Top Banner
PENENTUAN KRITERIA DALAM PEMILIHAN SUPPLIER PADA KONTRAKTOR MIGAS MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS Yadrifil dan Ahmad Tri Sarifudin Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia Kampus Baru UI Depok, Depok, 16424, Indonesia Email: [email protected] , [email protected] ABSTRAK Dengan tingginya tingkat persaingan bisnis dalam industri hulu migas, maka para kontraktor migas dituntut untuk meningkatkan kinerja dan mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya. Namun disamping perbaikan di internal perusahaan dibutuhkan pula perbaikan dari sisi supplier. Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk membuat acuan kriteria penilaian dalam proses pemilihan supplier pengadaan. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan kriteria dan subkriteria penilaian dalam pemilihan supplier, serta memperoleh kriteria utama dalam pemilihan supplier kontraktor migas. Tiga kriteria terpenting yang didapat adalah K3LL, Kualitas, dan Teknis. Kata Kunci: Analytic Hierarchy Process (AHP), Pemilihan Supplier ABSTRACT With the high level of business competition in the upstream oil and gas industry, then the oil and gas contractors are required to improve performance and optimize resources. However, in the addition to improve in the company’s internal, it takes also an improvement from the supplier. In connection with this, research was done to make the reference criteria in the process of the supplier selection and procurement. This research aims to map the criteria and sub-criteria to assessment in the supplier selection, as well as acquiring the main criteria in the supplier selection for oil and gas contractors. Three of the most important criteria are HSE, quality and technical. Keywords: Analytic Hierarchy Process (AHP), Supplier Selection 1. Pendahuluan Tingginya tingkat persaingan bisnis dalam industri migas membuat para kontraktor migas harus meningkatkan kinerjanya dan mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya. Hal ini tentunya harus didukung perbaikan dari sisi para supplier pada rantai suplai kontraktor di bidang migas tersebut. Untuk menjaga kinerja SCM perusahaan dalam produksi minyak dan gas, kontraktor migas dituntut untuk memilih supplier yang handal untuk memenuhi kebutuhan pengadaan mereka. Masalah evaluasi supplier dan seleksi selalu dipandang sebagai tanggung jawab yang paling penting dari departemen pengadaan/purchasing dan untuk alasan tersebut, mendapatkan banyak perhatian dari para praktisi dan peneliti. Pemilihan supplier adalah keputusan operasional yang sangat penting, yang melibatkan pemilihan supplier dalam situasi yang realistis dengan berbagai kendala yang banyak [1]. Dalam proses pemilihan ini diperlukan suatu metode yang memudahkan penilaian Penentuan kriteria..., Ahmad Tri Sarifudin, FT UI, 2013
12

PENENTUAN KRITERIA DALAM PEMILIHAN SUPPLIER PADA ...

Oct 15, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENENTUAN KRITERIA DALAM PEMILIHAN SUPPLIER PADA ...

PENENTUAN KRITERIA DALAM PEMILIHAN SUPPLIER PADA

KONTRAKTOR MIGAS MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC

HIERARCHY PROCESS

Yadrifil dan Ahmad Tri Sarifudin

Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia

Kampus Baru UI Depok, Depok, 16424, Indonesia

Email: [email protected], [email protected]

ABSTRAK Dengan tingginya tingkat persaingan bisnis dalam industri hulu migas, maka para kontraktor migas dituntut untuk meningkatkan kinerja dan mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya. Namun disamping perbaikan di internal perusahaan dibutuhkan pula perbaikan dari sisi supplier. Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk membuat acuan kriteria penilaian dalam proses pemilihan supplier pengadaan. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan kriteria dan subkriteria penilaian dalam pemilihan supplier, serta memperoleh kriteria utama dalam pemilihan supplier kontraktor migas. Tiga kriteria terpenting yang didapat adalah K3LL, Kualitas, dan Teknis. Kata Kunci: Analytic Hierarchy Process (AHP), Pemilihan Supplier

ABSTRACT With the high level of business competition in the upstream oil and gas industry, then the oil and gas contractors are required to improve performance and optimize resources. However, in the addition to improve in the company’s internal, it takes also an improvement from the supplier. In connection with this, research was done to make the reference criteria in the process of the supplier selection and procurement. This research aims to map the criteria and sub-criteria to assessment in the supplier selection, as well as acquiring the main criteria in the supplier selection for oil and gas contractors. Three of the most important criteria are HSE, quality and technical. Keywords: Analytic Hierarchy Process (AHP), Supplier Selection 1. Pendahuluan

Tingginya tingkat persaingan bisnis dalam industri migas membuat para kontraktor migas

harus meningkatkan kinerjanya dan mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya. Hal ini tentunya

harus didukung perbaikan dari sisi para supplier pada rantai suplai kontraktor di bidang migas

tersebut. Untuk menjaga kinerja SCM perusahaan dalam produksi minyak dan gas, kontraktor migas

dituntut untuk memilih supplier yang handal untuk memenuhi kebutuhan pengadaan mereka.

Masalah evaluasi supplier dan seleksi selalu dipandang sebagai tanggung jawab yang paling

penting dari departemen pengadaan/purchasing dan untuk alasan tersebut, mendapatkan banyak

perhatian dari para praktisi dan peneliti. Pemilihan supplier adalah keputusan operasional yang sangat

penting, yang melibatkan pemilihan supplier dalam situasi yang realistis dengan berbagai kendala

yang banyak [1]. Dalam proses pemilihan ini diperlukan suatu metode yang memudahkan penilaian

Penentuan kriteria..., Ahmad Tri Sarifudin, FT UI, 2013

Page 2: PENENTUAN KRITERIA DALAM PEMILIHAN SUPPLIER PADA ...

dengan pengambilan keputusannya. Oleh karena itu dalam pengambilan keputusan yang berhubungan

dengan kriteria-kriteria dan banyaknya alternatif supplier, maka perlu dipakai suatu teknik penilaian

yang efektif dan tidak kompleks, tetapi memberikan hasil yang akurat. Oleh karena itu diperlukan

pemetaan dan penentuan kriteria pemilihan supplier sebagai dasar penilaian untuk mendapatkan

supplier yang handal.

Metode yang berhubungan dengan permasalahan dalam pengambilan keputusan dengan multi-

kriteria sangat banyak. Salah satu metode yang banyak digunakan untuk pengambilan keputusan

multi-kriteria adalah Analytic Hierarchy Process (AHP). AHP merupakan metode yang

memperhatikan faktor-faktor subyektifitas seperti persepsi, preferensi, pengalaman dan intuisi. AHP

adalah prosedur yang berbasis matematis untuk mengevaluasi kriteria-kriteria tersebut. AHP juga

memperhitungkan validitas data dengan adanya batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria yang

dipilih [2].

2. Dasar Teori

2.1 Pengadaan Barang

Leenders (1997) mengartikan purchasing sebagai proses pembelian, pencarian kebutuhan,

pemilihan supplier, negosiasi harga, dan controlling untuk kepastian pengantaran [3]. Kegiatan

pembelian bahan baku memiliki potensi untuk memainkan peranan penting dalam mengembangkan

efisiensi pada perusahaan agar perusahaan dapat lebih kompetitif.

Departemen pengadaan/purchasing merupakan bagian yang sangat penting dari perusahaan

yang harus mematuhi kebijakan dasar manajemen. Dalam melaksanakan tugasnya departemen

pengadaan/purchasing harus dapat memberikan kontribusi yang optimum kepada manajemen

perusahaan sebagai bagian penting dalam sebuah organisasi yang memainkan peranan penting dalam

upaya mencapai target profit yang ditetapkan manajemen [4].

Pada dasarnya proses dan pengambilan keputusan pengadaan barang dilakukan oleh

kontraktor migas. Dalam rangka pelaksanaan tugasnya SKK MIGAS melakukan pengendalian dan

pengawasan pelaksanaan pengadaan barang yang dilakukan oleh kontraktor migas. Beberapa tahapan

proses pelaksanaan pengadaan barang harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu oleh SKK

MIGAS, sebelum dapat dilaksanakan. Lingkup kegiatan pengadaan barang meliputi penyusunan

rencana pengadaan, pemilihan supplier, pengadministrasian Kontrak, pembinaan supplier dan

penyelesaian perselisihan. Pengadaan barang meliputi pengadaan barang untuk kepentingan pengisian

persediaan (inventory) di gudang atau untuk dipergunakan secara langsung dalam kegiatan operasional

atau proyek atau membeli peralatan (equipment). Pengadaan barang dapat dilakukan dengan cara[5]:

a. Membeli barang atau peralatan hasil produksi masal (mass product) kepada pabrikan atau kepada

pedagang; atau b. Membeli barang pesanan kepada bengkel (workshop) atau pabrikator barang atau peralatan yang

harus dibuat/ dipabrikasi terlebih dahulu dengan desain tertentu (tailor made).

Penentuan kriteria..., Ahmad Tri Sarifudin, FT UI, 2013

Page 3: PENENTUAN KRITERIA DALAM PEMILIHAN SUPPLIER PADA ...

2.2 Pemilihan Supplier

Seleksi supplier merupakan salah satu isu yang paling penting dari perusahaan yang harus

dipertimbangkan secara sistematis dari perspektif para pengambil keputusan [6]. Sebuah perusahaan

yang memutuskan untuk membeli bahan ketimbang membuatnya harus memilih supplier. Dalam

prosesnya, seleksi supplier mempertimbangkan beberapa faktor, seperti biaya persediaan dan

transportasi, ketersediaan pasokan, kinerja pengiriman, dan kualitas pemasok.

Pemilihan supplier didefinisikan sebagai proses untuk menemukan supplier yang mampu

menyediakan pembeli dengan hak kualitas produk atau jasa dengan harga yang tepat, tepat jumlah dan

pada waktu yang tepat [7]. Pemilihan dari supplier untuk kemitraan mungkin adalah langkah yang

paling penting dalam menciptakan aliansi sukses. Pemilihan supplier yang tepat merupakan faktor

penting yang mempengaruhi berakhirnya hubungan pembeli-pemasok. Jika proses ini dilakukan

dengan benar, kualitas yang lebih tinggi, lebih lama hubungan yang abadi lebih dicapai [8].

Keputusan untuk memilih supplier bukanlah hal yang mudah. Pada kenyataannya banyak hal

yang harus harus dipertimbangkan dalam memilih supplier. Hal ini menjadi bahasan utama diberbagai

forum sejak tahun 1960-an. Salah satu hasil penilitian yang dilakukan oleh Dickson yang lebih dikenal

dengan Dickson’s Vendor Seletion Criteria [9], dimana kriteria dalam pemilihan supplier dibagi

menjadi 23 kriteria seperti yang terlihat pada Tabel 2.1 (Weber et al, 1991).

Tabel 1 Kriteria Pemilihan Supplier

No Kriteria Keterangan

1 Quality Kualitas barang

2 Delivery Waktu pengiriman

3 Performance History Histori peforma

4 Warranties & Claim Products Garansi dan layanan pengaduan

5 Production Facilities & Capacities Kapasitas dan fasilitas produksi

6 Price Harga barang

7 Technical Capabilities Kemampuan teknis

8 Financial Position Posisi keuangan perusahaan

9 Procedural Compliance Prosedur pengaduan

10 Communication System Sistem komunikasi

11 Reputation & Position Posisi dan reputasi perusahaan

12 Desire of Business Jiwa bisnis

13 Management & Organization Manajemen dan organisasi h14 Operating Control Control dalam pengoperasian

15 Repair Service Perbaikan pelayanan

16 Attitude Perilaku

17 Impression Kesa

18 Packaging Ability Kemampuan pengemasan

19 Labor Relation Record Hubungan dengan pegawai

20 Geographical Location Lokasi geografis

21 Amount of Past Business Jumlah bisnis sebelumnya

22 Training Aids Bantuan Pelatihan

23 Reciproval Arrangemnets Adanya hubungan timbale balik

Penentuan kriteria..., Ahmad Tri Sarifudin, FT UI, 2013

Page 4: PENENTUAN KRITERIA DALAM PEMILIHAN SUPPLIER PADA ...

Thanaraksakul dan Phruksaphanrat (2009) membuat klasifikasi kriteria-kriteria tersebut

berdasarkan 23 kriteria yang ditemukan Dickson dan membandingkan 76 paper berkaitan dengan

kriteria supplier [10]. Kriteria-kriteria yang diklasifikasikan adalah kualitas, pengantaran, biaya,

kapasitas produksi, servis perbaikan, teknologi informasi, kondisi finansial, inovasi, kontrol operasi,

sistem kualitas yang diterapkan, manajemen organisasi, pelatihan personal dan pengembangan,

kehandalan produk, catatan performa supplier, lokasi, reputasi, pengepakan, jumlah hubungan

supplier dengan perusahaan lainnya, kondisi hubungan supplier dengan perusahaan, garansi, prosedur

untuk klaim, kepuasan konsumen, perilaku supplier, catatan pekerja pada supplier, aspek ekonomis,

tujuan bisnis supplier, tanggung jawab sosial dan lingkungan, keselamatan dalam bekerja, stabilitas

domestik, faktor budaya, dan risiko politik.

2.2.1 Metode Pemilihan Supplier

Pada prinsipnya supplier dalam pengadaan barang pada setiap kontraktor migas atau dikenal

sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) migas dilakukan melalui pelelangan umum. Dalam

keadaan tertentu sesuai ketentuan pedoman ini, pemilihan supplier dapat dilakukan melalui pelelangan

terbatas, pemilihan langsung, penunjukan langsung, kartu pengadaan (procurement card), pengadaan

secara elektronik (e-Procurement) atau melalui swakelola [11].

1. Pelelangan Umum

Pelelangan umum adalah pengadaan barang/jasa yang dilakukan secara terbuka untuk umum,

mengacu kepada prinsip dasar pengelolaan rantai suplai dengan diumumkan terlebih dahulu

melalui papan pengumuman resmi kontraktor migas, media cetak dan apabila memungkinkan

melalui media elektronik.

2. Pelelangan Terbatas

Pelelangan terbatas dilaksanakan dengan cara mengundang melalui pengumuman minimal 2 (dua)

calon peserta yang memenuhi kriteria tertentu.

3. Pemilihan Langsung

Pemilihan langsung adalah pelaksanaan pengadaan barang dengan mengundang sekurang-

kurangnya 3 (tiga) Penyedia Barang.

4. Penunjukan Langsung

Pengadaan secara penunjukan langsung dilaksanakan dengan cara menunjuk langsung kepada 1

(satu) Penyedia Barang.

5. Procard

Pengadaan dengan procurement card (procard) adalah pengadaan barang/jasa secara penunjukan

langsung dengan menggunakan media procard sebagai sarana pembayaran tanpa harus

menerbitkan surat perjanjian/ Kontrak, surat pesanan, atau purchase order (PO).

6. Pengadaan Secara Elektronik

Penentuan kriteria..., Ahmad Tri Sarifudin, FT UI, 2013

Page 5: PENENTUAN KRITERIA DALAM PEMILIHAN SUPPLIER PADA ...

Pengadaan secara elektronik (e-Procurement) merupakan pelaksanaan pengadaan barang/jasa

dengan menggunakan jaringan elektronik (jaringan internet atau intranet) atau electronic data

interchange (EDI).

7. Swakelola

Swakelola merupakan pekerjaan yang pelaksanaannya direncanakan, dikerjakan dengan

menggunakan tenaga dan peralatan sendiri dan diawasi sendiri atau pelaksanaannya dikuasakan

kepada pihak lain. Jenis-jenis pekerjaan yang dapat dilakukan secara swakelola oleh Kontraktor

KKS sendiri, antara lain namun tidak terbatas pada pekerjaan penyelenggaraan pendidikan dan

latihan, kursus, penataran, seminar, lokakarya.

2.3 Analytic Hierarchy Process

AHP merupakan metode yang digunakan untuk meranking alternatif keputusan dan memilih

salah satu alternatif keputusan yang terbaik ketika pembuat keputusan memiliki berbagai kriteria.

Dengan metode AHP pembuat keputusan dapat memilih alternatif yang terbaik yang sesuai dengan

kriteria keputusannya, serta memberikan rangking untuk setiap alternatif kebutuhan berdasarkan

kelayakan setiap alternatif yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan

dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan dengan memecahkan

persoalan tersebut kedalam bagian – bagiannya, menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan

hirarki, memberi nilai numerik pada pertimbangan subjektif tentang pentingnya tiap variabel dan

mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel yang mana yang memiliki prioritas

paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut.

Dalam penggunaan AHP untuk suatu permasalahan yang kompleks biasanya terdiri dari empat

tahap [9]. Berikut ini tahapan dalam menggunakan AHP:

Tahap 1: Break down permasalahan yang kompleks ke dalam sebuah elemen pemilihan kecil

dan kemudian menyusun elemen ke dalam bentuuk hirarki.

Tujuan dari keputusan tersebut ditunjukkan pada level teratas dari hirarki.

Kriteria dan subkriteria keputusan ditunjukkan pada level tengah, dan sedangkan

alternatif keputusan ditunjukkan pada level terakhir dari hirarki.

Tahap 2: Membuat serangkaian perbandingan berpasangan antar setiap elemen berdasarkan

skala rasio.

Matriks perbandingan berpasangan dari semua elemen dalam sebuah tingkatan

hirarki dengan mengacu pada sebuah elemen dari tingkatan yang lebih tinggi dibangun

sebagai prioritas dan merubah keputusan perbandingan individu menjadi sebuah rasio

skala pengukuran dengan menggunakan skala 9.

Penentuan kriteria..., Ahmad Tri Sarifudin, FT UI, 2013

Page 6: PENENTUAN KRITERIA DALAM PEMILIHAN SUPPLIER PADA ...

Tahap 3: Menggunakan metode eigen value untuk memperkirakan bobot relatif setiap elemen.

Setelah seluruh matriks dibuat dan hasil dari seluruh perbandingan

berpasangan diperoleh, bobot relatif (derajat kepentingan relatif diantara setiap

elemen), bobot keseluruhan, dan eigenvalue maksimum (λmax) untuk setiap matriks

yang kemudian dijumlahkan. Setelah didapat λmax, maka hitung indeks konsistensi

(CI) dengan rumus sebagai berikut:

( )( )1maks n

CIn

λ −=

Setelah indeks konsistensi (CI) diperoleh, langkah selanjutnya adalah menghitung rasio

konsistensi. Tingkat inkonsistensi yang dapat diterima adalah tingkat inkonsistensi di bawah

10%. Berikut ini rumus menghitung rasio konsistensi:

CR = RICI

Tahap 4: Menjumlahkan bobot relatif tersebut dan mensisntesis untuk pengukuran akhir dari

alternatif keputusan yang diberikan.

3. Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini, AHP digunakan untuk mendapatkan bobot kepentingan kriteria dan

subkriteria penilaian dalam pemilihan supplier pada kontraktor migas. Berikut ini langkah-langkah

pembuatan AHP dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Langkah Pembuatan AHP

Langkah pertama yang dikerjakan adalah menentukan kriteria dan subkriteria untuk pemilihan

supplier. Pemilihan didasarkan pada studi literatur, observasi terhadap sistem pengadaan yang saat ini

digunakan oleh kontraktor migas yang berdasarkan pedoman dalam pengadaan barang yang telah

dibuat oleh SKK MIGAS, dan kuesioner disebarkan kepada para ahli yang telah berpengalaman dalam

pengadaan barang pada setiap kontraktor migas.

Menentukan kriteria

dan subkriteria

untuk penilaian

dalam pemilihan

supplier

Membuat

kesimpulan

dan saran

Menghitung bobot

akhir dari kriteria

Melakukan

perbandingan

berpasangan

dan membuat

prioritas

->Kuesioner 1 -> Kuesioner 2 > Dengan software

Expert Choice

Membuat

struktur hirarki

penilaian dalam

pemilihan

supplier

Penentuan kriteria..., Ahmad Tri Sarifudin, FT UI, 2013

Page 7: PENENTUAN KRITERIA DALAM PEMILIHAN SUPPLIER PADA ...

Langkah berikutnya adalah menentukan tingkat kepentingan relatif melalui kuesioner

perbandingan berpasangan. Seluruh kriteria dan subkriteria yang telah diperoleh dibandingkan untuk

mengetahui tingkat kepentingannya masing-masing, dengan menggunakan skala pengukuran 9 titik

Saaty.

Hasil dari perbandingan berpasangan ini kemudian akan diolah menggunakan software Expert

Choice. Hasil ini akan menjadi bahan pertimbangan dalam pengajuan usulan dan penarikan

kesimpulan.

4. Analisis Hasil

4.1 Analisis Hasil Pembobotan

Berikut ini Tabel 2 memuat hasil pembobotan tehadap kriteria utama dan subkriteria teknis,

SDM, K3LL, finansial, harga, pengiriman, kualitas, fasilitas & kapasitas produksi, manajemen &

organisasi

Tabel 2. Perbandingan Bobot Kriteria Utama

Dari Tabel 2 di atas terlihat bahwa dalam menilai supplier, kriteria K3LL memiliki bobot

tertinggi yaitu sebesar 0.234. Diikuti dengan kriteria kualitas (0.189), Teknis (0.106), fasilitas dan

kapasitas produksi (0.094), pengiriman (0.091), finansial (0.079), harga (0.073), SDM (0.071),

manajemen dan organisai (0.064). Dengan total bobot 0.529 (lebih dari 0.5), tiga kriteria yaitu K3LL,

kualitas dan teknis menjadi prioritas dalam menilai supplier.

Urutan Kriteria Bobot1 K3LL 0.2342 Kualitas 0.1893 Teknis 0.1064 Fasilitas dan Kapasitas Produksi 0.0945 Pengiriman 0.0916 Finansial 0.0797 Harga 0.0738 SDM 0.0719 Manajemen dan Organisasi 0.064

Penentuan kriteria..., Ahmad Tri Sarifudin, FT UI, 2013

Page 8: PENENTUAN KRITERIA DALAM PEMILIHAN SUPPLIER PADA ...

Keterangan:T1 Dukungan operasional dan pemeliharaan P1 Ketepatan kuantitas dan jenis barang yang dikirimT2 Responsiveness P2 Ketepatan waktu pengirimanT3 Teknis pemecahan masalah P3 Barang yang diterima dalam kondisi baikT4 Kandungan TKDN P4 Letak geografis T5 Sesuai Standar Q1 Garansi/jaminanS1 Berpengalaman Q2 Bersertifikasi ISO 9001S2 Bersertifikasi Q3 Persentase barang rejectS3 Training/pelatihan Q4 Durability product (life)S4 Pendidikan Q5 Sesuai spesifikasiK1 Mematuhi Peraturan K3LL yang Berlaku FK1 Kapasitas produksi yang besarK2 Memiliki Sertifikat K3LL FK3 Infrastruktur yang dimilikiK3 Memiliki SOP K3LL M1 Berpengalaman pada sektor tersebutF1 Stabilitas Keuangan M2 Kemudahan KomunikasiF2 Modal dan riwayat perbankan M3 DisiplinF3 Aset dan hutang yang dimiliki M4 ReputasiH1 Konsistensi hargaH2 Perincian hargaH3 Harga yang kompetitif

Goal

Kriteria

Subkriteria

Kriteria Pemilihan Supplier

FinansialK3LL HargaSDM Pengiriman KualitasTeknisFasilitas dan

Kapasitas Produksi

Manajemen dan

Organisasi

T1 S1 K1

T2

T3

T4

T5

S2

S3

S4

K2

K3

F1

F2

F3

H1

H2

H3

P1

P2

P3

P4

Q1

Q2

Q3

Q4

Q5

FK1

FK2

FK3

M1

M2

M3

M4

Gambar 2. Struktur Hirarki Penilaian dalam Pemilihan Supplier

Penentuan kriteria..., Ahmad Tri Sarifudin, FT UI, 2013

Page 9: PENENTUAN KRITERIA DALAM PEMILIHAN SUPPLIER PADA ...

Tabel 3. Perbandingan Bobot Subkriteria Teknis

Tabel 4. Perbandingan Bobot Subkriteria SDM

Tabel 5. Perbandingan Bobot Subkriteria K3LL

Tabel 6. Perbandingan Bobot Subkriteria Finansial

Tabel 7. Perbandingan Bobot Subkriteria Harga

Tabel 8. Perbandingan Bobot Subkriteria Pengiriman

Urutan Subkriteria Bobot1 Teknis pemecahan masalah 0.2312 Dukungan operasional dan pemeliharaan 0.2143 Sesuai standar 0.2104 Responsiveness 0.1985 Kandungan TKDN 0.147

Urutan Subkriteria Bobot1 Berpengalaman 0.4472 Bersertifikasi 0.2203 Training/pelatihan 0.1744 Pendidikan 0.159

Urutan Subkriteria Bobot1 Mematuhi peraturan K3LL yang berlaku 0.4042 Memiliki sertfikat K3LL 0.3743 Memiliki SOP K3LL 0.222

Urutan Subkriteria Bobot1 Stabilitas keuangan 0.5052 Modal dan riwayat perbankan 0.2883 Aset dan hutang yang dimiliki 0.207

Urutan Subkriteria Bobot1 Harga yang kompetitif 0.4052 Perincian harga 0.3933 Konsistensi harga 0.203

Urutan Subkriteria Bobot1 Barang diterima dalam kondisi baik 0.3432 Ketepatan kuantitas dan jenis barang yang dikirim 0.3273 Ketepatan waktu pengiriman 0.2384 Letak geografis 0.092

Penentuan kriteria..., Ahmad Tri Sarifudin, FT UI, 2013

Page 10: PENENTUAN KRITERIA DALAM PEMILIHAN SUPPLIER PADA ...

Urutan Subkriteria Bobot1 Mematuhi Peraturan K3LL yang Berlaku 0.0942 Memiliki Sertifikat K3LL 0.0873 Memiliki Prosedur K3LL 0.0524 Sesuai spesifikasi 0.0475 Garansi/jaminan 0.0456 Kecanggihan peratalan yang dimiliki 0.0417 Stabilitas keuangan 0.0408 Durability product 0.0389 Berpengalaman 0.032

10 Infrastruktur yang dimiiliki 0.03211 Barang diterima dalam kondisi baik 0.03112 Bersertifikasi ISO 9001 0.03113 Harga yang kompetitif 0.03014 Ketepatan kuantitas dan jenis barang yang dikirim 0.03015 Perincian harga 0.02916 Persentasi barang reject 0.02717 Teknis pemecahan masalah 0.02418 Berpengalaman pada sektor tersebut 0.02419 Dukungan operasional dan pemeliharaan 0.02320 Modal dan riwayat perbankan 0.02321 Sesuai standar 0.02222 Ketepatan waktu pengiriman 0.02223 Responsiveness 0.02124 Kapasitas produksi yang besar 0.02125 kandungan TKDN 0.01626 Bersertifikasi 0.01627 Aset dan hutan yan dimiliki 0.01628 Reputasi 0.01629 Konsistensi harga 0.01530 Kemudahan berkomunikasi 0.01331 Training/pelatihan 0.01232 Pendidikan 0.01133 Disiplin 0.01134 Letak geografis 0.008

Tabel 9. Perbandingan Bobot Subkriteri Kualitas

Tabel 10. Perbandingan Bobot Subkriteria Fasilitas dan Kapasitas Produksi

Tabel 11. Perbandingan Bobot Subkriteria Manajemen dan Organisasi

4.2 Analisis Pembobotan Seluruh Subkriteria

Berikut ini hasil pembobotan terhadap seluruh subkriteria penilaian dalam pemilihan supplier

pada kontraktor migas.

Tabel 3 Urutan Bobot Global Seluruh Subkriteria

Urutan Subkriteria Bobot1 Sesuai spesifikasi 0.2492 Garansi/jaminan 0.2403 Durability product 0.2034 Besertifikasi 0.1645 Persentasi barang reject 0.143

Urutan Subkriteria Bobot1 Kecanggihan peralatan yang dimiliki 0.4332 Infrastruktur yang dimiliki 0.3443 Kapasitas produksi yang besar 0.223

Urutan Subkriteria Bobot1 Berpengalaman pada sektor tersebut 0.3742 Reputasi 0.2533 Kemudahan berkomunikasi 0.1984 Disiplin 0.175

Penentuan kriteria..., Ahmad Tri Sarifudin, FT UI, 2013

Page 11: PENENTUAN KRITERIA DALAM PEMILIHAN SUPPLIER PADA ...

Perhitungan untuk nilai global untuk setiap subkriteria diperolah dengan cara mengalikan

bobot kriteria dengan bobot lokal subkriteria. Bobot kriteria berfungsi secara lokal dan global karena

merupakan tingkat pairwise comparasion tertinggi dalam hirarki pengambilan keputusan. Lima

subkriteria yang memiliki nilai global tertinggi berturut-turut adalah Mematuhi Peraturan K3LL

(0.94), Memiliki Sertifikat K3LL (0.087), Memiliki SOP K3LL (0.052), Garansi/jaminan (0.047),

Sesuai Spesifikasi (0.045), sedangkan subkriteria pendidikan, disiplin dan letak geografis menjadi tiga

subkriteria yang memiliki bobot terendah.

5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pemetaan penilaian pemilihan supplier pada rantai suplai kontraktor migas

serta tingkat kepentingan relatif dari setiap kriteria diperoleh 9 kriteria dan 34 subkriteria untuk

penilaian dalam pemilihan supplier pada kontraktor migas. Kriteria dengan bobot tertinggi yaitu

K3LL, Kualitas, dan Teknis merupakan tiga kriteria utama yang diprioritaskan dalam penilaian

pemilihan supplier dengan jumlah bobot lebih dari 50% bobot total penilaian, Kriteria K3LL

menempati prioritas pertama dalam penilaian pada pemilihan supplier, di mana indikator yang dinilai

yaitu mematuhi peraturan K3LL yang berlaku, memiliki sertifikat K3LL dan memiliki SOP K3LL.

Kriteria Kualitas yang dicakup meliputi garansi/jaminan, bersertifikasi ISO 9001, persentase barang

reject, durability product dan sesuai spesifikasi. Kriteria Teknis terdiri dari dukungan operasional dan

pemiliharaan, responsiveness, teknis pemecahan masalah, kandungan TKDN dan sesuai standar.

Referensi

[1] J. Kumar. (2010). A Hybrid Method for Vendor Selection using Neural Network. International

Journal of Computer Application. Vol. 11, No.12

[2] Saaty, T. L. (1980). The Analytical Hierarchy Process, Mc Graw Hill, New York.

[3] Leenders, M.R., & Fearon, H.E. (1997). Purchasing and Supply Management. Chicago: Irwin

Professional Publishing

[3] Supriyanto, Agus., & Masruchah, Ida. (2008). Purchasing Guide: Konsep dan Aplikasi

Manajemen Purchasing. Gramedia, hal. 1

[4] PTK 007 Revisi-II/PTK/2011. Buku Kedua Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.

[5] Marufuzaman, M., & Ahsan, K.B (2009). Supplier selection and evaluation method using Analytic

Hierarchy Process (AHP): A case study on an apparel manufacturing organisation, Int. J. Value

Chain Management, Vol. 3, No. 2

[6] Özkan, B., Başlıgil, H., & Şahin, N. (2011). Supplier Selection Using Analytic Hierarchy Process:

An Application From Turkey.

[7] Lee, A.H.I. (2009). A Fuzzy Supplier Selection Model with The Consideration of Benefits,

Opportunities, Costs and Risk.

Penentuan kriteria..., Ahmad Tri Sarifudin, FT UI, 2013

Page 12: PENENTUAN KRITERIA DALAM PEMILIHAN SUPPLIER PADA ...

[8] Weber, C.A, Current, J.R, & Benton, W.C (1991). Vendor selection criteria and methods,

European Journal of Operational Research, Vol. 50, Hal. 2-18

[9] Thanaraksakul, W., & Phruksaphanrat, B. (2009). Supplier evaluation framework base don

Balance Scorecard with Integrated Corporate Sosial Responsibility Perspective. Proceedings of

the International Multi Confrence of Engineers anf Computer Siencetists, Vol. 2

[10] PTK-007 Revisi –II/PTK/2011. Buku Kedua: Pedoman Pengadaan Barang/Jasa

[11] Marufuzzaman, M., & Ahsan, K.B. (2009). Supplier Selection and Evaluation Method Using

Analytical Hierarchy Process (AHP): A Case Study on an Apparel Manufacturing Organization.

International Journal Value Chain Management, Vol. 3, No. 2.

[13] Saaty, T.L. (1990). How to make decision: The Analytic Hierarchy Process, European Journal of

Operational Research, Vol. 48, Hal 9-26

[14] Saaty, T.L., & Vargas, L.G (2000). Models, methods, concept & applicationof the analytic

hierarchy process. Hal 27

[15] Saaty, T.L. (2008). Decision making with the analytic hierarchy process, Int. J. Services

Sciences, Vol. 1, No. 1

[16] Marimin. (2005). Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Grasindo, hal.

77

[17] Mulyono, S. (1996). Teori Pengambilan Keputusan, Edisi Revisi, Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia, Jakarta

Penentuan kriteria..., Ahmad Tri Sarifudin, FT UI, 2013