i MAK :1800.019.002.021 PROPOSAL PENELITIAN PENELITIAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN LAHAN KERING UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Dr. Ai Dariah BALAI PENELITIAN TANAH BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013
39
Embed
PENELITIAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI ......tanaman pangan (khususnya padi gogo, jagung dan kedele) dan hortikultura (khususnya cabai dan bawang merah). 7 Luaran yang diharapkan a. JangkaPendek
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
MAK :1800.019.002.021
PPRROOPPOOSSAALL PPEENNEELLIITTIIAANN
PENELITIAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI
PENGELOLAAN LAHAN KERING UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN PANGAN DAN
HORTIKULTURA
Dr. Ai Dariah
BALAI PENELITIAN TANAH
BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2013
ii
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul RPTP : Penelitian Pengembangan Teknologi Pengelolaan Lahan Kering
untuk Peningkatan Produktivitas TanamanPangandanHortikultura 2. UnitKerja : BalaiPenelitianTanah
3. AlamatUnitKerja : Jln. Tentara Pelajar No 12 A, CimangguBogor
E-mail [email protected] 4. Sumber dana : DIPA/RKAKL Balai Penelitian Tanah tahun 2013
5. Status Kegiatan (L/B) : Barudan lanjutan 6. PenanggungJawab
(RPTP)
:
a. Nama : Dr. AiDariah b. Pangkat/Golongan : Pembina Muda Tk.I/ IVb
c. Jabatan : PenelitiMadya 7. Lokasikegiatan : Lampung, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa
Tenggara Barat (NTB), danJawa Tengah 8. Agroekosistem : Lahan Kering Masam, LahanKeringIklimKering, Lahan Kering
Dataran Tinggi, dan Lahan Kering Dataran Rendah.
9. Tahun Mulai : 2010 10. Tahun Selesai : 2015
11. Output Tahunan : 1. Paket teknologi konservasi tanah spesifik lahan . Paket teknologi ameliorasi, pemupukan berimbang, efisiensi air dan konservasi
tanah di lahan kering masam berbasis tanaman pangan (padi
gogo dan dan kedele) dalam pola tumpangsari dengan tanaman perkebunan.
2. Paket teknologi pemulihan lahan dan konservasi karbon, serta konservasi tanah spesifik lahan kering iklim kering mendukung
sistem pengelolaan pertanian terpadu lahan kering iklim kering.
3. Paket Teknologi pengelolaan lahan kering untuk peningkatan produktivitas bawang merah dan cabai di sentra produksi
hortikultura.
12. Output Akhir : Rekomendasi teknologi pengelolaan lahan kering (lahan kering masam, lahan kering iklim kering dan kawasan hortikultura)
mendukung optimalisasi lahan kering dalam peningkatan produktivitas tanaman pangan (padi gogo, jagung dan kedele) dan
hortikultura (cabai dan bawang merah).
13. Biaya : Rp. 637.150.000,- (Enam ratus tiga puluh tujuh juta seratus lima puluh rupiah)
KoordinatorProgram
Dr. Husnain, MSc
NIP. 19730910 200112 2 001
Penanggunjawab RPTP
Dr. Ai Dariah
NIP.19620210 198703 2001
Mengetahui,
KepalaBalai BesarSumberdayaLahanPertanian
Dr. MuhrizalSarwani, M.Sc. NIP. 19600329 188403 1 001
Mengetahui,
KepalaBalaiPenelitianTanah
Dr. Ir. Sri Rochayati, MSc NIP. 19570616 198603 2 001
1 JudulKegiatan RPTP/RDHP : Penelitian Pengembangan Teknologi Pengelolaan Lahan
Kering untuk Peningkatan Produktivitas Tanaman Pangan dan Hortikultura
2 Nama dan Alamat Unit Kerja
: BalaiPenelitianTanah Jl. Tentara Pelajar No 12 A. Bogor 16123
3 SifatUsulanPenelitian : Lanjutan
4 Penanggungjawab : Dr. Ir. Ai Dariah
5 Justifikasi : Pembangunan sector pertanian dihadapkan pada keterbatasan lahan subur, oleh karenai tu sejak beberapa decade terakhir pengembangan pertanian telah mengarah pada pemanfaatan lahan sub optimal. Lahan yang tergolong sebagai lahan sub optimal diantaranya adalah lahan rawa (gambut, pasangsurut, lebak), lahan kering masam dan lahan kering iklim kering. Dari segi total luasan dan resiko lingkungan, lahan kering masam dan lahan kering iklim kering merupakan lahan suboprimal yang relative potensial untuk dikembangkan dengan terlebih dahulu menanggulangi faktor pembatas khususnya untuk pengembangan pertanian.
Permasalahan degradasi status bahan organik umumnya dihadapi lahan kering sub-optimal (lahan kering masam dan lahan kering iklim kering). Oleh karena itu sistem perbaikan pengelolaan bahan organik merupakan salah satu kunci peningkatan produktivitas lahan kering sub-optimal. Selain bahan organik, degradasi lahan yang disebabkan oleh erosi juga merupakan permasalahan yang umum dihadapi lahan kering. Selain yang bersifat umum, ada beberapa permasalahan yang bersifat spesifik; pada lahan kering masam permasalahan spesifik yang perlu menjadi prioritas adalah penanggulangan dampak kemasaman tanah seperti keracunan alumunium dan ketersediaan hara tertentu. Pada lahan kering iklim kering ketresediaan air manjadi faktor pembatas utama. Oleh karena itu dari segi pengelolaan tanah, peningkatan kemampuan tanah memegang air dan konservasi air merupakan aspek yang perlu mendapat prioritas.
6 Tujuan:
a. JangkaPendek : - Menguji paket rekomendasi teknologi ameliorasi, pemupukan berimbang, dan efisiensi air serta konservasi tanah pada pola tanam padi gogo-kedele dalam bentuk tumpangsari dengan tanaman perkebunan/HTI pada lahan kering masam.
- Menguji efektivitas tindakan konservasi tanah spesifik lahan kering iklim kering (yang merupakan pengebangan dari kearifan lokal) dan biochar dan bahan organik sebagai pembenah tanah, dan melakukan pendampingan aplikasi teknologi pengelolaan tanah untuk menunjang pengembangan sistem pertanian terpadu lahan kering iklim kering.
iv
- Menguji teknologi pengelolaan lahan (konservasi, pengelolaan bahan organik dan pemupukan) untuk peningkatan produktivitas bawang merah di sentra produksi bawang dan cabai di dataran tinggi.
b. JangkaPanjang : Menyusun rekomendasi teknologi pengelolaan lahan kering sub-optimal (lahan kering masam dan lahan kering iklim kering) dan lahan kering dikawasan hortikulturau ntuk mendukung optimalisasi lahan kering sebagai sentra produksi tanaman pangan (khususnya padi gogo, jagung dan kedele) dan hortikultura (khususnya cabai dan bawang merah).
7 Luaran yang diharapkan
a. JangkaPendek : - Paket teknologi ameliorasi, pemupukan berimbang, efisiensi airdankonservasitanahdi lahan kering masam berbasis tanaman pangan (padi gogo dan dan kedele) dalam pola tumpangsari dengan tanaman perkebunan.
- Paket teknologi pemulihan lahan dan konservasi karbon, serta konservasi tanah spesifik lahan kering iklim kering mendukung sistem pengelolaan pertanian terpadu lahan kering iklim kering.
- Paket Teknologi pengelolaan lahan kering untuk peningkatan produktivitas bawang merah cabai di sentraproduksihortikultura.
b. JangkaPanjang : Rekomendasi teknologi pengelolaan lahankering (lahan kering masam, lahan kering iklim kering dan kawasan hortikultura) mendukung optimalisasi lahan kering dalam peningkatan produktivitas tanaman pangan (padi gogo, jagung dan kedele) dan hortikultura (cabai dan bawang merah).
8 Outcome : Peningkatan produktivitas lahan sub-optimal, 4-6 buah karya tulis ilmiah (KTI).
9 Sasaranakhir : Terjadi peningkatan produktivitas lahan kering sub-optimal (lahan kering masam dan lahan kering iklim kering) sebagai dampak tertanggulanginya faktor pembatas utama baik yang bersifat inherent maupun yang diakibatkan oleh proses degradasi, dengan tetap mempertimbangkan aspek keberlanjutan produktivitasnya dan tidak berdampak negatif terhadap lingkungan.
10 Lokasipenelitian : Lampung, Sumatera Selatan, NTT, NTB, dan Jawa Tengah
11 Jangkawaktu : 1 tahun, mulai T.A. 2013, berakhir T.A. 2014
RPTP/RDHP : Research Development of Dryland Management Technology to
Increase Productivityof Food Crops and Horticulture
2 Implementation unit
: Indonesia Soil Research Institute (ISRI) Jl. Tentara Pelajar No 12 A. Bogor 16123
3 Location : Lampung, South Sumatera, NTT, NTB, Central Java
4 Objective :
a. Short term : - To test the technology package of amelioration, balanced fertilization , water efficiency and and soil conservation on upland with rice-soybean cropping sistem in the form of intercropping with plantation crops on upland with acid soil.
- To test the effectiveness of soil conservation measures specific upland arid climate, the use of biocharand organic fertilizer as soil soil conditioner, and to conduct technical assistance for the implementation of soil management on upland dry climate
- To test land management technology (conservation, sustainable management of organic matter and fertilizer) to increase the productivity of onion and chilli.
b. Long term : To arrange management technology of marginal upland (acidic upland, upland dry climate, horticulture region) to support the optimization of upland as the center of production of food crops especially upland rice, corn a soybean, and horticulture (chili and onions)
5 Expected output
a. Short term : - Technology package of amelioration, balanced fertilization,
water efficiency and soil conservation for spesific upland with acidic mineral soil wirh rice-soybeans cropping pattern and intercropping with plantation.
- Technology package of land rehabilitation and conservation of carbon for specific upland dry climate.
- Technology package to increase the productivity of upland with hoticulture (chili and shallot) base-farming system.
b. Long term : Recommendations of management technology for marginal-upland (dry acid soil, upland dry climate and horticultural region) to supports the optimization crop productivity (upland rice, corn and soybean, chilli and shallot).
6 Description of methodology
: Research activities consist of: 1. Research developmentof land management technologies on
upland with acid mineral soil The research will be carried out in two steps: a) desk-work activity is to recapitulate the various results of previous studies by the Indonesian Soil Research Institute, and establishment a package of land management technologies on acid mineral soil (dryland), b) tested in field five packages land management technologies on acid mineral soil (dry land) on upland rice-soybean cropping pattern. improving soil quality of acid mineral soil. In 2013 will be implemented activities desk work, and application of five
vi
packages of land management technologieson acid mineral soil (dry land) in Lampung and South Sumatera (intercropping with plantation crops. In 2014 the land management technologies will be continoused in the same location for establizing the land management technology packages (completed with economic analysis).
2. Research of soil management technology to support the development of integreted farming system on upland dry climate (SPTLKIK) research activities carried out at the pilot of “integreted farming system on upland dry climate”. some of the activities to be carried out: (a) soil conservation mesures, that was developed from local knowledge, namely kebekolo (twigs or wood are arranged following the contour lines, and tabatan watu (terraces or ridges made of stone are scattered on the surface of the land); (b) Use of biochar and compost as soil conditioner. Formula of soil soil conditioner (50% biochar and 50% compost) tested at several dose levels (15, 10, 1nd 5 t/ha), for comparison used hydrogel and ISRI organic fertilizer; (c) the mineralization rate of biochar and organic materials to support the organic matter management systems in dryland dry climate has been conducted since the 2010 budget, the activity will last for 3 years, (d) Assistance land management technology applications. Assistance in the form of training, guidance, or advice on the application of soil management technologies.
3. Research on Land Management to Increase Produktivity of Horticulture : Chili and Shallot
Research activity consist of(a) Research of soil conservation technique to increase chili productivity in higland (farmers conservation technique, farmers fertilization rate; farmers conservation technique, recomendation fertilization rate; ridge in every 5 m of long slope, recomendation fertilization rate;mulching, recomendation fertilization rate; contour planting,recomendation fertilization rate); (b) Research of soil conditioner aplication to increase shallotproductivity in lowland. This activity arange in spit-plot design (Main plot is mulching: plastic mulch and straw mulch, and sub-plot is soil conditioner combined with NPK level : 5 t/ha biochar + NPK recomendation/rec.; 5 t/ha biochar + 1/2 NPK rec.; 5 t/ha biochar + 1/2 NPK rec. + 5 t/ha livestock manure; 5 t/ha biochar + 1/2 NPK rec + 10 t/ha livestock manure; 10 t/ha livestock manure+ 1/2 NPK rec.)
7 Duration : 1 Year; F.Y 2013/F.Y.2014
8 Budget/fiscal year : Rp. 558.550.000,-( Five hundred and fifty-eight million five
hundred and fifty rupiah)
9 Source of budget : DIPA/RKAKL 648680 Indonesia Soil Research Institute (ISRI), Fiscal Year 2013
1
I.PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan sektor pertanian dihadapkan pada keterbatasan lahan subur,
oleh karena itu sejak beberapa dekade terakhir pengembangan pertanian telah
mengarah pada pemanfaatan lahan sub optimal, yaitu lahan yang secara alami atau
akibat proses degradasi mempunyai tingkat kesuburan (baik fisik, kimia, dan/atau
biologi) yang rendah sehingga tidak dapat mendukung pertumbuhan tanaman
secara optimal. Lahan yang tergolong sebagai lahan sub optimal diantaranya adalah
2) 5,0 t/ha Biochar + ½ NPK rekomendasi (B-2) 3) 5,0 t/ha Biochar + ½ NPK rekomendasi + 5,0 t pupuk kandang (B-3) 4) 5,0 t/ha Biochar + ½ NPK rekomendasi + 10,0 t pupuk kandang (B-4) 5) 10,0 t pupuk kandang + ½ NPK rekomendasi (B-5)
23
Pupuk NPK rekomendasi adalah pupuk N, P dan K yang sesuai dengan
kebutuhan tanaman dan status hara tanah setempat. Sumber pupuk N yang
digunakan adalah yang berasal dari Urea dan ZA.
Plot percobaan berukuran 5 m (lebar) x 10 m (panjang). Varietas bawang
merah yang digunakan dipilih varietas bawang merah yang sesuai dengan kondisi
agroekosistem setempat.
Variabel yang diamati dalam kegiatan penelitian ini adalah : Pertumbuhan
tanaman (tinggi tanaman), hasil tanaman (berat segar umbi), serangan penyakit,
sifat fisik tanah (Kadar air, BD, PD, distribusi ruang pori, agregat, permeabilitas),
dan Sifat kimia tanah (pH, C-organik, N-total, Kation-dd, KTK,KB, Al-dd, H-dd) .
24
IV. ANALISIS RISIKO 4.1. Daftar Risiko
No. RISIKO PENYEBAB DAMPAK
1. 2. 3. 4
Sulit mendapatkan Lokasi yang memenuhi syarat Proses pengadaan bahan terhambat Kendala musim Faktor Biofisik
Kompromi dan negosiasi dengan petani tidak tercapai Kuantitas dan kualitas bahan bahan penelitian yang dibutuhkan cukup tinggi Musim hujan yang tidak menentu Kemiringan, curah hujan, struktur tanah
Lokasi yang dipilih tidak ideal Terlambatnya pelaksanaan penelitian di lapang Terlambatnya jadwal tanam Diperlukan tenaga dan dana ektra untuk penanganan kekurangan air dan penanggulangan hama Gagal panen Data hasil/produksi tanaman tidak diperoleh Erosi tinggi, guludan rusak, tanaman hanyut
5. 6.
Serangan hama Penyakit Resistensi petani
Bibit tanaman tanpa seed treatment, penyemprotan dengan dosis rendah sedangkan sekitarnya dosis tinggi, curah hujan tinggi Ada masa bera dalam pola tanam, menunggu musim hujan untuk mendapatkan data erosi tanah.
Produksi lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata petani Petani tidak bersedia, dan harus mencari petani lain/pindah lokasi, sehingga tidak sesuai jadwal/terlambat tanam.
25
4.2. Daftar Penanganan Risiko
No. RISIKO PENYEBAB PENANGANAN RISIKO
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Sulit mendapatkan Lokasi yang memenuhi syarat Proses pengadaan bahan terhambat Kendala musim Faktor Biofisik Serangan hama Penyakit Resistensi petani
Kompromi dan negosiasi dengan petani tidak tercapai Kuantitas dan kualitas bahan bahan penelitian yang dibutuhkan cukup tinggi Musim hujan yang tidak menentu Kemiringan, curah hujan, struktur tanah Bibit tanaman tanpa seed treatment, i, curah hujan tinggi.
Melibatkan Staf daerah untuk bernegosiasi dan mencari berbagai lokasi alternatif Menjalin kerjasama dengan peneliti (inventor) tentang produk yang akan dipakai Mempercepat proses pengadaan bahan dan mencari proses alternatif lain
Mengusahakan agar jadwal tanam tepat waktu, memilih tanaman varietas genjah, pengamatan hingga fase vegetatif
Mempercepat pelaksanaan penelitian, penyiapan jaringan irigasi suplemen (kerjasama dengan Balitklimat dan hidrologi)
Penyemprotan insektisida secara berkala
Membuat drainase/saluran pembuangan, menanam guludan dengan kacang-kacangan sebagai penguat guludan. Pelaksanaan seed treatment, PHT Menanam tanaman yang berumur pendek dan tidak
26
Ada masa bera dalam pola tanam, menunggu musim hujan untuk mendapatkan data erosi tanah.
berdampak pada tanaman uji dan perlakuan
V. TENAGA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN
5.1. Tenaga yang terlibat dalam penelitian
Nama lengkap. Gelar dan NIP
Jabatan Kedudukan dalam RPTP
Alokasi waktu (OB)
Fungsional Struktural
Dr.Ai Dariah NIP. 19620210 198703 2 001
Peneliti Madya Pj RPTP 6
Dr.Neneng L. Nurida NIP. 19631229 199003 2 001
Peneliti Madya PJ ROPP 4
Dr. Umi Haryati NIP. 19601017 198903 2 001
Peneliti Madya PJ ROPP 4
Dr. Irawan
NIP. 19581128 198303 1 002
Peneliti Madya Anggota 3
Dr. Husnain NIP. 19730910 200112 2 001
Peneliti Madya Anggota 3
Dr. I G. M. Subiksa NIP. 19600825 198803 1 002
Peneliti Madya Anggota 3
Dr. Wiwik hartatik NIP. 19620416 198603 2 001
Peneliti Madya Anggota 3
Dr. Sukristyonubowo NIP. 19591210 198503 1 003
Peneliti Madya Anggota 3
Sutono, SP.MS. NIP. 19540829 198101 1 001
Peneliti Madya Anggota 3
Ir. Dedi Erfandy NIP. 19580821 198803 1 001
Peneliti Madya Anggota 3
Dr. Mamat HS Peneliti Madya Anggota 3
Jubaedah,SP. MSc. NIP. 19800530 200912 2 002
Peneliti Muda Anggota 3
Rahmah D. Yustika NIP. 19781117 200312 2 001
Peneliti Muda Anggota 3
Ibrahim adami MS. NIP. 19740305 200501 1 002
Peneliti Muda Anggota 3
Muhtar, SP,Msi NIP. 19791116 200801 1 008
Peneliti Muda Anggota 3
Ishak Juarsah, SP,MM NIP. 19570912 198102 1 001
Peneliti Madya Anggota 3
Septyana, SP NIP. 19820928 200912 2 004
PNK Anggota 3
Kartiwa NIP. 19630114 199203 1 002
Litkayasa Teknisi 3
Darsana Sudjarwadi
NIP. 19600401 198303 1 002
Litkayasa Teknisi 3
Pm (BPTP NTT) Litkayasa Teknisi 3
Atin Kurdiana NIP. 1962815199703 1 001
Litkayasa Teknisi 3
27
Suhartono NIP. 19570901 198203 1 001
Litkayasa Teknisi 3
Harry Kusnadi NIP. 19570801 198101 1 001
Litkayasa Administrasi 3
Dedy Supardi NIP. 19580702 198303 1 002
Litkayasa Teknisi 3
Suparjan (BPTP NTB) Litkayasa Teknisi 3
BPTP Jateng Pembantu peneliti 3
Balitsa PM 3
Hamdana PM 3
Arif Budiyanto, BSc. NIP. 19721127 199903 1 001
Pembantu peneliti Teknisi 3
Cahyana NIP. 19790212 200701 1 001
Pembantu peneliti Teknisi 3
Nama lengkap. Gelar dan NIP
Jabatan Kedudukan dalam RPTP
Alokasi waktu (OB)
Fungsional Struktural
Agus Sutarman NIP. 19650430 199803 1 001
Pembantu peneliti Teknisi 3
Elang NIP. 19690623 200701 1 001
Pembantu peneliti Teknisi 3
Dr. Sri Rochayati NIP. 19570616 198603 2 001
Peneliti Madya Ka. Balaittanah Nara Sumber 1
Prof. Dr. Fahmuddin Agus NIP. 19590110 198603 1 001
Penelliti Utama Nara Sumber 1
Ir. Yoyo Sulaeman, MS NIP. 19540201 198202 1 001
Peneliti Utama Nara Sumber 1
5.2. Jangka waktu kegiatan
Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Pembuatan proposal dan rencana kegiatan
2. Kegiatan desk work
3. Pemilihan lokasi
4. Persiapan (bahan penelitian formulasi pupuk dan pembenah tanah
Belanja perjalanan lainnya(524119) 79.000 70.000 65.000 52.000 266.000
Jumlah 185.25
0 187.85
0 160.55
0 103.50
0 637.150
29
DAFTAR PUSTAKA
Abujamin, S., A, Abdurachman, dan Undang Kurnia. 1983. Strip rumput permanen sebagai salah satu cara konservasi tanah. Pemberitaan Penelitian Tanah dan Pupuk I: 16-20. Pusat Penelitian Tanah. Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian.
Adimihardja, A. dan S. Sutono. 2005. Teknologi pengendalian erosi lahan berlereng. Hlm. 103-145 dalam Teknologi Pengelolaan Lahan Kering: Menuju Pertanian Produktif dan Ramah Lingkungan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Bogor.
Agus, F., dan Irawan, 2006. Agricultural land conversion as a threat to food security and environmental quality. Prosiding seminar Multifungsi dan Revitalisasi Pertanian. Kerjasama Badan Ltbang Pertanian, MAFF, dan ASEAN Secretariat. Hal 101-121.
Agus, F., A. Abdurachman, A. Racman, S.H. Tala'ohu, A. Dariah, B.R. Prawiradiputra, B. Hafif dan S. Wiganda. 1999. Tehnik konservasi tanah dan air. Sekretariat Tim Pengendali Bantuan Penghijauan dan Reboisasi Pusat. Jakarta.
Ahmad, A.G., C.A Siregar dan Supriyanto. 2009. Perbaikan Sifat kimia Podsolik Merah Kuning dengan menggunakan arang. Prosiding Semiloka Nasional: Strategi Penanganan Krisis Sumberdaya Lahan untuk mendukung Kedaulatan pangan dan
Energi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Arsanti, I.W. dan M. Boehme. 2006. Sistem usahatani tanaman sayuran di Indonesia:
Apresiasi multifungsi pertanian, ekonomi, dan eksternalitas lingkungan: Studi kasus di
Dataran Tinggi Jawa dan Sumatera. Hlm 195-230 dalam Prosiding Seminar Multifungsi
da Revitalisasi Pertanian. Badan Litbang Pertanian. MAFF Japan, ASEAN Secretariat.
Jakarta, 2006.
Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP). 2012. Lahan Sub Optimal: Potensi, Peluang, dan Permasalahan Pemanfaatannya untuk Mendukung Program Ketahanan Pangan. Disampaikan dalam Seminar Lahan Sub-Optimal, Palembang, Maret 2012. Kementrian Ristek dan Teknologi.
Basri, I. H. dan Z. Zaini. 1992. Research at the upland farming system key site in Sitiung. P. 221-241. In Proceeding of Upland Rice-Based Farming Systems Research Planning Meeting, 18 April-1 May 1992. Chiangmay, Thailand. International Rice Research Institute. Manila. Philipines.
Dariah, A. , D. Erfandy, E. Sutriadi, dan Suwardjo. 1993. Tingkae efisinsi dan efektivitas tindakan konservasi secara vegetatif dengan strip vetiver dan femingia pada usahatani tanaman jagung. Hlm. 83-92 dalam Prosiding Pertemuan Teknis Penelitian Tanah dan Agroklimat Bidang Konservasi Tanah & Air dan Agroklimat, 18-21 Februari 1983. Pusat Penelitian Tanah. Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian.
Dariah, A. N.L. Nurida., S.H. Talaouhu. 2007. Aplikasi sistem olah tanah pada lahan kering beiklim kering di Lombok Timur. Hlm 291-300. dalam Prosiding Kongres Nasional IX HITI. UPN Veteran Yogyakarta, 5-7 Desember 2007.
30
Dariah,A. N.L. Nurida, Nurjaya, dan Jubaedah. 2010. Teknologi Pengelolaan Tanah pada Lahan Kering Iklim Kering. Laporan Akhir TA-2010. Balai Penelitian Tanah. Badan Litbang Pertanian.
Dariah, A., Sutono, and N.L. Nurida. 2010. Penggunaan Pembenah Tanah Organik dan Mineral untuk Perbaikan Kualitas tanah Typic kanhapludults Tamanbogo, Lampung. Jurnal Tanah dan iklim No 31: 1-10.
Dariah,A. N.L. Nurida, Nurjaya, dan Jubaedah. 2011. Pengembangan Teknologi Pengelolaan Tanah pada Lahan Kering Iklim Kering. Laporan Akhir TA-2011. Balai Penelitian Tanah. Badan Litbang Pertanian.
Dariah,A. N.L. Nurida, Nurjaya, dan Jubaedah. 2012. Pengembangan Teknologi Pengelolaan Tanah pada Lahan Kering Iklim Kering. Laporan Tengah Tahun TA-2012. Balai Penelitian Tanah. Badan Litbang Pertanian.
Erfandy, D., A. Dariah, dan Suwardjo. 1992. Pengaruh alley cropping terhadap erosi dan produktivitas tanah Haplothox Citayam. Hlm. 53-62 dalam Prosiding Pertemuan Teknis Penelitian Tanah Bidang Konservasi Tanah dan Air . Bogor 22-24 Agustus 1991. Puslitbangtanak. Bogor.
Glaser, B., J. Lehmann, and W. Zech. 2002. Ameliorating physical and chemical properties of highly weathered soils in the tropics with charcoal: A review. Biol. Fertil. Soils 35:219-230.
Hidayat, A. dan A. Mulyani. 2005. Lahan Kering untuk Pertanian. Hlm. 1-34. Dalam Abdurachman et al. (ed.). Buku Pengelolaan Lahan Kering Menuju Pertanian Produktif dan Ramah Lingkungan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Bogor.
Haryati. U. 2009. Teknologi Konservasi: Salah Satu Cara Adaptasi Perubahan Iklim untuk Usahatani di Lahan Kering. Prosiding Semiloka Nasional: Strategi Penanganan Krisis Sumberdaya Lahan untuk mendukung Kedaulatan pangan dan Energi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Haryati U., N. Sinukaban, K. Murtilaksono dan A. Abdurachman. 2010. Management Allowable Depletion (MAD) Level untuk efisiensi Penggunaan Air Tanaman Cabai pada Tanah Typic Kanhapludults Tamanbogo. Lampung. Jurnal Tanah dan iklim No 31: 11-26.
Igarashi, T. 2002. Handbook for soil amendment of tropical soil, Association for International Cooperation of Agriculture and Forestry.p 127-134.
Irianto, G., H. Sosiawan, dan S. Karama. 1998. Stratei pmbangunan pertanian lahan kering untuk mengantisipasi persaingan global. Hlm 1-12 dalam Prosiding Pertemuan Pembahasan dan Komunikasi Hasil Penelitian Tanah danAgroklimat. Makalah utama. Bogor, 10-12 Februari 1998. Puslittanak, Bogor.
Kuwagaki, H. and K. Tamura. 1990. Aptitude of wood charcoal to a soil improvement and other non fuel use. In Technical report on the research development of the new uses of charcoal and pyroligneous acid, technical research association for multiuse of carbonized material, p. 27-44.
Kurnia U., Sudirman, dan H. Kusnadi. 2005. Teknologi rehabilitasi dan reklamasi lahan. Hlm. 147-182 dalam Teknologi Pengelolaan Lahan Kering: Menuju Pertanian Produktif dan Ramah Lingkungan. Puslitbangtanak. BogorSitorus, S.R.P dan H Soewandita. 2010. Rehabilitasi Lahan terdegradasi melalui
31
Penambahan Kompos Jerami dan Gambut untuk Keperluan Pertanian. Jurnal Tanah dan iklim No 31: 28-38.
Maswar, A. Abbas dan B Hafif. 1995. Embung dan Peranannya dalam Pengembangan Potensi Sumber Daya di Perbukitan Kritis Umbulrejo. Prosiding Lokakarya dan Ekspose Teknologi Sistem Usahatani Konservasi dan Alat Mesin Pertanian. Yogjakarta, 17-19 Januari 1995.
Noeralam, A,. 2002. Tehnik pemanenan air yang efektif dalam pengelolaan lengas tanah pada usahatani lahan kering. Disertasi Doktor. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.
Nurida, N.L dan A. Dariah. 2007. Keunggulam komparatif aplikasi olah tanah konservasi pada pertanaman jagung di lalahn berbatu Kabupaten Lombk Timur. Hlm.27-37. dalam Prosiding Seminar Nasional Sumberdaya Lahan dan Lingkungan Pertanian. Bogor, 7-8 Nopember 2008.
Nurida, N. L. 2006. Peningkatan Kualitas Ultisol Jasinga Terdegradasi dengan pengolahan Tanah dan Pemberian bahan Organik. Disertasi Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Nurida, N.L., Sutono, A. Dariah dan A. Rachman. 2010. Efikasi Formula pembenah tanah dalam berbagai bentuk (serbuk, granul, dan pelet) dalam meningkatkan kualitas lahan kering masam terdegradasi. Prosiding Seminar Nasional Sumberdaya Lahan Pertanian. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian.
Nurida, N. L., A Dariah, 2011. Pengyaaan pembenah tanah dengan pembenah tanah dengan senyawa humat untuk meningkatkan kualitas lahan kering masam terdegradasi. Prosiding Seminar Nasional Sumberdaya Lahan Pertanian. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (dalam proses)
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. 2001. Atlas Arahan Tata Ruang Pertanian Indonesia Skala 1 : 1.000.000. Puslitbangtanak. Bogor. Indonesia. 37 hal. Rachman, A., A. Dariah, dan D. Setyorini. Perkembangan Teknologi Pengelolaan Lahan Kering. 2008. Balai Penelitian Tanah. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. Un publish.
Rachman, A. dan A. Dariah. 2008. Olah tanah konservasi dalam Konservasi lahan kering. Balai Penelitian Tanah. Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanin.
Rachman, A. dan A. Dariah. 2009. Pengelolaan Tanah Terpadu lahan sayuran di pegunungan. dalam Peningkatan Produktivitas Kentang dan Sayuran Lainnya dalam Mendukung Ketahanan Pangan Perbaikan Nutrisi, dan Klestarian Lingkungan. Prosiding Seminar nasional Pekan kentang 2008. Lembang 20-21 Agustus 2008. ACIAR. Balitsa. Puslitbang Hortikultura. Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian.
Rochayati, R., A. Mulyani, dan J.S. Adiningsih. 2005. Pemanfaatan lahan alang-alang. Hlm 39-72 dalam Teknologi Pengelolaan Lahan Kering Menuju Pertanian Produktif dan Ramah Lingkung. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian.
Rochayati, S. dan A. Dariah. 2012. Pengembangan lahan kering masam: peluang, tantangan, dan strategi, serta teknologi pengengelolaan. Disampaikan pada
32
Seminar Nasional Lahan Sub-Optimal. Palembang Pebruari 2012. Kementrian Ristek dan Teknologi.
Santoso, D. dan A. Sofyan. 2005. Pengelolaan hara tanaman pada lahan kering. Hlm. 73-100 dalam Teknologi Pengelolaan Lahan Kering Menuju Pertanian Produktif dan Ramah Lingkung. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian.
Santoso, D., I P.G. Wigena, Z. Eusof, and C. Xuhui. 1995. The ASIALAND management of slopping lands network : Nutrient balance study on slopping land. P. 93-108. International Workshop on Consrvation farming for Slopping Upland in South East Asia: Challanges, Opportunities, and Prosfects. IBSRAM Proc. No 14. Banhkok Thailand.
Santi, LP, Dariah A., Goenadi, DH. 2008. Peningkatan kemantapan agregat tanah mineral oleh bakteri penghasil eksopolisakarida. Menara Perkebunan 76: 93 – 103.
Sitorus R. P. S. dan H. Soewandita. 2010. Rehabilitasi lahan terdegradasi melalui penambahan kompos, jerami dan gambut untuk keperluan pertanian. Jurnal Tanah dan iklim No 31: 11-26.
Subagyo, H., N.Suharta, dan A. B. Siswanto. 2002. Tanah-tanah pertanian di Indonesia. Hlm. 21-65 dalam Sumberdaya Lahan di Indonesia dan Pengelolaannya. Puslittanak. Badan Litbang Pertanian. Bogor.
Suwardjo, Mulyadi, dan Sudirman. 1987. Prosfek tanaman benguk (Mucuna sp.) untuk rehabilitasi tanah Podsolik Merah Kuning yang dibuka secara mekanis di Kuamang Kuning, Jambi. Hlm. 513-525 dalam Prosiding Pertemuan Teknis Penelitian Pola Usahatani Menunjang Transmigrasi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Tala’ohu, S.D., I. Juarsah, S. Sukmana dan Kusman. 1994. Penerapan teras gulud dan strip Vetiver zizanoides dalam penanganan perladangan berpindah di Propinsi Sumatera Selatan. p. 41-50. dalam Risalah Hasil Penelitian Peningkatan Produktivias dan Konservasi Tanah untuk Mengatasi Masalah Perladangan Berpindah. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Badan Litbang Pertanian. Bogor.
Tanaka, S. 1963. Fundamental study on wood carbonization. Bull. Exp. Forest of Hokkaido University.
Ogawa, M. 1994. Symbiosis of people and nature in tropics.Farming Japan 28(5):10-34.
Ogawa, M.2006. Carbon sequestration by carbonization of biomass and ferestation:three case studies. p 133-146.
Okimori, Y., M. Ogawa, and F. Takahashi. 2003. Potential of CO2 reduction by carbonizing biomass waste from industrial tree plantation in South Sumatra, Indonesia. Mitigation and Adaption Strategies for Global Change 8.p 261-280
Wiyo, K.A., Z.M. kasumekera, and J. Feyen. 2000. Effect of tied ridgingon soil water status of maize crop under Malawi condition. Agricultural Water Management 45: 101-125.