2
BAB I
PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang
Pada hakekatnya sebuah penelitian adalah pencarian jawaban dari
pertanyaan yang ingin diketahui jawabannya oleh peneliti.
Selanjutnya hasil penelitian akan berupa jawaban atas pertanyaan
yang diajukan pada saat dimulainya penelitian. Untuk menghasilkan
jawaban tersebut dilakukan pengumpulan, pengolahan dan analisis
data dengan menggunakan metode tertentu. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa satu ciri khas penelitian adalah bahwa penelitian
merupakan proses yang berjalan secara terus-menerus hal tersebut
sesuai dengan kata aslinya dalam bahasa inggris yaitu research,
yang berasal dari kata re dan search yang berarti pencarian
kembali.
Biasanya, begitu seorang peneliti mendapatkan ide adanya masalah
atau pertanyaan tertentu, maka pada saat itu juga seorang peneliti
mungkin sudah mempunyai jawaban sementara atas masalah itu. Dengan
demikian seorang peneliti harus berfikir : Apakah masalah yang
sedang terjadi, apakah pertanyaan yang ingin dicari jawabnya, atau
apakah hipotesis yang akan diuji. Dalam melakukan penelitian,
berbagai macam metode digunakan seiring dengan rancangan penelitian
yang digunakan. Beberapa pertanyaan yang perlu dijawab dalam
menyusun rancangan penelitian diantaranya adalah: Pendekatan apa
yang akan digunakan, metode penelitian dan cara pengumpulan data
apa yang dapat digunakan dan bagaimana cara menganalisis data yang
diperoleh.
Yang perlu diperhatikan bahwa sifat masalah akan menentukan
cara-cara pendekatan yang sesuai, dan akhirnya akan menentukan
rancangan penelitiannya.Salah satunya adalah penelitian yang
bersifat analitik. Penelitian analitik merupakan penelitian yang
mencari hubungan antar-variabel. Ada pendapat lain mengatakan
bahwa, penelitian analitik yakni penelitian yang mencari hubungan
kausal, termasuk uji klinis dan studi etiologi. Penelitian
merupakan suatu hal yang erat hubungannya di bidang kedokteran.
Adapun cara seperti untuk mengetahui penyebab penyakit, faktor-
faktor yang berhubungan dengan suatu kondisi, ataupun ingin
mengetahui insidens atau prevalensi dari suatu penyakit memerlukan
suatu penelitian. Salah satunya yang banyak digunakan adalah
penelitian analitik baik dalam jenis observasional maupun
interverensional. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui apa yang
dimaksud, manfaat, ciri-ciri, langkah-langkah dalam
melaksanakannya, serta keuntungan dan kerugian dari penelitian
analitik, sehingga nantinya dapat berguna dalam kehidupan mendatang
baik bermanfaat secara umum, IPTEK, maupun teoritis dalam
perkembangan ilmu di dunia kedokteran. 1.2 Tujuan
Dalam pembelajaran modul 3 ini, mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan dan memahami mulai dari definisi, manfaat, ciri-ciri,
langkah-langkah serta keuntungan dan kerugian dari:
1. Case-control/kasus-kontrol2. Cohort/kohor3. Cross
sectional1.3 Manfaat
Dengan mempelajari penelitian analitik yang terdapat pada modul
ini, maka dapat menjadi bekal bagi mahasiswa serta pembaca sebagai
tambahan pengetahuan serta berguna sebagai dasar dari teori dalam
menghadapi kehidupan klinik dan masa setelah menjadi dokter. BAB
II
ISI2.1 Skenario
Diabetes mellitus is strongly associated with tuberculosis in
Indonesia
Authors: Alisjahbana, B.; van Crevel, R.; Sahiratmadja, E.; den
Heijer, M.; Maya, A.; Istriana, E.; Danusantoso, H.; Ottenhoff, T.
H. M.; Nelwan, R. H. H.; van der Meer, J. W. M.
Source: The International Journal of Tuberculosis and Lung
Disease, Volume 10, Number 6, June 2006 , pp. 696-700(5)
Publisher: International Union Against Tuberculosis and Lung
Disease
Abstract: SETTING: Diabetes mellitus is a known risk factor for
tuberculosis (TB), but no studies have been reported from
South-East Asia, which has a high burden of TB and a rapidly
growing prevalence of diabetes.
OBJECTIVE: To examine if and to what extent diabetes is
associated with an increased risk of TB in an urban setting in
Indonesia.
DESIGN: Case-control study comparing the prevalence of diabetes
mellitus (fasting blood glucose level >126 mg/dl) among newly
diagnosed pulmonary TB patients and matched neighbourhood
controls.
RESULTS: Patients and control subjects had a similar age (median
30 years) and sex distribution (52% male), but malnutrition was
more common among TB patients (median body mass index 17.7 vs. 21.5
kg/m2). HIV infection was uncommon (1.5% of patients). Diabetes
mellitus was present in 60 of 454 TB patients (13.2%) and 18 of 556
(3.2%) control subjects (OR 4.7; 95% CI 2.78.1). Adjustment for
possible confounding factors did not reduce the risk estimates.
Following anti-tuberculosis treatment, hyperglycaemia reverted in a
minority (3.7%) of TB patients. CONCLUSION: Diabetes mellitus is
strongly associated with TB in young and non- obese subjects in an
urban setting in Indonesia. This may have implications for TB
control and patient care in this region.
Keywords: Indonesia; case-control study; diabetes mellitus type
2; pulmonary; relative odds; tuberkulosis
Diabetes melitus sangat berhubungan dengan tuberkulosis di
Indonesia
Penulis : Alisjahbana , B. ; van Crevel , R. ; Sahiratmadja , E.
; den Heijer , M. ; Maya, A. ; Istriana , E. ; Danusantoso , H. ;
Ottenhoff , T. H. M. ; Nelwan , R. H. H. ; van der Meer , J. W. M.
Sumber : The International Journal of Tuberculosis and Lung Disease
, Volume 10 , Nomor 6 , Juni 2006, hlm 696-700 ( 5 ) Penerbit :
International Union Against Tuberculosis dan Lung Disease
Abstrak : SETTING : Diabetes melitus merupakan faktor risiko
yang telah diketahui untuk tuberkulosis (TB) , tetapi belum ada
penelitian telah dilaporkan dari Asia Tenggara, di mana memiliki
beban TB tinggi dan prevalensi diabetes yang berkembang pesat.
TUJUAN : Untuk menguji apakah dan sejauh apa diabetes
berhubungan dengan peningkatan risiko TB di perkotaan di Indonesia
.
DESAIN : Studi kasus - kontrol membandingkan prevalensi diabetes
melitus (kadar glukosa darah puasa > 126 mg / dl ) di antara
pasien yang baru didiagnosis TB paru dan kontrol tetangganya yang
dipasangkan.
HASIL : Pasien dan subyek kontrol memiliki usia (median 30
tahun) dan distribusi seks (52% laki-laki) yang sama, tapi
malnutrisi lebih umum pada pasien TB (indeks massa tubuh rata-rata
17,7 vs 21,5 kg/m2 ). Infeksi HIV tidak umum (1,5% dari pasien).
Diabetes melitus ditemukan pada 60 dari 454 pasien TB (13,2%) dan
18 dari 556 (3,2%) pada subyek kontrol (OR 4,7, 95% CI 2,7-8,1).
Penyesuaian terhadap variabel pengganggu tidak mengurangi estimasi
risiko. Setelah pengobatan anti-TB, jumlah penderita hiperglikemia
menurun pada sebagian kecil (3,7%) pasien TB.
KESIMPULAN : Diabetes melitus sangat berhubungan dengan TB pada
dewasa muda dan non-obesitas di perkotaan di Indonesia. Hal ini
mungkin memiliki implikasi untuk pengendalian TB dan perawatan
pasien di daerah ini .
Kata kunci: Indonesia ; studi kasus - kontrol; diabetes mellitus
tipe 2 ; paru ; odds ratio; tuberkulosis
Teks lengkap dapat diunduh di http://goo.gl/Vtev9q2.2 Step 1
Identifikasi Istilah
1. Studi kasus kontrol: jenis metode penelitian yang melibatkan
pengamatan dari suatu populasi atau sampel dengan cara
retrospektif.
2. Confidence interval: Interval estimate parameter populasi dan
digunakan untuk menunjuk keandalan berpikiran
3. Prevalensi: proporsi penduduk yang ditemukan memiliki
penyakit atau masalah kesehatan terhadap seluruh penduduk4. Odds
ratio: ukuran besar efek, yang menggambarkan kekuatan hubungan
(asosiasi) antara dua variabel dikotom5. Faktor risiko: variabel
yang terkait dengan peningkatan risiko penyakit
6. Implikasi: hubungan langsung atau konsekuensi dari
sesuatu
7. Variabel penggangu: variable yang dapat mempengaruhi dalam
kata lain dapat memperkuat dan memperlemah hubungan antara variabel
dependen dan independen.
2.3 Step 2 Identifikasi Masalah
1. Kapan digunakan Kasus Kontrol?
2. Apa ciri ciri Kasus Kontrol?
3. Apa manfaat Kasus Kontrol?4. Apa keuntungan dan kerugian
Kasus Kontrol?5. Bagaimana melakukan Kasus Kontrol?6. Apa metode
penelitian analitik lainnya selain Kasus Kontrol?7. Mengapa
penyesuaian terhadap variabel pengganggu tidak mengurangi estimasi
risiko?2.4 Step 3 Analisis Masalah1. Digunakan saat efek (penyakit
atau status kesehatan) diidentifikasi pada saat ini, kemudian
faktor risiko diidentifikasi adanya atau terjadinya pada waktu yang
lalu.2. Ciri cirinya yaitu
a. Bersifat Retrospektif
b. Diawali dengan kelompok kasus dan bukan kelompok kontrol
c. Terdapat hipotesis spesifik yang harus diuji statistik
d. Resiko terpajan kasus dan kontrol sama
e. Yang dibandingkan adalah pengalaman terpajan faktor risiko
dari kasus dan kontrol
f. Memperkuat hubungan sebab akibat
g. Pengukuran besarnya risiko relatif hanya berdasarkan atas
perkiraan perhitungan odds ratio3. Manfaatnya yaitu
a. Sangat efisien untuk penyakit yang jarang
b. Dapat mengetahui sebab akibat dari kasus yang baru
dijumpai
c. Bermanfaat untuk penyakit dengan fase laten yang panjang
4. Penelitian case control mempunyai kelebihan sebagai berikut
Lebih murah dan lebih cepat, dibandingkan desain analitik lain.
Bermanfaat untuk mempelajari penyakit dengan periode laten yang
panjang. Bermanfaat untuk mempelajari kasus yang jarang, karena
subyek dipilih berdasar status penyakitnya. Berguna untuk
investigasi berbagai pajanan secara simultan.Sedangkan
kekurangannya adalah
Tidak sesuai untuk mengevaluasi pajanan yang jarang, kecuali
jumlah subyek sangat banyak . Penghitungan insiden penyakit pada
kelompok yang terpajan dan tidak terpajan tidak dapat dilakukan,
kecuali penelitian case-control yang dilakukan population-based.
Hubungan antara pajanan dan penyakit hanya sementara
Rentan terhadap bias.5. Protokol penelitiannya adalah : a.
Identifikasi variabel penelitian .b. Menetapkan subjek penelitian
populasi dan sampel .c. Identifikasi kasus .d. Pemilihan subjek
sebagai kontrol .e. Melakukan pengukuran retrospektif. f. Melakukan
analisis dengan membandingkan proporsi antara variabel objek
penelitian dengan variabel kontrol. 6. Selain kasus kontrol
terdapat penelitian analitik kohort dan cross sectional7. Karena
risiko relatif tidak termasuk dalam perhitungan (rumus) estimasi
kasus.2.5 Step 4 Strukturisasi Konsep
2.6 Step 5 Sasaran Pembelajaran
Mempelajari Definisi, c iri cirri, manfaat, keuntungan dan
kerugian, protokol dari:1. Case Control/ Kasus Kontrol2.
Cohort/kohort3. Cross-sectional2.7 Step 6 Belajar Mandiri
Pada tahap belajar mandiri ini, kami akan mencari dan menelaah
referensi untuk mendapatkan penjelasan mengenai Learning Objective
yang telah dicapai. Proses belajar mandiri di wajibkan terhadap
setiap individu kelmpok.2.8 Step 7 Sintesis
1. CASE-CONTROL / KASUS KONTROLDEFINISIPenelitian kasus-kontrol
merupakan penelitian epidemiologis analitik observasional yang
menelaah hubungan antara efek (Penyakit atau kondisi kesehatan)
dengan faktor risiko tertentu. Penelitian ini dapat dipergunakan
untuk menilai berapa besarkah peranan suatu faktor risiko dalam
kejadian penyakit.
Pada studi kasus-kontrol di mulai dengan identifikasi pasien
dengan penyakit tertentu ( yang disebut dengan kasus) dan kelompok
tanpa efek ( disebut kontrol), kemudian secara retrospektif
ditelusuri faktor risiko yang dapat menerangkan mengapa kasus
terkena efek, sedangkan kontrol tidak.
MANFAATStudi kasus-kontrol dapat memberikan sumbangan yang
bermakna dalam berbagai aspek kedokteran klinis, terutama bagi
penyakit-penyakit atau kondisi yang jarang atau amat jarang
ditemukan, seperti kebanyakan kasus keganasan. Secara umum,
penelitian ini sangat bermanfaat dalam hal:1. Sangat efisien untuk
penelitian pada penyakit yang jarang terjadi. Dalam hal ini,
penelitian kohor tidak efisien karena membutuhkan waktu yang lama
dengan jumlah pengamatan yang besar.
2. Bermanfaat untuk mengetahui sebab-akibat pada
penyakit-penyakit yang baru yang sebelumnya pernah ditemukan.3.
Bermanfaat pada penelitian penyakit dengan fase laten yang panjang.
Misalnya pada hubungan antara rokok dan karsinoma paru.
CIRI-CIRI1. Merupakan penelitian observasional yang bersifat
retrospektif yang berarti mengikuti perjalanan penyakit ke arah
belakang berdasarkan urutan waktu atau dari AKIBAT ke SEBAB.
2. Penelitian diawali dengan kelompok kasus yaitu penderita
penyakit yang akan diteliti dan kelompok bukan penderita sebagai
kontrol.
3. Kelompok kontrol digunakan untuk memperkuat adanya hubungan
sebab akibat.
4. Pada penelitian kasus kontrol terdapat hipotesis spesifik
yang akan diuji secara statistik.
5. Kelompok kontrol mempunyai risiko terpajan yang sama dengan
kelompok kasus.
6. Pada penelitian kasus-kontrol, yang dibandingkan ialah
pengalaman terpajan oleh faktor risiko antara kelompok kasus debgan
kelompok kontrol.
7. Pengukuran besarnya resiko relatif hanya didasarkan pada
perkiraan melalui perhitungan odds ratio.
Tahap-tahap penelitian case control ini adalah sebagai
berikut:
a. Identifikasi variabel-variabel penelitian (faktor risiko dan
efek)
b. Menetapkan objek penelitian (populasi dan sampel)
c. Identifikasi kasus
d. Pemilihan subjek sebagai control
e. Melakukan pengukuran retrospekstif (melihat ke belakang)
untuk melihat faktor risiko
f. Melakukan analisis dengan membandingkan proporsi antara
variabel-variabel objek penelitian dengan variabel-variabel
kontrol
Contoh sederhana: penelitian ingin membuktikan hubungan antara
malnutrisi (kekurangan gizi) pada anak balita dengan perilaku
pemberian makanan oleh ibu.Tahap pertama
Mengidentifikasi variabel dependen (efek) dan variabel-variabel
independen (faktor risiko)
-variabel dependen: malnutrisi
-variabel independen: perilaku ibu dalam memberikan makanan
-variabel independen lain: pendidikan ibu, pendapatan keluarga,
jumlah anak, dan sebagainya
Tahap kedua
Menetapkan objek penelitian, yaitu populasi dan sampel
penelitian. Objek penelitian di sini adalah pasangan ibu dan anak
balitanya. Namun demikian perlu dibatasi pasangan ibu dan balita
daerah mana yang menjadi populasi dan sampel penelitian ini.
Tahap ketiga
Mengidentifikasi kasus, yaitu anak balita yang menderita
malnutrisi. Yang dimaksud kasus di sini adalah anak belita yang
memenuhi kriteria malnutrisi yang telah ditetapkan, misalnya berat
per uurnya kurang dari 75% standar Harvard. Kasus diambil dari
populasi yang telah ditetapkan.
Tahap keempat
Pemilihan subjek sebagai kontrol, yaitu pasangan ibu-ibu dengan
anak balita mereka. Pemilihan kontrol hendaknya didasarkan kepada
kesamaan karakteristik subjek pada kasus. Misalnya ciri-ciri
masyarakatnya, sosial ekonominya, letak geografisnya, dan
sebagainya. Pada kenyataannya memang sulit untuk memilih kelompok
kontrol yang mempunyai karakteristik yang sama dengan kelompok
kasus. Oleh sebab itu sebagian besar ciri-ciri tersebut kiranya
dapat dianggap mewakili.
Tahap kelima
Melakukan pengukuran secara retrospektif, yaitu dari kasus (anak
balita yang malnutrisi) itu diukur atau ditanyakan kepada ibunya
dengan menggunakan metode recall mengenai perilaku atau kebiasaan
memberikan makanan kepada anaknya. Recall di sini maksudnya
menanyakan kepada ibu anak balita kasus tentang jenis-jenis makanan
serta jumlahnya yang diberikan kepada anak balita selama periode
tertentu. Biasanya menggunakan metode 24 jam (24 hours recall).
Tahap keenamMelakukan pengolahan dan analisis data. Analisis
data dilakukan dengan membandingkan proporsi perilaku ibu yang baik
dan yang kurang baik dalam hal memberikan makanan kepadaa anaknya
pada kelompok kasus, dengan proporsi perilaku ibu yang sama pada
kelompok kontrol. Dari sini akan diperoleh bukti atau tidak adaya
hubungan antara perilaku pemberian makanan dengan malnutrisi pada
anak balita.Keuntungan dan KerugianKeuntungan
1. Metode penelitian kasus-kontrol sangat sesuai untuk
penelitian penyakit yang jarang terjadi atau penyakit dengan fase
latenyang panjang, misalnya hubungan antara rokok dan karsinoma
paru atau hubungan kontrasepsi oral dan karsinoma payudara.
2. Pelaksanaan penelitian kasus-kontrol relatif lebih cepat
dibandingkan penelitian kohor karena penelitian diawali dengan
kelompok penderita tanpa harus menunggu insidens seperti pada
penelitian kohor.
3. Biaya yang dibutuhkan untuk mengadakan penelitian
kasus-kontrol relatif lebih kecil dibandingkan dengan mengadakan
penelitian kohor.
4. Perkiraan besarnya sampel yan dibutuhkan pada penelitian
kasus-kontrol lebih kecil dibandingkan dengan penelitian kohor.
5. Metode penelitian kasus-kontrol tidak dipengaruhi faktor
etisseperti pada penelitian eksperimental karena apa dan penelitian
kasus-kontrol intervensi tidak dilakukan oleh peneliti.
6. Data yang ada dapat dimanfaatkan, terutama bila penelitian
dilakukan dengan basis rumah sakit.
7. Dapat digunakan sebagai penelitian pendahuluan terhadap
penyakit yang belum diketahui penyebabnya.
Kerugian
Disamping beberapa keuntungan yang telah disebutkan, penelitian
kasus kontrol juga mempunyai kerugian.
1. Data tentang pengalaman terpajan oleh faktor risiko diperoleh
dari hasil wawancara dengan mengingat kejadian masa lalu yang lama
hingga dapat menimbulkan recall bias sedangkan data yang berasal
dari rekam medis sering tidak lengkap.
2. Validasi terhadap informasi yang diperoleh sulit bahkan tidak
mungkin dilakukan.
3. Pengendalian terhadap faktor perancu(confounding factors)
sulit dilakukna dengan lengkap.
4. Kadang-kadang sulit untuk mendapatkan kelompok kontrol yang
sesuai dengan tujuan penelitian.
Penelitian kasus-kontrol tidak dapat digunakan untuk mengukur
insidens dan tidak sesuai untuk mengadakan evalluasi hasil
pengobatan.
2. COHORT/KOHOR DEFINISIPenelitian Kohor adalah rancangan
penelitian epidemiologi analitik observasional yang mempelajari
hubungan antara paparan dan penyakit, dengan cara membandingkan
kelompok terpapar dan kelompok tidak terpapar berdasarkan status
penyakit. Penelitian kohor disebut juga penelitian prospektif yang
merupakan salah satu penelitian longitudinal dengan mengikuti
proses perjalanan penyakit ke depan berdasarkan urutan waktu.
Penelitian Kohor bertujuan mencari adanya hubungan sebab akibat
dengan membandingkan insidens penyakit pada kelompok studi yg
terpajan oleh faktor risiko dgn insidens penyakit pada kelompok
yang tidak terpajan oleh fakto risiko sebagai kontrol.
MANFAATBerdasarkan tujuannya penelitian kohor bermanfaat sebagai
berikut.
1. Penelitian kohor dapat digunakan untuk mengetahui
perkembangan normal (ontogenik) yang terjadi dengan berjalannya
waktu karena intervensi yang dilakukan oleh alam berupa waktu.
Misalnya, mempelajari pertumbuhan dan perkembangan anak selama 5
tahun sejak dilahirkan.2.Penelitian ini dapat pula digunakan untuk
mempelajari timbulnya penyakit secara alamiah akibat pemajanan
(patogenik) yang dilakukan oleh orang yang bersangkutan secara
sengaja, misalkan merokok atau tidak sengaja memakan makanan atau
minuman yang tercemari bakteri patogen. Misalnya mempelajari
hubungan antara rokok dan penyakit jantung koroner atau mempelajari
terjadinya kejadian luar biasa pada keracunan makanan.3.Penelitian
kohor dapat digunakan untuk mempelajari perjalanan klinis suatu
penyakit (patogresif), misalnya perkembangan penyakit karsinoma
payudara.4.Rancangan penelitian ini dapat digunakan untuk
mempelajari hubungan sebab-akibat.CIRI-CIRI
1. Bersifat observasional
2. Pengamatan dilakukan dari sebab ke akibat
3. Disebut sebagai studi insidens
4. Terdapat kelompok kontrol
5. Terdapat hipotesis spesifik
6. Dapat bersifat prospektif ataupun retrospektif
7. Untuk kohor retrospektif, sumber datanya menggunakan data
sekunder
LANGKAH LANGKAH
Secara garis besar, protokol penelitian kohor terdiri dari
kegiatan-kegiatan sebagai berikut.
1. Pertanyaan penelitian.
2. Tujuan penelitian.
3. Hipotesis penelitian.
4. Menentukan polulasi studi dan kriteria subjek studi.
5. Menentukan kelompok kohor dan kelompok kontrol.
6. Menentukan insidens.
7. Perkiraan besar sampel.
8. Mengadakan pengamatan dan pencatatan insidens.
9. Analisis data.
KEUNTUNGAN
Penelitian kohor mempunyai beberapa keuntungan sebagai
berikut.
1. Penelitian prospektif dapat digunakan untuk menguji hipotesis
tentang hubungan faktor risiko yang diperkirakan sebagai penyebab
timbulnya suatu penyakit dengan akibatnya.
2. Dapat digunakan untuk menghitung rate insidens secara
langsung.
3. Dapat digunakan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang
terjadi dengan berjalannya waktu atau perjalanan penyakit
alamiah.
4. Dapat digunakan untuk menghitung besarnya risiko kelompok
terpajan dan kelompok tidak terpajan hingga dapat dihitung resiko
atrubut dan risiko relatif atau population atributable rate
(PAR).
5. Dapat bersifat deskriptif, misalnya, pengalaman pengobatan
dengan obat baru yang dicacat kemudian dianalisis.
6. Penelitian kohor dapat digunakan untuk mempelajari berbagai
efek terhadap suatu pajanan hingga dapat diperoleh informasi yang
lebih mendalam.
KERUGIAN
Di samping beberapa keuntungan di atas, penelitian kohor juga
mempunyai beberapa kerugian sebagai berikut.
1. Pada umumnya, penelitian prospektif membutuhkan waktu yang
sangat lama, misalnya penelitian hubungan antara gaya hidup dengan
timbulnya berbagai macam karsinoma di Jepang membutuhkan waktu 16
tahun atau penelitian tentang hubungan antara alkohol dengan
hemorrage stroke yang membutuhkan waktu 12 tahun.
2. Membutuhkan biaya dan tenaga yang besar. Sebagai akibat dari
besarnya sampel yang dibutuhkan dan lamanya penelitian, dibutuhkan
biaya yang besar dan untuk mengadakan pengamatan dibutuhkan lebih
banyak tenaga.
3. Lamanya pengamatan dan kemajuan yang pesat dalam bidang
kedokteran mengakibatkan perubahan pada masalah yang dihadapi
sehingga hasil penelitian jadi tidak relevan.
4. Tidak efesien untuk penyakit yang jarang terjadi atau
penyakit dengan fase laten yang panjang.
5. Sering kali sering sulit untuk menpertahankan subjek studi
agar tetap dalam penelitian, terutama bila pengamatan dilakukan
berulang-ulang dan membutuhkan waktu yang lama karena penderita
menjadi bosan.
3. CROSS SECTIONALDEFINISISurvey cross-sectional ialah suatu
penelitian utnuk mempelajari korelasi antara faktor-faktor risiko
dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan
data sekaligus pada suatu saat. Penelitian cross sectional ini
sering juga disebut penelitian transversal, dan sering digunakan
dalam penelitian-penelitian epidemiologi. TUJUAN DAN MANFAAT
1. Tujuan Utama untuk mencari prevalensi satu atau beberapa
penyakit tertentu yang terdapat di masyarakan seperti pada studi
deskriptif, tetapi pada keadaan tertentu, dan dapat juga digunakan
untuk memperkirakan insidensi.
2. Memperkirakan adanya hubungan sebab-akibat pada
penyakit-penyakit dengan perubahan yang jelas.
3. Dapat digunakan tuntuk menghitung besarnya risiko tiap
kelompok, risiko relatif dan risiko atribut.CIRI-CIRICiri-ciri
penelitiancross sectional yaitu sebagai berikut :a. Pengumpulan
data dilakukan pada satu saat atau satu periode tertentu dan
pengamatan subjek studi hanya dilakukan satu kali selama satu
penelitian.b. Perhitungan perkiraan besarnya sampel tanpa
memperhatikan kelompok yang terpajan atau tidak.c. Pengumpulan data
dapat diarahkan sesuai dengan kriteria subjek studi. Misalnya
hubungan antaraCerebral Blood Flowpada perokok, bekas perokok dan
bukan perokok.d. Tidak terdapat kelompok kontrol dan tidak terdapat
hipotesis spesifik.e. Hubungan sebab akibat hanya berupa perkiraan
yang dapat digunakan sebagai hipotesis dalam penelitian analitik
atau eksperimental.Langkah-langkah pada studi cross-sectional
:Protokol penelitiannya adalah :
a. Mengidentifikasi variabel yang akan diteliti
b. Menetapkan subjek penelitian atau populasi dan sampelnya.
c. Melakukan pengumpulan data, observasi atau pengukuran
terhadap variabel dependen, independen dan variabel yang
dikendalikan secara bersamaan dalam satu waktu
d. Mengolah dan menganalisis data dengan cara membandingkan
antara variabel independen dan variabel dependen
1. Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis yang
sesuai
Dalam studi cross-sectional analitik, hendaklah dikemukakan
hubungan antar variabel yang diteliti. Misalnya, apakah terdapat
hubungan antara tingkat pendidikan orangtua dengan kejadian
enuresis pada anaknya.
2. Mengidentifikasi variabel bebas dan tergantung
Perlu ditetapkan definisi operasional yang jelas mana yang
termasuk dalam faktor risiko yang diteliti (variabel independen),
faktor risiko yang tidak diteliti, serta efek yang dipelajari
(variabel dependen).
3. Menetapkan subjek penelitian
4. Melaksanakan pengukuran
5. Melakukan analisisKEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
Kelebihan :
1. Desain ini relatif mudah, murah, dan hasilnya dapat cepat
diperoleh.
2. Memungkinakan penggunaan populasi dari masyarakat umum, tidak
hanya pasien
yang mencari pengobatan, dengan demikian maka generalisasinya
cukup memadai.
3. Dapat dipakai untuk meneliti banyak variabel sekaligus.
4. Jarang terancam loss to follow up (drop out).
5. Dapat dimasukkan kedalam tahapan pertama suatu penelitian
kohor atau eksperimen tanpa atau dengan sedikit menambah biaya.
6. Dapat dipakai sebagai dasar penelitian selanjutnya yang
bersifat lebih konklusif.
Kekurangan :
1. Sulit untuk menentukan sebab dan akibat karena pengambilan
data resiko dan efek
dilakukan pada satu saat yang bersamaan.
2. Studi prevalens lebih banyak menjaring subjek dengan masa
sakit yang panjang
daripada yang mempunyai masa sakit yang pendek, karena individu
yang cepat
sembuh atau cepat meninggal mempunyai kesempatan yang lebih
kecil untuk
terjaring.
3. Dibutuhkan jumlah subjek yang cukup banyak terutama bila
variabel yang dipelajari banyak.
4. Tidak menggambarkan perjalanan penyakit, insidens, maupun
prognosis.
5. Tidak praktis untuk meneliti kasus yang sangat jarang,
misalnya kanker lambung.
6. Mungkin terjadi bias prevalens atau bias insidens karena efek
suatu faktor resiko
selama periode tertentu dapat disalahtafsirkan sebagai efek
penyakit.Keunggulan dan kelemahanKeunggulan
a. Mudah dilaksanankan
b. Sederhana
c. Efektif dalam hal waktu
d. Hasil dapat diperoleh dengan cepat
e. Tidak perlu ada kontrol yang spesifik
Kelemahan
a. Diperlukan subjek penelitian yang besar
b. Tidak dapat menggambarkan perkembangan penyakit secara
akurat
c. Tidak valid untuk meramalkan suatu kecenderungan
d. Kesimpulan korelasi antara faktor risiko dengan faktor efek
paling lemah dibandingkan design penelitian analitik yang lain.BAB
IIIPENUTUP3.1 Kesimpulan
Penelitian analitik merupakan suatu penelitian yang mencari
hubungan kausal, termasuk uji klinis dan studi etiologi..
Penelitian ini sendiri digolongkan menjadi dua jenis yaitu
penelitian intervensional yang merupakan desain penelitian yang
mengeksplorasi hubungan antara intervensi dan outcome dan
penelitian observasional yang merupakan desain penelitian yang
menghubungkan antara faktor risiko dan penyakit, serta bersifat
tidak melakukan intervensi atau manipulasi faktor-faktor yang
diteliti tapi hanya mengamati kejadian alamiah dan menjelaskan
hasil observasinya serta hubungan antar faktor.
Penelitian observasional sendiri terdiri dari tiga macam:
1. Penelitian case-control/kasus control: Penelitian
epidemiologis analitik observasional yang menelaah hubungan antara
efek (Penyakit atau kondisi kesehatan) dengan factor risiko
tertentu. Penelitian ini lebih bersifat retrospektif atau melihat
dari kejadian yang sudah ada (akibat-sebab)
2. Penelitian cohort/kohort: penelitian epidemiologi analitik
observasional yang mempelajari hubungan antara paparan dan
penyakit, dengan cara membandingkan kelompok terpapar dan kelompok
tidak terpapar berdasarkan status penyakit. Penelitian ini lebih
bersifat prospektif atau melihat kedepan (sebab-akibat)3.
Penelitian cross-sectional: penelitian utnuk mempelajari korelasi
antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan,
observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat. .
Penelitian cross sectional ini sering juga disebut penelitian
transversal.
3.2 SaranDengan memahami LO yang didapat, penulis menyarankan
pembaca dapat termotivasi untuk mendalami materi yang kami ulas,
sehingga nantinya saat diklinik atau rotasi klinik para mahasiswa
dapat menerapkannya. Mengingat masih banyaknya kekurangan dari
kelompok kami, baik dari segi diskusi kelompok, penulisan tugas
tertulis dan sebagainya, untuk itu kami mengharapkan kritik dan
sarannya.
Intervensi
Observasi
komparatif
Cross sectional
Seri kasus
Studi kasus
Penelitian Analitik
Penelitian Deskriptif
Penelitian Kuantitatif
Penelitian Kualitatif
Pendekatan Kualitatif/ Kuantitatif
Desain Penelitian
Tujuan Penelitian
Identifikasi Masalah
Pendekatan Deskriptif/Analitik
ANALISIS
22