PENERAPAN METODE DRILL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR’AN SISWA KELAS V SD NEGERI TEGOWANU 3 KECAMATAN KARANGAWEN KABUPATEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011 PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam Oleh : MOH. MUSLIM NIM : 093111442 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALI SONGO 2011
65
Embed
PENERAPAN METODE DRILL SEBAGAI UPAYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/120/jtptiain-gdl-moh... · Penelitian ini bertujuan: 1) Untuk mengetahui penerapan metode drill
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENERAPAN METODE DRILL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN
KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR’AN SISWA KELAS V SD
NEGERI TEGOWANU 3 KECAMATAN KARANGAWEN
KABUPATEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
( PTK )
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam
Oleh :
MOH. MUSLIM
NIM : 093111442
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALI SONGO
2011
ii
PERNYATAAN
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak
berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi
ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam
referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 22 Juni 2011
Deklator
Moh. Muslim
NIM. 093111442
iii
DEPARTEMEN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
FAKULTAS TARBIYAH
Alamat: Jl. Raya Ngaliyan Semarang Telp. (024) 7601295
Semarang, 17 Syawal 1432 H.
16 September 2011 M.
PENGESAHAN
Skipsi Saudari : Moh. Muslim
NIM : 093111442
Judul : PENERAPAN METODE DRILL SEBAGAI UPAYA
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR’AN SISWA
KELAS V SD NEGERI TEGOWANU 3 KECAMATAN
KARANGAWEN KABUPATEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2010 /
2011
Telah dimunaqosahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri
Walisongo (IAIN) Semarang pada tanggal :
16 September 2011
Dan dinyatakan LULUS serta dapat diterima sebagai pelengkap untuk mengakhiri program
Pendidikan Strata (S.1) dan yang bersangkutan berhak menyandang Gelar Sarjana Pendidikan
Agama Islam Fakultas Tarbiyah.
Dewan Sidang
Ketua Sidang Sekretaris Sidang
Dr. A. Ismail, M.Ag. Drs. Ikhrom, M. Ag
NIP. 197110211994031002 196503291994031002
Penguji
Drs. H. Sholihin. M Ag Fahrurrozi, M. Ag
196005241992031001 196912201995031001
Pembimbing
Drs. H. Shodiq, M. Ag.
NIP. 196812051994031003
iv
DEPARTEMEN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH
Alamat: Jl. Raya Ngaliyan Semarang Telp. (024) 7601295
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 5 (lima) Eks. Semarang, 22 Juni 2011
Hal : Naskah Skripsi
a.n Sdr. : Moh. Muslim
NIM : 093111442 Kepada
Yth. Dekan Fak. Tarbiyah
IAIN Walisongo
Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka kami menyatakan bahwa
naskah sekripsi saudara:
Nama : Moh. Muslim
NIM : 09311142
Jurusan : PAI
Judul Skripsi : Penerapan Metode Drill Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan
Membaca Al-Qur’an Siswa kelas V SD Negeri Tegowanu 3 Kecamatan
Karangawen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2010/2011.
Sudah selesai proses pembimbingan, selanjutnya saya mohon agar skripsi saudara tersebut
dapat dimunaqosahkan.
Demikian atas perhatiannya disampaikan terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Drs. H. Shodiq, M. Ag.
NIP. 196812051994031003
v
ABSTRAKSI
Moh. Muslim (NIM : 093111442 ). Penerapan Metode Drill Sebagai Upaya Peningkatan
Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa Kelas V SD Negeri Tegowanu 3 Kecamatan
Karangawen Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi. Semarang: Program
Strata I Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo, 2011.
Penelitian ini bertujuan: 1) Untuk mengetahui penerapan metode drill dalam
pembelajaran PAI pada materi al-Qur’an di SD Negeri Tegowanu 3 Karangawen Demak, 2)
Untuk mengetahui kemampuan membaca al-Qur’an pada peserta didik melalui penerapan
metode drill dalam pembelajaran PAI pada materi al-Qur’an.
Penelitian ini berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Metode pengumpulan datanya
melalui metode observasi, metode wawancara, dan metode dokumentasi. Metode ini
digunakan untuk memperoleh data tentang hasil tes siswa, keadaan guru, keadaan peserta
didik, kurikulum PAI, dan sebagainya. Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan
dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang di dalamnya terdapat berbagai
pertanyaan, pertanyaan atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh
peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik. Tes dilaksanakan di kelas V
(lima) SDN Tegowanu Karangawen Demak.
Tes dilaksanakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa selama proses
pembelajaran, baik dalam siklus I maupun siklus II dan selanjutnya sampai selesainya
penelitian tindakan kelas yang direncanakan, instrumennya berupa tes lisan yaitu membaca
al-Qur’an yang telah dirancang bersama oleh peneliti dengan kolaborator dalam penelitian
ini.
Data penelitian yang terkumpul kemudian dianalisis, dan hasil analisis tersebut
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan membaca siswa dari sebelum
diterapkan metode drill dan sesudah diterapkannya metode drill.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan syukur kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan taufiq, hidayah, serta inayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Mudah – mudahan kajian yang sangat sederhana ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya. Shalawat serta salam
penulis panjatkan kepada nabi Muhammad SAW. Yang kita nantikan syafaatny di hari
kiyamat kelak.
Selanjutnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Namun penulis beharap skripsi ini dapat memenuhi persyaratan untuk diajukan guna
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) fakultas Tarbiyah di IAIN Walisongo Semarang.
Dalam penyelesaian penulisan skripsi ini banyak pihak yang yang ikut membantu.
Oleh karena itu penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Muhibbin, M.Ag., selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang
2. Bapak Dr. Suja’i, M. Ag. Selaku ketua dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang.
3. Bapak Drs. H. Shodiq, M. Ag. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu, mencurahkan tenaga, pikiran dan kesabaran untuk membimbing penulis
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
4. Seluruh Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada
penulis selama menempuh studi di fakultas tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
5. Bapak pimpinan perpustakaan IAIN Walisongo yang telah memberikan layanan
kepustakaan yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini
vii
6. Bapak Suradi, S. Pd. selaku kepala sekolah SD Negeri Tegowanu 3 Karangawen
Demak yang telah berkenan memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
penelitian
7. Ibu Munjainah selaku guru kelas V (lima) SD Negeri Tegowanu 3, segenap dewan
guru SD Negeri Tegowanu 3 dan staf TU yang telah berkenan memberikan informasi
kepada penulis
8. Istri beserta anak-anak tercinta yang telah memberikan dorongan baik moral maupun
material, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini
9. Teman – teman seangkatan yang telah banyak membantu dan meluangkan waktunya
dan memberikan dorongan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini
10. Semua pihak yang secara tidak langsung telah membantu penyusunan skripsi ini
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis.
Penulis berharap semoga skripsi ini berguna bagi semua pihak yang berkepentingan
serta bagi pengembangan pengetahuan pada umumnya.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi Wabarakatuh
Semarang, 22 Juni 2011
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................... ii
PENGESAHAN ................................................................................ iii
NOTA PEMBIMBING ..................................................................... iv
ABSTRAKSI ..................................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................... vi
DAFTAR ISI ..................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................... x
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................... 1
B. Pembatasan Masalah ............................................. 5
C. Rumusan Masalah ................................................. 8
D. Manfaat Penelitian ................................................. 8
BAB II : PENERAPAN METODE DRIL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN
KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN
A. Metode Drill .............................................................. 11
1. Pengertian Metode Drill ........................................ 11
2. Tujuan Metode Drill .............................................. 13
3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Drill ............... 13
4. Cara memaksimalkan Penggunaan Metode Drill .. 16
5. Prinsip-prinsip Penggunaan Metode Drill .............. 17
6. Langkah-langkah Metode Drill ............................... 18
B. Kemampuan Membaca Al-Qur’an .............................. 19
1. Pengertian kemampuan Membaca Al-Qur’an ........ 19
2. Indikator Kemampuan Membaca Al-Qur’an .......... 25
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Al-
Tujuan metode drill adalah untuk memperoleh suatu ketangkasan,
ketrampilan, tentang sesuatu yang dipelajari anak dengan melakukannya
secara praktis pengetahuan-pengetahuan yang dipelajari anak itu. Dan siap
dipergunakan bila sewaktu-waktu diperlukan.6
Strategi belajar mengajar teknik metode drill biasanya dipegunakan
untuk tujuan agar siswa7:
a. Memiliki ktampilan motoris atau gerak, seperti menghafal kata-kata,
menulis, mempergunakan alat atau membuat suatu benda, melaksanakan
gerak dalam olah raga
b. Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi,
menjumlahkan, mengurangi, menarik akar dalam hitungan mencongak,
mengenal benda, atau bentuk dalam pelajaran matematika, ilmu pasti,
ilmu kimia, tanda baca dan sebagainya
c. Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan hal
lain, seperti sebab akibat banjir – hujan, penggunaan lambang atau simbol
di dalam peta dan lain-lain
Dari keterangan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan dari
metode drill adalah untuk melatih kecakapan-kecakapan motoris dan mental
untuk memperkuat asosiasi yang dibuat.
3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Drill
Sebagai suatu metode yang diakui banyak mempunai kelebihan, juga
tidak dapat disangkal bahwa metode ini juga mempunyai beberapa
kelemahan. Diantara kelebihan metode drill yaitu:
a. Peserta didik memperoleh kecakapan motoris, contohnya menulis,
6 Pasaribu, IL dan B. Simandjuntak, Ditaktik dan Metodik, (Bandung: tarsito, 1986) hlm. 112 7 Roestiyah NK., Strategi Belajar Mengajar, (jakarta; Bina Aksara, 1985), hlm. 125
14
melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.
b. peserta didik memperoleh kecakapan mental, contohnya dalam perkalian,
penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan
sebagainya.
c. Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan
pelaksanaan.
d. Peserta didik memperoleh ketangkasan dan ketrampilan dalam melakukan
sesuatu sesuai dengan yang dipelajarinya
e. Dapat menimbulkan rasa percaya diri bahwa peserta didik yang berhasil
dalam belajar telah memiliki suatu keterampilan khusus yang berguna
kelak dikemudian hari.
f. Guru lebih mudah mengontrol dan membedakan mana peserta didik yang
disiplin dalam belajarnya dan mana yang kurang dengan memperhatikan
tindakan dan perbuatan peserta didik saat berlangsungnya pengajaran.
Sedangkan kelemahan metode drill diantaranya yaitu:
a. Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak
dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.
b. Dapat menimbulkan verbalisme, terutama pengajaran yang bersifat
menghapal. Dimana peserta didik dilatih untuk dapat menguasai bahan
pelajaran secara hapalan dan secara otomatis mengingatkannya bila ada
pertanyaan yang berkenaan dengan hapalan tersebut tanpa suatu proses
berfikir secara logis.
c. Membentuk kebiasaan yang kaku, artinya seolah-olah peserta didik
melakukan sesuatu secara mekanis, dalam dalam memberikan stimulus
peserta didik bertindak secara otomatis.
15
d. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan, dimana
peserta didik menyelesaikan tugas secara statis sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh guru8.
Tidak jauh beda dengan kelebihan dan kelemahan metode drill yang
penulis peroleh dari internet, penulis juga menemukan kelebihan dan
kelemahanm menurut Drs. Syaiful Bahri Djamarah dan Drs. Aswan Zain
dalam buku yang berjudul Strategi Belajar Menagajar juga menyebutkan
beberapa kelebihan dan kelemahan metode latihan. Diantara kelebihannya
yaitu:
a. Untuk memperoleh kecakapan motoris
b. Untuk memperoleh kecakapan mental
c. Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat
d. Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta
kecepatan pelaksanaan
e. Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi
dalam pelaksanaannya
f. Pembentukan kebiasaan-kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang
kompleks
Sedangkan kelemahannya yaitu:
a. Menghambat bakat dan inisiatif siswa, karena siswa lebih banyak dibawa
kepada penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian
b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan
8 http//www.hardja-sapoetra.co.cc, diakses 31 Mei 2011
16
c. Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang
merupakan hal yang monoton, mudah membosankan
d. Membentuk kebiasaan yang kaku, karena bersifat otomatis
e. Dapat menimbulkan verbalisme9
Dengan melihat kelebihan dan kekurangan metode drill di atas
menjelaskan bahwa dalam proses belajar mengajar memang tidak ada satu
pun metode yang baik dan sempurna, untuk dapat menggunakan metode
dengan baik maka guru harus mengkombinasikan metode yang satu dengan
metode yang lainnya.
4. Cara Memaksimalkan Penggunaan Metode Drill
Tidak ada penggunaan satu metode yang baik untuk digunakan dalam
pembelajaran, karena masing-masing metode selain memiliki kelebihan juga
memiliki kelemahan, begitu juga dengan metode drill. Tetapi ada beberapa
cara untuk mengatasi kelemahan metode drill, diantaranya yaitu:
a. Metode ini hendaknya digunakan untuk melatih hal-hal yang bersifat
motorik, seperti menulis, permainan, pembuatan grafik, kesenian dsb.
b. Sebelum latihan dimulai, pelajar hendaknya diberi pengertian yang
mendalam tentang apa yang akan dilatih dan kompetensi apa saja yang
harus dikuasai.
c. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis. Kalau pada
latihan pertama, pelajar tidak berhasil, maka guru harus mengadakan
perbaikan, lalu penyempurnaan.
d. Latihan harus menarik minat dan menyenangkan serta menjauhkan dari
“Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu Ini sebagai penghisab
terhadapmu".21
18 W.J.S. Poerdarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai pustaka, 1982), hlm.
628 19 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1993), hlm. 14 20 M. Quraish Shihab, Op.Cit., hlm.168 21 R. H. A. Soenarjo, opcit., hlm. 426
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan”.22
3. al-Qur’an surat al-‘alaq : 3
ù& t�ø%$# y7 š/ u‘ uρ ãΠ t� ø. F{$# ∩⊂∪
“Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah”23
Lebih lanjut M. Quraish Shihab membedakan antara membaca yang
berakar kata qara’a dengan tala tilawatan , dimana kata terakhir ini
digunakan untuk obyek bacaan-bacaan yang sifatnya suci dan pasti benar
(misal al-Qur’an). Sedangkan kata qara’a mengandung pengertian yang
masih luas yaitu obyek bacaan yang datangnya dari Allah SWT atau dapat
dari lainnya.24
Dan al-Qur’an adalah mukjizat terbesar yang diberikan oleh Allah
SWT, kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman hidup bagi umat
manusia sekaligus menjadi sumber nilai-nilai keislaman dan norma-norma
hidup bermasyarakat disamping al-sunnah, yang terdiri dari 30 juz, 114 surat
dan 6.236 ayat.25
Dengan demikian membaca al-Qur’an yang dimaksud adalah aktivitas
melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau
dalam hati, mengeja atau dengan melafalkan apa yang tertulis, berkenaan
dengan sumber utama ajaran Agama Islam yang diturunkan oleh Allah SWT
22 Ibid., hlm. 1079 23 Ibid 24 M. Quraish Shihab, Op.Cit., hlm. 168 25 M. Hasby Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an/Tafsir, (Jakarta: Bulan
Bintang, 19890, hlm. 57
24
kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril, yang sampai
kepada kita secara mutawatir.
Dengan bertolak dari definisi di atas maka yang dimaksud dengan
kemampuan membaca al-Qur’an adalah aktivitas kompleks yang mencakup
fisik dan mental untuk digunakan melihat tulisan dan mengerti serta dapat
melisankan apa yang tertulis di dalam al-Qur’an.
Perintah membaca dalam Islam merupakan perintah yang paling
berharga yang dapat diberikan kepada umat manusia. Karena, membaca
merupakan jalan yang dapat menghantarkan manusia mencapai derajat
kemanusiaan yang paling tinggi. Sehingga tidak berlebihan bila dikatakan
bahwa membaca adalah syarat utama guna membangun peradaban.
Alangkah baiknya perintah belajar membaca ini bila dimulai sejak
dini, karena membaca merupakan komponen utama dalam memahami dan
menambah ilmu pengetahuan dan wawasan, sehingga dengan membaca orang
akan bertambah informasi-informasi yang dapat menambah wawasan
pengetahuan.
Menurut Mulyono Abdurrahman yang mengambil pendapatnya
Lenner menyebutkan bahwa:
“Kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi. Jika anak pada usia sekolah permulaan tidak segera memiliki kemampuan membaca, maka ia akan mengalami banyak kendala dalam mempelajari berbagai bidang studi pada kelas-kelas berikutnya. Oleh karena itu, anak harus belajar membaca agar ia dapat membaca untuk belajar”.26
Demikian juga dengan belajar membaca al-Qur’an, seharusnya juga
dimulai sedini mungkin, karena dengan mulai belajar al-Qur’an sedini
mungkin, anak masih banyak kesempatannya untuk melakukan segala
26 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1999), hlm. 200
25
aktivitas yang berkenaan dengan pengetahuan belajar al-Qur’an. Hal ini
bertujuan agar anak mulai tertanam dihatinya nilai-nilai ajaran- ajaran Islam
dan perhatiannya terhadap kecintaan dalam mempelajari al-Qur’an sejak
masih kecil, sehingga dewasanya nanti anak akan terhindar dari hal-hal yang
dapat merugikan dirinya maupun orang lain.
Membaca al-Qur’an dalam Islam tergolong amalan yang banyak
mendatangkan manfaat dan kebaikan di dunia maupun di akhirat kelak bagi
orang yang melakukannya. Kebaikan di dunia bagi orang yang membaca al-
Qur’an dapat terhindar dari segala godan syaitan yang akan menyesatkan
hidupnya di dunia, sedangkan kebaikan di akhirat adalah orang yang banyak
membaca al-Qur’an akan mendapat pembelaan di akhirat kelak.
2. Indikator Kemampuan Membaca Al-Qur’an
Merumuskan indikator merupakan bagian penting dalam proses
pembelajaran. Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar
yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan
karakteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan potensi daerah. Indikator
digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
Dalam pengembangan indikator, setiap kompetensi dasar
dikembangkan menjadi beberapa indikator. Indikator menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diukur atau observasi. Tingkat kata dalam indikator
lebih rendah atau setara dengan kata kerja dalam kometensi dasr maupun
standar kompetensi. Prinsip pengembangan indikator adalah sesuai dengan
kepentingan, kesinambungan, kesesuaian dan kontekstual. Keseluruhan
indikator dalam satu kompetensi dasar merupakan tanda-tanda, perilaku,
berfikir, dan bertindak secara konsisten.
26
Demikian pula dalam proses pembelajaran membaca al-Qur’an perlu
dirumuskan indikator pembelajaran. Indikator yang dirumuskan ini menjadi
acuan dalam melihat keberhasilan proses pembelajaran dan proses penilaian.
Adapun indikator dari kemampuan siswa membaca al-Qur’an adalah
sebagai berikut:
1. Siswa mampu melafalkan bacaan al-Quran.
Dalam proses pembelajaran membaca al-Qur’an sebagai langkah
awal, langkah yang diutamakan adalah dengan cara melafalkan. Dalam hal
ini siswa mampu melafalkan bacaan al-Qur’an yang menjadi materi
pembelajaran. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa al-Qur’an
dinarasikan dalam bahasa Arab, sehingga membutuhkan ketrampilan
pelafalan yang khusus. Siswa mengikuti pelafalan yang dilakukan oleh
guru. Pada tahap selanjutnya pelafalan sebagai bagian dari proses
membaca masih tetap perlu mendapatkan perhatian. Karena meski siswa
telah mampu membaca teks arabnya, namun pelafalannya belum tentu
baik dan benar sesuai dengan makhrojnya.
Dengan demikian indikator ketercapaian pembelajaran melafalkan
ini diusahakan siswa mampu; a) melafalkan ayat-ayat al-Qur’an yang
dianjurkan oleh guru dengan baik dan benar. b) melafalkan ayat-ayat al—
Qur’an berdasarkan kemampuan membaca dengan lancar, fasih, dan
sesuai makharijul huruf.
2. Siswa mampu membaca al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai kaidah
tajwid.
Kelajutan dari indikator di atas adalah siswa telah terampil dan
mampu membaca al-Qur’an dengan baik dan benar. khusus untuk al-
Qur’an, siswa mampu membaca sesuai dengan kaidah tajwid.
Dengan demikian indikator ketercapaiannya dalam proses
pembelajaran membaca pada tingkat ini siswa mampu; a) membaca al-
Qur’an dengan lancar dan fasih sesuai makharijul hurufny, b) membaca al-
27
Qur’an dengan lancar, fasih, sesuai makharijul hurufnya dan sesuai
dengan kaidah tajwid.27
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Al-Qur’an
Dalam membaca al-Qur’an tidak boleh sembarang dan gegabah, ada
syarat-syarat tertent yang perlu diperhatikan oleh setiap pembaca yang disebut
adab membaca al-Qur’an, jika tidak mampu melaksanakan semua minimal
sebagaian besar sudah dapat melakukannya. Oleh karena itu ada beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan membaca al-Qur’an,
diantaranya yaitu28:
1. Tartil dalam membaca al-Qur’an
Tartil membaca al-Qur’an adalah membaca al-Qur’an dengan bacaan
pelan-pelan dan terang serta memberikan kepada setiap huruf hak-haknya
seperti membaca panjang dan idgham. Dalam hal ini adalah membaguskan
bacaan huruf/ kalimah/ ayat-ayat secara perlahan-lahan atau tidak tergesa-
gesa, satu persatu, tidak bercampur aduk ucapannya, teratur, terang dan
sesuai dengan hukum ilmu-ilmu tajwid.
2. Ketepatan pada tajwid
Tajwid adalah ilmu yang memberikan kepada huruf akan hak-hak
dan tertibnya, mengembalikan huruf pada makhraj dan asalnya, serta
menghaluskan pengucapannya dengan cara yang sempurna tanpa
berlebihan, kasar, tergesa-gesa dan dipaksa-paksakan.29 Dengan demikian
ketepatan pada tajwid dapat diukur dengan betul dan tidaknya pelafalan
huruf-huruf al-Qur’an, yang berkaitan dengan tempat berhenti, panjang
pendeknya bacaan huruf, dan lain sebagainya.
27 Ahmad Lutfi, Pembelajaran Al-Qur’an dan Hadis, (Jakarta: Depag RI, 2009), hlm. 92 28 Abdul Mujab, “Studi Komparasi Kemampuan Membaca al-Qur’an Antara Siswa yang
Belajar di TPQ dengan yang Tidak belajar di TPQ Pada Kelas VI MI Al-Wathaniyyah 02 Tlogosari
Wetan Pedurubgan Semarang, ( Semarang: IAIN Walisongo, 2006), hlm. 28 29 Manna Khalil al-Qattan, Studi ilmu-ilmu Qur’an, terj. Mudzakir AS., (Jakarta: Pustaka
Litera Antar Nusa, 2001), hlm. 265
28
Tajwid sebagai suatu disiplin ilmu mempunyai kaidah-kaidah
tertentu yang harus dipedomani dalam pelafalan huruf-huruf dari
makhrajnya disamping harus pula diperhatikan hubungan setiap huruf
dengan yang sebelum dan sesudahnya dalam cara pelafalannya. Oleh
karena itu ia tidak dapat diperoleh hanya sekedar dipelajari namun juga
harus melalui latihan, praktik dan menirukan orang lain yang sudah baik
ucapannya.
3. Ketepatan pada Makhrajnya
Ketepatan pada makhraj dapat diukur dari betul atau tidaknya
mengeluarkan huruf-huruf hijaiyah pada makhrajnya. Setiap huruf
hijaiyah mempunyai tempat berbeda-beda, sehingga bila ingin
melafalkannya membutuhkan kejelian dan pemahaman sifat-sifat tersebut.
C. Penerapan Metode Drill dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI) Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an
Metode drill merupakan cara mengajar dengan memberikan latihan dari
suatu kegiatan belajar yang perlu dilaksanakan secara intensif oleh murid-murid.
Metode ini merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan
kebaiasaan-kebiasaa tertentu. Selain itu metode ini juga dapat digunakan untuk
memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempurnaan dan ketrampilan latihan
tentang sesuatu yang dipelajati. Dengan melakukannya secara praktis
pengetahuan tersebut dapat disempurnakan dan dikembangkan. Dengan demikian
metode ini tidak hanya sekedar latihan secara mekanis, bukan asal mengulang,
tetapi melaksanakan dengan pengertian dan mempunyai tujuan tertentu.
Untuk mencapai maksud dan tujuan pembelajaran yang maksimal
diperlukan cara penyampaian yang baik, yang biasa disebut dengan metode
mengajar. Metode mengajar dapat juga diartikan sebagai suatu pengetahuan
tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru. Selain itu bisa
29
juga disebut sebagai teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau
menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik di dalam kelas.
Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan
lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar peserta didik di kelas. Salah
satu kegiatan yang harus guru lakukan adalah melakukan pemilihan dan
penentuan metode yang bagaimana yang akan dipilih untuk muncapai tujuan
pengajaran. Penentuan dan pemilihan metode ini didasari adanya metode-metode
tertentu yang tidak bisa dipakai untuk mencapai tujuan tertentu.
Proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru
dan peserta didik dalam suatu pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang
ditetapkan. Berbagai pendekatan yang dipergunakan dalam pembelajaran agama
Islam harus dijabarkan kedalam metode pembelajaran yang bersifat prosedural30.
Menurut Syaiful bahri dan Aswan Zein dalam Strategi Belajar Mengajar
disebutkan bahwa kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-
unsur manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan
pengajaran. Salah satu usaha yang tidak pernah ditinggalkan adalah memahami
kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi
keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
Metode mengajar yang guru gunakan dalam setiap kali pertemuan kelas
bukanlah asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang kesesuaian dengan
perumusan tujuan intruksional khusus. Dalam penggunaan metode terkadang
harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas. Jumlah peserta didik juga
mempengaruhi metode. Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan
pengajaran akan menjadi kendala dalam pencapaian tujuan yang telah