BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Apa yang kita lakukan untuk membedakan larutan elektrolit dengan larutan non elektrolit ? Pernahkah kita menguji daya hantar listrik suatu larutan ? Daya hantar listrik tersebut dapat dilihat dari menyala atau tidaknya lampu yang digunakan pada alat uji. Jika pada pengujian tersebut ternyata lampunya menyala, hal itu menunjukkan larutan tersebut bersifat elektrolit. Salah satu larutan yang bersifat elektrolit yang kita sudah faham pada umumnya adalah garam dapur (NaCl). Bagaimana jika pada saat percobaan lampunya tidak menyala ? larutan NaCl dapat terurai menjadi Na+ dan Cl-. Perubahan Na menjadi ion Na+ mengalami oksidasi karena melepaskan satu electron, sedangkan ion Cl menjadi Cl- mengalami reduksi karena melepaskan satu electron. Pada materi kali ini akan diuraikan lebih lanjut tentang larutan elektrolit dan larutan non elektrolit serta pembahasan mengenai sifat –sifat , contoh dan penerapannya, agar kita dapat memahami bagaimana sifat larutan elektrolit dan sifat larutan non elektrolit serta memahami konsep dari larutan elektrolit dan sifat larutan non elektrolit. I.2 Tujuan Tujuan dari pmbuatan makalah ini adalah :
23
Embed
Pendahuluan Larutan file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Apa yang kita lakukan untuk membedakan larutan elektrolit dengan larutan non elektrolit ? Pernahkah kita
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Apa yang kita lakukan untuk membedakan larutan elektrolit dengan larutan non elektrolit ?
Pernahkah kita menguji daya hantar listrik suatu larutan ? Daya hantar listrik tersebut dapat dilihat
dari menyala atau tidaknya lampu yang digunakan pada alat uji. Jika pada pengujian tersebut
ternyata lampunya menyala, hal itu menunjukkan larutan tersebut bersifat elektrolit. Salah satu
larutan yang bersifat elektrolit yang kita sudah faham pada umumnya adalah garam dapur (NaCl).
Bagaimana jika pada saat percobaan lampunya tidak menyala ? larutan NaCl dapat terurai menjadi
Na+ dan Cl-. Perubahan Na menjadi ion Na+ mengalami oksidasi karena melepaskan satu electron,
sedangkan ion Cl menjadi Cl- mengalami reduksi karena melepaskan satu electron.
Pada materi kali ini akan diuraikan lebih lanjut tentang larutan elektrolit dan larutan non
elektrolit serta pembahasan mengenai sifat –sifat , contoh dan penerapannya, agar kita dapat
memahami bagaimana sifat larutan elektrolit dan sifat larutan non elektrolit serta memahami konsep
dari larutan elektrolit dan sifat larutan non elektrolit.
I.2 Tujuan
Tujuan dari pmbuatan makalah ini adalah :
a. Agar mahasiswa mampu memahami sifat-sifat larutan elekrolit dan non elektrolit.
b. Agar mahasiswa mampu memahami sifat-sifat dan pentingnya larutan elekrolit.
I.3 Manfaat
Diantara berbagai manfaat dari penulisan karya ilmiah ini adalah agar pemakalah dan
pembaca dapat menambah wawasannya mengenai larutan elektrolit dan non elektrolit mengenai
sifat – sifatnya dan pentingnya larutan lektrolit untuk kehidupan kita. Dengan demikian, dari kita
yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang kurang mengerti menjadi mengerti, dan kurang paham
menjadi paham dan snantiasa mengamalkan ilmu ini secara praktik ke kehidupan sehari – hari.
I.4 Pembatasan Masalah
a. Maksud/arti dari larutan elektrolit dan non elektrolit
b. Sifat – sifat dari larutan elektrolit dan non elektrolit
c. Pentingnya larutan elektrolit
d. Contoh larutan yang termasuk kedalam larutan elektrolit dan non elektrolit.
I.5 Perumusan Masalah
a. Apa pengertian dari larutan elektrolit dan non elektrolit ?
b. Bagaimana sifat – sifat dari larutan elektrolit dan non elektrolit ?
c. Apakah larutan elektrolit penting untuk kehidupan kita ?
d. Apa sajakah contoh larutan yang termasuk kedalam larutan elektrolit dan non elektrolit ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pendahuluan Larutan
Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat
yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang
jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi
zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses
pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.
Contoh larutan yang umum dijumpai adalah padatan yang dilarutkan dalam cairan, seperti
garam atau gula dilarutkan dalam air. Gas juga dapat pula dilarutkan dalam cairan, misalnya karbon
dioksida atau oksigen dalam air. Selain itu, cairan dapat pula larut dalam cairan lain, sementara gas
larut dalam gas lain. Terdapat pula larutan padat, misalnya aloi (campuran logam) dan mineral
tertentu.
Konsentrasi
Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di
dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan
jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut.
Contoh beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal, dan bagian per juta (part per million,
ppm). Sementara itu, secara kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan sebagai encer
(berkonsentrasi rendah) atau pekat (berkonsentrasi tinggi).
Pelarutan
Molekul komponen-komponen larutan berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur.
Pada proses pelarutan, tarikan antarpartikel komponen murni terpecah dan tergantikan dengan
tarikan antara pelarut dengan zat terlarut. Terutama jika pelarut dan zat terlarut sama-sama polar,
akan terbentuk suatu sruktur zat pelarut mengelilingi zat terlarut; hal ini memungkinkan interaksi
c. Larutan garam (zat yang terbentuk dari reaksi antara asam dan basa), contohnya adalah: Natrium klorida/garam dapur : NaCl Ammonium clorida : NH4Cl Ammonium sulfat : (NH4)2SO4 Calcium diklorida : CaCl2
2. Berdasarkan jenis ikatan:
Senyawa ion (senyawa yang terbentuk melalui ikatan ion), contohnya adalah: NaCl, CaCl2, AlCl3, MgF2, LiF (sebagian besar berasal dari garam)
Senyawa kovalen polar (senyawa melalui ikatan kovalen yang bersifat polar/memiliki perbedaan keelektronegatifan yang besar antar atom), contohnya adalah: HCl, NaOH, H2SO4, H3PO4, HNO3, Ba(OH)2 (berasal dari asam dan basa)
BAB IV
PENUTUP
IV. 1 Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan makalah ini adalah :1. Larutan adalah campuran homogen (serbasama) terdiri dari zat terlarut (jumlahnya sedikit) dan
zat pelarut (jumlahnya banyak).
solute (zat terlarut): zat yang berperan sebagai terlarut dalam jumlah sedikit
solvent (zat pelarut): zat yang berperan sebagai pelarut dalam jumlah banyak
2. Berdasarkan daya hantar listrik, ditandai dengan lampu nyala, redup dan tidak menyala dan
didapatkan gelembung gas pada elektroda disebut larutan elektrolit. Sedangkan larutan non
elektrolit akan didapatkan lampu tidak menyala dan tidak ada gelembung gas.
3. Larutan elektrolit dapat menghantarkanlistrik karena terjadi proses ionisasi sedangkan larutan
non elektrolit tidak terjadi proses ionisasi (proses ionisasi atau reaksi kimia : proses terbentuknya
ion positif dan negatif dari suatu zat yang dilarutkan ke dalam air).
4. Larutan elektrolit dapat dibedakan menjadi elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Adanya larutan
elektrolit kuat ditandai dengan gelembung gas banyak dan lampu nyala terang. Sedangkan elektrolit
lemah gelembung sedikit dan lampu nyala redup atau bahkan tidak menyala. Kelompok larutan
elektrolit : larutan garam, cuka dapur, asam klorida, air accu, air hujan, air kali dan air sumur.
Kelompok larutan non elektrolit : larutan urea, larutan gula, larutan alkohol.
5. Elektrolit ditinjau dari jenis ikatan, didapatkan senyawa ion, yang berikatan dan
senyawa kovalen polar yang berikatan kovalen polar.