BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini aktivitas manusia cenderung meningkat dan padat, disisi lain peningkatan aktivitas tersebut membawa dampak yang baik berupa peningkatan pendapatan, disisi lainnya menimbulkan kepenatan fisik dan pikiran sehingga manusia cenderung membutuhkan hiburan untuk mengurangi stress akibat beban kerja yang terus meningkat. Play Station sebagai salah satu jenis hiburan yang digemari oleh banyak kalangan, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa tumbuh dan berkembang seperti jamur di musim hujan. Semakin banyaknya rental-rental Play Station yang bermunculan mambuat konsumen semakin mudah memilih tempat rental Play Station yang cocok buat mereka. Konsep penyewaan rental Play Station selama ini didasari oleh pengesetan jam secara manual atau pengesetan timer di televisi. Sehingga jika waktu yang telah diset telah terlampau maka televisi akan standby. Memang cara seperti ini yang banyak dipakai pada rental-rental Play Station karena dengan cara ini maka pemilik rental tidak perlu keluar biaya tambahan untuk membeli alat control. Kelemahan dari sistem ini adalah penyedia jasa rental harus selalu mengeset ulang setiap kali ada orang yang akan menyewa Play Station. Disamping itu, tidak adanya laporan keuangan atau bukti atas penggunaan
36
Embed
PENDAHULUAN - digilib.umg.ac.iddigilib.umg.ac.id/files/disk1/9/jipptumg--samsulhadi-413-1-bab1-3.pdf · memilih tempat rental Play Station yang cocok buat mereka. Konsep penyewaan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dewasa ini aktivitas manusia cenderung meningkat dan padat, disisi
lain peningkatan aktivitas tersebut membawa dampak yang baik berupa
peningkatan pendapatan, disisi lainnya menimbulkan kepenatan fisik dan
pikiran sehingga manusia cenderung membutuhkan hiburan untuk
mengurangi stress akibat beban kerja yang terus meningkat.
Play Station sebagai salah satu jenis hiburan yang digemari oleh
banyak kalangan, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa tumbuh dan
berkembang seperti jamur di musim hujan. Semakin banyaknya rental-rental
Play Station yang bermunculan mambuat konsumen semakin mudah
memilih tempat rental Play Station yang cocok buat mereka.
Konsep penyewaan rental Play Station selama ini didasari oleh
pengesetan jam secara manual atau pengesetan timer di televisi. Sehingga
jika waktu yang telah diset telah terlampau maka televisi akan standby.
Memang cara seperti ini yang banyak dipakai pada rental-rental Play Station
karena dengan cara ini maka pemilik rental tidak perlu keluar biaya
tambahan untuk membeli alat control.
Kelemahan dari sistem ini adalah penyedia jasa rental harus selalu
mengeset ulang setiap kali ada orang yang akan menyewa Play Station.
Disamping itu, tidak adanya laporan keuangan atau bukti atas penggunaan
2
berapa lama Play Station telah digunakan. Kelemahan lainnya adalah bila
ada pemodal yang ingin berinvestasi dibidang ini dan menginginkan ada
pihak lain yang menjaga usaha tersebut maka agar laporan keuangannya
benar sehingga perlu disetting laporan keuangan berdasarkan penggunaan
Play Station secara otomatis.
Melihat kenyataan yang ada muncul ide dalam tugas akhir ini untuk
membuat Billing Controller Play Station yang diharapkan dapat membantu
pengelola usaha rental mengetahui record transaksi penggunaan Play Station
bahkan dapat mematikan secara otomatis bila waktu sewa telah habis serta
di lengkapi dengan fasilitas pencetakan. Hal ini didasari konsep kemudahan
pengoperasian dan juga keakuratan data yang dihasilkan.
1.2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana membuat
sistem control Play Station secara otomatis yang dapat mencatat penggunaan
Play Station beserta jumlah uang yang diperoleh secara real time (tepat
waktu).
1.3. Tujuan
Tujuan dari skripsi ini adalah membuat Prototype Billing Controller untuk
Play station.
3
1.4. Manfaat
Manfaat dari pembuatan Prototype Billing Controller untuk Play station
adalah :
1. Membantu meringankan pengelolah usaha rental Play Station untuk
melakukan setting yang biasanya dilakukan berulang ulang.
2. Membuat laporan keuangan secara detail, benar dan tepat waktu.
3. Memberi konsep dan pandangan, bagaimana mengintegrasikan antara
software dan hardware dengan menggunakan teknik interfacing serta
database.
1.5. Sistematika Pembahasan
Pada tugas akhir ini, pembahasan masalah dibedakan menjadi 5 bab
sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan yaitu pembahasan tentang latar belakang
penulisan, tujuan penulisan, manfaat, metodologi, sistematika penulisan.
Bab II tentang tinjauan pustaka yang membahas proses pembuatan
Billing controller untuk Play Station yang meliputi sejarah Play station,
Interfacing, Paralel Port, Switching Transistor dan Data Base.
Bab III tentang metodologi dan perencanaan pembuatan Billing
Controller untuk Play Station dari teori yang telah dipaparkan sampai
kebutuhan Software dan Hardware, serta menjelaskan hasil analisis yang
didapat.
4
Bab IV membahas tentang implementasi dan pengujian Billing
Controller untuk Play Station yang telah dibuat.
Bab V penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Play Station
2.1.1. Sejarah Play Station
Play Station adalah konsol permainan grafis dari era 32-bit. Pertama
kali di produksi oleh Sony sekitar tahun 1900. Play Station diluncurkan
perdana di Jepang pada 3 Desember 1994, di Amrika Serikat 9 September
1995. Play Station menjadi sangat terkenal sehingga membentuk
“Generasi Play Station”. Dari sekian banyak game Play Station, beberapa
yang terkenal adalah: Tomb Raider, wip Eout, Gran Turismo, Crash
Bandicoot, Spyro, dan seri metal Gear Solid. Pada 18 Mei 2004 , Sony
telah memproduksi 100 juta Play Station dan PS one ke seluruh dunia.
Pada Maret 2004, sebanyak 7.300 judul telah tersedia dengan jumlah
akumulasi 949 juta. [www.wikipedia.org]
2.1.2. Varian
Sony telah memproduksi konsol yang lebih baru dan telah dirancang
ulang, bernama PSOne, dengan bentuk yang lebih kecil dan dinamis. Play station
asal sering disingkat dengan “PSX”, kode nama dari sistem yang tidak
dikembangkan. Ketika sistem baru yang sebelumnya dinamakan [PSX]
diperkenalkan oleh Sony (versi upgrade dari Play Station 2 sudah termasuk
penulis DVD, sebuah hard drive, dan perekam video digital). Play Station
6
sekarang disingkat menjadi “PS1” atau “PSOne”, beberapa yang masih
menyingkatnya dengan “PSX”.
Sebuah versi dari Play Staion yang disebut sebagi Net Yaroze juga dibuat,
dan lebih mahal dibandingkan dengan Play Staion, berwarna hitam bukan abu-
abu, dan yang terpenting : terdapat peralatan dan panduan yang memungkinkan
pengguna untuk melakukan pemograman permainan Play Station dan aplikasinya
tanpa memerlukan adanya paket pengembangan (developer suite), yang tentunya
jauh lebih mahal dari harga sebuah Play Station. Bagaimanapun, Net Yaroze juga
unik karena ia adalah satu-satunya jenis resmi Sony Play Station yang tidak
memiliki regional lockout: Net Yaroze dapat menjalankan seluruh permainan dari
sebuah teritori.
Versi lainnya dikenal dengan “blue Console” juga tersedia bagi game
developer. Blue Console memiliki RAM ganda (4 Megabyte) dan papan
pengemulasi (emulator) CD-ROM yang tergabung ke komputer PC. Blue Console
juga mampu menjalankan permainan yang masih dalam tahap pengembangan
yang tidak memiliki region coding (dan biasanya ditolak oleh Play Station
normal).
Pemasangan modchip memungkinkan pengembangan kemampuan Play
Station. Hal tersebut membuat copy ilegal dari permaina menjadi bisa digunakan,
demikian juga permainan dari negara lain. Sejak adanya modchips yang bisa
memainkan game yang direkam dalam CD-ROM biasa, timbullah gelombng
kemunculan permainan yang dibuat secara tidak resmi dari sony, yang
menggunakan kompilasi gratis.
7
2.1.3. Suksesor
Suksesor sony untuk Play Station adalah Play Station 2, yang juga
kompatibel dengan pendahuluannya, yang memungkinkan penggunaan
permainan Play Station tanpa perlu adanya perubahan. Hal ini
dimungkinkan dengan pemasangan beberapa bagian penting dari PSOne
kedalam rancangan Play Station 2, jadi pembeli mendapatkan 2 sistem
dengan harga satu sistem. Seperti halnya emolator masa kini, Play Station
2 dapat mengemulasikan permainan Play Station dan bahkan dapat
mengubah beberapa faktor untuk menjalankan permainan dengan lebih
baik. Play Station 2 memiliki prossesor khusus yang dikenal denagn
Emotion Engine yang dikembangkan oleh sony.
Play Station 2 adalah konsol video game kedua dari sony, setelah
Play Station. Pengembangan diumumkan pada April 1999, dan diedarkan
pertama kali di Jepang pada 4 maret 2000. Versi AS dilepas pada 26
Oktober 2000.di tahun pertama Play Station 2 mengalami penjualan yang
relatif sedikit, namun saat ini telah tumbuh menjadi konsol game paling
populer dengan terjualnya 90 juta unit.
2.2. Interfacing
2.2.1 Pengertian Interfacing
Interfacing merupakan antar muka atau penghubung antara dua atau lebih
peralatan agar keduanya bisa berkomunikasi.
8
2.2.2. Jenis Interfacing
Secara umum menurut William Botton (2003) interfacing dibagi 2 yaitu :
1. Serial Interfacing
Yaitu komunikasi data yang dilakukan secara serial, artinya
informasi data dikirim dalam bit per bit. Sehingga apabila dalam
sebuah word 8 bit hendak dikirim, maka kedelapan bitnya akan dikirim
satu persatu secara berturut-turut melalui sebuah kabel.
Serial port atau lebih dikenal Com port merupakan port yang dapat
digunakan untuk berkomunikasi dengan perangkat luar. Bentuk com
port seperti telihat pada gambar berikut ini :
Gambar 2.1 Pin Serial Port
Tabel 2.1. Signal Serial Port.
D-Type-9 Pin No. Abbreviation Full Name
Pin 1 CD Carrier Detect
Pin 2 RD Receive Data
Pin 3 TD Transmit Data
Pin 4 DTR Data Terminal Ready
9
Pin 5 SG Signal Ground
Pin 6 DSR Data Set Ready
Pin 7 RTS Request To Send
Pin 8 CST Clear To Send
Pin 9 RI Ring Indicator
2. Pararel Interfacing
Yaitu komunikasi data yang dilakukan secara paralel, artinya informasi yang
membentuk sebuah word akan secara bersamaan melalui kabel-kabel paralel.
Port yang satu ini, dipastikan selalu ada pada setiap komputer.
Tercermin dari namanya, saat ini parallel port lebih banyak
dimanfaatkan untuk urusan pencetakan data. Sebenarnya, port inipun
bisa dimanfaatkan untuk hal lain, karena memiliki jalur input/output
(I/O) data. Pada port ini terdapat 25 pin. Tata-letak dari ke-dua puluh
lima pin (D-type 25-female) parallel printer port, diperlihatkan dalam
Gambar 2.3 (www.geocities.com/visiweb)
10
Gambar 2.2 Tata-Letak Pin Parallel Port
Adapun tabel signal dan fungsi dari setiap pin pada parallel port,
terlihat pada tabel 2.2. adalah sebagai berikut :
Pin 2 s/d 9 (Data D0-D7) berfungsi sebagai output, yang selanjutnya dapat
dimanfaatkan untuk mengirim data ke peralatan luar.
Pin 10 s/d 13 dan pin 15 (Status S3-S7) berfungsi sebagai input, yang
dapat dijadikan untuk mendeteksi status peralatan luar.
Pin 1, 14, 16 dan 17 (Control C0 – C3) berfungsi sebagai pengontrol, pin
ini bisa dikondisikan sebagi input maupun output.
Pin 18 – 25 adalah ground.
Untuk lebih jelasnya berikut disajikan table signal dan fungsi dari parallel
port
Tabel 2.2. Signal dan Fungsi Parallel Port.
11
Pada beberapa pin pararel port ini terdapat Bar (Garis a
Pada beberapa pin pararel port ini terdapat Bar (Garis atas) yang
mempunyai arti, bahwa pin tersebut bersifat inverting, artinya jika
logika pada komputer tersebut High (1) maka pada pin tersebut akan
berlogika Low (0). Begitu juga sebaliknya, jika logika komputer Low (0)
maka logika pada pin tersebut akan high (1). Diantara pin – pin
tersebut yang bersifat inverting adalah: pin 1, 11, 14 dan 17.
Semua peralatan Input dan Output komputer mempunyai alamat
(Address) sendiri yang bersifat unik. Alamat ini sangat berguna bagi
komputer untuk bisa mengenali dan menyediakan resources buat
periperalnya, alamat – alamat tersebut secara default telah
ditentukan dan telah dikonfigurasikan sedemikian rupa oleh
komputer.
Alamat paralel port dapat dilihat melalui klik kanan my komputer