PENDAMPINGAN KELUARGA KKN PPM UNUDPERIODE TAHUN 2014
DESA: DESA GUBUGKECAMATAN: TABANANKABUPATEN/KOTA: TABANANNAMA
MAHASISWA: ANDHIKA FAJAR ISKANDARFAK/PS: EKONOMI DAN
BISNIS/AKUNTANSI
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
(LPPM)UNIVERSITAS UDAYANA2014
HALAMAN PENGESAHAN
Dengan telah selesainya kegiatan KKN PPM yang saya kerjakan,
maka saya: Nama Mahasiswa: Andhika Fajar IskandarNo. Mahasiswa:
1106305167Tanda Tangan:
menyelesaikan laporan kegiatan saya selama di lokasi KKN PPM
Gubug, Maret 2014Mengetahui / MenyetujuiKepala Keluarga
I Komang Rastika
Mengetahui / MenyetujuiDPL Desa Gubug
Dr. I Made Udiana SH. MH.NIP. 19550925 198610 1 001
Mengetahui /MenyetujuiKepala Desa Gubug
I Wayan Suardana
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Pelaksanaan Kegiatan
KKN PPM KK Dampingan tepat pada waktunya.Laporan ini memuat tentang
identitas serta permasalahan dari keluarga dampingan, realisasi
pemecahan masalah dan kegiatan yang dilakukan mahasiswa sebagai
pendamping keluarga yang telah terpilih dengan salah satu syarat
adalah sebagai keluarga yang kurang mampu.Pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada:1. Dr. I Made Udiana SH.
MS. selaku Dosen Pembimbing Lapangan di Desa Pengotan atas
bimbingannya dalam menyelesaikan program.2. Ir. Nengah Mawan selaku
Kepala Desa Gubug atas bantuan moral dan material yang telah
diberikan.3. I Wayan Rajin selaku Kepala Dusun Padpadan atas
bantuan moral dan material yang telah diberikan.4. I Komang Rastika
selaku Kepala Keluarga KK Dampingan penulis atas kesempatan yang
diberikan untuk mendampinginya.5. Serta semua pihak yang terkait
dan rekan-rekan mahasiswa KKN PPM Universitas Udayana Periode VIII
Tahun 2014 di Desa Pengotan yang telah memberikan bantuan moral dan
material dalam menyelesaikan program serta penyusunan
laporan.Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu dengan rendah hati penulis menghargai segala
saran dan kritik yang konstruktif dalam rangka penyempurnaan lebih
lanjut. Semoga laporan ini dapat memberikan sumbangan bagi
masyarakat desa dalam meningkatkan kualitas kesejahteraan
masyarakat khususnya didalam suatu desa.
Bangli, Maret 2012
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN2KATA PENGANTAR3DAFTAR ISI4BAB I
PENDAHULUAN1.1 Identifikasi Keluarga Dampingan61.1.1 Profil
Keluarga7Identitas Keluarga Dampingan71.1.2 Ekonomi Keluarga
Binaan8Pendapatan Keluarga8Pengeluaran Keluarga8BAB II IDENTIFIKASI
DAN PRIORITAS MASALAH2.1 Permasalahan Prioritas (ditangani)102.1.1
Masalah Perekonomian102.1.2 Masalah Kesehatan102.1.3 Masalah Akses
Air 11 2.1.4 Masalah pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
ternak....112.2Masalah Prioritas11BAB III REALISASI PEMECAHAN
MASALAH3.1.KEGIATAN123.1.1.Masalah Perekonomian123.1.2.Masalah
Kesehatan123.1.3.Masalah Akses Air133.1.4 Masalah pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan ternak..133.2.Agenda Kegiatan (termasuk
JKEM)13BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN4.1 Jenis Kegiatan154.1.1
Waktu154.1.2 Lokasi154.1.3 Pelaksanaan154.1.4 Dampak154.2Daftar
Kegiatan16BAB IV PENUTUP4.1 Simpulan224.2 SaranTindak
Lanjut22LAMPIRAN
PENDAHULUAN
KKN PPM Universitas Udayana merupakan salah satu bentuk kegiatan
yang dilakukan oleh mahasiswa di tiap-tiap desa yang telah
ditentukan. Tujuan dari program ini secara khusus adalah untuk
mensinergiskan pemberdayaan masyarakat dalam mengangkat potensi
yang dimilikinya.Salah satu kegiatan KKN PPM ini adalah program
pendampingan keluarga (KK Dampingan).Kegiatan KK dampingan
dilaksanakan pada beberapa keluarga yang terdapat di setiap banjar
di Desa Pengotan Kecamatan Bangli Kabupaten Bangli.Pada KKN PPM
periode VIII ini penulis mendapat kesempatan untuk mendampingi
salah satu keluarga yang ada di Banjar/Dusun Padpadan yaitu
keluarga I Komang Rastika yang rekomendasi oleh Kepala Desa
Pengotan yaitu Bapak I Wayan Suardana. Dalam proses pendampingan
penulis lebih banyak berinteraksi dengan kepala keluarga yaitu I
Komang Rastika.
BAB IGAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN1.1 Profil
KeluargaIdentitas Keluarga DampinganNoNamaStatusUmur/Tgl
LahirPendidikanPekerjaanKeterangan
1Nyoman SunarthaKawin41 tahunSMPPegawai Bengkel
2Ni Nyoman Sri UtamiKawin40 tahunSMPBuruh Pabrik
3Kadek Messi AryantiBelum kawin7 tahunPelajar
4Ni Wayan MudulJanda70 TahunSR-
Keluarga Ibu Ni Nyoman Sri Utami atau Men Merri merupakan
keluarga kecil kurang mampu yang bersuamikan Bapak Nyoman Sunartha
dengan 2 orang anak perempuan bernama Kadek Messi Aryanti dan anak
pertama yang bernama Merri yang sudah berumah tangga. Di dalam
keluarga mereka, tinggal juga ibu dari Bapak Nyoman Sunarta yang
bernama Ni Wayan Mudul. Saat ini, keluarga Men Merri tinggal di
lahan seluas 10mx15m, dimana luas bangunan sekitar 6mx9m yang
terdiri dari 4 kamar tidur dan 1 kamar tamu. Untuk dapur dan kamar
mandi letaknya terpisah dari bangunan utama dan terletak di
belakang. Sisa lahan yang ada digunakan oleh keluarga Men Merri
untuk menanam kebun. Kondisi bangunan rumah Men Merri sampai saat
ini masih berupa bangunan semi permanen dimana untuk lantai masih
berupa semen yang dialasi plastik.
1.2 Ekonomi Keluarga Binaan1.2.1 Pendapatan Keluargaa. Sumber
Penghasilan Pendapatan keluarga Men Merri sebagian besar berasal
dari penghasilan Pan Merri yang berprofesi sebagai pegawai bengkel
dengan pendapatan sebesar Rp. 2.200.000 perbulan. Selain itu,
pendapatan keluarga Men Merri berasal dari upah Men Merri sebagai
buruh pabrik sebesar Rp. 600.000 perbulan. 1.2.2 Pengeluaran
KeluargaPemenuhan kebutuhan dari keluarga bapak I Wayan Raja
terbatas hanya pada pemenuhan kebutuhan pokok ataupun kebutuhan
primer saja seperti untuk konsumsi, kesehatan, kerohanian dan
sosial.a.Kebutuhan sehari-hariUntuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
keluarga Men Merri memerlukan biaya sekitar Rp 60.000 per hari
hanya untuk kebutuhan pokok dan biaya sekolah anaknya. Semua itu
belum termasuk biaya listrik dan air yang setiap bulannya sekitar
Rp.200.000 dan pengeluaran untuk Raskin sebesar Rp. 25.000 untuk
20Kg beras.b.PendidikanUntuk masalah pendidikan , keluarga Men
Merri mengeluarkan biaya sebesar Rp. 5.000 untuk SPP Kadek Messi
yang bersekolah di SDN 1 Gubug. Namun, biaya tersebut belum
termasuk buku-buku dan peralatan sekolah lainnya. c.Kesehatan Dalam
hal kesehatan , keluarga Men Merri tidak menganggarkan secara
khusus pengeluaran untuk biaya kesehatan. Men Merri lebih sering
menggunakan obat-obatan tradisional atau biasa disebut loloh yang
dipercayai dapat menyembuhkan penyakit-penyakit yang mereka derita.
Apabila keluarga Men Merri ini mengalami penyakit yang cukup serius
sehingga membutuhkan perawatan lebih lanjut, mereka biasanya
berobat di Puskesmas terdekat yang berada di Desa Sudimara dengan
membawa kartu JAMKESMAS yang di dapat dari desa.
d.Sosial Dalam hal sosial, biasanya di keluarkan jika ada
upacara agama didesanya. Biaya yang dikeluar tergantung dengan
besar kecilnya upacara yang dilaksanakan. Biasanya biaya yg
dikeluarkan sekitar Rp.30.000 Rp.40.000 perbulan.
BAB IIIDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
2.1 Permasalahan KeluargaIdentifikasi permasalahan yang dihadapi
oleh keluarga dampingan dilakukan melalui pendekatan secara
langsung dengan keluarga dampingan. Setelah beberapa kali
mengadakan kunjungan ke rumah keluarga dampingan ditemukan beberapa
masalah yang dihadapi keluarga ini sesuai dengan hasil wawancara
dan pengamatan dengan KK dampingan yaitu:2.1.1 Masalah
PerekonomianPerekonomian dari keluarga Men Merri dapat dikatakan
masih kurang mencukupi jika didengar dari keluhannya karena
besarnya pengeluaran keluarga dibandingkan dengan pendapatan untuk
kebutuhan sehari-hari. Permasalahan keuangan menjadi sesuatu yang
sangat penting untuk dipecahkan karena merupakan masalah utama yang
dapat mempengaruhi semua aspek kehidupan dari keluarga dampingan
baik ekonomi maupun social. 2.1.2 Masalah KesehatanDalam hal
kesehatan , keluarga Men Merri tidak menganggarkan secara khusus
pengeluaran untuk biaya kesehatan. Men Merri lebih sering
menggunakan obat-obatan tradisional atau biasa disebut loloh yang
dipercayai dapat menyembuhkan penyakit-penyakit yang mereka derita.
Apabila keluarga Men Merri ini mengalami penyakit yang cukup serius
sehingga membutuhkan perawatan lebih lanjut, mereka biasanya
berobat di Puskesmas terdekat yang berada di Desa Sudimara dengan
membawa kartu JAMKESMAS yang di dapat dari desa. 2.1.3 Masalah
Psikologis Untuk melakukan kegiatan memasak sehari-hari keluarga
Men Merri masih menggunakan tungku berbahan bakar kayu bakar.
Mereka sebenarnya memiliki sebuah kompor gas, akan tetapi mereka
masih takut untuk menggunakannya. Selain itu juga, menurut mereka
penggunaan kompor gas akan menambah pengeluaran mereka sehari-hari
karena mereka mendapatkan kayu bakar dari kebun yang dimiliki
keluarga.2.2.Masalah PrioritasYang menjadi masalah prioritas
menurut penulis dari ketiga permasalahan tersebut adalah
permasalahan ekonomi. Masalah perekonomian adalah permasalahan
mendasar yang nantinya bisa mempengaruhi semua aspek kehidupan.
Permasalahan yang lain akan dapat diatasi jika masalah ekonomi
sudah dapat diatasi.
BAB IIIREALISASI PEMECAHAN MASALAH
3.1 KEGIATAN3.1.1.Masalah PerekonomianCara awal untuk mengatasi
permasalahan perekonomian keluarga Men Merri adalah dengan
memperbaiki cara pengelolaan pengeluaran uang keluarga. Dengan
mengurangi pengeluaran yang tidak perlu, dapat menjadi salah satu
perbaikan pengelolan keuangan keluarga. Selain itu juga,
menyisihkan uang lebih dari pendapatan juga dapat menjadi cara
perbaikan pengeleolaan keuangan. Uang yang disisihkan tersebut
digunakan sebagai tabungan apabila ada kebutuhan mendesak sehingga
keluarga Men Merri tidak perlu meminjam kepada rentenir. Selain itu
bisa juga dengan mengajarkan anak Men Merri, Messi untuk menabung
sejak dini.3.1.2. Masalah KesehatanTidak banyak yang bisa dilakukan
di dalam permasalahan kesehatan ini. Mungkin disini saya hanya bisa
mengingatkan keluarga Men Merri untuk penggunaan air rebus dalam
pembuatan loloh. Selain itu keluarga Men Merri juga perlu diberikan
pengetahuan lebih lanjut mengenai Tanaman Obat Keluarga (TOGA) agar
nantinya dapat mengobati penyakit yang dialami keluarga Men Merri.
Apabila keluarga Men Merri mengalami penyakit yang butuh penanganan
lebih lanjut, keluarga Men Merri bisa menggunakan kartu JAMKESMAS
yang didapat dari Desa untuk digunakan di Puskesmas Tabanan I yang
terletak di desa Sudimara. 3.1.3.Masalah Psikologis Untuk masalah
psikologis, yang bisa menjadi cara untuk mengurangi rasa ketakutan
untuk menggunakan kompor gas adalah dengan memberikan pemahaman
lebih lanjut mengenai penggunaan kompor gas. Keluarga Men Merri
perlu diajarkan cara memasang tabung gas yang baik sehingga
meminimalkan terjadinya risiko kebocoran gas. Selain itu juga perlu
diajarkan juga cara penanganan apabila keluarga Men Merri mengalami
kebocoran gas.
3.2.Agenda Kegiatan (termasuk JKEM)Adapun agenda kegiatan KK
Dampingan ini adalah dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan oleh kelompok mahasiswa KKN PPM VIII di Desa Pengotan
dimana untuk jadwal kunjungan ke keluarga dampingan minimal 15 kali
dalam sebulan yang setara dengan 90 jam kegiatan. Tapi karena
keterlambatan nama-nama KK Dampingan yang diberikan oleh Kepala
Dusun maka saya hanya bisa melaksanakan kunjungan tidak sampai 90
jam.
KEGIATANHARI x JAMJKEM
Survey dan Pengenalan2 x 412
Mencari Informasi Awal dan Masalah-Masalah yang Dihadapi4 x
416
Diskusi mengenai solusi atas masalah-masalah yang dihadapi10 x
330
Menata Lingkungan Rumah2 x 36
Membantu berburuh tani8 x 324
Memberikan sembako 1 x 22
Total JKEM90
BAB IVPELAKSANAAN KEGIATAN
4.1 Jenis Kegiatan4.1.1 WaktuAdapun waktu yang digunakan untuk
kegiatan KK Dampingan ini adalah termasuk ke dalam Jam Kerja
Efektif mahasiswa (JKEM) yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa
yaitu minimal 15 kali dalam sebulan yang setara dengan 90 jam
kegiatan.4.1.2 LokasiLokasi yang digunakan untuk melaksanakan
kegiatan KK Dampingan ini adalah sesuai dengan lokasi desa yang
telah ditentukan. Adapun lokasi desa yang dimaksud adalah Desa
Gubug, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan. Sedangkan secara
spesifik lokasi KK Dampingan dari keluarga Men Merri adalah di
Dusun/Banjar Gubug Baleran, Desa Gubug, Kecamatan Tabanan,
Kabupaten Tabanan4.1.3 PelaksanaanAdapun pelaksanaan kegiatan KK
Dampingan ini adalah dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan oleh kelompok mahasiswa KKN PPM VIII di Desa Gubug
dimana untuk jadwal kunjungan ke keluarga dampingan minimal 15 kali
dalam sebulan yang setara dengan 90 jam kegiatan.4.1.4 DampakAdapun
dampak yang diharapkan setelah pendampingan keluarga ini adalah
diharapkan keluarga Bapak I Wayan Raja dapat meningkatkan
kebersihan, pendapatan keluarga atau paling tidak dapat
meningkatkan pemahaman tentang pentingnya kebersihan, kesehatan,
keterampilan serta pendidikan sehingga dapat mengubah perilaku yang
mengarah pada kebaikan dalam taraf hidup keluarganya.
4.2 Daftar
KegiatanNo.WaktuLokasiPelaksanaanKegiatanHasilKendala
1.Senin 20 Februari 2012Rumah Kepala Dusun
Padpadan10.00-11.00Bertemu Kepala Dusun Padpadan untuk mencari data
KK miskin yang layak didampingiMengetahui KK dampingan
-
Dusun Padpadan11.00-14.00Survey KK dampingan di Dusun Padpadan
untuk mencari rumah KK dampingan sesuai dengan pembagian yang telah
ditetapkanMenemukan rumah KK dampingan, sesuai dengan pembagian
yang telah ditetapkan-
3.Rabu, 22 Februari 2012Rumah Bapak I Wayan Grudug16.00
18.00Kunjungan pertama ke KK dampingan, berkenalan dengan keluarga
Bapak I Wayan Grudug, serta sosialisasi program KK
dampinganMengakrabkan diri dengan keluarga Bapak I Wayan
Grudug-
4.Jumat, 24 Februari 2012Rumah Bapak I Wayan Grudug13.00
15.00Pendekatan sekaligus menanyakan kegiatan sehari-hari atau
pekerjaan KK dampinganBapak I Wayan Grudug sehari-hari bekerja
sebagai buruh tani, anak beliau juga bekerja sebagai buruh tani dan
buruh bangunan, istri Beliau tidak bekerja. Bila tidak ada proyek
yang meminta bantuan Bapak Wayan, maka beliau akan menganggur
5.Kamis, 1 Maret 2012Rumah Bapak I Wayan
Grudug10.00-13.00Mengamati pekerjaan I Wayan GrudugMengetahui
keseharian Pak I Wayan Grudug sebagai buruh tani dan memelihara
sapi milik keluarga dekat yang disebut ngadas.-
6.Jumat, 2 Maret 2012Kebun sekitar rumah Bapak I Wayan Grudug
15.00-18.00Mengamati pekerjaan anak dari I Wayan Grudug yaitu I
Wayan Madu.Mengetahui keseharian I Wayan Madu yang bekerja sebagai
buruh bangunan dan juga buruh tani.Terkadang tidak bekerja jika
tidak ada yang meminta bantuannya.
7.Sabtu, 3 Maret 2012Rumah Bapak I Wayan Grudug16.00
19.00Pendekatan sekaligus menanyakan kondisi ekonomi keluarga Bapak
I Wayan Grudug sekaligus pengeluaran-pengeluaran setiap
harinyaMengetahui kondisi ekonomi keluarga Bapak I Wayan
GrudugKondisi ekonomi keluarga Bapak Grudug terbilang kurang. Lebih
banyak pengeluaran daripada pendapatan. Pengeluaran dari I Wayan
Grudug sebagian besar digunakan untuk kebutuhan sehari-hari,
sosial, kesehatan, dan kerohanian.
Rumah Pemondokan20.00 22.00Membuat laporan KK dampinganMembuat
laporan kondisi ekonomi KK dampingan.-
8Minggu, 4 Maret 2012Balai Desa Pengotan09.00-12.00Mengajak I
Wayan Madu untuk mengikuti workshop kewirausahaan.Menumbuhkan
semangat dan minat untuk beriwirausaha.Tidak yakin untuk meminjam
modal dikarenakan takut tidak bisa mengembalikan uang tersebut.
9.Senin, 5 Maret 2012Rumah Bapak I Wayan Grudug11.00
13.00Menanyakan kondisi kesehatan KK dampinganDiketahui bahwa
Keluarga Bapak I Wayan Grudug telah memiliki JAMKESMASKeluarga
Bapak I Wayan Grudug telah memiliki JAMKESMAS, namun tetap membayar
biaya obat.
Ladang I Wayan Grudug13.00 15.00Membantu I Wayan Grudug
bertani--
10.Rabu, 7 Maret 2012Rumah Bapak I Wayan Grudug16.00
17.00Melanjutkan untuk menanyakan kegiatan sosial dan rohani
keluarga KK dampinganMengetahui kondisi sosial dan rohani Bapak I
Wayan GrudugKeluarga Bapak I Wayan Grudug membuat banten sendiri
untuk keperluan sehari-hari, selain itu bila ada hari-hari besar
atau upacara agama maka keluarga Bapak I Wayan Grudug membuat
banten dan membeli buah-buahannya serta perlengkapan banten.
15.00-16.00Membantu membersihkan halaman rumah I Wayan
Grudug.-
12.Kamis, 8 Maret 2012Rumah Bapak I Wayan
Grudug12.00-15.00Pendekatan dengan I Wayan Madu sekaligus
memberikan motivasi untuk berani mencoba berwirausaha.Tidak ada
keinginan dari I Wayan Madu untuk berwirausaha.I Wayan Madu tidak
berani meminjam uang karena takut tidak bisa mengembalikan uang
yang dipinjam.
Rumah Pemondokan23.00-24.00Membuat laporan KK dampinganMengetik
laporan KK dampingan-
13.Sabtu, 10 Maret 2012Rumah Bapak I Wayan
Grudug12.00-15.00Membantu I Wayan Grudug bertani
--
Rumah Pemondokan23.00 01.00Membuat laporan KK dampinganMengetik
laporan KK dampinganMelanjutkan pembuatan laporan KK dampingan.
14.Selasa, 13 Maret 2012Rumah Bapak I Wayan
Grudug16.00-18.00Membantu I Wayan Madu bertani-
18.00-20.00Pendekatan dengan keluarga I Wayan Grudug dan
menjelaskan tentang Tanaman Obat Keluarga (TOGA) - Tertarik untuk
menanam tanaman obat keluarga-
Rumah Pemondokan19.00 22.00Membuat laporan KK
dampinganMelanjutkan pembuatan laporan KK dampingan.-
15.Kamis, 15 Maret 2012Sawah Bapak I Wayan
Grudug10.00-12.00Pemecahan masalah perekonomian Bapak I Wayan
GrudugMenyarankan keluarga Pak I Wayan Grudug untuk berhemat dan
menambungkan uang jika terdapat uang sisa.-
13.00-15.00Membantu mengadas sapi--
Rumah Pemondokan19.00 21.00Membuat laporan KK dampinganMengetik
laporan KK dampinganMelanjutkan pembuatan laporan KK dampingan.
17.Jumat, 16 Maret 2012Rumah Bapak I Wayan
Grudug16.00-19.00Mengadakan perpisahan dengan Bapak I Wayan
GrudugMengucapkan terima kasih serta memberikan kenang-kenangan
kepada I Wayan Grudug-
BAB VPENUTUP
5.1 SimpulanKK Dampingan ini merupakan kategori RTM, melihat
pendapatan rata-rata harian keluarga ini hanya Rp 2.200.000
perbulan. KK Dampingan ini belum berani menggunakan kompor gas
walaupun sudah memilikinya. KK Dampingan ini memasak sehari-hari
menggunakan kayu bakar yang didapat dari kebun dan sisa limbah dari
pabrik tempat Men Merri bekerja.Kendala utama dalam KK Dampingan
ini adalah dalam hal permodalan.Keluarga ini sulit untuk membangun
dapur yang layak. Untuk meminjam kredit, kendala terbesar yang
dihadapi adalah kesulitan untuk mengembalikan kredit yang akan
dipinjam. 5.2 RekomendasiUntuk membantu mengembangkan usaha
keluarga ini, maka diperlukan suatu bantuan dalam hal
permodalan.Dalam hal ini, LPD sebagai lebaga non-keuangan yang
berbasis desa adat, diharapkan dapat memberikan bantuan berupa
pemberian kredit dengan bunga rendah.
Lampiran
Gambar 1 Rumah keluarga I Wayan Grudug
Gambar 2 Pendekatan dengan istri Ni Wayan Kerog istri I Wayan
Grudug
Gambar 3 Pendekatan dengan I Wayan Madu anak dari I Wayan
Grudug
Gambar 4 Membantu berburuh tani
Gambar 5 Membersihkan halaman rumah
21