-
ii
PENERAPAN METODE ANDRAGOGI DAN DIALOGIS DALAM
PENINGKATAN MINAT BELAR SISWA SMP IT AL-FITYAN
SCHOOL KEC. SOMBAOPU KAB. GOWA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.I) pada Program Studi
Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Makassar
HERNAWATI
291900019
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1435 H/2013 M
-
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS AGAMA ISLAM
Kantor : Jl. Sultan Alauddin No. 259 Gedung Iqra Lt. IV Telp.
(0411) 851914 Makassar 90223
iii
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi saudari Hernawati, NIM. 291900019 yang berjudul “
Penerapan Metode
Andragogi dan Dialogis dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa
SMPIT Al-
Fityan School Kec. Sombaopu Kab. Gowa” telah diujikan pada hari
Selasa, 26
November 2013 M / 22 Muharram 1435 H, dihadapan tim penguji dan
dinyatakan
telah dapat diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah
Makassar.
25 Muharram 1435 H Makassar, ------------------------------
29 November 2013 M
DEWAN PENGUJI 1. Ketua : Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I
(...................................)
2. Sekertaris : Dr. Abd Rahim Razaq, M.Pd
(...................................)
Penguji I : Dra. Mustahidang Usman, M.Si
(...................................)
Penguji II : Drs. Muri Khalik, M.Pd.I
(...................................)
Pembimbing I : Dr. Rusli Malli, M.Ag
(...................................)
Pembimbing II : Amirah Mawardi, S.Ag M.Si
(...................................)
Disahkan Oleh:
Dekan FAI Unismuh Makassar
Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I
NIDN : 0931126249
-
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS AGAMA ISLAM
Kantor : Jl. Sultan Alauddin No. 259 Gedung Iqra Lt. IV Telp.
(0411) 851914 Makassar 90223
iv
BERITA ACARA MUNAQASYAH
Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar
telah
mengadakan sidang Munaqasyah pada hari Selasa, 26 November 2013
M / 22
Muharram 1435 H yang bertempat di Kampus Universitas
Muhammadiyah Makassar
Jl. Sultan Alauddin No. 259 Makassar Gedung Iqra Lantai 4
Fakultas Agama Islam.
MEMUTUSKAN
Bahwa saudari
Nama : Hernawati
Nim : 291900019
Judul Skripsi : PENERAPAN METODE ANDRAGOGI DAN DIALOGIS
DALAM
MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA SMPIT AL-FITYAN
SCHOOL KEC. SOMBAOPU KAB. GOWA
Dinyatakan : LULUS
Ketua Sekertaris
Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I Dr. Abd. Rahim Razaq, M.Pd
NIDN : 0931126249 NIDN : 9909005374
Dewan Penguji
1. Dra. Mustahidang Usman, M.Si
(...................................)
2. Drs. Muri Khalik, M.Pd
(...................................)
3. Dr. Rusli Malli, M.Ag
(...................................)
4. Amirah Mawardi, S.Ag M.Si
(...................................)
Disahkan Oleh: Dekan FAI Unismuh Makassar
Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I NIDN : 0931126249
-
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Judul Skripsi : Penerapan Metode Andragogi dan Dialogis
dalam
Meningkatkan Minat Belajar Siswa SMP Islam
Terpadu School Kec Somba Opu Kab Gowa
Nama : Hernawati
Nim : 291900019
Fakultas/Jurusan : Agama Islam/Pendidikan Agama Islam
Setelah dengan seksama memeriksa dan meneliti, maka skripsi
ini
dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diujikan di depan tim
penguji
ujian skripsi pada Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama
Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar.
25 Muharram 1435 H Makassar, -----------------------------
29 November 2013 M
Disetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Rusli Malli, M.Ag Amirah Mawardi, S.Ag., M.Si NIDN :
0921017002 NIDN : O906077301
-
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan penuh kesadaran dan tanggungjawab, penulis atau peneliti
yang
bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa skripsi ini
benar-benar
adalah hasil karya penulis atau peneliti sendiri. Jika kemudian
hari terbukti
bahwa iini merupakan duplikat, tiruan, plagiat, dibuat atau
dibantu secara
langsung maupu tidak langsung oleh orang lain baik keseluruhan
maupun
sebagian, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya maka
batal
demi hukum.
25 Muharram 1435 H Makassar, -----------------------------
29 November 2013 M
Yang membuat pernyataan
H e r n a w a t i NIM: 291900019
-
i
ABSTRAK
HERNAWATI. 291900019. 2020. Penerapan Metode Andragogi dan
Dialogis dalam Peningkatan Minat Belajar Siswa SMP Islam Terpadu
Al-Fityan School Kec Sombaopu Kab Gowa . Dibimbing oleh Rusli Malli
dan Amirah Mawardi.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana Penerapan
Metode Andragogi dan Dialogis dalam Peningkatan Minat Belajar Siswa
SMP Islam Terpadu Al-Fityan School Kec Sombaopu Kab Gowa.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (fiel
research), yaitu pengumpulan data dimana penulis turun langsung ke
lapangan penelitian untuk mengumpulkan data yang diperlukan dengan
menggunakan teknik Observasi, wawancara, dokumentasi, dan angket.
Selanjutnya data yang dikumpulkan dilapangan diolah dengan
menggunakan analisis deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk
menggambarkan secara utuh dan mendalam tentang realitas dan
berbagai fenomena yang terjadi di lembaga pendidikan yang menjadi
objek penelitian.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa dengan menggunakan metode
andragogi dan dialogis dalam meningkatkan minat belajar siswa SMP
Islam Terpadu Al-Fityan School Kec Sombaopu Kab Gowa. Siswa jauh
lebih berminat dalam dalam hal ini respon siswa terhadap
pembelajaran sangat bagus, ini dibuktikan dengan keaktifan siswa
berbicara dan bertanya di dalam kelas pada saat digunakan atau
diterapkan metode andragogi dan dialogis, hal ini juga disebabkan
karena adanya faktor pendukung baik dari guru, siswa maupun
fasilitas yang tersedia. Selain itu juga ada faktor penghambat
diantaranya mengenai kedisiplinan dan sikap siswa yang tidak
menghargai guru, bermain-main, dan kurangnya perhatian terhadap
pelajaran. Oleh karena itu diperlukan solusi agar siswa bisa fokus
dalam proses pembelajaran dengan guru menerapkan metode andragogi
dan dialogis sehingga menemukan dan menyelesaikan persoalan siswa
serta meningkatkan minat belajarnya kembali.
Kata Kunci: Metode andragogi dan dialogis serta minat
belajar.
-
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil Alamin, segala puji tercurah hanya
kepada
Allah SWT. Tuhan yang senantiasa mengiringi setiap langkah
ummat-Nya,
dengan segala Nikmat dan Rahmat-Nya yang diberikan kepada
penulis
sehingga dapat menyelesaikan Proposal ini dengan baik. Salawat
serta
salam tercurah kepada baginda Rasulullah SAW. Para sahabat,
dan
keluarganya serta ummat yang senantiasa istiqomah
dijalan-Nya.
Tiada pencapaian yang sempurna dalam setiap langkah, karena
rintangan tak akan meninggalkan harapan dan cita-cita agung.
Segalanya
penulis lalui dengan segenap keyakinan dan kesungguhan
bersama
dorongan dari beberapa pihak yang senantiasa mendukung, baik
secara
moril maupun materil. Maka melalui kesempatan ini penulis
mengucapkan
banyak terima kasih kepada yang terhormat:
1. Prof Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE.,MM. Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I., Dekan Fakultas Agama
Islam.
3. Dr. Amirah Mawardi, S.Ag.,M.Si Ketua Prodi Pendidikan
Agama
Islam. Nurhidaya M, S.Pd.I.,M.Pd.I Sekretaris Prodi
Pendidikan
Agama Islam yang senantiasa memberikan arahan-arahan selama
menempuh pendidikan.
-
4. Dr. Rusli Malli, S.Ag., MA dan Dr. Amirah Mawartdi, S.Ag.,
M.Si.
Pembimbing yang telah memberikan arahan dalam penyusunan
skripsi penulis.
5. Para Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah
Makassar yang senantiasa membimbing penulis selama
menempuh pendidikan S1 pendidikan Agama Islam.
6. Kedua orang tua penulis Nuking dan Mondeng yang telah
membesarkan dan memberikan pendidikan penulis hingga saat
ini,
selalu memberikan do’a, limpahan kasih sayang, motivasi baik
secara moril maupun materil dan semangat setiap waktu.
Terimakasih atas perjuangan ayah dan ibunda tercinta.
Penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari
berbagai pihak yang sifatnya membangun guna dalam
menyelasaikan
proposal ini ke tahap skripsi nantinya. Mudah-mudahan proposal
ini
dapat memberikan manfaat bagi pembaca, terutama bagi diri
pribadi
penulis. Aamiin.
25 Muharram 1435 H Makassar, -----------------------------
29 November 2013 M
Penulis
H e r n a w a t i NIM: 291900019
-
i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
.........................................................................
i
HALAMAN JUDUL
.............................................................................
ii
PENGESAHAN SKRIPSI
...................................................................
iii
BERITA ACARA MUNAQASYAH
...................................................... iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
......................................................... v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
................................... vi
ABSTRAK
.........................................................................................
vii
KATA PENGANTAR
..........................................................................
viii
DAFTAR ISI
.......................................................................................
x
DAFTAR TABEL
................................................................................
xii
BAB I PENDAHULUAN
....................................................................
1
A. Latar Belakang
...................................................................
1
B. Rumusan Masalah
............................................................. 5
C. Tujuan Penelitian
...............................................................
6
D. Manfaat Penelitian
............................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
............................................................ 7
A. Pengertian dan Macam-macam Metode
............................. 7
B. Metode Andragogi dan Dialohis
......................................... 7
C. Minat Belajar
.......................................................................
19
1. Pengertian Minat Belajar
............................................... 19
2. Peran dan Fungsi Minat
................................................ 21
3. Cara meningkatkan Minat Belajar
.................................. 22
BAB III METODE PENELITIAN
...................................................... 29
-
ii
A. Jenis Penelitian
.............................................................
29
B. Lokasi dan Objek Peneltian
........................................... 29
C. Fokus Penelitian
............................................................ 30
D. Variabel Penelitian
......................................................... 31
E. Definisi Oprasional Variabel
.......................................... 32
F. Populasi dan Sampel
.................................................... 34
G. Teknik Pengumpulan Data
............................................ 34
H. Teknik Analisis
Data........................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................
36
A. Kondisi Obyektif Lokasi Penelitian
................................. 36
B. Penerapan Metode Andragogi dan Dialogis dalam
Meningkatkan Minat Siswa smp Islam Terpadu Al-Fityan
School Kec Sombaopu Kab Gowa .................................
43
C. Faktor yang Menjadi Pendukung dan Penghambat
Penerapan Metode Andragogi dan Dialogis dalam
Meningkatkan Minat Siswa smp Islam Terpadu Al-Fityan
School Kec Sombaopu Kab Gowa .................................
47
D. Langkah-langkah yang dilakukan Guru dalam Mengatasi
Hambatan-hambatan Penerapan Metode Andragogi dan
Dialogis dalam Meningkatkan Minat Siswa smp Islam
Terpadu Al-Fityan School Kec Sombaopu Kab Gowa .... 54
BAB V PENUTUP
...........................................................................
58
A.
Kesimpulan....................................................................
58
B. Saran
.............................................................................
59
DAFTAR PUSTAKA
........................................................................
61
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
..............................................................
63
LAMPIRAN
.......................................................................................
64
-
i
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Populasi Guru dan Siswa SMP Islam Terpadu Al-Fityan
School Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa
Tabel 2 Sampel Guru dan Siswa SMP Islam Terpadu Al-Fityan
School
Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa Tabel 3 Keadaan Guru SMP
Islam Terpadu Al-Fityan School Kecamatan
Somba Opu Kabupaten Gowa Tabel 4 Sarana dan Prasarana SMP Islam
Terpadu Al-Fityan School
Kecamatan Somba opu Kabupaten Gowa
Tabel 5 Daftar jawaban responden tentang penerapan metode
andragogi dan dialogis dalam proses pembelajaran
Tabel 6 Daftar jawaban responden tentang penerapan metode
andragogi
dan dialogis dalam peningkatan minat belajar siswa Tabel 7
Daftar jawaban responden tentang penerapan metode andragogi
dan dialogis dalam menjalin komunikasi dan hubungan yang baik
antara guru dan siswa
Tabel 8 Daftar Jawaban Responden tentang Metode Andragogi
dan
Dialogis adalah metode yang menyenangkan dalam proses belajar
mengajar
Tabel 9 Daftar jawaban responden tentang perasaan siswa yang
senang terhadap metode andragogi dan dialogis yang diterapkan
guru
Tabel 10 Daftar jawaban responden yang pernah bermain-main di
kelas
disebabkan metode pengajaran guru guru yang tidak disukai Tabel
11 Daftar jawaban responden tentang metode andragogi dan
dialogis mampu membuat siswa lebih kreatif dan inovatif dalam
mengikuti pembelajaran
Tabel 12 Daftar jawaban responden tentang metode andragogi
dan
dialogis sebagai metode terbaik dalam proses belajar
mengajar
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah
orang
dewasa dengan segala kemampuann yang dimilikinya untuk dapat
mengubah psikis dan pola pikir anak didiknya dari tidak tahu
menjadi tahu
serta mendewasakan anak didiknya. Salah satu hal yang harus
dilakukan
oleh pendidik adalah mengajar di kelas, dan yang harus
diperhatikan
adalah penampilan serta bagaimana seorang pendidik dapat
menguasai
keadaan kelas sehingga tercipta suasana belajar yang
menyenangkan.
Dengan demikian pendidik harus menerapkan metode
pembelajaran
yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.
Memudahkan pembelajaran bagi peserta didik adalah tugas
utama
seorang pendidik. Untuk itu, pendidik tidak saja untuk membuat
suasana
pembelajaran menjadi nyaman dan menarik, akan tetapi juga
harus
mampu menciptakan metode pembelajaran yang sesuai dengan
keadaan
diri masing-masing peserta didik. Pendidik juga dituntut untuk
benar-benar
mengetahui karakteristik tiap peserta didiknya, sehinga metode
dan
pendekatan yang diterapkan pun benar-benar sesuai dengan
perkembangan diri peserta didik yang menjadi subjek sekaligus
objek
pendidikan itu sendiri.
Dalil yang mendukung tentang metode atau cara-cara
penyampaian salah satunya adalah terdapat dalam firman Allah QS.
An-
Nahl: 125.
-
2
َكُۡهوَۡٱدۡ َۡربَّ ۡإِنَّ َسُنُۚ ُهمِۡبٱلَِّتيِۡهَيۡأَح ِدل
َۡوَجٰ َحَسَنِةِۖ ۡٱل ِعَظِة َمو َۡوٱل َمِة ِحك َكِۡبٱل
ۡإَِلٰىَۡسِبيِلَۡربِّ َلُمُۡۡع أَع
َتِديَنۡۡ ُمه َلُمِۡبٱل
ِبَمنَۡضلََّۡعنَۡسِبيلِِهۦَۡوُهَوۡأَع
Artinya: Seruhlah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah
dan pengajaran yang baik dan berdebatlah dengan mereka dengan cara
yang baik. Sesunggungnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui siapa
yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa
yang mendapat petunjuk.
Dalam ayat ini menjelaskan bahwa pendidik harus mengatakan
segala sesuatu dengan hikmah yaitu dengan perkataan tegas dan
benar
yang dapat membedakan antara yang hak dan batil. Dalam hal
perkataan
tentunya berkaitan dengan metode dan yang lebih khususnya
adalah
metode ceramah serta bagaimana caranya menyampaikan sesuatu
kepada semua orang dengan perkataan yang baik, khususnya
kepada
peserta didik kita yang akhirnya akan mempengaruhi pola pikir
dan
tingkah laku peserta didik dalm proses pembelajaran.
Memang pendidik bukan hanya melalui penerapan teori belajar
dan
pembelajaran diruang kelas akan tetapi pendidikan merupakan
ikhtiar
yang kompleks untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
suatu
bangsa. Namun demikian, ketepatan dalam memilih metode dan
pendekatan tersebut merupakan suatu keniscayaan dalam sukses
tidaknya pendidik mengantarkan peserta didiknya menjadi generasi
yang
dapat diandalkan dan dibanggakan dimasa-masa yang akan datang.
Oleh
karna itu, pendidik harus menggunkan metode dan pendekatan
pembelajaran yang tidak saja membuat proses pembelajaran
menarik, tapi
juga memberikan ruang bagi peserta didik untuk berkreativitas
dan terlibat
secara aktif selama proses pembelajaran berlangsung.
Sehingga aspek kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik
dapat
berkembang maksimal secara bersamaan tanpa mengalami
pendistorsian
salah satunya.
-
3
Pada umumnya peningkatan minat belajar siswa ditinjau,
didukung
dengan beberapa metode yang digunakan oleh para pendidik,
sehingga
dalam suatu proses pembelajaran tercipta suasana pembelajaran
yang
pariatif, yang pada akhirnya dapat menunjang keberhasilan
peserta didik,
tidak monoton yang bisa membuat peserta didik merasa bosan,
jenuh dan
tidak lagi memiliki minat belajar yang lebih.
Pekerjaan yang selalu menjadi tonggak dalam pendidikan
adalah
membaca. Membaca sebagai proses awal dalam pendidikan
menjadi
sangat penting, membaca juga salah satu perwujudan dari
aktifitas
belajar, sehingga Allah SWT menurunkan firmanNya melalui
malaikat
pembawa wahyu yaitu malaikat Jibril dan Allah menjadikan ayat
yang
pertama diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah membaca.
Hal
ini dapat dilihat dalam QS. Al-Alaq : 1-5.
َكۡٱلَِّذيَۡخَلَقۡ ِمَۡربِّ ِۡبٱس َرأ َۡعَلٍقۡۡ(١)ٱق َنِۡمن
ِنَسٰ َرمُۡۡ(٢)َخَلَقۡٱۡل َك َۡوَربَُّكۡٱۡل َرأ
ٱلَِّذيَۡعلََّمۡۡ(٣)ۡٱق
َقلَۡ ۡۡۡ(٤)ۡمِِۡبٱل َلم َۡيع َنَۡماَۡلم ِنَسٰ
(٥)َعلََّمۡٱۡل
Artinya: 1).Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
menciptakan. 2).Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3).Bacalah, dan Tuhanmulah yang Mahamulia. 4).Yang mengajar
(Manusia) dengan pena. 5).Dia yang mengajarkan manusia apa yang
tidak diketahuinya.
Menurut Quraish Shihab (2007), Iqra’ berasal dari akar kata yang
berarti
menghimpun. Dari menghimpun inilah lahir aneka makna seperti
menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui
ciri-ciri dan
membaca baik teks tertulis maupun tidak. Berbagai makna yang
muncul
dari kata tersebut sebenarnya secara tersirat menunjukkan
perintah untuk
melakukan kegiatan belajar, karna dalam belajar juga terdapat
kegiatan-
kegiatan seperti mendalami, meneliti, membaca, menelaah dan
lain
sebagainya. Jadi dapat disimpulkan bahwa Allah SWT
memerintahkan
Nabi Muhammad dan manusia secara keseluruhan untuk membaca,
dan
-
4
yang dimaksud disini adalah belajar dan menuntut ilmu. Karna
barang
siapa yang menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan dan
membimbingnya. Allah mengajarkan ilmu kepada manusia dengan
perantaraan tulis baca.
Sejalan dengan ayat diatas, Allah juga berjanji akan
mengangkat
orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa
derajat
dari yang lainnya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al
Mujadalah : 11:
َۡوإِۡ ِۖ َۡلُكم َُسِحۡٱَّللَّ َۡيف َسُحوْا َۡفٱف لِِس َمَجٰ ۡٱل
ۡفِي ُحوْا َۡتَفسَّ َۡلُكم ۡقِيَل ۡإَِذا ْا َۡءاَمُنوَٰٓ ۡٱلَِّذيَن
َها أَيُّ َٰٓ وْاَۡيٰ ُُ ُُ ۡٱن ۡقِيَل َذا
ۡ ت ُۚ َمَۡدَرَجٰ ِعل َۡوٱلَِّذيَنۡأُوُتوْاۡٱل
ُۡٱلَِّذيَنَۡءاَمُنوْاِۡمنُكم َفِعۡٱَّللَّ وْاَۡير ُُ ُُ
َملُوَنَۡخِبيرۡ َفٱن ُِۡبَماَۡتع َۡوٱَّللَّ
ۡ
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman apabila dikatakan
kepadamu, “berilah kelapangan dalam majelis-majelis,” maka
lapangkanlah, niscaya Allah akan memberikan kelapangan untukmu. Dan
apabila dikatakan, “berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya
Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah maha
teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
Dari kedua dalil diatas, jelaslah bahwa Allah memerintahkan
manusia untuk belajar dan menuntut ilmu, dan Allah akan
selalu
menuntun dan memberikan kemudahan bagi orang yang selalu
menuntut
ilmu, serta memberikan derajat yang lebih tinggi terutama bagi
ereka yang
beriman dan berilmu pengetahuan dibanding yang lainnya. Tentu
ini bagi
siapa saja yang menggunakan ilmunya untuk kebaikan atau sesuatu
yang
bermanfaat.
Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap
semua
situasi yang ada disekitar individu. Belajar dapat dipandang
sebagai
proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat
melalui
berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat,
mengamati dan memahami sesuatu (Sudjana, 1989: 28). Kegiatan
pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu pendidik dan
peserta
-
5
didik perilaku pendidik adalah mengajar dan perilaku peserta
didik adalah
belajar. Untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan
pembelajaran,
terdapat beberapa komponen yang dapat menunjang, yaitu
komponen
tutjuan, komponen materi, komponen strategi belajar mengajar
dan
komponen evaluasi. Masing-masing komponen saling terkait dan
saling
mempengaruhi antara satu dan yang lainnya.
Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas
berbagai
komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain.
Komponen
tersebut meliputi: tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Dan
dalam skripsi
karya ini dibahas tentang metode.
Suatu metode mengajar tertentu tidak dapat serbaguna, karena
ia
hanya mungkin cocok untuk suatu kegiatan tertentu. Pemilihan
metode
mengajar ditentukan oleh hasil yang hendak dicapai. Beberapa
metode
yang lazim digunakan dalam proses mengajar, proses
pembelajaran,
seperti metode paedagogi atau ceramah, metode eksperimen
atau
penelitian, metode andragogi atau tanya jawab metode artikulasi
atau
demonstrasi, metode dialogis atau diskusi, metode sosiodrama,
metode
karya wisata dan lain-lain. Tetapi untuk meneliti semua metode
tersebut
akan membutuhkan dana, waktu, dan tenaga cukup banyak. Tanpa
mengesampingkan metode-metode yang lainnya, penelitian ini
hanya
akan difokuskan pada metode andragogi dan dialogis yang
dihubungkan
dengan peningkatan minat belajar siswa.
Dipilihnya SMP Islam Terpadu Al-Futyan School Kecamatan
Somba Opu Kabupaten Gowa sebagai tempat penelitian karena
sekolah
tersebut merupakan sekolah swasta yang ada di kabupaten Gowa,
juga
karena lulusan (out put) para siswanya dibekali kompetensi
atau
keterampilan berbahasa asing (bahasa arab dan inggris) serta
ilmu
keagamaan yang luas bila dibandingkan dengan tamatan SMP atau
MTS
lainnya.
-
6
Berdasarkan uraian diatas, maka pada dasarnya penelitian ini
dilakukan
sebagai upaya untuk menegetahui bagaimana penerapan Metode
Andragogi dan Dialogis dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa
SMP
Islam Terpadu Al Fityan School Kecamatan Somba Opu Kabupaten
Gowa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti
menarik
suatu permasalahan yang aka dijawab melalui penelitian ilmiah
dan
menjadi pembahasan dalam Skripsi sebagai berikt:
1. Bagaimana penerpan metode andragogi dan dialogis dalam
peningkatan minat belajar siswa SMP Islam Terpadu Al Fityan
School Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa...?
2. Faktor apa yang menjadi pendukung dan penghambat dalam
penerapan metode andragogi dan dialogis dalam peningkatan
minat belajar siswa SMP Islam Terpadu Al Fityan School
Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa...?
3. Langkah-langkah apa saja yang dilakukan guru dalam
mengatasi
hambatan-hambatan penerapan metode andragogi dan dialogis
dalam peningkatan minat belajar siswa SMP Islam Terpadu Al
Fityan School Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa...?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengantisipasi terjadinya kesimpangsiuran dalam
penelitian
ini, maka peneliti memiliki sasaran, tujuan yang ingin dicapai,
yaitu
mencari titik temu atau jawaban yang ada relevansinya dengan
permasalahan di atas. Adapun tujuan penelitian yang dimaksud
adalah:
1. Untuk mengetahui penerapan metode andragogi dan dialogis
dalam peningkatan minat belajar siswa SMP Islam Terpadu Al
Fityan School Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.
-
7
2. Untuk mengetahui faktor yang menjadi pendukung dan
penghambat penerapan metode andragogi dan dialogis dalam
peningkatan minat belajar siswa SMP Islam Terpadu Al Fityan
School Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.
3. Untuk mengetahui langkah-langkah yang dilakukan guru
dalam
mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi di dalam penerapan
metode andragogi dan dialogis dalam peningkatan minat
belajar
siswa SMP Islam Terpadu Al Fityan School Kecamatan Somba Opu
Kabupaten Gowa.
D. Manfaat / Kegunaan Penelitian
Selain penelitian ini memilki tujuan dan sasaran, maka
penelitian ini
juga memiliki target atau manfaat penelitian yakni:
1. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi tambahan
bagi
peneliti-peneliti selanjutnya, khususnya bagi peneliti dalam
bidang
peningkatan minat belajar siswa dengan menggunakan metode
andragogi dan dialogis.
2. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi solusi dari berbagai
masalah
tentang peningkatan minat belajar siswa dengan melalui
metode
yang dibahas.
3. Hasil penelitian ini dimaksudkan untuk dapat memberikan
masukan
bagi orang tua, siswa, guru, kepala sekolah, pemerintah dan
institusi pendidikan dan lainnya, dan juga dapat bermanfaat
bagi
kita semuanya.
-
8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian dan Macam-macam Metode
1. Pengertian Metode
Departemen Sosial Republik Indonesia mendefinisikan bahwa
metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan
pekerjaan agar tercapainya hasil yang sesuai dengan yang
diharapkan.
Sedangkan dalam kamus bahasa Indonesia metode adalah cara
kerja
yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan
guna
mencapai tujuan yang ditentukan.
Pengertian secara bahasa, kata metode berasal dari bahasa
Yunani yaitu methodos yang berarti cara atau jalan yang
ditempuh.
Secara etimologis metode berasal dari kata met dan hodes yang
berarti
melalui. Sedangkan secara terminologi istilah metode adalah
jalan atau
cara yang harus ditempuh untuk mencapai suatu tujuan.
Sehubungan
dengan adanya uoaya ilmiah maka metode menyangkut masalah
cara
kerja untuk dapat memahami obyek yang menjadi sasaran ilmu
yang
bersangkutan, sehingga dua hal yang penting yang terdapat
dalam
sebuah metode adalah cara melakukan sesuatu dan rencana
dalam
pelaksanaannya.
Pengertian metode menurut Hardjana adalah suatu cara yang
sudah dipikirkan masak-masak dan dilakukan dengan mengikuti
langkah-
-
9
langkah tertentu guna mencapai tujuan yang hendak dicapai.
Definisi ini
memberikan gambaran bahwa sahnya metode itu harus lahir dari
ide-ide
yang terstruktur dan terukur kemudian ditindak lanjuti dengan
tahapan-
tahapan implementatif yang terukur pula dalam mengorientasikan
tujuan
dan capaian tertentu, jadi metode dalam definisi harjana itu
tidak insidentil
dan seadanya tapi lahir dari pemikiran yang matang dan
terimplementasi.
Metode merupakan kegiatan ilmia yang berkaitan dengan suatu
cara kerja sistematis untuk memahami suatu subjek atau objek
penelitian,
sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat
dipertanggung
jawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya (Arikunto,
1998).
Dari penegrtian metode tersebut, maka penulis dapat
menyimpulkan
bahwa metode adalah segala cara atau jalan yang ditempuh
seseorang
untuk mencapai suatu tujuan dan menemukan solusi-solusi atas
setiap
permasalahan yang ada, khususnya dalam proses pembelajaran.
2. Macam-macam Metode
Macam-macam dan ragam metode yang terdapat di dalam suatu
sistem pembelajaran dan prose belajar sebenarnya pariatif
dan
sangat banyak sekali, namun yang dibahas pada skripsi ini
hanyalah dua metode sebagai fokus peneliti didalam
penelitian,
yaitu:
1) Metode Andragogi
2) Metode Dialogis
B. Metode Adragogi dan Dialogis
-
10
1. Metode Andragogi
Metode Andragogi atau tanya jawab adalah suatu cara mengajar
dimana guru dan siswa aktif bersama, guru bertanya dan siswa
mencari
jawabannya. Siswa mengemukakan ide-ide baru dan dengan ini
guru
bertujuan menayakan
1) Apakah siswa mengetahui fakta-fakta tertentu yang telah
diajarkan
2) Mengamati proses berpikir siswa yang bertingkat-tingkat
3) Mencari jawaban yang tepat dan faktual
4) Membawa siswa pada pengetahuan yang baru dan terbarukan
Metode tanya jawab adalah suatu metode dimana guru
menggunakan atau memberi pertanyaan kepada siswa dan siswa
menjawab, atau sebaliknyasiswa yang bertanya pada guru dan
guru
menjawab pertanyaan siswa tersebut (Rohani Ahmad, 2010)
Metode tanya jawab merupakan carapenyajian pelajaran dalam
bentuk pertanyaan yang harus dijawab terutama dari guru kepada
siswa,
akan tetapi dapat pula dari siswa kepada gurunya (Saiful Bahri,
2010).
Metode ini dipandang lebih baik dari pada metode
pembelajaran
konvensional yaitu metode ceramah. Alasan dan argumentasinya
adalah
karena metode ini dapat memberikan stimulus kepada siswa untuk
berpikir
dan berkreatifitas dalam proses pembelajaran. Metode tanya jawab
ini
juga dapat digunakan untuk mengukur atau mengetahui seberapa
jauh
materi pembelajaran atau bahan pengajaran yang telah diserap,
diketahui,
dan dikuasai oleh siswa.
-
11
2. Metode dialogis
Metode dialogis atau metode diskusi adalah interaksi antara
siswa,
atau atau siswa dengan gurunya dalam rangka untuk
menganalisis,
memecahkan masalah, menggali atau memperdebatkan topik dan
permasalahan tertentu.
Terkadang kita diperhadapkan dengan persoalan atau
permaslahan yang tidak dapat atau belum bisa diselesaikan dengan
satu
jawaban saja, untuk mencari jawaban yang tepat maka diperlukan
ruang-
ruang diskursus untuk mendiskusikan jawaban-jawaban alternatif
dalam
menyelesaikan persoalan atau permaslahan yang ada. Semua
jawaban
ditampung dan dipertahankan, dan kemuadian dilihat yang mana
paling
banyak mendekati kebenaran atau layak sehingga dengan
musyawarah
mufakat dan demokratis maka dapat diambil kesimpulan.
Diskusi kelas merupakan prosedur, metode atau strategi
mengajar
yang bermanfaat dan banyak dipakai sebagai bagian langkah dari
banyak
model atau metode pembelajaran yang lain. Perlu juga dipahami
bahwa
diskusi merupakan titik sentral dalam semua aspek pembelajaran,
maka
diskusi kelas merupakan bagian penting dalam suatu proses
pembelajaran, dengan kata lain interaksi antara guru dengan
siswanya,
siswa yang satu dengan siswa yang lainnya dalam proses
pembelajaran
sangat ditentukan oleh bagaimana proses diskusi kelas
dioptimalkan.
Diskusi adalah sebagai komunikasi seseorang berbicarasatu
dengan yang lainnya, saling berbagi gagasan dan pendapat
(Arends,
-
12
1997). Dalam kamus besar bahasa Indonesia mendefinisikan
bahwa
diskusi adalah melibatkan saling tukar pendapat secara lisan,
teratur, dan
untuk mengekspresikan pikiran tentang pokok pembicaraan
tertentu.
Diskusi adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa orang
yang
tergabung dalam satu kelompok, untuk saling bertukar pendapat
tantang
suatu masalah atau bersama-sama mencari pemecahan,
mendapatkan
jawaban dan kebenaran atas suatu masalah (Sardiman, 2012).
Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan bahwa metode
dialogis atau diskusi adalah bagian metode atau strategi
mengajar yang
sangat penting dalam proses pembelajaran, yang kemudian
mampu
menjadi acuan atau tolak ukur atas berminatnya siswa dalam
menerima
pelajaran.
Dalam pembelajaran diskusi mempunyai arti suatu situasi
dimana
guru dengan siswa atau siswa dengan siswa yang lainnya saling
bertukar
pendapat secara lisan, salin berbagi gagasan, dan pendapat.
Pertanyaaan
yang ditujukan untuk membangkitkan diskusi berada pada tingkat
kognitif
lebih tinggi (Mujiono, 2009).
Jadi metode dialogis atau diskusi ini digunakan oleh guru
apabila
hendak:
a. Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada dan dimiliki
oleh
siswa,
b. Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menyalurkan
kemampuannya masing-masing,
-
13
c. Memperoleh umpan balik dari para siswa tentang apakah
tuang
yang telah dirumuskan telah tercapai,
d. Membantu para siswa belajar berfikir teoritis dan praktis
lewat
berbagai mata pelajaran dan kegiatan sekolah,
e. Membantu para siswa belajar menilai kemampuan dan peranan
diri
sendiri maupun teman-temannya atau orang lain,
f. Membantu para siswa menyadari dan mampu merumuskan
berbagai masalah yang dilihat baik dari pengalaman diri
sendiri
maupun dari pelajaran sekolah, dan
g. Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut atau
pembelajaran yang berkelanjutan.
Berdasarkan pengertian tersebut maka pemanfaatan dan
penggunaan metode dialogis atau diskusi oleh guru mempunyai arti
untuk
memahami apa yang ada di dalam pemikiran siswa dan bagaimana
memperoses gagasan dan informasi yang diajarkan melalui
komunikasi
yang terjadi selama pembelajaran berlangsung baik antar siswa
maupun
komunikasi ru dengan siswanya. Sehingga diskusi menyediakan
tatanan
sosial dimana guru dapat membantu siswa meganalisis proses
berpikir
mereka.
Tujuan metode dialogis atau diskusi dalam pembelajaran
dikelas
secara umum digunakan untuk memperbaiki cara berpikir dan
keterampilan komunikasi siswa dan untuk menggalakkan
keterlibatan
siswa di dalam pelajaran. Namun secara khusus metode dialogis
atau
-
14
diskusi digunakan oleh para guru untuk setidaknya tiga
tujuan
pembelajaran yang penting, yaitu:
1. Meningkatkan cara berpikir sisw dengan jalan membantu
siswa
membangkitkan pemehaman isi pelajaran
2. Menumbuhkan keterlibatan dan partisipasi siswa
3. Membantu siswa mempelajari keterampilan komunikasi dan
proses
berpikir.
Keuntungan dan kelemahan penggunaan metode dialogis atau
diskusi
dalam proses pembelajaran, setiap pembelajaran mempunyai
ciri
tersendiri dan mempunyai keuntugan dan kelemahan. Demikian
juga
dengan metode dialogis atau diskusi ini didalam model
pembelajaran
diskusi kelas, seperti yang dikemukakan dalam penyajian tebel
berikut
(Akhmad Muhaimin, 2011).
Keuntungan metode dialogis atau
diskusi
Kelemahan metode dialogis atau
diskusi
a) Diskusi melibatkan semua
siswa secara langsung dalam
kegiatan belajar mengajar
b) Setiap siswa dapat menguji
tingkat pengetahuan dan
penguasaan bahan belajarnya
masing-masing
c) Diskusi dapat menumbuhkan
dan mengembangkan cara
cara berpikir dan sikap ilmiah
a) Suatu diskusi dapat diramalkan
sebelumnya mengenai bagaimana
hasilnya sebab tergantung kepada
kepemimpinan dan partisipasi
anggota-anggotanya
b) Suatu diskusi memerlukan
keterampilan-keterampilan
tertentu yang belum pernah
dipelajari sebelumnya
c) Jalannya diskusi dapat dikuasai
-
15
d) Dengan mengajukan dan
mempertahankan pendapatnya
dalam diskusi diharapkan para
siswa akan dapat memperoleh
kepercayaan akan
kemampuan diri sendiri
e) Diskusi dapat menunjang
usaha-usaha pengembangan
sikap sosial dan demokratis
para siswa.
atau didominasi oleh beberapa
siswa yang menonjol
d) Tidak semua topik dapat dijadikan
pokok diskusi akan tetapi hanya
hal-hal yang bersifat problematis
sja yang dapat untuk didiskusikan
e) Diskusi yang mendalam
memerlukan waktu yang banyak
f) Apabila suasana diskusi hangat
dan siswa sudah berani
mengemukakan buah pikiran
mereka, maka biasanya sulit
untuk membatasi pokok maslah
g) Jumlah siswa yang terlalu besar di
dalam kelas akan mempengaruhi
kesempatan setiap siswa untuk
mengemukakan pendapatnya.
C. Minat Belajar
1. Pengertian Minat Belajar
Untuk mencapai prestasi yang baik disamping kecerdasan juga
minat menjadi penting untuk diperhatikan oleh tenaga pendidik
dalam
proses pengajarannya, sebab tanpa minat segala kegiatan
pembelajaran
yang akan dilakukan kurang efektif dan efisien. Dalam percakapan
sehari-
hari pengertian perhatian dikacaukan dengan minat dalam
pelaksanaan,
perhatian seolah-olah kita menonjolkan fungsi pikiran, sedangkan
dalam
minat seolah-olah menonjolkan fungsi rasa, tetapi kenyataan apa
yang
menarik minat menyebabkan pula kita berperhatian, dan apa
yang
-
16
menyebabkan perhatian kita tertarik minatpun meyertai kita
(Astuti D,
2003).
Dari pengertian minat diatas memberikan pengertian bahwa
minat
menyebabkan perhatian dimana minat seolah-olah menonjolkan
fungsi
rasa dan perhatian seolah-olah menonjolkan fungsi pikiran. Hal
ini
menegaskan bahwa apa yang menarik minat menyebabkan pula
kita
berperhatian dan apa yang menyebabkan perhatian kita tertarik,
maka
minatpun menyetainya jadi ada hubungan antara minat dan
perhatian.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia minat secara bahasa
adalah
kecendrungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat adalah
suatu rasa
lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hala atau aktifitas
tanpa ada
yang menyuruh, minat ini pada dasarnya adalah penerimaan akan
suatu
hubungan antara diri sendiri dengan dengan sesuatu di luar diri,
semakin
kuat atau dekat hubungan tersebut maka semakin besar pula
minatnya
(Slameto, 2003). Minat juga diartikan sebagai suatu kondisi yang
terjadi
apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi
yang
dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau
kebutuhan-kebutuhannya
sendiri (Sudirman, 2012).
Pengertian minat secara istilah telah banyak dikemukakan
oleh
para ahli, di antaranya yang dikemukakan oleh Hilgard dalam
pernyataannya “Interest is persisting tendency topay attention
to end enjoy
some activity and content” yang memiliki arti bahwa minat
adalah
-
17
kencenderungan yang gigih untuk memperhatikan, engakhiri,
menikmati
beberapa inti kegiatan tersebut (AnisaH B, 2003).
Selanjutnya dalan definisi yang lain bahwa minat adalah
keadaan
emosi yang ditujuksn kepada sesuatu. Minat adalah keinginan
yang
didorong oleh sesuatu keinginan setelah melihat, mengamati,
dan
membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang
diinginkannya. Minat adalah gejala psikologis yang
menunjukkan
pemusatan perhatian terhadap suatu obyek sebab ada perasaan
senang
(Parjono, 2002). Dari pengertian tentang minat tersebut jelaslah
bahwa
minat itu adalah sebagai pemusatan perhatian atau reaksi
terhadap
sesuatu obyek seperti benda tertentu atau situasi tertentu yang
didahului
oleh perasaan senang terhadap obyek tersebut.
Minat adalah sebagai sebab yaitu kekuatan pendorong yang
memaksa seseorang untuk menaruh perhatian pada orang, situasi
atau
aktifitas tertentu dan bukan pada yang lain, atau minat sebagai
akibat
yaitu pengalaman afektif yang distimular oleh hadirnya seseorang
atau
sesuatu obyek atau karena berpartisipasi dalam suatu aktifitas
(Sudjana,
1999).
Berdasarkan beberapa definisi dari minat tersebut di atas
maka
penulis dapat mengemukakan bahwa minat mengandung
unsur-unsur
sebagai berikut:
1. Minat adalah suatu gejala psikologis
-
18
2. Adanya pemusatan perhatian, perasaan dan pikiran dari
subyek
karena tertarik
3. Adanya perasaan senang terhadap obyek yang menjadi
sasaran
4. Adanya kemauan atau kecenderungan pada diri subyek untuk
melakukan kegiatan guna mencapai tujuan.
Berdasarkan beberapa pengertian tentang minat menurut para
ahli
tersebut maka penulis menyimpulkan bahwa minat adalah gejala
psikologis yang menunjukkan bahwa minat adalah adanya
pengertian
subyek terhadap obyek yang menjadi sasaran karena obyek
tersebut
menarik perhatian dan menimbulkan perasaan senang sehingga
cenderung kepada subyek tersebut.
Dari beberapa pengertian di atas dapat juga disimpulkan bahwa
minat
adalah kecendrungan seseorang terhadap obyek atau sesuatu
kegiatan
yang digemari dan disertai dengan perasaan senang, adanya
perhatian,
dan keaktifan berbuat. Berbuat. Minat mengandung unsur
kognisi
(mengenal), emosi (perasaan), dan konasi (kehendak). Oleh sebab
itu,
minat dianggap sebagai respon yang sadar, sebab jika tidak
demikian
maka minat tidak akan mempunyai arti apa-apa. Unsur kognisi
maksudnya
adalah minat itu didahului oleh pengetahuan dan informasi
mengenai
obyek yang dituju oleh minat tersebut dan ada unsur emosi karena
dalam
partisipasi atau pengalaman itu disertai oleh perasaan tertentu,
seperti
rasa senang, sedangkan unsur konasi merupakan kelanjutan dari
unsur
kognisi. Dari ketiga unsur inilah yang diwujudkan dalam bentuk
kemauan
-
19
dan hasrat untuk melakukan suatu kegiatan termasuk kegiatan yang
ada
di sekolah seperti belajar.
Pengertian belajar menurut Ernest R Hilgard adalah merupakan
proses yang dengan sengaja menimbulkan perubahan yang
keadaannya
berbeda dari perubahan yang ditimbulkan sebelumnya.
Sedangkan
menurut Gagne bahwa belajar merupakan perubahan yang
diperlihatkan
dalam tingkah laku, yang keadaannya berbeda dari sebelum
individu
berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan
yang
sempurna itu (Supriadi D, 2001). Belajar merupakan usaha
penguasaan
materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagai kegiatan
menuju
terbentuknya kepribadian seutuhnya. Dari beberapa definisi di
atas, dapat
disimpulkan bahwa belajar itu menimbulkan suatu perubahan
tingkah laku
yang relatif tetap dan perubahan itu dilakukan lewat kegiatan
atau usaha
yang disengaja.
Minat sangat erat hubungannya dengan belajar, belajar tanpa
minat
akan terasa menjemukan, dalam kenyataannya tidak semua siswa
yang
belajar didorong oleh faktor minatnya sendiri, ada yang
mengembangkan
minatnya terhadap materi pelajaran dikarenakan pengaruh dari
gurunya,
temannya, orang tuanya. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban
dan
tanggung jawab sekolah untuk menyediakan situasi dan kondisi
yang bisa
merangsang minat siswa terhadap belajar. Jadi yang dimaksud dari
minat
belajar adalah aspek psikologi seseorang yang menampakkan diri
dalam
beberapa gejala, seperti gairah, kemauan, perasaan suka
untuk
-
20
melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai
kegiatan yang
meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman, dengan kata lain
bahwa
minat belajar itu mempunyai ketergantungan pada faktor internal
seorang
siswa seperti perhatian, kemauan dan kebutuhan terhadap belajar
yang
ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan
dalam belajar.
Dalam keseluruhan proses belajar di sekolah, kegiatan
belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa
berhasil
tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tidaknya
tergantung
kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa
sebagai
peserta didik.kemudian timbul pertanyaan apakah belajar itu
sebenarnya ?
samakah belajar dengan latihan, dengan menghafal, denga
pengumpulan
fakta dan studi ? tentu saja terhadap pertanyaan tersebut
banyak
pendapat yang mungkin satu sama lainnya berbada dan disisi
lain
memiliki kesamaan presepsi. Untuk memperoleh pengertian yang
obyektif
tentang belajar terutama belajar disekolah, perlu dirumuskan
secara jelas
pengertian belajar, pengertian belajar ini sudah sangat
banyak
dikemukakan oleh para ahlipsikologi termasuk termasuk ahli
psikologi
pendidikan.
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan
suatu
proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari
interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek
tingkah
laku. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai suatu
proses usaha
-
21
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah
laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya
sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia secara etimologis bahwa
belajar memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu.
Definisi
ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan
untuk
mencapai kepandaian atau ilmu. Disini ada usaha untuk
mencapai
kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi
kebutuhannya mendapat ilmu atau kepandaian yang belum
dimiliki
sebelumnya. Sehingga dengan belajar itu manusia sebelumnya tidak
tahu
menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan
memiliki
tentang sesuatu (Ishak Abdulhak, 2000).
Sedangkan menurut hilghar dan Bower (Fudyartanto, 2002).
Memandang bahwa belajar (to learn) memiliki arti:
1) To gain knowledge, comprehension, or mastery of trough
experience or study,
2) To fix in the mind or memory memorize,
3) To acquire trough experience,
4) To became informe of to find out.
Menurut definisi tersebut, belajar memiliki pengertian
memperoleh
pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman,
mengigat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi.
Dengan
-
22
demikian belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas atau
kegiatan dan
penguasaan tentang sesuatu.
Definisi secara etimologis di atas mungkin sangat singkat
dan
sederhana, sehingga masih diperlukan penjelasan secara
terminologisnya
dan pendapat para ahli mengenai definisi belajar yang lebih
mendalam
dalam hal ini banyak ahli yang mengemukakan pengertian
belajar.
Pertama, learning is shown by change in behavior as result
of
experience. Belajar yang terbaik adalah melalui pengalaman,
dengan
pengalaman tersebut pelajaran menggunakan seluruh panca
inderanya.
Pendapat ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Speats
yang
menyatakan bahwa learning is to observe, to read, to imitate, to
try
something themselves, to listen, to follow direction.
Kedua, yang menyatakan bahwa belajar adalah perubahan
tingkah
laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau
pengalaman.
Pernyataan ini senada dengan apa yang dikemukakan oleh para ahli
yang
menyatakan bahwa belajar merupakan proses yang dapat
menyebabkan
perubahan tingkah laku disebabkan adanya reaksi terhadap suatu
situasi
tertentu atau adanya proses internal yang terjadi dalam diri
seseorang.
Perubahan ini tidak terjadi karena adanya warisan genetik atau
respon
secara alamiah, kedewasaan atau keadaan orgasma yang
bersifat
temporer seperti kelelahan pengaruh obat-obatan rasa takut
dan
sebagainya. Melaingkan perubahan dalam pemahaman, perilaku,
-
23
persepsi, motivasi, atau gabungan dari semuanya. Sedangkan
pengertian
belajar dapat dikemukakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah
laku
sebagai hasil pengalaman kecuali perubahan tingkah laku yang
disebabkan oleh proses menjadi matangnya seseorang atau
perubahan
yang intensif atau bersifat temporer.
Pendapat lain seperti yang dikemukakan (Suprijanto, 2002),
bahwa
belajar adalah pada hakekatnya suatu perubahan, baik sikap
maupun
tingkah laku kearah yang baik, kuantitatif dan kualitatif yang
fungsinya
lebih tinggi dari semula. Disamping itu juga dikemukakan bahwa
Belajar
terdiri dari melakukan sesuatu yang baru, kemudian sesuatu yang
baru
tersebut dicamkan atau dipahami oleh individu kemudian
ditampilkan
kembali dalam kegiatan selanjutnya.
Belajar adalah perubahan yang terjadi melalui proses dan ini
bisa
saja ke arah yang lebih baik dan atau malah sebaliknya, ke arah
yang
salah. Yang jelas kualitas belajar seseorang ditentukan oleh
pengalaman-
pengalaman yang diperolehnya saat berinteraksi dengan
lingkungan
sekitarnya. Karena itu, kadang belajar itu menghasilkan
perubahan yang
sederhana, tetapi juga kadang menghasilkan perubahan yang
kompleks
(Aidia MJ, 2011).
Dari berbagai definisi diatas, kita dapat menemukan
kesamaan-
kesamaan pengertian yang dikemukakan oleh para ahlipsikologi
maupun
ahli pendidikan. Bedanya, ahli psikologi memandang belajar
sebagai
-
24
perubahan yang dapat dilihat dan tidak peduli apakah hasil
belajar
menghambat atau tidak menghambat proses adaptasi seseorang
terhadap kebutuhan-kebutuhan dengan masyarakat dan
lingkungannya.
Sedangkan para ahli pendidikan memandang bahwa belajar
adalah
proses perubahan manusia kearah tujuan yang lebih baik dan
bermanfaat
bagi dirinya maupun orang lain.
Penulis juga dapat mengambil kesimpulan dari beberapa
pendapat
para ahli, behwa Belajar adalah proses dari tidak tahu menjadi
tahu dan
ada perubahan tingkah laku bagi si pelajar serta sangat
dipengaruhi oleh
ada atau banyaknya pengalaman yang telah dilalui. Setelah
membahas
tentang pengertian minat dan belajar maka yang dimaksud dengan
minat
belajar itu ialah kondisi kejiwaan yang dialami oleh siswa untuk
menerima
atau melakukan suatu aktivitas belajar.
Minat belajar ini merupakan suatu kerangka mental yang terdiri
dari
kombinasi gerak perpaduan dan campuran dari perasaan,
prasangka,
cemas dan kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa
mengarahkan
individu kepada suatu pilihan tertentu (Suprijanto, 2002).
Pembelajaran merupakan proses interaksi antara siswa dengan
lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang
lebih
baik. Dalam pembelajaran maka tugas guru yang paling utama
adalah
mengondisikan lingkungan belajar agar menunjang terjadinya
perubahan
perilaku bagi siswa. Metode atau model pembelajaran
memberikan
-
25
peluang bagi guru untuk mengembangkan situasi pembelajaran
yang
utuh, menyeluruh, dinamis dan bermakna sesuai dengan harapan
dan
kemampuan guru serta kebutuhan dan kesiapan siswa dalam
proses
pembelajaran. Metode atau model pembelajaran dapat
mempermudah
dan memotivasi siswa untuk mengenal, menerima, menyerap, dan
memahami keterkaitan atau hubungan antara konsep pengetahuan
dan
nilai atau tindakan yang termuat dalam tema tersebut. Dengan
model atau
metode pembelajaran yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari
maka
siswa digiring untuk berpikir dan berwawasan luas dan mendalam
untuk
menangkap, menyerap dan memahami hubungan konseptual yang
disajikan guru dalam proses pembelajaran. Selanjutnya siswa akan
lebih
termotivasi an berminat dalam belajar bila mereka merasa
bahwa
pembelajaran itu bermakna baginya dan jika mereka berhasil
menerapkan
apa yang telah dipelajarinya (Achmad Rifa’i, 2003).
2. Peranan dan Fungsi Minat
Minat memegang peranan penting dalam kehidupan siswa dan
mempunyai dampak yang besar atas prilaku dan sikap, minat
menjadi
sumber motivasi yang kuat untuk belajar. Seorang anak yang
berminat
terhadap suatu kegiatan baik itu bekerja maupun belajar maka
akan
sekuat tenaga untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Konsentrasi
tidak
ada apabila tidak ada minat yang memadai, seseorang tidak
akan
melakukan kegiatan jika tidak ada minat untuk mencapai sekses
dalam
hidup seseorang (Asri, 2005).
-
26
Peranan minat dlam proses belajar mengajar adalah untuk
pemusatan pemikiran dan juga untuk menimbulkan kegembiraan
dalam
usaha belajar seperti adanya kegairahan hati dapat memperbesar
daya
kemampuan belajar dan juga membantunya untuk tidak melupakan
apa
yang dipelajarinya, jadi belajar dengan penuh gairah dapat
membuat rasa
kepuasan dan kesenangan tersendiri. Dalam hubungannya dengan
pemusatan pemikiran maka minat mempunyai peranan dalam
memudahkan terciptanya pemusatan perhatian dan mencegah
gangguan
perhatian dari luar (Asri, 2005). Oleh karena itu minat
mempunyai
pengaruh yang sangat besar dalam belajar karena bila bahan
pelajaran
yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa maka siswa
tersebut tidak
akan belajar dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik
bagi
siswa dalam proses pembelajaran. Sedangkan bila bahan belajar
itu
menarik minat siswa maka ia akan mudah dipelajari dan disimpan
karena
adanya minat sehingga menambah kegiatan belajar.
Fungsi minat dalam belajar lebih besar sebagai motivating force
yaitu
sebagai kekuatan yang mendorong siswa untuk belajar. Siswa
yang
berminat kepada pelajaran akan tampak terdorong terus untuk
tekun
belajar, berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya menerima
pelajaran.
Mereka hanya tergerak untuk mau belajar tetapi sulit untuk terus
tekun
karena tidak ada pendorongnya. Oleh sebab itu untuk memperoleh
hasil
yang baik dalam belajar seorang siswa harus mempunyai minat
terhadap
pelajaran sehingga akan mendorong ia untuk terus belajar.
-
27
3. Cara Meningkatkan Minat Belajar
Campbell dalam (Suhaena S, 2001) berpendapat bahwa usaha
yang
dapat dilakukan untuk membina minat anakn agar menjadi lebih
produktif
dan efektif antara lain sebagai berikut:
1) Memperkaya ide atau gagasan
2) Memberikan hadiah yang merangsang
3) Berkenalan dengan orang-orang yang kreatif
4) Petualangan dalam arti berpetualangan kealam sekeliing
secara
sehat
5) Mengembangkan fantasi
6) Melatih sikap positif
Pendapat lain yang dikemukakan oleh W. Olson dalam (Samosir,
2000)
bahwa untuk memupuk dan meningkatkan minat belajar anak
dapat
dilakukan sebagai berikut:
a. Perubahan dalam lingkungan, kontak, bacaan, hobbi dan
olahraga,
pergi berlibur kelokasi yang berbeda-beda. Mengikuti
pertemuan
yang dihadiri oleh orang-orang yang harus dikenal, membaca
artikel yang belum pernah dibaca dan membawa hobbi dan
olahraga yang beraneka ragam, hal ini akan membuat lebih
berminat.
-
28
b. Latihan dan praktek sederhana dengan cara memikirkan
pemecahan-pemecahan masalah dan minat dalam memecahkan
persoalan-persoalan.
c. Membuat orang lain supaya lebih memngembangkan diri yang
pada hakekatnya mengembangkan diri sendiri.
-
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu
penelitian yang
memberikan gambaran tentang objek penelitian. Dalam penelitian
ini
peneliti membahas tentang Penerapan Metode Andragogi
danDialogis
dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa SMP Islam Terpadu
Al-Fityan
School kec Sombaopu kab. Gowa.
B. Lokasi dan Objek Penelitian
Lokasi penelitian ini bertempat di SMP Islam Terpadu
Al-Fityan
School kec Sombaopu kab. Gowa, sedangkan Objek penelitian ini
adalah
Guru dan Siswa SMP Islam Terpadu Al-Fityan School kec Sombaopu
kab.
Gowa. Peneliti mengangkat judul skripsi ini dilatarbelakangi
oleh beberapa
alasan berikut:
1. Peneliti ingin memperkenalkan lebih jauh bahwa SMP Islam
Terpadu Al-Fityan School kec Sombaopu kab. Gowa.memiliki
sistem pembelajaran yang berbeda dengan sekolah lain
(melalui
metode-metode yang dibahas),
2. Menarik minat masyarakat khususnya pembaca agar
menyekolahkan anak mereka di SMP Islam Terpadu Al-Fityan
School kec Sombaopu kab. Gowa.
-
30
3. Peneliti ingin menjadi partisipan dan memberikan sumbangsih
di
SMP Islam Terpadu Al-Fityan School kec Sombaopu kab. Gowa.
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian dalam skripsi ini adalah:
1. Penerapan metode andragogi dan dialogis sebagai variabel
bebas
(X)
2. Peningkatan minat belajar siswa sebagai sebagai variabel
terikat
(Y)
D. Definisi Oprasional Variabel
Untuk memudahkan pemahaman dan menghindari kesalahan
dalam pembahasan skripsi ini, maka dianggap perlu
dikemukakan
beberapa definisi variabel judul, sebagai berikut:
1. metode adalah jalan atau cara yang harus ditempuh untuk
mencapai suatu tujuan, juga bisa diartikan segala cara atau
jalan
yang ditempuh seseorang untuk mencapai suatu tujuan dan
menemukan solusi-solusi atas setiap permasalahan yang ada,
khususnya dalam proses pembelajaran.
Sedangkan jenis-jenis metode yang dibahas pada penelitian
ini
adalah:
1) metode andragogi yaitu suatu cara mengajar dimana guru
dan siswa aktif bersama, guru bertanya siswa mencari
-
31
jawaban dan menjawab, begitupun sebaliknya siswa
bertanya dan guru yang menjawab.
2) Metode dialogis atau metode diskusi adalah interaksi
antara
siswa dan siswa lainnya, atau siswa dengan gurunya untuk
menganalisis, memecahkan masalah, menggali atau
memperdebatkan topik atau masalah tertentu. Juga bisa
berarti suatu cara mengajar dimana guru memberikan
wacana atau bahan kepada siswa dan kemudian untuk
dibicarakan bersama baik permasalahannya maupun
solusinya.
2. Minat belajar adalah kondisi kejiwaan yang dialami oleh
siswa
untuk menerima atau melakukan suatu perubahan melalui
aktivitas
belajar.
Jadi definisi oprasional dari judul skripsi ini adalah
peningkatan minat belajar siswa melalui penerapan metode
yang
dibahas yakni metode andragogi
E. Popilasi dan Sampel
1. Populasi
Setiap kegiatan penelitian yang dilakukan di lapangan tidak
terlepas dari keadaan subyek yang hendak dijadikan sebagai
sumber data
yang biasa disebut dengan populasi, penentuan sumber data
tersebut
tergantung pada maslah yang akan ditelit. Untuk mengantar
penulis pada
pemahaman terhadap suatu obyek populasi penelitian dalam skripsi
ini,
-
32
maka terlebih dahulu penulis memberikan pengertian populasi
berdasarkan rumusan para pakar.
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian dan apabila
seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada di dalam
wilayah
penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi,
studi
penelitiannya adalah studi sensor (Suharsimi Arikunto,
1998).definisi lain
tentang populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik
kesimpulannya (Sugiono, 2010). Lainnya juga mendefinisikan
populasi
adalah sejumlah kasus yang memenuhi seperangkat kriteria
yang
ditentukan peneliti (S Nasution, 2004).
Menyimak beberapa pengertian yang telah dikemukakan di atas,
maka penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
populasi
dalam suatu penelitian adalah keseluruhan elemen atau aspek
yang
menjadi obyek penelitian sesuai kriteria yang telah ditentukan
oleh
penulis. Dalam hal ini penulis mengadakan penelitian
mengenai
“Penerapan Metode Andragogi dan Dialogis dalam Meningkatkan
Minat
Belajar Siswa SMP IT Al-FityanSchool Kec. Sombaopu Kab Gowa”
maka
yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah guru dan siswa
kelas
VII SMP IT Al-Fityan School Kec. Sombaopu Kab Gowa, hal ini
dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut:
-
33
Tabel 1 Populasi Guru dan Siswa SMP Islam Terpadu Al-Fityan
School
Kecamatan Sombaopu Kabupaten Gowa
No Obyek Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
1. Siswa 53 53 106
2. Guru 19 20 39
Jumlah 145
Sumber Data: Kantor SMP IT Al-Fityan School Kec. Sombaopu Kab
Gowa
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan
populasi
sebanyak 145 orang, yang terdiri dari siswa sebanyak 106 orang,
laki-laki
53 orang dan perempuan 53 orang, serta guru sebanyak 39 orang,
19
laki-laki dan 20 perempuan.
2. Sampel
Dalam penelitian secara umum, sebagian dari populasi yang
ada
diambil sebagai wakil atau sampel yang akan diteliti dengan
syarat bahwa
sampel yang diambil tersebut dapat mewakili seluruh
karakteristik
populasinya. Yang menjadi obyek sesungguhnya dari suat
penelitian,
itulah yang disebut sampel dan sebagai metodologi untuk
mewakili
individu-individu masuk ke dalam sampel yang representatif maka
itulah
yang disebut sampling (J Moleong, 2001).
Untuk menemukan besarnya sampel yang akan diteliti maka
penulis mengambil landasan teori bahwa populasi yang obyeknya
kurang
dari 100, lebih baik diambil semuanya sehingga menjadi
penelitian
populasi, selanjutnya jika jumah subyeknya lebih besar dapat
diambil
antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih (Suharsimi Arikunto,
1998).
-
34
Berdasarkan teori di atas maka sampel penelitian ini adalah 20
%,
yaitu 22 orang siswa dan 4 orang guru yang kemudian disebut
sebagai
informan utama, umtuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel
sebagai
berikut:
Tabel 2 Sampel Guru dan Siswa SMP Islam Terpadu Al-Fityan School
Kecamatan
Sombaopu Kabupaten Gowa
No Obyek Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
1. Siswa 10 12 22
2. Guru 2 2 4
Jumlah 26
Sumber Data: Kantor SMP IT Al-Fityan School Kec. Sombaopu Kab
Gowa
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan
sampel
yang akan dijadikan kelas eksperimen sebanyak 26 orang, yang
terdiri
dari siswa sebanyak 22 orang, laki-laki 10 orang dan perempuan
12
orang, serta guru sebanyak 4 orang, 2 laki-laki dan 2
perempuan.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh
peneliti
dalam melaksanakan tugas yang disesuaikan dengan instrumen
yang
digunakan. Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang
dipilih
dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan pengumpulan data
agar
kegiatan tersebut menjadi sistematis.
Instrumen penelitian erat kaitannya dengan teknik
pengumpulan
data, karena instrumen merupakan alat bantu bagi peneliti di
dalam
melaksanakan penelitiannya dan mempermudah mendapatkan
informasi-
-
35
informasi guna melengkapi penelitiannya. Adapun instrumen
yang
digunakan peneliti adalah sebagai beriku:
1. Pedoman Observasi
Metode pengumpulan data degan cara mengamati dan
mengadakan komunikasi secara langsung dengan sumber informasi
atau
informan tentang kondisi obyektif lokasi penelitian dalam hal
ini peneliti
berkomunikasi dengan guru dan kepala sekolah SMP IT Al-Fityan
Islam
Terpadu School Kecamatan Sombaopu Kabupaten Gowa.
2. Anket
Metode pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan
tertulis
dalam bentuk miltiple choice kepada sumber informasi atau
informan
untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian.
3. Pedoman Wawancara
Metode yang dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab atau
percakapan dengan responden untuk memperoleh data yang di
inginkan
dalam penelitian, baik dengan menggunakan daftar pertanyaan
ataupun
percakapan bebas yang berhubungan dengan permasalahan yang
telah
dirumuskan sebelumnya.
4. Catatan Dokumentasi
-
36
Pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data yang
berhubungan dengan permasalahan melalui
dokumentasi-dokumentasi
tertulis maupun arsip.
G. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulkan data-data yang diperlukan dan
dipergunakan
untuk penyusunan skripsi ini maka peneliti menggunakan beberapa
teknik.
Teknik pengumpulan data yang dimaksudkan adalah sebagai
berikut:
1. Library Research atau penelitian kepustakaan, teknik
pengumpulan
data ini adalah penulis memperoleh data dengan jalan membaca
dan menelaah buku-buku, majalah, dan karya ilmiah yang ada
kaitannya dengan pembahasan skripsi ini dengan cara kutipan
langsung dan tidak langsung.
2. Field Research atau penelitian lapangan, teknik pengumpulan
data
ini adalah dimana penulis terjung langsung ke lapangan
untum\k
mengumpulkan data yang diperlukan dengan menggunakan
metode observasi, wawancara dan pemberian lembar angket.
H. Teknik Analisis Data
Hasil penelitian ini akan dianalisis dengan cara deskriptif
kualitatif
yang akan menggambarkan data yang terkumpul dengan cara
menggambarkan melalui tabel-tabel sederhana dan disimpulkan
dengan
cara deskriptif kualitatif.
-
37
Sedangkan dalam menganalisis data maka peneliti menggunakan
beberapa metode sebagai berikut:
1. Metode induktif, yaitu teknik analisis data melalui
penjelasan yang
bersifat khusus kemudian menarik kesimpulan secara umum.
2. Metode deduktif, yaitu teknik analisis adat melalui
penjelasan yang
bersifat umum kemudian menarik kesimpulan secara khusus.
3. Deskriptif interpretasi, yaitu teknik analisis data melalui
penjelasan,
melalui tabel kemudian selanjutnya diberikan komentar.
4. Komparatif, yaitu teknik dengan membandingkan beberapa
teori
atau pendapat dan kemudian mengambil suatu kesimpulan.
Adapun langkah-langkah yang penulis tempuh dalam penelitian
ini
adalah sebagai berikut:
1. Memeriksa data untuk melihat kelengkapan berkas sebagai
acuan
dalam pengelolaan dalam penelitian.
2. Memasukkan data kedalam tabel kemudian menghitung dan
memberikan penjelasan-penjelasan.
3. Membahas pertemuan-pertemuan lapangan untuk menjawab
maslah penelitian .
4. Mengelompokkan data berdasarkan karakteristik dan kategori
yang
digunakan dalam penelitian.
5. Menyusun data-data yang ada kedalam tabel-tabel yang
sesuai
dengan peruntukannya.
-
38
6. Membuat tabel distribusi frekuensi yang dilengkapi dengan
presentase masing-masing kategori dengan menggunakan rumus:
F P = X 100 % N Keterangan:
P : Angka Persentase
F : Frekuensi masing-masing kategori
N : Jumlah Sampel
-
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Kondisi Obyektif Lokasi Penelitian
Pada pembahasan ini penulis akan menguraikan tentang hasil
penelitian,namun sebelum terlalu jauh menguraikannya maka
penulis
terlebih dahulu mengemukakan kondisi obyektif lokasi penelitian
sebagai
berikut:
1. Sejarah Berdirinya
SMP Islam Terpadu Al-Fityan School berdiri pada awal tahun
2009,
yang mana berangkat dari kesederhanaan konsep untuk
pengembangan
kemuliaan dan keunikan anak dalam pendidikan serta keutuhan
diri
mencapai peradaban Islam yang tinggi dan universal, dengan
kepala
sekolah Alimin, Lc, M.Fil.I. Sekolah ini beralamat di Jalan
Pallantikang 1 /
Belibis, Kelurahan Katangka Kecamatan Somba Upu Kabupaten
Gowa.
SMP Islam Terpadu Al-Fityan School adalah lembaga pendidikan
Islam yang berkomitmen untuk mendidik anak bangsa Indonesia
untuk
menjadi pribadi yang islami, shaleh, cerdas, kreatif, mandiri
dan
berkarakter. Dalam perkembangannya secara umum SMP Islam
Terpadu
Al-Fityan School Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa
mengalami
kemajuan demi kemajuan yang cukup pesat sampai sekarang, hal
ini
ditandainya dengan jumlah siswanya yang semakin meningkat dari
tahun
-
40
ke tahun. Begitu juga dengan perbaikan dan pengembangan sarana
dan
prasarananya serta kualitas mutu lulusan atau keluarannya
disetiap
tahunnya.
2. Sasaran Pendidikan SMP Islam Terpadu Al-Fityan School
Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.
Keberadaan SMP Islam Terpadu Al-Fityan School Kecamatan
Somba Opu Kabupaten Gowa ini berangkat dari kesederhanaan
konsep
untuk pengembangan kemuliaan dan keunikan anak dalam
pendidikan
serta keutuhan diri mencapai peradaban Islam yang tinggi dan
universal.
Output dari SMP Islam Terpadu Al-Fityan School Kecamatan Somba
Opu
Kabupaten Gowa nantinya diharapkan memiliki keunggulan dan
menjadi
intelektual yang cerdas, sebagai visi SMP Islam Terpadu
Al-Fityan School
Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa itu sendiri, menjadi
lemnbaga
pendidikan Islam terpadu yang berkualitas untuk mewujudkan
generasi
muslim yang unggul dan cerdas.
Berdasarkan hal tersebut diatas SMP Islam Terpadu Al-Fityan
School Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa menuangkan ide,
gagasan, serta tujuan kelembagaannya ke dalam visi misi sebagai
berikut:
a. Tujuan SMP Islam Terpadu Al-Fityan School Kecamatan Somba
Opu
Kabupaten Gowa
a) Tujuan Umumnya adalah “Membangun kepribadian Islami yang
komprehensif dan seimbang”
-
41
b) Tujuan Khusus
1. Meningkatkan keimanan dan penyucian jiwa
2. Berupaya memperoleh ilmu syar’i, menumbuhkan kesadaran,
mengembangkan wawasan dan memperkuat peran tarbiyah.
3. Mengatasi perilaku negatif dalam kepribadian
4. Membekali para guru dan musyrif dengan skill dan
kemampuan
yang dibutuhkan untuk menunjang profesionalisme kerja
5. Menyediakan lingkungan berakhlak Islami yang terhindar
dari
penyimpangan moral
6. Memberikan perhatian kepada para siswa berprestasi dan
membantu mereka dalam penyelesaian studi
7. Memberikan perhatian kepada anak yatim dan meningkatkan
martabatnya ditegah-tegah masyarakat
8. Mencetak generasi terpelajar, memiliki skill dan mampu
mencari
penghidupan dan kebebasan finansial
9. Membekali siswa dengan kemampuan berbahasa arab dan
inggris sebagai alat untuk memperoleh berbagai ilmu
pengetahuan, seni, dan melakukan inovasi yang bermanfaat
10. Memberikan perhatian kepada siswa yang berbakat dan
berprestasi
b. Visi SMP Islam Terpadu Al-Fityan School Kecamatan Somba
Opu
Kabupaten Gowa adalah “Menjadi lembaga pendidikan Islam
terpadu
-
42
yang berkualitas untuk mewujudkan generasi muslim yang unggul
dan
cerdas”
c. Misi SMP Islam Terpadu Al-Fityan School Kecamatan Somba
Opu
Kabupaten Gowa adalah sebagai berikut:
1) Mempersiapkan pelajar yang memiliki keseimbangan zikir, fikir
dan
amal sholeh
2) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) yang dapat
mengembangkan bakat-bakat pribadi untuk produktifitas,
kreatifitas
dan kemandirian
3) Mempersiapkan pelajar yang memiliki ilmu pengetahuan
kontemporer dan mampu beradabtasi dengan perkembangan
teknologi
4) Mengembangkan budaya mutu yang dilandasi nilai-nilai
Islam
3. Program Unggulan
Sejalan dengan tuntutan masyarakat secara umum dan dunia
pendidikan Islam secara khusus serta sarana dan prasarana yang
dimiliki
oleh SMP Islam Terpadu Al-Fityan School Kecamatan Somba Opu
Kabupaten Gowa membina beberapa program unggulan sebagai
berikut:
1) Tahfidz Al-Qur’an
2) Bahasa Arab
3) Bahasa Inggris
4) Komputer
5) Sains
-
43
4. Keadaan Guru
Guru adalah pendidik profesional yang sebagaimana
diamanatkan
oleh Undang-undang yang tertuang dalam UU guru dan dosen
tahun
2002.hal ini dikarenakan secara implisit bahwa guru telah
merelakan
dirinya menerima dan memikul sebagian dari tanggung jawab
pendidikan
yang dipikul oleh guru, sehingga ketika orang tua
menitipkan,
menyerahkan atau memasukkan anaknya kesebuah lembaga
pendidikan,
ke sekolah hal ini menandakan mereka telah melimpahkan
sebagian
tanggung jawab pendidikan anaknya kepada guru.
Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam pendidikan,
ia
merupakan salah satu komponen yang tidak dapat dipisahkan
dalam
sebuah proses pendidikan, sehingga keberadaannya sangat
dibutuhkan.
Bahkan tanpa guru, proses belajar mengajar tidak akan bisa
terwujud
secara efektif dan efisien, keberadaan sarana dan prasarana
yang
modern dan canggih saat ini tidak serta merta mengenyampingkan
tugas
dan fungsi seorang guru sebagai orang yang dengan rela
mentransfer
ilmu yang dimilikinya kepada kepada siswanya, hal ini terjadi
karena
seorang guru lebih kepada sosok yang juga mampu mentransfer
nilai-nilai
religi, budaya dan akhlak atau budi pekerti yang berlaku di
tegah-tengah
masyarakat.
Mengenai keadaan guru di SMP Islam Terpadu Al-Fityan School
Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa maka penulis akan
memberikan
gambaran sebagaimana yang tercantum pada tabel berikut ini:
-
44
Tabel 3 Keadaan Guru SMP Islam Terpadu Al-Fityan School
Kecamatan
Sombaopu Kabupaten Gowa
No Nama Pendidikan Terakhir
Mengajar atau Jabatan
Status
1 Aliman, Lc., M.Fil.I Strata 2 Kepala Sekolah GT
2 Fadly Zainal, Lc Strata 1 Wakasek kurikulum GT
3 Ahmad Nuhin, S.Pd Strata 1 Waksek kesiswaan GTT
4 Fachriyani, S.T Strata 1 Kepala Tata Usaha GT
5 Husnilawati, S.Pd Strata 1 Tata Usha GTT
6 Putra Hasnawi, S.Kom Strata 1 Maintenance GT
7 Hasanuddin, S.Pd.I Strata 1 Tahfidz Al-Qur’an GT
8 Marwan, S.Pd Strata 1 Wali Kelas IX B GT
9 Hasniah, S.Pd Strata 1 Wali Kelas VII C GT
10 Iskandar, S.Pd Strata 1 Wali Kelas IX A GT
11 Hamriah, S.Pd Strata 1 Wali Kelas VII D GT
12 Manshur Taswin, Lc Strata 1 Koordinator Tahfidz GT
13 Rahmayani, S.Pd Strata 1 Wali Kelas IX D GT
14 Suardi, S.Pd Strata 1 Kepandua/Pramuka GT
15 Fakhri Tajuddin M, Lc Strata 1 Wali Kelas VII A GT
16 Amirullah, S.Pd Strata 1 Wali Kelas VII B GT
17 Ikrimah, S.Pd Strata 1 Wali Kelas VIII A GT
18 Mutmainnah, S.Pd Strata 1 Wali Kelas VIII C GT
19 Hafida Abbas, S.Pd Strata 1 Wali Kelas IX C GT
20 Nurliah Nurdin, S.Pd Strata 1 Wali Kelas VIII D GT
21 Muh Takbir, S.Pd Strata 1 Kepala Lab Kom GT
22 Jumriah, S.Pd Strata 1 Seni Budaya Honor
23 Gibran El-Hafidy, Lc Strata 1 Bahasa Inggris Honor
24 Amrin Andra, S.Pd Strata 1 Bahasa Inggris Honor
25 Mustafa, M.A Strata 2 Bahasa Arab Honor
26 Muhammad Shaleh, Lc Strata 1 Bahasa Arab Honor
27 Yusdina, S.Pd Strata 1 Biologi Honor
28 Harisal, S.Si Strata 1 Matematika Honor
29 Aswani Asnawi, S.Pd Strata 1 Matematika Honor
30 Hadijah, S.Pd Strata 1 Bahasa Indonesia Honor
31 Arika Rahmawati, S.Pd Strata 1 Bahasa Indonesia Honor
32 Nurul Ayuni, S.Pi., M.Si Strata 2 IPS Honor
33 Sunniati, S.Pd Strata 1 PKn Honor
34 Muzakkir Abidi, Lc Strata 1 Bahasa Arab Honor
35 Hajar Ratnaningtias Strata 1 TIK Honor
36 Laila Majdah, M.Pd Strata 2 Fisika Honor
37 Marlina, S.Pd Strata 1 PAI Honor
38 Urwatul Usqa A, S.Pd Strata 1 Tahfidz Al-Qur’an Honor
Sumber Data: Kantor SMP IT Al-Fityan School Kec. Sombaopu Kab
Gowa
-
45
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa guru yang ada pada SMP
Islam Terpadu Al-Fityan School Kecamatan Somba Opu Kabupaten
Gowa
sebanyak 38 orang, pendidikan terakhir yang didominasi berada
dijenjang
pendidikan starata satu yang berjumlah 34 orang dan selebihnya
strata
dua yang berjumlah 4 orang. Adapun status guru tetap berjumlah
19
orang, guru tidak tetap berjumlah 2 orang, dan selebihnya
berstatus
honorer yang berjumlah 17 orang sehingga jumlah keseluruhan guru
di
SMP Islam Terpadu Al-Fityan School Kecamatan Somba Opu
Kabupaten
Gowa berjumlah 38 orang.
5. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana sangat menunjang proses belajar
mengajar,
dengan kata lain bahwa tingkat keberhasilan pengajaran dan
pembelajaran bukanlah semata-mata ditentukan oleh tingkat
kemampuan
siswa semata dalam penerimaan pelajaran dan kepiawaian guru
dalam
mengajar atau dalam proses pembelajaran, namun ada faktor lain
yang
menunjang dan tidak bisa diabaikan dan dikesampingkan, yakni
fasilitas
atau saran dan prasarana yang ada pada lembaga pendidikan
atau
sekolah tersebut.
Fasilitas yang dimiliki SMP Islam Terpadu Al-Fityan School
Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa lebih dari cukup atau
sangat
memadai dalam rangka menunjang proses belajar mengajar yang
efektif
dan efisien. Hal ini dapat dilihat dari adanya fasilitas
laboratorium,
-
46
perpustakaan, aula, masjid, ruang belajar, ruangan guru dan
fasilitas
pendukung lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4
Sarana dan Prasarana SMP Islam Terpadu Al-Fityan School
Kecamatan
Sombaopu Kabupaten Gowa
No Sarana dan Prasarana Jumlah Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Tanah atau Areal Sekolah
Kantor
Ruangan Kepala Sekolah
Ruangan Tata usaha
Ruangan Guru
Ruangan BK
Ruangan Belajar
Kelas
Laboratorium IPA
Perpustakaan
Laboratorium Komputer dan Bahasa
Penunjang
Aula
Kantin
Ruangan Keterampilan
Galeri seni
Lapangan Bed Minton
Ruangan Rapat
Lapangan Basket
Lapangan Futsal
Gedung Olah Raga
Sarana Umum
Toilet
Tempat wudhu
Masjid
Tempat Parkir
Gedung
1
1
2
1
17
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
14
24
1
Luas
1
Bersertifikat
Berfungsi
Berfungsi
Berfungsi
Berfungsi
Berfungsi
Berfungsi
Berfungsi
Berfungsi
Berfungsi
Berfungsi
Berfungsi
Berfungsi
Berfungsi
Berfungsi
Berfungsi
Berfungsi
Berfungsi
Berfungsi
Berfungsi
Berfungsi
Berfungsi
Berfungsi
Sumber Data: Kantor SMP IT Al-Fityan School Kec. Sombaopu Kab
Gowa
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa fasilitas atau sarana
dan
prasarana yang dimiliki SMP Islam Terpadu Al-Fityan School
Kecamatan
-
47
Sombaopu Kabupaten Gowa sangat memadai meskipun masih ada
yang
diperlukan beberapa sarana dan prasarana yang mampu
menunjang
tercapainya kondisi pembelajaran yang ideal sebagai penunjang
kualitas
pendidikan.
B. Penerapan Metode Andragogi dan Dialogis dalam
Meningkatkan
Minat Belajar Siswa SMP Islam Terpadu Al-Fityan School
Kecamatan Sombaopu Kabupaten Gowa.
Penerapan pembelajaran dengan metode tanya jawab dan diskusi
atau doalog akan sangat menarik untuk dikaji secara detai.
Metode tanya
jawab menawarkan keterampilan dalam mengkaji masalah
pendidikan
dengan cara diskusi sebagai solusi menghidupkan proses
pembelajaran.
Sebagian besar siswa berfikir bahwa belajar merupakan aktivitas
yang
sangat menjenuhkan, banyak siswa beranggapan duduk diruang
kelas
ibarat sebuah ruang tahanan. Masalah demikian mungkin ada
benarnya
sebab siswa harus duduk berjam-jam dengan kerja pikiran pada
sebuah
pembahasan, bahkan beranggapan belajar lebih menjadi beban
yang
menimbulkan gejolak daripada upaya mendapatkan ilmu
pengetahuan.
Mungkin diantara siswa yang masih mau mengenyam pendidikan
yang
tidak lebih dari sekedar menyatakan kehadiran dikelas atau
sekedar
mendapatkan nilai tanpa kesadaran mengembangkan pebegtahuan
atau
mengasah keterampilan berfikir.
Lenyapnya motivasi belajar siswa mungkin berakar pada
penyebab
keterbatasan metode yang diterapkan oleh guru yang membatasi
-
48
kemampuan dalam mengasah keterampilan. Beberapa resep yang
boleh
dipakai dalam menciptakan hasrat positif yaitu menetapkan siswa
secara
nyaman dan memposisikan siswa yang cocok saat pembelajaran
berlangsung, meningkatkan partisipasi aktif pribadi siswa dan
memakai
media yang melahirkan kesan yang baik sembari menekankan
ilmu
pengetahuan serta menyiapkan fasilitator yang telaten dalam
menerapkan
proses pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan.
Mendesaian proses pengajaran yang memuaskan siswa
merupakan salah satu aspek lingkungan serta pengawasan turut
menekankan rasa aman dan nyamannya proses pembelajaran di
kelas.
Selain itu juga guru harus menciptakan motivasi dan menyiapkan
siswa
untuk meraih sukses melalui tanya jawab dan diskusi serentak
mengasah
keterampilan berpikir siswa. Sebagaimana dalam sebuah
pernyataan
bahwa metode bertanya merupakan teknik penyajian pelajaran
dalam
bentuk pertanyaan yang harus dan mesti dijawab, terutama dari
guru
kepada siswanya dan dapat pula dari siswa bertanya kepada
gurunya
(Djamarah, 1996). Pemikiran yang lain yang memiliki kesamaan
menganggap bahwa metode tanya jawab adalah penyampaian
pelajaran
oleh guru dengan jalan mengajukan pertanyaan dan siswa
menjawab
(Alipandie, 1985). Definisi yang sama juga memandang bahwa
tanya
jawab merupakan suatu cara menyampaikanbahan pelajaran dalam
bentuk pertanyaan yang harus dijawab oleh murid pada saat itu
juga,
-
49
metode tanya jawab ini dilakukan dengan cara lisan
(Djajojodisastro,
1984).
Bertolak dari beberapa definisi di atas maka dapat dipahami
bahwa
metode tanya jawab merupakan suatu metode yang dimana sebagai
guru
mengajukan pertanyaan secara lisan kepada siswanya untuk dijawab
dan
sebalikya demikian pertanyaan menciptakan sugesti untuk
menggiatkan
pola berpikir siswa jika ada ketidak jelasan sesuatu agar
memotivasi
seseorang untuk berupaya memaknainya.
Observasi awal dilakukan pada bulan september 2013 dimana
proses pembelajaran yang berlangsung di SMP Islam Terpadu
Al-Fityan
School Kecamatan Sombaopu Kabupaten Gowa secara keseluruhan
menggunakan metode caramah sebagaimana yang sering kita lihat
dan
ketahui bersama dan juga sudah menggunakan metode andragogi
atau
tanya jawab, akan tetapi masih sangat kurang dalam menerapkan
metode
dialogis atau diskusi, hal ini disebabkan karena siswa kelas VII
atau kelas
I SMP Islam Terpadu Al-Fityan School Kecamatan Sombaopu
Kabupaten
Gowa masih sangat kurang terampil dalam berdebat dalam
menanggapi
pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan baik dari guru maupun dari
siswa
itu sendiri.
Tabel 5 Daftar jawaban responden tentang penerapan metode
andragogi dan
dialogis dalam proses pembelajaran
No Jawaban Frekuensi Persentasi %
1. Iya 10 45 %
2. Kadang-kadang 12 56 %
3. tidak 0 0 %
-
50
Jumlah 22 100 %
Sumber Data: Hasil olah data dari angket nomor 01 tahun 2013
Berdasarkan tabel di atas maka dapat dilihat bahwa 10 siswa
yang
menjawab iya atau sering