Page 1
PENELITIAN AGAMA DAN KEAGAMAAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliahMetodelogi Studi Islam yang di ampu oleh Ibu Minati
Maulida, M.Si
Disusun oleh :
1. Atika Zurmila NIM.20132144452. Dhini Asrianing Ilmania NIM.20132144583. Kisma Novia Fitri NIM.2013214468
PROGRAM SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
Page 2
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2014
A. Pendahuluan1. Latar Belakang
Sebenarnya penelitian agama sudah dilakukan
beberapa abad yang lalu, namun hasil penelitiannya
masih dalam bentuk aktual atau perbuatan saja belum
dijadikan sebagai ilmu. Setelah bertambahnya gejala-
gejala agama yang berbentuk sosial dan budaya ,
ternyata penelitian dapat di jadikan sebagai ilmu yang
khusus dalam rangka menyelidiki gejala-gejala agama
tersebut. Perkembangan penelitian agama pada saat ini
sangatlah pesat karena tuntutan-tuntutan kehidupan
sosial yang selalu mengalami perubahan.Kajian-kajian
agama memerlukan relevansi dari kehidupan sosial
berlangsung.Permasalahan-permasalahan seperti inilah
yang mendasari perkembangan penelitian-penelitian agama
guna mencari relevansi kehidupan sosial dan agama.
Dewasa ini penelitian agama diisi dengan penjelasan
mengenai kedudukan penelitian agama dalam konteks
penelitian pada umumnya, elaborasi mengenai penelitian
agama dan penelitian keagamaan dan konstruksi teori
penelitian keagamaan.Dari beberapa penjelasan singkat
Page 3
tersebut maka pemakalah perlu mengkaji secara rinci
terhadap penjelasan tersebut.
2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Penelitian Agama dan
Keagamaan ?
2. Bagaimana perbedaan antara penelitian agama dan
penelitian keagamaan ?
3. Bagaimana konstruksi teori penelitian agama ?
4. Bagaimana bentuk model-model penelitian keagamaan
itu ?
B. Pembahasan1. Arti Penelitian Agama
1Secara semantik, penelitian atau riset berasal
dari kata reyang berarti kembali dan to search yang
berarti mencari, memahami, mengkaji, mencari jawaban,
dll.Riset juga bisa dimaknai sebagai upaya manusia
1
Page 4
untuk mencari kebenaran atau yang di anggap disepakati
sebagai kebenaran (tepat).Hillway (1956) mengatakan
bahwa penelitian adalah suatu metode studi yang
dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati
dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga di
peroleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut.
Dengan demikian , research (riset) penyelidikan secara
cermat dan sistematis bertujuan untuk menemukan,
mengembangkan, dan menguji kebenaran terhadap suatu
persoalan.
Penelitian sebagai ilmu menggunakan metode ilmiah
dalam arti penemuan, pengembangan atau pengujian
kebenaran dilakukan dengan cara mengumpulkan dan
menganalisis data (informasi) secara teliti, jelas,
sistematik dan dapat dipertanggungjawabkan secara
epistemologis. Karena itu, kesahihan, validitas dan
realibitas antara pernyataan dan kenyataan, antara data
dan fakta, dan antara emik dan etik menjadi isu sentral
dalam metode penelitian.
Atas dasar hal tersebut di atas menurut Wasito,
metode penelitian mempunyai ciri sebagai berikut :
pertama, bersifat ilmiah, artinya harus melalui
prosedur yang sistematik dengan menggunakan pembuktian
yang meyakinkan berupa fakta yang diperoleh secara
objektif (baik menurut subjek peneliti maupun subjek
yang diteliti) ; kedua, merupakan suatu proses yang
Page 5
berjalan terus menerus, sebab hasil suatu penelitian
selalu dapat disempurnakan lagi. Bahkan terhadap kitab
suci Al-Qur’an yang merupakan wahyu yang terakhir
(final revelation) pun harus diadakan penelitian ulang,
misalnya menyangkut aspek kesejarahannya, berbagai
versi bacaannya, dan pemahaman kaum muslimin
terhadapnya.
Konsep penelitian agama bisa menimbulkan beberapa
pengertian.Pertama, penelitian agama berarti mencari
agama atau mencari kembali kebenaran suatu agama atau
dalam rangka menemukan agama yang di anggap paling
benar.Dalam pengertian ini, penelitian agama berarti
mencari kebenaran substansi agama sebagaimana dilakukan
para nabi, pendiri, atau pembaru suatu
agama.Pengembaraan intelektual Ibrahim untuk mencari
Tuhan yang bukan buatan manusia (benda yang di
Tuhankan), pencarian kebenaranoleh Budha Gautama dan
pencarian hadis yang benar oleh para ahli hadis adalah
bagian dari upaya manusia mencari agama yang
benar.Pengertian ini bisa di persoalkan karena dalam
perspektif agama samawi, agama itu bukan hasil
penelitian manusia, melainkan given dari Tuhan melalui
wahyu yang di terima para Rosul Nya. Persoalan
berikutnya adalah : Siapakah yang menentukan
kebenaran ? Bukankah agama itu sendiri sebuah kebenaran
? Bukankah meneliti itu terdorong oleh hasrat yang
Page 6
normatif padahal agama adalah sumber segala norma ?
Dengan berbagai pertanyaan ini, dan mungkin alasan-
alasan lainnya, sebagian ulama/tokoh agama menolak
gagasan penelitian agama.Bagi mereka, agama adalah
realitas sosial yang final, tidak perlu dipersoalkan
lagi.Agama bagi mereka bukan untuk diteliti melainkan
untuk dipelajari, diambil barakah-nya dan hikmahnya,
kemudian diamalkan dan dipertahankan.
Kedua, penelitian agama berarti metode untuk
mencari kebenaran agama atau usaha untuk menemukan dan
memahami kebenaran agama sebagai realitas empiris dan
bagaimana penyikapan terhadap realitas tersebut. Disini
agama sebagai subject mater atau sasaran penelitian.
Secara metodelogis, agama dijadikan sebagai fenomena
yang riil, betapapun mungkin terasa agama itu abstrak :
metode studi Al-Qur’an (dirasah al-qur’an), metode studi
hadis (dirasah al-hadis), metode studi fiqih (ushul fiqih),
filsafat agama, sejarah agama, perbandingan agama, dan
sebagainya. Dengan kata lain, metodelogi penelitian
agama dalam pengertian kedua ini adalah metode studi
agama sebagai doktrin yang melahirkan ilmu-ilmu
keagamaan (religionwissenscaft). Penelitian agama sebagai
doktrin berfokus pada substansi ajaran agama yang
didasari oleh keyakinan atas kebenaran agama itu
sendiri. Sebab, sebuah realitas sosial dianggap sebagai
Page 7
norma-norma suci yang mengingat perilaku apabila norma
itu disakralkan dan diyakini dari Tuhan.
Ketiga, penelitian agama berarti meneliti fenomena
sosial yang ditimbulkan oleh agama dan penyikapan
masyarakat terhadap agama.Yang pertama yaitu fenomena
sosial yang ditimbulkan oleh agama berupa struktur
sosial, pranata sosial, dan dinamika masyarakat. Agama
yang memiliki dimensi intelektual,spiritual,mistikal,
dan institusional, menurut Abdullah adalah landasan
terbentuknya suatu “masyarakat kognitif”. Artinya,
agama merupakan awal dari terbentuknya suatu komunitas
atau kesatuan hidup yang diikat oleh keyakinan akan
kebenaran hakiki yang sama, yang memungkinkan
berlakunya suatu patokan pengetahuan yang sama pula.
Dengan demikian, pengertian dari penelitian agama
itu sendiri yaitu pengkajian akademis terhadap agama
sebagai realitas sosial, baik berupa teks, pranata
sosial yang lahir atau sebagai perwujudan kepercayaan
suci. Dengan kata lain, penelitian agama adalah
pengkajian akademis terhadap ajaran dan keberagamaan
(religiosity).
2. Perbedaan Penelitian Agama Dan Keagamaan
Page 8
2Metode sering dikaitkan dengan kata-kata research
atau penelitian, pengumpulan data atau cara memperoleh
informasi, analisis data atau pendekatan, dan lain-lain
lagi.
Penelitian adalah upaya mempelajari suatu masalah
untuk menemukan jawaban atas masalah tersebut serta
prinsip-prinsip umum berdasarkan data-data yang
terkumpul.Penelitian ini bersifat sistematis, bersifat
empiris, tekontrol, serta objektif.Untuk melaksanakan
penelitian diperlukan suatu langkah penelitian.Langkah-
langkah penelitian secara minimal dapat ditetapkan
dalam enam langkah. (1) Merumuskan permasalahan secara
jelas; (2) Menentukan sumber informasi, baik yang
bersifat primer maupun yang bersifat sekunder; (3)
Mengumpulkan metode pengumpulan data dan cara
memperoleh informasi; (4) Melaksanakan penelitian; (5)
Mengolah data; (6) Menuyusun laporan. Apabila langkah-
langkah penelitian ini telah dilalui secara prosedural,
secara teoritis, peneliti itu telah melakukan kegiatan
secara ilmiah.
Agama merupakan salah satu aspek atau unsur
kehidupan yang harus dimiliki oleh manusia yang ada di
dunia ini. Di dalam agama terdapat petunjuk tentang
bagaimana cara menjalin hubungan dengan tuhan, cara
menjalin hubungan dengan sesama manusia, dan cara2 Suprayogo Imam, Metodelogi Penelitian Sosial-Agama, Bandung :PT
REMAJA ROSDAKARYA,2003
Page 9
menjalin hubungan dengan alam yang kita tempati. Agama
secara bahasa berasal dari kata sangkrit. Kata itu
tersusun dari dua kata, a artinya tidak dan gam
artinya pergi, jadi agama artinya tidak pergi, tetap
ditempat, diwarisi secara turun temurun. Sedangkan
secara istilah, kaum agamawan mendifinisikan agama
sebagai suatu peraturran Tuhan yang mendorong jiwa
seseorang yang mempunyai akal untuk memegang peraturan
Tuhan diatas pilihannya sendiri untuk mencapai kebaikan
hidup dan kebahagiaan di akhirat. 3Sampai sekarang,
istilah penelitian agama dan penelitian keagamaan belum
diberi batas yang tegas. Penggunaan istilah penelitian
agama sering juga dimaksudkan mencakup penelitian
keagamaan dan begitu sebaliknya, salah satu contoh
yang diungkap oleh M.Atho Muzar adalah pernyataan A.
Mukti Ali yang ketika membuka program pelatihan agama
(PLPA) menggunakan kedua istilah tersebut dengan arti
yang sama.
Atho Mudzar mengukip pendapat Middleton, guru besar
antropologi di New York University.Middleton
berpendapat bahwa penelitian agama berbeda dengan
penelitian keagamaan.Penelitian agama lebih
mengutamakan pada materi agama, sehingga sasarannya
terletak pada elemen pokok, yaitu ritus,mitos dan
magic. Sedangkan penelitian keagamaan lebih
3Metodelogi Studi Islam.http://Andasayabisa.blogspot.com .20/06/12
Page 10
mengutamakan pada agama sebagai sistem atau sistem
keagamaan. M.Atho Mudzar mengutamakan bahwa untuk
penelitian agama yang sasarannya adalah agama sebagai
doktrin, pintu bagi pengembangan suatu metode
penelitian tersendiri sudah terbuka dan sudah ada yang
pernah merintisnya. Sedangkan untuk penelitian
keagamaan yang sasarannya agama sebagai gejala sosial,
kita tidak perlu membuat metodelogi penelitian
sendiri.Ia cukup meminjam metodelogi penelitian sosial
yang telah ada.
Sedangkan menurut pandangan Juhaya S.Pratja,
penelitian agama adalah penelitian tentang asal-usul
agama dan pemikiran serta pemahaman penganut ajaran
agama tersebut terhadap ajaran yang terkandung
didalamnya.Dan penelitian keagamaan adalah penelitian
tentang praktik-praktik ajaran agama yang dilakukan
oleh manusia secara individual dan kolektif.
3. Konstruksi Teori Penelitian Agama4Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia,
W.J.S.Poerwadarminta mengartikan konstruksi sebagai
cara membuat (menyusun) bangunan-bangunan (jembatan dan
sebagainya), dan dapat pula berarti susunan dan4Pengertian “Konstruksi Teori” Penelitian Agama.http://buanyakilmu.blogspot.com. 05/2009
Page 11
hubungan kata di kalimat atau di kelompok kata.
Sedangkan teori berarti pendapat yang dikemukakan
sebagai suatu keterangan mengenai suatu peristiwa
(kejadian), dan berarti pula asas-asas dan hukum-hukum
umum yang dasar suatu kesenian atau ilmu
pengetahuan.Selain itu, teori dapat pula berarti
pendapat, cara-cara, dan aturan-aturan untuk melakukan
sesuatu.
Selanjutnya, dalam ilmu penelitian teori-teori itu
pada hakikatnya merupakan pernyataan mengenai sebab
akibat atau mengenai adanya suatu hubungan positif
antara gejala yang diteliti dari satu atau beberapa
faktor tertentu dalam masyarakat, misalnya kita ingin
meneliti gejala bunuh diri.Emile Durkheim (seorang ahli
sosiologi Perancis kenamaan) mengatakan adanya hubungan
positif antara lemah dan kuat nya integrasi sosial dan
gejala bunuh diri.Dari pengertian-pengertian tersebut,
kita dapat memperoleh suatu kesimpulan bahwa yang
dimaksud dengan konstruksi teori adalah susunan atau
bangunan dari suatu pendapat, asas-asas atau hukum-
hukum mengenai sesuatu yang antara satu dengan yang
lainnya saling berkaitan, sehingga membentuk suatu
bangunan.
Adapun penelitian berasal dari kata teliti yang
artinya cermat, seksama, pemeriksaan yang dilakukan
secara seksama dan teliti, dan dapat pula berarti
Page 12
penyelidikan.Tujuan pokok dari kegiatan penelitian ini
adalah mencari kebenaran-kebenaran objektif yang
diperoleh tersebut kemudian digunakan sebagai dasar
atau landasan untuk pembaruan, perkembangan atau
perbaikan dalam masalah-masalah teoritis dan praktis
bidang-bidang pengetahuan yang bersangkutan.Dengan
demikian, penelitian mengandung arti upaya menemukan
jawaban atas sejumlah masalah berdasarkan data-data
yang terkumpul.
Berikutnya, sampailah kita kepada pengertian
agama.Telah banyak ahli-ahli ilmu pengetahuan seperti
antropologi, psikologi, sosiologi, dan lainnya yang
mencoba mendefinisikan agama. R.R Maret salah seorang
ahli antropologi Inggris, menyatakan bahwa agama adalah
yang paling sulit dari semua perkataan untuk
didefinisikan karena agama adalah yang paling sulit
dari semua perkataan untuk didefinisikan karena agama
adalah menyangkut lebih dari pada hanya pikiran, yaitu
perasaan dan kemauan juga, dan dapat memanifestasikan
dari menurut segi-segi emosionalnya walaupun idenya
kabur. Harun Nasution menyebutkan adanya empat unsur
penting yang terdapat dalam agama, yaitu : 1.) unsur
kekuatan gaib yang dapat mengambil bentuk dewa, tuhan,
dan lainnya 2.) unsur keyakinan manusia bahwa
kesejahteraannya di dunia ini dan hidupnya di akhirat
nanti amat tergantung kepada adanya hubungan baik
Page 13
dengan kekuatan gaib yang dimaksud 3.) unsur respond
yang bersifat emosional dari manusia yang dapat
mengambil bentuk perasaan takut, cinta, dan sebagainya
4.)unsur paham adanya yang kudus ( sacred) dan suci
yang dapat mengambil bentuk kekuatan gaib.
4. Model-model Penelitian Agama5Model-model penelitian keagamaan disesuaikan
dengan perbedaan antara penelitian agama dan penelitian
hidup keagamaan.Djamari menjelaskan bahwa kajian
sosiologi agama adalah dengan menggunakan metode
ilmiah. Pengumpulan data dan metode yang digunakan
antara lain :
1. Analisis Sejarah
Tujuan penelitian sejarah adalah untuk membuat
rekonstruksi masa lampau secara sistimatis dan
obyektif ,dengan cara
mengumpulkan ,mengevaluasi,memverifikasi serta
mensistematisasikan bukti bukti untuk menegakan
fakta dan memperoleh kesimpulan yang
kuat.Penelitian ini memilki ciri”sbb:1.bergantung
kepada daya yang diobservasi orang lain daripada
yang di observasi oleh peneliti sendiri.2.Harus5Risnaldi, Corak dan Model Keagamaan.http://risnaldisbkr.blogspot.com. 20/01/13
Page 14
tertib,ketat,sistimatik dan tuntas dan bukan
sekedar megkoleksi informasi-informasi yangtak
layak,tak reliable danberat sebelah .3.Bergantung
pada data primer dan data skunder.,data primer
diperoleh dari sumber primer kejadian kejadian yang
dituliskan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari
sumber sekunder,yaitu peneliti melaporkan hasil
observasi orang lain yang satu kali atau lebih
telah lepas dari kejadiaan aslinya .4.Harus
melakukan kritik ekternal dan kritik
internal.Kritik ekternal menanyakan apakah
dokumenitu autentik atau tidak ,apakah data
tersebut akurat atau relevan;sedangkan kritik
internal harus menguji motif,berat sebelah dsb.
Dalam hal ini, sejarah hanya sebagai metode
analisis atas dasar pemikiran bahwa sejarah dapat
menyajikan gambaran tentang unsur-unsur yang
mendukung timbulnya suatu lembaga, dan pendekatan
sejarah bertujuan untuk menemukan inti karakter
agama dengan meneliti sumber klasik sebelum
dicampuri yang lain. Seperti halnya agama islam,
sejarah mencatat bahwa ia adalah agama yang
diturunkan melalui Nabinya yaitu Muhammad SAW
berdasarkan kitab sucinya yaitu Al-qur’an yang
ditulis dengan bahasa arab. Islam diturunkan bukan
untuk satu bangsa saja melainkan untuk seluruh
Page 15
bangsa secara universal. Sedangkan agama lain ada
yang hanya diturunkan untuk satu bangsa saja yaitu
untuk ras yahudi saja.
Pendekatan sejarah dalam memahami agama dapat
membuktikan apakah agama itu masih tetap pada
orisinalitasnya seperti ketika ia baru muncul atau
sudah bergeser jauh dari prinsip-prinsip utamanya.
Bila hal itu dihubungkan dengan agama islam maka ia
dapat dimasukkan pada kategori agama yang bertahan
konsisten dengan ajaran seperti pada masa awalnya.
Menurut ahli perbandingan agama seperti A. Mukti
Ali, apabila kita ingin memahami sebuah agama maka
kita harus mengidentifikasi lima aspek yaitu konsep
ketuhanan, pembawa agama atau nabi, kitab suci,
sejarah agama, dan tokoh-tokoh terkemuka agama
tersebut.
2. Analisis Lintas Budaya
Analisis lintas budaya bisa diartikan dengan ilmu
antropologi, karena dilihat dari definisi
antropologi sendiri secara sederhana dapat
dikatakan bahwa antropologi mengkaji kebudayaan
manusia.
Islam sebagai agama yang dibawa oleh nabi Muhammad
SAW sampai saatnya kini telah melalui berbagai
dimensi budaya dan adat-istiadat.Masing-masing
negeri memiliki corak budayanya masing-masing dalam
Page 16
mengekspresikan agamanya. Karena itu dari segi
antropologi kita dapat memilah-milah mana bagian
islam yang merupakan ajaran murni dan mana ajaran
islam yang bercorak lokal budaya setempat.
3. Eksperimen
Penelitian yang menggunakan eksperimen agak sulit
dilakukan dalam penelitian agama.Namun, dalam
beberapa hal, eksperimen dapat dilakukan dalam
penelitian agama.Misalnya untuk mengevaluasi
perbedaan hasil belajar dari beberapa model
pendidikan agama.Penelitian ini dilakukan untuk
menyelidiki kemungkinan sebab akibat dengan cara
mengenakan kepada satu atau lebih kelompok
eksperimental dan memperbandingkan hasilnya dengan
satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenal
kondisi perlakuannya. Contohnya penelitian yang
dilakukan untuk menyelidiki pengaruh dua metode
mengajar sejarah pada murid murid kelas III SMA
sebagai fungsi ukuran (besara dan kecil)dan taraf
integensi murid(tinggi,sedang dan rendah)dengan
cara menempatkan guru secara random
(acak)berdasarkan intelegensi ,ukuran kelas dan
metode mengajar.Ciri-cirinya antara lain :
1.) Menuntut pengaturan variabel dan kondisi
kondisi ekperimental secara tertib ketat, baik
Page 17
dengan kontrol maupun manipulasi langsung maupun
denganmenggunakan pengaturan secara acak.
2.) Secara khas menggunakan kelompok kontrol
sebagai garis dasar untuk membandingkan dengan
kelompok - kelompok yang di kenal perlakuan
eksperimental.
4. Observasi Partisipatif
Dengan partisipasi dalam kelompok, peneliti dapat
mengobservasi perilaku orang-orang dalam konteks
religius. Baik diketahui atau tidak oleh orang yang
sedang diobservasi. Dan diantara kelebihannya
yaitu memungkinkannya pengamatan simbolik antar
anggota kelompok secara mendalam.Adapun
kelemahannya yaitu terbatasnya data pada kemampuan
observer.
5. Riset Survei dan Analisis Statistik
Penelitian survei dilakukan dengan penyusunan
kuesioner, interview dengan sampel dari suatu
populasi. Sampel bisa berupa organisasi keagamaan
atau penduduk suatu kota atau desa. Prosedur
penelitian ini dinilai sangat berguna untuk
memperlihatkan korelasi dari karakteristik
keagamaan tertentu dengan sikap sosial atau atribut
keagamaan tertentu.
Penelitian survey dapat digunakan paling kurang
untuk tujuh tujuan:
Page 18
1.) Digunakan untuk maksud penjagaan (eksploratif)
2.) Untuk menggambarkan (deskriftif)
3.) Untuk penjelasan (explanatory)atau
penegasan(conformatory) yakni untuk menjelaskan
hubungan kausal dan pengujian hipotesis.
4.) Untuk keperluan penilaian(evaluasi)
5.) Untuk prediksi atau meramalkan kejadian
kejadian yang mungkin akan timbul dimasa
mendatang .
6.) Untuk digunakan sebagai bahan atau landasan
bagi penelitian yang lebih bersifat oprasional.
7.) Sebagai upaya untuk mengembangkan indiKator-
indikator sosial.
6. Analisis Isi
Dengan metode ini, peneliti mencoba mencari
keterangan dari tema-tema agama, baik berupa
tulisan, buku-buku khotbah, doktrin maupun
deklarasi teks, dan lainnya.
7. Penelitian Kasus dan Lapangan
Tujuan penelitian kasus dan penelitian lapangan
adalah untuk mempelajari secara intensif tentang
latar belakang keadaan sekarang dan interaksi
lingkungan sesuatu unit sosisal,
individu,kelompok,lembaga atau masyarakat .Ciri-
cirinya antara lain :1.Penelitian kasus adalah
penelitian mendalam mengenai unit social tertentu
Page 19
yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan
terorganisasi dengan baik mengenai unit
tersebut ;2.Dibanding dengan studi survey yang
cenderung meneliti sejumlah kecil variabel pada
unit sampel yang besar,studi kasus cenderung untuk
meneliti jumlah unit yang kecil,tetapi mengenai
variable-variabel dan kondisi kondisi yang besar
jumlahnya.
Penelitian penelitian sangat berguna terutama untuk
informasi latarbelakang guna perencanaan penelitian
yang lebih besar dalam ilmu ilmu sosial.Data yang
diperoleh dari penelitian penelitian kasus
memberikan contoh contoh yang berguna untuk memberi
ilustrasi mengenai penemuan- penemuan yang
digeneralisasi dengan statistic.
Adapun kelemahannya antara lain karena fokusnya
terbatas pada unit- unit yang sedikit
jumlahnya,penelitian kasus itu terbatas sifat
representatifnya . Studi ini tidak memungkinkan
generalisasi pada populasinya,sebelum penelitian
lanjutan yang berfokus pada hipotesis-hipotesis
tertentu dan mengunakan sampel yang layak selesai
dikerjakan.
8. Penelitian korelasional (correlational research).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeteksi
sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor
Page 20
berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau
lebih faktor lain berdasarkan koefiensi
korelasi.Diantara contoh penelitian korelasional
ini adalah studi yang mempelajari saling hubungan
antara skortes masuk perguruan tinggi dengan indeks
prestasi ,serta studi untuk meramalkan keberhasilan
belajar berdasarkan atas skor pada tes bakat.Ciri-
cirinya antara lain :
1.)Cocok dilakukan bila variable variable yang
diteliti rumit dan /atau tidak dapat diteliti
dengan metode eksperimental atau tidak dapat
dimanipulasiakan .
2.)Studi macam ini memungkinkan pengukuran beberapa
variabel dan saling hubungannya secara serentak
dalam keadaan realistiknya.
9. Grounded research.
Jika penelitian survey sebagaimana diatas merupakan
pendekatan kuantitatif,titk berat grounded research
adalah pada pendekatan kualitatif.Pada penelitian
ini data dikumpulkan dengan menggunakan wawancara
bebas dimana para penelitian tidak memulai
penelitiannya dengan teori atau hipotesis yang
akan diuji melainkan bertolak dari data yang
dikumpulkan .Berkenaan dengan penelitian ini Glaser
dan strauss(1967)mengatakan bahwa grounded
research merupakan reaksi yang tajam dan sekaligus
Page 21
menyajikan jalan keluar dari “stagnasi teori” dalam
ilmu ilmu sosial ,dengan menitik beratkan pada
sosiologi.
C. PenutupDari uraian diatas, maka dapat disimpulkan:
1. Penelitian Agama berarti menempatkan Agama
sebagi objek penelitian
2. Perbedaan antara penelitian Agama dan keagamaan
adalah objek penelitiannya.Penelitian Agama
mengkaji Agama sebagai doktrin sedangkan
penelitian keagamaan objek penelitian yang dikaji
adalah Agama sebagai gejala sosial.
3. Teori dalam konstruksi penelitian keAgamaan
diantaranya Teori perubahan sosial, Teori
struktural-fungsional, Teori antropologi dan
sosiologi Agama, Teori budaya dan tafsir budaya
simbolik, Teori pertukaran sosial, Teori sikap.
4. Model-model penelitian keagamaan diantaranya
adalah Analisis Sejarah, Analisis Lintas Budaya,
Eksperimen, Observasi Partisipatif, Riset Survey
dan Analisis Statistik, Analisis Isi
Demikian makalah ini kami susun, kami menyadari
bahwa makalah kami masih jauh dari kesempurnaan, baik
dari segi tulisan maupun kesempurnaan, oleh karena itu
Page 22
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan
agar menjadi lebih baik kedepannya.