Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini beton sangat banyak digunakan secara luas sebagai struktur bangunan gedung. Hampir semua elemen konstruksi dari berbagai struktur dapat dilihat dari beton. Beton mempunyai kuat tekan yang tinggi dan hal tersebut merupakan keunggulan dari beton. Selain itu kemudahan untuk memperoleh bahan campuran beton dan kemudahan beton dibentuk sesuai yang diinginkan merupakan keunggulan penggunaan beton. Berbagai percobaan dan penelitian tentang beton telah dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas beton. Dengan banyaknya pemakai struktur dari bangunan dari beton dan produk semen berakibat meningkatnya kebutuhan bahan – bahan penyusunnya seperti pasir, kerikil, dan semen. Sehingga diperlukan penelitian tentang berbagai macam semen yang berasal dari produk tertetu. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka pada usulan penelitian ini akan mencoba mengetahui sejauh mana kekuatan beton apabila memakai semen abu – abu dan semen warna putih B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang,dapat diidentifikasikan masalah yang akan timbul sebagai berikut : 1
28

PENELITIAN PENGAJARAN KUANTI

Jun 26, 2015

Download

Documents

Bent de Sucre
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENELITIAN PENGAJARAN KUANTI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini beton sangat banyak digunakan secara luas sebagai struktur bangunan

gedung. Hampir semua elemen konstruksi dari berbagai struktur dapat dilihat dari

beton. Beton mempunyai kuat tekan yang tinggi dan hal tersebut merupakan

keunggulan dari beton. Selain itu kemudahan untuk memperoleh bahan campuran

beton dan kemudahan beton dibentuk sesuai yang diinginkan merupakan keunggulan

penggunaan beton.

Berbagai percobaan dan penelitian tentang beton telah dilakukan sebagai

upaya untuk meningkatkan kualitas beton. Dengan banyaknya pemakai struktur dari

bangunan dari beton dan produk semen berakibat meningkatnya kebutuhan bahan –

bahan penyusunnya seperti pasir, kerikil, dan semen. Sehingga diperlukan penelitian

tentang berbagai macam semen yang berasal dari produk tertetu. Berdasarkan

pertimbangan tersebut, maka pada usulan penelitian ini akan mencoba mengetahui

sejauh mana kekuatan beton apabila memakai semen abu – abu dan semen warna

putih

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang,dapat diidentifikasikan masalah yang akan timbul

sebagai berikut :

1. Faktor penggunaan semen kemungkinan dapat mempengaruhi kuat tekan

beton.

2. Untuk mengetahui besar kekuatan beton apabila digunakan semen abu – abu

dan semen warna putih.

C. Batasan Masalah

Pada pelaksanaan penelitian ini diberikan beberapa batasan masalah yang

meliputi :

1. Digunakan semen Portland merk Holcim warna putih dan abu – abu.

2. Agregat kasar berupa batu pecah berasal dari Boyolali.

3. Agregat halus berupa pasir berasal dari kaliworo.

1

Page 2: PENELITIAN PENGAJARAN KUANTI

4. Perencanaan campuran beton untuk beda uji menggunakan perencanaaan

adukan beton cara SK –SNI, T – 15 – 1990 – 03.

5. Variasi sampel ibuat sebagai berikut :

a) Variasi umur beton terdiri dari 3 hari, 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari.

b) Factor air semen ( fas ) adalah 0,45 dan 0,55.

c) Tiap variasi terdiri dari 3 buah sampel.

6. Benda uji berbentuk silinder dengan diameter 14 cm dan tinggi 30 cm.

7. Sampel bejumlah 60 buah.

8. Perawatan beton yang akan dilakukan adalah dengan cara merendam benda

uji yang telah dibuat ke dalam bak perawatan.

D. Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Berapa besar kuat tekan beton dengan menggunakan bahan semen warna

putih

2. Berapa besar kuat tekan beton dengan menggunakan bahan semen warna abu

– abu

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui berapa besar kuat tekan beton dengan menggunakan bahan

semen warna putih.

2. Untuk mengetahui berapa besar kuat tekan beton dengan menggunakan bahan

semen warna abu – abu.

3. Untuk membandingkan kuat tekan beton dengan menggunakan bahan semen

warna putih dan warna abu – abu sehingga diketahui kuat tekan beton yang

paling besar.

2

Page 3: PENELITIAN PENGAJARAN KUANTI

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat

mengenai kekuatan beton dengan menggunakan semen warna putih dan semen warna

abu – abu, sehingga masyarakat mampu memilih sesuai dengan konstruksi yang

diharapkan.

3

Page 4: PENELITIAN PENGAJARAN KUANTI

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Umum

Beton merupakan bahan bangunan yang dihasilkan dari campuran semen

Portland, air dan agregat, da kadang – kadang dengan bahan tambah yang sangat

bevariasi, mulai dari bahan tambah kimia, serat sampai bahan tambah non kimia

pada perbandingan tertentu, campura itu bilamana dituang, maka akan mengeras

seperti batuan, yang diakibatkan oleh reaksi kimia antara air dan semen, dan

bertambah keras sesuai dengan umur beton tersebut.

( Tjokrodimulyo, K, 1996 )

Beton adalah suatu material yang secara harfiah merupakan dasar dari

kehidupan sosial yang modern. Hampir setiap aspek dai kegiatan sehari – hari kita

tak terlepas dari beton, baik secara langsung maupun tidak langsung, sebagai contoh

jalan dan jembatan yang kita lewati strukturnya terbuat dari beton. Bangunan –

bangunan lain yang terbuat dari beton antara lain hotel, gedung sekolahan, dan lain –

lain.

Berdasarkan kenyataan yang kita hadapi semakin teras peranan beton dalam

kehidupan kita sehari – hari. Untuk hal itu sangat berguna bagi kita untuk

mengetahui tentang beton lebih mendalam, khususnya bagi mereka yang bergerak di

bidang yang berhubungan dengan masalah beton.

2. Sifat – sifat Beton

Sifat – sifat beton merupakan hal yang erat kaitannya dengan kualitas beton

yang dituntut untuk suatu tujuan konstruksi. Tujuan dari suatu konstruksi adalah agar

beton memenuhi harapan secara maksimal, tetapi secara ekonomis tidak terjadi

pemborosan oleh karena itu penyempunaan sifat – sifat beton harus diperhatikan pula

sifat kekurangan beton. ( Murdock, L dan K. M, Brook, 1991 )

Sifat –sifat beton pada umumnya digolongkan menjadi dua, yaitu sifat yang

berhubungan dengan kekurangan beton. ( Tjokrodimulyo, K , 1996 )

4

Page 5: PENELITIAN PENGAJARAN KUANTI

a. Sifat kelebihan beton

Harganya relatif murah.

Beton termasuk bahan yang berkekuatan tinggi.

Beton segar dapat dengan mudah diangkat dan dicetak.

Mempunyai kuat tekan yang tinggi.

Beton segar dapat dipompakan, sehingga memungkinkan untuk

dituang pada tempat – tempat yang posisinya sulit.

Beton segar dapat disemprotkan pada permukaan beton yang lama

yang retak maupun diisikan kedalam retakan beton dalam proses

perbaikan.

Beton merupakan bahan yang tahan api dan tahan aus

b. Sifat kekurangan beton

Beton mempunyai kuat tarik yang rendah, sehingga mudah retak

oleh karena itu perlu diberi baja tulangan.

Beton segar mengalami penyusutan saat terjadi proses

pengeringan dan mengembang saat basah, sehingga perlu tempat

untuk kelonggaran terjadinya susut pengerasan dan

pengembangan beton.

Beton segar mengembang dan menyusut saat terjadi perubahan

suhu, sehingga

perlu kelonggaran untuk mencegah terjadinya retak – retak akibat

perubahan suhu.

Beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu

dapat dimasuki air, jika air tersebut engandung garam maka dapat

merusak beton.

Beton bersifat getas, sehingga harus dihitung dan didetail secara

seksama agar setelah dikompositkan dengn baja tulangan menjadi

bersifat dektail.

5

Page 6: PENELITIAN PENGAJARAN KUANTI

3. Material Penyusun Beton

Material penyusun beton adalah semen, agregat dan air. Material – matrial

tersebut dicampur dengan proporsi tertentu, sehingga akan menghasilkan suatu

campuran beton. Pada proses pencampuran beton, semen dan air berfungsi sebagai

pembentuk pasta semen sebagai perekat. Kemudian pasta semen bersama agregat

halus ( pasir ) membentuk mortar yang berfungsi sebagi pengikat material pengisi

yang memberikan kekuatan dan memperkecil penyusutan. Pengikatan antara agregat

kasar, agregat halus, semen dan air lama – kelamaan menjadi bentuk yang mengeras

kemudian dinamakan beton.

a. Semen Portland

  Semen (cement) adalah hasil industri dari paduan bahan baku : batu

kapur/gamping sebagai bahan utama dan lempung / tanah liat atau bahan pengganti

lainnya dengan hasil akhir berupa padatan berbentuk bubuk/bulk, tanpa memandang

proses pembuatannya, yang mengeras atau membatu pada pencampuran dengan air.

Batu kapur/gamping adalah bahan alam yang mengandung senyawa Calcium

Oksida (CaO), sedangkan lempung/tanah liat adalah bahan alam  yang mengandung

senyawa : Silika Oksida (SiO2), Alumunium Oksida (Al2O3), Besi Oksida (Fe2O3 )

dan Magnesium Oksida (MgO). Untuk menghasilkan semen, bahan baku tersebut

dibakar sampai meleleh, sebagian untuk membentuk clinkernya, yang kemudian

dihancurkan dan ditambah dengan gips (gypsum) dalam jumlah yang sesuai. Hasil

akhir dari proses produksi dikemas dalam kantong/zak dengan berat rata-rata 40 kg

atau 50 kg.

Jenis-jenis semen menurut BPS adalah :

-         semen abu atau semen portland adalah bubuk/bulk berwarna abu kebiru-biruan,

dibentuk dari bahan utama batu kapur/gamping berkadar kalsium tinggi yang diolah

dalam tanur yang bersuhu dan bertekanan tinggi. Semen ini biasa digunakan sebagai

6

Page 7: PENELITIAN PENGAJARAN KUANTI

perekat untuk memplester. Semen ini berdasarkan prosentase kandungan

penyusunannya terdiri dari 5 (lima) tipe, yaitu tipe I sd. V.

-         semen putih (gray cement) adalah semen yang lebih murni dari semen abu dan

digunakan untuk pekerjaan penyelesaian (finishing), seperti sebagai filler atau

pengisi. Semen jenis ini dibuat dari bahan utama kalsit (calcite) limestone murni.

-         oil well cement atau semen sumur minyak adalah semen khusus yang digunakan

dalam proses pengeboran minyak bumi atau gas alam, baik di darat maupun di lepas

pantai.

-         mixed & fly ash cement adalah campuran semen abu dengan Pozzolan buatan

(fly ash). Pozzolan buatan (fly ash) merupakan hasil sampingan dari pembakaran

batubara yang mengandung amorphous silika, aluminium oksida, besi oksida dan

oksida lainnya dalam berbagai variasi jumlah. Semen ini digunakan sebagai

campuran untuk membuat beton, sehingga menjadi lebih keras.

            Semakin baik mutu semen maka semakin lama mengeras atau membatunya

jika dicampur dengan air, dengan angka-angka hidrolitas yang dapat dihitung dengan

rumus :

            (% SiO2 + % Al2O3 + Fe2O3) : (%CaO + %MgO)

Angka hidrolitas ini berkisar antara <1/1,5 (lemah) hingga >1/2 (keras sekali).

Namun demikian dalam industri semen angka hidrolitas ini harus dijaga secara teliti

untuk mendapatkan mutu yang baik dan tetap, yaitu antara 1/1,9 dan 1/2,15.

Semen Portland merupakan bentu halus yang diperoleh dengan menggiling

clinker yang didapat dari pembakaran suatu campuran yang baik dan merata antara

kapur, silica ,alumunium serta oxid bsi sehingga tercampur dengan batu gips sebagai

bahan tambahan dalam jumlah yang cukup bubuk tersebut bila dicampur dengan air,

sedang beberapa waktu dapat menjadi keras dan digunakan sebagai bahan ikat

hidrolik.

7

Page 8: PENELITIAN PENGAJARAN KUANTI

Jenis semen portland Penggunaan

C3S

(%)

C

C4S

(%)

C3A

(%)

C

C4SF

(%)

Jenis I

standar Bangunan beton

biasa

53 24 8 8

Jenis II

Modifikasi panas

hidrasi,ketahanan terhadap

sulfat sedang

Pembetonan

masal dan biasa

47 max

50

32 3 max

8

12

Jenis III

Cepat mengeras kekuatan

awal tinggi

Pembetonan di

musim dingin

58 16 8 8

Jenis IV

Panas hidrasi rendah Pembetonan

massal

Mempunyai

kadar C3A

dan C3S

tinggi

26 max

35

54 min

40

5 max

7

12

Jenis V

Tahan terhadap sulfat Air mengandung

sulfat / air laut

Kadar

rendah C3A

dan C3S

max 50 max 5

Semen putih

Beton putih

khusus

Kadar

rendah C3A

dan

C4AF,tggO

51 26 11 1

(sumber : subakti, A, 1995 )

b. Agregat

Beton adalah mineral yang tersusun dari semen, agregat dan air. Agregat

adalah butiran mineral alami atau buatan yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam

campuran mortar atau beton. Agregat ini menempati kira –kira 70% dari volume

mortar atau beton. Meskipun merupakan bahan pengisi agregat sangat berpengaruh

pada sifat – sifat beton. ( Tjokrodimulyo, K, 1996)

8

Page 9: PENELITIAN PENGAJARAN KUANTI

a) Agregat halus ,agregat halus dalam beton adalah pasir alam, pasir buatan atau

campuran keduanya. Batas gradasi agregat halus dapt dilihat dalam tabel

Lubang

ayakan (mm)

Porsen berat butir tanah yang lewat ayakan

1 2 3 4

10

4,8

2,4

1,2

0,6

0,3

0,15

100

90 – 100

60 – 95

30 – 70

15 – 34

5 – 20

0 – 10

100

90 – 100

75 – 100

55 – 90

35 – 59

8 – 30

0 – 10

100

90 – 100

85 – 100

75 – 100

60 – 79

12 – 40

0 – 10

100

95 – 100

95 – 100

90 – 100

80 – 100

15 – 100

0 – 100

(sumber : Tjokrodimulyo, K , 1996 )

Agregat halus diklasifikasikan sebagai butiran yang lebih kecil dari 5mm (3/16 in)

atau lolos saringan no 4 standart ASTM.

b) Agregat kasar, adalah agregat dengan butiran yang lebih dari 5mm (tertahan

di saringan no 4 standart ASTM) agregat kasar untuk brton dapat berupa

kerikil sebagai hasil disintegrasi alam dari batuan atau berupa batuan pecah.

Tabel batas gradasi kerikil

Lubang ayakan Persen berat butir yang lewat ayakan %

Besar butir maksimum (mm)

40 mm 20 mm

40

20

10

4,8

45 – 100

30 – 70

10 – 35

0 – 5

100

95 – 100

25 – 55

0 – 10

(sumber : Tjokrodimulyo, K, 1996)

c) Ukuran agregat adukan beton dengan tingkat kemudahan pengerjaan yang

sama atau dengan kekuatan yang sama, akan membutuhkan semen yag lebih

sedikit apabila dipakai butir – butir kerikil yang besar – besar, untuk

9

Page 10: PENELITIAN PENGAJARAN KUANTI

mengurangi jumlah semen sehingga biaya pembuatan beton berkurang

dibutuhkan ukuran butir – butir maksimum agregat yang sebesar – besarnya.

Dengan pertimbangan diatas, maka ukuran mksimum agregat umumnya

dipakai 10 mm, 20 mm, 30 mm, dan 40 mm.

d) Gradasi agregat adalah distribusi ukuran butiran dari agregat. Pada

pembuatan beton diperlukan suatu butiran dengan kemampuan yang tinggi,

karena volume pori sedikit akan membutuhkan bahan ikat yang sedikit pul.

e) Bentuk butiran agregat, bentuk butiran menurut Tjokrodimulyo dapat

dibedakan menjadi lima, yaitu :

Agregat bulat, mempunyai rongga udara minimum 33%.

Agregat bulat sebagian, mempunyai rongga lebih tinggi, yaitu berkisar

antara 35 – 38 %.

Agregat bersudut, mempunyai rongga udara berkisar antara 38 – 40 %.

Agregat pipih, adalah agregat yang ukurannya terkecil, butirannya

kurang dari 3/5 ukuran rata –ratanya.

Agregat memanjang, yaitu bila ukuran terbesar (yang tepanjang ) lebih

dari 9/5 ukuran rata –ratanya.

f) Kebersihan agregat – agregat pada umumnya tidak bebas dari bahan – bahan

yang keberadaannya mungkin memberikan pengaruh yang merugikan

terhadap kekuatan beton, kemudahan pengerjaan, keawetannya, dan

pemukaan beton yang jelek.

g) Kekuatan agregat, berikut ini daftar tabel agregat – agregat yang biasa digunakan

beserta kekuatan tekannya.

Jenis agregat Kekuatan tekan ( kg/cm2)

Granit

Falsit

Batu karang

Batu kapur

Batu pasir

Marmer

Quartist

2650 – 1180

5450 – 1240

3900 – 2000

2490 – 970

2490 – 460

2520 – 530

4380 – 1290

10

Page 11: PENELITIAN PENGAJARAN KUANTI

Gneiss

Schist

2430 – 970

3000 – 940

(sumber : Subakti, A, 1995)

h) Texture permukaan butiran,texture permukaan suatu sifat butir termasuk

halus, kasar, mengkilap atau kusam, tetapi berdasrkan pemeriksaan visual

butir agregat, texture permukaan agregat dapat dibedakan menjadi :

Sangat halus (glassy)

Berbutir (granisler)

Kasar

Berkristal

Berpori

Belubang – lubang

c. Air

Dalam campuran beton, air mempunyai dua fungsi yaitu untuk

memungkinkan reaksi kimia yan menyebabkan pengikatan dalam berlangsungnya

pengerasan serta sebagai pelicin campuran kerikil, pasir, dan semen, agar

memudahkan dalam pencetakan. Tujuan utama penggunaan air adalah agar terjadi

hidrasi, yaitu reaksi kimia antara semen dan air yng menyebabkan campuran ini

menjadi keras setelah lewat beberapa waktu tertentu.

Menurut Tjokrodimulyo (1996) kandungan air yang digunakan dalam

campuran beton sebaiknya memenuhi persyaratan berikut :

Tidak mengandung lumpur lebih dari 2 gram/liter.

Tidak mengandung garam yang dapat merusak beton lebih dari 15

gram/liter.

Tidak mengandung chorida (Cl) lebih dari 0,5 gram/liter.

Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram/liter.

11

Page 12: PENELITIAN PENGAJARAN KUANTI

d. Perawatan beton

Perawatan beton adalah suatu upaya untuk menjaga kualitas beton setelah

proses pengecoran/penuangan dari hal – hal yang merusak beton.

Tujuan perawatan beton di dalam PBI 871 bab 6.6 , yaitu untuk mencegah

pengeringan bidang – bidang beton yang mengurangi kebutuhan air selama proses

hidrasi semen. Pencegahan ini terutama pada awal hari (umur awal) sampai beton

berumur 14 hari.

e. Kekuatan tekan beton

Sifat pada umumnya lebih baik jika tekan lebih tinggi, dengan demikian

untuk meninjau mutu beton umumnya secara kasar ditinjau kuat tekannya saja.

Faktor – faktor yang mempengaruhi kuat tekan beton meliputi :

1) Faktor Air Semen

Faktor air semen merupakan faktor utama dalam menentukan kekuatan beton,

karena air diperlukan pada pembuatan beton agar terjadi ikatan kimia pada semen,

selain itu untuk membasahi agregat dan untuk melumas campuran agar mudah dalam

pengejaannya.

Menurut Edward G .Nawy (1991) faktor air semen merupakan ukuran

kekuatan beton, maka f.a.s ini kriteria yang utama dalam desain struktur beton pada

campuran,biasanya dinyatakan dalam perbandingan berat air terhadap berat semen

dengan campuran lebih lanjut Kardiyo mengatakan “ fektor air semen adalah

perbandingan antara berat air dan berat semen dalam campuran beton “ selanjutnya

Y Suhardhono menjelaskan “ f.a.s adalah perbandingan berat air seluruhnya yang

terkandung dalam beton dengan berat semen yang digunakan”

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa f.a.s merupakan

ukuran kekuatan beton yang didapat dari perbandingan antara berat air semen dalam

campuran beton.

12

Page 13: PENELITIAN PENGAJARAN KUANTI

2) Sifat Agregat

Untuk memperoleh kekuatan yang tinggi, maka diperlukan agregat yang kuat

yang melebihi kekuatan pastaya. Sifat agregat yang paling berpengaruh terhadap

kekuatan beton adalah kekerasan dan ukuran maksimum diameter.

3) Jenis Semen

Menurut puri (1982),terdapat lima jenis semen menurut kegunaannya ,yaitu :

Jenis I : Semen untuk penggunaan umum, tidak memerlukan

persyaratan khusus.

Jenis II : Semen untuk beton tahan sulfat dan mempunyai panas

hidrasi sedang.

Jenis III : Semen untuk beton dengan kekuatan awal tinggi (cepat

mengeras ).

Jenis IV : Semen untuk beton yang memerlukan panas hidrasi

rendah.

Jenis V : Semen untuk beton yang sangat tahan terhadap sulfat

4) Umur Beton

Kuat tekan beton bertambah sesuai dengan bertambahnya umur beton itu.

Kecepatan bertambahnya kekuatan beton tersebut sangat dipengaruhi oleh berbagai

faktor, antara lain : factor air semen dan suhu perawatan. Semakin tinggi suhu

perawatan semakin cepat kenaikan kekuatan betonnya, dan semakin tinggi faktor air

semen maka semakin lambat kenaikan kekuatan betonnya. (Tjokrodimulyo,K ,1996)

B. Kerangka Berfikir

Bahan – bahan dasar beton merupakan faktor yang sangat menunjang mutu

dan kualitas beton. Beton dengan mutu baik, kita dituntut untuk dapat merancang

perbandingan campuran beton untuk mendapatkan kualitas yang sebaik – baiknya,

campuran dasar dari beton terdiri dari dua bagian yaitu pasta semen dan agregat.

Selain itu juga mengandung udara dan bahan tambah bila diperlukan.

13

Page 14: PENELITIAN PENGAJARAN KUANTI

Pasta semen merupakan campuran semen Portland dan air yang berfungsi

mengikat agregat menjadi satu kesatuan yang kompak dan padat. Dengan pemilihan

jenis segmen yang benar, jumlah semen yang benar, akan mempengaruhi besarnya

kekuatan beton, tahan lama dan mudah pengerjaannya. Disamping jenis dan jumlah

semen, factor air semen, sifat agregat, umur beton juga mempengaruhi kekuatan

beton.

C. Hipotesis

Berdasarkan dari keterangan di atas dapat disimpulkan ada pengaruh yang

terjadi terhadap kuat tekan beton dengan pemakaian semen warna abu - abu dan

putih.

14

Page 15: PENELITIAN PENGAJARAN KUANTI

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Penelitian tentang uji banding kuat tekan beton dengan penggunaan seen

putih dan semen abu – abu dilakukan di laboratorium Fakultas Keguruan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret kampus Pabelan Jl.A Yani No.200 Surakarta

dan waktu penelitian direncanakan selama bulan Desember 2008 sampai selesai

B. Metode Penelitian

1) metode

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, teknik penulisan bersifat

deskripsi yaitu memberikan gambaran dan memaparkan secara jelas dari hasil

eksperimen di laboratorium pada sejumlah benda uji.

2) Peralatan Penelitian

Peralatan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

Saringan atau ayakan

Timbangan

Mesin penggetar saringan (Siever)

Desicator

Oven

Kerucut Abram’s

Kerucut Conus

Gelas ukur

Cetakan silinder beton

Volume tric flash

Mesin molen

Mesin uji tekan beton

3) Jalannya Penelitian

Tahap – tahap penelitian uji tekan beton antara lain :

15

Page 16: PENELITIAN PENGAJARAN KUANTI

Tahap I : Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam

penelitian.

Tahap II : Melakukan uji bahan dasar beton yang berupa agregat halus,

agregat kasar, semen dan air.

Tahap III : Merupakan tahap perencanaan campuran beton, pembuatan

benda,pengujian slump, dan perawatan sampai umur yang direncanakan.

Tahap IV : Melakukan uji terhadap benda uji yang berumur 3 hari, 7

hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari.

Tahap V : Hasil pengujian yang dilakukan pada tahap tiga dilakukan

analisa data. Analisa data merupakan pembahasan hasil penelitian kemudian

dari langkah – langkah tersebut dapat diambil kesimpulan.

16

Page 17: PENELITIAN PENGAJARAN KUANTI

Tahap I

Tahap II

Tahap III

Tahap IV

Tahap V

Diagram alir tahapan penelitian

17

perbaikan

Persiapan alat dan penyediaan bahan

Semen airpasir Batu pecah

Uji bahanKadar lumpur

Analisa ayakan

Specific gravity

Absorption

Kandungan organik

Slump test

Pembuatan adukan beton

Rencana campuran (mix design)

Uji bahan Analisa ayakan

Specific gravity

Absorption

Berat volume satuan

perbaikan

Pengujian kuat tekan beton

Perawatan (curing)

Pembuatan benda uji

Kesimpulan / saran

Analisa data

Page 18: PENELITIAN PENGAJARAN KUANTI

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini terbatas, maksudnya hanya khusus pada

sejumlah benda ujji silinder dengan ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Jumlah

populasi yang akan diteliti sebanyak 60 buah benda uji.

2. Sampel

Jumlah sampel diambil dari seluruh populasi yang ada yaitu sebanyak 60

buah benda uji, dengan perincian sebagai berikut :

Semen Putih Semen abu –abu

f.a.s Diuji pada umur f.a.s Diuji pada umur

0,45

0,55

3 hari ,7 hari, 14 hari, 21 hari,

28 hari

3 hari, 7 hari, 14 hari,21 hari,

28 hari

0,45

0,55

3 hari, 7 hari, 14 hari, 21 hari,

28 hari

3 hari, 7 hari, 14 hari,21 hari,

28 hari

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Sumber data dikelompokkan mnjadi dua yaitu :

Data primer : Data yang diperoleh dari pengujian benda uji kuat tekan

beton.

Data sekunder : Data yang diperoleh dari membaca dan mempelajari buku –

buku yang berkaitan dengan peaksanaan penelitian.

2. Teknik Mendapat Data

Untuk mendapatkan data kuat tekan beton dilakukan percobaan pada

sejumlah benda uji dengan menggunakan alat uji kuat tekan beton yaitu mesin UTM

18

Page 19: PENELITIAN PENGAJARAN KUANTI

E. Teknik analisa data

Untuk mengetahui besar kuat tekan beton yang timbul dari masing – masing

benda uji menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan

b : Kuat tekan beton dari masing – masing benda uji (Mpa)

P : Beban tekan (N)

F : Luas penmpang (mm2)

Untuk menghitung kuat tekan rata – rata menurut PBI.71

Keterangan :

: Jumlah kuat tekan rata – rata

N : Jumlah benda uji

P : Beban tekan ( N )

19

Page 20: PENELITIAN PENGAJARAN KUANTI

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,1971, Peraturan Beton Bertulang Indonesia, N.1-2 1971, Departemen

Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Direktorat Jenderal Cipta Karya,

Direktorat Penyelesaian Masalah Bangunan, Bandung.

Anonim ,1982, Persyaratan Umum Bangunan di Indonesia (PBUI - 1982),

Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung.

Anonim ,1988, Pedoman Penulisan Skripsi, UNS Press, Surakarta.

Sutomo,1988, Metodologi Riset II, UNS Press, Surakarta.

Soehardono,Y,1977, Struktur Beton I, UNS Press, Surakarta.

Murdock,L,J. dan K.M,Brook,1991, Bahan dan Praktek Beton, Terjemahan

Nindorko, Erlangga, Jakarta.

Sagel ,R, Kole,P dan Gideon, N,K,1994, Pedoman Pengerjaan Beton, Berdasaran

SK – SNI – 15- 1991- 03,Seri 2, Erlangga, Jakarta.

Subakti, A, 1995, Teknlogi Beton Dalam Praktek, Institut Teknologi SepuluH

Nopember, Surabaya.

Tjokrodimulyo, K, 1996, Teknologi Beton, PT.Nafitri, Yogyakarta

20