P engelolaan Tanaman dan sumberdaya Terpadu (PTT) adalah suatu pendekatan budidaya yang mengutamakan pengelolaan tanaman, lahan, air dan OPT secara terpadu PENDAHULUAN Pengelolaan tanaman terpadu jagung dari aspek budidaya dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: Populasi tanaman anjuran 66.600 per ha, yaitu dengan menanam jarak 75 cm x 20 cm (1 biji/ lubang) atau 75 cm x 40 cm (2 biji/ lubang). Pada wilayah dengan periode hujan panjang dianjurkan menanam jagung jenis hibrida atau jenis komposit unggul yang sesuai dengan referensi konsumen. Varietas unggul hasil Badan Litbang pertanian: Varietas Komposit: Lagaligo, Gumarang, Kresna, Lamuru, Palakka, Sukmaraga, Srikandi Kuning-1, Srikandi Putih-1, Anoman-1; (2) Varietas Hibrida: Semar-3, Semar-4, Semar-5, Semar-6, Semar-7, Semar-8, Semar-9, Semar-10, Bima- 1, Bima-2, Bantimurung, Bima-3 Bantimurung. Benih yang ditanam harus bermutu tinggi dengan daya kecambah tidak kurang dari 95%. Sebelum ditanam, benih dicampur dengan fungisida dengan takaran 2 g/kg benih. Agar dapat tercampur merata, fungisida dibasahi terlebih dahulu dengan air sebanyak 10 ml untuk setiap 2 g . Kebutuhan benih untuk 1 ha lahan berkisar antara 15-20 kg. (1) Metalaksil Metalaksil Pemilihan Varietas dan Benih Bermutu. Populasi Tanaman pantulan cahaya. Daun diletakakkan diatas BWD. Bandingkan warna daun dengan skalawarna BWD. Rata-ratakan nilai warna dari daun yang diamati. Tambahkan pupuk Urea berdasarkan BWD Bahan organik diberikan saat tanam sebagai penutup benih sebanyak 25 – 50 g/lubang atau setara 1,5 – 3,0 t/ha. Pada lahan kering di musim hujan, perlu dibuat saluran drainase pada saat pembumbunan. Pada lahan sawah di musim kemarau dan lahan sawah tadah hujan, pengairan tanaman mutlak diperlukan. Tabel 2. Hama lalat bibit, penggerek batang, dan penggerek tongkol disemprot insektisida karbofuran. Penyakit bulai dikendalikan dengan perlakuan benih (benih dicampur fungisida 2g/kg benih). Metalaksil Penyiangan pertama umur 14-20 HST, penyiangan kedua tergantung kondisi gulma, dilakukan secara manual atau herbisida kontak Paraquat 1,0-1,5 l/ha. PENGELOLAAN IRIGASI PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT PENGENDALIAN GULMA PENANAMAN PEMUPUKAN Pada lahan datar sampai berombak, penanaman dianjurkan menggunakan alat tanam ATB-2R Balitsereal (ditarik hand traktor). Alat tanam ini menanam benih dengan jarak 75 cm x 40 cm, 2 biji/lubang. Penanaman dapat juga dilakukan dengan system alur yang dibuat dengan bajak singkal. Benih diletakkan dalam setiap alur (jarak antar alur 75 cm, dalam alur 40 cm), 2 biji/lubang dan benih ditutup pupuk kandang. Penanaman juga dapat dilakukan menggunakan tugal kayu secara konvensional pada lahan sempit. Prinsip utama pemupukan adalah porsi pupuk seimbang sesuai fase pertumbuhan (Tabel 1). Tabel 1. Jenis dan Takaran Pupuk KOMPONEN TEKNOLOGI DASAR Tahapan pengamatan hara N pada tanaman jagung dengan Bagan Warna Daun (BWD) : Pada umur 7-10 HST dan 28-30 HST, tanaman dipupuk sesuai Tabel 1. Umur 40-45 HST, dilakukan pengamatan hara N pada daun ke-3 dari atas. Lindungi daun dari sinar matahari agar tidak terganggu w w 1) Hanya diberikan jika dari hasil analisis tanah kekurangan unsur Sulfur (S). 2) Takaran dapat berubah sesuai hasil analisis tanah atau rekomendasi setempat. 3) Jika menggunakan pupuk majemuk, takaran N, P, dan K disetarakan