PENELUSURAN KESALAHAN SISWA DAN PEMBERIAN SCAFFOLDING DALAM MENYELESAIKAN BENTUK ALJABAR Ria Rahmawati Pratamasari Mahasiswa Universitas Negeri Malang Subanji Dosen Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang Ety Tejo Dwi Cahyowati Dosen Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang ABSTRAK: Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 8F SMP Laboratorium Malang untuk menelusuri kesalahan siswa dalam menyelesaikan operasi bentuk aljabar, menentukan jenis kesalahan yang dilakukan siswa serta pemberian scaffolding. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan operasi bentuk aljabar berupa kesalahan konseptual dan kesalahan prosedural. Banyaknya scaffolding yang diberikan tergantung pada masing-masing individu. Pemberian scaffolding mengacu pada level-level yang dikemukakan oleh Angileri, yaitu environmental provisions, explaining, reviewing, and restructuring dan developing conceptual thinking. Kata kunci: penelusuran, kesalahan siswa, operasi bentuk aljabar, scaffolding. ABSTRACT: This experiment is conducted to student’s 8F Laboratorium Junior High School to investigate student’s errors towards operation of algebraic expression, and to determine the type of student’s errors, and also to give scaffolding. From the results of experiment, it can be found that the types of student’s errors on solving operation of algebraic expression are conceptual errors and procedural errors. The number of scaffolding given depends on each individual. Scaffolding given based to scaffolding’s levels by Anghileri, that is environmental provisions, explaining, reviewing, and restructuring and developing conceptual thinking. Keywords: investigation, student’s errors, operation of algebraic expression, scaffolding. Hudojo (2003:83) berpendapat bahwa belajar matematika merupakan proses membangun atau mengonstruksi konsep dan prinsip-prinsip matematika. Belajar matematika melibatkan struktur hierarki dari konsep-konsep tingkat lebih tinggi yang dibentuk atas dasar apa yang telah terbentuk sebelumnya. Pada saat mempelajari materi matematika yang baru, penguasaan belajar yang sebelumnya akan mempengaruhi terjadinya proses belajar matematika. Salah satu kompetensi yang harus dikuasai saat belajar matematika di SMP adalah mampu menyelesaikan operasi bentuk aljabar. Penguasaan kompetensi itu sangat penting karena akan menjadi prasyarat utama pada saat siswa belajar Aljabar pada tahap- tahap berikutnya. Misalnya pada saat belajar persamaan, pertidaksamaan, sistem persamaan, fungsi, persamaan garis, dan yang lainnya. Siswa yang kurang atau tidak menguasai kompetensi menyelesaikan operasi bentuk aljabar akan mengakibatkan rendahnya prestasi belajar siswa dalam materi bentuk aljabar. Penelusuran terhadap kesalahan merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan guru untuk mengatasi hal tersebut. Dengan mengetahui kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan masalah operasi bentuk aljabar, maka guru dapat membantu siswa memperbaiki kesalahan tersebut dan mengatasi kesulitan yang dihadapi, paling tidak guru dapat mengetahui dimana letak kesalahan yang terjadi, pada tingkat penguasaan mana siswa melakukan kesalahan, dan penyebab kesalahan terjadi. Sehingga guru dapat memberikan bantuan yang efektif bagi siswa untuk dapat meningkatkan kemampuannya. Pemberian
6
Embed
PENELUSURAN KESALAHAN SISWA DAN PEMBERIAN …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel1BE9C6C6A465F364C... · fungsi, persamaan garis, dan yang lainnya. ... melakukan validasi soal
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENELUSURAN KESALAHAN SISWA
DAN PEMBERIAN SCAFFOLDING
DALAM MENYELESAIKAN BENTUK ALJABAR
Ria Rahmawati Pratamasari
Mahasiswa Universitas Negeri Malang
Subanji
Dosen Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang
Ety Tejo Dwi Cahyowati
Dosen Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang
ABSTRAK: Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 8F SMP Laboratorium Malang untuk
menelusuri kesalahan siswa dalam menyelesaikan operasi bentuk aljabar, menentukan jenis
kesalahan yang dilakukan siswa serta pemberian scaffolding. Dari hasil penelitian ditemukan
bahwa kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan operasi bentuk aljabar berupa
kesalahan konseptual dan kesalahan prosedural. Banyaknya scaffolding yang diberikan
tergantung pada masing-masing individu. Pemberian scaffolding mengacu pada level-level
yang dikemukakan oleh Angileri, yaitu environmental provisions, explaining, reviewing, and
restructuring dan developing conceptual thinking.
Kata kunci: penelusuran, kesalahan siswa, operasi bentuk aljabar, scaffolding.
ABSTRACT: This experiment is conducted to student’s 8F Laboratorium Junior High School
to investigate student’s errors towards operation of algebraic expression, and to determine the
type of student’s errors, and also to give scaffolding. From the results of experiment, it can be
found that the types of student’s errors on solving operation of algebraic expression are
conceptual errors and procedural errors. The number of scaffolding given depends on each
individual. Scaffolding given based to scaffolding’s levels by Anghileri, that is environmental
provisions, explaining, reviewing, and restructuring and developing conceptual thinking.
Keywords: investigation, student’s errors, operation of algebraic expression, scaffolding.
Hudojo (2003:83) berpendapat bahwa belajar matematika merupakan proses
membangun atau mengonstruksi konsep dan prinsip-prinsip matematika. Belajar matematika
melibatkan struktur hierarki dari konsep-konsep tingkat lebih tinggi yang dibentuk atas dasar
apa yang telah terbentuk sebelumnya. Pada saat mempelajari materi matematika yang baru,
penguasaan belajar yang sebelumnya akan mempengaruhi terjadinya proses belajar
matematika. Salah satu kompetensi yang harus dikuasai saat belajar matematika di SMP
adalah mampu menyelesaikan operasi bentuk aljabar. Penguasaan kompetensi itu sangat
penting karena akan menjadi prasyarat utama pada saat siswa belajar Aljabar pada tahap-
tahap berikutnya. Misalnya pada saat belajar persamaan, pertidaksamaan, sistem persamaan,
fungsi, persamaan garis, dan yang lainnya.
Siswa yang kurang atau tidak menguasai kompetensi menyelesaikan operasi bentuk
aljabar akan mengakibatkan rendahnya prestasi belajar siswa dalam materi bentuk aljabar.
Penelusuran terhadap kesalahan merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan guru untuk
mengatasi hal tersebut. Dengan mengetahui kesalahan yang dilakukan siswa dalam
menyelesaikan masalah operasi bentuk aljabar, maka guru dapat membantu siswa
memperbaiki kesalahan tersebut dan mengatasi kesulitan yang dihadapi, paling tidak guru
dapat mengetahui dimana letak kesalahan yang terjadi, pada tingkat penguasaan mana siswa
melakukan kesalahan, dan penyebab kesalahan terjadi. Sehingga guru dapat memberikan
bantuan yang efektif bagi siswa untuk dapat meningkatkan kemampuannya. Pemberian
bantuan yang efektif tersebut oleh Vygotsky disebut dengan scaffolding, yaitu pemberian
bantuan seminimal mungkin oleh orang yang lebih ahli.
Anghileri (2006 :39) mengemukakan tiga tingkat Scaffolding sebagai serangkaian
strategi pengajaran yang efektif yang mungkin atau tidak mungkin terlihat di kelas. Tingkat
paling dasar adalah environmental provisions, yaitu penataan lingkungan belajar yang
memungkinkan berlangsung tanpa intervensi langsung dari guru. Selanjutnya pada tingkat
kedua, interaksi guru semakin diarahkan untuk mendukung siswa belajar dan pada tingkat
ketiga interaksi guru diarahkan untuk pengembangan pemikiran konseptual.
Berdasarkan data yang diperoleh dari guru matematika, 36% lebih dari 19 siswa
kelas 8F mendapatkan nilai ulangan di bawah KKM saat mereka menempuh materi bentuk
Aljabar di kelas 7. Selain itu, nilai matematika pada rapor terdapat 8 siswa yang nilainya di
bawah KKM. Dengan adanya kenyataan tersebut, perlu dilakukan identifikasi untuk dapat
mengetahui kesulitan yang dialami siswa dalam memahami materi Bentuk Aljabar dengan
menelusuri letak kesalahan siswa dalam menyelesaikan masalah operasi bentuk aljabar.
Setelah itu melakukan upaya pemberian bantuan seminimal mungkin kepada siswa yang
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah (scaffolding) yang berhubungan dengan
operasi bentuk aljabar.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif. Data diperoleh
melalui wawancara berbasis tugas. Subjek penelitian ini adalah 6 siswa kelas 8F SMP
Laboratorium Malang tahun ajaran 2012/2013. Instrumen utama yang digunakan dalam
penelitian ini adalah peneliti sendiri dan instrumen pendukungnya adalah tes diagnostik.
Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu studi pendahuluan, perencanaan, dan
pelaksanaan tindakan. Kegiatan yang dilakukan dalam uji pendahuluan adalah melakukan
pertemuan dan wawancara dengan guru matematika yang mengajar kelas penelitian mengenai
kegiatan pembelajaran dan hasil belajar matematika, khususnya materi operasi bentuk aljabar.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan antara lain: (1) menyusun tes diagnosis,
(2) melakukan validasi soal tes diagnosis, (3) mengadakan tes diagnosis, (4) mengoreksi dan
menganalisa hasil tes diagnosis, (5) menentukan subjek penelitian, (6) wawancara dengan
subjek penelitian, dan (7) menyusun rancangan tindakan, yaitu rencana membantu siswa
dengan scaffolding berdasarkan bentuk kesalahan-kesalahan yang dialami siswa. Kegiatan
yang dilakukan pada tahap tindakan yaitu pemberian scaffolding kepada subjek penelitian.
Analisis data penelitian ini terdiri dari tiga langkah. Pertama, reduksi data, yaitu kegiatan dari
analisis data yang dapat berupa proses pemilihan, penyederhanaan, penggolongan,
memfokuskan, dan mentrasformasi data yang diperoleh. Kedua, penyajian data, yaitu susunan
informasi-informasi secara runtut dan jelas yang memungkinkan untuk dapat digunakan
peneliti sebagai dasar dalam pengambilan suatu kesimpulan. Ketiga, penarikan kesimpulan
atau verifikasi, yaitu kegiatan merangkum data berdasarkan semua hal yang terdapat dalam
reduksi data dan penyajian data.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi kesalahan siswa dalam menyelesaikan masalah operasi bentuk aljabar
dipaparkan untuk masalah yang diberikan pada lembar tes diagnosis yang terdiri dari satu
soal. Paparan tersebut disajikan baik sebelum pemberian scaffolding maupun setelah peneliti
memberikan scaffolding. Selanjutnya juga digambarkan struktur berfikir siswa dalam
penyelesaian masalah sebelum pemberian scaffolding maupun dengan pemberian
scaffolding.
Berdasarkan hasil pekerjaan siswa setelah diberikan tes diagnostik, bentuk
scaffolding yang diberikan berada pada level 2 dari tiga level yang dikemukakan Anghileri
(2006). Level 2 yang dimaksud yaitu explaining, reviewing and restructuring. Berikut
masalah yang diberikan kepada subjek penelitian beserta scaffoldingnya.
Dari masalah yang diberikan, S1 salah dalam memberikan hasil akhir karena kurang
sederhana seperti berikut . Kesalahan yang dilakukan S1 merupakan kesalahan
konseptual dan kesalahan prosedural. Bentuk reviewing yang dilakukan peneliti adalah
dengan meminta S1 mengamati bentuk pecahan kemudian menanyakan bagaimana
bentuk pecahan yang sederhana. Setelah itu S2 mencoret�� yang ada pada pembilang
maupun penyebut dengan alasan karena sama. Maka peneliti melakukan restructuring dengan
menegaskan bahwa boleh dilakukan pencoretan karena ��
��� 1.
S2 salah dalam menjabarkan bentuk �� � � menjadi . Kesalahan tersebut
merupakan kesalahan konseptual. Bentuk explaining yang diberikan peneliti adalah
mengingatkan bahwa bentuk tersebut mirip dengan ��. Ketika peneliti menanyakan arti dari
��, S2 memahami bahwa �� � � � � kemudian menuliskan �� � � menjadi �� � �� �
. Scaffolding yang diberikan tersebut merupakan salah satu bentuk reviewing. Selanjutnya