ernak itik merupakan salah satu komoditi unggas yang mempunyai peran cukup penting sebagai Tpenghasil telur dan daging untuk mendukung ketersediaan protein hewani murah dan mudah didapat. Di Indonesia, itik umumnya diusahakan sebagai penghasil telur namun ada pula diusahakan sebagai penghasil daging. Peternakan itik didominasi oleh peternak dengan sistem pemeliharaan yang masih tradisional di mana itik digembalakan di sawah atau di tempat-tempat yang banyak airnya, namun dengan cepat mengarah pada pemeliharaan secara intensif yang sepenuhnya terkurung. Populasi itik di Jawa Barat pada tahun 2007 sebanyak 6.534.753 ekor meningkat menjadi 7.962.095 ekor di tahun 2008. Meskipun populasi itik meningkat namun belum cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan daging itik dan ini menjadi peluang bagi peternakan itik pedaging. Keuntungan penggemukan itik • Pemeliharaan itik potong hanya membutuhkan waktu 2 - 3 bulan (bobot 1 kg). • Usaha berbasis sumber daya lokal (bibit itik, pakan, dan peralatan) dapat diperoleh dari daerah sendiri. • Pada sistem pemeliharaan intensif (itik dipelihara di dalam kandang) tenaga kerja relatif sedikit. • Sistem tradisional (itik diangon) di daerah persawahan, sungai atau rawa. Jenis-jenis itik potong/pedaging: • Itik Muskovy (Entok atau itik manila), berat tubuh bisa mencapai 3- 3,5 kg/ekor, daya mengeram baik. • Itik Branti, persilangan entok betina dengan itik lokal (itik alabio atau itik tegal), berat tubuh dapat mencapai 2,5-3 kg. • Itik Peking, berat tubuhnya bisa mencapai 4,5-5 kg/ekor. Persyaratan memilih itik jantan meri (DOD) 1- 7 hari yang baik sebagai itik potong antara lain: bobot minimal PENDAHULUAN Ukuran kandang (daya tampung): Bangunan lain yang disesuaikan d e n g a n kebutuhan antara lain gudang pakan, gudang peralatan, gudang penyimpanan obat, kandang isolasi itik sakit, tempat pemusnahan itik yang mati, bak dan saluran pembuangan limbah. Sanitasi, meliputi kebersihan kandang, kebersihan peralatan kandang, kebersihan pakan (kualitas pakan), dan juga pengelolanya. Kandang sebaiknya tidak lembab, kotoran itik dan sisa pakan tidak sampai menumpuk sehingga menyebabkan bau. Usaha sanitasi: • Memberi alas jerami atau serasah (litter), di samping mampu menyerap air bisa juga menjaga suhu itik. Tanah sekitar kandang sebaiknya tanah berpasir. • Merancang dan mendesain kandang sedemikian rupa agar sinar matahari bisa masuk ke dalam kandang. PAKAN alam hal pakan yang digunakan untuk itik pedaging belum memiliki standar mutu pakan D(SNI), maka untuk kebutuhan pakan itik pedaging yang berumur 1-21 hari dapat menggunakan pakan starter itik petelur dengan SNI Nomor 01-3908-2006. Untuk kebutuhan itik finisher dipergunakan pakan itik petelur dara (Duck Grower) sesuai dengan SNI Nomor 01- 3909-2006. Dari SNI tersebut kandungan gizi pakannya dapat dilihat pada Tabel berikut: Sumber Pakan: Karbohidrat: dedak/bekatul, sagu, nasi kering, ampas ketela, ampas tahu, jagung, remahan roti, sorghum, gandum, aneka jenis lemak. Pemberian Dedak/bekatul yang diberikan dalam ransum berguna untuk menambah nafsu makan itik. okasi tidak bising dan sejuk, idealnya 250 m dari pemukiman, memiliki sumber air untuk Lmenunjang kebutuhan itik setiap hari. Kontruksi kandang kuat dari bahan murah dan baik seperti bambu, dinding kandang bisa dari bahan kayu, dan atap menggunakan genteng atau asbes. Model kandang itik potong Model Kandang Terkurung PEMILIHAN BIBIT PERKANDANGAN DAN SANITASI 40 gram, tubuh tegap, mata jernih, nafsu makan besar, kaki kokoh, tidak cacat, tidak buta, bulu bersih dan kering, bebas dari penyakit unggas seperti Avian Influenza (AI) Fowl cholera; Fowl pox; Avian chlamydiasis; Salmonellosis dan penyakit lainnya. Gambar dari harimurtiana070707.wordpress.com Meri/Anak (1-8 mg) % Dara (8-24 mg) %