Top Banner
INDUSTRI PETROKIMIA
88

Pendahuluan Industri Petrokimia

Jan 31, 2016

Download

Documents

lisaariyanti

materi petrokimia
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pendahuluan Industri Petrokimia

INDUSTRI PETROKIMIA

Page 2: Pendahuluan Industri Petrokimia

BAHAN BAKU PETROKIMIA

Bahan baku yang berasal dari kilang minyak : Fuel gas Gas propane dan butane Mogas Nafta Kerosin/ minyak tanah Gas oil Fuel Oil Short residue/ waxy residue

Kilang Minyak : Kilang Minyak Cilacap, Balongan, Dumai, Musi, Balikpapan, dll

Page 3: Pendahuluan Industri Petrokimia

BAHAN BAKU PETROKIMIA

Bahan baku yang berasal dari lapangan gas bumi : Metana (CH4 Etana (C2H6) Propana (C3H8) Butana (n-C4H10) Kondensat (C5H12 – C11H24)

Sumur Gas : Lapangan Gas Arun (LNG, pupuk urea dan

ammonia) Lapangan Gas Badak/ Bontang (LPG, pupuk urea,

ammonia, dan LNG) Lapangan lainnya, seperti Lapangan Gas Natuna

Page 4: Pendahuluan Industri Petrokimia

Cara-Cara Mendapatkan Bahan Baku Industri Petrokimia

Gas Metana (CH4) Dari pengeboran gas di lapangan. Gas metana dari kilang BBM (off gases) dijadikan gas buangan

Gas Etana (C2H6) Dari lapangan gas bumi

Gas Etilena (C2H4) Cracking gas etana, nafta dan kondensat.

Gas Propana (C3H8) Absorpsi dan ekstraksi.

Gas Propilena (C3H6) Cracking gas etana, propane, nafta dan kondensat.

Page 5: Pendahuluan Industri Petrokimia

Cara-Cara Mendapatkan Bahan Baku Industri Petrokimia

Gas Butana (n-C4H10) Ekstraksi dan absorpsi.

Kondensat (C5H12 – C11H24) Ekstraksi dan absorpsi. Selain itu, juga dapat diperoleh dari kilang BBM.

Benzena, Toluena dan Xilena (BTX Aromatik) catalytic reforming.

Nafta (C6H14 – C12H26) Proses distilasi. Kerosin (C12H26) Distilasi atmosferik. Short Residue/ waxy residue

Page 6: Pendahuluan Industri Petrokimia

PRODUK-PRODUK PETROKIMIA

Industri petrokimia dibagi menjadi dua bagian besar :

Industri Petrokimia Hulu (upstream petrochemical) Masih berupa produk dasar (produk primer) dan produk antara (produk setengah jadi)

Industri Petrokimia Hilir (downstream petrochemical Berupa produk akhir dan atau produk jadi

Page 7: Pendahuluan Industri Petrokimia

Berdasarkan proses pembentukan dan pemanfaatannya, produk petrokimia dibagi menjadi empat jenis :

Produk Dasar : gas CO dan H2 sintetik, etilena, propilena, butadiene, benzene, toluene, xilena dan n-parafin.

Produk Antara : ammonia, methanol, carbon black, urea, etanol, etil klorida, cumene, propilen oksida, butyl alkohol, isobutilen, nitrobenzene, nitrotoluena, PTA (Purified Terepthalic Acid), TPA (Terepthalic Acid), DMT (Dimethyl terepthalate), kaprolaktam, LAB (Linear Alkyl Benzene), dll.

Produk Akhir : urea, carbon black, formaldehida, asetilena, polietilena, polipropilena, poli vinil klorida, polistirena, TNT (Trinitrotoluena), polyester, nilon, poliuretan, LAB sulfonat, dll.

Produk Jadi : barang-barang yang banyak dipakai sehari-hari di rumah tangga.

Page 8: Pendahuluan Industri Petrokimia

Jalur Pembuatan Produk Petrokimia

Jalur gas sintesisJalur OlefinJalur aromatic

Page 9: Pendahuluan Industri Petrokimia

1. Jalur Gas Sintetik, Amonia dan Carbon Black

Reaksi steam reforming untuk pembuatan ammonia. 2 CH4 + O2 + 2 H2O + N2 2 CO2 + 4 NH3

Reaksi steam reforming pada pembentukan methanol :

Lurgi High Pressure Process ICI Low Pressure Process

Reaksi Oksidasi Parsial untuk membuat carbon black

Page 10: Pendahuluan Industri Petrokimia

Pembuatan Amonia Dengan Gas Sintetis

Page 11: Pendahuluan Industri Petrokimia

Pembuatan Methanol dengan Steam Reforming

Page 12: Pendahuluan Industri Petrokimia

Carbon Black

Channel Black* Bahan baku : gas alam, setiap 500 cuft

gas alam menghasilkan 1 lb carbon black.* Diameter partikel besar, sehingga struktur

partikelnya rendah * Derajat keasaman permukaannya (acidic

surface pH) tidak aktif ,tidak bisa dipakai dalam vulkanisasi, permukaannya tidak tahan asam.

* Pada saat ini produksinya telah ditutup karena tidak ekonomis.

Page 13: Pendahuluan Industri Petrokimia

Carbon Black

Thermal Black :* Proses pembuatannya menggunakan

thermal process, bahan baku gas alam maupun minyak cair (residu)

* Diameter partikel besar, sehingga struktur partikelnya rendah

* Baik dipakai pada campuran karet yang tahan lentur (hogh elongation) atau pada campuran karet tahan gores (high abrasion).

Page 14: Pendahuluan Industri Petrokimia

Carbon Black

Furnace Black :* Bahan baku : gas alam atau minyak residu.* 1000 cuft gas alam menghasilkan 10 lb carbon

black. 1 lb minyak residu menghasilkan 0,55 lb carbon black.

* Diameter partikel kecil, sehingga struktur partikelnya kuat

* Derajat keasaman permukaannya (acidic surface pH) sangat aktif sehingga sering dipakai dalam vulkanisasi, karena permukaannya sangat tahan asam.

Page 15: Pendahuluan Industri Petrokimia

Produk Hilir dan Reaksi untuk Menghasilkannya (UREA)

Reaksi Pembentukan Pupuk Urea :Tahap 1 : Pembentukan Amonia Carbamat

(NH4COONH2)2 NH3 + CO2 NH4COONH2

Tahap 2 : Pengkristalan ammonium carbamat di dalam prilling tower menjadi urea

NH4COONH2 CO(NH2)2 + H2O

Page 16: Pendahuluan Industri Petrokimia

Pembuatan Urea dengan Total Recycle

Page 17: Pendahuluan Industri Petrokimia

Produk Hilir dan Reaksi untuk Menghasilkannya (FORMALDEHIDA)

Reaksi Pembentukan Formaldehida (CH2O)

Reaksi yang terjadi adalah reaksi oksidasi methanol pada suhu 250oC, dengan katalis tembaga.

2 CH3OH + O2 → 2 CH2O + 2 H2O

Page 18: Pendahuluan Industri Petrokimia

Produk Hilir dan Reaksi untuk Menghasilkannya

Reaksi Pembentukan Urea Formaldehida

Page 19: Pendahuluan Industri Petrokimia

Produk Hilir dan Reaksi untuk Menghasilkannya (DMT)

Reaksi pembentukan DMT (esterifikasi)

Page 20: Pendahuluan Industri Petrokimia

Produk Hilir dan Reaksi untuk Menghasilkannya

Reaksi pembentukan MethylaminesCH3OH + NH3 CH3NH2 + H2OCH3OH + CH3NH2 (CH3)2 NH + H2OCH3OH + (CH3)2 NH (CH3)3 N + H2OReaksi Pembentukan Methyl HalidesCH3OH + HCl CH3Cl + H2OCH3OH + HBr CH3Br + H2O

Page 21: Pendahuluan Industri Petrokimia

2. Jalur Olefin (olefin center)

Olefin : senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang mempunyai ikatan rangkap terbuka yang sangat reaktif.

Mudah terpolimerisasi. Jalur olefin menghasilkan etilena, propilena

dan butilena → produk dasar dari cracking bahan baku nafta

Page 22: Pendahuluan Industri Petrokimia

Pembuatan Olefin dengan Tubular Process

Page 23: Pendahuluan Industri Petrokimia

Olefin dengan Bahan Baku Nafta

Jika bahan baku berasal dari nafta fraksi berat (C15 – C23) dan dari jenis minyak parafin, maka akan terbentuk campuran molekul parafin dan olefin :

C23H48 C8H18 + C15H30 C3H8 + C12H22 (cracking)

Proses ini dapat terjadi terus menerus hingga terbentuk cokes :

C12H22 C2H6 + C10H16 C2H4 + C8H12 2 CH4 + C6H4 (cracking)

C6H4 CH4 + 5 C (cracking)Selain itu juga dapat terbentuk ter dari hasil polimerisasi olefin :

C10H16 + C10H16 C20H32 + C15H30 C35H62 (kopolimerisasi C20H32 dengan C15H30 )

Page 24: Pendahuluan Industri Petrokimia

Olefin dengan Bahan Baku Etana

Jika bahan baku yang digunakan adalah gas etana, maka reaksi cracking yang terjadi adalah sebagai berikut :

C2H6 2 C2H4 + H2 (cracking)Karena di dalam umpan juga terdapat gas propana, maka terjadi pula reaksi cracking sebagai berikut :

C3H8 C3H6 + H2 (cracking) C3H8 C2H4 + CH4 (cracking) 2 C3H8 C4H8 + 2 CH4 2 C3H8 C2H6 + C2H6 + CH4

Hasil cracking tersebut akan mengalami cracking dan hidrogenasi lebih lanjut sebagai berikut :

C3H6 + 3 H2 3 CH4 C3H6 C4, C5, C6 + H2

Page 25: Pendahuluan Industri Petrokimia

Gambaran Suatu Kilang Olefin

Page 26: Pendahuluan Industri Petrokimia

Jalur Olefin (olefin center)

Produk petrokimia hilir yang dihasilkan melalui jalur olefin :Plastik dari etilena : polietilena (PE), polivinilklorida (PVC), polistirena (ps), etilen glikol (EG), dan etilen asetat (EA). Plastik dari propilena : polipropilena (PP), isobutilasetat, akrilat, fenol, karet etilen propilena. Plastik dari butilena atau butadiena : polibutadiena.

Page 27: Pendahuluan Industri Petrokimia

Contoh-Contoh Reaksi Untuk Menghasilkan Produk Hilir

Polietilena (PE) Low Density Polyethylene (LDPE):

Dihasilkan dengan High Pressure Process, T suhu 100-300 OC, dan P 1000-3000 kg/cm2, bantuan katalis peroksida.

Densitas PE 0,915 – 0,930 gr/cm3 Titik didih 100oC. Jenis plastik ringan

Page 28: Pendahuluan Industri Petrokimia

Pembuatan LDPE dengan Tekanan Tinggi

Page 29: Pendahuluan Industri Petrokimia

Pembuatan LDPE

Page 30: Pendahuluan Industri Petrokimia

Polietilena (PE)

High Density Polyethylene (HDPE)Dihasilkan dengan Medium (Phillips process) atau Low Pressure Process (Ziegler Low Pressure Process). Densitas sebesar 0,940-0,970 gr/cm3 Titik didih sebesar 122-131 oC. Produk ini dipergunakan untuk pembuatan botol plastik, kaleng plastik, ember dan kontainer.

Page 31: Pendahuluan Industri Petrokimia

Proses Suhu Operasi (oC)

Tekanan Operasi (kg/cm3)

Ziegler 80-100 7-10

Phillips 130-160 15-30

Perbedaan Proses Pembuatan Polietilen

Page 32: Pendahuluan Industri Petrokimia

Proses Pembuatan HDPE

Page 33: Pendahuluan Industri Petrokimia

Pembuatan HDPE dengan Proses Ziegler

Page 34: Pendahuluan Industri Petrokimia

Pembuatan HDPE dengan Metode Philips

Page 35: Pendahuluan Industri Petrokimia

Contoh-Contoh Reaksi Untuk Menghasilkan Produk Hilir

Polipropilena (PP) [ C3H6 -]nMonomer Propilen terpolimerisasi menjadi polimer sederhana dan resin plastik propilena dengan katalis stereospesific alumunium alkil (ziegler natta). Karet Polibutadienan CH2 = CH2 – CH = CH2 [ - CH2 – CH2 = CH2 – CH2 - ]n

Page 36: Pendahuluan Industri Petrokimia

Proses Pembuatan Poli Propilena

Page 37: Pendahuluan Industri Petrokimia

Pembuatan Tetramer Polipropilena

Page 38: Pendahuluan Industri Petrokimia

Pembuatan Karet Polibutadiena

Page 39: Pendahuluan Industri Petrokimia

Contoh-Contoh Reaksi Untuk Menghasilkan Produk Hilir

Polivinil klorida (PVC) Rigid PVC (keras dan mudah pecah); digunakan di sektor bangunan dan konstruksiFlexible PVC (lunak); digunakan pada industri kulit imitasi dan kemasan.

Page 40: Pendahuluan Industri Petrokimia

Polivinil klorida (PVC)

Proses pembuatan PVC :Klorinasi langsung gas etilena membentuk etilen diklorida (EDC) yang tidak stabilPirolisis (Thermal Cracking) EDC membentuk Vinil Chloride monomer (VCM)Polimerisasi VCM menjadi PVC

Page 41: Pendahuluan Industri Petrokimia

Pembuatan VCM

Page 42: Pendahuluan Industri Petrokimia

Contoh-Contoh Reaksi Untuk Menghasilkan Produk Hilir

Polistirena Proses pembuatan :

Reaksi Alkilasi Etilena dengan Benzena membentuk etil benzena

Dehidrogenasi dengan steam terhadap etil benzena sehingga terbentuk monomer stirena

Reaksi polimerisasi atas monomer stirena

Page 43: Pendahuluan Industri Petrokimia

Proses Pembuatan Monomer Stirena

Page 44: Pendahuluan Industri Petrokimia

Polimerisasi Stirena

Page 45: Pendahuluan Industri Petrokimia

3. Jalur Aromatik

Senyawa hidrokarbon tak jenuh yang mempunyai ikatan atom C siklis, berupa ikatan atom antara C6 – C8, seperti benzena, toluena, xilena, dlL

Sangat reaktif sehingga mudah bereaksi dan terpolimerisasi.

Menghasilkan Benzena, Toluena dan Xilena(BTX) sebagai hasil utama, serta sikloheksana (CHX) sebagai produk samping.

Page 46: Pendahuluan Industri Petrokimia

Aromatik dengan Bahan Baku Nafta

Hidrokarbon aromatik (BTX) dihasilkan melalui proses catalytic reforming, dengan nafta sebagai bahan baku dan katalis platina, pada suhu 450-500oC Reaksi pembentukan benzena :

dehidrogenasi hidrokarbon sikloparafin

Page 47: Pendahuluan Industri Petrokimia

Proses Pembentukan BTX

Page 48: Pendahuluan Industri Petrokimia

Reaksi pembentukan toluena : isomerisasi hidrokarbon dimetil siklopentana disusul dengan dehidrogenasi

Reaksi pembentukan orto, meta dan para (o,m,p) xilena: reaksi isomerisasi hidrokarbon trimetilsiklopentana, disusul dengan dehidrogenasi.

Page 49: Pendahuluan Industri Petrokimia

Produk Hilir Jalur Aromatik

Benzena → melaic anhydride, polistirena, deterjen, fenol, akrilonitril, sikloheksana, kloro benzena, dllToluena → toluen diisosianat dan poliuretanO, m, p Xilena → anhidrida dtalat, asam terepthalat, dimetil terepthalat, polietilen terepthalat dan asam isopthalat.

Page 50: Pendahuluan Industri Petrokimia

Contoh Reaksi untuk Mendapatkan Produk Hilir

Anhidrida Melaik (Melaic Anhydride) Dihasilkan melalui reaksi oksidasi benzena, pada suhu 425oC, dan bantuan katalis V2O5 dan MoO3

Page 51: Pendahuluan Industri Petrokimia

Contoh Reaksi untuk Mendapatkan Produk Hilir

Deterjen Deterjen : zat yang mengandung unsur aktif

pembersih permukaan dengan surfaktan sebagai unsur utamanya (dibuat secara sintetik dari fraksi minyak bumi)

Sabun biasa (soap) : dari minyak tumbuh-tumbuhan atau minyak hewan, tidak mengandung surfaktan. Rumus umum deterjen adalam R-SO3- Na.

Page 52: Pendahuluan Industri Petrokimia

Contoh Reaksi untuk Mendapatkan Produk Hilir

Jenis deterjen :Deterjen jenis keras, memiliki gugus R

antara C12 – C17; ikatan karbon yang bercabang atau melingkar. Gugus ini sukar mengalami degradasi

Deterjen Jenis Lunak, memiliki gugus R anatar C7 – C10 (senyawa olefin) ; ikatan rantai karbon lurus seperti normal dekana, dekene dan dekanol. Ikatan atom C ini mudah terpisah dan dihancurkan oleh mikroba.

Page 53: Pendahuluan Industri Petrokimia

Pembuatan Deterjen Alkil Benzena

Page 54: Pendahuluan Industri Petrokimia

Contoh Reaksi untuk Mendapatkan Produk Hilir

Fenol (phenol) Reaksi benzene dengan HCl dalam udara panas

(200oC), dengan bantuan katalis Cu dan Fe Hasil tahap 1 direaksikan dengan air, dan dipanaskan

hingga suhu 500oC dengan bantuan katalis SiO2. Produk tahap 2 direaksikan dengan aseton pada suhu

500oC dengan katalis HCl, menghasilkan bisphenol A.

Page 55: Pendahuluan Industri Petrokimia

Fenol (phenol)

Page 56: Pendahuluan Industri Petrokimia

Contoh Reaksi untuk Mendapatkan Produk Hilir

Sikloheksana

Reaksi hidrogenasi katalitik terhadap benzena akan menghasilkan sikloheksana, yang selanjutnya digunakan sebagai bahan dasar pembuatan adipic acid (bahan dasar nilon 66), dan kaprolaktam (bahan dasar nilon 6).

Page 57: Pendahuluan Industri Petrokimia

Contoh Reaksi untuk Mendapatkan Produk Hilir

Toluena di-isosianat (TDI) Nitrasi toluena dengan bantuan katalis H2SO4

Hasil reaksi tahap 1 dihidrogenasi dengan bantuan katalis AlCl3

Page 58: Pendahuluan Industri Petrokimia

Toluena di-isosianat (TDI)

Hasil reaksi tahap 2 direksikan dengan fosgenase pada suhu 200oC dengan penambahan COCl2 dan dichlorobenzene

Page 59: Pendahuluan Industri Petrokimia

Contoh Reaksi untuk Mendapatkan Produk Hilir

Anhidrida Pthalat (PA) O-xilena dioksidasikan dalam fasa cair untuk menghasilkan PA, lalu dilakukan pemurnian hingga maksimum 99,9%

Page 60: Pendahuluan Industri Petrokimia

Proses Pembuatan Anhidrida Pthalat

Page 61: Pendahuluan Industri Petrokimia

Contoh Reaksi untuk Mendapatkan Produk Hilir

Asam Isopthalat (IPA) Bahan baku pembentukan asam isopthalat adalah m-xilena, yang dioksidasi dengan sulfur di dalam sistem aqua NH3

Page 62: Pendahuluan Industri Petrokimia

Pembuatan Serat Poliester

Page 63: Pendahuluan Industri Petrokimia

Contoh Reaksi untuk Mendapatkan Produk Hilir

Polietilen terepthalat (PET) :Reaksi pembentukannya adalah dengan mereaksikan DMT dengan EG pada suhu 150-200oC, sehingga menghasilkan PET (bis (hydroxyethyl) terepthalate)

Page 64: Pendahuluan Industri Petrokimia

Pengadaan Produk Hilir Serat-Serat Sintetis dan resin-Resin Sintetis di

Indonesia

1. Pengadaan Produk Serat Sintetis Produksi serat sintetis dalam negeri dimulai

tahun 1973 dengan pendirian PT Indonesia Toray Synthetics (ITS) yang memproduksi nilon..

2. Pengadaan Produk Resin Sintetis 1993 : PT Bakrie Brother (BB) berpatungan

dengan mitsubishi Kasei Corporation (PT Bakrie Kasei Corporation) : pabrik PTA (purified terpthalic acid) di Merak

Pabrik Bakrie Dia Foil (BDF) : PET Film untuk magnetik film, tape dan pita komputer.

Page 65: Pendahuluan Industri Petrokimia

PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN PRODUK-PRODUK PETROKIMIA

Penggunaan dan Pemanfaatan Menurut Sektor Industri : Industri pupuk dan pestisida Industri serat sintetik Industri bahan plastik Industri adhesive resin Industri bahan baku cat/ coating Industri detergent/ pencuci Industri elastomer/ karet sintetik Industri kimia khusus

Page 66: Pendahuluan Industri Petrokimia

PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN PRODUK-PRODUK PETROKIMIA

1. Penggunaan Dalam Industri Pupuk Dan Pestisida

Produk amoniak/ urea dalam negeri sebagian besar digunakan sebagai pupuk pertanian, dan adhesive urea formaldehida.

Dalam industri pestisida, sebagaian bahan aktif pestisida, pelarut dan aditifnya merupakan produk akhir petrokimia seperti senyawa carbamate, thiocarbamate, surfaktan organik, organoklorida, alkohol, dsb.

Page 67: Pendahuluan Industri Petrokimia

PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN PRODUK-PRODUK PETROKIMIA

2. Penggunaan dalam Industri Serat SintetikProduk petrokimia yang digunakan untuk serat sintetik adalah TPA (terepthalic acid), DMT (dimethyl terepthalate), PTA (purified terepthalic acid), dan kaprolaktam.s

3. Penggunaan dalam Industri Bahan PlastikPE (polietilena), PP (polipropilena), PVC (poli vinil klorida), dan PS (polistirena).

4. Penggunaan Dalam Industri Adhesive ResinUrea formaldehida, melamin formaldehida dan fenol formaldehida.

Page 68: Pendahuluan Industri Petrokimia

Bagan Industri Tekstil Indonesia

Page 69: Pendahuluan Industri Petrokimia

PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN PRODUK-PRODUK PETROKIMIA

6. Penggunaan dalam Industri DeterjenAlkil benzena, alkil benzene sulfonat (ABS), dan selulosa karboksi metil (CMC).

7.Penggunaan dalam Industri ElastomerKaret sintetik yang digunakan untuk industri ban adalah SBR dan karet butil sebesar 20%.8. Penggunaan dalam industri Kimia, Khusus

Industri Zat Pewarna (Dyestuff Industry)

Phthalic anhydride (pewarna tekstil) dan carbon black

Page 70: Pendahuluan Industri Petrokimia

Industri Pemrosesan Plastik

Produk plastik berkualitas tinggi dapat dihasilkan dengan penambahan bahan aditif (ingredient) ke bahan baku. Bahan aditif tersebut antara lain : Filler (bahan pengisi) Plastisizer (membuat plastik elastis) : dioctyl pthalate,

dihexyl sebamate, dilauryl adipate, diamyl maleate, 2-ethyl hexyl succinate, acetyl tributyl citrate, dibutil fenil fosfat, butoxy ethyl stearate, yang pada umumnya dibuat dari senyawa ester dan amida.

Colorant (bahan pewarna) Miscellaneous :stabilizer, inhibitor, hardener, katalis, dll.

Page 71: Pendahuluan Industri Petrokimia

Industri Pemrosesan Plastik

Prinsip dasar pemrosesan plastik : Pemanasan resin plastik yang sudah diramu dengan

bahan pencampur Plastik cair ditekan dengan mesin untuk membuat

bentuk yang diinginkan (mesin roll, die, mold, extruder, blower, dll)

Barang plastik dikeraskan dengan polimerisasi lebih lanjut (cure stage)

Page 72: Pendahuluan Industri Petrokimia

Industri Pemrosesan Plastik

Metode konversi bahan baku plastik menjadi barang jadi :Extrusion Injection MoldingBlow MoldingCalenderingCastingLaminating

Compression Molding

Jet Molding Post Forming Shell Molding Sheet Forming Slush Molding Transfer Molding Vacuum Molding

Page 73: Pendahuluan Industri Petrokimia

Extrusion ProcessTahap proses ekstrusi :

Dry extrusion, dimana feed bahan baku plastik berbentuk bubuk dimasukkan ke extruder untuk dikeringkan

Proses pendinginan Plastik lunak yang sudah ditambah aditif dimasukkan ke

dalam molding

Ada tiga jenis proses ekstrusi, yaitu :Proses ekstrusi sederhana (direct extrusion/

extrusion line). Proses ekstrusi dengan proses lanjut (semi

positive extrusion)..Proses ekstrusi pencetakan (positive

extrusion).

Page 74: Pendahuluan Industri Petrokimia

Proses Pembuatan Plastik Dengan Ekstrusi Sederhana

Page 75: Pendahuluan Industri Petrokimia

Proses Ekstrusi Lanjut

Page 76: Pendahuluan Industri Petrokimia

Positive Extrusion

Page 77: Pendahuluan Industri Petrokimia

Contoh flow diagram proses ekstrusi

Proses pembuatan pipa plastik PVC

Raw material MeasuringExtruding

Cooling

Packing

ProductCrushing + recycle

Blending

MarkingInspectionCutting

Page 78: Pendahuluan Industri Petrokimia

Proses Injection Molding

Prinsip kerja: Bahan baku plastik dalam bentuk bubuk atau butir

diumpankan ke dalam hopper, lalu dialirkan ke silinder pemanas

Ketika bahan sudah meleleh, maka dengan bantuan alat penyedot udara (plunger), dilewatkan ke nozzle yang terbuka, dan dimasukkan ke mold untuk dicetak

Page 79: Pendahuluan Industri Petrokimia

Proses Injection Molding

Page 80: Pendahuluan Industri Petrokimia

Contoh bagan alir injection molding

Proses pembuatan busa plastik

Raw Material

Pigment

Foaming Agent

Blending Injection Molding

Surface Finishing

InspectingPackingProduct

Page 81: Pendahuluan Industri Petrokimia

Proses Blow Molding

Prinsip kerja :Bahan plastik lunak berbentuk balon tipis

yang sudah mendidih ditiupkan ke alat blowing. Proses ini dikerjakan di luar pintu masuk alat pencetak (mold)

Bahan plastik panas dialirkan ke dalam alat pendingin udara untuk didinginkan (chilling) dan hasilnya dipadatkan.

Page 82: Pendahuluan Industri Petrokimia

Proses Blow Molding

Page 83: Pendahuluan Industri Petrokimia

Proses Blow Molding

Page 84: Pendahuluan Industri Petrokimia

Contoh pembuatan botol plastik PVC dengan blow molding

Materialblending

Extrusion Die Blowing

CoolingDeburring

Packing

Product

Removal from mold Finishing Printing Drying

Labelling

Page 85: Pendahuluan Industri Petrokimia

Proses Calendering

Calendering :menghasilkan barang plastik dalam bentuk film atau lembaran (plastic sheet) dengan alat pemanas dan alat penggulung yang dapat berputar. Terbatas untuk bahan termoplastik guna mengubahnya menjadi lembaran/ film plastik.Bahan plastik dilunakkan dengan pemanas dan dilewatkan antara sederetan roll berputar, sehingga didapatkan lembaran film plastik dengan ketebalan tertentu.

Page 86: Pendahuluan Industri Petrokimia

Proses Calendering

Page 87: Pendahuluan Industri Petrokimia

Proses Calendering

Page 88: Pendahuluan Industri Petrokimia

Contoh proses calendering

Pembuatan lembaran plastik PVC

MaterialCarry in Measuring Blending Mixing Roll

X

Warming RollCalender RollCooling RollY

Winder

Cutter Stacker

Inspection Packing Product