i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA Studi Kasus Pada Siswa Kelas X SMA Stella Duce 1 Yogyakarta SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi Oleh: IRENE SEPTILYA WAHYU INDAH AYUDIANY NIM: 061334044 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
Embed
PENERAPAN MODEL PEMBELAJ ARAN KOOPERATIF TIPE … · i penerapan model pembelaj aran kooperatif tipe teams games tournaments (tgt) dalam pembelajaran ekonomi untuk meningkatkan prestasi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) DALAM
PEMBELAJARAN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA
Studi Kasus Pada Siswa Kelas X SMA Stella Duce 1 Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
IRENE SEPTILYA WAHYU INDAH AYUDIANY
NIM: 061334044
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Ku persembahkan karya ini kepada :
Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan anugrah
Yang telah diberikan kepada penyusun
Papa dan Mama, terimakasih atas cinta
dan kasih sayangnya selama ini,
kupersembahkan baktiku untuk membalas semua
pengorbanan kalian yang tak ternilai harganya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Kejarlah cita-citamu untuk memperoleh apa
yang kamu inginkan
Jangan takut untuk mencoba
dan jangan takut akan kegagalan yang menghadang
karena kegagalan bukan akhir dari segalanya
untuk memperoleh kesuksesan,
Teruslah berusaha selagi masih mampu
dan masih mau untuk memperjuangkannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
merupakan karya asli saya yang tidak memuat karya atau bagian karya orang lain,
kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana
layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 25 Agustus 2010
Irene Septilya W. I. A.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Irene Septilya Wahyu Indah Ayudiany
Nomor Mahasiswa : 061334044
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES
TURNAMENT (TGT) DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI UNTUK
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA”. Dengan demikian saya
memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di
Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari
saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 25 Agustus 2010
Yang menyatakan
Irene Septilya Wahyu Indah Ayudiany
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA
Studi Kasus Pada Siswa Kelas X SMA Stella Duce 1 Yogyakarta
Irene Septilya W. I. A. Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2010
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatan
prestasi belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi dengan pokok bahasan konsumsi dan investasi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XB, SMA Stella Duce 1 Yogyakarta. Komponen-komponen utama dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah presentasi materi, pembagian kelompok, games, turnamen, dan penghargaan kepada kelompok. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam satu siklus yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan siswa, lembar observasi kegiatan kelas, lembar observasi kegiatan guru dalam proses pembelajaran, instrumen pengamatan kelas, lembar observasi kegiatan belajar siswa dalam kelompok, dan instrumen refleksi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif.
Berdasarkan hasil analisis penelitian pada siklus I dapat disimpulkan sebagai berikut: penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas XB. Peningkatan hasil belajar siswa tersebut tampak dari nilai yang dicapai oleh siswa pada waktu pre test dan post test. Rata-rata peningkatan nilai kelas adalah 1,81 atau 26%. Pada saat pre test rata-rata skor siswa dalam kelas mencapai 5,20 sedangkan rata-rata skor siswa setelah post test naik menjadi 7,01. Peningkatan nilai siswa ini telah melampaui target yang ditetapkan. Pada awal penelitian, target yang ditetapkan sebesar 20%. Jadi bila dibandingkan dengan target yang ditetapkan ada selisih sebesar 6%. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada mata pelajaran Ekonomi dalam penelitian ini sudah dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XB SMA Stella Duce 1 Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) IN THE ECONOMICS
TO IMPROVE STUDENTS’ ACHIEVEMENT OF LEARNING A Case Study on the First Grade of One Stella Duce Senior High School
Yogyakarta
Irene Septilya W. I. A. Sanata Dharma University
Yogyakarta 2010
This research aims to know how the achievement of the students on learning economics with the main topic of discussion was the consumption and the investment through the implementation of cooperative learning model type Teams Games Tournaments (TGT).
This research was done at the students of XB, One Stella Duce Senior High School of Yogyakarta. The main components of the cooperative learning type TGT were material presentation, group sharing, games, tournament, and the appreciation to the group. The implementation of this classroom action research was done in one cycle which consisted of four stages, namely planning, action, observation, and reflection. The data collection were done by using observation sheets of the teachers’ activities, observation sheets of the students, observation sheets of the class activities, observation sheets of the teachers’ activities in teaching-learning process, the instruments of the class observation, observation sheets of the students’ activities on the group, and the instruments of the reflection. The data which were obtained were analyzed by using descriptive and comparative analysis.
Based on the analysis, the result of the research in the first cycle, can be concluded as follows: the implementation of the cooperative learning model type TGT can improve the students’ of XB achievement on learning economics. It can be seen from the grades which the students reach on the pre test and post test. On the average, the improvement of the class grades was 1,81 or 26 %. On the pre test, the students’ score on the class reached on the average of 5,20, whereas the students’ score after the post test became 7,01. The students’ grades improvement has been exceeded the determined target. On the early research, the determined target was in the amount of 20 %. So, if it is compared with the determined target, there is difference in the amount of 6 %. It shows that the implementation of the cooperative learning model type TGT on the economics study in this research has been able to improve the achievement of the students of XB One Stella Duce Senior High School of Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih-Nya yang besar,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES
TURNAMENT (TGT) DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI UNTUK
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA”.
Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Akuntansi.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta; sekaligus
selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran
dalam memberikan bimbingan, memberikan nasehat, memberikan kritik, dan
saran untuk kesempurnaan skripsi ini;
4. Ibu B. Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd. selaku Dosen Penguji yang telah
banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan
kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;
5. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Pd. selaku Dosen Penguji yang telah
banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan
kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;
6. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan
tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan;
7. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah
membantu kelancaran proses belajar selama ini;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
8. SMA Stella Duce 1 Yogyakarta, yang telah memberikan izin dalam
pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini;
9. Ibu L. Gunawati Sintadewi, S.Pd. selaku guru mitra dalam penelitian
tindakan kelas ini;
10. Siswi-siswi kelas X-B SMA Stella Duce 1 Yogyakarta selaku subjek dalam
penelitian ini;
11. Seluruh keluargaku: kedua orang tuaku Bapak Soedarminto, S.IP dan Ibu
Dra. Yulita Indriyani, serta adik-adikku tercinta Geovany dan Cicilia, terima
kasih atas doa, semangat, dukungan materiil, dan dukungan moral yang telah
diberikan selama ini;
12. Keluarga besar om Yusuf Budiono, tante Emilia Indraswari, Wulan, dan
Satria terima kasih atas bantuan, dukungan, serta doanya;
13. Masku Renatus Sigit terkasih terima kasih untuk waktu dan perhatian yang
selalu diberikan untuk menemani hari-hariku selama ini, untuk segala
kesabaran dan pengertianmu dalam menghadapi aku, bantuan, semangat,
serta doa yang telah kamu berikan selama ini;
14. Sahabat-sahabatku tersayang Galih, Djinonk, Niken, dan Ninin, terima kasih
atas segala bantuan, dukungan, doa, semangat, fasilitas dan akomodasi yang
telah diberikan, keceriaan, tawa, senyum kalian serta tempatku berbagi dan
berkeluh kesah. Kalian adalah keluarga keduaku di kampus;
15. Teman-teman yang telah banyak membantu dan mau direpotkan, Tyo,
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran yang mendorong peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang berakar
pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap
tuntutan perubahan jaman. Tujuan pendidikan itu sendiri adalah untuk
meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Untuk mencapai tujuan pendidikan, dibutuhkan suatu lembaga pendidikan
sebagai wahana yang berfungsi bagi peserta didiknya supaya menjadi manusia
yang berilmu, bermoral dan berketerampilan.
Sejak diberlakukannya Kurikulum Berbasis Kompetensi dan kemudian
diperbaharui dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, siswa dituntut
untuk dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang sudah ditetapkan dalam
setiap jenjang pendidikan. Kompetensi merupakan kebulatan pengetahuan,
sikap dan keterampilan yang dapat didemonstrasikan, ditunjukkan atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
ditampilkan oleh siswa sebagai hasil belajar. Untuk mencapai kompetensi itu,
penekanan dalam pembelajaran adalah terciptanya atau ditingkatkannya
serangkaian kemampuan dan potensi siswa agar bisa mengantisipasi aneka
tantangan kehidupannya. Orientasi pembelajaran bukan pada aspek
pengetahuan dan target materi yang cenderung verbalistis dan kurang
memiliki daya serap semata tetapi lebih pada aspek penguasaan kompetensi.
Peneliti sebagai calon guru dan pelaku pendidikan harus membekali
peserta didik dengan kecakapan hidup yang merupakan hasil dari suatu
pengalaman belajar. Hal demikian disebabkan di lapangan banyak sekali
kendala-kendala yang menyebabkan output kita jauh dari harapan. Jangankan
siswa memiliki keterampilan yang bisa ditunjukan sebagai hasil dari belajar,
untuk menguasai konsepnya saja mereka mengalami kesulitan. Banyak faktor
yang menyebabkan hasil belajar para siswa rendah, baik faktor internal
maupun faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang terdapat dalam diri
siswa, diantaranya motivasi belajar, minat, cara belajar, intelegensi, kebiasaan,
rasa percaya diri. Faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar diri
siswa, seperti guru sebagai pembina belajar, strategi pembelajaran, sarana dan
prasarana, kurikulum dan lingkungan.
Dari masalah-masalah yang terungkap jelas bahwa rendahnya hasil
belajar siswa bukan hanya disebabkan faktor guru sebagai penyampai
pelajaran, tetapi juga dari siswa sebagai subjek pembelajaran. Oleh karena itu
perlu ditemukan strategi baru dalam pembelajaran yang mengutamakan
penguasaan kompetensi yang berpusat pada siswa (focus on learnes),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
memberikan pelajaran dan pengalaman belajar yang relevan dan
mengembangkan mental yang kaya dan kuat pada siswa. Di sinilah guru
dituntut untuk merancang kegiatan yang akhirnya mampu mengembangkan
kompetensi, ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik siswa. Strategi
pembelajaran yang berpusat pada siswa dan penciptaan suasana belajar yang
menyenangkan sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
khususnya untuk mata pelajaran ekonomi.
Ada berbagai model pembelajaran yang bisa digunakan oleh guru
untuk tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi juga
pemberian kemudahan belajar kepada seluruh peserta didik agar mereka dapat
belajar dalam suasana menyenangkan, gembira, penuh semangat akan
membangkitakan rasa ingin tahunya sehingga tumbuh minat dan motivasinya
untuk belajar. Dengan memotivasi belajar yang tinggi pasti akan besar
pengaruhnya terhadap hasil belajar yang mereka capai. Berdasarkan kenyataan
tersebut di atas, perlu dilakukan penelitian tentang peningkatan hasil belajar
melalui penerapan metode belajar kooperatif yang berbasiskan permainan
(game).
Bentuk pembelajaran kooperatif yang paling tua dan yang cukup
menarik untuk digunakan adalah metode pembelajaran Teams Games
Tournaments (TGT). Metode pembelajaran ini merupakan salah satu metode
pembelajaran yang relatif mudah untuk diterapkan dalam kegiatan belajar
mengajar di dalam suatu kelas. Pembelajaran tipe ini melibatkan aktivitas
seluruh siswa tanpa membedakan status, peran siswa sebagai tutor sebaya dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
di dalamnya mengandung unsur permainan yang sangat menyenangkan
(Slavin, 1995:84). Dengan penerapan metode TGT ini, diharapkan siswa dapat
termotivasi untuk mengikuti proses belajar mengajar, meningkatkan keaktifan
dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran ini pada dasarnya
merupakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bekerja sama dalam suatu kelompok kecil dengan kemampuan yang heterogen
(tinggi, rendah, sedang). Keaktifan siswa dalam kelompok tersebut dapat
menimbulkan kerja sama dan saling membantu dengan siswa lainnya dalam
tugas-tugas terstruktur dimana guru bertindak sebagai fasilitator.
Berdasarkan uraian di atas, penulis berkeyakinan bahwa metode
pembelajaran kooperatif tipe TGT ini dapat digunakan untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa di kelas. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
melakukan suatu penelitian tindakan kelas dengan judul ”Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) dalam
Pembelajaran Ekonomi untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa”,
yang akan dilakukan pada siswa kelas X SMA Stella Duce 1 Yogyakarta.
B. Batasan Masalah
Penerapan metode pembelajaran kooperatif bisa dilakukan pada
berbagai tipe, tetapi dalam penelitian ini hanya membatasi pada pembelajaran
kooperatif tipe TGT untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di dalam
proses pembelajaran ekonomi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan:
bagaimana penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran ekonomi?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi melalui penerapan metode
kooperatif tipe TGT.
E. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi :
1. Bagi Guru
Dengan adanya penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran
kooperatif ini, dapat memberikan masukan untuk para guru agar guru
tersebut kreatif dalam menerapkan metode-metode pembelajaran sehingga
diharapkan kegiatan pembelajaran di dalam kelas berlangsung tidak
monoton dan tidak menimbulkan kebosanan.
2. Bagi Peneliti
Sebagai calon guru, peneliti dapat memanfaatkan dan menerapkan metode
pembelajaran kooperatif dalam proses belajar mengajar yang sesuai
dengan tuntutan pendidikan saat ini yaitu yang berpusat pada siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian
selanjutnya berkaitan dengan terapan strategi pembelajaran dan aktivitas
pengajaran di lapangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Tindakan Kelas
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action
research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik
pembelajaran di kelasnya. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar
mengajar yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus, materi, dan
lain-lain) atau pun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengenai
hal-hal yang terjadi di dalam kelas.
Arikunto (2008:2) menjelaskan PTK melalui paparan gabungan
definisi dari tiga kata, Penelitian + Tindakan + Kelas sebagai berikut:
a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data ke informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
b. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
c. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.
Sedangkan menurut Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama (2009:9):
PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan berpartisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Di dalam modul Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas, secara
singkat PTK dapat didefinisikan sebagai (T. Raka Joni, 1998:5):
Suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, mempersalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, serta memperbaiki kondisi di mana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan.
Sementara menurut Susilo (2007:16), PTK merupakan suatu penelitian yang
dilakukan oleh peneliti atau guru di tempat di mana dia mengajar, dengan
menekankan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses
dalam suatu kegiatan pembelajaran.
Dari beberapa pengertian PTK di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
sesungguhnya PTK merupakan implementasi dari kreativitas dan sikap
kritis guru terhadap apa yang sehari-hari diamatinya dan pengalaman yang
berhubungan dengan profesinya untuk menghasilkan suatu kualitas
pembelajaran yang lebih baik dari sebelumnya sehingga mencapai hasil
yang optimal. Masalah PTK harus berawal dari guru itu sendiri yang
berkeinginan memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajarannya di
sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
2. Prinsip Dasar PTK
PTK mempunyai beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh
guru di sekolah. Prinsip tersebut diantaranya (Wijaya Kusumah, 2009:17):
a. Tidak mengganggu pekerjaan utama guru yaitu mengajar. b. Metode pengumpulan data tidak menuntut metode yang berlebihan
sehingga mengganggu proses pembelajaran. c. Metodologi yang digunakan harus cukup reliable sehingga hipotesis
yang dirumuskan ikut meyakinkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
d. Masalah yang diteliti adalah masalah pembelajaran di kelas yang cukup merisaukan guru dan guru memiliki komitmen untuk mencari solusinya.
e. Guru harus konsisten terhadap etika pekerjaannya dan mengindahkan tata krama organisasi. Masalah yang diteliti sebaiknya diketahui oleh pimpinan sekolah dan guru sejawat sehingga hasilnya cepat tersosialisasi.
f. Masalah tidak hanya berfokus pada konteks kelas, melainkan dalam perspektif misi sekolah secara keseluruhan (perlu kerja sama antara guru dan dosen).
3. Tahapan Pelaksanaan PTK
Dalam praktiknya, PTK adalah tindakan yang bermakna melalui
prosedur penelitian yang mencakup empat tahapan yaitu (Wijaya Kusumah,
2009:25):
a. Perencanaan (Planning) Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita mengetahui
masalah dalam pembelajaran kita. Kegiatan perencanaan mencakup: identifikasi masalah, analisis penyebab adanya masalah, dan pengembangan untuk tindakan atau aksi sebagai pemecahan masalah
b. Tindakan (Acting) Perencanaan harus diwujudkan dengan adanya tindakan atau acting dari
guru berupa solusi tindakan sebelumnya c. Pengamatan (Observing) Selanjutnya diadakan pengamatan atau observing yang diteliti terhadap
proses pelaksanaannya d. Refleksi (Reflecting)
Setelah diamati, barulah guru dapat melakukan refleksi atau reflecting dan dapat menyimpulkan apa yang telah terjadi dalam kelasnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Adapun model untuk masing-masing tahap dalam PTK dapat dilihat
pada siklus berikut ini (Arikunto, 2008:16):
Gambar 2.1 Tahap Penelitian Tindakan Kelas
4. Tujuan PTK dilakukan
Menurut Susilo dalam buku Panduan Penelitian Tindakan Kelas
(2007:17), tujuan PTK dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Tujuan utama PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan kualitas proses pembelajaran di kelas.
b. Perbaikan dan peningkatan pelayanan profesional guru kepada peserta didik dan konteks pembelajaran di kelas.
c. Mendapatkan pengalaman tentang ketrampilan praktik dalam proses pembelajaran secara reflektif, dan bukan untuk mendapatkan ilmu baru.
d. Pengembangan kemampuan dan ketrampilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas dalam rangka mengatasi permasalah actual yang dihadapi sehari-hari.
e. Adapun tujuan penyerta PTK yang dapat dicapai adalah terjadinya proses pelatihan dalam jabatan selama proses penelitian itu berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
5. Manfaat yang bisa diperoleh dari PTK
Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari dilaksanakannya PTK
yang terkait dengan komponen utama pendidikan dan pembelajaran, antara
lain (Susilo, 2007:18):
a. Inovasi pembelajaran b. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas c. Peningkatan profesionalisme guru atau pendidik d. Akan terciptanya peluang yang luas terhadap terciptanya karya tulis bagi
guru e. Karya tulis ilmiah semakin di perlukan guru di masa depan untuk
meningkatkan kariernya dan dalam rangka membuat rancangan PTK yang lebih berbobot sambil mengajar di kelas.
B. Metode Teams Games Tournaments (TGT)
1. Tipe Pembelajaran Kooperatif
Penelitian–penelitian yang dilakukan oleh beberapa ahli mengenai
aplikasi dari pembelajaran kooperatif dikelas baru dimulai pada tahun 1970-
an. Salah satu hasil penelitian tersebut yang sekarang ini sudah sering
digunakan adalah metode pembelajaran tim siswa. Konsep penting dalam
pembelajaran tim siswa ini adalah penghargaan bagi tim, tanggung jawab
individu, dan kesempatan sukses yang sama. Dalam hal ini tim tidak
bersaing untuk mendapatkan penghargaan yang tidak mungkin, karena
semua anggota tim bisa saja mencapai kriteria pada minggu-minggu dalam
pembelajaran. Yang dimaksud dengan tanggung jawab individu di sini
adalah kesuksesan tim bergantung pada pembelajaran individu dari semua
anggota tim. Sedangkan yang dimaksud dengan kesempatan sukses yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
sama adalah semua siswa memberi kontribusi kepada timnya dengan cara
meningkatkan kinerja mereka dari yang sebelumnya.
Terdapat lima tipe dari pembelajaran kooperatif yang diantaranya
adalah (Slavin, 1995:4):
a. Student Teams Achievement Divisions (STAD)
Dalam STAD, siswa dikelompokkan secara heterogen. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. Guru memulai pelajaran dengan mempresentasikan sebuah materi yang kemudian siswa bekerja dalam kelompok-kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menuntaskan materi tersebut. Pada akhirnya semua siswa diberi kuis secara individual tentang materi ajar tersebut dan siswa yang bersangkutan memperoleh skor secara individual.
b. Teams Games Tournaments (TGT)
Model TGT hampir sama dengan STAD. Siswa dikelompokkan secara heterogen, setiap kelompok terdiri 4-5 orang. Guru memulai dengan mempresentasikan sebuah pelajaran kemudian siswa bekerja di dalam kelompok-kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok menuntaskan pelajaran tersebut. Namun kuis dalam TGT diganti dengan turnamen. Dalam turnamen ini siswa bertanding dengan anggota kelompok lain yang mempunyai kemampuan serupa. Dari turnamen inilah tiap anggota akan mendapat skor yang akan disumbangkan pada kelompoknya. Kemudian skor-skor ini akan dirata-rata untuk menentukan skor kelompok. Skor kelompok yang diperoleh akan menentukan penghargaan kelompok.
c. Jigsaw
Pada model ini siswa juga dibagi dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen. Masing-masing anggota kelompok diberikan tugas untuk mempelajari topik tertentu dari materi yang diajarkan. Mereka bertugas menjadi ahli pada topik yang menjadi bagiannya. Pada model jigsaw, setiap siswa dipertemukan dengan siswa dari kelompok lain yang menjadi ahli pada topik yang sama. Mereka mendiskusikan topik yang menjadi bagiannya. Pada tahap tersebut para ahli dibebaskan mengemukakan pendapatnya, saling bertanya dan berdiskusi untuk menguasai bahan pelajaran. Setelah menguasai materi yang menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
bagiannya, para ahli tersebut kembali ke dalam kelompoknya masing-masing. Mereka bertugas mengajarkan topik tersebut kepada teman-teman sekelompoknya. Kegiatan terakhir dari model Jigsaw adalah pemberian kuis atau penilaian untuk seluruh topik. Penilaian dengan penghargaan kelompok didasarkan pada peningkatan nilai individu sama seperti STAD.
d. Learning Together
Siswa melakukan presentasi bahan mata pelajaran, setelah itu siswa dalam kelompok heterogen terdiri 4 sampai 5 orang mengerjakan satu lembar kerja. Guru menilai hasil kerja kelompok. Siswa kemudian secara individual mengerjakan kuis yang dinilai oleh guru sebagai hasil kerja individual.
e. Group Investigation
Tiap-tiap kelompok mempelajari satu bagian materi pelajaran dan kemudian menjelaskan materi itu kepada semua siswa di kelas. Siswa diharapkan menerima tanggung jawab yang besar untuk menentukan apa yang akan dipelajari, mengorganisasi kelompok mereka sendiri bagaimana cara menguasai materi dan memutuskan bagaimana mengkomunikasikan hasil belajar mereka kepada seluruh kelas.
2. Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments ( TGT)
Metode pembelajaran Teams Games Tournaments atau yang biasa
disebut dengan TGT merupakan salah satu metode pembelajaran
kooperatif yang mudah untuk diterapkan, hal ini karena melibatkan
semua siswa di dalam kelas. Seperti yang kita ketahui di dalam suatu
kelas pasti akan ada banyak perbedaan baik itu masalah ras, agama, jenis
kelamin, tingkat kepandaian dan lain–lainnya. Dan perbedaan tersebut
kadang kala juga mampu menimbulkan masalah di kelas. Namun dalam
metode TGT masalah ini dapat diminimalisir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau
metode pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan
aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan
peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan.
Dalam TGT siswa diminta untuk bekerja di dalam kelompok, di
mana kelompoknya tediri dari berbagai unsur yang berbeda sehingga
masalah-masalah yang disebabkan karena adanya perbedaan dapat
diatasi. Dalam model TGT ini siswa juga diharapkan mampu untuk
melatih tanggung jawab, kerja sama dan persaingan yang sehat.
Lima komponen utama dalam komponen dalam TGT yaitu (Slavin,
1995:84-88):
a. Penyajian Kelas
Sebelum melakukan games, dalam awal pembelajaran akan diawali guru menjelaskan materi. Penjelasan materi ini dapat dilakukan dengan metode ceramah, diskusi atau metode yang lainnya. Yang harus ditekankan dalam penyajian kelas ini adalah siswa harus benar – benar memahami materi yang disampaikan oleh guru. Penguasaan materi ini akan membantu siswa untuk bekerja dalam kelompok nantinya.
b. Kelompok (team)
Di dalam kegiatan kelompok masing-masing anggota kelompok bertugas mempelajari materi atau menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru pada lembar latihan dan membantu teman satu kelompok menguasai materi pembelajaran tersebut. Sebelum kegiatan belajar kelompok dimulai, guru terlebih dahulu menjelaskan beberapa sikap yang harus diperhatikan siswa agar kerja sama dalam kelompok berjalan dengan lancar. Pada saat diskusi berlangsung, seluruh anggota sebaiknya berbicara dengan suara yang pelan, tidak boleh meninggalkan tugas selama bekerja dalam kelompok, mendiskusikan tugas secara bersama-sama, jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
ada suatu pertanyaan di dalam kelompok tersebut, sebaiknya jangan ditanyakan dahulu kepada guru karena mungkin dari salah satu teman kelompok ada yang bisa menjawab pertanyaan tersebut. Setelah itu, jika pertanyaan tidak bisa terjawabkan oleh salah satu teman kelompok, baru bisa meminta penjelasan dari guru. Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game atau tournament.
c. Permainan
Permainan ini dirancang untuk mengetahui pemahaman siswa setelah mengikuti presentasi kelas dan belajar kelompok. Games dapat berisi pertanyaan–pertanyaan bernomor yang dirancang oleh guru untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi oleh siswa sesuai dengan materi yang diajarkan. Siswa dapat mengambil salah satu pertanyaan bernomor dan menjawabnya sesuai dengan kemampuan masing-masing dan teman di dalam kelompoknya tidak diperkenankan untuk membantu anggota kelompok yang sedang mengerjakan. Jawaban siswa yang benar akan dikumpulkan untuk tournament mingguan.
d. Turnamen (Tournament)
Turnamen biasanya dilakukan pada akhir materi pembelajaran yang sedang dibahas dan setelah siswa melakukan belajar dalam kelompok. Turnamen ini berfungsi untuk mengetahui kelompok mana yang bisa mendapatkan nilai yang terbaik. Turnamen merupakan suatu pertandingan antar anggota-anggota yang berbeda. Pada awal turnamen, guru menugaskan siswa untuk pindah pada suatu meja turnamen yang sudah ditentukan sebelumnya, penentuan meja turnamen dalam penelitian ini didasarkan pada pengamatan oleh guru kelas dan hasil dari tes sebelumnya. Kegiatan ini berlangsung sebagai berikut: para siswa yang berada di meja turnamen secara bergantian mengambil nomor kartu (pengambilan nomor kartu berdasarkan urutan yang telah disepakati bersama) dan menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor kartu yaitu pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan materi yang telah dipelajari. Apabila ada siswa yang mengambil nomor kartu tidak bisa menjawab pertanyaan, maka pertanyaan bisa dilempar ke teman yang lain dalam satu meja turnamen sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
dengan urutan yang telah disepakati, dan yang menjawab dengan benar berhak menyimpan kartu tersebut. Kartu yang telah didapat nantinya yang akan dijadikan skor untuk penghargaan kelompok.
e. Penghargaan Kelompok
Guru akan mengumumkan kelompok yang menang dalam turnamen, dan masing–masing team akan mendapatkan sertifikat atau skor apabila memenuhi standar yang ditentukan. Pemberian penghargaan tiap kelompok dapat ditentukan berdasarkan skor kelompok yang didapat dengan menjumlahkan poin yang didapat pada skor lembar permainan setiap anggotanya, dan kemudian dicari skor rata-ratanya. Yang harus ditekankan dalam pemberian penghargaan di sini bukan mendorong siswa untuk bersaing secara tidak sehat, akan tetapi pemberian penghargaan tersebut adalah untuk memotivasi belajar siswa agar prestasi belajarnya dapat meningkat.
C. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah kemampuan, keterampilan dan sikap
seseorang dalam menyelesaikan suatu hal (Zainal Arifin, 1988:3). Belajar
adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap (W.S Winkel,
1991:16). Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang
terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya
yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu
tidak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan,
kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang. Belajar merupakan
suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata, proses itu terjadi di
dalam diri seseorang yang sedang mengalami belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:895)
adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan
oleh mata pelajaran. Lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka
yang diberikan guru. Kegiatan pengukuran prestasi belajar siswa dilakukan
antara lain melalui ulangan, ujian, tugas, dan sebagainya (Masidjo,
1995:13).
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan
nilai/angka hasil tes yang diberikan oleh guru. Keberhasilan dalam
kegiatan yang disebut belajar akan tampak dalam prestasi belajar yang
diraihnya. Prestasi belajar dapat diketahui dari hasil evaluasi belajarnya.
Usaha untuk mengevaluasi hasil belajar, biasanya dilakukan dengan
mengadakan pengukuran dalam bentuk tertulis, lisan maupun praktik yang
kemudian diberi skor yang biasanya berwujud angka. Hasil dari
pengukuran ini merupakan informasi-informasi atau data yang diwujudkan
dalam bentuk angka-angka yang disebut prestasi belajar.
Faktor–faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat
digolongkan menjadi dua yaitu (Dimyati dan Mujiono, 1999:236-254):
a. Faktor internal 1) Sikap terhadap belajar
Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan penilaian tentang sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak, atau mengabaikan kesempatan belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
2) Motivasi belajar Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Motivasi ini dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi, atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya, mutu hasil belajar akan menjadi rendah. Oleh karena itu, motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus agar siswa memiliki hasil belajar yang baik, yang pada akhirnya semakin meningkatkan motivasi berprestasi.
3) Konsentrasi belajar Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran yang tertuju pada isi bahan belajar maupun proses memperolehnya. Untuk memperkuat perhatian pada pelajaran, guru perlu menggunakan bermacam-macam strategi belajar mengajar, dan memperhitungkan waktu belajar serta selingan istirahat.
4) Mengolah bahan belajar Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk menerima isi dan cara memperoleh ajaran yang dikembangkan di berbagai mata pelajaran, sehingga lebih bermakna bagi siswa. Isi bahan belajar berupa pengetahuan, nilai kesusilaan, nilai agama, kesenian, serta keterampilan mental dan jasmani. Cara memperoleh ajaran berupa bagaimana menggunakan kamus, daftar logaritma, atau rumusan matematika.
5) Menyimpan perolehan hasil belajar Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan menyimpan isi pesan dan cara memperoleh pesan. Kemampuan menyimpan tersebut dapat berlangsung dalam waktu yang pendek (hasil belajar cepat dilupakan) dan waktu yang lama (hasil belajar tetap dimiliki siswa). Proses belajar terdiri dari proses penerimaan, pengolahan, dan pengaktifan yang berupa penguatan serta pembangkitan kembali untuk dipergunakan. Dalam kehidupan sebenarnya tidak berarti semua proses tersebut berjalan lancar, akibatnya proses penggunaan hasil belajar terganggu.
6) Menggali hasil belajar yang tersimpan Menggali hasil belajar yang tersimpan merupakan proses pengaktifan pesan yang telah diterima. Dalam hal pesan baru, maka siswa akan memperkuat pesan dengan cara mempelajari kembali, atau mengkaitkannya dengan bahan lama. Dalam hal pesan lama, maka siswa akan memanggil atau membangkitkan pesan dan pengalaman lama untuk suatu unjuk hasil belajar.
7) Kemampuan berprestasi Kemampuan berprestasi merupakan suatu puncak proses belajar yang membuktikan keberhasilan belajar dalam memecahkan tugas-tugas belajar atau mentransfer hasil belajar. Kemampuan berprestasi terpengaruh oleh proses penerimaan, pengaktifan, prapengolahan, serta pemanggilan untuk pembangkitan pesan dan pengalaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
8) Rasa percaya diri siswa Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat timbul berkat adanya pengakuan dari lingkungan. Dalam proses belajar diketahui bahwa unjuk prestasi merupakan tahap pembuktian ”perwujudan diri” yang diakui oleh guru dan rekan sejawat siswa. Makin sering berhasil menyelesaikan tugas, maka semakin memperoleh pengakuan umum, dan selanjutnya rasa percaya diri semakin kuat.
9) Intelegensi dan keberhasilan belajar Intelegensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak terarah, berpikir secara baik, dan bergaul dengan lingkungan secara efisien. Kecakapan tersebut menjadi aktual bila siswa memecahkan masalah dalam belajar atau kehidupan sehari-hari.
10) Kebiasaan belajar Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan belajar yang kurang baik. Kebiasaan belajar tersebut antara lain: belajar pada akhir semester, belajar tidak teratur, menyia-nyiakan kesempatan belajar, bersekolah hanya untuk bergengsi, bergaya sok menggurui atau bergaya minta ”belas kasih” tanpa belajar. Kebiasaan-kebiasaan belajar tersebut disebabkan oleh ketidak mengertian siswa pada arti belajar bagi diri sendiri. Hal ini dapat diperbaiki dengan pembinaan disiplin membelajarkan diri.
11) Cita-cita siswa Cita-cita sebagai motivasi intrinsik perlu didikan yang harus dimulai sejak sekolah dasar. Cita-cita merupakan wujud eksplorasi dan emansipasi siswa.
b. Faktor eksternal 1) Guru sebagai pembina siswa belajar
Guru adalah pengajar yang mendidik. Ia tidak hanya mengajar bidang studi yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga menjadi pendidik generasi muda bangsanya. Sebagai pendidik, ia memusatkan perhatian pada kepribadian siswa, khususnya berkenaan dengan kebangkitan belajar yang merupakan wujud emansipasi diri siswa. Sebagai guru pengajar, guru bertugas mengelola kegiatan belajar siswa di sekolah. Adapun tugas pengelolaan pembelajaran siswa meliputi: pembangunan hubungan baik dengan siswa, menggairahkan minat, perhatian dan memperkuat motivasi belajar untuk berprestasi, mengorganisasi belajar, melaksanakan pendekatan pembelajaran secara tepat, mengevaluasi hasil belajar secara jujur dan obyektif, melaporkan hasil belajar kepada orang tua/wali siswa.
2) Prasarana dan sarana pembelajaran Lengkapnya prasarana dan sarana pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran yang baik. Hal ini tidak berarti lengkapnya sarana dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
prasarana otomatis bisa menentukan jaminan terselenggaranya proses belajar dengan baik.
3) Kebijakan penilaian Penilaian adalah penentuan sampai sesuatu dipandang berharga, bermutu, atau bernilai. Ukuran tentang hal itu berharga, bermutu, atau bernilai datang dari orang lain. Dalam penilaian hasil belajar, maka penentu keberhasilan belajar tersebut adalah guru. Guru adalah pemegang kunci pembelajaran. Guru menyusun desain pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan menilai hasil belajar.
4) Lingkungan sosial siswa di sekolah Lingkungan dimana siswa tinggal yang dapat berpengaruh terhadap kehidupan siswa. Siswa yang berada di lingkungan yang dikondisikan untuk belajar, misalnya dibuat jam belajar malam antara jam 19.00-21.00, maka siswa akan terdorong untuk belajar. Sementara siswa yang berada di lingkungan yang tidak peduli pada pendidikan, maka siswa akan menjadi malas untuk belajar.
5) Kurikulum sekolah Program pembelajaran di sekolah mendasarkan pada suatu kurikulum. Kurikulum yang diberlakukan sekolah adalah kurikulum yang disahkan oleh pemerintah, atau suatu kurikulum yang disahkan oleh suatu yayasan pendidikan dan disusun berdasarkan kemajuan masyarakat. Perubahan kurikulum dapat mempengaruhi tujuan yang akan dicapai, isi pendidikan, kegiatan belajar mengajar dan evaluasi pembelajaran. Perubahan kurikulum dapat menimbulkan masalah bagi guru, siswa maupun elemen-elemen dalam sekolah dan juga orang tua siswa.
D. Mata Pelajaran Ekonomi
Ekonomi adalah sistem aktivitas manusia yang berhubungan
dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang serta jasa.
Kata ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani yaitu oikos yang berarti
keluarga rumah tangga dan nomos yang berarti peraturan atau aturan
hukum, dan secara garis besar diartikan sebagai aturan rumah tangga
atau manajemen rumah tangga. Menurut Fajar (2002:128), ekonomi
merupakan mata pelajaran yang mengkaji tentang perilaku dan tindakan
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang banyak, bervariasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan
kegiatan produksi, kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi.
Sedangkan menurut http://www.snapdrive.net/files/582099/ekonomi.pdf,
ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi dan berkembang dengan
sumberdaya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi,
distribusi, dan konsumsi. Jadi secara garis besar dapat disimpulkan
bahwa ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam
memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah
adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas
dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan
itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan.
Fungsi dari mata pelajaran ekonomi di SMA adalah
mengembangkan kemampuan siswa untuk berekonomi, yaitu upaya
manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup di masyarakat dalam
meningkatkan kesejahteraan dengan cara mengenal berbagai kenyataan
dan peristiwa-peristiwa ekonomi, memahami konsep dan teori serta
terlatih dalam memecahkan masalah ekonomi yang ada pada masyarakat.
Mata pelajaran Ekonomi bertujuan agar peserta didik memiliki
1. Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi dilingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan negara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
2. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi
3. Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggungjawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, dan manajemen yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan negara
4. Membuat keputusan yang bertanggungjawab mengenai nilai-nilai sosial ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional
Mata pelajaran ekonomi mencakup perilaku ekonomi dan
kesejahteraan yang berkaitan dengan masalah ekonomi yang terjadi di
lingkungan kehidupan terdekat hingga lingkungan terjauh, yang meliputi
aspek-aspek perekonomian, ketergantungan, spesialisasi dan pembagian
kerja, perkoperasian, kewirausahaan, manajemen, dan akuntansi.
E. Kerangka Teoretik
Saat ini banyak dijumpai guru yang belum melakukan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) di dalam proses pembelajarannya. Padahal
banyak masalah yang timbul pada saat proses pembelajaran berlangsung
yang dapat diperbaiki melalui bentuk PTK. Permasalahan yang
kompleks di dalam kelas ternyata sulit untuk dipecahkan oleh guru
karena banyak guru yang belum mengenal apa itu PTK. Ada beberapa
faktor yang menyebabkan guru belum melakukan PTK dalam proses
pembelajaran di kelas. Faktor-faktor tersebut antara lain yaitu karena
kurang dipahaminya profesi keguruan oleh guru, guru malas membaca,
guru malas menulis, kurangnya rasa kepekaan dan sensitifitas guru
terhadap waktu, guru sering terjebak ke dalam rutinitas kerja, kurangnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
daya kreatifitas dan inovasi seorang guru, guru malas meneliti, serta
guru kurang memahami PTK.
Mc. Niff (1992:9) memandang PTK sebagai bentuk penelitian
reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat
dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan keahlian mengajar.
PTK merupakan penelitian tentang, untuk, dan oleh
masyarakat/kelompok dengan memanfaatkan interaksi, partisipasi, dan
kolaboratif antara peneliti dan kelompok tersebut. PTK tersebut
biasanya dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara
merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan kolaboratif
dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki kinerja seorang guru,
sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
PTK dapat diterapkan dalam bentuk strategi pembelajaran yang
berpusat pada siswa dan penciptaan suasana belajar yang
menyenangkan untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya
pada mata pelajaran ekonomi. Strategi yang dapat diterapkan di dalam
PTK adalah model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif
merupakan salah satu metode alternatif yang dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa di dalam proses pembelajaran di sekolah.
Teams Games Tournaments (TGT) adalah salah satu tipe metode
pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan seluruh
siswa tanpa ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor
sebaya dan mengandung unsur permainan yang menyenangkan (Slavin,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
1995:84). Dalam pembelajaran ini terdapat lima komponen yaitu: (1)
presentasi kelas berupa penyampaian materi kepada siswa; (2)
pembagian kelompok/tim untuk mendalami materi; (3) games yang
dirancang untuk pembelajaran dalam bentuk permainan yang
menyenangkan; (4) turnamen yang bertujuan untuk menciptakan
kompetisi yang sehat antar siswa; dan (5) penghargaan bagi kelompok
yang mendapatkan prestasi terbaik.
Pada pembelajaran kooperatif tipe TGT ini sangat ditekankan kerja
sama dan kebersamaan dalam kelompok. Masing-masing kelompok
memiliki tujuan yang sama yaitu mendapatkan penghargaan yang
terbaik. Untuk mendapatkannya, masing-masing individu harus
menyumbangkan nilai yang terbaik karena pada prinsipnya dalam
pembelajaran kooperatif, keberhasilan kelompok ditentukan oleh
keberhasilan individu sebagai anggota kelompok. Tanggung jawab
individu juga sangat diperlukan dalam kelompok. Untuk dapat
memahami materi dan mengerjakan soal-soal dengan baik, mereka
harus terlibat secara aktif dalam kelompok. Adanya penghargaan kepada
kelompok terbaik diharapkan dapat memicu masing-masing anggota
kelompok memiliki motivasi belajar yang kuat sehingga hasil belajar
siswa di sekolah dapat meningkat.
Hasil belajar merupakan proses perubahan individu yang belajar.
Perubahan ini tidak hanya mengenai pengetahuan tetapi juga
membentuk kecakapan, sikap dan pengertian, penguasaan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
penghargaan dalam diri individu yang belajar. Hasil belajar adalah
kemampuan peserta didik yang diperoleh melalui proses pembelajaran
yang memerlukan waktu, dan terjadi perubahan pada diri orang yang
belajar sesuai dengan tujuan belajar. Hasil belajar tersebut dapat
ditingkatkan dengan dipahaminya dan diterapkannya metode
pembelajaran tipe TGT. Dengan demikian penerapan metode
pembelajaran tipe TGT diharapkan dapat berguna dalam upaya
meningkatkan prestasi belajar siswa-siswanya di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas,
yaitu penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan
tindakan substantif yaitu suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin
inkuiri, atau usaha seseorang untuk memahami apa yang terjadi, sambil
terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan (Hopkins, 1993:44).
Penelitian ini merupakan salah satu strategi pemecahan masalah yang
memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan, kemampuan
dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Penelitian ini dimaksudkan
untuk memberikan informasi bagaimana tindakan yang tepat untuk
meningkatkan keaktifan siswa. Sehingga penelitian ini difokuskan pada
tindakan-tindakan sebagai usaha untuk meningkatkan prestasi siswa dalam
belajar.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah SMA Stella Duce 1 Yogyakarta, Jalan Sabirin
No.1 Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan bulan Januari-Mei 2010.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek penelitian
Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Stella Duce I
Yogyakarta.
2. Obyek penelitian
Obyek penelitiannya adalah peningkatan prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran ekonomi melalui penerapan metode pembelajaran
kooperatif tipe TGT .
D. Prosedur Penelitian
1. Kegiatan Pra Penelitian
Sebelum mengadakan penelitian, peneliti terlebih dahulu
mengawali dengan kegiatan pra-penelitian. Kegiatan ini dilakukan
terhadap pembelajaran di kelas sebelum menggunakan metode TGT.
Kegiatan yang dilakukan yaitu mengadakan observasi terhadap situasi
awal di dalam kelas yang mencakup observasi kegiatan guru,
observasi kelas, dan observasi terhadap siswa. Selain dengan
observasi, guna mendukung data yang diperoleh peneliti juga
mengadakan wawancara terhadap guru dan siswa. Setelah
mengadakan kegiatan pra-penelitian, peneliti mengadakan penelitian
di dalam kelas setelah menggunakan metode TGT.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
2. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini direncanakan berlangsung dalam dua siklus.
Masing-masing siklus terdiri dari empat langkah.
a. Siklus pertama
Kegiatan dalam siklus pertama dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan atau tatap muka di kelas meliputi sebagai berikut:
1) Perencanaan
Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa
penyiapan pembelajaran kooperatif tipe TGT, yang meliputi
sebagai berikut:
a) Peneliti dan guru menggali data awal karakteristik siswa
untuk memetakan para siswa berdasarkan kemampuannya
dan membagi siswa secara heterogen menjadi kelompok-
kelompok yang beranggotakan 4-5 orang. Beberapa
perangkat yang disiapkan dalam tahap ini adalah: rencana
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Lembar Kerja Siswa, meja turnamen, dan hadiah. Berikut ini
disajikan uraian masing-masing perangkat pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Peneliti membuat RPP yang berisi tentang standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan
pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran,
materi ajar, dan evaluasi. RPP ini dibuat untuk satu kali
pertemuan. RPP menguraikan secara detail langkah-
langkah kegiatan yang akan dilaksanakan selama proses
pembelajaran. Hal ini akan membantu guru selama
melaksanakan pembelajaran. RPP dapat dilihat pada
lampiran 9 halaman 117.
b) Materi pembelajaran
Materi pelajaran ini adalah memahami konsumsi dan
investasi. Materi yang disampaikan berupa penjelasan
secara garis besar saja mulai dari pengertian konsumsi,
tabungan, dan investasi, serta bagaimana penggunaan
fungsi-fungsi tersebut secara matematis dalam analisis
ekonomi.
c) Lembar Kerja Siswa
Lembar kerja siswa di sini yaitu daftar pertanyaan soal-soal
latihan berupa pre test dan post test yang berguna untuk
membandingkan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah
dilaksanakannya siklus 1. Dapat dilihat pada lampiran 10
halaman 122 dan lampiran 11 halaman 126.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
d) Meja turnamen
Jumlah meja turnamen ada lima buah. Jumlah meja
turnamen ini sesuai dengan jumlah kelompok yang
dibentuk. Masing-masing meja disusun berjajar dan
dilengkapi dengan papan nama kelompok.
e) Hadiah
Hadiah dimaksudkan sebagai penghargaan bagi kelompok
yang mendapatkan skor terbaik pada saat turnamen
dilaksanakan. Hadiah yang diberikan berupa makanan kecil
dan bolpoint.
3) Peneliti menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan
data. Instrumen pengumpulan data yang terdiri dari:
a) Lembar observasi kegiatan guru
Lembar observasi kegiatan guru ini digunakan untuk
mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru pada
saat pembelajaran berlangsung (lampiran 1b, hal 137).
b) Lembar observasi kegiatan siswa
Lembar observasi kegiatan siswa ini digunakan untuk
mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa pada
saat mengikuti pembelajaran (lampiran 2b, hal 139).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
c) Lembar observasi kegiatan kelas
Lembar observasi kegiatan kelas ini digunakan untuk
mengetahui kegiatan-kegiatan yang terjadi di dalam kelas
pada saat pembelajaran berlangsung (lampiran 3b, hal 141).
d) Lembar penilaian kelompok
Lembar penilaian kelompok ini mencakup daftar skor yang
diperoleh kelompok dalam permainan dan turnamen
(lampiran 12, hal 130).
b. Tindakan
Pada tahap tindakan peneliti mengimplementasikan pembelajaran
kooperatif tipe TGT sesuai dengan rencana tindakan. Langkah-
langkah pada tahap ini sebagai berikut:
1) Presentasi kelas
Pada awal pembelajaran, guru terlebih dahulu mengulas
kembali materi pembelajaran berkaitan tentang pemahaman
akan konsumsi dan investasi. Penyampaian materi
pembelajaran dalam waktu ± 5 menit. Dalam pengulasan
kembali materi pembelajaran ini guru menggunakan metode
ceramah dan tanya jawab.
2) Membagi siswa dalam kelompok
Pembentukan kelompok sudah dilakukan guru pada tahap awal
perencanaan pembelajaran. Jumlah kelompok yang dibentuk
adalah 5 kelompok siswa dengan anggota 6-7 orang. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
tahap ini guru hanya menyebutkan kembali nama-nama
kelompok berikut anggota-anggotanya. Kemudian guru
mempersilahkan masing-masing siswa untuk berkumpul
dengan kelompoknya dan segera menempati meja yang telah
diberi papan nama kelompok. Guru selanjutnya menjelaskan
aturan main dan tata tertib pembelajaran kooperatif tipe TGT
yang akan dilakukan.
3) Permainan (games)
Permainan (games) pada siklus pertama ini diberi nama make a
match. Pada permainan ini siswa pada tiap kelompok diminta
untuk memilih nomor urut mengerjakan soal dengan cara
memasang call card. Setiap call card bertuliskan dua nomor
yang menunjukkan urutan mengerjakan soal yang berada di
depan kelas. Contoh: nomor urut 1 dan 7, artinya akan
mengerjakan soal pada urutan pertama dan pada urutan ketujuh.
Satu per satu siswa dalam kelompok berdasarkan nomor
urutnya maju ke depan kelas mengerjakan soal. Bentuk soal
adalah menjodohkan. Soal dan jawaban tersedia dalam kotak
kardus di kursi yang telah disediakan. Siswa menempel soal
dan jawaban pada kertas kuarto di papan tulis sesuai dengan
nomor kelompoknya. Guru akan memanggil nomor urut siswa
yang akan mengerjakan soal di depan kelas. Pengerjaan soal
diawali dengan tanda bunyi peluit satu kali, dan diakhiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
dengan tanda peluit dua kali. Ada 12 buah soal dengan waktu
pengerjaan untuk setiap soal adalah satu menit.
4) Turnamen
Turnamen dilakukan setelah permainan selesai dilaksanakan.
Turnamen pada siklus pertama ini diberi nama cerdas cermat.
Pada sesi turnamen ini siswa diminta untuk mengecek uang-
uangan yang telah tersedia di meja setiap kelompok. Jumlah
uang-uangan 12 lembar dengan nilai total Rp 150.000,00. Uang
tersebut akan dipergunakan oleh kelompok secara bebas
sebagai taruhan untuk setiap jawaban. Sebelum soal dibacakan
oleh guru, uang taruhan kelompok harus diletakkan pada
tempat taruhan. Waktu pengerjaan soal selama 30 detik di
tempat yang telah disediakan. Pengerjaan soal akan dimulai
dengan tanda bunyi peluit satu kali dan diakhiri dengan bunyi
peluit dua kali. Berdasarkan instruksi guru, kelompok harus
menunjukkan jawaban pekerjaan kepada guru dengan cara
mengangkat jawaban yang telah dituliskan dalam lembar yang
telah disediakan. Guru akan menyatakan bahwa jawaban
kelompok benar atau salah. Jika jawaban kelompok salah maka
nilai kelompok akan berkurang sebesar jumlah yang
ditaruhkan. Sedangkan jika jawaban benar maka nilai
kelompok akan bertambah sebesar jumlah yang ditaruhkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
5) Penghargaan kelompok
Skor yang diperoleh masing-masing kelompok dalam games
maupun turnamen dicatat. Pada tahap akhir dilakukan
penjumlahan skor jawaban dan ranking. Berdasarkan ranking
tersebut ditentukan juara I,II, dan III. Pada siklus pertama ini,
juara I adalah kelompok 1 dengan jumlah skor 133.050, juara II
adalah kelompok 2 dengan jumlah skor 90.040, dan juara III
adalah kelompok 5 dengan jumlah skor 79.070. Masing-masing
juara akan mendapatkan hadiah berupa makanan ringan.
c. Observasi
Hasil pengamatan (observasi) dalam penelitian tindakan kelas ini
dapat dipaparkan sebagai berikut:
1) Pengamatan terhadap guru
Observasi dilaksanakan bersamaan dengan tindakan pada siklus
pertama. Aktivitas guru selama proses pembelajaran pada
siklus pertama disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 5.4 Aktivitas Guru Pada Siklus I
No Deskriptor Ya Tidak1. Guru menjelaskan pembelajaran
kooperatif tipe TGT. √
2 Guru mengorganisasikan bahasan yang bersifat umum menjadi pokok bahasan yang lebih sempit untuk membantu siswa memahami materi dalam pembelajaran tipe TGT di kelas.
√
3 Guru memberikan materi yang akan dipelajari dalam kegiatan belajar mengajar melalui presentasi kelas.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
4 Guru ikut berperan dalam pembentukan kelompok TGT.
√
5 Guru memberikan dorongan motivasi kepada siswa agar terlibat aktif dalam diskusi kelompok.
√
6 Guru memberikan pengarahan kepada siswa dalam pengerjaan lembar kegiatan.
√
7 Guru memotivasi siswa agar ada kerja sama yang baik antar individu di dalam kelompok diskusinya.
√
8 Guru mengamati atau mengobservasi proses pembelajaran dalam kegiatan diskusi kelompok.
√
9 Guru berinteraksi dengan siswa, dan melibatkan diri dalam kelompok serta menjawab pertanyaan yang diajukan siswa secara perorangan.
√
10 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah dan mencari sumber informasi secara mandiri.
√
11 Guru tidak berinteraksi dengan siswa, tidak menjelaskan cara kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan dan kerjasama di dalam kelompok.
√
12 Guru membiarkan siswa membuat kegaduhan di dalam kelas dan berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain sehingga suasana kelas menjadi tidak kondusif.
√
13 Guru hanya berinteraksi dan memperhatikan kelompok tertentu saja yang mengalami kesulitan.
√
14 Guru dan siswa sama-sama asyik dengan pekerjaannya masing-masing sehingga suasana kelas menjadi kaku.
√
15 Guru meninggalkan kelas disaat siswa bekerja di dalam kelompok sehingga tidak ada pengawasan.
√
16 Guru tidak melakukan evaluasi hasil pembelajaran.
√
17 Guru memberikan motivasi kepada siswa agar terlibat aktif dalam turnamen.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
18 Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang memiliki skor terbaik.
√
19 Guru melakukan evaluasi terhadap peningkatan hasil belajar melalui pre test dan post test.
√
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa secara umum guru mampu
mengelola pembelajaran koperatif tipe TGT dengan baik.
Dalam siklus pertama ini dapat kita lihat bahwa guru mampu
menjelaskan dan mengorganisasikan pembelajaran kooperatif
tipe TGT, guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
bekerja sama dalam kelompok, guru memotivasi siwa untuk
belajar mandiri serta terlibat aktif dalam kelompok, guru dapat
berinteraksi dengan baik dengan seluruh siswa, guru
mendorong siswa untuk dapat memecahkan suatu masalah,
guru melakukan evaluasi proses pembelajaran melalui games
dan turnamen yang menjadi bagian dari pembelajaran
kooperatif tipe TGT, guru memotivasi siwa untuk aktif dalam
games maupun turnamen, guru mengamati setiap kelompok
dalam mengerjakan soal dan membantu siswa ketika siswa
mengalami kesulitan, guru juga mengadakan evaluasi hasil
belajar melalui pre test dan post test (lampiran 4a, hal 143).
2) Pengamatan terhadap siswa
Aktivitas siswa selama proses pembelajaran pada siklus
pertama disajikan dalam tabel berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Tabel 5.5 Perilaku Siswa Saat Pembelajaran Pada Siklus I
No Deskriptor Ya Tidak 1 Seluruh perhatian diarahkan pada
materi diskusi dalam kelompok. √
2 Saling bertukar pikiran dan pendapat. √ 3 Berbagi tugas dalam pengerjaan
tugas. √
4 Pertanyaan yang diajukan ada kaitannya dengan pembelajaran.
√
5 Menjawab pertanyaan sesuai dengan maksud dan tujuan pertanyaan.
√
6 Menghargai saran dan pendapat teman lainnya.
√
Tabel 5.5 menunjukkan bahwa pada saat pembelajaran, seluruh
perhatian siswa tertuju pada materi pelajaran. Dalam permainan
maupun turnamen, seluruh siswa saling bertukar pikiran dan
pendapat serta berbagi tugas dalam pengerjaan tugas. Ketika
mereka ada kesulitan dalam pembelajaran, mereka mengajukan
pertanyaan yang ada kaitannya dengan pembelajaran. Dan
ketika guru atau teman lain bertanya, mereka menjawab
pertanyaan sesuai dengan maksud dan tujuan pertanyaan.
Selain itu mereka juga dapat menghargai saran dan pendapat
dari teman lainnya (lampiran 6a, hal 147).
3) Pengamatan terhadap kelas
Instrumen pengamatan kelas dalam proses pembelajaran pada
siklus pertama disajikan dalam tabel berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Tabel 5.6 Instrumen Pengamatan Kelas
No Deskriptor Ya Tidak 1 Kelas terdiri dari banyak siswa yang
memiliki kemampuan belajar dan asal usul yang berbeda-beda.
√
2 Ada sejumlah aturan yang harus ditaati oleh para siswa.
√
3 Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
√
4 Buku-buku dan fasilitas pembelajaran mudah ditemukan siswa di kelas (sekolah).
√
5 Kerja di dalam kelompok terhambat dikarenakan beberapa siswa yang tidak ikut terlibat (malas) serta membuat kegaduhan di dalam kelas.
√
6 Beberapa siswa hanya mengandalkan siswa lain dalam kerja kelompok.
√
7 Para siswa tampak antusias dengan kerja kelompoknya.
√
8 Para siswa berperan aktif dalam aktivitas pembelajaran tipe TGT.
√
9 Banyak siswa yang bertanya kepada guru jika menghadapi kesulitan.
√
10 Sebagian besar siswa telah memiliki sumber referensi yang digunakan.
√
11 Siswa mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi.
√
12 Tujuan pembelajaran di dalam kelas tidak dapat dipahami dengan jelas.
√
13 Kelas ini terdiri dari berbagai individu yang tidak mengenal satu sama lain dengan baik.
√
14 Sebagian besar siswa menganggap materi yang diberikan sulit.
√
15 Kelas dapat terorganisir dengan baik. √ 16 Selama kegiatan pembelajaran
berlangsung para siswa saling memberikan pendapat atau masukan bagi tercapainya tujuan yang diharapkan.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Tabel 5.6 menunjukkan bahwa suasana kelas cukup kondusif
dalam proses pembelajaran dan hal ini dapat mendukung proses
pembelajaran ke arah yang lebih baik. Selain itu dari tabel
tersebut menunjukkan bahwa dengan metode pembelajaran tipe
TGT akan mendukung suasana pembelajaran menjadi lebih
baik (lampiran 5a, hal 145).
d. Refleksi
Pada tahap ini dilaksanakan analisis, evaluasi, pemaknaan, dan
penyimpulan hasil observasi dengan menggunakan metode
pembelajaran TGT. Refleksi yang dilakukan merupakan refleksi
segera setelah pertemuan berakhir sekaligus sebagai refleksi pada
akhir siklus pertama. Refleksi dilakukan pada guru mitra maupun
pada siswa. Berikut ini dipaparkan hasil refleksi siklus pertama:
1) Kesan guru terhadap perangkat pembelajaran dan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT
Tabel 5.7 Instrumen Refleksi
Lembar Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen Pembelajaran dan Metode TGT
No Uraian Komentar 1 Penilaian guru terhadap
komponen pembelajaran dan penggunaan metode pembelajaran kooperatif yang diterapkan.
Sudah cukup baik, variatif, dan lengkap.
2 Penilaian guru terhadap aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran kooperatif tipe TGT.
Siswa dapat berpartisipasi dengan aktif, dan adanya kepercayaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
antar anggota dalam kelompok. Kerjasama antar anggota juga cukup kompak.
3 Hambatan yang mungkin ditemui dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT.
Masalah waktu dan ruangan yang agak terbatas.
4 Manfaat yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT.
Siswa menjadi lebih antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.
5 Keberhasilan yang telah dicapai ketika diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe TGT tersebut.
Siswa menjadi lebih cepat paham akan materi dan siswa menjadi aktif dalam pembelajaran.
6 Hal-hal mana saja yang masih perlu ditingkatkan dan diperbaiki dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT.
Persiapan media dan perangkat pembelajaran yang lebih matang, dibutuhkan waktu yang agak lebih lama, serta setting tempat.
7 Apakah siswa berminat mengikuti pembelajaran kooperatif tipe TGT selanjutnya seperti yang diterapkan di dalam kelas?
Ya, siswa sangat berminat.
Tabel 5.7 menunjukkan kesan guru mitra terhadap
perangkat pembelajaran dan model pembelajaran kooperatif
tipe TGT setelah melakukan serangkaian proses belajar
mengajar dengan perangkat pembelajaran yang dikembangkan.
Kesan guru tentang komponen pembelajaran yang telah
diterapkan secara umum sudah cukup bagus dan lengkap, tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
masih butuh persiapan yang lebih matang lagi. Selain itu
kendala yang dihadapi berkaitan dengan waktu dan setting
tempat. Dalam kaitannya dengan siswa, kesan guru yaitu siswa
dapat menjadi lebih aktif dan antusias ketika pembelajaran
berlangsung sehingga mereka menjadi tidak bosan (lampiran
7a, hal 148)
2) Kesan siswa terhadap perangkat pembelajaran dan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT
Tabel 5.8 Instrumen Refleksi
Lembar Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran dan Metode TGT
No Uraian Komentar 1 Bagaimana pendapat Anda
terhadap komponen pembelajaran dan penggunaan metode pembelajaran kooperatif yang diterapkan?
Seru,
menyenangkan dan
tidak
membosankan,
menarik.
2 Bagaimana pendapat Anda tentang aktifitas siswa yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran kooperatif tipe TGT? (Keaktifan, partisipasi, kerja kelompok, dan diskusi)
Semuanya dituntut
aktif di sini,
kerjasama
kelompok harus
kompak, asyik,
suasana menjadi
lebih hidup.
3 Apakah Anda berminat mengikuti pembelajaran kooperatif tipe TGT selanjutnya seperti yang telah anda ikuti?
Berminat, agar pembelajaran tidak monoton.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
4 Manfaat apa saja yang diperoleh dari diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe TGT?
Dapat bekerjasama
dengan baik dan
saling percaya antar
anggota kelompok,
belajar jadi tidak
membosankan,
lebih cepat jelas
dan paham.
5 Keberhasilan apa saja yang telah Anda capai ketika diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe TGT tersebut?
Lebih mengerti dan
memahami materi,
menjadi tidak
mengantuk saat
pelajaran, jadi lebih
aktif dan tambah
wawasan.
6 Hambatan apa yang mungkin ditemui ketika diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe TGT tersebut?
Beda pendapat
dalam kelompok,
waktu terlalu
singkat.
7 Hal-hal mana saja yang masih perlu ditingkatkan dan diperbaiki dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT?
Permainan
diperbanyak, waktu
ditambah lebih
lama, percaya satu
sama lain,
kekompakan di
dalam kelompok,
soal terlalu sulit.
Tabel 5.8 menunjukkan respon siswa terhadap perangkat
dan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Kesan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
secara umum yaitu mereka menikmati pembelajaran kooperatif
tipe TGT tersebut, karena pembelajaran menjadi tidak
monoton. Selain itu mereka menjadi lebih cepat memahami
materi yang sedang diajarkan. Hal-hal yang masih perlu
diperbaiki yaitu media yang lebih menarik lagi dan pembuatan
media yang tidak membingungkan siswa, serta soal agar
disesuaikan dengan kemampuan siswa (lampiran 8a, hal 149)
B. Analisis Komparasi Pemahaman Siswa Sebelum dan Sesudah
Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Analisis komparasi dilakukan untuk melihat perkembangan
peningkatan prestasi belajar siswa dari waktu ke waktu khususnya pada
masa pra penelitian, siklus pertama, dan siklus kedua dalam penerapan
metode pembelajaran kooperatif tipe TGT. Dari berbagai tahapan tersebut
kemudian dibandingkan bagaimana perubahan tingkat hasil belajar siswa.
Untuk mengukur tingkat perkembangan prestasi belajar siswa dalam
penelitian tindakan ini menggunakan pre test dan post test. Berikut adalah
tabel analisis perbandingan tingkat perkembangan prestasi belajar siswa
pada siklus I:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Tabel 5.9 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
No Nama Pre-
test
Post-
test Selisih
Peningkatan
pemahaman
1. Adelia Chandra C. 5,3 6,7 1,4 21%
2. Adelina Sally Y. 6 7,3 1,3 18%
3. Agatria Fatdia Lase 6 8 2 25%
4. Angela Lintang M. 6 6,7 0,7 10%
5. Aniela Evodie N. A. 6 6,7 0,7 10%
6. Anthonia Jessy P. 6,7 8 1,3 16%
7. Christina Wahyudi 4,7 7,3 2,6 36%
8. Christy Madya Putri 6 6 0 0%
9. Dea Novita Cahyawati 4,7 6,7 2 30%
10. Dyah Ratnasari A. 6,7 6,7 0 0%
11. Ersalina Tresnawati 4,7 7,3 2,6 36%
12. Eva Yosephine A. 5,3 7,3 2 27%
13. Faradhita Fidaswari 4 6 2 33%
14. Genoveva Innocentia 4,7 8 3,3 41%
15. Lovian Chaterine C. 4,7 5,3 0,6 11%
16. Lucia Dian A. 4,7 6,7 2 30%
17. Lucia Ratri A. 5,3 7,3 2 27%
18. Maria Keishia A. 6 8 2 25%
19. Marisa Stella O. 5,3 6 0,7 12%
20. Meilina 5,3 6,7 1,4 21%
21. Olga Aurora N. 4 6,7 2,7 40%
22. Phyca Cintya A. 5,3 6,7 1,4 21%
23. Sabina Wulung R. 3,3 6 2,7 45%
24. Sanca Bening R. 5,3 8 2,7 34%
25. Stefani Adriani B. 4,7 7,3 2,6 36%
26. Stefani Vidia G. 6 7,3 1,3 18%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
27. Sylvia Soegianto 4,7 7,3 2,6 36%
28. Vanessa Julia Tei S. 6,7 8,7 2 23%
29. Venny Claudia H. 4 6,7 2,7 40%
30. Yohana Yekti Piwi 4,7 6,7 2 30%
31. Yohanetta Mutiara D. 4,7 6,7 2 30%
32. Yulia Resti Lina 4,7 7,3 2,6 36%
Rata-rata 5,20 7,01 1,81 26%
Tabel 5.9 menunjukkan hasil komparasi peningkatan prestasi
belajar siswa menggunakan pre test dan post test dalam penerapan
pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siklus pertama. Dari 32 orang
siswa di kelas XB, ada 30 orang siswa yang mengalami peningkatan dan
ada 2 orang siswa yang nilainya tetap atau tidak ada perubahan.
Peningkatan nilai siswa bervariasi. Rata-rata peningkatan nilai kelas
adalah 1,81 atau 26%. Pada saat pre test rata-rata skor siswa dalam kelas
mencapai 5,20 sedangkan rata-rata skor siswa setelah post test naik
menjadi 7,01.
Peningkatan prestasi belajar siswa dapat disebabkan oleh
penggunaan metode yang tepat. Metode kooperatif tipe TGT yang
diterapkan dalam pembelajaran ini mampu meningkatkan partisipasi siswa
dalam mengikuti pembelajaran. Penerapan metode yang menarik dengan
adanya permainan dan turnamen juga membuat para siswa menjadi tidak
bosan dan menjadi lebih bersemangat untuk belajar karena adanya variasi
pembelajaran. Dengan adanya permainan dan turnamen akan mendorong
siswa untuk bersaing dengan kelompok lain. Masing-masing kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
akan bekerja sama untuk mendapatkan keberhasilan dengan mencapai skor
tertinggi. Dengan begitu siswa menjadi lebih memiliki kebutuhan akan
belajar dan menjadi lebih terdorong untuk berprestasi setelah
diterapkannya metode pembelajaran ini. Hal tersebut tampak dengan
capaian skor yang didapatkan tiap-tiap kelompok pada saat permainan
maupun turnamen. Selain itu tiap-tiap kelompok bersaing untuk
mendapatkan skor yang tertinggi karena adanya pemberian penghargaan
atas hasil kerja mereka pada saat permainan dan turnamen. Dengan
demikian menunjukkan bahwa dengan adanya penghargaan pada hasil
belajar akan meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran di
kelas.
Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan metode kooperatif tipe
TGT ini dapat membantu siswa kelas XB SMA Stella Duce 1 Yogyakarta
untuk meningkatkan prestasi belajar mereka di kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
BAB VI
KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMA Stella Duce 1
Yogyakarta dapat diperoleh kesimpulan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT mampu meningkatkan hasil belajar
siswa kelas XB. Peningkatan hasil belajar siswa tersebut tampak dari nilai
yang dicapai oleh siswa pada waktu pre test dan post test. Rata-rata
peningkatan nilai kelas adalah 1,81 atau 26%. Pada saat pre test rata-rata
skor siswa dalam kelas mencapai 5,20 sedangkan rata-rata skor siswa
setelah post test naik menjadi 7,01. Peningkatan nilai siswa ini telah
melampaui target yang ditetapkan. Pada awal penelitian, target yang
ditetapkan sebesar 20%. Jadi bila dibandingkan dengan target yang
ditetapkan ada selisih sebesar 6%. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada mata pelajaran Ekonomi
dalam penelitian ini sudah dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas
XB SMA Stella Duce 1 Yogyakarta.
B. Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
1. Adanya ketidaksesuaian antara alokasi waktu yang sudah dibuat dalam
skenario pembelajaran dengan implementasi yang sebenarnya sehingga
penerapan metode pembelajaran ini menjadi berkesan terburu-buru.
2. Adanya perbedaan persepsi dalam pelaksanaan tindakan karena
kurangnya komunikasi yang efektif antara guru mitra dan peneliti
dalam menjelaskan instruksi atau langkah-langkah dalam permainan
sehingga pada waktu permainan ada beberapa siswa yang terlihat
bingung.
C. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran
yang ditunjukan pada pihak yang terkait dalam penelitian ini:
1. Pentingnya perencanaan dan penyusunan alokasi waktu secara efektif
dan efisien dalam pembelajaran untuk menghindari penggunaan waktu
yang berlebihan dan menggunakan waktu sesuai dengan kebutuhan
sehingga bukan hanya sebagai rencana tetapi dalam implementasinya
kegiatan pembelajaran yang diterapkan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Turnaments (TGT) dalam pembelajaran
ekonomi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa juga dapat berjalan
dengan tertib dan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
2. Perlu adanya komunikasi yang baik antara peneliti dengan guru mitra
sehingga tidak terjadi perbedaan persepsi dan untuk menghindari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
adanya penyimpangan pelaksanaan tindakan dari rencana yang telah
ditetapkan.
3. Pentingnya persiapan-persiapan secara matang dan maksimal berkaitan
dengan media, perangkat, serta prosedur pembelajaran yang digunakan
untuk menghindari kesalahan-kesalahan selama proses pembelajaran
berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Hopkins. 1993. A Teacher’s Guide To Classroom Research. Buckingham: Open University Press.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1991. Jakarta: Balai Pustaka.
Kusumah, W. dan Dedi Dwitagama. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks.
Masidjo, Ign. 1991. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.
Yogyakarta: Penerbit-Percetakan Kanisius. Masidjo, Ign. 1995. Pengukuran dan Penilaian Prestasi Belajar di Sekolah.
Yogyakarta: IKIP Universitas Sanata Dharma. Mahmud, M. Dimyati. 1989. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Depdikbud.
McNiff, Jean. 1992. Action Research; Principles and Practice. London: Routledge.
Mudjiono, M. Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Slavin, R.E. 1995. Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice (2nd ed.). Boston: Allyn and Bacon.
Slavin, R. E. 2009. Cooperatif Learning Teori, Riset dan Praktek. Bandung: Nusa
Media. Solihatin, Etin & Raharjo. 2007. Cooperative Learning: Analisis Model
Pembelajaran IPS. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Susilo. 2007. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book
Publisher. Uno, Hamzah. 2007. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Winkel, W. S. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta:
Gramedia.
Winkel, W. S. 1989. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta.
No Deskriptor Ya Tidak 1. Guru menjelaskan pembelajaran kooperatif tipe
TGT.
2 Guru mengorganisasikan bahasan yang bersifat umum menjadi pokok bahasan yang lebih sempit untuk membantu siswa memahami materi dalam pembelajaran tipe TGT di kelas.
3 Guru memberikan materi yang akan dipelajari dalam kegiatan belajar mengajar melalui presentasi kelas.
4 Guru ikut berperan dalam pembentukan kelompok TGT.
5 Guru memberikan dorongan motivasi kepada siswa agar terlibat aktif dalam diskusi kelompok.
6 Guru memberikan pengarahan kepada siswa dalam pengerjaan lembar kegiatan.
7 Guru memotivasi siswa agar ada kerja sama yang baik antar individu di dalam kelompok diskusinya.
8 Guru mengamati atau mengobservasi proses pembelajaran dalam kegiatan diskusi kelompok.
9 Guru berinteraksi dengan siswa, dan melibatkan diri dalam kelompok serta menjawab pertanyaan yang diajukan siswa secara perorangan.
10 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah dan mencari sumber informasi secara mandiri.
11 Guru tidak berinteraksi dengan siswa, tidak menjelaskan cara kerja kelompok, tugas yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
harus dikerjakan dan kerjasama di dalam kelompok.
12 Guru membiarkan siswa membuat kegaduhan di dalam kelas dan berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain sehingga suasana kelas menjadi tidak kondusif.
13 Guru hanya berinteraksi dan memperhatikan kelompok tertentu saja yang mengalami kesulitan.
14 Guru dan siswa sama-sama asyik dengan pekerjaannya masing-masing sehingga suasana kelas menjadi kaku.
15 Guru meninggalkan kelas disaat siswa bekerja di dalam kelompok sehingga tidak ada pengawasan.
16 Guru tidak melakukan evaluasi hasil pembelajaran.
17 Guru memberikan motivasi kepada siswa agar terlibat aktif dalam turnamen.
18 Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang memiliki skor terbaik.
19 Guru melakukan evaluasi terhadap peningkatan hasil belajar melalui pre test dan post test.
Lembar Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran dan Metode TGT
No Uraian Komentar 1 Bagaimana pendapat Anda terhadap
komponen pembelajaran dan penggunaan metode pembelajaran kooperatif yang diterapkan?
2 Bagaimana pendapat Anda tentang aktifitas siswa yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran kooperatif tipe TGT? (Keaktifan, partisipasi, kerja kelompok, dan diskusi)
3 Apakah Anda berminat mengikuti pembelajaran kooperatif tipe TGT selanjutnya seperti yang telah anda ikuti?
4 Manfaat apa saja yang diperoleh dari diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe TGT?
5 Keberhasilan apa saja yang telah Anda capai ketika diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe TGT tersebut?
6 Hambatan apa yang mungkin ditemui ketika diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe TGT tersebut?
7 Hal-hal mana saja yang masih perlu ditingkatkan dan diperbaiki dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT?
A. Standar Kompetensi : Memahami konsumsi dan investasi.
B. Kompetensi Dasar : 1. Mendeskripsikan fungsi konsumsi dan fungsi
.......tabungan.
2. Mendeskripsikan kurva permintaan investasi.
C. Indikator : 1. Menggunakan fungsi konsumsi dan cara
menggambarkan.
2. Menggunakan fungsi tabungan dan cara
menggambarkan.
3. Memberi contoh beberapa penggunaan fungsi
matematis dan statistik dalam analisis ekonomi.
D. Tujuan Pembelajaran : 1. Peserta didik mampu menggunakan fungsi
konsumsi dan cara menggambarkannya.
2. Peserta didik mampu menggunakan fungsi
tabungan dan cara menggambarkannya.
3. Peserta didik mampu mendeskripsikan
pengertian investasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
4. Peserta didik mampu mendeskripsikan fungsi
investasi.
5. Peserta didik mampu mendeskripsikan kurva
permintaan investasi.
E. Materi Ajar :
1. Pengertian konsumsi dan tabungan
Konsumsi merupakan penggunaan barang-barang dan jasa-jasa
oleh konsumen secara langsung dan yang terakhir guna memenuhi
kebutuhan hidupnya. Faktor utama yang mampu mempengaruhi besar
kecilnya konsumsi adalah pendapatan. Tetapi juga ada beberapa faktor
lain yang memengaruhi besar kecilnya pengeluaran konsumsi. Adapun
faktor-faktor tersebut antara lain: social prestise, demonstration effect,
kebanggaan, ketamakan, dan expected income.
Tabungan atau saving merupakan sisa daripada pendapatan setelah
dikurangi konsumsi.
2. Fungsi konsumsi dan fungsi tabungan
Pada ekonomi makro, pendapatan masyarakat suatu negara secara
keseluruhan (pendapatan nasional) dialokasikan pada dua kategori
penggunaan yaitu konsomsi dan saving.
a. Fungsi konsumsi
Menjelaskan hubungan antara konsumsi dan pendapatan nasional.
Keterangan: C = konsumsi a = konsumsi otonom
b = hasrat mengkonsumsi marginal atau MPC = ∆S/∆Y Y = pendapatan
C = a + b Y
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Dalam perekonomian suatu negara kita ketahui bahwa harga-
harga barang dan jasa yang ditawarkan produsen tidak stabil.
Apabila diperkirakan suatu harga akan naik maka konsumen akan
membeli barang itu dengan pendapatan yang tetap. Sebaliknya
bilamana harga diperkirakan turun, maka konsumen tidak akan
cepat-cepat membeli barang tetapi berusaha menunda
pembeliannya hingga harga barang itu lebih rendah lagi. Hal ini
akan memengaruhi pergeseran kurva konsumsi.
b. Fungsi tabungan
Menjelaskan hubungan antara tabungan dan pendapatan nasional.
Keterangan: S = tabungan a = tabungan otonom b = MPS = ∆S/∆Y Y = pendapatan
3. Pengertian investasi
Investasi merupakan pengeluaran-pengeluaran untuk membeli
barang modal atau peralatan-peralatan produksi dengan tujuan untuk
mengganti atau menambah barang modal yang digunakan untuk
memproduksi barang di masa yang akan datang.
4. Peranan investasi dalam perekonomian
Kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus-
menerusmeningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja,
meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran
masyarakat. Peranannya ini bersumber dari tiga fungsi penting dari
kegiatan investasi dalam perekonomian. Adapun fungsi investasi dalam
perekonomian yaitu sebagai berikut:
S = -a + (1-b) Y
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
a. Investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran
agregat.
b. Investasi mampu menambah barang modal.
c. Investasi mampu memajukan teknologi.
5. Fungsi permintaan investasi
Permintaan akan investasi merupakan fungsi dari tingkat bunga.
Keterangan: = investasi i = tingkat bunga p = proporsi I terhadap i Permintaan akan investasi berbanding terbalik dengan tingkat
bunga. Jika tingkat bunga tinggi maka masyarakat akan lebih senang
menyimpan uangnya di bank daripada diinvestasikan. Hal ini
dikarenakan masyarakat mempunyai harapan bahwa akan mendapatkan
bunga bank yang lebih besar daripada hasil harapan dari
menginvestasikan uangnya atau menanamkan modal. Tingginya bunga
mencerminkan pula mahalnya kredit, sehingga mengurangi minat untuk
berinvestasi bagi masyarakat yang memiliki modal. Sebaliknya, hal ini
juga terjadi jika tingkat bunga rendah. Masyarakat akan lebih senang
menginvestasikan uangnya daripada menyimpan di bank sebab bunga
yang akan diperoleh lebih kecil. Sedangkan tingkat bunga itu tergantung
dari kesenangan orang untuk menanam uang dan jumlah uang yang ada.
F. Metode Pembelajaran :
Metode pembelajaran Kooperatif tipe TGT (presentasi, diskusi, games,
turnamen, dan penghargaan kelompok).
I = - pi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
G. Strategi Pembelajaran :
Kegiatan Alokasi
Waktu
Metode Media
A. Pendahuluan
Guru membuka dan memulai
pelajaran dengan salam.
5 menit
B. Kegiatan Inti
1) Guru melakukan pre test.
2) Guru membagi siswa dalam
kelompok-kelompok kecil.
3) Guru mengawasi jalannya games
make a match.
4) Guru membahas materi diskusi.
5) Guru menjelaskan dan memimpin
jalannya turnamen.
(Cerdas cermat)
6) Guru memilih kelompok yang
terbaik.
15 menit
5 menit
15 menit
10 menit
15 menit
5 menit
Games
Turnamen
Penghargaan
kelompok
Soal latihan
Bendera
kelompok
Soal latihan,
kertas asturo,
papan tulis,
kotak kardus,
peluit, stop
watch
Uang-uangan,
kotak kardus,
kertas, peluit,
stop watch
Hadiah
C. Penutup
1) Guru melakukan post test.
2) Guru menutup pembelajaran dan
membagikan lembar refleksi.
15 menit
5 menit
Soal latihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
H. Sumber Pembelajaran :
1. Indrastuti. 2007. Pengetahuan Sosial Ekonomi Kelas X SMA/MA 1.
Jakarta: Sinar Grafika.
2. Sukwiyati, Hj. 2006. Ekonomi SMA Kelas X. Bandung: Yudhistira.
I. Evaluasi :
• Soal : Terlampir
• Pedoman penilaian : Menjawab benar skor 1
Menjawab salah skor 0
• Kunci jawaban : Terlampir
Yogyakarta, 23 Maret 2010
Guru Mata Pelajaran
L. Gunawati Sintadewi, S.Pd
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Lampiran 10
NAMA :
NO :
Soal Pre Test
Kerjakan soal berikut ini dengan memberi tanda silang (X) pada setiap pilihan jawaban (a, b, c, d, e) dengan benar. (Waktu mengerjakan 15 menit) 1. Balas jasa yang diterima rumah tangga dibelanjakan untuk memenuhi ….
a. kewajiban d. pendapatan b. keinginan e. balas jasa c. konsumsi
2. Dalam circular flow, yang diserahkan rumah tangga ke perusahaan adalah
…. a. pendapatan d. upah b. faktor produksi e. pendapatan domestik c. faktor konsumsi
3. Pendapatan yang dibelanjakan oleh rumah tangga disebut ….
a. pendapatan nasional d. pendapatan disposibel b. pendapatan regional e. pendapatan domestik c. pendapatan per kapita
4. Saat rumah tangga tidak memiliki pendapatan yang disposibel, yang
digunakan untuk memenuhi konsumsi adalah .… a. pajak d. utang b. bunga e. upah c. kekayaan/tabungan masa lalu
5. Saat pendapatan naik, konsumsi juga naik, tetapi tidak sebesar kenaikan
pendapatan. Sisa pendapatan tersebut digunakan untuk …. a. tabungan d. upah b. pajak e. gaji c. bunga
6. Bila tambahan kenaikan konsumsi dibandingkan dengan tambahan
kenaikan pendapatan disposibel akan diperoleh …. a. APC d. MPC b. APS e. MPC dan MPS c. MPS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
7. Bila terjadi kenaikan pendapatan disposibel, kecenderungan menabung rata-rata juga akan naik. Hal ini disebabkan oleh …. a. jumlah tabungan menurun d. jumlah konsumsi meningkat b. jumlah konsumsi menurun e. jumlah tabungan dan konsumsi
meningkat c. jumlah tabungan meningkat
8. Orang yang telah kaya dan memiliki banyak kekayaan cenderung ….
a. memperbesar tabungan d. mengurangi konsumsi b. mengurangi tabungan e. mengurangi tabungan dan
konsumsi c. memperbanyak konsumsi
9. Pengaruh suku bunga terhadap tabungan dan konsumsi adalah ….
a. Semakin rendah tingkat bunga, semakin tinggi tabungan dan konsumsi b. Semakin rendah tingkat bunga, semakin rendah tabungan dan
konsumsi c. Semakin tinggi tingkat bunga, tabungan tetap, konsumsi meningkat d. Semakin tinggi tingkat bunga, semakin banyak tabungan dan makin
sedikit konsumsi e. Semakin tinggi tingkat bunga, konsumsi semakin tinggi
10. Pengertian investasi adalah ….
a. Membeli saham di saat harganya murah dan menjualnya di saat harga tinggi
b. Membeli valuta asing di saat harga rendah dan menjual di saat harga tinggi
c. Bertransaksi di bursa berjangka d. Membeli instrumen dari vatif e. Pembelian berbagai jenis barang dan modal atau mesin-mesin produksi
11. Faktor penting penentu investasi adalah ….
a. keadaan perekonomian d. keuntungan pengusaha b. perkembangan teknologi e. pendapatan nasional c. tingkat kekuatannya yang akan diperoleh
12. V = merupakan rumus ….
a. nilai yang akan datang d. nilai konsumsi b. nilai sekarang e. nilai keuntungan c. nilai tabungan
13. Bila nilai sekarang dan pendapatan di masa depan lebih kecil daripada
nilai sekarang modal yang diinvestasikan, maka investasi tersebut …. a. dipertimbangkan d. diakui b. ditolak e. dilaksanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
c. diterima
14. Bila nilai yang akan datang lebih kecil daripada nilai hasil yang diharapkan, maka investasi …. a. diterima d. dilaksanakan b. ditolak e. diragukan c. diakui
15. kurva yang menunjukkan hubungan antara tingkat pengembalian modal
dengan jumlah modal yang diinvestasikan disebut …. a. kurva investasi d. kurva tabungan b. kurva MEI e. kurva suku bunga c. kurva konsumsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
JAWABAN: 1. C 2. B 3. D 4. C 5. A 6. A 7. C 8. C 9. D 10. E 11. C 12. B 13. B 14. B 15. B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Lampiran 11
NAMA :
NO :
Soal Post Test
Kerjakan soal berikut ini dengan memberi tanda silang (X) pada setiap pilihan jawaban (a, b, c, d, e) dengan benar. (Waktu mengerjakan 15 menit) 1. Balas jasa yang diterima rumah tangga dibelanjakan untuk memenuhi ….
a. kewajiban d. pendapatan b. keinginan e. balas jasa c. konsumsi
2. Dalam circular flow, yang diserahkan rumah tangga ke perusahaan adalah
…. a. pendapatan d. upah b. faktor produksi e. pendapatan domestik c. faktor konsumsi
3. Pendapatan yang dibelanjakan oleh rumah tangga disebut ….
a. pendapatan nasional d. pendapatan disposibel b. pendapatan regional e. pendapatan domestik c. pendapatan per kapita
4. Saat rumah tangga tidak memiliki pendapatan yang disposibel, yang
digunakan untuk memenuhi konsumsi adalah .… a. pajak d. utang b. bunga e. upah c. kekayaan/tabungan masa lalu
5. Saat pendapatan naik, konsumsi juga naik, tetapi tidak sebesar kenaikan
pendapatan. Sisa pendapatan tersebut digunakan untuk …. a. tabungan d. upah b. pajak e. gaji c. bunga
6. Bila tambahan kenaikan konsumsi dibandingkan dengan tambahan
kenaikan pendapatan disposibel akan diperoleh …. a. APC d. MPC b. APS e. MPC dan MPS c. MPS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
7. Bila terjadi kenaikan pendapatan disposibel, kecenderungan menabung rata-rata juga akan naik. Hal ini disebabkan oleh …. a. jumlah tabungan menurun d. jumlah konsumsi meningkat b. jumlah konsumsi menurun e. jumlah tabungan dan konsumsi
meningkat c. jumlah tabungan meningkat
8. Orang yang telah kaya dan memiliki banyak kekayaan cenderung ….
a. memperbesar tabungan d. mengurangi konsumsi b. mengurangi tabungan e. mengurangi tabungan dan
konsumsi c. memperbanyak konsumsi
9. Pengaruh suku bunga terhadap tabungan dan konsumsi adalah ….
a. Semakin rendah tingkat bunga, semakin tinggi tabungan dan konsumsi b. Semakin rendah tingkat bunga, semakin rendah tabungan dan
konsumsi c. Semakin tinggi tingkat bunga, tabungan tetap, konsumsi meningkat d. Semakin tinggi tingkat bunga, semakin banyak tabungan dan makin
sedikit konsumsi e. Semakin tinggi tingkat bunga, konsumsi semakin tinggi
10. Pengertian investasi adalah ….
a. Membeli saham di saat harganya murah dan menjualnya di saat harga tinggi
b. Membeli valuta asing di saat harga rendah dan menjual di saat harga tinggi
c. Bertransaksi di bursa berjangka d. Membeli instrumen dari vatif e. Pembelian berbagai jenis barang dan modal atau mesin-mesin produksi
11. Faktor penting penentu investasi adalah ….
a. keadaan perekonomian d. keuntungan pengusaha b. perkembangan teknologi e. pendapatan nasional c. tingkat kekuatannya yang akan diperoleh
12. V = merupakan rumus ….
a. nilai yang akan datang d. nilai konsumsi b. nilai sekarang e. nilai keuntungan c. nilai tabungan
13. Bila nilai sekarang dan pendapatan di masa depan lebih kecil daripada
nilai sekarang modal yang diinvestasikan, maka investasi tersebut …. a. dipertimbangkan d. diakui b. ditolak e. dilaksanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
c. diterima
14. Bila nilai yang akan datang lebih kecil daripada nilai hasil yang diharapkan, maka investasi …. a. diterima d. dilaksanakan b. ditolak e. diragukan c. diakui
15. kurva yang menunjukkan hubungan antara tingkat pengembalian modal
dengan jumlah modal yang diinvestasikan disebut …. a. kurva investasi d. kurva tabungan b. kurva MEI e. kurva suku bunga c. kurva konsumsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
JAWABAN: 1. C 2. B 3. D 4. C 5. A 6. A 7. C 8. C 9. D 10. E 11. C 12. B 13. B 14. B 15. B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Lampiran 12
FORMAT SKOR KELOMPOK
SKOR Keterangan
Kel I Kel II Kel III Kel IV Kel V
Games
Turnamen:
Soal 1
Soal 2
Soal 3
Soal 4
Soal 5
Soal 6
Soal 7
Soal 8
Soal 9
Soal 10
Soal 11
Soal 12
TOTAL
JUARA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Lampiran 1a
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU
(Catatan Anekdotal)
Nama pengamat : Irene Septilya Wahyu Indah A.
Tanggal dan waktu observasi : Senin, 29 Maret 2010 jam ke-7
Lamanya observasi : 45 menit (1 jam pelajaran)
Orang dan atau peristiwa yang diamati : Ibu L. Gunawati Sintadewi, S. Pd
Tingkat kelas (semester) dan atau subyek : XB semester 2
Pada awal kegiatan pembelajaran guru memasuki ruangan kelas,
mengucapkan salam, dan memeriksa kesiapan siswa. Sebelum melanjutkan
pembelajaran, guru memperkenalkan peneliti kepada siswa dan menyampaikan
maksud kedatangan peneliti di kelas XB. Setelah itu guru melakukan presensi
terhadap siswa satu per satu. Setelah presensi, guru mengulas kembali materi
sebelumnya dan mengkaitkannya dengan materi yang akan disampaikan pada hari
itu dengan cara guru bertanya jawab dengan siswa. Hal ini dilakukan oleh guru
dengan tujuan untuk mengingatkan kembali pembelajaran yang telah lalu dan juga
merangsang perhatian siswa untuk memasuki materi yang akan dipelajari.
Selanjutnya guru masuk ke dalam materi pembelajaran dengan berdasarkan
metode ceramah. Selesai menyampaikan materi pembelajaran, guru membahas
pekerjaan rumah yang telah diberikan kepada para siswa pada pertemuan
sebelumnya. Pekerjaan rumah tersebut dibahas dengan meminta siswa satu per
satu secara bergantian untuk maju ke depan kelas mengerjakan soal-soal latihan di
papan tulis. Selama proses pembahasan ini, guru memberikan pertanyaan-
pertanyaan kepada siswa untuk merangsang pengetahuan mereka. Namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
demikian hanya beberapa siswa yang mau menjawab pertanyaan guru tersebut.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa guru kurang memotivasi siswa pada saat
proses pembelajaran berlangsung sehingga ada siswa yang terlihat bosan. Cukup
banyak dari mereka bercerita sendiri-sendiri dengan temannya di dalam kelas.
Guru memang telah berusaha mengaktifkan siswa, namun proses pembelajaran
yang cenderung monoton menyebabkan siswa memiliki motivasi yang rendah
dalam mengikuti proses pembelajaran. Pada akhir pembelajaran, guru
mengucapkan salam penutup dan soal-soal yang belum sempat dibahas akan
dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya.
Yogyakarta, 29 Maret 2010
Guru Observer
(L. Gunawati Sintadewi, S. Pd) (Irene Septilya W.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Lampiran 2a
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA
(Catatan Anekdotal)
Nama pengamat : Irene Septilya Wahyu Indah A.
Tanggal dan waktu observasi : Senin, 29 Maret 2010 jam ke-7
Lamanya observasi : 45 menit (1 jam pelajaran)
Orang dan atau peristiwa yang diamati : Ibu L. Gunawati Sintadewi, S. Pd
Tingkat kelas (semester) dan atau subyek : XB semester 2
Sebelum memasuki pembelajaran, siswa terlebih dahulu mempersiapkan
diri untuk mengikuti pembelajaran. Setelah mempersiapkan diri, siswa menyimak
penjelasan guru tentang materi yang diajarkan. Pada saat penjelasan materi, ada
yang memang mendengarkan penjelasan dengan baik dan adapula yang kurang
fokus terhadap materi yang diajarkan, misalnya terdapat siswa yang sibuk dengan
kegiatannya sendiri, ngobrol dengan temannya, main handphone, dll. Pada
pembelajaran ini, siswa cenderung pasif. Disini terlihat jelas bahwa siswa merasa
jenuh dengan proses pembelajaran dengan menggunakan metode yang digunakan
guru dalam pembelajaran. Pada pertengahan pembelajaran, guru meminta siswa
untuk mengerjakan soal-soal latihan dan membahas PR yang telah diberikan pada
pertemuan sebelumnya. Satu per satu siswa yang ditunjuk oleh guru secara
bergantian maju ke depan untuk menuliskan jawaban atas pekerjaan rumah
mereka dan kemudian dicocokkan. Tetapi, tidak semua siswa menanggapi dengan
antusias jawaban siswa atas soal yang dituliskan teman mereka di papan tulis.
Hal-hal tersebut menunjukkan bahwa siswa tidak memiliki hasrat dan kebutuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
akan belajar. Peneliti menduga kondisi seperti ini dikarenakan siswa merasa bosan
dengan kegiatan rutin mengerjakan soal-soal latihan. Dengan kata lain tidak ada
kegiatan yang menarik selama proses pembelajaran.
Yogyakarta, 29 Maret 2010
Guru Observer
(L. Gunawati Sintadewi, S. Pd) (Irene Septilya W.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Lampiran 3a
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN KELAS
(Catatan Anekdotal)
Nama pengamat : Irene Septilya Wahyu Indah A.
Tanggal dan waktu observasi : Senin, 29 Maret 2010 jam ke-7
Lamanya observasi : 45 menit (1 jam pelajaran)
Orang dan atau peristiwa yang diamati : Ibu L. Gunawati Sintadewi, S. Pd
Tingkat kelas (semester) dan atau subyek : XB semester 2
Secara fisik ruang kelas XB cukup memadai untuk proses belajar
mengajar, hanya saja ruangan kelas masih dirasakan kurang luas. Fasilitas yang
disediakan di kelas tersebut adalah whiteboard, papan tulis, meja guru, kursi guru,
kursi siswa, meja untuk siswa, papan pengumuman, sebuah sound, dan almari.
Selain itu, di dalam kelas juga disediakan buku untuk mencatat kemajuan kelas.
Dalam ruang kelas tersedia ventilasi yang memadai agar sirkulasi udara ke dalam
kelas lancar. Pencahayaan kelas juga sudah cukup baik. Sedangkan untuk tata
letak kelas, masih ada sedikit kekurangan. Ruang kelas yang kurang luas
menyebabkan meja antara siswa yang satu dengan yang lain terlalu dekat. Hal ini
membuat ruang gerak siswa kurang leluasa. Lingkungan kelas sudah cukup
kondusif untuk pembelajaran. Selain itu, suara kendaraan yang lalu lalang di jalan
juga tidak begitu mengganggu aktivitas yang ada di kelas.
Suasana kelas pada awal pembelajaran cukup kondusif. Hal ini terlihat
bahwa hampir seluruh siswa sudah siap mengikuti pembelajaran. Guru meminta
siswa untuk mengerjakan soal di depan kelas. Hanya saja setelah guru meminta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
siswa mengerjakan soal ada beberapa siswa asyik berbicara dengan teman-
temannya di luar materi pembelajaran. Selesai siswa mengerjakan, guru tidak
memberikan penghargaan kepada siswa atas hasil kerja mereka baik secara verbal
maupun non verbal. Tidak adanya kegiatan yang menarik selama proses
pembelajaran yang dapat membangkitkan kebutuhan siswa dalam belajar dan
kurangnya pengawasan oleh guru menjadikan ada beberapa siswa yang malah
tidur-tiduran di dalam kelas. Namun demikian, guru cukup bijaksana dengan
memberikan teguran apabila sikap siswa sudah melampaui batas. Pada akhir
pembelajaran guru tidak memberikan tugas dan kesimpulan, guru hanya
mengucapkan salam.
Yogyakarta, 29 Maret 2010
Guru Observer
(L. Gunawati Sintadewi, S. Pd) (Irene Septilya W.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Lampiran 1b
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU
(Catatan Anekdotal)
Nama pengamat : Irene Septilya Wahyu Indah A.
Tanggal dan waktu observasi : Rabu, 5 Mei 2010 pukul 07.45 WIB
Lamanya observasi : 90 menit (2 jam pelajaran)
Orang dan atau peristiwa yang diamati : Ibu L. Gunawati Sintadewi, S. Pd
Tingkat kelas (semester) dan atau subyek : XB semester 2
Guru membuka dan memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam
kepada siswa. Sesudah itu guru memeriksa kesiapan siswa dan mengabsen
kehadiran siswa. Guru juga menjelaskan prosedur pembelajaran yang akan
diterapkan pada proses pembelajaran pada hari itu. Pada awal pembelajaran, guru
sedikit mengulas materi pembelajaran pada minggu lalu dengan melakukan tanya
jawab dengan siswa. Kemudian guru melakukan pre test kepada siswa untuk
membandingkan tingkat kenaikan prestasi belajar siswa pada saat sebelum dan
sesudah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
TGT. Sesudah melaksanakan pre test, kemudian guru membagikan handout yang
berisi prosedur dan tata tertib permainan serta turnamen kepada siswa dan
menjelaskan langkah-langkah permainan tersebut. Metode permainan yang
digunakan yaitu make a match. Guru memimpin dan mengawasi jalannya
permainan. Sesudah permainan berakhir, guru dan siswa membahas soal
permainan dengan diskusi bersama. Berikutnya adalah sesi turnamen. Pada sesi
ini guru juga terlebih dahulu menyampaikan aturan-aturan yang berlaku dalam
turnamen. Metode turnamen yang digunakan yaitu cerdas cermat. Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
memimpin dan mengawasi jalannya turnamen. Setelah turnamen berakhir, guru
dan siswa membahas soal turnamen dengan diskusi bersama. Pembelajaran
kemudian ditutup dengan diadakannya post test oleh guru untuk membandingkan
tingkat prestasi belajar siswa pada saat pre test dan post test. Sesudah itu guru
membagikan lembar refleksi kepada siswa untuk merefleksikan kegiatan
pembelajaran pada hari ini. Guru juga memilih kelompok yang terbaik, kelompok
dengan skor tertinggi dan akan mendapatkan penghargaan atau hadiah berupa
makanan kecil.
Yogyakarta, 5 Mei 2010
Guru Observer
(L. Gunawati Sintadewi, S. Pd) (Irene Septilya W.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Lampiran 2b
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA
(Catatan Anekdotal)
Nama pengamat : Irene Septilya Wahyu Indah A.
Tanggal dan waktu observasi : Rabu, 5 Mei 2010 pukul 07.45 WIB
Lamanya observasi : 90 menit (2 jam pelajaran)
Orang dan atau peristiwa yang diamati : Ibu L. Gunawati Sintadewi, S. Pd
Tingkat kelas (semester) dan atau subyek : XB semester 2
Siswa mempersiapkan diri untuk mengikuti pembelajaran. Siswa
menanggapi sapaan guru dan juga menjawab guru ketika diabsen. Pada hari itu
seluruh siswa hadir dalam kegiatan pembelajaran. Kemudian siswa mendengarkan
penjelasan guru tentang prosedur pembelajaran yang akan digunakan pada hari
itu. Setelah siswa terlihat siap untuk menerima pelajaran, guru kemudian memulai
pembelajaran. Guru sedikit mengulas meteri pembelajaran pada pertemuan
sebelumnya dan melakukan tanya jawab dengan siswa. Kemudian guru
melaksanakan pre test dan seluruh siswa mengerjakan soal pre test yang telah
dibagikan oleh guru dengan tenang. Setelah pre test berakhir, siswa
mendengarkan penjelasan dari guru dan menyimak handout yang telah dibagikan
oleh guru tentang langkah-langkah dan peraturan-peraturan yang harus diikuti
oleh masing-masing kelompok. Ketika permainan berlangsung siswa sangat
antusias dan bersemangat dalam mengikuti permainan ini. Hal itu dikarenakan
siswa merasa senang dengan metode yang diberikan sehingga mereka tidak
merasa bosan . Siswa dalam kelompok masing-masing maju ke depan kelas satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
per satu secara bergantian untuk menyelesaikan soal make a match dalam tiap
kelompok. Setelah permainan berakhir, siswa dan guru membahas soal
permainan dengan cara berdiskusi bersama. Pada saat turnamen terlihat sekali
bahwa para siswa juga sangat siap untuk mengikuti turnamen tersebut. Hal itu
terlihat pada saat pembacaan soal, semua siswa dalam masing-masing kelompok
melaksanakan diskusi dan bekerjasama dengan baik agar mereka bisa menjawab
pertanyaan dalam turnamen cerdas cermat tersebut dengan tepat dan benar
sehingga mereka tidak kehilangan uang taruhan kelompok. Guru dan siswa juga
membahas soal turnamen dengan berdiskusi bersama setelah turnamen berakhir.
Yogyakarta, 5 Mei 2010
Guru Observer
(L. Gunawati Sintadewi, S. Pd) (Irene Septilya W.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Lampiran 3b
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN KELAS
(Catatan Anekdotal)
Nama pengamat : Irene Septilya Wahyu Indah A.
Tanggal dan waktu observasi : Rabu, 5 Mei 2010 pukul 07.45 WIB
Lamanya observasi : 90 menit (2 jam pelajaran)
Orang dan atau peristiwa yang diamati : Ibu L. Gunawati Sintadewi, S. Pd
Tingkat kelas (semester) dan atau subyek : XB semester 2
Secara umum kondisi kelas pada dasarnya sudah cukup mendukung dalam
proses pembelajaran. Fasilitas yang tersedia di dalam kelas juga sangat menunjang
karena dilengkapi dengan peralatan-peralatan seperti meja siswa, kursi siswa,
meja guru, kursi guru, almari, whiteboard, sebuah sound, papan pengumuman,
dan juga buku-buku pelajaran yang digunakan sebagai bahan ajar. Suasana kelas
pada pembelajaran hari ini juga cukup mendukung dalam proses pembelajaran.
Pada hari ini seluruh siswa juga hadir untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
Seluruh siswa terlihat antusias dan senang dalam mengikuti proses pembelajaran
mulai dari awal hingga akhir pelajaran. Pada saat permainan dan turnamen
terkadang ada sedikit keramaian yang terjadi dalam kelompok karena adanya
perbedaan pendapat antar anggota kelompok. Siswa-siswa berperan secara aktif
dalam pembelajaran hari ini dan masing-masing kelompok saling bersaing dengan
kelompok lainnya untuk dapat menjawab soal dengan baik dan benar sehingga
kegiatan pembelajaran menjadi semakin menarik, tidak membosankan, dan
suasana kelas menjadi lebih hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Yogyakarta, 5 Mei 2010
Guru Observer
(L. Gunawati Sintadewi, S. Pd) (Irene Septilya W.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Lampiran 4a
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU DALAM PROSES
PEMBELAJARAN
Hari/tanggal : Rabu, 5 Mei 2010
Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas : XB
Observer : Irene Septilya W. I. A.
Aktivitas Guru Pada Siklus I No Deskriptor Ya Tidak 1. Guru menjelaskan pembelajaran kooperatif
tipe TGT. √
2 Guru mengorganisasikan bahasan yang bersifat umum menjadi pokok bahasan yang lebih sempit untuk membantu siswa memahami materi dalam pembelajaran tipe TGT di kelas.
√
3 Guru memberikan materi yang akan dipelajari dalam kegiatan belajar mengajar melalui presentasi kelas.
√
4 Guru ikut berperan dalam pembentukan kelompok TGT.
√
5 Guru memberikan dorongan motivasi kepada siswa agar terlibat aktif dalam diskusi kelompok.
√
6 Guru memberikan pengarahan kepada siswa dalam pengerjaan lembar kegiatan.
√
7 Guru memotivasi siswa agar ada kerja sama yang baik antar individu di dalam kelompok diskusinya.
√
8 Guru mengamati atau mengobservasi proses pembelajaran dalam kegiatan diskusi kelompok.
√
9 Guru berinteraksi dengan siswa, dan melibatkan diri dalam kelompok serta menjawab pertanyaan yang diajukan siswa secara perorangan.
√
10 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah dan mencari sumber informasi secara mandiri.
√
11 Guru tidak berinteraksi dengan siswa, tidak menjelaskan cara kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan dan kerjasama di dalam kelompok.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
12 Guru membiarkan siswa membuat kegaduhan di dalam kelas dan berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain sehingga suasana kelas menjadi tidak kondusif.
√
13 Guru hanya berinteraksi dan memperhatikan kelompok tertentu saja yang mengalami kesulitan.
√
14 Guru dan siswa sama-sama asyik dengan pekerjaannya masing-masing sehingga suasana kelas menjadi kaku.
√
15 Guru meninggalkan kelas disaat siswa bekerja di dalam kelompok sehingga tidak ada pengawasan.
√
16 Guru tidak melakukan evaluasi hasil pembelajaran.
√
17 Guru memberikan motivasi kepada siswa agar terlibat aktif dalam turnamen.
√
18 Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang memiliki skor terbaik.
√
19 Guru melakukan evaluasi terhadap peningkatan hasil belajar melalui pre test dan post test.
√
Yogyakarta, 5 Mei 2010
Guru Observer
(L. Gunawati Sintadewi, S. Pd) (Irene Septilya W.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Lampiran 5a
INSTRUMEN PENGAMATAN KELAS
Hari/tanggal : Rabu, 5 Mei 2010
Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas : XB
Observer : Irene Septilya W. I. A.
Instrumen Pengamatan Kelas Pada Siklus I No Deskriptor Ya Tidak 1 Kelas terdiri dari banyak siswa yang memiliki
kemampuan belajar dan asal usul yang berbeda-beda.
√
2 Ada sejumlah aturan yang harus ditaati oleh para siswa.
√
3 Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
√
4 Buku-buku dan fasilitas pembelajaran mudah ditemukan siswa di kelas (sekolah).
√
5 Kerja di dalam kelompok terhambat dikarenakan beberapa siswa yang tidak ikut terlibat (malas) serta membuat kegaduhan di dalam kelas.
√
6 Beberapa siswa hanya mengandalkan siswa lain dalam kerja kelompok.
√
7 Para siswa tampak antusias dengan kerja kelompoknya.
√
8 Para siswa berperan aktif dalam aktivitas pembelajaran tipe TGT.
√
9 Banyak siswa yang bertanya kepada guru jika menghadapi kesulitan.
√
10 Sebagian besar siswa telah memiliki sumber referensi yang digunakan.
√
11 Siswa mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. √ 12 Tujuan pembelajaran di dalam kelas tidak dapat
dipahami dengan jelas. √
13 Kelas ini terdiri dari berbagai individu yang tidak mengenal satu sama lain dengan baik.
√
14 Sebagian besar siswa menganggap materi yang diberikan sulit.
√
15 Kelas dapat terorganisir dengan baik.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
16 Selama kegiatan pembelajaran berlangsung para siswa saling memberikan pendapat atau masukan bagi tercapainya tujuan yang diharapkan.
√
Yogyakarta, 5 Mei 2010
Guru Observer
(L. Gunawati Sintadewi, S. Pd) (Irene Septilya W.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Lampiran 6a
Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa dalam Kelompok
Hari/tanggal : Rabu, 5 Mei 2010
Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas : XB
Observer : Irene Septilya W. I. A.
Perilaku Siswa Saat Pembelajaran Pada Siklus I No Deskriptor Ya Tidak 1 Seluruh perhatian diarahkan pada materi diskusi
dalam kelompok. √
2 Saling bertukar pikiran dan pendapat. √ 3 Berbagi tugas dalam pengerjaan tugas. √ 4 Pertanyaan yang diajukan ada kaitannya dengan
pembelajaran. √
5 Menjawab pertanyaan sesuai dengan maksud dan tujuan pertanyaan.
√
6 Menghargai saran dan pendapat teman lainnya. √
Yogyakarta, 5 Mei 2010
Guru Observer
(L. Gunawati Sintadewi, S. Pd) (Irene Septilya W.)