223 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MENUJU DUNIA GLOBAL 2025 1 Oleh Suwito 2 I Tidak diketahui secara pasti siapa yang pertama kali menyatakan kalimat yang indah berikut ini tetapi umumnya dinisbahkan kepada Umar dan Ali ibn Abi Talib. Pernyataan dimaksud adalah ‚ajarilah anak-anak kalian karena mereka akan hidup dalam kondisi zaman yang berbeda dengan kondisi Anda sekarang. Ada juga yang maknanya ‚Anak-anak Anda diciptakan untuk waktu selain waktu Anda, jadi Anda jangan membatasi mereka dengan kebiasaan Anda‛. 3 Atas dasar ini maka ada pesan bahwa pendidikan dan pengajaran hendaknya berorientasi ke masa depan. Hal ini dikarenakan ada kondisi yang akan berbeda antara masa hidup pengajar (guru/dosen/orang tua) dengan kondisi masa hidup anak didik/mahasiswanya. Jika seorang pengajar, misalnya sudah berumur 50 tahun sedangkan yang diajar baru berumur 20 tahun, maka perbedaannya adalah 30 tahun. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa pengajar pasti berbeda dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi masa anak didiknya. Seseorang yang menjadi orang tua (atau kakek yang sudah berumur 63 tahun misalnya) pada tahun 2018 bisa jadi pengetahuannya di bidang gadget kalah dibanding dengan anak yang baru berusia 6 tahun. Contoh di atas memberikan gambaran bahwa antara perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi generasi ke generasi mengalami perbedaan. Kondisi sosial politik dan budaya, serta pemikiran juga sangat berbeda. Di sini letak kesulitan orang tua menyesuaikan diri dengan perkembangan situasi dan kondisi generasi muda. Sebaliknya, generasi muda juga kesulitan memahami situasi dan kondisi generasi tua. Oleh sebab itu sering dijumpai 1 Bahan diskusi dalam kuliah tamu di Program Magister Pendidikan Agama Islam Pascasarjana IAIN Palangka Raya, Jumat 4 Mei 2018. Diterbitkan dalam buku Kaya Gagasan Miskin Kesulitan oleh Young Progressive Muslim (YPM) 20 Mei 2018. http://www.ypm-publishing.com 2 Sekretaris Senat Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3 Banyak kalimat Arab yang digunakan untuk maksud ini. Ada sebelas model yang ditulis dalam laman ini https://www.ahlalhdeeth.com/vb/showthread.php?t=312616 a.l عبدارى ع رمصش فىبش ص١ غبضام خدو أ
14
Embed
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MENUJU DUNIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47565...Pendidikan Agama Islam Menuju Dunia Global 2025 224 jurang pemisah pengetahuan generasi
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
223
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MENUJU DUNIA GLOBAL 20251
Oleh Suwito2
I
Tidak diketahui secara pasti siapa yang pertama kali menyatakan
kalimat yang indah berikut ini tetapi umumnya dinisbahkan kepada Umar
dan Ali ibn Abi Talib. Pernyataan dimaksud adalah ‚ajarilah anak-anak
kalian karena mereka akan hidup dalam kondisi zaman yang berbeda dengan
kondisi Anda sekarang. Ada juga yang maknanya ‚Anak-anak Anda
diciptakan untuk waktu selain waktu Anda, jadi Anda jangan membatasi
mereka dengan kebiasaan Anda‛.3 Atas dasar ini maka ada pesan bahwa
pendidikan dan pengajaran hendaknya berorientasi ke masa depan. Hal ini
dikarenakan ada kondisi yang akan berbeda antara masa hidup pengajar
(guru/dosen/orang tua) dengan kondisi masa hidup anak
didik/mahasiswanya. Jika seorang pengajar, misalnya sudah berumur 50
tahun sedangkan yang diajar baru berumur 20 tahun, maka perbedaannya
adalah 30 tahun. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa
pengajar pasti berbeda dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi masa anak didiknya. Seseorang yang menjadi orang tua (atau
kakek yang sudah berumur 63 tahun misalnya) pada tahun 2018 bisa jadi
pengetahuannya di bidang gadget kalah dibanding dengan anak yang baru
berusia 6 tahun.
Contoh di atas memberikan gambaran bahwa antara perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi generasi ke generasi mengalami perbedaan.
Kondisi sosial politik dan budaya, serta pemikiran juga sangat berbeda. Di
sini letak kesulitan orang tua menyesuaikan diri dengan perkembangan
situasi dan kondisi generasi muda. Sebaliknya, generasi muda juga kesulitan
memahami situasi dan kondisi generasi tua. Oleh sebab itu sering dijumpai
1Bahan diskusi dalam kuliah tamu di Program Magister Pendidikan Agama Islam
Pascasarjana IAIN Palangka Raya, Jumat 4 Mei 2018. Diterbitkan dalam buku Kaya
Gagasan Miskin Kesulitan oleh Young Progressive Muslim (YPM) 20 Mei 2018.
http://www.ypm-publishing.com 2Sekretaris Senat Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3Banyak kalimat Arab yang digunakan untuk maksud ini. Ada sebelas model yang
ditulis dalam laman ini https://www.ahlalhdeeth.com/vb/showthread.php?t=312616 a.l أالدو خما ضب غ١ش صبى فال رمصش ع عبدارى
Pendidikan Agama Islam Menuju Dunia Global 2025
224
jurang pemisah pengetahuan generasi tua dengan generasi muda. Bisa jadi
sesuatu dinilai baik oleh generasi tua tetapi dapat saja dinilai jelek oleh
generasi muda. Generasi tua bahkan sering menilai bahwa generasi muda
tidak lagi menghargai generasi tua. Sebaliknya, generasi muda menduga
bahwa generasi tua tidak dapat mengikuti perkembangan zaman. Pemikiran
dan perasaan generasi tua tidak dapat menyesuaikan perkembangan ilmu
dan teknologi zaman now. Akibatnya, pola pikir dan pola rasa generasi yang
berbeda ini sulit dipertemukan.
Keadaan yang disebut di atas dapat terjadi pada pendidikan agama
Islam. Nilai-nilai pendidikan agama Islam bagi generasi tua dapat berbeda
dengan pendidikan agama Islam menurut generasi muda. Para guru atau
dosen telah menerima ajaran agama puluhan tahun yang lalu yang kondisi
dan situasi masyarakat serta perkembangan ilmu dan teknologi tidak sama
dengan situasi dan kondisi sekarang. Mungkin saja generasi muda tidak
konek dan tidak tertarik dengan materi pelajaran agama yang disajikan oleh
para guru atau dosennya karena materinya tidak lagi sesuai dengan situasi
dan kondisi generasi muda. Kesediaan mereka mendengarkan pelajaran yang
disampaikan guru atau dosen agamanya mungkin tidak didasarkan karena
ketertarikan tetapi karena sekedar penghormatan sebagai murid/mahasiswa
terhadap guru/dosennya. Mungkin juga kemauan mendengarkan materi
pelajaran agama dimaksud dikarenakan sekedar memenuhi kewajiban dalam
menempuh mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum di sekolah atau
perguruan tinggi. Jika benar demikian maka kegiatan pembelajaran yang ada
hanyalah tipu muslihat sehingga ‚masuk telinga kanan keluar telinga kiri‛.
Hal inilah yang perlu direnungi untuk ditemukan solusinya.
II
Sebagaimana sifatnya, ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah
dinamis. Hal ini berbeda dengan sifat dari ajaran agama yang statis. Agama
(Islam) adalah ajaran yang diwahyukan Allah SWT kepada manusia melalui
seorang Rasul (Muhammad SAW). Sumber ajaran Islam adalah al-Qur’an
dan al-Hadis. Al-Qur’an diyakini umat Islam sebagai kalam Allah SWT
yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Umat Islam menyakini
bahwa teks Arab dalam al-Qur’an adalah Kalam Allah SWT. Hanya teks
Arab inilah yang diyakini sebagai wahyu. Terjemahan terhadap teks -
walaupun sinonim berbahasa Arab - bukanlah wahyu. Apalagi terjemahan
Ada karena Berubah
225
bahasa selain Arab, bukanlah al-Qur’an yang sebenarnya. Ayat-ayat al-
Qur’an turun kepada Nabi Muhammad SAW tidak sekaligus melainkan
berangsur-angsur dalam masa kurang lebih 23 tahun. Pengumpulan al-
Qur’an dalam bentuk buku terjadi setelah banyak para sahabat yang hafal
al-Qur’an meninggal. Al-Qur’an Mushaf Usmani yang ada saat ini diyakini
sebagai wahyu Allah SWT yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW.
Al-Hadis merupakan sumber kedua dari ajaran Islam. Ia berisi sunnah
(tradisi) Nabi Muhammad SAW. Sunnah dapat berbentuk ucapan,
perbuatan, atau persetujuan secara diam dari Nabi Muhammad SAW.
Berbeda dengan al-Qur’an, al-Hadis tidak dikenal dan dicatat di zaman
Nabi. Sehubungan dengan hal ini maka suatu hadis tidak diketahui sebagai
yang sebenarnya dari Nabi ataukah dibuat-buat. Pemahaman terhadap ayat-
ayat al-Quran dan al-Hadis sangat banyak variasinya sesuai kemampuan,
latar belakang, ideologi, politik, keahlian, atau lainnya seseorang. Perbedaan
pemahaman yang ada selagi didasarkan pada ayat-ayat al-Quran dan al-
Hadis tidak dapat disebut telah keluar dari Islam. Perbedaan yang ada
merupakan anugerah kasih sayang Allah SWT.
Pendidikan (Agama) Islam – dalam konteks ini – adalah berbagai
upaya yang bernilai ‚mempengaruhi orang‛ yang dipahami dan
dikembangkan atau tidak bertentangan dari ayat-ayat al-Quran dan Hadis
Nabi Muhammad SAW. Pendidikan dalam pengertian umum dimaksudkan
sebagai upaya untuk mempengaruhi orang. Jika demikian maka Pendidikan
(Agama) Islam adalah usaha untuk mempengaruhi orang dengan
menggunakan prinsip-prinsip al-Quran dan al-Hadis. Oleh karena terdapat
perbedaan pemahaman terhadap ayat-ayat al-Quran dan al-Hadis, maka
terdapat pula perbedaan dalam usaha mempengaruhi orang (mendidik).
Manusia (masyarakat) ada yang mudah berubah/dipengaruhi tetapi ada juga
yang sulit berubah/dipengaruhi.Manusia (masyarakat) yang berteologi
tradisional cenderung sulit berubah/dipengaruhi dan manusia (masyarakat)
berteologi rasional cenderung mudah berubah/dipengaruhi.
Berkait dengan masa depan, banyak prediksi dunia pada tahun 2025.
Berikut ini dikutipkan prediksi dari berbagai sumber. Berdasarkan hasil
survey terhadap 100 ribu warga Inggris, mereka membayangkan bahwa pada
tahun 2025 China menjadi negara adidaya dan terkuat. Astronot sibuk
‘bertamasya’ ke bulan dan Mars, serta aktivitas manusia dari Bumi ke ruang
angkasa mulai padat. Di skala global, 60% responden berpikir bahwa China
Pendidikan Agama Islam Menuju Dunia Global 2025
226
akan menjadi negara adidaya terkemuka di dunia, sedangkan 33% responden
berpikir Inggris akan menjadi satu dari empat negara besar yang mandiri.
Terdapat 4% responden yang cukup optimis jika ada manusia atau astronot
yang akan tinggal permanen di Mars. Sementara ada 10% memperkirakan
nantinya ada sekelompok manusia yang hidup dan tinggal di ruang angkasa.
Adapun teknologi, tentu saja perkembangannya jauh lebih pesat. Lebih dari
50% orang akan menonton acara favorit mereka melalui TV yang
tersambung ke Internet melalui perangkat set-top box. Selain itu, 66%
orang percaya bedah kosmetik akan menjadi tempat yang sering dikunjungi,
dan sekitar 15% orang memprediksi nantinya orang akan memeriksa
kesehatannya sendiri dengan aplikasi dan gadget canggih ketimbang