PENGARUH PENDAPATAN, PENDIDIKAN DAN TRANSPORTASI COMMUTER LINE TERHADAP TENAGA KERJA COMMUTER DARI DEPOK KE JAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : Wiwid Sundari NIM: 1113084000045 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2017 M
194
Embed
repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36871/1/WIWID... · PENGARUH PENDAPATAN, PENDIDIKAN DAN TRANSPORTASI COMMUTER LINE TERHADAP TENAGA KERJA
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGARUH PENDAPATAN, PENDIDIKAN DAN
TRANSPORTASI COMMUTER LINE TERHADAP TENAGA
KERJA COMMUTER DARI DEPOK KE JAKARTA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh : Wiwid Sundari
NIM: 1113084000045
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2017 M
i
PENGARUH PENDAPATAN, PENDIDIKAN DAN
TRANSPORTASI COMMUTER LINE TERHADAP TENAGA
KERJA COMMUTER DARI DEPOK KE JAKARTA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Wiwid Sundari
NIM : 1113084000045
Di Bawah Bimbingan
Dosen Pembimbing
Drs. Pheni Chalid, SF., MA., Ph.D.
NIP. 19560505 200012 1 001
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2017 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Selasa, 11 April 2017 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
nama mahasiswi:
1. Nama : Wiwid Sundari
2. NIM : 1113084000045
3. Jurusan : Ekonomi Pembangunan
4. Judul Skripsi : Pengaruh Pendapatan, Pendidikan Dan Transportasi
Commuter Line Terhadap Tenaga Kerja Commuter Dari
Depok Ke Jakarta.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswi tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 11 April 2017
1. Arief Fitrijanto, M.Si
NIP. 19711118 200501 1 003 (____________________)
Penguji I
2. Najwa Khairina, M.A.
(____________________)
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini, Kamis 26 Oktober 2017 telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama
mahasiswi :
1. Nama : Wiwid Sundari
2. NIM : 1113084000045
3. Jurusan : Ekonomi Pembangunan
4. Judul Skripsi : Pengaruh Pendapatan, Pendidikan Dan Transportasi
Commuter Line Terhadap Tenaga Kerja Commuter Dari
Depok Ke Jakarta.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswi
tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
2. SMP Perjuangan&Informatika Terpadu Tahun 2007-2010
3. SMK Ekonomika Depok Tahun 2010-2013
4. S1 Ekonomi Pembangunan UIN Jakarta Tahun 2013-2017
C. Latar Belakang Keluarga
1. Ayah : Machsudi
2. Tempat dan Tanggal Lahir : Semarang, 03 Februari 1962
3. Ibu : Djamilah
4. Tempat dan Tanggal Lahir : Bogor, 02 Maret 1958
5. Alamat Orang Tua : Jl. H.Amsir RT 01 RW 04 No.61
Kel. Rangkapan Jaya, Kec. Pancoran Mas,
Kota Depok, Provinsi Jawa Barat
6. Anak Ke : Satu (Tunggal)
vi
ABSTRACT Depok is one of the satellite city which has growing trend of commuting lifestyle. This commuting lifestyle was done by the worker from Depok city to Jakarta. It was cause by the push and pull factors. From labors point of view, some factors which lead to this lifestyle is income, education and commuter line efficiency.The purpose of this research is to analyze how income, education level and commuter line efficiency affect the labor’s decision to commute from Depok to Jakarta. Primary data are collected by questionnaire to 60 respondents and secondary data are obtained from related journal and books. This research uses multiple regression by SPSS version 22. The results show that income (X1), education level (X2) and commuter line efficiency (X3) positively and significantly affect commuting labor’s. Keywords: commuting labor’s, income, education level, commuter line efficiency.
vii
ABSTRAK
Kota Depok merupakan kota satelit dengan jumlah commuter yang tinggi. Commuting ini dilakukan oleh para pekerja dari Kota Depok ke Jakarta. Hal ini dikarenakan adanya faktor pendorong dan penarik diantara kedua kota tersebut. Dari sisi tenaga kerja, beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang menjadi tenaga kerja commuter yaitu pendapatan, pendidikan dan efisiensi transportasi commuter line. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pendapatan, tingkat pendidikan dan efisiensi commuter line terhadap tenaga kerja commuter dari Depok ke Jakarta. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer melalui penyebaran kuesioner dengan 60 responden dan data sekunder yang berasal dari instansi terkait dan literatur yang bersumber dari buku maupun jurnal. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda yang diolah dengan menggunakan SPSS versi 22. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendapatan (X1), tingkat pendidikan (X2) dan efisiensi commuter line (X3) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap tenaga kerja commuter. Kata kunci: Tenaga kerja commuter, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, efisiensi commuter line.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
Segala puji bagi Allah Swt, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam selalu tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw yang telah menjadi suri tauladan
bagi umat manusia di dunia.
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Pendapatan, Pendidikan Dan
Transportasi Commuter Line Terhadap Tenaga Kerja Commuter Dari Depok
Ke Jakarta” ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna meraih gelar
Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih
atas bantuan, bimbingan, dukungan, semangat serta doa, baik langsung maupun
tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ni, kepada:
1. Kedua orang tua ku untuk segala pengorbanan serta kasih sayang yang tak
bisa digantikan oleh apapun. Terimakasih kepada mamahku Djamilah yang
sangat kucintai yang senantiasa selalu mendoakan, mendidik dan memotivasi
saya dan kepada Bapak Machsudi yang selalu senantiasa memberikan
semangat dan selalu mengajarkan saya untuk menjadi anak yang mandiri.
Terimakasih atas segala dukunganya baik materil maupun non materil
sehingga saya bisa mendapat gelar SE ini. Semoga kelak Awy mampu
membahagiakan dan membuat bangga mamah dan bapak.
2. Mbak dan Mas ku tersayang Mbak Ari, Mbak Desti, Mas Johan dan Mas
Muslih, serta keponakan-keponakanku (Ardi, Sella, Nita dan Rajho) yang
turut memberikan semangat dan doa hingga akhir dari proses penelitian ini.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraeni, Lc., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
ix
4. Bapak Arief Fitrijanto, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Najwa Khairina, MA., selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan selaku
Dosen Penasihat Akademik.
6. Bapak Pheni Chalid, P.hd., selaku dosen pembimbing yang telah berkenan
memberikan waktu, bimbingan, arahan serta saran selama proses penulisan
skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi. Semoga Bapak selalu diberikan
kesehatan, panjang umur, dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
7. Seluruh dosen dan staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis selama
menempuh masa studi.
8. Sahabat-sahabat terbaik selama masa kuliah, Dita Putri, Oktaviani, Roro
Atiqah, Linaria, Claratanti, Ayu Andini dan Hani Selviani terimakasih banyak
untuk segala kenangan indah selama masa kuliah saling berbagi cerita, berbagi
ilmu, memberikan semangat, nasihat dan doanya. Semoga kelak kita bisa
menjadi perempuan-perempuan tangguh yang sukses. Sayang kalian.
9. Sahabat-sahabat ku tercinta, SABERLIM (Syifa, Dyah dan Yordania) yang
selalu mengerti bahkan disaat saya tidak mengerti dengan diri saya sendiri,
yang selalu merangkul bukan meninggalkan, yang selalu mengajarkan tanpa
menggurui, semoga persahabatan kita tak lekang oleh waktu. Sayang kalian.
10. Sahabat-sahabat tersayang di masa putih abu-abu, ASFIEBER (Sellvy, Fhara,
Engkis, Bella, Eka dan Ratna) yang telah memberikan semangat, nasihat serta
doanya kepada penulis. Terimakasih kalian sudah mengisi hari-hari terindah
dan sukses untuk kalian ya. Sayang kalian.
11. Murid-murid ku tersayang di Tunas Cendekia Depok dan Insan Mandiri yang
senantiasa menghibur dan memberi semangat ketika penulis mulai jenuh
dengan skripsi. Semoga kaka tetap bisa mengajar kalian dan semoga kalian
bisa menjadi anak-anak yang berguna bagi nusa bangsa. Kak Awy sayang
kalian.
x
12. Seluruh responden penelitian serta petugas yang berada di instansi tempat
penelitian berlangsung. Terimakasih atas kerjasamanya yang baik sehingga
penelitian ini dapat berjalan sesuai dengan harapan penulis. Semoga Allah
membalas segala kebaikan kalian. Aamiin.
13. Rekan-rekan seperjuangan Ekonomi Pembangunan 2013, terimakasih atas
segala informasi, bantuan dan doanya selama menempuh pendidikan di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
14. Teman satu bimbingan dan teman seperjuangan mulai dari kompre hingga
sidang skripsi, Didi Fardiansyah yang telah sangat sabar mengajari penulis
dan berbagi ilmu hingga terselesainya penelitian ini. Sukses bang.
15. Semua pihak yang telah mendukung serta membantu dalam proses
penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhir kata, penulis mengharapkan
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh
Jakarta, Oktober 2017
Wiwid Sundari
xi
DAFTAR ISI
COVER DALAM .......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .............................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..................................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... v
ABSTRACT.................................................................................................... vi
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv
DAFTAR DIAGRAM ................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 14
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................... 16
1. Tujuan Penelitian ................................................................................. 16
Lampiran 2 Tabulasi Data Penelitian .......................................................... 133
Lampiran 3 Usia Responden ....................................................................... 135
Lampiran 4 Jenis Kelamin Responden ........................................................ 136
Lampiran 5 Status Pernikahan Responden .................................................. 137
Lampiran 6 Jenis Pekerjaaan Responden..................................................... 139
Lampiran 7 Pendidikan Terakhir Responden............................................... 141
Lampiran 8 Tingkat Pendapatan Responden ............................................... 143
Lampiran 9 Biaya Pengeluaran Responden Dalam Sebulan........................ 145
Lampiran 10 Persepsi Responden Menjadi Tenaga Kerja Commuter ............ 147
Lampiran 11 Persepsi Responden Terhadap Transportasi Commuter Line..... 149
Lampiran 12 Total Biaya Transportasi Responden Dalam Sehari .................. 151
Lampiran 13 Hasil Uji Validitas ................................................................... 157
Lampiran 14 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................ 159
Lampiran 15 Hasil Output SPSS Uji Asumsi Klasik ..................................... 160
Lampiran 16 Hasil Output SPSS Uji Hipotesis ............................................. 164
Lampiran 17 Hasil Perbandingan Biaya Transportasi .................................... 165
Lampiran 18 Hasil Perbandingan Waktu Tempuh Responden ....................... 168
Lampiran 19 Kondisi Tempat Penelitian ....................................................... 171
Lampiran 20 Fasilitas di stasiun Kereta Commuter Line ............................... 174
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi di kota-kota besar di Indonesia mengalami
peningkatan dan perkembangan yang cukup pesat. Salah satu faktor tumbuhnya
pertumbuhan ekonomi dikarenakan terpusatnya berbagai kegiatan masyarakat di
kota-kota besar baik dalam sektor ekonomi, sosial, budaya, sarana prasarana serta
sektor jasa. Salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat adalah kota
metropolitan Jakarta yang dikelilingi oleh daerah-daerah satelit ibukota yaitu
daerah BODETABEK (Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi).
Kota Jakarta sebagai ibukota Republik Indonesia tumbuh sebagai pusat
perekonomian dan pemerintahan dengan penduduk terpadat di Indonesia, dimana
kepadatannya mencapai 15.367 jiwa per km2 pada tahun 2015 dan meningkat
menjadi 15.518 jiwa per km2 pada tahun 2016. Kepadatan di Jakarta disebabkan
karena adanya pertumbuhan alami maupun karena faktor migrasi. Berdasarkan
hasil proyeksi penduduk dari hasil sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk
Jakarta tahun 2015 sebesar 10,177 juta jiwa dan meningkat pada tahun 2016
menjadi 10,277 juta jiwa (Statistik Daerah DKI Jakarta,2016).
Kota Jakarta memiliki PDRB sebesar Rp. 1.983 Triliyun pada tahun 2015.
Angka ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp. 1.760 Triliyun.
PDRB per kapita Kota Jakarta adalah sebesar Rp. 174,82 juta pada tahun 2014
dan meningkat menjadi Rp. 194,80 juta pada tahun 2015. Sektor penyumbang
utama dari PDRB tersebut adalah sektor perdagangan dan sektor industri yang
2
menyumbang masing-masing sebesar Rp. 330 Triliyun dan 274 Triliyun. Hal ini
sekaligus menunjukkan bahwa Kota Jakarta sebagai pusat perdagangan dan pusat
industri.
Laju pertumbuhan ekonomi Jakarta terus mengalami peningkatan setiap
tahunnya. Pada tahun 2015 laju pertumbuhan ekonomi Jakarta sebesar 5,80% dan
meningkat pada tahun 2016 menjadi sebesar 5,86%. Dari sisi investasi,
berdasarkan data City Momentum Index (CMI) pada tahun 2014 Kota Jakarta
ditetapkan sebagai kota dengan pertumbuhan investasi tertinggi ke-12 dari 20 kota
teratas di dunia. Hal ini menunjukkan bahwa Jakarta menjadi pusat kegiatan
ekonomi dan juga investasi.
Di Kota Jakarta terdapat suatu Kawasan Central Business District (CBD)
yang mengalami peningkatan cukup pesat. Kawasan CBD merupakan kawasan
eksklusif yang berada pada kawasan segitiga emas yang merupakan kawasan
prioritas pengembangan pusat bisnis. Daerah yang termasuk kedalam kawasan
CBD antara lain seperti Kawasan Niaga Terpadu Sudirman/Sudirman Central
Business District (SCBD) dan juga Kawasan Terpadu Mega Kuningan. Selain dua
kawasan ini terdapat juga kawasan-kawasan perkantoran dan perusahaan di
Jakarta seperti yang berada di Pondok Indah, Sinarmas, Office Tower dan lain
sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Jakarta merupakan pusat bisnis,
pusat kawasan-kawasan perusahaan dan pusat perkantoran.
Dengan terpusatnya kegiatan ekonomi seperti perdagangan, industri,
investasi dan adanya kawasan pengembangan bisnis, perkantoran dan perusahaan
yang berada di Jakarta serta terpusatnya tenaga kerja membuat sumber-sumber
3
daya ekonomi terpusat di Jakarta maka memunculkan pull factors atau daya tarik
Kota Jakarta. Dengan adanya daya tarik Jakarta tersebut memicu munculnya
keinginan tenaga kerja yang berada di pinggiran Kota Jakarta untuk bekerja di
Jakarta. Tenaga kerja tersebut biasa disebut dengan tenaga kerja commuter.
Commuter adalah seseorang yang setiap hari meninggalkan tempat tinggalnya dan
pergi ke kota lain untuk bekerja atau berdagang dan sebagainya, tetapi pulang
pada sore harinya (Adioetomo dan Samosir, 2010:134).
Saat ini sebagian besar commuter yang melakukan kegiatan di Jakarta
merupakan penduduk yang berasal dari daerah pinggiran-pinggiran Jakarta seperti
Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Bodetabek). Berdasarkan hasil survei
commuter Jabodetabek tahun 2014 menunjukkan bahwa jumlah commuter
Jabodetabek sebanyak 3.566.178 orang yang terdiri dari 2.907.932 orang
melakukan kegiatan bekerja dan sebanyak 658.246 orang bersekolah/kursus.
Diagram 1.1 dibawah ini menunjukkan persentase penduduk Bodetabek yang
melakukan commuter ke Jakarta berdasarkan hasil survei commuter Jabodetabek
tahun 2014:
4
Diagram 1.1 Persentase Commuter BODETABEK Ke Kota Jakarta Tahun 2014
Sumber: Statistik Commuter Jabodetabek, 2014 Diagram 1.1 memperlihatkan penduduk Bodetabek yang melakukan
commuter ke Kota Jakarta. Berdasarkan diagram tersebut, dapat dilihat bahwa
arus commuter Bodetabek yang masuk ke DKI Jakarta paling tinggi berasal dari
Kota Depok dengan persentase sebesar 19,90%, diikuti oleh commuter yang
berasal dari Kota Bekasi sebesar 19,80%, dan commuter yang berasal dari Kota
Tangerang Selatan sebesar 18,40%. Sedangkan persentase commuter terendah
terdapat di Kabupaten Tangerang dengan persentase sebesar 5,90%.
Berdasarkan diagram 1.1 Kota Depok merupakan kota dengan persentase
commuter tertinggi di Bodetabek. Berdasarkan data Kota Depok Dalam Angka
Tahun 2014 jumlah penduduk yang bekerja di Kota Depok sebanyak 826.191
orang. Sedangkan sebanyak 228.145 orang atau 27,61% penduduk Kota Depok
menjadi tenaga kerja commuter ke Kota Jakarta (Statistik Commuter Jabodetabek,
2014). Hal ini menunjukan bahwa persentase penduduk Kota Depok ke Kota
8.90% 8.20%
19.90%
5.90%
15.70%
18.40%
8.00%
19.80%
5
Jakarta relatif tinggi, dimana sekitar seperempat dari tenaga kerja Kota Depok
menjadi tenaga kerja commuter ke Kota Jakarta.
Model yang sering digunakan untuk menganalisis penyebab mobilitas
tenaga kerja di suatu wilayah adalah model dorong-tarik atau push-pull factors
(Adioetomo dan Samosir, 2010:137). Selain daya tarik Kota Jakarta yang telah
dipaparkan sebelumnya, terdapat push factors atau daya dorong yang terdapat di
Kota Depok yang menyebabkan seseorang melakukan mobilitas ulang-alik atau
commuter. Push factors yang terdapat di Kota Depok salah satunya yaitu pusat-
pusat industri baik industri besar dan sedang relatif sedikit dibandingkan dengan
Kota Jakarta dan kota-kota peyangga Jakarta lainnya seperti Bogor, Tangerang
dan Bekasi. Hal ini dapat dilihat pada diagram 1.2 dibawah ini:
Diagram 1.2 Jumlah Industri Besar Dan Sedang di Jabodetabek Tahun 2015
Sumber: Statistik Daerah Jabodetabek, 2015
6
Diagram 1.2 menunjukkan jumlah industri besar dan sedang tahun 2015
yang terdapat di Jabodetabek. Berdasarkan diagram diatas, Kota Jakarta memiliki
jumlah industri besar dan sedang yang paling tinggi yaitu sebanyak 1.240 unit
usaha. Sedangkan kota yang memiliki jumlah industri besar dan sedang terbanyak
kedua yaitu Kota Tangerang sebanyak 582 unit usaha. Selanjutnya Kota Bekasi
memiliki 152 unit usaha dan Kota Bogor sebanyak 106 unit usaha. Sedangkan
Kota Depok memiliki jumlah industri besar dan sedang yang paling sedikit yaitu
87 unit usaha.
Berdasarkan diagram 1.2 menunjukkan bahwa industri besar dan sedang
yang berada di Kota Depok relatif sedikit. Hal ini dapat menjadi daya dorong atau
push factor penduduk Kota Depok untuk melakukan commuter ke Kota Jakarta.
Jumlah industri yang sedikit memungkinkan membutuhkan tenaga kerja yang
sedikit pula. Sehingga tenaga kerja Kota Depok melakukan commuter ke Kota
Jakarta dimana Kota Jakarta merupakan pusat industri terbesar dibandingkan
dengan daerah Jabodetabek lainnya.
Jarak antara kota Depok ke Jakarta relatif dekat sehingga banyaknya
penduduk Kota Depok yang melakukan aktivitas ke Jakarta. Hal ini sesuai dengan
hukum perilaku mobilitas penduduk (Ravenstein) yang mengatakan bahwa para
commuter akan memilih lokasi terdekat sebagai tempat tujuan beraktivitas utama
(Mantra, 2003:187). Salah satu aktivitas utama masyarakat yaitu bekerja. Tabel
dibawah ini menunjukkan status pekerjaan utama penduduk Kota Depok tahun
2015:
7
Tabel 1.1 Jumlah dan Persentase Status Pekejaan Utama di Kota Depok Tahun 2015
Status Pekerjaan Utama Jumlah Persentase
Berusaha Sendiri 100.229 11,17 % Berusaha dibantu buruh tdk tetap/tidak dibayar 39.965 4,46 % Berusaha dibantu buruh 32.649 3,64 % Karyawan/Pegawai 647.575 72,19 % Pekerja Bebas di Pertanian 1.349 0,15 % Pekerja Bebas di non Pertanian 39.015 4,35 % Pekerja tidak dibayar 36.199 4,04 %
Total 896.981 100 % Sumber: Kota Depok Dalam Angka, 2016
Berdasarkan tabel 1.1 pekerjaan utama penduduk Kota Depok adalah
sebagai karyawan atau pegawai dengan persentase sebesar 72,19%. Penduduk
Kota Depok yang status pekerjaannya menjadi karyawan atau pegawai
memungkinkan dia untuk bekerja bukan hanya di daerah Kota Depok namun juga
di luar daerah Kota Depok. Salah satu kota yang paling diminati tenaga kerja Kota
Depok sebagai daerah tujuan untuk bekerja adalah Kota Jakarta. Dimana di
Jakarta banyak terdapat pusat-pusat bisnis, perusahaan dan perkantoran seperti di
kawasan CBD seperti yang telah dipaparkan sebelumnya.
Sebagai kota penyangga, Kota Depok didukung oleh kemudahan akses
transportasi. Kota Depok memiliki berbagai akses transportasi umum seperti
angkot, ojek, taksi, becak, dan kereta commuter line. Jika dilihat dari sisi biaya
kereta commuter line merupakan moda transportasi yang lebih efisien baik dalam
segi biaya maupun waktu. Hal ini dapat dilihat dari tabel 1.2 dibawah ini:
8
Tabel 1.2 Perbandingan Biaya dan Waktu Berdasarkan Moda Transportasi Umum di
Kota Depok Tahun 2017
Moda Transportasi Keberangkatan Tujuan Biaya Waktu Kereta Commuter
Line Stasiun Depok Stasiun Kalibata Rp. 3.000 21 menit
Taksi Stasiun Depok Stasiun Kalibata Rp. 83.000 85 menit Ojek Stasiun Depok Stasiun Kalibata Rp. 45.000 60 menit
Angkot&Kopaja Stasiun Depok Stasiun Kalibata Rp. 12.000 90 menit Sumber: Observasi Lapangan, 2017
Tabel 1.2 merupakan tabel perbandingan antara biaya dan waktu dengan
moda transportasi umum yang berbeda-beda. Tabel tersebut merupakan hasil yang
dilakukan langsung oleh peneliti pada saat observasi lapangan. Perbandingan ini
didasarkan pada biaya dan waktu tempuh dengan menggunakan moda transportasi
dari Stasiun Depok menuju Stasiun Kalibata. Stasiun Kalibata dipilih karena
stasiun tersebut merupakan stasiun pertama yang berada di pusat Kota Jakarta.
Selain itu, Stasiun Kalibata merupakan stasiun yang masih dapat di jangkau oleh
angkot dan kopaja sehingga dapat dijadikan dasar perbandingan.
Dari Stasiun Depok menuju Stasiun Kalibata menempuh jarak ±19,7 km.
Berdasarkan tabel diatas, biaya transportasi yang dikeluarkan jika menggunakan
kereta commuter line sebesar Rp.3.000. Sementara jika menggunakan angkot dan
dilanjutkan dengan naik kopaja biaya yang dikeluarkan yaitu sebesar Rp.12.000.
Jika menggunakan transportasi ojek dan taksi biaya yang dikeluarkan lebih mahal
yaitu sebesar Rp. 45.000 dan Rp.83.000.
Dari segi waktu tempuh, kereta commuter line menempuh waktu 21 menit
dari Stasiun Depok ke Stasiun Kalibata sedangkan waktu tempuh terlama yaitu
dengan menggunakan angkot dengan waktu tempuh 90 menit atau 1,5 jam. Hal ini
9
menunjukkan bahwa kereta commuter line merupakan moda transportasi umum
yang lebih efisien baik dalam segi biaya maupun waktu tempuh perjalanan bila
dibandingkan dengan moda transportasi umum lainnya.
Di Kota Depok terdapat stasiun kereta commuter line yang berada di pusat
kota yaitu Stasiun Depok, Depok Baru, Pondok Cina dan Stasiun Universitas
Indonesia. Transportasi commuter line sangat berperan dalam proses terciptanya
kota metropolitan dengan daerah pinggiran kota serta dengan tersedianya
transportasi kereta commuter line semakin membuka peluang untuk melakukan
commuter dari Kota Depok ke Jakarta.
Gambar 1.1 Stasiun Depok
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017
Gambar 1.1 merupakan kondisi dari Stasiun Depok yang menjadi salah
satu tempat penelitian yang letaknya strategis dan berada di pusat Kota Depok.
Selain biaya dan waktu tempuh kereta commuter line lebih efisien dibandingkan
dengan moda transportasi lain, kereta commuter line juga memiliki kelengkapan
fasilitas seperti tersedianya sarana ibadah, toilet, minimarket, tempat duduk yang
10
nyaman, tempat duduk prioritas, pemisahan gerbong perempuan dan laki-laki dan
lain sebagainya. Sehingga kereta commuter line sangat diminati oleh masyarakat
terutama bagi para pekerja commuter. Oleh karena itu, penumpang kereta
commuter line setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari
trend volume penumpang kereta commuter line yang setiap tahunnya meningkat.
Diagram 1.3 Trend Volume Penumpang Commuter Line Jabodetabek per Hari
Tahun 2011-2015
Sumber : PT. KAI Commuter Jabodetabek Pada Diagram 1.3 menunjukkan volume penumpang kereta commuter line
yang setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 dan 2012 jumlah
penumpang commuter line sebanyak 331.760 dan 367.362 penumpang. Pada
tahun 2013 penumpang commuter line sebanyak 608.653 penumpang dan terus
meningkat pada tahun 2014 sebanyak 735.420 penumpang dan pada tahun 2015
penumpang commuter line sebanyak 914.840 penumpang. Dengan adanya
peningkatan penumpang commuter line setiap tahunnya, hal ini menujukkan
11
bahwa kereta commuter line merupakan moda transportasi masal yang cukup
diminati oleh para penduduk di Jabodetabek.
Transportasi commuter line merupakan suatu perkembangan teknologi
yang dapat memudahkan dalam melakukan aktifitas, dengan kemudahan
transportasi tersebut cenderung akan meningkatkan keinginan seseorang untuk
melakukan mobilitas dari satu tempat ke tempat yang lain. Hal ini sejalan dengan
apa yang dikemukakan oleh Ravenstein yang diulas Adioetomo dan Samosir
(2010:139) bahwa perkembangan teknologi akan memberikan efek terhadap
kecenderungan untuk meningkatkan angka mobilitas baik permanen maupun non
permanen.
Mobilitas terjadi karena adanya perbedaan upah antara daerah asal dengan
daerah tujuan (Gregor,2008). Hal ini sejalan dengan Lee dan Todaro dikutip
Mantra (2003:186) yang berpendapat bahwa motivasi seseorang untuk melakukan
mobilitas adalah motif ekonomi. Faktor yang mempengaruhi untuk melakukan
mobilitas ke perkotaan karena adanya dua harapan, yaitu harapan untuk
memperoleh pekerjaan dan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi daripada
yang diperoleh di daerah tempat tinggal. Oleh karena itu, arah pergerakan
penduduk juga cenderung ke pusat perkotaan yang memiliki kekuatan-kekuatan
daya tarik yang relatif besar.
Tingkat pendapatan merupakan salah satu motif ekonomi yang menjadi
daya tarik (pull factors) untuk melakukan mobilitas dan menjadi tenaga kerja
commuter. Berdasarkan teori dari Todaro, commuter atau migrasi ulang alik
terjadi karena adanya harapan commuter untuk mendapatkan pendapatan yang
12
lebih tinggi di daerah tujuan dibandingkan dengan di daerah asalnya (Todaro dan
Smith, 2011:416). Teori Todaro ini dapat membantu kita untuk memahami pada
tahap awal terjadinya mobilitas tenaga kerja yaitu untuk mengharapkan
pendapatan yang lebih besar.
Pendapatan yang diperoleh dapat dicerminkan dalam Upah Minimum yang
setiap daerah memiliki besaran upah minimum yang berbeda-beda. Berdasarkan
Peraturan Menteri dan Tenaga Kerja dan Transmigrasi nomor 7 pasal 1 Tahun
2013 menyebutkan bahwa upah minimum adalah upah bulanan terendah yang
terdiri atas upah pokok termasuk tunjangan tetap yang ditetapkan oleh gubernur
sebagai jaring pengaman. Sedangkan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK)
adalah upah minimum yang berlaku di wilayah kabupaten/kota. Tabel 1.3
merupakan perbandingan upah minimum antara Kota Depok dan DKI Jakarta.
Analisis penelitian ini menggunakan data panel dari 2.200 rumah tangga pedesaan dengan sampel 299 migran dari Vietnam. Penelitian ini menunjukkan bahwa meningkatnya mobilitas tenaga kerja disebabkan karena adanya perbedaan pendapatan antara pedesaan dan perkotaan. Selain itu, hasil penelitian ini para pekerja commuter memilih lokasi tempat tinggal di wilayah pinggiran kota yang dekat dengan lokasi tempat kerja.
2. Bambang Bemby Soebyakto, Mutmainna (2016)
Factors Affecting of Commuter Migrant Traders Income from Tanah Mas Village to
Status Perkawinan (X1), Jumlah Keluarga (X2), Lama Kerja (X3), Biaya
Regresi Berganda
Penelitian dilakukan dengan menggunakan data primer deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di Desa Tanah Mas. Populasi tenaga kerja migran yang melakukan
39
Palembang City
Transportasi (X4), Jenis Barang Dagangan (X5), Motivasi Pedagang Commuter (X6) dan Pendapatan Pedagang yang Menjadi Commuter (Y).
commuter adalah 398 orang dengan sampel sebanyak 100 migran. Dalam menentukan sampel menggunakan Proporsional stratified random. Hasil penelitian ini yaitu jumlah keluarga, biaya transportasi, dan jenis barang dagangan secara signifikan mempengaruhi pendapatan pedagang yang menjadi commuter, sedangkan status perkawinan, lama kerja, dan motivasi pedangan commuter tidak signifikan mempengaruhi pendapatan pedagang yang menjadi commuter .
3. Ayele Gelan (2015)
“Commuter, Migration, and Rural Development”
Lokasi Perumahan (X1), Biaya commuter (X2) pembangunan pedesaan (X3) dan Pertumbuhan Ekonomi (Y).
Multiple regressionAnalysis
Penelitian ini merupakan analisis mengenai hubungan antara migrasi, biaya commuter, dan pembangunan pedesaan. Dengan berfokus kepada daerah pedesaan dan perkotaan dirumuskan menggunakan pendekatan NEG (New Economic Geography). The New Economic Geography menjelaskan kaum commuter mempertahankan pekerjaan di daerah perkotaan dan mereka bolak-balik antara lokasi tempat kerja dan tempat tinggal. Dalam model ini, para commuter membuat
40
pilihan antara tinggal di kota atau pindah ke daerah pingiran wilayah perkotaan. Hubungan antara sewa tanah, rumah tangga dan lokasi tempat kerja yaitu sewa tanah yang tinggi di perkotaan menyebabkan rumah tangga yang berada di pedesaan melakukan untuk pindah ke lokasi pinggiran kota.
4. Nur Syamsiyah,Moehammad Fathorrazi dan Regina Niken W. (2015)
Keputusan yang Mempengaruhi Migrasi Commuter Tenaga Kerja di Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember (Decisions that Affects Migration Commuter Labor in Kecamatan Jenggawah District of Jember )
Pendapatan (X1), Pendidikan (X2), Jarak (X3), Usia (X4) dan Migrasi Commuter Tenaga Kerja (Y)
Binary Logistic Regression
Penelitian ini menggunakan analisis Binary Logistic Regression dengan menggunakan data primer dari sampel sebanyak 91 responden. Model Binary Logistic Regression yang digunakan dalam penelitian ini mencoba mencari best-fit model untuk menguji hipotesis. Hasil uji analisis dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel pendapatan berpengaruh negatif dan tidak signifikan, variabel pendidikan dan variabel jarak berpengaruh positif dan signifikan. Sedangkan, variabel usia berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tenaga kerja di Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember untuk melakukan commuter.
5. Nisa Hasyasya
Analisis Faktor-
Status Pernikahan
Binary Logistic
Dalam penelitian ini digunakan data primer
41
dan Achma Hendra Setiawan. (2012)
Faktor yang Mempengaruhi Tenaga Kerja Menjadi Commuter dan Tidak Menjadi Commuter ke Kota Semarang (Kasus Kabupaten Kendal)
(X1), Umur (X2), Tingkat Pendidikan (X3), Upah (X4), dan Tenaga Kerja (Y)
Regression melalui interview terhadap responden yaitu sebanyak 100 sampel. Hasil dari analisis model binary logistic regression dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dua variabel dari empat variabel independen yang diteliti berpengaruh signifikan terhadap tenaga kerja melakukan commuter. Variabel yang berpengaruh siginifikan terhadap tenaga kerja melakukan commuter adalah variabel umur dan variabel upah, sedangkan variabel yang yang tidak berpengaruh siginifikan terhadap tenaga kerja melakukan commuter adalah status pernikahan dan tingkat pendidikan.
6. Markus Setio Bandono. (2010)
Pengaruh Pendapatan, Penguasaan Lahan, Status Pernikahan, Pendidikan, Jenis Kelamin, Umur Terhadap Keputusan Tenaga Kerja Menjadi Commuter (Studi Kasus Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak)
Pendapatan (X1), Penguasaan Lahan (X2), Status pernikahan (X3), Pendidikan (X4), Jenis Kelamin (X5), dan Umur (X6) terhadap keputusan tenaga kerja menjadi commuter (Y)
Binary Logistic Regression
Dalam penelitian ini mengunakan data primer dengan melakukan interview terhadap sampel yaitu sebanyak 100 responden. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Variabel pendapatan (WAGE) dan Umur (AGE), berpengaruh secara signifikan negatif terhadap tenaga kerja melakukan commuter, variabel status pernikahan (MAR) dan Pendidikan (EDUC) berpengaruh signifikan positif terhadap tenaga kerja
42
C. Kerangka Berpikir
Di dalam suatu penelitian diperlukan adanya kerangka berpikir agar
penelitian yang dilakukan sesuai tujuan peneliti. Dalam tujuan penelitian telah
diputuskan akan meneliti mengenai pengaruh tingkat pendapatan, tingkat
pendidikan dan efisiensi commuter line terhadap tenaga kerja commuter. Dalam
penelitian ini, kerangka berpikir terbagi menjadi dua, yaitu kerangka berpikir
secara khusus dan kerangka berpikir secara umum. Berikut ini adalah kerangka
berpikir penelitian :
melakukan commuter dan Variabel penguasaan lahan (LAND) dan Jenis Kelamin (SEX) tidak berpengaruh signifikan terhadap tenaga kerja melakukan commuter.
7. Puri Indriani. (2010)
Analisis Keputusan Tenaga Kerja Menjadi Commuter
Selisih Upah (X1), Pekerjaan Asal (X2), Luas Lahan di Desa (X3), Umur (X4), Jarak (X5), Tingkat Pendidikan (X6) dan Keputusan Tenaga kerja Menjadi Commuter (Y)
Binary Logistic Regression
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat lima variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Variabel tersebut adalah selisih upah (X1), pekerjaan asal (X2), luas lahan di desa (X3) dengan tingkat signifikasi 10%, dan umur (X5), jarak (X6) dengan tingkat signifikasi 5%. Sedangkan variabel independen lainnya yaitu tingkat pendidikan (X4), tidak berpengaruh signifikan terhadap tenaga kerja menjadi commuter.
43
1. Kerangka Berpikir Umum
Kerangka berpikir secara umum berisi penelitian secara keseluruhan.
Menjadi tenaga kerja commuter merupakan suatu keputusan ekonomi yang
dipengaruhi oleh banyak hal. Satu diantaranya adalah adanya harapan untuk
mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi di pusat kota dibandingkan dengan
di wilayah pinggiran kota. Pendapatan yang diterima oleh para pekerja
dicerminkan dalam gaji dan tunjangan yang diterima oleh tenaga kerja
commuter Depok dalam sebulan di Jakarta.
Selain pendapatan, faktor pendidikan juga memiliki peranan dalam
memutuskan menjadi tenaga kerja commuter dimana seseorang yang memiliki
pendidikan yang lebih tinggi cenderung akan melakukan commuter
dibandingkan dengan yang berpendidikan rendah.
Akses transportasi juga menjadi faktor yang memfasilitasi dan relatif
mempermudah tenaga kerja melakukan mobilitas ulang-alik atau commuter.
Transportasi wilayah seperti commuter line telah memberikan kesempatan
kepada para pekerja commuter Kota Depok untuk bekerja di Jakarta dengan
biaya transportasi yang relatif murah dengan waktu yang lebih efisien.
Agar penelitian yang dilakukan menjadi terarah dan sesuai dengan
permasalahan serta tujuan yang ditetapkan, maka perlu disusun kerangka
pemikiran. Penelitian ini lebih ditujukan untuk mengetahui pengaruh tingkat
pendapatan, tingkat pendidikan dan efisiensi transportasi commuter line
terhadap tenaga kerja commuter dari Depok ke Jakarta.
44
Tabel 2.3 Kerangka Berpikir Umum
Latar Belakang: Tenaga kerja yang melakukan commuter ke Kota Jakarta cenderung dilakukan oleh tenaga kerja yang berada di daerah pinggiran Jakarta. Satu diantaranya yaitu wilayah Kota Depok. Tingkat pendapatan, pendidikan dan tersedianya transportasi commuter line yang relatif murah dan efisien merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi tenaga commuter dari Depok ke Jakarta.
Tujuan Penelitian: a. Didapatkan besaran pengaruh tingkat pendapatan terhadap tenaga kerja commuterdari Kota
Depok ke Jakarta. b. Didapatkan besaran pengaruh tingkat pendidikan terhadap tenaga kerja commuterdari Kota
Depok ke Jakarta. c. Didapatkan besaran pengaruh efisiensi transportasi commuter line terhadap tenaga kerja
Pengolahan data dengan software SPSS 22 (Hasil dan Pembahasan)
“Pengaruh Pendapatan, Pendidikan dan Transportasi Commuter Line Terhadap Tenaga Kerja Commuter Dari Depok Ke Jakarta”
Variabel Penelitian: 1. Tingkat Pendapatan (X1) 2. Tingkat Pendidikan (X2) 3. Efisiensi Transportasi commuter line (X3) 4. Tenaga Kerja Commuter (Y)
Pertanyaan Penelitian: 1. Seberapa besar pengaruh tingkat pendapatan terhadap tenaga kerja commuter dari Kota Depok
ke Jakarta? 2. Seberapa besar pengaruh tingkat pendidikan terhadap tenaga kerja commuter dari Kota Depok
ke Jakarta? 3. Seberapa besar pengaruh efisiensi transportasi commuter line terhadap tenaga kerja commuter
dari Kota Depok ke Jakarta?
45
2. Kerangka Berpikir Khusus
Tolak ukur tingkat pendapatan dalam penelitian ini adalah pendapatan
yang diterima oleh tenaga kerja commuter Kota Depok yang diperoleh dari
gaji pokok maupun tunjangan yang didapatkan dari tempat kerja di Kota
Jakarta selama sebulan. Untuk tingkat pendidikan diukur dari pendidikan
terakhir yang ditempuh oleh tenaga kerja commuter. Indikator dari efisiensi
transportasi commuter line adalah dilihat dari segi biaya dan waktu serta
ketepatan jadwal dan fasilitas yang berada di commuter line.
Ketiga faktor tersebut yaitu tingkat pendapatan, tingkat pendidikan dan
efisiensi transportasi commuter line dianalisis dalam bentuk variabel
independen (X) yang kemudian mempengaruhi variabel dependen berupa
tenaga kerja commuter (Y). Untuk mempermudah penelitian, maka skema
kerangka berpikir tersebut digambarkan sebagai berikut :
Tabel 2.4 Kerangka Berpikir Khusus
Tingkat Pendapatan (X1)
Tingkat Pendidikan (X2)
Efisiensi Commuter Line (X3)
Tenaga Kerja Commuter (Y)
46
D. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara terhadap permasalahan yang akan
dilakukan di dalam penelitian (Subagyo, 2004:15). Dalam penelitian ini,
berdasarkan rumusan masalah dan tinjauan pustaka, maka disusun hipotesis
penelitian sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh parsial yang positif dan signifikan antara tingkat
pendapatan terhadap tenaga kerja commuter dari Kota Depok ke
Jakarta.
2. Terdapat pengaruh parsial yang positif dan signifikan antara tingkat
pendidikan terhadap tenaga kerja commuter dari Kota Depok ke
Jakarta.
3. Terdapat pengaruh parsial yang positif dan signifikan antara efisiensi
commuter line terhadap tenaga kerja commuter dari Kota Depok ke
Jakarta.
4. Terdapat pengaruh simultan yang positif dan signifikan antara tingat
pendapatan, tingkat pendidikan dan efisiensi commuter line terhadap
tenaga kerja commuter dari Kota Depok ke Jakarta.
47
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup merupakan batasan di dalam sebuah penelitian yang
digunakan untuk mempermudah dilaksanakannya penelitian yang meliputi ruang
lingkup dari segi waktu, objek penelitian, dan variabel-variabel yang digunakan
dalam penelitian ini. Ruang lingkup diperlukan di dalam sebuah penelitian, hal ini
bertujuan agar penelitian yang dilakukan memiliki batasan sehingga penelitian
tidak keluar dari tujuan yang dimaksud.
Dalam penelitian ini, peneliti telah membatasi ruang lingkup penelitian
tersebut. Dari segi waktu, peneliti membatasi penelitian dengan kondisi sampel
dalam rentang waktu bulan Juni-Juli 2017. Dari segi objek penelitian yaitu tenaga
kerja yang berada di Kota Depok yang memutuskan menjadi tenaga kerja
commuter ke Jakarta.
Dalam penelitian ini digunakan empat variabel dimana terdapat satu
variabel terikat (variabel dependen) dan tiga variabel bebas (variabel independen)
yang terdiri dari :
Variabel dependen : Tenaga kerja commuter
Variabel independen : Tingkat pendapatan, tingkat pendidikan dan
efisiensi commuter line.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi yaitu kumpulan pengukuran atau data pengamatan yang
dilakukan terhadap orang, benda atau tempat, sedangkan sampel merupakan
48
bagian dari unit populasi yang diperoleh melalui proses sampling tertentu.
Sampling adalah proses memilih sejumlah elemen dari sebuah populasi yang
mencukupi untuk mempelajari sampel dan memahami karakteristik elemen
populasi (Supriyadi, 2014:19). Sampel yang baik adalah sampel yang
representatif, dengan arti bahwa sampel tersebut mampu mewakili populasinya.
Semakin representatif sampel yang digunakan, semakin baik pula kualitas hasil
penelitian yang dihasilkan.
Metode pengambilan sampel yang digunakan oleh penulis dalam
penelitian ini adalah metode simple random sampling yaitu suatu metode
pemilihan sampel secara acak sederhana dimana setiap anggota populasi
mempunyai peluang yang sama untuk dipilih (M.Nazir, 2003:130). Simple
random sampling merupakan metode penarikan sampel probabilitas yang dapat
dilakukan dengan cara acak sederhana dan setiap responden memiliki
kemungkinan yang sama untuk terpilih sebagai responden (Sugiyono, 2008:93).
Karakterisitik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu tenaga kerja
yang berada di Kota Depok yang bekerja ke Kota Jakarta yang menggunakan
transportasi commuter line sebagai sarana transportasi untuk bekerja. Setiap
responden yang memenuhi karakteristik tersebut akan dipilih sebagai sampel
dalam penelitian ini.
Jumlah keseluruhan tenaga kerja yang bersifat non permanen seperti
tenaga kerja commuter yang berada di Kota Depok ke Jakarta, belum ada data
resmi dan terbaru yang tersedia serta sulit untuk ditentukan angka pastinya.
Sehingga dalam penelitian ini, pengambilan sampel disesuaikan dengan teori
49
Roscoe dalam buku Research Methods For Business bahwa ukuran sampel yang
layak dalam penelitian minimal adalah 30 sampai 500 (Sugiyono, 2010:74).
Berdasarkan teori Roscoe tersebut maka peneliti menetapkan bahwa
jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 60
sampel. Sampel tersebut diambil dari dua stasiun yaitu Stasiun Depok dan Stasiun
Depok Baru dengan jumlah masing-masing 30 sampel. Stasiun Depok dan Stasiun
Depok Baru dipilih karena kedua stasiun tersebut merupakan stasiun teramai yang
letaknya strategis dan berada di pusat Kota Depok.
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan merupakan hasil informasi, baik informasi berupa
keterangan langsung dari responden maupun yang berasal dari dokumen-dokumen
baik dalam bentuk statistik, jurnal, buku ataupun dalam bentuk lainnya. Setelah
memiliki kriteria sampel penelitian yang sesuai, peneliti melakukan beberapa
tahapan dalam pengumpulan data agar hasil yang didapatkan terlampir secara
lengkap. Berikut ini adalah tahapan pengumpulan data yang dilakukan :
1. Preliminary Study
Preliminary study atau studi pendahuluan merupakan sebuah proses
penjajakan awal untuk memperoleh informasi atau data yang terkait dengan
rencana penelitian baik dari lapangan atau perpustakaan. Tujuan dilakukannya
preliminary study dalam penelitian ini adalah untuk meninjau dan
mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan tenaga kerja yang berada di
Kota Depok yang memutuskan menjadi tenaga kerja commuter ke Jakarta.
50
Preliminary study yang dilakukan dalam penelitian dilakukan melalui
tinjauan literatur dan observasi lapangan. Observasi merupakan teknik
pengumpulan data, dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung
ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan
(Riduwan, 2003 : 104). Sedangkan tinjauan literatur diperoleh melalui jurnal
digital, berita digital, dan bahan bacaan lainnya yang berkaitan dengan tenaga
kerja menjadi commuter, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan dan efisiensi
transportasi commuter line.
Observasi lapangan yang dilakukan oleh peneliti pada bulan Mei. Lokasi
pertama yang ditinjau adalah Stasiun Depok dan observasi lapangan
selanjutnya dilakukan di Stasiun Depok Baru. Observasi lapangan pada tahap
awal ini untuk melihat kondisi umum dan kegiatan yang berlangsung di kedua
stasiun tersebut.
Pada saat peneliti melakukan observasi atau penjajakan awal di Stasiun
Depok di pagi hari pada hari kerja, keadaannya sangat ramai dan sibuk
terutama di jalur menuju Jakarta-Kota. Satu diantara yang menyebabkan
ramainya stasiun di pagi hari yaitu banyaknya para pekerja yang
menggunakan transportasi commuter line menuju tempat kerja. Bahkan tak
jarang yang berlarian mengejar kereta demi mendapatkan tempat duduk di
kereta.
Ketika peneliti naik commuter line bersama para pekerja pada pagi hari
dan sore hari, suasana di kereta sangat padat dan berdesak-desakan. Berbeda
ketika peneliti membandingkan naik commuter line di jam-jam relatif tidak
51
terlalu sibuk seperti pada siang hari atapun saat weekend dimana kereta relatif
tidak terlalu ramai dan masih bisa mendapatkan tempat duduk.
Gambar 3.1 Kepadatan Di Dalam Kereta Commuter Line
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2017
Pada observasi awal ini dapat memberikan gambaran bahwa pada saat
jam-jam sibuk seperti pagi dan sore hari kereta sangat padat karena dipenuhi
oleh para pekerja yang menggunkan transportasi commuter line. Selain biaya
commuter line yang terjangkau, fasilitas yang tersedia di dalam stasiun juga
sudah relatif memadai seperti terdapatnya musholla, indomaret, ATM, kedai
roti dan lain sebagainya yang menunjang aktivitas para pengguna commuter
line.
2. Data Primer
Setelah melakukan prelimanry study, selanjutnya peneliti melakukan riset
lapangan untuk mengumpulkan data secara lebih rinci. Data primer adalah
adalah data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat baik yang
52
dilakukan melalui kuesioner, wawancara, observasi, dan alat lainnya yang
masih memerlukan analisa lebih lanjut.
Data primer yang didapatkan dari penelitian ini berdasarkan jawaban
reponden dari alat penelitian berupa kuesioner. Kuesioner tersebut telah dibuat
secara sistematis dan berisi beberapa pertanyaan yang terakit dengan data
responden, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, persepsi mengenai
menjadi tenaga kerja commuter dan persepsi mengenai efisiensi commuter
line.
Kuesioner tersebut kemudian disebar kepada responden. Responden yang
dipilih merupakan sampel yang diambil dari pekerja commuter Kota Depok ke
Jakarta yang berada di Stasiun Depok dan Stasiun Depok Baru. Jenis
pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner merupakan kombinasi pertanyaan
tertutup dan terbuka.
Untuk pertanyaan usia, penulis memberikan pertanyaan terbuka untuk diisi
sesuai usia responden. Sementara untuk data mengenai jenis kelamin, status
pernikahan, pendidikan terakhir, tingkat pendapatan dan jenis pekerjaan,
penulis memberikan pertanyaan tertutup dimana responden harus
menyesuaikan jawaban berdasarkan jawaban yang tersedia.
Sementara pertanyaan mengenai menjadi tenaga kerja commuter dan
persepsi mengenai efisiensi commuter line, penulis memberikan pertanyaan
tertutup berupa skala likert dengan angka 1 (tidak setuju) hingga 5 (sangat
setuju).
53
Tabel 3.1 Rincian Pertanyaan Kuesioner
Seluruh pertanyaan dalam kuesioner dalam bentuk likert mempunyai sifat
favourable yang berarti semakin besar angka yang diberikan oleh responden,
maka semakin baik persepsi responden terhadap variabel tersebut.
No Variabel Indikator Sifat Pertanyaan
1 Tenaga Kerja Commuter
▪Menjadi tenaga kerja commuter karena lapangan kerja di Kota Jakarta cenderung lebih sesuai dengan keahlian yang dimiliki. ▪Menjadi tenaga kerja commuter untuk menambah pengalaman kerja di Kota Jakarta. ▪Menjadi tenaga kerja commuter ke Kota Jakarta karena lingkungan kerja yang nyaman serta menyenangkan. ▪ Menjadi tenaga kerja commuter ke Jakarta karena pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada di Kota Depok. ▪Menjadi tenaga kerja commuter ke Kota Jakarta untuk mendapatkan kesempatan kerja yang lebih luas.
▪Transportasi commuter line merupakan transportasi dengan biaya yang relatif murah serta terjangkau ▪Transportasi commuter line merupakan transportasi yang terbebas dari kemacetan jika dibandingkan dengan moda transportasi lain ▪Menggunakan transportasi commuter line untuk mengefisiensi waktu ▪Transportasi commuter line relatif beroperasi sesuai dengan jadwal
▪Pembayaran tiket commuter line relatif lebih mudah serta modern.
Efisiensi transportasi commuter line dianalisa lebih lanjut melalui kuesioner
dengan pertanyaan biaya transportasi yang dikeluarkan oleh responden jika
menggunakan kereta commuter line atau kendaraan non commuter. Selain biaya,
terdapat pula pertanyaan mengenai waktu tempuh perjalanan responden jika
menggunakan kereta commuter line atau kendaraan non commuter. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui perbedaan biaya dan waktu tempuh perjalanan
responden jika menggunakan kereta commuter line dibandingkan transportasi non
commuter.
3. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan kepustakaan. Data
sekunder dibutuhkan untuk mendukung dan melengkapi data primer. Terdapat
dua macam data sekunder dalam penelitian ini, yaitu:
a. Printed Resource (sumber yang tercetak)
Data ini merupakan studi pustaka yang berupa buku, jurnal, artikel,
dan skripsi. Sumber data tersebut didapatkan dari Badan Pusat Statistika
Kota Depok, penelusuran di perpustakaan universitas maupun fakultas
dan juga dari situs-situs website yang terkait dengan penelitian ini.
55
b. Digital Resource (sumber digital)
Data sekunder dalam bentuk digital berupa data yang diperoleh dari
media elektronik yang berupa berita dan informasi melalui website
terkait, jurnal digital, berita digital dan bahan bacaan lainnya dalam
bentuk digital.
D. Metode Analisis Data
Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan bantuan software
Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 22. Setelah data terkumpul
dari hasil penyebaran kuesioner, data tersebut diolah dan dianalisis dengan tujuan
agar data tersebut menjadi sebuah informasi, sehingga karakteristik dapat lebih
mudah dipahami untuk dijadikan dasar pengambilan kesimpulan. Analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji kualitas data, method of successive
interval, crosstabulation, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis. Berikut ini adalah
penjelasan dari tiap analisis data :
1. Uji Kualitas Data
Uji instrumen penelitian terdiri dari uji validitas dan reliabilitas. Uji
validitas dan uji reliabilitas menunjukkan mutu seluruh proses pengumpulan
data dalam suatu penelitian, mulai dari penjabaran konsep-konsep sampai data
siap untuk dianalisa.
Uji validitas berkaitan dengan kemampuan instrumen untuk mengukur apa
yang seharusnya diukur dan uji reliabilitas berkaitan dengan konsistensi,
akurasi, dan stabilisasi dalam mengukur apa yang ingin diukur (M.Nazir,
2003:133).
56
a. Uji Validitas
Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat
mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas digunakan untuk mengukur
kesahihan atau valid tidaknya suatu kuesioner penelitian yang digunakan
atau untuk mengetahui sejauh mana kuesioner mampu mengukur apa
yang akan diukur.
Teknik uji yang digunakan adalah korelasi product moment, dimana
skor dari setiap pertanyaan yang diuji validitasnya dikorelasikan dengan
skor total seluruh pertanyaan atau tota konstruknya (Budiman dan Riyanto,
2013:22).
Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan
nilai r table dengan degree of freedom (df) = n-2 dengan alpha 0,05. Jika r
hitung lebih besar dari r table dan nilai positif maka butir atau pertanyaan
atau indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2006:49). Adapun syarat
dan ketentuan dalam mengambil kesimpulan dari hasil pengolahan data
yang didapat dari jawaban responden atas setiap butir pertanyaan dalam
kuesioner adalah:
Instrumen valid, jika rhitung ≥ rtabel
Instrumen tidak valid, jika rhitung ≤ rtabel
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas berasal dari kata rely dan ability diartikan sebagai
keterpercayaan, keterandalan, atau konsistensi. Uji reliabilitas
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat
57
diandalkan, artinya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran
terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang relative sama, artinya
mempunyai konsistensi pengukuran yang baik. Sebaliknya, apabila
diperoleh suatu hasil yang berbeda-beda dengan subjek yang sama, maka
dikatakan bahwa indikator tersebut bersifat inkonsisten.
Reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur dalam
mengukur subjek yang sama (Singarimbun dan Sofian, 1989:140). Salah
satu metode pengujian realibilitas adalah dengan melihat besaran nilai
Cronbach Alpha yang digunakan dalam menentukan reliable. Suatu
konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika nilai nilai Cronbach Alpha >
0,60 (Ghozali, 2006:46).
2. Method of Successive Interval (Metode MSI)
Data yang didapat berdasarkan hasil jawaban kuesioner yang berbentuk
likert akan memiliki bentuk data dengan skala ordinal. Data tersebut tidak
dapat dianalisis dalam bentuk pengaruh atau sebab akibat dengan metode
regresi berganda. Metode regresi berganda ini diperlukan untuk menganalisis
lebih dalam pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel
dependen. Maka dari itu, untuk melakukan hal tersebut, bentuk data dengan
skala ordinal tersebut harus ditransformasikan dalam bentuk data dengan skala
interval yang memenuhi syarat untuk melakukan regresi.
Salah satu cara untuk mentransformasi data ordinal menjadi data dengan
skala interval adalah dengan metode MSI (Method of Successive Interval).
Berikut tahapan-tahapan dalam metode MSI menurut Supriyadi (2014:38) :
58
a. Berdasarkan hasil jawaban responden untuk setiap pernyataan, hitung
frekuensi setiap pilihan jawaban.
b. Menentukan proporsi setiap respon dengan membagi frekuensi dengan
jumlah sampel.
c. Berdasarkan proporsi tersebut, untuk setiap pernyataan, dijumlahkan
proporsi secara berurutan untuk setiap jawaban sehingga didapatkan
proporsi kumulatif.
d. Menentukan Z untuk masing-masing proporsi kumulatif yang
dianggap menyebar mengikuti sebaran normal baku.
e. Menentukan nilai batas untuk setiap nilai z yang diperoleh (dari tabel
normal).
f. Menghitung scale value (SV) untuk masing-masing respon.
g. Mengubah scale value (SV) terkecil menjadi sama dengan satu (1) dan
mentransformasikan masing-masing skala terkecil sehingga diperoleh
Transformed Scale Value (TSV)
Data hasil transformasi tersebut yang kemudian dianalisis dengan metode
analisis regresi linier berganda.
3. Tabulasi Silang (Crosstabulation)
Analisis tabulasi silang adalah suatu metode analisis yang dilakukan untuk
melihat apakah terdapat korelasi antar dua variabel atau lebih didalam data
yang diperoleh. Tabulasi silang digunakan untuk melihat hubungan dua atau
lebih variabel (Ghozali, 2006:21).
59
Penelitian tabulasi silang menyajikan data dalam bentuk tabulasi yang
meliputi baris dan kolom. Tabulasi silang merupakan alat yang digunakan
untuk melihat hubungan di antara variabel-variabel, karena hasilnya mudah
dipresentasikan.
Pada penelitian ini, uji crosstabulation menggunakan alat bantu berupa
program komputer software Statistical Product and Service Solutions (SPSS)
versi 22 untuk memudahkan dalam menganalisa data yang didapatkan dari
lapangan.
4. Permodelan Analisis
Di dalam penelitian ini variabel terbagi menjadi variabel independen dan
variabel dependen. Variabel independen terdiri dari tingkat pendapatan
(INCOME), tingkat pendidikan (EDUC) dan efisiensi commuter line
(TRANSPORT), sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini yaitu
tenaga kerja commuter (COMMUTER).
Untuk mengestimasi suatu hubungan fungsional antara satu variabel
independen atau lebih terhadap variabel dependen, maka alat analisis yang
digunakan adalah regresi berganda atau multiple regression (Nazir, 2011:463).
Tujuan analisis regresi berganda ialah untuk menguji pengaruh dan
mengetahui nilai-nilai variabel independen terhadap nilai variabel dependen.
Model yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
60
푪풐풎풎풖풕풆풓 = 휶 + 휷ퟏ푰푵푪푶푴푬+ 휷ퟐ푬푫푼푪 + 휷ퟑ푻푹푨푵푺푷푶푹푻 + ℇ
Dimana:
Commuter = Tenaga kerja commuter
α = Konstanta
β1, β2, β3, = Koefisien variabel
INCOME = Tingkat Pendapatan
EDUC = Tingkat Pendidikan
TRANSPORT = Efisiensi Commuter Line
ℇ = Error
5. Uji Asumsi Klasik
Dalam menggunakan analisis regresi berganda, agar persamaan regresi
tersebut layak digunakan atau di aplikasikan maka harus ada asumsi yang
harus dipenuhi antara lain uji normalitas, uji multikolinearitas, uji
autokorelasi, uji heteroskedastisitas dan uji linieritas (Supriyadi,2014:71).
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model
regresi, variabel-variabelnya memiliki distribusi normal atau tidak. Data
yang terdistribusi normal akan memperkecil kemungkinan terjadinya bias.
Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau
mendekati normal.
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel atau residual memiliki distribusi normal atau tidak (Ghozali,
2016:154). Data yang terdistribusi normal akan menyebar disekitar garis
61
diagonal dan mengikuti arah diagonal pada normal probability plot.
Sedangkan jika data menyebar jauh dan tidak mengikuti garis diagonal,
maka dapat dikatakan data tidak terdistribusi normal (Duwi, 2010:61).
Pengujian normalitas dapat dilakukan juga dengan uji statistik non
parametrik One Sample Kolmogorov smirnov. Dasar pengambilan dari uji
normalitas adalah:
1) Jika hasil One Sample Kolmogorov smirnov di atas tingkat
kepercayaan 0,05 menunjukkan pola distribusi normal, maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika hasil One Sample Kolmogorov smirnov di dibawah tingkat
signifikansi 0,05 tidak menunjukkan pola distribusi normal,
maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas
(Ghozali,2016:159).
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
mempunyai korelasi antar variabel bebas atau antar variabel independen
(Ghozali, 2016:193). Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
antara variabel independen. Multikolinearitas dilihat dari nilai tolerance
dan Variance Inflation Factor (VIF) yaitu sebagai berikut:
1) Nilai tolerance > 0.10 dan nilai VIF < 10 maka disimpulkan
bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen
dalam model regresi.
62
2) Nilai tolerance < 0.10 dan nilai VIF > 10 maka disimpulkan
bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam
model regresi.
c. Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2006:99) uji autokorelasi digunakan untuk menguji
apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1
(sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Regresi yang baik adalah yang
bebas dari autokorelasi. Pada penelitian ini uji autokorelasi menggunakan
run test.
Run test sebagai bagian dari statistik non-parametik dapat digunakan
untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi atau
tidak. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan
bahwa residual adalah acak atau random (Ghozali, 2016:116).
d. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah kondisi dimana adanya varian vairiabel
pada model regresi yang tidak sama atau konstan (Suliyanto, 2011:96).
Apabila variance tidak konstan atau berubah-ubah, hal ini disebut dengan
heteroskedastisitas (Nachrowi, 2006:109).
Dalam penelitian ini pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan
menggunakan metode rank spearman. Meotde rank spearman dilakukan
dengan mengkorelasikan nilai residual hasil regresi dengan masing-masing
63
variabel independen (Duwi, 2010:67). Jika variabel independen signifikan
secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi
terjadi heteroskedastisitas (probabilitas signifikansi tingkat kepercayaan
5%).
e. Uji Linieritas
Uji linieritas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang
digunakan sudah benar atau tidak (Ghozali, 2016:159). Uji linieritas
diperlukan untuk memastikan adanya hubungan linier antara variabel
independen terhadap variabel dependen. Kondisi ini merupakan prasyarat
dalam melakukan analisa korelasi maupun regresi. Uji linieritas dapat
dilakukan pada program SPSS dengan metode compare means.
Output dari uji tersebut merupakan tabel ANOVA yang berisi
signifikansi dan koefisien F-statistic Deviation from liniearity dari tiap
variabel independen terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikansi
Deviation from Liniearity>0,05, maka H0 ditolak (terdapat hubungan
linier). Jika nilai signifikansi Deviation from Liniearity<0,05, maka H0
diterima (tidak terdapat hubungan linier).
6. Uji Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2)
Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui tingkat
ketepatan yang paling baik dalam analisis regresi, hal ini ditunjukkan oleh
besarnya koefisien determinasi (R²). Nilai koefisien determinasi adalah 0
sampai 1. Semakin R² mendekati 0 maka semakin kecil kemampuan semua
64
variabel independen dalam menjelaskan perubahan nilai variabel
dependen. Semakin R² mendekati 1 maka semakin besar pengaruh semua
variabel independen terhadap variabel dependen.
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias
terhadap jumlah independen yang dimasukkan kedalam model. Dalam
penelitian ini menggunakan banyak variabel independen, sehingga nilai
Adjusted R2 lebih tepat digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen
(Ghozali, 2016:95).
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji F digunakan untuk melakukan pegujian terhadap pengaruh variabel
independen bersama-sama secara simultan terhadap variabel dependen
(Ghozali, 2006:88) Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
H0: Tingkat Pendapatan (X1), Tingkat pendidikan (X2), dan efisiensi
commuter line (X3) tidak berpengaruh secara simultan terhadap
tenaga kerja commuter (Y).
H1: Tingkat Pendapatan (X1), Tingkat pendidikan (X2), dan efisiensi
commuter line (X3) berpengaruh secara simultan terhadap
tenaga kerja commuter (Y).
Kriteria pengujian atau dasar pengambilan dalam penelitian ini
menggunakan taraf signifikansi 5% adalah sebagai berikut (Ghozali,
2016:88) :
65
1) Jika probabilitas (sig F) > α (0,05) maka H0 akan diterima atau
H1 ditolak, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan dari
variabel independen terhadap variabel dependen.
2) Jika probabilitas (sig F) < α (0,05) maka H0 akan ditolak atau H1
diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan dari variabel
independen terhadap variabel dependen.
c. Uji Signifikansi Individu (Uji Statistik t)
Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen
secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Tingkat
signifikan dalam penelitian ini adalah 5%, artinya risiko kesalahan
mengambil adalah 5%. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. H0: Tingkat Pendapatan (X1) tidak berpengaruh secara positif
dan signifikan terhadap tenaga kerja commuter (Y)
H1: Tingkat Pendapatan (X1) berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap tenaga kerja commuter (Y)
2. H0: Tingkat Pendidikan (X2) tidak berpengaruh secara positif
dan signifikan terhadap tenaga kerja commuter (Y)
H1: Tingkat Pendidikan (X2) berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap tenaga kerja commuter (Y)
3. H0: Efisiensi commuter line (X3) tidak berpengaruh secara positif
dan signifikan terhadap tenaga kerja commuter (Y)
66
H1: Efisiensi commuter line (X3) berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap tenaga kerja commuter (Y)
Kriteria pengujian atau dasar pengambilan dalam penelitian ini
menggunakan taraf signifikansi 5% adalah sebagai berikut (Ghozali,
2016:99) :
1) Jika probabilitas (sig t) > α (0,05), artinya tidak ada pengaruh
yang signifikan secara parsial dari variabel independen terhadap
variabel dependen.
2) Jika profitabilitas (sig t) < α (0,05), artinya ada pengaruh yang
signifikan secara parsial dari variabel independen terhadap
variabel dependen.
E. Operasional Variabel Penelitian
Operasional variabel adalah suatu proses yang dilakukan oleh peneliti
dalam mendefinisikan variabel sehingga konsep dalam penelitian dapat diukur
dan juga untuk menentukan skala pengukuran variabel tersebut (Zulganef,
2008:84). Variabel adalah karakteristik yang sifatnya berubah-ubah dari unit ke
unit, kebalikan dari variabel ini adalah konstanta (Sedarmayanti dan Syarifudin,
2011:71).
Setiap variabel yang terlibat dalam suatu penelitian harus didefinisikan.
Hal ini untuk mendapatkan kesamaan makna dan kejelasan batasan dari tiap
variabel. Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel
penelitian yang digunakan, berikut operasional dan cara pengukurannya.
67
Penjelasan dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1. Variabel Terikat (Variabel Dependen)
Variabel dependen adalah variabel penelitian yang dipengaruhi oleh
variabel independen (variabel bebas). Variabel dependen ini digunakan
untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel yang lain. Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah tenaga kerja commuter.
2. Variabel Bebas (Variabel Independen)
Variabel independen adalah variabel penelitian yang nilainya
mempengaruhi variabel terikat (Zulganef, 2008:66). Dapat pula dikatakan
bahwa variabel independen merupakan variabel yang ingin diketahui
pengaruhnya terhadap variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel independen antara lain:
a. Tingkat pendapatan (X1)
b.Tingkat pendidikan (X2)
c. Efisiensi commuter line (X3)
Berdasarkan model yang digunakan dalam penelitian ini, maka definisi
variabel dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Tenaga kerja commuter
Tenaga kerja commuter adalah pekerja yang setiap hari
meninggalkan tempat tinggalnya dan pergi ke Kota Jakarta untuk
bekerja. Tenaga kerja yang dimaksud di dalam penelitian ini yaitu
68
tenaga kerja yang bertempat tinggal di Kota Depok yang bekerja di
Jakarta dengan menggunakan kereta commuter line.
Tenaga kerja Kota Depok menjadi commuter diukur
berdasarkan jawaban responden dalam kuesioner yang memiliki
skala likert. Adapun rincian pertanyaan kuesioner tercantum pada
tabel 3.1.
2) Tingkat pendapatan
Pendapatan adalah penerimaan berupa uang yang terdiri dari
gaji pokok dan tunjangan yang diperoleh oleh para pekerja Kota
Depok yang bekerja di Jakarta. Tingkat pendapatan yang dipakai
dalam variabel ini adalah tingkat pendapatan setiap bulan dalam
satuan rupiah (Rp).
3) Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu
tingkat pendidikan formal terakhir yang ditempuh oleh pekerja di
Kota Depok yang menjadi tenaga kerja commuter ke Jakarta.
4) Efisiensi commuter line
Efisiensi commuter line adalah tingkat efisiensi transportasi
kereta commuter line yang digunakan oleh responden menuju tempat
kerja yang diukur berdasarkan dari hasil jawaban responden di
kuesioner dengan skala likert serta biaya dan waktu tempuh
perjalanan responden di dalam kuesioner.
69
Efisiensi commuter line diukur berdasarkan jawaban
responden dari kuesioner dengan skala likert. Hal ini dilakukan
karena efisiensi commuter line mempunyai beberapa dimensi yang
dapat diukur dengan persepsi responden ketika menggunakan kereta
commuter line. Penjelasan operasional variabel tersebut dapat pula
dijelaskan dalam tabel seperti dibawah ini :
Tabel 3.3 Operasional Variabel
No Variabel Keterangan Pengukuran 1. Tenaga Kerja
Commuter (Y) Tenaga kerja commuter merupakan seseorang yang meninggalkan tempat tinggalnya dan pergi ke kota lain untuk bekerja dan pulang pada sore harinya. Tenaga kerja commuter dalam penelitian ini yaitu tenaga kerja Kota Depok yang bekerja ke Kota Jakarta dengan menggunakan kereta commuter line. Dalam hal ini, keinginan untuk menjadi tenaga kerja commuter diperkuat dengan beberapa indikator, yaitu : 1.Sesuai dengan keahlian yang dimiliki. 2.Untuk menambah pengalaman kerja. 3.Faktor kenyamanan lingkungan kerja. 4.Adanya harapan untuk mendapatkan pendapatan yang lebih besar. 5.Adanya kesempatan kerja yang lebih luas.
Skala likert dengan skor 1 hingga 5.
2. Tingkat pendapatan (X1)
Tingkat pendapatan merupakan penerimaan berupa gaji per bulan yang diperoleh dari tingkat pendapatan utama yaitu gaji pokok dan tunjangan yang berasal dari tempat bekerja di Jakarta yang diukur ke dalam beberapa kategori, yaitu : 1. <Rp. 3.000.000 2. Rp.3.000.000-Rp.4.000.000 3. Rp.4.000.000-Rp.5.000.000 4. Rp.5.000.000-Rp.6.000.000 5. >Rp.6.000.000
Besaran uang rupiah dalam 1 bulan.
3. Tingkat Tingkat pendidikan formal terkahir yang Skala Ordinal
70
pendidikan (X2)
ditempuh oleh tenaga kerja commuter dari Kota Depok ke Jakarta. 1. SMP/Sederajat 2. SMA/Sederajat 3. DI/DII/DIII 4. D IV/S1 5. Pascasarjana
4. Efisiensi commuter line (X3)
Efisiensi transportasi commuter line adalah tingkat efisiensi transportasi commuter line yang digunakan oleh responden untuk menuju tempat kerja. Dalam hal ini, efisiensi yang dimaksud yaitu dari sisi biaya dan waktu. Efisiensi commuter line tersebut diperkuat dalam beberapa indikator yang di dalamnya: 1. Biaya transportasi commuter line merupakan transportasi dengan biaya yang relatif murah serta terjangkau. 2. Transportasi commuter line merupakan transportasi yang terbebas dari kemacetan jika dibandingkan dengan moda transportasi lain. 3. Menggunakan transportasi commuter line untuk lebih mengefisiensi waktu. 4. Transportasi commuter line relatif beroperasi sesuai dengan jadwal. 5. Pembayaran tiket commuter line relatif lebih mudah serta modern.
Skala likert dengan skor 1 hingga 5.
71
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Gambar 4.1 Kota Depok Dan Wilayah Disekitarnya
Sumber : Google Maps Kota Depok, 2017
Berdasarkan Gambar 4.1 Kota Depok berbatasan dengan tiga kabupaten
atau kota yaitu Kabupaten Bogor, Kota Bekasi dan Kota Tangerang Selatan serta
dua provinsi yaitu Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Banten. Kota Depok
merupakan salah satu kota penunjang Ibukota Jakarta yang berada di Provinsi
Jawa Barat. Letak kota Depok yang strategis dan berbatasan langsung dengan
ibukota Jakarta membuat Kota Depok menjadi tempat pemukiman favorit bagi
kaum commuter.
Kota Depok mempunyai jumlah penduduk sebanyak 2.106.102 jiwa yang
terdiri dari 1.061.889 orang laki-laki dan 1.044.211 orang perempuan pada tahun
2015. Jumlah tersebut meningkat sebesar 3,44% dari tahun sebelumnya. Kota
Depok terdiri dari 63 kelurahan, 11 kecamatan, 890 Rukun Warga (RW) dan
5.055 Rukun Tetangga (RT) dengan kepadatan penduduk sebesar 10.515 per km2
72
Tabel 4.1 menunjukkan penduduk Kota Depok berdasarkan usia dan jenis
kelamin.
Tabel 4.1 Penduduk Kota Depok Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
cepat dengan menggunakan kereta commuter line yaitu 72 menit dan jika
menggunakan transportasi non commuter waktu tempuh yang dibutuhkan lebih
lama yaitu 138 menit.
Berdasarkan penjelasan tersebut menunjukkan bahwa dengan
menggunakan kereta commuter line biaya transportasi dan waktu tempuh yang
diperlukan relatif lebih efisien jika dibandingkan dengan moda transportasi
lainnya.
119
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendapatan,
pendidikan dan efisiensi commuter line terhadap tenaga kerja commuter. Metode
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda yang diolah
menggunakan SPSS versi 22. Sampel yang digunakan adalah 60 responden yaitu
tenaga kerja yang bertempat tinggal di Kota Depok dan bekerja di Jakarta dan
menggunakan kereta commuter line. Periode penelitian dari bulan Juni sampai
bulan Juli 2017.
Berdasarkan hasil pembahasan serta penelitian yang telah dilakukan maka
dapat dikemukakan beberapa kesimpulan penelitian sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda didapatkan bahwa tingkat
pendapatan mempunyai koefisien sebesar 0,460 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,011 atau lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05
yang menandakan bahwa tingkat pendapatan berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap tenaga kerja commuter.
2. Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda ditemukan bahwa tingkat
pendidikan mempunyai koefisien sebesar 0,504 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,012 atau lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05
yang menandakan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap tenaga kerja commuter.
120
3. Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda diperoleh bahwa efisiensi
commuter line mempunyai koefisien sebesar 0,381 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,002 atau lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05
yang menandakan bahwa efisiensi commuter line berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap tenaga kerja commuter.
B. Saran
Merujuk pada hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti
mengharapkan penyempurnaan untuk penelitian selanjutnya karena penulis
menyadari masih adanya kekurangan-kekurangan di dalam penelitian ini. Oleh
karena itu, penulis mengajukan saran teoritis yang dapat dijadikan acuan bagi
peneliti selanjutnya. Selain itu, terdapat pula saran praktis yang dapat dijadikan
bahan pertimbangan bagi individu-individu yang berkepentingan maupun
pemangku kebijakan. Berikut ini beberapa saran peneliti:
1. Saran Teoritis
a. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menggunakan lebih
banyak sampel sehingga hasil yang didapat akan semakin mewakili
populasi yang ada.
b. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah item pertanyaan
di tiap indikator sehingga dapat mencangkup dari semua dimensi dari
tiap variabel yang mungkin tidak terdapat dalam penelitian ini.
c. Bagi penelitian selanjutnya dapat meneliti lebih lanjut mengenai
tenaga kerja commuter dengan menggunakan transportasi masal
berupa monorail dan trem jika pembangunannya sudah selesai.
121
2. Saran Ptaktis
a. Berdasarkan penelitian yang di dapat, efisiensi commuter line
merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap tenaga kerja
commuter Kota Depok ke Jakarta. Maka dari itu, bagi pemangku
kebijakan khususnya PT.KAI Commuter Jabodetabek diharapkan
dapat lebih memperbanyak jadwal kereta commuter line,
penambahan rangkaian dan gerbong kereta, penambahan vinding
machine di seluruh stasiun Jabodetabek serta meningkatkan sarana
dan prasarana transportasi commuter line untuk menunjang aktifitas
para pekerja commuter.
b. Diharapkan bagi pemerintah dapat lebih menyediakan transportasi
masal dengan biaya yang relatif murah, agar masyarakat cenderung
lebih memilih transportasi umum daripada menggunakan kendaraan
pribadi, agar kemacetan lalu lintas tidak semakin bertambah.
122
DAFTAR PUSTAKA
Adioetomo, Sri Moertiningsih dan Omas Bulan Samosir. 2010. Dasar – Dasar Demografi. Jakarta: Salemba Empat.
Abidin, Z. 2013. Analisis Tenaga Kerja Melakukan Migrasi Komutasi di
Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember. Jember: Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Jember.
Alonso, W. 1964. Location and Land Use. Harvard University Press.
Cambridge: Massachusets. Arfida BR. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia Ayele Gelan. 2015. Commuter, Migration, and Rural Development. IZA Journal
Development and Migration. Badan Pusat Statistik. 2014. Statistik Mobilitas Penduduk Dan Tenaga Kerja.
http://.bps.go.id//. Diakses pada tanggal 28 Mei 2017. Badan Pusat Statistik. 2016. Pertumbuhan Ekonomi Indoensia. http://bps.go.id//.
Diakses pada tanggal 27 Mei 2017. Badan Pusat Statistik. 2014. Statistik Komuter Jabodetabek 2014.
http://www.bps.go.id//. Diakses pada tanggal 28 Mei 2017. Badan Pusat Statistik Jakarta. 2014. Survei Komuter Jabodetabek 2014.
http://jakarta.bps.go.id//. Diakses pada tanggal 28 Mei 2017. Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta. 2015. Statistik Transportasi DKI
Jakarta 2015. http://jakarta.bps.go.id//. Diakses pada tanggal 29 Mei 2017. Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta. 2015. Komuter DKI Jakarta 2014.
http://jakarta.bps.go.id//. Diakses pada tanggal 29 Mei 2017. Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta. 2015. Statistik Daerah Provinsi DKI
Jakarta 2015. http://jakarta.bps.go.id//. Diakses pada tanggal 28 Mei 2017. Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta. 2016. Statistik Daerah Provinsi DKI
Jakarta 2016. http://jakarta.bps.go.id//. Diakses pada tanggal 28 Mei 2017. Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta. 2016. Jakarta Dalam Angka 2016.
http://jakarta.bps.go.id//. Diakses pada tanggal 29 Mei 2017. Badan Pusat Statistik Kota Depok. 2016. Statistik Daerah Kota Depok 2016.
http://depokkota.bps.go.id//. Diakses pada tanggal 30 Mei 2017.
123
Badan Pusat Statistik Kota Depok. 2016. Kota Depok Dalam Angka 2016. http://depokkota.bps.go.id//. Diakses pada tanggal 30 Mei 2017.
Badan Pusat Statistik Kota Depok. 2016. Hasil Sensus Penduduk Kota Depok.
http://kotadepok.bps.go.id//. Diakses pada tanggal 30 Mei 2017. Bandono Markus Setio. 2010. Penguasaan Lahan, Status Pernikahan,
Pendidikan, Jenis Kelamin, Umur Terhadap Tenaga Kerja Menjadi Commuter (Studi Kasus Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak). Skripsi. Semarang: Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Budiman dan Agus Riyanto. 2013. Kapita Dan Seleksi Kuesioner: Pengetahuan
dan Sikap Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika. Chalid, Pheni. 2009. Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Center For Social Economic
Studies. Frey, William H. 1987. Migration and Depopulation of Metropolis: Regional
Restructuring or Rural Renaissance? Reprinted from American Sociological Review 52 (April,1987). The University of Michigan University Population studies Center.
Gera, Surendra dan Dennis Paproski. 1980. Impact of Age on Commuter
Mobility. Canadian Studies in Population, Vol. 7, 1980. Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS 23.
Semarang: Badan Penerbit Univeristas Diponegoro. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Univeristas Diponegoro. Gregor, Peter Mc. 2008. Today’s Relevancy Of The Migration Determinants
Theory. Asian Social Science Vol.4. Gujarati, D. N. & Porter, D. C., 2013. Dasar-dasar Ekonometrika. Jakarta:
Salemba Empat. Hamid, Abdul. 2012. “Panduan Penulisan Skripsi. Jakarta: Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Hasyasya, Nisa dan Setiawan Achma Hendra. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Tenaga Kerja Menjadi Commuter dan Tidak Menjadi Commuter ke Kota Semarang (Kasus Kabupaten Kendal). Diponegoro Journal Of Economics Vol 1 No.1 Hal.1-10.
124
Indriani, P. 2010. Analisis Tenaga Kerja Menjadi Commuter: Kasus Desa Mrangen Kecamatan Mrangen Kabupaten Demak. Skripsi. Semarang: Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Jadwal Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line. Grafik Perjalanan Kereta Api
Tahun 2017. Berlaku Mulai 01 April 2017. Gubernur Jawa Barat Nomor 561/Kep.1191-Bangsos/2016 Tentang Upah
Minimum Kabupaten/Kota Di Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2017. Kuncoro, Mudrajad. 2001. Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta. UPP AMP
YKPM, Kusumaningrum, Syifa K dan Burhan M Umar. 2014. Pengaruh Kondisi Individu
Dan Sosial-Ekonomi Terhadap Menjadi Commuter Ke Kota Jakarta. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya.
Lee, Everett S. 1966. A Theory of Migration. Demography, Vol. 3, No. 1. Lewis, W. Arthur. 1954. Economic Development with Unlimited Supplies of
Labor. Manchester School of Economic and Social Studies Vol. 22 Loc Duc Nguyen, Ulrike Grote & Rasadhika Sharma. 2016. Staying in the cities
or returning home? An analysis of the rural-urban migration behavior in Vietnam. IZA Journal Development and Migration.
Mantra, Ida B. 2003. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mulyadi S. 2012. Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Prespektif
Pembangunan. Jakarta: Rajawali Pers. Mubyarto. 2005. Sistem dan Moral Ekonomi Indonesia. Jakarta: LP3ES. Nachrowi dan Hardius Usman. 2006. Pendekatan Populer Dan Praktis
Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi Dan Keuangan. Jakarta: LPFEUI. Nazir, M. 2003. Metode Penelitian: Cetakan Kelima. Jakarta: Ghalia Indonesia. PT. KAI Commuter Jabodetabek. 2016. Sekilas KRL. http://www.krl.co.id/.
Diakses pada tanggal 29 Agustus 2017 PT. KAI. 2017. http://www.krl.co.id/. Diakses pada tanggal 29 Agustus 2017. Penulisan Daftar Pustaka Berdasarkan Harvard Format APA Style.
http://starbpkp.unsoed.ac.id/uploads/files/format%20daftar%20pustaka.pdf Diakses pada tanggal 12 September 2017.
125
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor 7 Tahun 2013. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 227 Tahun
2016 Tentang Upah Minimum Provinsi Tahun 2017. Priyatno, Duwi. 2010. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data
Penelitian Dengan SPSS. Yogyakarta: Gava Media. Ravenstein. 1885. Teori Migrasi. Yogyakarta: Pusat Penelitian Kependudukan
UGM. Riduwan. 2003. Dasar-Dasar Statistik. Edisi Ketiga. Bandung: Alfabeta. Rusli, Said. 1996. Pengantar Ilmu Kependudukan. Jakarta: LP3ES. Sari Siska, P. 2016. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Migrasi
Commuter Penduduk Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Skripsi. Jember: Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Jember.
Schultz TW. 1961. Investment in Human Capital. The American Economic
Maju. Singarimbun, Masri dan Effendi Sofian. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta:
LP3ES Sjafrizal. 2008. Ekonomi Regional Teori Dan Aplikasi. Padang: Badu Ose Media. Soebyakto Bambang. B & Mutmainna. 2016. Factors Affecting of Commuter
Migrant Traders Income from Tanah Mas Village to Palembang City. Academic Journal of Economic Studies Vol. 2 No. 3
Suaidah I dan Cahyono H. 2013. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Tingkat
Pengangguran Di Kabupaten Jombang. Vol. 1 No.3. Universitas Negeri Surabaya.
Subagyo, P. Joko. 2004. Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek: Cetakan
Keempat. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Sugiyono, Prof. DR. 2008. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Suliyanto. 2011. Ekonomterika Terapan: Teori Dan Aplikasi Dengan SPSS. 2011.
Yogyakarta: Andi.
126
Supriyadi, Edy. 2014. SPSS+AMOS. Jakarta: In Media. Stutzer dan Bruno S. Frey. 2008. Stress that Doesn’t Pay : The Commuting
Paradox. The Scandinavian Journal of Economics . Syamsiyah. N, Fathorrazi. M & Niken Regina. 2015. yang Mempengaruhi
Migrasi Commuter Tenaga Kerja di Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember (Decisions that Affects Migration Commuter Labor in Kecamatan Jenggawah District of Jember). Jember: Jurnal Ekonomi Pembangunan.
Todaro, M. P dan Smith, S. C. 2011. Pembangunan Ekonomi. Edisi Kesebelas
Jilid 1. Jakarta : Erlangga. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan. Zulganef. 2008. Metode Penelitian Sosial dan Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.
127
LAMPIRAN-LAMPIRAN
128
Lampiran 1 : KUESIONER PENELITIAN
Assalamualaikum Wr. Wb.
Responden Yang Terhormat,
Saya Wiwid Sundari Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Program
Ekonomi Pembangunan. Sehubungan dengan sedang dilakukannya penelitian
untuk skripsi saya yang berjudul : “Pengaruh Pendapatan, Pendidikan Dan
Transportasi Commuter Line Terhadap Tenaga Kerja Commuter Dari Depok
Ke Jakarta”
Memohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi kuesioner ini
secara lengkap sesuai dengan keadaan Bapak/Ibu/Saudara/i. Informasi yang
Bapak/Ibu/Saudara/i berikan semata-mata digunakan untuk kepentingan akademis
dan dijamin kerahasiannya.
Terima kasih atas kesediaan dan waktu yang Bapak/Ibu/Saudara/i berikan
untuk mengisi kuesioner ini.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Depok, 2017
(Wiwid Sundari)
129
KUESIONER PENELITIAN
“Pengaruh Pendapatan, Pendidikan dan Transportasi Commuter Line
Terhadap Tenaga Kerja Commuter Dari Depok Ke Jakarta”
A. Profil Responden 1. Usia : _______________________ Tahun 2. Jenis Kelamin : □ Pria □ Wanita 3. Status Pernikahan : □ Belum Menikah □ Menikah □ Pernah Menikah 4. Pekerjaan : □ Pegawai Pemerintah □ Karyawan Swasta □ Wirausaha □ Guru □ Lainnya.................................. 5. Pendidikan Terakhir: □ SMP/Sederajat □ SMA/Sederajat □ DI/DII/DIII □ D IV/S1 □ Pascasarjana
B. Kuesioner Penelitian Petunjuk Umum : Kuesioner dibawah ini memuat sejumlah pernyataan. Bapak/Ibu/Saudara/i diminta untuk mengisi seluruh pernyataan dengan cara memberikan tanda check list (√).
Keterangan :
No. Pernyataan TS KS CS S SS A. Aspek Tenaga Kerja Commuter [1] [2] [3] [4] [5]
1. Menjadi tenaga kerja commuter karena lapangan kerja di Kota Jakarta
cenderung lebih sesuai dengan keahlian yang dimiliki.
2. Menjadi tenaga kerja commuter untuk menambah pengalaman kerja
di Kota Jakarta.
3. Menjadi tenaga kerja commuter ke Kota Jakarta karena lingkungan kerja yang nyaman serta menyenangkan.
4. Menjadi tenaga kerja commuter ke Jakarta karena pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada di Kota Depok.
5. Menjadi tenaga kerja commuter ke Kota Jakarta untuk mendapatkan
kesempatan kerja yang lebih luas.
No. Pernyataan TS KS CS S SS B. Aspek Efisiensi Commuter Line [1] [2] [3] [4] [5]
1. Transportasi commuter line merupakan transportasi dengan biaya yang relatif murah serta terjangkau.
2.
Transportasi commuter line merupakan transportasi yang terbebas dari kemacetan jika dibandingkan dengan moda transportasi lain.
3. Menggunakan transportasi commuter line untuk mengefisiensi waktu.
4. Transportasi commuter line relatif beroperasi sesuai dengan jadwal.
5. Pembayaran tiket commuter line relatif lebih mudah serta modern.
1 = Tidak Setuju (TS) 3 = Cukup Setuju (CS) 5 = Sangat Setuju (SS) 2 = Kurang Setuju (KS) 4 = Setuju (S)
131
C. INFORMASI TERKAIT PENDAPATAN RESPONDEN 1. Tingkat Pendapatan:
(Total pendapatan sebulan yang merupakan pendapatan utama dan tunjangan dari tempat Bapak/Ibu/Saudara/i bekerja) □ < Rp. 3.000.000 □ Rp. 3.000.000 – Rp. 4.000.000 □ Rp. 4.000.000 – Rp. 5.000.000 □ Rp. 5.000.000 – Rp. 6.000.000 □ >Rp. 6.000.000
2. Berapakah total pengeluaran yang Bapak/Ibu/Saudara/i keluarkan selama sebulan ?
Jawab : ___________________________________________________________________ D. INFORMASI TERKAIT TRANSPORTASI COMMUTER LINE
1. Berapa hari kerja dalam sebulan Bapak/Ibu/Saudara/i melakukan commuting ke Kota Jakarta ? Jawab : ___________________________________________________________________
2. Berapakah jarak (km) antara rumah Bapak/Ibu/Saudara/i dengan stasiun? Jawab : ____________________________________________________________________ 3. Berapakah jarak (km) antara stasiun dengan tempat kerja Bapak/Ibu/Saudara/i ? Jawab : ____________________________________________________________________ 4. Berapakah waktu yang ditempuh dari rumah sampai ke tempat kerja jika menggunakan
kereta commuter line ? Jawab : _________________________________________ menit
5.Berapakah waktu yang ditempuh dari rumah sampai ke tempat kerja jika menggunakan transportasi non commuter ? Jawab : _________________________________________ menit
6. Total biaya transportasi yang Bapak/Ibu/Saudara/i keluarkan dalam sehari (Pulang-pergi) :
No Keterangan BiayaBiaya transportasi dari rumah ke stasiun (Biaya untuk naik angkutan umum seperti angkot, bus, ojek dll atau biaya bensin jika menggunakan motor/mobil dari rumah ke stasiun)Biaya Parkir(Biaya untuk parkir di stasiun jika menggunakan motor atau mobil)
Biaya Transportasi dari stasiun ke tempat kerja(Biaya untuk naik angkutan umum seperti angkot, bus, ojek, taksi,transjakarta, dlldari stasiun ke tempat kerja)
Total Biaya Rp.
Rp.4.
Rp.3. Biaya naik kereta commuter line
1
2.
Rp.
Rp.
132
7. Total biaya transportasi dalam sehari (Pulang-pergi) yang Bapak/Ibu/Saudara/i keluarkan jika tidak menggunakan kereta commuter line :
A. Jika Menggunakan Kendaraan Pribadi (Motor atau Mobil) No Keterangan Biaya 1. Biaya untuk membeli BBM Rp. 2. Biaya untuk parkir Rp. 3. Biaya untuk bayar tol Rp.
Total Biaya Rp.
B. Jika Menggunakan Transportasi Umum (Angkot, Bus, Taksi, Ojek, dll) No Keterangan Biaya
1. Total biaya transportasi umum yang dikeluarkan Rp. dari rumah sampai ke tempat kerja
133
LAMPIRAN 2
TABULASI DATA PENELITIAN
No Pendapatan Pendidikan Status Pernikahan Pekerjaan
No Usia No Usia 1 30 tahun 31 28 tahun 2 45 tahun 32 31 tahun 3 30 tahun 33 29 tahun 4 29 tahun 34 40 tahun 5 42 tahun 35 30 tahun 6 30 tahun 36 41 tahun 7 34 tahun 37 29 tahun 8 25 tahun 38 27 tahun 9 30 tahun 39 49 tahun
10 51 tahun 40 31 tahun 11 33 tahun 41 27 tahun 12 26 tahun 42 24 tahun 13 23 tahun 43 50 tahun 14 27 tahun 44 25 tahun 15 23 tahun 45 31 tahun 16 29 tahun 46 50 tahun 17 35 tahun 47 27 tahun 18 30 tahun 48 34 tahun 19 37 tahun 49 29 tahun 20 26 tahun 50 24 tahun 21 36 tahun 51 44 tahun 22 29 tahun 52 26 tahun 23 32 tahun 53 52 tahun 24 27 tahun 54 49 tahun 25 42 tahun 55 34 tahun 26 48 tahun 56 50 tahun 27 31 tahun 57 23 tahun 28 28 tahun 58 28 tahun 29 34 tahun 59 50 tahun 30 30 tahun 60 21 tahun
136
LAMPIRAN 4
JENIS KELAMIN RESPONDEN
No Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Pria Wanita Pria Wanita
1 Rp 4.500.000 2 Rp 8.000.000 3 Rp 4.200.000 4 Rp 4.200.000 5 Rp 5.500.000 6 Rp 3.800.000 7 Rp 3.500.000 8 Rp 4.500.000 9 Rp 3.700.000
10 Rp 4.500.000 11 Rp 3.800.000 12 Rp 4.500.000 13 Rp 3.000.000 14 Rp 4.000.000 15 Rp 3.800.000 16 Rp 4.500.000 17 Rp 5.800.000 18 Rp 4.200.000 19 Rp 4.500.000 20 Rp 3.500.000 21 Rp 5.500.000 22 Rp 4.000.000 23 Rp 5.000.000 24 Rp 4.200.000 25 Rp 5.000.000 26 Rp 7.000.000 27 Rp 4.500.000 28 Rp 4.000.000 29 Rp 5.000.000 30 Rp 4.000.000 31 Rp 3.500.000 32 Rp 4.500.000 33 Rp 4.200.000 34 Rp 5.000.000 35 Rp 3.800.000 36 Rp 5.000.000 37 Rp 3.000.000 38 Rp 4.500.000 39 Rp 5.800.000
146
40 Rp 4.500.000 41 Rp 3.000.000 42 Rp 4.200.000 43 Rp 5.500.000 44 Rp 3.500.000 45 Rp 5.000.000 46 Rp 5.700.000 47 Rp 3.500.000 48 Rp 5.000.000 49 Rp 4.000.000 50 Rp 3.800.000 51 Rp 7.500.000 52 Rp 4.500.000 53 Rp 3.500.000 54 Rp 6.000.000 55 Rp 5.600.000 56 Rp 6.000.000 57 Rp 3.000.000 58 Rp 4.200.000 59 Rp 5.500.000 60 Rp 3.500.000
TOTAL BIAYA TRANSPORTASI YANG DI KELUARKAN RESPONDEN
DALAM SEHARI (PULANG-PERGI)
1. Menggunakan Transportasi Kereta Commuter Line
No
Biaya Transportasi Commuter Line Dari Rumah Ke Stasiun
Biaya Parkir Di Stasiun
Biaya Naik Kereta Commuter
Line
Biaya Transportasi Dari Srasiun Ke Tempat Kerja
Total
1 Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 6.000 Rp 6.000 Rp 22.000 2 Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 6.000 Rp 5.000 Rp 21.000 3 Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 8.000 Rp 9.000 Rp 27.000 4 Rp 10.000 Rp - Rp 6.000 Rp 5.000 Rp 21.000 5 Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 8.000 Rp - Rp 18.000 6 Rp 8.000 Rp 5.000 Rp 6.000 Rp - Rp 19.000 7 Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 6.000 Rp - Rp 16.000 8 Rp 7.000 Rp - Rp 6.000 Rp 6.000 Rp 19.000 9 Rp 10.000 Rp 5.000 Rp 6.000 Rp 6.000 Rp 27.000 10 Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 6.000 Rp - Rp 16.000 11 Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 6.000 Rp 6.000 Rp 22.000 12 Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 8.000 Rp - Rp 18.000 13 Rp 10.000 Rp - Rp 8.000 Rp - Rp 18.000 14 Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 6.000 Rp 4.000 Rp 20.000 15 Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 8.000 Rp - Rp 18.000 16 Rp 9.000 Rp - Rp 8.000 Rp - Rp 17.000 17 Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 6.000 Rp - Rp 16.000 18 Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 6.000 Rp 9.000 Rp 25.000 19 Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 6.000 Rp 4.000 Rp 20.000 20 Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 6.000 Rp - Rp 16.000 21 Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 6.000 Rp 6.000 Rp 22.000 22 Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 6.000 Rp 5.000 Rp 21.000 23 Rp 6.000 Rp 5.000 Rp 8.000 Rp - Rp 19.000 24 Rp 10.000 Rp 5.000 Rp 8.000 Rp 4.000 Rp 27.000 25 Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 6.000 Rp 5.000 Rp 21.000 26 Rp 10.000 Rp 5.000 Rp 8.000 Rp 4.000 Rp 27.000 27 Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 6.000 Rp 6.000 Rp 22.000 28 Rp 8.000 Rp 5.000 Rp 6.000 Rp - Rp 19.000 29 Rp 10.000 Rp 5.000 Rp 8.000 Rp 7.000 Rp 30.000 30 Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 6.000 Rp 4.000 Rp 20.000 31 Rp 11.000 Rp - Rp 6.000 Rp - Rp 17.000 32 Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 6.000 Rp 5.000 Rp 21.000 33 Rp 10.000 Rp 5.000 Rp 6.000 Rp 5.000 Rp 26.000 34 Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 6.000 Rp 4.000 Rp 20.000 35 Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 6.000 Rp 6.000 Rp 22.000 36 Rp 9.000 Rp - Rp 8.000 Rp - Rp 17.000
152
37 Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 6.000 Rp - Rp 16.000 38 Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 6.000 Rp 4.000 Rp 20.000 39 Rp 8.000 Rp 5.000 Rp 6.000 Rp - Rp 19.000 40 Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 6.000 Rp 6.000 Rp 22.000 41 Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 8.000 Rp - Rp 18.000 42 Rp 8.000 Rp - Rp 6.000 Rp 5.000 Rp 19.000 43 Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 8.000 Rp - Rp 18.000 44 Rp 5.000 Rp - Rp 8.000 Rp 6.000 Rp 19.000 45 Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 6.000 Rp 5.000 Rp 21.000 46 Rp 10.000 Rp 5.000 Rp 6.000 Rp 4.000 Rp 25.000 47 Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 6.000 Rp 5.000 Rp 21.000 48 Rp 10.000 Rp - Rp 6.000 Rp 6.000 Rp 22.000 49 Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 8.000 Rp - Rp 18.000 50 Rp - Rp - Rp 6.000 Rp 10.000 Rp 16.000 51 Rp 6.000 Rp 5.000 Rp 8.000 Rp - Rp 19.000 52 Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 6.000 Rp 16.000 53 Rp 6.000 Rp 5.000 Rp 6.000 Rp - Rp 17.000 54 Rp 10.000 Rp 5.000 Rp 6.000 Rp 5.000 Rp 26.000 55 Rp 10.000 Rp 5.000 Rp 6.000 Rp 5.000 Rp 26.000 56 Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 6.000 Rp 4.000 Rp 20.000 57 Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 6.000 - Rp 16.000 58 Rp 10.000 Rp 5.000 Rp 6.000 Rp 4.000 Rp 25.000 59 Rp 5.000 Rp 5.000 Rp 6.000 Rp 5.000 Rp 21.000 60 Rp 8.000 Rp - Rp 6.000 Rp 5.000 Rp 19.000
153
2. Total Biaya Transportasi Dalam Sehari (Pulang-Pergi) Yang Responden
Keluarkan Jika Menggunakan Kendaraan Pribadi
No Biaya Untuk Membeli BBM
Biaya Parkir Di Tempat
Kerja
Biaya Untuk Bayar Tol Total
1 Rp 30.000 Rp 5.000 Rp - Rp 35.000 2 Rp 70.000 Rp 15.000 Rp 15.000 Rp 100.000 3 Rp 30.000 Rp 5.000 Rp - Rp 35.000 4 Rp 25.000 Rp 5.000 Rp - Rp 30.000 5 Rp 20.000 Rp 5.000 Rp - Rp 25.000 6 Rp 20.000 Rp 5.000 Rp - Rp 25.000 7 Rp 20.000 Rp 10.000 Rp - Rp 30.000 8 Rp 20.000 Rp - Rp - Rp 20.000 9 Rp 30.000 Rp 5.000 Rp - Rp 35.000 10 Rp 30.000 Rp 5.000 Rp - Rp 35.000 11 Rp 25.000 Rp 10.000 Rp - Rp 35.000 12 Rp 20.000 Rp 5.000 Rp - Rp 25.000 13 Rp 15.000 Rp 10.000 Rp - Rp 25.000 14 Rp 25.000 Rp - Rp - Rp 25.000 15 Rp 15.000 Rp 10.000 Rp - Rp 25.000 16 Rp 25.000 Rp - Rp - Rp 25.000 17 Rp 20.000 Rp - Rp - Rp 20.000 18 Rp 25.000 Rp 10.000 Rp - Rp 35.000 19 Rp 25.000 Rp - Rp - Rp 25.000 20 Rp 20.000 Rp 10.000 Rp - Rp 30.000 21 Rp 25.000 Rp 5.000 Rp - Rp 30.000 22 Rp 20.000 Rp 10.000 Rp - Rp 30.000 23 Rp 25.000 Rp - Rp - Rp 25.000 24 Rp 25.000 Rp 10.000 Rp - Rp 35.000 25 Rp 20.000 Rp 10.000 Rp - Rp 30.000 26 Rp 50.000 Rp - Rp - Rp 50.000 27 Rp 20.000 Rp 10.000 Rp - Rp 30.000 28 Rp 25.000 Rp - Rp - Rp 25.000 29 Rp 70.000 Rp 15.000 Rp 15.000 Rp 100.000 30 Rp 25.000 Rp - Rp - Rp 25.000 31 Rp 15.000 Rp 5.000 Rp - Rp 20.000 32 Rp 25.000 Rp - Rp - Rp 25.000 33 Rp 25.000 Rp 10.000 Rp - Rp 35.000 34 Rp 25.000 Rp - Rp - Rp 25.000 35 Rp 25.000 Rp 10.000 Rp - Rp 35.000 36 Rp 25.000 Rp 5.000 Rp - Rp 30.000 37 Rp 25.000 Rp 5.000 Rp - Rp 30.000 38 Rp 25.000 Rp - Rp - Rp 25.000 39 Rp 20.000 Rp 5.000 Rp - Rp 25.000 40 Rp 25.000 Rp - Rp - Rp 25.000 41 Rp 20.000 Rp - Rp - Rp 20.000 42 Rp 20.000 Rp 5.000 Rp - Rp 25.000 43 Rp 25.000 Rp - Rp - Rp 25.000 44 Rp 20.000 Rp 5.000 Rp - Rp 25.000
154
45 Rp 20.000 Rp 5.000 Rp - Rp 25.000 46 Rp 25.000 Rp 10.000 Rp - Rp 35.000 47 Rp 25.000 Rp 5.000 Rp - Rp 30.000 48 Rp 20.000 Rp 5.000 Rp - Rp 25.000 49 Rp 20.000 Rp 5.000 Rp - Rp 25.000 50 Rp 25.000 Rp 10.000 Rp - Rp 35.000 51 Rp 50.000 Rp 10.000 Rp 15.000 Rp 75.000 52 Rp 20.000 Rp 5.000 Rp - Rp 25.000 53 Rp 25.000 Rp - Rp - Rp 25.000 54 Rp 60.000 Rp - Rp - Rp 60.000 55 Rp 25.000 Rp 10.000 Rp - Rp 35.000 56 Rp 50.000 Rp - Rp 15.000 Rp 65.000 57 Rp 15.000 Rp 5.000 Rp - Rp 20.000 58 Rp 25.000 Rp 10.000 Rp - Rp 35.000 59 Rp 20.000 Rp 10.000 Rp - Rp 30.000 60 Rp 20.000 Rp 5.000 Rp - Rp 25.000
155
3. Total Biaya Transportasi Dalam Sehari (Pulang-Pergi) Yang Responden
Keluarkan Jika Menggunakan Transportasi Umum Non Commuter
No Responden
Biaya Transportasi Menggunakan Transportasi Umum Non Commuter
1 Rp 45.000 2 Rp 50.000 3 Rp 50.000 4 Rp 35.000 5 Rp 30.000 6 Rp 35.000 7 Rp 35.000 8 Rp 35.000 9 Rp 50.000 10 Rp 45.000 11 Rp 45.000 12 Rp 40.000 13 Rp 30.000 14 Rp 40.000 15 Rp 30.000 16 Rp 35.000 17 Rp 35.000 18 Rp 45.000 19 Rp 35.000 20 Rp 20.000 21 Rp 40.000 22 Rp 40.000 23 Rp 35.000 24 Rp 35.000 25 Rp 35.000 26 Rp 45.000 27 Rp 40.000 28 Rp 35.000 29 Rp 45.000 30 Rp 40.000 31 Rp 24.000 32 Rp 35.000 33 Rp 45.000 34 Rp 35.000 35 Rp 45.000 36 Rp 30.000 37 Rp 35.000 38 Rp 35.000 39 Rp 35.000 40 Rp 35.000 41 Rp 25.000 42 Rp 35.000 43 Rp 40.000 44 Rp 30.000 45 Rp 40.000 46 Rp 45.000
156
47 Rp 40.000 48 Rp 30.000 49 Rp 35.000 50 Rp 50.000 51 Rp 35.000 52 Rp 35.000 53 Rp 30.000 54 Rp 35.000 55 Rp 45.000 56 Rp 35.000 57 Rp 30.000 58 Rp 45.000 59 Rp 35.000 60 Rp 35.000
157
LAMPIRAN 13
HASIL UJI VALIDITAS
1. Hasil Uji Validitas Keputusan Tenaga Kerja Commuter