perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN PENGGUNAAN MEDIA BELAJAR MOCK-UPS UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA MATERI POKOK DINAMIKA LITHOSFER SISWA KELAS X-2 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Oleh: ANDREAS AGUNG ADI KUNCORO K5407010 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013
73
Embed
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM …/Penerapan...dan hasil belajar geografi pada materi pokok dinamika lithosfer siswa kelas x-2 sma negeri 1 ngemplak boyolali tahun pelajaran
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM
ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN PENGGUNAAN MEDIA
BELAJAR MOCK-UPS UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR
DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA MATERI POKOK
DINAMIKA LITHOSFER SISWA KELAS X-2 SMA NEGERI 1
NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Oleh:
ANDREAS AGUNG ADI KUNCORO
K5407010
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM
ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN PENGGUNAAN MEDIA
BELAJAR MOCK-UPS UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR
DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA MATERI POKOK
DINAMIKA LITHOSFER SISWA KELAS X-2 SMA NEGERI 1
NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh:
ANDREAS AGUNG ADI KUNCORO
K5407010
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Geografi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Andreas Agung Adi Kuncoro. K5407010. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN PENGGUNAAN MEDIA BELAJAR MOCK-UPS UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA MATERI POKOK DINAMIKA LITHOSFER SISWA KELAS X-2 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, Januari 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) Mengetahui peningkatan minat belajar geografi pada materi pokok dinamika lithosfer siswa kelas X-2 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun pelajaran 2010/2011 dengan menerapkan model pembelajaran STAD disertai penggunaan media belajar mock-ups; (2) Mengetahui peningkatan hasil belajar geografi pada materi pokok dinamika lithosfer siswa kelas X-2 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun pelajaran 2010/2011 dengan menerapkan model pembelajaran STAD disertai penggunaan media belajar mock-ups. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Sumber data dalam penelitian ini adalah (1) Siswa kelas X-2 SMA Negeri 1 Ngemplak sebagai subyek penelitian sebanyak 33 orang, data yang dapat diperoleh antara lain informasi mengenai minat dan hasil belajar geografi setelah PTK dilaksanakan; (2) Guru pengampu mata pelajaran geografi kelas X-2, data yang diperoleh mengenai minat belajar serta hasil belajar awal siswa, sebelum perlakuan; (3) Dokumen atau arsip mengenai data siswa kelas X-2 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali; (4) Peristiwa mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif STAD serta penggunaan media mock-ups ketika sedang dilakukan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: (1) Angket (check list); (2) Tes hasil belajar geografi; (3) Dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Berdasakan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran STAD disertai penggunaan media belajar mock-ups dapat meningkatkan minat serta hasil belajar geografi dalam materi pokok dinamika lithosfer. Terjadi peningkatan minat belajar geografi pada materi pokok dinamika lithosfer, dengan rata-rata skor sebesar 95,393, sehingga minat belajar siswa tergolong baik. Hasil belajar siswa dapat dilihat dari peningkatan hasil tes kognitif. Ketuntasan belajar pada kondisi awal sebesar 12 % setelah dilakukan perbaikan pada siklus 1 meningkat menjadi 91 % . Nilai rata-rata kelas pada kondisi awal sebesar 58,18 meningkat menjadi 81,81 %.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
Andreas Adi Agung Kuncoro. K5407010. APPLYING THE MODEL OF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) BY USING MOCKS UPS LEARNING MEDIA TO IMPROVE INTEREST AND RESULT LEARNING OF GEOGRAPHY SUBJECT ON THE BASIC MATERIAL IS LITHOSFER DYNAMICS. (Classroom Action Research at Second Grade of SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali in the Academic Year of 2010/2011). Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty, Sebelas Maret University, january 2012.
The Objective of this research is to know (1) Improving of learning interest in basic geography material is lithosfer dynamics of second grade student of SMA Negeri 1 Ngemplak- Boyolali in academic year 2010/2011. Applying the model of STAD learning by using mocks up learning media. (2) To know improving of geography learning result on the basic material is lithosfer dynamics, second grade student of SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali in 2010/2011 Academic year by applying the model of STAD learning and mocks ups learning media.
This research is Classroom Action Research. The subject of this research is (1) The student of second grade of SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali as many as 33 students. The data was about interest and result of geography learning. After doing Classroom Action Research method ; (2) Before doing Classroom Action Research, the teacher of geography subject got interest and the result of learning. (3) The data about second grade students of SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali. (4) The activities as long as applied STAD cooperative learning. The technique of collecting data are; (1) Check list, (2) Test of geography learning, (3) Documentation. The technique of analyzing used descriptive qualitative.
Based on the result of research, it can be concluded that applied of STAD learning with Mocks Ups media can improve the interest and result learning in lithosfer dinamics as basic geography material. The improving of interest is 27 % by mean 95.393 so that it is classified as good result in interest result. The result of student learning can be see from the result of cognitive test. The complete learning in the beginning is 12% after remedial in cycle 1 increase to 91 %. The mean class in the first condition is 58,18 % increase to 81,81 %.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena di
dalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan
untuk berhasil
Salah satu pengkerdilan terkejam dalam hidup adalah membiarkan pikiran yang
cemerlang menjadi budak bagi tubuh yang malas, yang mendahulukan istirahat
sebelum lelah
Tidak ada harga atas waktu, tapi waktu sangat berharga. Memiliki waktu
tidak menjadikan kita kaya, tetapi menggunakannya dengan bijak adalah sumber
dari semua kekayaan.
(Mario Teguh)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan sebagai wujud
rasa sayang dan cinta kasihku kepada:
1. Ibu dan bapak atas segala pengorbanan
setulusnya.
2. Kakakku yang sekaligus sebagai teman
terdekatku.
3. Ibu Darsi Nuryani atas segala upaya dan jasanya
sehingga terciptalah karya tulis ini.
4.
5. Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena hanya dengan
kasih dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi
ini disusun sebagai salah satu syarat guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Dalam penulisan skripsi ini banyak diketemukan hambatan, namun dengan
bantuan, serta dorongan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis ucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
memberikan izin penelitian untuk menyusun skripsi.
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Dr. Moh. Gamal Rindarjono, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
4. Dr. Sarwono, M.Pd, selaku pembimbing I yang dengan penuh kesabaran
membimbing serta mengarahkan peneliti sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
5. Setya Nugraha, S.Si, M.Si, selaku pembimbing II yang telah membimbing dan
mengarahakan peneliti serta telah memberikan pelajaran-pelajaran yang tidak
bisa didapatkan dari bangku akademis.
6. Drs. Wakino, M.S, selaku pembimbing akademik, yang dengan sabar
memberikan banyak bimbingan selama ini.
7. Seluruh Dosen Program Studi Geografi yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan selama ini.
8. Drs. Tri Wahyudi, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri I Ngemplak Boyolali,
yang telah memberikan izin penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
9. Ibu Darsi Nuryani, M.Pd, selaku guru pengampu Geografi SMA Negeri I
Ngemplak Boyolali, yang telah banyak membantu, mengusahakan,
membimbing, serta mengarahkan peneliti.
10. Siswa - siswi kelas X-2 SMA Negeri I Ngemplak Boyolali atas kerjasamanya
selama penelitian dilakukan.
11. Sahabat sahabat Geografi angkatan 2007, terimakasih atas kebersamaannya
selama ini.
12. Sahabatku Puput yang telah membantu mengolah data serta semangatnya.
13. Dindin Rafiudin, Eri Setiawan, Beti Nias Rokah, Frediastuti Andriyana,
Saling ketergantungan positif memiliki pengertian dalam kerja kelompok
setiap anggota bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar yang lain
bisa berhasil sehingga guru harus menciptakan suasana yang mendorong agar
siswa saling membutuhkan. Hubungan yang saling membutuhkan inilah yang di
sebut saling ketergantungan positif.
Tanggung jawab perseorangan memiliki pengertian dalam cooperative
learning, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang
terbaik karena penilaian dilakukan secara sendiri dan kelompok. Nilai kelompok
anggota menyumbangakan poin di atas nilai rata-rata mereka. Ini berarti setiap
siswa berprestasi tinggi atau rendah, mempunyai kesempatan untuk memberikan
kontribusi. Siswa yang berprestasi tinggi tidak merasa dirugikan karena nilai yang
disumbangkan adalah sisa dari nilai rata-ratanya. Siswa yang berprestasi kurang
akan terpacu untuk meningkatkan kontribusi mereka sehingga dapat menaikkan
nilai pribadi mereka sendiri.
Tatap muka memiliki maksud setiap kelompok harus diberikan
kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan
memberikan keuntungan bagi anggota kelompok karena siswa akan memperoleh
sumber belajar yang bervariasi. Komunikasi antar anggota yaitu dalam
pembelajaran kooperatif membutuhkan suatu komunikasi yang efektif dan positif
tanpa menyinggung perasaan anggota yang lain. Komunikasi yang baik antar
anggota sangat diharapkan demi tercapainya tujuan bersama. Evaluasi proses
kelompok adalah bagian yang penting dalam pembelajaran kooperatif, guru perlu
menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja
kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan
lebih efektif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Menurut Isjoni (2007:51) Model pembelajaran kooperatif dibagi menjadi
5, yaitu: (a) Student Team Achivement Division (STAD), (b) Jigsaw, (c) Group
Investigation (GI), (d) Rotating Trio Exchange, (e) Group resume, ke lima model
ini memiliki kelebihan serta kelemahan masing-masing. Dalam penerapannya
model pembelajaran kooperatif disesuaikan dengan situasi, kondisi, maupun
permasalahan yang sedang dihadapi guru di kelas sehingga pembelajaran dapat
efektif.
Penelitian ini menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD
(Student Team Achivement Division) dalam upaya untuk memperbaiki minat serta
hasil belajar geografi. Model STAD dikembangkan oleh Slavin, model ini
menekankan adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling
memotivasi dan membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai
prestasi yang maksimal.
Dalam proses pembelajarannya, belajar kooperatif tipe STAD melalui lima
tahap, Isjoni (2009:51) membagi ke lima tahap tersebut sebagai berikut: (a) Tahap
penyajian materi, (b) Tahap kegiatan kelompok, (c) Tahap tes individual, (d)
Tahap penghitungan skor perkembangan individu, (e) Tahap pemberian
penghargaan kelompok.
Tahap penyajian materi merupakan tahap bagi guru memulai dengan
menyampaikan indikator yang harus dicapai hari itu dan memotivasi rasa ingin
tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari. Dilanjutkan dengan memberikan
persepsi dengan tujuan mengingatkan siswa terhadap materi prasayarat yang telah
dipelajari, agar siswa dapat menghubungkan materi yang akan disajikan dengan
pengetahuan yang telah dimiliki. Mengenai teknik penyajian materi pelajaran
dapat dilakukan secara klasikal ataupun melalui audiovisual. Lamanya presentasi
dan beberapa kali harus dipresentasikan bergantung pada kekomplekan materi
yang akan dibahas.
Tahap kegiatan kelompok yaitu pada tahap ini setiap siswa diberi lembar
tugas sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok siswa saling
berbagi tugas, saling membantu memberikan penyelesaian agar semua anggota
kelompok dapat memahami materi yang dibahas, dan satu lembar dikumpulkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
sebagai hasil kerja kelompok. Pada tahap ini guru berperan sebagai fasilitator dan
motivator kegiatan tiap kelompok.
Tahap tes individual merupakan suatu tahapan untuk mengetahui sejauh
mana keberhasilan belajar telah dicapai. Tahap penghitungan skor perkembangan
individu dihitung berdasarkan skor awal, dalam penelitian ini didasarkan pada
nilai evaluasi hasil belajar semester I. Berdasarkan skor awal setiap siswa
memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan sumbangan skor maksimal
bagi kelompoknya berdasarkan skor tes yang diperolehnya. Penghitungan
perkembangan skor individu dimaksudkan agar siswa terpacu untuk memperoleh
prestasi terbaik sesuai dengan kemampuanya. Adapun penghitungan skor
perkembangan individu pada penelitian ini diambil dari penskoran perkembangan
individu yang dikemukakan Slavin seperti terlihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Tabel Skor Perkembangan Individu Model STAD
Skor tes Skor perkembangan individu
Lebih dari 10 poin dibawah skor awal 5
10 hingga 1 poin dibawah skor awal 10
Skor awal sampai 10 poin diatasnya 20
Lebih dari 10 poin diatas skor awal 30
Nilai sempurna (tidak berdasarkan skor
awal) 30
(Slavin, 1995: 80)
Tahap pemberian penghargaan kelompok diberikan berdasarkan perolehan
skor rata-rata yang dikategorikan menjadi kelompok baik, kelompok hebat dan
kelompok super.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Adapun kriteria yang digunakan untuk menentukan pemberian
penghargaan terhadap kelompok adalah sebagai berikut:
a) Kelompok dengan skor rata-rata 15 sebagai kelompok baik
b) Kelompok dengan skor rata-rata 20 sebagai kelompok hebat
c) Kelompok dengan skor rata-rata 25 sebagai kelompok super
Penelitian ini menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD,
Model pembelajaran ini dipilih dimaksudkan agar dapat merubah proses
pembelajaran yang bersifat teacher centered menjadi student oriented, pada
materi pokok dinamika lithosfer ini siswa dibagi menjadi 6 kelompok, 1
kelompok terdiri dari ±5 orang anggota. Kelompok yang beranggotakan 4-6
kelompok terbukti lebih sepaham dalam penyelesaian masalah. Pembelajaran
model ini akan dapat memberikan kesempatan kepada siswa agar lebih aktif
dalam membentuk konsep suatu materi, menemukan gambaran-gambaran melalui
pengalaman dalam kerja sama kelompok.
2. Media Mock-Ups
Sadiman (1990:6) Kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan
bentuk jamak dari k medium
pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dan pengirim ke
penerima pesan. Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Asosiasi
Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and
Communication Technology / AECT) di Amerika misalnya membatasi untuk
menyalurkan pesan/ informasi.
untuk membawakan / menyampaikan isi pengajaran ke dalamnya termasuk buku,
film, video tape, sajian, slide, dan sebagainya, termasuk suara guru dan perilaku
non verbal.
Romiszowski (1988) dalam Wibawa dan Mukti (2001:12) menyatakan
berupa orang atau benda) kepada penerima pesan. Dalam proses belajar mengajar,
penerima pesan itu adalah siswa. Pembawa pesan (media) itu berinteraksi dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
siswa melalui indera mereka. Siswa dirangsang oleh media itu untuk
menggunakan inderanya untuk menerima informasi. Kadang-kadang siswa
dituntut untuk menggunakan kombinasi dari beberapa indera supaya dapat
menerima pesan itu secara lebih lengkap.
Berdasarkan batasan pengertian media di atas, maka dapat disimpukan
bahwa media adalah segala sesuatu yang terdiri atas perangkat keras (alat fisik)
maupun perangkat lunak (isi pelajaran) yang berfungsi sebagai alat untuk
menyalurkan informasi kepada peserta didik sehingga akan mempermudah proses
belajar mengajar.
Pemanfaatan media harus diintegrasikan dengan tujuan pengajaran, isi
pelajaran dan metode mengajar untuk memperjelas, memperluas, memperdalam
dan mempermudah pemahaman siswa terhadap konsep-konsep materi pelajaran
yang disampaikan guna meningkatkan prestasi belajar siswa. Menurut Hamalik
(1989:12) Ada beberapa ciri-ciri umum media pembelajaran adalah sebagai
berikut: (a) Media pembelajaran identik artinya dengan keperagaan yang berasal
diamati melalui panca indera kita, (b) Tekanan utama terletak pada benda atau
hal-hal yang bisa dilihat, (c) Media pembelajaran digunakan dalam angka
hubungan (komunikasi) dalam pengajaran antara guru dan siswa (d) Media
pembelajaran adalah semacam alat bantu belajar mengajar baik diluar maupun di
dalam kelas, (e) Berdasarkan c dan d, maka pada dasarnya media pembelajaran
merupakan suatu perantara (medium, media) dan digunakan dalam rangka
pendidikan, (d) Media pembelajaran mengandung aspek sebagai alat dan sebagai
teknik, yang sangat erat kaitannya dengan metode pendidikan, (e) Karena itu,
".
Untuk lebih mengkonkretkan penyajian pesan, sekitar pertengahan abad 20
mulai digunakan alat audio sehingga lahirlah istilah alat bantu audiovisual. Usaha
tersebut terus berlanjut. Edgar Dale mengklasifikasikan sepuluh tingkat
pengalaman belajar dari yang paling konkret sampai dengan yang paling abstrak.
Klasifikasi ini dikenal dengan nama kerucut pengalaman Dale,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
berikut ini adalah gambar kerucut pengalaman tersebut
(Miarso,1984:51)
Gambar 1. Kerucut Pengalaman Dale
Wibawa dan Mukti (2001: 23) menjelaskan kerucut pengalaman diatas
dimulai dengan siswa sebagai peserta dalam pengalaman langsung, kemudian
bergerak ke siswa sebagai pengamat kejadian nyata, terus ke siswa sebagai
pengamat kejadian tiruan atau yang dimediakan (mediated event), dan berakhir ke
siswa yang mengamati simbol-simbol yang menghadirkan suatu peristiwa tertentu
dengan demikian makin kebawah letaknya suatu jenis pengalaman dalam kerucut
pengalaman ini makin besar derajat kekonkretannya.
Dalam media-grafika.com mengemukakan mengenai manfaat media
pembelajaran, yaitu : (a) Membuat konkret konsep yang abstrak, (b) Membawa
obyek yang berbahaya atau sukar didapat di dalam lingkungan belajar, (c)
Manampilkan obyek yang terlalu besar, misalnya pasar, candi, (d) Menampilkan
obyek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang, (e) Memperlihatkan
gerakan yang terlalu cepat, (f) Memungkinkan siswa dapat berinteraksi langsung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
dengan lingkungannya, (g) Membangkitkan motivasi belajar, (h) Memberi kesan
perhatian individu untuk seluruh anggota kelompok belajar, (i) Menyajikan
informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut
kebutuhan, (j) Menyajikan informasi belajar secara serempak (mengatasi waktu
dan ruang), (k) Mengontrol arah maupun kecepatan belajar siswa.
Selain manfaat ada juga sejumlah nilai praktis dari media pembelajaran.
Hamalik (1989:19) menguraikannya sebagai berikut: (a) Media pembelajaran
melampaui batas pengalaman pribadi siswa, (b) Media pembelajaran melampaui
batas-batas ruangan kelas, (c) Media pembelajaran memungkinkan terjadinya
interaksi langsung antara siswa dengan lingkungannya. Dalam pengajaran
tradisional para siswa hanya membicarakan tentang fakta dengan jalan
mendengarkan ceramah atau membaca buku, jadi tidak ada kontak langsung.
Dengan pengajaran modern menggunakan media pembelajaran para siswa dapat
diperkenalkan langsung dengan benda sesungguhnya, (d) Media pembelajaran
dapat memberikan pengertian atau konsep yang sebenarnya secara realistis dan
teliti. Belajar dengan menggunakan media sangat ekonomis dan tidak membuang-
buang waktu dan tenaga. Sering terjadi pengertian siswa keliru tentang sesuatu
karena penjelasan guru yang salah atau karena guru sulit menerangkan berhubung
hal tersebut sangat abstrak, (e) Media pembelajaran membangkitkan keinginan
dan minat yang baru. Melalui alat, siswa akan memperoleh pengalaman lebih luas
dan lebih kaya. Dengan demikian persepsi akan menjadi lebih tajam dan
pengertian akan menjadi lebih tepat. Dan menimbulkan keinginan dan minat
belajar yang baru, (f) Media pembelajaran akan menimbulkan motivasi
perangsang kegiatan belajar. Media pembelajaran akan memberikan pengaruh
psikologis terhadap siswa.
Hal-hal yang harus diperhatikan guru agar penggunaan media itu efektif
adalah mencari, menemukan, dan memilih media yang memenuhi kebutuhan
belajar anak, minat anak, seusia dengan perkembangan kematangan dan
pengalaman dengan sendirinya yang sesuai dengan subyek yang dipelajari. Prinsip
utama adalah pemilihan, oleh karena itu harus didasarkan pada tujuan belajar yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
ditentukan dengan mengingat karakteristik khusus yang ada pada kelompok
belajar. Berikut merupakan tabel kelompok media pembelajaran
Tabel 3. Kelompok Media Pembelajaran
Kelompok Media Media Pembelajaran
i. Audio Pita audio (rol atau kaset) Piringan audio Radio (rekaman siaran)
ii. Cetak Buku teks terprogram Buku pegangan / Manual Buku tugas
iii. Audio - cetak Buku latihan dilengkapi kaset atau pita audio
Pita, gambar, bahan (dilengkapi) dengan suara pita audio
iv . Proyeksi visual diam Film bingkai (slide) Film rangkai (berisi pesan verbal)
v. Proyeksi visual diam dengan audio
Film bingkai (slide) suara Film rangkai suara
vi. Visual gerak Film bisu dengan judul (caption)
vii. Visual gerak dengan audio
Film suara Video
viii. Benda Benda nyata Model tiruan (mock-ups)
ix. Manusia dan sumber lingkungan
-
x. Komputer Program pembelajaran terkomputer (CAI)
(Miarso, 1984:71)
Mock-ups merupakan media yang digunakan dalam penyampaian materi
dinamika lithosfer. Menurut Wibawa dan Mukti (2001:78) Mock-ups adalah
perwujudan tiruan atau penyederhanaan suatu benda. Susunan bagian pokok dari
suatu suatu sistem yang rumit disederhanakan sehingga mudah dimengerti siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Menurut Rumampuk (1988:36), Mock-ups adalah suatu jenis model yang
berupa aspek tertentu saja dari suatu benda asli. Pada mock-ups yang ditonjolkan
yaitu bagian-bagian dasar saja, yaitu yang perlu diketahui siswa sedang bagian
yang dianggap kurang penting dihilangkan. Dikatakan mock-ups karena
menunjukkan suatu tiruan dari benda asli, tetapi tiruannya mungkin tidak sama
dengan penampilan model yang sebenarnya. Oleh karena itu elemen-elemen
tertentu pada benda asli dihilangkan untuk memusatkan perhatian siswa pada
elemen lain yang ada.
Mock-ups dalam (mrizal291.blogspot.com) adalah suatu penyederhanaan
susunan bagian pokok dari suatu proses atau sistem yang lebih rumit. Susunan
nyata dari bagian- bagian pokok itu diubah sehingga aspek-aspek utama dari suatu
proses mudah dimengerti siswa.
Dari pendapat yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan mock-ups
adalah suatu model yang ukurannya bisa sama, lebih besar, ataupun lebih kecil
dari pada aslinya, yang disederhanakan serta ditonjolkan bagian-bagian yang
dianggap penting, sehingga aspek utama dari suatu proses mudah dimengerti oleh
siswa.
Soetedjo (1988:52) mengemukakan tujuan pemakaian mock-ups antara
lain: (a) Menunjukkan kepada anak benda dalam bentuk yang diperbesar atau
diperkecil, (b) Memperlihatkan kepada anak anak bagaimana konstruksi benda -
benda dan bagaimana cara kerjanya, (c) mengembangkan kreativitas anak, (d)
mempertinggi perhatian, sehingga akan menimbulkan self activity, (e) mendorong
anak untuk mengadakan penyelidikan lebih mendalam.
Dalam materi dinamika lithosfer banyak membahas mengenai suatu
proses. Proses akan sangat baik dijelaskan dengan media mock-ups, dikarenakan
media ini berwujud nyata, tiga dimensi, serta dapat disentuh. Selain itu media ini
jarang sekali digunakan oleh pendidik terkhusus pada mata pelajaran geografi.
Media mock-ups yang dipakai dalam penelitian ini adalah handuk yang
disusun untuk memvisualisasikan pergerakan lempeng tektonik bumi, bola plastik
yang telah dibentuk sedemikian rupa untuk memvisualisasikan lapisan bumi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
balok kayu untuk menjelaskan patahan, graben dan horst, Serta malam (play
dough) yang telah dibentuk sedemikan rupa untuk memvisualisasikan gunungapi.
3. Minat Belajar Geografi
Tercapainya keberhasilan seorang individu tidak lepas dari besar kecilnya
minat. Minat memiliki peranan yang penting dalam menentukan hasil belajar.
Seorang siswa yang memiliki minat terhadap mata pelajaran yang diikutinya,
maka hasilnya diharapkan akan lebih baik dari pada yang tidak memiliki minat.
Menurut Suryabrata (1988 : 109) Minat adalah kecenderungan dalam diri
individu untuk tertarik pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek. Winkel
(1991:105) berpendapat bahwa, minat diartikan sebagai kecenderungan subyek
yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan
tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu. Dari pendapat tersebut maka
dapat dikatakan bahwa seseorang jika berminat terhadap suatu obyek tertentu
maka ia akan menekuni obyek tersebut.
kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
kegiatan-kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus menerus yang
disertai ras
akan memperhatikan dan mengenang bahan belajar yang disajikan guru. Juga
secara terus menerus tertuju pada materi yang dipelajari dengan rasa senang akan
mengenangkan mengingatnya. Ini berarti bahwa minat merupakan suatu kekuatan
yang mendorong seseorang menaruh perhatian terhadap seseorang, suatu benda
atau suatu kegiatan.
Berdasarkan pengertian minat yang telah dikemukakan di atas maka dapat
disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan jiwa seorang individu yang
merasa tertarik terhadap suatu bidang atau obyek tertentu , sehingga timbul rasa
senang dalam melakukan aktivitas didalamnya.
Seseorang apabila menyukai sesuatu maka akan timbul minat untuk
memperolehnya, begitu juga seperti apa yang diungkapkan oleh Winkel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
dari pendapat Winkel ini apabila diterapkan dalam dunia pendidikan maka dapat
digambarkan dengan keadaan sebagai berikut: seorang siswa akan memiliki minat
untuk mempelajari suatu mata pelajaran tertentu apabila mereka menyukainya.
Peran guru sebagai pendidik memiliki andil yang penting, karena apabila peserta
didik menyukai suatu mata pelajaran tertentu, tidak lepas dari kontribusi seorang
guru.
Dalam penelitian ini data minat belajar geografi diperoleh dari hasil angket
(kuesioner). Angket yang telah disebar dan diisi oleh siswa kemudian dilakukan
pengolahan data, sehingga peneliti akan mengetahui siswa yang memiliki minat
tinggi serta siswa yang berminat kurang dalam mempelajari geografi. Untuk
mengukur minat belajar, peneliti menggunakan parameter perasaan, sikap,
kesadaran serta kemauan.
4. Hasil Belajar Geografi
Sudjana (2008: 22- asil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya . Howard Kingsley
membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) ketrampilan dan kebiasaan, (b)
pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil
belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Gagne
membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) ketrampilan
intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap dan (e) ketrampilan motoris.
Berdasarkan definisi di atas maka dapat diketahui bahwa hasil belajar
meliputi 3 ranah, yaitu ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif. Hasil belajar
dalam penelitian ini menekankan pada aspek kognitif. Bloom dalam Purwanto
(2004: 43) membagi tingkat hasil belajar dalam aspek kognitif menjadi enam,
diantaranya: pengetahuan hafalan, pemahaman atau komprehensi, penerapan
aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.
Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat dua unsur yang sangat penting,
yaitu model pembelajaran dan media pembelajaran, kedua unsur ini saling
berkaitan. Dalam penerapan model pembelajaran tertentu akan berpengaruh
terhadap pemilihan media pembelajarannya. Dalam kegiatan belajar mengajar,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
hendaknya guru menyesuaikan antara model pembelajaran, media pembelajaran
serta materi pelajaran agar jalannya proses kegiatan belajar mengajar dapat
berjalan dengan efektif dan efisien sehingga tujuan dalam pembelajaran yang
telah ditetapkan sebelumnya dapat tercapai.
Dalam penelitian ini penerapan model pembelajaran STAD dengan
menggunakan media mock-ups digunakan sebagai sarana untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar dalam ranah kognitif pada materi pokok dinamika
lithosfer. Dinamika lithosfer merupakan materi pelajaran yang diajarkan di kelas
X-2 pada semester dua, dalam materi ini diperlukan adanya pembelajaran yang
menarik agar siswa dapat memperoleh hasil belajar yang baik. Tes akhir siklus
merupakan metode yang dipakai peneliti untuk mendapatkan data mengenai hasil
belajar geografi dalam materi pokok dinamika lithosfer.
B. Penelitian yang Relevan
1. Judul : Penerapan Model Pembelajaran Koopeatif Tipe Student Team
Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika
Siswa: Penelitian Tindakan Kelas di SMAN 8 Surakarta.
Penulis : Wiwin Setyowati (2009, Skripsi Pend.Fisika FKIP UNS)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran
kooperatif tipe STAD pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat meningkatkan
prestasi belajar Fisika siswa kelas X 10 semester ganjil SMA Negeri 8 Surakarta
untuk pokok bahasan Dinamika Partikel.
Penelitian ini berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek penelitian
adalah siswa kelas X-10 sebanyak 39 orang. Instrumen pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah (a). Soal tes obyektif digunakan untuk mengukur hasil belajar
Fisika siswa; (b). Lembar observasi keaktifan siswa digunakan untuk mengukur
skor keaktifan siswa. Teknik analisis data terdiri dari 3 komponen yaitu reduksi
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Indikator kinerja yang harus
dicapai adalah prestasi belajar Fisika siswa mencapai 80%. Prestasi belajar Fisika
siswa meliputi hasil belajar Fisika dan keaktifan belajar. Dalam Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Tindakan Kelas (PTK) ini peneliti membatasi sampai pada siklus II. Pada siklus I
peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD serta membagi
siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4 5 siswa. Apabila hasil
belajar Fisika dan keaktifan siswa pada siklus I belum memenuhi target indikator
kinerja, maka akan dilakukan tindak lanjut pembelajaran siklus II (tetapi apabila
hasil belajar Fisika dan keaktifan siswa sudah memenuhi target kinerja, maka
siklus II tidak dilakukan). Sebagai tindak lanjut pembelajaran siklus I, guru harus
lebih mampu mengorganisasikan siswa dan membuat suasana pembelajaran lebih
menyenangkan. Bentuk perbaikan tersebut adalah penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai tindakan kelas yang ditambahi
dengan pemberian motivasi, ice breaking, serta reward hasil.
Hasil penelitian siklus I menunjukkan bahwa dengan model pembelajaran
kooperatif STAD dalam pembelajaran Fisika belum mampu meningkatkan
prestasi belajar Fisika siswa secara optimal. Hal ini ditunjukkan pada siklus I
hasil belajar Fisika siswa baru mencapai 61 ,54% dan keaktifan belajar siswa baru
mencapai 76,9% dari jumlah siswa. Hasil penelitian siklus II menunjukkan bahwa
penggunaan tipe STAD yang disertai dengan pemberian ice breaking dan reward
hasil mampu meningkatkan prestasi belajar Fisika siswa secara optimal, ini
ditunjukkan dengan hasil belajar Fisika siswa yang telah mencapai 82,05% dan
keaktifan belajar siswa telah mencapai 89,7% dari jumlah siswa. Hasil belajar
Fisika siswa dari siklus I ke siklus II meningkat 20,51% (siklus I = 61,54% dan
siklus II = 82,05%). Keaktifan belajar siswa meningkat 12,8% dari siklus I ke
siklus II (siklus I = 76,9% dan siklus II = 89,7%). Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat meningkatkan prestasi belajar Fisika
siswa kelas X-10 semester ganjil SMA Negeri 8 Surakarta untuk pokok bahasan
Dinamika Partikel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
2. Judul : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif STAD (Student Team
Acheievement Division) Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi
Belajar Siswa Kelas II Pada Mata Diklat Negoisasi di SMK Sudirman I
Wonogiri Tahun Pelajaran 2008 / 2009.
Penulis : Noer Fuadiyah Uyun (2009, Pend Ekonomi FKIP UNS)
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan : (1) Keaktifan siswa
kelas II P2 SMK Sudirman 1 Wonogiri dalam mengikuti mata diklat Negoisasi
memalui model pembelajaran kooperatif STAD, (2) Prestasi siswa kelas II P2
SMK Sudirman 1 Wonogiri dalam mengikuti mata diklat Negoisasi melalui model
pembelajarn kooperatif STAD .
Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas II Program Keahlian Penjualan SMK
Sudirman I Wonogiri yang berjumlah 34 siswa. Penelitian ini dilaksanakan
dengan kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan melibatkan partisipasi siswa.
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan berupa: (a) Observasi, (b)
Wawancara, (c) Tes. Prosedur pnelitian meliputi tahap: (a) Perencanaan tindakan,
(b) Pelaksanaan tindakan, (c) Observasi dan interpretasi, dan (d) analisis dan
refleksi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Penerapan model
pembelajaran kooperatif STAD dapat meningkatkan keaktifan siswa selama
pembelajaran. (2) Penerapan model pembelajaran kooperatif STAD dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
3. Judul : Penggunaan Media Grafis Untuk Meningkatkan Minat Belajar dan
Hasil Belajar Geografi Siswa SMP Negeri 3 Karangpandan Tahun Pelajaran
2008/2009.
Penulis : Tri Ariyanto (2009, Pend. Geografi FKIP UNS)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan minat belajar
dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Karangpandan tahun pelajaran
2008/2009 dengan menggunakan media grafis yang berupa bagan (chart).
Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian tindakan kelas. Subjek
penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII semester 1 SMP Negeri 3
Karangpandan tahun ajaran 2008/2009 dengan populasi sebanyak 117 orang.
Sampel diambil dengan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel atas
berbagai pertimbangan tertentu. Ditentukan kelas VIII A sebagai sampel
penelitian, dengan jumlah siswa sebanyak 40 orang. Sumber data penelitian ini
adalah (1) Siswa SMP Negeri 3 Karangpandan, yaitu pelaksanaan kegiatan
pembelajaran geografi di kelas VIII A; (2) informan, yaitu guru bidang studi
geografi kelas VIII; (3) Dokumen, yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran,
silabus dan nstrumen penelitian. Teknik pengumpulan data menggunakan
wawancara, angket/ kuesioner dan tes hasil belajar. Teknik analisis data
menggunakan analisis deskriptif kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media
grafis yang berupa bagan (chart) dapat meningkatkan minat belajar dan hasil
belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Karangpandan tahun pelajaran 2008 /
2009, khususnya pada materi yang berbentuk dskriptif seperti materi Lingkungan
Hidup dan Pelestariannya., Hasil belajar siswa dapat dilihat dari peningkatan hasil
tes kognitif pada setiap siklus. Ketuntasan belajar pada siklus 1 sebesar 55%
meningkat 32.5% setelah perbaikan tindakan pada siklus II menjadi 87,5%. Nilai
rata-rata kelas pada siklus I sebesar 65,2 meningkat menjadi 75,5 pada siklus II.
Hasil penelitian minat belajar menunjukkan rata-rata skor siswa sebesar 97.875
dengan kategori minat siswa dalam pembelajaran tergolong baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Tab
el 4
. Pen
eliti
an y
ang
Rel
evan
No
Pen
elit
i Ju
dul P
enel
itia
n T
ujua
n
Met
ode
Pen
elit
ian
Has
il P
enel
itia
n
1 W
iwin
Set
yow
ati
Pene
rapa
n M
odel
Pem
bela
jara
n K
oope
atif
Tip
e St
uden
t Tea
m
Ach
ieve
men
t Div
isio
n
(ST
AD
) U
ntuk
Men
ingk
atka
n Pr
esta
si
Bel
ajar
Fis
ika
Sisw
a:
Pene
litia
n T
inda
kan
Kel
as
di S
MA
N 8
Sur
akar
ta.
M
enge
tahu
i ap
akah
m
odel
pem
bela
jara
n ko
oper
atif
tip
e
STA
D
pada
P
enel
itia
n
Tin
daka
n K
elas
(PT
K)
dapa
t
men
ingk
atka
n pr
esta
si b
elaj
ar
Fisi
ka
sisw
a ke
las
X10
sem
este
r ga
njil
SMA
Neg
eri 8
Sura
kart
a un
tuk
poko
k
baha
san
Din
amik
a Pa
rtik
el.
Pene
litia
n T
inda
kan
Kel
as (
PTK
).
H
asil
pe
neli
tian
sikl
us
I
men
unju
kkan
ba
hwa
deng
an
mod
el
pem
bela
jara
n ko
oper
atif
STA
D
dala
m
pem
bela
jara
n
Fisi
ka
be
lum
m
ampu
men
ingk
atka
n pr
esta
si
bela
jar
Fisi
ka
sisw
a se
cara
opt
imal
. Hal
ini
ditu
njuk
kan
pada
si
klus
I
hasi
l be
laja
r Fi
sika
si
swa
baru
men
capa
i 61
,54
% d
an k
eakt
ifan
bela
jar
sisw
a ba
ru
men
capa
i
76,9
% d
ari j
umla
h si
swa.
H
asil
pe
nelit
ian
sikl
us
II
men
unju
kkan
bah
wa
peng
guna
an
tipe
STA
D y
ang
dise
rtai
den
gan
pem
beri
an
ice
brea
king
da
n
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
rew
ard
hasi
l m
ampu
men
ingk
atka
n pr
esta
si
bela
jar
Fisi
ka s
isw
a se
cara
opt
imal
, in
i
ditu
njuk
kan
deng
an h
asil
bela
jar
Fisi
ka s
isw
a ya
ng te
lah
men
capa
i
82,0
5%
dan
keak
tifan
be
laja
r
sisw
a te
lah
men
capa
i 89
,7%
dar
i
jum
lah
sisw
a.
2 N
oer
Fuad
iyah
Uyu
n
Pene
rapa
n M
odel
Pem
bela
jara
n K
oope
ratif
STA
D (
Stud
ent T
eam
Ach
eiev
emen
t Div
isio
n)
Seba
gai U
paya
Men
ingk
atka
n K
eakt
ifan
dan
Pres
tasi
Bel
ajar
Sis
wa
Kel
as I
I Pa
da M
ata
Dik
lat
U
ntuk
men
ingk
atka
n ke
aktif
an
sisw
a ke
las
II
P2
SMK
Sudi
rman
1
Won
ogir
i da
lam
men
giku
ti m
ata
dikl
at
Neg
oisa
si
mem
alui
m
odel
pem
bela
jara
n ko
oper
atif
STA
D.
U
ntuk
m
enin
gkat
kan
pres
tasi
Pene
litia
n T
inda
kan
Kel
as (
PTK
).
Pe
nera
pan
mod
el p
embe
laja
ran
koop
erat
if
STA
D
dapa
t
men
ingk
atka
n ke
aktif
an
sisw
a
sela
ma
pem
bela
jara
n.
Pe
nera
pan
mod
el
pem
bela
jara
n
koop
erat
if
STA
D
dapa
t
men
ingk
atka
n pr
esta
si
bela
jar
sisw
a.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Neg
oisa
si d
i SM
K
Sudi
rman
I W
onog
iri
Tah
un P
elaj
aran
200
8 /
2009
.
sisw
a ke
las
II
P2
SMK
Sudi
rman
1
Won
ogir
i da
lam
men
giku
ti m
ata
dikl
at
Neg
oisa
si
mel
alui
m
odel
pem
bela
jarn
koo
pera
tif S
TA
D
3 T
ri A
riya
nto
Peng
guna
an M
edia
Gra
fis
Unt
uk M
enin
gkat
kan
Min
at B
elaj
ar d
an H
asil
Bel
ajar
Geo
graf
i Sis
wa
SMP
Neg
eri 3
Kar
angp
anda
n T
ahun
Pela
jara
n 20
08/2
009.
T
ujua
n pe
nelit
ian
ini
adal
ah
untu
k m
enge
tahu
i pen
ingk
atan
min
at b
elaj
ar d
an h
asil
bela
jar
sisw
a ke
las
VII
I SM
P N
eger
i
3 K
aran
gpan
dan
tahu
n
pela
jara
n 20
08/2
009
deng
an
men
ggun
akan
m
edia
gr
afis
yang
ber
upa
baga
n (c
hart
).
Pene
litia
n T
inda
kan
Kel
as (
PTK
).
K
etun
tasa
n be
laja
r pa
da s
iklu
s 1
sebe
sar
55%
m
enin
gkat
32
.5%
sete
lah
perb
aika
n tin
daka
n pa
da
sikl
us I
I men
jadi
87,
5%.
N
ilai
rata
-rat
a ke
las
pada
sik
lus
I
sebe
sar
65,2
men
ingk
at m
enja
di
75,5
pad
a si
klus
II.
H
asil
pe
nelit
ian
min
at
bela
jar
men
unju
kkan
ra
ta-r
ata
skor
sisw
a se
besa
r 97
.875
de
ngan
kate
gori
m
inat
si
swa
dala
m
pem
bela
jara
n te
rgol
ong
baik
.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
4 A
ndre
as A
gung
Adi
Kun
coro
Pene
rapa
n M
odel
Pem
bela
jara
n ST
AD
(Sud
ent T
eam
Ach
ieve
men
t
Div
isio
n) D
iser
tai
Peng
guna
an M
edia
Bel
ajar
Moc
k-U
ps U
ntuk
Men
ingk
atka
n M
inat
Bel
ajar
dan
Has
il B
elaj
ar
Geo
graf
i Pad
a M
ater
i
Poko
k D
inam
ika
Lith
osfe
r
Sisw
a K
elas
X-2
SM
A
Neg
eri 1
Nge
mpl
ak
Boy
olal
i Tah
un P
elaj
aran
2010
/201
1 (P
enel
itian
Tin
daka
n K
elas
).
M
enge
tahu
i pe
ning
kata
n
min
at
bela
jar
geog
rafi
pa
da
mat
eri
poko
k di
nam
ika
litho
sfer
sis
wa
kela
s X
-2 S
MA
Neg
eri
1 N
gem
plak
Boy
olal
i
tahu
n pe
laja
ran
2010
/201
1
deng
an
men
erap
kan
mod
el
pem
bela
jara
n ST
AD
di
sert
ai
peng
guna
an
med
ia
bela
jar
moc
k-up
s.
M
enge
tahu
i pe
ning
kata
n ha
sil
bela
jar
geog
rafi
pa
da
mat
eri
poko
k di
nam
ika
litho
sfer
sisw
a ke
las
X-2
SM
A N
eger
i
1 N
gem
plak
B
oyol
ali
tahu
n
pela
jara
n 20
10/2
011
deng
an
men
erap
kan
mod
el
pem
bela
jara
n ST
AD
di
sert
ai
peng
guna
an
med
ia
bela
jar
Pene
litia
n T
inda
kan
Kel
as (
PTK
).
Pe
nera
pan
mod
el
pem
bela
jara
n
STA
D
dise
rtai
pe
nggu
naan
med
ia
bela
jar
moc
k-up
s da
pat
men
ingk
atka
n m
inat
be
laja
r
geog
rafi
da
lam
m
ater
i po
kok
dina
mik
a lit
hosf
er.
Hal
in
i
dibu
ktik
an d
ari
peni
laia
n an
gket
yang
te
lah
dila
kuka
n ol
eh
pene
liti
yang
m
enun
jukk
an
bahw
a te
rdap
at
45,5
%
si
swa
mem
iliki
m
inat
sang
at
baik
,
sert
a te
rdap
at
54,5
%
si
swa
mem
iliki
m
inat
ba
ik
dala
m
bela
jar
geog
rafi
.
Pe
nera
pan
mod
el
pem
bela
jara
n
STA
D
dise
rtai
pe
nggu
naan
med
ia
bela
jar
moc
k-up
s da
pat
men
ingk
atka
n ha
sil
bela
jar
geog
rafi
da
lam
m
ater
i po
kok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
moc
k-up
s.
dina
mik
a lit
hosf
er.
Hal
in
i
dita
ndai
de
ngan
ad
anya
peni
ngka
tan
rera
ta h
asil
bela
jar
geog
rafi
. Se
belu
m
dibe
ri
perl
akua
n ni
lai
rera
ta
yang
diam
bil
dari
sa
lah
satu
kom
pete
nsi
dasa
r ad
alah
seb
esar
58,1
8 da
n se
tela
h di
beri
perl
akua
n ni
lai
rera
ta
naik
men
jadi
81,
81.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
C. Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran yang baik merupakan proses pembelajaran yang
mana dapat merangsang siswa untuk aktif didalamnya, menarik penyajiannya
serta tujuan pengajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai. STAD merupakan
satu dari beberapa model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran STAD
dipilih oleh peneliti karena model ini menekankan adanya aktivitas dan interaksi
diantara siswa untuk saling memotivasi serta membantu dalam menguasai materi
pelajaran guna mencapai hasil belajar yang maksimal. Model pembelajaran STAD
yang diterapkan pada materi pokok dinamika lithosfer akan dapat membantu
peserta didik untuk menemukan serta membangun sendiri pemahaman pada
materi pokok tersebut melalui kerjasama kelompok.
Media mock-ups memiliki fungsi pokok tersendiri seperti yang telah
disebutkan dalam uraian sebelumnya, kelebihan dari media ini memungkinkan
siswa lebih termotivasi dan lebih aktif di dalam kegiatan pembelajaran, karena
media tersebut dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik
sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Pengaruh lain yang ditimbulkan
dari penggunaan media ini adalah siswa dapat memfokuskan perhatiannya pada
media yang diberikan. Hal ini dapat mengatasi kekurangperhatian, kesalahan
persepsi, maupun kejenuhan dalam menerima pelajaran. Dengan media mock-ups
memungkinkan pembelajaran akan lebih bermakna dan memungkinkan siswa
untuk menyelesaikan suatu permasalahan lebih cepat karena rasa penasaran dan
ketertarikan mereka terhadap media tersebut.
Materi pokok dinamika lithosfer merupakan salah satu materi yang
diajarkan pada siswa kelas X SMA. Pada materi ini berisi tentang konsep-konsep
serta teori yang bersifat abstrak. Diperlukan keterlibatan siswa secara aktif dalam
proses belajar mengajarnya sehingga konsep suatu materi akan cenderung lebih
kuat tertanam dari pada hanya mendengarkan penjelasan dari guru saja. Selain itu
hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses belajar mengajar adalah pemilihan
media pembelajaran. Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar
adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Media dapat membantu siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
untuk berpikir logis dan sistematis, selain itu dengan kehadiran media akan dapat
menciptakan pembelajaran yang bermakna, mendorong siswa untuk lebih aktif
dan, memotivasi siswa untuk mampu menyelesaikan suatu permasalahan. STAD
merupakan upaya yang dilakukan oleh peneliti untuk melibatkan siswa secara
aktif dalam proses pembelajaran melalui sistem kompetisi yang bersifat positif.
Media mock-ups adalah media yang dipilih untuk menarik minat belajar siswa,
selain itu media ini mampu meminimalisasi derajat keabstrakan pada materi
pokok dinamika lithosfer. Apabila kedua tindakan ini dilakukan secara bersama
sama maka harapannya akan mampu meningkatkan minat belajar siswa sehingga
akan berdampak lurus pula terhadap hasil belajarnya.
Dari kerangka pemikiran yang telah diuraikan di atas diduga bahwa minat
serta hasil belajar dapat ditingkatkan dengan penggunaan model pembelajaran
STAD serta penggunaan media mock-ups pada materi pokok dinamika lithosfer.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Alur krangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2. Alur Pemikiran Penelitian
D. Pengajuan Hipotesisis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah dijelaskan di
atas, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut :
1. Penerapan model pembelajaran STAD disertai penggunan media belajar
mock-ups dapat meningkatkan minat belajar geografi pada materi pokok
dinamika lithosfer siswa kelas X-2 SMA Negeri 1 Ngemplak tahun ajaran
2010/2011.
2. Penerapan model pembelajaran STAD disertai penggunaan media belajar
mock-ups dapat meningkatkan hasil belajar geografi pada materi pokok
dinamika lithosfer siswa kelas X-2 SMA Negeri 1 Ngemplak tahun ajaran
2010/2011.
Pembelajaran dengan model STAD
Pembelajaran dengan menggunakan
media mock-ups
Model Pembelajaran STAD
Meningkatkan kecakapan individu
Meningkatkan kecakapan kelompok
Meningkatkan komitmen
Menghilangkan prasangka buruk
terhadap teman sebaya
Tidak bersifat kompetitif
Media Mock-ups
Menunjukkan kepada siswa benda
dalam bentuk diperbesar atau diperkecil
menunjukkan objek secara utuh baik
kontruksi maupun cara kerjanya
Mengembangkan kreativitas
Meningkatkan perhatian
Mendorong untuk mengadakan
penyelidikan secara lebih mendalam
Minat belajar & hasil belajar geografi pada materi pokok dinamika lithosfer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1
Ngemplak Boyolali. Alasan pemilihan lokasi di SMA Negeri 1 Ngemplak adalah:
a. Nilai mata pelajaran geografi siswa SMA Negeri 1 Ngemplak masih rendah.
b. Belum pernah dilakukan penelitian sejenis dalam mata pelajaran geografi.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari 2011 sampai bulan April
2012. Adapun jadwal penelitian ini dirincikan sebagai berikut:
Tabel 5. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian
Jenis Kegiatan Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Aug
Sep
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Penyusunan dan
Pengajuan judul
peneliぼa n
Penyusunan proposal
peneliぼa n
Perijinan
Perencanaan ぼn dakan
&pembuatan
perangkat belajar
Pelaksanaan ぼn dakan
Analisis data
Penyusunan laporan
peneliぼa n
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Permasalahan Perencanaan
Tindakan I
Pelaksanaan
Tindakan I
Pengamatan/
Pengumpulan
Rebe ksi
Perencanaan
Tindakan II
Pelaksanaan
Tindakan II
Rebe ksi II Pengamatan/
Pengumpulan Data II
Dilanjutkan ke siklus
berikutnya
Permasalahan baru
Apabila masalah belum selesai
Siklus I
Siklus II
Jika permasalahan dalam peneli�a n sudah terselesaikan, maka peneli�a n sudah dapat dihen�k an, tetapi jika belum maka perlu diselenggarakan siklus berikutnya
Jika permasalahan dalam peneli�a n sudah terselesaikan, maka peneli�a n sudah dapat dihen�k an, tetapi jika belum maka perlu diselenggarakan siklus berikutnya
B. Metode Penelitian
Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai serta jenis data yang diperlukan,
peneliti menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research, CAR. Penelitian Tindakan Kelas diawali dari permasalahan yang
dialami oleh guru dalam kelas. Permasalahan tersebut muncul ketika proses
belajar mengajar sedang berlangsung, sehingga ini akan membawa dampak
negatif pada para siswa maupun pada proses pembelajaran. Berangkat dari
permasalahan ini, guru merefleksikan dalam suatu perbaikan yang secara
terencana dan terstruktur.
Suhardjono dalam Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, (2005: 74)
menjelaskan mengenai tahapan dalam Penelitian Tindakan Kelas sebagai berikut:
Gambar 3. Siklus Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini antara lain:
1. Siswa kelas X-2 SMA Negeri 1 Ngemplak sebagai subyek penelitian
sebanyak 33 orang, data yang dapat diperoleh antara lain informasi mengenai
minat dan hasil belajar geografi setelah PTK dilaksanakan.
2. Guru pengampu mata pelajaran geografi kelas X-2, data yang diperoleh
mengenai minat belajar serta hasil belajar awal siswa, sebelum perlakuan.
3. Dokumen atau arsip mengenai data siswa kelas X-2 SMA Negeri 1
Ngemplak Boyolali.
4. Peristiwa mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif STAD serta
penggunaan media mock-ups ketika sedang dilakukan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam
suatu penelitian. Pengumpulan data ditujukan untuk memperoleh data yang
diperlukan dalam penelitian. Berikut adalah teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini :
1. Angket
Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup
dimana para siswa yang diberi pertanyaan hanya memilih jawaban yang sesuai
dengan pilihannya dengan memberikan tanda pada jawaban yang dipilih. Tanda
yang dimaksudkan adalah tanda centang (check). Angket dapat dilihat pada
lampiran 3.
Dalam penelitian ini minat belajar diukur berdasarkan 4 parameter, yaitu:
Perasaan, sikap, kesadaran, kemauan. Berikut ini adalah Kisi kisi angket untuk
mengetahui minat belajar geografi tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Tabel 6. Kisi kisi Angket Pengukuran Minat Belajar Geografi
Aspek Indikator Butir soal Jumlah
1. Perasaan 1. Opini siswa mengenai mata
pelajaran geografi
2. Perasaan siswa ketika mengikuti
mata pelajaran geografi
3. Perasaan siswa ketika belajar
geografi secara berkelompok
1,2
3,4
5,6
2
2
2
2. Sikap 1. Sikap siswa ketika mengikuti
pelajaran geografi
2. Sikap siswa ketika belajar
geografi di rumah
7,8,9
10,11
3
2
3. Kesadaran 1. Kesadaran siswa mengenai
pelajaran geografi di rumah
2. Kesadaran siswa untuk
mengerjakan tugas-tugas geografi
3. Upaya yang dilakukan siswa
ketika tertinggal materi geografi
4. Kesadaran siswa untuk mengisi
waktu luang
5. Kesadaran siswa untuk mengikuti
ulangan geografi
12,13,14
15,16,17
18,19
20,21,22
23,24
3
3
2
3
2
4. Kemauan 1. Kemauan siswa untuk mengikuti
pelajaran geografi
2. Kemauan siswa untuk
mengerjakan soal-soal geografi
3. Kemauan siswa untuk
mempelajari geografi
25,26
27,28
29,30
2
2
2
Total butir soal 30 30
Sumber: Ariyanto Tri, 2008 (skripsi)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
2. Tes Hasil Belajar Geografi
Peneliti melakukan tes pada setiap akhir siklus. Tes akhir siklus dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang
diajarkan setelah berlangsungnya proses tindakan. Hasil tes ini juga berfungsi
sebagai indikator kinerja dan standar kesesuaian antara silabus, rencana
pembelajaran dan materi yang disampaikan.
Dalam siklus 1 soal tes berjumlah 25 butir soal yang terdiri atas 20 butir
soal pilihan ganda serta 5 butir soal uraian. Jawaban dari soal tes dikumpulkan
pada saat hari itu juga, sehingga ini akan mencerminkan kemampuan
sesungguhnya yang dimiliki oleh siswa. Instrumen untuk mengukur hasil belajar
dapat dilihat pada lampiran 4.
Adapun kisi-kisi soal tes tersebut sebagai berikut:
Tabel 7. Kisi-kisi Soal Tes Hasil Belajar Siklus 1
Indikator Hasil Belajar C1 C2 C3 C4 Jumlah Lapisan Bumi 3 5,21 3 Tenaga Endogen 1,12,
13,14 ,16,24
2,20 ,22
11,18 ,19
15,17 ,23,25
16
Struktur Bumi(Lipatan, Patahan,Kekar, Ketidakselarasan)
4,6,7,9 ,10
8 6
Total 7 10 4 4 25 Sumber : Data Primer PTK 2010/2011
3. Dokumentasi
Data-data mengenai dokumentasi dalam penelitian ini meliputi data
mengenai sekolah SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali, data mengenai identitas
siswa kelas X-2, data mengenai ulangan harian geografi siswa kelas X-2,
dokumentasi foto seta video selama Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sedang
berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
E. Teknik Analisis Data
Langkah-langkah yang harus ditempuh setelah pengumpulan data adalah
analisis data. Analisis data ini dilakukan peneliti sejak awal sampai berakhirnya
pengumpulan data. Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara kualitatif atau
dalam bentuk deskripsi dan disusun berdasarkan penempatan yang sesuai. Setelah
data tersebut diperoleh, peneliti melakukan rekapitulasi untuk mengetahui hasil
penelitian yang dilakukan.
Untuk melihat minat siswa dalam pembelajaran, peneliti memberikan
angket untuk diisi siswa, angket yang digunakan adalah angket tertutup. Jawaban
yang telah dituliskan di dalam angket menunjukkan minat belajar geografi siswa.
Soal didalam angket memiliki dua jenis pertanyaan, yaitu pertanyaan yang bersifat
positif serta pertanyaan yang bersifat negatif, berikut ini merupakan prosedur
penilaian angket tersebut:
1. Prosedur skoring positif angket minat belajar geografi siswa:
a. Jawaban SS skor 4 menunjukkan minat belajar geografi paling tinggi
b. Jawaban S skor 3 menunjukkan minat belajar geografi tinggi
c. Jawaban TS skor 2 menunjukkan minat belajar geografi rendah
d. Jawaban STS skor 1 menunjukkan minat belajar geografi paling rendah
2. Prosedur skoring negatif angket minat belajar geografi siswa:
a. Jawaban SS skor 1 menunjukkan minat belajar geografi paling rendah
b. Jawaban S skor 2 menunjukkan minat belajar geografi rendah
c. Jawaban TS skor 3 menunjukkan minat belajar geografi tinggi
d. Jawaban STS skor 4 menunjukkan minat belajar geografi paling tinggi
Data minat belajar yang telah terkumpul kemudian dikonversikan ke
dalam kriteria penskoran dalam Arikunto (2005: 18), sebagai berikut:
: skor 97 120
: skor 73 96
: skor 49 72
: skor 25 48
: skor 0 24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Untuk mengetahui hasil belajar siswa, peneliti melakukan tes akhir siklus.
Data dari hasil penelitian di lapangan diolah dan dianalisis secara deskriptif
kemudian dilakukan penyajian data. Penyajian data dalam penelitian meliputi
penampilan seluruh data baik dari hasil observasi, penilaian, penyebaran angket
serta dokumen yang menunjang penelitian.
F. Indikator Kinerja
Dalam penelitian ini proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila
kriteria penskoran minat belajar dalam Arikunto (2005:18) secara keseluruhan.
Selain itu hal yang penting lagi sebagai dasar pertimbangan indikator keberhasilan
penelitian ini adalah apabila hasil belajar telah memenuhi kriteria ketuntasan
minimal (KKM) yaitu >69 dengan prosentase target capaiannya adalah 75%.
G. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yaitu merupakan kejelasan langkah-langkah dalam
penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari awal diselenggarakannya penelitian
hingga akhir penelitian. Penelitian ini diselenggarakan dalam 1 siklus,
dikarenakan target dalam penelitian telah memenuhi target sehingga tidak perlu
diselenggarakan siklus berikutnya. Adapun prosedur penelitian ini dilakukan
melalui beberapa tahap, yaitu :
Siklus 1
1. Perencanaan Tindakan
Dalam tahap perencanaan tindakan, kegiatan-kegiatan yang dilakukan
meliputi:
a. Pengamatan di SMA Negeri 1 Ngemplak untuk mendapatkan gambaran
mengenai kondisi awal sekolah tersebut pada umumnya serta pada kelas X-2
untuk mengetahui proses kegiatan belajar mengajar geografi pada khususnya.
b. Pengumpulan dokumen berupa data sekolah maupun data siswa kelas X-2
yang diperlukan dalam penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
c. Identifikasi masalah yang terjadi selama kegiatan belajar mengajar geografi
berlangsung pada kelas X-2.
d. Menyusun perangkat pembelajaran, instrumen penilaian, serta rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP).
e. Perancangan model pembelajaran STAD yang akan diterapkan dalam kegiatan
belajar.
f. Pembuatan media pembelajaran mock-ups yang dipakai dalam penelitian.
2. Pelaksanakan Tindakan
Pada siklus pertama, tindakan yang dilakukan adalah menerapkan model
pembelajaran STAD dengan menggunakan media mock-ups yang secara bersama-
sama dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Secara garis besar kegiatan tersebut
dapat disajikan sebagai berikut:
a. Tahap Penyajian Materi
Materi pelajaran yang dipelajari sewaktu penelitian ini adalah
dinamika lithosfer, dalam materi ini banyak mengkaji hal-hal yang bersifat
abstrak, antara lain: pergerakan lempeng, struktur bumi (lipatan, patahan,
sesar, dan ketidakselarasan), lapisan bumi, dan lain lain. STAD adalah
model pembelajaran yang diterapkan dalam tahap ini dengan maksud
pembelajaran dapat berorientasi kepada siswa (student oriented) selain itu
mock-ups adalah media yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran
dengan maksud agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan menarik.
Media mock-ups merupakan media yang jarang sekali dipakai oleh guru,
padahal sesungguhnya media ini sangat efektif dalam menjelaskan mengenai
proses, terutama untuk menjelaskan materi dinamika lithosfer.
b. Tahap Kegiatan Kelompok
Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, siswa dibagi menjadi 6
kelompok, setiap kelompok terdiri atas 5-6 anggota. Pembagian kelompok
dilakukan secara acak agar antara siswa yang pandai dan siswa yang kurang
dapat terdistribusi secara rata, sehingga tidak menimbulkan diskriminasi antar
kelompok. Tiap-tiap kelompok diberikan soal berupa kuis yang mencakup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
materi dinamika lithosfer, setiap anggota kelompok memiiliki peran
menyumbang poin untuk kelompoknya masing-masing dalam penentuan
kelompok yang paling hebat.
c. Tahap Tes Individual
Tes individu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan
belajar telah dicapai. Tes individu dilakukan pada akhir siklus, dalam
penelitian ini tes dilaksanakan pada pertemuan kedua setelah penerapan model
pembelajaran STAD dengan menggunakan media mock-ups diselenggarakan.
d. Tahap Penghitungan Skor Perkembangan Individu
Skor perkembangan individu dihitung berdasarkan pada skor awal
yang diperoleh dari guru pengampu, skor awal yang diambil dalam penelitian
ini adalah nilai evaluasi belajar pada semester 1 yang dikomparasikan dengan
hasil kerja kelompok pada siklus 1 setelah perlakuan model pembelajaran
STAD dengan media mock-ups dilaksanakan, sehingga peneliti akan
mendapatkan data selisih nilai untuk menentukan skor perkembangan
individu.
e. Penghargaan Kelompok
Penghargaan kelompok diberikan kepada kelompok yang memiliki
skor perkembangan individu paling tinggi, penghargaan kelompok
dikategorikan menjadi tiga yaitu kelompok baik, kelompok hebat, dan
kelompok super. Kelompok yang memiliki skor tertinggi berarti telah mampu
memahami serta menganalisis dengan baik mengenai materi dinamika
lithosfer.
3. Tahap Pengamatan
Tahap pengamatan dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan
tindakan di lapangan. Ketika guru sedang menerapkan model pembelajaran
kooperatif STAD disertai dengan media mock-ups, tindakan tersebut langsung
diamati proses, pengaruh, serta efektivitasnya. Data yang dapat diperoleh dari
pengamatan ini antara lain minat belajar awal siswa. Selain itu juga dilakukan
evaluasi minat belajar dan hasil belajar siswa di akhir siklus. Evaluasi minat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
belajar diperoleh dari hasil angket yang telah diolah, sedangkan untuk penilaian
hasil belajar diperoleh dari tes akhir siklus yang dikerjakan secara individu yang
dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan siswa sesungguhnya terhadap materi
yang telah dipelajari.
4. Refleksi
Pada tahap ini, peneliti melakukan penilaian hasil evaluasi, observasi serta
hasil angket yang telah disebar. Melalui nilai-nilai yang telah terkumpul peneliti
dapat mengukur keberhasilan pembelajaran, apakah sudah ada peningkatan atau
belum. Berdasarkan pelaksanaan tahap observasi dan evaluasi sebelumnya, data
yang diperoleh selanjutnya menjadi bahan refleksi bagi peneliti untuk perbaikan
pembelajaran berikutnya. Jika belum memberikan hasil yang optimal dan belum
sesuai dengan standar yang telah ditentukan, maka tindakan perlu diperbaiki pada
siklus berikutnya.
Perencanaan Siklus I
Pada siklus pertama, kegiatan pembelajaran dilaksanakan sebanyak 2 kali
pertemuan, yaitu 4 x 45 menit. Perincian kegiatan siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel 8. Rincian Kegiatan Belajar Siklus 1
Pertemuan Bentuk Kegiatan Alokasi waktu
I
Pendahuluan
Guru menyapa dan mengabsen siswa
Guru menyampaikan kompetensi dasar yang
harus dicapai siswa
Apersepsi: Guru bercerita mengenai
peristiwa peristiwa tektonisme yang terjadi di
Asia
10 menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru bertanya kepada siswa mengenai
lapisan lapisan bumi, tenaga endogen, dan
struktur bumi
Elaborasi
- Guru menerapkan pembelajaran
kooperatif model STAD dalam
pembelajaran
- Guru menjelaskan materi mengenai
dinamika lithosfer dengan menggunakan
media mock-ups dan meminta siswa
untuk menanggapinya
- Guru membagi kelompok menjadi 6, serta
membagikan soal untuk didiskusikan
dalam kelompok
- Guru meminta siswa untuk menyajikan
hasil diskusi dalam sesi presentasi
Konfirmasi
- Guru menyimpulkan hasil diskusi
Penutup
Guru menyampaikan rencana pembelajaran
pada pertemuan berikutnya
Guru mengucapkan salam penutup
75 menit
5 menit
II
Pendahuluan
Guru mengucapkan salam dan mengabsen
siswa
Guru membagikan lembar evaluasi untuk
dikerjakan siswa
10 menit
60 menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Kegiatan inti
Siswa mengerjakan soal sedangkan guru
mengawasi jalannya evaluasi
Penutup
Lembar evaluasi dikumpulkan
Guru membagikan angket tanggapan kepada
siswa atas model pembelajaran yang telah
dilakukan oleh guru
Angket dikumpulkan dan guru
mengumumkan kelompok terbaik pada siklus
pertama
20 menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Lokasi Penelitian Secara Umum
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Ngemplak yang berlokasi di
desa Donohudan kecamatan Ngemplak, kabupaten Boyolali. Secara astronomis
berbatasan dengan:
a. Sebelah timur : Persawahan
b. Sebelah Selatan : Perkampungan penduduk
c. Sebelah Barat : Lapangan sepak bola Donohudan
d. Sebelah Utara : Sekolah Luar Biasa Donohudan,
Ngemplak,Boyolali
2. Profil Sekolah
SMA Negeri 1 Ngemplak secara resmi berdiri pada tanggal 26 Oktober
1995, dengan memiliki Daftar Isian Kegiatan (DIK) dan Nomor Induk Statistik
Sekolah ( NISS ) bernomor 30.1.03.09.11.051. Status Negeri, Terakreditasi A
pada tahun 2006.
SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali memiliki 16 ruang belajar (kelas),
terdiri atas 6 buah ruang kelas X, 6 buah ruang kelas XI, serta 4 buah ruang kelas
XII. Saat ini telah tergabung 49 tenaga pendidik (guru) dengan kualifikasi
pendidikan SI dan S2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
G
amba
r 4. P
eta
Citr
a SM
A N
eger
i 1 N
gem
plak
Boy
olal
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
B. Hasil Penelitian
1. Kondisi Awal Minat belajar dan Hasil Belajar Siswa Kelas X-2
Untuk mengetahui bagaimana kondisi awal minat belajar geografi siswa
kelas X-2 SMA Negeri 1 Ngemplak, peneliti melakukan pengamatan pada kelas
tersebut sewaktu kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung. Diketahui ± 75%
siswa memperhatikan penjelasan dari guru, sedangkan sisanya belum dapat
mengikuti jalannya pembelajaran dengan baik, ditandai dengan beberapa siswa
yang asyik mengobrol dengan teman sebangkunya, mengerjakan tugas mata
pelajaran lain, dan ada juga para siswi yang berdandan sewaktu pelajaran geografi
sedang berlangsung, sehingga dapat disimpulkan jalannya pembelajaran geografi
kurang optimal. Kurangnya minat belajar siswa diakibatkan karena pembelajaran
cenderung bersifat teacher centered , padahal seharusnya di dalam pembelajaran
siswa harus dilibatkan secara penuh sewaktu proses belajar mengajar berlangsung,
selain itu pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang menarik dan siswa
cenderung kurang tertantang untuk mau mengikuti pembelajaran dengan penuh
perhatian hingga usai pembelajaran geografi.
Berdasarkan analisis data uji kompetensi III siswa kelas X-2 yang telah
peneliti dapatkan dari guru pengampu, diketahui hasil belajar geografi kelas
tersebut memiliki nilai rata-rata kelas yang paling rendah, yaitu 58,18 serta
ketuntasan belajar klasikalnya adalah 12 %. Berdasarkan analisis tersebut, maka
peneliti perlu melakukan tindakan untuk meningkatkan minat serta hasil belajar
siswa pada mata pelajaran geografi pada khususnya.
2. Tindakan Siklus 1
a. Perencanaan Tindakan Siklus I
Kegiatan Perencanaan tindakan dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 26
April 2011. Guru dan peneliti mendiskusikan mengenai masalah masalah
maupun tindakan yang akan dilakukan di dalam penelitian ini. Dari diskusi
tersebut maka disepakati pelaksanaan tindakan pada siklus I adalah 2 kali tatap
tanggal 6 Mei 2011 serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
jam ke 1,2 atau pukul
07.00 08.30 WIB di ruang kelas X-2.
Dari hasil diskusi di atas peneliti mendapatkan data-data mengenai
gambaran singkat siswa kelas X-2 secara umum maupun masalah belajar yang
dihadapi siswa sewaktu KBM berlangsung, ini akan mempermudah kerja peneliti
dalam merencanakan tindakan yang dituangkan di dalam RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran).
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Dalam Pelaksanaan tindakan Siklus I, peneliti bertindak sebagai pengajar
sedangkan guru yang mengamati jalannya pembelajaran, dengan alasan guru
menyerahkan sepenuhnya kepada peneliti yang lebih memahami model belajar
yang akan diterapkan serta media yang telah dipilih. Pelaksanaan tindakan ini
diselenggarakan 2 kali tatap muka atau 4 x 45 menit sesuai dengan skenario RPP
yang telah disusun.
Pada pertemuan pertama 6 Mei 2011, peneliti menggunakannya untuk
menyampaikan materi dan kerja kelompok, untuk pertemuan kedua 13 Mei 2011
digunakan untuk mengadakan penilaian untuk mengetahui pencapaian belajar
siswa selama mengikuti pelajaran dengan diskusi kelompoknya.
1)
Kegiatan pembelajaran geografi dimulai pada jam 1,2 atau pada pukul
07.00 08.30 di ruang kelas X-2, satu siswa berhalangan hadir yaitu Nia
Nugraheni (tanpa keterangan).
Pendahuluan
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam yang
kemudian dilanjutkan dengan mengabsen kehadiran siswa. Sebagai kegiatan
apersepsi guru bercerita mengenai peristiwa peristiwa tektonisme.
Kegiatan inti
Untuk penerapan model pembelajaran tipe STAD hal yang dilakukan
guru dalam pertemuan pertama adalah menjelaskan materi mengenai dinamika
lithosfer, dalam kegiatan ini guru menggunakan media mock-ups sebagai alat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
bantu di dalam penyampaian materi. Dalam tahap ini siswa belajar secara
bersama-sama mengenai lapisan bumi, tenaga endogen, dan struktur bumi.
Jenis media mock-ups yang dipakai adalah handuk yang disusun untuk
memvisualisasikan pergerakan lempeng tektonik bumi, bola plastik yang telah
dibentuk sedemikian rupa untuk memvisualisasikan lapisan bumi, balok kayu
untuk menjelaskan patahan, graben dan horst.
Setelah kegiatan penyampaian materi, guru melanjutkan ke tahap
diskusi kelompok. Guru membagi siswa ke dalam 6 kelompok, 1 kelompok
terdiri atas 5-6 anggota. Masing-masing anggota kelompok diberikan soal
mengenai materi yang telah dijelaskan.
Penutup
Guru menyimpulkan hasil diskusi kelompok, kemudian sebagai sarana
evaluasi penutup kegiatan tatap muka, guru memberikan pertanyaan kepada
siswa.
2)
Pada pertemuan kedua guru menggunakannya untuk tahap tes
individual, semua siswa hadir pada pertemuan kedua ini, karena di pertemuan
sebelumnya telah disampaikan bahwa akan dilakukan evaluasi pada
pertemuan kali ini.
Pendahuluan
Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam yang kemudian
dilanjutkan dengan mengabsen siswa, kegiatan berlangsung selama 5 menit.
Kegiatan inti
Lembar evaluasi dibagikan, jalannya kegiatan evaluasi diawasi oleh
peneliti.
Penutup
Lembar evaluasi dikumpulkan, kemudian guru memberikan angket
tanggapan kepada siswa atas pembelajaran model STAD dengan
menggunakan media mock-ups yang telah dilakukan. Pada bagian ini guru
juga memberikan penghargaan (award) kepada kelompok yang terbaik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
c. Pengamatan Siklus I
Dari kegiatan siklus I yang dilakukan, hal-hal yang dapat diamati antara
lain (1) Penerapan model pembelajaran STAD disertai penggunaan media mock-
ups diamati efektivitasnya apakah dapat meningkatkan minat belajar siswa selama
pembelajaran berlangsung atau belum. Minat belajar diukur berdasarkan
parameter perasaan, sikap, kesadaran, serta kemauan siswa dalam belajar geografi,
(2) Kerja kelompok siswa di dalam pembelajaran STAD, (3) Jalannya proses
evaluasi pada akhir siklus.
d. Refleksi Siklus I
Tahap berikutnya dari model pembelajaran STAD adalah tahap
penghitungan skor perkembangan individu. Berdasarkan penghitungan skor yang
telah dilakukan, diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 9. Skor Perkembangan Individu Siklus I
Nama Kelompok Rata rata Skor Tim Predikat Tim
Kelompok 1 26,66 Super Team
Kelompok 2 26,66 Super Team
Kelompok 3 18 Good Team
Kelompok 4 24 Great Team
Kelompok 5 24 Great Team
Kelompok 6 25 Super Team
Sumber : Data Perhitungan PTK 2010/2011
Berdasarkan tabel 8 diketahui ada 2 tim yang memperoleh skor
perkembangan individu tertinggi, yaitu kelompok 1, dan kelompok 2. Berdasarkan
kaidah STAD, maka dua kelompok tersebut berhak mendapatkan penghargaan
(award) dari guru. Kedua kelompok yang mendapatkan skor tertinggi ini berarti
sudah mampu memahami dan menganalisis dengan baik materi pokok dinamika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
lithosfer. Untuk lebih jelas memahami bagaimana penghitungan skor
perkembangan individu pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 18.
Dari pelaksanaan siklus I yang telah dilakukan, peneliti juga memperoleh
informasi mengenai minat serta hasil belajar geografi sebagai berikut:
1) Minat Belajar Siswa
Dari angket yang telah disebar dan diisi oleh siswa, kemudian diolah
oleh peneliti dengan metode skoring. Diperoleh hasil skoring minat belajar
siswa berkisar antara 81 (yang terendah) hingga 110 (yang tertinggi), dengan
perolehan skor rerata 95,393, secara garis besar minat belajar siswa tergolong
baik. Hasil skoring tersebut secara rinci dapat dilihat pada lampiran 10. Dari
hasil skoring minat belajar diperoleh predikat sebagai berikut:
Sangat baik (A) = 1533 × 100% = 45,5 %
Baik (B) = 1833 × 100% = 54,5 %
Kondisi diatas dapat digambarkan ke dalam tabel berikut ini:
Tabel 10. Kriteria Minat Belajar Siswa Dalam Belajar Geografi
Skor Frekuensi Persentase Kriteria
97 - 120 15 Siswa 45,5 % Sangat baik
73 - 96 18 Siswa 54,5 % Baik
Sumber: Data Perhitungan PTK 2010/2011
Berdasarkan hasil tabulasi minat belajar di atas, maka dapat
diketahui bahwa minat belajar siswa secara garis besar dikategorikan baik,
ini berarti minat belajar telah memenuhi indikator kinerja dalam penelitian,
sehingga tidak diperlukan angket balikan pada siklus berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Kondisi ini dapat disajikan dalam grafik berikut ini:
Gambar 5. Grafik Minat Belajar Siswa Siklus I
Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa siswa memberikan respon
yang positif terhadap pembelajaran geografi dengan menerapkan model
pembelajaran STAD serta menggunakan media mock-ups.
2) Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa diperoleh dari evaluasi pada akhir siklus. Soal-
soal pada siklus I ini meliputi lapisan bumi, tenaga endogen, dan struktur
bumi. Berdasarkan hasil penilaian siklus I yang telah dilakukan, diketahui
rentang nilai siswa berkisar antara 50 (nilai yang terendah) hingga 97,5
(nilai yang tertinggi) dengan nilai rerata kelas 81,81.
95,5 120
73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Secara rinci pendistribusian nilai tersebut dapat disajikan sebagai berikut: