Top Banner
MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAR N IDENTITAS NASIONAL DOSEN PENGAMPU : SITI MUTHMAINAH, S.Pd,M.Pd OLEH : ASMAUL KHUSNUL QULUK (14040274075) UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI 1
28

pendidikan kewarganegaraan (identitas nasional)

Mar 29, 2023

Download

Documents

Fery Hermanto
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: pendidikan kewarganegaraan (identitas nasional)

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAR N

IDENTITAS NASIONAL

DOSEN PENGAMPU : SITI MUTHMAINAH, S.Pd,M.Pd

OLEH : ASMAUL KHUSNUL QULUK (14040274075)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS ILMU SOSIAL

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

1

Page 2: pendidikan kewarganegaraan (identitas nasional)

2015

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Identitas nasional secara terminologis adalah suatu

cirri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis

membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang

lain.Berdasarkan perngertian yang demikian ini maka setiap

bangsa didunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri

sesuai dengan keunikan,sifat,cirri-ciri serta karakter dari

bangsa tersebut.Berdasarkan hakikat pengertian identitas

nasional sebagai mana di jelaskan di atas maka identitas

nasional suatu Bangsa tidak dapat di pisahkan dengan jati

diri suatu bangsa ataulebih populer disebut dengan

kepribadian suatu bangsa.

Dewasa ini pembicaraan tentang cirri khas suatu bangsa

yang menjadi identitas nasional , khususnya Indonesia

menjadi topic yang menarik jika diakaitkan dengan rasa

nasionalisme. Sedangkan nasionalisme sendiri akan menjadi

kuat apabila terdapat kesamaan yang mengikat banyak

individu seperi kesamaan nasib, karakter, historis, cita-

sita dan ikatan emosional, sehingga membutuhkan kebersamaan

yang tertanam dalam jiwa untuk membangun identitas

nasional. Karena pada hakikatnya bangsa adalah sekelompok

2

Page 3: pendidikan kewarganegaraan (identitas nasional)

besar manusia yang mempunyai persamaan nasib dalam proses

sejarahnya,sehingga mempunyai persamaan watak atau karakter

yang kuat untuk bersatu dan hidup bersama serta mendiami

suatu wilayah tertentu sebagai suatu kesatuan nasional.

Namun pada kenyataannya masih terdapat permasalahan

dalam mewujudkan hal tersebut yaitu berupa keberagaman

suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) serta unsure-

unsur yang bersifat kedaerahan. Sebenarnya dengan adanya

semboyan “Bhineka Tunggal Ika” milik Indonesia itu sudah

cukup untuk mewujudkan integrasi nasional di dukung dengan

Pancasila dan UUD 1945 yang menjadi landasan utama.Namun

adanya oknum-oknum tertentu yang mempengaruhi warga Negara

inilah penyebabnya, sehingga masyarakat yang tidak memiliki

pengetahuan yang cukup akan mudah untuk masuk ke dalam

perangkapnya.

Maka dari itu perlu ditanamkan rasa kebangsaan

Indonesia yang kuat pada generasi muda, agar dapat

membangun nasionalisme untuk mencapai tujuan dan cita-cita

bangsa di zaman yang semakin dinamis ini. Salah satu

caranya yaitu melalui pendekatan pendidikan kewarganegaraan

yang di terapkan di sekolah-sekolah serta perguruan tinggi,

yang sesuai dengan. Berdasarkan Undang-undang Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang sistem Pendidikan

Nasional, serta surat keputusan Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Nomor

43/DIKTI/Kep/2006, tentang rambu-rambu pelaksanaaan

kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian di Perguruan

Tinggi terdiri atas mata kuliah Pendidikan agama dan

Pendidikan Kewarganegaraan. Berdasarkan ketentuan tersebut

3

Page 4: pendidikan kewarganegaraan (identitas nasional)

wajib diberikan di semua fakultas dan jurusan di seluruh

perguruan tinggi di Indonesia.

1.2Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Identitas Nasional ?

2. Apa saja yang menjadi paramenter Identitas Nasional ?

3. Apa saja unsur-unsur pembentuk Identitas Nasional ?

4. Bagaimana hubungan antara Identitas Nasional, Integrasi

Nasional dan Nasionalisme?

1.3Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Identitas Nasional

2. Untuk mengetahui paramenter Identitas Nasional

3. Untuk mengetahui unsur-unsur pembentuk Identitas

Nasional

4. Untuk mengetahui hubungan antara Identitas Nasional,

Integritas Nasional dan Nasionalisme

1.4Manfaat

1. Bagi penulis

Sebagai latihan dalam pembuatan makalah dan literature

serta dalam rangka memenuhi tugas dalam mata kuliah

Pendidikan Kewarganegaraan.

2. Bagi pembaca

Sebagai bahan bacaan yang berisikan pengetahuan-

pengetahuan tentang kewarganegaraan, sehingga dapat

menambah wawasan para pembaca.

4

Page 5: pendidikan kewarganegaraan (identitas nasional)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1Pengertian Identitas Nasional

Secara etimologi identitas nasional merupakan gabungan

dari 2 kata yaitu, identity yang berarti karakter, cirri,

tanda, jati diri, atau sifat khas, dalam terminology

antropologi identitas adalah sifat khas yang menerangkan

dan sesuai dengan kesadaran diri pribadi sendiri,golongan ,

kelompok, komunits atau Negara sendiri. Sementara nasional

dari kata nation yang artinya bangsa yaitu dalam lingkup

yang lebih besar yang di ikat oleh kesamaan-kesamaan baik

fisik maupun non fisik. . Maka secara terminologi identitas

nasional merupakan sifat khas yang melekat pada suatu

bangsa atau yang lebih di kenal sebagai

kepribadian/karakter bangsa.

Identitas nasional merupakan sesuatu yang terbuka

untuk diberi makna baru agar tetap relevan dan fungsional

dalam kondisi actual yang berkembang dalam masyarakat.

Sigmund Freud pernah menggariskan bahwa “Character is striving

system which underly behavior,” yang dapat di artikan bahwa

karakter itu adalah kumppulan dari tata nilai yang

mewujudkan dalam suatu system daya dorong yang melandari

setiap pemikiran, sikap, dan perilaku.

5

Page 6: pendidikan kewarganegaraan (identitas nasional)

Menurut Soemarmo Soedarsono, identitas nasional

(karakter bangsa) mempunyai 3 fungsi, yaitu

a. Sebagai penanda keberadaan atau eksistensinya.

Bangsa yang tidak mempunyai jati diri tidak akan

eksis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

b. Sebagai pencerminan kondisi bangsa yang menampilkan

kematangan jiwa, daya juang, dan kekuata bangsa

ini. Hal ini tercermin dalam kondisi bangsa pada

umumnya dan kondisi ketahanan bangsa pada

khususnya.

c. Sebagai pembeda dengan bangsa lain di dunia.

Identitas nasional adalah manifestasi nilai-nilai

budaya yang tumbuh dan berkembagn dalam aspek kehidupan

suatu bangsa dengan cirri khas, dan dengan cirri-ciri yan

gkhas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam

kehidupannya (Wibisono Koento, 2005). Karakter tidak datang

dengan sendirinya, tetapi di bentuk dan di bangun secara

sadar dan sengaja, berdasarkan jati diri masing-masing.

Jadi suatu bangsa harus bisa mempertahankan identitas

nasionalnya sebagai penyanggah untuk kehidupan berbangsa

dan bernegara dalam menghadapi kekuatan-kekuatan luar.

Tanda-tanda suatu Negara akan mati menurut Mahatma

Gandhi (Founding Fathers of Indian)dalam teori Seven Deadly Sins

miliknya (tujuh dosa dapat mematikan suatu Negara), yakni

apabila telah bertumbuh kembangnya suatu budaya, nilai-

nilai, dan perilaku :

Kekayaan tanpa bekerja (wealth without work)

6

Page 7: pendidikan kewarganegaraan (identitas nasional)

Kesenangan tanpa hati nurani (pleasure without

conscience),

Pengetahuan tanpa Karakter (knowledge without

character)

Bisnis tanpa moralitas (business without morality,

Ilmu tanpa kemanusiaan (science without humanity),

Agama tanpa pengorbanan (religion without sacrifice),

Politik tanpa prinsip (politics without principle).

Presiden Soekarno menegaskan bahwa tugas berat bangsa

Indonesia dalam mengisi kemerdekaan adalah mengutamanakan

pelaksanaan nation dan character. Bahkan Bung Karno mewanti-

wanti, jika pembangunan karakter tidak berhasil bangsa

Indonesia hanya akan menjadi bangsa kuli (Soemarno

Soedarsono, halm.14). identitas bangsa Indonesia yang

selama ini di kenal halus budinya, sopan dalam bersikap,

toleransi, mamilikisolidaritas yang peka, dan nasionalisme

yang tinggi, lambat laun pudar di kikis oleh datangnya arus

globalisasi dan kapitalisme yan gmemberikan ajaran untuk

menjadi orang individual, materialis, teralu bebas,

konsumtif, pragmatis, dan praktis.

Sementara itu korupsi terus merajalela juga telah

menghilangkan semangat kita untuk memajukan perkembangan

bangsa yang mempunyai daya saing dengan Negara lain.

Sampai-sampai ada guyonan di tengah masyarakat bahwa “setan

tidak perlu lagi menggoda dan mengajari bangsa Indonesia

untuk melakukan korupsi, sebab justru setan yang harus

belajat menganai jurus-jurus korupsi dari bangsa Indonesia

kemudian di gunakan untuk menggoda bangsa lain.

7

Page 8: pendidikan kewarganegaraan (identitas nasional)

Sikap kurang tulus juga mulai melekat di bangsa ini,

hal ini dapat di cerminkan dengan kondisi masa kini di mana

setiap jabata selalu di ukur dengan materi dan fasilitas.

Segala Sesutu harus di tentukan dengan gaji dengan alasan

pekerjaan itu berat. Menjadi presiden harus di gaji Rp.xxx,

sedangkan menjadi gubernur harus berfasilitas seperti ini

dengan gaji Rp.xxx, begitu seterusnya hingga tingkat desa

pun juga berlaku. Padahal jika kita bayangkan dengan

kesengsaraan para pejuang kira untuk mengusir dan memerangi

penjajah hingga Indonesia dinyatakan merdeka oleh adanya

proklamasi, mereka bekerjasama sangat keras untuk

membebaskan anak cucu agar terbebas dan hudup dalam

kemerdekaan.

Sang guru Ki Hajar Dewantara terkenal dengan perkataan

beliau “Ing Ngarso Sung Tulodho (di depan member suri tauladan)”. Jadi

apabilabarisan depan dari negeri ini melakukan tindakan

yang kurang baik maka jangan heran jika tingkat terbawah

pun juga melalui perjalanan seperti mereka. Terlebih lagi

di dukung dengan maraknya kasus narkoba yang jelas-jelas

merusak moral dan kepribadian generasi penerus bangsa. Di

dalam kehidupan pendidikanpun banyak bertebaran “sekolah

praktis” yan ginstan mencetak gelar akademik mulai dari (S-

1)sarjana, (S-2) master, (S-3)doctor. Sehingga karakter

yang bertumbuh kembang adalah instan dan pragmatis pula.

(Soemarmo Soedarsono hlm.65)

Sifat asli suatu bangsa bukan di lihat dari luarnya,

namun pembangunan fisik dan ekonomi dan jiwa manusianya.

Padahal tolok ukur kemajuan suatu bangsa tidak hanya di

8

Page 9: pendidikan kewarganegaraan (identitas nasional)

lihat dari krcanggihan teknooginya tapi semangatnya dalam

membangun negeri , seperti perkataan Bung Karno (Beri Aku

seribu orang Aku akan menggerakkan gunung semeru, beri Aku sepuluh

pemuda yang membara cintanya pada tanah air, Aku akan mengguncang

dunia!).

Identitas nasional dapat di rumuskan dalam 3 bidang

yaitu:

a. Identitas fundamental, yakni pancasilasebagai filsafat

bangsa Indonesia, hokum dasar, pandangan hidup, etika

politik, paradigma pembangunan. Satu-satunya falsafah

dan ideology yang melandasi dan membimbing dan

mengarahkan bangsa menuju tujuan.

b. Identitas instrumental, yakni UUD 1945 sebagai

konstitusi Negara. Pedoman Negara dalam bertindak di

segala bidang, sekaligus memberikan batasan-batasan

terhadap kekuasaan dan perlindungan HAM.

c. Identitas alamiah yang meliputi Negara Indonesia yang

berbentuk kepulauan dengan beragam suku, bangsa, budaya

dan agamanya.

2.2Parameter Identitas Nasional

Parameter identitas nasional adalah suatu ukuran atau

patokan yang dapat di gunakan untuk menyatakan sesuatu

menjadi ciri khas bangsa. Sedangkan yang di jadikan

parameter dalam identitas nasional adalah:

9

Page 10: pendidikan kewarganegaraan (identitas nasional)

a. Identitas nasional yang menggambarkan pola perilaku

yang terwujud melalui aktifitas masyarakat sehari-

harinya yang meliputi adat, istiadat, tata

kelakuan, dan kebiasaan.

b. Lambang-lambang secara simbolis yang menggambarkan

tujuan dan fungsi bangsa. Seperti garuda pancasila,

bendera, bahasa dan lagu kebangsaan.

c. Alat-alat perlengkapan yang di gunakan untuk

mencapai tujuan nasional, seperti teknologi

(pesawat terbang , kapal laut), bangunan

(Borobudur, prambanan, tempat ibadah ), dan

peralatan manusia (pakaian adat, teknologi bercocok

tanam).

d. Tujuan yang ingin di capai suatu bangsa. Yang

bersumber dari budaya unggul. Seperti Indonesia

yang di kenal dengan kemampuannya dalam

bulutangkis.

Bagi bangsa Indonesia yang di maksud dengan parameter

identitas nasional tidak hanya berlaku secara pribadi namun

untuk seluruh masyarakat yang terikat oleh kesamaan-

kesamaan.

2.3Unsur – unsur Pembentuk Identitas Nasional

Identitas nasional yang di miliki oleh suatu bangsa

sangat dipengaruhi oleh factor objektif, yang meliputi

geografis, ekologis, demografis, dan factor subjektif,

yang meliputi factor sejarah, social, politik, dan

10

Page 11: pendidikan kewarganegaraan (identitas nasional)

kebudayaan suatu bangsa. Sementara menurut Robert De

Vantos, kemunculan identitas nasional adalah sebagai hasil

dari interaksi historis antara empat factor penting yaitu

factor primer, factor endorong, faktro penarik dan factor

reaktif.

Factor primer mencakup etnisitas, territorial, bahasa

agama. Sementara semua factor pendorong meliputi

pembangunan komunikasi, teknologi, kekuatan militer, dan

pembangunan dalam aspek kehidupan. Factor pendorong

bersifat dinamis. Factor penarik terdapat peta kodifikasi

bahsa yang resmi dan bagaimana system pendidikannya.

Sedangkan factor relative adalah penindasa, dominasi, dan

kolektifitas rakyatnya.

Suatu oenelitian ITB di akhir tahun 2004 menemukan

enam factor yang menentukan keberhasilan, yaitu:

kreativitas, percaya diri dengan memegang prinsi,

mentalitas, integritas, idealism, dan kompetensi. Jadi

11

Geografis EkologisDemografisHistorisSosialPolitikBudaya

Page 12: pendidikan kewarganegaraan (identitas nasional)

bagaimanapun juga karakter itu sangat penting, hal itu

telah di buktikan oleh China, Jepang, dan Vietnam.

Identitas nasional pada saat ini dibentuk oleh unsure-

unsur di bawah ini:

1. Sejarah

Sebelum menjadi Negara yang modern Indonesia

pernah mengalami masa kejayaan yang gemilang pada masa

kerajaan Majapahit dan sriwijaya. Rakyat memiliki

kehidupan yang sejahtera, dalam bidang politik

meliputi kekuasaan hingga seluruh nusantara yaitu,

Filipina, Singapura, Malaysia, dan sebagian Thailand.

Namun hilangnya kebersamaan menjadikan keruntuhan

kedua kerajaan tersebut. Hal ini berimplikasi

terciptanya kerajaan masing-masing di seluruh wilayah

Indonesia dengan system yan gkurang kuat, sehingga

terlalu lemah untuk mengahadapi gangguan dan ancaman.

Ketidakmampuan bangsa Indonesia ini akhirnya

membuat Indonesia takluk pada penjajah Portugis,

Belanda, Jepang. Dampak langsungnya berupa kemiskinan,

kebodohan, keterbelakangan, perpecahan. Realitas

perjalanan sejarah itulah yang mendorong bangsa

Indonesia menjadi bangsa yang pantang menyerah dalam

mempertahankan harga dirinya. Inilah yang membedakan

antara bangsa-bangsa di dunia, bahwa bangsa Indonesia

adlah bangsa pejuang.

2. Kebudayaan

12

Page 13: pendidikan kewarganegaraan (identitas nasional)

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa

Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak

dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal

yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.

Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture,

yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah

atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah

tanah atau bertani. Kata culture juga kadang

diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan

masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw

Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang

terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan

yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah

untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.

- Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu

yang turun temurun dari satu generasi ke generasi

yang lain, yang kemudian disebut sebagai

superorganic.

- Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan

pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu

pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur

sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi

segala pernyataan intelektual dan artistik yang

menjadi ciri khas suatu masyarakat.

- Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan

keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya

terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,

moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-

13

Page 14: pendidikan kewarganegaraan (identitas nasional)

kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai

anggota masyarakat.

- Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan

adalah sarana hasil karya, rasa,dan cipta

masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh

pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang

akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi

sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran

manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,

kebudayaan itu bersifat abstrak.Kebudayaan yang

menjadi unsur pembentuk indentitas nasional

meliputi: akal budi, peradaban, dan pengetahuan.

- Akal budi adalah sikap dan perilaku yang di miliki

oleh bangsa Indonesia dalam interaksinya antara

sesame maupun antar pimpinan dan staf, antar anak

dan orangtua atau sebaliknya. Sifat tersebut

merupakan saling menghormati dan soapn santun

terhadap orang lain.

- Peradaban (civility),peradaban yang menjadi aspek

identitas nasional adalah meliputi aspek ideology,

politik, ekonomi, social, dan hankam. Identitas

nasional yang di maksud dalam berbagai bidang

adalah, (1) ideology adalah sila-sila dalam

pancasila, (2) politik adlah demokrasi langsung

dalam pemilu langsung seperti pres dan wapres,

kepalan daerah tingkat I dan II kabipaten/kota,

(3) ekonomi adalah usaha kecil dan koperasi, (4)

14

Page 15: pendidikan kewarganegaraan (identitas nasional)

social adlah semangat gotong royong , sikap ramah

tamah, murah senyum dan setia kawan, (5) hamkan

adalah system keamanan lingkungan, system perang

gerilya, teknologi kentongan dalam memberikan

informasi bahaya.

- Pengetahuan (knowledge), pengetahuan yang menjadi

unsure pembentuk identitas nasional meliputi, (1)

prestasi anak bangsa salam bidang bulu tangkis

dunia, (2) karya anak bangsa dalam teknologi

pesawat terbang, yaitu pembuatan pesawat terbang

jenis CN 235, di IPTN Bandung, Jawa Barat, (3)

karya anak bangsa dalam pembuatan kapal laut,

yaitu pembuatan kapal laut Phinisi, dan (4)

prestasi anak bangsa dalam menjuarai lomba

olimpiade fisika dan kimia, dan sebagainya.

3. Budaya unggul

Budaya unggul adalah semangatn cara dan kultur

kita untuk mencapai kemajuan dengan cara kita harus

bisa “kita harus bisa, kita harus berbuat baik, kalau

orang lain bisa, mengapa kita tidak bisa”. Dalam UUD

1954 menyatakan bahwa bangsa Indonesia berjuang dan

mengembangkn dirinya sebagai bangsa yang merdeka,

berdaulat, bersatu, maju, makmur serta adil atau

berkesejarteraan. Untk mencapai kualitas hidup yang

demikian , nilai kemanusiaan , demokrasi dan keadilan

dijadikan landasan ideologis yang secara ideal dan

inovatif di wujudkan secara konsisten,

konsekuen,dinamis, kreatif, dan bukan indoktriner.

15

Page 16: pendidikan kewarganegaraan (identitas nasional)

4. Suku bangsa

Kemajemukan merupakan indentitas lain bangsa

Indonesia. tradisi bangsa Indonesia untuk hidup

bersama dalam kemajemukan yang bersfat alamiah

tersebut, tradisi bangsa Indonesia untuk hidup bersama

dalam kemajemukan merupakan hal lain yang harus

dikembangkan dan di budayakan.

Suku bangsa adalah kelompok spesifik yang mempunyai

kesamaan latar belakang. Suku bangsa di Indonesia

menurut statistic hamper 300 jumlahnya. Selanjutnya

diterangkan bahwa pengertian suku bangsa, atau

kelompok etnik adalah perkumpulan orang yang mempunyai

latar belakang budaya, bahasa, rutinitas, style hidup,

dan ciri-ciri fisik yang sama. Masing-masing mereka

mengidentifikasikan diri pada satu dengan yang

lain.Eksistensi satu suku akan diakui bila telah

memperoleh pengakuan dari masyarakat yang ada di luar

suku itu sendiri.

Sistem pengaturan yang dianut oleh sebagian besar

suku bangsa di indonesia adalah sistem menurut garis

keturunan bapak, ibu, atau apalagi keduanya. Dari

beraga suku bangsa tersebut maka Indonesia harus bisa

mengintegrasikan untuk mencapai tujuan yaitu

masyarakat yang adil dan makmur.

5. Agama

Keanekaragaman agama merupakan indentitas lain

dari kemajemukan dengan kata lain, agama dan keyakinan

16

Page 17: pendidikan kewarganegaraan (identitas nasional)

Indonesia tidak hanya dijamin oleh konstitusi Negara,

tetapi juga merupakan suatu Rahmat Tuhan Yang Maha Esa

yang harus tetap dipelihara dan disyukuri bangsa

Indonesia. Menyukuri nikmat kemajemukan pemberian

Allah dapat dilakukan dengan, salah satunya, sikap dan

tindakan untuk tidak memaksakan keyakinan dan tradisi

suatu agama, baik mayoritas maupun minoritas, atau

kelompok lainnya.

6. Bahasa

Bahasa adalah salah satu atribut indentitas

nasional Indonesia. Sekalipun Indonesia memiliki

ribuan bahasa daerah, kedudukan bahasa Indonesia

(bahasa yang digunakan bangsa melayu) sebagai bahasa

penghubung (lingua franca) peristiwa sumpah pemuda

tahun 1982, yang menyatakan bahasa Indonesia sebagai

bahasa persatuan bangsa Indonesia.

Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang

digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat

pemakainya. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan

suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi

oleh pemakainya. Bahasa sendiri berfungsi sebagai

sarana komunikasi serta sebagai sarana integrasi dan

adaptasi.

Berikut ini adalah pengertian dan definisi bahasa

menurut para ahli:

- Wittgenstein : Bahasa merupakan bentuk pemikiran

yang dapat dipahami, berhubungan dengan realitas,

dan memiliki bentuk dan struktur yang logis.

17

Page 18: pendidikan kewarganegaraan (identitas nasional)

- Ferdinand De Saussure : Bahasa adalah ciri pembeda

yang paling menonjol karena dengan bahasa setiap

kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang

berbeda dari kelompok yang lain.

- Plato : Bahasa pada dasarnya adalah pernyataan

pikiran seseorang dengan perantaraan onomata (nama

benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang

merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus udara

lewat mulut.

- Carrol : Bahasa adalah sebuah sistem berstruktural

mengenai bunyi dan urutan bunyi bahasa yang sifatnya

manasuka, yang digunakan, atau yang dapat digunakan

dalam komunikasi antar individu oleh sekelompok

manusia dan yang secara agak tuntas memberi nama

kepada benda-benda, peristiwa-peristiwa, dan proses-

proses dalam lingkungan hidup manusia.

- Sudaryono : Bahasa adalah sarana komunikasi yang

efektif walaupun tidak sempurna sehingga

ketidaksempurnaan bahasa sebagai sarana komunikasi

menjadi salah satu sumber terjadinya kesalahpahaman.

- William A. Haviland : Bahasa adalah suatu sistem

bunyi yang jika digabungkan menurut aturan tertentu

menimbulkan arti yang dapat ditangkap oleh semua

orang yang berbicara dalam bahasa itu.

7. Demografis

Berita kompas 3 juli 2010, menunjukkan lemahnya

ikatan penduduk di perbatasan wilayah NKRI. Penduduk

perbatasan Kalimantan barat dengan Serawak Malaysia

18

Page 19: pendidikan kewarganegaraan (identitas nasional)

telah berpindah kewarganegaraan menjadiwarga Negara

Malaysia. Hal ini menunjukkan bahwa kesejahtaeraan

penduduk di perbatasan yang kurang, sehingga banyak

penduduk yang miskin, inilah salah satu hal yang

kadang luput dari jangkauan permerintah.

Pada dasarnya penduduk adalah sekelompok manusia

yang mendiami atau meneta di sutau wilayah tertentu di

sebuah Negara. Di tinjau dari jumlah penduduk dan

wilayahnya sehingga terbagi menjadi wilayah metro

politan, kota, desa, dan perbatasan. Dengan

konsekuensi masing-masing, seperti kesenjangan

social ,kemiskinan, individual, dll. Oleh karena itu

demografis merupakan unsure yang sangat penting yang

mendasari adanya identitas nasional suatu bangsa.

Demografi juga mempengaruhi adanya jumlah penduduk di

suatu wilayah melalui imigrasi dan emigrasi baik

secara local maupun regional. Demografi juga merupakan

factor penentu timbulnya kekuatan nasionalisme dan

rasa kebangsaan terhadap negaranya. Sebagai contoh

semakin sejahtera rakyat maka semakin kuat ikatan

nasionalismenya.

8. Politik

Politik merupakan kebutuhan hidup manusia sebagai

makhluk social. System Politik di Indonesia adalah

demokrasi rakyat dengan ciri adanya pemilihan umum

langsung, umum, bebas, jujur dan adil dan juga

desentralisasi dan otonomi daerah. Dalam berpolitik

diperlukan adanya pelopor yang befungsi sebagai acuan

19

Page 20: pendidikan kewarganegaraan (identitas nasional)

atau contoh. Di Indonesia menyebutnya dengan para

pendiri Negara, diaman mereka telah meletakkan dasar-

dasar yang kokoh di tengah perbedaan yang begitu

banyak. Yaitu dengan ikatan landasan idiil dan

konstitusi.

Sedangkan tugas para pemimpin di generasi selanjutnya

adalah menjaga, mengelola, dan melestarikan, serta

menyempurnakan sikap, pandangan yang di wariskan

sebelumnya, untuk membangun masa depan yang lebih

maju, modern dan bermartabat.

Dalam mengisi kemerdekaan pasti ada ancaman,

tantangan, hambatan, gangguan (ATHG), maka para

pendiri bangsa mengharapkan agar tetap setia dengan

landasan-landasan yang merupakan instrumen ampuh dalam

mengatasi ATHG. Dari uraian di atas, maka dapat di

simpulkan secara umum antara kepempinan para pendiri

Negara yang mampu meletakkan rasa keindonesiaan dengan

cara realisasi kemerdekaan yang di ikuti identitas

nasionalnya dengan generasi penerus yang belum final

dalam menekankan rasa nasionalisme salah satunya

dengan perubahan bentuk Negara menjadi liberalis

9. Kondisi geografis

Kondisi gerografis merupakan identitas yang

bersifat alamiah. Keduudkan geografis wilayah Negara

menunjukkan tentang lokasi Negara dalam ruang, tempat

dan waktu sehingga dapat di tentukan batasa-batasan

wilayahnya dengan jelas. Dari letak geografis inilah

sehingga dapat diketahui situasi dan kondisi

20

Page 21: pendidikan kewarganegaraan (identitas nasional)

lingkungannya. Letak ini juga yang dapat menjadi cirri

khas dari Negara lainnya.

.

2.4Hubungan antara Identitas Nasional, Integrasi Nasional dan

Nasionalisme

Nasionalisme merupakan suatu faham cinta tanah air

dengan segala potensi yang di miliki baik potensi secara

individu maupun masyarakat dan potensi sumber daya alam

yang tersedia dan sumber daya manusia yang ada. Sehingga

perhatian dapat tercurahkan sepenuhnya untuk kepentingan

Negara kesatuan. Penting bagi seluruh warga Negara untuk

memiliki rasa nasionalisme pada diri mereka, untuk mencapai

integrasi nasional yang seutuhnya. Dalam menopang tegaknya

integrai nasional di butuhkan integrasi social dan

integrasi kebudayaan. Integrasi nasional meruapakan upaya

untuk menyatukan masyarakat yang beranekaragam, berlainan

latarbelakang dan masing-masing memiliki jati diri dari

sukunya untuk menjadi masyarakat baru yang mampu

berasimilasi. Sementara integrasi kebudayaan meruapak

asimilasi budaya atau penyesuaian antar budaya sehingga

menjadi suatu system budaya yang selaras.

Dari cerminan kedua bentuk integrasi penyokong

integrasi nasional itu, maka dapat di rumuskan bahwa

inegrasi nasional merupakan penyatupaduan bagian yang

berbeda-beda menjadi satu kesatuan yang utuh dengan tetap

memelihara keanekaragaman dan kearifan budaya local. Jadi

eksistenti identitas nasional sanga tdi tentukan oleh

kekuatan integrasi nasional, sementara integrasi nasional

memerlukan identitas nasional sebagai sarana rekayasa

21

Page 22: pendidikan kewarganegaraan (identitas nasional)

social dan politik dalam upaya mewujudkan persatuan dan

kesatuan bangsa.

Dari gabungan integrasi nasional dan identitas

nasional maka akam menimbulkan semangat nasionalisme pada

bangsa. Namun dengan berkembangnya era global belakangan

ini nasionalisme Indonesia di hadapkan pada tantangan yang

semakin kompleks baik dari sisi ideology, politik, ekonomi,

social, budaya, otonomi daerah maupun demografi. Oleh

karena itu diperlukan adanya batasan-batasan tertentu

terhadap arus globalisasi yang masuk di Indonesia,

khususnya dalam bidang informasi, invasi, ideology dan

investasi.

Untuk mengkaji tentang perkembangan nasionalisme di

Indonesia ada 3 fase, yaitu:

1. Fase awal pertumbuhan nasionalisme

22

Page 23: pendidikan kewarganegaraan (identitas nasional)

Yaitu dimana perubahan gagasan dengan cepat

sehingga merubah paradigma masyarakat dari tradisonal

menuju ke yang lebih modern. Di dukung dengan kondisi

bangsa terjajah yang sudah mulai memasuki titik jenuh.

Pergerakan ini di pelopori oleh para pemimpin

revolusioner dan para pendiri Negara. Pada zaman ini

mulai tumbuh tunas-tunas bangsa yang akan menjadi

tonggak lahirnya organisasi-organisasi yang bertujuan

untuk kemajuan Indonesia di masa depan. Mereka

menyuarakan kebangkitan di seluruh Indonesia dengan

semangat anti penjajah secara serentak dan menaggalkan

identitas ras, suku dan agama untuk melebur menjadi

NKRI. Puncaknya yaitu lahirnya Kongres Pemuda, Sumpah

Pemuda, Piagam Jakarta dan Proklamasi.

2. Fase lahirnya pemimpin nasionalis

Fase ini dapat disebut sebagai nasionalisme

politik yang berkaitan dengan pembentukan Negara

Indonesia dan penetapan ideologi dan landasan

konstitusional bangsa Indonesia. Para pemuda anak

bangsa yang berintelektual tinggi, mempunyai rasa

cinta tanah air, dan solidaritas dan mempunyai visi

misi demi kemajuan bangsa mulai bertebaran menjadi

para pemimpin nasionalis. Sehingga munculnya tokoh

revolusioner yang bernama Ir.Seokerno sebagai pemimpin

politik dan Moh.Hatta. sebagai pemimpin ekonomi.

3. Fase nasionalisme memasuki ranah resional, nasional

dan global

23

Page 24: pendidikan kewarganegaraan (identitas nasional)

Fase ini di mulai setelah pergantian kepemimpinan

presiden pertama yang di gantikan oleh Soeharto. Pada

era kepemimpinan beliau Indonesia memfokuskan pada

program stabilitas, pertumbuhan ekonomi, dan

pemerataan hasil pembangunan. Modernisasi dan

industrialisasi di lakukan melalui rencana pembangunan

lima tahun yang puncaknya di capai pada masa setelah

25 tahun yaitu berakhir di tahun 1996. Soeharto

melakukan nasionalisme ekonomi dengan bersandar pada

modal asing, pasar bebeas, liberalisasi dan bisa

membangun kehidupan rakyat lebih mapan. Sedangkan di

era Soekarno lebih menitikneratkan nasionalisme dan

ekonomi yang berdikari.

Untuk itu semangat kebagnkitan nasionalisme harus

dikembangkan lagi , khususnya pada generai muda saat

ini agar lebih memahami dan melaksanakan nilai –nilai

pancasila dan apa yang di amanatkan oleh UUD 1945

yaitu mempertahankan tegaknya NKRI, mempertahankan

pancasila sebagai ideology Negara, mempertahankan UUD

1945 sebagai hokum dasar Negara, menjaga dan

mempertahankan Bhineka Tunggal Ika. Salah satu upaya

yang sedang dilaksanakan pemerintah untuk mewujudkan

hal itu adalah dengan manifestasi pendidikan karakter

melalui pendidikan pancasila dan kewarganegaraan.

24

Page 25: pendidikan kewarganegaraan (identitas nasional)

BAB III

PENUTUP

3.1Kesimpulan

1. Secara etimologi identitas nasional merupakan gabungan

dari 2 kata yaitu, identity yang berarti karakter, cirri,

tanda, jati diri, atau sifat khas, dalam terminology

antropologi identitas adalah sifat khas yang menerangkan

dan sesuai dengan kesadaran diri pribadi

sendiri,golongan , kelompok, komunits atau Negara

sendiri. Sementara nasional dari kata nation yang artinya

bangsa yaitu dalam lingkup yang lebih besar yang di ikat

oleh kesamaan-kesamaan baik fisik maupun non fisik. Maka

secara terminologi identitas nasional merupakan sifat

khas yang melekat pada suatu bangsa atau yang lebih di

kenal sebagai kepribadian/karakter bangsa.Identitas

nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk diberi

makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalam

kondisi actual yang berkembang dalam masyarakat.

2. Parameter identitas nasional adalah suatu ukuran atau

patokan yang dapat di gunakan untuk menyatakan sesuatu

menjadi ciri khas bangsa. Sedangkan yang di jadikan

25

Page 26: pendidikan kewarganegaraan (identitas nasional)

indokatornya adalah pola perilaku warga Negara, lambang

atau cirri-ciri bangsa, teknologi yang di gunakan, serta

tujuan yang ingin di capai suatu bangsa. Dimana

parameter ini berlaku secara umum dalam lingkup Negara

bukan individu.

3. Unsur-unsur pembentuk Identitas nasional yang di miliki

oleh suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh factor

objektif, yang meliputi geografis, ekologis, demografis,

dan factor subjektif, yang meliputi factor sejarah,

social, politik, dan kebudayaan suatu bangsa. Factor

primer mencakup etnisitas, territorial, bahasa agama.

Sementara semua factor pendorong meliputi pembangunan

komunikasi, teknologi, kekuatan militer, dan pembangunan

dalam aspek kehidupan.

4. Nasionalisme merupakan suatu faham cinta tanah air

dengan segala potensi yang di miliki baik potensi secara

individu maupun masyarakat dan potensi sumber daya alam

yang tersedia dan sumber daya manusia yang ada. Sehingga

perhatian dapat tercurahkan sepenuhnya untuk kepentingan

Negara kesatuan. Penting bagi seluruh warga Negara untuk

memiliki rasa nasionalisme pada diri mereka, untuk

mencapai integrasi nasional yang seutuhnya. Gabungan

antara integrasi nasional dan identitas nasional akam

menimbulkan semangat nasionalisme pada bangsa. Namun

dengan berkembangnya era global belakangan ini

nasionalisme Indonesia di hadapkan pada tantangan yang

semakin kompleks. Oleh karena itu diperlukan adanya

batasan-batasan tertentu terhadap arus globalisasi yang

26

Page 27: pendidikan kewarganegaraan (identitas nasional)

masuk di Indonesia, khususnya dalam bidang informasi,

invasi, ideology dan investasi.

3.2Saran

Identitas nasional merupakan suatu ciri yang dimiliki

oleh bangsa kita untuk dapatmembedakannya dengan bangsa

lain. Jadi, untuk dapat mempertahankan keunika-

keunikandari bangsa Indonesia itu sendiri maka kita harus

menanamkan akan cinta tanah air yangdiwujudkan dalam

bentuk ketaatan dan kepatuhan terhadap atura-aturan yang

telah ditetapkanserta mengamalkan nilai-nilai yang sudah

tertera dengan jelas di dalam pancasila yangdijadikan

sebagai falsafah dan dasar hidup bangsa Indonesia. Dengan

keunikan inilah,Indonesia menjadi suatu bangsa yang tidak

dapat disamakan dengan bangsa lain dan itusemua tidak akan

pernah lepas dari tanggung jawab dan perjuangan dari warga

Indonesia itusendiri untuk tetap menjaga nama baik

bangsanya.

27

Page 28: pendidikan kewarganegaraan (identitas nasional)

DAFTAR PUSTAKA

Erwin, Muhammad. 2011. Pendidikan Kewarganegaraan Republik

Indonesia. Bandung : PT Refika Aditama.

Srijanti. A.Rahman H.I. Purwanto.S.K. 2009. Pendidikan

Kewarganegaraan Untuk Mahasiswa. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Tim Dosen Pendidikan Kewarganegaraan Unesa. 2013. Pendidikan

Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. Surabaya : Unesa

University Press.

http://thetaphizevo.blogspot.com/2013/06/makalah-

kewarganegaraan-identitas.html

http://thetaphizevo.blogspot.com/2013/06/makalah-

kewarganegaraan-identitas.html

28