MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAR N IDENTITAS NASIONAL DOSEN PENGAMPU : SITI MUTHMAINAH, S.Pd,M.Pd OLEH : ASMAUL KHUSNUL QULUK (14040274075) UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI 1
MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAR N
IDENTITAS NASIONAL
DOSEN PENGAMPU : SITI MUTHMAINAH, S.Pd,M.Pd
OLEH : ASMAUL KHUSNUL QULUK (14040274075)
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
1
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Identitas nasional secara terminologis adalah suatu
cirri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis
membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang
lain.Berdasarkan perngertian yang demikian ini maka setiap
bangsa didunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri
sesuai dengan keunikan,sifat,cirri-ciri serta karakter dari
bangsa tersebut.Berdasarkan hakikat pengertian identitas
nasional sebagai mana di jelaskan di atas maka identitas
nasional suatu Bangsa tidak dapat di pisahkan dengan jati
diri suatu bangsa ataulebih populer disebut dengan
kepribadian suatu bangsa.
Dewasa ini pembicaraan tentang cirri khas suatu bangsa
yang menjadi identitas nasional , khususnya Indonesia
menjadi topic yang menarik jika diakaitkan dengan rasa
nasionalisme. Sedangkan nasionalisme sendiri akan menjadi
kuat apabila terdapat kesamaan yang mengikat banyak
individu seperi kesamaan nasib, karakter, historis, cita-
sita dan ikatan emosional, sehingga membutuhkan kebersamaan
yang tertanam dalam jiwa untuk membangun identitas
nasional. Karena pada hakikatnya bangsa adalah sekelompok
2
besar manusia yang mempunyai persamaan nasib dalam proses
sejarahnya,sehingga mempunyai persamaan watak atau karakter
yang kuat untuk bersatu dan hidup bersama serta mendiami
suatu wilayah tertentu sebagai suatu kesatuan nasional.
Namun pada kenyataannya masih terdapat permasalahan
dalam mewujudkan hal tersebut yaitu berupa keberagaman
suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) serta unsure-
unsur yang bersifat kedaerahan. Sebenarnya dengan adanya
semboyan “Bhineka Tunggal Ika” milik Indonesia itu sudah
cukup untuk mewujudkan integrasi nasional di dukung dengan
Pancasila dan UUD 1945 yang menjadi landasan utama.Namun
adanya oknum-oknum tertentu yang mempengaruhi warga Negara
inilah penyebabnya, sehingga masyarakat yang tidak memiliki
pengetahuan yang cukup akan mudah untuk masuk ke dalam
perangkapnya.
Maka dari itu perlu ditanamkan rasa kebangsaan
Indonesia yang kuat pada generasi muda, agar dapat
membangun nasionalisme untuk mencapai tujuan dan cita-cita
bangsa di zaman yang semakin dinamis ini. Salah satu
caranya yaitu melalui pendekatan pendidikan kewarganegaraan
yang di terapkan di sekolah-sekolah serta perguruan tinggi,
yang sesuai dengan. Berdasarkan Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang sistem Pendidikan
Nasional, serta surat keputusan Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Nomor
43/DIKTI/Kep/2006, tentang rambu-rambu pelaksanaaan
kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian di Perguruan
Tinggi terdiri atas mata kuliah Pendidikan agama dan
Pendidikan Kewarganegaraan. Berdasarkan ketentuan tersebut
3
wajib diberikan di semua fakultas dan jurusan di seluruh
perguruan tinggi di Indonesia.
1.2Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Identitas Nasional ?
2. Apa saja yang menjadi paramenter Identitas Nasional ?
3. Apa saja unsur-unsur pembentuk Identitas Nasional ?
4. Bagaimana hubungan antara Identitas Nasional, Integrasi
Nasional dan Nasionalisme?
1.3Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Identitas Nasional
2. Untuk mengetahui paramenter Identitas Nasional
3. Untuk mengetahui unsur-unsur pembentuk Identitas
Nasional
4. Untuk mengetahui hubungan antara Identitas Nasional,
Integritas Nasional dan Nasionalisme
1.4Manfaat
1. Bagi penulis
Sebagai latihan dalam pembuatan makalah dan literature
serta dalam rangka memenuhi tugas dalam mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Bagi pembaca
Sebagai bahan bacaan yang berisikan pengetahuan-
pengetahuan tentang kewarganegaraan, sehingga dapat
menambah wawasan para pembaca.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1Pengertian Identitas Nasional
Secara etimologi identitas nasional merupakan gabungan
dari 2 kata yaitu, identity yang berarti karakter, cirri,
tanda, jati diri, atau sifat khas, dalam terminology
antropologi identitas adalah sifat khas yang menerangkan
dan sesuai dengan kesadaran diri pribadi sendiri,golongan ,
kelompok, komunits atau Negara sendiri. Sementara nasional
dari kata nation yang artinya bangsa yaitu dalam lingkup
yang lebih besar yang di ikat oleh kesamaan-kesamaan baik
fisik maupun non fisik. . Maka secara terminologi identitas
nasional merupakan sifat khas yang melekat pada suatu
bangsa atau yang lebih di kenal sebagai
kepribadian/karakter bangsa.
Identitas nasional merupakan sesuatu yang terbuka
untuk diberi makna baru agar tetap relevan dan fungsional
dalam kondisi actual yang berkembang dalam masyarakat.
Sigmund Freud pernah menggariskan bahwa “Character is striving
system which underly behavior,” yang dapat di artikan bahwa
karakter itu adalah kumppulan dari tata nilai yang
mewujudkan dalam suatu system daya dorong yang melandari
setiap pemikiran, sikap, dan perilaku.
5
Menurut Soemarmo Soedarsono, identitas nasional
(karakter bangsa) mempunyai 3 fungsi, yaitu
a. Sebagai penanda keberadaan atau eksistensinya.
Bangsa yang tidak mempunyai jati diri tidak akan
eksis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
b. Sebagai pencerminan kondisi bangsa yang menampilkan
kematangan jiwa, daya juang, dan kekuata bangsa
ini. Hal ini tercermin dalam kondisi bangsa pada
umumnya dan kondisi ketahanan bangsa pada
khususnya.
c. Sebagai pembeda dengan bangsa lain di dunia.
Identitas nasional adalah manifestasi nilai-nilai
budaya yang tumbuh dan berkembagn dalam aspek kehidupan
suatu bangsa dengan cirri khas, dan dengan cirri-ciri yan
gkhas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam
kehidupannya (Wibisono Koento, 2005). Karakter tidak datang
dengan sendirinya, tetapi di bentuk dan di bangun secara
sadar dan sengaja, berdasarkan jati diri masing-masing.
Jadi suatu bangsa harus bisa mempertahankan identitas
nasionalnya sebagai penyanggah untuk kehidupan berbangsa
dan bernegara dalam menghadapi kekuatan-kekuatan luar.
Tanda-tanda suatu Negara akan mati menurut Mahatma
Gandhi (Founding Fathers of Indian)dalam teori Seven Deadly Sins
miliknya (tujuh dosa dapat mematikan suatu Negara), yakni
apabila telah bertumbuh kembangnya suatu budaya, nilai-
nilai, dan perilaku :
Kekayaan tanpa bekerja (wealth without work)
6
Kesenangan tanpa hati nurani (pleasure without
conscience),
Pengetahuan tanpa Karakter (knowledge without
character)
Bisnis tanpa moralitas (business without morality,
Ilmu tanpa kemanusiaan (science without humanity),
Agama tanpa pengorbanan (religion without sacrifice),
Politik tanpa prinsip (politics without principle).
Presiden Soekarno menegaskan bahwa tugas berat bangsa
Indonesia dalam mengisi kemerdekaan adalah mengutamanakan
pelaksanaan nation dan character. Bahkan Bung Karno mewanti-
wanti, jika pembangunan karakter tidak berhasil bangsa
Indonesia hanya akan menjadi bangsa kuli (Soemarno
Soedarsono, halm.14). identitas bangsa Indonesia yang
selama ini di kenal halus budinya, sopan dalam bersikap,
toleransi, mamilikisolidaritas yang peka, dan nasionalisme
yang tinggi, lambat laun pudar di kikis oleh datangnya arus
globalisasi dan kapitalisme yan gmemberikan ajaran untuk
menjadi orang individual, materialis, teralu bebas,
konsumtif, pragmatis, dan praktis.
Sementara itu korupsi terus merajalela juga telah
menghilangkan semangat kita untuk memajukan perkembangan
bangsa yang mempunyai daya saing dengan Negara lain.
Sampai-sampai ada guyonan di tengah masyarakat bahwa “setan
tidak perlu lagi menggoda dan mengajari bangsa Indonesia
untuk melakukan korupsi, sebab justru setan yang harus
belajat menganai jurus-jurus korupsi dari bangsa Indonesia
kemudian di gunakan untuk menggoda bangsa lain.
7
Sikap kurang tulus juga mulai melekat di bangsa ini,
hal ini dapat di cerminkan dengan kondisi masa kini di mana
setiap jabata selalu di ukur dengan materi dan fasilitas.
Segala Sesutu harus di tentukan dengan gaji dengan alasan
pekerjaan itu berat. Menjadi presiden harus di gaji Rp.xxx,
sedangkan menjadi gubernur harus berfasilitas seperti ini
dengan gaji Rp.xxx, begitu seterusnya hingga tingkat desa
pun juga berlaku. Padahal jika kita bayangkan dengan
kesengsaraan para pejuang kira untuk mengusir dan memerangi
penjajah hingga Indonesia dinyatakan merdeka oleh adanya
proklamasi, mereka bekerjasama sangat keras untuk
membebaskan anak cucu agar terbebas dan hudup dalam
kemerdekaan.
Sang guru Ki Hajar Dewantara terkenal dengan perkataan
beliau “Ing Ngarso Sung Tulodho (di depan member suri tauladan)”. Jadi
apabilabarisan depan dari negeri ini melakukan tindakan
yang kurang baik maka jangan heran jika tingkat terbawah
pun juga melalui perjalanan seperti mereka. Terlebih lagi
di dukung dengan maraknya kasus narkoba yang jelas-jelas
merusak moral dan kepribadian generasi penerus bangsa. Di
dalam kehidupan pendidikanpun banyak bertebaran “sekolah
praktis” yan ginstan mencetak gelar akademik mulai dari (S-
1)sarjana, (S-2) master, (S-3)doctor. Sehingga karakter
yang bertumbuh kembang adalah instan dan pragmatis pula.
(Soemarmo Soedarsono hlm.65)
Sifat asli suatu bangsa bukan di lihat dari luarnya,
namun pembangunan fisik dan ekonomi dan jiwa manusianya.
Padahal tolok ukur kemajuan suatu bangsa tidak hanya di
8
lihat dari krcanggihan teknooginya tapi semangatnya dalam
membangun negeri , seperti perkataan Bung Karno (Beri Aku
seribu orang Aku akan menggerakkan gunung semeru, beri Aku sepuluh
pemuda yang membara cintanya pada tanah air, Aku akan mengguncang
dunia!).
Identitas nasional dapat di rumuskan dalam 3 bidang
yaitu:
a. Identitas fundamental, yakni pancasilasebagai filsafat
bangsa Indonesia, hokum dasar, pandangan hidup, etika
politik, paradigma pembangunan. Satu-satunya falsafah
dan ideology yang melandasi dan membimbing dan
mengarahkan bangsa menuju tujuan.
b. Identitas instrumental, yakni UUD 1945 sebagai
konstitusi Negara. Pedoman Negara dalam bertindak di
segala bidang, sekaligus memberikan batasan-batasan
terhadap kekuasaan dan perlindungan HAM.
c. Identitas alamiah yang meliputi Negara Indonesia yang
berbentuk kepulauan dengan beragam suku, bangsa, budaya
dan agamanya.
2.2Parameter Identitas Nasional
Parameter identitas nasional adalah suatu ukuran atau
patokan yang dapat di gunakan untuk menyatakan sesuatu
menjadi ciri khas bangsa. Sedangkan yang di jadikan
parameter dalam identitas nasional adalah:
9
a. Identitas nasional yang menggambarkan pola perilaku
yang terwujud melalui aktifitas masyarakat sehari-
harinya yang meliputi adat, istiadat, tata
kelakuan, dan kebiasaan.
b. Lambang-lambang secara simbolis yang menggambarkan
tujuan dan fungsi bangsa. Seperti garuda pancasila,
bendera, bahasa dan lagu kebangsaan.
c. Alat-alat perlengkapan yang di gunakan untuk
mencapai tujuan nasional, seperti teknologi
(pesawat terbang , kapal laut), bangunan
(Borobudur, prambanan, tempat ibadah ), dan
peralatan manusia (pakaian adat, teknologi bercocok
tanam).
d. Tujuan yang ingin di capai suatu bangsa. Yang
bersumber dari budaya unggul. Seperti Indonesia
yang di kenal dengan kemampuannya dalam
bulutangkis.
Bagi bangsa Indonesia yang di maksud dengan parameter
identitas nasional tidak hanya berlaku secara pribadi namun
untuk seluruh masyarakat yang terikat oleh kesamaan-
kesamaan.
2.3Unsur – unsur Pembentuk Identitas Nasional
Identitas nasional yang di miliki oleh suatu bangsa
sangat dipengaruhi oleh factor objektif, yang meliputi
geografis, ekologis, demografis, dan factor subjektif,
yang meliputi factor sejarah, social, politik, dan
10
kebudayaan suatu bangsa. Sementara menurut Robert De
Vantos, kemunculan identitas nasional adalah sebagai hasil
dari interaksi historis antara empat factor penting yaitu
factor primer, factor endorong, faktro penarik dan factor
reaktif.
Factor primer mencakup etnisitas, territorial, bahasa
agama. Sementara semua factor pendorong meliputi
pembangunan komunikasi, teknologi, kekuatan militer, dan
pembangunan dalam aspek kehidupan. Factor pendorong
bersifat dinamis. Factor penarik terdapat peta kodifikasi
bahsa yang resmi dan bagaimana system pendidikannya.
Sedangkan factor relative adalah penindasa, dominasi, dan
kolektifitas rakyatnya.
Suatu oenelitian ITB di akhir tahun 2004 menemukan
enam factor yang menentukan keberhasilan, yaitu:
kreativitas, percaya diri dengan memegang prinsi,
mentalitas, integritas, idealism, dan kompetensi. Jadi
11
Geografis EkologisDemografisHistorisSosialPolitikBudaya
bagaimanapun juga karakter itu sangat penting, hal itu
telah di buktikan oleh China, Jepang, dan Vietnam.
Identitas nasional pada saat ini dibentuk oleh unsure-
unsur di bawah ini:
1. Sejarah
Sebelum menjadi Negara yang modern Indonesia
pernah mengalami masa kejayaan yang gemilang pada masa
kerajaan Majapahit dan sriwijaya. Rakyat memiliki
kehidupan yang sejahtera, dalam bidang politik
meliputi kekuasaan hingga seluruh nusantara yaitu,
Filipina, Singapura, Malaysia, dan sebagian Thailand.
Namun hilangnya kebersamaan menjadikan keruntuhan
kedua kerajaan tersebut. Hal ini berimplikasi
terciptanya kerajaan masing-masing di seluruh wilayah
Indonesia dengan system yan gkurang kuat, sehingga
terlalu lemah untuk mengahadapi gangguan dan ancaman.
Ketidakmampuan bangsa Indonesia ini akhirnya
membuat Indonesia takluk pada penjajah Portugis,
Belanda, Jepang. Dampak langsungnya berupa kemiskinan,
kebodohan, keterbelakangan, perpecahan. Realitas
perjalanan sejarah itulah yang mendorong bangsa
Indonesia menjadi bangsa yang pantang menyerah dalam
mempertahankan harga dirinya. Inilah yang membedakan
antara bangsa-bangsa di dunia, bahwa bangsa Indonesia
adlah bangsa pejuang.
2. Kebudayaan
12
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa
Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak
dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal
yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture,
yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah
atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah
tanah atau bertani. Kata culture juga kadang
diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan
masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang
terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan
yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
- Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu
yang turun temurun dari satu generasi ke generasi
yang lain, yang kemudian disebut sebagai
superorganic.
- Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan
pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu
pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur
sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi
segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat.
- Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan
keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-
13
kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai
anggota masyarakat.
- Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan
adalah sarana hasil karya, rasa,dan cipta
masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh
pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang
akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi
sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran
manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak.Kebudayaan yang
menjadi unsur pembentuk indentitas nasional
meliputi: akal budi, peradaban, dan pengetahuan.
- Akal budi adalah sikap dan perilaku yang di miliki
oleh bangsa Indonesia dalam interaksinya antara
sesame maupun antar pimpinan dan staf, antar anak
dan orangtua atau sebaliknya. Sifat tersebut
merupakan saling menghormati dan soapn santun
terhadap orang lain.
- Peradaban (civility),peradaban yang menjadi aspek
identitas nasional adalah meliputi aspek ideology,
politik, ekonomi, social, dan hankam. Identitas
nasional yang di maksud dalam berbagai bidang
adalah, (1) ideology adalah sila-sila dalam
pancasila, (2) politik adlah demokrasi langsung
dalam pemilu langsung seperti pres dan wapres,
kepalan daerah tingkat I dan II kabipaten/kota,
(3) ekonomi adalah usaha kecil dan koperasi, (4)
14
social adlah semangat gotong royong , sikap ramah
tamah, murah senyum dan setia kawan, (5) hamkan
adalah system keamanan lingkungan, system perang
gerilya, teknologi kentongan dalam memberikan
informasi bahaya.
- Pengetahuan (knowledge), pengetahuan yang menjadi
unsure pembentuk identitas nasional meliputi, (1)
prestasi anak bangsa salam bidang bulu tangkis
dunia, (2) karya anak bangsa dalam teknologi
pesawat terbang, yaitu pembuatan pesawat terbang
jenis CN 235, di IPTN Bandung, Jawa Barat, (3)
karya anak bangsa dalam pembuatan kapal laut,
yaitu pembuatan kapal laut Phinisi, dan (4)
prestasi anak bangsa dalam menjuarai lomba
olimpiade fisika dan kimia, dan sebagainya.
3. Budaya unggul
Budaya unggul adalah semangatn cara dan kultur
kita untuk mencapai kemajuan dengan cara kita harus
bisa “kita harus bisa, kita harus berbuat baik, kalau
orang lain bisa, mengapa kita tidak bisa”. Dalam UUD
1954 menyatakan bahwa bangsa Indonesia berjuang dan
mengembangkn dirinya sebagai bangsa yang merdeka,
berdaulat, bersatu, maju, makmur serta adil atau
berkesejarteraan. Untk mencapai kualitas hidup yang
demikian , nilai kemanusiaan , demokrasi dan keadilan
dijadikan landasan ideologis yang secara ideal dan
inovatif di wujudkan secara konsisten,
konsekuen,dinamis, kreatif, dan bukan indoktriner.
15
4. Suku bangsa
Kemajemukan merupakan indentitas lain bangsa
Indonesia. tradisi bangsa Indonesia untuk hidup
bersama dalam kemajemukan yang bersfat alamiah
tersebut, tradisi bangsa Indonesia untuk hidup bersama
dalam kemajemukan merupakan hal lain yang harus
dikembangkan dan di budayakan.
Suku bangsa adalah kelompok spesifik yang mempunyai
kesamaan latar belakang. Suku bangsa di Indonesia
menurut statistic hamper 300 jumlahnya. Selanjutnya
diterangkan bahwa pengertian suku bangsa, atau
kelompok etnik adalah perkumpulan orang yang mempunyai
latar belakang budaya, bahasa, rutinitas, style hidup,
dan ciri-ciri fisik yang sama. Masing-masing mereka
mengidentifikasikan diri pada satu dengan yang
lain.Eksistensi satu suku akan diakui bila telah
memperoleh pengakuan dari masyarakat yang ada di luar
suku itu sendiri.
Sistem pengaturan yang dianut oleh sebagian besar
suku bangsa di indonesia adalah sistem menurut garis
keturunan bapak, ibu, atau apalagi keduanya. Dari
beraga suku bangsa tersebut maka Indonesia harus bisa
mengintegrasikan untuk mencapai tujuan yaitu
masyarakat yang adil dan makmur.
5. Agama
Keanekaragaman agama merupakan indentitas lain
dari kemajemukan dengan kata lain, agama dan keyakinan
16
Indonesia tidak hanya dijamin oleh konstitusi Negara,
tetapi juga merupakan suatu Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
yang harus tetap dipelihara dan disyukuri bangsa
Indonesia. Menyukuri nikmat kemajemukan pemberian
Allah dapat dilakukan dengan, salah satunya, sikap dan
tindakan untuk tidak memaksakan keyakinan dan tradisi
suatu agama, baik mayoritas maupun minoritas, atau
kelompok lainnya.
6. Bahasa
Bahasa adalah salah satu atribut indentitas
nasional Indonesia. Sekalipun Indonesia memiliki
ribuan bahasa daerah, kedudukan bahasa Indonesia
(bahasa yang digunakan bangsa melayu) sebagai bahasa
penghubung (lingua franca) peristiwa sumpah pemuda
tahun 1982, yang menyatakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan bangsa Indonesia.
Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang
digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat
pemakainya. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan
suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi
oleh pemakainya. Bahasa sendiri berfungsi sebagai
sarana komunikasi serta sebagai sarana integrasi dan
adaptasi.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi bahasa
menurut para ahli:
- Wittgenstein : Bahasa merupakan bentuk pemikiran
yang dapat dipahami, berhubungan dengan realitas,
dan memiliki bentuk dan struktur yang logis.
17
- Ferdinand De Saussure : Bahasa adalah ciri pembeda
yang paling menonjol karena dengan bahasa setiap
kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang
berbeda dari kelompok yang lain.
- Plato : Bahasa pada dasarnya adalah pernyataan
pikiran seseorang dengan perantaraan onomata (nama
benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang
merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus udara
lewat mulut.
- Carrol : Bahasa adalah sebuah sistem berstruktural
mengenai bunyi dan urutan bunyi bahasa yang sifatnya
manasuka, yang digunakan, atau yang dapat digunakan
dalam komunikasi antar individu oleh sekelompok
manusia dan yang secara agak tuntas memberi nama
kepada benda-benda, peristiwa-peristiwa, dan proses-
proses dalam lingkungan hidup manusia.
- Sudaryono : Bahasa adalah sarana komunikasi yang
efektif walaupun tidak sempurna sehingga
ketidaksempurnaan bahasa sebagai sarana komunikasi
menjadi salah satu sumber terjadinya kesalahpahaman.
- William A. Haviland : Bahasa adalah suatu sistem
bunyi yang jika digabungkan menurut aturan tertentu
menimbulkan arti yang dapat ditangkap oleh semua
orang yang berbicara dalam bahasa itu.
7. Demografis
Berita kompas 3 juli 2010, menunjukkan lemahnya
ikatan penduduk di perbatasan wilayah NKRI. Penduduk
perbatasan Kalimantan barat dengan Serawak Malaysia
18
telah berpindah kewarganegaraan menjadiwarga Negara
Malaysia. Hal ini menunjukkan bahwa kesejahtaeraan
penduduk di perbatasan yang kurang, sehingga banyak
penduduk yang miskin, inilah salah satu hal yang
kadang luput dari jangkauan permerintah.
Pada dasarnya penduduk adalah sekelompok manusia
yang mendiami atau meneta di sutau wilayah tertentu di
sebuah Negara. Di tinjau dari jumlah penduduk dan
wilayahnya sehingga terbagi menjadi wilayah metro
politan, kota, desa, dan perbatasan. Dengan
konsekuensi masing-masing, seperti kesenjangan
social ,kemiskinan, individual, dll. Oleh karena itu
demografis merupakan unsure yang sangat penting yang
mendasari adanya identitas nasional suatu bangsa.
Demografi juga mempengaruhi adanya jumlah penduduk di
suatu wilayah melalui imigrasi dan emigrasi baik
secara local maupun regional. Demografi juga merupakan
factor penentu timbulnya kekuatan nasionalisme dan
rasa kebangsaan terhadap negaranya. Sebagai contoh
semakin sejahtera rakyat maka semakin kuat ikatan
nasionalismenya.
8. Politik
Politik merupakan kebutuhan hidup manusia sebagai
makhluk social. System Politik di Indonesia adalah
demokrasi rakyat dengan ciri adanya pemilihan umum
langsung, umum, bebas, jujur dan adil dan juga
desentralisasi dan otonomi daerah. Dalam berpolitik
diperlukan adanya pelopor yang befungsi sebagai acuan
19
atau contoh. Di Indonesia menyebutnya dengan para
pendiri Negara, diaman mereka telah meletakkan dasar-
dasar yang kokoh di tengah perbedaan yang begitu
banyak. Yaitu dengan ikatan landasan idiil dan
konstitusi.
Sedangkan tugas para pemimpin di generasi selanjutnya
adalah menjaga, mengelola, dan melestarikan, serta
menyempurnakan sikap, pandangan yang di wariskan
sebelumnya, untuk membangun masa depan yang lebih
maju, modern dan bermartabat.
Dalam mengisi kemerdekaan pasti ada ancaman,
tantangan, hambatan, gangguan (ATHG), maka para
pendiri bangsa mengharapkan agar tetap setia dengan
landasan-landasan yang merupakan instrumen ampuh dalam
mengatasi ATHG. Dari uraian di atas, maka dapat di
simpulkan secara umum antara kepempinan para pendiri
Negara yang mampu meletakkan rasa keindonesiaan dengan
cara realisasi kemerdekaan yang di ikuti identitas
nasionalnya dengan generasi penerus yang belum final
dalam menekankan rasa nasionalisme salah satunya
dengan perubahan bentuk Negara menjadi liberalis
9. Kondisi geografis
Kondisi gerografis merupakan identitas yang
bersifat alamiah. Keduudkan geografis wilayah Negara
menunjukkan tentang lokasi Negara dalam ruang, tempat
dan waktu sehingga dapat di tentukan batasa-batasan
wilayahnya dengan jelas. Dari letak geografis inilah
sehingga dapat diketahui situasi dan kondisi
20
lingkungannya. Letak ini juga yang dapat menjadi cirri
khas dari Negara lainnya.
.
2.4Hubungan antara Identitas Nasional, Integrasi Nasional dan
Nasionalisme
Nasionalisme merupakan suatu faham cinta tanah air
dengan segala potensi yang di miliki baik potensi secara
individu maupun masyarakat dan potensi sumber daya alam
yang tersedia dan sumber daya manusia yang ada. Sehingga
perhatian dapat tercurahkan sepenuhnya untuk kepentingan
Negara kesatuan. Penting bagi seluruh warga Negara untuk
memiliki rasa nasionalisme pada diri mereka, untuk mencapai
integrasi nasional yang seutuhnya. Dalam menopang tegaknya
integrai nasional di butuhkan integrasi social dan
integrasi kebudayaan. Integrasi nasional meruapakan upaya
untuk menyatukan masyarakat yang beranekaragam, berlainan
latarbelakang dan masing-masing memiliki jati diri dari
sukunya untuk menjadi masyarakat baru yang mampu
berasimilasi. Sementara integrasi kebudayaan meruapak
asimilasi budaya atau penyesuaian antar budaya sehingga
menjadi suatu system budaya yang selaras.
Dari cerminan kedua bentuk integrasi penyokong
integrasi nasional itu, maka dapat di rumuskan bahwa
inegrasi nasional merupakan penyatupaduan bagian yang
berbeda-beda menjadi satu kesatuan yang utuh dengan tetap
memelihara keanekaragaman dan kearifan budaya local. Jadi
eksistenti identitas nasional sanga tdi tentukan oleh
kekuatan integrasi nasional, sementara integrasi nasional
memerlukan identitas nasional sebagai sarana rekayasa
21
social dan politik dalam upaya mewujudkan persatuan dan
kesatuan bangsa.
Dari gabungan integrasi nasional dan identitas
nasional maka akam menimbulkan semangat nasionalisme pada
bangsa. Namun dengan berkembangnya era global belakangan
ini nasionalisme Indonesia di hadapkan pada tantangan yang
semakin kompleks baik dari sisi ideology, politik, ekonomi,
social, budaya, otonomi daerah maupun demografi. Oleh
karena itu diperlukan adanya batasan-batasan tertentu
terhadap arus globalisasi yang masuk di Indonesia,
khususnya dalam bidang informasi, invasi, ideology dan
investasi.
Untuk mengkaji tentang perkembangan nasionalisme di
Indonesia ada 3 fase, yaitu:
1. Fase awal pertumbuhan nasionalisme
22
Yaitu dimana perubahan gagasan dengan cepat
sehingga merubah paradigma masyarakat dari tradisonal
menuju ke yang lebih modern. Di dukung dengan kondisi
bangsa terjajah yang sudah mulai memasuki titik jenuh.
Pergerakan ini di pelopori oleh para pemimpin
revolusioner dan para pendiri Negara. Pada zaman ini
mulai tumbuh tunas-tunas bangsa yang akan menjadi
tonggak lahirnya organisasi-organisasi yang bertujuan
untuk kemajuan Indonesia di masa depan. Mereka
menyuarakan kebangkitan di seluruh Indonesia dengan
semangat anti penjajah secara serentak dan menaggalkan
identitas ras, suku dan agama untuk melebur menjadi
NKRI. Puncaknya yaitu lahirnya Kongres Pemuda, Sumpah
Pemuda, Piagam Jakarta dan Proklamasi.
2. Fase lahirnya pemimpin nasionalis
Fase ini dapat disebut sebagai nasionalisme
politik yang berkaitan dengan pembentukan Negara
Indonesia dan penetapan ideologi dan landasan
konstitusional bangsa Indonesia. Para pemuda anak
bangsa yang berintelektual tinggi, mempunyai rasa
cinta tanah air, dan solidaritas dan mempunyai visi
misi demi kemajuan bangsa mulai bertebaran menjadi
para pemimpin nasionalis. Sehingga munculnya tokoh
revolusioner yang bernama Ir.Seokerno sebagai pemimpin
politik dan Moh.Hatta. sebagai pemimpin ekonomi.
3. Fase nasionalisme memasuki ranah resional, nasional
dan global
23
Fase ini di mulai setelah pergantian kepemimpinan
presiden pertama yang di gantikan oleh Soeharto. Pada
era kepemimpinan beliau Indonesia memfokuskan pada
program stabilitas, pertumbuhan ekonomi, dan
pemerataan hasil pembangunan. Modernisasi dan
industrialisasi di lakukan melalui rencana pembangunan
lima tahun yang puncaknya di capai pada masa setelah
25 tahun yaitu berakhir di tahun 1996. Soeharto
melakukan nasionalisme ekonomi dengan bersandar pada
modal asing, pasar bebeas, liberalisasi dan bisa
membangun kehidupan rakyat lebih mapan. Sedangkan di
era Soekarno lebih menitikneratkan nasionalisme dan
ekonomi yang berdikari.
Untuk itu semangat kebagnkitan nasionalisme harus
dikembangkan lagi , khususnya pada generai muda saat
ini agar lebih memahami dan melaksanakan nilai –nilai
pancasila dan apa yang di amanatkan oleh UUD 1945
yaitu mempertahankan tegaknya NKRI, mempertahankan
pancasila sebagai ideology Negara, mempertahankan UUD
1945 sebagai hokum dasar Negara, menjaga dan
mempertahankan Bhineka Tunggal Ika. Salah satu upaya
yang sedang dilaksanakan pemerintah untuk mewujudkan
hal itu adalah dengan manifestasi pendidikan karakter
melalui pendidikan pancasila dan kewarganegaraan.
24
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
1. Secara etimologi identitas nasional merupakan gabungan
dari 2 kata yaitu, identity yang berarti karakter, cirri,
tanda, jati diri, atau sifat khas, dalam terminology
antropologi identitas adalah sifat khas yang menerangkan
dan sesuai dengan kesadaran diri pribadi
sendiri,golongan , kelompok, komunits atau Negara
sendiri. Sementara nasional dari kata nation yang artinya
bangsa yaitu dalam lingkup yang lebih besar yang di ikat
oleh kesamaan-kesamaan baik fisik maupun non fisik. Maka
secara terminologi identitas nasional merupakan sifat
khas yang melekat pada suatu bangsa atau yang lebih di
kenal sebagai kepribadian/karakter bangsa.Identitas
nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk diberi
makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalam
kondisi actual yang berkembang dalam masyarakat.
2. Parameter identitas nasional adalah suatu ukuran atau
patokan yang dapat di gunakan untuk menyatakan sesuatu
menjadi ciri khas bangsa. Sedangkan yang di jadikan
25
indokatornya adalah pola perilaku warga Negara, lambang
atau cirri-ciri bangsa, teknologi yang di gunakan, serta
tujuan yang ingin di capai suatu bangsa. Dimana
parameter ini berlaku secara umum dalam lingkup Negara
bukan individu.
3. Unsur-unsur pembentuk Identitas nasional yang di miliki
oleh suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh factor
objektif, yang meliputi geografis, ekologis, demografis,
dan factor subjektif, yang meliputi factor sejarah,
social, politik, dan kebudayaan suatu bangsa. Factor
primer mencakup etnisitas, territorial, bahasa agama.
Sementara semua factor pendorong meliputi pembangunan
komunikasi, teknologi, kekuatan militer, dan pembangunan
dalam aspek kehidupan.
4. Nasionalisme merupakan suatu faham cinta tanah air
dengan segala potensi yang di miliki baik potensi secara
individu maupun masyarakat dan potensi sumber daya alam
yang tersedia dan sumber daya manusia yang ada. Sehingga
perhatian dapat tercurahkan sepenuhnya untuk kepentingan
Negara kesatuan. Penting bagi seluruh warga Negara untuk
memiliki rasa nasionalisme pada diri mereka, untuk
mencapai integrasi nasional yang seutuhnya. Gabungan
antara integrasi nasional dan identitas nasional akam
menimbulkan semangat nasionalisme pada bangsa. Namun
dengan berkembangnya era global belakangan ini
nasionalisme Indonesia di hadapkan pada tantangan yang
semakin kompleks. Oleh karena itu diperlukan adanya
batasan-batasan tertentu terhadap arus globalisasi yang
26
masuk di Indonesia, khususnya dalam bidang informasi,
invasi, ideology dan investasi.
3.2Saran
Identitas nasional merupakan suatu ciri yang dimiliki
oleh bangsa kita untuk dapatmembedakannya dengan bangsa
lain. Jadi, untuk dapat mempertahankan keunika-
keunikandari bangsa Indonesia itu sendiri maka kita harus
menanamkan akan cinta tanah air yangdiwujudkan dalam
bentuk ketaatan dan kepatuhan terhadap atura-aturan yang
telah ditetapkanserta mengamalkan nilai-nilai yang sudah
tertera dengan jelas di dalam pancasila yangdijadikan
sebagai falsafah dan dasar hidup bangsa Indonesia. Dengan
keunikan inilah,Indonesia menjadi suatu bangsa yang tidak
dapat disamakan dengan bangsa lain dan itusemua tidak akan
pernah lepas dari tanggung jawab dan perjuangan dari warga
Indonesia itusendiri untuk tetap menjaga nama baik
bangsanya.
27
DAFTAR PUSTAKA
Erwin, Muhammad. 2011. Pendidikan Kewarganegaraan Republik
Indonesia. Bandung : PT Refika Aditama.
Srijanti. A.Rahman H.I. Purwanto.S.K. 2009. Pendidikan
Kewarganegaraan Untuk Mahasiswa. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Tim Dosen Pendidikan Kewarganegaraan Unesa. 2013. Pendidikan
Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. Surabaya : Unesa
University Press.
http://thetaphizevo.blogspot.com/2013/06/makalah-
kewarganegaraan-identitas.html
http://thetaphizevo.blogspot.com/2013/06/makalah-
kewarganegaraan-identitas.html
28