Top Banner
1 Pendidikan Kesehatan Sebagai Upaya Mewujudkan Keluarga Sehat Tanggap Demam Berdarah di Dusun Mandingan Septiana Fathonah Akademi Keperawatan Notokusumo Yogyakarta Email : [email protected]. Abstrak Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit infeksi yang sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan di negara kita. Peran serta keluarga sebagai bagian dari komunitas sangat penting untuk mencegah kejadian tersebut karena dapat berakibat fatal. Ibu adalah salah satu anggota keluarga yang penting perannya dalam operasional pencegahan terjadinya penyakit. Model yang dilakukan pada pengabdian kepada masyarakat ini adalah dengan pendidikan kesehatan secara klasikal serta diskusi. Selain itu juga menggunakan media leaflet resmi dari Dinas Kesehatan Provinsi DIY. Kegiatan pengabdian masyarakat berupa penyuluhan kesehatan ini ditanggapi antusias oleh warga dusun Mandingan. Hal tersebut dibuktikan dengan sejumlah 30 orang ibu-ibu yang hadir. Berdasarkan hasil evaluasi dengan menggunakan kuesioner yang telah disiapkan, untuk rata-rata jumlah benar pertanyaan yang disampaikan dengan kuesioner, sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan, pengetahuan pasien meningkat dari 5,15 (sedang) menjadi 8 (baik). Sebelum dilakukan penyuluhan pengetahuan kurang sebanyak 2 orang, sedang 16 orang dan baik sebanyak 2 orang. Sedangkan setelah dilakukan program penyuluhan, pengetahuan kurang tidak ada, sedang 3 orang dan baik 17 orang. Dengan demikian, pemberian penyuluhan kesehatan secara klasikal dengan media power point dan leaflet dapat meningkatkan pengetahuan para ibu terkait DBD dan cara pencegahannya. Kata Kunci: Pengetahuan; DBD; Ibu Rumah Tangga Abstract Dengue hemorrhagic fever (DHF) is an infectious disease that is still a health problem in our country. Family participation as part of the community is very important to prevent this incident because it can be fatal. Mother is a family member whose role is important in the operation of preventing the occurrence of disease. The model carried out on community service is by classical health education and discussion. In addition, it also uses official media leaflets from the Provincial Health Office of DIY. Community service activities in the form of health counseling were responded enthusiastically by the residents of the village of Manding. This was evidenced by a number of 30 women in attendance. Based on the evaluation results using the prepared questionnaire, for the average number of correct questions submitted by the questionnaire, before and after counseling, patient knowledge increased from 5.15 (moderate) to 8 (good). Before counseling, there were 2 people lacking knowledge, 16 people and 2 people. While after the extension program, there was no knowledge, 3 people and 17 people. Thus, the provision of classical health counseling with power point and leaflet media can improve the knowledge of mothers related to dengue and how to prevent them. Keywords: Knowledge; DHF;Housewife 1. PENDAHULUAN
12

Pendidikan Kesehatan Sebagai Upaya Mewujudkan Keluarga ...

Oct 05, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pendidikan Kesehatan Sebagai Upaya Mewujudkan Keluarga ...

1

Pendidikan Kesehatan Sebagai Upaya Mewujudkan Keluarga Sehat Tanggap Demam

Berdarah di Dusun Mandingan

Septiana Fathonah

Akademi Keperawatan Notokusumo Yogyakarta

Email : [email protected].

Abstrak

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit infeksi yang sampai saat ini masih

merupakan masalah kesehatan di negara kita. Peran serta keluarga sebagai bagian dari komunitas sangat

penting untuk mencegah kejadian tersebut karena dapat berakibat fatal. Ibu adalah salah satu anggota

keluarga yang penting perannya dalam operasional pencegahan terjadinya penyakit. Model yang dilakukan

pada pengabdian kepada masyarakat ini adalah dengan pendidikan kesehatan secara klasikal serta diskusi.

Selain itu juga menggunakan media leaflet resmi dari Dinas Kesehatan Provinsi DIY. Kegiatan pengabdian

masyarakat berupa penyuluhan kesehatan ini ditanggapi antusias oleh warga dusun Mandingan. Hal

tersebut dibuktikan dengan sejumlah 30 orang ibu-ibu yang hadir. Berdasarkan hasil evaluasi dengan

menggunakan kuesioner yang telah disiapkan, untuk rata-rata jumlah benar pertanyaan yang disampaikan

dengan kuesioner, sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan, pengetahuan pasien meningkat dari 5,15

(sedang) menjadi 8 (baik). Sebelum dilakukan penyuluhan pengetahuan kurang sebanyak 2 orang, sedang

16 orang dan baik sebanyak 2 orang. Sedangkan setelah dilakukan program penyuluhan, pengetahuan

kurang tidak ada, sedang 3 orang dan baik 17 orang. Dengan demikian, pemberian penyuluhan kesehatan

secara klasikal dengan media power point dan leaflet dapat meningkatkan pengetahuan para ibu terkait

DBD dan cara pencegahannya.

Kata Kunci: Pengetahuan; DBD; Ibu Rumah Tangga

Abstract

Dengue hemorrhagic fever (DHF) is an infectious disease that is still a health problem in our

country. Family participation as part of the community is very important to prevent this incident because it

can be fatal. Mother is a family member whose role is important in the operation of preventing the

occurrence of disease. The model carried out on community service is by classical health education and

discussion. In addition, it also uses official media leaflets from the Provincial Health Office of DIY.

Community service activities in the form of health counseling were responded enthusiastically by the

residents of the village of Manding. This was evidenced by a number of 30 women in attendance. Based on

the evaluation results using the prepared questionnaire, for the average number of correct questions

submitted by the questionnaire, before and after counseling, patient knowledge increased from 5.15

(moderate) to 8 (good). Before counseling, there were 2 people lacking knowledge, 16 people and 2 people.

While after the extension program, there was no knowledge, 3 people and 17 people. Thus, the provision

of classical health counseling with power point and leaflet media can improve the knowledge of mothers

related to dengue and how to prevent them.

Keywords: Knowledge; DHF;Housewife

1. PENDAHULUAN

Page 2: Pendidikan Kesehatan Sebagai Upaya Mewujudkan Keluarga ...

2

Puskesmas Imogiri II Kabupaten Bantul terletak di Desa Mojohuro Sriharjo dengan luas

wilayah kerja 33,82 km2. Adapun luas wilayah kerja Puskesmas Imogiri II untuk setiap desa yaitu

Desa Kebonagung dengan luas wilayah 1,87 km2, Desa Karangtengah dengan luas wilayah 2,88

km2, Desa Sriharjo dengan luas wilayah 6,32 km2 dan Desa Selopamioro dengan luas wilayah

22,75 km2. Dari 4 Desa tersebut masih terbagi atas 42 dusun yang terdiri dari 5 dusun di wilayah

Desa Kebonagung, 6 dusun di wilayah Desa Karangtengah, 13 dusun di wilayah Desa Sriharjo,

dan 18 dusun di wilayah Desa Selopamioro.

Gambar 1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Imogiri II Kabupaten Bantul

Tahun 2013

Dusun Mandingan merupakan wilayah Kelurahan Kebonagung, Kecamatan Imogiri,

Kabupaten Bantul Yogyakarta. Berdasarkan hasil pengkajian di dusun Mandingan, bahwa dalam

kurun waktu tertentu terutama saat musim hujan, di Dusun Mandingan beberapa kali terjadi

kejadian demam berdaran (DBD).

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit infeksi yang sampai saat

ini masih merupakan masalah kesehatan di negara kita khususnya di kota –kota besar. Di Jakarta

DBD merupakan penyakit endemis dengan jumlah kasus yang meningkat disaat awal dan akhir

musim penghujan dan disertai ledakan kasus (Zulkarnaen et al., 1998). DBD dapat menyerang

semua golongan umur walaupun sampai saat ini DBD lebih menyerang anak-anak, tetapi dalam

decade terakhir ini terlihat kecenderungan kenaikan proporsi dewasa dengan DBD. Demam

berdarah yang tidak teratasi dapat jatuh pada keadaan syok (DEPKES ., 2006). Penyakit DBD

Page 3: Pendidikan Kesehatan Sebagai Upaya Mewujudkan Keluarga ...

3

biasanya ditandai dengan peningkatan permeabilitass kapiler, penurunan volume plasma,

hipotensi, trombositopenia dan diatesis hemoragik. Biarpun penyakit ini sudah diketahui sejak

beberapa dekade yag lalu tetapi patofisiologinya belum diketahui dengan pasti. Infeksi berat,

ditandai dengan rejatan dan atau perdarahan, dilaporkan merupakan penyebab utama kematian.

Beratnya penyakit dan besarnya angka kematian DBD dewasa, lebih rendah dibandingkan dengan

anak-anak (Hendarwanto., 1987). Kegawatan DBD adalah kegawatan akut yang terutama

melibatkan sistem hematologi dan kardiovaskular. Fenomena perdarahan atau gangguan

hemostasis pada DBD berkaitan dengan perubahan vaskular, penurunan jumlah trombosit, dan

koagulopati. Pada kondisi DBD yang berlanjut pada grade yang lebih tinggi, pasien akan

mengalami syok (Harry Raspati. 2006). Hal tersebut tentunya diperlukan peran serta masyarakat

untuk mencegah terjadinya kejadian tersebut, agar tidak terjadi akibat yang fatal baik pada

individu, keluarga maupun komunitas.

Menurut Friedman (1998), keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena

ikatan tertentu untuk saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan emosional serta

mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga. Fungsi keperawatan kesehatan

merupakan pertimbangan vital dalam pengkajian keluarga yang memerlukan penyediaan

kebutuhan-kebutuhan fisik, seperti: makanan, pakaian, tempat tinggal, dan perawatan kesehatan.

Jika dilihat dari perspektif masyarakat, keluarga merupakan system dasar, dimana perilaku sehat

dan perawatan kesehatan diatur, dilaksanakan dan diamankan. Tugas kesehatan keluarga menurut

Friedman (1998) yaitu mengenal masalah kesehatan, membuat keputusan tindakan yang tepat,

memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit, mempertahankan atau mencipatakan

suasana rumah tangga yang sehat dan mempertahankan hubungan degan (menggunakan) fasilitas

kesehatan masyarakat. Peran serta keluarga sebagai bagian dari komunitas juga sangat penting

untuk mencegah kejadian DBD tersebut karena dapat berakibat fatal. Salah satunya harus

diperankan oleh ibu rumah tangga, sebagai bagian penting dalam keluarga. Berdasarkan latar

belakang tersebut, maka penting dilakukan upaya penyuluhan kesehatan pada ibu rumah tangga

terkait penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Berdasarkan pengkajian kualitatif dengan beberapa warga, bahwa warga di Dusun

Mandingan belum pernah mendapatkan program paparan informasi khusus tentang Demam

Berdarah (DBD) khususnya tentang keterlibatan keluarga dalam melakukan upaya pencegahan

dan sebagainya.

Page 4: Pendidikan Kesehatan Sebagai Upaya Mewujudkan Keluarga ...

4

Adapun tujuan yang ingin di capai pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah:

1. Meningkatnya pengetahuan tentang hal-hal yang berkaitan dengan Demam Berdarah pada

anggota keluarga

2. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya tindakan pencegahan penyakit Demam

Berdarah

2. MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan, yaitu belum cukup

adekuatnya program pemberian informasi yang diperoleh masyarakat Dusun Mandingan tentang

Demam Bedarah (DBD), tatalaksana di rumah serta tindakan pencegahan yang tepat .

Kebutuhan masyarakat dengan permasalahan yang ada adalah:

1. Perlunya peningkatan pengetahuan tentang hal-hal yang berkaitan dengan Demam Berdarah

2. Perlunya peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya tindakan pencegahan penyakit

Demam Berdarah

3. METODE

A. Model Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat

Model yang dilakukan pada pengabdian kepada masyarakat ini adalah dengan pendidikan

kesehatan secara klasikal serta diskusi. Mahasiswa yang dilibatkan pada pengabdian masyarakat

ini melakukan penyebaran undangan dan pendekatan personal agar seluruh undangan dapat

menghadiri. Kegiatan rangkaian pendidikan kesehatan dan diskusi, dilaksanakan pada tanggal 14

Mei 2015, bertepatan dengan acara arisan rutin ibu-ibu PKK di Dusun Mandingan. Metode

program pengabdian masyarakat ini adalah dengan pendidikan/ penyuluhan kesehatan.

Penyuluhan dan diskusi dilakukan dalam kurun waktu 3 jam. Selain itu juga peserta penyuluhan

dibagikan leaflet dari Dinkes Kota Yogyakarta sebagai media pendidikan/ penyuluhan kesehatan.

Sebelum dan setelah dilakukan pendidikan/penyuluhan peserta dibagikan kuesioner untuk

menilai ada tidaknya perubahan (peningkatan) tingkat pengetahuan peserta tentang DBD.

Page 5: Pendidikan Kesehatan Sebagai Upaya Mewujudkan Keluarga ...

5

Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner Marini Dina (2010). Pengetahun responden diukur

melalui 7 pertanyaan. Jika pertanyaannya dijawab benar oleh peserta maka diberi nilai 1, jika

peserta menjawab salah maka diberi nilai 0. Sehingga skor tertinggi adalah 10. Setelah dilakukan

penilaian kemudian dikategorikan atas baik, sedang dan kurang dengan definisi: baik (skor

jawaban peserta >75% dari nilai tertinggi yaitu >7), sedang (skor jawaban peserta 40%-75% dari

nilai tertinggi yaitu 4-7) dan kurang (skor jawaban responden <40% dari nilai tertinggi yaitu <4).

B. Tempat Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat :

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, dilaksanakan di Dusun Mandingan, Imogiri, Bantul

Yogyakarta, yang merupakan salah satu lokasi dengan kejadian DBD yang terjadi di Kabupaten

Bantul.

C. Jadwal Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat:

Berikut ini merupakan agenda terlaksananya kegiatan pengebdian kepada masyarakat ini, yang

meliputi beberapa tahap dari persiapan, pelaksanaan dan evaluasi:

Tabel 1. Uraian Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat

No Kegiatan Sub-Kegiatan Keterangan

1. Persiapan pengabdian kepada

masyarakat

-Studi pendahuluan

-Membuat skema dan materi

kebutuhan masyarakat tentang

problem kejadian DBD di

masyarakat dusun Mandingan,

Imogiri, Bantul Yogyakarta

-Persiapan proposal kegiatan,

surat menyurat serta proses

perizinan

Januari - April 2015

2. Pelaksanaan pengabdian

masyarakat

-Pembukaan

-Pre test

-Pendidikan/penyuluhan

kesehatan tentang DBD dengan

media slide presentasi power

14 Mei 2015

dengan dilaksanakan

selama kurang lebih 3

jam .

Page 6: Pendidikan Kesehatan Sebagai Upaya Mewujudkan Keluarga ...

6

point dan leaflet

-Diskusi dan tanya jawab

-Post test

-Penutup

3. Evaluasi pengabdian kepada

masyarakat

-survey wawancara

-survey lingkungan

Mei - Juni 2015

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pengabdian masyarakat berupa penyuluhan kesehatan ini ditanggapi antusias

oleh warga dusun Mandingan. Hal tersebut dibuktikan dengan sejumlah 30 orang ibu rumah tangga

yang hadir. Kegiatan dimulai pukul 09.00 dan berakhir pukul 12.00 wib. Uraian kegiatan pada

program penyuluhan tersebut adalah:

Tabel 2. Uraian Kegiatan Pelaksanaan Program Penidikan/ Penyuluhan Kesehatan

NO WAKTU KEGIATAN

1. Pembukaan dan sambutan 09.00 - 09.05 wib

2. Pre test 09.05 - 09.30 wib

2. Acara inti penddikan/penyuluhan kesehatan 09.30 - 11.00 wib

3. Tanya jawab 11.00 - 11.30 wib

4. Penutupan 11.30 - 12.00 wib

Secara umum program pendidikan/ penyuluhan kesehatan berjalan dengan baik dan lancar.

Berdasarkan hasil evaluasi dengan menggunakan kuesioner yang telah disiapkan, untuk rata-rata

Page 7: Pendidikan Kesehatan Sebagai Upaya Mewujudkan Keluarga ...

7

jumlah benar pertanyaan yang disampaikan dengan kuesioner, sebelum dan setelah dilakukan

penyuluhan, pengetahuan pasien tentang DBD meningkat dari 5,15 (sedang) menjadi 8 (baik).

Gambar 2. Gambaran Nilai Rata-Rata Sebelum dan

Setelah dilakukan Program Pendidikan/ Penyuluhan Kesehatan tentang DBD

Tingkat pengetahuan sebelum dan setelah dilakukan program pendidikan/ penyuluhan

kesehatan secara umum meningkat. Sebelum dilakukan pendidikan/ penyuluhan tentang DBD

pengetahuan kategori kurang sebanyak 2 orang, pengetahuan kategori sedang 16 orang dan

pengetahuan kategori baik sebanyak 2 orang. Sedangkan setelah dilakukan program penddikan/

penyuluhan tentang DBD, pengetahuan kategori kurang tidak ada, pengetahuan kategori sedang 3

orang dan pengetahuan kategori baik 17 orang.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

PRE POST

JUMLAH…

Page 8: Pendidikan Kesehatan Sebagai Upaya Mewujudkan Keluarga ...

8

Gambar 3. Gambaran Tingkat Pengetahuan tentang DBD Sebelum dan Setelah dilakukan

Program Pendidikan/ Penyuluhan

Sebelum dilakukan pendidikan/ penyuluhan tentang DBD, nilai terbaik adalah 8 dan minimal

adalah 2. Sedangkan setelah dilakukan pendidikan/penyuluhan tentang DBD, nilai maksimal

adalah 9 dan minimal adalah 5. Berikut ini merupakan tabel perbandingan nilai maksimal dan

minimal untuk sebelum dan setelah dilakukan pendidikan/ penyuluhan tentang DBD:

Tabel 3. Nilai Maksinal dan Minimal Sebelum dan Setelah Dilakukan

Pendidikan/Penyuluhan tentang DBD

Nilai Sebelum Penyuluhan (PRE) Setelah Penyuluhan (POST)

Nilai Maksimal 8 9

Nilai Minimal 2 5

Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa upaya program pendidikan/

penyuluhan yang dilakukan dengan media presentasi power point dan leaflet serta diskusi dapat

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

PRE POST

Kurang

Sedang

Baik

Page 9: Pendidikan Kesehatan Sebagai Upaya Mewujudkan Keluarga ...

9

memberikan efek positif berupa peningkatan pengetahuan. Hal tersebut sejalan dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Santi et al (2014), menunjukan bahwa ada perbedaan perilaku

responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan menggunakan media audiovisual dengan

setelah diberikan pendidikan kesehatan menggunakan media audiovisual. Setelah diberikan

pendidikan kesehatan menggunakan media audiovisual perilaku responden terhadap pencegahan

filariasis menjadi lebih tinggi dibandingkan sebelum diberikan pendidikan kesehatan

menggunakan media audiovisual dengan nilai p value (0,00) < α (0,05).

Pendidikan kesehatan menggunakan media audiovisual efektif terhadap peningkatan pengetahuan,

sikap dan tindakan masyarakat di Kelurahan Sungai Apit, Desa Mengkapan, Desa Teluk Batil dan

Desa Harapan mengenai perilaku pencegahan filariasis (Santi et al, 2014). Pendidikan kesehatan

yang diberikan kepada lansia dengan media leaflet, efektif terhadap pengetahuan lansia dengan

hipertensi di Puskesmas Serasan Kabupaten Natuna tahun 2015 dengan nilai p value = 0,000< 0,05

(Susanti et al, 1930). Selain itu juga berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Budiman

(2018), menunjukkan angka rata-rata skor pengetahuan orang tua sebelum diberikan pendidikan

kesehatan adalah 76,3 dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan adalah 93,0. Pendidikan

kesehatan efektif dalam meningkatkan pengetahuan ibu tentang perawatan ISPA pada balita (nilai

P=0,0001 atau p value <0,05). Menurut Cahyo (2006), pengetahuan dan tingkat pendidikan

mempengaruhi keseriusan seseorang dalam upaya pencegahan penyakit DBD.

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu-ibu rumah tangga peserta pendidikan/

penyuluhan tentang DBD di Dusun Mandingan tersebut, mereka berkomitmen akan melaksanakan

upaya-upaya untuk pencegahan kejadian DBD, sehingga akan tercipta Dusun Mndingan bebas

DBD.

Berikut ini merupakan leaflet yang digunakan untuk media penyuuhan kesehatan kegiatan

pengabdian kepada masyarakat:

Page 10: Pendidikan Kesehatan Sebagai Upaya Mewujudkan Keluarga ...

10

Gambar 4. Leaflet Dinas Kesehatan sebagai Media Pendidikan/ Penyuluhan tentang DBD

Berikut ini merupakan foto kegiatan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat di Dusun

Mandingan:

Gambar 5. Kegiatan Pendidikan/ Penyuluhan tentang DBD

Page 11: Pendidikan Kesehatan Sebagai Upaya Mewujudkan Keluarga ...

11

Gambar 6. Kegiatan Post Test Setelah Pendidikan/ Penyuluhan tentang DBD

5. SIMPULAN

Secara target dengan program ini dapat mencapai target yaitu dapat meningkatkan

pengetahuan ibu tentang DBD dan upaya pencegahan DBD. Dimana Ibu merupakan salah satu

anggota keluarga yang penting dalam pengelolaan kesehatan di keluarga. Metode yang digunakan

sudah tepat sesuai situasi dan kondisi lapangan dengan menggunakan metode pendidikan/

penyuluhan dengan media power point untuk presentasi dan menggunakan leaflet disertai dengan

diskusi.

Setelah selesai kegiatan dilaksanakan dapat memberikan manfaat yaitu meningkatan

pengetahuan ibu tentang DBD dan cara pencegahan DBD ditunjukkan dengan Sebelum dilakukan

penyuluhan pengetahuan kurang sebanyak 2 orang, pengetahuan sedang 16 orang dan pengetahuan

baik sebanyak 2 orang. Sedangkan setelah dilakukan program penyuluhan, pengetahuan kurang

tidak ada, pengetahuan sedang 3 orang dan pengetahuan baik 17 orang.

Rekomendasi dari keberlanjutan program ini adalah dilakukan beberapa kegiatan yang

sifatnya sebagai suatu bentuk kesinambungan program antara lain:

1. Pembentukan dan pelatihan kader JUMANTIK (Juru Pemantau Jentik)

2. Membuat program (sistem) Mapping Golongan Darah “Dusun Mandingan Dusun Lumbung

Darah”, sebagai upaya kewaspadaan dan kesiapsiagaan Dusun Mandingan bila di masyarakat

terjadi kasus DBD sehingga membutuhkan donor darah

Page 12: Pendidikan Kesehatan Sebagai Upaya Mewujudkan Keluarga ...

12

DAFTAR PUSTAKA

Budiman, B. (2018). Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Infeksi Saluran Pernapasan

Akut (ISPA) terhadap Pengetahuan Ibu dalam Perawatan ISPA pada Balita di

Puskesmas Melong Asih Cimahi. Jurnal Kesehatan Kartika, 9(3), 59-59.

Cahyo, K. (2006). Kajian Faktor-faktor Perilaku Dalam Keluarga Yang Mempengaruhi

Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kelurahan Meteseh

KotaSemarang. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 16(4 Des).

DEPKES RI . 2006. Tata Laksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Jakarta : DepkesRI

Friedman.MM. 1998. Family nursing : research, theory & practice. 4th Ed. USA : Appleton and

lange

Harry Raspati. 2006. Buku Program & Kumpulan Makalah Simposium &workshop “New

Perspective in Dengue Viral Infection : From Basic Science to Clinical Practice”

Hendarwanto. Demam Berdarah Dengue:Gambaran Klinis, Diagnosis dan Prognosis. Naskah

Lengkap Forum Ilmiah Ilmu Penyakit Dalam. Pendidikan Berkesinambungan Ilmu Penyakit

Dalam FKUI. Jakarta

Marini D., (2010). Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Mengenai DBDpada Keluarga

di Kelurahan Padang Bulan. Medan. FakultasKedokteran Universitas Sumatra Utara

Santi, S. M., Sabrian, F., & Karim, D. (2014). Efektifitas pendidikan kesehatan menggunakan

media audiovisual terhadap perilaku pencegahan filariasis. Jurnal Online Mahasiswa

Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau, 1(2), 1-8.

Susanti, N., Harnani, Y., & Rasyid, Z. (1930). Efektifitas Leaflet terhadap Pengetahuan dan

Mengatur Pola Makan Lansia Penderita Hipertensi di Puskesmas Serasan Kabupaten

Natuna. Jurnal Photon, 7(02), 33-38.

Zulkarnain I., Tambunan K.L., Nelwan R.H.H., (1998).Protokol Penatalaksanaan Demam

Berdarah Dengue di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.Bagian Penyakit Dalam

FKUI/RSUPN CM.Jakarta