Badan Penelitian Dan Pengembangan Daerah Propisnsi Sulawesi Tengah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan merupakan salah satu masalah yang sama tuanya dengan usia kemanusiaan itu sendiri dan implikasi permasalannya dapat melibatkan keseluruhan aspek kehidupan manusia; walaupun, seringkali tidak disadari kehadirannya sebagai masalah oleh manusia bersangkutan. Bagi mereka yang tergolong miskin, kemiskinan merupakan sesuatu yang nyata ada dalam kehidupan mereka sehari-hari; karena mereka itu merasakan dan menjalani sendiri bagaimana hidup dalam kemiskinan. Walaupun demikian belum tentu mereka itu sadar akan kemiskinan yang mereka jalani. Kesadaran akan kemiskinan yang mereka miliki itu; baru terasa pada waktu mereka membandingkan kehidupan yang mereka jalani dengan kehidupan orang lain yang tergolong mempunyai tingkat kehidupan sosial dan ekonomi yang lebih tinggi. Kemiskinan juga merupakan sesuatu yang nyata Penelitian Penetapan Program Penanggulangan Kemiskinan Berdasarkan Pertimbangan Aspek Kondisi Masyarakat dan Daerah 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Badan Penelitian Dan Pengembangan Daerah Propisnsi Sulawesi Tengah
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kemiskinan merupakan salah satu masalah yang sama
tuanya dengan usia kemanusiaan itu sendiri dan implikasi
permasalannya dapat melibatkan keseluruhan aspek
kehidupan manusia; walaupun, seringkali tidak disadari
kehadirannya sebagai masalah oleh manusia bersangkutan.
Bagi mereka yang tergolong miskin, kemiskinan
merupakan sesuatu yang nyata ada dalam kehidupan
mereka sehari-hari; karena mereka itu merasakan dan
menjalani sendiri bagaimana hidup dalam kemiskinan.
Walaupun demikian belum tentu mereka itu sadar akan
kemiskinan yang mereka jalani. Kesadaran akan
kemiskinan yang mereka miliki itu; baru terasa pada waktu
mereka membandingkan kehidupan yang mereka jalani
dengan kehidupan orang lain yang tergolong mempunyai
tingkat kehidupan sosial dan ekonomi yang lebih tinggi.
Kemiskinan juga merupakan sesuatu yang nyata ada
dalam masyarakat bagi mereka yang tergolong tidak
miskin, yaitu dari hasil pengamatan yang telah mereka
lakukan baik secara sadar maupun tidak sadar, mengenai
berbagai gejala sosial yang terwujud dalam
masyarakatnya. Kesadaran akan adanya kemiskinan bagi
mereka yang tidak miskin biasanya terwujud pada waktu Penelitian Penetapan Program Penanggulangan Kemiskinan Berdasarkan
Pertimbangan Aspek Kondisi Masyarakat dan Daerah
1
Badan Penelitian Dan Pengembangan Daerah Propisnsi Sulawesi Tengah
mereka membandingkan gejala-gejala sosial tersebut di
atas, dengan tingkat kehidupan yang mereka miliki.
Kesadaran akan adanya kemiskinan sebenarnya bukan
hanya berasal dari hasil pengamatan dan pengalaman
mereka saja tetapi juga dari berbagai keterangan yang
telah diperoleh melalui berita-berita yang dibawa oleh
teman atau orang yang dikenalnya dan juga dari berbagai
berita yang ada dalam pasan-pesan yang diterimanya
melalui media komunikasi, dan juga dari ajaran-ajaran
yang ada dalam agama yang dianutnya.
Seringkali pemikiran-pemikiran dan diskusi-diskusi
yang telah diadakan mengenai kemiskinan lebih banyak
menekankan segi-segi emosional dan perasaan yang
diselimuti oleh aspek-aspek moral dan kemanusiaan, atau
juga bersifat partisan karena berkaitan dengan alokasi
sumber daya, sehingga pengertian mengenai hakikat
kemiskinan itu sendiri menjadi kabur. Akibatnya adalah
berbagai usaha penanggulangan masalah kemiskinan
menjadi bersifat sebagian-sebagian atau tidak memenuhi
sasarannya secara tepat.
Tolok-ukur yang lain ialah dinamakan tolok-ukur
kebutuhan relatif per keluarga, yang batasan-batasannya
dibuat berdasarkan kebutuhan minimal yang harus
dipenuhi sebuah keluarga agar dapat melangsungkan
kehidupannya secara sederhana tetapi memadai sebagai
warga masyarakat yang layak. Tercakup dalam tolok-ukur
Penelitian Penetapan Program Penanggulangan Kemiskinan Berdasarkan Pertimbangan Aspek Kondisi Masyarakat dan Daerah
2
Badan Penelitian Dan Pengembangan Daerah Propisnsi Sulawesi Tengah
kebutuhan relatif per keluarga ini ialah kebutuhan-
kebutuhan yang berkenaan dengan biaya sewa rumah dan
mengisi rumah dengan peralatan rumah tangga yang
sederhana tetapi memadai, biaya-biaya untuk memelihara
kesehatan dan untuk pengobatan, biaya-biaya untuk
menyekolahkan anak-anak, dan biaya untuk sandang yang
sewajarnya dan pangan yang sederhana tetapi mencukupi
dan memadai.
Tolok-ukur yang telah dibuat dan digunakan di
Indonesia untuk menentukan besarnya jumlah orang
miskin adalah batasan tingkat pendapatan per waktu kerja
(Rp 30.000,- per bulan atau lebih rendah) yang dibuat pada
tahun 1976/1977. Di samping itu juga ada tolok-ukur yang
dibuat berdasarkan batas minimal jumlah kalori yang di
konsumsi per orang yang diambil persamaannya dalam
beras: yang dinyatakan bahwa kebutuhan minimal per
kapita di desa adalah 320 kilogram beras dan di kota 420
kilogram beras per tahunnya (lihat Sajogyo, 1997).
Berkenaan dengan usaha untuk mengetahui jumlah
dan siapa yang tergolong sebagai orang miskin dengan
menggunakan tolok-ukur seperti tersebut di atas, maka
masalah yang terpenting adalah kesempurnaan dari tolok-
ukur itu sendiri. Sebab kalau tolok-ukur itu kurang
sempurna, maka ada orang-orang yang sebenarnya
tergolong miskin menjadi tidak tergolong sebagai orang
miskin setelah diukur dengan menggunakan tolok-ukur
Penelitian Penetapan Program Penanggulangan Kemiskinan Berdasarkan Pertimbangan Aspek Kondisi Masyarakat dan Daerah
3
Badan Penelitian Dan Pengembangan Daerah Propisnsi Sulawesi Tengah
tersebut atau sebaliknya, ada orang-orang yang
sebenarnya tidak tergolong miskin ternyata digolongkan
sebagai orang miskin setelah diukur dengan tolok ukur
lain.
Walaupun para ahli ilmu-ilmu sosial sependapat bahwa
sebab utama yang melahirkan kemiskinan adalah sistem
ekonomi yang berlaku dalam masyarakat yang
bersangkutan, tetapi kemiskinan itu sendiri bukanlah
sesuatu gejala yang terwujud semata-mata hanya karena
sistem ekonomi tersebut. Dalam kenyataannya, kemiskinan
merupakan perwujudan dari hasil interaksi yang
melibatkan hampir semua aspek yang dimiliki manusia
dalam kehidupannya. Karena itu kemiskinan dapat dikaji
menurut aspek-aspek yang tampak menyolok, sesuai
dengan bidang ilmu dan luasnya jangkauan pengetahuan
yang dimiliki oleh orang awam atau khalayak ramai. Di
antara satuan-satuan sosial yang tampak batas-batasnya
antara yang satu dengan yang lainnya adalah satuan-
satuan sosial yang terwujud berdasarkan atas perbedaan
kesanggupan untuk memperoleh dan memiliki kekayaan
dan harta benda yang berharga. Sehingga dalam sesuatu
masyarakat terdapat adanya ketidaksamaan kedudukan
sosial di antara sesama warga masyarakat. Ketidaksamaan
tersebut terjalin dalam hampir seluruh kehidupan sosial
warga masyarakat yang bersangkutan yang dapat dilihat
sebagai struktur-struktur yang saling berkaitan secara
Penelitian Penetapan Program Penanggulangan Kemiskinan Berdasarkan Pertimbangan Aspek Kondisi Masyarakat dan Daerah
4
Badan Penelitian Dan Pengembangan Daerah Propisnsi Sulawesi Tengah
menyeluruh dan yang menjadi landasan bagi corak
struktur sosial mesyarakat tersebut. Di antara aspek
struktur sosial yang besar peranannya dalam hal
ketidaksamaan kedudukan sosial tersebut adalah sistem
pelapisan sosial dan sistem pendistribuasian kekuatan
sosial yang ada dalam masyarakat; dan batas-batas
perbedaan sosial ini diperkuat oleh perbedaan asal daerah
dan suku bangsa, ras, jenis kelamin, dan usia.
Dalam kehidupan sosial manusia, dalam masyarakat
manapun, terdapat semacam keteraturan sosial dalam
hubungan-hubungan sosial di antara sesama warga yang
berbeda golongan sosial, identitas sosial dan peranan
sosialnya. Keteraturan sosial itu dimungkinkan karena
adanya kebudayaan yang dimiliki secara bersama oleh
warga masyarakat tersebut. Kebudayaan dilihat sebagai
keseluruhan pengetahuan yang dimiliki oleh manusia
sebagai makhluk sosial dan isinya adalah model-model
pengetahuan yang secara selektif dapat digunakan untuk
memahami dan menginterpretasi lingkungan yang
dihadapi, dan untuk mendorong serta menciptakan
tindakan-tindakan yang diperlukan.
Operasionalisasi dan kebudayaan dalam kehidupan
nyata, yaitu yang terwujud dalam struktur-struktur yang
ada dalam masyarakat, hanya dapat dimungkinkan terjadi
karena adanya pranata-pranata sosial yang dimiliki oleh
masyarakat. Begitu juga sistem ekonomi yang model-model
Penelitian Penetapan Program Penanggulangan Kemiskinan Berdasarkan Pertimbangan Aspek Kondisi Masyarakat dan Daerah
5
Badan Penelitian Dan Pengembangan Daerah Propisnsi Sulawesi Tengah
landasannya bersumber pada kebudayaan yang dimiliki
oleh masyarakat yang bersangkutan, dapat menjadi
operasional dalam kehidupan sosial yang nyata karena
adanya pranata-pranata sosial. Pranata sosial adalah
sistem antar hubungan peranan-peranan dan norma-norma
yang terwujud sebagai tradisi untuk usaha-usaha
pemenuhan kebutuhan sosial utama, yang dirasakan perlu
oleh warga masyarakat yang bersangkutan. Dalam
pranata-pranata sosial inilah aspek ekonomi yang
tampaknya seolah-olah berdiri sendiri dalam perwujudan
masalah kemiskinan, sama dengan aspek-aspek lainnya
dan masalah-masalah lainnya, melibatkan berbagai aspek
dan mewujudkan masalah-masalah lainnya.
Pentingnya pengkajian masalah-masalah perkotaan,
dan khususnya masalah kemiskinan di perkotaan, adalah
karena kedudukan kota-kota dalam masyarakat negara
tersusun dalam suatu jaringan yang bertingkat-tingkat dan
merupakan pusat-pusat penguasaan atau pendominasian
bagi pengaturan kesejahteraan, kehidupan warga
masyarakat negara. Bagian yang terbawah dalam sistem
pendominasian yang serupa jaringan yang bertingkat-
tingkat itu adalah pedesaan. Sistem pendominasian yang
berpusat di kota-kota secara bertingkat-tingkat tersebut
bukan hanya melibatkan aspek-aspek ekonomi, sosial dan
komunikasi, dan kebudayaan, karena itu juga, dalam
kenyataan-kenyataan sosial yang ada dalam masyarakat
Penelitian Penetapan Program Penanggulangan Kemiskinan Berdasarkan Pertimbangan Aspek Kondisi Masyarakat dan Daerah
6
Badan Penelitian Dan Pengembangan Daerah Propisnsi Sulawesi Tengah
mana pun di dunia ini, manusia cenderung untuk
berorientasi ke kota, orang desalah yang berorientasi ke
kota dan bukan orang kota yang berorientasi ke desa.
Karena adanya kecenderungan orientasi pada kota,
kota cenderung untuk tumbuh terus dan menjadi semakin
kompleks karena kota mempunyai potensi untuk
menampung pendatang-pendatang baru dari pedesaan
ataupun dari kota-kota dan tempat-tempat lainnya.
Kemampuan kota untuk menampung pendatang-pendatang
baru untuk dapat hidup dalam wilayahnya adalah karena
corak sistem ekonomi di daerah perkotaan yang lebih
menekankan pada pekerjaan-pekerjaan dalam bidang
industri saja dan produksi barang jadi atau setengah jadi.
Pekerjaan dalam bidang-bidang ini dapat menampung
pekerja-pekerja dengan kemampuan keahlian dalam
teknologi tinggi maupun pekerja-pekerja yang hanya
mengandalkan pada keterampilan dan kekuatan tenaga
kasar tubuhnya. Bidang-bidang industri jasa juga
mempunyai hasil sampingan yang terlipat yang dapat
menciptakan atau mewujudkan berbagai bidang pekerjaan
lain yang baru.
Dengan demikian, di daerah perkotaan, kalau
dibandingkan dengan di daerah pedesaan, lebih banyak
terdapat alternatif-alternatif untuk memperoleh pekerjaan
sesuai dengan kemampuan dan keahlian, dari yang paling
”halus” sampai dengan yang paling ”kasar”, dari yang
Penelitian Penetapan Program Penanggulangan Kemiskinan Berdasarkan Pertimbangan Aspek Kondisi Masyarakat dan Daerah
7
Badan Penelitian Dan Pengembangan Daerah Propisnsi Sulawesi Tengah
paling ”bersih” sampai dengan yang paling ”kotor”, dan
dari yang paling ”bermoral” sampai dengan yang paling
”tidak bermoral”. Sedangkan di daerah pedesaan, yang
penekanan sistem ekonominya pada penghasilan bahan-
bahan makanan dan bahan-bahan mentah (pertanian,
menangkap ikan, meramu hasil hutan) alternatif-alternatif
yang tersedia atau ada dalam sistem ekonomi tersebut
lebih terbatas daripada yang terdapat di perkotaan.
Sehingga ukuran atau tolok-ukur yang dapat dipakai untuk
menentukan kemiskinan di pedesaan juga dapat dibuat
secara lebih sederhana dan dapat mencakup keseluruhan
daerah pedesaan sesuai dengan pengkategorisasian corak
Penelitian Penetapan Program Penanggulangan Kemiskinan Berdasarkan Pertimbangan Aspek Kondisi Masyarakat dan Daerah
46
Badan Penelitian Dan Pengembangan Daerah Propisnsi Sulawesi Tengah
untuk menyeleksi dan mengolah data sebagai bahan
analisis, yang pada akhirnya digunakan sebagai masukan
penyusunan laporan akhir penelitian.
Pekerjaan pengolahan dan analisis data mencakup
penilaian dan pengukuran faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan kawasan penelitian, menilai
kualitas fisik kawasan penelitian, serta komponen-
komponen lain yang perlu dipertimbangkan.
Proses akhir dari tahap pengolahan dan analisis data
adalah menyusun laporan akhir sementara dalam
menetapkan Program Penanggulangan Kemiskinan (PPK)
Berdasarkan Pertimbangan Aspek Kondisi Masyarakat dan
Daerah yang paling representatif untuk dijadikan sebagai
acuan atau model pengembangan PPK, khususnya untuk
masyarakat wilayah pesisir.
Dalam proses pelaksanaan pekerjaan, dilakukan
pembagian tugas kerja sesuai dengan keahlian personalia
yang terlibat. Koordinasi kerja sangat diperlukan dalam
proses analisis ini, baik dalam tukar pikiran maupun
diskusi yang sifatnya rutin.
D. Tahap Pelaporan dan Seminar
Tahapan ini merupakan pokok pekerjaan dari seluruh
proses kegiatan penelitian tentang Penetapan Program
Penanggulangan Kemiskinan Berdasarkan Pertimbangan
Aspek Kondisi Masyarakat dan Daerah, yaitu terdiri atas
Penelitian Penetapan Program Penanggulangan Kemiskinan Berdasarkan Pertimbangan Aspek Kondisi Masyarakat dan Daerah
47
Badan Penelitian Dan Pengembangan Daerah Propisnsi Sulawesi Tengah
pekerjaan-pekerjaan penyusunan laporan hasil penelitian,
meliputi :
Laporan Pendahuluan;
Laporan Tengahan (Laporan Akhir Sementara);
Laporan Akhir.
Terkait dengan kegiatan tahap pelaporan ini adalah
pelaksanaan seminar dan diskusi terbuka (Public
Discussion) yang dilaksanakan sebanyak 2 (dua) kali, yaitu
seminar laporan pendahuluan dan seminar laporan akhir
sementara. Tujuan diskusi terbuka ini adalah sebagai
forum partisipatif proses penyusunan hasil penelitian,
disamping merupakan wujud pertanggung jawaban publik
(public accountability).
5.3.2. Jadwal Rencana Kerja Tim Peneliti
Jadwal rencana kerja disusun untuk memberikan arah
bagi tim peneliti dalam melaksanakan tugas dan fungsinya,
sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara tepat waktu
dengan kualitas yang baik serta efisiensi dalam
pelaksanaan tugas dan pembiayaan.
Secara rinci, jadwal kerja sebagaimana tersebut di
atas dituangkan dalam uraian Tabel 3. berikut ini.
Penelitian Penetapan Program Penanggulangan Kemiskinan Berdasarkan Pertimbangan Aspek Kondisi Masyarakat dan Daerah
48
Badan Penelitian Dan Pengembangan Daerah Propisnsi Sulawesi Tengah
Penelitian Penetapan Program Penanggulangan Kemiskinan Berdasarkan Pertimbangan Aspek Kondisi Masyarakat dan Daerah
49
Badan Penelitian Dan Pengembangan Daerah Propisnsi Sulawesi Tengah
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim.2007. TOR Penelitian P4K Penelitian Penetapan ProgramPenanggulangan Kemiskinan 2007
2. Anonim, 1996, Panduan Pembangunan Keluarga Sejahtera dalam rangka Peningkatan Penanggulangan Kemiskinan. Kantor Menteri Negara Kependudukan BKKBN. Jakarta.
3. Parsudi Suparlan, 1993 Kemiskinan di Perkotaan Bacaan Untuk Antropologi Perkotaan, Penerbit Yayasan Obor Indonesia, Jakarta
4. Dorojatun Koentjoro Jakti, 1986, Kemiskinan di Indonesia, Penerbit Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
5. Sajogyo, 1982. Bungarampai Perekonomian Indonesia, Penerbit Yayasan Obor Indonesia.
6. Sherraden Micheael, 2006, Aset Untuk Orang Miskin, Perspektif Baru Usaha Pengentasan Kemiskinan, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
7. Yujiro Hayami dan Masao Kikuchi, 1987, Dilemma Ekonomi desa, Suatu Pendekatan Ekonomi Terhadap Perubahan Kelembagaan di Asia, Penerbit Yayasan Obor Indonesia, Jakarta
Penelitian Penetapan Program Penanggulangan Kemiskinan Berdasarkan Pertimbangan Aspek Kondisi Masyarakat dan Daerah
50
Badan Penelitian Dan Pengembangan Daerah Propisnsi Sulawesi Tengah
Penelitian Penetapan Program Penanggulangan Kemiskinan Berdasarkan Pertimbangan Aspek Kondisi Masyarakat dan Daerah
51
TABEL 3. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
PENGGUNA JASA : Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Propinsi Sulawesi Tengah PEKERJAAN : Penelitian Penetapan Program Penanggulangan Kemiskinan Berdasarkan Pertimbangan Aspek Kondisi Masyarkat dan DaerahLOKASI : Kota Palu dan Kabupaten DonggalaTAHUN ANGGARAN : 2007
Pekerjaan di mulai pada minggu terakhir Bulan April, sesuai SK yang telah dibuat;
Lokasi kegiatan merupakan kawasan pesisir dengan komunitas nelayan yang terletak di Kota Palu (Kelurahan Buluri Kec. Palu Barat, dan Kelurahan Mamboro Kec. Palu Utara) Serta Kabupaten Donggala (Desa Marana Kec. Sindue dan Desa Towale Kec. Banawa Selatan).
1.Penyiapan Administrasi/Dokumen
2.Mobilisasi & Rencana Kerja Tim
3.Inventarisasi Matrei Penelitian
4. Survey Pendahuluan
5.Penyusunan Laporan Pendahuluan
II.SURVEY & OBSERVASI/ PENGUMPULAN DATA
1. Survei untuk Pemetaan2. Observasi Lapangan3. Survei Instansional