SUMBER PENDANAAN PEMERINTAH
seluruh penerimaan
pemerintah dalam bentuk rupiah,
dan bukan pinjaman luar negeri/dalam
negeri dan hibahdana pendamping terhadap
pinjaman/hibah, dalam bentuk rupiah dari sumber dalam negeri, bukan dari pinjaman
luar negeri/hibah luar negeri
Rupiah Murni
Rupiah Murni
Pendamping
UU Nomor 20 tahun 1997 tentang PNBP penerimaan Pemerintah Pusat yang tidak berasal dari penerimaan perpajakan
Dikelompokan:1.penerimaan negara yang bersumber dari pengelolaan dana Pemerintah;2.penerimaan pemanfaatan sumber daya alam;3.penerimaan dari hasil-hasil pengelolaan kekayaan negara yang
dipisahkan;4.penerimaan dari kegiatan pelayanan yang dilaksanakan Pemerintah;5.Penerimaan berdasarkan putusan pengadilan dan yang berasal dari
pengenaan denda administrasi;6.penerimaan berupa hibah yang merupakan hak Pemerintah; dan7.penerimaan lainnya yang diatur dalam undang-undang tersendiri.
Target pendapatan dalam negeri tahun 2015 Penerimaan perpajakan sebesar 77,9% dan PNBP sebesar
22,1% Rp 388,037 T
PP No. 22 Tahun 1997 PP No. 52 Tahun 1998
Jenis-jenis PNBP yg berlaku umum di K/L yaitu;• Penerimaan kembali anggaran (sisa anggaran rutin dan sisa anggaran pembangunan);
• Penerimaan hasil penjualan barang/kekayaan Negara;• Penerimaan hasil penyewaan barang/kekayaan Negara;• Penerimaan hasil penyimpanan uang negara (jasa giro);
• Penerimaan ganti rugi atas kerugian negara (tuntutan ganti rugi dan
• tuntutan perbendaharaan);• Penerimaan denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan pemerintah;
• Penerimaan dari hasil penjualan dokumen lelang.
Penetapan Tarif
Tarif
dampak pengenaan terhadap masyarakat dan kegiatan usahanya,
Tarif ditetapkan dalam Undang-undang atau Peraturan Pemerintah yang menetapkan jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang bersangkutan
biaya penyelenggaraan kegiatan Pemerintah sehubungan dengan jenis PNBP
aspek keadilan dalam pengenaan beban kepada masyarakat.
Pengelola PNBPPNBP dipungut atau ditagih oleh Instansi
Pemerintah dengan perintah UU atau PP atau penunjukan dari Menteri Keuangan, berdasarkan Rencana PNBP yang dibuat oleh Pejabat Instansi Pemerintah tersebut. Dimana sebagian PNBP yang dipungut oleh K/L tersebut dapat digunakan kembali oleh K/L yang bersangkutan setelah disetor ke kas negara terlebih dahulu. PNBP yang telah dipungut tersebut wajib dilaporkan secara tertulis oleh Pejabat Instansi Pemerintah kepada Menteri Keuangan dalam bentuk Laporan Realisasi PNBP Triwulan yang disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan setelah triwulan tersebut berakhir.
Untuk satker yang berstatus Badan Layanan Umum, tidak seluruh PNBP harus disetor ke kas negara, namun boleh dikelola sendiri oleh satuan kerja yang bersangkutan dengan catatan siap dan sanggup diaudit
Penggunaan Dana PNBP
Kegiatan yang dapat dibiayai oleh PNBP1. Penelitian dan
Pengembangan Teknologi2. Pelayanan Kesehatan3. Pendidikan dan
Pelatihan4. Penegakan Hukum5. Pelayanan yang
melibatkan kemampuan intelektual tertentu
6. Pelestarian Sumber DayaJenis PNBP yang dapat digunakan;Sebagian PNBP pada prinsipnya dapat digunakan oleh instansi pemungut kecuali atas jenis PNBP yang berlaku umum pada K/L antara lain sewa gedung, jasa giro, dan pengembalian belanja tahun anggaran yang lalu.
Pasal 8 UU No 20 Th1997 dan Pasal 4 Ayat (1) PP No 73 Th 1999“Sebagian dana PNBP dapat digunakan untuk kegiatan tertentu yang berkaitan dengan jenis PNBP tersebut o/ instansi yg bersangkutan”Pasal 5 PP No 73 th 1999“Instansi dapat menggunakan sebagian dana PNBP sebagaimana dimaksud dlm pasal 4 setelah memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan”
Pengajuan Permohonan Ijin Penggunaan Dana PNBP
Syarat:K/L yg telah memiliki PP tentang Jenis dan Tarif
Dokumen:1. Surat Permohonan Penggunaan
sebagian PNBP2. Proposal
Proses Izin Penggunaan1. K/L menyampaikan surat usulan penggunaan sebagian dana
PNBP kepada Menkeu2. Menteri Keuangan menugaskan Dirjen Anggaran u/
menyelesaikan usulan K/L3. Dirjen Anggaran menugaskan Direktur PNBP untuk
menindaklanjuti usulan surat K/L4. Direktorat PNBP a. Menganalisa/menelaah, meneliti proposal penggunaan
sebagian dana PNPB b. Pembahasan bersama K/L dan Biro Hukun Kemenkeu c. Merumuskan rancangan KMK tentang Persetujuan
Penggunaan sebagian dana PNBP, berdasarkan hasil pembahasan
d. Menyampaikan rancangan KMK Kepada Dirjen Anggaran 5. Dirjen Anggaran meneliti dan menyampaikan rancangan
KMK kepada Menteri Keuangan6. Penerapan KMK tentang Persetujuan Penggunaan Sebagian
Dana PNBP
Penyusunan Pagu Penggunaan PNBPDalam rangka penyusunan RAPBN, Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Penggunan Anggaran/pengguna Barang menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-K/L)
Pasal 14 UU no. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
Berdasarkan hasil pembahasan target (rencana) PNBP, Direktorat PNBP menetapkan pagu penggunaan PNBP dengan formula :
Target PNBP % Persetujuan Pagu Penggunaan PNBP
Pengalokasian pagu penggunaan PNBP lebih lanjut ke dala program, sub program, kegiatan, sub kegiatan, dan akun belanja dilakukan oleh Direktorat Anggaran I, II, III dengan berpedoman pada juknis penyusunan serta KMK Persetujuan Penggunaan Sebagian Dana PNBP
Pinjaman Luar NegeriPinjaman ProgramUntuk budget support dan pencairannya dikaitkan dengan pemenuhan Policy Matrix di bidang kegiatan untuk mencapai MDGs (pengentasan kemiskinan, pendidikan,pemberantasan korupsi), pemberdayaan masyarakat, policy terkait dengan climate change dan infrastruktur.Pinjaman ProyekUntuk pembiayaan proyek infrastruktur di berbagai sektor (perhubungan, energi, dll); proyek-proyek dalam rangka pengentasan kemiskinan (PNPM).
15
Pinjaman Dalam Negeri Surat Utang Negara (SUN) Surat Perbendaharaan Negara (SPN/T-Bills): SUN jangka pendek (s.d. 12bln);Obligasi Negara (> 1 thn):
Coupon Bond Tradable: ORI, FR/VR bond, Global bond Non tradable: SRBI untuk BLBI, dan Surat Utang/SU
ke BI untuk penyehatan dan restrukturisasi perbankan
Zero coupon
16
Pinjaman Dalam Negeri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)/Sukuk
Negara dalam Rupiah dan valuta asing dengan berbagai struktur, misalnya Ijarah, Musyarakah, Istisna dll
SBSN jangka pendek (Islamic T-Bills); SBSN Ritail (Sukri); SBSN jangka panjang (IFR/Ijarah Fixed Rate; Global Sukuk; SDHI/Sukuk Dana Haji Indonesia).
17
Alternatif Pembiayaan Infrastruktur Daerah
18
Pinjaman Daerah
Obligasi Daerah
Investasi Daerah
1.
2.
3.
20133
miliar
20173
miliar
20163
miliar
20153
miliar
20143
miliar Biaya Konstruksi
201818 miliar
20133
miliar
2017 3 miliar
20163
miliar
20153
miliar
20143
miliar
Retribusi 2013
500 jt
Retribusi 2017
500 jt
Retribusi 2016
500 jt
Retribusi 2015 500
jt
Retribusi 2014
500 jtBiaya
Konstruksi2012
18 miliar
Retribusi 2018
500 jt
20123
miliar
20183
miliar
1. Pendapatan Retribusi = 02. Opportunity Lost = 3 miliar (asumsi)3. Present Value infrastruktur =18 miliar4. Risiko = dana dpt direalokasi utk proyek lain
1. Pendapatan Retribusi = 3 Miliar (asumsi)2. Opportunity Lost = 03. Present Value infrastruktur >18 miliar4. Risiko = muncul biaya operasional
Mengapa Pinjam?Dengan skema “Dana Cadangan”, pada 2018:
Dengan skema “Pinjaman”, pada 2018
Integritas – Profesionalisme – Sinergi – Pelayanan - Kesempurnaan
NEEDS CAPACITY W ILLINGNESS
430 T
188 T
?
KEBUTUHAN, KAPASITAS, DAN INISIATIF UNTUK PINJAM AN JANGKA PANJANG
(Final Report DSF, The Need, Capacity and Willingness Of Regional Governments To Finance Public Infrastructure from Long-Terms Loan, Juni 2011)
• Kebutuhan pemda untuk penyediaan infrastruktur publik selama kurun waktu 2011-2015 diperkirakan sebesar Rp1.100 triliun.
• Pembiayaan APBD diperkirakan dapat mencapai hingga Rp670 triliun, sehingga kebutuhan pinjaman diperkirakan mencapai Rp430 triliun.
• Kapasitas Pemda untuk membayar kembali atas utang jangka panjang diperkirakan sebesar Rp188 triliun atau 44% dari kebutuhan pinjaman jangka panjang.
• Kondisi saat ini, masih sangat sedikit daerah yang melakukan pinjaman atau berinisiatif mengajukan pinjaman
Lanjutan…
Sumber pinjaman• Penerusan Pinjaman Luar Negeri• Penerusan Pinjaman Dalam Negeri• Pusat Investasi Pemerintah
Berbadan hukum Indonesia dan berkedudukan di wilayah NKRI
Lembaga Pembiayaan berbadan hukum Indonesia & berkedudukan di wilayah NKRI
• Berbentuk Obligasi Daerah.• Orang pribadi atau badan yang melakukan investasi di pasar modal.
Pemerintah Pusat
Pemda Lainnya
Lembaga Keuangan Bank
Lembaga Keuangan Non
Bank
Masyarakat
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara
Pengadaan Pinjaman Luar Negeri Dan Penerimaan Hibah
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-191/PMK.05/2011 Tentang
Mekanisme Pengelolaan Hibah
Dasar Hukum
setiap penerimaan negara dalam bentuk devisa, devisa yang dirupiahkan, rupiah, barang, jasa dan/atau surat berharga
yang diperoleh dari Pemberi Hibah yang tidak perlu dibayar kembali, yang berasal dari dalam negeri atau luar negeri. Defin
isi
Tahapan Hibah Langsung - Uang
DJPU-DEAS
DJPBN- Dit. PKN
DJPBN-Dit. PAKPPN
PA/KPA
Pengajuan SP2HL/SP4HL
Pengesahan SPHL/SP3HL
Usulan pengesahan revisi DIPA
Pengesahan Revisi DIPA
Permintaan ijin pembukaan rekening
Persetujuan
Pemberian no register
Permintaan no
register
Peny
ampaia
n
lemb
ar
ke 2
SPHL
ke D
JPU 1
2
34
DJPU DONOR
DJPUKPPN
PA/KPA
PermohonanRegistrasi
PermohonanPengesahan Pendapatan
PersetujuanPengesahan Belanja
· Melaporkan dalam SIMAK BMN, LRA dan Neraca· Menjelaskan Hibah dalam CaLK
· Menatausahakan dok. terkait penerimaan hibah
PemberianNo. Register
Penyusunan BAST
Pengesahan
12
34
Tahapan register dapat diskip jika sudah ada registrasinya
Pengajuan Belanja
Tahapan Hibah Langsung Barang/Jasa/Surat Berharga
K/L yang menerima hibah dalam bentuk uang,
barang, jasa dan surat berharga yang tidak
mengajukan register dan/atau pengesahan
diberikan sanksi administrasi
Hibah yang diterima langsung oleh K/L dan
tidak dikelola sesuai Peraturan Menteri
Keuangan ini menjadi tanggung jawab penerima
hibah Sanksi
Apabila terjadi ineligible atas Pendapatan Hibah
yang tidak diajukan register dan/atau pengesahan
oleh K/L, negara tidak menanggung atas jumlah
ineligible Pendapatan Hibah yang bersangkutan
Apabila terjadi ineligible atas Pendapatan Hibah
yang telah diajukan register dan pengesahan oleh
K/L, negara dapat menanggung atas jumlah yang
ineligible melalui DIPA K/L yang bersangkutanPendapatan
Hibah yang
Ineligible
Sumber-Sumber Pendanaan Daerah1. PAD
a. Pajak Daerahb. Retribusi Daerah c. Hsl. Pengelolaan Kekayaan Daerah yg
dipisahkand. Lain-lain PAD yang sah
2. DANA PERIMBANGAN a. Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajakb. Dana Alokasi Umum (DAU)c. Dana Alokasi Khusus (DAK)
3. LAIN-LAIN PENDAPATAN YG SAHa. Dana Hibahb. Dana Daruratc. Dana Bagi Hasil Pajak dari
Provinsi/Pemerintah Daerah Lainnyad. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khususe. Bantuan Keuangan dari Provinsi/Pemerintah
Daerah Lainnya31(Berdasarkan UU 33 Tahun 2003 dan UU 28
Tahun 2009)
32
Pendapatan
sumber pendanaan
Pemerintah Pusat
Pemerintah Daerah
PADDaper: DBH,
DAU, DAK
Lain-lain Pendapatan(Otsus,
Penyesuaian, Hibah dll)
SILPA Tahun LaluDana Cadangan
Penjualan Kekayaan daerah yang dipisahkanPinjaman Daerah
kewenangan
APBD Belanja
Bel. PegawaiBel. ModalBel. Brg Jasa
Bel. Lainnya
Pembiayaan
APBN
Transfer
Surplus/DefisitTitik berat
desentralisasi fiskal:Desentralisasi di sisi pengeluaran kewenangan daerah didanai terutama dg transfer ke daerah yang disertai dengan diskresi untuk menggunakannya serta didukung dengan upaya penguatan local taxing power
DANA DESENTRALISASI( MONEY FOLLOWS FUNCTION )
Dalam kurun waktu 2011-2015, Pemda diperkirakan memerlukan sekitar Rp1.100 triliun untuk penyediaan
infrastruktur publik (Final Report DSF, Juni 2011). PinjamanEstimasiPembiayaan dari APBD : Rp670 T Kebutuhan pinjaman : Rp430 T (Rp60-70 triliun per tahun)Estimasi
Kapasitas Pemda untuk membayar kembali pinjaman jangka panjang :
Rp188 T(44% dari kebutuhan pinjaman
jangka panjang) Alternatif lainnya
(e.g. Public Private Partnership)
Urgensi Sumber Pendanaan Selain dari APBN
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Jawa Barat Tahun Anggaran 2012 menemukan bantuan hibah yang tidak dipertanggungjawabkan oleh penggunaan dana yang diterimanya. Besaran dana cukup mengiurkan, tidak tangung-tanggung nilainya dana sebesar Rp10.369.464.000,00 dan sebagian penerima hibah menggunakan dananya tidak sesuai dengan NPHD/proposal yang mereka ajukan.
Pada pemeriksaan BPK Jawa Barat hingga 13 Mei 2013 masih ditemukan penerima bantuan hibah yang belum menyampaikan pertanggungjawaban sebesar Rp10.369.464.000,00 yang terdiri dari 39 penerima hibah Badan/Lembaga/Organisasi Senilai Rp8.104.809.000,00 dan 45 penerima hibah kelompok/anggota masyarakat senilai Rp2.264.655.000,00.
Selain itu laporan hasil pemeriksaan 25 Januari 2013, BPK juga telah mengungkapkan bahwa penerima bantuan hibah juga belum mempertanggungjawabkan penggunaan dana yang diterimanya sebesar Rp22.552.035.050,00.
http://www.lawunews.com/2014/06/bpk-temukan-dugaan-dana-hibah-dan.html
BPK Temukan Dana Hibah Dan Bansos Diduga Bermasalah di Kota Cimahi
• Dalam rangka pembenahan internal, Pemkot Cimahi pada 2015 ini melakukan moratorium pemberian bantuan dana hibah dan bansos hingga batas waktu tidak ditentukan.
• Kepala Bagian Kesra Kota Cimahi Totong Solehudin mengatakan, bidang yang terlibat dalam proses pelaksanaan program hibah dan bansos harus dilakukan pembenahan internal.
• "Untuk tahun ini, dimoratorium dulu hingga batas waktu yang diperbolehkan oleh Pemkot Cimahi," katanya, kepada wartawan, di Cimahi, Selasa (13/1/2015).
• Untuk itu, selama moratorium dirinya meminta warga masyarakat untuk menahan diri dengan tidak mengajukan dulu proposal bantuan hibah dan bansos.
• Dia menjelaskan, pembenahan internal dilakukan agar penyalurannya lebih sesuai dengan aturan dan sejalan dengan program pembangunan daerah.
• Meski ada moratorium, masyarakat yang ingin mengajukan dana pembangunan masih bisa mengajukan pembangunan daerah dengan mengandalkan sumber alokasi anggaran dari program pembangunan lainnya.
http://bandung.bisnis.com/read/20150113/61818/524969/pemkot-cimahi-moratorium-bansos-hibah
Pemkot Cimahi Moratorium Bansos & Hibah
Pemerintah ingin memperbesar porsi domestik dalam pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), karena mengandalkan sumber pembiayaan asing sangat riskan, di tengah ketidakpastian kondisi global.“Itu harus memperdalam pasar domestiknya,” kata Wakil Menteri Keuangan, Bambang PS Brodjonegoro, di Jakarta, Jumat (3/10/2014). Lebih lanjut dia mengatakan, hal tersebut bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama, adalah dengan menambah instrumen. Dan kedua, dengan menambah jumlah investor domestik.“Sekarang masalahnya, investor domestik kurang, sehingga asing masih sangat kuat,” kata dia. Menurut Bambang, pemerintah ke depan harus melakukan dua upaya tersebut. “Memperdalam pasar, menambah instrumen, menambah investor potensial untuk membeli surat berharga,” ujar dia.
Data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) menunjukkan, porsi kepemilikan asing dalam surat berharga negara (SBN) naik menjadi Rp 437,35 triliun atau setara 37,27 persen dari total SBN yang diperdagangkan pada 2 Agustus 2014. Jumlah itu melonjak dibanding akhir tahun lalu, yaitu hanya Rp 323,83 triliun atau setara 32,54 persen.
Pemerintah Ingin Perbanyak Sumber Pinjaman dari Dalam Negeri
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/10/03/1428031/Pemerintah.Ingin.Perbanyak.Sumber.Pinjaman.dari.Dalam.Negeri.