“CIU DAN KEMATIAN MASSAL DI SALATIGA, STUDI ATAS KORBAN MINUMAN KERAS OPLOSAN DI SALATIGA”. Laporan penelitian Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kriminologi Dosen Pengampu : M. Yusuf Khummaini, MH Disusun Oleh: MAZID RAHMAN (21107003) M. FUAD RIZA (21107005) HADAENA MU’ARIFAH (21107010) JURUSAN SYARI’AH
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
“CIU DAN KEMATIAN MASSAL DI SALATIGA, STUDI ATAS
KORBAN MINUMAN KERAS OPLOSAN DI SALATIGA”.
Laporan penelitian
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah KriminologiDosen Pengampu : M. Yusuf Khummaini, MH
Disusun Oleh:MAZID RAHMAN (21107003)M. FUAD RIZA (21107005)HADAENA MU’ARIFAH (21107010)
JURUSAN SYARI’AH
PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSIYYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah
Manusia merupakan makhluk yang tidak mungkin bisa untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya sendiri, mereka pasti memerlukan manusia lain untuk pemenuhan kebutuhan
tersebut, oleh karena itulah manusia melakukan interaksi, dari sinilah manusia berubah
menjadi makhluk social.
Untuk menjamin keteraturan interaksi itu manusia mengadakan sebuah kontrak social
yang dapat menjamin hak-hak serta kewajiban manusia dalam berinteraksi sehingga
kehidupan mereka akan lebih terjaga. Kontrak social paling kecil akan membentuk suatu
keluarga dan kontrak social paling besar akan membentuk apa yang dinamakan dengan
Negara.
Negara menurut J.J. Rosseau seperti yang dikutip oleh Ahmad Suhelmi(2007:253)
merupakan sebuah produk perjanjian social. Individu-individu dalam masyarakat sepakat
untuk menyerahkan sebagian hak-hak, kebebasan dan kekuasaan yang dimilikinya demi
sebuah kekuasaan bersama. Kekuasaan bersama ini yang kelak kemudian bernama Negara,
kedaulatan rakyat, kekuasaan Negara atau istilah-istilah lain yang identik denganya. Negara
berdaulat karena mandat dari rakyat. Negara diberi mandat oleh rakyat untuk mengayomi,
mengatur, dan menjaga keamanan diri maupun harta benda mereka. Dalam kontrak social
terbesar ini suatu golongan besar masyarakat memberikan janjinya untuk patuh dan tunduk
terhadap golongan kecil lainya(birokrat/penguasa) dengan konsekuensi penguasapun akan
memenuhi kewajibanya untuk mengayomi, melindungi dan menciptakan keamanan dan
kesejahteraan masyarakat.
Kebutuhan tiap manusia sendiri berbeda-beda dari suatu daerah dengan daerah lain,
hal ini dapat diakibatkan oleh beberapa factor seperti letak geofrafis, social, budaya,
ekonomi, agama dan lainya. Perbedaan-perbedaan inilah yang membuata Negara tidak
mungkin untuk mengontrol seluruh kebijakanya dari pusat. Oleh karena itu Negara dalam hal
ini membagi wilayah kekuasaannya dalam berbagai daerah teritorial baru dibawah kekuasaan
pusat, di Indonesia wilayah kekuasaan ini sering disebut juga sebagai propinsi. Dalam suatu
propinsi sendiri juga terdiri dari berbagai macam unsur masyarakat sehingga dibentuklah
wilayah kekuasaan dibawah propinsi yang disebut dengan kabupaten ataub kotamadya.
Dibawah kabupaten dan kotamadya sendiri masih ada wilayah kekuasaan berupa kecamatan
dan desa/kelurahan dibawahnya.
Setiap daerah memiliki kebijakan otonomi daerahnya sendiri-sendiri, akan tetapi
semakin rendah wilayah kekuasaan maka semakin sedikit pula otonomi yang diperoleh.
Seperti otonomi yang diperoleh desa tentu akan lebih kecil dari otonomi dari kecamatan, hal
ini dapat difahami dikarenakan desa sendiri harus tunduk dari kebijakan hasil otonomi dari
kecamatan
Kotamadya memiliki tingakatan kekuasaan yang sama dengan kabupaten, akan tetapi
kotamadya memiliki keistimewaan yang berbeda dengan kabupaten, biasanya hal tersebut
dikarenakan kotamadya memiliki sejarah, kondisi ekonomi serta politik yang berbeda dengan
daerah lainya. Seperti halnya Salatiga, memiliki kelebihan daerah lain dari unsur sejarah,
kebudayaan, ekonomi serta kerukunan umat beragama yang lebih kaya dari daerah lain.
Religiusitas masyarakat salatiga sendiri dapat terlihat dari banyaknya masjid-masjid, gereja-
gereja, lembaga keagamaan, universitas Islam/non Islam, kegiatan keagamaan rutin serta
banyak hal lainya. Sedangkan dalam kerukunan umat beragama dapat dilihat dengan
besarnya toleransi umat beragama di Salatiga, tidak adanya bentrokan kepentingan umat
beragama, serta bangunan-bangunan masjid dan gereja yang berhadap-hadapan dan berdiri
kokoh tanpa adanya fanatisme beragama yang berlebihan. Dari hal-hal tersebut dapat dilihat
kedewasaan masyarakat Salatiga dalam bidang beragama.
Oleh karena itu tidak heran pula jika pemerintah Kota Salatiga memiliki slogan
HATTI BERIMAN selain mewakili kondisi masyarakat Salatiga tersebut, slogan tersebut
juga merupakan sebuah harapan dan motivasi yang besar bagi masyarakat Salatiga untuk
selalu meningkatkan tingkat religiusitas keagamaanya.
Akan tetapi, pada pertengahan tahun lalu terjadi peristiwa yang sangat mengejutkan di
kota ini, sebanyak 180 orang dinyatakan tewas oleh cius(minuman keras oplosan) jumlah
tersebut adalah jumlah yang diketahui belum jumlah lain yang masih belum terdata ataupun
korban yang masih dapat hidup. Hal ini tentu sangat kontradiktif dengan persepsi pemerintah
kota Salatiga dengan semboyan HATTI BERIMANnya. Terlebih pada akhirnya pemerintah
Salatiga seolah menutup-nutupi kenyataan ini dari pemberitaan luar. Hal ini menimbulkan
pertanyaan apakah kondisi keagamaan masyarakat Salatiga sudah mengalami pergeseran
sehingga slogan HATTI BERIMAN tersebut layak untuk digugat kenyataanya. Oleh karena
itulah peneliti melakukan penelitian ini dengan judul “CIU DAN KEMATIAN MASSAL DI
SALATIGA, STUDI ATAS KORBAN MINUMAN KERAS OPLOSAN DI SALATIGA”.
1.2 Fokus Penelitian/Rumusan Masalah
Terkait dengan latar belakang masalah di atas, permasalahan utama yang akan dikaji
dalam penelitian ini dipertajam dalam pertanyaan sebagai berikut:
1. Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan korban meminum ciu/minuman keras
oplosan?
2. Diantara faktor-faktor yang ada manakah yang paling dominan?
3. Bagaimanakah reaksi masyarakat sekitar akan adanya korban ciu tersebut?
1.3 Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai beriktu:
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan korban meminum
ciu/minuman keras oplosan
2. Untuk mengetahui factor paling dominan yang menyebabkan korban meminum
ciu.
3. Untuk mengetahui reaksi masyarakat sekitar akan adanya korban ciu tersebut
1.4 Kegunaan penelitian/signifikasi penelitian
Penelitian ini berguna untuk menemukan solusi alternative dalam
mengahadapi problem-problem social. Penelitian ini juga berguna untuk para peminat
studi keislaman, agar mereka mengetahui seberapa besar tantangan Agama Islam
dalam mengahadapi perubahan masyarakat yang terjadi secara terus menerus.
1.7 Metode Penelitian
1.7.1 Jenis Penelitian dan pendekatan
Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif, dengan menggunakan pendekatan
filosofis, interpretasi realitas dengan menghindari detail-detail persoalan lain yang bukan
merupakan fokus pembahasan.
1.7.2 Kehadiran peneliti
Penelitian ini bersifat observasi
1.7.3 Lokasi Penelitian
Penelitian ini bertempat di dusun Banjaran RT 07 RW 07 Mangun Sari, Kecamatan
Kota Salatiga, Jawa Tengah.
1.7.4 Kebutuhan dan sumber data
Jenis data yang digunkan dalam penelitian ini adalah:
a. Data primer : data hasil observasi, dokumentasi dan wawancara
b. Data sekunder : data hasil telaah pustaka
1.7.5 Analisis data
Adapun analisis atas data dilakukan setelah proses pengumpulan data selesai, diawali
dengan proses reduksi/seleksi datauntuk mendapatkan informasi yang lebih terfokus pada
rumusan persoalan yang ingin dijawab oleh peneliti ini, kemudian disusul oleh proses
diskripsi yakni menyusun data itu menjadi sebuah teks naratif. Pada saat penyusunan teks
naratif inilah dilakukan analisis data dan dibangun teori-teori yang siap untuk diuji kembali
kebenaranya dengan tetap berpegang teguh pada pendekatan filosofis, setelah proses
deskripsi selesai barulah dilakukan proses penyimpulan. mendapatkan hasil yang akurat
kemudian dibuatlah sebuah teks naratif kedua berupa laporan akhir penelitian.
1.7.7 Tahapan-Tahapan Penelitian
Penelitian ini melewati tahap-tahap sebagai berikut:
1. Pengumpulan data
2. Pemilihan data yang sesuai dengan fokus pembahasan
3. Pemilihan data yang valid
4. Analisis awal
5. Penyusunan teks dan penarikan kesimpulan awal
6. Analisis kesimpulan adakah data yang kurang valid dimasukkan
7. Penyusunan teks dan laporan akhir penelitian
BAB II
PAPARAN DATA
3.1 Monografi daerah kelurahan Mangunsari
3.1.1 Jumlah penduduk berdasarkan usia
Jumlah penduduk kelurahan Mangunsari adalah 16.423, dengan kelompok usia 0-4 tahun
sebanyak 1.417, 5-9 sebanyak 1.384, 10-14 sebanyak 1525, 15-19 sebanyak 1.784, 20-24
sebanyak 1.587, 25-29 sebanyak 2.327, 30-39 sebanyak 2.109, 40-49 sebanyak 1.804, 50-59
sebanyak 1.395, >60 sebanyak 1.053.
3.1.2 Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian
Buruh tani sebanyak 97, Pengusaha sebanyak 209, Buruh Industri sebanyak 3.456, Buruh
Bangunan sebanyak 1.967, pedagang sebanyak 2.289, Pengangkutan sebanyak 719,
PNS/ABRI sebanyak 1.081, pensiunan sebanyak 936, lain-lain sebanyak 2.221.
3.1.3 Jumlah penduduk berdasarkan pendidikan
Tamatan akademi/sarjana sebanyak 1.019, tamatan SLTA sebanyak 4.346, tamatan SLTP
sebanyak 3.352, tamatan SD sebanyak 3.046, tidak tamat SD sebanyak 567, belum tamat SD
sebanyak 2.023, tidak sekolah sebanyak 747.
3.1.4 Jumlah penduduk berdasarkan agama
Kelurahan Mangunsari yang terdiri dari 8 RW ini memiliki penduduk Islam sebanyak 11.371,
Kristen Katholik sebanyak 1.614, Kristen Protestan sebanyak 3.274, Budha sebanyak 20,