1 PENELITIAN TINDAKAN KELAS Oleh: Drs Agus Santoso MPd FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017
1
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Oleh:
Drs Agus Santoso MPd
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
2
BAB I
KONSEP DASAR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan
merancang, melaksanakan, mengamati dan mereflesikan tindakan melalui beberapa
siklus secara kolaboratif dan partisipatif untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu
proses pembelajaran di kelas.
B. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
1. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas isi, masukan, proses dan hasil
pembelajaran
2. Menumbuh kembangkan budaya meneliti bagi para guru agar lebih proaktif
mencari permasalahan-permasalahan pembelajaran
3. Menumbuhkan dan meningkatkan produktivitas meneliti para guru khususnya
dalam mencari solusi masalah-masalah pembelajaran
4. Meningkatkan kolaborasi antar guru dalam memecahkan masalah pembelajaran
C. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
1. Inovasi pembelajaran
2. Pengembangan kurikulum
3. Peningkatan profesionalisme guru
D. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
1. Problema yang diangkat selalu berangkat dari persoalan praktek pembelajaran
sehari-hari yang dihadapi oleh guru (Problema selalu aktual)
2. Penelitian dapat dilakukan secara kolaboratif antar guru
3. Memiliki karakteristik yang khas ,yaitu adanya tindakan-tindakan aksi tertentu
untuk memperbaiki proses belajar mengajar, misal tindakan untuk mencegah
tingginya pembolosan siswa, yaitu dengan pengawasan secara berkelompok dari
dan untuk siswa sendiri, mungkin dapat diciptakan ulangan harian pada hari-hari
dimana siswa melakukan tindakan membolos dsb
E. Prisnsip-prinsip Penelitian Tindakan Kelas
1. Tugas guru yang utama adalah menyelenggarakan pembelajaran yang baik dan
berkualitas, agar dapat tercapai guru selalu melakukan inovasi dalam
pembelajaran
2. Meneliti merupakan bagian integral dari pembelajaran yang tidak menuntut
kekhususan waktu dan metode pengumpulan data. Tahapan penelitian tindakan
selaras dengan pelaksanaan pembelajaran, yaitu Persiapan (planning),
3
pelaksanaan (action), observasi kegiatan pembelajaran (observation), evaluasi
proses dan hasil pembelajaran (evaluation) dan refleksi hasil pembelajaran
(reflection)
3. Kegiatan meneliti merupakan bagian integral dari pembelajaran, harus
diselenggarakan tetap bersandar pada alur dan kaidah ilmiah.
4. Masalah yang ditangani adalah masalah-masalah pembelajaran yang riel dan
merupakan tanggung jawab profesional dari guru untuk selalu meningkatkan
mutu pembelajaran.
5. Konsistensi sikap dan kepedulian dalam memperbaiki dan meningkatkan
kualitas pembelajaran mutlak sangat diperlukan.
6. Cakupan permasalahan penelitian tindakan kelas tidak dibatasi masalah di
ruang kelas, tetapi dapat diperluas pada tataran di luar ruang kelas.
F. Persyaratan-persyaratan Penelitian Tindakan Kelas
1. Penelitian tindakan kelas harus tertuju mengenai hal-hal yang terjadi dalam
pembelajaran dan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
2. Penelitian tindakan kelas oleh guru menuntut dilakukannya pencermatan secara
terus menerus, obyektif dan sistematis artinya dicatat sehingga diketahui
dengan pasti tingkat keberhasilan yang diperoleh peneliti serta penyimpangan
yang terjadi. Hasil pencermatan tersebut digunakan sebagai bahan untuk
menentukan tindak lanjut yang harus segera diambil
3. Penelitian tindakan kelas harus dilakukan sekurang-kurangnya dua siklus
tindakan yang berurutan, sikluas sebelumnya merupakan dasar refleksi untuk
siklus berikutnya. Penentuan jumlah siklus didasarkan pada indikator kinerja
(kriteria ketercapaian yang direncanakan)
4. Penelitian tindakan kelas terjadi secara wajar, tidak mengubah jadwal yang
berlaku. Tindakan yang dilakukan tidak boleh merugikan siswa. Guru tidak
hanya memilih anak-anaktertentu tetapi semua siswa dalam kelas.
5. Penelitian tindakan harus benar-benar menunjukkan adanya tindakan yang
dilakukan pada siswa yang sedang belajar.
4
Sumber : Endang Mulyatiningsih (2011)
BAB II
MODEL-MODEL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Model Riel
Model Riel (2007) yang membagi proses penelitian tindakan menjadi tahap-
tahap: (1) studi dan perencanaan; (2) pengambilan tindakan; (3) pengumpulan dan
analisis kejadian; (4) refleksi. Kemajuan pemecahan masalah melalui tindakan
penelitian diilustrasikan pada Gambar 1
Gambar 1. Kemajuan Pemecahan Masalah dengan Penelitian Tindakan
Sumber: Riel, M. (2007)
Riel (2007) mengemukakan bahwa untuk mengatasi masalah, diperlukan studi
dan perencanaan.Masalah ditemukan berdasarkan pengalaman empiris yang
ditemukan sehari-hari.Setelah masalah teridentifikasi, kemudian direncanakan
tindakan yang sesuai untuk mengatasi permasalahan dan mampu dilaksanakan oleh
peneliti.Perangkat yang mendukung tindakan (media, RPP) disiapkan pada tahap
perencanaan.Setelah rencana selesai disusun dan disiapkan, tahap berikutnya
adalah pelaksanaan tindakan.Setelah dilakukan tindakan, peneliti kemudian
mengumpulkan semua data/informasi/kejadian yang ditemui dan
menganalisisnya.Hasil analisis tersebut kemudian dipelajari, dievaluasi, dan
ditanggapi dengan rencana tindak lanjut untuk menyelesaikan masalah yang masih
ada.Putaran tindakan ini berlangsung terus, sampai masalah dapat diatasi.
5
B. Model Kemmis dan Taggart
Kemmis dan Taggart (1988) membagi prosedur penelitian tindakan dalam
empat tahap kegiatan pada satu putaran (siklus) yaitu: perencanaan – tindakan dan
observasi – refleksi. Model penelitian tindakan tersebut sering diacu oleh para
peneliti tindakan. Model Kemmis dan Taggart dapat disimak pada Gambar 2.
Kegiatan tindakan dan observasi digabung dalam satu waktu, yaitu pada saat
dilaksanakan tindakan sekaligus dilaksanakan observasi. Guru sebagai peneliti
sekaligus melakukan observasi untuk mengamati perubahan perilaku siswa. Hasil-
hasil observasi kemudian direfleksikan untuk merencanakan tindakan tahap
berikutnya.Siklus tindakan tersebut dilakukan secara terus menerus sampai peneliti
puas, masalah terselesaikan dan peningkatan hasil belajar sudah maksimum atau
sudah tidak perlu ditingkatkan lagi.
Gambar 2. PTK Model Kemmis dan Taggart
Hambatan dan keberhasilan pelaksanaan tindakan pada siklus pertama harus
diobservasi, dievaluasi dan kemudian direfleksi untuk merancang tindakan pada
siklus kedua.Pada umumnya, tindakan pada siklus kedua merupakan tindakan
perbaikan dari tindakan pada siklus pertama tetapi tidak menutup kemungkinan
tindakan pada siklus kedua adalah mengulang tindakan siklus pertama.Pengulangan
tindakan dilakukan untuk meyakinkan peneliti bahwa tindakan pada siklus pertama
telah atau belum berhasil.
Sumber : Wijaya Kusumah & Dedi Dwitagama (2011)
6
C. Model DDAER (diagnosis, design, action and observation, evaluation, reflection)
Tiga model PTK yang telah dicontohkan di atas memberi gambaran bahwa
prosedur PTK sebenarnya sudah lazim dilakukan dalam program pembelajaran.
Prosedur PTK akan lebih lengkap apabila diawali dengan kegiatan diagnosis
masalah dan dilengkapi dengan evaluasi sebelum dilakukan refleksi. Desain lengkap
PTK tersebut disingkat menjadi model DDAER (diagnosis, design, action and
observation, evaluation, reflection) dapat disimak pada gambar 3.
Dalam model tersebut, penelitian tindakan dimulai dari diagnosis masalah sebelum
tindakan dipilih.Secara implisit, diagnosis masalah ini ditulis dalam latar belakang
masalah.Setelah masalah didiagnosis, peneliti mengidentifikasi tindakan dan memilih
salah satu tindakan yang layak untuk mengatasi masalah. Prosedur penelitian
berikutnya hampir sama dengan prosedur pada model PTK yang lain.
Model-model PTK lain adalah model Kurt Lewin, Model John Elliott, model
Hopkins dan model MC Kernan. Namun dari berbagai model tersebut secara garis
besar bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dibagi menjadi lima tahap, yaitu tahap
mengidentifikasi permasalahan, merencanakan tindakan, melaksanakan tindakan,
melakukan pengamatan dan pengumpulan data, serta merefleksikan.
1. Diagnosis masalah
2. Perancangan tindakan
3. Pelaksanaan tindakan
dan observasi kejadian
4. Evaluasi
5. Refleksi
5
5
5
4 1
23
54
32
1
4
32
1
4
32
1
Gambar 3. Desain PTK model DDAER
Sumber : Endang Mulyatiningsih (2011)
7
BAB III
LANGKAH-LANGKAH/PROSEDUR TINDAKAN KELAS
Dari berbagai macam model penelitian tindakan yang telah dipaparkan di atas
dapat dirangkum menjadi lima tahap yaitu: permasalahan, perencanaan tindakan –
pelaksanaan tindakan – observasi, pengumpulan, data, evaluasi dan refleksi. Secara
garis besar tahapan tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut ini.
Dilanjutkan ke siklus Berikutnya
Permasalahan Perencanaan Tindakan I
Pelaksanaan Tin- Dakan I
Refleksi I
Permslhn baru Hsl refleksi
Pengamatan,Pe- Ngumpulan Data I
Perencanaan Tindakan II
Pelaksanaan Tin- Dakan II
Pengamatan,Pe- Ngumpulan Data II
Refleksi II
Permslhn baru Hsl refleksi
Perencanaan Tindakan III
Pelaksanaan Tin- Dakan III
Pengamatan,Pengumpulan Data III
Refleksi III
bila Permslhn blm selesai
Sumber : SuharsimiArikunto,Suhardjono&Supardi (2011)
8
A. Permasalahan
Permasalahan dapat didiagnosis paling awal, yaitu pada saat peneliti/guru
melakukan pekerjaan sehari-hari.Peneliti mengamati komponen pembelajaran yang
belum optimal sehingga masih memungkinkan untuk diperbaiki lagi. Banyak hal yang
sering menjadi masalah klasik dalam proses pembelajaran seperti: perhatian siswa,
pemahaman materi, motivasi belajar, hasil belajar, kreativitas, aktivitas belajar,
kompetensi, perangkat materi (modul, job sheet, lab sheet, hand out), media,
metode, ruang belajar, sumber belajar, dsb. Untuk menemukan masalah PTK
diperlukan kepekaan peneliti melihat situasi kelas
B. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan dimulai sejak seorang peneliti menemukan suatu masalah
dan merumuskan cara pemecahan masalahnya melalui tindakan. Setelah peneliti
menetapkan tindakan yang akan dilakukan, peneliti membuat perencanaan tindakan
dan menyusun perangkat yang diperlukan selama tindakan berlangsung. Dalam
perencanaan tindakan tersebut disusun:
a. Skenario tindakan. : Skenario tindakan serupa dengan RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran). Guru yang bekerja secara professional selalu
membuat RPP sebelum mengajar. Skenario pembelajaran berisi langkah-langkah
tindakan yang dilakukan oleh guru dan kegiatan siswa ketika guru menerapkan
tindakan. Skenario tindakan sebaiknya ditulis dalam bahasa operasional dan
prosedural sehingga mudah dipahami orang lain.
b. Instrumen pengumpulan data penelitian. Perencanaan tindakan sudah memikirkan
cara pengambilan data, alat yang digunakan untuk mengambil data dan orang
yang bertugas mengumpulkan data. Agar peneliti tidak kehilangan informasi yang
penting selama momen tindakan berlangsung, maka alat-alat pengumpul data
seperti lembar observasi atau perangkat tes sudah disiapkan pada tahap
perencanaan.
c. Perangkat tindakan. Pada tahap perencanaan, perangkat pelaksanaan tindakan
sudah disiapkan. Perangkat tindakan meliputi alat, media pembelajaran, petunjuk
belajar, dan uraian materi pembelajaran yang sudah tercetak. Kesiapan perangkat
pembelajaran menentukan tindakan tersebut layak atau tidak layak untuk
dilaksanakan. Perangkat pembelajaran yang lengkap turut menentukan
kesuksesan suatu tindakan.
d. Simulasi tindakan. Apabila peneliti belum yakin terhadap kesuksesan tindakan
yang telah direncanakan maka peneliti dapat melaksanakan simulasi pada teman
sejawat atau kelas kecil.
9
C. Pelaksanaan Tindakan
Guru/peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan skenario yang telah dibuat
dan perangkat yang telah disiapkan.Strategi apa yang digunakan,materi apa yang
diajarkan atau dibahas dan sebagainya.
D. Pengamatan dan Pengumpulan Data
Selama pelaksanaan tindakan ini, observasi kejadian dapat dilakukan oleh
peneliti atau teman sejawat yang membantunya.Lembar observasi sudah disiapkan
peneliti namun bisa dikembangkan lebih lanjut selama tindakan berlangsung apabila
terdapat kejadian menarik yang belum terungkap dalam lembar observasi.
Observasi dilaksanakan untuk mengamati proses dan dampak. Observasi proses
merekam apakah proses tindakan sesuai dengan skenarionya, dan gejala-gejala apa
yang muncul selama proses tindakan, baik pada peneliti sebagai aktor, sasaran
tindakan, atau situasi yang menyertainya. Observasi dampak merekam hasil atau
dampak dari pelaksanaan tindakan tersebut.Dampak tindakan yang berupa
prestasi/kompetensi dapat diukur dengan alat tes.Perekaman data yang bersifat
kualitatif sebaiknya langsung diinterpretasikan agar peneliti tidak kehilangan
makna.Apabila selama tindakan terjadi kejadian unik yang tidak diduga sebelumnya,
peneliti sebaiknya langsung mendiskusikan dengan seluruh personal yang terlibat
dalam penelitian.
E. Refleksi
Sebelum melakukan kegiatan refleksi peneliti harus melakukan kegiatan
analisis data, mengevaluasi dan merefleksikan dari hasil pengamatan.Setelah
diamati dan data dikumpulkan, maka dilanjutkan analisis data.Analisis data dalam
penelitian tindakan dapat dilakukan secara deskriptif kuantitatif maupun kualitatif
tergantung pada tujuan penelitian. Penelitian tindakan yang bertujuan untuk
meningkatkan prestasi belajar siswaakan memperoleh data kuantitatif tentang
prestasi siswa. Penelitian tindakan yang bertujuan meningkatkan kualitas proses
pembelajaran di kelas akan memperoleh data kualitatif tentang peningkatan kualitas
proses pembelajaran atau pengurangan hambatan-hambatan yang menyebabkan
kualitas proses pembelajaran menjadi rendah.
Penyajian data dapat dilakukan secara deskriptif kuantitatif maupun
kualitatif.Penyajian data menjadi lebih bermakna apabila peneliti memaparkan
kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pencapaian tujuan pelaksanaan
tindakan.Laporan hasil analisis data menjadi lebih lengkap apabila dilakukan
pengukuran tentang ketercapaian hasil tersebut pada setiap siklus tindakan. Dengan
demikian peningkatan atau perbaikan kinerja akan tergambar semakin jelas.
10
Evaluasi adalah proses penemuan, penyediaan data dan informasi untuk
menetapkan keputusan yang rasional dan objektif. Evaluasi digunakan untuk
mengklasifikasikan aspek yang dievaluasi (bisa berupa objek atau situasi) menurut
indikator kualitas yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan dinyatakan telah
tercapai dan kegiatan dinyatakan efektif apabila telah memenuhi indikator kualitas
yang ditetapkan dengan menggunakan kriteria-kriteria baku. Menurut pengertian
tersebut, evaluasi dalam penelitian tindakan berfungsi untuk mengambil keputusan
keberlanjutan tindakan penelitian.Keputusan diambil berdasarkan pertimbangan yang
membandingkan antara hasil yang diobservasi, dengan hasil yang diharapkan atau
kriteria-kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Alternatif keputusan yang diambil
antara lain: tindakan layak untuk dilanjutkan, perlu perbaikan atau dihentikan dan
diganti dengan tindakan lain. Tindakan dapat dilanjutkan apabila hasil tindakan lebih
baik dari kriteria yang telah ditetapkan, memberi manfaat pada peningkatan kualitas
pembelajaran.Tindakan perlu diperbaiki apabila hasil tindakan belum dapat mencapai
kriteria yang ditetapkan. Tindakan harus dihentikan dan diganti dengan tindakan lain
apabila banyak menimbulkan dampak negatif dan hasil berada di bawah kriteria yang
telah ditetapkan.
Refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan dan kegagalan dalam
mencapai tujuan sementara, dan untuk menentukan tindak lanjut dalam rangka
mencapai tujuan akhir. Evaluasi dan refleksi mempunyai fungsi yang sama yaitu
untuk menetapkan keputusan keberlanjutan setelah tindakan dilaksanakan. Dalam
tahap refleksi, keputusan perlu didiskusikan dengan seluruh personal yang terlibat
dalam penelitian.Dalam tahap ini, tindakan pada siklus kedua atau seterusnya mulai
dirancang dan ditetapkan.Rencana tindak lanjut diputuskan jika hasil dari siklus
pertama belum memuaskan dan berdasarkan refleksi ditemukan hal-hal yang masih
dapat dibenahi/ ditingkatkan.Kegiatan siklus berikutnya mengikuti langkah-langkah
sebelumnya yaitu perencanaan-tindakan-observasi-refleksi sampai PTK berakhir.
Setelah data dianalisis, secara garis besar kegiatan refleksii ada beberapa kegiatan
yaitu :
Merenungkan kembali mengenai kekuatan dan kelemahan dari tindakan yang
dilakukan
Menjawab tentang penyebab situasi dan kondisi yang terjadi selama
pelaksanaan tindakan berlangsung
Memperkirakan solusi tindakan berikutnya
Mengidentifikasi kendala yang mungkin dihadapi
Memperkirakan akibat dan implikasi atas tindakan yang direncanakan
Memtuskan kegiatan PTK akan dilanjutkan pada siklus berikutnya atau diakhiri.
11
BAB IV
MERUMUSKAN PERMASALAHAN YANG ADA DI PTK
A. Ada 4 aspek yang dapat dijadikan permasalahan di PTK, yaitu
1. Masalah yang berkaitan dengan pengelolaan kelas
2. Masalah yang terkait dengan proses belajar mengajar
3. Masalah pengembangan atau sumber-sumber belajar
4. Masalah yang berkaitan dengan wahana peningkatan personil dan professional
Penjelasan dari masing-masing ke- empat aspek di atas sebagai berikut :
1. Masalah yang terkait dengan pengelolaan kelas antara lain :
a. Meningkatkan kegiatan belajar mengajar
b. Meningkatkan partisipasi siswa dalam belajar
c. Menerapkan pendekatan belajar mengajar inovatif
d. Mengikutsertakan pihak ketiga dalam proses belajar mengajar.
2. Masalah yang terkait dengan proses belajar mengajar :
a. Menerapakan berbagai metode mengajar
b. Mengembangkan kurikulum
c. Meningkatkanperanan siswa dalam belajar
d. Memperbaiki metode evaluasi.
3.Masalah PTK yang terkait dengan pengembangan atau penggunaan sumber
belajar, yaitu Pengembangan dan pemanfaatan :
a. model atau alat peraga
b. sumber –sumber lingkungan
c. Peralatan tertentu
4. Masalah PTK yang terkait dengan wahana peningkatan personal dan
professional:
a. Meningkatkan hubungan antara siswa dan guru serta orang tua
b. Meningkatkan Konsep diri siswa dalam belajar
c. Meningkatkan sifat dan kepribadian siswa
d. Meningkatkan kompetensi guru secara professional
Jadi Prinsip Masalah PTK adalah memenuhi kriteria
“ DAPAT DITELITI” , DAPAT DITINDAKI dan DITINDAK LANJUTI”
12
B. Teknik mencari Masalah
Teknik mencari permasalahan dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan
sebagai berikut :
1. Apa yang sedang terjadi
2. Apakah yang sedang berlangsung itu mengandung permasalahan ?
3. Apa yang dapat saya lakukan untuk mengatasinya?
4. Saya ingin memperbaiki apa?
5. Saya mempunyai gagasan yang ingin saya cobakan di kelas saya
6. Apa yang dapat saya lakukan dengan hal semacam itu ?
Beberapa permasalahan dalam aspek pembelajaran yang dapat dijadikan kajian PTK
antara lain:
1. Rendahnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran mata pelajaran X
2. Metode pembelajaran yang kurang tapat
3. Perhatian anak terhadap PBM Matematika rendah
4. Media Pembelajaran yang tidak ada atau kurang
5. Sistem penilaian yang kurang sesuai
6. Motivasi belajar siswa yang rendah
7. Rendahnya kemandirian belajar siswa
8. Siswa datang terlambat ke sekolah
9. Desian dan strategi pembelajaran di kelas , misalnya masalah pengelolaan dan
prosedur pembelajarn, implementasi dan inovasi dalam metode pembelajaran
(misalnya penggantian metode mengajar tradisional dengan metode mengajar
baru), interaksi di dalam kelas misalnya penggunaan strategi pembelajaran yang
didasarkan pada pendekatan terpadu.
10. Alat bantu, media dan sumber belajar, misalnya masalah penggunaan media,
perpustakaan dan sumber belajar di dalam atau di luar kelas.
11. Bagaimana meningkatkan minatdan motivasi siswa untuk belajar
12. Bagaimana mengajak siswa agar di kelas mereka benar-benar aktif belajar (aktif
secara mental maupun fisk, aktif berpikir
13. Bagaimana menghubungkan materi pelajaran dengan lingkungan kehidupan
siswa sehari-hari agar mereka dapat menggunakan pengetahuan dan
pemahamannya mengenai materi itu dalam kehidupan sehari-hari dan tertarik
untuk mempelajarinya karena mengetahui manfaatnya.
14. Bagaimana melaksanakan pembelajaran kooperatif
15. dan sebagainya
16. Bagaimana kalau masalah berikut ini :
Siswa datang ke sekolah sering terlambat . Apakah ini menjadi masalah di
PTK coba saudara diskusikan dan berikan argumentasinya.
13
BAB V
FORMULASI HIPOTESIS TINDAKAN
Setelah masalah dirumuskan secara operasional, maka perlu dirumuskan
alternatife tindakan yang diambil. Hipotesis tindakan merupakan dugaan mengenai
perubahan yang akan terjadi jika suatu tindakan akan dilakukan.Alternatif tindakan yang
diambil dapat dirumuskan dalam bentuk hipotesis tindakan
Bentuk umum rumusan tindakan berbeda dengan hipoteisis dalam penelitian formal.
Hipotesis tindakan umumnya dirumuskan dalam bentuk keyakinan tindakan yang
diambil akan dapat memperbaiki suatu system, proses, atau hasil.
Contoh :
“ Dengan pembelajaran model kontekstual learning maka akan meningkatkan
pemahaman siswa dalam mata pelajaran Matematika “
Coba berikan beberapa contoh Hipotesis tindakan yang saudara ketahui !
14
BAB VI
PENGUMPULAN , VALIDASI DAN TEKNIK ANALISIS DATA PTK
A. Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa cara teknik pengumpulan data pada penelitian PTK, yaitu :
1. Pengamatan/observasi
2. Interview/wawancara
3. Kuesioner
4. Tes
5. Dokumentasi
Penjelasan dari macam-macam pengumpulan data sebagai berikut.
1. Pengamatan/Observasi
Pengamatan adalah proses pengambilan data dalam penelitian dimana peneliti
melihat situasi penelitian. Ada dua jenis pengamatan, yaitu terstruktur (dengan
pedoman) dan tidak terstruktur (tidak dengan pedoman. Langkah-langkah observasi
umumnya ada tiga fase, yaitu (a) pertemuan perencanaan, (b) pelaksanaan observasi
kelas dan (c) pembahasan balikan..
Sebelum melakukan obeservasi, peneliti harus menentukan kriteria observasi.Kriteria
observasi ini merupakan indikator/penanda perubahan dampak adanya tindakan
perbaikan. Beberapa contoh kriteria obesrvasi sebagai berikut :
a. Peningkatan Proses pembelajaran :
Peningkatan frekuensi dan atau kualitas petanyaan siswa dalam interaksi belajar
mengajar
Peningkatan kerja sama antar siswa dalam pelaksanaan tugas-tugas
pembelajaran
Peningkatan jumlah dan atau ragam sumber belajar yang dimanfaatkan oleh
siswa.
b. Peningkatan hasil belajar, seperti :
Peningkatan perasaan puas pada siswa
Peningkatan ingin tahu para siswa
Peningkatan jumlah, jenis dan mutu produk belajar yang dihasilkan oleh siswa
Peningkatan prestasi akademik konvensional
Penurunan frekuensi terjadinya mis konsepsi terhadap materi belajar.
15
Alat bantu obersvasi antara lain berupa checklist, audio visual, Penggunaan alat bantu
ini tergantung dari kemampuan peneliti dan tujuan yang diharapakan dari kegiatan
penelitian tersebut.
Tugas : Buatlah kriteria obesrvasi yang terkait dengan masalah :
“Rendahnya motivasi belajar siswa dalam mengikuti mata pelajaran Fisika”
2. Wawancara
Pengambilan data dengan jalan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara
subyek penelitian.Ada dua jenis wawancara, yaitu wawancara terstruktur dan tidak
struktur.Wawancara terstruktur pertanyaan dan alternative jawaban yang diberikan
kepada subyek telah ditetapkan terlebih dahulu oleh pewancara.Sedangkan wawancara
tidak terstruktur dilakukan secara bebas oleh pewancara.
3. Kuesioner
Kontak langsung dengan para subyek yang diperlukan dalam wawancara
memerlukan waktu yang lama, tenaga dan biaya. Banyak informasi yang dapat
dikumpulkan dengan perantaraan daftar pertanyaan tertulis yang diberikan kepada
subyek yang diteliri.Kuesioner ada dua macam,yaitu kuesioner terstruktur atau bentuk
tertutup dan kuesioner tidak terstruktur atau terbuka. Kuesioner terstruktur berisi
pertanyaan yang disertai dengan pilihan jawaban,kuesioner tak terstruktur tidak disertai
dengan jawaban.
Kuesioner terstruktur ini biasanya berupa pertanyaan-pertanyaan yang
jawabannya berupa pilihan ganda.Bentuk yang digunakan biasanya berupa skala
Likert, bentuk jawabannya berupa pilihan yaitu, sangat setuju, setuju, tidak mempunyai
pilihan, tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Contoh :
Setiap pelajaran matematika guru selalu memberikan tugas pekerjaan rumah
kepada siswanya.
a.Sangat setuju b. setuju c. tidak setuju d. sangat tidak setuju.
4. Tes
Tes merupakan alat ukur data yang berharga dalam penelitian.Jenis tes dalam
penelitian PTK adalah tes prestasi belajar dan tes kecerdasan. Tes dapat berupa soal
pilihan ganda, soal esey atau yang lainnya.
16
5. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengambilan data dengan cara mengumpulkan
dokumen-dokumen yang diperlukan dalam penelitian, misalnya dokumen nilai siswa,
dokumen kehadiran, dokumen kelengkapan mengajar guru dan sebagainya.
(Diskusikan dengan teman-teman kelebihan dan kekurangan dari masing-masing
Teknik Pengambilan data)
Diskusikan juga kapan digunakan dari masing-masing teknik tersebut.
B. Validasi Data
Ada beberapa cara validasi data, yaitu dengan Triangulasi, Penjenuhan
(saturation) dan Triangulasi dengan berbagai teknik pengumpulan data
1. Triangulasi adalah membandingkan persepsi sumber data/informan yang satu
dengan yang lain mengenai situasi yang sama.
Misal Persepsi situasi mengajar, ditinjau dari (1) guru, (2) siswa dan (3) pengamat
2. Validasi dengan Penjenuhan (saturation) : dalam proses ini tidak lagi diperoleh data
tambahan, interview dilaksanakan berulang-ulang sampai data “jenuh” (tidak lagi
diperoleh data baru)
3. Triangulasi dengan berbagai teknik pengumpulan data, yaitu menggunakan
survey,kuesioner dan obeservasi data tersebut sama relative tidak ada perbedaan.
C. Analisis data
Analisis data yang sering digunakan dalam penelitian tindakan kelas deskriptif
kualitatif dan kuantitaitf.Dalam penelitian tindakan kelas ada dua jenis data, yaitu
1. Data Kuatitaitf (nilai hasil belajar siswa) dapat dianalisis sedara deskreptif. Dalam
hal ini penelti menggunaan analisis statistik deskriptif. Misalnya mencari nilai rerata,
persentase keberhasilan belajar dan lain-lain
2. Data kualtitaif, yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi
gambaran tentang ekspresi siswa berkaitan dengan tingkat pemahaman terhadap
suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode
belajar yang baru (afektif), aktifitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian,antusias
dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar dan sejenisnya. Data tersebut
dianalisis secara kualitatif.
Untuk data yang bersifat kualitatif menurut Miles dan Huberman yang dikutip oleh
Kusnandar (2011) ada tiga tahapan yang harus dilakukan, yaitu reduksi data, display
(beberan) data dan penarikan kesimpulan.
17
Reduksi data merupakan kegiatan proses menyeleksi, meringkas dan merubah data
mentah yang ada dalam catatan lapangan menjadi data jadi. Setelah data direduksi,
kemudian data yang sudah direduksi dibeberkan atau ditampilkan dalam bentuk narasi
yang singkat dan jelas bisa dilengkapi dengan bentuk matriks, grafik atau diagram.
Penampilan data yang sistematis,maka akan memudahkan pemahaman terhadap apa
yang telah terjadi, sehingga mudah ditarik suatu kesimpulan.
18
BAB VII
SISTEMATIKA PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Ada berbagai macam sistematika proposal Penelitian Tindakan Kelas. Salah
contoh bentuk sistematika proposal Penelitian Tindakan Kelas sebagai berikut:
JUDUL PENELITIAN
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah B. Identifikasi Masalah C. Pembatasan masalah D. Rumusan Masalah E. Cara memecahkan masalah PTK F. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas G. Manfaat Penelitian
BAB II. KAJIAN TEORI A. Kajian Teori B. Kerangka Berpikir C. Hipotesis Tindakan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian
1. tempatPenelitian 2. Waktu Penelitian 3. Siklus PTK
B. Persiapan PTK C. Subyek Penelitian D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan data PTK 2. Alat Pengumpul data PTK
E. Indikator Kinerja F. Analisis Data G. Prosedur Peneltian H. Personalia Penelitian I. Rencana Pembiayaan J. Rencana Kerja K. Daftar Pustaka L. Lampiran-lampiran
19
JUDUL PENELITIAN
1. Pembuatan Judul Penelitian
Beberapa hal dalam membuat judul penelitian, yaitu judul harus :
a.Komunikatif, mudah dipahami oleh pembaca
b. memuat variabel penelitian
c. menjawab apa yang ingin ditingkatkan
d. dengan cara apa/upaya apa untuk meningkatkatnnya
e. Sasaran dan lokasi tercermin dalam judul
f. Banyaknya kata sekitar 15-20 kata
g. menarik
f. Layak diteliti
g. bermanfaat bagi masyarakat
Karakteristik judul PTK adalah ada unsur masalah yang akan dipecahkan dan ada
unsur tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Subjek
dan objek pada umumnya ditulis tetapi dengan bahasa yang singkat dan mudah
dipahami.
Contoh:
Contoh lain :
a. Pembelajaran berbasis Project untuk meningkatkanprestasi belajar siswa pada mata
pelajaran kewirausahaan Kelas XI SMK N 2 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2010/2012
b. Penggunaan pendekatan kontekstual untuk meningkatkanhasil belajarMatematika
pada siswa kelas X1 SMK N 1 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2011/2012
c. Peningkatan Kreativitas MahasiswaCalon Guru Melalui Penerapan Metode
Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam Pembelajaran Micro Teaching
d. Implementasi Metode Problem Solving dengan SettingPembelajaran Kooperatif
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Kuliah Matematika
e. Penerapan Metode Inquiry Dalam Kompetensi Menghitung Break Event Point (BEP)
f. Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Fisika Dasar Melalui Pendekatan Belajar
Problem Based Learning Model Group Tutor dan Study Champion
Implementasi Metode Tutor Sebaya dalam Upaya Meningkatkan Partisipasi Siswa
pada Mata Pelajaran Matematika di Kelas VIII SMP Negeri 101 Jakarta Tahun
Pelajaran 2007-2008 Semester Genap
(sumber : Supardi, SPd, MPd )
Masalah Tindakan
20
g. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Together Untuk Meningkatkan
Kualitas Proses dan Hasil Belajar ……………….
h. Peningkatan Hasil Belajar Mahasiswa Melalui Program Student Support Services
Pada Mata Kuliah Fisika
i. Pemberian Tugas Membuat Ringkasan Sebelum dan Setelah Pembelajaran Untuk
Mencapai Ketuntasan Belajar
j. Penerapan Media Audiovisual Dalam Upaya Peningkatan Hasil Belajar Mahasiswa
Pada Mata Kuliah Kimia Dasar
BAB I .PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam pendahulan harus dikemukan Latar Belakang Masalah dan ditulis secara
jelas dan sistematis, yang meliputi :
1. Uraian tentang kedudukan mata pelajaran dalam kurikulum( semester, mata
pelajaran yang ditunjang dan mata pelajaran penunjang)
2. Gambaran umum isi mata pelajaran tersebut termasuk pembagian waktunya
(lampirkan analisis isntrukturnya, RPP, silabus dari mata pelajaran yang
bersangkutan)
3. Meode pemebelajaran yang digunakan saat ini
Dalam latar belakang masalah peneliti menjelaskan beberapa hal yaitu :
1. Mengapa masalah yang diteliti itu penting
2. Kondisiyang diharapkan dan kondisi yang ada sehingga jelas ada kesenjangan yang
merupakan masalah yang menuntut untuk dicari pemecahannya yang tepat melalui
PTK
3. Kemukakan secara jelas bahwa masalah yang akan diteliti merupakan sebuah
masalah yang nyata terjadi di PBM disertai data faktualnya dan diagnosisnya
4. Menyinggung teori yang melandasi diajaukannya gagasan untuk memecahkan
masalah
5. Apa yang membuat peneliti merasa gelisah dan resah sekiranya masalah tersebut
tidak diteliti
6. Gejala-gejala kesenjangan apa yang terdapat di lapangan sebagai dasar
memunculkan permasalahan
7. kerugian-kerugian dan keuntungan-keuntungan apa yang akan terjadi kalau
masalah tersebut tidak diteliti
8. Masalah yang diteltimerupakan masalah yang penting dan mendesak untuk
dipecahkan serta dapat dilaksanakan dari segi keterbatasan waktu, biaya, dan daya
dukung lainnya
9. Dijelaskan tindakan yang akan dikenakan pada subyek pelaku tindakan serta
dijelaskan mengapa tindakan paling tepat diberikan kepada subyek.
21
10. Dalam menyampaikan pemaparan latar belakang masalah memakai pendekatan
deduksi, yakni dari hal-hal yang sifatnya umum ke hal-hal yang khusus.
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi
masalah.Identifikasi masalah merupakan masalah-masalah yang akan terjadi,
bilamana tindakan untuk mengatasi masalah tersebut akan dilakukan.
Pada judul penelitian :
“ Implementasi metode tutor sebaya dalam upaya meningkatkan partisipasi
siswa pada pembelajaran Matematika di Kelas VIII SMP Negeri 101 Jakarta”
Identifikasi masalahnya sebagai berikut :
1. Rendahnya partisipasi siswa dalam proses pembelajaran
2. Siswa dianggap sebagai obyek belajar yang tidak memiliki potensi atau
pengetahuan
3. Rendahnya kepedulian siswa kelompok pandai terhadap siswa kelompok kurang
pandai
4. Siswa kelompok kurang pandai merasa kurang mendapat perhatian baik dari
guru maupun teman sebaya.
C. Pembatasan Masalah
Dari berbagai masalah serta luasnya cakupan yang ada pada identifikasi
masalah biasanya tidak mungkin akan diteliti semua, sehingga perlu ada
pembatasan. Pembatasan masalah sebaiknya diikuti dengan alasan yang
substansif, biaya jangan dijadikan keterbatasan penelitian.
Terkait dengan Identifikasi masalah pada contoh judul di atas, maka
pembatasannya sebagai berikut :
1 Proses pembelajaran Matematika dengan metode Tutor Sebaya untuk
meningkatkan partisipasi pada pembelajaran Matematika dilaksanakan di Kelas
VIII SMP negeri 101 Jakarta semester genap tahun pelajaran 2007/2008
2 Materi yang diajarkan adalah keliling dan luas lingkaran
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam PTK adalah beberapa hal pertanyaan yang akan
terjawab setelah selesai dilakukan tindakan. Setelah masalah diidentifikasi , perlu
dirumuskan , Masalah dalam PTK adalah kesenjangan yang diharapkan dengan
yang diinginkan. Kesenjangan itu hendaknya dideskripsikan dalam rumusan
masalah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perumusan masalah sebagai
berikut :
22
Dirumuskan secara jelas
Menggunakan kalimat Tanya dengan mengajukan alternative tindakan yang
akan dilakukan
Dapat diuji secara empiris
Mengandung deskripsi tentang kenyataan yang ada dan keadaan yang
diinginkan
Disusun dalam bahasa yang jelas dan singkat
Memungkinkan untuk dijawab dengan menggunakan metode atau teknik
tertentu.
Pada Rumusan masalah perlu diperhatikan :
Substansi : yaitu mempertimbangkan bobot dan manfaat tindakan yang dipilih
untuk meningkatkan dan atau memperbaiki pelajaran
Orisinilitas tindakan : mempertimbangkan belum pernah tidaknya tindakan
dilakukan guru sebelumnya
Formulasi masalah : dirumuska dalam kalimat Tanya , tidak bermakna
ganda,lugas, menyatakan secara eksplisit dan spesifik apa yang
dipermasalahkannya dan tindakan guru sebelumnya
Teknis : mempertimbangkan kemampuan peneliti untuk melaksanakan penelitian
serta kemampuan metodolgi penelitian, penguasaan materi ajar, teori dan
strategi dan metodologi pembelajaran, kemampuan menyediakan fasilitas (dana,
waktu dan tenaga)
Rumusan masalah berisi pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya akan dikaji
melalui penelitian. Rumusan masalah dapat disusun berdasarkan analisis masalah
yang terdapat pada judul penelitian.
Daricontoh judul di atas Rumusan Masalahnya sebagai berikut :
Apakah dengan metode tutor sebaya dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam
pembelajaran Matematika di kelas VIII SMP Negeri 101 Jakarta
Contoh lain : rumusan masalah dari penelitian yang berjudul “Peningkatan Kualitas
Hasil Belajar Statistika Melalui Strategi Pembelajaran Cooperative Learning tipe Peer
Tutoring” antara lain adalah:
1 Bagaimanakah respon mahasiswa peserta kuliah statistika terhadap penerapan
strategi pembelajaran cooperative learning tipe peer tutoring?
2 Apakah strategi pembelajaran cooperative learning tipe peer tutoring dapat
meningkatkan kualitas hasil belajar Statistika mahasiswa program studi ... ?
23
Contoh lain :
1. Apakah pembelajaran berbasis project dapat meningkatkan prestasi belajar
geografi Geografi pada siswa kelas XII IPS SMA N 2 Yogyakarta Tahun
2007/2008 ?
2. Apakah pembelajaran berbasis project dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam
mengikuti pelajaran geografi pada siswa kelas XII IPS SMA N 2 Yogyakarta
Tahun 2007/2008 ?
E. Cara memecahkan Masalah PTK (Rencana Tindakan)
Dalam merancang suatu tindakan perbaikan peneliti dapat :
1. Mengacu pada teori yang relevan
2. Bertanya kepada orang yang ahli terkait dengan masalah penelitian tersebut.
Misalnya anda seorang guru matematika , anda minta bantuan kepada guru lain
yang sudah berpengelaman misalnya :
a. Bagaimana guru melibatkan siswa-siswanya dari awal sampai akhir
pembelajaran
b. Bagaimana guru membantu siswa-siswa dalam memahami konsep atau mata
pelajaran, membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi
pelajaran
c. Bagaimana guru mengelola kelas
d. Bagaimana siswa menanggapi upaya-upaya yang dilakukan guru dalam
pembelajaran
e. Dan sebagainya
Rencana tindakan hendaknya memuat informasi tentang hal-hal diantaranya :
1. Menentukan menentukan materi yang akan di PTK kan
2. Pemilihan metode mengajar yang akan digunakan
3. Apa yang yang akan diperlukan menentukan kemungkinan-kemungkinan
terpecahnya masalah yang dirumuskan
4. Menentukan alat dan teknik yang diperlukan untuk mengumpulkan bukti atau data
5. Rencana rekamanatau pencatatan data dan pengolahannya
6. Rencana untuk melaksanakan tindakan dan evaluasi hasilnya.
Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan rencana tindakan :
1. Argumentasi logis terhadap pemilihan tindakan
2. Kesesuaian dengan masalah penelitian
3. Kemutakhirannya
4. Keberhasilan dengan penelitian sejenis
24
Cara memecahkan masalah adalah cara atau tindakan yang akan digunakan dalam
pemecahan masalah dalam PTK. Cara pemecahan masalah ditentukan berdasarkan
pada akar penyebab permasalahan dalam bentuk tindakan secara kelas dan terarah.
Pada contoh di atas, cara pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian
tindakan kelas (PTK) ini adalah pelaksanaan pembelajaran tutor sebaya. Dengan cara
ini diharapkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran matematika meningkat.
F.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian menyatakan target yang akan diperoleh dari kegiatan
penelitian yang direncanakan. Tujuan penelitian harus dinyatakan secara spesifik dalam
pernyataan yang jelas .Kemukakan secara singkat tujuan penelitian sesuai dengan
permasalahan penelitian yang telah diidentifikasi dan dirumuskan. Tujuan umum dan
khusus dikemukakan secara jelas sehingga dapat diukur tingkat pencapaian
keberhasilannya.
Contoh :
Tujuan Umum adalah untuk memeperbaiki pemebelajaran Matematika di SMP,
sedangkan secara khusus tujuan penelitian ini sebagai berikut :
1 Untuk mengetahui peningkatan partisipasi siswa dalam pembelajaran matematika di
kelas VIII SMP Negeri 101 Jakarta Tahun Ajaran 2007-2008 semester genap yang
diajarkan dengan metode Tutor Sebaya.
2 Untuk mengetahui dampak metode Tutor Sebaya dalam meningkatkanpartisipasi
siswa kelas VIII SMP N 101 Jkarta Tahun Ajaran 2007-2008 pada materi keliling dan
luas lingkaran.
G. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian menguraikan dampak dari tercapainya tujuan PTK.
Kemukakan manfaat penelitianPTK bagi siswa, guru dan sekolah atau yang lainnya.
Contoh
Penelitian tindakan kelas ini diharapkan bermanfaat :
a. Bagi Siswa, meningkatkan aktifitas belajar dalam membahas sebuah konsep
Matematika
b. Bagi Guru, dapat meningkatkan strategi dan kualitas pembelajaran Matematika
c. Bagi Sekolah, sebagai umpan balik untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi
pembelajaran serta meningkatkan kualitas mutu sekolah melalui peningkatan
partisipasi siswa dalam kinerja guru.
25
BAB II .KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
Kajian teori menguraiakan tentang teori, temuan dan bahan-bahan penelitian
yang relevan (bisa dari buku,jurnal atau sumber lain), yang dijadikan landasan untuk
melakukan penelitian yang diusulkan.
Kajian Teori berguna untuk hal-hal penting, diantaranya
1. Menjawab permasalahan PTK secara teoritis
2. Menemukan variabel penyebab masalah PTK
3. Mengoperasionalkanvariabel penelitian
4. Menyusun jawaban sementara dari masalah (hipotesis)
5. Menemukan metode yang paling tepat untuk menjawab permasalahan
Kajian teori pada judul penelitian “Implementasi Metode Tutor Sebaya dalam Upaya
Meningkatkan Partisipasi Siswa pada Mata Pelajaran Matematika di Kelas VIII SMP
Negeri 101 Jakarta Tahun Pelajaran 2007-2008 Semester Genap “antara lain :
1 Hakikat belajar dan pembelajaran
2 Hakekat metode Tutor Sebaya, yang mencakup :
a. Pengertian tutor sebaya
b. Kriteria dan Keuntungan Tutor Sebaya
3 Hakekat Pemebelajaran Matematika di SMP
4 Hakekat Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran
B. Kerangka Berpikir
Berisi alur pemikiran tentang pencapaian hipotesis berdasarkan teori yang telah dikaji.
Contoh :
Metode tutor sebaya adalah proses pembelajaran partisipatif dalam kelompok-
kelompok kecil dengan fasilitator melibatkan teman sejawat yang memiliki kriteria
tertentu sehingga para siswa lebih fair, senang, dan terjadi konstruksi pengetahuan
yang lebih kuat diantara mereka.
Metode ini tepat digunakan pada pembelajaran matematika,karena pembelajaran
matematika di SMP adalah sebuah proses kerja mengkonstruksi pengetahuan siswa
agar mereka terbiasa berpikir logis, kritis, sistematis dan kreatif.Proses ini
memerlukaninteraksi siswa dengan sumber belajar, satu diantara sumber belajar
tersebut adalah teman sejawat yang dianggap memiliki pengetahuan dan kemampuan
lebih.
26
Metode Tutor Sebaya juga dapat merangsang partisipasi siswa dalam
pembelajaran, sehingga aktifitas dan kemampuan siswa dalam menyampaikan
gagasan atau pendapat dalam proses pembahasan materi ajar atau konsep semakin
bermakna.
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis Tindakan merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah yang
diperoleh setelah mengkaji teori.Agar dapat menyusun hipotesis tindakan dengan tepat,
maka dapat dilakukan tindakan berikut ini :
1. Pengkajian teoritik di bidang pembelajaran
2. Pengkajian hasil-hasil penelitian yang relevan dengan permasalahan
3. Diskusi dengan teman sejawat, pakar pendidikan, peneliti dsb
4. Perefleksian pengalaman sebagai guru
Hipotesis tindakan harus dapat diuji secara empirik, itu berarti bahwa baik proses
Implementasi tindakan yang dilakukan maupun dampak yang diakibatkannya dapat
diamati oleh guru yang merupakan actor dalam PTK maupun mitra kerjanya.
Contoh Hipotesis Tindakan :
Penerapan metode tutor sebaya akan meningkatkan partisipasi siswa dalam proses
pembelajaran matematikadi Kelas VII SMP N 101 Jakarta.
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Tempat penelitian
Menjelaskan tentang tempat peneleitian tindakan kelas ini dilaksanakan.Contoh :
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Kali Baru 01 Jakarta Utara
untuk maontoh : Penelitian ini diolaksanakan pada awal tahun ajaran baru
2011/2012, yaitu bulan Juli sampai dengan Nopember 2011.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah karena PTK
memerlukan beberapa siklus yang memvbutuhkan Proses Belajar Mengajar
yang efektif di kelas.
3. Siklus Penelitian
Siklus merupakan satu rangkaian kegiatan PTK yang dimulai dai perencanaan,
tindakan, pengamatan dan refleksi. Banyaknya siklus tergantung dari kepuasan
peneliti sendiri, namun ada saran sebaiknya tidak kurang dari dua siklus.
27
B. Persiapan PTK
Dalam persiapan PTK peneliti menjelaskan standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang akan dijadikan PTK. Penelti juga menguraikan instrument yang
diperlukan dalam PTK (Lembar obeservasi, lembar evaluasi, LKS dan lain-lain)
Contoh lembar observasi, lembar evaluasi, LKS dapat dilihat dalam Laporan PTK
yang berjudul
“Implementasi Metode Tutor Sebaya dalam Upaya Meningkatkan Partisipasi
Siswa pada Mata Pelajaran Matematika di Kelas VIII SMP Negeri 101 Jakarta
Tahun Pelajaran 2007-2008 Semester Genap”
C. Subyek Penelitian
PTK dilaksanakan di kelas mana dan jumlah siswa yang menjadi sasaran
PTK.Sebaiknya diberikan juga alasan mengapa kelas tersebut dijadikan subyek
penelitian.
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Jelaskan teknik dan alat pengumpulan data yang digunakan.Teknik pengumpulan
data antara lain dengan tes, observasi, wawancara, angket dan sebagainya. Alat
yang digunakan misalnya untuk tes dengan soal atau kuis .Untuk observasi dibuat
lembar observasi, untuk angket dibuat instrument atau angket dengan skala likert
atau yang lainnya.Instrumen yang digunakan harus valid dan reliabel.
E. Indikator Kinerja
Indikator kinerja adalah suatu kriteria yang digunakan untuk melihat tingkat
keberhasilan dari kegiatan PTK dalam meningkatkan atau memperbaiki mutu PBM
di kelas. Indikator kinerja harus realistic dan dapat diukur.
Contoh dalam Penelitian pada judul di atas :
Partisipasi siswa dalam mengikuti mata pelajaran matematika, Indikator Kinerjanya
sebagai berikut :
1. Jumlah siswa yang terlibat aktif dalam membahas materi pelajaran 100 %
2. Siswa yang menyampaikan pendapat pada materi yang sedang dibahas
sebesar 75 %
3. Siswa yang berani bertanya 75 %
4. Siswayang mampu menjawab pertanyaan 80 %
5. Penyelesaian tugas kelompok tepat waktu sebesar 100
6. Rata-rata partisipasi secara keseluruhan 86 %.
28
F. Analisis Data
Kemukakan jenis data yang ada kualitatif atau kuantitatif serta jelaskan cara
menganalisisnya.
Contoh analisis data pada judul di atas :
Data yang diperoleh pada setiap kegiatan observasi dari setiap siklus, dianalisis
secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat
kecenderungan yang terjadi dalam proses pembelajaran.Kegiatan analisis meliputi :
1 Tingkat partisipasi atau keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dengan
kategori tinggi, sedang dan rendah.
2 Hasil belajar siswa berupa nilai ulangan harian
3 Tingkat keberhasilan metode tutor sebaya dengan kategori berhasil, kurang
berhasil dan tidak berhasil.
G. Prosedur Penelitian
Jelaskan secara detail tiap siklus yang dimulai perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan/obeservasi sampai refleksi. Uraikan juga tentang persiapan-persiapan
dan dan kelengkapan yang diperlukan.
kegiatan perencanaanPTK yang dilakukan oleh peneliti, yaitu :
Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi
dasar yang akan disampaikan kepada siswa
Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
Membuat media pembelajaran dalam rangka implementasi PTK
Uraikan alternative solusi yang akan dicobakan dalam rangka pemecahan
masalah
Membuat lembar kerja siswa
Membuat instrument yang digunakan dalam siklus PTK
Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
contoh perencanaan dalam PTK dapat dilihat dalam lampiran pada judul penelitian
“Implementasi Metode Tutor Sebaya dalam Upaya Meningkatkan Partisipasi Siswa
pada Mata Pelajaran Matematika di Kelas VIII SMP Negeri 101 Jakarta Tahun
Pelajaran 2007-2008 Semester Genap” Demikian juga dengan kegiatan
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi juga harus dijelaskan secara rinci.
H.Personalia Penelitian
Sebutkan tim peneliti yang terlibat dalam PTK, disertai dengan rincian dan beban
tugas masing-masing anggota PTK. Buat tabel seperti di bawah ini.
29
No Nama Tugas Jam Kerja Per Minggu
1 Guru Peneliti (Pelaksana)
a. ……………….. b………………… c…………………
10 jam
2 Kolaborator (Mitra)
a………………… b…………………. c………………….
5 jam
dst
I.Rencana Pembiayaan
Rencana pembiayaan beruapa uraian yang mengungkap semua biaya yang
diperlukan untuk melakukan kegiatan PTK.Sebaiknya rencana biaya ditulis dalam
bentuk tabel seperti berikut ini.
No Jenis Penggunaan Jurnal Keterangan
1 ATK Rp………………..
2 Transportasi Rp………………..
3 Foto Copy Rp………………..
4 Pengumpulan Data Rp………………..
5 Analisis Data Rp………………..
6 Penyusunan draf awal Rp………………..
7 Seminar Rp………………..
8 Perbaikan laporan Rp………………..
9 Penggandaan laporan Rp………………..
J u m l a h Rp………………..
J. Rencana Kerja
Rencana kerja berupa urutan kerja mulai dari awal sampai kegiatan penyusunan
laporan PTK.Rencana Kerja dibuat tabel seperti berikut.
No Jenis Kegiatan Bulan Ke
1 2 3 4 5 6
1 Penyusunan Proposal X
2 Pelaksanaan siklus 1 X
3 Pelaksanaan siklus 2 X
4 Pelaksanaan siklus 3 X
5 Tabulasi dan analisis data X X X X
6 Penyusunan laporan PTK X
7 Seminar hasil PTK X
8 Perbaikan laporan PTK X
9 Penjilidan X
30
K. Daftar Pustaka
Daftar pustaka disusun berdasarkan nama pengarang atau penulis.Dalam penyusunan daftar pustaka tersebut dapat menggunakan model APA (American Psychological Association ) atau model lain yang biasa disunakan oleh masyarakat akademik. Gunakan referensi terbaru dan referensi yang dimasukkan dalam daftar pustaka hanya referensi yang digunakan untuk PTK. Prinsip penulisan daftar pustaka sebagai berikut: Nama pengarang.Tahun penerbitan. Judul Buku (ditulis miring atau cetak tebal atau garis bawah).Kota penerbit : Nama penerbit .
Contoh :
Kunandar. 2011.Langkah Mudah Penelitian TindakanKelas Sebagai Pengem-bangan Profesi Guru. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Suharsimi Arikunto & Suhardjono&supardi. 2011. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta : Bumi Aksara. Wijaya Kusumah & Dedi Dwitagama. 2011. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta : PT Indeks. L. Lampiran-lampiran
Bahan-bahan yang perlu dilampirkan antara lain :
1. Instrumen penelitian
2. Data-data penting
3. Daftar riwayat hidup peneliti
4. Dan hal-hal lain yang diperlukan dalamproposal PTK
31
BAB VIII
MENYUSUN LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Laporan Penelitian Tindakan Kelas
Pada hakekatnya laporan PTK merupakan upaya menceritakan kembali seluruh
kegiatan dari awal sampai akhir kegiatan, mulai dari perencanaan, tindakan
(pelaksanaan), pengamatan (observasi) dan refleksi. Setiap aktivitas PTK
dilaporakan oleh peneliti secara jelas dan terperinci dari masalah yang dirasakan,
tindakan yang diambil untuk mengatasi masalah, cara mengobservasi, cara
menganalisis dan merefleksikan serta bagaimana hasilnya.
B. Format Laporan Penelitian Tindakan Kelas
Secara umum format laporan Penelitian Tindakan Kelas sebagai Berikut :
Bagian Awal Halaman Sampul (Judul Penelitian) Abstrak Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel (Jika ada) Daftar Gambar (Jika ada) Daftar Lampiran (Jika ada) Bagian Inti BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah B. Identifikasi Masalah C. Pembatasan masalah D. Rumusan Masalah E. Cara memecahkan masalah PTK F. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas G. Manfaat Penelitian
BAB II. KAJIAN TEORI A. Kajian Teori B. Kerangka Berpikir C. Hipotesis Tindakan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian
1. tempatPenelitian 2. Waktu Penelitian 3. Siklus PTK
B. Persiapan PTK C. Subyek Penelitian
32
Penjelasan : Bagian Awal Halaman Sampul
Halaman sampul berisi : judu penelitian, logo Depdikbud dan Depag, nama peneliti,
tahun penelitian, lembaga dari peneliti dan hal-hal lain sesuai dengan apa yang
diminta oleh sponsor atau yang telah ditentukan.
Abstrak
Abstrak berisi pemadatan dari hasil penelitian.Abstrak memuat komponen-
komponen pokok dalam penelitian. Abstrak pada umumnya ditulis dalam satu
halaman, tulisan satu spasi dan terdiri dari tiga alinia.Alinia pertama berisi tujuan
dari penelitian.Alinia dua berisi ringkasan metodologi penelitian (pada Bab III) dan
alinia ketiga berisi ringkasan hasil penelitian.
Kata Pengantar
Komponen kata pengantar adalah ungkapan puji syukur terhadap Tuahan Yang
Maha Esa dan ucapan terima kasih penulisa kepada semua pihak yang telah
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan data PTK 2. Alat Pengumpul data PTK
D. Indikator Kinerja E. Analisis Data F. Prosedur Peneltian
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Peneltian B. Pembahasan BAB V. KESIMPULAN A. Kesimpulan B. Saran
Bagian Akhir Daftar Pustaka Lampiran
33
membantu kegiatan penelitian.Disamping itu perlu disampaikan kepada pembaca
untuk memberikan kritik, saran maupun masukan, sehingga penelitian PTK
mengalami kesempurnaan.
Bagian Inti
Untuk Bab I sampai dengan Bab III pada laporan penelitian, isinya sama dengan
proposal.
BABIV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Isi dari bab IV secara garis besar sebagai berikut :
1. Deskripsi subyek penelitian : mendeskripsikan secara ringkas subyek peneltian
(contoh lihat lampiran)
2. Uraian penelitian secara umum : mendeskripsikan langkah kegiatan tiap siklus
dengan dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi
3. Penjelasan hasil tiap siklus yang disertai dengan gambar, tabel dan grafik
4. Pembahasan hasil penelitian: membahas hasil penelitian dari tiap siklus,
sebaiknya pada pembahasan ini dikaitkan dengan kajian teori yang sudah ditulis.
BAB V :
Pada bab ini berisi dua hal, yaitu :
A. Kesimpulan : berisi kesimpulan dari hasil penelitian, penulisan kesimpulan dan
rumusan masalah harus ada benang merah. Rumusan masalah adalah sebuah
pertanyaan dan harus dijawab pada kesimpulan, sehingga penulisan nomer
pada kesimpulan sebaiknya sama dengan nomer rumusan masalah agar
memudahkan bagi pembaca.
B. Saran :Ada dua hal yang perlu disampaikan pada saran , yaitu saran untuk
penelitian lebih lanjut dan saran untuk penerapan penelitian dari hasil yang telah
ditemukan.
Bagian Akhir
Daftar Pustaka dan Lampiran
Pada Bagian ini prinsipnya sama dengan yang tertuang pada proposal PTK, hanya
ditambah atau dilengkapi dengan bahan-bahan yang baru yang digunakan selama
proses PTK, misalnya instrument penelitian, hasil ulangan harian, lembar jawaban
siswa dan sebagainya.
34
BAB IX
MENYUSUN LAPORAN PTK DALAM BENTUK ARTIKEL PUBLIKASI
Temuan yang diperoleh dari hasil PTK sebaiknya disebarluaskan kepada publik,
sehingga hasil penelitian tersebut bermanfaat bagi guru-guru lain yang akan
menerapkannya. Salah satu publikasi hasi temuan PTK adalah di Jurnal. Berikut ini
akan disajikan sistematika penulisan PTK dalam bentuk jurnal.
A. Judul
Judul karya tulis ilmiah untuk jurnal pada umumnya sama dengan judul pada
laporan penelitian yang disusun secara lengkap, kalaupun berbeda tidak terlalu
prinsip.
B. Abstrak
Abstrak merupakan ringkasan keseluruhan penelitian yangdisusun dalam tiga
alinia.Masing-masing alinia berisi tujuan penelitian, ringkasan metodologi penelitian
dan hasil peneltian.
C. Pendahuluan
Bagian pendahuluan merupakan pengantar berupa alasan melakukan penulisan
artikel.pada bagian ini ini perlu dikemukakan hasil-hasil penelitian yang relevan.
Pendahuluan mencakup paparan tentang : permasalahan penelitian, wawasan dan
rencana penulisan terkait dengan upaya pemecahan masalah. Biasanya juga
dipaparkan tentang tujuan penelitian dan rangkuman masalah yang diteliti.
D. Metode
Berisi ringkasan dari metode penelitian yang ditulis dalam BAB III pada laporan
penelitian PTK.
SISTEMATIKA PENULISAN JURNAL PTK
A. Judul
B. Abstrak
C. Pendahuluan
D. Metode
E. Hasil Penelitian
F. Pembahasan
G. Kesimpulan dan saran
H. Daftar Pustaka
I. Biodata Peneliti
35
E. HasilPenelitian
Sajikan hasil penelitian secara jelas bisa berupa narasi dengan tulisan yang jelas,
disertai dengan tabel dan grafik.
F. Pembahasan
Berisi tentang pembahasan hasil penelitian yang dikaitkan dengaan teori yang ada
serta penelitian-penelitian yang relevan. Penyajian pembahasan sebaiknya
mempunyai alur yang sistematis dan gunakan kerangka pemikiran yang akan
bermuara kepada suatu kesimpulan.
G. Kesimpulan dan Saran
Penyajian kesimpulan dan saran seperti yang tertulis dan BAB V laporan Penelitian
PTK.
H. Daftar Pustaka
Penulisan daftar pustaka pada jurnal sama dengan penulisan pustaka pada laporan
penelitian
I. Biodata Peneliti
Tulis biodata peneliti yang mencakup riwayat pendidikan, Riwayat pekerjaan dan
kegiatan penelitian yang pernah ditulis,
Keterangan :
Biasanya penulisan jurnal ditulis dalam 1,5 spasi jumlah halaman maksimal
dibatasi 10 halaman, menggunakan kertas kuarto A4. Khusus untuk abstrak
ditulis 1 spasi.
36
REFERENSI BAHAN KULIAH PTK :
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Pedoman Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Jakarta : Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.
Endang Mulyatiningsih. 2010. Penelitian Tindakan Kelas (Materi PLPG tahun 2011yang
dilaksanakan di Fakultas Teknik UNY). Kusnendar. 2011. Langkah-langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada. Mc Taggart.R. 1991. 1991. Action Research.Melbourne : Deakin University Press. Sarwiji Suwandi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya
Ilmiah.Surakarta : Yuma Pustaka. Suharsisim Arikunto, Suhardjono dan Supardi. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta
: Bumi Aksara. Supardi. 2008. Implementasi Metode Tutor Sebaya Dalam Upaya Meningkatkan
Partisipasi Siswa Pada Pembelajaran Matematika Di Kelas VIII-2 SMP Negeri 101 Jakarta (Laporan penelitian). Jakarta : PT Indeks.
Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama. 2011. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta : PT Indeks