ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN BERBASIS e-LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN WEB CENTRIC COURSE Dr. Nurhikmah H. S.Pd., M.Si. Dibiayai oleh: DIPA Universitas Negeri Makassar Nomor: 0762/023-04.2.01/23/2011, sesuai Surat Keputusan Rektor Universitas Negeri Makassar Nomor: 1114C/UN36/PL/2011, Tanggal 20 April 2011 UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR Oktober, 2011 PENDIDIKAN
21
Embed
PENDIDIKAN ARTIKEL ILMIAH - digilib.unm.ac.iddigilib.unm.ac.id/files/disk1/2/universitas negeri makassar-digilib... · Kata-kata kunci: modul, sosiologi pendidikan, e-learning, web
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
0
ARTIKEL ILMIAH
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN BERBASIS e-LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
WEB CENTRIC COURSE
Dr. Nurhikmah H. S.Pd., M.Si.
Dibiayai oleh: DIPA Universitas Negeri Makassar
Nomor: 0762/023-04.2.01/23/2011, sesuai Surat Keputusan Rektor Universitas Negeri Makassar
Nomor: 1114C/UN36/PL/2011, Tanggal 20 April 2011
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
Oktober, 2011
PENDIDIKAN
1
Judul: Pengembangan Modul Pembelajaran Sosiologi Pendidikan berbasis e- Learning dengan Model Pembelajaran Web Centric Course (Nurhikmah) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul pembelajaran Sosiologi Pendidikan yang berbasis e-learning dengan model pembelajaran web centric course di Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas ILmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar. Jenis penelitian adalah penelitian pengembangan dengan mengadaptasi model rancangan sistem Kemp (1995) dan Dick and Carey (1990). Penelitian ini terdiri dari 3 tahap, tahap I dan II telah dilaksanakan pada tahun pertama dan kedua. Selanjutnya tahap III (tahun ketiga) penelitian ini bertujuan untuk melihat keefektifan produk pengembangan melalui penelitian eksperimen. Subjek penelitian, mahasiswa Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UNM semester empat. Data diperoleh dengan menggunakan tes hasil belajar yang mengacu pada taxonomi Bloom dan selanjutnya dianalisis secara kuantitatif melalui Uji t Dua Sampel Berpasangan (Paired Sample t Test). Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara hasil belajar mahasiswa sebelum dan sesudah penggunaan paket pembelajaran dalam perkuliahan. Melihat nilai rerata posttest yang lebih besar dari nilai rerata pretest, diketahui bahwa paket pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa.
Kata-kata kunci: modul, sosiologi pendidikan, e-learning, web centric course
Abstract
The purposed of this research is develop learning modul of Educational Sociology that gets based on e - l e a r n i n g with web centric course models at Jurusan Kurikulum and Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar. Observational developmental by adapts system design models Kemp (1995) and Dick and Carey (1990). The study consisted of three phases, phase I and II have been implemented in the first and second. The next stage III (third year) this study aims to look at the effectiveness of product development through research experiments. The research subjects are the fourth semester student of Kurikulum dan Teknologi Pendidikan at the FIP UNM. Data obtained by using test results to learn that refers to taxonomi Bloom and subsequently analyzed quantitatively through Paired Sample t Test. The results showed a significant difference between student learning achievement before and after the use of learning packages in the lecture. Looking at posttest mean values greater than average pretest value, it is known that learning packages can enhance student learning achievement.
Key words: modul, educational sociology, e-learning, web centric course
2
A. Pendahuluan
Penelitian ini merupakan suatu usaha meningkatkan mutu pembelajaran
Sosiologi Pendidikan khususnya di Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
dan pada program-program kependidikan di FIP UNM. Mata kuliah Sosiologi
Pendidikan adalah mata kuliah umum yang wajib diprogramkan dengan bobot 2 SKS.
Sosiologi Pendidikan membantu memecahkan masalah pendidikan yang fundamental,
juga sebagai kompetensi yang harus dimiliki calon guru dalam menyelesaikan tugas-
tugas keguruan dan pengembangan profesionalitas. Begitu pentingnya mata kuliah
Sosiologi Pendidikan, akan tetapi hasil belajar pada mata kuliah ini masih rendah, hal
ini terlihat dari beberapa semester masih banyak mahasiswa yang tidak lulus mata
kuliah ini. Untuk mengatasi masalah ini, maka ditawarkan suatu pembelajaran
berbasis e-learning khususnya internet.
Keberadaan internet dalam dunia pendidikan memungkinkan proses belajar
mengajar dilakukan kapan saja dan dimana saja. Hal ini sejalan dengan teori
konstrutivistik yang mengedepankan keragaman melalui lingkungan belajar yang
bebas (Brooks et al. dalam Degeng 1998). Pengaruh aliran konstruktivistik ini
membawa perubahan paradigma pendidikan dari Teacher Centred Learning (TCL)
kearah Student Centred Learning (SCL).
Berbagai pendapat dan penelitian yang mendukung penggunaan internet
dalam pembelajaran, diantaranya Tucker (2001) meneliti perbedaan hasil posttest,
yakni ujian akhir dan hasil tugas akhir pada pembelajaran tatap muka dan
pembelajaran online, hasil penelitian menemukan bahwa online learning
menunjukkan hasil belajar yang lebih tinggi dari pada belajar tatap muka biasa. Studi
yang dilakukan oleh Center for Applied Special Technology (CAST) yang
menemukan, bahwa pemanfaatan internet sebagai media pendidikan menunjukan
hasil positif terhadap hasil belajar pebelajar (Pavlik, 1996). Sementara Tutty & Klein
(2006), menemukan lebih dari 90% mahasiswa memiliki akses ke internet di kampus
perguruan tinggi dan universitas, dan hasil pengamatan Pew Internet & American
3
Life (2007) menemukan bahwa hampir 79% mahasiswa setuju bahwa menggunakan
internet dan meningkatkan pengalaman akademis perguruan tinggi mereka.
B. Tinjauan Pustaka
1. Deskripsi Mata Kuliah Sosiologi Pendidikan
Mata kuliah Sosiologi Pendidikan dengan bobot 2 SKS bertujuan agar
mahasiswa dapat memahami dan menghayati berbagai faktor yang berinteraksi
dengan proses pendidikan terutama lingkungan sosialnya dalam berbagai situasi yang
dihadapi baik di dalam maupun di luar sekolah, sehingga dapat menganalisis
lapangan pendidikan dari segi sosiologi. Secara khusus, diharapkan dapat membantu
mahasiswa (calon guru) memperoleh pandangan sosiologis tentang pendidikan dan
menangkap hubungan antar konsep dalam pendidikan dan sosiologi serta
kemungkinan-kemungkinan penerapannya dalam bidang ilmu atau kajian yang
digeluti.
Tujuan mata kuliah tersebut dijabarkan menjadi beberapa standar kompetensi,
yaitu: (1) memahami arti pentingnya, sejarah perkembangan, tujuan dan pokok-pokok
penelitian dalam sosiologi pendidikan, (2) memahami hubungan timbal balik antara
masyarakat dan pendidikan, (3) memahami hubungan masyarakat dengan kebudayaan
sekolah, (4) memahami berbagai komponen dalam struktur sosial sekolah yang saling
menunjang untuk kemajuan sekolah, (5) memahami arti pentingnya penyesuaian diri
dan sosialisasi, dan (6) pendidikan dan masalah sosial. Kemudian standar kompetensi
ini dijabarkan dalam berbagai kompetensi dasar untuk memudahkan dalam
pencapaian tujuan pembelajaran.
2. Pengembangan Bahan
Pengembangan adalah proses menerjemahkan spesifikasi ke dalam bentuk
fisik (Seels & Richey, 1994). Bahan pembelajaran adalah buku yang dirancang untuk
bahan perkuliahan di kelas dan disusun oleh seseorang yang ahli dalam bidang yang
bersangkutan dan dilengkapi dengan komponen pembelajaran yang diperlukan
4
(Bacon dalam Tarigan, 1989). Sedangkan pengembangan bahan pembelajaran adalah
proses yang sistematis dalam mengidentifikasi, mengembangkan, dan mengevaluasi
isi dan strategi pembelajaran yang diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang efektif dan efesien.
Dick & Carey (1990) melihat pengembangan bahan sebagai salah satu
komponen dari system pembelajaran yang tidak dapat dipisahkan dari komponen
pembelajaran lainnya. Pengembangan bahan sebagai suatu proses merupakan
implementasi dari penghayatan kurikulum, perancangan kegiatan pembelajaran,
penerapan teori belajar dan penggunaan objek yang dikembangkan, sehingga
menghasilkan bahan pembelajaran yang siap digunakan untuk belajar mengajar.
Tujuan diadakannya pengembangan bahan adalah untuk: 1) mempersiapkan
suatu kegiatan pembelajaran dalam berbagai situasinya yang dapat terus belangsung
secara optimal, 2) meningkatkan motivasi dosen/pembelajar dalam pengelolaan
kegiatan belajar mengajar di kelas, dan 3) mempersiapkan keberlangsungan kegiatan
pembelajaran yang harus selalu diisi dengan bahan-bahan yang selalu baru,
ditampilkan dengan cara baru, dan disiasati dengan strategi pembelajaran yang baru
pula (Siahaan, 1997).
3. Pembelajaran dengan Modul
Modul adalah unit pembelajaran yang berbentuk cetak dan dapat dipelajari
sendiri (oleh mahasiswa/siswa) yang memiliki satu tema tertentu, bersifat ‘self
contained dan ’self directed’, yaitu mengandung informasi yang utuh dan dapat
dipelajari sendiri (oleh mahasiswa) menyajikan pada mahasiswa/siswa keterangan-
keterangan yang diperlukan untuk menguasai dan menilai pengetahuan dan
ketrampilan yang ditentukan, dan berfungsi sebagai komponen keseluruhan
kurikulum. Para mahasiswa/pebelajar diminta mengerjakan berbagai macam tugas
belajar dan memperoleh balikan dari apa yang dikerjakannya itu. Beberapa strategi
evaluasi yang ada dalam modul memberi tahu pada mahasiswa/pebelajar apakah
5
mereka mencapai penguasaan tuntas bahan dan apa yang harus dilakukannya jika
tidak mencapai penguasaan itu (Dick & Carey, 1990).
Peranan modul dalam pembelajaran sangat besar, yakni menurut Ruijter
(1991), modul memiliki kelebihan : (1) motivasi mahasiswa menjadi tinggi, karena
setiap kali mengerjakan tugas ada batasan yang jelas dan yang sesuai dengan
kemampuan, (2) mahasiswa segera mengetahui sejauh mana keberhasilannya dan apa
kekurangannya, (3) mahasiswa mencapai hasil sesuai dengan kemampuannya, (4)
beban pelajaran terbagi lebih merata sepanjang semester, dan (5) pembelajaran lebih
berdaya guna. Selain itu, modul memiliki komponen-komponen tertentu yang
berbeda dengan bentuk bahan yang lain. Charles (1980) mengemukakan delapan
Kemp, J.E. 1977. Instructional Design: A Plan for Unit and Course Development.
California: David S. Lake Publishers. Knapper, C. 2001. Lifelong Learning in The Workplace. In A. M. Roche & J.
McDonald (Eds.), Systems, Settings, People: Workforce Development Challenges for The Alcohol and Other Drugs Field (pp. 129-138). Adelaide, Australia: National Centre for Education and Training on Addiction (NCETA).
Hughes, M. & Hagie C. 2005. The Positive and Challenging Aspects of Learning
Online and in Traditional Face-to-Face Classrooms: A Student Perspective. Journal of Special Education Technology, Vol. 20, (8-52 ).
Munir.2009. Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis TIK. Penerbit: Alfabeta: Bandung. Nasution S. 1983. Sosiologi Pendidikan . Jemmar, Bandung. Nurhikmah H. 2011. Perbandingan Hasil Belajar Dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Berbasis Internet Web Centric Course Dan Model Pembelajaran Konvensional Pada Mahasiswa Yang Memiliki Tingkat Self-Efficacy Kemampuan Komputer Berbeda. Disertasi. UM.
Pavlik, J. V. 1996. New Media Technology. Culture and Commercial Perspectives.
Singapore: Allyn and Bacon. Percival, F & Ellington, H. 1984. Buku Pegangan Teknologi Pendidikan.
(Terjemahan Sudjarwo dan Saraswati). London: Kogan Page Pew Internet & American Life Project. 2002. Retrieved November 16, 2008, from
http://www.pewinternet.org Reeves, T.C. 2002. Key to Successful E-Learning: Outcomes, Assessment, and
Evaluation. Journal Educational Technology. 42(6): 23-29. Reigeluth, C. M. 1983. Instructional-Design Theories and Models. London, New
Jersey, Lawrence Erlbaum Associates, Publishers Rosenberg, Marc J. (2001), e-Learning; Strategies for Delivering Knowledge in the
Digital. New York: McGraw Hill. Sadiman S.Arif. 1999, Jaringan Sistem Jarak Jauh Indonesia. Pustekkom, Jakarta. Seels, B. B. & Rita, R. C. 2000. Instructional Technology, The Definition and
Domains of the Field. Terjemahan Dewi S Prawiradilaga, R. Rahardjo, Yusufhadi Miarso.jakarta: IPTPI & LPTK.
Tucker, S. 2001. Distance Education: Better, Worse, or as Good as Tradisional Education? Online Learning of Distance Learning Administration, 4(4). Retrieved November 27, 2006, from http://wwwwestga.edu/%7Edistance/odjla/winter44/tucker 44.html.
Tuckman, B. W. 1999. Conducting educational research. 5th Edition. Orlando: Harcourt Brace College Publisher.
Tutty, J. I., & Klein, J. D. 2006. Effects of Collaboration Mode and Group
Composition in Computermediated Instruction. International Convention of the Association of Educational Communications and Technology, Dallas, TX.
Zerr, R. 2007. A Quantitative and Qualitative Analysis of the Effectiveness of Online Homework in First-Semester Calculus. The Journal of Computers in Mathematics and Science Teaching. Austin.Vol.26 (112-136).