PENENTUAN KADAR SITRONELLAL DAN BOBOT JENIS MINYAK SEREH (CYMBOPOGON NARDUS L. RANDLE) YANG DIPRODUKSI OLEH MASYARAKAT ACEH TUGAS AKHIR Oleh: RANI AGATHA PRISCA NIM 142410015 PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017 Universitas Sumatera Utara
35
Embed
PENENTUAN KADAR SITRONELLAL DAN BOBOT JENIS MINYAK …
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENENTUAN KADAR SITRONELLAL DAN BOBOT JENIS MINYAK SEREH (CYMBOPOGON NARDUS L. RANDLE)
YANG DIPRODUKSI OLEH MASYARAKAT ACEH
TUGAS AKHIR
Oleh: RANI AGATHA PRISCA
NIM 142410015
PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2017
Universitas Sumatera Utara
PENENTUAN KADAR SITRONELLAL DAN BOBOT JENIS MINYAK SEREH (CYMBOPOGON NARDUS L. RANDLE)
YANG DIPRODUKSI OLEH MASYARAKAT ACEH
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan
Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
Oleh: RANI AGATHA PRISCA
NIM 142410015
PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2017
Universitas Sumatera Utara
LEMBAR PENGESAHAN
PENENTUAN KADAR SITRONELLAL DAN BOBOT JENIS MINYAK SEREH (CYMBOPOGON NARDUS L. RANDLE)
YANG DIPRODUKSI OLEH MASYARAKAT ACEH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan
Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
Oleh: RANI AGATHA PRISCA
NIM 142410015
Medan, 02 Juni 2017
Disetujui Oleh: Dosen Pembimbing,
Minda Sari Lubis, S.Farm., M.Si., Apt. NIP. 82080812012001
Disahkan Oleh:
Dekan,
Prof. Dr. Masfria, M.S., Apt. NIP 195707231986012001
Universitas Sumatera Utara
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Rani Agatha Prisca
Nomor Induk Mahasiswa : 142410015
Program Studi : D III Analis Farmasi dan Makanan
Judul Tugas Akhir : Penentuan Kadar Sitronellal dan Bobot Jenis Minyak Sereh (Cymbopogon nardus L. Randle) yang diproduksi oleh Masyarakat Aceh
dengan ini menyatakan bahwa tugas akhir ini ditulis berdasarkan data dari hasil pekerjaan yang saya lakukan sendiri, dan belum pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar ahli madya di perguruan tinggi lain, dan bukan plagiat karena kutipan yang ditulis telah menyebutkan atau mencantumkan sumbernya di dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari ada pengaduan dari pihak lain karena di dalam tugas akhir ini ditemukan plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia menerima sanksi apapun oleh Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, dan bukan menjadi tanggung jawab pembimbing. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan jika diperlukan sebagaimana mestinya.
Medan, 02 Juni 2017 Yang Menyatakan, Rani Agatha Prisca NIM 142410015
Materai Rp 6.000
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa Yang Maha Kuasa,
Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan kasih-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Penentuan Kadar
Sitronellal dan Bobot Jenis Minyak Sereh (Cymbopogon nardus L. Randle) yang
diproduksi oleh Masyarakat Aceh”.
Tujuan penyusunan Tugas Akhir ini sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan
Makanan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. Tugas Akhir ini disusun
berdasarkan apa yang penulis lakukan pada Praktek Kerja Lapangan (PKL) di
Unit Pelayanan Terpadu Pengujian Sertifikasi Mutu Barang (UPT. PSMB)
Medan.
Selama penulisan Tugas Akhir ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa
jika tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, penulis tidak akan dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, penulis
megucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini, yaitu kepada :
1. Ibu Prof. Dr. Masfria, M.S., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Popi Patilaya, S.Si,. M.Sc. Apt., selaku Ketua Program Studi
Diploma III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi Universitas
Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
3. Ibu Minda Sari Lubis, S.Farm., M.Si., Apt., selaku Dosen Pembimbing
yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan nasihat dan
bimbingan hingga Tugas Akhir ini selesai.
4. Seluruh dosen dan staf di Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Helmawati, seluruh staf dan pegawai Unit Pelayanan Terpadu
Pengujian Sertifikasi Mutu Barang (UPT. PSMB) Medan.
6. Teristimewa kepada orang-orang terkasih yang selalu menjadi bagian
inspirasi : Ayahanda Alm. Ogamota Telaumbanua dan Ibunda Rosdiana
Siregar, serta kepada saudara kandung penulis, Daniel Jan Louis
Telaumbanua dan Jeremia Nicholas Telaumbanua yang senantiasa
mendoakan, memberi semangat dan mendukung penulis dalam keadaan
apapun.
7. Sahabat-sahabat penulis
8. Teman-teman mahasiswa D3 Analis Farmasi dan Makanan angkatan 2014
untuk kebersamaan, kerjasama dan kenangan selama 3 tahun masa
perkuliahan.
Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini kurang dari
sempurna.Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan Tugas Akhir ini.Semoga Tugas Akhir ini
dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan pendidikan.
Medan, 02 Juni 2017
Penulis,
Rani Agatha Prisca NIM 142410015
Universitas Sumatera Utara
Penentuan Kadar Sitronellal dan Bobot Jenis Minyak Sereh (Cymbopogon nardus L. Randle) yang diproduksi
oleh Masyarakat Aceh
Abstrak
Minyak sereh merupakan salah satu jenis minyak atsiri yang cukup berperan bagi Indonesia. Sekitar 80% minyak sereh yang diproduksi Indonesia di ekspor ke berbagai negara. Minyak Sereh bersifat multi khasiat dalam industri parfum sebagai pewangi dalam berbagai produk minyak wangi dan dalam industri farmasi obat-obatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadarsitronellal dan bobot jenis minyak sereh (Cymbopogon nardus L. Randle) yang diproduksi oleh Masyarakat Aceh memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Standar Nasional Indonesia (SNI).
Sampel yang digunakan adalahminyak sereh yang diproduksi oleh Masyarakat Aceh. Penentuan kadar sitronellal dan bobot jenis dilakukan menurut SNI 06-3953-1995.
Hasil penelitian menunjukkan bahwakadar sitronellal dari minyak sereh sebesar 48,296%, dimana kadar ini melampaui batas minimum 35%. Dan bobot jenis dari minyak sereh sebesar 0,880, dimana hasil tersebut berada diantara nilai yang ditetapkan oleh SNI 06-3953-1995 yaitu 0,880-0,922.
Minyak sereh yang diproduksi oleh Masyarakat Aceh mempunyai kadar sitronellal dan bobot jenis yang memenuhi persyaratanSNI 06-3953-1995. Kata kunci:minyak sereh, sitronellal, bobot jenis.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................................... iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Tujuan ................................................................................................ 2
0,5N dalam etanol 95%, larutan natrium karbonat (Na2CO3) dalam natrium
khlorida (NaCl), magnesium sulfat anhidrat (MgSO4), minyak sereh sampel I,
minyak sereh sampel II, dannatrium asetat anhidrat.
3.5 Prosedur
3.5.1 Penentuan kadar sitronellal sesuai SNI 06-3953-1995
Hidroksilamonium kloridadipipet 20 ml larutan dan dimasukkan
kedalamlabu Erlenmeyer, ditambahkan 10 ml larutan kalium hidroksida yang
diukur dengan buret, kemudian dicampurkan. Campuran tersebut dituangkan
kedalam labu yang berisi 700 mg contoh minyak, labu Erlenmeyer yang telah
kosong disimpan tanpa mencucinya.Diamkan labu yang berisi campuran dan
contoh minyak kemudian didihkan dengan refluks selama beberapa waktu dan
dinginkan dengan cepat sebelum pendingin refluks dipisahkan.Untuk contoh
minyak yang berwarna gelap ditambahkan bromfenol biru. Ditambahkan larutan
asam klorida yang terdapat dalam buret sampai terjadi warna kehijau-hijauan.
Kemudian dipindahkan separuh dari campuran reaksi ini kedalam Erlenmeyer
yang disimpan semula. Campuran yang separuhnya lagi dinetralkan sampai timbul
warna kuning muda, kemudian dipindahkan kembali kedalam labu yang satu lagi,
Universitas Sumatera Utara
lalu dicampurkan dan dikembalikan lagi separuh dari larutan kedalam labu yang
kosong itu. Dilanjutkan cara ini sampai suatu saat dimana penambahan tetes asam
klorida kedalam larutan yang ada didalam salah satu dari kedua labu itu tidak lagi
menimbulkan perubahan warna bila dibandingkan dengan warna larutan yang
terdapat dalam labu kedua.Sebagai alternative titrasi ini dapat dilakukan dengan
metode potentiometris sampai pH 3,5. Bersamaan dengan penentuan, dilakukan
pengujian blanko dengan pereaksi-pereaksi yang sama mengikuti cara kerja yang
sama pula
Contoh perhitungan :
Kadar sitronellal = 𝑀𝑀(𝑉𝑉0−𝑉𝑉1)20 𝑚𝑚
Keterangan : m = massa cuplikan yang diperiksa V1 = volume larutan asam klorida yang digunakan dalam penentuan V0 = volume larutan asam klorida yang digunakan dalam pengujian blanko M = massa molar relative dari aldehida atau keton yang dimasukkan kedalam standar untuk minyak sereh.
3.5.2 Penentuan bobot jenis sesuai SNI 06-3953-1995
Piknometer dicuci dan dibersihkan, kemudian basuh berturut-turut dengan
etanol dan dietil eter. Lalu dikeringkan bagian dalam piknometer tersebut denga
arus udara kering dan sisipkan tutupnya. Dibiarkan piknometer di dalam lemari
timbangan selama 30 menit dan timbang (m). Setelah itu, diisi piknometer dengan
air suling sambil menghindari adanya gelembung-gelembung udara. Dicelupkan
piknometer ke dalam pengas air pada suhu 20oC ± 0,2oC selama 30 menit. Dan
disipkan penutupnya dan keringkan piknometernya. Lalu dibiarkan piknometer di
dalam lemari timbangan selama 30 menit, kemudian timbang dengan isinya (m1).
Kemudian dikosongkan piknometer tersebut, cuci dengan etanol dan dietil eter,
Universitas Sumatera Utara
kemudian keringkan dengan arus udara kering. Setelah itu, diisilah piknometer
dengan contoh minyak dan hindari adanya gelembung-gelembung udara.
Dicelupkan kembali piknometer ke dalam penangas air pada suhu 20oC ± 0,2oC
selama 30 menit. Dan disisipkan tutupnya dan keringkan piknometer tersebut.
Lalu dbiarkan piknometer di dalam lemari timbangan selama 30 menit dan
timbangan (m2).
Contoh perhitungan :
Bobot jenis = 𝑑𝑑2020 = 𝑚𝑚2−𝑚𝑚
𝑚𝑚1−𝑚𝑚
Keterangan : m =massa piknometer kosong (g) m1 =massa piknometer berisi air pada 20oC (g) m2 =massa piknometer berisi contoh pada 20oC (g)
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penentuan Kadar Sitronellal
Sitronellalyang diperoleh dari minyak sereh adalah 48,296%.Hal ini
menunjukkan kadar sitronellal pada minyak sereh yang diproduksi oleh
Masyarakat Aceh memenuhi persyaratan SNI 06-3953-1995. Mutu minyak sereh
khususnya ditentukan oleh kemurniannya. Penilaian kemurnian minyak sereh
dapat ditentukan berdasarkan sifat fisik dan kimianya, salah satunya yaitu
sitronellal dan bobot jenis (Lutony dan Rahmayati, 2002).
Sitronellal merupakan komponen minyak sereh yang terpenting. Lama
penyulingan memberikan pengaruh terhadap kadar sitronellal minyak sereh
wangi. Semakin lama penyulingan maka kadar sitronellal semakin naik sampai
batas lama penyulingan 4 jam. Kenaikkan kadar sitronellal disebabkan oleh
semkin banyaknya panas yang diterima oleh sereh wangi untuk menguapkan
minyak dari sereh wangi tersebut, sehingga kadar sitronellal semakin tinggi. Pada
penyulingan lebih dari 4 jam kadar sitronellal semakin turun, hal ini disebabkan
oleh bahan yang terlalu lama dipanasi, sehingga menyebabkan sitonellal
terdekomposisi menjadi senyawa isoterpen (Sebayang,2011).
4.2 Hasil Penentuan Bobot Jenis
Bobot jenis pada minyak sereh pada penelitian ini sebesar 0,880 (tabel
4.1).Hasil tersebut berada pada rentang batas nilai SNI 06-3953-1995 yaitu 0,880-
0,922. Hal ini menandakan kemungkinan minyak sereh yang diuji Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Aceh memiliki banyak komponen-komponen kimia penyusun, yang menandakan
densitas (bobot jenis) minyak yang tinggi dikarenakan lamanya waktu destilasi.
Tabel 4.1 Data Penentuan Bobot Jenis Pada Minyak Sereh
No. M m1 m2 Bobot Jenis 1. 28,8200 gr 38,5100 gr 37,3431 gr 0,8796
2. 38,3514 gr 88,2252gr 82,1659 gr 0,8785
Bobot jenis rata-rata 0,8800
Keterangan : m =massa piknometer kosong (g) m1 =massa piknometer berisi air pada 20oC (g) m2 =massa piknometer berisi contoh pada 20oC (g)
Bobot jenis istilah lainnya adalah berat jenis. Berat jenis minyak atsiri
mempengaruhi komponen-komponen penyusun minyak atsiri. Semakin banyak
komponen penyusun minyak atsiri, semakin banyak komponen beranti panjang
atau senyawa polimer dalam minyak maka akan meningkatkan densitas minyak.
Semakin lama waktu destilasi akan terjadi peningkatan konsentrasi minyak yang
disebabkan oleh semakin banyaknya akumulasi komponen-komponen kimia
penyusun minyak atsiri, baik itu senyawa yang bertitik didih tinggi atau rendah
(Sebayang,2011).
BAB V
Universitas Sumatera Utara
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan kadar sitronellal dan bobot jenis dari minyak
sereh (Cymbopogon nardus L. Randle) yang diproduksi oleh Masyarakat Aceh
masing-masing sebesar 48,296% dan 0,8800. Hal ini menunjukkan kadar
sitronellal dan bobot jenis minyak sereh SNI 06-3953-1995 yaitu min 35% dan
0,880-0,922.
5.2 Saran
Sebaiknya penelitian selanjutnya agar melakukan penetapan kadar
sitronellal menggunakan metode lain seperti Kromatografi Gas dan pada
penentuan bobot jenis minyak sereh dibuat triplo agar hasil lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Sumatera Utara
Agoes, Goeswin. H. (2007).Teknologi Bahan Alam. Bandung: ITB. hal.118-119 Badan Standarisasi Nasional (BSN). (1995). SNI06-3953-1995. Standar Mutu
Minyak Sereh. Jakarta.hal.1, 3-4, 8-10. Dalimartha, Setiawan. 2008. Pertumbuhan Obat Indonesia Jilid 5. Jakarta:Pustaka
Bunda. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.(1979). Farmakope Indonesia Edisi
III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Guenther, E. (1990). Minyak Atsiri Jilid IV B. Jakarta: Universitas IndonesiaPress. Gunawan, D. (2004). Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid I. Jakarta: Penerbit
Penebar Swadaya. Kementerian Kesehatan RI..(2014). Materia Kosmetika Bahasa Alam Indonesia.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RIDirektorat Jenderal Bina efarmasian dan Alat Kesehatan
Khoirotunnisa, M., (2008).Aktifitas Minyak Atsiri Daun Serai Wangi
Cymbopogon nardus (L.)Randle Terhadap Pertumbuhan Malassezia Furfur invitro dan Identifikasinya dan sebagai penghalau nyamuk Aedes aegypti.Semarang :Universitas Diponegoro.
Lutony, T.L. dan Rahmayati, Y. (2002). Produksi dan Perdagangan Minyak
Atsiri. Jakarta : Penebar Swadaya. hlm. 1-6, 26-27, 107-111 Santoso, H.B. (1992). Sereh Wangi Bertanam dan Menyuling. Yogyakarta :
Kanisius. hal : 44-45 Sastrohamidjojo, H. (2004). Kimia Minyak Atsiri.Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press. hal. 1-10, 65-68 Sebayang, E.P.P. (2011). Minyak sereh wangi (Citronella oil)di UKM Sari
Murni.Tugas Akhir. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Lampiran 1.Penentuan Kadar Sitronellal Minyak Sereh
Rumus :
Universitas Sumatera Utara
Kadar sitronelal = 𝑴𝑴(𝑽𝑽𝑽𝑽−𝑽𝑽𝑽𝑽)𝟐𝟐𝑽𝑽 𝒎𝒎
Keterangan :
M = massa molar relative dari aldehida atau keton yang dimasukkan
kedalam standar untuk minyak sereh
m = massa cuplikan yang diperiksa
V1 = volume larutan asam khlorida yang digunakan dalam penentuan
V0 = volume larutan asam khlorida yang digunakan dalam pengujian
blanko
Diketahui :
M = 154,24
m = 0,7370 gram
V0 = 9,1ml
V1 = 4,5ml
Perhitungan :
Kadar sitronellal 1= 154,24 (𝑉𝑉0−𝑉𝑉1)20 𝑚𝑚
= 154,24 (9,1−4,5)20 (0,7370)
= 48,1345
Diketahui :
M = 154,24
m = 0,7321 gram
V0 = 9,1ml
V1 = 4,5ml
Perhitungan :
Kadar sitronellal 2= 154,24 (𝑉𝑉0−𝑉𝑉1)20 𝑚𝑚
= 154,24 (9,1−4,5)20 (0,7321)
= 48,4567
Rata-rata kadar sitronellal = sitrone llal 1 +sitrone llal 22
= 48,1345+48,45672
Universitas Sumatera Utara
= 48,296
Lampiran 2.Penentuan Bobot Jenis Minyak Sereh
Rumus :
Bobot jenis 𝒅𝒅𝒕𝒕𝑽𝑽𝒕𝒕𝑽𝑽 = 𝒎𝒎𝟐𝟐−𝒎𝒎𝒎𝒎𝑽𝑽−𝒎𝒎
Universitas Sumatera Utara
Keterangan :
m = massa, piknometer kosong (g)
m1 = massa, piknometer berisi air pada suhu 20ºC (g)
m2 = massa, piknometer berisi contoh pada suhu 20ºC (g)
𝑑𝑑𝑡𝑡1𝑡𝑡1 = Pembacaan bobot jenis yang dilakukan pada suhu 20ºC (g)
Diketahui :
m = 28,8200g
m1 = 38,5100g
m2 = 37,3431g
Perhitungan :
Bobot jenis 1𝑑𝑑2020 = 𝑚𝑚2−𝑚𝑚
𝑚𝑚1−𝑚𝑚
= 37,3431g– 28,8200 g38,5100 g – 28,8200 g
= 0,8796
Diketahui :
m = 38,3514 g
m1 = 88,2252g
m2 = 82,1659 g
Perhitungan :
Bobot jenis 2𝑑𝑑2020 = 𝑚𝑚2−𝑚𝑚
𝑚𝑚1−𝑚𝑚
= 82,1659 g – 38,3514 g88,2252 g − 38,3514 g
= 0,8785
Rata-rata Bobot Jenis = Bobot 𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽 1+𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝑡𝑡 𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽 22
= 0,8796+0,87852
= 0,880
Lampiran 3.Pengujian Minyak Sereh
Universitas Sumatera Utara
Gambar a.Minyak Sereh dalam piknoeter
Gambar b.Erlenmeyer berisi hasil titrasi sitronellal minyak sereh