TINDAK DIREKTIF DALAM IKLAN PEMUTIH WAJAH DI INTERNET DAN RESPON PUBLIK TERHADAPNYA 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Secara tidak sengaja pada waktu menonton televisi, mendengarkan radio, membaca koran dan majalah, membuka website dengan menggunakan internet, kita selalu menjumpai iklan. Iklan selalu berada dalam kehidupan kita sehari-hari. Iklan merupakan suatu bentuk komunikasi yang mengungkapkan informasi atau pesan dan memromosikan maksud penutur kepada lawan tuturnya. Bahasa sering dipakai dalam mengungkapkan dan memromosikan suatu informasi tersebut. Bahasa yang digunakan dalam iklan adalah bahasa yang mudah dipahami dan bersifat direktif agar lawan tutur dapat bereaksi sesuai yang dimaksudkan petutur. Bahasa iklan tampak dalam ragam dan visualisasinya. Bahasa yang ditampilkan dalam iklan hampir sama dengan bahasa yang digunakan sehari-hari. Selain itu, terdapat juga variasi-variasi bahasa yang ditampilkan. Dengan membaca sebuah iklan, kita dapat mengetahui cara berkomunikasi suatu masyarakat melalui penggunaan bahasa. Iklan adalah salah satu bentuk komunikasi persuasif direktif yang merupakan bagian dari kegiatan pemasaran yang bermaksud 1
TINDAK DIREKTIF DALAM IKLAN PEMUTIH WAJAH DI INTERNET DAN RESPON PUBLIK TERHADAPNYA
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
TINDAK DIREKTIF DALAM IKLAN PEMUTIH WAJAH DI INTERNET
DAN RESPON PUBLIK TERHADAPNYA
1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Secara tidak sengaja pada waktu menonton televisi, mendengarkan radio, membaca
koran dan majalah, membuka website dengan menggunakan internet, kita selalu menjumpai
iklan. Iklan selalu berada dalam kehidupan kita sehari-hari. Iklan merupakan suatu bentuk
komunikasi yang mengungkapkan informasi atau pesan dan memromosikan maksud penutur
kepada lawan tuturnya. Bahasa sering dipakai dalam mengungkapkan dan memromosikan
suatu informasi tersebut. Bahasa yang digunakan dalam iklan adalah bahasa yang mudah
dipahami dan bersifat direktif agar lawan tutur dapat bereaksi sesuai yang dimaksudkan
petutur. Bahasa iklan tampak dalam ragam dan visualisasinya. Bahasa yang ditampilkan
dalam iklan hampir sama dengan bahasa yang digunakan sehari-hari. Selain itu, terdapat juga
variasi-variasi bahasa yang ditampilkan. Dengan membaca sebuah iklan, kita dapat
mengetahui cara berkomunikasi suatu masyarakat melalui penggunaan bahasa.
Iklan adalah salah satu bentuk komunikasi persuasif direktif yang merupakan bagian
dari kegiatan pemasaran yang bermaksud membujuk khalayak untuk memanfaatkan barang
atau jasa. Banyak jenis-jenis iklan yang dapat digunakan untuk membujuk orang guna
mengenal pesan yang disampaikan melalui iklan. Hanya saja tindak direktif dalam periklanan
memiliki audien yang tidak mengetahui secara pasti sumber pengirim, keputusan yang
mereka buat, tergantung pada seberapa besar komunikator mempengaruhi atau meyakinkan
mereka. Untuk itu diperlukan analisis yang terencana berdasarkan kaidah peneltian, guna
mengukur seberapa besar efektivitas pesan melalui iklan dapat mempengaruhi keputusan
orang.
1
Berbicara tentang iklan, sebetulnya bukan hal yang asing, bahkan kehidupan manusia
modern bergantung pada iklan dalam menentukan gaya hidup mereka. Iklan dapat
disampaikan melaui televisi, radio, internet, dan media cetak. Iklan yang muncul di internet
bisanya menggunakan bahasa yang sangat persuasif, tegas, dan menjanjikan kepastian
keberhasilan produk yang dijual. Salah satu iklan yang banyak beredar di internet adalah
iklan kosmetik untuk kecantikan, muncul berbagai merk yang saling berlomba menarik
pembeli dengan bahasa iklan yang menonjolkan kelebihan-kelebihan produknya. Kreativitas
penyajian bahasa iklan yang direktif menggugah siapapun yang membaca iklan tersebut
sehingga konsumen tertarik. Tindak direktif merupakan bidang kajian pragmatik yang dapat
ditemukan dalam iklan-iklan. Iklan umumnya menggunakan bahasa yang mampu menarik
orang untuk mengikuti saran dan menggunakan produk yang ditawarkan.
Internet saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia
berbagai umur, mulai dari anak kecil hingga orang tua menggunakan fasilitas internet untuk
mencari berbagai informasi yang dibutuhkan, segala macam hal yang ingin diketahui dapat
ditemukan hanya dengan menggunakan jari. Iklan kosmetik yang banyak beredar di internet
menarik untuk dikaji, karena ragam bahasa yang digunakan sarat dengan tuturan direktif yang
mengandung ajakan, janji-janji yang dapat meyakinkan konsumen untuk membelinya. Seperti
contoh dalam iklan kosmetik pemutih wajah “menjadikan wajah anda lebih putih hanya
dalam 7 hari” kalimat tersebut sungguh dapat menarik minta konsumen khususnya yang
memiliki warna wajah gelap atau coklat. Iklan kosmetik rata-rata sama, yakni menonjolkan
kata-kata direktif dan menunjukkan kelebihan produknya masing-masing dalam
mempercantik wajah, karena hanya dengan komunikasi dengan menggunakan bahasa dan
sedikit ilustrasi gambar yang ditampilkan itulah yang menjadi modal dari iklan yang beredar
lewat internet. Berdasarkan beberapa paparan tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti
ragam bahasa iklan kosmetik yang beredar di internet.
2
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana tindak direktif langsung dalam iklan pemutih wajah di internet?
1.2.2 Bagaimana tindak direktif tidak langsung dalam iklan pemutih wajah di internet?
1.2.3 Bagaimana respons publik terhadap tindak direktif dalam iklan pemutih wajah di
internet?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Mendeskripsikan tindak direktif langsung iklan pemutih wajah di internet
1.3.2 Mendeskripsikan tindak direktif langsung dalam iklan pemutih wajah di internet
1.3.3 Mendeskripsikan respon publik terhadap tindak direktif dalam iklan pemutih wajah di
internet
1.4 Manfaat Penelitian
Menambah pengetahuan bidang kajian pragmatik melalui penggunaan tindak tutur
direktif iklan-iklan yang beredar melalui internet. Bagi peneliti bermanfaat untuk menemukan
tindak direktif pada iklan-iklan yang beredar di internet. Bagi pembaca bermanfaat untuk
menambah pengetahuan baru tentang tindak direktif pada iklan-iklan yang beredar di internet
sehingga dapat menyikapi keberadaan iklan dengan bijak agar tidak tertipu oleh bahasa iklan.
2.KAJIAN TEORI
2.1 Tindak Tutur
2.1.1 Pengertian Tindak Tutur dan Jenis Tindak Tutur
Menurut Rohmadi (2004), teori tindak tutur pertama kali dikemukakan oleh Austin
(1956), seorang guru besar di Universitas Harvard. Teori yang berwujud hasil kuliah itu
kemudian dibukukan oleh J.O.Urmson (1965) dengan judul How to do Things with words?.
Akan tetapi teori itu baru berkembang secara mantap setelah Searle (1969) menerbitkan buku
yang berjudul Speech Acts : An Essay in the Philosophy of language menurut Searle dalam
3
semua komunikasi linguistik terdapat tindak tutur. Ia berpendapat bahwa komunikasi bukan
sekadar lambang, kata atau kalimat, tetapi akan lebih tepat apabila disebut produk atau hasil
dari lambang, kata atau kalimat yang berwujud perilaku tindak tutur (fire performance of
speech acts).
Tindak tutur merupakan analisis pragmatik, yaitu cabang ilmu bahasa yang mengkaji
bahasa dari aspek pemakaian aktualnya. Leech, menyatakan bahwa pragmatik mempelajari
maksud ujaran (yaitu untuk apa ujaran itu dilakukan); menanyakan apa yang seseorang
maksudkan dengan suatu tindak tutur; dan mengaitkan makna dengan siapa berbicara kepada
siapa, di mana, bilamana, bagaimana. Tindak tutur merupakan entitas yang bersifat sentral di
dalam pragmatik dan juga merupakan dasar bagi analisis topik-topik lain di bidang ini seperti
praanggapan, perikutan, implikatur percakapan, prinsip kerjasama dan prinsip kesantunan.
Berkenaan dengan tuturan, Austin membedakan tiga jenis tindakan:
a. tindak tutur lokusi, yaitu tindak mengucapkan sesuatu dengan kata dan kalimat sesuai
dengan makna di dalam kamus dan menurut kaidah sintaksisnya.
b. tindak tutur ilokusi, yaitu tindak tutur yang mengandung maksud; berkaitan dengan siapa
bertutur kepada siapa, kapan, dan di mana tindak tutur itu dilakukan,dsb.
c. tindak tutur perlokusi, yaitu tindak tutur yang pengujarannya dimaksudkan untuk
mempengaruhi mitra tutur.
Teori Austin kemudian mendapat kritik dari muridnya sendiri yaitu Searle (1969).
Menurut Searle teori yang diajukan Austin terdapat hal yang membingungkan antara verba
dan tindakan, terlalu banyak tumpang tindih dalam teori, terlalu banyak heterogenitas dalam
kategori dan yang paling penting adalah tidak adanya prinsif klasifikasi yang konsisten.
Selanjutnya Searle mengklasifikasi tindak tutur menjadi lima kelompok, yaitu representatif,
direktif, komisif, ekspresif, dan deklarasi (Rustono, 1999:39-43).
4
1. Representatif
Representatif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya akan kebenaran atas apa
yang diujarkan. Jenis tindak tutur ini kadang-kadang disebut juga tindak tutur asertif. Tuturan
yang memberikan pernyataan atau menyatakan termasuk tuturan representatif. Termasuk ke
dalam jenis tindak tutur representatif adalah tuturantuturan menyatakan, menuntut, mengakui,
melaporkan, menunjukkan, menyebutkan, memberikan kesaksian, berspekulasi dan
sebagainya. Dalam tuturan itu, penutur bertanggung jawab atas kebenaran isi tuturannya.
Contoh dari tindak tutur representatif adalah sebagai berikut. ”Penduduk desa ini 1350 jiwa.”
Informasi indeksal:
Diucapkan oleh seorang kepala desa kepada seorang petugas sensus penduduk.
Tuturan termasuk dalam tindak tutur representatif karena tuturan mengikat penutur akan
kebenaran tuturannya. Penutur bertanggung jawab memang benar bahwa jumlah penduduk
yang ada di desa yang ia pimpin berjumlah 1350 jiwa. Kebenaran tuturan itu diperoleh dati
fakta yang ada di lapangan.
2. Direktif
Direktif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan
tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu. Tuturan-tuturan memaksa, memohon,