1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Politeknik Negeri Jember merupakan perguruan tinggi negeri yang mengarah kepada pendidikan vokasi. Pendidikan vokasi di Politeknik Negeri Jember memberikan bobot pendidikan sebesar 70% praktikum dan 30 % berupa teori. Salah satu kegiatan pendidikan akademik untuk mencapai bobot pendidikan yang juga merupakan syarat mutlak kelulusan bagi mahasiswa adalah kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) yang dilakukan selama 1 semester penuh dan diprogramkan pada mahasiswa semester VIII (delapan) bagi program studi yang menyelenggarakan program D-IV. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan pengalaman dan keterampilan khusus dilapangan. Pada mahasiswa program D-IV Rekam Medik Jurusan Kesehatan, kegiatan magang atau praktek lapang dilaksanakan di rumah sakit, khususnya dibagian rekam medis dan manajemen informasi kesehatan selama 12 minggu efektif yang dilaksanakan pada semester akhir dengan bobot 8 sks. Kegiatan PKL ini diharapkan dapat meningkatkan profesionalitas dengan menerapkan ilmu pengetahuan dibidang rekam medis dan manajemen informasi kesehatan.
114
Embed
Penerapan Analisi Swot pada RSUD Sanglah Denpasar Oleh POLTEKES JEMBER
ini berisikan mengenai analissi swot yang bayak digunakan pada sistem manajemen padaumumnya. sehingga dokumen ini sangat berguna untuk digunakan pada seluruh sistem manajemen baik pada tingkat dasar maupun tingkat paripurna. semoga dokumen ini dapat memberikan manfaat yang besar pada setiap analisisnya
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Politeknik Negeri Jember merupakan perguruan tinggi negeri yang
mengarah kepada pendidikan vokasi. Pendidikan vokasi di Politeknik Negeri
Jember memberikan bobot pendidikan sebesar 70% praktikum dan 30 % berupa
teori. Salah satu kegiatan pendidikan akademik untuk mencapai bobot pendidikan
yang juga merupakan syarat mutlak kelulusan bagi mahasiswa adalah kegiatan
Praktek Kerja Lapang (PKL) yang dilakukan selama 1 semester penuh dan
diprogramkan pada mahasiswa semester VIII (delapan) bagi program studi yang
menyelenggarakan program D-IV. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan
pengalaman dan keterampilan khusus dilapangan.
Pada mahasiswa program D-IV Rekam Medik Jurusan Kesehatan, kegiatan
magang atau praktek lapang dilaksanakan di rumah sakit, khususnya dibagian
rekam medis dan manajemen informasi kesehatan selama 12 minggu efektif yang
dilaksanakan pada semester akhir dengan bobot 8 sks. Kegiatan PKL ini
diharapkan dapat meningkatkan profesionalitas dengan menerapkan ilmu
pengetahuan dibidang rekam medis dan manajemen informasi kesehatan.
Menurut WHO, rumah sakit juga merupakan pusat latihan tenaga
kesehatan, serta untuk penelitian biososial. Untuk menjalankan tugas tersebut
perlu didukung adanya instalasi–instalasi pembantu yang mempunyai tugas
spesifik, diantaranya adalah instalasi rekam medis. Instalasi rekam medis
merupakan salah satu organisasi pendukung kegiatan di fasilitas pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan tujuan rumah sakit yang telah ditetapkan. Instalasi
rekam medis bertanggung jawab terhadap pelaksanaan manajemen mutu rekam
medis di rumah sakit.
Salah satu kegiatan manajemen mutu rekam medis di instalasi rekam medis
adalah analisis kuantitatif berkas rekam medis. Analisis kuantitaif menurut Hatta
dimaksudkan untuk menilai kelengkapan dan keakuratan Rekam Kesehatan (RK)
rawat inap dan rawat jalan yang dimiliki oleh sarana pelayanan kesehatan.
1
2
Analisis kuantitatif di instalasi rekam medis dilakukan untuk setiap poli.
Berdasarkan data kunjungan rawat jalan bulan Desember 2013 dan Januari sampai
Februari 2014 menunjukkan bahwa kunjungan tertinggi tiap bulannya yaitu pada
poli bedah (dapat dilihat pada lampiran 1). Poli bedah terdiri dari poli bedah
2.11 Struktur Organisasi Instalasi Rekam Medis RSUP Sanglah
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Instalasi Rekam Medis RSUP Sanglah
19
2.12 Gambaran Umum Instalasi Rekam Medis RSUP Sanglah
2.12.1 Visi Instalasi Rekam Medis RSUP Sanglah
Menjadi instalasi pelayanan yang bisa menyediakan data dan informasi
medis terlengkap dan terpercaya guna mendukung visi, misi dan tujuan
RSUP Sanglah dalam mencapai ”Rumah Sakit Kelas Dunia”.
2.12.2 Misi Instalasi Rekam Medis RSUP Sanglah
Menyelenggarakan pelayanan rekam medis yang paripurna dan profesional
guna mendukung visi, misi dan tujuan RSUP Sanglah Denpasar dalam
mencapai ”Rumah Sakit Kelas Dunia”.
2.12.3 Tujuan dan Sasaran Instalasi Rekam Medis RSUP Sanglah
a. Tujuan
Sesuai dengan visi, misi diatas, pengembangan Instalasi Rekam Medis
bertujuan untuk:
1) Mewujudkan tim work yang solid baik antar staf di Instalasi Rekam
Medis, dengan staf dilingkungan RSUP Sanglah Denpasar yang terkait
dan stakeholder serta dengan pasien dan pengunjung di Instalasi Rekam
Medis.
2) Mewujudkan mutu pelayanan rekam medis yang berorientasi pada
kepuasan pasien dan keamanan pasien
3) Meningkatkan kompetensi dan motivasi seluruh staf di Instalasi Rekam
Medis
4) Meningkatkan insentif kepada staf baik berupa kesempatan untuk
mengembangkan ilmu dan ketrampilan, kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi maupun berupa take home pay mereka.
b. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai adalah:
1) Terwujudnya tim work yang solid sehingga meningkatkan kepuasan staf
dan pasien.
20
2) Terwujudnya pelayanan rekam medis dengan mutu yang paripurna yang
menjamin kepuasan dan keamanan pasien.
3) Meningkatnya kompetensi dan motivasi staf dalam melaksanakan
tugasnya di Instalasi Rekam Medis.
4) Meningkatnya insentif staf sehingga kinerja staf semakin meningkat dan
efisiensi pelayanan bisa diupayakan.
b.12.4 Tugas Pokok Instalasi Rekam Medis RSUP Sanglah
Tugas Pokok Instalasi Rekam Medis adalah:
1. Melaksanakan proses registrasi pasien masuk rumah sakit, baik rawat
jalan maupun rawat inap.
2. Menyiapkan, mengambil, mendistribusikan dan menyimpan rekam medis
3. Menata form rekam medis.
4. Mengkoding dan menggrouping diagnosa dan tindakan medis sesuai
dengan Casemix INA-CBGs untuk costing.
5. Mengolah data dan membuat pelaporan.
6. Melayani kebutuhan informasi medis (resume medis) untuk klaim
asuransi.
7. Melayani permintaan data dan informasi untuk kebutuhan penelitian,
pendidikan dan manajemen.
8. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan pelayanan rekam medis,
pencatatan rekam medis, informed consent dan identifikasi pasien untuk
quality management rekam medis.
b.12.5 Data Ketenagaan Instalasi Rekam Medis RSUP Sanglah
Tabel 2.3 Data Ketenagaan Instalasi Rekam Medis RSUP Sanglah
NO NAMA PENDIDIKAN JABATAN1 Dr.Ni L Dharma Kerti N, MHSM S2 Kepala instalasi RM2 Ketut Sumini, SS S1 Umum Koordinator Pengelolaan3 Ketut Juniati D1 Gizi Koordinator Coding RM4 Nyoman Putu Suwitra, SE S1 Umum Pencarian5 Ni Made Nopi Diah Sundari, SKM S1 Umum Quality Insurance6 Nyoman Murtini SMA Registrasi pasien baru7 AA Istri Mirah T. SMA Distribusi
21
NO NAMA PENDIDIKAN JABATAN8 IGA. Wiratini SMA Distribusi9 Ade Sesanti SMA Pencarian10 Putu Ekawati SMA Penerimaan RM RI11 AA. Puspawati SMA Peminjaman12 Pt. Rinda Krisniari M. D2 Pariwisata Registrasi pasien lama13 Kurniawan Bagus Saputro D3 RM Registrasi pasien lama14 Irma Ultimaningsih D3 RM Koding Wing Amerta15 I G A Sumarni, SH S1 Umum Staf Wing Amerta16 Dinar Neynda Maharani D3 RM Staf Wing Amerta17 Ni Luh Purwati SMA Registrasi pasien baru18 Zainal Abidin SMA Staf Wing Amerta19 Gst. Made Murtini SMEA Pencarian20 I Wayan Yudana SMA Pencarian21 I Made Widia SD Pencarian22 I Wyn. Sukadana SMA Pencarian23 Ni Kt. Premi SMA Pencarian24 I Wayan Subagia SMEA Pencarian2 I Md Sukadi SMA Pencarian26 IA. Ariastiwi SMEA Distribusi27 Ni Kt. Warni SMA Distribusi 28 Nyoman Subagia SMA Registrasi IRD29 IB. Putu Wijaya SMA Registrasi IRD30 Ketut Sintawati S1 Umum Registrasi IRD31 Wayan Supini SMA Registrasi IRD32 Wayan Sudiasih SMA Registrasi IRD33 Christina Ayu Dewi Anggraeni D3 RM Koding34 Dra. Nyoman Alit A. S1 Umum Pelaporan35 Ni Luh Gd. Sumiati SMA Koding36 Ni Ngh. Poni S.Sos S1 Umum Asuransi37 I Made Wirayasa SMA Asuransi38 Drg. Siti Nurlela Ana.S S1 dr. Gigi Koding39 Ni Md. Setiawati S1 Umum Penanggung jawab WA40 Ni Made Runiasih SMEA Koding41 Tiska Lolyana D3 RM Koding42 Ni Wayan Suliasih D3 RM Koordinator Statistik43 Nyoman Geria SMA Penerimaan RM RI44 Kt. Warsiniasih Giri SMEA Distribusi45 I Made Karyanta SMA Inventaris46 I Wayan Suada SMEA Admission47 I Gst. AA. Masyuni SMA Admission48 Nyoman Suanda SMA Admission49 I G A Oka Sukamtini SMA Admission50 Ari Setya D3 RM
NON PNS51 I Gst Ayu Maha Tirta D1 RM Assembling52 I Nyoman Kuta Susila D1 RM Assembling53 I Nengah Dwi Putra D1 RM Assembling54 I Wayan Swartana D1 RM Assembling55 Ayu Puspita Dewi SMA Staf Wing Amerta56 G A Eka Sutrisnawati D1 RM Staf Wing Amerta57 I Gst Ngurah Hadi Astrawan D3 RM Registrasi IRD
22
NO NAMA PENDIDIKAN JABATAN58 Dinda Fitra Asokawati D3 RM Koding59 A A Gede Mahatma Putra, SST D4 Pariwisata Admission60 A A Ayuntha Saraswati, SKM S1 SKM Staf Wing Amerta61 A A. Ratih Ekadanti SMA Registrasi pasien lama62 Wayan Werda SMA Admission63 A.A.Ariani SMA Staf Wing Amerta64 Aa. Candra SMA Distribusi65 I B Maha Kosala D3 Kesling Assembling66 Kadek Maria Meliana, SKM S1 SKM Koding67 Km Sukriwa D1 Komputer Staf Wing Amerta68 I G N Manik Swadiaya ,SE S1 Umum Staf Wing Amerta69 I G A Sukantari SMA Staf Wing Amerta70 I G A Agung Utari Dewi, SKM S1 SKM Assembling71 Ni Putu Kristin Desy Rahayu D2 Staf Wing Amerta72 Made Indah Lestari Pande D2 Assembling
23
BAB III HASIL
3.1 Standar Akreditasi Pelayanan Rekam Medis Yang Berlaku
Standar akreditasi yang berlaku di instalasi rekam medis RSUP Sanglah
adalah akreditasiii JCI (Joint Commission International) yang telah dilaksanakan
pada tahun 2013. Instalasi rekam medis dalam standar akreditasi JCI termasuk
dalam kelompok MKI (Manajemen Komunikasi dan Informasi). Dalam kelompok
MKI terdapat 21 standar yang harus terpenuhi, antara lain:
a. Standar MKI.1 Komunikasi Dengan Masyarakat
Rumah sakit berkomunikasi dengan kominstalasias untuk memfasilitasi akses
terhadap pelayanan maupun akses terhadap informasi tentang pelayanan asuhan
pasien. Elemen yang dinilai yaitu:
1) Strategi komunikasi terkait kominstalasias dan populasi yang menjadi
perhatian RSUP Sanglah.
2) Tersedianya informasi tentang pelayanan RSUP Sanglah, waktu pelayanan
dan cara mendapatkan pelayanan.
3) Informasi tentang mutu pelayanan RSUP Sanglah.
b. Standar MKI.2 Komunikasi Dengan Pasien dan Keluarga
Rumah sakit menginformasikan kepada pasien dan keluarga tentang asuhan
dan pelayanan, serta bagaimana cara mengakses / untuk mendapatkan pelayanan
tersebut. Elemen yang dinilai yaitu:
1) Pelaksanaan pemberian informasi tentang asuhan dan pelayanan RSUP
Sanglah.
2) Pelaksanaan pemberian informasi tentang bagaimana mengaskes
pelayanan di RSUP Sanglah.
3) Pelaksanaan pemberian informasi informasi tentang alternatif rujukan.
23
24
c. Standar MKI.3 Komunikasi Dengan Pasien dan Keluarga
Komunikasi dan pendidikan kepada pasien dan keluarga diberikan dalam
format dan bahasa yang dapat dimengerti. Elemen yang dinilai yaitu:
1) Tersedia bahan-bahan untuk edukasi dan informasi yang mudah dipahami.
2) Semua bahan-bahan edukasi dan informasi tersedia dalam Bahasa
Indonesia, yang dapat dilengkapi dengan bahasa lain (termasuk bahasa
daerah) jika diperlukan.
3) Penyediaan tenaga pernerjemah bila diperlukan.
d. Standar MKI.4 Komunikasi Antar Pemberi Pelayanan Di Dalam dan Di Luar
RSUP Sanglah
Komunikasi yang efektif di seluruh rumah sakit, dimana pimpinan RSUP
Sanglah memahami dinamika komunikasi antar anggota kelompok profesional,
dan antara kelompok profesi, instalasi struktural, antara kelompok profesional dan
non profesional, antara kelompok profesional kesehatan dengan manajemen,
antara profesional kesehatan dan keluarga, serta ddengan pihak luar RSUP
Sanglah, sebagai beberapa contoh. Elemen yang dinilai yaitu:
1) Pelaksanaan penyampaian informasi ke seluruh RSUP Sanglah.
2) Komunikasi efektif melalui rapat terratur dan terstruktur.
3) Bentuk komunikasi dengan pihak luar RSUP Sanglah.
4) Pelaksanaan komunikasi dengan pasien dan keluarga.
5) Sosialisasi tentang visi, misi, tujuan, kebijakan penting, rencana kerja
RSUP Sanglah.
25
e. Standar MKI.5 Komunikasi Antar Pemberi Pelayanan Di Dalam dan Di Luar
RSUP Sanglah
Pimpinan menjamin ada komunikasi efektif dan koordinasi antar individu dan
departemen yang bertanggungjawab untuk memberikan palayanan klinik. Elemen
yang dinilai yaitu:
1) Adanya panitia/ kelompok staf medik/ bentuk lain yang dapat sebagai
media komunikasi yang efektif antar departemen klinis dan non klinis dan
komunokasi efektif antar staf RSUP Sanglah.
2) Pelaksanaan komunikasi dalam pelayanan klinis (misalnya pertemuan atau
diskusi ilmiah, ronde, dan lain-lain).
3) Bentuk komunikasi antara pemilik dan manajemen.
f. Standar MKI.6 Komunikasi Antar Pemberi Pelayanan Di Dalam dan Di Luar
RSUP Sanglah
Informasi tentang asuhan pasien dan respon terhadap asuhan dikomunikasikan
antara praktisi medis, keperawatan dan praktisi kesehatan lainnya pada waktu
setiap kali penyusutan anggota regu kerja / shift maupun saat pergantian shift.
Elemen yang dinilai yaitu:
1) Pelaksanaan komunikasi informasi atau transfer informasi antar tenaga
kesehatan secara berkelanjutan atau pada saat diperlukan.
2) Proses penyampaian informasi tentang status kesehatan pasien.
3) Proses penyampaian informasi tentang ringkasan asuhan yang telah
diberikan.
4) Proses penyampaian informasi tentang perkembangan pasien.
26
g. Standar MKI.7 Komunikasi Antar Pemberi Pelayanan Di Dalam dan Di Luar
RSUP Sanglah
Berkas rekam medis pasien tersedia bagi praktisi kesehatan untuk
memfasilitasi komunikasi tentang informasi yang penting. Elemen yang dinilai
yaitu:
1) Ketentuan tentang tenaga kesehatan yang mempunyai akses ke berkas
rekam medis.
2) Ketersediaan rekam medis untuk pencatatan asuhan pasien oleh tenaga
kesehatan.
3) Upaya pembaharuan berkas rekam medis untuk menjamin adanya
komunikasi dengan informasi yang mutakhir.
h. Standar MKI.8 Komunikasi Antar Pemberi Pelayanan Di Dalam dan Di Luar
RSUP Sanglah
Informasi yang berkaitan dengan asuhan pasien ditransfer bersama dengan
pasien. Bila tim asuhan berganti akibat perpindahan (transfer), kesinambungan
asuhan pasien mempersyaratkan bahwa informasi yang penting terkait pasien
tersebut juga dipindahkan (ditransfer) bersama dengan pasien. Elemen yang
dinilai:
1) Berkas rekam medis yang ditransfer bersama dengan transfer pasien.
2) Ringkasan alasan masuk rawat inap.
3) Ringkasan temuan yang penting untuk disampaikan.
4) Ringkasan diagnosis yang telah ditegakkan.
5) Ringkasan tindakan yang telah dilakukan.
6) Ringkasan obat / terapi yang telah diberikan.
7) Ringkasan kondisi pasien pada saat ditransfer.
i. Standar MKI.9 Kepemimpinan Dan Perencanaan
Rumah sakit merencanakan dan merancang proses manajemen informasi
untuk memenuhi kebutuhan informasi internal maupun eksternal. Perencanaan
juga termasuk misi rumah sakit, pelayanan yang diberikan, sumber daya, akses
27
teknologi yang dapat dicapai, dan dukungan komunikasi efektif diantara pemberi
pelayanan. Elemen yang dinilai yaitu:
1) Informasi yang dibutuhkan oleh staf pelayanan rumah sakit yang
dipertimbangkan dalam proses perencanaan.
2) Informasi yang dibutuhkan oleh pengelola rumah sakit yang
dipertimbangkan dalam proses perencanaan rumah sakit.
3) Informasi yang dibutuhkan dan persyaratannya bagi pihak diluar rumah
sakit dipertimbangkan dalam proses perencanaan.
4) Perencanaan yang sesuai dengan ukuran dan kompleksitas rumah sakit.
j. Standar MKI.10 Kepemimpinan Dan Perencanaan
Kerahasiaan dan privasi informasi dijaga. Rumah sakit menjaga privasi dan
kerahasiaan data serta informasi dan dan secara khusus dalam menjaga data dan
informasi yang sensitif. Rumah sakit menetapkan tingkat privasi dan kerahasiaan
yang dijaga untuk kategori beragam informasi (misalnya : rekam medis pasien,
data riset dan lainnya). Elemen yang dinilai yaitu:
1) Ketentuan yang mengatur privasi dan kerahasiaan informasi sesuai
peraturan perundang-undangan.
2) Ketentuan tentang akses pasien terhadap informasi kesehatannya, dan
bagaimana prosesnya.
3) Pelaksanaan ketentuan tersebut.
4) Pemantauan pelaksanaan ketentuan tersebut.
k. Standar MKI.11 Kepemimpinan Dan Perencanaan
Keamanan informasi, termasuk integritas data, dijaga. Kebijakan dan prosedur
mengatur prosedur pengamanan yang memperbolehkan hanya staf yang
mendapat kewenangan (otoritas) untuk bisa mengakses data dan informasi.
Elemen yang dinilai yaitu:
1) Ketentuan tentang pengaturan keamanan data dan informasi.
2) Ketentuan tentang tingkat keamanan data dan informasi.
3) Identifikasi bagi yang berwenang mengakses data dan informasi.
28
4) Pelaksanaan semua ketentuan tersebut.
5) Pemantauan pelaksanaan semua ketentuan tersebut.
l. Standar MKI.12 Kepemimpinan Dan Perencanaan
Rumah sakit mempunyai kebijakan tentang masa retensi / penyimpanan
dokumen data dan informasi. Rumah sakit mengembangkan dan
melaksanakan suatu kebijakan yang menjadi pedoman retensi berkas rekam
medis pasien dan data serta informasi lainnya. Elemen yang dinilai yaitu:
1) Ketentuan tentang retensi rekam medis, beserta data dan informasi tentang
pasien.
2) Ketentuan tentang retensi dengan tetap menjamin keamanan dan
kerahasiaan data dan informasi.
3) Pelaksanaan pemusnahan rekam medis.
m. Standar MKI.13 Kepemimpinan Dan Perencanaan
Rumah sakit menggunakan standar kode diagnosa, kode prosedur / tindakan,
simbol singkatan dan definisi. Standarisasi terminologi, definisi, vocabulari (kosa
kata) dan penamaan (nomenklatur) memfasilitasi pembandingan data dan
informasi di dalam maupun antar rumah sakit. Elemen yang dinilai, yaitu:
1) Ketentuan tentang standarisasi kode diagnosis.
2) Ketentuan tentang standarisasi kode prosedur / tindakan.
3) Ketentuan tentang standarisasi definisi yang digunakan.
4) Ketentuan tentang standarisasi simbol, termasuk yang tidak boleh
digunakan.
5) Ketentuan tentang standarisasi singkatan, termasuk yang tidak boleh
digunakan.
n. Standar MKI.14 Kepemimpinan Dan Perencanaan
Kebutuhan data dan informasi dari orang di dalam dan di luar rumah sakit
terpenuhi secara tepat waktu dalam format yang memenuhi harapan pengguna dan
dengan frekuensi yang dikehendaki. Format dan metode penyebarluasan
29
(diseminasi) data dan informasi kepada pengguna yang menjadi sasaran dibuat
agar memenuhi harapan pengguna, meliputi:
1) Memberikan data dan informasi hanya atas permintaan dan kebutuhan
pengguna.
2) Membuat format laporan untuk membantu pengguna dalam proses
pengambilan keputusan.
3) Memberikan laporan dengan frekuensi sesuai yang dibutuhkan oleh
pengguna.
4) Mengaitkan sumber data dan informasi.
5) Memberikan interpretasi atau klarifikasi atas data.
Elemen yang dinilai yaitu:
1) Pelaksanaan desiminasi data dan informasi kepada yang berwenag.
2) Pelaksanaan desiminasi harus tepat waktu.
3) Pelaksanaan sesuai dengan format yang ditentukan.
4) Pelaksanaan oleh staf rekam medis.
o. Standar MKI.15 Kepemimpinan Dan Perencanaan
Staf manajerial dan klinis yang pantas berpartisipasi dalam memilih,
mengintegrasikan dan menggunakan teknologi manajemen informasi. Kebutuhan
teknologi yang tersedia diintegrasikan dengan proses manajemen informasi yang
ada saat ini dan membantu membantu mengintegrasikan aktifitas dari seluruh
departemen dan pelayanan rumah sakit. Elemen yang dinilai yaitu:
1) Peran pelaksana pelayanan dalam membangun SIRS.
2) Peran manajemen dan staf dalam membangun SIRS.
p. Standar MKI. 16 Kepemimpinan Dan Perencanaan
Catatan dan informasi dilindungi dari kehilangan, kerusakan, gangguan, serta
akses dan penggunaan oleh yang tidak berhak. Rekam medis pasien dan data serta
informasi lain aman dan dilindungi sepanjang waktu. Elemen yang dinilai yaitu:
1) Upaya perlindungan rekam medis dari kehilangan dan kerusakan.
2) Upaya perlindungan rekam medis dari gangguan dan penyalahgunaan.
30
q. Standar MKI. 17 Kepemimpinan Dan Perencanaan
Pengambil keputusn dan staf lain yang kompeten telaj mendapat pendidikan
dan pelatihan tentang prinsip manajemen informasi. Individu di rumah sakit yang
membuat, mengumpulkan, menganalisis, dan menggunakan data serta informasi
mendapat pendidikan dan pelatihan untuk berpartisipasi secara efektif dalam
manajemen informasi yang dapat membatu pimpinan rumah sakit dalam membuat
perencanaan secara kolaboratif. Elemen yang dinilai yaitu:
1) Pelaksanaan pelatihan manajemen informasi sesuai kebutuhan dalam
lingkup kerjanya.
2) Penyediaan data dan informasi untuk mendukung manajemen.
3) Penggunaan data dan informasi klinis untuk pengambilan keputusan.
r. Standar MKI. 18 Kepemimpinan Dan Perencanaan
Kebijakan tertulis atau protokol menetapkan persyaratan untuk
mengembangkan serta menjaga kebijakan dan prosedur internal maupun suatu
proses dalam mengelola kebijakan dan prosedur eksternal. Elemen yang dinilai
yaitu:
1) Pelaksanaan pengembangan regulasi dan SPO.
2) Pelaksanaan adaptasi penggunaan regulasi dari luar rumah sakit dapat
diimplementasikan.
3) Pelaksanaan retensi regulasi dan SPO yang sudah tidak berlaku.
4) Pelaksanaan pemantauan bahwa regulasi dan SPO diimplementasikan
dengan benar.
s. Standar MKI. 19 Rekam Medis Pasien
Rumah sakit membuat / memprakarsai dan memelihara rekam medis untuk
setiap pasien yang menjalani asesmen / pemeriksaan (assessed) atau diobati.
Rekam medis tunggal dan pengidentifikasi tunggal bagi setiap pasien akan
31
memudahkan menemukan rekam medis pasien dan mendokumentasikan
pelayanan pasien setiap saat / sewaktu-waktu. Elemen yang dinilai yaitu :
1) Pelaksanaan pencatatan dalam rekam medis.
2) Setiap penyimpanan dan pengambilan rekam medis.
t. Standar MKI. 19.1 Rekam Medis Pasien
Rekam medis memuat informasi yang memadai / cukup untuk
mengidentifikasi pasien, mendukung diagnosis, justifikasi / dasar pembenaran
pengobatan, mendokumentasikan pemeriksaan dan hasil pengobatan. Dan
meningkatkan kesinambungan pelayanan diantara para praktisi pelayanan
kesehatan. Elemen yang dinilai yaitu sistem pencatatan rekam medis yang
meliputi informasi tentang identitas pasien, hasil pemeriksaan untuk menetapkan
diagnosis, justifikasi pelayanan dan pengobatan, serta hasil pelayanan dan
pengobatan.
u. Standar MKI. 19.1.1 Rekam Medis Pasien
Rekam medis setiap yang menerima pelayanan emergensi memuat/
mencantumkan jam kedatangan, kesimpulan saat mengakhiri pengobatan, kondisi
pasien pada saat dipulangkan, dan instruksi tindak lanjut pelayanan. Elemen yang
dinilai yaitu pengisian rekam medis pasien gawat darurat yang memuat tentang
jam kedatangan pasien, kesimpulan setelah penanganan/ pengobatan selesai,
kondisi pasien yang dipulangkan, serta instruksi tindak lanjut pelayanan.
v. Standar MKI. 19.2 Rekam Medis Pasien
Kebijakan rumah sakit mengidentifikasi mereka yang berhak untuk mengisi
rekam medis pasien dan menentukan isi dan format rekam medis. Elemen yang
dinilai yaitu:
1) Siapa saja staf rumah sakit yang berwenang mengisi rekam medis.
2) Penjelasan tentang lembar rekam medis yang berlaku.
3) Pengendalian dalam pengisian rekam medis.
4) Pelaksanaan bila melakukan koreksi atau penulisan ulang.
32
5) Identifikasi bagi staf yang mempunyai kewenangan dalam mengisi rekam
medis.
6) Proses evaluasi bahwa hanya staf yang berwenang yang mempunyai akses
ke rekam medis.
w. Standar MKI. 19.3 Rekam Medis Pasien
Setelah mengisi catatan di rekam medis setiap pasien, dituliskan juga identitas
penulisnya. Elemen yang dinilai yaitu:
1) Kepastian untuk dapat mengidentifikasi staf yang mengisi rekam medis.
2) Waktu pengisian rekam medis dapat diketahui.
3) Waktu pengisian rekam medis dapat diidentifikasi
x. Standar MKI. 19.4 Rekam Medis Pasien
Sebagai bagian dalam peningkatan kinerja, rumah sakit secara reguler
melakukan assesmen terhadap isi dan kelengkapan berkas rekam medis pasien.
Review berfokus pada ketepatan waktu, kelengkapan, dapat dibaca, dan
seterusnya dari rekam medis dan informasi klinis. Elemen yang dinilai yaitu
pelaksanaan review rekam medis yang dilakukan:
1) Secara teratur.
2) Menggunakan sampel yang tepat.
3) Oleh tenaga medis, keperawatan dan tenaga kesehatan lain yang
berwenang mengisi rekam medis.
4) Fokus pada ketepatan waktu, dapat terbaca dan lengkap.
5) Pengisian rekam medis sesuai dengan regulasi yang berlaku.
6) Meliputi rekam medis pasien yang masih dirawat dan yang sudah pulang.
7) Sebagai bagian dari program mutu rumah sakit.
y. Standar MKI. 20 Kumpulan Data dan Informasi
Kumpulan data dan informasi mendukung asuhan pasien, manajemen rumah
sakit, dan program manajemen mutu. Elemen yang dinilai yaitu:
1) Penggunaan informasi dalam penyusunan SPO pelayanan kedokteran yang
berbasiskan EBM.
33
2) Manajemen rumah sakit menggunakan data dan informasi dari luar rumah
sakit, misalnya untuk menilai indikator mutu
z. Standar MKI. 20.1 Kumpulan Data dan Informasi
Rumah sakit mempunyai proses untuk mengumpulkan data dan telah
menetapkan data dan informasi apa yang secara rutin (regular) dikumpulkan untuk
memenuhi kebutuhan staf klinis dan manajemen di rumah sakit, serta agen/ badan/
pihak lain di luar rumah sakit. Elemen yang dinilai yaitu:
1) Prosedur permintaan data
2) Laporan rumah sakit tentang data-data rumah sakit ke lembaga
pemerintah.
aa. Standar MKI. 20. 2 Kumpulan Data dan Informasi
Rumah sakit mempunyai proses untuk menggunakan atau berpartisipasi dalam
database eksternal. Elemen yang dinilai yaitu:
1) Penggunaan informasi sumber data eksternal.
2) Pelaporan sesuai ketentuan yang berlaku.
3) Melaksanakan analisis data dengan cara membandingkan data-data dari
luar rumah sakit.
4) Pengamanan dan kerahasiaan data.
ab. Standar MKI. 21 Kumpulan Data dan Informasi
Rumah sakit mendukung asuhan pasien, pendidikan, riset, dan manajemen
dengan informasi yang tepat waktu dari sumber data terkini. Elemen yang dinilai
yaitu ketersediaan referensi untuk mendukung pelayanan pasien, pendidikan
klinik, riset, manajemen, dan harapan pengguna informasi.
3.2 Sasaran Mutu Instalasi Rekam Media RSUP Sanglah
3.2.1 Sasaran Mutu Instalasi Rekam Medis Di Instalasi Rawat Darurat
Tahun 2010
34
a. Mempersingkat respone time proses registrasi rawat jalan dari penerimaan
form pendaftaran pasien baru sampai pasien menuju ruang pelayanan
medis maksimal 5 menit.
b. Mempersingkat respone time proses registrasi rawat inap mulai dari
penerimaan form permintaan rawat inap ke loket samapi pasien / keluarga
menerima rekam medis rawat inap, maksimal 15 menit.
3.2.2 Sasaran Mutu Instalasi Rekam Medis Di Instalasi Rawat Jalan Tahun
2010
a. Mempersingkat waktu tanggap pelayanan registrasi pasien baru rawat
jalan dari saat penerimaan form pendaftaran sampai pasien menuju
ruang pelayanan medis maksimal 15 menit.
b. Mempersingkat waktu tanggap pelayanan registrasi pasien umum lama
rawat jalan dari saat penerimaan form pendaftaran sampai rekam medis
sampai di runag pelayanan medis maksimal 30 menit.
3.2.3 Sasaran Mutu Instalasi Kerja Rekam Medis Di Wing Amerta Bulan
Desember Tahun 2011
a. Melayani pendaftaran pasien rawat jalan dengan cepat, akurat dan tepat
dengan target waktu maksimal 10 menit. Dipantau 1 bulan sekali,
target 75 %, pencapaian 56,4 %.
b. Mempersiapkan rekam medis perjanjian dengan lengkap, dipantau 1
bulan sekali. Target 75 %, pencapaian 76,5 %.
3.2.4 Sasaran Mutu Instalasi Kerja Rekam Medis Di Wing Amerta Bulan
Juni Tahun 2012
a. Melayani pendaftaran pasien rawat jalan dengan cepat, akurat dan tepat
dengan target waktu maksimal 10 menit, dipantau 1 bulan sekali. Target
75 %, pencapaian 69 %.
b. Mempersiapkan rekam medis pasien perjanjian dengan lengkap,
dipantau 1 bulan sekali. Target 75 %, pencapaian 87 %.
35
3.3 Metode Penetapan Sasaran Mutu Instalasi Rekam Medis RSUP Sanglah
Penetapan sasaran mutu di RSUP Sanglah dilakukan dengan cara memberi
scoring pada topik indikator mana yang akan menjadi prioritas pemantauan. Topik
indikator ini didapatkan dari hasil diskusi antara instalasi atau bagian- bagian yang
terkait. Hasil penentuan prioritas dari setiap instalasi/bagian akan didiskusikan
kembali di tingkat Direksi untuk menentukan topik indikator apa yang akan
menjadi indikator rumah sakit. Penentuan indikator tingkat rumah sakit tentunya
akan tetap mengikuti persyaratan dalam standart JCI.
Dalam penentuan prioritas indikator mutu terdapat beberapa kriteria yang
dilakukan oleh RSUP Sanglah Denpasar terhadap topik yang di angkat. Kriteria –
kriteria tersebut diantaranya adalah:
Tabel 3.1 Kriteria Penentuan Prioritas Indikator
Keterangan Penjelasan Skor Min Skor MaxHigh Risk Apabila topik indikator yang diangkat merupakan
suatu kondisi yang beresiko tinggi pada pasien.1 5
High volume Apabila topik indikator yang diangkat merupakan suatu kondisi yang sering terjadi
1 5
Problem Prone Apabila topik indikator yang diangkat merupakan suatu kondisi yang rawan masalah
1 5
Important to mission
Apabila topik indikator yang diangkat merupakan suatu kondisi yang sangat penting untuk mewujudkan misi RS
1 5
Customer Satifaction
Apabila topik indikator yang diangkat merupakan suatu kondisi yang dapat meningkatkan kepuasan pasien.
1 5
Staff Satisfaction Apabila topik indikator yang diangkat merupakan suatu kondisi yang dapat meningkatkan kepuasan staf
1 5
Physician Satisfaction
Apabila topik indikator yang diangkat merupakan suatu kondisi yang dapat meningkatkan kepuasan dokter
1 5
Clinical outcome Apabila topik indikator yang diangkat merupakan suatu kondisi yang berpengaruh pada outcome pelayanan klinis
1 5
Safety Apabila topik indikator yang diangkat merupakan suatu kondisi yang dapat meningkatkan keamanan bagi pasien, keluarga pasien dan seluruh staf dan karyawan RS
1 5
Regulatory Requirment
Apabila topic indikator yang diangkat bertujuan untuk memenuhi peraturan yang berlaku
1 5
36
3.4 Analisis SWOT Tahun 2014 Di Instalasi Rekam Medis RSUP Sanglah
Dalam menganalisis SWOT Tahun 2014 di instalasi Rekam Medis RSUP
Sanglah Denpasar, langkah pertama yaitu mengidentifikasi faktor eksternal
(RAFE) dan faktor internal (RAFI). Berikut hasil identifikasi faktorekternal dan
faktor internal sesuai kondisi lapang:
3.4.1 Faktor Eksternal (RAFE), meliputi:
a. Faktor peluang (Opportinstalasiy):
1) Data rekam medis sebagai acuan dalam menentukan strategis
pelayanan dan pemasaran rumah sakit.
2) Kelengkapan data rekam medis sebagai dasar dalam pelaksanaan
program asuransi (BPJS, JKBM, dan lain-lain).
3) Rekam medis merupakan alat bukti dalam penegakan hukum
kedokteran dan kedokteran gigi.
4) Perubahan pelayanan MIK ke tingkat pelayanan MIK terkomputerisasi
dengan jaringan LAN yaitu RKE (Rekam Medik Elektronik).
5) RSUP Sanglah merupakan rumah sakit rujukan di Pulau Bali dan
Indonesia bagian timur, serta merupakan rumah sakit pendidikan
utama.
6) Instalasi rekam medis mempunyai peluang menjadi instalasi
manajemen informasi kesehatan (MIK).
b. Faktor ancaman (Threat):
1) Ketidaklengkapan data rekam medis mempengaruhi proses klaim.
2) Ancaman keamanan data rekam medis elektronik dari virus, bencana,
kerusakan teknis, dan lain-lain.
3) Ancaman keamanan informasi kesehatan pasien dari pihak luar (pasien
atau selain petugas yang dapat masuk ke instalasi rekam medis.
4) Rekam medis sebagai data dalam pembuktian tuntutan pasien.
37
3.4.2 Faktor Internal (RAFI), meliputi:
a. Faktor kekuatan (Strenght):
1) Fasilitas kerja di instalasi rekam medis memadai (ATK, folder,
peralatan kerja, komputer, dan lain-lain).
2) Suhu ruang kerja dan ruang filing cukup nyaman.
3) Pencahayaan ruangan di instalasi rekam medis cukup.
4) Loket pendaftaran pasien baru dan pasien lama sudah memadai.
5) Instalasi rekam medis mendapat dukungan kuat dari direksi, serta
komitmen yang kuat dari pengelola instalasi rekam medis.
6) Jumlah dan kualifikasi pendidikan petugas rekam medis cukup
memadai.
7) Instalasi rekam medis RSUP Sanglah menjadi tempat praktek kerja
dan penelitian.
8) Program pelatihan untuk staf rekam medis dilaksanakan tiap tahun.
9) Petugas pendaftaran melayani dengan ramah, sopan, tertib dan penuh
tanggungjawab.
10) Telah melakukan akreditasi JCI.
b. Faktor kelemahan (Weakness):
1) Masalah respone time.
2) Penyimpanan rekam medis yang terpisah (Wing Amerta dan Poli
Utara).
3) Permintaan surat konsul di bagian pendaftaran pasien.
4) Alur pendaftaran yang kurang menarik pasien untuk membacanya.
5) Jumlah roll o’pack dan luas ruang penyimpanan kurang memadai yang
mengakibatkan jadwal retensi menjadi singkat.
6) Masalah nomor ganda dan misfile.
7) Rotasi kerja belum terlaksana karena memperhatikan dari keahlian dari
masing-masing petugas yang telah sesuai dengan bagiannya.
8) Sistem komputer yang belum stabil dan belum berfungsi dengan baik.
38
3.4.3 Pemodelan SWOT
a. Penghitungan analisis SWOT dilakukan dengan memberikan nilai bobot
dan rating. Nilai bobot menggunakan skala likert. Penilaian bobot dilakukan
dengan cara memberikan pilihan “SP” apabila faktor yang mempengaruhi sangat
penting, sampai dengan “STP” apabila faktor yang mempengaruhi sangat tidak
penting terhadap penyelenggaraan rekam medis saat ini. Berikut pilihan untuk
pembobotan:
Tabel 3.2 Pilihan Pembobotan
STPSangat tidak penting jika faktor sangat tidak mempengaruhi penyelenggaraan rekam medis
TP Tidak penting jika faktor tidak mempengaruhi penyelenggaraan rekam medisR Ragu-ragu jika faktor tidak dapat dijustifikasiP Penting jika faktor mempengaruhi penyelenggaraan rekam medis
SPSangat penting jika faktor sangat mempengaruhi penyelenggaraan rekam medis
Karena jumlah pembobotan harus sama dengan 1 (satu) untuk setiap
matriks evaluasi, maka bobot untuk setiap responden tidak mesti sama, tergantung
dari banyak jumlah variabel yang dipilih, atau dapat diformulasikan sebagai
berikut:
A (SP) + B (P) + C (R) + D (TP) + E (STP) = 1,00 .................................3.1
Dimana:
A = jumlah banyaknya SP dalam satu matrik evaluasiB = jumlah banyaknya P dalam satu matrik evaluasi C = jumlah banyaknya R dalam satu matrik evaluasiD = jumlah banyaknya TP dalam satu matrik evaluasiE = jumlah banyaknya STP dalam satu matrik evaluasiSP = bobot nilai Sangat PentingP = bobot nilai PentingR = bobot nilai Ragu-raguTP = bobot nilai Tidak PentingSTP = bobot nilai Sangat Tidak Penting
Agar lebih mudah maka rasio perbandingan antara SP hingga STP, dibuat
sama dengan 2, sehingga:
39
SP : P : R : TP : STP = 1 : 2 : 4 : 8 : 16 ....................................................3.2
Jika SP = X, maka: ...............................................................................................3.3
P = ½ X ....................................................................................................3.4
R = ¼ X ....................................................................................................3.5
TP = 1/8 X ................................................................................................3.6
STP = 1/16 X ............................................................................................3.7
Sehingga:
A (X) + B (1/2X) + C (1/4X) + D (1/8X) + E (1/16X) = 1,00 .................3.8
X = SP ....................................................................................................3.10
Sumber: Raharjo, FT UI, 2010
b. Rating (Tingkat Pengaruh)
Pada bagian ini, beri masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai
dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor
tersebut terhadap kondisi instalasi rekam medis.
Pemberian nilai rating untuk faktor peluang dan kekuatan bersifat positif
(peluang dan kekuatan yang semakin besar diberi rating 4, tetapi jika peluang
dan kekuatan semakin kecil diberi rating 1). Pemberian nilai rating untuk faktor
ancaman dan kelemahan bersifat negatif (ancaman dan kelemahan yang
semakin besar diberi rating 1, tetapi jika ancaman dan kelemahan semakin
kecil diberi rating 4).
Tabel 3.3 Pilihan Rating
Keterangan Peluang dan Kekuatan Ancaman dan Kelemahan
4Faktor sangat berpengaruh terhadap instalasi rekam medis
4Faktor sangat tidak berpengaruh terhadap instalasi rekam medis
3Faktor berpengaruh terhadap instalasi rekam medis
3Faktor tidak berpengaruh terhadap instalasi rekam medis
2Faktor tidak berpengaruh terhadap instalasi rekam medis
2Faktor berpengaruh terhadap instalasi rekam medis
1Faktor sangat tidak berpengaruh terhadap instalasi rekam medis
1Faktor sangat berpengaruh terhadap instalasi rekam medis
40
3.4.4 Hasil Penilaian Analisis SWOT
a. MATRIK RAFE (Rangkuman Analisis Faktor Eksternal)
Tabel 3.4 Penilaian Faktor Peluang
FAKTOR PELUANG PEMBOBOTAN RATING
1. Data rekam medis sebagai acuan dalam menentukan strategis pelayanan dan pemasaran rumah sakit.
SP 3
2. Kelengkapan data rekam medis sebagai dasar dalam pelaksanaan program asuransi (BPJS, JKBM, dan lain-lain).
SP 4
3. Rekam medis merupakan alat bukti dalam penegakan hukum kedokteran dan kedokteran gigi.
SP 3
4. Perubahan pelayanan MIK ke tingkat pelayanan MIK terkomputerisasi dengan jaringan LAN yaitu RKE (Rekam Medik Elektronik).
P 2
5. RSUP Sanglah merupakan rumah sakit rujukan di Pulau Bali dan Indonesia bagian timur, serta merupakan rumah sakit pendidikan utama.
P 4
6. Instalasi rekam medis mempunyai peluang menjadi instalasi manajemen informasi kesehatan (MIK).
P 1
Tabel 3.5 Penilaian Faktor Ancaman
FAKTOR ANCAMAN PEMBOBOTAN RATING
1. Ketidaklengkapan data rekam medis mempengaruhi proses klaim.
SP 3
2. Ancaman keamanan data rekam medis elektronik dari virus, bencana, kerusakan teknis, dan lain-lain.
SP 1
3. Ancaman keamanan informasi kesehatan pasien dari pihak luar (pasien atau selain petugas yang dapat masuk ke instalasi rekam medis.
SP 2
4. Rekam medis sebagai data dalam pembuktian tuntutan pasien.
SP 4
b. MATRIK RAFI (Rangkuman Analisis Faktor Internal)
Tabel 3.6 Penilaian Faktor Kekuatan
FAKTOR KEKUATAN PEMBOBOTAN RATING
1. Fasilitas kerja di instalasi rekam medis memadai (ATK, folder, peralatan kerja, komputer, dan lain-lain.
P 3
2. Suhu ruang kerja dan ruang filing cukup nyaman. P 3
3. Pencahayaan ruangan di instalasi rekam medis cukup. P 4
41
4. Loket pendaftaran pasien baru dan pasien lama sudah memadai.
P 3
5. Instalasi rekam medis mendapat dukungan kuat dari direksi, serta komitmen yang kuat dari pengelola instalasi rekam medis.
SP 4
6. Jumlah dan kualifikasi pendidikan petugas rekam medis cukup memadai.
SP 3
7. Instalasi rekam medis RSUP Sanglah menjadi tempat praktek kerja dan penelitian.
P 2
8. Program pelatihan untuk staf rekam medis dilaksanakan tiap tahun.
SP 3
9. Petugas pendaftaran melayani dengan ramah, sopan, tertib dan penuh tanggungjawab.
P 4
10. Telah melakukan akreditasi JCI. P 4
Tabel 3.7 Penilaian Faktor Peluang
FAKTOR KELEMAHAN PEMBOBOTAN RATING
1. Masalah respone time. P 1
2. Penyimpanan rekam medis yang terpisah (Wing Amerta dan Poli Utara).
P 3
3. Permintaan surat konsul di bagian pendaftaran pasien. P 2
4. Alur pendaftaran yang kurang menarik pasien untuk membacanya.
R 4
5. Jumlah roll o’pack dan luas ruang penyimpanan kurang memadai yang mengakibatkan jadwal retensi menjadi singkat.
SP 1
6. Masalah nomor ganda dan misfile. SP 1
7. Rotasi kerja belum terlaksana karena memperhatikan dari keahlian dari masing-masing petugas yang telah sesuai dengan bagiannya.
R 4
8. Sistem komputer yang belum stabil dan belum berfungsi dengan baik.
SP 1
42
3.4.5 Rekapitulasi Nilai Hasil Analisis SWOT
Pengolahan data dari rekapitulasi nilai hasil analisis SWOT akan dihitung
nilai X yang kemudian akan dihitung nilai pembobotan sesuai skala likert yang
dipilih oleh kepala instalasi rekam medis. Berikut data penghitungannya:
Tabel 3.8 Perhitungan Nilai Faktor Peluang
Faktor Peluang Nilai X
Nilai SP
Nilai P
Nilai R
Nilai TP
Nilai STPA B C D E
3 3 0 0 0 0,222 0,22 0,11 0,06 0,03 0,014
Tabel 3.9 Perhitungan Nilai Faktor Ancaman
Faktor Ancaman Nilai X
Nilai SP
Nilai P
Nilai R
Nilai TP
Nilai STPA B C D E
4 0 0 0 0 0,25 0,25 0,13 0,06 0,03 0,016
Tabel 3.10 Perhitungan Nilai Faktor Kekuatan
Faktor Kekuatan Nilai X
Nilai SP
Nilai P
Nilai R
Nilai TP
Nilai STPA B C D E
3 7 0 0 0 0,15 0,15 0,1 0,04 0,02 0,01
Tabel 3.11 Perhitungan Nilai Faktor Kelemahan
Faktor Kelemahan Nilai X
Nilai SP
Nilai P
Nilai R
Nilai TP
Nilai STPA B C D E
3 3 2 0 0 0,2 0,2 0,1 0,05 0,03 0,01
43
Berdasarkan rekapitulasi nilai hasil analisisi SWOT diatas, didapatkan nilai
jumlah skor terbobot pada masing-masing faktor, yaitu sebagai berikut:
a. MATRIK RAFE (Rangkuman Analisis Faktor Eksternal)
Tabel 3.12 Matrik Peluang
FAKTOR PELUANG PEMBOBOTAN RATINGSKOR
TERBOBOT1. Data rekam medis sebagai acuan dalam
menentukan strategis pelayanan dan pemasaran rumah sakit.
0,22 3 0,66
2. Kelengkapan data rekam medis sebagai dasar dalam pelaksanaan program asuransi (BPJS, JKBM, dan lain-lain).
0,23 4 0,92
3. Rekam medis merupakan alat bukti dalam penegakan hukum kedokteran dan kedokteran gigi.
0,22 3 0,66
4. Perubahan pelayanan MIK ke tingkat pelayanan MIK terkomputerisasi dengan jaringan LAN yaitu RKE (Rekam Medik Elektronik).
0,11 2 0,22
5. RSUP Sanglah merupakan rumah sakit rujukan di Pulau Bali dan Indonesia bagian timur, serta merupakan rumah sakit pendidikan utama.
0,11 4 0,44
6. Instalasi rekam medis mempunyai peluang menjadi instalasi manajemen informasi kesehatan (MIK).
0,11 1 0,44
TOTAL 1 3,34
Tabel 3.13 Matrik Ancaman
FAKTOR ANCAMAN PEMBOBOTAN RATINGSKOR
TERBOBOT
1. Ketidaklengkapan data rekam medis mempengaruhi proses klaim.
0,25 3 0,75
2. Ancaman keamanan data rekam medis elektronik dari virus, bencana, kerusakan teknis, dan lain-lain.
0,25 1 0,25
3. Ancaman keamanan informasi kesehatan pasien dari pihak luar (pasien atau selain petugas yang dapat masuk ke instalasi rekam medis.
0,25 2 0,50
4. Rekam medis sebagai data dalam pembuktian tuntutan pasien.
0,25 4 1
TOTAL 1 2,50
44
b. MATRIK RAFI (Rangkuman Analisis Faktor Internal)
Tabel 3.14 Matrik Kekuatan
FAKTOR KEKUATAN PEMBOBOTAN RATINGSKOR
TERBOBOT
1. Fasilitas kerja di instalasi rekam medis memadai (ATK, folder, peralatan kerja, komputer, dan lain-lain.
0,077 3 3,077
2. Suhu ruang kerja dan ruang filing cukup nyaman. 0,077 3 3,077
3. Pencahayaan ruangan di instalasi rekam medis cukup.
0,077 4 0,308
4. Loket pendaftaran pasien baru dan pasien lama sudah memadai.
0,077 3 3,077
5. Instalasi rekam medis mendapat dukungan kuat dari direksi, serta komitmen yang kuat dari pengelola instalasi rekam medis.
0,15 4 0,6
6. Jumlah dan kualifikasi pendidikan petugas rekam medis cukup memadai.
0,15 3 0,45
7. Instalasi rekam medis RSUP Sanglah menjadi tempat praktek kerja dan penelitian.
0,077 2 0,154
8. Program pelatihan untuk staf rekam medis dilaksanakan tiap tahun.
0,15 3 0,45
9. Petugas pendaftaran melayani dengan ramah, sopan, tertib dan penuh tanggungjawab.
0,077 4 0,308
10. Telah melakukan akreditasi JCI. 0,077 4 0,308
TOTAL 1 11,8
45
Tabel 3.15 Matrik Kelemahan
FAKTOR KELEMAHAN PEMBOBOTAN RATINGSKOR
TERBOBOT
1. Masalah respone time. 0,1 1 0,1
2. Penyimpanan rekam medis yang terpisah (Wing Amerta dan Poli Utara).
0,1 3 0,3
3. Permintaan surat konsul di bagian pendaftaran pasien.
0,1 2 0,2
4. Alur pendaftaran yang kurang menarik pasien untuk membacanya.
0,05 4 0,2
5. Jumlah roll o’pack dan luas ruang penyimpanan kurang memadai yang mengakibatkan jadwal retensi menjadi singkat.
0,2 1 0,2
6. Masalah nomor ganda dan misfile. 0,2 1 0,2
7. Rotasi kerja belum terlaksana karena memperhatikan dari keahlian dari masing-masing petugas yang telah sesuai dengan bagiannya.
0,05 4 0,2
8. Sistem komputer yang belum stabil dan belum berfungsi dengan baik.
0,2 1 0,2
TOTAL 1 1,6
3.4.6 Penentuan Kuadran Pada Matrik Analisis SWOT
Berdasarkan hasil nilai dari matrik RAFE dan matrik RAFI yang telah
diolah, kemudian dimasukkan pada diagram analisis SWOT. Berikut
perhitungannya:
Nilai matrik RAFE = total nilai peluang – total nilai ancaman
= 3,34 – 2,50
= 0,84
Nilai matrik RAFI = total nilai kekuatan – total nilai kelemahan
= 11,8 – 1,6
= 10,2
46
Kemudian nilai matrik RAFE dimasukkan pada sumbu vertikal dan nilai matrik
RAFI dimasukkan pada sumbu horizontal, maka instalasi rekam medis RSUP
Sanglah berada pada kuadran I. Berikut gambar diagram SWOT:
Gambar 3.9 Kuadran SWOT
Dari hasil analisis diatas Instalasi Rekam Medis RSUP Sanglah berada
pada kuadran I yaitu Pada kuadran ini merupakan situasi yang sangat
menguntungkan, karena rumah sakit memiliki peluang dan kekuatan sehingga
dapat memanfaatkan peluang yang ada.Strategi yang diterapkan dalam kondisi ini
adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.
Gambar 3.1 Diagram SWOT Instalasi Rekam Medis RSUP Sanglah
Kuadran IKuadran III
Kuadran IIKuadran IV
47
3.4.7 Penentuan Strategi Instalasi Rekam Medis Tahun 2014
RAFI
RAFI
STRENGHT1. Fasilitas kerja di instalasi rekam medis memadai.2. Suhu ruang kerja dan ruang filing cukup nyaman.3. Pencahayaan ruangan di instalasi rekam medis cukup.4. Loket pendaftaran pasien baru dan pasien lama sudah
memadai.5. Mendapat dukungan kuat dari direksi, serta komitmen yang
kuat dari pengelola instalasi rekam medis.6. Jumlah dan kualifikasi pendidikan petugas rekam medis
cukup memadai.7. Menjadi tempat praktek kerja dan penelitian.8. Program pelatihan dilaksanakan tiap tahun.9. Petugas pendaftaran melayani dengan ramah, sopan, tertib
dan penuh tanggungjawab.10. Telah melakukan akreditasi JCI.
WEAKNESS1. Masalah respone time.2. Penyimpanan rekam medis yang terpisah.3. Permintaan surat konsul di bagian pendaftaran pasien.4. Alur pendaftaran yang kurang menarik.5. Jumlah roll o’pack dan luas ruang penyimpanan kurang
memadai.6. Masalah nomor ganda dan misfile.7. Rotasi kerja belum terlaksana 8. Sistem komputer yang belum stabil dan belum berfungsi
dengan baik.
OPPORTUNITY1. Acuan dalam menentukan strategis pelayanan dan
pemasaran rumah sakit.2. Sebagai dasar dalam pelaksanaan program asuransi.3. Alat bukti dalam penegakan hukum kedokteran dan
kedokteran gigi.4. Perubahan pelayanan MIK ke tingkat RKE.5. Rumah sakit rujukan dan rumah sakit pendidikan utama.6. Peluang menjadi instalasi manajemen informasi kesehatan
(MIK).
STRATEGI SO1. Pelatihan manajemen informasi kesehatan khususnya
analisis keluaran data informasi kesehatan,2. Peningkatan pelayanan MIK ke tingkat RKE dengan
memaksimalkan dukungan dari direksi.
STRATEGI WO1. Pembuatan alur pendaftaran baru yang lebih menarik. 2. Peningkatan pelayanan MIK ke tingkat RKE untuk
meminimalisir jumlah roll o’pack dan ruang penyimpanan, menurangi masalah nomor ganda dan misfile, dan mempercepat pelacakan berkas WI dan PU.
3. Perbaharuan SOP distribusi berkas RM.4. Pengumpulan data (masalah permintaan surat konsul) dan
presentasi pada rapat tim.
THREAT1. Ketidaklengkapan data rekam medis mempengaruhi proses
klaim.2. Ancaman keamanan data rekam medis elektronik.3. Ancaman keamanan informasi kesehatan pasien dari pihak
luar.4. Rekam medis sebagai data dalam pembuktian tuntutan
pasien.
STRATEGI ST1. Pembuatan SOP open review dan presentasi laporan open
review pada rapat tim.2. Meningkatkan sistem keamanan untuk melindungi data
rekam medis elektronik.
STRATEGI WT1. Optimalisasi sistem komputer sesuai dengan permintaan
kebutuhan.2. Peningkatan disiplin petugas dalam memaksimalkan
penggunaan finger print.
Gambar 3.2 Matrik SWOT
48
3.5 Analisis Kuantitatif Rekam Medis (Quality Assurance) Di Instalasi
Rekam Medis RSUP Sanglah
Analisis kuantitatif rekam medis di instalasi rekam medis dilakukan pada
berkas rekam medis rawat jalan poli bedah onkologi. Dengan pertimbangan
keterbatasan waktu, penilaian analisis kuantitatif dilakukan pada formulir resume
klinis rawat jalan. Poin-poin penilaian dalam formulir resume rawat jalan terdiri
dari:
a. Nama pasien
b. Tanggal lahir
c. Nomor RM
d. Tanggal / jam kunjungan
e. Klinik yang dikunjungi
f. Diagnosa
g. Pengobatan saat ini
h. Alergi
i. Tindakan / operasi dan RI dimasa lalu
j. Nama dan paraf dokter
k. Kode diagnosa / operasi
49
3.5.1 Pengumpulan Data Analisis Kuantitatif
Data analisis kuantitatif pada formulir resume klinis pasien rawat jalan pada poli bedah onkologi diambil dalam waktu 1 minggu
dimulai dari tanggal 24 – 29 Maret 2014 (dapat dilihat pada lampiran 3) dengan jumlah keseluruhan formulir resume klinis pasien
rawat jalan yang diteliti sebanyak 213 formulir. Berikut data yang terkumpul:
Tabel 3.16 Data Analisis Kuantitatif Formulir Resume Klinis Pasien Rawat Jalan
Tanggal Nama Tgl LahirTgl/Jam
DiagnosaPengobatan
AlergiTerapi/ Nama Kode
MRSTIDAK ADA
TIDAK DIISIKunjungan Saat Ini Operasi & Paraf Diagnosis LESS
24-Mar-14 40 40 40 39 35 32 29 29 7 0 2 9
25-Mar-14 33 33 33 31 27 20 22 31 11 3 1 5
26-Mar-14 38 38 38 37 36 25 30 37 9 1 4 1
27-Mar-14 29 29 29 29 22 20 23 28 4 3 4 2
28-Mar-14 16 16 16 16 16 11 13 16 5 2 1 1
29-Mar-14 11 11 11 10 10 8 9 10 6 0 5 2
JUMLAH 167 167 167 162 146 116 126 151 42 9 17 20
Berikut hasil prosentase dari hasil analisis kuantitatif formulir resume klinis pasien rawat jalan:
Tabel 3.17 Prosentase Pengisian Pada Formulir Resume Klinis Pasien Rawat Jalan
Nama Tgl LahirTgl/Jam
DiagnosaPengobatan
AlergiTerapi/ Nama Kode
MRSTIDAK ADA TIDAK
Kunjungan Saat Ini Operasi & Paraf Diagnosis LESS DIISI
Pasien melakukan registrasi rawat jalan di loket 4,5,6 tiap hari.
Melakukan registrasi pasien sesuai dengan SOP.
Mencatat kejadian salah registrasi di loket 4,5,6.
Tiap hari mulai jam 07.00 – 13.00 untuk hari senen – kamis, jam 07.00 – 12.00 untuk hari jumat – sabtu.
Jumlah kesalahan registrasi pasien RJ dalam 1 bulan--------------------------- x 100%Jumlah keseluruhan kunjungan pasien lama rawat jalan dalam 1 bulan
2 Mengurangi kesalahan pengambilan berkas rekam medis dari rak penyimpanan untuk pasien rawat jalan melakukan kontrol.
Max 0 % Ka. Instalasi rekam medis
Koord. Pengelolaan rekam medis
Keluarnya kitir-kitir dari loket 4,5,6 sampai berkas ditemukan dan sampai dimeja pengeluaran tiap hari
Melakukan pengambilan berkas ke rak sesuai dengan SOP.
Melakukan pengecekan nomor RM kembali sebelum berkas ke meja pengeluaran.
Tiap hari mulai jam 07.00 – 13.00 untuk hari senen – kamis, jam 07.00 – 12.00 untuk hari jumat – sabtu.
Jumlah kesalahan pengambilan berkas RM dalam 1 bulan--------------------------- x 100%Jumlah keseluruhan kunjungan pasien rawat jalan dalam 1 bulan
3 Mengurangi kesalahan menyimpan berkas rekam medis pada rak penyimpanan.
Max 0 % Ka. Instalasi rekam medis
Koord. Pengelolaan rekam medis
Berkas RM rawat jalan kembali dari poliklinik di sortir sampai berkas RM disimpan di rak tiap hari
Melakukan menyimpan berkas ke rak sesuai dengan SOP.
Melakukan pengecekan dua digit nomor belakang RM kembali sebelum berkas dimasukkan ke
Tiap hari mulai jam 14.00 – selesai untuk hari senen – kamis, jam 12.00 – selesai 00 untuk hari jumat – sabtu.
Jumlah kesalahan menyimpan berkas RM dalam 1 bulan--------------------------- x 100%Jumlah keseluruhan kunjungan pasien rawat jalan dalam 1 bulan
53
masing-masing rak.4 Mengurangi kesalahan distribusi
dari petugas distribusi ke masing-masing poliklinik tujuan.
Max 0 % Ka. Instalasi rekam medis.
Koord. Pengelolaan rekam medis
Berkas RM disortir sesuai rak pengiriman ke poli sampai berkas RM sampai ke poli tujuan tiap hari.
Melakukan distribusi berkas rekam medis ke poliklinik sesuai dengan SOP.
Tiap hari mulai jam 07.00 – 13.00 untuk hari senen – kamis, jam 07.00 – 12.00 untuk hari jumat – sabtu.
Jumlah kesalahan distribusi berkas RM dalam 1 bulan--------------------------- x 100%Jumlah keseluruhan kunjungan pasien rawat jalan dalam 1 bulan
5 Kesalahan assembling berkas rekam medis setelah rawat inap.
Max 0 % Ka. Instalasi rekam medis.
Koord. Pengelolaan rekam medis
Berkas RM habis rawat inap diurutkan sampai pemasangan label warna dan nomor RM tiap hari.
Melakukan assembling berkas rekam medis habis rawat inap sesuai dengan SOP.
Tiap hari mulai dalam 3 shift yaitu pagi, sore, malam.
Jumlah kesalahan assembling berkas RM dalam 1 bulan--------------------------- x 100%Jumlah keseluruhan berkas RM yang diassemblingdalam 1 bulan
6 Mengurangi masalah nomor ganda pasien yang berkunjung.
Max 0 % Ka. Instalasi rekam medis.
Koord. Pengelolaan rekam medis
Laporan pasien yang mempunyai nomor ganda saat registrasi pasien tiap hari
Melakukan registrasi pasien sesuai dengan SOP.
Mencatat kejadian nomor ganda setiap harinya.
Saat registrasi ditanyakan dengan baik pasien pernah mendaftar sebelumnya atau tidak.
Tiap hari mulai jam 07.00 – 13.00 untuk hari senen – kamis, jam 07.00 – 12.00 untuk hari jumat – sabtu.
Jumlah masalah nomor ganda dalam 1 bulan--------------------------- x 100%Jumlah kunjungan pasiendalam 1 bulan
7 Mengurangi kegiatan close cashier pada loket pendaftaran
Max 0 % Ka. Instalasi rekam
Pada saat melakukan
Mencatat kejadian close cashier setiap
Tiap hari mulai jam 07.00 – 13.00
Jumlah kegiatan close cashier dalam 1 bulan
54
pasien lama rawat jalan. medis Koord.
Pengelolaan rekam medis
kegiatan registrasi pendataran pasien lama rawat jalan.
harinya pada loket pendaftaran 4,5,6.
Membuat laporan kejadian close cashier dan presentasikan pada rapat tim.
untuk hari senen – kamis, jam 07.00 – 12.00 untuk hari jumat – sabtu.
--------------------------- x 100%Jumlah kunjungan pasiendalam 1 bulan
8 Meningkatkan kelengkapan pengisian formulir resume klinis pasien rawat jalan.
Max 100 %
Ka. Instalasi rekam medis
Koord. Pengelolaan rekam medis
Dari pasien mendapatkan pemeriksaaan sampai berkas RM kembali dari poliklinik.
Mengumpulkan data analisis kuantitatif pada formulir resume klinis pasien rawat jalan.
Membuat laporan dan presentasikan pada rapat tim.
Tiap hari mulai jam 07.00 – 13.00 untuk hari senen – kamis, jam 07.00 – 12.00 untuk hari jumat – sabtu.
Jumlah kelengkapan kolom pengisian pada formulir resume RJ dalam 1 bulan--------------------------- x 100%Jumlah kunjungan pasiendalam 1 bulan
9 Mengurangi permintaan surat konsultasi pada loket pendaftaran rawat jalan.
Max 0 % Ka. Instalasi rekam medis
Koord. Pengelolaan rekam medis
Permintaan surat konsul pada petugas pendaftaran dari waktu buka loket pendaftaran pasien rawat jalan tiap hari.
Mengumpulkan data permintaan surat konsul pada petugas loket pendaftaran pasien.
Membuat laporan dan presentasikan pada rapat tim.
Tiap hari mulai jam 07.00 – 13.00 untuk hari senen – kamis, jam 07.00 – 12.00 untuk hari jumat – sabtu.
Jumlah permintaan surat konsul dalam 1 bulan--------------------------- x 100%Jumlah kunjungan pasienrawat jalan dalam 1 bulan
55
4.2 Analisis SWOT Instalasi Rekam Medis
4.2.1 Posisi Kuadran Pada Diagram SWOT
Instalasi rekam medis RSUP Sanglah berdasarkan hasil perhitungan bobot
dan rating berada pada kuadran I yang artinya instalasi rekam medis berada pada
situasi yang sangat menguntungkan. Dimana instalasi rekam medis memilki
kekuatan untuk menghadapi peluang yang ada.
Pada kuadran I yaitu pada titik 0,84 dari faktor eksternal di sumbu
horizontal dan titik 10,2 dari faktor internal di sumbu vertikal. Titik temu dari
sumbu tersebut berada pada ujung kuadran I, yang hampir mendekati ke sumbu II.
Jika instalasi rekam medis dapat meningkatkan pengelolaan data rekam medis dan
pelayanan di instalasi rekam, maka posisi instalsi rekam medis RSUP Sanglah
akan tetap berada pada kudran II. Jika instalasi rekam medis mengalami
penurunan kinerja maka dapat turun posisinya ke kuadran II, yang artinya instalasi
rekam medis berada pada posisi yang memiliki ancaman dari luar tetapi masih
kekuatan dari segi internal. Namun pada akhir keempat alternatif strategi yang
telah dirumuskan dapat digunakan seluruhnya untuk upaya peningkatan kinerja
dan pelayanan di instalasi rekam medis RSUP Sanglah sesuai kebijakan bersama.
4.2.2 Alternatif Strategi Instalasi Rekam Medis
Posisi strategi instalasi rekam medis RSUP Sanglah berada pada kuadran I.
Strategi yang harus diterapkan adalah mendukung kebijakan pertumbuhan agresif
(Growth oriented strategy). Berikut alternatif Strategi Strenght Opportinstalasiy
yang dapat digunakan:
a. Pelatihan manajemen informasi kesehatan khususnya analisis keluaran data
informasi kesehatan.
Pelatihan manajemen informasi kesehatan tentang analisis dari keluaran data
informasi kesehatan bertujuan agar instalasi rekam medis RSUP Sanglah
dapat menghasilkan hasil analisis data informasi kesehatan yang tepat guna
dan tepat waktu untuk membantu dalam pengambilan keputusan untuk
strategi pelayanan dan pemasaran RSUP Sanglah. Serta untuk mendukung
instalasi rekam medis RSUP Sanglah menjadi instalasi manajemen informasi
56
kesehatan (MIK). Pengelolaan dan analisis data informasi kesehatan yang
baik akan membantu dalam peningkatan pelayanan di instalasi rekam medis
RSUP Sanglah yang didukung dengan kekuatan yang dimiliki oleh instalasi
rekam medis.
b. Peningkatan pelayanan MIK ke tingkat RKE dengan memaksimalkan
dukungan dari direksi.
Peningkatan pelayanan instalasi rekam medis RSUP Sanglah ke tingkat RKE
dapat mempermudah dalam proses pelayanan di instalasi rekam medis yang
didukung dengan kekuatan yang dimiliki instalasi rekam medis RSUP
Sanglah.
Instalasi rekam medis RSUP Sanglah selain dapat menggunakan strategi SO
tersebut, terdapat 3 alternatif strategi yang dapat digunakan, meliputi:
a. Kuadran II (strategi Strenght Threat), meliputi:
1) Pembuatan SOP open review dan presentasi laporan open review pada
rapat tim. Strategi tersebut dapat membantu dalam melengkapi data rekam
medis dan juga sebagai bahan untuk pembuktian tuntutan pasien yang
lengkap dan akurat.
2) Meningkatkan sistem keamanan untuk melindungi data rekam medis
elektronik.
b. Kuadran III (strategi Opportinstalasiy Weakness), meliputi:
1) Pembuatan alur pendaftaran baru yang lebih menarik. Strategi tersebut
dilakukan agar pasien tidak bingung pada saat akan melakukan registrasi
khususnya registrasi rawat jalan, serta untuk mengefisienkan waktu
pelayanan diloket pendaftaran.
2) Peningkatan pelayanan MIK ke tingkat RKE untuk meminimalisir jumlah
roll o’pack dan ruang penyimpanan, mengurangi masalah nomor ganda dan
misfile, dan mempercepat pelacakan berkas WI dan PU.
3) Perbaharuan SOP distribusi berkas RM untuk menurunkan angka respone
time yang melebihi waktu standar.
57
4) Pengumpulan data (masalah permintaan surat konsul) dan presentasi pada
rapat tim. Strategi tersebut dilakukan untuk mengefisien dan mengefektifkan
waktu pelayanan di loket pendaftaran pasien lama.
b. Kuadran IV (strategi Weakness Threat), meliputi:
2) Optimalisasi sistem komputer sesuai dengan permintaan kebutuhan. Artinya
strategi tersebut dilakukan untuk memaksimalkan sistem komputer yang ada
untuk mendapatkan data sesuai kebutuhan analisis data.
3) Peningkatan disiplin petugas dalam memaksimalkan penggunaan finger
print. Strategi tersebut dilakukan untuk melindungi keamanan informasi
kesehatan pasien dari pihak luar.
4.3 Analisis Kuantitatif Formulir Resume Klinis Pasien Rawat Jalan
Dari pengumpulan data analisis kuantitatif pada formulir resume klinis pasien
rawat jalan selama 1 minggu didapatkan hasil sebagai berikut:
a. Kolom pengisian nama pasien diisi sebanyak 78,4 % dari keseluruhan formulir
resume klinis pasien rawat jalan yang diteliti.
b. Kolom pengisian tanggal lahir diisi sebanyak 78,4 % dari keseluruhan formulir
resume klinis pasien rawat jalan yang diteliti.
c. Kolom pengisian tanggal/jam kunjungan diisi sebanyak 78,4 % dari
keseluruhan formulir resume klinis pasien rawat jalan yang diteliti.
d. Kolom pengisian nama & paraf kunjungan diisi sebanyak 70,9 % dari
keseluruhan formulir resume klinis pasien rawat jalan yang diteliti.
e. Kolom pengisian pengobatan saat ini diisi sebanyak 68,5 % dari keseluruhan
formulir resume klinis pasien rawat jalan yang diteliti.
f. Kolom pengisian terapi/operasi diisi sebanyak 59,2 % dari keseluruhan
formulir resume klinis pasien rawat jalan yang diteliti.
g. Kolom pengisian alergi kunjungan diisi sebanyak 54,5 % dari keseluruhan
formulir resume klinis pasien rawat jalan yang diteliti.
h. Kolom pengisian kode diagnosis kunjungan diisi sebanyak 19,7 % dari
keseluruhan formulir resume klinis pasien rawat jalan yang diteliti.
58
i. Terdapat 4,2 % berkas MRS dari keseluruhan berkas pasien rawat jalan yang
diteliti.
j. Terdapat 7,9 % berkas yang tidak ada di rak penyimpanan dari keseluruhan
berkas pasien rawat jalan yang diteliti.
k. Terdapat 9,4 % formulir resume rawat jalan yang tidak diisi dari keseluruhan
formulir resume klinis pasien rawat jalan yang diteliti.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pengisian terendah pada
kolom formulir resume klinis pasien rawat jalan adalah kode diagnosis. Hal
tersebut dikarenakan kode diagnosis pada formulir resume rawat jalan dikode oleh
petugas koding bukan pihak poliklinik. Petugas koding langsung memasukkan
kode diagnosis untuk pasien rawat jalan ke sistem komputer. Maka dari itu,
tingkat pengisian kolom kode diagnosis rendah.
Tingkat pengisian kolom pada formulir resume klinis pasien rawat jalan yang
terendah kedua adalah kolom alergi yaitu sebanyak 54,5 % dari keseluruhan
formulir resume rawat jalan yang diteliti. Tidak diisinya kolom alergi tersebut
ditandai dengan tidak adanya keterangan apapun pada kolom alergi baik itu
berupa tulisan obat atau tanda (-). Kolom alergi penting untuk diisi, dikarenakan
alergi termasuk data pribadi pasien yang harus diperhatikan dalam melakukan
pemeriksaan ulang pada pasien. Jika dokter salah memberi obat yang merupakan
daftar alergi obat dari pasien, maka dapat berakibat fatal pada kesehatan bahkan
keselamatan pasien. Contohnya dapat terjadi reaksi alergi berupa syndrom steven
johnson, syok, kulit melepuh dan lain-lain. Secara hukum, jika pasien tidak terima
bisa dianggap malpraktek karena dapat membahayakan nyawanya.
Kemudian, juga terdapat 9,4 % formulir resume rawat jalan pada tanggalnya
yang tidak diisi dari keseluruhan formulir resume klinis pasien rawat jalan yang
diteliti. Ini dapat mengakibatkan riwayat rawat jalan pasien menjadi tidak
berkesinambungan. Kesinambungan riwayat pemeriksaan rawat jalan pasien
penting untuk mengetahui pemeriksaan apa saja yang pernah diberikan oleh
pasien tersebut.
59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka
kesimpulan dari laporan ini adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi standar akreditasi pelayanan rekam medis yang berlaku di
RSUP Sanglah Denpasar, meliputi:
1) Standar MKI.1 Komunikasi Dengan Masyarakat
2) Standar MKI.2 Komunikasi Dengan Pasien dan Keluarga
3) Standar MKI.3 Komunikasi Dengan Pasien dan Keluarga
4) Standar MKI.4 Komunikasi Antar Pemberi Pelayanan Di Dalam dan Di
Luar RSUP Sanglah
5) Standar MKI.5 Komunikasi Antar Pemberi Pelayanan Di Dalam dan Di
Luar RSUP Sanglah
6) Standar MKI.6 Komunikasi Antar Pemberi Pelayanan Di Dalam dan Di
Luar RSUP Sanglah
7) Standar MKI.7 Komunikasi Antar Pemberi Pelayanan Di Dalam dan Di
Luar RSUP Sanglah
8) Standar MKI.8 Komunikasi Antar Pemberi Pelayanan Di Dalam dan Di
Luar RSUP Sanglah
9) Standar MKI.9 Kepemimpinan Dan Perencanaan
10) Standar MKI.10 Kepemimpinan Dan Perencanaan
11) Standar MKI.11 Kepemimpinan Dan Perencanaan
12) Standar MKI.12 Kepemimpinan Dan Perencanaan
13) Standar MKI.13 Kepemimpinan Dan Perencanaan
14) Standar MKI.14 Kepemimpinan Dan Perencanaan
15) Standar MKI.15 Kepemimpinan Dan Perencanaan
16) Standar MKI. 16 Kepemimpinan Dan Perencanaan
17) Standar MKI. 17 Kepemimpinan Dan Perencanaan
18) Standar MKI. 18 Kepemimpinan Dan Perencanaan
60
19) Standar MKI. 19 Rekam Medis Pasien
20) Standar MKI. 19.1 Rekam Medis Pasien
21) Standar MKI. 19.1.1 Rekam Medis Pasien
22) Standar MKI. 19.3 Rekam Medis Pasien
23) Standar MKI. 19.4 Rekam Medis Pasien
24) Standar MKI. 20 Kumpulan Data dan Informasi
25) Standar MKI. 20.1 Kumpulan Data dan Informasi
26) Standar MKI. 20. 2 Kumpulan Data dan Informasi
27) Standar MKI. 21 Kumpulan Data dan Informasi
b. Mengidentifikasi sasaran mutu instalasi kerja rekam medis RSUP Sanglah
Denpasar, meliputi:
1)Sasaran Mutu Instalasi Kerja Rekam Medis Di Instalasi Rawat Darurat
Tahun 2010
2)Sasaran Mutu Instalasi Kerja Rekam Medis Di Instalasi Rawat Jalan
Tahun 2010
3)Sasaran Mutu Instalasi Kerja Rekam Medis Di Wing Amerta Bulan
Desember Tahun 2011
4)Sasaran Mutu Instalasi Kerja Rekam Medis Di Wing Amerta Bulan Juni
Tahun 2012
c. Mengidentifikasi metode penetapan sasaran mutu instalasi rekam medis
RSUP Sanglah Denpasar.
Penetapan sasaran mutu di RSUP Sanglah dilakukan dengan cara memberi
scoring pada topik indikator mana yang akan menjadi prioritas pemantauan.
Topik indikator ini didapatkan dari hasil diskusi antara instalasi atau bagian-
bagian yang terkait. Hasil penentuan prioritas dari setiap instalasi/bagian akan
didiskusikan kembali di tingkat Direksi untuk menentukan topik indikator apa
yang akan menjadi indikator rumah sakit.
58
61
d. Menganalisis SWOT Tahun 2014 di instalasi rekam medis RSUP Sanglah
Denpasar.
Analisa SWOT tahun 2014 di instalasi rekam medis RSUP Sanglah dimulai
dengan identifikasi faktor peluang, faktor ancaman, faktor kekuatan, faktor
kelemahan. Kemudian beri nilai pada pembobotan dan rating. Hasil dari
pemberian nilai tersebut diperoleh posisi instalasi rekam medis RSUP Sanglah
berada pada kuadran I dan strategi yang dapat digunakan adalah strategi SO.
e. Melakukan analisis kuantitatif rekam medis (Quality Assurance) di instalasi
rekam medis RSUP Sanglah Denpasar.
Analisis kuantitatif dilakukan pada formulir resume klinis pasien rawat jalan
pada kunjungan poli bedah onkologi selama 1 minggu dari tanggal 24 – 29 Maret
2014. Hasil dari pengumpulan data tersebut yaitu kolom pengisian yang sering
tidak diisi adalah kolom kode diagnosis 19,7 % dan kolom pengisian yang sering
tidak diisi kedua adalah kolom alergi 54,5 %.
f. Mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang berkaitan dengan
manajemen mutu rekam medis di instalasi rekam medis RSUP Sanglah
Denpasar, meliputi:
1) Kesalahan registrasi pasien rawat jalan.
2) Kesalahan pengambilan rekam medis.
3) Kesalahan menyimpan rekam medis pada rak penyimpanan.
4) Kesalahan distribusi dari petugas distribusi ke masing-masing poliklinik
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit Di Indonesia. Jakarta: Rektorat Jenderal Bina Pelayanan Medik.
Hatta, Gemala R. ed. 2010. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan Di Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Universitas Indonesia.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.269/Menkes/Per/III/2008.
Raharjo, Wasisto Tririno. 2010. Strategi Meningkatkan Performansi Bisnis PSTN Wireline Pelanggan Korporasi (Studi Kasus: PT. TELKOM Divisi Enterprise Service).http://www.google.com/url?q=http://lontar.ui.ac.id/file%3Ffile%3Ddigital/131608-T%252027554-Strategi%2520meningkatkan-Analisis.pdf&sa=U&ei=m71qUcb_B4vtrQfRq4HgDg&ved=0CB4QFjAC&usg=AFQjCNEUpBXXC0fvA5m32z1bfzy8fiI2AQ
Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedis Pustaka Utama.