Pendahuluan Peningkatan areal tanam menjadi salah satu kunci peningkatan produksi kedelai. Perluasan areal tanam ke lahan salin dapat menjadi alternatif pengembangan kedelai. Lahan tersebut mengandung garam terlarut tinggi yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman kedelai. Salinitas adalah salah satu bentuk cekaman abiotik yang mengancam keberlanjutan pertanian hampir semua negara di dunia, termasuk Indonesia. Peningkatan salinitas tanah dapat terjadi dari hasil pelapukan batuan induk tanah, proses salinisasi, intrusi air laut, penggunaan pupuk kimia berlebihan, pengairan intensif dengan air yang mengandung garam, pembukaan hutan, serta pencemaran bahan kimia. Tanah dikategorikan salin apabila mempunyai konduktivitas/daya hantar listrik (electrical conduct- ivity, EC atau DHL) dari ekstrak pasta tanah jenuh (ECe) >4 dS/m (mmho/cm) setara dengan 40 mM NaCl per liter serta persentase Natrium dapat ditukar <15%. Data FAO (2014) menunjukkan bahwa lebih dari 800 juta hektar (lebih dari 6%) lahan pertanian di dunia telah dipengaruhi oleh garam (tanah salin dan sodik). Lahan salin di Indonesia diperkirakan seluas 440.300 ha, dan akan terus bertambah luas akibat dampak pe- manasan global. Klorosis pada tepi daun, mirip gejala kekahatan Kalium (K). Pengaruh Salinitas terhadap Tanaman Kedelai Cekaman salinitas berpengaruh negatif terhadap terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai karena rendahnya potensial osmotik larutan tanah, ketidakseimbangan unsur hara, pengaruh ion spesifik, dan kombinasi dari faktor-faktor tersebut. Kadar garam tanah yang tinggi berpengaruh terhadap fisiologi dan biokimia tanaman hingga ke tingkat molekuler ta- naman. Akumulasi ion Na dan Cl pada konsentrasi meracun menyebabkan daun berwarna kuning/klo- rosis, nekrosis serta tepi daun mengering dan mengulung. Kedelai termasuk tanaman yang agak peka terhadap cekaman salinitas. Pada cekaman salinitas berat terjadi perontokan daun, bunga serta kegagalan pengisian polong bahkan kematian tanaman. Ambang batas salinitas untuk kedelai adalah 5,0 dS/m. Hasil kedelai turun 20% pada DHL tanah 4,0 dS/m, dan turun 50% pada 7,5 dS/m dari kondisi normal. Perkecambahan terhambat dan bahkan gagal berkecambah (dari kiri ke kanan DHL air berturut-turut 0,5; 4; 7; 10; 13; dan 15 dS/m). Gejala Visual Akibat Salinitas pada Tanaman Kedelai Tepi daun menggulung ke atas sehingga seperti mangkuk. Calon varietas unggul kedelai (GH K13) pada lahan salin di Lamongan (DHL 10-15 dS/m) dapat menghasilkan 1,3 t/ha.