Penentuan Efektivitas Root Planing dalam Mengangkat Nikotin dari Jaringan Periodontal Gigi Perokok Abstrak Latar belakang dan tujuan: merokok tembakau saat ini dikenal sebagai faktor resiko penting dalam perkembangan dan perjalanan penyakit periodontal. Nikotin, bahan utama fase partikulat rokok tembakau, selain memiliki efek toksik sistemik, mampu menyebabkan sitotoksisitas lokal. Karakteristik khas penyakit periodontal terkait merokok adalah destruksi jaringan pendukung gigi, dengan gejala klinis kehilangan tulang, kehilangan perlekatan, pembentukan poket, dan akhirnya gigi menjadi tanggal. Mekanisme dibalik efek destruktif merokok pada jaringan periodontal belum dipahami dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi nikotin di permukaan akar dari jaringan periodontal permukaan akar gigi tertentu dan membandingkan kuantitas nikotin pada permukaan gigi yang dilakukan root planing dan tidak dari para perokok. Bahan dan metode: 25 gigi dengan keterlibatan jaringan periodontal diekstraksi dari 18 pasien perokok. Akar dipotong secara longitudinal dan masing-masing setengah akar dilakukan root planing (grup B) atau tidak diberi perlakuan (grup A). Nikotin dari setiap setengah akar diambil menggunakan teknik metilen klorida, dan dihitung menggunakan high pressure liquid chromatography (HPLC) atau kromatografi cair bertekanan tinggi. Analisis statistik: konsentrasi nikotin dibandingkan di antara akar yang dilakukan root planing dan yang tidak dengan menggunakan uji t berpasangan. Hasil: hasil
20
Embed
Penentuan Efektivitas Root Planing Dalam Mengangkat Nikotin Dari Jaringan Periodontal Gigi Perokok (1)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Penentuan Efektivitas Root Planing dalam Mengangkat Nikotin dari Jaringan
Periodontal Gigi Perokok
Abstrak
Latar belakang dan tujuan: merokok tembakau saat ini dikenal sebagai faktor resiko
penting dalam perkembangan dan perjalanan penyakit periodontal. Nikotin, bahan utama fase
partikulat rokok tembakau, selain memiliki efek toksik sistemik, mampu menyebabkan
sitotoksisitas lokal. Karakteristik khas penyakit periodontal terkait merokok adalah destruksi
jaringan pendukung gigi, dengan gejala klinis kehilangan tulang, kehilangan perlekatan,
pembentukan poket, dan akhirnya gigi menjadi tanggal. Mekanisme dibalik efek destruktif
merokok pada jaringan periodontal belum dipahami dengan baik. Penelitian ini bertujuan
untuk mendeteksi nikotin di permukaan akar dari jaringan periodontal permukaan akar gigi
tertentu dan membandingkan kuantitas nikotin pada permukaan gigi yang dilakukan root
planing dan tidak dari para perokok. Bahan dan metode: 25 gigi dengan keterlibatan
jaringan periodontal diekstraksi dari 18 pasien perokok. Akar dipotong secara longitudinal
dan masing-masing setengah akar dilakukan root planing (grup B) atau tidak diberi perlakuan
(grup A). Nikotin dari setiap setengah akar diambil menggunakan teknik metilen klorida, dan
dihitung menggunakan high pressure liquid chromatography (HPLC) atau kromatografi cair
bertekanan tinggi. Analisis statistik: konsentrasi nikotin dibandingkan di antara akar yang
dilakukan root planing dan yang tidak dengan menggunakan uji t berpasangan. Hasil: hasil
menunjukan bahwa nikotin dapat terdeteksi dari permukaan akar gigi dengan keterlibatan
jaringan periodontal. Jumlah nikotin yang terdapat di gigi yang tidak dilakukan root planing
secara statistik signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan gigi yang dilakukan root planing.
Kesimpulan: nikotin terdapat di jaringan periodontal permukaan akar pasien periokok dan
juga konsentrasinya dapat dikurangi secara signifikan dengan root planing.
Kata kunci: high-pressure liquid chromatography, nikotin, penyakit periodontal, root
planing, merokok tembakau.
Pendahuluan
Merokok adalah faktor tunggal paling penting dan dapat dimodifikasi yang berperan
dalam kanker paru-paru, hipertensi, dan penyakit kardiovaskuler. Lesi malignant dan
premalignant berkaitan dengan kebiasaaan merokok. penyakit periodontal telah dimasukan
ke dalam daftar peningkatan konsekuensi kesehatan (oral dan sistemik) pada merokok
tembakau. Paparan kronis terhadap tembakau dan produk sampingannya secara signifikan
mempengaruhi prevalensi dan perjalanan penyakit periodontal. Selain itu, penggunaan
tembakau mengganggu terapi periodontal dan mengurangi kemungkinan hasil perawatan
yang memuaskan.
Dari semua bahan yang di temukan di rokok tembakau terdapat alkaloid “nikotin”,
yang nampaknya bertanggung jawab atas ketergantungan yang menjadi ciri kebiasaan
merokok. jaringan mulut perokok terpapar konsentrasi nikotin yang sangat tinggi yang secara
negatif mempengaruhi populasi sel. Konsentrasi nikotin di cairan crevicular gusi bisa
mencapai 300 kali konsentrasi plasma pada perokok (20 ng/ml). Sifat vasokonstriktif nikotin
diperkirakan mengganggu aliran darah gingiva. Merokok menunjukan gangguan terhadap
revaskularisasi selama penyembuhan luka di jaringan lunak dan keras yang penting untuk
bedah plastik periodontal, regeneratif dan prosedur implan. Hal ini dapat menjelaskan
penurunan respon perawatan terhadap prosedur bedah, khususnya yang melibatkan teknik
jaringan.
Efek gangguan dari merokok nampaknya muncul dari penurunan regulasi respon
imun terhadap gangguan bakteri. Netrofil yang didapat dari darah perifer, rongga mulut, dan
saliva perokok telah menunjukan abnormalitas fungsi dalam kemotaksis, fagositosis, dan
pengeluaran oksidatif. Selain itu, kenaikan level enzim destruktif jaringan, seperti alfa faktor