-
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIFDENGAN TIPEQUICK ON THE
DRAWUNTUKMENINGKATKAN MINAT BELAJARSANTRI
MADRASAH TSANAWIYAH PADAMATA
PELAJARAN BIOLOGI DI PONPES
AN-NURTANGKIT
SKRIPSI
KHAIRUL HIDAYATULLAH
TB. 161040
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITASISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
-
i
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIFDENGAN TIPEQUICK ON THE
DRAWUNTUKMENINGKATKAN MINAT BELAJARSANTRI
MADRASAH TSANAWIYAH PADAMATA
PELAJARAN BIOLOGI DI PONPES
AN-NURTANGKIT
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana
Pendidikan
KHAIRUL HIDAYATULLAH
TB. 161040
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITASISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
-
ii
-
iii
-
iv
-
v
PERSEMBAHAN
ِحْيمِ ْحمِن الر بِْسِم هللاِ الر
Alhamdulillahirabbil ‘aalamiin
Tak ada seorang pun yang pantas menerima rasa syukur pertamaku
ini kecuali Allah
SWT, Dia yang memberikan kekuatan, sehingga saya mampu
menyelesaikan tugas
ini hingga akhir. Banyak hal yang terjadi selama proses
penyelesain tugas ini, baik
suka maupun duka, tapi berkat karunia-Nya sampailah saya pada
titik sekarang ini.
Syukurku untukmu Tuhanku.
Ayah dan mamak, pak Thalhah dan bu Mardiana, saya tahu di luar
sana banyak ayah
yang lebih baik darimu, banyak ibu yang lebih baik darimu, tapi
bagi saya kalian
berdua adalah ayah dan mamak terbaik yang pernah saya miliki,
banyak hal yang
tidak saya pahami atas apa yang kalian lakukan terhadap saya,
tapi satu yang pasti
harapmu keberhasilan akan mendatangi anakmu yang banyak
kurangnya ini, ayah dan
mamak izinkan saya memeberikan sebuah hadiah kecil yang
dengannya perjuangan
kalian demi anak-anakmu pasti belum bisa tertandingi.
Untuk adik-adiku Aji dan Nauri, semoga karya kecil abangmu ini
dapat memotivasi
kalian, dapat membuat kalian semangat dalam menjalani hidup, dan
semoga kalian
bisa melakukan sesuatu yang jauh lebih baik dari abangmu
ini.
Buat keluarga keduaku Biologi D’16, terkhusus buat Ridwan, Roki,
Riski, danDeni,
terima kasih atas semua cerita yang kalian tulis di setiap
lembar hidupku, berkat
kalian aku lupa bagaimana caranya terluka, susah adalah rasa
senang yang tertunda,
kelabu berubah menjadi candu karna kebersamaan menjadikan semua
yang semu
menjadi nyata adanya, melebur menjadi satu, menghangatkan, bagai
kopi yang tiap
pagi biasa kalian seduh.
-
vi
MOTTO
إِنَّ هللاَ ََل يُغَي ُِر َما بِقَْوٍم َحتَّى يُغَي ُِرْوا َما
بِأَْنفُِسِهْم ﴿سورة
الرعد:۱۱﴾
Artinya:“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah suatu kaum
sehingga mereka
merubah keadaan”Q.S Ar-Ra’d ayat 11 (Departemen Agama,
1995:370).
-
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrahim
Alhamdulillah puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan
berkat Rahmat dan Ridho-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan
Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dengan baik.
Pelaksanaan penulisan ini
merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
Strata Satu (S1)
dalam bidang Ilmu Tadris Biologi, di Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, penelitian ini
berjudul “Penerapan
model pembelajaran kooperatif dengan tipe Quick On The Draw
untuk meningkatkan
minat belajar santri MTs pada Mata Pelajaran Biologi di Ponpes
An-Nur Tangkit”.
Penulisan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat terwujud
berkat bantuan
dan jasa dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H Su’aidi Asy’ari, MA, Ph.D Selaku Rektor UIN
Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dra. Hj. Fadlila, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN
Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Reny Safita, M.Pd Selaku Ketua Program studi Tadris
Biologi dan Ibu Dwi
Gusfarenie, M.Pd Selaku Sekretaris Program Studi Tadris Biologi
Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Ibu Badariah M.Pd dan Bapak Dr. Salahuddin, M.Si, selaku
pembimbing skripsi I
dan II yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing saya
dan
memberi banyak ilmu serta solusi pada setiap permasalahan atas
kesulitan dalam
penulisan skripsi ini.
-
viii
5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi yang telah memberikan pengetahuan yang
sangat
bermanfaat selama masa perkuliahan.
6. Seluruh staf dan karyawan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
yang telah
memberikan bantuan kepada penulis.
7. Dr. KH. Marwazi, M.Ag, selaku pimpinan pondok pesantren
An-Nur Tangkit.
8. Ustadz Sulaiman Astra selaku Kepala Sekolah MTs di Ponpes
An-Nur Tangkit
yang telah memberikan kemudahan penulis memperoleh data di
lapangan.
9. Para ustadz dan ustadzah serta santri kelas VII Mts di Ponpes
AN-Nur Tangkit.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang penulis
miliki. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran serta masukan bahkan
kritik yang dapat
membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi para
pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang Tadris
Biologi.
Jambi, Mei 2020
Khairul Hidayatullah
TB. 161040
-
ix
ABSTRAK
Nama : Khairul Hidayatullah
Program Studi : Tadris Biolgi
Judul : Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Quick On
The
Draw untuk meningkatkan minat belajar santri Madrasah
Tsnawiyah pada amata pelajaran Biologi di Ponpes An-Nur
Tangkit.
Penelitian ini membahas tentang meningkatkan minat belajar pada
mata pelajaran
Biologi dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
Quick On The
Draw.Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat
belajar santri Madrasah
Tsanawiyah di Ponpes AN-Nur Tangkit pada mata pelajaran Biologi
dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan tipe Quick On
The
Draw.penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK).
Pada pelaksanaanya
penelitian dilakukan sebanyak tiga siklus.Teknik pengumpulan
data yang digunakan
pada penelitian ini adalah observasi, angket, wanwancara, dan
dokunentasi. Penelitian
ini dikatakan berhasil apabila seluruh siswa atau sebagian (75%)
berminat pada mata
pelajaran Biologi. Penerapan model pembelajaran kooperatif
dengan tipe Quick On
The Draw ini dikatakan berhasil, hal ini dibuktikan dengan
adanya peningkatan pada
setiap siklus. Pada pra siklus siswa yang berminat hanya
sebanyak 74.19%, pada
siklus I banyak siswa yang berminat mengalami peningkatan
menjadi sebanyak
76.38%, pada siklus II meningkat sebanyak 82.31%, adapun siklus
III meningkat
menjadi 90.19%. Dari persentase banyak siswa yang berminat pada
mata pelajaran
Biologi pada siklus III dapat ditarik kesimpulan bahwa model
pembelajaran
kooperatif tipe Quick On The Draw dapat meningkatkan minat
belajar siswa.
Kata kunci: Quick On The Draw, minat belajar, penelitian
tindakan kelas.
-
x
ABSTRACT
Name : Khairul Hidayatullah
Major : Biology Education
Title : The implementation of Quick On The Draw type of
Cooperative
Learning Model to increase learning interest of Madrasah
Tsnawiyah students in Biology subject at An-Nur Tangkit
Islamic Boarding School
This study discusses increasing learning interest in Biology
subject by applying the
Quick On The Draw of cooperative learning model. The purpose of
this study is to
increase learning interest of Madrasah Tsanawiyah students in
AN-Nur Tangkit
Islamic Boarding School in Biology subject by applying
cooperative learning model
with the type of Quick On The Draw. This research is a classroom
action research
(CAR). In the implementation this study carried out as many as
three cycles. Data
collection techniques used in this study were observation,
questionnaire, interview,
and documentation. This research is said to be successful if all
students or some
(75%) are interested in Biology subject. The application of the
cooperative learning
model with thetype of Quick On The Draw is said to be
successful, this is evidenced
by an increase in each cycle. In the pre-cycle the students who
were interested in is
only 74.19%, in the first cycle many students who were
interested had an increase of
76.38%, in the second cycle increased by 82.31%, while the third
cycle increased to
90.19%. From the percentage of many students interested in
Biology subjects in cycle
III, it can be concluded that thecooperative learning model with
tpe of Quick On The
Draw can increase student learning interest.
Keywords: Quick On The Draw, learning interest, classroom action
research.
-
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
.............................................................................................
i
NOTA DINAS
.......................................................................................................
ii
PENGESAHAN
....................................................................................................
iv
PERNYATAAN ORISINALITAS
.........................................................................
v
PERSEMBAHAN
..................................................................................................
vi
MOTTO.................................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR
...........................................................................................
viii
ABSTRAK
............................................................................................................
ix
ABSTRACT
..........................................................................................................
x
DAFTAR ISI
.........................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL
.................................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR
.............................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
..........................................................................................
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
...........................................................................................
1 B. Fokus Penelitian
.........................................................................................
5 C. Rumusan Masalah
......................................................................................
5 D. Tujuan Penelitian dan Kegunanaan Penelitian
............................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
...............................................................................................
8 B. Penelitian yang Relevan
.............................................................................
18 C. Kerangka Berpikir
......................................................................................
19 D. Hipotesis Penelitian
....................................................................................
20
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
........................................................................................
21 B. Tempat dan Waktu Penelitian
.....................................................................
22 C. Prosedur
Tindakan......................................................................................
22 D. Kriteria Keberhasilan Tindakan
..................................................................
25 E. Sumber Data
..............................................................................................
26 F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
.................................................. 26
-
xii
G. Teknik Analisis Data
..................................................................................
28
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
..........................................................................................
30 B. Pembahasan
...............................................................................................
53
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
................................................................................................
58 B. Saran
..........................................................................................................
58
DAFTAR PUSTAKA
...........................................................................................
62
-
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1.Kisi-kisi lembar angket minat belajar siswa
............................................ 28
Tabel 4.1. Analisis Hasil Angket Minat Belajar Santri Pra Siklus
........................... 30
Tabel 4.2. Persentase Indikator Angket Pra
Siklus.................................................. 31
Tabel 4.3. Analisis Hasil Angket Minat Belajar Santri Siklus I
............................... 32
Tabel 4.1. Persentase Indikator Angket Siklus I
..................................................... 33
Tabel 4.5. Analisis Hasil Angket Minat Belajar Santri Siklus II
............................. 34
Tabel 4.1. Persentase Indikator Angket Siklus II
.................................................... 35
Tabel 4.7. Analisis Hasil Angket Minat Belajar Santri Siklus III
............................ 36
Tabel 4.8. Persentase Indikator Angket Siklus III
................................................... 37
Tabel 4.9. Perbandingan Persentase Minat belajar Santri Per
Siklus ....................... 38
-
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.Kerangka Berpikir
..............................................................................
19
Gambar 3.1.Diagram Alur Penelitian Tindakan Kelas
............................................ 22
Gambar 4.1. Grafik Persentase Indikator Angket Pra Siklus
................................... 31
Gambar 4.2.Grafik Persentase Indikator Angket Siklus I
........................................ 33
Gambar 4.3.Grafik Persentase Indikator Angket Siklus II
...................................... 35
Gambar 4.4.Grafik Persentase Indikator Angket Siklus III
..................................... 37
Gambar 4.5. Grafik Perbandingan Persentase Minat Belajar Siswa
Per Siklus ........ 38
-
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Validasi
RRP.........................................................................
64
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
......................................... 67
Lampiran 3. Lembar Validasi Angket
....................................................................
116
Lampiran 4. Angket Minat Belajar Siswa
...............................................................
118
Lampiran 5. Tabel Persentase Indikator Angket Per
Siklus..................................... 120
Lampiran 6. Dokumentasi
......................................................................................
122
Lampiran 7.Daftar Konsultasi
................................................................................
124
Lampiran 8. Daftar Riwayat
...................................................................................
126
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sebagai manusia ciptaan Allah, manusia diberikan akal oleh-Nya
dan akal
inilah yang akan membedakan kita dengan makhluk ciptaannya yang
lain.
Bukan hanya untuk dijadikan pembeda antara kita dan makhluk
Tuhan lainnya,
namun Allah berikan akal untuk digunakan agar kita menjadi
manusia yang
baik, beradab dan berguna baik bagi diri kita sendiri maupun
bagi manusia yang
lain dengan ilmu dan keterampilan yang kita miliki.
Meskipun manusia telah memilki akal, namun tidak serta merta
seseorangakan menjadi manusia seperti yang telah disebutkan
diatas, manusia
masih memerlukan alat untuk dapat mencapai itu. Pendidikan
adalah alat yang
manusia butuhkan, dan dewasa ini pendidikan merupakan salah satu
tolok ukur
nilai dari seseorang, semakin tinggi pendidikannya maka semakin
tinggi pula
nilai seseorang tersebut.Adapun nilai yang dimaksud di sini
adalah hal yang
berkaitan dengan kualitas diri seseorang manusia, baik itu dari
segi kebaikannya,
adabnya, keterampilan atau bahkan keilmuan yang manusia itu
miliki.
Pendidikan merupakan suatu proses untuk meningkatkan
kecerdasan,
keterampilan, memperkuat kepribadian serta semangat kebangsaan
agar dapat
membangun diri sendiri maupun bertanggung jawab atas pembangunan
bangsa
(Sudjana, 2013: 30).
Pendidikan pada dasarnya adalah sebuah usaha untuk menjadi
seorang
manusia yang lebih baik lagi dengan adanya perubahan dari segi
pengetahuan,
sikap dan keterampilan sebagaimana yang telah dikemukakan oleh
Sudirman
(1987:17), bahwa pendidikan merupakan usaha yang dilakukan
individu untuk
menciptakan perubahan aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan
yang
termanifestasikan dalam perubahan perilaku ke arah yang lebih
positif.
-
2
Di dalam agama islam sendiri pendidikan merupakan sebuah
keharusan
bahkan islam mengajarkan bahwa pendidikan tidak akan berhenti
kita dapatkan
mulai dari kita masih dalam buaiyan hingga nanti akhirnya kita
masuk ke dalam
liang lahat. Hal ini mengisyaratkan bahwa manusia harus mulai
dari sejak dini
untuk melek akan pendidikan.
Salah satu cara untuk kita mendapatkan pendidikan itu adalah
dengan belajar
di sekolah, di Indonesia sendiri terdapat tingkatan dalam
sekolah mulai dari
jenjang pendidikan paling bawah, yaitu PAUD kemudian TK
dilanjutkan ke SD
menuju jenjang yang lebih tinggi lagi, yaitu SMP lalu SMA dan
terakhir
Pergururan Tinggi. Namun tidak hanya itu ada satu lembaga yang
juga memilki
kontribusi besar terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia
yaitu Pondok
Pesantren.
Pesantren sendiri termasuk ke dalam lembaga pendidikan islam
yang formal,
dimana tujuan didirikannya pesantren adalah untuk melahirkan
santri (read:
siswa) yang memilki kepribadian islam bahkan juga diharapkan
para santri dapat
menjadi seorang ahli agama dan dapat mengamalkan ilmunya di
masyarakat
setelah menyelasaikan belajarnya di dalam pesantren.
Menurut Zahidi (2017:53)Pondok pesantren dilihat dari ilm yang
diajarkan
ada 3 jenis, yaitu: 1) pesantren tradisional (salafiyah), 2)
pesantren modern
(kalafiyah), dan 3) pesantren komprehensif. Adapun hal yang
membedakan
ketiga jenis pondok pesantren tersebut adalah, pondok pesantren
pesantren
tradisional (salafiyah) yaitu pesantren yang masih tetap
mempertahankan bentuk
aslinya dengan semata-mata mengajarkan kitab yang ditulis oleh
ulama abad ke
15 M dengan menggunakan bahasa Arab. Adapun pondok pesantren
modern
(kalafiyah) pengajian kitab-kitab klasik tidak lagi menonjol,
bahkan ada yang
hanya sekedar pelengkap, tetapi berubah menjadi mata pelajaran
atau bidang
studi. Sedangkan pondok pesantren komprehensif yaitu pondok
pesantren yang
-
3
menggabungkan sistem pendidikan dan pengajaran antara yang
tradisional dan
yang modern.
Dewasa ini seiring perkembangan zaman dan kuriklum, guru yang
dulunya
sebagai pusat dari pembelajaran di kelas sudah bergeser, hal ini
disebabkan saat
ini siswa dituntut untuk bisa lebih aktif pada saat kegiatan
pembelajaran
berlangsung.Namun meskipun begitu tidak sedikit dari lembaga
pendidikan
termasuk juga didalamnya pondok pesantren khususnya pondok
pesantren
modern masih menggunakan metode konvensional yang lagi-lagi guru
menjadi
pusat dalam kegiatan pembelajaran. Banyak guru yang masih
menggunakan
metode ceramah dimana guru menyampaikan pelajaran dan siswa
hanya
mendengarkan dan mencatat apa yang disampaikan. Model
pembelajaran seperti
ini cenderung membuat siswa menjadi pasif, cepat bosan, mudah
mengantuk ang
berakibat pada minat belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran
menurun.
Minat dari seorang siswa dapat dilihat dari beberapa
aspek.Tandea,
Pasandaran, &Pangalila (2018:5) mengemukakan bahwa indikator
minat ada
empat, yaitu: 1) perasaan senang, 2) ketertarikan siswa, 3)
perhatian siswa, dan
4) keterlibatan siswa.
Agar terciptanya kegiatan belajar yang menarik, yang dapat
meningkatkan
minat belajar siswa, maka diperlukan kemampuan guru untuk
memilih metode
pembelajaran yang sesuai. Penggunaan metode pembelajaran yang
menarik dan
melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar memungkinkan
siswa menjadi
lebih bersemangat dan antusias dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran. Tidak
hanya itu, metode yang tepat juga akan dapat membantu dalam
mengembangkan
kemampuan yang berbeda-beda dari setiap siswa.
Penggunaan model pemebelajaran yang tepat memang sudah harus
dilakukan di setiap mata pelajaran termasuk pada mata pelajaran
Biologi.Biologi
sendiri merupakan bagian dari mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA),
-
4
yang mana biologi mempelajari fenomena dalam kehidupan
sehari-sehari yang
berkaitan dengan makhluk hidup yang ada di dunia ini.Pelajaran
IPA khususnya
Biologi dipandang sebagai mata pelajaran yang membosankan
dengan
banyaknya materi dan teori-teori yang sering menggunakan
istilah-istilah
asing.Keadaan seperti ini menuntut guru yang mengajarkan mata
pelajaran
Biologi untuk bisa kreatif serta inofatif dalam melakukan
pembelajaran di kelas
dengan memilih metode yang tepat agar anak tidak bosan selama
kegiatan
pembelajaran.
Berdasarkan observasi dan wawancara awal peneliti kepada
beberapa santri
yang penelti lakukan di Ponpes An-Nur Tangkit selama mengajar.
Diperoleh
informasi bahwa guru dalam proses belajar lebih sering
menyampaikan materi
dengan ceramah sehingga santri di dalam kelas kurang aktif,
hanya
mendengarkan dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru
sehingga membuat
beberapa santri menjadi bosan mengakibatkan mereka tidak
terlalu
memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru bahkan ada beberapa
santri
yang tidur selama proses pembelajaran berlangsung, selain dari
pada itu setelah
dilakukan pengamatan, padatnya kegiatan di Ponpes An-Nur dan
kurangnya
hiburan menjadi penyebab mengantuknya santri dikelas.
Kurangnya keaktifan dan perhatian santri dalam mengikuti
kegiatan
pembelajaran merupakan indikator dari kurangnya minat santri
dalam mata
pelajaran Biologi. Oleh sebab itu diperlukan suatu inovasi dalam
proses
penyampaian materi maka peneliti memilih model pembelajaran
kooperatif tipe
Quick On The Draw yang dapat mendorong keaktifan siswa di kelas.
Penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe Quick On The Drawini dapat
menarik
perhatian siswa, mengurangi rasa bosan dan mengantuk karna
terdapat unsur
Game di dalamnya yang dapat menimbulkan perasaan senang dan
membuat
siswa menjadi aktif dan mampu bekerja sama dalam kelompok.
-
5
Berdasarkan permasalahan yang diuraikan di atas maka penulis
tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TIPE QUICK ON THE
DRAW UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SANTRI
MADRASAH TSANAWIYAHPADA MATA PELAJARAN BIOLOGIDI
PONPES AN-NUR TANGKIT”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dikarenakan
terbatasnya waktu
dan biaya maka supaya penelitian lebih terfokus pada
permasalahan yang
dibahas, maka peneliti membatasi masalahnya untuk
memfokuskan
penelitiannya pada “Penerapan model pembelajaran kooperatif
dengan tipe
Quick On The Drawuntuk meningkatkan minat belajar santri
MTspada
Mata Pelajaran Biologidi Ponpes An-Nur Tangkit”.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, didapatlah rumusan masalah
sebagai
berikut: “Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif
dengan tipe
Quick On The Draw dapat meningkatkan minat belajar santri MTs di
Ponpes
An-Nur Tangkit pada mata Pelajaran Biologi”.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok masalah yang telah dikemukakan diatas,
maka
tujuan penelitian pada hakikatnya adalah:
a. Untuk mengetahui bagaimana penerapan model kooperatif tipe
Quick
On The Draw dapat meningkatkan minat santri MTs di Ponpes
An-
Nur Tangkit pada Mata Pelajaran Biologi”.
-
6
2. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang akan dicapai, maka penilitian
ini
berguna untuk:
a. Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi
terhadapap
pengembangan studi Ilmu Tadris Biologi, terutama dalam
metode
pembelajaran jenis kooperatif.
b. Praktis
1) Bagi guru, memberikan pengetahuan dan inovasi baru
terkait
penerapan metode yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran
di
kelas.
2) Bagi siswa, dapat Meningkatkan minat belajar siswa dalam
Mata
Pelajaran Biologi.
3) Bagi sekolah, diharapkan dapat membantu dalam perbaikan
dan
peningkatan mutu pembelajaran di sekolah demi kemajuan
pendidikan.
4) Bagi peneliti, menambah pengalaman langsung dalam
penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe Quick On The Draw dalam
pembelajaran di kelas.
-
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Minat Belajar
a. Pengertian Minat
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (Depdiknas, 2002) minat
diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi terhadap
sesuatu, gairah,
perhatian, keinginan dan kesukaan. Minat yaitu suatu keadaan
dimana
seseorang menaruh perhatian pada sesuatu dan sekitar, keinginan
untuk
mengetahui, mempengaruhi, mempelajari dan membuktikan lebih
lanjut
(Bimo Walgito, 1981:38). Sedangkan menurut Djaali (2007:121)
minat
adalah rasa suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa
ada yang menyuruh.
Minat berkaitan erat dengan kebutuhan seseorang, sebagaimana
yang
telah disampaikan oleh Wringstone yang diterjemahkan oleh
Wayan
Nurkoncoro (1987:46) bahwa minat yang timbul dari kebutuhan
seseorang
akan merupakan sumber dari usaha tersebut. Hal ini dapat
diartikan bahwa
seseorang tidak memerlukan dorongan dari luar, ketika apa yang
ia
kerjakan merupakan hal yang menarik baginya.
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa minat
merupakan kecenderungan hati seseorang untuk menginginkan
dan
melakukan sesuatu tanpa ada yang menyuruh.
b. Pengertian Belajar
Menurut Sugihartono dkk (2007:74) belajar merupakan suatu
proses
perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu
dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Adapun
Daryanto
-
8
(2009:2) mengatakan belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru
secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi
dengan ligkungannya. Sedangkan menurut Baharudin dkk
(2007:12)
Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk
mendapatkan
perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau
pengalaman-
pengalaman.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat
disimpulkan
bahwa belajar adalah proses dimana sesorang dalam merubah
tingkah
lakunya yang didapat dari pengalaman-pengalaman yang pernah
seseorang
tersebut lakukan.
Dari beberapa pengertian minat dan belajar seperti yang
telah
diuraikan di atas maka, dapat disimpulkan bahwa minat belajar
adalah
suatu keinginan yang disertai dengan perhatian dan keaktifan
secara
sengaja untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang
dapat
merubah tingkah laku dan kemampuan bereaksi seseorang yang
bersifat
relatif permanen atau menetap yang disebabkan adanya interaksi
individu
dengan lingkungan sekitarnya.
c. Indikator dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Minat Belajar
Indikator minat ada empat, yaitu: 1) perasaan senang, 2)
ketertarikan
siswa, 3) perhatian siswa, dan 4) keterlibatan siswa
(Tandea,dkk, 2018:5).
Masing-masing indikator tersebut sebagai berikut:
1) Perasaan Senang
Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka
terhadap
suatu mata pelajaran, maka siswa tersebut akan terus mempelajari
ilmu
-
9
yang disenanginya. Tidak ada perasaan terpaksa pada siswa
untuk
mempelajari bidang tersebut.
2) Ketertarikan Siswa
Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong untuk cenderung
merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan atau bisa berupa
pengalaman
afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
3) PerhatianSiswa
Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa terhadap
pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain
dari
pada itu. Siswa yang memiliki minat pada objek tertentu,
dengan
sendirinya akan memperhatikan objek tersebut.
4) Keterlibatan Siswa
Ketertarikan seseorang akan suatu objek yang mengakibatkan
orang
tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan
kegiatan
dari objek tersebut.
Minat seseorang tidak timbul secara tiba-tiba. Minat tersebut
ada
karena pengaruh dari dua faktor, yaitu faktor internal dan
eksternal. Kedua
faktor tersebut sebagai berikut:
1) Faktor Internal
Faktor internal adalah sesuatu yang membuat siswa berminat,
yang
berasal dari dalam diri sendiri. Faktor internal tersebut antara
lain:
pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan
(Syah,
2011: 152). Keempat faktor tersebut sebagai berikut:
Perhatian sangatlah penting dalam mengikuti kegiatan dengan
baik,
dan hal ini akan berpengaruh pula terhadap minat siswa dalam
belajar.
Perhatian dalam belajar yaitu pemusatan atau konsentrasi dari
seluruh
aktivitas seseorang yang ditujukan kepada sesuatu atau
sekumpulan objek
-
10
belajar (Suryabrata, 2007: 14). Siswa yang aktivitas belajarnya
disertai
dengan perhatian yang intensif akan lebih sukses serta
prestasinya akan
lebih tinggi. Orang menaruh minat pada suatu aktivitas akan
memberikan
perhatian yang besar, tidak segan mengorbankan waktu dan tenaga
demi
aktivitas tersebut.
Keingintahuan adalah perasaan atau sikap yang kuat untuk
mengetahui
sesuatu; dorongan kuatuntuk mengetahui lebih banyak tentang
sesuatu.
Suatu perasaan yang muncul dalam diri seseorang yang mendorong
orang
tersebut ingin mengetahui sesuatu.
Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang
ditandai
dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan
(Donald
dalam Hamalik, 2003: 158). Motivasi adalah sesuatu yang
kompleks.
Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang
ada
pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan
gejala
kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak
atau
melakukan sesuatu. Kebutuhan (motif) yaitu keadaan dalam diri
pribadi
seorang siswa yang mendorongnya untuk melakukan
aktivitas-aktivitas
tertentu guna mencapai suatu tujuan (Suryabrata, 2007: 70).
Kebutuhan, ini hanya dapat dirasakan sendiri oleh seorang
individu.
Seseorang tersebut melakukan aktivitas belajar karena ada
yang
mendorongnya. Dalam hal ini motivasi sebagai dasar penggeraknya
yang
mendorong seseorang untuk belajar. Dan minat merupakan
potensi
psikologis yang dapat dimanfaatkan untuk menggali motivasi
bila
seseorang sudah termotivasi untuk belajar, maka akan melakukan
aktivitas
belajar dalam rentangan waktu tertentu.
-
11
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah sesuatu yang membuat siswa berminat
yang
datangnya dari luar diri, seperti: dorongan dari orang tua,
dorongan dari
guru, tersedianya prasarana dan sarana atau fasilitas, dan
keadaan
lingkungan.
2. Model Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut teori Vygotsky, model pembelajaran kooperatif
diartikan
sebagai belajar kelompok (Agus Suprijono, 2011:56). Sedangkan
menurut
Wina Sanjaya (2009:240) pembelajaran kooperatif merupakan
model
pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan atau tim
kecil,
yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar
belakang
kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang
berbeda.
Dalam belajar kooperatif, siswa dibentuk dalam
kelompokkelompok
yang terdiri dari 4-5 orang untuk bekerja sama dalam menguasai
materi
yang diberikan guru (Slavin, 1995; Enggen Kauchak). Tujuan
dibentuknya
kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada
semua
siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berfikir
dan kegiatan
belajar (Trianto, 2010:56).
Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah usaha untuk membuat
siswa agar menjadi ikut aktif dalam berpartisipasi dalam
pembelajaran dan
memberikan fasilitas kepada mereka berupa pengalaman sikap
kepemimpinan dan menentukan keputusan ketika berada dalam
kelompok
serta memberikan kesmpatan bagi siswa untuk dapat berinteraksi
dan
belajar dengan orang lain yang berbeda latar belakangnya yang
secara
tidak langsung kegiatan pembelajaran yang bersifat kolaboratif
yang
bertujuan agar siswa dapat mencapai tujuan yang mereka
inginkan
-
12
bersama, akan dapat membantu siswa dalam mengembangkan
keterampilan berhubungan dengan sesama yang akan bermanfaat
bagi
kehidupan mereka di luar sekolah.
b. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembeljaran
Koopereatif
Rong dalamYudha M.S dan Rudyanto (2005: 37) menyatakan bahwa
pembelajaran kooperatif memberikan pengaruh bagi perkembangan
anak,
yaitu:
1) Menekankanpada pengembangan secara keseluruhan. Metode
ini
berbeda dibandingkan dengan metode tradisional yang
cenderung
menekankan pada aspek pengetahuan dan ketrampilan saja.
2) Terobosan baru dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
dengan
perkembangan kemampuan berfikir inovatif.
3) Membantu perkembangan anak didik dari biasanya belajar
pasif
menjadi aktif.
4) Menciptakan kebahagiaan dan kegembiraan dalam proses belajar
anak.
5) Membantu untuk mengembangkan hubungan sosial anak.
Pembelajaran kooperatif dapat menyebabkan unsur-unsur
psikologis
peserta didik menjadi terangsang dan menjadi aktif. Hal ini
disebabkan
oleh adanya rasa kebersamaan dalam kelompok. Pada saat
berdiskusi
fungsi ingatan dari peserta didik menjadi lebih aktif, lebih
bersemangat,
berani mengemukakan pendapat, meningkatkan kerja keras peserta
didik
dan lebih termotivasi.
MenurutMohamad Nur (2005:74-88) berikut ini adalah kelebihan
dan
kelemahan dari pembelajaran kooperatif. Kelebihan model
pembelajaran
koopereatif adalah:
-
13
1) Meningkatkan kecakapan individu maupun kelompok dalam
memecahkan masalah.
2) Meningkatkan komitmen.
3) Menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebayanya.
4) Peserta didik yang berprestasi ternyata lebih mementingkan
orang lain,
tidak bersifat kompetetif, dan tidak memiliki rasa dendam.
5) Peserta didik lebih meningkatkan hubungan kerja sama antara
teman.
6) Peserta didik dapat mengembangkan aktivitas, kreativitas,
kemandirian, sikap kritis, sikap dan kemampuan berkomunikasi
dengan orang lain.
7) Guru cukup menyampaikan konsep-konsep pokok saja.
8) Masing-masing peserta didik dapat berperan aktif.
9) Dapat menciptakan saling menghargai.
10) Sistem penilaian dapat mengacu pada kelompok dan
individu.
Kekurangan model pembelajaran koopereatif adalah:
1) Waktu yang relativ lebih banyak.
2) Persiapan yang lebih terprogram dan sistematik.
3) Bila belum terbiasa pencapaian hasil belajar tidak bisa
maksimal.
4) Terdapat peserta didik yang tidak dapat menyesuaikan diri,
berperilaku
menyimpang, terlalu gaduh, tidak hadir, ataupun tidak berlatih
secara
efektif.
5) Beban bagi pengajar yang lebih besar dan harus teliti dalam
sistem
penilaian.
6) Kontribusi dari peserta didik yang berprestasi rendah menjadi
kurang
dan peserta didik yang berprestasi tinggi akan mengarah pada
kekecewaan.
-
14
Adapun solusi untuk kekurangan yang telah diuraikan di atas
adalah,
guru harus lebih membuat persiapan yang baik, mulai dari materi
hingga
diri guru itu sendiri, selain itu guru juga harus dapat
menguasai kelas
dengan baik selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung.
3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick On The
Draw
a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Quick On The Draw
MetodeQuick On The Draw adalah suatu pembelajaran yang lebih
mengedepankan kepada aktivitas dan kerja siwa dalam mencari,
menjawab dan melaporkan informasi dari berbagai sumber dalam
sebuah
suasana permainan yang mengarah pada pacuan kelompok
melaului
aktivitas kerja tim (Ismail Sukardi, 2013:29).
MenurutPaul Ginnis (2008:163) metode Quick On The Draw
merupakan jenis pembelajaran kooperatif, yang menginginkan
agar
peserta didik bekerja sama secara kooperatif pada
kelompok-kelompok
kecil dengan tujuan untuk menjadi kelompok pertama yang
menyelesaikan
satu set pertanyaan.
Metode ini memberikan pengalaman mengenai bermacam-macam
keterampilan mulai dari membaca, kecepatan dalam melakukan
sesuatu,
belajar mandiri, dan kecakapan dalam membaca pertanyaaan
dengan
hati-hati, dapat menjawab pertanyaan dengan tepat, serta
membedakan
mana materi yang penting dan sebaliknya. Kegiatan ini akan
membiasakan
siswa untuk terbiasa belajar dengan sumber-sumber lain bukan
hanya dari
guru saja. siswa dituntut memiliki tanggung jawab baik bagi diri
sendiri
maupun kelompok.
-
15
b. Langkah Langkah Quick on The Draw
Adapun langkah-langkah dari metode Quick On The Draw adalah
sebagai berikut:
1) Siapkan satu set pertanyaan, misalnya kisaran lima sampai
sepuluh
pertanyaan yang berkaitan dengantopik yang sedang dibahas.
Buat
beberapa salinan agar tiap kelompok punya sendiri-sendiri.
Tiap
pertanyaan harus berada pada kartu atau kertas terpisah. Tiap
set kartu
atau kertas diberi tanda berbeda beda sesuai jumlah kelompok
yang
dibentuk. Letakkan set tersebut di atas meja guru dengan
angka
menghadap ke atas dan angka satu yang menunjukkan kartu atau
kertas
soal pertama berada di paling atas;
2) Bagi kelas kedalam beberapa kelompok sesuai jumlah set
pertanyaan
yang telah dibuat, beri tanda pada setiap kelompok sesuai tanda
dari
setiap set, agar mereka dapat mengenali set pertanyaan mereka
yang
ada di atas meja guru;
3) Beri tiap kelompok materi sumber yang di dalamnya terdapat
jawaban
dari semua pertanyaan yang ada;
4) Pada kata “mulai” salah satu perwakilan kelompok “lari“ ke
meja guru
untuk mengambil satu pertanyaan sesuai tanda yang ada pada
kelompok meraka dengan set pertanyaan yang ada di meja guru
kemudian kembali ke kelompok masing-masing;
5) Dengan menggunakan materi sumber yang telah diberikan,
tiap
kelompok berusaha mencari jawaban dari pertanyaan yang telah
diambil lalu menuliskan jawabannya di kertas terpisah;
6) Jawaban dibawa ke meja guru oleh orang yang berbeda. Guru
memerikasa jawaban. Jika jawaban benar, perwakilan kelompok
disilahkan untuk mengambil pertanyaan selanjutnya, jika salah
guru
menyuruh siswa untuk kembali ke kelompoknya dan mencoba
lagi;
-
16
7) Saat salah seorang siswa berlari ke depan teman-teman
yang
lainmembaca dan memahami sumber bacaan agar mereka dapat
menjawab pertanyaan nantinya dengan lebih efisien;
8) Kelompok yang pertama menyelesaikan semua pertanyaan
dianggap
sebagai pemenang.
9) Guru kemudian membahas semua pertanyaan;
c. Kelebihan dan kekurangan Quick On The Draw
Setiap model pembelajaran pasti punya kelebihan dan
kekurangan
dalam mengimplementasikannya baik itu metode yang paling
bagus
dipandang untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sama halnya
dengan
model pembelajaranQuick On The Drawjuga mempunyai kelebihan
dan
kekurangan, kelebihannya adalah sebagai berikut:
1) Aktivitas ini mendorong kerja kelompok, semakin efisien
kerja
kelompok, semakin cepat kemajuannya. Kelompok dapat belajar
bahwa pembagian tugas lebih produktif dari pada
menduplikasikan
tugas;
2) Memberikan pengalaman mengenai tentang macam-macam
keterampilan membaca, yang didorong oleh kecepatan
aktivitas,
ditambah belajar mandiri, membaca pertanyaan dengan
hati-hati,
menjawab pertanyaan dengan tepat, membedakan materi yang
penting
dan tidak;
3) Membantu siswa membiasakan diri untuk belajar pada sumber,
tidak
hanya guru;
4) Sesuai dengan siswa dengan karakteristik yang tidak dapat
duduk
diam;
5) Melatih siswa untuk tidak menduplikasi tugas dari teman.
-
17
Adapun kekurang-kekurangan metode Quick On The Drawadalah:
1) Membutuhkan waktu relatif lama dalam penerapannya;
2) Dalam kerja kelompok, siswa akan mengalamikeributan jika
pengelolaan kelas kurang baik;
3) Guru sulit untuk memantau aktivitas siswa dalam kelompok;
4) Guru harus benar-benar menyiapkan semua media dengan matang
agar
dalam menerapkan metode Quick On The Drawtidak mengalami
kesulitan;
5) Dibutuhkan ketelitian dalam membuat sumber materi agar
jawaban
yang berada di dalamnya tidak terlalu terlihat oleh siswa;
6) Tidak semua guru dapat memakai metode ini, guru dituntut
dapat
membawa suasana murid ke ranah yang lebih dalam, jadi pada
guru
yang kurang mampu menguasai kelas metode ini kurang efektif
dilakukan.
Dari uarain diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan
pembelajaran
dengan menggunakan metode Quick On The Drawini dapat
membantu
siswa membiasakan belajar mandiri dengan sumber yang tidak
hanya
guru.
B. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Ratna Dwi Pamilih (2014)
“Penerapan
Strategi Pembelajaran Quick On The Draw Untuk Meningkatkan
Minat
Belajar Ips Pada Peserta Didik Kelas V Di Sd Negeri 01
Wonolopo
Tasikmadu Karanganyar Tahun Pelajaran 2013/2014”. Hasil
penelitian
munujukkan bahwa Penerapan Strategi Pembelajaran Quick On
The
Drawdapat meningkatkan Minat Belajar Ips Pada Peserta Didik
Kelas V
Di Sd Negeri 01 Wonolopo Tasikmadu Karanganyar Tahun
Pelajaran
2013/2014 yang dibuktikan dengan peserta didik yang berminat
tinngi
-
18
pada Prasiklus sebesar 17% meningkat menjadi 30% Pada Siklus I
dan
pada hasil siklus II meningkat menjadi 87%. Persamaan pada
penelitian
ini terletak pada penerapan model kooperatif tipe Quick On
The
Drawuntuk meningkatkan minat belajar siswa. Perbedaannya
terletak
pada mata pelajaran, tempat, dan waktu penelitian.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Emi Yuliani Ayu, Roza Linda,
Agustina
(2018) “Penerapan Pembelajaran Quick On The Draw Pada Materi
Laju
Reaksi Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa” Dari hasil
analisa
data diketahui bahwa aktivitas belajar peserta didik meningkat
dari siklus I
ke siklus II dan berada pada kriteria baik dan sangat baik. Pada
siklus 1
diperoleh ratarata minat peserta didik secara klasikal yaitu
13,77 dan pada
siklus ke II meningkat menjadi 19,06 dengan presentase aktivitas
belajar
pada siklus I yaitu 57,36% dan meningkat secara signifikan pada
siklus II
menjadi 79,43%. Persamaan dengan penelitian terletak pada
variabel
bebasnya, yaitu penerapan model kooperatif tipe Quick On The
Draw.
perbedaannya adalah pada penelitian ini penerepan Quick On The
Draw
untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa. Sedangkan pada
penelitian
yang akan peneliti lakukan adalah menguji penerapan Quick On The
Draw
untuk meningkatkan miant belajar santri.
C. Kerangka Berpikir
Dewasa ini meskipun sudah disarankan untuk menggunakan metode
yang
membuat siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran,
namun tidak
sedikit sekolah yang masih menggunakan metode konvensional,
seperti metode
ceramah, yang masih berpusat pada guru, sehingga membuat siswa
menjadi pasif.
Guru menyampaikan materi sedangkan siswa hanya mendengarkan dan
mencatat
materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini menyebabkan siswa
menjadi tidak
akif yang bahkan secara tidak langsung menyebabkan mereka malas
dan kurang
-
19
antusias untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.Hal ini dapat
menjadi indikator
kurangnya minat belajar siswa.
Model pembelajaran kooperatif tipe Quick On The Draw merupakan
salah
satu alternativ untuk meningkatkan minat belajar siswa. Hal
tersebut dapat terjadi
karena pada tipe Quick On The Draw siswa belajarsiswa belajar
secara
berkelompok dan dituntut untuk aktif serta dapat menentukan
keputusan yang
tepat ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada selama
kegiatan
pembelajaran. Selain dari pada itu pada tipe Quick On The Draw
terdapat unsur
Game dimana akan membuat siswa menajadi senang. Ketika hal
tersebut berjalan
maka siswa yang memilki minat rendah akan menjadi termotivasi
untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran. Dengan metode kooperatif tipe
Quick On The
Drawini diharapkan minat belajar siswa dapat meningkat.Dapat
dilihat pada
gambar 2.1.
Gambar 2.1. Kerangka berpikir
Guru menyampaikan materi
dengan cara menjelaskan dan
mencatat yang membuat siswa
bosan dan tidak memperhatikan
yang akhirnya membuat minat
belajar siswa menurun.
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir
Guru menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe
Quick On The Draw pada Siklus
I, II, dan III
Minat belajar siswa meningkat
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
Guru menyampaikan materi
dengan cara menjelaskan dan
mencatat yang membuat siswa
menjadi bosan yang akhirnya
menyebabkan siswa tidak
memperhatikan pelajaran. Hal ini
merupakn indikator kurangnya
minat belajar siswa.
-
20
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan alur berpikir yang digunakanpeneliti dalam kerangka
berpikir,
maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan tipe Quick On
The
Draw tidak dapat meningkatkan minat belajar santri MTs di Ponpes
An-
Nur Tangkit pada Pembelajaran Biologi.
2. Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan tipe Quick On
The
Draw dapat meningkatkan minat belajar santri MTs di Ponpes
An-Nur
Tangkit pada Pembelajaran Biologi.
-
21
BAB III
METODE PENELITIAN.
A. Desain Penelitian
Menurut kemmis (Wina Sanjaya, 2011:24) penelitian tindakan
adalah suatu
bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh
peneliti dalam situasi
sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial
peneliti.Action research
dalam bahasa inggris yang berarti riset aksi, kaji tindakan, dan
riset tindakan, jadi
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atauClassroomAction
Research(CAR) adalah
penelitian tindakan yang diaplikasikan dalam kegiatan belajar
mengajar di kelas.
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap
kegiatan belajar
berupa sebuah tindakan, sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
sebuah kelas
secara bersama (Suharsimi Arikunto, 2010:3).
Menurut Arikunto (2014: 116) secara garis besar penelitian
tindakan kelas
(PTK) atau Classroom Action Research (CAR) memilki empat tahapan
yang
harus dilalui, yaitu:
1. Perencanaan, peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa,
kapan, di mana,
oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan pada
tahap
pelaksanaan.
2. Pelaksanaan, tahap pelaksanaan merupakan implementasi isi
rancangan,
yaitu melakukan tindakan kelas.
3. Pengamatan, kegiatan pengamatan ini dilakukan oleh
pengamat.
4. Refleksi, kegiatan refleksi dilakukan setelah pelaksanaan
tindakan yang
bertujuan untuk melakukan evaluasi atas tindakan yang
dilakukan.
Langkah-langkah dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini
dibuat dari
siklus ke siklus yang mana siklus ini akan terus dilakukan
hingga penelitian
mencapai target yang diinginkan. Penelitian ini dirancang
terdiri dari tiga siklus.
-
22
Pelaksanaan siklus pertama akan disesuaikan berdasarkan
permasalahan
pembelajaran yang diperoleh peneliti dari hasil wawancara atau
obsesrvasi awal
sedangkan pelaksanaan siklus kedua disesuaikan berdasarkan hasil
dari siklus
pertama dan perubahan yang ingin dicapai oleh peneliti.
Pelaksanaan penelitian
pada siklus I, II, dan III dapat digambarkan seperti pada
diagram alur berikut ini:
Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian Tindakan Kelas
(Suharsimi Arikunto, 2006: 64)
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Ponpes An-Nur
Tangkit Muaro
Jambi pada semester genap tahun ajaran 2019/2020 yang berlokasi
di Lrg An-
Nur, JL.Bumi Perkemahan, Desa Tangkit, Kec. Sei Gelam. Peneliti
mengambil
lokasi ini karena minat belajar pada mata pelajaran Biologinya
masih tergolong
rendah. Waktu penelitian disesuaikan dengan jadwal pembelajaran
Biologi pada
tingkat Mts
C. Prosedur Tindakan
Prosedur peneliti tindakan kelas ini terdiri dari tiga siklus.
Tiap siklus terdiri
dari dua kali pertemuan. Hal ini dilakukan agar guru dan murid
dapat beradaptasi
-
23
dengan strategi pembelajaran yang diteliti, sehingga hasil
penelitian tindakan
kelas dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran
selanjutnya.
1. Perencanaan
Rencana kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah
penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe Quick On The Draw pada mata
pelaran
biologi. Pada tahap persiapan atau perencanaan ini peneliti
menyusun silabus,
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), Buku Paket. Selain itu,
peneliti
juga mempersiapkan lembar angket yang akan diisi oleh setiap
siswa.
2. Implementasi
Pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam tahap ini yaitu
sebagai
berikut:
a. Kegiatan Awal
1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2) Guru memotivasi murid dengan memberi contoh dalam
kehidupan
sehari-hari.
3) Guru meminta beberapa orang murid untuk memberi contoh lain
yang
pernah dialami dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan
dengan
materi pelajaran.
b. Kegiatan Inti
1) Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran Cooperative
Tipe
Quick On The Draw dengan kalimat yang mudah dipahami oleh
murid.
2) Guru mengorganisasi murid kedalam kelompok yang telah
ditentukan
guru dengan membagi kelas menjadi beberapa kelompok. Guru
memberi warna untuk tiap kelompok sehingga mereka dapat
mengenali set pertanyaan mereka di meja guru.
3) Guru memberi tiap kelompok satu set pertanyaan yang telah
dipersiapkan, yang setiap set pertanyaan terdiri dari beberapa
soal.
-
24
4) Pada kata “mulai”, satu orang dari tiap kelompok “lari”
kemeja guru,
mengambil soal pertama menurut warna mereka dan kembali
membawanya ke kelompok.
5) Guru memerintahkan kepada kelompok tersebut mencari dan
menulis
jawaban di lembar kertas soal.
6) Guru memerintahkan kepada tiap kelompok yang diwakili orang
kedua
untuk membawa jawaban ke depan kelas. Guru memeriksa
jawaban.
Jika jawaban sesuai dengan pertanyaan pada set pertanyaan,
pertanyaan kedua dari tumpukan warna mereka diambildan
seterusnya.
Jika ada jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan, guru
menyuruh
sang pelari kembali ke kelompok dan mencoba lagi. Penulis dan
pelari
harus bergantian.
7) Saat seorang murid sedang “berlari” yang lainya memindahi
sumbernya dan membiasakan diri dengan isinya sehingga mereka
dapat menjawab pertanyaan nantinya dengan lebih efesien.
8) Guru akan memberitahukan kelompok pemenang dengan cacatan
dapat menjawab semua pertanyaan dengan benar.
9) Kemudian guru membahas semua pertanyan dengan kelas dan
cacatan
tertulis dibuat.
10) Guru tetap menjaga keamanan didalam kelas. Dengan
mengatur
kelancaran murid dalam proses pembelajaran berlangsung.
c. Kegiatan Akhir
1) Guru memberi evaluasi kepada murid untuk mengetahui
pemahaman
murid terhadap materi yang baru didiskusikan yang dikerjakan
secara
individu.
2) Guru membimbing murid dalam menyimpulkan materi
pelajaran.
3) Guru mengakhiri pelajaran dengan memberi tugas rumah
(PR).
-
25
3. Pengamatan
Observasi dilaksanakan saat proses tindakan berlangsung
dengan
menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Observasi
dilakukan
oleh observer yang merupakan guru lain yang dijadikan mitra
pelaksanaan
penelitian.
4. Refleksi
Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi diri untuk
mengetahui
kekurangan dan kelemahan yang terjadi pada siklus sebelumnya.
refleksi
merupakan suatu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah
dilakukan. Refleksi sangat tepat dilakukan ketika guru sudah
selesai
melakukan tindakan, kemudian guru dan peneliti berdiskusi
untuk
mendiskusikan implementasi rancangan tindakan yang telah
dilaksanakan.
Pada intinya tujuan dari kegiatan refleksi ini sebagai tahap
evaluasi, apakah
tindakan yang dilaksanakan sudah sesuai dengan planning yang
telah
ditetapkan. Dari hasil refleksi inilah akan ditentukan
perencanaan yang tepat
untuk siklus berikutnya.
D. Kriteria Keberhasilan Tindakan
Kegiatan pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi
peningkatan minat
belajar siswa pada mata pelajaran Biologi setelah menggunakan
model kooperatif
tipe Quick On The Drawterjadi perubahan yaitu apabila objek
penelitian telah
mencapai kriteria baik dengan minat belajar yang telah mencapai
skor rata-rata
dalam kategori tinggi.
Menurut Haryanti (2019:35), ketuntasan minimal pada proses
pembelajaran
apabila telah mencapai (75%). Apabila siswa terlihat secara
aktifberpartisipasi
dalam mengikuti proses pembelajaran, menunjukan perhatian yang
tinggi pada
saat pembelajaran berlangsung, mempunyai tanggung jawab yang
tinggi untuk
-
26
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, dan ketepatan
waktu dalam
mengumpulkan tugas.
E. Sumber Data
Sumber data yang digunakan pada penelitian ini, yaitu dokumen,
laporan
pengamatan, wawancara yang diperoleh dari santri MTs di Ponpes
An-Nur
Tangkit, observer, dan guru pelaksana tindakan.
F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan
oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Menurut Suharsimi Arikunto
(2010:161)
data merupakan hasil dari penelitian yang dicatat yang dapat
berupa fakta
ataupun angka. Pengumpulan data sangat penting dilakukakn karena
dengan
pengumpulan data, maka peneliti akan mendapatkan hasil
penelitian yang
sesuai dengan tujuan penelitian. Ada 4 cara yang dilakukan oleh
peneliti pada
penelitian tindakan kelas ini, yaitu Observasi, angket,
wawancara, dan
dokumentasi.
a. Observasi
Observasimerupakan pengamatan dan pencatatan secara
sistematis
terhadap gejala-gejala yang terlihat pada objek penelitian.
Observasi
dilakukan untuk mengetahui proses belajar mengajar pada mata
pelajaran
biologi dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
Quick On
The Draw. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar
observasi
yang telah dipersiapkan.
-
27
b. Angket
MenurutSugiyono (2008:199), angket merupakan teknik
pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat
pertanyaan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket digunakan
untuk
mengukur minat belajar siswa pada mata pelajaran biologi.
c. Wawancara
Wawancaradilakukan untuk mengumpulkan data tentang pendapat
guru dan siswa pada mata pelajaran biologi dengan menerapkan
model
pembelajaran kooperatif tipe Quick On The Draw.
d. Dokumentasi
Dokumentasimerupakan teknik pengumpulan data secara tidak
langsung ditujukan pada subjek penelitian.Arsip data
dokumentasi
digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam penelitian
secara
konkrit. Dokumentasi yang digunakan berupa foto kegiatan
pembelajaran.
2. Instrumen penelitian
a. Penyusunan instrumen penelitian
Instrumenmerupakanalat yang digunakan untuk mengungkapkan
obyek penelitian dalam rangka memperoleh tujuan penelitian.
Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi
siswa,
lembar angket dan wawancara.
b. Kisi-kisi instrument
1) Lembar angket
-
28
Tabel 3.1.
Kisi-kisi lembar angket minat belajar siswa
Variabel Indikator Sub indikator No. Item Jmlh Item
Minat
Belajar
Siswa
pada
mata
pelajaran
biologi
Perasaan
senang
Menyenangi materi
pembelajaran
1, 2 2
Ingin pintar dalam
mata pelajaran
biologi
2, 4 2
Ketertarikan Ketertarikan
terhadap mata
pelajaran biologi
5 1
Keinginan untuk
belajar mata
pelajaran biologi
6, 7 2
Perhatian Memperhatikan
penjelasan guru
8, 9, 10 3
Mempunyai rasa
ingin tahu yang
tinggi
11, 12 2
Konsentrasi belajar 1 1
Keterlibatan Aktif dalam
pembelajaran
14, 15 2
Berani bertanya dan
mengungkapkan
pendapat
16 1
3. Uji Validitas Instrumen
Pada penelitian ini validitas instrument yang digunakan oleh
penulis
adalah validitas konstrak (Construct Validity). Validitas
konstrak adalah
validitas pada instrumen yang digunakan untuk mengukur gejala
sesuai
dengan yang didefinisikan. Validitas konstrak diuji dengan
menggunakan
pendapat para ahli (Judgment Expert). Setelah penulis menyusun
butir
instrumen kemudian penulis mengkonsultasikan kepada dosen
pembimbing
dan setelah itu meminta pertimbangan dari para ahli (Judgment
Expert) unutk
diperiksa dan dievaluasi secara sistematis.
G. Teknik Analisis Data
-
29
Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis. Analisis data yang
akan
digunakan pada penelitian ini adalah analisis statistik
deskriptif. Tujuan dari
analisis statistik deskriptif adalah untuk mendeskripsikan
tentang minat siswa
selama proses pembelajaran. Analisis data tentang minat ini
dilakukan dengan
melihat kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan tindakan.
Analisis data
ini dilakukan perindividu subjek secara keseluruhan, baik dari
data selama
pembelajaran tanpa penerapan maupun selama proses pembelajaran
dengan
penerapan.
Untuk menguji apakah pembelajaran kooperatif tipe Quick On
The
Drawdapat meningkatkan minat belajar santri MTs pada mata
pelajaran Biologi
di Ponpes An-Nur Tangkit pada semester genap tahun ajaran
2019/2020,
digunakan rumus sebagai berikut:
𝑃 =𝐹
𝑁𝑥 100%
Keterangan:
P= Persentase minat belajar
F= Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N= Jumlah frekuensi/banyaknya individu
-
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Pra Siklus
Pada pra siklus di dapatlah data banyak santri yang berminat
pada
mata pelajaran Biologi adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Analisis Hasil Angket Minat Santri
Nama Indikator
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
R1 3 4 4 4 3 2 3 3 2 2 4 3 3 3 3 3 49
R2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 42
R3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 50
R4 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 50
R5 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 51
R6 3 4 4 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 45
R7 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 3 49
R8 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 60
R9 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 50
R10 3 4 4 4 3 2 2 4 4 3 2 3 3 3 4 3 51
R11 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 4 2 3 3 3 42
R12 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 40
R13 3 3 4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 48
R14 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 50
R15 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 44
R16 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 51
R17 2 3 4 3 3 2 3 3 2 2 2 2 1 3 3 1 39
R18 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 48
R19 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 46
R20 2 3 4 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 42
R21 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 48
R22 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 47
R23 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 47
-
R24 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 50
R25 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 48
Total 1187
Rata-Rata 47.48
Persentase 74.19
Dari tabel di atas didapat juga persentase dari setiap indikator
yang
dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2
Persentase indikator angket pra siklus
Variabel Indikator Jumlah
Skor Persentase
Minat Belajar Senang 336 84.00%
Ketertarikan 213 71.00%
Perhatian 425 70.83%
keterlibatan 213 71.00%
Lebih jelasnya lagi dapat dilihat padagambar 4.1
Gambar 4.1 Grafik Persentase angket minat belajar Siswa Pra
Siklus.
60.00%
65.00%
70.00%
75.00%
80.00%
85.00%
Senang Ketertarikan Perhatian keterlibatan
Persentase indikator angket pra siklus
Pra Siklus
-
2. Siklus I
Pada siklus I di dapatlah data banyak santri yang berminat pada
mata
pelajaran Biologi adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3
Analisis Hasil Angket Minat Santri
Nama Indikator
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
R1 3 4 4 4 3 2 3 3 2 2 4 3 3 3 3 3 49
R2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 49
R3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 51
R4 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 50
R5 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 51
R6 3 4 4 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 45
R7 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 3 49
R8 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 60
R9 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 50
R10 3 4 4 4 3 2 2 4 4 3 2 3 3 4 4 3 52
R11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 48
R12 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 48
R13 3 3 4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 48
R14 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 50
R15 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 45
R16 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 52
R17 3 3 4 3 3 2 3 3 2 2 2 2 1 3 3 1 40
R18 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 48
R19 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 49
R20 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 47
R21 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 48
R22 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 47
R23 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 48
R24 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 50
R25 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 48
Total 1222
Rata-Rata 48.88
Persentase 76.38
-
Dari tabel di atas didapat juga persentase dari setiap indikator
ang
dapat dilihat pada tabel 4.4
Tabel 4.4
Persentase indikator angket siklus I
Variabel Indikator Jumlah
Skor Persentase
Minat
Belajar Senang 347 86.75%
Ketertarikan 215 71.67%
Perhatian 442 73.67%
Keterlibatan 218 72.67%
Lebih jelasnya lagi dapat dilihat padagambar 4.2
Gambar 4.2 Grafik Persentase angket minat belajar Siswa Siklus
I.
3. Siklus II
Pada siklus II di dapatlah data banyak santri yang berminat pada
mata
pelajaran Biologi adalah sebagai berikut:
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
Senang Ketertarikan Perhatian Keterlibatan
Persentase indikator angket pra siklus I
Siklus I
-
Tabel 4.5
Analisis Hasil Angket Minat Santri
Nama Indikator
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
R1 3 4 4 4 3 2 3 3 2 2 4 3 4 3 3 3 50
R2 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 56
R3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 52
R4 3 4 4 4 3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 54
R5 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 54
R6 3 4 4 4 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 46
R7 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 2 3 3 4 4 54
R8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 62
R9 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 56
R10 3 4 4 4 4 2 2 4 4 3 2 4 3 4 4 4 55
R11 4 4 3 3 3 3 4 4 3 2 3 4 3 3 3 3 52
R12 3 4 4 3 3 2 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 54
R13 3 3 4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 51
R14 3 4 4 4 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 52
R15 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 2 2 2 2 52
R16 3 4 4 4 3 3 3 4 4 2 4 4 4 3 3 3 55
R17 3 4 4 3 3 2 3 3 2 2 2 2 1 3 3 1 41
R18 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 2 3 4 3 51
R19 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 56
R20 3 4 4 4 4 3 2 4 4 3 4 3 4 3 3 2 54
R21 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 49
R22 4 3 4 3 3 2 3 4 4 3 3 4 4 4 3 2 53
R23 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 53
R24 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 52
R25 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 2 53
Total 1317
Rata-Rata 52.68
Persentase 82.31
Dari tabel di atas didapat juga persentase dari setiap indikator
ang
dapat dilihat pada tabel 4.6
-
Tabel 4.6
Persentase indikator angke siklus II
Variabel Indikator Jumlah
Skor Persentase
Minat
Belajar Senang 369 92.25%
Ketertarikan 232 77.33%
Perhatian 478 79.67%
keterlibatan 238 79.33%
Lebih jelasnya lagi dapat dilihat padagambar 4.1
Gambar 4.1 Grafik Persentase angket minat belajar Siswa Pra
Siklus.
4. Siklus III
Pada siklus I di dapatlah data banyak santri yang berminat pada
mata
pelajaran Biologi adalah sebagai berikut:
65.00%
70.00%
75.00%
80.00%
85.00%
90.00%
95.00%
Senang Ketertarikan Perhatian Keterlibatan
Persentase indikator angket pra siklus II
Siklus II
-
Tabel 4.7
Analisis Hasil Angket Minat Santri
Nama Indikator
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
R1 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 59
R2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 60
R3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 58
R4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 58
R5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 59
R6 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 58
R7 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 57
R8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
R9 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 57
R10 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 58
R11 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 56
R12 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 58
R13 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 57
R14 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 56
R15 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 57
R16 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 57
R17 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 55
R18 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 57
R19 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 56
R20 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 57
R21 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 56
R22 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 59
R23 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 58
R24 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 57
R25 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 59
Total 1443
Rata-Rata 57.72
Persentase 90.19
Dari tabel di atas didapat juga persentase dari setiap indikator
ang
dapat dilihat pada tabel 4.8
-
Tabel 4.8
Persentase indikator angket siklus III
Variabel Indikator Jumlah
Skor Persentase
Minat
Belajar Senang 386 96.50%
Ketertarikan 263 87.67%
Perhatian 536 89.33%
keterlibatan 258 86.00%
Lebih jelasnya lagi dapat dilihat padagambar 4.1
Gambar 4.1 Grafik Persentase angket minat belajar Siswa Pra
Siklus.
5. Perbandingan Hasil Angket Analisis Minat Santri
Adapun perbandingan persentase minat belajar santri dari
setiap
siklus dapa dilihat pada tabel 4.9.
80.00%
82.00%
84.00%
86.00%
88.00%
90.00%
92.00%
94.00%
96.00%
98.00%
Senang Ketertarikan Perhatian Keterlibatan
Persentase indikator angket pra siklus
Siklus III
-
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
100.00%
Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III
Grafik Perbandingan Minat
Persentase
Tabel 4.9
Perbandingan Persentase Minat Belajar Siswa Per Siklus
Siklus Persentase Keterangan
Pra Siklus 74.19% Belum Berhasil
Siklus I 76.38% Berhasil
Siklus II 82.31% Berhasil
Siklus III 90.19% Berhasil
Untuk lebih jelasnya lagi dapat dilihat dalam grafik pada gambar
4.5 di
bawah ini:
Gambar 4.5 Grafik Perbandingan Persentase Minat Belajar Siswa
Per Siklus.
B. Pembahasan
Minat sangat berpengaruh bagi seseorang dalam melakukan sesuatu,
jika
seseorang memilki minat untuk melakukan sesuatu maka hal
tersebut akan
dikerjakan dan sebaliknya jika seseorang tidak memiliki minat
untuk melakukan
-
sesuatu kegiatan itu tidak akan dikerjakan. Dalam belajar minat
sangat dibutuhkan
tanpa minat yang baik tujuan pembelajaran akan susah untuk
dicapai. Minat
belajar pada diri seorang peserta dapatdiketahui dengan melihat
indikator minat
yang ada pada diri peserta didik. Tandae, dkk (2018:5)
mengemukakan indikator
minat belajar adalah:
1. Perasaan senang terhadap proses belajar
2. Keterlibatan siswa
3. Ketertarikan siswa dalam proses belajar
4. Adanya perhatian siswa dalam proses belajar.
Kegiatan pembelajaran di madrasah Tsanawiyah di Pondok An-Nur
Tangkit
khususnya pada mata pelajaran biologi masih menggunakan
metode
konvensional, yaitu metode ceramah ang membuat kegiatan
pembelejaran
terkesan satu arah, yakni Teacher Center.cara ini cenderung
membuat siswa
menjadi pasaif, peserta didik hanya duduk, mendengarkan, dan
mencatat apa yang
dijelaskan oleh guru, sehingga membuat peserta didik menjadi
bosan dan
memperlihatkan tnada-tanda kurangnya minat belajar peserta didik
terhadap mata
pelajaran Biologi. Hal ini diperkuat dengan hasil analisis
angket minat belajar
pada tabel 4.1, yang disebar peneliti pada saat melakukan proses
kegiatan
pembelajaran pada pra siklus dimana angka persentase menunjukkan
banyaknya
peserta didik yang berminat hanya sebesar 74.19%, hasil in
terbilang rendah,
dimana suatu kelas akan dikatakan berminat jika seluruh atau
sebagian (75%)
memilki minat.
Pada penelitian ini, peneliti memilih model pembelajaran
kooperatif tipe
Quick On The Draw dalam penelitian tindakan kelas yang dilakukan
untk
meningkatkan minat belajar santri madrasah tsanawiyah pada mata
pelajran
Biologi di Pondo An-nur dengan tiga siklus. Tahapan dari
penelitian anataralain,
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
-
1. Siklus I
Dalam melakukan penelitian pada siklus I peneliti melakukan
empat tahapan,
yaitu a. perencanaan, b. pelaksanaan, c. observasi, dan d.
refleksi.
a. Perencanaan
Siklus I dilakukan sebanyak dua kali pertemuan yang dilakukan
sesuai
jadwal pelajaran Biologi di Pondok. Pada siklus I ini materi
yang akan
diajarkan kepada santri adalah Pengertian Lingkungan dengan sub
pokok
bahasan Satuan Ekosistem dan Macam- Macam Ekosistem pada
pertemuan pertama dan sub pokok bahasan Komponen-Komponen
Ekosistem pada pertemuan kedua. Pada siklus I ini peneliti sudah
mulai
menerapkan model pembeljaran kooperatif tipe Quick On The
Draw.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1) Menyusun dan menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
yang akan digunakan.
2) Menyiapkan perlengkapan yang digunakan dalam penerapan
model
pembeljaran kooperatif tipe Quick On The Dra.
3) Menyiapkan lembar angket yang berisikan beberapa pertanyaan
untuk
mengukur seberapa besar minat santri terhadapa mata
pelajaran
Biologi.
b. Pelaksanaan
Pelaksaan siklus I, dilaksanakan sebanyak dua kali
pertemuan.Pada
kegiatan pembelajaran ini, peneliti bertugas langsung sebagai
guru yang
bertugas melaksanakan kegiatan pembeljaran dan ditemani seorang
teman
yang bertindak sebagai observer. Kegiatan pada siklus I ini
dapat
diuraikan sebagai berikut:
1) Pertemuan pertama
-
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 31 maret 2020
dengan
alokasi waktu 1 x 45 menit, yaitu pada jam 09:15 s.d 10:00 WIB.
Pada
pertemuan pertama materi yang dibahas Pengertian lingkungan
(Satuan
Ekosistem dan Macam-Macam Ekosistem). Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
(1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
(2) Guru memotivasi murid dengan memberi contoh dalam
kehidupan
sehari-hari.
(3) Guru meminta beberapa orang murid untuk memberi contoh
lain
yang pernah dialami dalam kehidupan sehari-hari yang
berhubungan dengan materi pelajaran.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
Cooperative
Tipe Quick On The Draw dengan kalimat yang mudah dipahami
oleh murid.
(2) Guru mengorganisasi murid kedalam kelompok yang telah
ditentukan guru dengan membagi kelas menjadi beberapa
kelompok. Guru memberi warna untuk tiap kelompok sehingga
mereka dapat mengenali set pertanyaan mereka di meja guru.
(3) Guru memberi tiap kelompok satu set pertanyaan yang
telah
dipersiapkan, yang setiap set pertanyaan terdiri dari beberapa
soal.
(4) Pada kata “mulai”, satu orang dari tiap kelompok “lari”
kemeja
guru, mengambil soal pertama menurut warna mereka dan
kembali
membawanya ke kelompok.
(5) Guru memerintahkan kepada kelompok tersebut mencari dan
menulis jawaban di lembar kertas soal.
-
(6) Guru memerintahkan kepada tiap kelompok yang diwakili
orang
kedua untuk membawa jawaban ke depan kelas. Guru memeriksa
jawaban. Jika jawaban sesuai dengan pertanyaan pada set
pertanyaan, pertanyaan kedua dari tumpukan warna mereka
diambildan seterusnya. Jika ada jawaban yang tidak sesuai
dengan
pertanyaan, guru menyuruh sang pelari kembali ke kelompok
dan
mencoba lagi. Penulis dan pelari harus bergantian.
(7) Saat seorang murid sedang “berlari” yang lainya
memindahi
sumbernya dan membiasakan diri dengan isinya sehingga mereka
dapat menjawab pertanyaan nantinya dengan lebih efesien.
(8) Guru akan memberitahukan kelompok pemenang dengan
cacatan
dapat menjawab semua pertanyaan dengan benar.
(9) Kemudian guru membahas semua pertanyan dengan kelas dan
cacatan tertulis dibuat.
(10) Guru tetap menjaga keamanan didalam kelas. Dengan
mengatur kelancaran murid dalam proses pembelajaran
berlangsung.
c) Kegiatan Akhir
(1) Guru memberi evaluasi kepada murid untuk mengetahui
pemahaman murid terhadap materi yang baru didiskusikan yang
dikerjakan secara individu.
(2) Guru membimbing murid dalam menyimpulkan materi
pelajaran.
(3) Guru mengakhiri pelajaran dengan memberi tugas rumah (PR)
dan
mengucapkan salam.
2) Pertemuan kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 02 april 2020
dengan alokasi waktu 1 x 45 menit, yaitu pada jam 07:15 s.d
08:00
WIB. Pada pertemuan kedua materi yang dibahas Pengertian
lingkungan (Komponen-Komponen Ekosistem) dan setelah
-
pemebelajaran berakhir peneliti akan memberikan angket minat
belajar kepada setiap santri. Kegiatan-kegiatan yang dilakkan
adalah
sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
(1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
(2) Guru memotivasi murid dengan memberi contoh dalam
kehidupan
sehari-hari.
(3) Guru meminta beberapa orang murid untuk memberi contoh
lain
yang pernah dialami dalam kehidupan sehari-hari yang
berhubungan dengan materi pelajaran.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
Cooperative
Tipe Quick On The Draw dengan kalimat yang mudah dipahami
oleh murid.
(2) Guru mengorganisasi murid kedalam kelompok yang telah
ditentukan guru dengan membagi kelas menjadi beberapa
kelompok. Guru memberi warna untuk tiap kelompok sehingga
mereka dapat mengenali set pertanyaan mereka di meja guru.
(3) Guru memberi tiap kelompok satu set pertanyaan yang
telah
dipersiapkan, yang setiap set pertanyaan terdiri dari beberapa
soal.
(4) Pada kata “mulai”, satu orang dari tiap kelompok “lari”
kemeja
guru, mengambil soal pertama menurut warna mereka dan
kembali
membawanya ke kelompok.
(5) Guru memerintahkan kepada kelompok tersebut mencari dan
menulis jawaban di lembar kertas soal.
(6) Guru memerintahkan kepada tiap kelompok yang diwakili
orang
kedua untuk membawa jawaban ke depan kelas. Guru memeriksa
jawaban. Jika jawaban sesuai dengan pertanyaan pada set
-
pertanyaan, pertanyaan kedua dari tumpukan warna mereka
diambildan seterusnya. Jika ada jawaban yang tidak sesuai
dengan
pertanyaan, guru menyuruh sang pelari kembali ke kelompok
dan
mencoba lagi. Penulis dan pelari harus bergantian.
(7) Saat seorang murid sedang “berlari” yang lainya
memindahi
sumbernya dan membiasakan diri dengan isinya sehingga mereka
dapat menjawab pertanyaan nantinya dengan lebih efesien.
(8) Guru akan memberitahukan kelompok pemenang dengan
cacatan
dapat menjawab semua pertanyaan dengan benar.
(9) Kemudian guru membahas semua pertanyan dengan kelas dan
cacatan tertulis dibuat.
(10) Guru tetap menjaga keamanan didalam kelas. Dengan
mengatur kelancaran murid dalam proses pembelajaran
berlangsung.
c) Kegiatan Akhir
(1) Guru memberi evaluasi kepada murid untuk mengetahui
pemahaman murid terhadap materi yang baru didiskusikan yang
dikerjakan secara individu.
(2) Guru membimbing murid dalam menyimpulkan materi
pelajaran.
(3) Guru mengakhiri pelajaran dengan memberi tugas rumah (PR)
dan
mengucapkan salam.
c. Observasi
Berdasarkan hasil observasi pada pertemuan pertama dan kedua
guru
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Quick On The
Draw
keadaan santri mengalami perubahan yang di tandai dengan
hasil
observasi yang dilakukan yaitu berkurangnya santri yang tidur
bahkan
tidak ada sama sekali dan perhatian santri selama proses
pembelajaran
berlangsung mulai meningkat. Dalam penerapan model
pembelajaran
-
kooperatif tipe Quick On The Draw peneliti masih belum
begitu
menguasai, hal ini ditandai dengan kebingungan santri dalam
melakukan
tahapan-tahapan pembelajaran dalam model pembelajaran tersebut.
Untuk
itu diperlukan tindakan lanjutan pada siklus II.
Untuk melihat seberapa banyak santri yang berminat terhadap
mata
pelajaran Biologi, pada siklus I dilakukan penyebaran angket
yang setiap
angket berisikan 16 pertanyaan yang sama. Banyak santri yang
berminat
setelah menggunakan model pembel jaran kooperatif tipe Quick On
The
Draw dapat dilihat pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa persentase
santri
yang berminat pada mata pelajaran Biologi pada siklus I
sebanyak
76.38%, hasil ini menunjukkan peningkatan jumlah persentese
santri dari
yang sebelumnya, dimana pada pra siklus santri yang berminat
sebanyak
74.19%. Adapun peningkatan yang terjadi adalah sebesar
2.19%.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan data analisis hasil angket minat
santri
pada tabel 4.2 yang diperoleh dari proses pembelajaran pada
siklus I dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan siklus I dinyatakan berhasil
karena telah
mencapai indikator keberhasilan yaitu apabila seluruh atau
sebagian siswa
(75%) berminat terhadap mata pelajaran Biologi.
Meskipun pelaksanaan siklus I berhasil penerapan model
pembelajaran
kooperatif tipe Quick On The Draw masih perlu peningkatan agar
hasil
yang diperoleh bisa memuaskan, untuk itu perlu dilakukan
pelsaksanaan
siklus II untuk memperbaikai beberapa kesalahan dan kekurangan
yang
terjadi pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Quick
On The
Drawdi siklus I ini. Adapun kesalahan dan kekurangan pada siklus
I
selama penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Quick On
The
Draw antara lain:
-
1) Guru belum menguasai bagaimana penerpan model
pembelajaran
kooperatif tipe Quick On The Draw.
2) Beberapa santri masih bingung langkah-langkah dalam model
pembelajaran kooperatif tipe Quick On The Draw.
3) Masih banyak santri yang ribut dan main sendiri.
4) Masih terdapat anak yang masih malu untuk menjawab soal
yang
diberikan oleh guru.
5) Alokasi waktu yang belum tepat.
6) Materi yang diberikan terlalu banyak.
Adapun perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut:
1) Guru harus melakukan persiapan yang baik.
2) Guru harus lebih maksimal menjelaskan langkah-langkah
dalam
proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Quick On The Draw dengan bahasa yang baik
dan
mudah dimengerti.
3) Guru harus lebih maksimal dalam mengkondisikan kelas.
4) Guru harus dapat meyakinkan santri untuk dapat percaya diri
dalam
menjawab soal yang diberikan oleh guru.
2. Siklus II
Dalam melakukan penelitian pada siklus II peneliti melakukan
empat
tahapan, yaitu a. perencanaan, b. pelaksanaan, c. observasi, dan
d. refleksi.
a. Perencanaan
Siklus II dilakukan sebanyak dua kali pertemuan yang
dilakukan
sesuai jadwal pelajaran Biologi di Pondok. Pada siklus II ini
materi yang
akan diajarkan kepada santri adalah Interaksi Antar Komponen
Ekosistem
dengan sub pokok bahasan Saling Ketergantungan Antarr
Komponen
Abiotik Dan Biotik pada pertemuan pertama dan sub pokok
bahasan
-
Saling Ketergantungan Antar Komponen Biotik pada pertemuan
kedua.
Seperti pada siklus I di siklus II ini peneliti kembali
menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Quick On The Draw.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1) Menyusun dan menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
yang akan digunakan.
2) Menyiapkan perlengkapan yang digunakan dalam penerapan
model
pembelajaran kooperatif tipe Quick On The Dra.
3) Menyiapkan lembar angket yang berisikan beberapa pertanyaan
untuk
mengukur seberapa besar minat santri terhadap mata pelajaran
Biologi.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus II, dilaksanakan sebanyak dua kali
pertemuan.Pada
kegiatan pembelajaran ini, peneliti bertugas langsung sebagai
guru yang
bertugas melaksanakan kegiatan pembeljaran dan ditemani seorang
teman
yang bertindak sebagai observer. Kegiatan pada siklus II ini
dapat
diuraikan sebagai berikut:
1) Pertemuan pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 07 April 2020
dengan
alokasi waktu 1 x 45 menit, yaitu pada jam 09:15 s.d 10:00 WIB.
Pada
pertemuan pertama materi yang dibahas Interaksi Antar
Komponen
Ekosistem (Saling Ketergantungan Antara Komponen Abiotik Dan
Biotik). Kegiatan-kegiatan yang dilakkan adalah sebagai
berikut:
a) Kegiatan Awal
(1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
-
(2) Guru memotivasi murid dengan memberi contoh dalam
kehidupan
sehari-hari.
(3) Guru meminta beberapa orang murid untuk memberi contoh
lain
yang pernah dialami dalam kehidupan sehari-hari yang
berhubungan dengan materi pelajaran.
b) Kegiatan Inti
(1) Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
Cooperative
Tipe Quick On The Draw dengan kalimat yang mudah dipahami
oleh murid.
(2) Guru mengorganisasi murid kedalam kelompok yang telah
ditentukan guru dengan membagi kelas menjadi beberapa
kelompok. Guru memberi warna untuk tiap kelompok sehingga
mereka dapat mengenali set pertanyaan mereka di meja guru.
(3) Guru memberi tiap kelompok satu set pertanyaan yang
telah
dipersiapkan, yang setiap set pertanyaan terdiri dari beberapa
soal.
(4) Pada kata “mulai”, satu orang dari tiap kelompok “lari”
kemeja
guru, mengambil soal pertama menurut warna mereka dan
kembali
membawanya ke kelompok.
(5) Guru memerintahkan kepada kelompok tersebut me