Top Banner
39

Penerapan Metode Rancang Bangun Pada Proyek Gedung di Bali 1 fileABSTRAK Dalam siklus hidup proyek, proyek konstruksi selalu diawali oleh kebutuhan dari pemilik proyek. Untuk memenuhi

Jun 08, 2019

Download

Documents

duongcong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Penerapan Metode Rancang Bangun Pada Proyek Gedung di Bali 1 fileABSTRAK Dalam siklus hidup proyek, proyek konstruksi selalu diawali oleh kebutuhan dari pemilik proyek. Untuk memenuhi
Page 2: Penerapan Metode Rancang Bangun Pada Proyek Gedung di Bali 1 fileABSTRAK Dalam siklus hidup proyek, proyek konstruksi selalu diawali oleh kebutuhan dari pemilik proyek. Untuk memenuhi

ABSTRAK

Dalam siklus hidup proyek, proyek konstruksi selalu diawali oleh kebutuhan dari pemilik proyek. Untuk memenuhi tujuan proyek baik dari segi aspek biaya, waktu dan mutu dapat dilakukan dengan berbagai metode procurement. Ada kalanya pemilihan metode procurement yang tidak tepat mengakibatkan perselisihan, sehingga hal ini memberikan dampak akan perlunya alternatif metode procurement Desgn build / metode rancang bangun merupakan salah satu alternatif metode procurement dimana tahap perencanaan dan konstruksi berada di bawah satu kontrak. Penerapan metode ini bukanlah hal yang baru di industri jasa konstruksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman para stakeholder mengenai metode design build atau rancng bangun dan mengidentifikasi kendala dalam menerapkan metode ini.

Survey kuisioner dengan teknik Delphi digunakan untuk mendapatkan opini dari para expert yang mempunyai pengalaman dan pengetahuan di bidang design build atau rancang bangun. 30 expert berpartisipasi dalam penelitian ini. Data dianalisis dengan menggunakan analisa deskriptif.

Hasil data analisis menunjukkan bahwa para stakeholder mempunyai tingkat persetujuan yang tinggi mengenai konsep dan keuntungan metode design build atau rancang bangun. Sementara kendala dalam menerapkan metode ini adalah dari aspek regulasi, kapabilitas klien dan stakeholder yang lain serta adaptasi dalam menerapkan metode ini.

Kata kunci: design build, rancang bangun, procurement , pemahaman, kendala

Page 3: Penerapan Metode Rancang Bangun Pada Proyek Gedung di Bali 1 fileABSTRAK Dalam siklus hidup proyek, proyek konstruksi selalu diawali oleh kebutuhan dari pemilik proyek. Untuk memenuhi

iii

 

DAFTAR ISI

JUDUL ABSTRAK ..................................................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................................. iii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vi DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 2 1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 2 1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................. 3 1.5 Batasan Masalah ............................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Proyek Konstruksi .............................................................................. 4 2.1.1 Jenis Proyek Konstruksi ..................................................... 5 2.1.2 Tahapan Proyek Konstruksi ................................................ 2.2 Alternatif Metode Procurement ....................................................... 9 2.3 MetodeDesign Build 2.4 Pemahaman Metode Procurement Design Build .............................. 10 2.4.1 Konsep Metode Design Build .............................................. 11

2.4.2 Keuntungan Design Build ...................................................... 12 2.5 Kendala Penerapan Metode Design Build atau Rancang Bangun 13 2.6 Penggunaan Metode Design Build di Indonesia .................................. 14

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian ........................................................................ 28 3.2 Pengumpulan Data ........................................................................... 29 3.5.1 Lokasi Penelitian ................................................................ 34 3.5.2 Sumbe Data .......................................................................... 34 3.5.3 Instrumen Penelitian .......................................................... 34 3.5.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................. 34 3.5.5 Data Responden umen Penelitia ......................................... 35 3.3 Analisa Data ..................................................................................... 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengumpulan Data melalui Kuisioner Delphi .................................. 41 4.2 Pemahaman Mengenai Metode Design Build/ Rancang Bangun ...... 41 4.2.1 Delphi Putaran Pertama ....................................................... 41 4.2.2 Delphi Putaran ke 2 ............................................................. 43

Page 4: Penerapan Metode Rancang Bangun Pada Proyek Gedung di Bali 1 fileABSTRAK Dalam siklus hidup proyek, proyek konstruksi selalu diawali oleh kebutuhan dari pemilik proyek. Untuk memenuhi

iv

 

4.3 Kendala dalam Menerapkan Metode Design Build ........................... 45 4.3.1 Delphi Putaran Pertama ....................................................... 46 4.3.2 Delphi Putaran ke 2 ............................................................. 46 4.4 Faktor Sukses Penerapan Metode Design Build Nusa Dua ............. 55

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan ........................................................................................... 58 5.2 Saran ............................................................................................. 59

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 60

Page 5: Penerapan Metode Rancang Bangun Pada Proyek Gedung di Bali 1 fileABSTRAK Dalam siklus hidup proyek, proyek konstruksi selalu diawali oleh kebutuhan dari pemilik proyek. Untuk memenuhi

v

 

DAFTAR GAMBAR

Page 6: Penerapan Metode Rancang Bangun Pada Proyek Gedung di Bali 1 fileABSTRAK Dalam siklus hidup proyek, proyek konstruksi selalu diawali oleh kebutuhan dari pemilik proyek. Untuk memenuhi

1  

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam siklus hidup proyek, proyek konstruksi selalu diawali oleh

kebutuhan dari pemilik proyek. Untuk memenuhi tujuan proyek baik dari segi

aspek biaya, waktu dan mutu dapat dilakukan dengan berbagai metode

procurement. Ada kalanya pemilihan metode procurement yang tidak tepat

mengakibatkan perselisihan, sehingga hal ini memberikan dampak akan perlunya

alternatif metode procurement (Moore and Dainty, 2001). Pemilihan metode

procurement yang tepat dimaksudkan untuk mencapai kesuksesan dari proyek itu

sendiri dimana sukses dapat diartikan tujuan dari proyek dapat tercapai. Nahapiet

dan Nahapiet (1985) membandingkan berbagai metode procurement untuk proyek

bangunan dan menyimpulkan bahwa metode yang tepat tergantung dari kondisi

dan keadaan suatu proyek.

Saat ini metode procurement design bid build merupakan metode

procurement yang umumnya dilaksanakan untuk mendeliver suatu proyek. Di

Amerika Serikat metode design bid build masih merupakan metode procurement

yang paling sering digunakan (Friedlander, 1998; Rowlinson, 1997) . Metode

design bid build ini juga mendominasi untuk mendeliver proyek di Indonesia.

Metode design bid build ini adalah metode procurement yang memisahkan

kontrak antara tahap design (perencanaan) dengan construction (konstruksi).

Metode ini dianggap lebih adil dan jelas bagi kontraktor, tetapi metode ini

cendrung kurang bisa memberikan nilai kepada pemilik proyek yang diakibatkan

oleh panjangnya periode proses procurement. Sebagai contoh akibat dari

panjangnya proses procurement yaitu biaya tidak efisien, kualitas yang tidak

memuaskan, dan waktu yang panjang.

Desgn build / metode rancang bangun merupakan salah satu alternatif

metode procurement dimana tahap perencanaan dan konstruksi berada di bawah

satu kontrak. Penerapan metode ini bukanlah hal yang baru di industri jasa

konstruksi. Sebuah penelitian menyimpulkan bahwa metode design build lebih

Page 7: Penerapan Metode Rancang Bangun Pada Proyek Gedung di Bali 1 fileABSTRAK Dalam siklus hidup proyek, proyek konstruksi selalu diawali oleh kebutuhan dari pemilik proyek. Untuk memenuhi

2  

pupuler dari metode yang lain seperti design bid build yang sebelumnya

dinyatakan merupakan metode yang paling umum dilaksakan. Demikian juga

metode ini semakin sering digunakan secara luas lebih dari sepuluh tahun

belakangan ini ( Park et al, 2009). Keuntungan dari metode design bid build ini

adalah partisipasi lebih awal dari kontraktor dalam perencanaan dapat

mengakibatkan efisiensi waktu dan biaya , komunikasi yang lebih terjaga,

sehingga proyek dapat diselesaikan lebih awal dan dengan biaya lebih sedikit dan

mutu yang terjamin (Anumba & Evbuomwan, 1997).

Untuk di Indonesia sendiri proyek design build sebenarnya sudah ada di

dalam Undang-undang nomor 18 tahun 1999 tentang industri jasa konstruksi.

Dalam pasal 16 dikatakan bahwa jasa disain, konstruksi dan pengawasan dapat

dilakukan secara terintegrasi. Saat ini proyek bangunan umumnya masih

menggunakan metode design bid build, dimana metode ini mempunyai beberapa

kelemahan. Proyek bangunan khususnya proyek untuk kepentingan umum yang

merupakan milik pemerintah juga menggunakan metode ini. Padahal, proyek

yang bersifat non profit ini tentu akan lebih mempunyai nilai dan bermanfaat jika

bisa diselesaikan lebih awal. Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk

penerapan metode design build untuk proyek bangunan gedung milik pemerintah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di latar belakang maka dalam penelitian ini dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana pemahaman para stakeholder mengenai mengenai metode

procurement design build?

2. Apa yang menjadi kendala dalam penerapan metode design build?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui sejauh mana pemahaman metode design build pada

stakeholder.

2. Mengidentifikasi kendala kendala dalam penerapan metode design

build.

Page 8: Penerapan Metode Rancang Bangun Pada Proyek Gedung di Bali 1 fileABSTRAK Dalam siklus hidup proyek, proyek konstruksi selalu diawali oleh kebutuhan dari pemilik proyek. Untuk memenuhi

3  

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan

masukan kepada stakeholder mengenai kendala penerapan metode design build

sehingga bisa dicarikan faktor yang dapat mengatasi kendala kendala tersebut.

1.5 Batasan Masalah

Yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian dilakukan di Provinsi Bali.

2. Yang menjadi objek studi adalah proyek bangunan gedung.

Page 9: Penerapan Metode Rancang Bangun Pada Proyek Gedung di Bali 1 fileABSTRAK Dalam siklus hidup proyek, proyek konstruksi selalu diawali oleh kebutuhan dari pemilik proyek. Untuk memenuhi

4  

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Proyek Konstruksi

Proyek adalah suatu usaha yang bersifat sementara yang menggunakan

sumber daya yang ada yang mempunyai tujuan dan sasaran dan diselesaikan

dalam jangka waktu tertentu (Dipohusodo, 1995). Sedangkan proyek konstruksi

adalah merupakan suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai

tujuan tertentu (bangunan/konstruksi ) dalam batasan waktu, biaya dan mutu

tertentu. Proyek konstruksi selalu memerlukan resources (sumber daya) yaitu man

(manusia), material (bahan bangunan), machine (peralatan), method (metode

pelaksanaan), money (uang), information (informasi), dan time (waktu).

Adapun pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan proyek konstruksi

antara lain:

1. Pemilik

2. Perencana (konsultan)

3. Pelaksana kontraktor

4. Pengawas (konsultan)

5. Penyandang dana

6. Pemerintah (regulasi)

7. Pemakai bangunan

8. Masyarakat

Karakteristik proyek konstruksi adalah sebagai berikut:

1. Memiliki tujuan khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir.

2. Jumlah biaya, kriteria mutu dalam proses mencapai tujuan telah

ditentukan

3. Mempunyai awal kegiatan dan mempunyai akhir kegiatan yang telah

ditentukan atau mempunyai jangka waktu tertentu

4. Rangkaian kegiatan hanya dilakukan sekali (non rutin), tidak berulang

ulang, sehingga menghasilkan produk yang bersifat unik

5. Jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung.

Page 10: Penerapan Metode Rancang Bangun Pada Proyek Gedung di Bali 1 fileABSTRAK Dalam siklus hidup proyek, proyek konstruksi selalu diawali oleh kebutuhan dari pemilik proyek. Untuk memenuhi

5  

2.1.1 Jenis Proyek Konstruksi

Berdasarkan sifatnya jenis proyek konstruksi dapat dibedakan sebagai

berikut:

1. Proyek bangunan perumahan atau pemukiman (residential

construction) adalah suatu proyek pembangunan perumahan atau

pemukiman berdasarkan pada tahapan pembangunan yang serempak

dengan penyediaan prasarana penunjang. Jenis proyek bangunan

perumahan atau pemukiman ini sangat membutuhkan perencanaan

yang baik dan matang untuk infrastruktur yang ada dalam lingkungan

pemukiman tersebut, seperti jalan, air bersih, listrik dan lain

sebagainya.

2. Konstruksi bangunan gedung (building construction) adalah tipe

proyek konstruksi yang paling banyak dikerjakan. Tipe konstruksi

bangunan ini menitikberatkan pada pertimbangan konstruksi, teknologi

praktis dan pertimbangan pada peraturan.

3. Proyek konstruksi teknik sipil (heavy engineering construction) yaitu

proses penambahan infrastruktur pada suatu lingkungan terbangun

(built environment). Pemilik proyek (owner) biasanya pemerintah

baik pada tingkat pnasional atau daerah. Pada proyek ini elemen

disain, finansial dan pertimbangan hukum tetap menjadi pertimbangan

penting walaupun proyek ini besifat non profit dan mengutamakan

pelayanan masyrakat ( public services). Contoh proyek konstruksi

yang termasuk pada jenis ini antara lain proyek pembangkit listrik,

proyek jalan raya, proyek pembuatan bendungan dan lain sebagainya.

2.1.2 Tahapan Proyek Konstruksi

Tahapan proyek konstruksi ( project life cycle) terdiri atas:

1. Tahap perencanaan (planning) yang merupakan gagasan atau ide

(needs) . Pihak yang terlibat adalah konsultan studi kelayakan dan

konsultan manajemen konstruksi

Page 11: Penerapan Metode Rancang Bangun Pada Proyek Gedung di Bali 1 fileABSTRAK Dalam siklus hidup proyek, proyek konstruksi selalu diawali oleh kebutuhan dari pemilik proyek. Untuk memenuhi

6  

2. Tahap perekayasaan dan perancangan (engineering and design).

Tahap ini terdiri dari tahap pra rancangan yang mencakup kriteria

disain, skematik disain, estimasi biaya konseptual; tahap

pengembangan rancangan yang merupakan pengembangan dari tahap

pra rancangan; serta tahap disain akhir yang menghasilkan gambar

detail, spesifikasi, daftar volume, RAB, syarat-syarat administrasi dan

peraturan-peraturan umum. Pihak yang terlibat dalam tahap ini adalah

konsultan perencana, konsultan manajemen konstruksi, konsultan

rekayasa nilai dan konsultan quantity surveyor.

3. Tahap pengadaan/ pelelangan (procurement) yaitu merupakan tahap

pengadaan jasa konstruksi dan pengadaan materal dan peralatan.

Pihak yang terlibat adalah pemilik, pelaksanajasa konstruksi

(kontraktor) dan konsultan manajemen konstruksi.

4. Tahap pelaksanaan (cobnstruction) yaitu merupakan pelaksanaan hasil

perancangan dengan SPK dan kontrak, dimana tahap ini memerlukan

manajemen proyek. Pihak yang terlibat adalah konsultan pengawas,

konsultan manajemen konstruksi, kontraktor, sub kontraktor, suolier

dan instansi terkait.

5. Tahap test operasional (commissioning) adalah tahap untuk pengujian

fungsi dari masing-masing bagian bangunan. Pihak yang

terlibatadalah konsultan pengawas, pemilik, konsultan manajemen

konstruksi, kontraktor, suplier, sub kontraktor.

6. Tahap operasional dan pemeliharaan (operasional and maintenance)

yaitu operasional setelah dilakukan pembayaran total sebesar 95% dari

nilai kontrak. Pemeliharaan pada umumnya dilakukan selama 3 bulan

dengan uang jaminan pemeliharaan yang ditahan oleh pemilik. Pihak

yang terlibat adalah konsultan pengawas/manajemen konstruksi ,

pemakai dan pemilik.

2.2 Alternatif Metode Procurement

Procurement dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana proyek

konstruksi secara menyeluruh didisain dan dibangun termasuk definisi skup

Page 12: Penerapan Metode Rancang Bangun Pada Proyek Gedung di Bali 1 fileABSTRAK Dalam siklus hidup proyek, proyek konstruksi selalu diawali oleh kebutuhan dari pemilik proyek. Untuk memenuhi

7  

proyek, organisasi dari perencana, kontraktor, urutan kerja , pembangunan

(Gransberg et al, 2006). Procurement juga diartikan sebagai suatu proses dimana

tugas pemilik proyek ditransfer kepada pihak lain untuk melakukan perencanaan

dan pelaksanaan, dimana pihak lain ini bertanggung jawab atas kinerja

pembangunan (Georgia State Financing and Investment Commission, 2003).

Secara sederhana procurement juga bisa diartikan proses pengadaan barang dan

jasa dalam sebuah institusi.

Terdapat beberapa metode procurement berdasarkan pembagian tanggung

jawab (del Puerto et al, 2008), yaitu:

1. Design bid build yaitu pemilik proyek memperkerjakan konsultan

perencana dan kontraktor dalam kontrak yang terpisah.

2. Design build yaitu pemilik proyek memperkerjakan konsultan

perencana dan kontraktor dalam satu kontrak, jadi pekerjaan

perencanaan dan pembangunan berada dalam satu kontrak.

3. Construction management at fee yaitu pemilik proyek memperkerjakan

pihak manajer konstruksi sebagai pihak ketiga sebagai wakil pemilik

proyek. Manajer konstruksi hanya mewakili pemilik proyek tapi tidak

bertanggung jawab atas risiko yang terjadi pada proyek. Manajer

konstruksi hanya bertanggung jawab atas administrasi dan manajemen,

masalah constructability, dan aktivitas sehari-hari.

4. Construction management at risk dimana manajer konstruksi

bertanggung jawab atas risiko proyek.

2.3 Metode Design Build

Pada mulanya design build dikenal dengan konsep “master builder”

dimana metode procurment ini pemeilik proyek mengontrak suatu entiti untuk

melaksanakan proyek perencanaan dan pembangunan. Jadi metode ini

mengintegrasikan perencanaan dan pembangunan (Abi-Karam, 2002).

Metode design build mulanya digunakan pada jaman kuno dimana

digunakan untuk membangun istana, katedral, dan candi (Palaneeswaran &

Kumaraswamy, 2001). Palaneeswaran and Kumaraswamy (2001) menyatakan

Page 13: Penerapan Metode Rancang Bangun Pada Proyek Gedung di Bali 1 fileABSTRAK Dalam siklus hidup proyek, proyek konstruksi selalu diawali oleh kebutuhan dari pemilik proyek. Untuk memenuhi

8  

bahwa design build menjadi salah satu alternatif metode procurement yang

populer.

Adapun beberapa negara yang menerapkan metode procurement ini

adalah:

1. Amerika Serikat

2. Inggris

3. Korea

4. Hong Kong

5. Kuwait

6. Malaysia

2.4 Pemahaman Metode Procurement Design Build

Pemahaman mengenai metode design build ini meliputi beberapa hal yaitu

konsep metode design build dan keuntungan metode design build.

2.4.1 Konsep Metode Design Build

Design build yang awalnya disebut dengan master builder mempunyai

beberapa arti yang didefinisikan oleh peneliti yang berbeda. Menurut Masterman

(2002) terminologi dari design build adalah satu kontraktor yang mempunyai satu

tanggung jawab untuk perencanaan dan pembangunan. Akintoye dan Fitzgerald

(1995) menyatakan bahwa design build adalah metode pengadaan dimana satu

kontraktor bertanggung jawan terhadap tahap desain dan pembangunan.

Sedangkan menurut The Design Build Institute ( 2009) design build yang sering

juga disebut dengan design construct atau rancang bangun diartikan sebagai satu

tanggung jawab. Arditi dan Roy (2003) mendefinisikan sebagai suatu perusahaan

yang bertanggung jawab untuk desain dan pembangunan.

Jadi aspek kunci dari design build adalah suatu bentuk atau entiti yang

bertanggung jawab terhadap perencanaan dan pembangunan. Design build

mempunyai beberapa variasi (Masterman, 2002)yaitu:

1. Novated design build

2. Package deal

3. Turnkey method

Page 14: Penerapan Metode Rancang Bangun Pada Proyek Gedung di Bali 1 fileABSTRAK Dalam siklus hidup proyek, proyek konstruksi selalu diawali oleh kebutuhan dari pemilik proyek. Untuk memenuhi

9  

4. Develop and Construct

Menurut Xia (2012) variasi design build adalah sebagai berikut:

1. Develop and Construction

2. Novation design build

3. Enhanced design build

4. Traditional design build

5. Turnkey method

Karakteristik proyek yang menggunakan metode design build ini dapat

dilihat dari ukuran proyek, tipe proyek dan komplesitas proyek.

Untuk ukuran proyek yang menggunakan design build atau rancang

bangun tidak ada ukuran yang spesifik (Songer & Molenaar, 1997). Awalnya

metode ini digunakan untu proyek yang kecil meskipun akhirnya juga untuk

proyek menengah juga (Swan, 1987). Tetapi berdasarkan lesson learned design

buil sangat baik digunakan untu proyek yang besar dan kompleks (FHWA, 2006).

Menurut Songer dan Molenaar (1997), kompleksitas prpyek dapat dilihat

dari tipe dan jumlah jasa yang terlibat, jumlah sub kontraktor, sumber daya yang

digunakan dan tingkat teknologi yang dalam aktivitas proyek yang digunakan.

Design build juga digunakan untuk proyek yang berisiko tinggi (Ministry of

Public Works, 2011).

2.4.2 Keuntungan design build

Penerapan metode design build semakin meluas dimana metode ini juga

medapatkan penerimaan di proyek transportasi di Amerika Serikat (Hanna et

all,2008). Melihat hal tersebut diatas maka sangat perlu mengidentifikasi manfaat

dan keuntungan dari metode procurement ini.

Adapun manfaat dan keuntungannya dalah sebagai berikut:

1. Durasi yang lebih pendek, yang disebakan oleh proses pengadaan yang

cukup dilakukan sekali saja (USDOT FHA, 2006). Dengan metode

fast track yang merupakan keunggulan dari metode design build atau

rancang bangun ini maka pembanguna dapat dilaksanakan selama

proses perencanaan (Chan et al, 2002).

2. Biaya yang lebih rendah

Page 15: Penerapan Metode Rancang Bangun Pada Proyek Gedung di Bali 1 fileABSTRAK Dalam siklus hidup proyek, proyek konstruksi selalu diawali oleh kebutuhan dari pemilik proyek. Untuk memenuhi

10  

3. Kualitas yang lebih baik

4. Mengijinkan inovasi

5. Manajemen yang lebih baik

2.5 Kendala dalam penerapan metode design build atau rancang bangun

Meskipun metode ini mempunyai manfaat dan keuntungan yang potensial

, akan tetapi terdapat juga kendala dalam menerapkan metode ini yaitu:

1. Aturan

2. Kapabilitas pemilik proyek

3. Kapabilitas stakeholder

4. Adaptasi dari metode ini

2.6 Penggunaan Metode Design Build di Indonesia

Di Indonesia metode design build atau rancang bangun pertama kali

digunakan pada tahun 1974 (Yuwono, 2007). Metode ini diimplementasikan pada

proyek swata dan badan usaha milik negara seperti:

1. Proyek pertambangan, gas dan energi

2. Pabrik

3. Infrastruktur

4. High risk building, pelabuhan dan sumber air.

Metode ini sebenarnya menurut aturan sudah diijinkan unttuk diimplemetasikan,

akan tetapi belum diterapkan sepenuhnya untuk proyek bangunan milik

pemerintah. Untuk itu maka perlu dikaji bagaimana metode ini

diimpelmentasikan di proyek bangunan milik pemerintah.

Page 16: Penerapan Metode Rancang Bangun Pada Proyek Gedung di Bali 1 fileABSTRAK Dalam siklus hidup proyek, proyek konstruksi selalu diawali oleh kebutuhan dari pemilik proyek. Untuk memenuhi

11  

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Diagram alir untuk penelitian

Gambar 3.1 Kerangka Penelitian

Latar belakang Apa kendala/hambatan dalam

menerapkan design build dan apa faktor untuk mengatasinya

Mengetahui Pemahaman Stakeholder Mengidentifikasi kendala/hambatan

dalam menerapkan design build dan apa faktor untuk mengatasinya

Penentuan variabel penelitian dan Penyusunan Kuesioner

Pemilihan Responden dan uji kuesioner (survei pendahuluan)

Survai Kuisioner Delphi

Analisis Data:

Hasil: Faktor sukses dalam menerapkan metode design build

Simpulan dan Saran

Studi Pustaka Brainstorming untuk memvalidasi

kendala/hambatan dalam menerapkan design build dan apa

Analisis Kuisioner Delphi

Page 17: Penerapan Metode Rancang Bangun Pada Proyek Gedung di Bali 1 fileABSTRAK Dalam siklus hidup proyek, proyek konstruksi selalu diawali oleh kebutuhan dari pemilik proyek. Untuk memenuhi

12  

Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang penelitian ini bahwa

terdapat kendala dalam menerapkan metode rancang bangun/ design build dan

perlu strategi untuk mengatasinya. Disamping itu belum ada penelitian yang

comprehensive mengenai kendala kendala ini di Indonesia, khususnya di Bali.

Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kendala dalam

penerapan design build dan mencari faktor sukses untuk menerapkannya.

3.2 Pengumpulan Data

3.2.1 Lokasi Penelitian

Adapun lokasi dalam penelitian ini adalah di Provinsi Bali. Yang menjadi

obyek studi adalah kontraktor yang pernah menggunakan metode rancang bangun

dalam melakanakan proyeknya.

3.2.2 Sumber Data

Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.

Data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber

asli atau pihak pertama. Data primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti

untuk menjawab pertanyaan riset atau penelitian. Data primer dapat berupa

pendapat subjek riset (orang) baik secara individu maupun kelompok, hasil

observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian, atau kegiatan, dan hasil

pengujian. Manfaat utama dari data primer adalah bahwa unsur-unsur kebohongan

tertutup terhadap sumber fenomena. Oleh karena itu, data primer lebih

mencerminkan kebenaran yang dilihat. Bagaimana pun, untuk memperoleh data

primer akan menghabiskan dana yang relatif lebih banyak dan menyita waktu

yang relatif lebih lama.

Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh peneliti secara tidak

langsung melalui media perantara. Data sekunder pada umumnya berupa bukti,

catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip, baik yang

dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Manfaat dari data sekunder adalah

lebih meminimalkan biaya dan waktu, mengklasifikasikan permasalahan-

permasalahan, menciptakan tolak ukur untuk mengevaluasi data primer, dan

Page 18: Penerapan Metode Rancang Bangun Pada Proyek Gedung di Bali 1 fileABSTRAK Dalam siklus hidup proyek, proyek konstruksi selalu diawali oleh kebutuhan dari pemilik proyek. Untuk memenuhi

13  

memenuhi kesenjangan-kesenjangan informasi. Jika informasi telah ada,

pengeluaran uang dan pengorbanan waktu dapat dihindari dengan menggunakan

data sekunder. Manfaat lain dari data sekunder adalah bahwa seorang peneliti

mampu memperoleh informasi lain selain informasi utama. Adapun data diambil

dari respoden survei kuisioner.Jumlah responden dalam penelitian ini adalh 30

responden.

3.2.3 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk pengumpulan data.

Pengumpulan data dilakukan dengan survai kuisioner dengan teknik Delphi.

Teknik Delphi adalah teknik penyebaran kuisioner lebih dari satu kali sampai

mencapai konsensus atau kesepakatan dari para responden.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Isi kuisioner dibangun dari variabel-variabel yang didapat dari kajian

pustaka yang dilakukan sebelumnya. Kuisioner dengan teknik Delphi ini

disebarkan kepada 15 sampai 30 ekspert yang mempunyai keahlian dalam

bidangnya. Kriteria untuk layak dijadikan responden dalam penelitian ini adalah:

1. Expert yang mempunyai wewenang dalam mengambil keputusan dalam

institusi atau expert yang berkecimpung dalam organisasinya yang berhubungan

dengan metode design build/rancang bangun

2. Expert yang terlibat dalam bidang design build

3. Praktisi atau stakeholder yang mempunyai pengetahuan yang luas di

bidang design build

4. Akademisi dari universitas yang mempunyai keahlian di design build.

3.3 Analia Data

Data yang diperoleh dari hasil survai Delphi selanjutnya ditabulasikan dan

kemudian diolah sebagai berikut:

1. Menghitung nilai modus dari masing masing pertanyaan untuk hasil survai

Delphi putaran pertama

2. Menghitung frekwensi dari hasil survai Delphi yang kedua

Page 19: Penerapan Metode Rancang Bangun Pada Proyek Gedung di Bali 1 fileABSTRAK Dalam siklus hidup proyek, proyek konstruksi selalu diawali oleh kebutuhan dari pemilik proyek. Untuk memenuhi

14  

Setelah selesai mengolah data hasil survai Delphi kedua didapatkan konsensus

atau kesepametode design build/rancang bangun.

Page 20: Penerapan Metode Rancang Bangun Pada Proyek Gedung di Bali 1 fileABSTRAK Dalam siklus hidup proyek, proyek konstruksi selalu diawali oleh kebutuhan dari pemilik proyek. Untuk memenuhi

15  

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengumpulan Data melalui Kuisioner Delphi

Responden yang menjadi target dalam penelitian ini adalah para expert

yang memiliki pemahaman yang mendalam dan keahlian di bidang metode design

build atau metode rancang bangun. Para expert tersebut diminta untuk

memberikan opini dan pendapat mereka mengenai kendala dalam menerapkan

metode design build/ rancang bangun.

Dalam survei kuisioner Delphi ini 40 expert diundang untuk berpartisipasi

dalam survei. Namun hanya 30 orang yang bersedia berpartisipasi dalm survei

ini. Adapun para expert tersebut berasal dari Dinas Pekerjaan Umum Provinsi

Bali, Dinas Cipta Karya, Lembaga Pengadaan Jasa Konstruksi (LPJK), kontraktor

yang pernah menangani proyek dengan metode design build, dan konsultan

perencana dan pengawas yang pernah terlibat dalam proyek design build/ rancang

bangun.

Survei kuisioner Delphi dalam penelitian ini dilakuaakn sebanyak dua

putaran karena konsensus atau kesepakatan telah dicapai dalam 2 putaran,

sehingga tidak perlu lagi dilanjutkan ke putaran berikutnya.

4.2 Pemahaman Stakeholder Mengenai Metode Design Build/ Rancang

Bangun.

Tujuansurvei kuisioner Delphi ini adalah untuk mencari konsensus atau

kesepakatan diantra para expert. Metode design build atau rancang bangun ini

masih sangat jarang diterapkan walaupun dikatakan lebih menguntungkan dan

sudah ada dalam peraturan jasa konstruksi. Untuk itulah maka perlu diketahui

pemahaman para stakeholder mengenai metode design build/ rancang bangun ini.

4.2.1 Delphi Putaran Pertama

Page 21: Penerapan Metode Rancang Bangun Pada Proyek Gedung di Bali 1 fileABSTRAK Dalam siklus hidup proyek, proyek konstruksi selalu diawali oleh kebutuhan dari pemilik proyek. Untuk memenuhi

16  

Pemahaman stakeholder mengenai metode design build ini dikatagorikan

menjadi dua grup yaitu konsep metode design build dan keuntungan design

build/rancang bangun.

Tabel 4.1 Pemahaman Mengenai Definisi Metode Design Build (Rancang Bangun)

Pemahaman mengenai Konsep DB Mean Median Mode SD Rating

Definisi

1

Klien langsung mengadakan perjanjian

dengan kontraktor untuk

menyelesaikan perencanaan dan tahap

konstruksi

5.10 6.00 6.00 1.518

Tinggi 2

Penyedia jasa mempunyai satu

tanggung jawab untuk perencanaan dan

konstruksi

5.20 5.00 5.00 1.152

3 Penyedia jasa merencanakan sekaligus

melaksanakan pekerjaan konstruksi 5.05 5.00 6.00 1.317

4 Proyek dikerjalan oleh satu badan

usaha 4.65 5.00 5.00 1.137

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa hampir semua stakeholder mempunyai tingkat

persetujuan yang tinggi mengenai definisi metode design build atau rancang

bangun dengan . Hal ini terlihat dari nilai nilai median 6 dan 5.

Tabel 4.2 Pemahaman Mengenai Karakteristik Kontrak dan Procurement Metode Design Build (Rancang Bangun)

Pemahaman mengenai Konsep DB Mean Median Mode SD Rating

Karakteristik Kontrak dan Procurement

1

Mengintegrasikan pekerjaan

perencanaan dan konstruksi dalam satu

kontrak

5.10 5.00 5.00 1.210

Tinggi 2

Perencanaan dan Konstruksi dalam

satu pengadaan/ procurement 5.00 5.00 5.00 1.214

3 Menggunakan kontrak lumpsum fixed

price 4.50 5.00 5.00 1.192

4 Menggunakan metode tender terbatas 4.40 5.00 5.00 1.429

5 Perencanaan dan Konstruksi dibayar 4.40 5.00 5.00 1.188

Page 22: Penerapan Metode Rancang Bangun Pada Proyek Gedung di Bali 1 fileABSTRAK Dalam siklus hidup proyek, proyek konstruksi selalu diawali oleh kebutuhan dari pemilik proyek. Untuk memenuhi

17  

dalam satu transaksi keuanagan

6 Termasuk juga kontrak EPC (

enggiering procurement contract) 4.35 4.50 5.00 1.040 MSedang

Sementara itu Tabel 4.2 menunjukkan tingkat persetujuan yang tinggi dari

stakeholder mengenai karakteristik kontrak dan procurement design build atau

rancang bangun, kecuali pada sub indikator 6 yaitu metode design build atau

rancang bangun merupakan kontrak EPC. Indikator tersebut menunjukkan tingkat

persetujuan yang sedang.

Tabel 4.3 Pemahaman Mengenai Karakteristik Proyek Metode Design Build (Rancang Bangun)

Pemahaman mengenai Konsep DB Mean Median Mode SD Rating

Karakteristik

1 Scope pekerjaan yang bervariasi 5.20 5.00 5.00 0.696

High

2

Membutuhkan koordinasi. Kontrol dan

monitor yang efisien dari awal sampai

akhir proyek.

5.05 5.00 5.00 0.686

3 Membutuhkan expert /spesialist dalam

scope pekerjaanya 4.55 5.00 5.00 1.050

4 Memerlukan teknologi yang canggih 4.50 5.00 5.00 1.051

5

Digunakan untuk proyek yang

mempunyai risiko tinggi, dan dapat

membahayakan keamanan, kehidupan.

4.50 5.00 5.00 1.147

6 Digunakan untuk proyek yang

membahayakan lingkungan 4.45 5.00 5.00 1.050

7 Digunakan untuk proyek yang daapt

menyebabkan kecelakaan 4.40 5.00 5.00 1.188

8

Digunakan untuk proyek yang bisa

membahayakan pekerja pada lokasi

kerja

4.25 5.00 5.00 1.517

9 Mmerlukan ketelitian tentang

bagaimana proyek akan dilaksanakan 4.00 4.50 5.00 1.376

Sedang 10 Proyek bersifat rumit dan berbelit belit 4.15 4.00 3.00 1.040

11 Digunakan untuk proyek dengan dana

diatasRp 100 M 4.10 4.00 5.00 0.968

Page 23: Penerapan Metode Rancang Bangun Pada Proyek Gedung di Bali 1 fileABSTRAK Dalam siklus hidup proyek, proyek konstruksi selalu diawali oleh kebutuhan dari pemilik proyek. Untuk memenuhi

18  

Pemahaman mengenai Konsep DB Mean Median Mode SD Rating

Karakteristik

12 Digunakan untuk proyek dengan

ukuran menengah dan kecil 4.10 4.00 4.00 0.852

13

Mempunyai sejumlah sistem atau

elemen yang berbeda yang perlu

dikoordinasikan anatar sistem/elemen

tersebut

3.65 3.50 3.00 1.137

Rendah 14

Biasanya mengalami sejumlah revisi

pekerjaan dan memerlukan hubungan

antara setiap pekerjaan

3.70 3.00 3.00 1.261

15

Meliputi pekerjaan konstruksi yang

dibatasi kesulitan akses dan

membutuhkan pekerjaan untuk

dikerjakan berdekatan pada waktu yang

bersamaan

3.45 3.00 3.00 0.887

Untuk karakteristik proyek design build atau rancang bangunstakeholder

mempunyai tingkat persetujuan yang tinggi pada karakteristik proyek design build

atau rancang bangun dalam hal sope pekerjaan, koordinasi, perlunya tenaga

expert, perlunya teknologi canggih dan untuk proyek yang kompleks dan

mempunyai risiko yang tinggi.

Tabel 4.4 Pemahaman Mengenai Keuntungan Metode Design Build (Rancang Bangun) dari Aspek Durasi.

Pemahaman mengenai Keuntungan DB Mean Median Mode SD Rating

Durasi yang lebih pendek

1 Kontrak yang bersamaan antara

perencanaan dan konstruksi 5.20 5.00 5.00 0.696

Tinggi

2 Tahap perencanaan dan konstruksi

yang bersamaan/overlap 5.00 5.00 5.00 0.725

3

Item kuci dari material dan

komponene ditentukan lebih awal

sebelum penentuan spesifikasi

4.85 5.00 5.00 0.933

4 Penggunaan pengetahuan dan

pengalaman yang optimum dari 4.25 5.00 5.00 1.209

Page 24: Penerapan Metode Rancang Bangun Pada Proyek Gedung di Bali 1 fileABSTRAK Dalam siklus hidup proyek, proyek konstruksi selalu diawali oleh kebutuhan dari pemilik proyek. Untuk memenuhi

19  

Pemahaman mengenai Keuntungan DB Mean Median Mode SD Rating

penyedia jasa

Tabel 4.4 menunjukkan tingkat persetujuan yang tinggi dari para stakeholder

mengenai keuntungan metode design build atau rancang bangun dari aspek waktu.

Tabel 4.5 Pemahaman Mengenai Keuntungan Metode Design Build (Rancang Bangun) dari Aspek Biaya

Pemahaman mengenai Keuntungan DB Mean Median Mode SD Rating

Biaya yang lebih rendah

1 Perencana dan Konstruktur berada

dalam satu tim 5.15 5.00 5.00 0.745

Tinggi

2 Kepastian harga yang lebih awal 5.00 5.00 5.00 0.973

3 Peneyelesaian pekerjaan yang lebih

awal 4.85 5.00 5.00 1.04

4

Penggunaan pengetahuan

(constructability) dan pengalaman

yang optimum dari penyedia jasa

4.50 5.00 5.00 1.1

Tingkat persetujuan yang tinggi ditunjukkan pada Tabel 4.5, dimana tingkat

persetujuan dari aspek biaya mempunyai nilai modus dan median sebesar 5.

Tabel 4.6 Pemahaman Mengenai Keuntungan Metode Design Build (Rancang Bangun) dari Aspek Kualitas.

Pemahaman mengenai Keuntungan DB Mean Median Mode SD Rating

Kualitas lebih baik

1

Penggunaan pengetahuan

(constructability) dan pengalaman

yang optimum dari penyedia jasa

4.95 5.00 5.00 0.887

Tinggi 2

Dibolehkannya metode best value

untuk menilai kualitas perencanaan 4.90 5.00 5.00 0.788

3 Dibolehkannya metode best value

untuk menilai kualitas penyedia jasa 4.70 5.00 5.00 0.865

Page 25: Penerapan Metode Rancang Bangun Pada Proyek Gedung di Bali 1 fileABSTRAK Dalam siklus hidup proyek, proyek konstruksi selalu diawali oleh kebutuhan dari pemilik proyek. Untuk memenuhi

20  

Tabel 4.6 menunjukkan tingkat pesetujuan yang tinggi pada keuntungan metode

design build atau rancang bangun dari segi kulaitas. Hal ini ditunjukkan dari nilai

modus dan median sebesar 5.

Tabel 4.7 Pemahaman Mengenai Keuntungan Metode Design Build (Rancang Bangun) dari Aspek Diijinkannya inovasi.

Pemahaman mengenai Keuntungan DB Mean Median Mode SD Rating

Diijinkannya inovasi

1

DB mendorong inovasi dalam

manajemen seperti meningkatkan

transparasi dan komunikasi yang

terbuka diantara anggota tin

5.30 5.00 5.00 0.657

Tinggi

2

DB mengijinkan kontraktor

menggunakan material apa saja sejauh

bisa memenuhi kriteria

5.2 5.00 5.00 0.616

3

DB memungkinkan kontraktor untuk

mempunyai kebebasan dan

keleluasaan dalam teknik

5.15 5.00 5.00 0.745

4

DB mengijinkan kontraktor

menggunakan peralatan apa saja

sejauh hasil sesuai dengan kriteria

kualitas dan tujuan

5.10 5.00 5.00 0.718

5

DB mendorong inovasi dengan

memanfatkan kekuatan penyedia jasa

dalam merencanakan disain baru dan

teknik

5.10 5.00 5.00 0.788

Tabel 4.7 menunjukkan stakeholder mempunyai tingkat persetujuan yang tinggi

terhadap metode ini daro aspek diijinkannya inovasi yang dapat dilihat dari nilai

modus dan median sebesar 5.

Tabel 4.8 Pemahaman Mengenai Keuntungan Metode Design Build (Rancang Bangun) dari Aspek manajemen

Pemahaman mengenai Keuntungan DB Mean Median Mode SD Rating

Manajemen yang lebih baik

1 Tanggung jawab tunggal dapat

meminimalkan konflik dan 5.10 5.00 5.00 0.718 High

Page 26: Penerapan Metode Rancang Bangun Pada Proyek Gedung di Bali 1 fileABSTRAK Dalam siklus hidup proyek, proyek konstruksi selalu diawali oleh kebutuhan dari pemilik proyek. Untuk memenuhi

21  

Pemahaman mengenai Keuntungan DB Mean Median Mode SD Rating

perselisihan

2

jawab tunggal dapat mempercepat

koordinasi antara tim perencanaan dan

konstruksi

5.00 5.00 5.00 0.858

3 Tanggung jaab tunggal dapat

mengurangi hambatan 5.00 5.00 5.00 0.973

4

Tanggung jawab tunggal dapat

mendamaikan perbedaan antara

perencanaan dna

4.90 5.00 5.00 0.788

5

Tanggung jawab tunggal dapat

menghindari kompleksitas dari kontrak

yang

4.50 5.00 5.00 1.147

6 Tanggung jawab tunggal dapat

menghindari persaingan antara partai 4.4 5 5 1.188

Tabel 4.8 menunjukkan tingkat persetujuan yang tinggi dari pihak stakeholder

mengenai keuntungan design build atau rancang bangun dari aspek manajemen

yang lebih baik. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai modus dan median yaitu 5.

4.2.2 Delphi Putaran ke 2

Setelah survei Delphi putaran pertama dianalisis maka dilanjutkan dengan

putaran yang kedua yang bertujuan untuk mempertimbangkan kembali tingkat

persetujuan para stakeholder mengenai konsep dan keuntungan metode design

build (rancang bangun) dengan cara memberikan kembali kuisioner dengan topik

yang sama hanya dengan kalimat yang diirubah. Para responden diminta mengisi

dan mempertimbangkan kemabali rating penilaian mereka.

Table 4.9  Pemahaman Mengenai Definisi Metode Design Build (Rancang Bangun)

No.  Rating  Konsep DB  %  IQD  SD 

Definisi DB

1  Tinggi  Klien langsung mengadakan perjanjian 100 0  0

Page 27: Penerapan Metode Rancang Bangun Pada Proyek Gedung di Bali 1 fileABSTRAK Dalam siklus hidup proyek, proyek konstruksi selalu diawali oleh kebutuhan dari pemilik proyek. Untuk memenuhi

22  

dengan kontraktor untuk menyelesaikan

perencanaan dan tahap konstruksi 

2  Penyedia jasa mempunyai satu tanggung

jawab untuk perencanaan dan konstruksi 

100 0  0

3  Penyedia jasa merencanakan sekaligus

melaksanakan pekerjaan konstruksi 

100 0  0

4  Proyek dikerjalan oleh satu badan usaha 100 0  0

Tabel diatas menunjukkan para responden sangat setuju dengan definisi design

build/ metode rancang bangun. Hal ini ditunjukkan dengan nilai frekwensi 100%.

Tabel 4.10 Pemahaman Mengenai Karakteristik Kontrak dan Procurement Metode Design Build (Rancang Bangun)

No. Rating Konsep DB

% IQD SD

Karakteristik Kontrak dan Procuremen

1

Tinggi

Mengintegrasikan pekerjaan perencanaan dan

konstruksi dalam satu kontrak

100 0 0

2 Perencanaan dan Konstruksi dalam satu

pengadaan/ procurement

100 0 0

3 Menggunakan kontrak lumpsum fixed price 94.4 0 0236

4 Menggunakan metode tender terbatas 77.8 0.25 0.428

5 Perencanaan dan Konstruksi dibayar dalam

satu transaksi keuanagan

94.4 0 0.236

6 Sedang

Termasuk juga kontrak EPC ( enggiering

procurement contract)

77.8 0.25 0.428

Tabel 4.10 menunjukkan persetujuan yang tinggi karakteristik kontrak dan

procurement dengan metode design build atau rancang bangun.

Tabel 4.11 Pemahaman Mengenai Karakteristik Proyek Metode Design Build (Rancang Bangun)

No.  Rating  Konsep DB  %  IQD  SD 

Page 28: Penerapan Metode Rancang Bangun Pada Proyek Gedung di Bali 1 fileABSTRAK Dalam siklus hidup proyek, proyek konstruksi selalu diawali oleh kebutuhan dari pemilik proyek. Untuk memenuhi

23  

Karakteristik Proyek

Tinggi 

Scope pekerjaan yang bervariasi 94.4 1  0.236

Membutuhkan koordinasi. Kontrol dan

monitor yang efisien dari awal sampai akhir

proyek 

83.3 1  0.383

3 Membutuhkan expert /spesialist dalam scope

pekerjaanya 

94.4 1  0.236

4  Memerlukan teknologi yang canggih 88.9 1  0.323

Digunakan untuk proyek yang mempunyai

risiko tinggi, dan dapat membahayakan

keamanan, kehidupan. 

100 1  0

6 Digunakan untuk proyek yang

membahayakan lingkungan 

88.9 1  0.323

7 Digunakan untuk proyek yang daapt

menyebabkan kecelakaan 

94.4 1  0.236

8 Digunakan untuk proyek yang bisa

membahayakan pekerja pada lokasi kerja 

88.9 1  0.323

Sedang 

Mmerlukan ketelitian tentang bagaimana

proyek akan dilaksanakan 

88.8 1  0.323

10  Proyek bersifat rumit dan berbelit belit 94.4 1  0.236

11 Digunakan untuk proyek dengan dana

diatasRp 100 M 88.9 1  0.323

12 Digunakan untuk proyek dengan ukuran

menengah dan kecil 

94.4 1  0.236

13 

Rendah 

Mempunyai sejumlah sistem atau elemen

yang berbeda yang perlu dikoordinasikan

anatar sistem/elemen tersebut 

94.4 1  0.236

14 

Biasanya mengalami sejumlah revisi

pekerjaan dan memerlukan hubungan antara

setiap pekerjaan

77.8 0.25  0.428

15 

Meliputi pekerjaan konstruksi yang dibatasi

kesulitan akses dan membutuhkan pekerjaan

untuk dikerjakan berdekatan pada waktu yang

bersamaan 

77.8 0.25  0.428

Proposed Concept 

1 Tinggi 

Orang yang bekerja memerlukan keahlian

khusus

94.4 0  0.236

Page 29: Penerapan Metode Rancang Bangun Pada Proyek Gedung di Bali 1 fileABSTRAK Dalam siklus hidup proyek, proyek konstruksi selalu diawali oleh kebutuhan dari pemilik proyek. Untuk memenuhi

24  

2  Proyek dapat dikerjakan dengan berbagai 

metode 

94.4 0  0.236

Tabel 4.11 menunjukkan para stakeholder tetap setuju dengan karakteristik

kontrak dan procurement dengan metode design build atau rancang bangun. Hal

ini ditunjukkna dengan nilai frekwensi diatas 65%.

Tabel 4.12 Pemahaman Mengenai Keuntungan Metode Design Build (Rancang Bangun) dari Aspek Biaya. No.  Rating  Keuntungan DB  %  IQD  SD 

Durasi yang lebih pendek 

Tinggi 

Kontrak yang bersamaan antara

perencanaan dan konstruksi 100  0  0 

2 Tahap perencanaan dan konstruksi

yang bersamaan/overlap 100  0  0 

Item kuci dari material dan

komponene ditentukan lebih awal

sebelum penentuan spesifikasi 

88.9  0  0.323 

Penggunaan pengetahuan dan

pengalaman yang optimum dari

penyedia jasa 

100  0  0 

Proposed Advantage

 

1  Tinggi Pengadaan dilakukan sekali

 100  0  0 

Pada tabel 4.12 para stakeholder setuju dengan kuntungan design build yang

ditunjukkan dengan frekwensi diatas 65 %

Tabel 4.13 Pemahaman Mengenai Biaya Lebih Redah dari Metode Design Build (Rancang Bangun) No.  Rating  Keuntungan DB  %  IQD  SD 

Biaya lebih rendah

1 High 

Perencana dan Konstruktur berada

dalam satu tim 

100 0 0 

2  Kepastian harga yang lebih awal 88.9 0 0.323 

Page 30: Penerapan Metode Rancang Bangun Pada Proyek Gedung di Bali 1 fileABSTRAK Dalam siklus hidup proyek, proyek konstruksi selalu diawali oleh kebutuhan dari pemilik proyek. Untuk memenuhi

25  

3 Peneyelesaian pekerjaan yang lebih

awal 

94.4 0 0.236 

Penggunaan pengetahuan

(constructability) dan pengalaman

yang optimum dari penyedia jasa

100 0 0 

Persetujuan yang tinggi kembali didapat sesuai dengan Tabel 4.13 mengenai

keuntungan metode design build atau rancang bangun dari aspek biaya.

Tabel 4.14 Pemahaman Mengenai Keuntungan Metode Design Build (Rancang Bangun) dari Aspek Kualitas. No.  Rating  Keuntungan DB  %  IQD  SD 

Kualitas lebih baik 

Tinggi 

Penggunaan pengetahuan

(constructability) dan pengalaman

yang optimum dari penyedia jasa

100 0 0 

2 Dibolehkannya metode best value

untuk menilai kualitas perencanaan

94.4 0 0.236 

3 Dibolehkannya metode best value

untuk menilai kualitas penyedia jasa

88.9 0 0.323 

Proposed  Advantages

 

Tinggi 

Pekerjaan ulang dapat dihindari 88.9 0 0.323 

2 Perbedaan interpretasi dari 

perencanaan dapat dihindari 

88.9 0 0323 

3 Kemungkinan proyek gagal dapat 

dihindari 

88.3 0 0.383 

Tabel 4.14 menunjukkan tingkat pesetujuan yang tinggi pada keuntungan metode

design build atau rancang bangun dari segi kulaitas. Hal ini ditunjukkan dari nilai

modus dan median sebesar nilai frekwensi diatas 65 %

Tabel 4.15 Pemahaman Mengenai Keuntungan Metode Design Build (Rancang Bangun) dari Aspek Diijinkannya inovasi. No.  Rating  Keuntungan DB  %  IQD  SD 

Page 31: Penerapan Metode Rancang Bangun Pada Proyek Gedung di Bali 1 fileABSTRAK Dalam siklus hidup proyek, proyek konstruksi selalu diawali oleh kebutuhan dari pemilik proyek. Untuk memenuhi

26  

Diijinkannya inovasi 

Tinggi 

DB mendorong inovasi dalam

manajemen seperti meningkatkan

transparasi dan komunikasi yang

terbuka diantara anggota tin

100 0 0 

DB mengijinkan kontraktor

menggunakan material apa saja

sejauh bisa memenuhi kriteria 

88.9 0 0.323 

DB memungkinkan kontraktor

untuk mempunyai kebebasan dan

keleluasaan dalam teknik 

94.4 0 0.236 

DB mengijinkan kontraktor

menggunakan peralatan apa saja

sejauh hasil sesuai dengan kriteria

kualitas dan tujuan 

100 0 0 

DB mendorong inovasi dengan

memanfatkan kekuatan penyedia

jasa dalam merencanakan disain

baru dan teknik

100 0 0 

Proposed Advantage 

1  Tinggi DB memungkinkan menggunakan 

inovasi teknik yang modern 

100 0 0 

Tabel 4.15 menunjukkan stakeholder mempunyai tingkat persetujuan yang tinggi

terhadap metode ini daro aspek diijinkannya inovasi yang dapat dilihat dari nilai

frekwensi diatas 65%

Tabel 4.16 Pemahaman Mengenai Keuntungan Metode Design Build (Rancang Bangun) dari Aspek manajemen No.  Rating  Keuntungan DB  %  IQD  SD 

Manajemen yang lebih baik 

 

 

Tanggung jawab tunggal dapat

meminimalkan konflik dan

perselisihan

88.9 0 0.323 

Page 32: Penerapan Metode Rancang Bangun Pada Proyek Gedung di Bali 1 fileABSTRAK Dalam siklus hidup proyek, proyek konstruksi selalu diawali oleh kebutuhan dari pemilik proyek. Untuk memenuhi

27  

 

 

 

 

Tinggi 

jawab tunggal dapat mempercepat

koordinasi antara tim perencanaan

dan konstruksi

100 0 0 

3 Tanggung jaab tunggal dapat

mengurangi hambatan 

88.9 0 0.323 

Tanggung jawab tunggal dapat

mendamaikan perbedaan antara

perencanaan dna 

94.4 0 0.236 

Tanggung jawab tunggal dapat

menghindari kompleksitas dari

kontrak yang

88.9 0 0.323 

6 Tanggung jawab tunggal dapat

menghindari persaingan antara partai

83.3 0 0.383 

Tabel 4.16 menunjukkan tingkat persetujuan yang tinggi dari pihak stakeholder

mengenai keuntungan design build atau rancang bangun dari aspek manajemen

yang lebih baik. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai frekwensi diatas 65%.

4.3 Kendala dalam Menerapkan Metode Design Build

Kendala dalam menerapkan metode design build atau rancang bangun

akan diuraikan dalm sub bab dibawah ini.

4.3.1 Delphi Putaran Pertama

Survei putaran pertama ini ditujukan untuk mencari opini para expert

mengenai kendala dalam penerapan metode design build atau rancang bangun.

Adapun hasilnya dapat dilihat dalam tabel selanjutnya.

Tabel 4. 17 .Kendala Metode Design Build atau Rancang Bangun dari Aspek Regulasi

No. Kendala Mean Median Mode SD Rating

Regulasi

1 Kurangnya aturan detail mengenai

karakteristik proyek DB 4.7 5 5 0.923 Tinggi

Page 33: Penerapan Metode Rancang Bangun Pada Proyek Gedung di Bali 1 fileABSTRAK Dalam siklus hidup proyek, proyek konstruksi selalu diawali oleh kebutuhan dari pemilik proyek. Untuk memenuhi

28  

No. Kendala Mean Median Mode SD Rating

2 Kurangnya aturan detail mengenai

proses tender 4.65 5 5 0.933

3 Kurangnya aturan detail mengenai

pengaturan kontrak 4.65 5 5 1.089

4 Kurangnnya pendekatan manajemen

risiko 4.4 5 5 1.188

Tabel 4. 18.Kendala Metode Design Build atau Rancang Bangun dari Aspek Kapabilitas Klien No Kendala Mean Median Mode SD Rating

Kapabilitas Klien

1 Kurangnya pengalaman 4.95 5 5 1.099

Tinggi

2 Kurangnya keahlian 4.85 5 5 1.089

3 Kurangnya pengetahuan 4.8 5 5 1.005

4 Kurangnya pemahaman dari staf 4.7 5 5 0.923

5 Kurangnya jumlah staf yang mampu 4.65 5 5 0.587

6 Kurangnya usaha untuk

mengimplementasikan DB 4.65 5 5 0.933

Tabel 4. 19.Kendala Metode Design Build atau Rancang Bangun dari Aspek Kapabilitas Stakeholder lain

No. Kendala Mean Median Mode SD Rating

Kapabilitas Stakeholder lain

1 Sedikit jumlah stakeholder yang

berpengalaman dan terampil 4.8 5 5 1.005

Tinggi 2 Kurang expert DB 4.65 5 5 0.933

3 Kurangnya kapabilitas dalam

merencanakan proyek DB 4.65 5 5 0.988

Tabel 4. 20.Kendala Metode Design Build atau Rancang Bangun dari Aspek Adaptasi 

No. Kendala Mean Median Mode SD Rating

Adaptasi

1 Klien lebih memilih metode

tradisional 4.8 5 5 1.005 Tinggi

Page 34: Penerapan Metode Rancang Bangun Pada Proyek Gedung di Bali 1 fileABSTRAK Dalam siklus hidup proyek, proyek konstruksi selalu diawali oleh kebutuhan dari pemilik proyek. Untuk memenuhi

29  

No. Kendala Mean Median Mode SD Rating

2 Kurangnya dukungan untuk DB 4.7 5 5 0.979

3 Resisten mengadopsi metode baru 4.7 5 5 1.129

4 Klien tidak percaya diri mengelola

proyek DB 4.5 5 5 1.000

5 Klien tidak sadar akan keuntungan DB 4.4 5 5 0.940

6 Kurang perhatian dari klien 4.4 5 5 1.046

7 Klien cemas terhadap metode baru 4.4 5 5 1.046

8 Klien terbatas pengetahuannya untuk

metode tradisional 4.15 4.5 5 1.040 Sedang

Tabel 4.17 samapai dengan Tabel 4.20 menunjukkan bahwa kendala dari

penerapan metode design build atau rancang bangun adalah sangat tinggi baik

dari aspek regulasi, kapabilitas klien dan partai lain yang terlibat dan aspek

adaptasi, dimana hal tersebut ditunjukkna dengan nilai median dan modus sebesar

5.

4.3.2 Delphi Putaran Kedua

Survey Delphi putaran kedua, ditujukan agar para responden

mempertimbangkan kembali opini mereka mengenai kendala dalam menerapka

metode design build atau rancang bangun. Adapun hasil dari putaran kedua ini

adalah sebagai berikut

Tabel 4. 21 .Kendala Metode Design Build atau Rancang Bangun dari Aspek Regulasi

No. Rating Kendala % IQD SD

Regulasi

1

High

Kurangnya aturan detail mengenai karakteristik

proyek DB

94.4 0 0.236

2 Kurangnya aturan detail mengenai proses

tender

94.4 0 0.236

3 Kurangnya aturan detail mengenai pengaturan

kontrak

94.4 0 0.236

4 Kurangnnya pendekatan manajemen risiko 100 0 0

Page 35: Penerapan Metode Rancang Bangun Pada Proyek Gedung di Bali 1 fileABSTRAK Dalam siklus hidup proyek, proyek konstruksi selalu diawali oleh kebutuhan dari pemilik proyek. Untuk memenuhi

30  

Tabel 4. 22 .Kendala Metode Design Build atau Rancang Bangun dari Aspek Kapabilitas Klien

No. Rating Kendala % IQD SD

Kapabilitas Klien

1

High

Kurangnya pengalaman 88.9 0 0.323

2 Kurangnya keahlian 94.4 0 0.236

3 Kurangnya pengetahuan 88.9 0 0.323

4 Kurangnya usaha untuk

mengimplementasikan DB

94.4 0 0.236

5 Kurangnya pemahaman dari staf 83.3 0 0.383

6 Kurangnya jumlah staf yang mampu 94.4 0 0.236

Tabel 4. 23 .Kendala Metode Design Build atau Rancang Bangun dari Aspek Kapabilitas stakeholder lain

No. Rating Kendala % IQD SD

Kapabilitas stakeholder lain

1

High

Sedikit jumlah stakeholder yang

berpengalaman dan terampil

77.8 0.25 0.428

2 Kurang expert DB 83.3 0 0.383

3 Kurangnya kapabilitas dalam merencanakan

proyek DB

77.8 0.25 0.428

 

Tabel 4. 24 .Kendala Metode Design Build atau Rancang Bangun dari Aspek Regulasi

No. Rating Kendala % IQD SD

Adaptasi

1

High

Klien lebih memilih metode tradisional 83.3 0 0.383

2 Kurangnya dukungan untuk DB 77.8 0.25 0.428

3 Resisten mengadopsi metode baru 94.4 0 0.236

4 Klien tidak percaya diri mengelola proyek DB 83.3 0 0.383

5 Klien tidak sadar akan keuntungan DB 83.3 0 0.383

6 Kurang perhatian dari klien 88.9 0 0.323

7 Klien cemas terhadap metode baru 88.9 0 0.323

Page 36: Penerapan Metode Rancang Bangun Pada Proyek Gedung di Bali 1 fileABSTRAK Dalam siklus hidup proyek, proyek konstruksi selalu diawali oleh kebutuhan dari pemilik proyek. Untuk memenuhi

31  

8 Medium

Klien terbatas pengetahuannya untuk metode

tradisional

94.4 0 0.236

Tabel 4.20 samapai 4.24 menunjukkan bahwa para expert mencapai kesepakatan

bahwa kendala dalam menerapkan metode design build atau rancang bangun

adalah dari aspek regulasi, kapabilitas klien dan partai lain yang terlibat serta

adaptasi. Hal ini ditunjukkan dari nilai frekwensi diatas 65%.

4.4 Faktor Sukses Penerapan Metode Design Build

Setelah didapat kendala kendala dalam menerapkan metode design build

atau rancang bangun maka perlu dicari faktor faktor sukses dalam menerapkan

metode ini.

Kendala dalam menerapkan metode design build atau rancang bangun

adalah:

1. Regulasi

2. Kapabilitas klien

3. Kapabilitas stakeholder atau partai lain yang terlibat

4. Adaptasi

Faktor sukses dalam menerapkan metode rancang bangun ini tentunya nanti

diharapkan bisa mengatasi kendala dalam penerapan metode ini.

Adapun faktor sukses dalam penerapan metode ini dapat dikatagorikan

sebagai berikut:

1. Regulasi, dimana perlunya aturan yang detail dan penyesuaian aturan yang

ada dalam menerapkan metode ini seperti aturan mengenai karakteristik

proyek, metode kontrak dan procurementnya, bagaimana risikonya.

2. Kapabilitas Klien dan Partai lain perlu ditingkatkan, seperti adanya

training, workshop, seminar mengenai metode ini dan perlunya pilot

project.

3. Adaptasi, yaitu perlunya dukungan sosialisasi dari pemerintah dan

stakeholder lain mengenai keuntungan dari metode ini.

Page 37: Penerapan Metode Rancang Bangun Pada Proyek Gedung di Bali 1 fileABSTRAK Dalam siklus hidup proyek, proyek konstruksi selalu diawali oleh kebutuhan dari pemilik proyek. Untuk memenuhi

32  

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Hal hal yang dapat disimpulkan dari penelitian ini adalah:

1. Bahwa sebenarnya sudah ada tingkat persetujuan yang tinggi dari para

stakeholder mengenai metode design dan build atau rancang bangun ini.

2. Kendala dalam menerapkan metode ini adalah berasal dari aspek regulasi,

kapabilitas klien dan stakeholder lain dan adaptasi

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan adalah:

Tahap pertama aga kendala dapat diatasi dalam menrapkan metode design

build ini adalah melakukan penyesuaian aturan mengenai metode rancang bangun

ini sehingga industri jasa konstruksi tidak lagi ragu ragu dalam menerapkannya.

Page 38: Penerapan Metode Rancang Bangun Pada Proyek Gedung di Bali 1 fileABSTRAK Dalam siklus hidup proyek, proyek konstruksi selalu diawali oleh kebutuhan dari pemilik proyek. Untuk memenuhi

33  

DAFTAR PUSTAKA

Abi-Karam, T. (2002). Risk Management in Design Build. Proceedings of the First International Conference on Construction in the 21st Century: Chalenges and Opportunities in Management and Technology, Miami, Florida.

Akintoye, A., & Fitzgerald, E. (1995). Design and Build: A survey of Architects'views. Journal Engineering, Construction and Architectural Management.

Anumba, C. J., & Evbuomwan, N. F. O. (1997). Concurrent engineering in design-build projects. Construction Management and Economics, 15(3), 271 - 281.

Arditi, D., & Lee, D.-E. (2003). Assessing the corporate service quality performance of design-build contractors using quality function deployment. Construction Management and Economics, 21(2), 175 - 185.

Chan, A. P. C., Scott, D., & Lam, E. W. M. (2002). Framework of Success Criteria for Design/Build Projects. Journal of Management in Engineering, 18(3), 120-128.

del Puerto, C. L., Gransberg, D. D., & Shane, J. S. (2008). Comparative Analysis of Owner Goals for Design/Build Projects. Journal of Management in Engineering, 24(1), 32-39.

Design Build Institute of America. (2009). What is Design-Build. FHWA, U. (2006). Design and Effectiveness Study. Friedlander, M. (1998). FEATURE: Design/Build Solutions. Journal of

Management in Engineering, 14(6), 59-64. Georgia State Financing and Investment Commission. (2003). Project Delivery

Options. Gransberg, D. D., Koch, J. E., & Molenaar, K. R. (2006). Preparing for Design-

Build Projects A Primer for Owners, Engineers, and Contractors. Virginia: American Society of Civil Engineers.

Masterman, J. W. E. (2002). An Introduction to Building Procurement Systems. New York: Spoon Press.

Ministry of Public Works. (2011). Kaleidoskop Kementrian Pekerjaan Umum from http://www.pu.go.id/kaleidoskop

Palaneeswaran, E., & Kumaraswamy, M. M. (2001). Reinforcing Design Build Contractor Selection: A Hong Kong Perspective, Transaction, The Hong Kong Institution of Engineer.

Park, M., Ji, S.-H., Lee, H.-S., & Kim, W. (2009). Strategies for Design-Build in Korea Using System Dynamics Modeling. Journal of Construction Engineering and Management, 135(11), 1125-1137.

Rowlinson, S. (1997). Procurement System: The View from Hong Kong Paper presented at the CIB W 92 Procurement - a Key to Innovative. , University de Montreal.

Songer, A. D., & Molenaar, K. R. (1997). Project Characteristics for Successful Public-Sector Design-Build. Journal of Construction Engineering and Management, 123(1), 34-40.

Swan, R. (1987). Design and Build Contract.

Page 39: Penerapan Metode Rancang Bangun Pada Proyek Gedung di Bali 1 fileABSTRAK Dalam siklus hidup proyek, proyek konstruksi selalu diawali oleh kebutuhan dari pemilik proyek. Untuk memenuhi

34  

Yuwono, B. E. (2007). Prasyarat Keberhasilan proyek Rancang Bangun. Paper presented at the Temu Ilmiah Nasional Dosen Teknik 2007-FT Untar, Indonesia.