PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH
BAB IPENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Deklarasi guru sebagai tenaga profesional dikemukakan oleh
Presiden Republik Indonesia pada akhir tahun 2004, sebagai titik
awal pemerintah untuk memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia.
Pendidikatau guru sebagai agen pemelajaran merupakan tenaga
profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pemelajaran, menilai hasil pemelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, diharapkan mampu meningkatkan harkat dan martabat
kualitas bangsa Indonesia di masa mendatang. Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak dan peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.Permasalahanyang dihadapi guru di dalam melaksanakan tugas
dan fungsinyasebagai agen pemelajaran antara lain,berupa perilaku
peserta didik yang tidak mau mengerjakan tugas,tidakmau terlibat
secara aktif dalam proses pemelajaran, mengantuk, ngobrol dengan
temannya, dan lain-lain yang pada dasarnyamerupakan gambaran masih
rendahnya motivasi belajar peserta didik.Permasalahan lain muncul
dari pribadi gurusendiri antara lain :tidak adanya persiapan dalam
merancang pemelajaran, ketidaksiapan melaksanakan tugas pemelajaran
di kelas yangtercermin dalam penguasaan materi ajar yang rendah,
proses pemelajaran yang terkesantidak terprogram, manajemen kelas
yangtidak dikelola dengan baik sertaketidakseriusan guru dalam
membimbing peserta didik.Guru belum optimal dalam memberi
penguatan, keterampilan bertanya, variasi metode dan teknik
pemelajaran, memberikan motivasi,membimbing kelompok dan individu
sehingga pemelajaran menjadi tidakmenarik, tidak menyenangkan dan
bahkan monoton.Kondisi seperti tersebut di atas, tentu tidak boleh
dibiarkan terus menerus.Pengawas Satuan Pendidikansebagai tenaga
kependidikan profesional memiliki tugas dan tanggung jawab serta
kewenangan penuh untukmelaksanakan pengawasan akademik dan
manajerial pada sejumlah satuan pendidikan tertentumelalui kegiatan
pemantauan, penilaian, pembinaan pelaporan dan tindak
lanjut.Fungsipengawasan akademikyang dilakukan pengawas satuan
pendidikan terhadap guru di sekolahmelalui kegiatan supervisi
klinis.Secara spesifik, supervisi klinis dilakukandengan tujuan
untuk memperbaiki kinerja guruberdasarkan hasil diagnosis secara
bersama-sama antara guru dengan pengawas satuan pendidikan.
Temuan-temuan berupa kelemahan-kelemahan yang dihadapi guru dibahas
bersama dan dicarikan solusi pemecahannya yang efektif.Pelaksanaan
supervisi klinis seringkali diabaikan oleh para supervisor, baik
Kepala Sekolah maupun Pengawas Satuan Pendidikan, sehinggaguru
terkadang mencari caranya sendiri dalam menyelesaikan masalah di
kelas dan bahkan apa yang dilakukannya tidak tepatdan didak
efektif. Untuk itu, supervisi klinis menjadi sangat penting
dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme guru, sehinggakualitas
pemelajaran akan meningkat dan berdampak pada meningkatnya taraf
serappeserta didik terhadap materi yang dipelajrinya.Upaya untuk
meningkatkan kualitas kinerja guru di kelas di samping melalui
supervisi klinis, dapat juga dilakukan secara kolaboratif antara
sesama guru, kepala sekolah dan pengawas satuan pendidikan.
Pendekatankolaboratif ini disebut dengan lesson study, yakni suatu
kegiatan yang dilakukan oleh guru sejenis dengan difasilitasi oleh
pengawas satuan pendidikan untuk menyusundisain instruksional,
melaksanakan proses pemelajaran, mengamati proses pemelajaran serta
merefleksi secara bersama-samatentang pelaksanaan pemelajaran di
kelas.Berdasarkan latar belakang tersebut,peneliti sebagai pengawas
sekolah berkewajiban untuk mencari solusinya untuk mengatasi
permasalahan guru dalam melaksanakan pemelajaran dengan melakukan
penelitian tindakan sekolah ( PTS ). Peneliti ingin mengungkapkan
dan membahaslebihrincidengan mengambil judul Meningkatkan
Profesionalisme Guru melalui Supervisi Klinis dengan Pendekatan
Lesson Study
B.Identifikasi Masalah1)Masih banyak guru yang tidak memiliki
silabus mata pelajaran;2)Banyak guru dalampembuatan Rencana
Pelaksanaan Pemelajaran ( RPP)mengcopy dari sekolah lain;3)Banyak
guru dalam mengelola kelaskurang menumbuhkan aktivitas pada peserta
didik;4)Penggunaanstrategi/metode dan teknik pemelajaran selalu
berpusat pada guru;5)Pelaksanaan remedial dan pengayaan belum
dilaksanakan secarabaik;6)Analisis hasil belajar jarang dilakukan
guru.
C.Pembatasan MasalahBerdasarkanidentifikasi masalah tersebut di
atas, peneliti menyadari karenaberbagai keterbatasan ( materi,
waktu dan tempat ), maka peneliti mencoba membatasi pada fokus
masalah yang akan diteliti serta mencarikan solusi pemecahannya
sebagai berikut :1)Penyusunan Perangkat pemelajaran terutamaRencana
Pelaksanaan Pemelajaran ( RPP)2)Pemilihan strategi/ metode dan
teknik pemelajaran yang efektif.3)Pelaksanaan pemelajaran yang
menyenangkan dan variatif.
D.Rumusan MasalahBerdasarkanpembatasan masalah di atas, maka
permasalahannya dirumuskan sebagai berikut :1.Apakah kegiatan
supervisi klinis merupakan cara efektif untukmeningkatkan
profesionalisme guru sebagai agen pemelajaran ?2.Apakah Pendekatan
Lesson Study dalam Supervisi Klinis dapat menumbuhkanmotivasi guru
untuk selalumerefleksi dan memperbaki pelaksanaan pemelajaran di
kelas?
E.Tujuan Penelitian
Tujuan Umum Penelitian :1.Untuk meningkatkan kompetensi Pengawas
Sekolah2.Untuk meningkatkanProfesionalisme Guru.3.Untuk
meningkatkanMutu Sekolah BinaanTujuan Khusus Penelitian :1.Untuk
Meningkatkan kompetensi pengawas sekolah dalam bidang penelitian
dan pengembangan.2.Untuk mengungkapkan pelaksanaan supervisi klinis
dengan pendekatanlesson studydalam upaya peningkatan
profesionalitas guru pada sekolah binaan.3. Untukmemperoleh formula
yang efektifdalam rangka tindak lanjut pengawasan akademik pada
guru mata pelajaran yang sejenis.
F.Manfaat PenelitianaGuru akan termotivasi untuk membuat
perangkat pemelajaranbGuruakan termotivasi untuk membuat
RencanaPemelajaran yang efektif.cAkan terjalin komunitasbelajar
yang solid antar sesama guru untuk meningkatkan kualitas
pemelajarandGuru-guru akan termotivasi untuk selalu melaksanakan
pemelajaran yang efektif dan menyenangkan, sehingga hasil
pemelajaran akan lebih optimal.eKinerja guru dan sekolah pada
umumnya akan meningkat.
BABIIKAJIAN TEORI
A.Tugas Pokok dan Fungsi Pengawas SekolahMerujuk pada Peraturan
Pemerintah No.19 Tahun 2005tentang Standar Nasional Pendidikan
pasal 39 ayat (1)bahwa pengawasan pada pendidikan formal dilakukan
oleh pengawas satuan pendidikan, sedangkan penegasannya dijelaskan
pada pasal 55, yaitu pengawasan dimaksud meliputi pemantauan,
supervisi, evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan.
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi, pengawas satuan
pendidikan harus menguasai 6 dimensi kompetensi pengawas sekolah,
seperti tercantum dalam PeraturanMenteri Pendidikan Nasional No. 12
tahun 2007 tentang Standar PengawasSekolah/Madrasah meliputi :
kompetensi kepribadian, kompetensi supervisi manajerial,kompetensi
supervisi akademik, kompetensi evaluasi pendidikan, kompetensi
penelitian pengembanganserta kompetensi sosial.PengawasSMA/SMK
dituntut harus menguasai betul sub-sub dimensi kompetensi supervisi
akademik, meliputi: 1) memahami konsep, prinsip, teori dasar,
karakteristik, dan kecenderungan perkembangan tiap mata pelajaran
dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengahyang
sejenis;2) Memahami konsep, prinsip, teori/teknologi, karakteristik
dan kecenderungan perkembangan proses pemelajaran/ bimbingan tiap
mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah
menengah yang sejenis; 3) Membimbing guru dalam menyusun silabus
tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di
sekolah menengah yang sejenis berlandaskan standar isi, standar
kompetensi dan kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip perkembangan
KTSP; 4) Membimbing guru dalam memilihdan mengembangkan strategi/
metode/teknik/ pemelajaran/ bimbingan yang dapat mengembangkan
berbagai potensi siswa melalui mata pelajarandalam rumpun mata
pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis; 5)
Membimbing guru dalammenyusun Rencana Pelaksanaan Pemelajaran (RPP)
untuk tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan
di sekolah menengah yang sejenis; 6) Membimbing guru dalam
melaksanakan kegiatan pemelajaran/ bimbingan ( di kelas,
laboratorium, dan atau di lapangan ) untuk tiap mata pelajaran
dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang
sejenis; 7)Membimbig guru dalam mengelola, merawat,
mengembangkandan menggunakan media pendidikan dan fasilitas
pemelajaran/ bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata
pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis;
8)Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam
pemelajaran/ bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata
pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis.Berdasarkan
tugas yang diamanatkan dalamketentuan tersebut, maka
penelitiberupaya untuk menunaikannya dengan melakukan supervisi
akademik dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu
pendidikan pada umumnya dan khususnya untuk meningkatkan kompetensi
profesional guru dalam melaksanakan pemelajarandi sekolah
binaan.
B.Kompetensi Profesional GuruTarik menarik antara keharusan
kompetensi profesonal guru dengan tidak memadainya kesejahteraan
guru sampai saat ini merupakanisu dan bahan diskusi yang tidak
habis-habisnya.Pandangan guru yang ideal mengenai profesionalisme
guru direfleksikan dalam citra guru masa depan sebagaimana
dikemukanan oleh Sudarminta dalam Idochi Anwar (1990), yaitu guru
yang (1) sadar dan tanggap akan perubahan zaman, (2) berkualifikasi
profesional, (3) rasional, demokratis dan berwawasan nasional, (4 )
bermoral tinggi dan beriman.Sadar dan tanggap akan perubahan zaman
artinya, pola tindak keguruannya tidak rutin, maju dalam penguasaan
dasar keilmuan dan perangkat instrumentalnya. Jadi guru tersebut
diharapkan menguasaidayaforesight, intellectual coriosity, dan
kemampuan berpikir lateral. Guru profesional yaitu guru yang tahu
mendalam tentang apa yang diajarkan, mampu mengajarkannya secara
efektif, efisien dan berkepribadian mantap. Guru bermoral tinggi
dan beriman tingkah lakunya digerakkan oleh nilai-nilai
luhur.Sejalan dengan kebijakan pemerintah, melalui pasal 7
dalamUndang-Undang Nomor 14 tahun 2005tentang Guru dan Dosen
mengamanatkan bahwa pemberdayaan profesi guru diselenggarakan
melalui pengembangan diri yang dilakukan secara demokratis,
berkeadilan, tidak diskriminatif dan berkelanjutan dengan
menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai
kultural, kemajemukan bangsa dan kode etikprofesi. Di samping itu,
menurut pasal 20 dalam menjalankan tugas keprofesionalan, guru
berkewajiban meningkatkandan mengembangkan kualifikasi akademikdan
kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni.Terbitnya Permendiknas Nomor 16
tahun 2007 tentang kualifikasi dan kompetensi guru ditegaskan
bahwaguru harus menguasai seperangkat kompetensi sebagai
agenpendidikan yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profersional.Jadi,
kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang berwujudtindakan cerdas dan penuh
tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen
pemelajaran.Kompetensi Profesional Guru dapat diukur meliputi
:1.Kompetensi PedagogikKompetensi pedagogik meliputi pemahaman
terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pemelajaran,
evaluasi hasil belajar,dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagaipotensi yang dimilikinya.2.Kompetensi
KepribadianKompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak
muia.3.Kompetensi SosialKompetensi sosial merupakan kemampuan guru
untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan peserta
didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta
didik, masyarakat sekitar dan lingkungan hidup.4.Kompetensi
ProfesionalKompetensi profesional merupakan penguasaan materi
pemelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan
materi kurikulum mata pelajaran di sekolah, substansi dan
metodologi keilmuannya serta keterkaitannya dengan kecakapan hidup
dan lingkungan hidup.Berdasarkan payung hukum tersebut di atas,
penulis memandang bahwaupaya meningkatkan profrsionalisme guru
dapat dilakukanpengawas satuan pendidikan dan kepala sekolah dengan
cara memberdayakan potensi guru mengarah pada penguasaan kompetensi
guru.Di samping itu,hal penting yang harus dilakukan adalah
pemberian motivasi yang dapat merangsang guru untuk
berprestasi,program pendampingan, pembimbingan dan pembinaan secara
berkesinambungan melalui kegiatan supervisi dengan
berbagaikiatnya.
C.Supervisi Klinis
1.PengertianUntuk terselenggaranya pendidikan yang efektif,
diperukan upaya pembinaan secara teratur terhadap aspek-aspek
personal, organisasional, operasional dan material. Supervisi
pendidikan mengemban fungsi pembinaan keseluruhan aspek dan situasi
pendidikan sebagaimana dimaksud.Suharsimi Arikunto dalam Idochi
Anwar ( 1988)menyatakan bahwa supervisi menunjuk kepada suatu
pekerjaan pengawasan yang sifatnya lebih manusiawi. Artinya,
supervisor selama melaksanakan supervisi bukan untuk mencari-cari
kesalahan atau kekurangan tetapi lebih banyak mengandung unsur
pembinaan. Upaya pembinaaan dilakukan dengan melibatkan pihak-pihak
yang dibina, yaitu membicarakan bersama dan mengatasi sendiri
kekurangan, dilanjutkan dengan membicarakan upaya mengatasi
kekurangan itu.Imam Soepardi (1988) memberi pengertian bahwa
supervisi merupakan bantuan dan pelayanan pendidikan guna
menumbuhkan dan mengembangkan situasi belajar mengajar menjadi
lebih baik. Situasi belajat yang makin baik akan lebih
menyempurnakan tercapainya tujuan pendidikan.Supervisi klinis
merupakan bagian dari supervisi pegajaran.Prosedur pelaksanaannya
menekankan padamencari penyebab dari kelemahan-kelemahan yang
terjadi pada saat proses pemelajaran, kemudian secara langsung
dicarikanupaya memperbaiki kelemahan tersebut.Hasil diagnosis atas
kelemahan-kelemahan gurudilakukan dengan cara wawancara atau dengan
pengamatan langsung pada saat melaksanakan proses pemelajaran,
kemudian langsung diikuti dengan diskusi setelah guru selesai
melaksanakan pemelajaran untuk memperoleh balikan tentang kelebihan
dan kelemahan yang ditemukan selama guru mengajar, serta upaya
memperbaikinya.Richard Waller dalam Ngalim Purwanto (2006)
menyatakan bahwa supervisi klinis merupakan salah satu model
supervisi yang difokuskan pada peningkatan kemampuan mengajar
melalui siklus yang sistematis, baik dalam perencanaan, pengamatan
serta analisis yang intensif tentang penampilan mengajar yang
nyata, serta berujuan mengadakan perubahan dengan cara yang
rasional.Sementara itu, Keith Acheson dan Meredith D. Gall
menyatakan bahwa supervisi klinis adalah proses membantu guru
memperkecil kesenjangan antara tingkah laku mengajar yang nyata
dengan tingkah laku yang ideal ( Ngalim Purwanto: 2006).Berdasarkan
pendapat di atas, penulis dapat mensintesiskan bahwa supervisi
klinis adalah suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk membantu
pengembangan profesionalitas guru khususnya dalam penampilan
mengajar, berdasarkan observasi dan analisis data secara teliti dan
objektif sebagai pegangan untuk perubahan tingkah laku mengajar
guru. Jadi, inti dari supervisi klinis adalah berfokus pada
penampilan dan perilaku mengajar guru.2.Tujuan Supervisi
KlinisSupervisi klinis bertujuan untuk membantu guru dalam
memodifikasi pola-pola pengajaran yang tidak efektif. Secara
spesifik supervisi klinis dirinci sebagai berikut :(1)Menyediakan
umpan balik yang objektif bagi guru tentang pengajaran yang
diselenggarakannya.(2)Mendiagnosis dan membantu memecahkan
kesulitan-kesulitan pengajaran(3)Membantu guru mengembangkan
kemampuan dalam menggunakan strategi pengajaran.(4)Mengevaluasi
guru untuk kepentingan promosi jabatan dan keputusan
lainnya.(5)Membantu guru mengembangkan sikap positif terhadap
pengembangan profesional yang bekesinambungan.
3.Ciri-Ciri Supervisi KlinisMenurut Ngalim Purwanto ( 2006 :91)
supervisi klinismengemukakan ciri-ciri sebagai berikut :1)Bimbingan
supervisor terhadap guru bersifat bantuan, bukan perintah atau
instruksi;2)Jenis keterampilan yang akan disupervisi diusulkan oleh
guru yang disupervisi dan disepakati melalui pengkajian bersama
antara guru dan pengawas.3)Meskipun guru mempergunakan berbagai
keterampilan mengajar secara terintegrasi, sasaran supervisi hanya
pada beberapa keterampilan saja;4)Instrumen supervisi dikembangkan
dan disepakati bersama antara pengawas dan guru;5)Balikan diberikan
dengan segera dan objektif.6)Meskipunpengawas telah menganalisis
dan menginterpretasikan data yang direkam oleh instrumen observasi,
di dalam diskusi atau pertemuan balikan terlebih dahulu
menganalisis kemampuannya.7)Pengawas lebih banyakbertanya dan
mendengarkan daripada memerintah atau mengarahkan.8)Supervisi
berlangsung dalam suasana yang akrab dan terbuka.9)Supervisi
berlangsung dalam siklus yang meliputi perencanaan, observasi dan
diskusi/ pertemuan balikan;10)Supervisi klinis dapat dipergunakan
untuk pembentukan peningkatan dan perbaikan kemampuan mengajar
guru.
4.Prinsip-Prinsip Supervisi Klinis1)Supervisi klinisdilaksanakan
harus berdasarkan inisiatif dari para guru terlebih dahulu.
Perilaku supervisor harus taktis sehingga guru terdorong untuk
meminta bantuan supervisor2)Menciptakan hubungan manusiawi yang
bersifat interaktif dan penuh rasa kesejawatan3)Ciptakan suasana
bebas mengeluarkan pendapat apa yang dialaminya. Supervisor
berusahamenangkap apa yang diharapkan guru.4)Objek kajian adalah
kebutuhan profesional guru yang nyata yang dialaminya.5)Perhatian
dipusatkan pada unsur-unsur yang spesifik yang harus diangkat untuk
diperbaiki.
5.Langkah-Langkah Supervisi KlinisLangkah-langkahsupervisi
klinis yang perlu dilakukan menurut Cogan (1973) dalam Ibrahim
Bafadal (2003) ada delapan langkah sebagai berikut :1)Tahap
membangun dan menetapkan hubungan guru dengan pengawas2)Tahap
perencanaan bersama guru3)Tahap perencanaan strategi
observasi4)Tahapobservasi pemelajaran5)Tahap analisis proses
pemelajaran6)Tahap perencanaan strategi pertemuan7)Tahap
pertemuan8)Tahap penjajagan rencana pertemuan
berikutnya.Berdasarkan pendapat di atas,penulismensintesiskan bahwa
hal-hal yang dilakukan supervisor pada setiap langkahnya dapat
dirinci sebagai berikut :1.Pertemuan awalPada tahap ini supervisor
mengadakan pertemuan dengan guru yang akan disupervisi untuk
membicarakan pelaksanaan pemelajaran yang akan diselenggarakan oleh
guru dalam suasana yang akrab, harmonis dan terbuka. Kondisi
demikian perlu diciptakan untuk membina hubungan kerja sama yang
baik antara supervisordenganyang disupervisi.2.Observasi
MengajarPada tahap observasi ini guru berlatih mengajar dengan
menerapkan komponen-komponen kemampuan yang telah disepakati
bersama pada pertemuan awal. Di pihak lain supervisor mengadakan
pengamatan secara cermat dan objektif terhadap tingkah laku guru
selama mengajar dengan menggunakan alat perekam ( lembar pengamatan
) yang juga telah disepakati sebelumnya, sesuai dengan permintaan
guru. Misalnya, jika guru merasa lemah dalam kemampuan bertanya,
memberi penguatan dan memberikan waktu untuk berpikir, maka ketiga
hal itulah yang diamati dan direkam. Dalam pelaksanaannya, pada
hal-hal tertentu untuk mencatat data, supervisor dapat juga
mengadakan pengamatan dan mencatat tingkah laku peserta didik di
kelas serta interaksi antara guru dan peserta didik.3.Pasca
Observasi ( Pertemuan Balikan )Sebelum pertemuan balikan ini
dilaksanakan, supervisor lebih dahulu mengadakan analisis dan
menginterpretasikan data hasil pengamatan atau rekaman yang dibuat
sebagai bahan pembicaraan pada pertemuan balikan.Pertemuan balikan
harus segera dilakukan untuk menjaga segala sesuatu yang terjadi
masih segar dalam ingatan guru.Pertemuan dilakukan sama dengan
waktu pertemuan awal, yaitu diselenggarakan dalam suasana
akrab,terbuka dan bebas dari perasaan dinilai atau diadili.
Supervisor hendaknya menyajikan data sedemikian rupa, sehingga guru
diharapkan dapat menemukan kelemahan/ kekurangan dan kelebihannya
sendiri. Yang menjadi tolok ukur pada pertemuan balikan ini, adalah
kontrak yang telah disepakatio bersama pada pertemuan awal. Selesai
pertemuan ini hendaknya menyadari sampai seberapa jauh kontrak yang
telah disepakati dapat tercapai.Berdasarkan pertemuan ini, guru
dapat membuat kontrak berikutnya.Berdasarkan paparan di atas,
supervisi klinis pada dasarnya berfungsi memperbaiki kinerja guru
di kelas secara terbimbing oleh pengawas yang dinilai memiliki
pengetahuan, pengalaman dan kemampuan lebih daripada yang
disupervisi, meskipun dalam pelaksanaannya tidak boleh ditampakkan
dalam bentuk perilaku yang direktif.Dengah demikian, diprediksi
bahwa pelaksanaan supervisi klinis secara terprogramdan
berkelanjutan akan dapat meningkatkan kemampuan guru dalam
melaksanakan tugas sebagai agen pemelajaran di kelas.
D.Pendekatan Lesson StudyLesson Studytelah dipilih dan
diimplementasikandi beberapa negara maju seperti Jepang dan Amerika
Serikat sebagai suatu pendekatan, metode dan teknik yang dapat
diandalkan dalam upaya meningkatkan mutu proses dan hasil
pemelajaran.Ternyata pendekatan ini dapat meningkatkan kompetensi
dan keprofesionalan guru serta meningkatkan kualitas proses dan
hasil pemelajaran. Mengingat manfaat pendekatan ini yang demikian
bagus, maka sebagai salah satu alternatif untuk memperbaiki mutu
pendidikan di negeri ini kita perlu juga berupaya, memikirkan, dan
mencoba menerapkannya pada sekolah yang ada.Mengawali upaya
tersebut, kita akan memaparkan secara singkat tentang(1) apalesson
study,(2) mengapalesson study, dan (3) bagaimanalesson
study.Apalesson studyterkait dengan pengertian atau definisilesson
study.Mengapalesson studyberhubungan dengan alasan-alasan tentang
mengapalesson studyitu dipilih.Bagaimanalesson studyberkaitan
dengan cara, proses, atau tahap menyelenggarakan suatulesson
study.Ada beberapa pengertian tentang istilahlesson study.Menurut
Hendayanadkk ( 2006 : 10 )mengemukakan bahwa Leson study
adalahsuatu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian
pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan
prinsip-prinsip kolegalitas danmutual
learninguntukmembangunlearning community.
Selanjutnya Fernandezdan Yoshida (2004:7-9) mengemukakan 6
(enam) langkah dalam proses melaksanakan suatulesson study. Keenam
langkah itu adalah(1) membentuk group lesson study,(2) memfokuskan
lesson study, (3) merencanakan research lesson ( pelajaran yang
diteliti ), (4) menjar dan mengamati research lesson, (5)
mendiskusikan dan menganalisis researchlesson, dan (6)merefleksikan
lesson study.
Berdasarkan pendapat di atas, penulis mensintesiskan
bahwapendekatan lesson studyrelevan denganamanatUndang-Undang Nomor
14tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang menyatakan bahwadalam
melaksanakan tugas keprofesionalan guru berkewajiban : (a
)merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang
bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran, (b)
Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi
secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni.Lesson Studydilaksanakan dalam tiga tahapan
yaituPlan(merencanakan),Do(melaksanakan), danSee(merefleksi) yang
berkelanjutan. Dengan kata lain Lesson Study merupakan suatu cara
peningkatan mutu pendidikan yang tak pernah berakhir (continuous
improvement). Untuk jelasnya dirinci sebagai berikut
:(1)Perencanaan (Plan)Pada tahap ini diskusi dilakukan untuk
membahas masalah :a)Pemilihan topik, yaitu topik yang sulit
dipahami olehsebagian besar peserta didik.b)Pemilihan pendekatan
/metode pemelajaran yang sesuai dengantopik/ materi dan tingkat
perkembangan intelektual peserta didik, dan terfokus pada kegiatan
peserta didik , serta penerapanPAKEM ( Pemelajaran aktif, inovatif,
kreatif, efektif dan menyenangkan ).c)Penyusunan sajian materi
pelajarand)Pemilihan alat dan media pemelajaran yang sesuai dengan
materi pelajarane)Penyusunan Lembar Kegiatan Siswa ( LKS
)f)Penyusunan alat evaluasiHasil yang diharapkan dari
tahapperencanaan adalah berupa :1)SatuanPelajaran/
RencanaPelaksanaan Pemelajaran2)Petunjuk Mengajar guru (Teaching
guide)3)Lembar Kerja Siswa ( LKS )4)Media / alat peraga
pemelajaran5)Lembar penilaian proses dan hasil pemelajaran6)Lembar
observasi(2)Pelaksanaan dan Observasi (do)Dalam tahap pelaksanaan
lesson study, seorang guru ditugasi sebagai guru model yang
melaksanakanpemelajaran, sedangkan guru lainnya, wakil kepala
sekolah atau kepala sekolah sebagai observer.(3)Refleksi
(see)Kegiatan tahap refleksi berupa kegiatan yang berkenaan dengan
hal-hal sebagai berikut :1)Kesan penyaji/ guru model tentang
strategi/ teknik/ metode pemelajaran yang telah
digunakan2)Tanggapan-tanggapan observer yang difokuskan pada
pemelajaran siswa3)Tanggapan balikan dari penyaji/ guru
model4)Kesimpulan dan saran untuk perbaikan pada putaran
berikutnya.
Lesson Studydipilih dan dimplementasikan karena beberapa
alasan.Pertama,lesson studymerupakan suatu cara efektif yang dapat
meningkatkan kualitas mengajar dan belajar serta pelajaran di
kelas. Hal ini benar, karena (1) pengembanganlesson studydilakukan
dan didasarkan pada hasil sharing pengetahuan profesional yang
berlandaskan pada praktek dan hasil pengajaran yang dilaksanakan
para guru, (2) penekanan mendasar suatulesson studyadalah para
siswa memiliki kualitas belajar, (3) tujuan pelajaran dijadikan
fokus dan titik perhatian utama dalam pembelajaran di kelas, (4)
berdasarkan pengalaman real di kelas,lesson studymampu menjadi
landasan bagi pengembangan pembelajaran, dan (5)lesson studyakan
menempatkan peran para guru sebagai peneliti pembelajaran ( Lewis,
2002:7 ).Kedua,lesson studyyang didesain dengan baik akan
menghasilkan guru yang profesional dan inovatif. Dengan
melaksanakanlesson studypara guru dapat (1) menentukan tujuan,
pelajaran (lesson), satuan (unit) pelajaran, dan mata pelajaran
yang efektif; (2) mengkaji dan meningkatkan pelajaran yang
bermanfaat bagi siswa; (3) memperdalam pengetahuan tentang mata
pelajaran yang disajikan para guru; (4) menentukan tujuan jangka
panjang yang akan dicapai para siswa; (5) merencanakan pelajaran
secara kolaboratif; (6) mengkaji secara teliti belajar dan perilaku
siswa; (7) mengembangkan pengetahuan pemelajaran yang dapat
diandalkan; dan (8) melakukan refleksi terhadap pengajaran yang
dilaksanakannya berdasarkan pandangan siswa dan koleganya ( Lewis,
2002: 27 )Dalam mengimplementasikan suatulesson study, kita dapat
memilih dan menerapkan metoda, teknik, pendekatan, strategi, media,
dan trend pemelajaran yang ada, sesuai, dan sudah dikenal. Kita
juga dapat menerapkan teknik atau alat asesmen kelas yang ada,
sesuai, dan sudah dikenal.Metoda atau teknik mana yang diterapkan
sangat tergantung pada hakikat materi ajar serta pilihan dan
kesepakatan anggota kelompok.Pendekatanlesson studyperlu dipahami
oleh para guru atau praktisi pendidikan. Mengingat manfaatnya yang
demikian bagus, maka kita perlu berupaya dan memikirkan bagaimana
agar pendekatan ini dapat diimplementasikan di sekolah
masing-masing. Pengimplementasian suatulesson studyakan lebih
efektif, jika kita memahami apa dan mengapalesson studyserta
menerapkan langkah-langkah yang telah dikemukakan di atas secara
hati-hati, sungguh-sungguh, bijak, dan seksama.Dengan cara seperti
ini, tujuan pengimplementasian suatulesson studyyang berfokus pada
peningkatan kualitas pemelajaran dan belajar para siswa serta
peningkatan keprofesionalan guru dapat diwujudkan dengan benar dan
baik.Berdasarkan paparan di atas, ternyataalur mekanisme pendekatan
lesson studymemiliki kesamaan dengan alur/ prosedur pada penelitian
tindakan sekolah/ kelas, serta isi kegiatannya sesuai dengan
kegiatan supervisi klinisyang dilakukan secara kolaboratif,
lazimnya dilakukan oleh pengawas satuan pendidikan saat melakukan
supervisi akademik terhadap guru-guru mata pelajaran di sekolah
binaan.
D.InformasiPenelitian SebelumnyaPenelitian yang dilakukan
Flanders ( dalam Bafadal ( 2003 : 67)tentang Efektivitas
penyelenggaraan supervisi klinis disimpulkan bahwa dengan supervisi
klinis, seorang supervisor dapat membantu guru untuk menganalisis
interaksi yang dilakukan guru di dalam kelas.Sementara itu,
Blumberg dan Amidon menemukan bahwaguru-guru lebih menyukai dan
menghargai penerapan komunikasi tidak langsung yang merupakan unsur
penting dalam supervisi klinis.Shin menemukan bahwa para guru
banyak yang mengatakan teknisk supervisi klinis sangat
bermanfaatdan lebih menyukaipenerapan supervisi klinis yang
berbentuk tidak langsung.Penelitian yang dilakukan oleh Tuckmen dan
Yates diperoleh kesimpulan bahwa : a) ada perbedaan yang signifikan
antara guru-guru yang memperoleh balikan dari peserta didik dan
yang tidak, b) penampilan mengajar tingkat akhir lebih baik bila
dibandingkan dengan penampilan mengajar tingkat permulaan bagi
kelompok eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol . tahun
1984 Mantja melakukan penelitian eksperimental tentang efektivitas
supervisi klinis pada mahasiswa IKIP Malang dengan kesimpulan
kelompok mahasiswa yang dibimbing dengan menggunakan supervisi
klinis menunjukkan prestasi keberhasilan lebih tinggi bila
dibandingkan dengan kelompok mahasiswa yang dibimbing secara
tradisional ( Bafadal, 2003 : 69 ).
BABIIIMETODOLOGI PENELITIAN
A.Setting Penelitian1.Tempat dan Sampel PenelitianTempat
penelitian adalahsekolah binaan, yaituSMK Budiarti Cirebondan
SMASyarif Hidayatullah Cirebon.Jumlah gurudari dua sekolah
tersebutsebanyak 78 orang, danpeneliti mengambil sampelnya sebanyak
20 orang, masing-masing sekolah sebanyak 10 orang.2.Waktu
PenelitianPenelitian ini dilaksanakan pada semester gasal
tahunpelajaran2007/2008, dengan menggunakan refleksi awal tahun
sebelumnya.Penelitian ini bersifat kolaboratif dengan guru-guru di
sekolah binaan. Pelaku tindakan adalah Guru Bahasa Indonesia,
sedangkan observer adalah peneliti, kepala sekolahdan guru-guru
lainnya di sekolah binaan3.KolaboratorDalam penelitian ini peneliti
berkolaborasi dengan :1)Guru-guru pada sekolah binaan, baik
sebagaisubjek maupun objek untuk membantu peneliti dalam
mengumpulkan data dari pelaksanaan proses pemelajaran.
2)KepalaSekolah untuk membantu peneliti dalam pengumpulan data
dari proses pemelajaran.
B.Faktor yang DiamatiUntuk menjawab pertanyaanyang dirumuskan
dalam penelitian, ada beberapa faktor yang akan diteliti, yaitu
:1.Faktor Guru, yaitu mengamati;pertama,aktivitasguruselama proses
diskusi berlangsung,kedua, mengamati kemampuan guru dalam
pembuatanperencanaan pemelajaran (RPP);ketiga, mengamati kemampuan
guru dalam melaksanakan pemelajaran pada waktumengajar sesama teman
guru/ tutor sebaya(peer teaching)2.Faktor hasil kegiatanmengajar
sesamateman guru (peer teaching) yang diaplikasikan dalam proses
pemelajaran dikelas masing-masing, sehingga dapat dilihat juga
hasil belajar siswa.
C. Alat Pengumpul Data1.LembarKuesioner sikap gurupadakegiatan
simulasi mengajar untuk menentukan tindakan, seperti format berikut
:
Tabel3.1Format Isian Sikap Guru terhadapPenampilan /Unjuk
KerjaMengajar
NOPERTANYAANYATIDAKALASAN
1Apakah anda merasa senang dengan tampilan mengajar teman anda
?
2Apakah andasependapat dengan strategi/metode/teknik penyajian
yang digunakan teman anda dalam mengajar ?
3Apakah anda setuju jika kegiatansupervisi klinis dengan
pendekatan leson study diagendakan rutin setiap akhirsemester ?
4Apakah anda setuju, jikakegiatan ini dilakukan khusus guru mata
pelajaran yang sama ?
5Apakah kegiatan ini bermanfaat bagiAnda dalam meningkatkan
kualitas pemelajaran ?
2.Lembar Observasi, digunakan untuk mencatat aktivitas guru
selama kegiatan simulasi mengajar/ tutor sebaya, dan kegiatan PBM,
seperti tercantum dalam format berikut :
Tabel : 3.2FormatObservasi Aktivitas Guru dalam Kegiatan
Pembuatan RPPNOKEGIATANSKORKET
12345
1Hadir tepat waktu
2Aktivitas dalam kegiatan /bertanya, berdiskusi
3Kesungguhan mengerjakan tugas
4Teknik yang dikembangkan
5Kerja sama dengan sesama guru
6Ketepatan dalam pengambilan keputusan
JUMLAH SKOR
KESIMPULAN
3.Lembar Observasi untukkegiatan Penilaian Pembuatan Rencana
Pelaksanaan Pemelajaran ( RPP ), seperti tertulis di bawah ini
:Tabel 3.3Format Penilaian Rencana Pelaksanaan Pemelajaran
(RPP)No.Aspek yang dinilaiSkor
1.Kejelasan perumusan tujuan pemelajaran (tidak menimbul kan
penafsiran ganda dan mengandung perilaku hasil belajar)12345
2.Pemilihan materi ajar (sesuai dengan tujuan dan karakteristik
peserta didik)12345
3.Pengorganisasian materi ajar (keruntutan, sistematika materi
dan kesesuaian dengan alokasi waktu)12345
4.Pemilihan sumber/media pemelajaran (sesuai dengan tujuan,
materi, dan karakteristik peserta didik)12345
5.Kejelasan skenario pemelajaran (langkah-langkah kegiatan
pemelajaran: awal, inti, dan penutup)12345
6.Kerincian skenario pemelajaran (setiap langkah tercermin
strategi/metode dan alokasi waktu pada setiap tahap)12345
7.Kesesuaian teknik dengan tujuan pemelajaran12345
8.Kekengkapan instrumen (soal, kunci, pedoman
penskoran)12345
Skor Total.......
4.Lembar Penilaian kegiatan simulasi mengajar dan hasil
pelaksanaan proses pemelajaran di kelas, seperti format di bawah
ini :Tabel : 3. 4Format Penilaian PelaksanaanPemelajarandalam
Simulasi PBMNOINDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATISKOR
IPRA PEBELAJARAN
1.Memeriksa kesiapan siswa12345
2.Melakukan kegiatan apersepsi12345
IIKEGIATAN INTI PEMELAJARAN
A.Penguasaan materi pelajaran
3.Menunjukkan penguasaan materi pemelajaran12345
4.Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang
relevan12345
5.Menyampaikan materi dengan jelas dan sesuai dengan hierarki
belajar12345
6.Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan12345
B.Pendekatan/strategi pemelajaran
7.Melaksanakan pemelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan)
yang akan dicapai12345
8.Melaksanakan pemelajaran secara runtut12345
9.Menguasai kelas12345
10.Melaksanakan pemelajaran yang bersifat kontekstual12345
11.Melaksanakan pemelajaran yang memungkinkan tumbuhnya
kebiasaan positif12345
12.Melaksanakan pemelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang
direncanakan12345
C.Pemanfaatan sumber belajar /media pemelajaran
13.Menggunakan media secara efektif dan efisien12345
14.Menghasilkan pesan yang menarik12345
15.Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media12345
D.Pemelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa
16.Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
pemelajaran12345
17.Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa12345
18.Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam
belajar12345
12345
E.Penilaian proses dan hasil belajar
19.Memantau kemajuan belajar selama proses12345
20.Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
(tujuan)12345
F.Penggunaan bahasa
21.Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan
benar12345
22.Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai12345
IIIPENUTUP
23.Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan
siswa12345
24.Melaksanakan tindak lanjutdengan memberikan arahan, atau
kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan12345
Total Skor
5.Daftar HadirResponden, seperti format di bawahn ini :Tabel
3.5Daftar Hadir Respondenpada Sekolah BinaanNONAMA GURUASAL
SEKOLAHTANDA TANGAN
11
22
33
44
55
66
77
88
99
1010
1111
1212
1313
1414
1515
1616
1717
1818
1919
2020
D.Teknik Pengumpulan Data1. Observasi / pengamatan untuk data
yang bersifat kualitatif, dilakukandengan mengamati aktivitas guru
dalam pembuatan RPP, kegiatan Lesson Studi serta pelaksanaan PBM di
kelas2. Wawancara, dilakukan peneliti terhadap guru dengan teknik
supervisi klinis setelah selesai melakukan simulasi mengajar.3.
Analisis hasil pelaksanaan pemelajaran untuk data yang bersifat
kuantitatif.Tabel3.6Matrik Teknik Pengumpulan DataNoSumber
DataJenis dataTeknik Pengumpul DataInstrumenWaktu
1GuruPermasalahanterkait dengan pemelajaranObservasiLembar isian
/kuesionerPertemuan I di sekolah binaan
2GuruSikap guru terhadap model PBM yang
dicontohkanKuessionerLembar kuesionerPertemuan I di sekolah
binaan
3GuruAktivitas guru dalam penyusunan RPPObservasiFormat
ObservasiKegiatan Leson Study
4GuruAktivitas Guru dalampertemuanObservasiFormat
observasiKegiatan Leson Study
5RPPGambaran kemampuan guruObservasi dan wawancaraFormat
observasiKegiatan leson study
6GuruGambaran kemampuan guru dalam PBMObservasi dan
wawancaraFormat observasiKegiatanPBM ( peer teaching )
E.Teknik Pengolahan DataData yang diperoleh dianalisis dengan
menggunakan teknik analisis yaitu interpretasi data hasil
observasi, hasil analisis kegiatan Leson study dan analisis
pelaksanaan pemelajaran/ simulasi mengajar.Tabel3.7Rentang Nilai
KeberhasilanRentang NilaiKualifikasi
85