I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya belajar tidak mengenal usia. Konsep belajar seumur hidup atau long life education merupakan pernyataan yang menyiratkan bahw belajar merupakan proses yang terus-menerus berlangsung sepanjang umur manusia. Pada dasarnya manusia yang selalubelajarlah yang dapat meningkatkan kualitas hidup, karena belajar adalah intisari hidup. Manusia yang tidak belajar tidak akan berubah, dan jika orang tidak berubah pada hakikatnya ia mati. Mati bukan berarti kehilangan nyawa, melainkan mati dalam pengertian tidak dapat bersaing, tidak memiliki kesempatan dan tidak diperhitungkan orang lain. Penyuluhan sebagai salah satu proses pendidikanmerupakan upaya memberdayakan masyarakat melalui peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Sebagai suatu proses pendidikan, maka keberhasilan penyuluhan sangat dipengaruhi oleh proses belajar yang dialamidan dilakukan oleh sasaran penyuluhannya. B. Deskripsi Singkat Mata diklat ini membahas tentang pengertian pendidikan sekolah dan luar sekolah, Dasar elajar dan !aya belajar, Prinsip-prinsip Pendidikan "rang Dewasa, #aktor-faktor psikologis yang mempengaruhi belajar, Suasana belajar yang mengacu pada prinsip pendidikan orang dewasa, #ungsi dan Peran #asilitator
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Pada hakikatnya belajar tidak mengenal usia. Konsep belajar seumur
hidup
atau long life education merupakan pernyataan yang menyiratkan
bahwa
belajar merupakan proses yang terus-menerus berlangsung sepanjang
umur
manusia. Pada dasarnya manusia yang selalu belajarlah yang
dapat
meningkatkan kualitas hidup, karena belajar adalah intisari
hidup.
Manusia yang tidak belajar tidak akan berubah, dan jika orang tidak
berubah
pada hakikatnya ia mati. Mati bukan berarti kehilangan nyawa,
melainkan
mati dalam pengertian tidak dapat bersaing, tidak memiliki
kesempatan dan
tidak diperhitungkan orang lain.
memberdayakan masyarakat melalui peningkatan pengetahuan, sikap
dan
keterampilan. Sebagai suatu proses pendidikan, maka
keberhasilan
penyuluhan sangat dipengaruhi oleh proses belajar yang dialami
dan
dilakukan oleh sasaran penyuluhannya.
Mata diklat ini membahas tentang pengertian pendidikan sekolah dan
luar
sekolah, Dasar elajar dan !aya belajar, Prinsip-prinsip Pendidikan
"rang
Dewasa, #aktor-faktor psikologis yang mempengaruhi belajar,
Suasana
belajar yang mengacu pada prinsip pendidikan orang dewasa,
#ungsi dan
Peran #asilitator
Setelah mengikuti mata diklat ini peserta dapat memahami pendidikan
orang
dewasa dalam kegiatan penyuluhan kehutanan.
D. Tujuan Pembelajaran !"usus (TP!
Setelah mengikuti mata diklat ini peserta dapat $
%. Menjelaskan konsep belajar orang dewasa.
&. Menjelaskan prinsip-prinsip belajar orang dewasa.
'. Mengerti fungsi dan peran fasilitator dalam kegiatan penyuluhan
kehutanan
A. Pen'i'ikan Sekla" 'an Luar Sekla"
%. Pengertian Pendidikan
o Pendidikan berasal dari kata Pedagogik (bahasa )unani*, yaitu
pais +
anak, agogos + penuntun. Dan selanjutnya berkembang konsep
andragogy yaitu pendidikan untuk orang dewasa. Di mana orang
dewasa telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dapat
dimanfaatkan dalam proses pembelajaran
(pikiran, perasaan dan kemauan* sekaligus jasmani terdidik
(anak-
anak* menuju pada terbentuknya kepribadian manusia yang
utama.
&. enis-jenis Pendidikan
Pendidikan sekolah
yang telah dirancang dalam buku yang bakuketat yang tujuannya
adalah pembentukan sikap mental dan membekali ilmu
pengetahuan
dasar.
untuk melaksanakan pendidikan (mis, keluarga, kelompok
pergaulan,
kelompok professional, masyarakat*
Pendidikan yang bertujuan untuk melakukan perubahan sosial (
social
change* agar masyarakat menjadi kuat dan mampu (berdaya* dan
merupakan proses pendidikan nonformal di luar sekolah. Kegiatan di
luar
sekolah sangat luas dan terus menerus mengalami perkembangan.
a. Mengapa perlu pendidikan luar sekolah *
/lasannya antara lain $ kenyataan menunjukkan bahwa $
• 0idak semua masyarakat (bahkan sebagian besar* mampu
memperoleh pendidikan sekolah yang sangat mahal dan bukan
hanya anak-anak yang perlu belajar.
• Pendidikan di sekolah lebih menggunakan pendekatan
mengajar
(guru dan murid* yang kurang cocok dengan pendidikan secara
luas di mana peserta belajar lebih banyak merupakan orang
dewasa yang tidak suka dan tidak pantas digurui.
• Pendidikan sekolah ternyata tidak cukup untuk mengatasi
kebutuhan pengetahuan dan keterampilan praktis masyarakat
yang
dapat dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari.
%* Pendidikan pembebasan
kemampuan untuk berdiri sendiri menyelenggarakan
kehidupannya selain menerima haknya sebagai warga negara
sekalgus juga menjalankan kewajibannya.
terus-menerus pada bantuan orang lain (memandirikan
masyarakat * karena memiliki kesadaran dan kemampuan yang
memadai.
hidupnya.
menyadari hal-hal apay yang terus berubah, sehingga selalu
dibutuhkan upaya-upaya untuk memperbaharui dan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya.
*. Pen'ekatan Pen'i'ikan #rang De+asa
Dalam pendidikan luar sekolah (non formal*, istilah pendidikan
orang
dewasa kemudian menjadi sangat populer sebagai suatu
pendekatan
belajar yang lebih tepat guna. Proses yang terjadi pada pendidikan
orang
dewasa menerapkan pendekatan yang berbeda dibandingkan dengan
pendidikan anak, yaitu $
luar4 (lembaga dan agen pembangunan* dengan masyarakat.
Proses
pembelajarannya diselenggarakan dengan menghargai kemampuan,
pengetahuan, dan keterampilan yang telah dimiliki oleh setiap
orang.
o 1stilah guru diganti dengan istilah fasilitator
belajar
o istilah murid diganti menjadi peserta belajar (warga
belajar*
5ara lama (kon6ensional* dimana peran agen pembangunan adalah
sebagai guru dan sumber pengetahuaninformasi diganti menjadi
fasilitator yang lebih menekankan pada proses saling belajar dan
saling
bertukar informasi dengan masyarakat. Dengan pendekatan ini,
peserta
belajar secara aktif mengembangkan kemampuan analisis dalam
proses
belajar. /gen pembangunan juga bertugas memperkenalkan
sumber-
sumber pengetahuan dan informasi lainnya agar masyarakat bisa
mengakses. Diharapkan lambat laun masyarakat mampu
memfasilitasi
yang dibutuhkan.
Dalam proses pendidikan (termasuk juga penyuluhan* semacam
ini,
terjadi komunikasi antara 3orang luar4 dan masyarakat secara
sejajar
karena mereka menjadi mitra belajar, mitra diskusi, sekaligus
mitra
dalam melakukan kegiatan lain. Komunikasi semacam ini disebut
komunikasi Partisipatif atau disebut juga komunikasi
pembebasan
(membebaskan masyarakat dari perasaan malu untuk berbicara,
takut
salah, rendah diri, dsb*. Komunikasi semacam ini bukan hanya
dilakukan di dalam ruang pelatihanpembelajaran tetapi juga
dilakukan
selama bekerja bersama masyarakat.
&. Petugas Program Sebagai Pendidik
termasuk penyuluh lapangan dalam kegiatan pendidikan luar sekolah
(non
formal* melalui jalur kegiatan-kegiatan program pembangunan.
Pengetahuan okal
terselenggaranya pendidikan non formal dengan menggunakan
pendekatan pendidikan orang dewasa melalui jalur
kegiatan-kegiatan
program pembangunan. Karena itu petugas program dan penyuluh
yang
terbiasa menggunakan pendekatan kon6ensional (saya lebih tahu ;,
3saya
adalah guru4, 3saya adalah sumber pengetahuan bagi masyarakat
dampingan saya4, 3saya adalah pelatih agar masyarakat terampil4,
3saya
berbicara, masyarakat mendengarkan4, dsb* perlu mempelajari cara
baru
dalam belajar dan bekerja bersama masyarakat, yaitu cara yang
lebih
mengutamakan kemitraan dan saling belajar (belajar bersama*
Menurut seorang psikolog (Da6is Kolb*, bahwa proses belajar yang
terjadi
pada orang dewasa merupakan 3proses pengalaman4. Proses
pengalaman tersebut terjadi melalui empat tahap, yaitu dari
pengalaman
nyata, pengamatan dan refleksi, pembentukan konsep (pembuatan
kesimpulan* dan penerapan atau praktek.
/gar orang dewasa dapat belajar dengan efektif ia
membutuhkan
kemampuan-kemampuan yang berbeda. 1a harus mampu melibatkan
dirinya sendiri secara penuh, terbuka dan tidak ada bias dari
pengalaman
yang baru< ia harus mampu merefleksikan dan mengamati
pengalaman
tersebut dari berbagai sudut pandang. 1a harus mampu
merumuskan
konsep dari hasil pengamatannya menjadi teori yang logis< dan ia
harus
mampu menggunakan konsep tersebut sebagai panduan dalam
melakukan kegiatan. Setelah keempat langkah tersebut dilalui,
seseorang
akan memperoleh pengalaman baru, dimana pengalaman tersebut
direfleksikan kembali lalu dibuat kesimpulan baru dan
diterapkan.
Demikian seterusnya hingga daur belajar akan terulang
kembali.
=. !aya elajar
erangkat dari model di atas, kita dapat menemukan = jenis gaya
belajar.
Dengan mengetahui berbagai macam gaya belajar, diharapkan
sebagai
seorang penyuluhfasilitator dapat meningkatkan efekti6itas
kegiatan
pembelajaran atau penyuluhan.
mengamatinya, senang melihat hasil dibanding proses<
menekankan
penerapan praktis daripada pemahaman reflektif, berkeinginan
mempengaruhi orang lain dan mengubah keadaan< siap
mengambil
resiko.
mencoba mamahami arti dan gagasan situasi< menekankan
pengertian
dibanding penerapan praktis< sangat peduli terhadap
3kebenaran4
daripada kelayakan, sangat menghargai pandangan-pandangan
atau
perspektif yang berbeda, sabar, tidak bias dan hati-hati
dalam
penilaian.
lebih menyukai gagasan daripada perasaan, cenderung untuk
membenntuk teori-teori umum dibanding menganalisa keadaan-
keadaan spesifik< pintar dalam perencanaan sistematis, mengolah
hal-
hal yang abstrak dan analisis yang kuantitatif.
d. /kti6is (Penerapanpraktek*
situasi yang menyangkut hubungan antar manusia, menekankan
perasaan daripada pikiran, menikmati dan pintar dalam
hubungan
dengan orang lain. ebih peduli pada realiskenyataan (dari
pandangannya sendiri* daripada teori atau penyamarataan
(generali>ation*, intuitif dalam mengambil keputusan dan dapat
bekerja
paling efektif dalam situasi yang tidak bebas.
masing-masing tipe belajar.
Peluang untuk melatih, mencoba
telah terjadi
tindakan
07"9101K8S
yang lain
belum terlihat hubungannya
97#7K0"9
Mengembangkan gagasan-gagasan tanpa mempertimbangkan
ila kita berbicara tentang pendidikan orang dewasa, sesungguhnya
orang
dewasa yang perlu diperhatikan, antara lain $
*. #rang 'e+asa mempun)ai knsep 'iri
"rang dewasa menuntut untuk dihargai
terutama dalam hal pengambilan keputusan
yang menyangkut diri dan kehidupannya.
"rang dewasa menganggap dirinya mampu
hidup mandiri. "leh karena itu cenderung untuk menghindar, menolak
dan
merasa tersinggung bila diperlakukan seperti anak-anak. Mereka
akan
menolak situasi belajar yang menggurui
-. #rang 'e+asa ka)a akan pengalaman
Makin lanjut usia seseorang, makin banyak
pengalaman yang ia miliki, dan semakin
berbeda pula pengalamannya dari orang
lain. /dapun pengalaman orang dewasa
dapat diperoleh dari $
pelajaran untuk menghadapi peristiwa masa kini.
2ubungan dirinya dengan lingkungannya
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
/da masa- masa tertentu bagi orang
dewasa untuk siap mempelajari
pengrajin, maka kesiapan pertamanya
adalah memperoleh pekerjaan
menjadi pengrajin. Pada saat itu ia siap untuk belajar sesuatu
yang
berkaitan dengan pekerjaannya. 0etapi bila ia juga mendapat peran
yang
lain dalam waktu yang bersamaan, mungkin ia belum siap untuk itu.
"leh
karena itu maka materi pembelajaran perlu disusun berdasarkan
masa
kesiapannya.
belajaran)a
orang dewasa sebaiknya diarahkan
dihadapi warga belajar.
Sesungguhnya orang dewasa dapat dapat
melakukan kegiatan belajar. ila orang dewasa
tidak menampilkan kemampuan seperti
adanya perubahan faktor fisiologis, seperti
menurunnya pendengaran, dan tenaga sehingga
mempengaruhi kecepatan belajarnya. #asilitatorpenyuluh perlu
mendorong warga belajar dewasa dalam proses belajar, seuai
langkah
dan keinginan yang mereka tetapkan sendiri.
1. Belajar merupakan prses )ang terja'i pa'a 'iri
proses belajar orang dewasa dapat terlaksana dengan baik apabila
metode
dan teknik pembelajarannya melibatkan warga belajar. keterlibatan
warga
belajar merupakan kunci keberhasilan pendidikan orang dewasa. 8ntuk
itu,
fasilitatorpenyuluh dalam penyelenggaraan kegiatan hendaknya
mampu
membantu warga belajar (masyarakat* untuk $
%. Mengidentifikasi kebutuhan belajar
&. Merumuskan tujuan belajar
pengalaman belajar.
D. 2aktr,3aktr Psiklgis 4ang 5empengaru"i Belajar
*. Tujuan belajar
0ujuan belajar merupakan salah satu unsur pembentuk moti6asi
untuk
belajar yang dilakukan oleh seseorang. "leh karena itu, hasil
belajar akan
sangat dipengaruhi oleh tujuan belajarnya.
0ugas seorang penyuluh untuk menyatakan tujuan penyuluhannya
secara
jelas dan mudah dihayati oleh sasaran penyuluhannya. 2al ini
penting
untuk menumbuhkan perhatian warga belajar (masyarakat
sasaran*
terhadap penyuluhan yang dilaksanakan.
-. Tingkat aspirasi atau 6ita,6ita
meraih prestasi sebaik-baiknya, akan mendorong untuk lebih
aktif
mengikuti kegiatan pembelajaran (penyuluhan*. Sebaliknya, jika
program
belajar (penyuluhan* tidak sesuai dengan aspirasi yang
diinginkan,
biasanya hasilnya juga tidak maksimal.
. Pengertian tentang "al )ang 'isa'ari
mendorong atau menghambat proses belajarnya, teruma jika
tidak
memiliki konsep tentang segala sesuatu yang dipelajarinya.
0ingkat
pengertian seseorant terhadap sesuatu yang dipelajari sangat
menentukan tingkat kesiapannya untuk belajar.
/. Pengertian tentang keber"asilan 'an kegagalan
Semangat belajar seseorang juga dipengaruhi oleh
pengetahuannya
tentang keberhasilan dan kegagalan. ika seseorang beranggapan
bahwa$
hanya dapat dicapai melalui proses belajar, maka ia akan
memiliki
semangat belajar yang tinggi.
pengalaman untuk menuju keberhasilan di masa depan, ia
memiliki,
maka ia akan memilikk semngat belajkar yang tinggi dan tidak
takutputus asafrustasi.
tidak mungkin dicapai melalui proses belajar, atau
mengartikan
kegagalan sebagai suatu yang harus dihindari, maka yang
bersangkutan tidak akan memiliki semangat belajar yang tinggi
dan
hasilnya belajarnya pun tidak akan baik
'. Umur
efisiensi belajar, karena akan berpengaruh terhadap minatnya
terhadap macam pekerjaan tertentu sehingga umur orang juga
sangat
berpengaruh terhadap moti6asinya untuk belajar. Sejalan
dengan
pertambahan umur seseorang akan menumpuk pengalaman-
pengalamannya yang merupakan sumberdaya yang sangat berguna
bagi kesiapannya untuk belajar lebih lanjut.
0ingkat pendidikan yang dimiliki seseorang juga berpengaruh
terhadap
kapasitas belajarnya karena ada kegiatan-kegiatan belajar
yang
memerlukan tingkat pengetahuan tertentu utnuk memahaminya.
erdasarkan hasil penelitian disebutkan bahwa kapasitas
belajar
seseorang umumnya berkembang cepat sampai umur &@ th, dan
semakin berkurang hingga pada puncaknya sampai umur Ao th.
Disamping itu, keadaan sosbud masyarakat juga dapat membatasi
kapasitas seseorang untuk belajar. Masyarakat yang lebih
kosmopolit
umumnya memiliki kapasitas belajar yang lebih tinggi
dibanding
dengan kapasitas belajar dikalangan warga masyarakat yang
masih
tertutup (localite*.
e. !apasitas belajar
seseorang untuk menerima rangsangan atau pengalaman-
keadaan fisik, keadaan psikis maupun lingkungan.
3. Bakat
proses belajar seseorang, terutama untuk bidang-bidang
tertentu.
"rang berbakat hanya akan menunjukkan kelebihannya jika
memperoleh rangsangan yang sesuai dengan bakatnya. Dengan
catatan harus terus mendapatkan stimulus (latihan* yang terus
menerus.
E. Suasana belajar )ang menga6u pa'a prinsip pen'i'ikan rang
'e+asa
Setelah kita menemukan bentuk program belajar berdasarkan
prinsip-prinsip
belajar orang dewasa, tidaklah berarti program tersebut
terjamin
efekti6itasnya tanpa ditunjang interaksi dan kegiatan yang
mampu
mengimbanginya. 8ntuk membentuk interaksi program yang dapat
menunjang pencapaian tujuan program, maka fasilitatorpenyuluh
harus
merancang dan membentuk suasana belajar yang dapat diikuti oleh
warga
belajar dewasa.
mereka bebas mengemukakan pendapat, dapat bersuara tanpa
merasa
tertekan atau malu serta dalam suasana yang tidak mengancam
mereka
untuk merasa diremehkan. Suasana belajar diusahakan berjalan
dengan
akrab tanpa keharusan mengikuti peraturan yang ketat, yang
pada
akhirnya membuahkan kekakuan, bahkan mungkin kebisuan.
orang dewasa sulit untuk memusatkan perhatian pada kegiatan
yang
monoton dan menjemukan. Dengan demikian diharapkan
fasilitator
mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dalam
aneka
bentuk suasana belajar.
Ketiga, membentuk suasana belajar saling menghargai. karena
belajar
bagi orang dewasa bersifat subjektif dan unik, maka lepas dari
benar atau
salah, segala pendapat, perasaan, gagasan, pikirannya perlu
dihargai.
Meremehkan dan mengesampingkan harga diri mereka hanya akan
mematikan semangat belajar orang dewasa. Selain itu, fasilitator
harus
pula menghargai dan menghormati warga belajar, bahasa maupun
budaya mereka.
peran warga belajar dan sumber belajar yang setara. Kehadiran
fasilitator
diperlukan untuk memberi bantuan bila warga belajar
membutuhkan.
Sesuatu yang harus diingat oleh fasilitator (penyuluh* dalam hal
ini adalah
harus memandang warga belajar sebagai nara sumber yang
mempunyai
nilai dan bermanfaat dalam kegiatan belajar.
Kelima, suasana yang mengakui adanya hak untuk berbuat salah.
Dalam
arti suasana belajar yang baik adalah bila warga belajar berani dan
mau
mencoba pengetahuan baru. Segala sesuatu yang baru mengandung
resiko terjadinya keasalahan, maka kesalahan dan kekeliruan adalah
hal
yang wajar dalam belajar.
bersama warga belajar. iarkan warga belajar menentukan waktu
belajar,
sehingga mereka dapat bertanggung jawab dalam proses
kegiatan.
2. 2ungsi 'an Peran 2asilitatr
1nteraksi antara fasilitator sebagai sumber belajar dengan warga
belajar
menjadi faktor utama terciptanya situasi belajar. fasilitator
berperan sebagai
pembantu, pendorong dan pembimbing warga belajar. ?arga belajar
dengan
kesadaran dan kesengajaan melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan
belajar.
*. !eterlibatan 3asilitatr
9uang lingkup dan sifat program yang fleksibel memberi ruang
dan
kesempatan luas bagi fasilitator sebagai sumber belajar untuk
melibatkan
diri dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun e6aluasi
dengan
peran sebagai berikut $
kegiatan program.
maupun tujuan khusus kegiatan.
dan kegiatan belajar, alat-alat e6aluasi, fasilitas maupun media
yang
diperlukan.
Melaksanakan program kegiatan
kegiatan bagi warga belajar.
Proses kegiatan belajar yang berpusat pada warga belajar (
Leaner
centered Approach* bersifat partisipatif. 2al ini mengandung arti
bahwa
makna setiap kegiatan belajar perlu disesuaikan dan didasari oleh
latar
belakang kehidupan warga belajar.
0ekanan kegiatan dalam proses belajar ini pada warga belajar,
yang
diharapkan lebih banyak berperan dalam melakukan kegiatan
tersebut,
sehingga materi, tujuan, kebutuhan belajar dan kemungkinan
hambatan
digali dari warga belajar sendiri.
/pabila warga belajar lebih menginginkan komunikasi dalam
bahasa
daerah selama proses belajar berlangsung, maka fasilitator tidak
perlu
memaksakan penggunaan bahasa yang tidak dikuasai mereka.
Penyuluhan kehutanan merupakan salah satu bentuk kegiatan
pendidikan luar
sekolah (non formal*. Paradigma penyuluhan kehutanan saat ini
lebih
memahami prinsip dasar pendampingan, yaitu $
a. Belajar 'ari mas)arakat (+arga belajar7
Merupakan proses yang berasal dari, oleh dan untuk
masyarakat.
Dibangun atas dasar pengakuan serta kepercayaan akan nilai
dan
rele6ansi pengetahuan tradisional masyarakat serta
kemampuannya
untuk memecahkan masalahnya sendiri.
Masyarakat sebagai pelaku utama.
pelaku atau guru.
masyarakat dan menempatkan masyarakat sebagai nara sumber
utama
dan memahami kondisi masyarakat.
kegiatan, walaupun pada awalnya peran pendamping lebih besar,
namun
harus diusahakan agar secara bertahap peran itu dapat
berkurang
dengan mengalihkan prakarsa kegiatan-kegiatan kepada warga
masyarakat.
Pengalaman masyarakat dan pengalaman dari luar atau ino6asi
baru
harus dipilih secara arif dan diharapkan satu sama lain dapat
saling
melengkapi, karena sering terjadi pengetahuan masyarakat lokal
tidak
dapat memecahkan permasalahan yang berkembang.
'. 5en'a"ulukan kepentingan mas)arakat setempat
kegiatannya.
memenuhi kebutuhannya untuk menyelesaikan masalah seuai
dengan
kondisi, cara dan kemampuan yang mereka miliki.
Memberikan informasi tentang penyelesaian masalah yang
dihadapi,
misalnya data teknis pendukung aturan, kelembagaan,
pengetahuan
umum dan lain-lain.
menghadapi suatu situasi dan kondisi yang bukan merupakan
bagian
tradisi mereka.
pengetahuan yang dimiliki masyarakat, mengikutsertakan
sebanyak
mungkin aspek-aspek lokal dan tradisional dalam program yang
dikembangkan.
komunikasi
erorientasi pada proses walaupun membutuhkan waktu yang
panjang
Peran 2asilitatr 'alam Pember'a)aan 5as)arakat
%. !atalisatr $ berperan sebagai katalis (mempercepat*
dalam
menggerakkan kegiatan pembangunan yang ada di masyarakat.
&. Dinamisatr , menggerakkan masyarakat yang statis
menjadi dinamis.
'. !munikatr , mengkomunikasikan pesan-pesan pembangunan
dari
masyarakat kepada pemerintah atau sebaliknya.
=. 5ti8atr , memberikan doronganmoti6asi kepada masyarakat
untuk mau
melakukan perubahan dalam memperbaiki penghidupannya.
A. 5e'iatr , mampu menghubungkan masyarakat dengan pihak lain
dan
sebaliknya khususnya dalam hal penanganan konflik.
pengetahuan dan keterampilan kelompok dan anggotanya dalam
pelaksanaan
pembangunan kehutanan
%. Menjaga agar semangat, kemauan, ide-ide dan gagasan kelompok
tani tetap
tinggi sehingga kegiatan pembangunan kehutanan lancar.
&. Memacu dan meningkatkan kegiatan kelompok tani sesuai
dengan
kebutuhan dan kemampuan kelompok tani
'. Mengurangi, menghentikan dan mengingatkan apabila ada kegiatan
atau
sikap yang menyimpang dan tidak mendukung kegiatan
pembangunan
kehutanan.
A. Membantu kelompok tani dalam menaghadapi permasalahan yang
muncul
C. Membimbing kelompok tani untuk mencapai tujuan yang disepakati
bersama
. Mengembangkan jaringan kerjasama dalam kelompok, antar
kelompok,
instansi terkait, lembaga keuangan dan mitra lainnya.
9eferensi $
%. ambang Sugema dan Setyabudi 2astuti. &@@&. Psikologi
Belajar Orang Dewasa. embaga /dministrasi :egara,
akarta.
&. Departemen Kehutanan, Pusat ina Penyuluhan Kehutanan.
&@@=. Buku Pintar Penyuluhan Kehutanan. 7d. '
'. unandi /!. %EE'. Pendidikan Orang Dewasa. !ramedia Pustaka
8tama, akarta.
Diklat pembentukan Penyuluh Kehutanan
Tk. Terampil Tahun 2006
MA'"T 2006