengadaan karyawan berdasarkan siapa baru apa akan
menimbulkan mismanajemen dalam penempatannya. Penempatan
karyawan yang jauh di luar kemampuannya mengakibatkan moral kerja
dan kedisiplinan karyawan menjadi rendah. Jadi, karyawan harus
ditempatkan sesuai dengan kemampuannya.
Selain itu, proses rekrutmen tersebut sesuai dengan apa yang
ditawarkan Islam melalui Hadist Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan
oleh Bukhari sebagai berikut:
Artinya: Abu Hurairah meriwayatkan; suatu ketika kami berada di satu
majelis bersama Rasulullah sedang memperbincangkan satu
kaum yang barusan datang, beliau bersabda : “Jika amanat
telah disia-siakan, tunggu saja kehancuran terjadi”. Ada
seorang sahabat bertanya: “Bagaimana maksud amanat disia-
siakan?” Nabi menjawab: “Apabila suatu urusan diserahkan
kepada orang yang bukan ahlinya maka tunggulah masa
kehancurannya.”(HR. Bukhari).150
Dari hadist diatas dapat dijelaskan bahwa ketika suatu jabatan diisi
oleh seseorang yang bukan ahlinya maka bukan kebaikan yang diperoleh.
Akan tetapi, kemungkinan besar yang akan timbul adalah kerusakan
karena orang tersebut tidak memiliki keahlian dibidang tersebut. Adapun
perbedaan tersebut terletak pada dasar atau prinsip dari keduanya
manajemen itu sendiri. Dalam manajemen sumber daya manusia secara
Islam yang menjadi dasar adalah nilai-nilai keimanan, ketauhidan, konsep
adil dan karakter Rasulullah SAW (Siddiq, Amanah, Fathanah dan
Tabligh).151
150
Imam Abi Muhammad, Soheh Bukhari Juz 7 (Libanon: Darul Kutub Alamiyah, tt), hlm.
241 151
Observasi tanggal 23 Maret 2017
Page 95
82
2. Munculnya Nilai-nilai Islam pada Pola Seleksi di BRI Syariah
Jelutung Jambi
Selain syarat-syarat tersebut, masih ada syarat-syarat lain yang
wajib dipenuhi oleh para pelamar, yakni beragama Islam, jujur (Shidiq),
tanggung jawab (Amanah), dapat berkomunikasi dengan baik (Tabligh),
profesional (Fathonah), dapat bekerjasama (Ta‟awun), tekun (Istiqomah).
Menurut Roni Syaputra selaku kepala perusahaan syarat-syarat tersebut
merupakan syarat utama yang harus dimiliki oleh pelamar.152
Syarat-syarat tersebut dapat diketahui ketika mereka yang
mengikuti uji praktik bagi calon yang lulus uji tertulis maupun wawancara
dengan masa penilaian selama hari yaitu 14 hari untuk masa pengenalan
dan training dan 76 hari untuk masa percobaan. Tapi yang paling sulit
adalah mengetahui kejujuran seseorang. Perusahaan ada tes kejujuran
(polygraph) yaitu semacam tes integritas dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan secara langsung pada pelamar.153
Analisis penulis yaitu bahwa apa yang dilakukan oleh perusahaan
ini sama seperti yang dilakukan oleh Nabi Syu‟aib a.s. ketika beliau
hendak merekrut Nabi Musa a.s. sebagai karyawan (pekerjanya). Melalui
saran yang diberikan oleh putrinya kemudian Nabi Syu‟aib mengecek
kebenaran saran putrinya. Setelah beliau mengetahui bahwa Nabi Musa
adalah memang orang yang jujur dan dapat bertanggungjawab maka ia
152
Observasi tanggal 20 April 2017 153
Observasi tanggal 21 April 2017
Page 96
83
menjadikan Nabi Musa sebagai karyawannya. Hal ini sebagaimana tertulis
dalam Al- Qur‟an QS. Al-Qashash : 26, sebagai berikut:
Artinya: “Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku
ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena
Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk
bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat
dipercaya." (QS. Al-Qashas : 26).154
3. Munculnya Nilai-nilai Islam dalam Pelaksanaan Test di BRI Syariah
Jelutung Jambi
Adapun bentuk-bentuk tes yang dilaksanakan perusahaan BRI
Syariah Jelutung Jambi adalah tes tertulis dan wawancara. Calon karyawan
dapat mengikuti tes-tes tersebut apabila telah lulus dari penilaian
persyaratan pendaftaran, penilaian hasil uji tertulis dilakukan oleh tim
HRD, kemudian pemanggilan untuk mengikuti wawancara bagi calon
yang nilai uji tertulisnya dinyatakan lulus biasanya disuruh membaca Al-
Qur‟an.155
Menurut analisis penulis, pelaksanaan tes dilaksanakan oleh
perusahaan guna untuk mengetahui psikologi dan kemampuan kompeten
dari sekian banyak calon karyawan supaya perusahaan bisa menempatkan
posisi atau jabatan yang kosong untuk calon karyawan tersebut sesuai
154
Tim Penerjemah Depag RI, Al-Quran dan Terjemahnya (Bandung: Diponegoro, 2008),
hlm. 242 155
Observasi tanggal 20 April 2017
Page 97
84
dengan kemampuan dan keahliannya. Hal ini sesuai dengan firman Allah
SWT dalam Surah al-Ankabut ayat ke-3 yang berbunyi:
Artinya: “Dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang
sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-
orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-
orang yang dusta.” (Al-Ankbut : 3).156
4. Munculnya Nilai-nilai Islam pada Sistem Kontrak Kerja di BRI
Syariah Jelutung Jambi
Karyawan yang berpendidikan tinggi kontrak kerja diserahkan
secara tertulis dan karyawan dijelaskan mengenai isi kontrak kerja oleh
pihak manajemen. Penulis menyimpulkan bahwa terdapat keadilan
mengenai kontrak kerja. Menurut analisis penulis, penerapan kontrak kerja
pada BRI Syariah Jelutung Jambi meskipun belum berjalan sesuai dengan
yang diharapkan, namun kontrak kerja yang diterapkan tidak melenceng
dari ketentuan manajemen Syari‟ah.157
Karena kontrak kerja dilakukan secara terbuka kepada karyawan.
Dengan begitu pekerja bisa mengukur kesanggupannya dalam menjalani
pekerjaannya. Sehingga pekerja tidak merasa terbebani dengan
pekerjaannya diluar kapasitasnya. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-
Baqarah ayat 286 yang berbunyi sebagai berikut:
156
Tim Penerjemah Depag RI, Al-Quran dan Terjemahnya (Bandung: Diponegoro, 2008),
hlm. 272 157
Observasi tanggal 12 April 2017
Page 98
85
Artinya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang
diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang
dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan Kami, janganlah
Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau Kami tersalah. Ya
Tuhan Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami beban
yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang
sebelum kami. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan
kepada Kami apa yang tak sanggup Kami memikulnya. beri
ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami.
Engkaulah penolong Kami, Maka tolonglah Kami terhadap
kaum yang kafir." (QS. Al-Baqarah : 286).158
Selain itu, kontrak kerja di perusahaan telah sesuai dengan teori
yang dikemukakan oleh Naqiyudin al-Nabahani sebagaimana yang dikutip
oleh Oktania bahwa seorang pekerja melakukan pekerjaannya, pekerja
tersebut terikat dalam beberapa hal, diantaranya yaitu : ketentuan kerja,
jenis pekerjaan, waktu kerja, dan tenaga yang dicurahkan saat bekerja
Apabila isi kontrak kerja tidak dijelaskan dengan jelas, maka kontrak kerja
tidak sah. Sebagaimana sabda Rasulullah saw sebagai berikut:
Artinya : Dari Abu Sa‟id Al-Khudry r.a. bahwa Nabi saw, bersabda,
“orang yang mempekerjakan seorang pekerja hendaknya ia
menyebutkan atau menentukan upahnya” (Riwayat Abu Razzaq
dalam hadist munqathi. Hadisnya muttasil menurut Al-Baihaqi
dari jalur Abu Hanifah).
158
Tim Penerjemah Depag RI, Al-Quran dan Terjemahnya (Bandung: Diponegoro, 2008),
hlm. 128
Page 99
86
5. Munculnya Nilai-nilai Islam pada Penilaian Kinerja Karyawan di
BRI Syariah Jelutung Jambi
Konsep yang diterapkan BRI Syariah Jelutung Jambi menurut
analisis penulis sudah sesuai dengan teori yaitu bahwa penilaian kinerja
tidak hanya dilakukan pada saat bekerja, tetapi juga dalam setiap tingkah
laku perbuatan kita di dunia selama masa hidup, karena nantinya akan
mendapat penilaian oleh Allah SWT. Oleh karena itu, bagi setiap muslim
diajarkan untuk senantiasa berhati-hati dalam kehidupannya dan tidak
hanya pada saat bekerja.159
Menurut Ali dalam Junaidah Hasyim sebagaimana yang dikutip
oleh Oktania, penilaian kinerja berdasarkan aturan Al-Qur‟an
dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu rencana. Kontraktual,
tanggungjawab pribadi, dan penilaian pekerjaan oleh Allah SWT. Selain
itu, dalam evaluasi penilaian terdapat dua metode, diantaranya yaitu:
Evaluasi berdasarkan pertimbangan dan evaluasi berdasarkan perilaku,
yang menggunakan pernyataan yang berhubungan dengan sifat,
kepribadian, dan karakter dari pekerja (kesopanan, kebenaran, kebaikan,
tanggungjawab, pelaksanaan pilar-pilar Islam).160
Selain itu, Penilaian yang dilakukan secara periodik akan
memberikan banyak manfaat bagi organisasi atau perusahaan karena dapat
menentukan hal-hal apa saja yang dapat berjalan dengan baik dalam
jangka panjang, dan bagi individu dapat digunakan untuk bahan evaluasi
159
Observasi tanggal 2 Mei 2017 160
Saifuddin Bachrun, Buku Induk MSDI-Human Capital Syari‟ah (Jakarta: Sinar Media
Abadi, 2014), hlm. 208.
Page 100
87
diri terhadap pekerjaan yang telah dilakukan guna mengetahui kekeliruan
yang terjadi dan mencegah hal itu terulang kembali pada masa yang akan
datang.161
Firman Allah SWT QS. Al-Infithaar ayat 5 berbunyi sebagai
berikut:
Artinya: “Maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan
dan yang dilalaikannya.” (QS. Infithar : 5).162
Dengan adanya penilaian kinerja, karyawan akan dapat menilai
bagaimana kinerja dalam periode tertentu sehingga diharapkan adanya
tindakan perbaikan yang diambil.
6. Munculnya Nilai-nilai Islam Pelatihan dan Pengembangan BRI
Syariah Jelutung Jambi
Konsep yang diterapkan perusahaan menurut analisis penulis sudah
sesuai dengan teori Saifuddin Bachrun, yaitu bahwa penilaian kinerja tidak
hanya dilakukan pada saat bekerja, tetapi juga dalam setiap tingkah laku
perbuatan kita di dunia selama masa hidup, karena nantinya akan
mendapat penilaian oleh Allah SWT. Oleh karena itu, bagi setiap muslim
diajarkan untuk senantiasa berhati-hati dalam kehidupannya dan tidak
hanya pada saat bekerja. Menurut analisa peneliti, penilaian kinerja
berdasarkan aturan Al-Qur‟an dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu
rencana, kontraktual, tanggung jawab pribadi, dan penilaian pekerjaan
oleh Allah SWT. Selain itu, dalam evaluasi penilaian terdapat dua metode,
161
Ibid. 162
Tim Penerjamah Depag RI, Al-Quran dan Terjemahnya (Bandung: Dipenegoro, 2008),
hlm. 742
Page 101
88
diantaranya yaitu: Evaluasi berdasarkan pertimbangan dan evaluasi
berdasarkan perilaku, yang menggunakan pernyataan yang berhubungan
dengan sifat, kepribadian, dan karakter dari pekerja (kesopanan,
kebenaran, kebaikan, tanggungjawab, pelaksanaan pilar-pilar Islam).163
Selain itu, Penilaian yang dilakukan secara periodik akan
memberikan banyak manfaat bagi organisasi atau perusahaan karena dapat
menentukan hal-hal apa saja yang dapat berjalan dengan baik dalam
jangka panjang, dan bagi individu dapat digunakan untuk bahan evaluasi
diri terhadap pekerjaan yang telah dilakukan guna mengetahui kekeliruan
yang terjadi dan mencegah hal itu terulang kembali pada masa yang akan
datang.164
7. Munculnya Nilai-nilai Islam pada Pemberian Upah Karyawan BRI
Syariah Jelutung Jambi
Menurut analisis penulis, penerapan kompensasi di perusahaan
BRI Jelutung Jambi sudah sesuai dengan pengertian teori kompensasi
yakni kompensasi didalamnya menyangkut sistem penggajian yang adil.
Adil berarti mempersamakan sesuatu dengan yang lain, baik dari segi nilai
maupun dari segi ukuran, sehingga itu menjadi tidak berat sebelah dan
tidak berbeda satu sama lain. Islam menetapkan upah bagi pekerjanya
sesuai dengan kondisi, tanggung jawab dan jenis pekerjaan. Ini merupakan
asas pemberian upah sebagaimana ketentuan yang dinyatakan Allah SWT
dalam surah Al-Ahqaf ayat 19 sebagai berikut:
163
Observasi tanggal 20 April 2017 164
Observasi tanggal 20 April 2017
Page 102
89
Artinya: “Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang
telah mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi
mereka (balasan) pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka
tiada dirugikan.” (QS. Al-Ahqaf : 19)165
Peneliti menyimpulkan sistem kompensasi yang diterapkan sudah
sesuai dengan manajemen berbasis Islam, yaitu berdasarkan keahlian dan
situasi secara adil. Selain itu karyawan juga dijelaskan secara detail
mengenai isi kontrak kerja dan tunjangan-tunjangan yang diberikan oleh
perusahaan. Sehingga karyawan bekerja sesuai kesanggupannya (tidak
merasa terbebani) dan mampu mempertahankan pekerja selama bertahun-
tahun.166
165
Tim Penerjemah Depag RI, Al-Quran dan Terjemahnya (Bandung: Diponegoro, 2008),
hlm. 328 166
Observasi tanggal 20 April 2017
Page 103
90
90
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Manajemen Sumber
Daya Manusia berbasis Islam, yang meliputi rekrutmen, seleksi, kontrak kerja,
penilaian kinerja, pelatihan dan pengembangan, dan kompensasi di BRI
Syariah Jelutung Jambi, maka peneliti dapat menyimpulkan hal-hal sebagai
berikut:
1. Budaya ataupun etos kerja yang tampak dari perilaku kerja karyawan di
BRI Syariah Jelutung Jambi secara keseluruhan cukup baik, meskipun ada
yang perlu dibenahi dalam beberapa aspek kecil, namun hal itu tidak
mengurangi bonafisitas dan profesionalitas para karyawan yang ada dalam
melayani para nasabah dan mitra kerja BRI Syariah Jelutung Jambi. Di
samping etos kerja yang baik, hal itu diperkaya pula dengan masuknya
nilai-nilai Islam, sehingga terwujud pelayanan yang bernuansa Islam
seperti memberikan salam kepada nasabah, maupun pakaian dinas
karyawan yang sopan, rapi, dan syar‟i.
2. Pola penerapan manajemen sumber daya manusia (MSDI) yang dipakai
pleh BRI Syariah Jelutung Jambi dilakukan dengan sistematis dan
mengambil prinsip-prinsip Islam dalam pelaksanaannya. Adapun
pelaksanaan MSDI tersebut dilakukan secara berurutan dan sistematis
dalam beberapa tahapan yaitu mulai dari proses rekrutmen karyawan,
seleksi, kontrak kerja, penilaian kinerja karyawan (evaluasi), pelatihan dan
90
Page 104
91
pengembangan karyawan, pemberian kompensasi. Keenam tahapan dan
proses dalam pengglembengan SDM yang dilakukan oleh pihak BRI
Syariah Jelutung Jambi ternyata telah memperhatikan prinsip dan nilai-
nilai Islam. Hal ini tampak dari sisi yaitu pelamar tidak hanya cukup
melengkapi persyaratan administratif saja, melainkan setiap karyawan
dituntut harus penuhi syarat-syarat yang meliputi beragama Islam,
shiddiq, amanah, fathonah, tabligh, ta‟awun, dan Istiqomah. Pola MSDI
di BRI Syariah Jelutung Jambi telah didasarkan pada kemampuan,
kecakapan, ketrampilan, dan pengalaman calon tenaga kerja.
3. Dampak yang ditimbulkan dari pola MSDI yang diterapkan di BRI
Syariah Jelutung Jambi sudah sesuai dengan sistem rekrutmen manajemen
sumber daya manusia secara Islami yaitu dengan sistem penarikan tenaga
kerja yang didasarkan pada kemampuan, kecakapan, ketrampilan, dan
pengalaman calon tenaga kerja. Sedangkan sistem pelaksanaan rekrutmen
dalam manajemen sumber daya manusia berbasis Syari‟ah yaitu untuk
kejujuran dan tanggungjawab sudah sesuai dengan Islam karena untuk
mengetahui sifat jujur dan tanggungjawab. Kesemuanya ini, secara global
kemudian berdampak kepada produktivitas dan bonafisitas terhadap
perusahaan dan kepercayaan publik terhadap BRI Syariah Jelutung Jambi.
B. Saran-saran
Dari hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang telah
dilakukan, maka diajukan beberapa saran yang bertujuan untuk kebaikan dan
Page 105
92
kemajuan BRI Syariah Jelutung Jambi, maka peneliti menyarankan beberapa
hal sebagai berikut :
1. Bagi pihak BRI, peneliti melihat, memang terdapat beberapa aspek yang
didasarkan kepada Islam tetapi terdapat juga aspek-aspek yang belum.
Oleh karena itu, perusahaan sebaiknya memiliki staf khusus yang memang
merancang proses manajemen berbasis Syari‟ah supaya lebih terkoordinir
dan lebih baik penerapannya;
2. Meningkatkan manajemen sumber daya manusia yang baik, karena dengan
adanya sumber daya manusia yang termenej dengan baik dapat
menjadikan perusahaan tersebut berkualitas;
3. Proses rekrutmen dan seleksi tenaga kerja yang digunakan di BRI Syariah
Jelutung Jambi sudah memenuhi kriteria profesionalisme dalam sumber
daya manusia, maka dari itu harus dipertahankan karena dalam proses
rekrutmen dan seleksi yang tidak profesional dapat mempengaruhi hasil
karyawan yang akan menduduki jabatan tersebut;
4. Sebaiknya BRI Syariah Jelutung Jambi menetapkan standar tertentu untuk
mengetahui apakah pelamar memenuhi syarat utama (Shidiq, Amanah,
Tabligh, Fathonah) yang ditetapkan oleh pihak manajemen, paling tidak
hal ini dapat diketahui melalui tes psikologi yang dilakukan ketika tes
wawancara. Tujuannya adalah untuk mempermudah dan mempersingkat
proses penilaian terhadap pelamar;
5. Sebaiknya sistem kontrak kerja di BRI Syariah Jelutung Jambi dilakukan
secara tertulis baik itu bagian produksi maupun yang berpendidikan tinggi.
Page 106
93
Mengenai pelatihan dan pengembangan sebaiknya dilakukan secara rutin
oleh perusahaan dalam rangka meningkatkan ketrampilan para pekerja,
sehingga dapat meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan perusahaan;
C. Kata Penutup
Alhamdulillah, segala puja dan puji hanyalah milik Allah SWT
semata, Rasa syukur kepada Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat,
taufik serta hidayah-Nya pada penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Kekurangan dan kekhilafan sebagai manusia menyadarkan penulis
akan kekurangsempurnaan skripsi ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
konstruktif sangat penulis harapkan. Sebagai akhir kata, terbersit suatu
harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada
umumnya, dan khususnya bagi penulis di masa-masa yang akan datang. Amin
Yaa Rabbal „Alamin.
Jambi, 26 Juni 2019
PENELITI
Page 107
94
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Anonim. Al-Quran dan Terjemahnya. Bandung: Diponegoro, 2008
Abdullah. Corporate Governance Perbankan Syariah di Indonesia. Yogyakarta:
Ar-Ruz Media, 2010
Aditama, Tjandra Yoga. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Jakarta: UI Press,
2007
Arifin, Zaiunul. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Alffabet, 2003
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta, 2010
Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1993
Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1993
Dessler, Garry. Manajemen Sumber Daya Manusia Human Resources
Management. Jakarta: Prehalindo, 1997
Efendi, Marihot Tua. Manajemen. Jakarta: Rajawali Press, 2000
Faustino Cardosa Gomes, Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi
Offset, 2003
Hafidhudin, Didin dan Hendri Tanjung, Manajemen Suatu Pengantar. Jakarta:
Rajawali Press, 2000
Handoko, Hani. Manajemen Personalia dan Sumber Daya manusia. Yogyakarta:
UGM Press, t.th
Harahap, Sofyan Syafri. Akuntansi Pengawasan dan Manajemen dalam Perspektif
Islam. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, 1992
Hasibuan, Melayu S. P. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara, 2010
Karim, Adiwarman A. Ekonomi Islam. Jakarta: Rajawali Press, 2000
Moeleong, Lexy J. Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya, 1995
Page 108
95
Mulyasa, E. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004
Oktania. Praktik Manajemen Berbasis Islam pada Perusahaan. Jakarta: Rajawali
Press, 2000
Robert L. Mathis Jackson, Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba
Empat, 2001
Saebani, Beni Ahmad. Metode Penelitian. Bandung: Pustaka Setia, 2010
Sastrohardiwiryo, Siswanto. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan
Administratatif dan Operasional. Jakarta: Bumi Aksara, 2005
Siagian, Sondang P. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rajawali Press.
2000.
Sudican, Setna Yuwana. Penuntun Penyusunan Karya Ilmiah. Semarang: Aneka
Ilmu, 1998
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2014
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta, 2007
Umar Chapra dan Habib Ahmed. Corporate Governance Lembaga Keuangan
Syariah. Diterjemahkan oleh: Ikhwan Abidin Basri. Jakarta: Bumi Aksara,
2008
JURNAL
Asnawi, Nur. “Praktek Quran-Based Human Resource Management di Perbankan
Syariah Berdasarkan Krakteristik Biografis.” Jurnal Keuangan dan
Perbankan Vol. 15 No. 1 Januari 2001. 2010
Hasyim, Junaidah. “Islamic Revival in Humane Management Oractice Among
Selected Islamic Organization in Malaysia” Journal Vol. 2 No. 3. 2009
PENELITIAN
Indiastuti. “Analisis Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis
Syariah (Studi pada Perusahaan Tahu Baxo Ibnu Pudji di Ungaran)”
Skripsi. Semarang: UIN Walisongo, 2015
Rahmatika, Fadhilah B. “Penerapan MSDM Berbasis Nilai-nilai Islami pada Bank
BNI Syariah Semarang” Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro, 2014
Page 109
96
WEBSITE/PERUNDANGAN
Pasal 34 Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah dan
Penjelasannya
WAWANCARA
Account Officer, Bapak Sukardi, wawancara, 27 Maret 2017
Customer Service, Ibu Asnika, wawancara, 13 Maret 2017
Customer Service, Ibu Susi, wawancara, 19 Maret 2017
Customer Service, Ibu Marwah wawancara, 9 April 2017
Nasabah BRI Jelutung Jambi, Bapak Yoga, wawancara, tanggal 12 April 2017
Nasabah BRI Jelutung Jambi, Ibu Fatmawati, wawancara, tanggal 10 April 2017
Nasabah BRI Syariah Jelutung Jambi, Bapak Afrianto, wawancara, tanggal 09
April 2017
Penaksir Gadai, Bapak Mana, wawancara, 23 Maret 2017
Pimpinan Unit, Bapak Ahmad, wawancara, 11 April 2017
Relationship Officer, Bapak Munarman, wawancara, 22 April 2017
Relationship Officer, Ibu Zulaika, wawancara, 1 Maret 2017
Staff Office, Bapak Mulyana, wawancara, 13 April 2017
Staff Office, Bapak Supar, wawancara, 4 April 2017
Staff Office, Bapak Wadi, wawancara, 15 April 2017
Supervisor, Bapak Budi, wawancara, 21 April 2017
Teller, Ibu Ratih, wawancara, 3 Maret 2017
Teller, Ibu Wana, wawancara, 2 Maret 2017
Teller, Ibu Wana, wawancara, 6 April 2017
Unit Financing Officer, Bapak Sahroni, wawancara, 19 April 2017