Pengembangan Kepemimpinan Pertemuan 2 SM III 2019-2020 Penempatan Pegawai School of Communication & Business Inspiring Creative Innovation 1
Pengembangan Kepemimpinan
Pertemuan 2 SM III
2019-2020
Penempatan PegawaiSchool of Communication & BusinessInspiring Creative Innovation
1
BEBERAPA PENDEKATAN KEPEMIMPINAN,
Pertemuan 3 Semester 2/Ganjil
Tahun 2019-2020
Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami beberapa
Pendekatan Dalam Kepemimpinan
2
PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
.
Kepemimpinan adalah kemampuan dan keterampilan seseorang
yang menduduki jabatan sebagai pimpinan dalam suatu
pekerjaan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, terutama
bawahannya supaya berpikir dan bertindak sedemikian rupa
sehingga melalui perilaku positif dapat memberikan kotribusi
nyata dalam pencapaian tujuan organisasi (S.P Siagian)
Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang-
orang agar mereka suka berusaha mencapai tujuan-tujuan
kelompok ( George R. Terry )
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas sebuah
kelompok yang diorganisasi kearah pencapaian tujuan ( Rouch
& Behling 1984 : 46) 3
Pendekatan Kepemimpinan
Beberapa teori yang menjelaskan kemunculan pemimpin:
a. Teori Genetis, menyatakan:
Bahwa pemimpin itu tdk dibuat, ia lahir jadi pemimpin krn
bakat yg luar biasa yg dibawa sejak lahir. Bisa dipengaruhi oleh
gen keturunan orang tua.
Bahwa ia ditakdirkan lahir menjadi pemimpin karena situasi
dan kondisi tertentu.
4
Pendekatan Kepemimpinan
b. Teori Sosial >< lawan teori genetis, menyatakan:
Bahwa pemimpin tdk lahir begitu saja, tapi ia harus disiapkan dan
dibentuk utk menjadi pemimpin.
Setiap org bisa menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan/ kaderisasi
dan melalui proses pendidikan/ pembelajaran.
c. Teori Ekologis
Merupakan sintesa kedua teori sebelumnya, menyatakan bahwa:
Pemimpin yang ideal, jika sejak lahir telah memiliki bakat kepemimpinan
kemudian bakat tsb dikembangkan melalui pengalaman dan usaha
pendidikan yang disesuaikan dengan perkembangan lingkungan/
ekologinya. 5
Pendekatan Untuk Mempelajari
Kepemimpinan1. Pendekatan Sifat/ Ciri
Pendekatan ini menekankan pada atribut/ sifat yang ada pada pemimpin.
2. Pendekatan berdasarkan Perilaku
Menekankan pada penelitian tentang sifat dari pekerjaan
manajerial, dan membandingkan perilaku pemimpin yang
efektif dan tidak efektif.
3. Pendekatan Kekuasaan-pengaruh
Dengan mempelajari proses mempengaruhi antara pemimpin dan
pengikutnya. Jumlah dan jenis kekuasaan dan cara kekuasaan tersebut
digunakan.
4. Pendekatan Situasional
Menekankan pada faktor kontekstual seperti sifat pekerjaan, sifat
lingkungan dan karakter pengikutnya.6
1. PENDEKATAN SIFAT / CIRI
Pendekatan Sifat menyatakan bahwa: Keberhasilan atau kegagalan seseorang
pemimpin banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh sifat-sifat yang dimiliki
oleh pribadi seorang pemimpin. Sifat-sifat itu ada pada seseorang karena
pembawaan dan keturunan. Jadi, seseorang menjadi pemimpin karena sifat-
sifatnya yang dibawa sejak lahir, bukan karena dibuat atau dilatih.
Beberapa sifat tersebut adalah sbb :
Ambisi dan semangat
Hasrat untuk memimpin
Kejujuran dan integritas
Kepercayaan diri
Kecerdasan dan pengetahuan yang relevan dengan pekerjaan
Luwes dalam menyesuaikan perilaku mereka ke dalam situasi yang
berlainan 7
1. PENDEKATAN SIFAT / CIRI (Con’t)
8
Personality (kepribadian) meliputi:
1. Impressions (daya tarik) seseorang
2. Kecenderungan berperilaku yang sama terhadap situasi yang
berbeda
3. Berbeda dengan perlaku orang lain pada umumnya
Kepribadian OCEAN Model
Faktor Perilaku/ Items
Openess to Experience • I like travelling to foreign countries
• I enjoy going to school
Conscientiousness • I enjoy putting together detailed plans
• I rarely get into trouble.
Extraversion • I lake having responsibility for others
• I have a large group of friends
Agreeableness • I am a sympathetic person
• I get along well with others
Neuroticism • I remain calm in pressure situations
• I take personal criticism well
2. PENDEKATAN PERILAKU
Pendekatan perilaku merupakan pendekatan yang berdasarkan
pemikiran bahwa keberhasilan atau kegagalan pemimpin
ditentukan oleh sikap dan gaya kepemimpinan yang dilakukan
oleh pemimpin.
Sikap dan gaya kepemimpinan itu tampak dalam kegiatan
sehari-hari, dalam hal bagaimana cara pemimpin itu memberi
perintah, membagi tugas dan wewenangnya, cara
berkomunikasi, cara mendorong semangat kerja bawahan,
cara memberi bimbingan dan pengawasan, cara membina
disiplin kerja bawahan, cara menyelenggarakan dan
memimpin rapat anggota, cara mengambil keputusan dan
sebagainya.
Teori ciri akan menjadi dasar dari memilih orang yang tepat,
sedangkan teori perilaku dapat melatih orang yang tepat. 9
2.1 Teori perilaku – OHIO (1960)(Penelitian Universitas Ohio)
1. Faktor Consideration:
Tingkat di mana pemimpin memiliki hubungan pekerjaan yang
dicirikan dengan rasa saling percaya, penghormatan terhadap
gagasan bawahan dan menghargai perasaan mereka.
Indikatornya:
1. Membantu bawahan dalam menyelesaikan tugas
2. Mendengarkan dan mendiskusikan keluhan bawahan
3. Menerima saran bawahan
4. Memperlakukan semua bawahan secara sama
5. Memperhatikan kesejahteraan bawahan10
Teori perilaku – OHIO (1960)(Penelitian Universitas Ohio)
2. Faktor Initiating Structure:
Tingkat dimana pemimpin mendefinisikan dan menstruktur perannya dan
peran para anak buahnya dalam mengupayakan pencapaian sasaran.
Indikatornya:
1. Mengkritik dan marah kepada bawahan yang malas dan kinejanya
rendah
2. Memberi tugas secara rinci
3. Mengingatkan bawahan untuk taat prosedur standar dan standar
kinerja
4. Mensupervisi bawahan secara ketat
5. Menentukan target kerja11
Teori perilaku – OHIO (1960)(Penelitian Universitas Ohio)
High Considiration
and Low initiating
Structure
High initiating Structure
and High Considiration
Low initiating Structure
and Low Considiration
High initiating Structure
and Low Considiration
INITIATING STRUCTURE
High
Low
C
O
S
I
D
E
R
A
T
I
O
N
LowHigh 12
2.2. Teori Perilaku - Michigan
Penelitian Universitas Michigan
1. Pemimpin Berorientasi Karyawan :
Menekankan pada hubungan antarmanusia; memberikan
perhatian pribadi terhadap kebutuhan karyawan dan menerima
perbedaan individual diantara para anggota.
2. ‰Pemimpin Berorientasi Produksi :
Pemimpin yang menekankan pada aspek-aspek teknis atau tugas
atas pekerjaan tertentu.
13
Teori Perilaku – Michigan (Con’t)
Matriks 9x9 yang
menjabarkan 81 gaya
kepemimpinan yang
berbeda, didasarkan
pada:
kepedulian akan
orang dan
kepedulian akan
produksi
14
2.3 Teori Perilaku - LMX(Leader-Member Exchange model)
F Follower
In-Group
FFF
F
F
Out-group
F
F
F
F
F
F
F Leader
15
Teori Perilaku - LMX(Leader-member Exchange Model)
Pemimpin
Pengikut Kelompok
Luar (out group)
Pengikut Kelompok
Dalam (in group)
Hubungan Diadik
(dua arah)
Hubungan Diadik Pemimpin dan Pengikut Dalam LMX
Pemimpin berinteraksi berbeda antara dengan
“Kelompok Dalam” dan “Kelompok Luar”
16
Bahwa ternyata Leader memperlakukan Followernya ber-beda2,tergantung kedekatan & kesamaan interest mereka
Jika dekat High quality relationship
Follower menjadi bagian dari “in-group”
Biasanya follower dalam in group akan lebih bertanggung jawab, lebih memuaskan kinerjanya
Jika Jauh Low quality relationship
Follower menjadi bagian dari “out-group”
Biasanya follower dalam out-group akan lebih cuek, dan
kepuasan kerja rendah
Teori Perilaku - LMX(Leader-member Exchange Model)
17
3. Pendekatan kekuasaan
Kekuasaan adalah kualitas yang melekat dalam satu interaksi antara dua
atau lebih individu (a quality inherent in an interaction between two or
more individuals). Jika setiap individu mengadakan interaksi untuk
mempengaruhi tindakan satu sama lain, maka yang muncul dalam interaksi
tersebut adalah pertukaran kekuasaan.
Orang-orang yang berada pada puncak pimpinan suatu organisasi seperti
manajer, direktur, kepala dan sebagainya, memiliki kekuasaan (power)
dalam konteks mempengaruhi perilaku orang-orang yang secara struktural
organisator berada di bawahnya. Sebagian pimpinan menggunakan
kekuasaan dengan efektif, sehingga mampu menumbuhkan motivasi
bawahan untuk bekerja dan melaksanakan tugas dengan lebih baik.18
Kekuasaan dalam Kepemimpinan
Kekuasaan merupakan kapasitas untuk mempengaruhi secara unilateral
sikap dan prilaku orang ke arah yang diinginkan (Gary Yukl, 1996:183).
Kartini Kartono (1994:140) mengungkapkan bahwa sumber kekuasaan
pemimpin dapat berasal dari:
Kemampuannya untuk mempengaruhi orang lain.
Sifat dan sikapnya yang lebih unggul sehingga memiliki kewibawaan
terhadap pengikutnya.
Memiliki informasi, pengetahuan, dan pengalaman yang luas.
Memiliki human relation yang baik, kepandaian bergaul dan
berkomunikasi.
19
SUMBER-SUMBER KEKUASAAN
1.Kekuasaan Imbalan, kekuasaan yang bersumber pada kemampuan
orang mengontrol sumberdaya dan memberikan imbalan pada orang lain
2.Kekuasaan koersif, kekuasaan yang bersumber pada kemampuan
dalam menggunakan ancaman dan hukuman
3.Kekuasaan Legitimasi, kekuasaan yg bersumber pada hak atau
wewenang resmi dalam organisasi. Wewenang biasanya diterapkan
melalui permintaan, perintah, maupun instruksi.
4.Kekuasaan Keahlian kekuasaan yang bersumber pada kemampuan
spesifik (keahlian) dalam bidang tertentu.
5.Kekuasaan Rujukan kekuasaan yang bersumber pada ciri khas
kepribadian tertentu.20
Robbins dan Judge (2008:139) mengidentifikasi sembilan macam taktikuntuk mendapatkan kekuasaan.
1. Legitimasi, mengandalkan posisi kewenangan seseorang ataumenekankan bahwa sebuah permintaan selaras dengan kebijakan/ketentuan organisasi
2. Penalaran atau persuasi rasional, menyajikan fakta dan argumen yanglogis untuk memperlihatkan bahwa sebuah permintaan itu masuk akal.
3. Seruan inspirasional mengembangkan komitmen emosional dengancara menyerukan nilai-nilai, kebutuhan, harapan, dan aspirasi sebuahsasaran.
4. Konsultasi, meningkatkan motivasi dan dukungan dari pihak yangmenjadi sasaran (target) dengan cara melibatkan dalam memutuskanbagaimana rencana atau perubahan akan dijalankan.
Taktik kekuasaan(Cara-cara yang ditempuh individu untuk menerjemahkan
sumber kekuasaan menjadi tindakan yang sepesifik)
21
5. Tukar pendapat, memberikan imbalan kepada target atausasaran berupa uang atau penghargaan lain sebagai ganti karenamau menaati suatu permintaan.
6. Seruan pribadi, meminta kepatuhan berdasarkan persahabatanatau kesetiaan
7. Menyenangkan orang lain, menggunakan rayuan, pujian atauperilaku bersahabat sebelum membuat permintaan.
8. Tekanan, menggunakan peringatan tuntutan tegas, danancaman
9. Koalisi, meminta bantuan orang lain untuk membujuk targetatau menggunakan dukungan orang lain sebagai alasan agar sitarget setuju.
22
Taktik kekuasaan (Con’t)
Taktik Kekuasaan yang sebaiknya dipilih
menurut arah pengaruh
Pengaruh
ke atas
Pengaruh
ke bawah
Pengaruh
ke samping
• Persuasi rasional
• Konsultasi
• Menyenangkan
orang lain
• Tukar pendapat
• Legitimasi
• Seruan pribadi
• Koalisi
• Pesuasi rasional
• Seruan inspirasional
• Tekanan
• Konsultasi
• Menyenangkan
orang lain
• Tukar pendapat
• Legitimasi
• Persuasi rasional
Sumber:diadopsi dari Robbins & Judge, Perilaku Organisasi, Buku 2,
Salemba Empat, Jakarta, 2008, H. 14023
4. Pendekatan situasional
Pendekatan situasional biasa disebut dengan pendekatan kontingensi. Pendekatan
ini didasarkan atas asumsi bahwa keberhasilan kepemimpinan suatu organisasi atau
lembaga tidak hanya bergantung atau dipengaruhi oleh perilaku dan sifat-sifat
pemimpin saja.
Tiap organisasi atau lembaga memiliki ciri-ciri khusus dan unik. Bahkan organisasi
atau lembaga yang sejenispun akan menghadapi masalah yang berbeda karena
lingkungan yang berbeda, semangat, watak dan situasi yang berbeda-beda ini harus
dihadapi dengan perilaku kepemimpinan yang berbeda pula.
Interaksi ini mengunakan rumus :
SL = Kepemimpinan yang berhasil
f = Fungsi dari
L,F, S = Pemimpin, Pengikut, Situasi.
SL = f (L.F.S)
24
4.1 Teori Situasional Hershey dan Blanchard - SLT(Situational Leadership for Transformational Model)
25
Gaya Kepemimpinan Path Goal
(Dalam Kepemimpinan Situasional)
1. Kepempimpinan direktif: Pemimpin memberikan pedoman, yang memungkinkan
bawahan tahu apa yang diharapkan dari mereka, menetapkan standar kinerja, dan
mengontrol perilaku ketika standar kinerja tidak terpenuhi. Pemimpin secara
bijaksana memberikan penghargaan dan sanksi disiplin. Bawahan diharap mengikuti
aturan dan kebijakan yang dikeluarkan.
2. Kepemimpinan suportif: pemimpin yang sifatnya mengayomi bawahan dan
menampilkan perhatian pribadi terhadap kebutuhan, dan kesejahteraan mereka.
3. Kepempimpinan partisipatif: pemimpin percaya pengambilan keputusan dalam
kelompok dan berbagi informasi dengan bawahan. Berkonsultasi dengan
bawahannya mengenai keputusan penting berkaitan dengan pekerjaan, tujuan
tugas, dan cara untuk menyelesaikan tujuan.
4. Kepemimpinan berorientasi prestasi: pemimpin menetapkan tujuan yang
menantang dan mendorong karyawan untuk mencapai kinerja terbaik mereka.
Pemimpin percaya bahwa karyawan cukup bertanggung jawab untuk mencapai
tujuan yang menantang. Gaya ini sama dengan pandangan teori penetapan tujuan.26
Kepemimpinan SituasionalKontingensi (ketidakpastian)
Pemimpin mampu memilih lebih dari satu jenis gaya cocok untuk situasi
tertentu. Tipe perilaku kepemimpinan yang berbeda dapat dipraktekkan
oleh orang yang sama di situasi yang berbeda. Hubungan antara gaya
pemimpin dan efektivitas tergantung pada variabel-variabel dua faktor
ketidakpastian yaitu: (1) karakteristik karyawan dan (2) karakteristik
lingkungan kerja.
1. Karakteristik karyawan : Termasuk faktor-faktor seperti
kebutuhan karyawan, lokus kontrol, pengalaman, kemampuan
dirasakan, kepuasan, keinginan untuk meninggalkan organisasi,
dan kecemasan.
Jika pengikut memiliki kemampuan tinggi, maka gaya
kepemimpinan direktif mungkin tidak diperlukan, melainkan
pendekatan suportif yang lebih mengena.
Karakteristik karyawan sangat menentukan bagaimana karyawan
bereaksi terhadap perilaku pemimpin serta sejauh mana mereka
melihat perilaku pemimpin tersebut sebagai sumber langsung dan
potensial untuk memuaskan kebutuhan mereka.
27
2. Karakteristik lingkungan kerja: Termasuk faktor-faktor seperti struktur
tugas dan dinamika tim yang berada di luar kendali karyawan.
Misalnya, melakukan tugas-tugas sederhana dan rutin, gaya
kepemimpinan suportif jauh lebih efektif daripada gaya kepemimpian
direktif.
Gaya partisipatif bekerja lebih baik untuk tugas non-rutin daripada yang
rutin. Jadi karakteristik lingkungan kerja berhubungan dengan sejauh
mana pekerjaan bersifat rutin dan terstruktur, atau bersifat non rutin dan
tidak terstruktur.
Semakin terstruktur suatu pekerjaan, semakin tujuannya jelas, dan
semakin terbangun rasa percaya diri bawahan, maka upaya untuk terus-
menerus menjelaskan suatu pekerjaan atau pengarahan (direktif)
merupakan tindakan pemimpin yang tidak diharapkan oleh bawahan.
Namun, tatkala pekerjaan tidak terstruktur secara baik, tujuan tidak
jelas, dan bawahan kurang pengalaman, kemudian gaya kepemimpinan
direktif akan lebih diterima oleh para bawahan
Kepemimpinan SituasionalKontingensi (ketidakpastian)
28
Buat secara Individu :
“Mind Mapping”
(Materi Kuliah Minggu ini)
Persyaratan
1. Maksimal 1 (satu) halaman
2. Informatif (dapat diberi gambar, warna, symbol, dll ilustrasi)
3. Tidak Pakai Cover (cukup menulis nama, NIM, dan Nomor Urut
Absensi di lembar Mind Map)
4. Ditulis tangan atau diprint (menggunakan software Mind Map)
5. Tidak boleh copy paste (harus unik Individual)
6. Dikumpulkan saat kuliah pertemuan berikutnya
7. Terlambat mengumpulkan perhari didenda 0,5
TUGAS MINGGUAN (INDIVIDU)
29