I I I I - 1 LAPORAN TAHUNAN 2011 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan Pertanian di Nusa Tenggara Barat didukung oleh 4 (empat) Direktorat Jenderal yaitu : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Hortikultura, Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air dan Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. Disamping dana APBN Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura juga mengelola dana DPA - APBD. Provinsi NTB pada tahun 2011 menerima dana Dekonsentrasi ( DK ),Tugas Pembantuan (TP )yang dituangkan dalam 4 program yaitu : Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan (03); Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing Industri Hilir, Pemasaran dan Eksport Hasil Pertanian (07); Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Hortikultura Berkelanjutan (04); dan Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian (08), sedangkan untuk alokasi dana Tugas Pembantuan antara lain, a. (03) di UPTD BBI-PPH, b. (07) berada diKab/Kota, Secara rinci tujuan kegiatan prioritas masing-masing program adalah : a. Tujuan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan adalah (1) ketersediaan pangan tingkat nasional, regional dan rumah tangga yang cukup, aman dan terjangkau melalui swasembada dan swasembada yang bekelanjutan; (2) meningkatnya keragaman produksi dan konsumsi pangan masyarakat; dan (3) meningkatnya kemampuan masyarakat dalam mengatasi masalah kerawanan pangan. b. Tujuan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Tanaman Hortikultura Berkelanjutan adalah untuk memfasilitasi : (1) berkembangnya usaha hortikultura agar produktif dan efisien menghasilkan berbagai produk hortikultura yang memiliki nilai tambah dan daya saing yang tinggi baik di pasar domestik maupun internasional, dan (2) meningkatnya kontribusi subsektor hortikultura dalam perekonomian nasional, terutama melalui peningkatan devisa dan pertumbuhan PDB. c. Tujuan Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing Industri Hilir, Pemasaran dan Eksport Hasil Pertanian adalah: (1) memfasilitasi peningkatan kapasitas dan posisi tawar petani; (2) memperkokoh kelembagaan petani; (3) meningkatnya akses petani terhadap sumberdaya produktif; dan (4) meningkatnya pendapatan petani dari hasil usahataninya.
368
Embed
PENDAHULUAN BAB I - distanbun.ntbprov.go.id · LAPORAN TAHUNAN 20 11 I II I ---- 3333 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
I I I I ---- 1111 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan Pertanian di Nusa Tenggara Barat didukung oleh 4 (empat)
Direktorat Jenderal yaitu : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal
Hortikultura, Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air dan Direktorat Jenderal
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. Disamping dana APBN Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura juga
mengelola dana DPA - APBD. Provinsi NTB pada tahun 2011 menerima dana
Dekonsentrasi ( DK ),Tugas Pembantuan (TP )yang dituangkan dalam 4 program
yaitu : Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan
Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan (03); Program
Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing Industri Hilir, Pemasaran dan Eksport Hasil
Pertanian (07); Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk
Tanaman Hortikultura Berkelanjutan (04); dan Program Penyediaan dan
Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian (08), sedangkan untuk alokasi
dana Tugas Pembantuan antara lain, a. (03) di UPTD BBI-PPH, b. (07) berada
diKab/Kota, Secara rinci tujuan kegiatan prioritas masing-masing program adalah :
a. Tujuan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan adalah
(1) ketersediaan pangan tingkat nasional, regional dan rumah tangga yang
cukup, aman dan terjangkau melalui swasembada dan swasembada yang
bekelanjutan; (2) meningkatnya keragaman produksi dan konsumsi pangan
masyarakat; dan (3) meningkatnya kemampuan masyarakat dalam mengatasi
masalah kerawanan pangan.
b. Tujuan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk
Tanaman Hortikultura Berkelanjutan adalah untuk memfasilitasi : (1)
berkembangnya usaha hortikultura agar produktif dan efisien menghasilkan
berbagai produk hortikultura yang memiliki nilai tambah dan daya saing yang
tinggi baik di pasar domestik maupun internasional, dan (2) meningkatnya
kontribusi subsektor hortikultura dalam perekonomian nasional, terutama
melalui peningkatan devisa dan pertumbuhan PDB.
c. Tujuan Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing Industri Hilir,
Pemasaran dan Eksport Hasil Pertanian adalah: (1) memfasilitasi peningkatan
kapasitas dan posisi tawar petani; (2) memperkokoh kelembagaan petani; (3)
meningkatnya akses petani terhadap sumberdaya produktif; dan (4)
meningkatnya pendapatan petani dari hasil usahataninya.
I I I I ---- 2222 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
d. Tujuan Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana
Pertanian adalah: (1) mengembangkan infrastruktur pertanian khususnya aspek lahan termasuk memperluas lahan pada kawasan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan serta mengendalikan fungsi lahan dalam rangka mewujudkan pertanian abadi; (2) melakukan upaya optimasi, konservasi, rehabilitasi dan reklamasi lahan dalam rangka pendayagunaan lahan terlantar, pencegahan degradasi lahan; (3) mewujudkan usaha tani yang padi sawah yang ramah lingkungan melalui SRI (System of Rice Intensification)
Pembangunan Tanaman Pangan pada tahun 2011 tergabung di dalam Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Pangan Untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan dengan beberapa titik focus, antara lain : Pengelolaan Tanaman Kacang dan Umbi, Pengelolaan Tanaman Serealia, Perbenihan Tanaman Pangan, Perlindungan Tanaman dari Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI), Pasca Panen Tanaman Pangan dan Dukungan Manajemen.
Pembangunan tanaman pangan difokuskan kepada aspek ketersediaan pangan, dimana operasional program pembangunan tanaman pangan pada dasarnya merupakan rangkaian upaya untuk memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya usaha-usaha bidang tanaman pangan yang mampu menghasilkan produk, memiliki daya saing dan nilai tambah yang tinggi sehingga mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani dan masyarakat. Upaya-upaya tersebut meliputi faktor intern usaha tani dalam hal pengelolaan budidaya tanaman sejak persiapan lahan, penyiapan bibit, penanaman bibit hingga penanganan panen. Disamping itu juga pengelolaan faktor luar usaha tani juga mendapat perhatian cukup serius karena sangat mempengaruhi hasil produksi usaha tani yang akan dihasilkan. Faktor tersebut adalah organisme pengganggu tanaman dan perubahan iklim. Khusus untuk perubahan iklim hanya dapat melakukan usaha untuk meminimalisir dampak fenomena perubahannya saja.
Pembangunan tanaman pangan diprioritaskan pada beberapa komoditas unggulan nasional, yaitu padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar, dan komoditas alternatif/unggulan daerah, seperti talas, garut, gembili, sorgum, gandum dan lain-lain.
Pengembangan ketujuh komoditas prioritas dan komoditas unggulan lokal diaplikasikan dalam beberapa kegiatan, baik kegiatan yang menjadi tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Dinas Pertanian Propinsi/Kabupaten/Kota, maupun kegiatan pendukung yang merupakan tugas pokok dan fungsi instansi lain.
Pembiayaan program dan kegiatan pembangunan tanaman pangan bersumber dari: (1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN); (2) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) propinsi/kabupaten/kota; (3) kredit (KKP-E, KUKM, KUR, dll); (4) kemitraan (kerjasama dengan swasta), (5) dana masyarakat.
I I I I ---- 3333 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Kebijakan alokasi anggaran Pemerintah Pusat tahun anggaran 2011 diarahkan terutama untuk mendukung kegiatan ekonomi nasional dalam memacu pertumbuhan, menciptakan dan memperluas lapangan kerja, meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, dan mengurangi kemiskinan, disamping tetap menjaga stabilitas nasional, kelancaran kegiatan penyelenggaraan operasional pemerintahan, dan peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
Pada tahun anggaran 2011, Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat dari anggaran APBN diberikan dalam dua jenis anggaran yaitu anggaran dekonsentrasi dan anggaran tugas pembantuan. Propinsi melaksanakan Anggaran Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Provinsi, sedangkan kabupaten/kota melaksanakan Anggaran Tugas Pembantuan.
Agar tujuan dan sasaran pembangunan sub-sektor tanaman pangan yang dilaksanakan melalui program dan kegiatan yang dibiayai dari APBN dapat berjalan dengan baik, tepat sasaran dan tepat waktu serta anggaran yang tersedia dapat dimanfaatkan seefektif dan seefisien mungkin, maka sebelumnya disusun Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Tanaman Pangan TA 2011.
Pembangunan hortikultura, telah memberikan sumbangan yang cukup berarti
bagi sektor pertanian maupun perekonomian nasional, yang dilihat dari
pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), jumlah rumah tangga yang
mengandalkan sumber pendapatan dari subsektor hortikultura, peningkatan
pendapatan masyarakat, perdagangan internasional, sumber pangan masyarakat.
Komoditas hortikultura merupakan komoditas yang sangat penting dan strategis
karena jenis komoditas ini merupakan kebutuhan pokok manusia yang hakiki, yang
setiap saat selalu harus tersedia dalam jumlah yang cukup dengan mutu yang layak,
aman dikonsumsi, dan dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat. Pasar di
Indonesia sangat besar, dan dari tahun ke tahun menunjukkan kecenderungan yang
semakin meningkat sejalan dengan peningkatan laju pertumbuhan penduduk
Indonesia.
Usaha agribisnis hortikultura (buah-buahan, sayuran, tanaman hias dan tanaman
biofarmaka) merupakan sumber pendapatan tunai bagi masyarakat dan petani skala
kecil, menengah dan besar dengan keunggulan berupa nilai jualnya yang tinggi,
jenisnya beragam, tersedianya sumberdaya lahan dan teknologi, serta potensi
serapan pasar di dalam negeri dan internasional yang terus meningkat. Produk
hortikultura dalam negeri saat ini telah mampu memasok kebutuhan konsumen
dalam negeri melalui pasar tradisional dan pasar modern serta pasar luar negeri.
Ketersediaan sumberdaya hayati yang berupa jenis tanaman dan varietas yang
banyak dan ketersediaan sumberdaya lahan, apabila dikelola secara optimal akan
menjadi sumber kegiatan usaha ekonomi yang bermanfaat untuk penanggulangan
kemiskinan dan penyediaan lapangan kerja di pedesaan. Kondisi ini ternyata belum
dimanfaatkan secara optimal untuk memperkuat pembangunan subsektor
hortikultura.
I I I I ---- 4444 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Pembangunan Hortikultura, dilaksanakan dengan enam kegiatan utama yaitu :
1. Pengembangan Sentra Kawasan (Cluster) 2. Sekolah Lapang Good Agriculture Practicies (SL-GAP) 3. Sekolah Lapang Good Handling Practicies (SL-GHP) 4. Peningkatan Sarana dan Prasarana 5. Penguatan Kelembagaan 6. Pemberdayaan Kelompok 7. Dukungan Manajemen
Pengembangan Sentra Kawasan atau yang kemudian dikenal dengan istilah cluster merupakan suatu Kawasan agribisnis hortikultura yang terdiri dari areal budidaya tanaman hortikultura yang disatukan oleh satu kesatuan fasilitas infrastruktur ekonomi seperti jalan, pasar dan pengolahan. Melalui pendekatan kawasan diharapkan dapat dicapainya skala minimal usaha yang menghasilkan produk yang kontinyu sesuai dengan kebutuhan pasar dan mensejahterakan petani. Cluster diharapkan sebagai fokus dan salah satu sasaran utama dalam rangka pengembangan hortikultura. Melalui pendekatan kawasan, karakteristik hortikultura yang spesifik dan sarana yang memadai dengan keragaman komoditas yang ada serta dengan nilai ekonomis yang tinggi dan waktu panen yang berbeda, dan secara utuh dalam suatu wilayah akan saling melengkapi dan merupakan potensi ekonomi yang dapat dijadikan sandaran dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut.
Sekolah Lapang Good Agriculture Practicies atau yang biasa disingkat SL-GAP adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan dengan melibatkan seluruh aspek di dalam usaha tani yang terdiri dari petani, sumber daya air, sumber daya lahan, sumber daya iklim serta sumber daya lainnya untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu tanaman hortikultura. Sekolah Lapang GAP (SL-GAP) merupakan media bagi petani untuk belajar memahami GAP secara mandiri. Prinsip penyelenggaraan SL-GAP adalah belajar dari pengalaman petani dalam melaksanakan kegiatan budidaya. Diharapkan melalui metode pembelajaran ini, petani akan lebih memahami hal-hal terkait dengan GAP di tingkat lapang. Sedangkan petugas hanya bertugas sebagai fasilitator untuk memberi arah bagi proses pembelajaran yang dilakukan. Penyelenggaraan SL-GAP yang dilakukan secara maksimal dapat memberi dan meningkatkan wawasan serta pemahaman pelaku usahatani hortikultura dalam menerapkan GAP/SOP pada kegiatan budidaya hortikultura.
Sekolah Lapang Good Handling Practicies (SL-GHP) adalah kegiatan yang dilaksanakan sebagai upaya tindak lanjut dari kegiatan SL-GAP. SL-GHP juga melibatkan petani sebagai peserta dengan mengadakan kegiatan pertemuan yang pelaksanaannya disesuaikan masa panen komoditas. Komponen SL-GAP dan SL-GHP adalah pertemuan petani dengan menyiapkan konsumsi, perbanyakan materi pengadaan bahan SL, materi, transportasi peserta dan honor pemandu lapang, sedangkan perbedaannya adalah SL-GAP mengambil topik budidaya sedangkan SL-GHP secara luas membahas tentang penanganan pasca panen.
Peningkatan Sarana dan Prasarana Hortikultura dilaksanakan dengan pengadaan alat penunjang untuk agribisnis hortikultura yang diperlukan untuk memperlancar
I I I I ---- 5555 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
usaha tani terutama dalam pemanenan, penyimpanan dan pengangkutan hasil ke pasar. Hal ini sangat diperlukan mengingat sifat dari produk hortikultura yang tidak tahan lama dan sangat rentan terhadap resiko kehilangan hasil pada saat panen dan pasca panen.
Penguatan Kelembagaan Usaha sangat penting untuk meningkatkan daya saing rantai pasokan, untuk itu perlu dibangun kelembagaan yang mampu memperkuat kohsi horizontal dari pelaku-pelaku usaha dan segmen rantai pasokan dan inregrasi vertikal dari pelaku usaha dari segmen yang berbeda dari rantai pasokan. Kohesi horizontal mencakup kerjasama antara kelompok tani/ gapoktan ataupun kerjasama antar pedagang rantai pasokan. Integrasi vertikal merupakan kerjasama antara pelaku usaha dalam segmen yang berbeda yaitu antara kelompok tani dengan pedagang dan asosiasi.
Pemberdayaan Kelompok dilaksanakan untuk meningkatkan posisi tawar petani dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi usaha. Kegiatan ini dilaksanakan dengan pembentukan dan penegakan kelompok-kelompok tani, pembentukan gabungan kelompok tani (gapoktan) keberadaan kelompok tani gapoktan disuatu kawasan selanjutnya diarahkan untuk menjadi assosiasi petani atau asosiasi komoditas.
Dalam rangka untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu produk pertanian dan peningkatan daya saing produk pertanian khususnya bidang hortikultura, dibutuhkan berbagai upaya. Salah satu upaya yang merupakan program Departemen Pertanian pada tahun 2011 adalah untuk meningkatkan pembinaan, bimbingan, peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani di lapangan.010
Beberapa permasalahan masih dihadapi oleh pelaku usaha hortikultura diantaranya
rendahnya produktivitas, lokasi yang terpencar, skala usaha sempit dan belum
efisien, kebijakan dan regulasi dibidang perbankan, transportasi, ekspor dan impor
belum sepenuhnya mendukung pelaku agribisnis hortikultura nasional. Hal ini
menyebabkan produk hortikultura nasional kurang mampu bersaing dengan produk
hortikultura yang berasal dari negara lain. Oleh karena itu untuk meningkatkan
kontribusi subsektor hortikultura ke depan diperlukan dukungan semua pihak secara
terintegrasi sesuai tugas dan fungsinya.
Penerapan sistem penganggaran terpadu berbasis kinerja, membawa konsekuensi
akan pentingnya pengaturan sistem dan mekanisme perencanaan pembangunan
yang mengakomodasi semangat reformasi yang lebih demokratis, desentralistik,
sinergis, komprehensif dan berkelanjutan. Sistem penganggaran yang lebih
responsif diperlukan guna memenuhi tuntutan peningkatan kinerja dalam bentuk
hasil pembangunan, kualitas layanan, dan efisiensi pemanfaatan sumberdaya serta
mempermudah pencapaian sasaran program pembangunan pertanian, khususnya
subsektor hortikultura secara efektif, efisien, akuntabel dan terukur.
Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Pembangunan PPHP tahun 2011 dilaksanakan dengan mengacu kepada lima sub program yang terdiri dari Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian, Pengembangan Mutu dan
I I I I ---- 6666 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Standarisasi, Pengembangan Usaha dan Investasi, Pemasaran Domestik dan Pemasaran Internasional. Kontribusi Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian cukup besar maknanya bagi pembangunan pertanian, terutama bagi ketahanan ketahanan pangan. Kontribusinya adalah penurunan tingkat kehilangan hasil (loses) yang cukup signifikan bagi komoditas padi dan non padi. Selain penurunan tingkat kehilangan hasil baik berupa berat, volume dan kriteria kuantitatif lainnya, penurunan tingkat kehilangan hasil yang menjadi pusat perhatian adalah kehilangan hasil berupa mutu produk (kualitas) karena jika mutu produk tersebut menurun maka harga atau nilai jual produk tersebut juga berkurang dengan sendirinya atau bahkan tidak akan dapat diserap oleh pasar. Standarisasi mutu juga diperlukan dalam rangka memberikan jaminan kepada pasar bahwa produk yang akan dikonsumsi telah diproduksi sesuai porsedur dan aman untuk dikonsumsi. Jaminan tersebut merupakan daya tarik tersendiri yang dimiliki produk bagi pasar dan dapat meningkatkan posisi tawar produk di pasar.
Pembangunan agribisnis selama ini belum sepenuhnya menempatkan profit centre di petani. Petani hanya menerima sebagian kecil dari keuntungan dari suatu system agribisnis. Maka salah implementasi sistem tersebut adalah mengembangkan agroindustri pedesaan dengan pendekatan paradigma baru. Untuk mendukung pengembangan agroindustry pedesaan maka pengembangan usaha dan investasi juga dimasukkan ke salah satu sub program dalam program Pembangunan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. Setelah terbentuknya unit-unit usaha tadi dan sudah mendapatkan tempat di pasar lokal, maka dilaksanakan upaya lanjutan untuk dapat menarik pasar domestik (nasional) dan memperkenalkan produk-produk hasil pertanian unggulan daerah. Kemudian akhirnya produk-produk unggulan daerah tersebut akan diperkenalkan menjadi produk-produk unggulan nasional di pasar internasional.
Pembangunan Pengelolaan Lahan dan Air, tahun 2011 terjadi perubahan nama struktur pada Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air menjadi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Program yang dilakasanakan oleh Direktorat Jenderal PSP yaitu Program Penyediaan Dan Pengembangan Prasarana Dan Sarana Pertanian terdiri dari : (1) Kegiatan Aspek Pengelolaan Air terdiri dari Pengembangan Jaringan Irigasi
Tingkat Usaha Tani (JITUT), Pengembangan Jaringan Irigasi Desa (JIDES), Koordinasi JITUT dan JIDES, Penyusunan Database Profil Sosial Ekonomi Teknis Kelembagaan P3A/GP3A/IP3A, Pengembangan Embung dan Pengembangan Pertanian Partisipatif.
(2) Kegiatan Aspek Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian terdiri dari Pengembangan Jalan Usaha Tani (JUT), Perluasan Areal, Pertemuan Teknis Perluasan Areal, Pengembangan Metode SRI, Optimasi Lahan, Reklamasi dan konservasi lahan, Rapat Kordinasi Dan Monev Kegiatan Pengelolaan Lahan dan Identifikasi dan Inventarisasi sekaligus pengkajian dalam rangka penyusunan Peraturan gubernur Tentang Lahan Pertanian.
(3) Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alat Mesin Pertanian, Pembiayaan Kelembagaan Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA)
(4) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjan PSP yang terdiri dari SAI dan SABMN, SIMONEV, Pertemuan Penyusunan data dan RKAKL PLA Tahun
I I I I ---- 7777 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
2012, Workshop SAI, Konsolidasi dan Evaluasi Program dan Kegiatan 2011 dan Administrasi Satker
(5) Fasilitas Pupuk dan Pestisida berupa Pengembangan Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO)
(6) Pelayanan Pembiayaan Pertanian dan Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP), Pemberdayaan dan Fasilitasi Pelayanan Pembiayaan Pertanian
Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki potensi yang cukup besar untuk pengembangan lahan pertanian. Menurut data yang terkumpul dan telah disajikan dalam buku LP2B ( Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan ), tahun 2010 NTB memiliki lahan sawah seluas 239.127 Ha dan lahan pertanian bukan sawah seluas 723.701 Ha, sedangkan lahan bukan pertanian seluas 1.019.652 Ha. Luas lahan pertanian bukan sawah tersebut di NTB berupa lahan kering. Untuk menunjang produksi tanaman pangan dan hortikultura, tahun 2011 dilaksanakan program perluasan areal dan cetak sawah seluas 1.000 ha yang terdistribusi di kabupaten sumbawa (600 Ha), kabupaten sumbawa barat (300 Ha) dan kabupaten dompu (100 Ha).
Dengan demikian maka masih ada peluang peningkatan produksi dengan cara meningkatkan jumlah lahan produktif. Kendala yang saat ini menghambat produksi adalah terbatasnya lahan produktif, serta berkurangnya alih fungsi lahan menjadi non pertanian (bangunan dll,) kendala lain dalam pendayagunaan sumber daya lahan bagi pembangunan pertanian yaitu terjadinya degradasi lahan sawah, kendala lain yang tidak kalah pentingnya yaitu ketersediaan air yang masih sangat terbatas. Beberapa tempat di Kabupaten Sumbawa Barat, Sumbawa dan Bima terdapat ketersediaan sumber mata air yang belum dimanfaatkan sehingga dilakukan pengembangan cetak sawah yang diairi dari sumber mata air tersebut.
Pembangunan dan pengelolaan irigasi merupakan dua hal yang tidak terpisahkan dalam pembangunan pertanian dan pedesaan. Sejarah telah mencatat bahwa keberhasilan pencapaian swasembada beras yang pernah dicapai Indonesia pada era 80-an tidak dapat dilepaskan dari dukungan infrastruktur irigasi. Pemerintah selama ini telah memberikan perhatian besar terhadap penyediaan infrastruktur irigasi untuk mendukung ketahanan pangan nasional, terutama di daerah-daerah penghasil beras.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB tahun anggaran 2011, pemerintah Pusat mengalokasikan Anggaran Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. Anggaran dekonsentrasi dilaksanakan oleh Propinsi, sedangkan anggaran tugas pembantuan dilaksanakan oleh kabupaten/kota. Adapun anggaran yang dialokasikan oleh masing-masing Direktorat Jenderal Kementerian Pertanian ke Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB adalah sebagai berikut :
I I I I ---- 8888 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Tabel I-1. Alokasi Anggaran Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
Disamping dana APBN Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura juga mengelola dana yang bersumber dari APBD Provinsi berupa DPA SKPD sebesar Rp. 36.920.578.765,- terdiri dari Belanja Tidak Langsung (BTL) sebesar Rp. 20.299.007.000,- dan Belanja Langsung (BL) sebesar Rp. 16.621.571.765,- kemudian dalam APBD perubahan menjadi sebesar Rp. 37.509.855.111,- terdiri dari Belanja Tidak Langsung (BTL) sebesar Rp. 21.654.312.346,- dan Belanja Langsung (BL) sebesar Rp. 15.855.542.765,-.
Jumlah total serapan anggaran DPA - SKPD Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB di akhir tahun 2011 sebesar Rp. 34.636.239.924,- atau sebesar 92,34 % dari total anggaran. Dari total tersebut untuk belanja tidak langsung tercapai serapan anggaran sebesar Rp. 20.506.492.496,- atau sebesar 94,70 % dari pagu anggaran belanja tidak langsung. Untuk belanja langsung tercapai Rp. 14.129.747.428,- atau sebesar 89,12 % dari anggaran belanja langsung. Capaian, sisa dan detail dari masing-masing sumber anggaran dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar I-1. Total Realisasi Serapan Anggaran DPA - SKPD Dinas Pertanian TPH Prov. NTB TA. 2011.
BL
Rp.14.129.747.42
8
(37,67%)
BTL
Rp.20.506.492.49
6
(54,67%)
Sisa BL
Rp.1.725.795.33
7
(4,60 %)
Sisa BTL
Rp.1.147.819.85
0
(3,06%)
Sisa
Rp.2.873.615.1
87
(7,66 %)
I I I I ---- 9999 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Dari realisasi serapan anggaran DPA - SKPD Dinas Pertanian TPH Prov. NTB TA. 2011 terdapat sisa dana siap sebesar Rp. 2.873.615.187,- atau sebesar 7,66 % yang berasal dari nilai sisa dari masing-masing unit kerja. Perincian dari nilai sisa masing-masing unit kerja tersebut dapat dilihat pada table berikut :
Tabel I-2. Alokasi dan Serapan Anggaran APBD Provinsi NTB TA. 2011 di Masing-Masing Unit Kerja
Pagu Dana Realisasi Sisa Dana
2011 ( Rp ) ( Rp ) ( Rp )
Belanja Langsung 15.855.542.765 14.129.747.428 1.725.795.337 89,12 96,94
Belanja Tdk Langsung 21.654.312.346 20.506.492.496 1.147.819.850 94,70 94,70
Total DPA-SKPD 37.509.855.111 34.636.239.924 2.873.615.187 92,34 96,26
Disamping pencapaian serapan anggaran dari APBD, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Nusa Tenggara Barat TA. 2011 juga memiliki peran dalam pembentukan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pada tahun anggaran 2011, PAD tercapai sebesar Rp.1.942.954.900,- dari target sebesar Rp. 2.270.750.000,- atau sebesar 85,56 %. PAD ini sebagian besar bersumber dari UPTD Balai Benih Induk – Padi, Palawija dan Hortikultura (BBI-PPH), terdiri dari Retribusi jasa usaha, Retribusi penjualan usaha dan lain-lain PAD yang sah .
Untuk memberikan gambaran dan pertanggungjawaban terhadap program kegiatan yang sudah dilaksanakan disusunlah laporan tahunan yang lengkap dan terperinci mengenai pencapaian serapan anggaran Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura TA. 2011, baik berupa dana yang bersumber dari APBN (Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Provinsi) dan APBD maupun pencapaian PAD TA 2011 maka disusunlah Laporan Tahunan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2011.
IIIIIIII ---- 1111 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
BAB II
KEADAAN UMUM WILAYAH
A. Gambaran Umum Provinsi NTB
Provinsi Nusa Tenggara Barat terletak diantara 155o 46’ sampai 119o 5’ Bujur Timur dan 8 o 10’ sampai 9o 5’ Lintang Selatan.
Nusa Tenggara Barat terdiri atas dua Pulau besar, yaitu : Pulau Lombok dengan luas wilayah 4.738,70 km² dan Pulau Sumbawa dengan luas wilayah 15.414,45 km².
Batas-batas Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah :
a. Disebelah Utara : Laut Flores
b. Disebelah Selatan : Lautan Indonesia
c. Disebelah Barat : Selat Lombok
d. Disebelah Timur : Selat Sape
Luas daerah Nusa Tenggara Barat adalah : 2.015.315 km², dengan keadaan topografi untuk Pulau Lombok dibagian utara terdapat gunung-gunung tinggi dengan puncaknya seperti :
a. Gunung Rinjani : 3.726 m.
b. Gunung Timanuk : 2.362 m.
c. Gunung Nangi : 2.330 m.
d. Gunung Parigi : 1.532 m.
e. Gunung Plawangan : 2.638 m.
f. Gunung Baru : 2.376 m.
Di bagian Barat Laut (sebelah Utara Kota Ampenan) terdapat bukit, dimana disepanjang bukit dan pertemuan gunung-gunung tersebut terdapat sumber-sumber mata air yang sangat berperan dalam peningkatan produksi pertanian. Dibagian tengah Pulau Lombok terdapat dataran rendah yang bentuknya datar sampai bergelombang. Sebagian besar daerah ini merupakan daerah persawahan dan daerah perkebunan. Topografi Pulau Sumbawa terdiri dari pegunungan dan berbukit.
IIIIIIII ---- 2222 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Puncaknya yang tertinggi adalah Tambora dengan ketinggian 2.851 m, Gunung Batulanteh dengan ketinggian 1.730 m dan Gunung Soromandi / Donggo dengan ketinggian 1.467 m.
Tingkat kemiringan dan tinggi tempat Wilayah Nusa Tenggara Barat dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel II-1
Kemiringan Wilayah NTB
No. Tingkat kemiringan Luas
Km² %
1. Diatas 40 % (Daerah bergunung) 392.100 19,45
2. 15 % - 40 % (Daerah berbukit) 764.868 37,95
3. Kurang dari 15 % (Daerah Landai) 858.847 42,60
Jumlah 2.015.315 100,00
Sumber : Nusa Tenggara Barat Dalam Angka Tahun 2010
Tabel II-2 Ketinggian Wilayah Nusa Tenggara Barat
NO. Tinggi Tempat Luas
Keterangan Km² %
1. 0 – 100 527.776 26,18 Kabupaten se NTB
2. 101 – 500 913.465 45,32 Kabupaten se NTB
3. 500 – 1.000 433.884 21,52 Kabupaten se NTB
4. > 1.000 140.190 6,98 Kabupaten se NTB
Jumlah 2.015.315 100,00
Sumber : Nusa Tenggara Barat Dalam Angka Tahun 2010
B. Penduduk.
Jumlah penduduk di Nusa Tenggara Barat hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional 2010, jumlah penduduk Nusa Tenggara Barat mencapai 4.434.012 jiwa. Dengan rincian, laki-laki sebanyak 2.119.538 jiwa dan perempuan sebanyak 2.314.474.802 jiwa.
Rincian jumlah penduduk untuk masing-masing Kabupaten/Kota tahun 2006 s/d 2010, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
IIIIIIII ---- 3333 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Tabel II-3
Jumlah Penduduk Provinsi NTB Tahun 2006 s/d Tahun 2010
9 Kota Bima 119.247 126.035 127.373 129.843 132.292 142.579 207,50
10 KLU - - - - - 200.072 809,53
Jumlah 4.143.292 4.257.306 4.292.491 4.363.756 4.434.012 4.500.212 20.153,15
NoKabupaten /
Kota
Tahun
Sumber : NTB Dalam Angka Tahun 2011
C. Administrasi Pemerintahan.
Secara administratif dan menurut Undang-Undang Nomor 64 tahun 1958 Daerah Nusa Tenggara Barat diresmikan menjadi Provinsi Daerah Tingkat I pada tanggal 17 Desember 1958. Sampai dengan tahun 2010, dengan adanya pemekaran Kabupaten Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri dari 8 (delapan) Kabupaten dan 2 (dua) Kota. Dengan telah dimekarkan kecamatan di Kabupaten, sampai saat ini jumlah Kecamatan menjadi 116 dan 1.085 Desa/Kelurahan.
Rincian jumlah kecamatan dan desa/kelurahan per Kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel II-4
Jumlah Kecamatan Tahun 2007-2011 dan Desa/Kelurahan di NTB Th. 2011 Desa /
Kelurahan
2007 2008 2009 2010 2011 2011
1 Mataram 3 6 6 6 6 50
2 Lobar 15 15 15 10 10 123
3 Loteng 12 12 12 12 12 139
4 Lotim 20 20 20 20 20 215
5 Sumbawa 23 24 24 24 24 166
6 Dompu 8 8 8 8 8 79
7 Bima 14 18 18 18 18 178
8 Kota Bima 3 5 5 5 5 38
9 KSB 5 5 8 8 8 64
10 KLU - - - 5 5 33
Jumlah 103 113 116 116 116 1.085
NoKabupaten /
KotaTahun
Kecamatan
Sumber : NTB dalam Angka Tahun 2011
IIIIIIII ---- 4444 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
D. Jenis Tanah dan Luas Baku Sawah.
Berdasarkan Peta Tanah Tinjau Skala 1 : 250.000 ( Lembaga Penelitian Tanah, 165 dan 167 ), jenis tanah di Provinsi Nusa Tenggara Barat terbagi / dipilahkan menjadi 26 jenis tanah dan paling dominan ada 5 jenis tanah yaitu:
a. Tanah Mediteran : 23,41 % b. Tanah Regosol : 19,35 % c. Tanah aluvial : 7,29 % d. Tanah Grumusol : 5,14 % e. Tanah Latosol : 2,03 %
Sedangkan jenis tanah lainnya adalah jenis tanah Kompleks Latosol Mediteran ditambah jenis tanah lainnya yang belum ada datanya. Jenis tanah dan luasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel II-5 Jenis dan Luas Tanah di Provinsi NTB
No. Jenis tanah Luas
Keterangan Ha %
1. Tanah Mediteran 463.902 23,02 Kab/kota se NTB
2. Tanah Regosol 383.169 19,02 Kab/kota se NTB
3. Aluvial 144.302 7,16 Kab/kota se NTB
4. Tanah Grumusol 101.702 5,05 Kab/kota se NTB
5. Tanah Latosol 40.097 1,98 Kab/kota se NTB
6. Jenis Tanah Lainnya 882.143 43,77 Kab/kota se NTB
Jumlah 2.015.315 100,00 -
Sumber : NTB Dalam Angka Tahun 2010
Di Pulau Lombok jenis tanah yang banyak dijumpai adalah jenis tanah Regosol Coklat seluas 36.353 km² dan yang tersempit adalah jenis Regosol Kelabu dan Aluvial hidromorp seluas 1,79 km². Sedangkan di Pulau Sumbawa jenis tanah Komplek Latosol Mediteran Coklat kemerahan dan Mediteran Coklat yang terluas terdapat di Kabupaten Sumbawa seluas 471.720 km², Kabupaten Bima seluas 146.471 km² dan Kabupaten Dompu seluas 711.78km². Di Pulau Lombok jenis tanah ini tidak dijumpai.
Selama lima tahun terakhir di Provinsi Nusa Tenggara Barat telah terjadi peningkatan penggunaan lahan sawah, yaitu dari :
a. Lahan sawah tadah hujan menjadi lahan sawah irigasi non PU b. Lahan sawah irigasi non PU menjadi lahan sawah irigasi sederhana c. Lahan sawah irigasi sederhana menjadi lahan sawah irigasi ½ teknis d. Lahan sawah irigasi ½ teknis menjadi lahan sawah teknis.
Perkembangan penggunaan lahan di Nusa Tenggara Barat dapat dilihat pada tabel berikut :
IIIIIIII ---- 5555 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Tabel II-6
Perkembangan Luas Baku Lahan Sawah di NTB Tahun 2005 s/d 2010
Jumlah 226.714 232.520 227.139 230.777 236.211 238.410
No UraianTahun
Sumber : NTB Dalam Angka Tahun 2011
E. Keadaan Iklim
Daerah Nusa Tenggara Barat ditandai oleh 2 musim yaitu musim hujan yang terjadi antara bulan Oktober s/d Maret dan musim kemarau yang terjadi antara bulan April s/d September.
Pada dasarnya iklim di Nusa Tenggara Barat dicirikan oleh periode hujan yang pendek yaitu berkisar antara 3-4 bulan basah dan musim kering yang panjang yaitu sampai lebih dari 6–9 bulan. Tipe iklim di Nusa Tenggara Barat menurut Oldeman dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel II-7 Tipe Iklim menurut Oldeman di Nusa Tenggara Barat
No. Type
Iklim
Hujan Wilayah
Basah Kering
1. C3 5 – 6 4 – 6 Kabupaten Lombok Barat membujur ke Timur dan
Kabupaten Sumbawa Bagian Tengah.
2. D3 3 – 4 4 – 6 Lombok Barat menuju ke Lombok Selatan dan sebagian besar Pulau Sumbawa.
3. D4 3 – 4 6 Lobar bagian Utara sebagian Kabupaten Sumbawa
Bagian Timur serta sebagian besar Kab. Bima.
4. E3 3 4 – 6 Kabupaten Sumbawa bagian selatan membujur ke
timur, se bagian Kabupaten Dompu & Bima.
5. E4 3 6
Kabupaten Lombok timur membujur ke selatan serta Kabupaten Bima sebelah timur.
Sumber : NTB Dalam Angka Tahun 2010
Kriteria Oldeman yang menggunakan besarnya curah hujan bulanan rata-rata untuk menentukan bulan basah dan kering dapat dipakai pula untuk menentukan periode penanaman. Zone curah hujan di Nusa Tenggara Barat dibagi menjadi 7 (tujuh) Zone berdasarkan homogenitas wilayah (topografi, ketinggian tempat, dan temperatur).
IIIIIIII ---- 6666 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Tabel II-8
Pembagian Zone Curah Hujan di NTB
No. Zone Wilayah
1. Lombok Bagian Utara Gondang, Bayan dan Sambelia
2. Lombok Bagian Tengah Mataram, Peninjauan, Gerung, Kopang, Puyung, Montong Baan, Dasan Lekong, Lenek dan
Pringgabaya.
3. Lombok Bagian Selatan Sekotong, Sengkol, Mujur, Janapria, Keruak & Rensing.
4. Sumbawa Bagian Barat Lunyuk, Taliwang, Alas, Uthan Rhee dan Sumbawa.
5. Sumbawa Bagian Timur Moyohilir, Lape, Plampang dan Empang.
6. Dompu dan Bima Bagian Barat Dompu, Kilo, Kempo, Bolo dan Monta.
7. Bima Bagian Timur Sape dan Wawo.
Sumber : NTB Dalam Angka Tahun 2010
F. Transportasi
Tabel II-9
Pelabuhan dan Bandar Udara di NTB
No. Kab./
Kota
Bandar Udara Pelabuhan
Nama Lokasi Nama Lokasi
1. Kota
Mataram
Selaparang Rembiga,
Mataram
Ampenan Pelsus
Pertamina Ampenan
2. Lombok
Barat
- - Lembar, Pemenang Lembar,
Pemenang
3. Lombok Timur
- - Kayangan, Labuhan Lombok
Labuhan Lombok
4. Sumbawa Brang Biji Sumbawa Besar
Badas Alas Sumbawa, Badas Alas
5. Dompu - - Kempo
Calabai
Kempo
6. Bima M Salahudin Bima Bima Sape Bima Sape
8. Sumbawa Barat
Tropical Air Ship Water
Base PT NTT
Selaparang
Sekongkang Benete
Benete Benete
9. Kota Bima - - Bima Tanjung
Sumber : NTB Dalam Angka Tahun 2010
1 III III III III ---- 1111 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
BAB III
KEDUDUKAN TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI NTB
A. Gambaran Umum Pelayanan SKPD
1. Kedudukan
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 7 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tatakerja Dinas-dinas Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat, kedudukan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah :
a. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah unsur Pemerintah Daerah yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.
b. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat dipimpin oleh Kepala Dinas.
c. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara administratif dikoordinasikan oleh Asisten Ekonomi dan Pembangunan.
2. Tugas Pokok dan Fungsi
a. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai tugas membantu Gubernur dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang pertanian meliputi tanaman pangan daan hortikultura berdasarkan asas otonomi, tugas pembantuan dan dekonsentrasi.
b. Dalam pelaksanaan tugas pokok sebagaimana dimaksud point 1, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat menyelenggarakan fungsi : 1) Perumusan kebijakan teknis bidang pertanian meliputi tanaman
pangan dan hortikultura; 2) Perencanaan program dan kegiatan bidang pertanian meliputi
tanaman pangan dan hortikultura; 3) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum
bidang pertanian meliputi tanaman pangan dan hortikultura;
1 III III III III ---- 2222 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
4) Pengkoordinasian dan pembinaan tugas bidang pertanian meliputi tanaman pangan dan hortikultura;
5) Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan tugas bidang pertanian meliputi tanaman pangan dan hortikultura;
6) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
B. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat, terdiri dari :
1. Kepala Dinas;
2. Sekretariat, terdiri dari : a. Sub bagian Program dan Pelaporan; b. Sub bagian Keuangan; c. Sub bagian Umum dan Kepegawaian.
3. Bidang Produksi Tanaman Pangan, terdiri dari : a. Seksi Perbenihan dan Sarana Produksi Tanaman Pangan; b. Seksi Budidaya Serealia Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian; c. Seksi Perlindungan Tanaman dan Penerapan Teknologi Tanaman
Pangan.
4. Bidang Produksi Hortikultura, terdiri dari : a. Seksi Perbenihan dan Sarana Produksi Hortikultura; b. Seksi Budidaya Buah Sayur-Sayuran Tanaman Hias dan Biofarmaka. c. Seksi Perlindungan Tanaman dan Penerapan Teknologi Hortikultura.
5. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil, terdiri dari : a. Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil; b. Seksi Pemasaran Hasil dan Mutu; c. Seksi Pembiayaan dan Pengembangan Usaha.
6. Bidang Pengelolaan Lahan dan Air, terdiri dari : a. Seksi Pengelolaan Lahan dan Konservasi; b. Seksi Perluasan Areal; c. Seksi Pengelolaan Air.
7. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
8. Jabatan Fungsional
C. Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas
Berdasarkan Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 21 Tahun 2009 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Provinsi Provinsi
1 III III III III ---- 3333 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Nusa Tenggara Barat, Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah :
1. Kepala Dinas
a. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai tugas memimpin, melakukan koordinasi pengawasan dan pengendalian dalam penyelenggaraan kegiatan di bidang pertanian meliputi Tanaman Pangan dan Hortikultura yang merupakan urusan pemerintahan provinsi dan tugas pembantuan yang diberikan pemerintah kepada Gubernur serta tugas lain sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan peraturan perundang-undangan.
b. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada point a, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura menyelenggarakan fungsi : 1) Perumusan kebijakan teknis urusan pemerintahan bidang
pertanian meliputi Tanaman Pangan dan Hortikultura. 2) Pembinaan dan pelaksanaan tugas urusan pemerintahan bidang
pertanian meliputi Tanaman Pangan dan Hortikultura. 3) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai
dengan tugas dan fungsi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura.
2. Sekretariat
a. Sekretariat mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pembinaan administrasi yang meliputi ketatausahaan, umum, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan pemeliharaan kantor.
b. Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
c. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada point a, Sekretariat menyelenggarakan fungsi : 1) Melaksanakan persiapan perumusan kebijakan dan koordinasi. 2) Pengelolaan urusan keuangan. 3) Pelaksanaan pembinaan administrasi dalam arti melakukan urusan
ketatausahaan, kepegawaian, perlengkapan, kerumahtanggaan dan keprotokolan.
d. Sekretariat membawahi :
1) Sub bagian Program dan Pelaporan a) Sub bagian Program dan Pelaporan dipimpin oleh Kepala Sub
Bagian. b) Sub bagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas
menyiapkan bahan perumusan kebijakan, koordinasi,
1 III III III III ---- 4444 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
perencanaan dan penyusunan program, pengumpulan dan analisis data, evaluasi program dan pelaporan.
c) Rincian tugas Sub bagian Program dan Pelaporan, adalah : (1) Menyiapkan bahan dalam rangka perumusan
kebijakan, program dan pelaporan. (2) Menghimpun dan menganalisa data dalam rangka
program dan pelaporan. (3) Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
pelaksanaan Program dan Pelaporan. (4) Menyiapkan laporan pelaksanaan kegiatan Subbagian
Program dan Pelaporan. (5) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
2) Sub bagian Keuangan a) Sub bagian Keuangan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian. b) Sub bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan
pengelolaan urusan keuangan. c) Rincian tugas Sub bagian Keuangan, adalah :
(1) Mengumpulkan / mengolah data keuangan untuk bahan penyusunan laporan keuangan.
(2) Menyiapkan bahan usulan dan pemberhentian pemimpin kegiatan, kuasa pemimpin kegiatan, bendaharawan dan atasan langsungnya.
(3) Melaksanakan penyiapan bahan penyusunan rencana penerimaan dan anggaran belanja dinas baik rutin maupun pembangunan.
(4) Menyiapkan bahan penyelenggaraan pembinaan administrasi keuangan dan perbendaraan.
(5) Mencatat dan mengklarifikasi laporan hasil pemeriksaan serta penyiapan tindak lanjut.
(6) Menyiapkan laporan pelaksanaan kegiatan Subbagian Keuangan .
(7) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
3) Sub bagian Umum dan Kepegawaian a) Sub bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh Kepala
Sub Bagian. b) Sub bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas
melakukan urusan ketatausahaan, kepegawaian, perlengkapan, kerumahtanggan, keprotokolan di lingkup dinas.
c) Rincian tugas Subbagian Umum dan Kepegawaian, adalah : (1) Melalukan urusan ketatausahaan. (2) Melakukan urusan kepegawaian. (3) Melakukan Urusan Perlengkapan. (4) Melaksanakan urusan kerumahtanggaan dan
keprotokolan.
1 III III III III ---- 5555 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
(5) Menyiapkan laporan pelaksanaan kegiatan Subbagaian Umum dan Kepegawaian.
(6) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
3. Bidang Produksi Tanaman Pangan
a. Bidang Produksi Tanaman Pangan mempunyai tugas pokok yaitu perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis, evaluasi di bidang pembenihan, sarana produksi, budidaya, perlindungan tanaman, dan penerapan teknlogi tanaman pangan.
b. Bidang Produksi Tanaman Pangan dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
c. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada point a, Bidang produksi tanaman pangan menyelenggarakan fungsi : 1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang perbenihan dan sarana
produksi, budidaya, perlindungan tanaman, dan penerapan teknologi tanaman pangan.
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang perbenihan dan sarana produksi, budidaya perlindungan tanaman, dan penerapan teknologi tanaman pangan.
3) Penyusunan pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang perbenihan dan sarana produksi, budidaya, perlindungan tanaman dan penerapan teknologi tanaman pangan.
4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan dan sarana produksi, budidaya, perlindungan tanaman, dan penerapan teknologi tanaman pangan.
5) Pelaksanaan Administrasi Bidang Produksi Tanaman Pangan.
d. Bidang Produksi Tanaman Pangan membawahi :
1) Seksi Perbenihan dan Sarana Produksi Tanaman Pangan. a) Seksi Perbenihan dan Sarana Produksi Tanaman Pangan
dipimpin oleh Kepala Seksi. b) Seksi Perbenihan dan Sarana Produksi Tanaman Pangan
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan, perumusan, dan pelaksanaan kebijakan, pedoman, kriteria, dan prosedur serta pemberian bimbingan teknis, dan evaluasi di bidang perbenihan dan sarana produksi tanaman pangan.
c) Rincian tugas Seksi Perbenihan dan Sarana Produksi Tanaman Pangan adalah : (1) Melaksanakan penyiapan, perumusan dan pelaksanaan
kebijakan, pedoman, kriteria dan prosedur. (2) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
perbenihan dan sarana produksi tanaman pangan. (3) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
2) Seksi Budidaya Serealia Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian
1 III III III III ---- 6666 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
a) Seksi Perbenihan dan Sarana Produksi Tanaman Pangan dipimpin oleh Kepala Seksi.
b) Seksi Budidaya Serealia, Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian mempunyai tugas melaksanakan Penyiapan, perumusan dan pelaksakan kebijakan, penyusunan pedoman, kriteria, prosedur serta bimbingan teknis, dan evaluasi di bidang budidaya Serealia, Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian.
c) Rincian tugas Budidaya Serealia, Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian adalah : (1) Melaksanakan Penyiapan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan. (2) Penyusunan pedoman, kriteria, prosedur serta
bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya Serealia, Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian.
(3) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
3) Seksi Perlindungan Tanaman dan Penerapan Teknologi Tanaman Pangan. a) Seksi Perlindungan Tanaman Pangan dan Penerapan
Teknologi Tanaman Pangan dipimpin oleh Kepala Seksi. b) Seksi Perlindungan Tanaman Pangan dan Penerapan
Teknologi Tanaman Pangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan, penyusunan kebijakan, kajian, dan penyebarluasan informasi teknologi perbenihan dan sarana produksi, perlindungan tanaman, teknologi budidaya tanaman pangan.
c) Rincian tugas Seksi Perlindungan Tanaman Pangan dan Penerapan Teknologi Tanaman Pangan adalah :
(1) Melakukan penyiapan bahan, penyusunan kebijakan dan kajian.
(2) Penyebarluasan informasi teknologi perbenihan dan sarana produksi, budidaya,serta perlindungan tanaman pangan dan teknologi budidaya tanaman pangan.
(3) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
4. Bidang Produksi Hortikultura.
a. Bidang Produksi Hortikultura mempunyai tugas Perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis, evaluasi di bidang perbenihan, sarana produksi, budidaya, perlindungan tanaman dan penerapan teknologi hortikultura.
b. Bidang Produksi Hortikultura dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
1 III III III III ---- 7777 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
c. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada point a, Bidang Hortikultura mempunyai fungsi : 1) Penyiapan perumusan kebijakan dibidang perbenihan dan sarana
produksi, budidaya, perlindungan tanaman, dan penerapan teknologi hortikultura.
2) Pelaksanaan kebijakan dibidang perbenihan dan sarana produksi, budidaya, perlindungan tanaman dan penerapan teknologi hortikultura.
3) Penyusunan pedoman, kriteria dan prosedur dibidang perbenihan dan sarana produksi, budidaya, perlindungan tanaman dan penerapan teknologi hortikultura.
4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi dibidang perbenihan dan sarana produksi, budidaya, perlindungan tanaman dan penerapan teknologi hortikultura.
5) Pelaksanaan administrasi Bagian Produksi Hortikultura.
d. Bidang Produksi Hortikultura membawahi :
1) Seksi Perbenihan dan Sarana Produksi Hortikultura 1) Seksi Perbenihan dan Sarana Produksi Hortikultura dipimpin
oleh Kepala Seksi. 2) Seksi Perbenihan dan Sarana Produksi hortikultura
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan, perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pedoman, kriteria dan prosedur serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan dan sarana produksi hortikultura.
3) Rincian tugas Seksi Perlindungan Tanaman Pangan dan Penerapan Teknologi Tanaman Pangan adalah : (1) Melakukan penyiapan, perumusan dan pelaksanaan
kebijakan pedoman, kriteria dan prosedur. (2) Pemberian bimbingan teknis dan evalusi di bidang
perbenihan sarana produksi hortikultura. (3) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
2) Seksi Budidaya Buah Sayur-Sayuran Tanaman Hias dan Biofarmaka 1) Seksi Budidaya Buah Sayur-Sayuran Tanaman Hias dan
Biofarmaka dipimpin oleh Kepala Seksi. 2) Seksi Budidaya Buah Sayur-Sayuran Tanaman Hias dan
Biofarmaka mempunyai tugas melaksanakan penyiapan, perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pedoman, kriteria dan prosedur serta bimbingan teknis dan evaluasi di bidang Budidaya Buah Sayur-Sayuran Tanaman Hias dan Biofarmaka.
3) Rincian tugas Seksi Budidaya Buah Sayur-Sayuran Tanaman Hias dan Biofarmaka adalah : (1) Melaksanakan penyiapan, perumusan dan pelaksanaan
kebijakan penyusunan pedoman, kriteria dan prosedur.
1 III III III III ---- 8888 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
(2) Bimbingan Teknis dan evaluasi di bidang budidaya buah sayur-sayiran tanaman hinas dan biofarmaka.
(3) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
3) Seksi Perlindungan Tanaman dan Penerapan Teknologi Hortikultura 1) Seksi Perlindungan Tanaman dan Penerapan Teknologi
Hortikultura dipimpin oleh Kepala Seksi. 2) Seksi Perlindungan Tanaman dan Penerapan Teknologi
Hortikultura mempunyai tugas melakukan penyiapan, penyusunan kebijakan, kajian dan penyebaran informasi teknologi perbenihan dan sarana produksi, perlindungan tanaman dan teknologi budidaya tanaman Hortikultura.
3) Rincian tugas Seksi Perlindungan Tanaman dan Penerapan Teknologi Hortikultura adalah : (1) Melaksanakan penyiapan bahan, penyusunan
kebijakan dan kanian. (2) Penyebaran informasi teknologi perbenihan dan sarana
produksi, perlindungan tanaman dan Teknologi budidaya tanaman Hortikultura.
(3) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
5. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil
a. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil mempunyai tugas melaksanakan pembinaan penerapan teknologi pasca panen, pengolahan hasil, pemasaran hasil, pembiayaan dan mutu; melaksanakan kebijakan, bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pasca panen, pengolahan hasil, pemasaran hasil, pembiayaan dan mutu; .menyusun juklak dan juknis bidang pasca panen, pengolahan hasil, pemasaran hasil, pembiayaan dan mutu.
b. Bidang Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
c. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada point a, Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil mempunyai fungsi : 1) Penyiapan perumusan kebijakan dan pelaksanaannya di bidang
pasca panen, pengolahan hasil, pemasaran hasil, pembiayaan dan mutu.
2) Penyiapan bahan pedoman dan penyusunan petunjuk operasional bidang pasca panen, pengolahan hasil, pemasaran hasil, pembiayaan dan mutu.
3) Pemberian bimbingan teknis dan evalusi kegiatan serta sarana dan prasarana pendukungnya di bidang pengolahan dan pemasaran hasil.
1 III III III III ---- 9999 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
4) Penyiapan konsep koordinasi antara dinas / badan terkait dalam hal pelaksanaan tugas.
5) Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan atasan. 6) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas serta memberikan saran
pertimbangan kepada atasan.
d. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil membawahi :
1) Seksi Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil. a) Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil mempunyai tugas
melaksanakan pembinaan penerapan teknologi pasca panen dan pengolahan hasil pertanian, pelaksanaan kebijakan serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi dibidang pasca panen dan hasil pertanian, membuatan juklak dan juknis untuk kelancaran tugas.
b) Rincian tugas Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil adalah : (1) Melaksanakan pembinaan penerapan teknologi pasca
panen dan pengolahan hasil pertanian. (2) Melaksanaan kebijakan serta pemberian bimbingan
teknis dan evaluasi di bidang pasca panen dan hasil pertanian, pembuatan juklak dan juknis untuk kelancaran tugas.
(3) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
2) Seksi Pemasaran Hasil. a) Seksi Pemasaran Hasil mempunyai tugas membuat rencana
kerja tahunan, menyiapkan konsep koordinasi dengan unit kerja / instansi terkait, menyiapkan rencana mutu produk hasil pertanian, membuat konsep juklak dan juknis sesuai dengan peraturan perundang-undangan untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
b) Rincian tugas Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil adalah : (1) Membuat rencana kerja tahunan. (2) Menyiapkan konsep koordinasi dengan unit kerja /
instansi terkait. (3) Menyiapkan rencana mutu produk hasil pertanian. (4) Membuat konsep juklak dan juknis sesuai dengan
peraturan perundang-undangan untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
(5) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
3) Seksi Pembiayaan dan Pengembangan Usaha. a) Seksi Pembiayaan dan Pengembangan Usaha mempunyai
tugas melaksanakan pembinaan, pelaksanaan kebijakan serta memberikan bimbingan teknis dan mengevaluasi
1 III III III III ---- 10101010 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
dibidang pembiayaan dan pengembangan usaha. Membuat juklak dan Juknis untuk kelancaran tugas.
b) Rincian tugas Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil adalah : (1) Melaksanakan pembinaan dan pelaksanaan kebijakan (2) Memberikan bimbingan teknis dan mengevaluasi
dibidang pembiayaan dan pengembangan usaha, membuat juklak dan Juknis untuk kelancaran tugas.
(3) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
6. Bidang Pengelolaan Lahan dan Air.
a. Bidang Pengelolaan Lahan dan Air mempunyai tugas melakukan perumusan pelaksanaan kebijakan, melakukan bimbingan teknis, pemetaan tata ruang komoditas, inventarisasi dan tata alih fungsi lahan pertanian, perluasan areal tanaman pangan dan hortikultura, pengeloalaan lahan, pengelolaan air dan tata guna air pertanian dan monev bidang PLA dan penerapan kaidah-kaidah kesinambungan dan keseimbangan ekosistem lingkungan sumber daya alam.
b. Bidang Pengelolaan Lahan dan Air dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
c. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada point a, Bidang Pengelolaan Lahan dan Air mempunyai fungsi : 1) Perumusan kebijakan pemetaan tata ruang komoditas, penataan
alih fungsi lahan pertanian dan inventarisasi lahan, perluasan areal tanaman pangan dan hortikultura, pengelolaan lahan dan pengelolaan air dan tata guna air pertanian.
2) Melaksanakan kebijakan dibidang pengembangan lahan dan pengelolaan air dan tata guna air pertanian.
3) Penyusunan pedoman, prosedur, kriteria sebagai dasar pelaksanaan kebijakan pengembangan lahan dan pengelolaaan air dan tata guna air pertanian.
4) Melakukan pembinaan teknis dan melakukan monitoring dan evaluasi pengembangan lahan dan pengelolaan air dan tata guna air pertanian.
5) Melaksanakan administrasi Bidang Pengembangan Lahan dan Air.
d. Bidang Pengelolaan Lahan dan Air membawahi :
1) Seksi Pengembangan Lahan dan Konservasi. a) Seksi Pengembangan Lahan dan Konservasi mempunyai
tugas melaksanakan dan menyiapkan, perumusan dan melaksanakan kebijakan, penyusunan pedoman, kriteria, prosedur, bimbingan teknis dan monev bidang optimasi lahan, rehabilitasi, reklamasi lahan dan konservasi lahan.
b) Rincian tugas Seksi Pengembangan Lahan dan Konservasi adalah :
1 III III III III ---- 11111111 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
a. melaksanakan dan menyiapkan, perumusan dan melaksanakan kebijakan, penyusunan pedoman, kriteria, prosedur.
b. Melakukan bimbingan teknis dan monev bidang optimasi lahan, rehabilitasi, reklamasi lahan dan konservasi lahan.
c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
2) Seksi Perluasan Areal. a) Seksi Perluasan Areal mempunyai tugas mempersiapkan dan
melakukan perumusan kebijakan pemetaan tata ruang komoditas, penataan alih fungsi lahan pertanian dan inventarisasi lahan, perluasan areal tanaman pangan dan hortikultura.
b) Rincian tugas Seksi Pengembangan Lahan dan Konservasi adalah : a. Mempersiapkan dan melakukan perumusan kebijakan
pemetaan tata ruang komoditas. b. Melakukan penataan alih fungsi lahan pertanian dan
inventarisasi lahan, perluasan areal tanaman pangan dan hortikultura.
c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
3) Seksi Pengelolaan Air. a) Seksi Pengelolaan Air mempunyai tugas melaksanakan dan
menyiapkan, perumusan dan melaksanakan kebijakan, penyusunan pedoman, kriteria, prosedur, bimbingan teknis dan monev bidang pengelolaan dan tata guna air pertanian.
b) Rincian tugas Seksi Pengembangan Lahan dan Konservasi adalah : a. Melaksanakan dan menyiapkan, perumusan dan
b. Melakukan bimbingan teknis dan monev bidang pengelolaan dan tata guna air pertanian.
c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.
D. Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja UPTD Lingkup Dinas
Berdasarkan Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 23 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pada Dinas Daerah dan Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) pada Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat, maka Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja UPTD pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah :
1. Balai Benih Induk Padi, Palawija dan Hortikultura.
1 III III III III ---- 12121212 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
a. UPTD Balai Benih Induk Padi, Palawija dan Hortikultura mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas teknis dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat di bidang perbenihan padi, palawija dan hortikultura.
b. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada point a, UPTD Balai Benih Induk Padi, Palawija dan Hortikultura menyelenggarakan fungsi : 1) Menyusun rencana teknis perbenihan padi, palawija, dan
hortikultura. 2) Penghasil benih dasar dan benih pokok padi, palawija dan
hortikultura. 3) Pelaksanaan pengamatan teknologi dibidang perbenihan. 4) Penyampaian informasi perbenihan. 5) Pelaksanaan pengujian varietas dan galur harapan yang berasal
dari pemulia tanaman. 6) Pelaksanaan studi, latihan dan arena pertemuan penyuluh
pertanian, kontak tani dan para petugas serta ahli dalam kalangan perbenihan.
7) Penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan.
c. Susunan Organisasi BBI Padi, Palawija dan Hortikultura terdiri dari : 1) Kepala UPTD 2) Sub Bagian Tata Usaha 3) Seksi Benih Padi dan Palawija. 4) Seksi Benih Hortikultura 5) Kelompok Jabatan Fungsional.
d. Uraian Tugas :
1) Kepala UPTD mempunyai tugas memimpin, mengendalikan dan mengkoordinasi pelaksanaan tugas UPTD Balai Benih Induk Padi Palawija dan Hortikultura sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat serta ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan, pengelolaan urusan tata usaha, kepegawaian, perlengkapan, keuangan dan rumah tangga serta melaksanakan pembinaan administrasi dilingkungan Balai Benih Induk Padi, Palawija dan Hortikultura.
3) Seksi Benih padi dan palawija mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan, penyusunan program, perumusan teknis operasional, koordinasi, fasilitasi teknis kegiatan perbenihan padi dan palawija.
1 III III III III ---- 13131313 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
4) Seksi Benih Hortikultura mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan, penyusunan program, perumusan teknis operasional, koordinasi, fasilitasi teknis kegiatan perbenihan hortikultura.
5) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala UPTD Balai Benih Induk Padi Palawija dan Hortikultura sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.
2. UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura
a. UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura menpunyai tugas melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Nusa Tenggara Barat di bidang pengendalian organisme pengganggu tumbuhan tanaman pangan dan hortikultura.
b. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada point a, UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura menyelenggarakan fungsi : 1) Penyusunan rencana teknis pemantauan, peramalan dan
pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT), bencana alam dan faktor iklim dan rekomendasinya di bidang pertanian.
2) Pengkajian dan analisis hasil pemantauan, peramalan dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT), bencana alam dan faktor iklim di bidang pertanian.
3) Pengujian dan penerapan teknis pemantauan, peramalan dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT), bencana alam dan faktor iklim di bidang pertanian.
4) Pelaksanaan kebijakan teknis penyidikan penyakit di bidang pertanian lintas kabupaten / kota.
5) Pengembangan teknologi pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) menggunakan agen hayati, pestisida nabati dan musuh alami.
6) Penyebarluasan informasi tentang organisme pengganggu tumbuhan (OPT), bencana alam dan faktor iklim dan rekomendasi pengendaliannya.
7) Pengawasan mutu, residu serta pemantauan dampak penggunaan pestisida.
8) Penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan.
c. Struktur Organisasi UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura terdiri dari : 1) Kepala UPTD. 2) Sub Bagian Tata Usaha. 3) Seksi Identifikasi, Analisa dan Evaluasi Serangan Organisme
Pengganggu Tumbuhan. 4) Seksi Pengembangan Teknologi dan Laboratorium organisme
Pengganggu Tumbuhan. 5) Kelompok Jabatan Fungsional.
1 III III III III ---- 14141414 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
d. Uraian Tugas :
1) Kepala UPTD mempunyai tugas memimpin, mengendalikan dan mengkoordinasi pelaksanaan tugas UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat serta ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan, pengelolaan urusan tata usaha, kepegawaian, perlengkapan, keuangan dan rumah tangga dan melaksanakan pembinaan administrasi di lingkungan UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura.
3) Seksi Identifikasi, Analisa dan Evaluasi Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan mempunyai tugas merencanakan dan mennyelenggarakan kegiatan identifikasi dan evaluasi serangan OPT, bencana alam, faktor iklim, penetapan rekomendasi dan pengendalian OPT serta pengawasan pestisida.
4) Seksi Pengembangan Teknologi dan Laboratorium Organisme Pengganggu Tumbuhan mempunyai tugas merencanakan dan menyelenggarakan kegiatan diagnosa OPT dan bencana alam, pengembangan metode pengamatan, peramalan OPT, spesifik lokasi dan teknis pengendalian OPT, penetapan ambang ekonomi serta penggalian dan pengembangan agen hayati dan pestisida nabati.
5) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.
3. UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura
a. UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi Nusa Tenggara Barat dibidang pengawasan dan sertifikasi benih tanaman pangan dan hortikultura.
b. Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada point a UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai fungsi : 1) Penyusunan rencana dan persiapan pelepasan varietas baru. 2) Pengkajian dan analisis teknis mutu benih. 3) Pengujian dan penerapan pengembangan metode pengujian /
analisa benih laboratorium.
1 III III III III ---- 15151515 LAPORAN TAHUNAN 2011
5) Pelaksanaan sertifikasi benih. 6) Pengawasan pemasaran benih berdasarkan peraturan yang berlaku. 7) Penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan.
c. Susunan Organisasi UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura terdiri dari : 1) Kepala UPTD. 2) Sub Bagian Tata Usaha 3) Seksi Penilaian kultivar, Sertifikasi dan Pengawasan Pemasaran. 4) Seksi Pengujian Benih Laboratorium. 5) Kelompok Jabatan Fungsional.
d. Uraian Tugas :
1) Kepala UPTD mempunyai tugas memimpin, mengendalikan dan mengkoordinasi pelaksanaan tugas UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat serta ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan, pengelolaan urusan tata usaha, kepegawaian, perlengkapan, keuangan, rumah tangga serta melaksanakan pembinaan administrasi di lingkungan UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura.
3) Seksi Penilaian Kultivar, Sertifikasi dan Pengawasan Pemasaran mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan, penyusunan program, perumusan teknis operasional, koordinasi, pelaksanaan pengelolaan, pengembangan metode dan pengolahan data.
4) Seksi Pengujian Benih Laboratorium mempunyai tugas melakuklan penyiapan bahan, penyusunan program, perumusan teknis operasional, koordinasi, pengawasan sistem mutu benih laboratorium.
5) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.
4. UPTD Sekolah Pertanian Pembangunan Mataram
a. UPTD Sekolah Pertanian Pembangunan Mataram mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi NTB di bidang Pendidikan Pertanian yang
1 III III III III ---- 16161616 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
meliputi sub sektor tanaman pangan dan hortikultura, sub sektor perikanan, sub sektor peternakan, sub sektor perkebunan dan sub sektor kehutanan.
b. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada point a UPTD Sekolah Pertanian Pembangunan Mataram menyelenggarakan fungsi : 1) Menyelenggarakan pendidikan formal tingkat menengah kejuruan
bagi lulusan SLTP dan yang sederajad dari Propinsi NTB khususnya dan Indonesia pada umumnya.
2) Penyiapan tenaga teknisi menengah pertanian yang siap pakai, mahir, trampil, memiliki jiwa wirausaha yang berwawasan agribisnis dan agro industri yang berperan serta dalam pembangunan pertanian.
3) Pelaksanaan pusat pengembangan pertanian di wilayah kerjanya. 4) Pelaksanaan koordinasi teknis penyelenggaraan pendidikan dan
akreditasi SPP daerah dan swasta di Provinsi Nusa Tenggara Barat. 5) Pelaksanaan pembinaan pada desa binaan untuk masyarakat
pertanian di pedesaan sekitar SPP Negeri Mataram sebagai salah satu perwujudan SPP Negeri Mataram selaku pusat pengembangan pertanian.
6) Penyediaan sarana dan prasarana dalam mendukung penyelenggaraan proses belajar mengajar untuk menghasilkan lulusan yang siap pakai dan pengembangan sumber daya manusia pertanian.
7) Pemberdayaan alumni yang belum bekerja untuk melaksanakan kegiatan agribisnis dan agroindustri.
8) Pelaksanaan pemberdayaan petani kecil yang tersebar di Kabupaten / Kota se Nusa Tenggara barat.
9) Pelaksanaan kerja sama dengan instansi terkait, perusahaan agribisnis dan agroindustri, yayasan atau lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan masyarakat untuk menjalin kemitraan.
10) Penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan.
c. Susunan Organisasi UPTD Sekolah Pertanian Pembangunan Mataram terdiri dari : 1) Kepala UPTD. 2) Sub Bagian Tata Usaha 3) Kelompok Jabatan Fungsional
d. Uraian Tugas :
1) Kepala UPTD mempunyai tugas memimpin, mengendalikan dan mengkoordinasi pelaksanaan tugas UPTD Sekolah Pertanian Pembangunan Mataram sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat serta ketentuan peraturan perundang-undangan.
1 III III III III ---- 17171717 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
2) Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan bahan, pengelolaan urusan tata usaha, kepegawaian, perlengkapan, keuangan dan rumah tangga serta melaksanakan pembinaan administrasi di lingkungan UPTD Sekolah Pertanian Pembangunan Mataram.
3) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala UPTD Sekolah Pertanian Pembangunan Mataram sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.
5. UPTD Sekolah Pertanian Pembangunan Bima
a. UPTD Sekolah Pertanian Pembangunan Bima mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi NTB di bidang Pendidikan Pertanian yang meliputi sub sektor tanaman pangan dan hortikultura, sub sektor perikanan, sub sektor peternakan, sub sektor perkebunan dan sub sektor kehutanan.
b. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada point a UPTD Sekolah Pertanian Pembangunan Bima menyelenggarakan fungsi : 1) Menyelenggarakan pendidikan formal tingkat menengah kejuruan
bagi lulusan SLTP atau sederajad yang berada di Kabupaten Bima dan Nusa Tenggara Barat pada umumnya, bahkan dari Nusa Tenggara Timur.
2) Penyiapan tenaga-tenaga muda lulusan sekolah pertanian pembangunan yang siap untuk mandiri/wiraswastawan dalam bidang pertanian dalam arti luas.
3) Penyediaan sarana dan fasilitas guna mendukung penyelenggaraan proses belajar mengajar yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dan ketata usahaan.
4) Pelaksanaan pengembangan usaha pada unit-unit produksi yang berada pada instalasi sekolah seperti koperasi sekolah, kepramukaan, palang merah remaja dan lain-lain.
5) Penyelenggaran administrasi umum dan keuangan.
c. Susunan Organisasi UPTD Sekolah Pertanian Pembangunan Bima terdiri dari : 1) Kepala UPTD. 2) Sub Bagian Tata Usaha. 3) Kelompok Jabatan Fungsional
d. Uraian Tugas : 1) Kepala UPTD mempunyai tugas memimpin, mengendalikan dan
mengkoordinasi pelaksanaan tugas UPTD Sekolah Pertanian Pembangunan Bima sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura.
2) Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan bahan, pengelolaan urusan tata usaha, kepegawaian,
1 III III III III ---- 18181818 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
perlengkapan, keuangan dan rumah tangga serta melaksanakan pembinaan administrasi di lingkungan UPTD Sekolah Pertanian Pembangunan Bima.
3) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala UPTD Sekolah Pertanian Pembangunan Bima sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.
6. UPTD Balai Pendidikan dan Latihan Pertanian Mataram
a. UPTD Balai Pendidikan dan Latihan Pertanian Mataram mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi NTB di bidang Pendidikan dan Latihan Pertanian.
b. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada point a, UPTD Balai Pendidikan dan Latihan Pertanian Mataram menyelenggarakan fungsi : 1) Penyusunan rencana program kegiatan diklat dalam arti luas dan
diklat lainnya yang diperlukan untuk pengembangan sumberdaya manusia pertanian.
2) Pengkajian dan analisis teknis program kegiatan diklat pertanian. 3) Pengujian dan penerapan program kegiatan diklat pertanian. 4) Pelaksanaan kebijakan teknis program kegiatan diklat pertanian. 5) Penyiapan data dan informasi sumberdaya manusia pertanian. 6) Pengkajian kebutuhan tenaga kerja dan diklat pertanian.. 7) Koordinasi pelaksanaan diklat pertanian. 8) Pelaksanaan tugas operasional, pemberian layanan administrasi
dan penyediaan sarana/prasarana diklat pertanian. 9) Evaluasi pasca diklat dan pelaporan. 10) Penyelenggaran administrasi umum dan keuangan.
c. Susunan Organisasi UPTD Balai Pendidikan dan Latihan Pertanian Mataram terdiri dari : 1). Kepala UPTD. 2). Sub Bagian Tata Usaha. 3). Seksi Perencanaan dan Evaluasi. 4). Seksi Sarana dan Penyelenggaraan. 5). Kelompok Jabatan Fungsional
d. Uraian Tugas : 1) Kepala UPTD mempunyai tugas memimpin, mengendalikan dan
mengkoordinasi pelaksanaan tugas UPTD Balai Pendidikan dan Latihan Pertanian Mataram sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura serta ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan bahan, pengelolaan urusan tata usaha, kepegawaian, perlengkapan, keuangan dan rumah tangga serta melaksanakan
1 III III III III ---- 19191919 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
pembinaan administrasi di lingkungan UPTD Balai Pendidikan dan Latihan Pertanian Mataram.
3) Seksi Perencanaan dan Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan program, perumusan teknis operasional, koordinasi, fasilitasi teknis, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pendidikan dan pelatihan serta bimbingan lanjutan pasca pelatihan.
4) Seksi Sarana dan Penyelenggaraan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan program, penyusunan teknis operasional, koordinasi, fasilitasi teknis sarana/prasarana dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan.
5) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala UPTD Balai Pendidikan dan Latihan Pertanian Mataram sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.
E. Sumber Daya Aparatur
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat didukung oleh 440 personalia yang terdiri dari 425 orang PNS dan 15 orang Non PNS (Honorer), yang tersebar pada Dinas Induk dan 6 UPTD.
F. Struktur Organisasi Dinas
Susunan Organisasi Dinas Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri dari Sekretariat dan empat Bidang. Sekretariat membawahi tiga Sub Bagian yaitu : Sub Bagian Program dan Pelaporan, Sub Bagian Keuangan , Sub Bagian Umum dan Kepegawaian. Disamping sekretariat terdapat empat bidang, yaitu : Bidang Produksi Tanaman Pangan, Bidang Produksi Hortikultura, Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil dan Bidang Pengelolaan Lahan dan Air. Masing-masing Bidang membawahi tiga seksi.
1. Susunan Organisasi Dan Ketatausahaan
Susunan organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB Tahun 2011, dan personalianya terdiri dari :
1 III III III III ---- 20202020 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Tabel III-1 Susunan Organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura Provinsi NTB
No Jabatan Nama Pejabat
1 Kepala Dinas : Ir. H. Abdul Ma’ad, MM
2 Sekretaris : Ir. Usman Fauzi, M.Si
1) Kasubbag Program dan Pelaporan : Sigit Nurwanta, SP.
2) Kasubbag Keuangan : Abdul Gafur, Bsc
3) Kasubbag Umum & Kepegawaian : H. Suparman, S. Sos.
3 Bidang Produksi Tanaman Pangan : Ir. Prihatin Haryono, M. Si.
1) Seksi Pembenihan dan Sarana
Produksi Tanaman pangan
: Ir. Hj. Nur Ilmiati
2) Seksi Budidaya Serealia, Kacang-
kacangan dan Umbi-umbian
: Ir. Budi Subagio, MM
3) Seksi Perlindungan Tanaman dan Penerapan Teknologi Tanaman
Pangan
: Ir. I Made Sukarsa
4 Bidang Produksi Hortikultura : Ir. H. L. Moh. Rais
1) Seksi Pembenihan dan Sarana
Produksi Hortikultura
: Ir. Desak Made Ramawati
2) Seksi Budidaya Buah, Sayuran, Tanaman Hias dan Biofarmaka
: Ir. Abdurahim
3) Seksi Perlindungan Tanaman dan
Penerapan Teknologi Hortikultura
: Yeni Wahyuni, SP, MM
5 Bidang Pengolahan dan Pemasaran
Hasil
: Ir. Hj. Rosyadah
1) Seksi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil
: Ir. I Nyoman Sinartha,M.Si
2) Seksi Pemasaran Hasil dan Mutu : Ir. Endy Rohendy
3) Seksi Pembiayaan dan Pengembangan Usaha
: Hj. Siti Chotijah, SP.
6 Bidang Pengelolaan Lahan dan Air : Ir. Husnul Fauzi, M.Si
1) Seksi Pengelolaan Lahan dan Konservasi
: Ir. Lalu Suwarjaya
2) Seksi Perluasan Areal : Ardin Zain, STP
3) Seksi Pengelolaan Air : Ir. L. Putrajaya
7 Jabatan Fungsional : -
G. Ketatausahaan
1. Kepegawaian
a. Keadaan Pegawai
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB didukung oleh 440 orang personil yang terdiri dari 397 orang PNS, 28 orang CPNS dan 15 orang Non PNS (PTT/Honorer), yang tersebar pada Dinas Induk dan 6 UPTD, dengan rincian sebagai tabel berikut.
1 III III III III ---- 21212121 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Tabel III-2 Personalia Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura Provinsi NTB Tahun 2011
No. Lokasi PNS CPNSPTT /
HonorerJumlah
1. Dinas Induk 132 2 4 136
2. BBI PPH 53 0 5 58
3. BPTPH 44 0 0 44
4. BPSB TPH 53 2 0 53
5. SPP Bima 25 8 3 28
6. SPP Mataram 55 16 3 58
7. Diklat Pertanian 35 0 0 35
397 28 15 440Jumlah
Keadaan pegawai Dinas Pertanian Provinsi NTB s/d 31 Desember 2011, berdasarkan pangkat/golongan seperti tabel III-3.
1 III III III III ---- 22222222 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Tabel III-3 Keadaan Pegawai Berdasarkan Pangkat/Golongan,
Setiap Unit Kerja pada Diperta TPH Provinsi NTB Tahun 2011
IV III II I
1 Kepala Dinas 1 0 0 0 1
2 Sekretariat 1 29 26 6 62
3 Bidang Prod.Pangan 3 14 3 0 20
4 Bidang Prod. Horti 2 9 4 0 15
5 Bidang P2HP 2 14 3 0 19
6 Bidang PLA 2 12 3 0 17
7 UPTD SPP Bima 1 23 8 1 33
8 UPTD BPTPH 3 20 20 1 44
9 UPTD BPSB TPH 1 35 15 4 55
10 UPTD BBI PPH 1 19 25 8 53
11 UPTD SPP MATARAM 14 33 22 2 71
12 UPTD BALAI DIKLAT 11 12 12 0 35
42 220 141 22 425
JmlPangkat / Golongan
Total
No Unit Kerja
Keadaan PNS/CPNS dan Tenaga Honorer Daerah Pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB, berdasarkan jenjang pendidikan sebagai berikut :
Tabel III-4. Keadaan PNS Dan Tenaga Honorer Daerah Pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Dan Hortikultura Provinsi NTB, Berdasarkan Jenis Kelamin dan Jenjang Pendidikan
L P Jml S2 S1 D3 D1 SLTA SLTP SD
1. PNS 273 124 397 23 169 14 10 153 28 0
2. CPNS 11 17 28 1 27 0 0 0 0 0
3. Honda 11 4 15 0 0 3 0 8 0 4
Jumlah 295 145 440 24 196 17 10 161 28 4440
No. Uraian
Jumlah Pegawai Berdasarkan
Jenis Kelamin Jenjang Pendidikan
Dari data di atas, tampak bahwa :
1) Jumlah pegawai berdasarkan gender, adalah : laki-laki 67,05 % dan perempuan 32,95 %.
2) Jumlah pegawai berdasarkan pendidikan, adalah sebagai berikut : S2 5,45 %, S1 44,55 %, D3 3,86 %, D1 2,27 %, SLTA 36,59 %, SLTP 6,36 % dan SD 0,91%.
1 III III III III ---- 23232323 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
b. Mutasi Kepegawaian
Selama TA. 2011 mutasi kepegawaian yang sudah terealisasi antara lain : Kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, alih tugas dan mutasi status kepegawaian, diuraikan sbb. :
1) Kenaikan Pangkat
Kenaikan pangkat reguler pegawai Diperta NTB tahun 2011 sebanyak 74 orang, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel III-5. Jumlah Pegawai Diperta NTB Yang Memperoleh Kenaikan Pangkat Reguler Tahun 2011
Dari Ke1 2 3 4 5
1. April 2011 IV/d IV/e 2
IV/b IV/c 1
III/d IV/a 1
III/c III/d 7
III/b III/c 5
III/a III/b 20
II/c III/a 1
II/c II/d 3
II/b II/c 1
II/a II/b 15
I/c II/a 1
I/c I/d 7
I/a I/b 4
68
2. Oktober 2011 III/d IV/a 1
III/c III/d 2
III/b III/c 2
III/a III/b 1
6
74
Jumlah
PegawaiPeriodeNo.
Kenaikan Pangkat
Jumlah
Total
Jumlah
2) Kenaikan Gaji Berkala
Kenaikan gaji berkala pegawai Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2010, sebanyak 53 orang, dengan rincian sebagai berikut :
1 III III III III ---- 24242424 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Tabel III-6. Kenaikan Gaji Berkala Pegawai Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB Tahun 2011
1 2 3 4
1 J a n u a r i I I I 8
I I 4
I 1
2 F e b r u a r i I I I 1
I I 1
3 M a r e t I V 3
I I I 6
I I 6
4 A p r i l I V 2
I I I 5
I I 9
I 1
5 M e i I I I 2
I I 1
6 J u n i I I I 5
I I 1
7 J u l i I I I 1
I I 1
8 A g u s t u s I I I 2
9 S e p t e m b e r I I I 2
I 1
1 0 O k t o b e r I I I 1
1 1 N o p e m b e r - -
1 2 D e s e m b e r I I I 2
J u m l a h 6 9
N o . G o l o n g a nK e n a i k a n G a j i
B e r k a l a B u l a n
J u m l a h
P e g a w a i
3) Pengangkatan Pegawai
Tahun 2011, pegawai lingkup Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura yang diangkat menjadi PNS sebanyak 2 orang, yang diangkat sebagai CPNS sebanyak 28 orang.
c. Kartu Kepegawaian
Pengurusan kartu seperti Karpeg, Karis/Karsu, Askes dan Taspen Pegawai Diperta NTB pada TA.2011, dilaksanakan oleh Sekretaris melalui Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
1 III III III III ---- 25252525 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
2. Sarana, Prasarana dan Pelayanan Umum
a. Sarana dan Prasarana
1) Bangunan Kantor Kantor Dinas Pertanian Provinsi NTB terletak di Kota
Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, pada lahan seluas 9840 m². Bangunan kantor seluas 1.448 m², terbagi dalam 5 (lima) bangunan gedung sebagai berikut : a). Kantor induk seluas 732 m² b). Ruang kerja Bidang Produksi Tanaman Pangan seluas 174
m² c). Gedung bertingkat dua seluas 405 m², sebagai ruang kerja :
(1) Bidang PLA, (2) Bidang Produksi Hortikultura, (3) Bidang P2HP.
d). Ruang Rapat Hortikultura seluas 142 m².
2) Mobilitas
Dalam rangka menunjang dan memperlancar pelaksanaan tugas operasional di Dinas Pertanian Provinsi NTB telah dilengkapi dengan kendaraan roda empat maupun roda dua. Kendaraan yang ada dan dalam keadaan baik di Dinas Pertanian Provinsi NTB pada TA. 2011, berjumlah 37 buah, terdiri dari 12 buah kendaraan roda empat dan 25 buah kendaraan roda dua.
3). Peralatan Kantor
Untuk menunjang pelaksanaan kegiatan sehari-hari, pada TA. 2011, di Dinas Pertanian Provinsi NTB telah memiliki peralatan kantor/laboratorium melalui pengadaan barang inventaris yang sumber dananya berasal dari rutin, APBD Provinsi maupun APBN.
b. Komunikasi dan Pelayanan Umum (Surat Menyurat)
Kegiatan surat menyurat di Dinas Pertanian Provinsi NTB selama TA. 2011, berjumlah 7.078 surat, terdiri dari 3.608 buah surat masuk dan 3.470 buah surat keluar.
IV IV IV IV ---- 1111 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
BAB IV
HASIL PEMBANGUNAN TANAMAN PANGAN
A. PENDAHULUAN
Komoditi tanaman pangan memiliki peran pokok sebagai pemenuh kebutuhan
pangan, pakan dan industri dalam negeri yang setiap tahunnya cendrung meningkat,
seiring dengan penambahan jumlah penduduk dan berkembangnya industri pangan
dan pakan. Sehingga dari sisi ketahanan pangan nasional fungsinya menjadi amat
penting dan strategis. Komoditi padi berperan sebagai pemenuhan pokok karbohidrat
masyarakat, sedangkan jagung dan kedelai untuk memenuhi kebutuhan bahan baku
industri pangan olahan dan pakan.
Pembangunan tanaman pangan difokuskan kepada aspek ketersediaan pangan,
dimana operasional program pembangunan tanaman pangan pada dasarnya
merupakan rangkaian upaya untuk memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya usaha-
usaha bidang tanaman pangan yang mampu menghasilkan produk, memiliki daya
saing dan nilai tambah yang tinggi sehingga mampu meningkatkan pendapatan dan
kesejahtran petani dan masyarakat. Pembanguna tanaman pangan diperioritaskan
pada beberapa komoditas unggulan nasional, yaitu padi, jagung, kedelai, kacang
tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar dan komoditas alternatif/unggulan daerah
seperti talas, garut, gembili, sorgum, gandum dan lain-lain.
Ketahanan pangan nasional merupakan kunci dari ketahanan nasional.
Peningkatan produksi tanaman pangan (padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang
hijau, ubi kayu dan ubi jalar) perlu diupayakan dalam rangka pemantapan ketersediaan
beras, jagung, kacang-kacangan dan umbi-umbian yang bersumber dari produksi
dalam negeri.
Sasaran utama pembangunan tanaman pangan tahun 2010-2014 merupakan
turunan dari sasaran utama pembangunan pertanian yang disebut dengan EMPAT
SUKSES PERTANIAN yaitu :
1. mewujudkan pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan
2. mewujudkan peningkatan diversifikasi pangan
IV IV IV IV ---- 2222 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
3. mewujudkan peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor
4. mewujudkan peningkatan kesejahtraan petani
Dalam hal ini, pencapaian sasaran (target) utama diharapkan dapat
memberikan dampak yang sangat signifikan bagi pemenuhan kebutuhan nasional, baik
kebutuhan pangan, kebutuhan pakan, kebutuhan energi maupun kebutuhan bahan
baku untuk industri lainnya. Beberapa kinerja dampak dari pembangunan tanaman
pangan adalah :
1. meningkatnya ketahanan pangan
2. meningkatnya nilai tambah dan daya saing
3. meningkatnya kesejahtraan petani (pendapatan)
Pencapaian sasaran pembangunan subsektor tanaman pangan akan ditempuh
melalui strategi yang mengacu pada strategi yang ditetapkan oleh Kementerian
Pertanian yakni Tujuh Gema Revitalisasi, yaitu :
1. Revitalisasi lahan
2. Revitalisasi Perbenihan dan pembibitan
3. Revitalisasi Infrastruktur dan Sarana
4. Revitalisasi Sumber Daya Manusia
5. Revitalisasi Pembiayaan Petani
6. Revitalisasi Kelembagaan Petani
7. Revitalisasi Teknologi dan industri hilir
Berkaitan dengan peningkatan produksi, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
menetapkan strategi peningkatan produksi tanaman pangan melalui CATUR STRATEGI
Peningkatan Produksi Tanaman Pangan, yaitu :
1. Peningkatan Produktivitas
Strategi ini mendorong petani meningkatkan produktivitas yang dilaksanakan
secara terencana dan berkelanjutan melalui penerapan rekayasa ekonomi,
rekayasa sosial dan teknologi yang efisien dan spesipik lokasi serta didukung
oleh penerapan alat mesin pertanian dengan tetap memperhatikan kelestarian
lingkungan. Dalam mengembangkan penerapan teknologi dilakukan
pewilayahan berdasarkan tingkat produktivitas dan penerapan teknologi yang
ada. Akselerasi penerapan teknologi diarahkan pada daerah-daerah yang
IV IV IV IV ---- 3333 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
tingkat produktivitasnya relatif.rendah. Bagi daerah-daerah yang
produktivitasnya telah relative tinggi dimantapkan dengan focus pengembangan
diarahkan kepada aspek rekayasa sosial, ekonomi dan kelembagaan.
Peningkatan produktifitas dapat dicapai melalui :
a. Pengelolaan Lahan
Penyediaan alat mesin pertanian dan pengembangan usaha pelayanan jasa
alsintan pra panen dan pasca panen dilakukan untuk mendorong percepatan
pengolahan lahan, efisiensi usaha dan peningkatan kualitas produk pertanian
tanaman pangan yang dihasilkan
b. Penggunaan Benih bermutu dari varietas ungguls unggul
Penggunaan benih varietas unggul bermutu didorong melalui pembinaan
produsen benih untuk dapat menghasilkan benih secara enam tepat, yaitu
tepat waktu, mutu, varietas, jumlah, lokasi dan harga. Langkah-
langkah yang perlu dilakukan untuk meningkatkan ketersediaan benih
varietas unggul bermutu adalah : 1) inventarisasi stok dan penangkaran
benih yang terdapat di masing-masing Kabupaten/Kota dalam setiap skala
waktu tertentu, 2) pemanfaatan stok benih yang ada secara optimal, 3)
pembinaan kepada produsen/penangkar benih agar proses produksi benih
terlaksana secara berkelanjutan.
c. Pengembangan cara Tanam
Pengembangan cara tanam (perbaikan sistem budidaya) dilakukan dengan
upaya-upaya antara lain : 1) perencanaan pola, tata, waktu dan cara tanam
yang tepat sesuai dengan rekomendasi BPTP, 2) pengaturan distribusi
panen yang lebih merata, 3) penerapan cara tanam yang sesuai anjuran
teknologi baru, 4) peningkatan populasi tanaman dengan pengaturan jarak
tanam, 5) penerapan pemupukan berimbang, 6) Penggantian varietas dari
varietas produksi rendah ke varietas produksi tinggi dan perluasan
penggunaan benih padi/jagung hibrida bermutu, 7) penyiapan lahan dengan
teknologi olah tanah yang disesuaikan dengan tipologi lahan dan jenis
tanaman
d. Pengaturan pengairan
Pengembangan jaringan irigasi dan tata guna air sesuai kebutuhan
pengairan usahatani, dilakukan berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya
IV IV IV IV ---- 4444 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
sehingga penyediaan air bagi pertanaman dapat terjamin sesuai dengan
kebutuhan. Penyediaan air irigasi/pengairan sangat penting untuk
peningkatan produktivitas tanaman pangan, yang dilakukan melalui
perbaikan saluran-saluran yang rusak/bocor maupun melalui penerapan
sistem hemat air seperti sistem leb, pengairan bertahap (intermittent
irigation) serta peningkatan kerjasama dengan perkumpulan petani Pemakai
Air (P3A). Pengembangan bangunan konservasi dan pengelolaan
sumberdaya air seperti embung, sumur resapan, rorak, bendung, cekdam
dan lainnya dapat dimanfaatkan secara merata sepanjang tahun
e. Pemupukan berimbang dan penggunaan pupuk organik
Sebagai sumber hara, pupuk merupakan sarana produksi yang memegang
peranan penting dalam peningkatan produktivitas dan kualitas hasil
tanaman pangan. Pemberian pupuk diberikan dengan teknologi pemupukan
berimbang, yaitu pemupukan yang didasarkan pada kebutuhan tanaman dan
ketersediaan hara tanah spesipik lokasi secara tepat jumlah, jenis, cara dan
waktu pemberian sehingga pupuk menjadi lebih efektif dan efisien.
Pemberian pupuk organik yang berasal dari bahan organik seperti limbah
pertanian/kompos, kotoran hewan, dan pupuk hayati lainnya sangat berguna
untuk meningkatkan unsur hara tanah, daya ikat air dan kapasitas tampung
air oleh tanah.
2. Perluasan Areal
Pengembangan tanaman pangan melalui perluasan areal tanaman dilakukan
melalui :
a. Optimalisasi Lahan
Optimalisasi pemanfaatan lahan dilaksanakan melalui upaya :
1) peningkatan indeks pertanaman (IP) baik IP 100 menjadi IP 200 atau IP
200 menjadi IP 300 maupun IP 0 menjadi IP 100 atau IP 200 pada sawah
irigasi, tadah hujan, lahan kering maupun lahan lebak serta pasang surut,
serta pengembangan padi IP 400
2) penanaman tanaman pangan sebagai tanaman sela/intercroping di lahan
perkebunan, kehutanan maupun hortikultura. Tanaman sela dapat
diusahakan 3-5 tahun atau lebih, sepanjang tajuk tanaman pokok belum
menaungi. Sedangkan pada tanaman pokok sejenis kelapa rakyat,
IV IV IV IV ---- 5555 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
tanaman sela dapat dilakukan sepanjang tahun. Untuk lahan transmigrasi,
tanaman pangan dapat diusahakan pada lahan pekarangan, lahan usaha I
maupun lahan usaha II baik secara monokultur maupun tumpang sari.
b. Cetak sawah baru
Cetak sawah baru dilakukan melalui pembukaan lahan pada berbagai tipologi
lahan, khususnya lahan basah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam cetak
sawah baru adalah :
1) Ada inisiatif dari petani/pemuka masyarakat
2) Melakukan survei, investigasi dan desain
3) Status kepemilikan lahan jelas
4) Menghindari vegetasi hutan berat/hutan lindung
5) Pengairan/ketersediaan air terjamin dan
6) Mendapat dukungan penuh dari pemerintah setempat
Penyediaan air irigasi/pengairan melalui pembangunan/perbaikan jaringan
irigasi Teknis Usaha Tani (JITUT), Jaringan Irigasi Desa (JIDES) dan Tata Air
Mikro (TAM). Perbaikan jaringan irigasi ini diharapkan dapat meningkatkan
ketersediaan air terutama dapat mendorong indeks pertanaman (IP)
c. Pembangunan/perbaikan pompa/sumur/embung
Pembangunan/perbaikan pompa/sumur/embung serta meningkatkan
kerjasama dengan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A). Pembangunan
atau perbaikan serta fasilitas sumber-sumber air untuk pertanian sangat
penting dalam mendorong peningkatan produktivitas maupun meningkatkan
perluasan areal tanam
d. Rehabilitasi dan Konservasi Lahan
Rehabilitasi dan konservasi lahan pertanian dilakukan pada lahan sawah
terlantar atau yang selama ini tidak dimanfaatkan/ditanami tanaman pangan
dan semak blukar. Kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka rehabilitasi
dan konservasi lahan antara lain :
1) Teknologi penyiapan/pembersihan lahan dari semak blukar
2) Perbaikan saluran irigasi
3) Pemanfaatan pompa air Traktor dan
4) Pengembangan usaha pelayanan jasa alsintan (UPJA) dan lain-lain
IV IV IV IV ---- 6666 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
3. Pengamanan Produksi
Pengamanan produksi dimaksudkan untuk mengatasi gangguan organisme
pengganggu tumbuhan (OPT), dampak perubahan iklim (DPI) dan pengamanan
kualitas. Berbagai kendala dan permasalahan yang di hadapi dalam
mengamanan kualitas serta kehilangan hasil akibat penanganan panen dan
pasca panen yang tidak benar, dan pengembangan lumbung dan gudang. Ada
3 (tiga) sub strategi yang dapat dilakukan dalam rangka pengamanan produksi
yaitu :
a. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan ( OPT )
Gangguan OPT diatasi dengan menerapkan sistem pengendalian hama
terpadu (PHT), yaitu menerapkan berbagai cara pengendalian menjadi satu
kesatuan pengendalian yang kompatibel sehingga OPT tidak menimbulkan
kerugian. Pengendalian OPT dengan menggunakan pestisida diharapkan
menjadi alternatif terakhir, yaitu jika sistem pengendalian dengan metode
PHT tidak memungkinkan lagi atau serangan OPT telah terjadi secara
eksplosif dengan tingkat serangan berat
b. Pengembangan Antisipasi Dampak Perubahan Iklim
Pengamanan hasil dari dampak perubahan iklim dilakukan dengan
memperkuat antisipasi agar kerusakan tanaman dapat dihindari.
Pengamanan produksi dari dampak kekeringan dilakukan melalui : efisiensi
penggunaan air; penyiapan embung, cek dam, bak penampungan air,
sumur, dan lain-lain; penerapan pola tanaman yang tepat; pemilihan
komoditas dan atau varietas umur pendek dan toleran kekeringan;
percepatan tanam; penanaman gogo rancah untuk padi dan penyiapan taxi
pump. Sedangkan pengamanan produksi dari dampak banjir dilakukan
melalui perbaikan saluran air, pembangunan/perbaikan cek dam dan
penguatan tanggul-tanggul.
Upaya untuk mengurangi kehilangan hasil dilakukan dengan menerapkan
teknologi panen dan pasca panen saat ini relatif tinggi berkisar antara 10-15
persen. Untuk mengurangi kehilangan hasil tersebut perlu ditingkatkan
pemasyarakatan penggunaan alsin panen dan pasca panen seperti sabit
bergerigi, mesin perontok (thresher), alat pengering (dryer), dan alat
IV IV IV IV ---- 7777 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
penyimpan. Untuk mendorong petani menggunakan thresher dan dryer
dapat memanfaatkan Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) yang ada
Dari upaya pengamanan produksi tersebut diharapkan dapat dihindari
kehilangan hasil maksimal sekitar 5 persen, yaitu 2 persen akibat gangguan
OPT dan 3 persen dari pengaman hasil dari dampak perubahan iklim, serta
tercapainya penambahan produksi dari penurunan kehilangan hasil (losses)
c. Pengembangan Lumbung dan Gudang
Upaya pengembangan lumbung dan gudang perlu dilakukan untuk
menyimpan produksi yang dihasilkan sehingga pengamanan ketahanan
pangan dapat terjamin secara berkelanjutan. Lumbung dan gudang
merupakan instrumen untuk mempercepat cadangan pangan nasional
4. Penguatan Kelembagaan dan Pembiayaan
a. Pemantapan Kelembagaan Petani
Untuk dapat berkembangnya sistem dan usaha agribisnis tanaman pangan
diperlukan penguatan kelembagaan baik kelembagaan petani, maupun
kelembagaan usaha dan pemerintah agar dapat berfungsi sesuai dengan
peran masing-masing. Kelembagaan petani dibina dan dikembangkan
berdasarkan kepentingan masyarakat dan harus tumbuh dan berkembang
dari masyarakat itu sendiri
Kelembagaan pertanian antara lain yang meliputi kelembagaan penyuluhan
(BPP), kelompok tani (Poktan), gabungan kelompok Tani (Gapoktan),
koperasi tani (Koptan), penangkar benih, pengusaha benih, institusi
perbenihan lainnya, kios, KUD, pasar, pasar desa, pedagang, asosiasi petani,
asosiasi industri olahan, asosiasi benih, LSM, KTNA, HKTI, P3A, UPJA,
KUPJA, kios saprodi dan kemitraan diupayakan diberdayakan seoptimal
mungkin untuk mendukung keberhasilan pembangunan tanaman pangan.
Selain kelembagaan yang berbasis langsung petani, pembangunan tanaman
pangan juga melibatkan kelembagaan lain di pedesaan, yaitu Lembaga
Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3) berbasis keagamaan seperti
pondok pesantren, paroki, gereja, vihara, subak dan lain-lain
Pada era otonomi daerah, dibeberapa daerah terlihat bahwa penyuluhan
tidak sepenuhnya berjalan seperti yang diharapkan. Oleh karena itu dengan
IV IV IV IV ---- 8888 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
terbitnya Undang-Undang No 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan diharapkan dapat lebih menguatkan
peran penyuluhan dalam pelaksanaan pembangunan pertanian, khususnya
pembangunan tanaman pangan
b. Pembiayaan
Bagi petani atau kelompok tani yang kekurangan modal dalam
pengembangan usahataninya dapat memanfaatkan fasilitas Kridit Ketahanan
Pangan dan Energi (KKP-E) dan Kridit Usaha Rakyat (KUR) dan LDPM
(Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat). Peruntukan dana pinjaman
tersebut diarahkan antara lain untuk pengadaan saprodi, sarana prasarana,
dan pembelian hasil produksi
c. Kemitraan
Upaya untuk memediasi/memfasilitasi terjadinya kemitraan usaha antara
petani/kelompok tani dengan industri/swasta atau stake holder lainnya yang
bergerak di bidang agribisnis mulai dari subsistem hulu sampai hilir
(perusahaan saprodi, penangkar benih, perusahaan pengolahan hasil,
perdagangan) serta lembaga keuangan lainnya perlu terus dilakukan.
Dengan adanya koordinasi antar pihak terkait tersebut, makadi harapkan
hubungan sinergis antara subsistem agribisnis akan berjalan dengan
sempurna. Pemerintah daerah sebagai fasilitator diharapkan dapat
merupakan pemeran utama keberhasilan terjadinya kerjasama tersebut.
d. Optimalisasi Penanganan Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Kegiatan off-farm seperti pengolahan hasil dan pemasaran akan banyak
memperoleh nilai tambah yang dapat meningkatkan pendapatan dan
kesejahtraan petani. Oleh karena itu, pengolahan hasil dan pemasaran perlu
dikembangkan dengan cara penyebar luasan penerapan teknologi dan
pengembangan alat mesin pengolahan, penyimpanan hasil serta penataan
jaringan pemasaran. Peluang-peluang pemasaran hasil antara lain melalui
kemitraan atau menjalin kerjasama dengan pengusaha/pedagang juga harus
dikembangkan
e. Pemantapan Manajemen Pembangunan
Keberhasilan pelaksanaan pembangunan tanaman pangan sangat
bergantung pada manajemen yang diterapkan. Oleh sebab itu, manajemen
IV IV IV IV ---- 9999 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
pembangunan harus terus diupayakan untuk diperkuat dan dimantapkan,
mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan,
pengendalian, monitoring dan evaluasi. Perencanaan ke depan akan terus
dimantapkan melalui penerapan perencanaan partisipatif, bottom up, dan
terpadu yang diseraskan dengan kebijakan nasional.
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian pada tahun 2011
melaksanakan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, dan Mutu
Tanaman Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada
Berkelanjutan yang memiliki 9 (sembilan) kegiatan, yaitu (1) Pengelolaan produksi
tanaman serealia; (2) Pengelolaan produksi tanaman aneka kacang dan umbi; (3)
Pengelolaan sistem penyediaan benih tanaman pangan; (4) Penyaluran subsidi benih
tanaman; (5) Penanganan pasca panen tanaman pangan; (6) Penguatan perlindungan
tanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI; (7) Pengembangan metode pengujian
mutu benih dan penerapan sistem mutu laboratorium pengujian benih;
(8) Pengembangan peramalan serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT); dan
(9) Dukungan manajemen dan teknis lainnya pada Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan.
Pengembangan ke tujuh komoditas prioritas dan komoditas unggulan lokal
diaplikasikan dalam beberapa kegiatan, baik kegiatan yang menjadi tugas pokok dan
fungsi Dirjen TP dan Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota, maupun kegiatan
pendukung yang merupakan tugas pokok dan fungsi instansi lain.
Kegiatan peningkatan produksi tanaman pangan merupakan upaya yang
terkoordinasi untuk membangun pertanian tangguh dengan memasyarakatkan
teknologi dan inovasi baru melalui upaya Pengelolaan Tanaman dan Sumber daya
Terpadu (PTT). Pendekatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan adalah melalui
pendekatan agribisnis, pendekatan pembangunan pertanian dan pedesaan terpadu dan
berkelanjutan dengan berbasis sumberdaya pertanian. Disamping itu kelembagaan
pedesaan juga dibina, baik yang berfungsi sebagai penghantar (delivery) yaitu
kelembagaan penyuluhan pertanian, perkreditan, pemasok sarana produksi, serta
pengolahan dan pemasaran hasil, maupun yang berfungsi sebagai penyerap/penerima
(receving) yaitu kelompok tani dan koperasi.
IV IV IV IV ---- 10101010 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Upaya peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai di Provinsi NTB yang
terfokus pada penerapan SL-PTT tahun 2010 pada areal seluas 125.540 ha ( padi non
hibrida 83.350 ha, padi lahan kering 10.000 ha, jagung 1.740 ha dan kedelai 25.000 ha
serta kacang tanah 3.250 ha) hektar, maka pada tahun 2011 fokus kegiatan SL-PTT
telah dilanjutkan dan diperluas menjadi 136.450 ha ( padi non hibrida 89.700 ha,
padi lahan kering 15.750 ha, jagung 6.000 ha dan kedelai 25.000 ha )
Sekenario Peningkatan produksi tahun 2011 selain didukung melalui
pelaksanaan BLBU SL-PTT juga melalui CBN, penyediaan pupuk bersubsidi dan pupuk
berbantuan, bantuan alsintan serta bantuan pestisida bila terjadi eksplosif OPT.
Sementara produksi Tahun 2011 berdasarkan ARAM III 2011 dibandingkan
ATAP 2010, produksi total padi diperkirakan 2.056.879 ton atau naik 15,91 % (padi
sawah 1.888.123 ton atau naik 16,50% dan padi ladang 168.756 ton atau naik 9,70
%), jagung 442.426 ton atau naik 77,68 % dan kedelai 82.836 ton atau turun 11,05
%, kacang tanah 37.331 ton atau meningkat 10,89 %, kacang hijau 52.172 ton atau
naik 4,32 %, ubi kayu 74.912 ton atau naik 6,10 % dan ubi jalar 12.021 ton atau turun
8,47 %.
Pencapaian sasaran pembangunan tanaman pangan perlu didukung oleh
iklim, berusahatani yang kondusif. Dalam hal ini perlu diupayakan dukungan kebijakan
yang berpengaruh terhadap kegiatan usahatani dan dapat mendukung pengembangan
agribisnis tanaman pangan. Kebijakan tersebut antara lain :
1. Harga
Untuk kegiatan usaha tani, penetapan harga pembelian oleh Pemerintah untuk
suatu komoditas dapat berjalan apabila petani memperoleh insentif/ keuntungan
yang memadai. Karena itu pemerintah perlu menjaga kestabilan harga dan pasar
hasil tanaman pangan sepanjang tahun melalui penetapan harga pembelian oleh
pemerintah, khususnya komoditas strategis seperti padi, jagung dan kedelai.
Pengawasan pemerintah sangat diperlukan untuk menghindari ulah spekulan
pedagang yang dapat memainkan harga. Selain itu perlu mengupayakan tumbuh
dan berkembangnya kemitraan antara petani dengan pedagang/industry
olahan/pengusaha lainnya. Dalam pengendalian harga tersebut diperlukan
IV IV IV IV ---- 11111111 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
koordinasi dengan instansi dan stakeholder terkait, baik di tingkat Provinsi dan
Kabupaten/Kota maupun tingkat pusat
2. Subsidi dan Bantuan Sosial
Subsidi yang akan diberikan oleh pemerintah untuk membantu petani pada tahun
2011 adalah :
a) Subsidi benih dan pupuk berupa subsidi harga
b) Bantuan Langsung Benih Unggul ( BLBU ) Dan Cadangan Benih Nasional (CBN)
c) Subsidi bunga kridit program
- Kredit Ketahanan Pangan dan Energi ( KKP-E)
- Kridit Usaha Rakyat ( KUR )
3. Bea Masuk
Dalam era globalisasi dewasa ini persaingan pasar antar komoditas tanaman
pangan semakin ketat. Komoditas tanaman pangan impor sering membanjiri pasar
dalam negeri dengan harga yang lebih murah. Hal ini dapat menghancurkan
pengembangan agribisnis tanaman pangan dalam negeri. Produk impor lebih
murah dari pada produk dalam negeri. Karena pemerintah Negara-negara
eksportir melindungi para petaninya secara baik dengan berbagai cara, sehingga
mampu menghasilkan kualitas yang baik serta dengan kontinuitas pasokan mampu
menghasilkan kualitas yang baik serta dengan kontuinutas pasokan yang terjamin.
Oleh karena system atau cara perlindungan yang diberikan terhadap petani mulai
dari aspek proses produksi sampai aspek pemasaran hasil dan system
perdagangannya perlu dikembangkan lebih lanjut
4. Karantina Tumbuhan
Pada era perdagangan bebas ini, karantina merupakan instrument yang penting
untuk memperlancar arus perdagangan, baik ekspor maupun impor. Dengan
adanya peraturan karantina yang selaras dengan aturan sanitasi dan fitosanitari
diharapkan dapat meningkatkan kualitas produk ekspor impor yang pada
gilirannya juga dapat meningkatkan taraf hidup petani. Dengan demikian dapat
dihindari terjadinya tuntutan terhadap produk Indonesia di luar negeri akibat
buruknya mutu. Demikian juga derasnya arus masuk produk luar negeri yang tidak
bermutu dapat dicegah melalui pengawasan karantina
IV IV IV IV ---- 12121212 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Untuk menjaga masuknya produk-produk pertanian tanaman (termasuk Benih)
yang tidak memenuhi persyaratan keamanan hama dan penyakit serta lingkungan,
maka perlu pengawasan dan penjagaan ketat oleh petugas karantina.
5. Pengendalian Alih Fungsi Lahan
Sesuai dengan pasal 3 UU Nomor 41 Tahun 2009, Perlindungan lahan pertanian
pangan berkelanjutan diselenggarakan dengan tujuan melindungi kawasan dan
lahan pertanian pangan secara berkelanjutan guna menjamin tersedianya lahan
pertanian pangan secara berkeanjutan mewujudkan kemandirian, ketahanan dan
kedaulatan pangan; melindungi kepemilikan lahan pertanian pangan milik petani;
meningkatkan kemakmuran serta kesejahtraan petani dan masyarakat;
meningkatkan perlindungan dan pemberdayaan petani, meningkatkan penyediaan
lapangan kerja bagi kehidupan yang layak, mempertahankan keseimbangan
ekologis, dan mewujudkan revitalisasi pertanian. Sanksi bagi orang, perseorangan,
pejabat pemerintah yang melakukan alih fungsi lahan pertanian pangan
berkelanjutan akan dipidana dengan pidana penjara paling lama 2-5 tahun dan
denda berkisar antara 1 – 7 miliyar rupiah
IV IV IV IV ---- 13131313 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
B. KERAGAAN BIDANG PRODUKSI TANAMAN PANGAN
Anggaran Kegiatan Tahun Anggaran 2011
Anggaran kegiatan pada Bidang Produksi Tanaman Pangan bersumber
dari dana dekonsentrasi (APBN) dan dana DPA-APBD
Dana APBN disalurkan melalui Satker Dinas Pertanian Tanaman Pangan
dan Hortikultura Provinsi NTB (03) TA. 2011, sedangkan dana APBD melalui DPA
SKPD Tahun 2011.
Jumlah Anggaran APBN SKPD Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura Prov. NTB yang berasal dari dana APBN berjumlah
Rp.2.130.840.000,- sedangkan yang berasal dari DPA SKPD yang kemudian
diubah dalam DPPA SKPD berjumlah Rp. 5.432.450.600,- yang terdistribusi ke
seksi-seksi sebagai berikut : (1) seksi perbenihan dan sarana produksi sejumlah
Rp. 5.233.820.300,- yang terdiri dari kegiatan Bantuan Langsung Benih Unggul
(jagung), Perencanaan Kebutuhan Pupuk, Hand Traktor, Cornseler, Sprinkle dan
Embung. (2) Seksi Perlindungan dan Penerapan Teknologi Tanaman Pangan
sejumlah Rp. 92.686.300,- yang terdiri dari Pemantauan dan Pembinaan
Pengendalian OPT dan Pendataan Faktor Iklim. (3) Seksi Serealia dan Kacang
dan Umbi-umbian sejumlah Rp.105.944.000,- yang terdiri dari Akselerasi
Pengembangan Komoditas Unggulan (Jagung) dan Pertemuan PROKSIMANTAP
Tahun 2012.
IV IV IV IV ---- 14141414 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
C. REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN POKOK
BIDANG PRODUKSI TANAMAN PANGAN TAHUN 2011
Melalui dukungan anggaran sebagimana disebutkan sebelumnya, Bidang
Produksi Tanaman Pangan telah melaksanakan berbagai upaya dalam rangka
pencapaian produksi tanaman pangan. Dalam melaksanakan seluruh program dan
kegiatan, Dinas Pertanian tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB telah
berupaya seoptimal mungkin. Adapun kegiatan yang telah dilakukan adalah sebagai
berikut :
1. SEKSI BUDIDAYA SEREALIA DAN KABI( Kacang2an & Umbi2an)
a. Keragaan, Sasaran dan Target Produksi Tanaman Pangan
Trend produksi padi di NTB berfluktuasi selama enam tahun terakhir periode
tahun 2005 – 2010 rata-rata 2,7 % pertahun. Sedangkan trend produksi jagung
terus mengalami peningkatan rata-rata 17 % setahun, sementara produksi kedelai
dari tahun 2005 mengalami peningkatan dan turun 58,79 % pada tahun 2007 dan
meningkat 31,70% tahun 2009.
Perkembangan produksi sumber karbohidrat lainnya seperti ubi kayu dan
ubi jalar tidak sebaik padi, jagung dan kedelai. Malah komoditi ubi jalar terus
mengalami penurunan setiap tahunnya. Keadaan ini mungkin di sebabkan oleh
karena terjadi persaingan komoditi di lapangan dan petani memilih tanaman yang
lebih menguntungkan. Mengenai perkembangan produksi ( ketersediaan ) pangan
di Nusa Tenggara Barat selama enam tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel IV-1.
berikut :
Tabel IV-1. Keragaan Produksi Tanaman Pangan di NTB Periode Thn 2005 – 2010
No Komoditi Tahun
2005 2006 2007 2008 2009 2010
1 Total Padi 1.367.869 1.552.628 1.526.347 1.750.678 1.870.775 1.774.499
45,54 45,48 45,99 48,67 49,98 47,41
a. P. Sawah 1.267.789 1.424.667 1.410.098 1.557.299 1.653.811 1.620.666
48,31 48,52 48,71 50,85 52,32 49,17
IV IV IV IV ---- 15151515 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
b. P. Ladang 100.080 127.961 116.251 193.379 216.964 153.833
Jumlah 41.800 kg3 LOTENG Kel.Tani Gerak Maju Pidendang,Ds Sepakek Pringgarata Pupuk Kandang 65.000 kg
Kel Tani Tarasne Peneguk Desa Bagu, Pringgarata Pupuk Kandang 80.000 kgKel,Tani Anugrah Dasan Baru Desa Ubung, Jonggat Pupuk Kandang 120.000 kgSarwanik Ulur Agung Desa Labulia Jonggat Pupuk Kandang 50.000 kgKel. Tani Embel Bao Desa Mas-mas Pupuk Kandang, Jerami, dokompuse 150.000 kgBersatu Jaya Ds. Berembang Jurang Jaler
Jumlah 465.000 kg4 LOTIM BUMD Desa Perian Kec. Montong Gading Limbah pertanian & ppk kandang 300.000 kg
Kel.Tani Lembung Tani Desa Perian Kec. Montong Gading Urin Sapi 3.000 ltrKel.Tani Bareng Mele Desa Kelayu Jorong, Kec. Selong Limbah ternak sapi& limbah pertanian 120.000 kgKel.Tani Beriuk Mekar Desa Kelayu Selatan, Kec. Selong Limbah ternak sapi& limbah pertanianUD. Remaja Desa Pringgasela Limbah ternak sapi& limbah pertanian 540.000 kgUD. Mitra Tani Desa Apitaik, kec. Pringgabaya Limbah ternak sapi& limbah pertanian 1.200.000 kgKel, Pade Patuh Desa Pringgabaya,Kec.Pringgabaya Limbah ternak sapi& limbah pertanian 1.200.000 kgUD. Bintang Organik Desa Apitaik, kec. Pringgabaya Limbah ternak & limbah pertanian 3.600.000 kgKel. Tani Riawit Desa Tembeng Putik, Wanasaba 3.000 ltrBaru Mekar I Kelayu, Selong 1.500 kg
Jumlah 6.967.500 kg5 SMB. BRT Batu Bele Desa Manala Limbah ternak, limbah hsl pertanian 3.000 kg
Al-Ihlas Desa Manala Limbah ternak, limbah hsl pertanian 3.000 kgTekad Bersama Dsn Seranggin Ds Bugis, Taliwang Limbah ternak, limbah hsl pertanian 3.000 kg
Jumlah 9.000 kg6 SUMBAWA Orong Nunung Dusun Poto Jerami, Kotoran Hewan, Dedak 120.000 kg
Al Slalu Dusun Sameri Jerami, Kotoran Hewan, Dedak 60.000 kgSemangat membangun Desa Boa Kec. Moyo Utara Jerami & EM3 36.000 kgCari Untung Krato Alas, Kec. Unter Ewes Sekam & Jerami 24.000 kgKelompok Mandiri Wanita - Dusun Sela Desa Batu Tering Kotoran KelelawarBuin Nunuk Kec. Moyo HuluTunas Rezeki Bale Brang, Uthan
Jumlah 240.000 kg7 DOMPU Kuta I Desa Rasabou Jerami, Dedak, EM4 1.200 kg
Doro Tangga Jerami, Dedak, EM, Daun-daunan 6.000 kgKel.Tani Nangka Tiga Desa Matua-Kec. Wojo Kotoran kuda, kerbau dan EM4 45.000 kgKel.Tani Sama Kai Kel. Bali I, Kec. Domp Kotoran kuda, kerbau dan EM4 40.000 kgKel.Tani Onderneming Satu Desa O'O Kec. Dompu Kotoran kuda, kerbau dan EM4 45.000 kgKel.Tani Tani Makmur Kel. Monta Baru-Woja Kotoran kuda, kerbau dan EM4 50.000 kgKel,Tani Doro Ringi Kel. Bada Kotoran kuda, kerbau dan EM4 60.000 kgKel.Tani Sori Silo Kel, Doro Tangga Kotoran kuda, kerbau dan EM4 50.000 kgKel.Tani Imbal Jasa Desa Saneo Kec. Woja Kotoran kuda, kerbau dan EM4 45.000 kgKel.Tani Diwu Nduha Desa aepadi, Kec. Dompu Kotoran kuda, kerbau dan EM4 60.000 kgDoro Bonto Bonto
Jumlah 402.200 kg8 BIMA Kel.Tani Ncuhu Mali I Desa Sari Kec. Sape 500 kg
Kel Tani Sepakat Desa Sie Kec, Monta 20.000 kg
KelTani Jempaka Desa Karimbu, Kec. Langgudu 10.000 kg
Kel.Tani Mawu Bersatu Desa Mawu, Kec. Ambalawi 14.000 kg
Jumlah 44.500 kg9 KOTA BIMA Kel.Tani Lambolo Kendo, Rasanae Timur 20.000 kg
Kel Tani Menggepambu Lampe, Rasanae Timur 10.000 kg
Sumberdaya lokal yang ada di daerah ini perlu mendapatkan prioritas
untuk dikembangkan sesuai dengan kondisi angroklimak di daerah ini. Seperti
mangga bayan yang ada di Kabupaten Lombok Utara dan Pisang yang ada di
Kabupaten Dompu serta Sayuran di Kota Mataram serta komoditas-komoditas
lainnya yang memiliki keunggulan khas NTB yang berbeda dengan tanaman
serupa yang berasal dari daerah lain.
Tujuan Kegiatan Koordinasi Pengendalian OPT Hortikultura pada
budidaya mangga, pisang dan sayuran bertujuan:
a. Memberikan petunjuk dan informasi pada petani tentang tehnis budidaya
tanaman yang baik dan benar serta cara aplikasi bahan – bahan yang
dibeli.
b. Memacu peran aktif petugas dan masyarakat tani dalam upaya
mengendalikan OPT hortikultura yang berwawasan dengan tetap
berprinsif pada pengendalian hama terpadu (PHT).
Sasaran dari kegiatan Koordinasi Pengendalian OPT Hortikultura adalah :
a. Kelompok Tani mangga di kecamatan Kayangan dan Bayan serta
Kelompok Tani pisang yang ada di kecamatan woja dan pekat juga
Kelompok Tani Sayuran di Kota Mataram.
V V V V ---- 84848484 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
b. Mendukung penerapan GAP/SOP dalam pengembangan kawasan
hortikultura di kabupaten Lombok Utara dan Dompu khususnya serta NTB
pada umumnya.
Kegiatan Koordinasi pengendalian OPT hortikultura dilaksanakan pada
kelompok tani di dua Kabupaaten yaitu kelompok tani mangga yang ada di
kabupaten Lombok Utara dan kelompok tani pisang di Kabupaten Dompu,
khususnya kelompok tani penerima bantuan biaya pengendalian OPT.
Tabel V-9. Daftar Kelompok Tani Penerima Bantuan Sarana Pengendali OPT
adalah :
NO KELOMPOK TANI KECAMATAN KABUPATEN
I.
II.
Kabupaten Lombok Utara
1. Gumantar Jaya
2. Arum Manis
3. Mangga Jaya
4. Beriuk
5. Mekar Berseri
Kabupaten Dompu
1. Kelompok tani La Dore
2. Kelompok tani Karombo/
Mekarsari
3. Kelompok tani Bina Tani
4. Kelompok tani Tunas Reda
5. Kelompok tani Usaha Muda
6. Kelompok tani Meci Angi
7. Kelompok tani Beriuk Tinjal
8. Kelompok tani Horti Green I
9. Kelompok tani Horti Green II
10. Kelompok tani Morinawa Green
Kayangan
Kayangan
Kayangan
Bayan
Bayan
Pekat
Pekat
Pekat
Pekat
Pekat
Pekat
Pekat
Pajo
Pajo
Woja
Lombok Utara
Lombok Utara
Lombok Utara
Lombok Utara
Lombok Utara
Dompu
Dompu
Dompu
Dompu
Dompu
Dompu
Dompu
Dompu
Dompu
Dompu
Dalam rangka kegiatan koordinasi pengendalian OPT hortikultura ke
kelompok tani yang ada pertemuan dihadiri oleh ketua dan anggota kelompok
V V V V ---- 85858585 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
tani dan petugas baik petugas kabupaten maupun petugas lapangan yaitu KCD
dan PPL. Kegiatan Koordinasi pengendalian OPT hortikultura dilaksanakan
dimasing-masing kelompok tani yang ada.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan informasi dan penjelasan
mengenai bantuan yang diberikan pada masing–masing kelompok serta
pemanfaatan dari bantuan tersebut. Bantuan yang diberikan tersebut
diharapkan dapat menjadi sarana pendukung dalam usaha budidaya tanaman
mangga maupun pisang di masing-masing kelompok tani.
Hasil Pelaksanaan Kegiatan :
a. Secara tehnis petani telah mengenal tentang teknik budidaya tanaman,
namun pengetahuan mengenai penanggulangan OPT yang ramah
lingkungan dengan penggunaan pestisida nabati, serta cara penggunaan
alat berupa perangkap lalat petani masih belum paham maka dari itu
peserta menyadari bahwa penggunaan pestisida nabati dan teknologi
yang ada sangat berguna untuk masa-masa yang akan datang.
b. Petugas dan kelompok tani sangat besar perannya terutama dalam
penerapan teknologi budidaya tanaman serta pengendalian hama
penyakit sedini mungkin.
c. Petani dan masyarakat sudah mulai sadar dan peduli terhadap lingkungan
dalam melakukan kegiatan budidaya tanaman ramah lingkungan, dengan
penggunaan pestisida kimia sebagai alternatif terakhir dalam
pengendalian OPT.
d. Petugas dan kelompok tani dimotivasi untuk ikut aktif secara bersama-
sama melakukan pengendalian OPT.
e. Beberapa penyakit yang teridentifikasi masih sering dijumpai menyerang
pertanaman pisang adalah penyakit layu fusarium, bercak daun,
antraknosa, dan penyakit bakteri darah. Semua jenis penyakit tersebut
sangat mempengaruhi produksi panen.
V V V V ---- 86868686 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Tabel V-10. Luas Serangan dan Pengendalian OPT Tanaman Hortikultura
di NTB tahun 2010 s/d 2011
No Nama OPT
Luas Serangan Luas Pengendalian
Tahun
2010
Tahun
2011 % +/-
Tahun
2010 %
Tahun
2011 %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
I CABE
- Antraknose
- Bercak
Daun
- Aphis
- Lalat Buah
- Layu
Fusarium
- Virus
keriting
- Cescospora
151.7
74.00
111.2
270.1
7.80
1.00
39.00
109.2
101.5
197.2
154.4
158.8
23.05
20.00
568.4
0.00
507.5
1095
367.1
0.00
800.0
89.9
81.5
179.2
112.3
146.7
23.05
17.50
100.0
37.00
81.15
57.00
1.05
0.50
0.00
66.18
50.00
72.9
21.00
13.4
50.00
41.3
91.33
45.50
186.2
60.55
126.7
14.05
11.00
83.7
44.8
94.42
39.23
79.78
60.95
55.00
II TOMAT
- Ulat buah
- Lalat buah
- Bercak
coklat
- Phytoptora
- Layu
fusarium
- Antraknose
12.20
58.60
4.10
4.00
15.10
8.00
58.05
15.0
61.00
68.55
76.60
21.75
475.8
25.60
1487.8
1713.7
507.3
271.8
45.85
-43.6
56.90
64.55
61.50
13.75
6.70
52.6
7.10
3.50
5.00
1.00
54.9
89.7
173.2
87.5
33.1
12.5
46.05
9.00
5.00
65.55
29.40
15.75
79.33
60.00
8.20
95.62
38.38
31.50
V V V V ---- 87878787 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
III BAWANG
MERAH
- Embun
tepung
- Layu
fusarium
- Phytoptora
- Thrips
- Trotol
- Ulat
bawang
- Antraknose
- Bercak
Ungu
294
854
118
30
233
0
3.5
3.5
513.5
531.0
6.00
53.7
147.4
483.0
13.7
13.0
174.66
62.14
5.08
179.0
63.26
0.00
391.43
371.43
219.5
323.5
112.0
23.7
-85.6
483.0
10.2
9.50
179
208
18.0
19.0
113.0
245.0
3.00
0.00
60.8
24.3
15.3
63.3
48.5
33.8
85.7
0.00
362.3
133.0
0.00
19.0
81.0
180.0
8.70
7.00
70.56
25.05
0.00
150.8
73.41
0.00
63.50
53.85
IV BAWANG
PUTIH
- Thrips
- Busuk daun
- Layu
fusarium
- Lalat Buah
0.00
0.00
0.00
0.00
25.00
16.00
10.07
14.00
0.00
0.00
0.00
0.00
25.00
16.00
10.07
14.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
98.50
21.25
0.10
9.00
394.00
132.8
0.99
64.29
VII KACANG
PANJANG
- Aphis
- Penghisap
polong
- Penggulung
daun
- Phitoptora
20.5
15.0
6.00
0
13.85
0.8
35
18.05
67.56
5.33
857.1
0
-6.65
-14.2
29
2.65
15.9
0.00
4.00
0.00
77.56
0.00
66.67
0.00
6
0.8
6
8.75
43.32
100
17.14
48.48
VIII SAWI
- Kumbang
tanah
0
2.25
0
2.25
0
0
2.75
122
V V V V ---- 88888888 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
kuning
IX NANGKA
- Lalat Buah
- Ulat Buah
- Penggerek
Buah
318
0
0
218
30
257
68.55
0
0
-100
30
257
94
0
0
29.56
0
0
115
0
0
52.75
0
100
X MANGGIS
- Getah
Darah
- Bercak
Daun
Coklat
- Ulat Daun
- Diplodia
- Karat Daun
- Belalang
- Buah Burik
139
279
2752
2552
0
0
0
0
1286
11
0
64
100
385
0
460.9
0.4
0
0
0
0
-139
1007
-
2741
-
2552
64
100
385
6
0
2225
2210
0
0
0
4.32
0
80.84
86.59
0
0
0
0
0
7
0
8
0
0
0
0
63.64
0
12.5
0
0
XI MANGGA
- Bercak
daun
- Bintil Daun
- Kutu Putih
- Lalat Buah
- Penggerek
pucuk
- Wereng
Mangga
719
509
2169
1150
409
2695
631
468
757
744
536
302
87.76
91.94
34.90
64.70
131.1
11.20
-88
-41
-
1412
-406
127
-
2393
104
6
135
68.5
49
324
14.46
1.18
6.22
5.96
11.98
12.02
90
32
14
132
164
7
14.26
6.84
1.85
17.74
30.6
2.32
XII PISANG
V V V V ---- 89898989 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
- Bercak
Coklat
- Kudis
Pisang
- Karat
Pisang
- Layu
Fusarium
- Penggulung
daun
- Buncy top
- Layu
Bakteri
- Darah
pisang
- Bercak
daun
372
717
706
2472
1164
883
68
1291
-
386
110
562
2583
557
1366
219
1533
174
103.7
15.34
79.6
104.5
47.85
154.7
322.1
118.7
0
14
-607
-144
111
-607
483
151
242
174
101
0
265
579
885
281
34
295
0
27.15
0
37.54
23.42
76.03
31.82
50
22.88
0
70
95
194
367
646
30
83
94
31
18.13
86.36
34.52
14.21
115.9
2.2.
37.9
6.13
17.82
XIII JERUK
- Embun
Jelaga
- Kutu Putih
- Ulat daun
- Kutu Daun
0
215
71
142
160
143
4
77
0
66.51
5.63
54.23
0
-72
-67
-65
0
39
38
36
0
18.14
53.52
25.35
0
10
4
7
0
6.99
100
9.09
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa untuk beberapa komoditi seperti Cabe,
tomat, bawang merah, bawang putih, kacang panjang, sawi dan nangka, Luas
serangan OPT yang terjadi pada tahun 2011 lebih besar dibandingkan Luas serangan
OPT pada tahun 2010. Sementara itu untuk komoditi Manggis, Mangga, Pisang dan
Jeruk, luas serangan OPT pada tahun 2011 relatif lebih kecil dibandingkan tahun
2010.
Untuk mengantisipasi pengamanan pertanaman yang perlu terus dilakukan
dalam upaya pengendalian OPT antara lain adalah :
V V V V ---- 90909090 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
a. Meningkatan kewaspasdaan terhadap serangan OPT terutama untuk semua
jajaran petugas perlindungan tanaman yang terdepan dalam hal ini PHP.
Frekwensi pengamatan lapangan dan penyebaran infoermasi kepada petani
melalui kelompok-kelompoknya tentang bahaya dan cara pengendaliannya
harus lbih ditingkatkan lagi terutama untuk daerah-daerah endemis serangan
OPT.
b. Bila ditemukan serangan OPT pada tingkat yang berbahaya maka petugas
lapang agar segera merekomendasikan tindakan pengendaliannya.
c. Meningkatkan koordinasi antar instansi terkait.
d. Guna dapat diperoleh hasil optimal berbagi upaya penggunaan pestisida nabati
hendaknya dapat dipergunakan agar dapat terhindar dari pencemaran
lingkungan.
Luas pengendalian OPT pada tanaman tersebut dipengaruhi oleh tingkat
intensitas serangan OPT, teknologi budidaya dan kemampuan petani dalam
menyediakan pestisida pada pengelolaan proses produksi tanamannya yang dikaitkan
dengan produksi yang akan dicapai.
VI VI VI VI ---- 1111 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
BAB VI HASIL PEMBANGUNAN
PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN
A. P E N D A H U L U A N
Kebijakan Revitalisasi Pertanian pada dasarnya mengupayakan agar profit centre
berada pada petani. Oleh sebab itu maka pembangunan pertanian dimasa mendatang
harus lebih banyak diorientasikan pada pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, karena
dari sinilah nilai tambah dan daya saing tersebut bersumber. Dalam rangka meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat petani dan keluarganya di
pedesaan, maka prioritas pembangunan pertanian di Nusa Tenggara Barat selain pada
upaya peningkatan produksi dan pengembangan komoditas untuk mendukung peningkatan
ketahanan pangan, juga diarahkan pada pengembangan produk melalui pengembangan
industri yang mengolah hasil pertanian primer menjadi produk olahan, baik produk antara
( intermediate product ), semi akhir ( semi finished product ) maupun produk akhir ( finish
product ) guna mendukung pengembangan agribisnis. Terkait dengan itu, dengan mengacu
pada program utama, yakni program peningkatan nilai tambah, daya saing, industri hilir
pemasaran dan ekspor hasil pertanian maka kegiatan utama pembangunan pengolahan
dan pemasaran hasil pertanian di Nusa Tenggara Barat difokuskan pada (1)
Pengembangan mutu dan standarisasi pertanian, (2) Pengembangan Pemasaran Domestik,
(3) Pengembangan Usaha dan Investasi, dan (4) Pengembangan Pengolahan Hasil
Pertanian
Sejak Tahun 2009, kegiatan penanganan pasca panen padi di Nusa Tenggara Barat
telah memberikan kontribusi yang nyata terhadap peningkatan produksi padi, yaitu dengan
menurunnya tingkat susut hasil ( losses ) dari 12,36 % menjadi 10,33 % dan
meningkatnya mutu dan rendemen beras yang diindikasikan dengan meningkatnya mitra
BULOG dalam pengadaan beras/gabah ( dari 141 perusahaan menjadi 184 perusahaan ).
Disamping itu, harga gabah ( GKP ) di tingkat petani pada saat panen raya cukup aman yaitu
sesuai atau di atas harga pembelian pemerintah ( HPP ). Seperti halnya pada penanganan
pasca panen padi, kegiatan pasca panen dan pengolahan hasil hortikultura, khususnya
VI VI VI VI ---- 2222 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
bawang merah telah berkembang dengan baik. Hal ini ditunjukan dengan tumbuh
kembangnya Kelompok Usaha industri pengolahan bawang merah (bawang goreng ) pada
daerah – daerah sentra produksi bawang merah di Kabupaten Bima.
Keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil
pertanian tahun 2009 tidak terlepas dari adanya upaya pembinaan terhadap
petani/Gapoktan/pelaku usaha berupa : (1) bantuan peralatan pasca panen
padi ( power thresher, terpal, paddy mower, lantai jemur, RMU, dll ) dan peralatan
pengolahan bawang merah ( mesin perajang bawang, penggorengan, mesin peniris
minyak/spiner, kompor, kemasan dll ) serta bantuan penguatan Modal Usaha Kelompok
(PMUK); (2) pengawalan kegiatan oleh petugas Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten,
supervisor dan instansi terkait ; serta (3) pendampingan oleh site manager. Namun
demikian disamping keberhasilan yang telah dicapai, terdapat beberapa kegiatan yang
tidak sesuai dengan harapan yaitu antara lain :
Penanganan pasca panen jagung oleh petani belum berkembang dengan baik, hal ini
dikarenakan : (a) Kemampuan dan pengetahuan sumberdaya manusia (SDM) petani dalam
penanganan pasca panen masih terbatas, (b) Kelembagaan pasca panen yang belum
berkembang, (c) Terbatasnya alat mesin pasca panen, (d) Alat mesin pasca panen yang
tersedia di tingkat petani seperti silo jagung belum dimanfaatkan secara optimal, dan (e)
Belum mantapnya kemitraan usaha antara petani ( produsen ) dan industri. Silo Jagung
yang dikelola oleh Gapoktan Mula Tulen di Desa Pringgabaya-Lombok Timur dan Gapoktan
Liang Dewa di Desa Labangka-Sumbawa selama ini belum beroperasi secara optimal,
karena terbatasnya modal usaha, dan tidak tersedianya lantai jemur dan gudang.
Rumah kemasan ( Grading & Packaging House ) yang dibangun di 4 kabupaten
( Lombok Tengah, Sumbawa Barat, Sumbawa dan Dompu ) untuk penanganan pasca
panen hortikultura ( sayuran dan mangga ) belum beroperasi, dikarenakan terbatasnya
modal usaha dan tidak tersedianya sarana penunjang ( listrik dan air bersih ). Begitu pula
kondisi Pasar Tani yang dikelola oleh Aspartan Gora Selaparang ( Kota Mataram ) dan
Aspartan Rinjani ( Lombok Timur ) sejak dilaunching pada tahun 2008 sampai saat ini
belum menunjukan adanya kemajuan yang signifikan. Hal ini dikarenakan antara lain
terbatasnya pengetahuan dan keterampilan pengurus Aspartan dalam mengelola pasar
tani dan terbatasnya modal usaha.
VI VI VI VI ---- 3333 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Sebagai tindak lanjut pelaksanaan program / kegiatan tahun 2009, maka pada tahun
2010 telah dilaksanakan program / kegiatan pembangunan pengolahan dan pemasaran
hasil pertanian dengan kegiatan utama meliputi : Fasilitasi Penerapan Teknologi
Pengolahan Hasil Pertanian, Pemberdayaan Petani ( Pengawalan Pasar Tani, Pekan Pasar
Tani, Studi Banding Gapoktan ke Malaysia, Pengawalan Manajemen Pasar Tani, Pertemuan
Kemitraan Pasar Tani, Pembinaan/Bimbingan Teknis pasca panen ), Perbaikan Mutu Hasil
Pertanian, Promosi Produk Pertanian, Pengembangan Sistem Layanan Informasi Agribisnis ,
Peningkatan Kemampuan SDM, Pengembangan Pasca Panen, Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Tanaman Pangan, Rapat –Rapat Koordinasi/Kerja/Dinas/Pimpinan, Akselerasi GP4GB
mendukung P2BN, Pengembangan Pengering dan Penyimpanan Jagung, Monitoring dan
Evaluasi. Program/Kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan /
kegagalan yang terjadi pada tahun 2009. Sasaran program tersebut antara lain adalah
menekan tingkat kehilangan hasil padi ( losses ) dari 10,33 % menjadi 8 %, meningkatkan
mutu dan rendemen beras ( 65 % ), beroperasinya silo jagung secara optimal di 2
kabupaten, beroperasinya grading dan packaging house di 4 kabupaten, beroperasinya
pasar tani secara optimal di 2 kabupaten / kota dan tumbuh kembangnya industri
pengolahan hasil ( agroindustri ) di perdesaan.
B. KERAGAAN BIDANG PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL 2011
Sumber Dana, Anggaran dan Kegiatan
Sesuai dengan rincian tugas yang dibebankan kepada bidang Pengolahan dan
Pemasaran Hasil, maka untuk melaksanakan tugas / kegiatan tersebut, Bidang
Pengolahan dan Pemasaran Hasil pada tahun 2011 telah mendapat alokasi dana
operasional pembinaan untuk pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil
pertanian di Nusa Tenggara Barat . Perencanaan program / kegiatan pembangunan
pengolahan dan pemasaran hasil pertanian di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun
2011 mengacu pada program utama Kementerian Pertanian yaitu : Program
Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil
Pertanian dan Program Peningkatan Ketahanan Pangan. Besarnya anggaran untuk
VI VI VI VI ---- 4444 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian di Nusa Tenggara Barat
tahun 2011 seluruhnya berjumlah Rp. 4.062.010.050,- dengan rincian :
1. Dana dekonsentrasi sebesar Rp. 1.390.250.000,- 2. Tugas Pembantuan sebesar Rp. 1.850.000.000,- 3. DPA-SKPD sebesar Rp. 821.760.050,-
Adapun besarnya anggaran program/kegiatan pembangunan pengolahan dan
pemasaran hasil pertanian secara rinci berdasarkan sumber dananya adalah sebagai
berikut :
Tabel VI-1 Kegiatan PPH Dengan Sumber Dana APBN ( Dekonsentrasi )
Kode Program/Kegiatan/SubKegiatan /Jenis
Belanja/Rincian Belanja Volume Jumlah Biaya Indikator Keberhasilan
(1) (2) (3) (4) (5)
018.07.10
PROGRAM PENINGKATAN NILAI TAMBAH, DAYA SAING, INDUSTRI HILIR, PEMASARAN, DAN EKSPOR HASIL PERTANIAN
1 Tahun 1,390,250,000
1788 PENGEMBANGAN MUTU DAN STANDARISASI PERTANIAN
396,250,000
1788.002 PENERAPAN SISTEM JAMINAN MUTU HASIL PERTANIAN
10 UNIT USAHA
396,250,000
011 PERBAIKAN MUTU HASIL PERTANIAN 271,250,000
A PELATIHAN SL PPHP BAGI PL II 191,250,000 - Terlatihnya SL-PPHP untuk 30 orang PL II dalam rangka Perbaikan Jaminan Mutu Hasil Pertanian
521211 BELANJA BAHAN 5,700,000
521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN
27,150,000
521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA
92,500,000
522114 BELANJA SEWA 4,500,000
524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 61,400,000
B SL PPHP PELAKU USAHA AGRIBISNIS (PUA) TANAMAN PANGAN
40,000,000 - Meningkatnya keterampilan 40 orang petani/pelaku usaha di bidang pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil Tanaman Pangan.
521211 BELANJA BAHAN 15,000,000
521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN
11,900,000
521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA
5,100,000
524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 8,000,000
C SL PPHP PELAKU USAHA AGRIBISNIS (PUA) HORTIKULTURA
40,000,000 - Meningkatnya keterampilan 40 orang petani/pelaku usaha di bidang pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil Hortikultura.
521211 BELANJA BAHAN 12,500,000
521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN
11,900,000
521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA
4,000,000
VI VI VI VI ---- 5555 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 11,600,000
012 OKKPD 125,000,000
521211 BELANJA BAHAN 16,000,000
521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN
4,450,000
521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA
49,810,000
522115 BELANJA JASA PROFESI 10,000,000
524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 44,740,000
1789 PENGEMBANGAN PEMASARAN DOMESTIK
284,000,000
1789.02 PEMANTAUAN PASAR DAN STABILISASI HARGA
2 LAPORAN
284,000,000
011 PENGAWALAN PASAR TANI 284,000,000
A PENGAWALAN PASAR TANI 75,000,000 - Meningkatnya volume transaksi produk hasil pertanian, danjumlah petani/gapoktan yang terlibat dalam pasar tani
521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA
57,000,000
524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 18,000,000
B PENGAWALAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA)
57,000,000 - Berfungsinya STA sebagai pusat pelayanan informasi pasar 521219
BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA
44,000,000
524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 13,000,000
C PENGEMBANGAN PIP AGRIBISNIS DI PROVINSI
38,000,000 - Tersedianya data informasi pasar di provinsi yang cepat, akurat, kontinu dan up to date.
521211 BELANJA BAHAN 1,880,000
521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN
9,000,000
524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 27,120,000
D PENGEMBANGAN PIP AGRIBISNIS DI KABUPATEN LOMBOK BARAT
14,250,000 - Tersedianya data informasi pasar di Kab. Lombok Barat yang cepat, akurat, kontinu dan up to date.
521211 BELANJA BAHAN 750,000
521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN
4,800,000
521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA
1,100,000
524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 7,600,000
E PENGEMBANGAN PIP AGRIBISNIS DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH
14,250,000 - Tersedianya data informasi pasar di Kab. Lombok Tengah yang cepat, akurat, kontinu dan up to date.
521211 BELANJA BAHAN 750,000
521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN
4,800,000
521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA
1,100,000
524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 7,600,000
VI VI VI VI ---- 6666 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
F PENGEMBANGAN PIP AGRIBISNIS DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR
14,250,000 - Tersedianya data informasi pasar di Kab. Lombok Timur yang cepat, akurat, kontinu dan up to date.
521211 BELANJA BAHAN 750,000
521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN
4,800,000
521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA
1,100,000
524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 7,600,000
G PENGEMBANGAN PIP AGRIBISNIS DI KABUPATEN SUMBAWA
14,250,000 - Tersedianya data informasi pasar di Kab. Sumbawa yang cepat, akurat, kontinu dan up to date
521211 BELANJA BAHAN 750,000
521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN
4,800,000
521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA
1,100,000
524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 7,600,000
H PENGEMBANGAN PIP AGRIBISNIS DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT
14,250,000 - Tersedianya data informasi pasar di Kab. Sumbawa Barat yang cepat, akurat, kontinu dan up to date
521211 BELANJA BAHAN 750,000
521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN
4,800,000
521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA
1,100,000
524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 7,600,000
I PENGEMBANGAN PIP AGRIBISNIS DI KABUPATEN LOMBOK UTARA
14,250,000 - Tersedianya data informasi pasar di Kab. Lombok Utara yang cepat, akurat, kontinu dan up to date
521211 BELANJA BAHAN 750,000
521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN
4,800,000
521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA
1,100,000
524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 7,600,000
J PENGEMBANGAN PIP AGRIBISNIS DI KABUPATEN DOMPU
14,250,000 - Tersedianya data informasi pasar di Kab. Dompu yang cepat, akurat, kontinu dan up to date
521211 BELANJA BAHAN 750,000
521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN
4,800,000
521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA
1,100,000
524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 7,600,000
K PENGEMBANGAN PIP AGRIBISNIS DI KABUPATEN BIMA
14,250,000 - Tersedianya data informasi pasar di Kab. Bima yang cepat, akurat, kontinu dan up to date
521211 BELANJA BAHAN 750,000
521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN
4,800,000
521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA
1,100,000
VI VI VI VI ---- 7777 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 7,600,000
011 PROMOSI INVESTASI DALAM NEGERI 200,000,000 - Tereksposenya produk hasil olahan unggulan NTB
521211 BELANJA BAHAN 56,200,000
521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN
6,000,000
521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA
5,000,000
522115 BELANJA JASA PROFESI 50,000,000
524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 82,800,000
1792 PENGEMBANGAN PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
510,000,000
1792.01 UNIT USAHA PENGOLAHAN HASIL TANAMAN PANGAN
10 KELOMPOK USAHA
450,000,000
011 ADMINISTRASI, KOORDINASI DAN PEMBINAAN
335,000,000
A ADMINISTRASI KEGIATAN 80,000,000 - Tersedianya pedoman/petunjuk pelaksanaan/teknis, laporan hasil kegiatan dan laporan realisasi fisik dan keuangan
521115 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OPERASIONAL SATUAN KERJA
24,660,000
521119 BELANJA BARANG OPERASIONAL LAINNYA
8,850,000
521211 BELANJA BAHAN 9,430,000
524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 37,060,000
B PEMANTAUAN PELAPORAN DAN EVALUASI
70,000,000 - Terselenggaranya sistem pelaporan yang baik, tertib, cepat dan akurat
521211 BELANJA BAHAN 2,000,000
521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN
6,000,000
521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA
1,000,000
524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 61,000,000
C EVALUASI AWAL KEGIATAN PPHP DAN SAI, SIMAK-BMN DENGAN PETUGAS KABUPATEN
48,355,000 - Tersedianya juklak/juknis, laporan evaluasi SAI dan SIMAK BMN, serta 1 unit laptop dan printer untuk kegiatan SAI
- Terevaluasinya program dan anggaran PPHP NTB dgn baik, tertib, akurat.
- Meningkatnya SDM pengelola anggaran
521211 BELANJA BAHAN 3,350,000
521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN
3,050,000
521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA
1,295,000
522115 BELANJA JASA PROFESI 3,000,000
522119 BELANJA JASA LAINNYA 12,600,000
524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 9,560,000
532111 BELANJA MODAL PERALATAN DAN MESIN
15,500,000
D PERTEMUAN EVALUASI AKHIR KEGIATAN PPHP DAN SAI (JATIM, JATENG, DIY, BALI, NTT, NTB)
86,645,000 - Tersedianya laporan evaluasi SAI
521211 BELANJA BAHAN 8,725,000
521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN 9,250,000
VI VI VI VI ---- 8888 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
OUTPUT KEGIATAN
521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA
2,500,000
522115 BELANJA JASA PROFESI 3,500,000
522119 BELANJA JASA LAINNYA 47,250,000
524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 15,420,000
E PENGAWALAN DAN PEMBINAAN LM 3 TAHUN SEBELUMNYA
50,000,000 - Tersedianya laporan hasil pengawalan dan pembinaan LM3, dan adanya usaha kerjasama usaha LM3 dengan stakeholder lain
- Meningkatnya peran masyarakat sekitar LM3 dalam pengembangan agribisnis
521211 BELANJA BAHAN 2,250,000
521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN
2,500,000
521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA
27,500,000
524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 17,750,000
012 PENYUSUNAN DATA BASE 65,000,000 - 50 buah buku Data Base
- Adanya pedoman penyusunan anggaran kegiatan tahun berikutmya
521211 BELANJA BAHAN 6,750,000
521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN
5,400,000
521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA
1,290,000
524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 51,560,000
014 PENGAWALAN DAN PEMBINAAN PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
50,000,000 - Meningkatnya kemampuan 10 kelompok tani/pelaku usaha pengolahan di bidangmanajemen mutu dan teknologi pengolahan hasil
521211 BELANJA BAHAN 1,550,000
524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 48,450,000
1792.02 UNIT USAHA PENGOLAHAN HASIL HORTIKULTURA
1 KELOMPOK USAHA
40,000,000
011 APRESIASI, SOSIALISASI DAN BINTEK AGROINDUSTRI TEPUNG
40,000,000 - Meningkatnya pengetahuan dn ketrampilan 25 petugas tentang agroindustri tepung lokal
- Dihasilkannya produk olahan yang memilii nilai tambah dan daya saing
- Tersedianya produk olahan sebagai bahan dalam pengembangan dan percepatan diversifikasi pangan
521211 BELANJA BAHAN 4,080,000
521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN
3,750,000
521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA
500,000
522115 BELANJA JASA PROFESI 2,500,000
522119 BELANJA JASA LAINNYA 17,500,000
524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 11,670,000
1792.06 LAPORAN KEGIATAN DAN PEMBINAAN 10 LAPORAN
20,000,000
011 FASILITASI PERBAIKAN KEMASAN HORTIKULTURA
20,000,000 - Meningkatnya kemampuan 10 kelompok tani/pelaku usaha dalam pengemasan produk
521211 BELANJA BAHAN 1,480,000
524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 18,520,000
VI VI VI VI ---- 9999 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
olahan hortikultura.
- Mempertahankan mutu, meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk olahan hortikultura
Tabel VI-2 Kegiatan PPH Dengan Sumber Dana APBN ( TP Provinsi )
Kode Program/Kegiatan/SubKegiatan /Jenis
Belanja/Rincian Belanja Volume Jumlah Biaya
Indikator Keberhasilan
(1) (2) (3) (4) (5)
018.07.10
PROGRAM PENINGKATAN NILAI TAMBAH, DAYA SAING, INDUSTRI HILIR, PEMASARAN DAN EKSPOR HASIL PERTANIAN
1 Tahun 1,850,000,000
1789 PENGEMBANGAN PEMASARAN DOMESTIK
650,000,000
1789.01 OPTIMALISASI SARANA DAN KELEMBAGAAN PASAR DOMESTIK
2 UNIT PASAR 650,000,000
011 PENGEMBANGAN PASAR TANI DI KABUPATEN LOMBOK BARAT (UTARA)
350,000,000
- Meningkatnya kemampuan petani dalam bidangagribisnis dari petani produsen menjadi petani pemasok - Terbangunnya jaringan pemasaran bagi petani/poktan/gapoktan di Kab. Lombok Barat.
B BANTUAN SARANA 280,000,000
573119 BELANJA LEMBAGA SOSIAL LAINNYA 280,000,000
A ADMINISTRASI DAN PEMBINAAN 70,000,000
521115 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OPERASIONAL SATUAN KERJA
4,080,000
521211 BELANJA BAHAN 8,370,000
521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN
13,800,000
521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA
14,250,000
524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 29,500,000
012 PENGEMBANGAN PASAR TANI DI KABUPATEN SUMBAWA
300,000,000 - Meningkatnya kemampuan petani dalam bidang agribisnis dari petani produsen menjadi petani pemasok - Terbangunnya jaringan pemasaran bagi petani/poktan/ gapoktan di Kab. Lombok Barat.
B BANTUAN SARANA 230,000,000
573119 BELANJA LEMBAGA SOSIAL LAINNYA 230,000,000
A ADMINISTRASI DAN PEMBINAAN 70,000,000
521115 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OPERASIONAL SATUAN KERJA
4,080,000
521211 BELANJA BAHAN 7,870,000
521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN
13,800,000
521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA
13,250,000
524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 31,000,000
1791 PENGEMBANGAN USAHA DAN INVESTASI
700,000,000
1791.01 PENGEMBANGAN KEMITRAAN DAN KEWIRAUSAHAAN
2 KELOMPOK USAHA 700,000,000
VI VI VI VI ---- 10101010 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
011
PENGEMBANGAN USAHA PENGERING DAN PERGUDANGAN DAN KEMITRAAN JAGUNG DI KABUPATEN SUMBAWA
350,000,000
- Meningkatnya pasca panen dan mutu jagung serta berkembangnya pemasaran jagungdi Kab. Sumbawa - Tumbuh kembangnya kelembagaan pasca panen jagung di Kab. Sumbawa berbasis gapoktan di daerah sentra produksi jagung yang mandiri dan profesional
B BANTUAN SARANA 276,000,000
573119 BELANJA LEMBAGA SOSIAL LAINNYA 276,000,000
A ADMINISTRASI DAN PEMBINAAN 74,000,000
521115 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OPERASIONAL SATUAN KERJA
4,080,000
521211 BELANJA BAHAN 9,770,000
521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN
13,800,000
521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA
14,250,000
524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 32,100,000
012
PENGEMBANGAN USAHA PENGERING DAN PERGUDANGAN DAN KEMITRAAN JAGUNG DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR
350,000,000
- Meningkatnya pasca panen dan mutu jagung serta berkembangnya pemasaran jagungdi Kab. Lombok Timur - Tumbuh kembangnya kelembagaan pasca panen jagung di Kab. Lombok Timur berbasis gapoktan di daerah sentra produksi jagung yang mandiri dan profesional
B BANTUAN SARANA 280,000,000
573119 BELANJA LEMBAGA SOSIAL LAINNYA 280,000,000
A ADMINISTRASI DAN PEMBINAAN 70,000,000
521115 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OPERASIONAL SATUAN KERJA
4,080,000
521211 BELANJA BAHAN 8,420,000
521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN
13,800,000
521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA
14,250,000
524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 29,450,000
1792 PENGEMBANGAN PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
500,000,000
1792.02 UNIT USAHA PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
NULL KLPK USAHA 400,000,000
011 PENGEMBANGAN PENGOLAHAN BAWANG MERAH DI KABUPATEN BIMA
400,000,000
- Meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan 45 orang petani dalam penerapan teknologi pengolahan bawang merah di Kab. Bima - Terlaksananya bantuan sarana pengolahan bawang merah kepada petani/poktan berupa : mesin perajang bawang 7 unit, mesin penggoreng 7 unit, mesin peniris minyak 7 unit, hand sealer 7 unit, tabung gas 14 unit, bahan dan sarana packaging 1 unit
B BANTUAN SARANA 330,000,000
573119 BELANJA LEMBAGA SOSIAL LAINNYA 330,000,000
A ADMINISTRASI DAN PEMBINAAN 70,000,000
521115 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OPERASIONAL SATUAN KERJA
3,480,000
521211 BELANJA BAHAN 8,370,000
521213 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OUTPUT KEGIATAN
12,900,000
521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA
14,250,000
524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 31,000,000
VI VI VI VI ---- 11111111 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
-Tumbuhnya 7 kelompok/unit usaha baru di bidang pengolahan bawang merah di Kab. Bima
1792.06 LAPORAN KEGIATAN DAN PEMBINAAN
100,000,000
011 ADMINISTRASI DAN PEMBINAAN 100,000,000
521115 HONOR YANG TERKAIT DENGAN OPERASIONAL SATUAN KERJA
18,360,000
521211 BELANJA BAHAN 14,720,000
521219 BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA
27,000,000
524119 BELANJA PERJALANAN LAINNYA (DN) 39,920,000
Tabel VI-3 Kegiatan PPH Dengan Sumber Dana APBD ( DPA SKPD )
N0. Kegiatan /Jenis
Belanja/Rincian Belanja Volume Jumlah Biaya
Indikator
Keberhasilan
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Pelatihan Pasar Tani 1 Keg 31.339.000 Terlatihnya 30
orang petugas dan pengurus pasar tani
dari 4 Kab/ Kota.
2. Pengawalan Pasar Tani 2 Keg 218.621.400 Meningkatnya
volume transaksi
produk hasil pertanian, dan
jumlah petani / poktan/ gapoktan
yang terlibat dalam
pasar tani
3 Agrinex Expo 1 Keg 72.860.200 Adanya event yang
lebih diarahkan untuk lebih
menumbuhkan
empati, simpati, serta pemahaman
publik tentang prospek agribisnis
Indonesia
4 Soropadan Expo 1 Keg 54.538.400 Terlaksananya Gelar Promosi
agribisnis IV Soropadan 2011.
5 Penas 1 Keg 76.233.900 Memperkenalkan
potensi dan reputasi daerah
NTB khususnya
untuk produk
VI VI VI VI ---- 12121212 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
unggulan
(agribisnis dan agroindustri)
6 Promosi NTB Expo I Keg 26.969.200 Ter-eksposenya
produk hasil olahan dan sayur segar
unggulan NTB
7. Jakarta Agro Outlet 1 Keg 61.462.000 Tereksposenya produk unggulan
TPH
8. Sub Terminal Agribisnis 1 Keg 26.731.000
Meningkatkan peranan Sub
Terminal Agrinbisnis dalam
melayani petani/ kelompok tani
dalam
memasarkan hasil produksinya agar
memiliki posisi tawar yang lebih
baik .
9. Pembinaan Perberasan 1 Keg 35.443.400
Menjaga stabilitas harga, ketersediaan
pangan dan distribusi pangan
khususnya beras
10. Agenda Nasional MPU 1 Paket 45.260.000
Terciptanya produk pertanian yang
ramah lingkungan.
11. Hari-hari Besar 1 Paket 29.286.400
Memperkuat kerja sama dan
membangun
koordinasi fungsional yang
efektif dengan melibatkan seluruh
komponen pemerintahan dan
masyarakat dalam
rangka mempertahankan
ketahanan pangan nasional.
12. Kursus Wanita Tani 1 Keg 111.695.000
25 orang wanita
tani meningkat pengetahuan dan
keterampilannya dalam mengelola
usaha tani dan
mengolah hasil
VI VI VI VI ---- 13131313 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
pertanian
13 NTB Bersaing Expo 1 Keg 31.320.150
Diperkenalkannya
reputasi daerah NTB dalam bidang
agribisnis
JUMLAH 821.760.050
VI VI VI VI ---- 14141414 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
C. KINERJA PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2011
1) SUMBER DANA DPA- SKPD (DANA APBD)
1) Pelatihan Pasar Tani.
Pasar Tani dapat memangkas mata rantai perdagangan produk pertanian, di mana (selama ini) yang menikmati banyak keuntungan adalah para pedagang. Tata niaga yang terlalu panjang mengakibatkan banyaknya lembaga yang terlibat dalam pendistribusian pemasaran dari sentra produksi ke sentra konsumen. Sehingga menyebabkan struktur pasar yang kurang baik karena harga yang terbentuk tidak transparan. Di Pasar Tani ini, petani dan produsen olahan melayani konsumen secara langsung dan dibayar secara kontan.
Selanjutnya, akses informasi pasar dan teknologi pertanian merupakan unsur yang sangat penting untuk kelangsungan usaha tani. Informasi pertanian yang memadai dan tepat waktu dapat digunakan sebagai dasar strategi penguasaan pasar dan dasar rencanaan/pertimbangan untuk pengembangan usaha tani lebih lanjut. Terlaksananya kegiatan pengembangan, pengelolaan, dan pemanfaatan informasi pertanian secara langsung maupun tidak langsung akan mendukung pengembangan pertanian lahan marjinal.
Terkait dengan pengembangan pasar tani maka dalam meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia dan kelembagaan usaha khususnya para Pengurus Pasar Tani/ Aspartan dan Petani/Poktan/Gapoktan pasar tani sangat diperlukan adanya Pelatihan agar keterampilan atau kemampuan manajemen dalam pengelolaan pasar tani dapat ditingkatkan.
A. Tujuan :
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah , untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan petugas maupun pengurus pasar tani, agar dapat :
a. Meningkatkan operasionalisasi Pasar Tani sebagai sarana pemasaran bagi Petani/ Kelompok Tani/ Gapoktan.
b. Meningkatkan profesionalisme pasar tani dalam pemasaran hasil pertanian. c. Menumbuh kembangkan kewirausahaan dan memberi peluang bagi petani untuk
menjual produknya secara langsung . d. Meningkatkan pendapatan petani
B. Sasaran
Sasaran dalam kegiatan ini adalah 30 orang pesrta yang terdiri dari petugas Provinsi dan Kabupaten serta pengurus pasar tani maupun pedagang dari 4 Kabupaten/ Kota yaitu Kota Mataram, Kabupaten : Lombok Timur, Lombok Barat dan Sumbawa.
C. Pelaksanaan
Pelaksanaan pelatihan berjalan dengan baik sesuai dengan rencana dan harapan. Berikut ini waktu dan tempat pelatihan di laksanakan : Pelaksanakan Pelatihan Pasar
VI VI VI VI ---- 15151515 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Tani dilaksanakan pada tanggal 9 – 12 Juni 2011. Tempat penginapan dan pelaksanaan Pelatihan di Wisma Mareje , Jalan Cempaka No. 7 Mataram.
Hasil Pelatihan :
a. Terlatihnya 30 orang yang berasal dari petugas yang menangani kegiatan Pasar Tani dari 4 Kabupaten/Kota, pengurus pasar tani dan pedagang dari 4 Kabupaten/ Kota.
b. Adanya saling tukar pengalaman diantara peserta pelatihan c. Terselenggaranya pelatihan selama 3 (tiga) hari, dengan materi pelatihan teori 90 %
dan praktek 10 %. d. Indikator Kinerja :
Input : Jumlah dana Rp, 31.339.000,- Juklak, Juknis, Buku Pedoman, SDM
Output : 30 orang petugas dan pengurus pasar tani mampu mengelola pasar tani.
Outcome : Meningkatnya operasional pasar tani Benefit : Petani mendapat nilai jual yang layak Dampak : Meningkatnya pendapatan pelaku usaha.
e. Realisasi Fisik dan Keuangan
Pagu dana Rp. 31.339.000,- Realisasi Rp. 27.434.000,- ( 88 %) , realisasi fisik 100 %. Sisa dana Rp. 3.905.000,- Efisiensi sewa aula dan akomodasi, konsumsi.
2) Pengawalan Pasar Tani
Dalam memasarkan produknya, petani sangat tergantung pada pedagang pengumpul dan pada umumnya petani menerima harga yang ditetapkan secara sepihak oleh pedagang pengumpul. Untuk itu dalam rangka meningkatkan posisi tawar petani produsen, maka pada TA. 2008 telah dibangun Pasar Tani yang berlokasi di Kota Mataram ( Monumen Bumi Gora, Jl.Udayana Mataram ) yang dikelola oleh ”ASPARTAN GORA SELAPARANG” dan di Kabupaten Lombok Timur ( eks. pasar lama, Jl. Ahmad Yani, Selong ) yang dikelola oleh ”ASPARTAN RINJANI”.
Produk yang dijual di pasar tani berupa : Sayuran dan buah segar, Tanaman hias dan bunga, Tanaman obat-obatan, Olahan sayuran dan buah, Olahan tanaman obat / biofarmaka, dan Olahan produk tanaman pangan, peternakan, perkebunan, perikanan, dan makanan siap saji.
A. Tujuan
1. Meningkatkan operasionalisasi Pasar Tani sebagai sarana pemasaran bagi Petani/ Kelompok Tani/ Gapoktan.
2. Meningkatkan profesionalisme pasar tani dalam pemasaran hasil pertanian 3. Menumbuhkembangkan kewirausahaan dan memberi peluang bagi petani untuk
menjual produknya secara langsung . 4. Meningkatkan pendapatan petani.
VI VI VI VI ---- 16161616 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
A. Sasaran: • Sasaran dalam kegiatan ini adalah petani/ kelompok tani/ gapoktan yang terlibat
dalam kegiatan pasar tani.
B. Pelaksanaan
Pagu dana Rp. 218.621.400,-dipergunakan untuk pengadaan 10 unit sarana pasar tani berupa tenda dan perlengkapannya ( meja, korsi, box kontaine dan taplak meja senilai Rp. 100.000.000,- Sarana tersebut dialokasikan ke Kabupaten Sumbawa.
Dana sebesar Rp. 87.700.000,- direvisi yang rencananya dipergunakan untuk kegiatan pemetaan kawasan sentra agribisnis di Kabupaten Lombok Timur, namun hasil revisinya keluar menjelang akhir tahun, sehingga tidak berani dilaksanakan sehingga dana tersebut siap. Dana sebesar Rp. 30.921.400,- dipergunakan untuk pembinaan pasar tani di 4 Kabupaten ( Sumbawa, Lombok Barat, Lombok Timur dan Kota Mataram).
C. Indikator Kinerja Input : Tersedianya dana Rp. 218.621.400,- Juklak, Juknis, data
potensi, Kelembagaan, SDM. Output : Meningkatnya kemampuan petani dalam bidang agribisnis dari
petani produsen menjadi petani pedagang Outcome : Meningkatnya volume transaksi produk hasil pertanian, dan
jumlah petani / poktan/ gapoktan yang terlibat dalam pasar tani
D. Realisasi Fisik dan keuangan : Jumlah dana untuk mendukung kegiatan ini Rp.218.621.400,- Realisasi keuangan Rp.128.412.800,- (95 %). Sisa dana Rp.90.208.600,- disebabkan oleh tidak dipergunakannya dana untuk pemetaan kawasan sentra agribisnis Rp. 87.700.000,- adanya efisiensi pengadaan sarana pasar tani dan efisiensi biaya perjalanan.
3) Agrinex expo
Agrinex Expo 2011 merupakan suatu ajang eksibisi untuk memperkenalkan serta mempromosikan berbagai potensi daerah Nusa Tenggara Barat kepada buyers dan investor daerah lainnya termasuk berbagai potensi investasi dan peluang agribisnis yang terbuka luas di Jakarta. Agrinex Expo 2011 ini dilaksanakan di Balai Sidang Jakarta Convention Centre (JCC) Jakarta dan event promosi ini juga merupakan suatu ajang pameran dagang berbagai produk unggulan daerah yang didukung potensi sumberdaya daerah sebagai keunggulan komparatif yang dimiliki daerah NTB.
VI VI VI VI ---- 17171717 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
A. Tujuan
Tujuan dilaksanakan promosi produk hasil pertanian pada Agrinex Expo 2011 di Jakarta adalah untuk memperkenalkan potensi dan reputasi Daerah Nusa Tenggara Barat khususnya untuk komoditas unggulan (agribisnis dan agroindustri) terutama aneka produk unggulan spesifik daerah Nusa Tenggara Barat kepada pasar regional dan internasional.
1. Sasaran
Sasaran mengikuti pameran dan promosi Agrinex Expo 2011 adalah untuk mengembangkan pasar produk hasil pertanian daerah NTB serta mengembangkan dan meningkatkan kontak dagang (kontak bisnis) dan kontak kerjasama dalam pemasaran antara kelompok usaha agribisnis di Daerah Nusa Tenggara Barat dengan kelompok usaha/ penyalur hasil-hasil pertanian serta konsumen dari daerah/provinsi lainnya.
2. Pelaksanaan
Keikutsertaan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam event pameran dan promosi Agrinex Expo 2011 di Jakarta dilaksanakan sesuai dengan alokasi waktu dan tempat yang telah ditetapkan dan difasilitasi oleh PT. Puteri Cahaya Kharisma adalah sebagai berikut :
1. Tempat.
Pameran dan promosi Agrinex Expo 2011 yang diikuti oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat ini diselenggarakan di Balai Sidang Jakarta Convention Centre (JCC) Jakarta pada Hall Assembly.
2. Waktu.
Pameran dan promosi Agrinex Expo 2011 ini diselenggarakan selama 3 (tiga) hari, yaitu dari tanggal 4-6 Maret 2011 dan setiap harinya kegiatan pameran dan promosi berlangsung dari jam 10.00 – 21.00 WIB
3. Peserta.
Peserta dalam pameran dan promosi Agrinex Expo 2011 dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat, sesuai dengan misi/tema keikutsertaan Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam event pameran dan promosi adalah mengedepankan peran serta para Pelaku Usaha Agribisins dan Agroindustri dalam peningkatan dan pengembangan pasar hasil pertanian melalui informasi yang dapat dihubungi dalam kontak bisnis. Oleh karena itu peserta dari unsur stakeholder/pelaku usaha diutamakan adalah pelaku usaha yang bergerak dalam bidang pengolahan dan pemasaran hasil-hasil pertanian, serta dari kalangan pelaku usaha baik distributor maupun supplier atau produsen/ petani/ kelompok tani/ gapoktan yang bergerak di bidang agribisnis dengan didampingi petugas dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat.
VI VI VI VI ---- 18181818 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
4. Komoditi Pameran
Komoditi/produk yang dipamerkan/dipromosikan dalam ajang pameran dan promosi Agrinex Expo 2011 tersebut adalah berbagai komoditi/produk hasil-hasil pertanian, khususnya hasil tanaman pangan sesuai dengan program Pemerintah Daerah NTB yaitu PIJAR (Sapi, Jagung dan Rumput Laut) sebagai komoditas unggulan yang sedang dikembangkan, namun disamping itu juga dari komoditas tanaman pangan lainnya seperti kacang hijau dan kedele, dan hortikultura sebagai pendukung antara lain bawang merah, bawang putih, dan kangkung. Untuk komoditas jagung selain berupa jagung tongkol dan pipilan juga dipajang berbagai bentuk olahan seperti olahan marning jagung berbagai rasa, emping jagung, dan berbagai kue dari tepung jagung.
3. Indikator Kinerja
Input : Tersedianya dana Rp. 72.860.200, SDM. Output : Adanya event yang lebih diarahkan untuk lebih menumbuhkan
empati, simpati, serta pemahaman publik tentang prospek agribisnis Indonesia
Outcome : Terjadinya kontak dagang yang cukup memberikan peluang kepada pelaku usaha yang ingin memperluas jaringan pemasarannya ke luar NTB.,
Pagu dana Rp. 72.860.200,- Realisasi keuangan Rp. 72.300.200,- (99 %), realisasi fisik 100 % terdapat sisa dana Rp. 560.000,- karena adanya efisiensi belanja bahan.
4) Soropadan Expo
Untuk memacu perkembangan sektor agribisnis dan agroindustri di Nusa Tenggara
Barat telah diupayakan berbagai kegiatan pembinaan dan pengembangan kelompok / unit usaha pengolahan hasil pertanian yang berbasis pada sumberdaya daerah / domestik ( domestic resources ) sebagai keunggulan komparatif ( comparative advantage ) daerah dan berakar pada ekonomi rakyat. Upaya pembinaan dan pengembangan unit pengolahan hasil pertanian yang dilakukan Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Barat khususnya melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat telah memberikan
A. Tujuan
Tujuan dilaksanakan promosi produk pertanian pada Gelar Promosi Agribisnis IV Soropadan 2010 ini adalah untuk memperkenalkan potensi dan reputasi Daerah Nusa Tenggara Barat khususnya dalam bidang pertanian ( agribisnis dan agroindustri ) terutama aneka produk unggulan spesifik daerah Nusa Tenggara Barat kepada pasar regional atau internasional.
VI VI VI VI ---- 19191919 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
B. Sasaran Sasaran mengikuti pameran dan promosi Gelar Promosi Agribisnis IV Soropadan 2010 adalah untuk mengembangkan pasar produk hasil pertanian daerah NTB serta mengembangkan dan meningkatkan kontak dagang ( kontak bisnis ) dan kontak kerjasama dalam pemasaran antara kelompok usaha agribisnis di Daerah Nusa Tenggara Barat dengan kelompok usaha / penyalur hasil – hasil pertanian serta konsumen dari daerah / provinsi lainnya.
C. Pelaksanaan
Adapun pelaksanaan kegiatan pameran Gelar Promosi Agribisnis IV Soropadan 2010 adalah sebagai berikut : 1. Tempat
Gelar Promosi Agribisnis IV Soropadan 2010 diselenggarakan di Kawasan Agrowisata dan STA Soropadan Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung Provinsi Jawa Tengah.
2. Waktu Gelar Promosi Agribisnis IV Soropadan 2010 diselenggarakan selama 5 ( lima ) hari, yaitu dari tanggal 24 – 28 Juni 2010 dan berlangsung dari pukul 09.00 – 21.00 WIB.
3. Peserta Peserta yang ikut dalam Pameran Gelar Promosi Agribisnis IV Soropadan 2010 adalah sebanyak 2 ( dua ) orang yaitu dari unsur Petugas Pembina Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat.
4. Komoditi Pameran Komoditi yang dipamerkan dalam Gelar Promosi Agribisnis IV Soropadan 2010 adalah berbagai jenis komoditi hasil pertanian, baik tanaman pongan maupun hortikultura dalam bentuk segar maupun olahan yang cukup potensial dan memiliki nilai ekonomi cukup tinggi. Adapun jenis – jenis komoditi yang dipamerkan pada Gelar Promosi Agribisnis IV Soropadan 2011 adalah sebagai berikut : � Aneka Dodol (Dodol Nangka, Dodol Tape, Dodol Labu, Dodol Sirsak) � Aneka Keripik (Keripik Pisang, Keripik Nangka) � Aneka Pangan Olahan Lainnya (Rengginang, Pisang Sale, Kacang Kriuk) � Aneka Buah (Pisang, Mangga, Nangka, Nenas, Sawo, Jeruk Lokal) � Aneka Sayur (Cabe, Bawang Merah, Bawang Putih, Tomat, Paprika, Terong,
Input : Jumlah dana Rp, 54.538.400,- SDM Output : Terlaksananya Gelar Promosi agribisnis IV Soropadan
2011.
Outcome : Ter-eksposenya produk hasil olahan , buah dan nsayur segar unggulan NTB.
VI VI VI VI ---- 20202020 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Benefit : Dampak :
Meningkatnya pemasaran produk Pertanian Meningkatnya pendapatan petani/kesejahteraan petani
E. Realisasi fisik dan keuangan :
Dana yang tersedia untuk mendukung kegiatan ini Rp. 54.538.400,- Realisasi keuangan Rp.49.706.400,- (91 %). Realisasi fisik 100 %. Sisa dana Rp. 4.842.000,- disebabkan karena adanya efisiesi anggaran sewa stand.
5) Penas
Penas merupakan suatu ajang eksibisi untuk memperkenalkan serta mempromosikan berbagai potensi daerah Nusa Tenggara Barat kepada buyers dan investor daerah lainnya termasuk berbagai potensi investasi dan peluang agribisnis yang terbuka luas di arena tersebut karena berbagai unsur yang hadir untuk melihat keberhasilan semua petani dari berbagai daerah di Indonesia. Kegiatan ini berlangsung di lokasi kawasan Stadion Madya Aji Imbut Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur. Kegiatan ini berlangsung dari Tanggal 18 – 23 Juni 2011.
A. Tujuan
Adapun tujuan kegiatan PENAS XII secara umum adalah untuk meningkatkan motivasi dan kegairahan petani nelayan dan hutan juga masyarakat pelaku agribisnis dalam pembangunan sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan melaui kemitraan yang saling menguntungkan serta menumbuhkembangkan minat generasi muda pada bidang pertanian, perikanan dan kehutanan. Sedangkan secara khusus yang terkait dengan kegiatan pameran/ promosi produk hasil pertanian sebagai salah satu kegiatan dalam pelaksanaan PENAS ini adalah untuk memperkenalkan potensi dan reputasi Daerah Nusa Tenggara Barat khususnya untuk komoditas unggulan (agribisnis dan agroindustri) terutama aneka produk unggulan spesifik daerah Nusa Tenggara Barat kepada masyarakat tani yang hadir dari seluruh Indonesia dan masyarakat luas pada umumnya yang turut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
B. Sasaran
Sasaran mengikuti pameran dan promosi pada PENAS XIII 2011 ini adalah untuk mengembangkan pasar produk hasil pertanian daerah NTB serta mengembangkan dan meningkatkan kontak dagang (kontak bisnis) dan kontak kerjasama dalam pemasaran antara kelompok tani dan pelaku usaha agribisnis di Daerah Nusa Tenggara Barat dengan kelompok tani dan kelompok pelaku usaha/ pengusaha/ stekholder investor bidang agribisnis serta konsumen dari daerah/provinsi lainnya.
C. Pelaksanaan
Keikutsertaan Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam event pameran PENAS XII 2011 di Kutai Kartanegara Kalimantan Timur dilaksanakan sesuai dengan alokasi waktu dan tempat yang telah
VI VI VI VI ---- 21212121 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
ditetapkan dan difasilitasi oleh PT. Feraco (Ferry Agung Corindotama) adalah sebagai berikut :
a) Tempat.
Pameran dan promosi PENAS XIII 2011 yang diikuti oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat ini diselenggarakan di Kawasan Stadion Madya Aji Imbut Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur.
b) Waktu.
Pameran PENAS XIII 2011 ini diselenggarakan selama 6 (enam) hari, yaitu dari tanggal 18 – 23 Juni 2011 dan setiap harinya kegiatan pameran dan promosi berlangsung dari jam 08.00 – 20.00 WITA
c) Peserta.
Peserta dalam pameran PENAS XIII 2011 dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat, sesuai dengan misi/tema keikutsertaan Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam event pameran dan promosi adalah mengedepankan peran serta para Petani dan Pelaku Usaha Agribisins dan Agroindustri dalam peningkatan dan pengembangan pasar hasil pertanian melalui informasi yang dapat dihubungi dalam kontak bisnis. Oleh karena keterbatasan dana yang tersedia maka peserta dari unsur stakeholder/pelaku usaha dan petani yang bergerak dalam bidang pengolahan dan pemasaran hasil-hasil pertanian diikutkan melalui peserta kabupaten/kota dan didampingi petugas dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat.
d) Komoditi Pameran
Komoditi/produk yang dipamerkan/dipromosikan dalam ajang pameran PENAS XIII 2011 tersebut adalah berbagai komoditi/produk hasil-hasil pertanian, khususnya hasil tanaman pangan sesuai dengan program Pemerintah Daerah NTB yaitu PIJAR (Sapi, Jagung dan Rumput Laut) sebagai komoditas unggulan yang sedang dikembangkan, namun disamping itu juga dari komoditas tanaman pangan lainnya seperti kacang hijau dan kedele, dan hortikultura sebagai pendukung antara lain bawang merah dan bawang putih. Untuk komoditas jagung selain berupa jagung tongkol dan pipilan juga dipajang berbagai bentuk olahan seperti olahan marning jagung berbagai rasa, emping jagung, dan berbagai kue dari tepung jagung.
D. Indikator Kinerja
Input : Jumlah dana Rp. 76.233.900,- Output : Memperkenalkan potensi dan reputasi daerah NTB
khususnya komoditi unggulan (agribisnis dan agroindustri)
Outcome : Ter-eksposenya potensi dan potensi mserta produk hasil unggulan NTB
VI VI VI VI ---- 22222222 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Benefit : Dampak :
Meningkatnya pemasaran produk Pertanian Meningkatnya pendapatan petani
E. Realisasi fisik dan keuangan :
Dana yang tersedia untuk mendukung kegiatan ini Rp. 76.233.900,-- Realisasi keuangan Rp.75.689.900,- (99 %). Realisasi fisik 100 %. Sisa dana Rp. 544.000,-disebabkan karena adanya efisiesi biaya perjalanan .
6) Promosi NTB Expo Pameran Perdagangan dan industri The 9th NTB EXPO 2011 merupakan suatu ajang eksibisi untuk memperkenalkan serta mempromosikan berbagai potensi daerah Nusa Tenggara Barat kepada buyers dan investor daerah lainnya termasuk berbagai potensi investasi dan peluang agribisnis yang terbuka luas di Nusa Tenggara Barat. Pameran The 9th NTB EXPO 2011 ini dilaksanakan di GOR Turida Mataram dan event promosi ini juga merupakan suatu ajang pameran dagang berbagai produk unggulan daerah yang didukung potensi sumberdaya daerah sebagai keunggulan komparatif yang dimiliki daerah NTB.
A. Tujuan
Tujuan dilaksanakan pameran dan promosi pada The 9th NTB EXPO 2011 di Mataram Nusa Tenggara Barat adalah a. Untuk memperkenalkan potensi dan reputasi Daerah Nusa Tenggara Barat
khususnya dalam bidang pembangunan pertanian (agribisnis dan agroindustri) terutama aneka produk unggulan spesifik daerah Nusa Tenggara Barat kepada pasar lokal, regional atau internasional.
b. Mempromosikan daerah NTB sebagai daerah tujuan investasi khususnya dalam bidang pertanian.
c. Memberi kesempatan kepada pengusaha industri kecil dan koperasi untuk mempromosikan produknya.
d. Meraih peluang eksport ke mancanegara.
B. Sasaran
Sasaran mengikuti pameran dan promosi The 9th NTB EXPO 2011 adalah : 1. untuk mengembangkan pasar produk hasil pertanian daerah NTB serta
mengembangkan dan meningkatkan kontak dagang (kontak bisnis) dan kontak kerjasama dalam pemasaran antara kelompok usaha agribisnis di Daerah Nusa Tenggara Barat dengan kelompok usaha / penyalur hasil-hasil pertanian serta konsumen dari daerah/provinsi lainnya.
2. Membantu Koperasi Usaha Kecil Menengah (KUKM) dalam menghadapi pasar global 3. Mendorong NTB sebagai tempat promosi/ pameran yang dapat diandalkan.
VI VI VI VI ---- 23232323 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
C. Pelaksanaan
Keikutsertaan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam event pameran dan promosi The 9th NTB EXPO 2011 Di Mataram, dilaksanakan sesuai dengan alokasi waktu dan tempat yang telah ditetapkan dan difasilitasi oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan Event Organizer (EO) PT. SOLINDO DUTA CONVEX sebagai penyelenggara pameran. Adapun pelaksanaan kegiatan pameran dan promosi pada The 9th NTB EXPO 2011 tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tempat Pameran dan promosi The 9th NTB EXPO 2011 yang diikuti oleh Dinas Pertanian
TPH Provinsi Nusa Tenggara Barat ini diselenggarakan di Sport Hall GOR Turida Mataram.
2. Waktu Pameran dan promosi The 9th NTB EXPO 2011 ini diselenggarakan selama 6 (enam) hari, yaitu dari tanggal 21-25 Juli 2011 dan setiap harinya kegiatan pameran dan promosi berlangsung dari Pukul 10.00 – 21.00 Wita
3. Peserta Peserta dalam pekan pameran dan promosi The 9th NTB EXPO 2011 dari Dinas Pertanian TPH Provinsi Nusa Tenggara Barat, sesuai dengan misi/tema keikutsertaan Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam event pameran dan promosi adalah mengedepankan peran serta para Pelaku Usaha Agribsins dan Agroindustri dalam peningkatan dan pengembangan pasar hasil pertanian. Oleh karena itu peserta dari unsur stakeholder/pelaku usaha diutamakan adalah pelaku usaha yang bergerak dalam bidang pengolahan dan pemasaran hasil-hasil pertanian, serta dari kalangan pelaku usaha baik Distributor maupun Supplier atau produsen/petani/kelompok usaha yang bergerak di bidang agribisnis dengan didampingi petugas dari Dinas Pertanian TPH Provinsi Nusa Tenggara Barat.
4. Komoditi Pameran
Komoditi/produk yang dipamerkan/dipromosikan dalam pameran dan promosi The 9th NTB EXPO 2011 tersebut adalah berbagai komoditi/produk hasil-hasil pertanian, khususnya hasil tanaman pangan dan hortikultura baik dalam bentuk produk segar maupun hasil olahan yang cukup potensial dan strategis serta mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi.
Berbagai Komoditi-komoditi yang di display dan diperdagangkan pada pekan The 9th NTB EXPO 2011 cukup tinggi. Komoditi-komoditi tersebut antara lain meliputi:
� Hasil olahan : Jagung garing, jagung emping, Aneka Dodol ,Aneka Kripik, Aneka Pangan Olahan lainnya.
� Hasil segar terdiri dari : Aneka Buah ( Pisang, Mangga, Nangka, melon,Jeruk pamelo), Aneka Sayur (Cabe Besar, Cabe Kecil /Rawit, Bawang merah, Bawang putih, Tomat Buah/Beef, Paprika, Kangkung.
Disamping hasil-hasil tanaman pangan dan hortikultura, juga ditampilkan beberapa jenis komoditi pertanian lainnya, antara lain Hasil Perikanan berupa Dodol dan Manisan rumput laut, Jellly rumput laut.
B. Indikator Kinerja :
Input : Jumlah dana Rp, 26.969.200,- SDM Output : Terlaksananya Promosi NTB Expo 2011.
Outcome : Ter-eksposenya produk hasil olahan dan sayur segar unggulan NTB.
Benefit : Dampak :
Meningkatnya pemasaran produk Pertanian Meningkatnya pendapatan petani
C. Realisasi fisik dan keuangan :
Dana yang tersedia untuk mendukung kegiatan ini Rp. 526.969.200,- Realisasi keuangan Rp25.762.500,- (96 %). Realisasi fisik 100 %. Sisa dana Rp.1.206.700,-disebabkan karena adanya efisiesi anggaran sewa stand.
7) Jakarta Agro Outlet
Dalam rangka memperlancar pemasarannya perlu disediakan suatu tempat memajang komoditi dalam bentuk segar maupun olahan pada tempat strategis, yaitu Jakarta Agro Outlet.
Pemerintah diharapkan mendorong prospek pengembangan industri hilir atau pengolahan hasil. Mengingat, prospek pengembangan industri pengolahan ini lebih berpotensi untuk maju dengan didorong oleh banyaknya sumber daya alam, khususnya sektor pertanian yang baik. Untuk meningkatkan akses pasar produk-produk horikultura sayuran, tanaman pangan dan produk olahan maka provinsi NTB mengikuti kegiatan Agro Outlet di Pasar Induk Kramat Jati Jakarta.
A. Tujuan pemantapan dan perluasan pemasaran komoditi pertanian (komoditi unggulan) yang dihasilkan oleh petani/kelompok usahatani.
B. Sasaran • Konsumen akhir yang langsung mengkonsumsi komoditas yang dibelikannya.
• Konsumen antara yang membeli komoditas pertanian sebagai bahan baku. C. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan penumbuhan marketing/etalase komoditi unggulan dilakukan sesuai dengan penyediaan dana yang disediakan.Dana untuk mendukung kegiatan ini sebesar Rp. 61.462.000,-Dana tersebut dipergunakan untuk honor penjaga malam, honor petugas Full Timer, dan dipergunakan untuk operasional agro outlet seperti alat tulis menulis kantor, biaya air, listrik dan telpon. Harapan dari kegiatan tersebut adalah terjalinnya akses-akses pasar bagi para petani, sehingga mempermudah dalam pemasaran sayuran kedepan.
D. Indikator Kinerja :
Input : Jumlah dana Rp, 61.462.000,- Output : Terlaksananya Promosi produk unggulan NTB
VI VI VI VI ---- 25252525 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Outcome : Ter-eksposenya produk hasil olahan dan sayur segar unggulan NTB.
Benefit : Dampak :
Meningkatnya pemasaran produk Pertanian Meningkatnya pendapatan petani
E. Realisasi fisik dan keuangan :
Dana yang tersedia untuk mendukung kegiatan ini Rp. 61.462.000,- Realisasi keuangan Rp. 11.700.000,- (20 %). Realisasi fisik 25 %. Sisa dana Rp.49.762.000,- disebabkan karena : 1. Dana yang ada hanya terrealisasi untuk membayar honor petugas full timer dan
penjaga malam. 2. Biaya operasional seperti listrik, air, telpon, bahan tidak ter realisasi, karena : belum
maksimalnya operasional agro outlet, sebagian besar agro outlet yang ada belum ber-operasi.
3. Biaya perjalanan tidak dipergunakan karena tidak ada agenda nasional (panggilan pusat).
8) Sub Terminal Agribisnis
Subsektor tanaman pangan dan hortikultura dituntut untuk dapat menghasilkan bahan pangan dalam jumlah cukup, serta mampu menyerap tenaga kerja sebanyak mungkin, sekaligus menghasilkan devisa.
Terkait dengan itu, maka pembangunan pertanian subsektor tanaman pangan dan hortikultura di Nusa Tenggara Barat dalam jangka panjang diarahkan untuk mewujudkan pertanian yang tangguh guna memantapkan ketahanan pangan, peningkatan nilai tambah dan daya saing serta peningkatan kesejahteraan petani.
A. Tujuan:
- Meningkatkan peranan Sub Terminal Agribisnis Mandalika dalam melayani petani/ kelompok tani dalam memasarkan hasil produksinya agar memiliki posisi tawar yang lebih baik
- Meningkatkan ketersediaan data informasi harga, potensi, dan stok produksi tanaman pangan & hortikultura yang cepat, akurat, dan up to date.
- Meningkatkan pendapatan petani. B. Sasaran Kegiatan :
Sasaran dalam kegiatan ini adalah petani/ kelompok tani/ gapoktan / pedagang yang terlibat dalam kegiatan Sub Terminal Agribisnis (STA)
C. Pelaksanaan Dana tersebut dipergunakan untuk membayar honor Petugas di Sub Terminal Agribisnis 1 orang Rp. 800.000,-/ bulan dan penjaga malam 1 oran Rp. 750.000,-/ bulan . ATK Rp.4.531.000,- Telpon Rp.1.200.000,- Biaya air Rp. 600.000,- dan Listrik Rp. 1.800.000,- Sisa dana Rp. 1.496.400,- karena adanya efisiensi penggunaan Listrik, air dan telepon.
D. Indikator Kinerja
Input : Jumlah dana Rp,26.731.000,-,- SDM Output : Terlaksananya operasional Sub Terminal Agribisnis andalika.
VI VI VI VI ---- 26262626 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Outcome : Laporan pelaksanaan STA
Benefit : Dampak :
Memberikan informasi kepada stake holder Meningkatnya pendapatan petani
E. Realisasi fisik dan keuangan : Dana yang tersedia untuk mendukung kegiatan ini Rp. 26.731.000,- Realisasi keuangan Rp. 25.224.600,- (96 %). Realisasi fisik 100 %. Sisa dana Rp.1.496.400, disebabkan karena adanya efisiensi pembayaran Telpon, Listrik dan air.
9) Pembinaan Perberasan
Beras merupakan komoditas strategis yang selalu menjadi bahan perbincangan setiap waktu, dimana saja dan oleh siapa saja. Masyarakat menjerit bila harga beras mahal, pemerintah seperti kebakaran jenggot bila rakyat menjerit soal beras, dan petani mengeluh bila harga beras murah dan tidak sesuai dengan keinginannya. Siapakah yang harus diperjuangkan dan siapa yang harus dibela dan siapa yang membela? Itulah permasalahan besar yang sedang dihadapi oleh bangsa yang besar ini.
Kelemahan yang dilakukan selama ini oleh semua pihak yang terkait dengan kebijakan pembangunan pertanian nasional adalah terlalu percaya diri dan yakin dengan kemampuan serta peran petani. Bila teknologi sudah diperoleh, kebijakan sudah ditetapkan dan semua harus diterapkan maka penyuluh dan petugas di lapang akan menyelesaikannya, kemudian akan diperoleh hasil sesuai dengan rencana.Untuk memenuhi kebutuhan beras di Daerah, maka perlu adanya pembinaan perberasan di Kabupaten/ Kota di NTB.
A. Tujuan
1. meningkatkan ketersediaan dan distribusi pangan kepada masyarakat;
2. meningkatkan konsumsi pangan lokal dalam rangka penciptaan permintaan produk pangan lokal;
3. meningkatkan jangkauan/aksesibiltas masyarakat terhadap pangan; 4. menanggulangi terjadinya keadaan darurat dan kerawanan pangan pasca bencana; 5. menjaga stabilitas harga pangan di tingkat masyarakat; 6. memperpendek jalur distribusi pangan pemerintah sampai ke tingkat
masyarakat/rumah tangga; 7. mendorong terwujudnya Desa Mandiri Pangan (Desa Mapan), dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
B. Pelaksanaan
Melaksanakan Pembinaan perberasan kepada pelaku usaha penggilingan padi, kelompok tani tani dan aparat Dinas Pertanian di Kabupten/ Kota.
C. Indikator Kinerja
Input : Jumlah dana Rp,35.443.400,- SDM Output : Menjaga stabilitas harga, ketersediaan pangan dan distribusi
pangan khususnya beras. Outcome : Terpenuhinya ketersediaan dan Stabilnya harga beras
Benefit : Terhindar dari adanya rawan pangan
VI VI VI VI ---- 27272727 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Dampak : Meningkatnya kesejahteraan masyarakat
D. Realisasi fisik dan keuangan : Dana yang tersedia untuk mendukung kegiatan ini Rp. 35.443.400,- Realisasi keuangan Rp. 35.443.400,- (100 %). Realisasi fisik 100 %.
10) Agenda Nasional MPU
A. Kegiatan Mitra Praja Utama (MPU) adalah : 1. Mengikuti Bimbingan Penerapan Teknologi Budidaya Ramah Lingkungan untuk
Petugas Mitra Praja Utama (MPU) yang dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 27 – 29 Juli 2011. Adapun hasilnya adalah :
a. Acara bimbingan Penerapan teknologi budidaya Ramah lingkungan untuk petugas mitra praja utama dibuka oleh asisten Perekonomian Provinsi DKI(Bp. Ir. Hasan Basri Saleh, B.Sc) yang diikuti oleh 40 orang peserta dari 10 provinsi.
b. Dalam pengarahannya diharapkan dengan penerapan pertanian organik maka budidaya sayuran yang bramah lingkungan harus di tingkatkan agar sayuran yang dikonsumsi aman dan sehat
c. Petani sayuran umumnya mengendalikan OPT dengan pestisida kimiawi sintesis, sehingga kemuingkinan besar sayuran tersebut mengandung residu pestisida. Kedepan diharapkan budidaya sayuran yang ramah lingkungan.
d. Dalam era globalisasi perdagangan bebas menghendaki produk yang aman dikonsumsi serta ramah lingkungan, maka diperlukan adanya standar mutu produk dan jaminan keamanan mutu produk yang dihasilkan.
e. Selain SOP produk pertanian organik juga harus ada sertifikasi organik, Dimana sertifikasi organik adalah suatu proses untuk mendapatkan pengakuan secara tertulis bahwa proses produksi sesuai dengan persyaratan sistem pangan organik di Indonesia yang diatur dalam SNI 01-6727-2002.
f. Kendala utama dalam pemasaran pertanian organik adalah persaingan harga diantara operator sendiri dan pengolahan ketersediaan supply, sehingga dapat menyebabkan potensi pasar menjadi lemah.
g. Mengikuti Pertemuan Partisipasi dalam pelaksanaan pestival produk organik, yang dibahas adalah di Bali.
h. Mengikuti Pameran Pertanian Organik di Bali pada tanggal 20 – 23 September. B. Jumlah dana yang tersedia Rp. 45.260.000,- realisasi keuangan Rp. 45.260.000,-
(100 %) dan Realisasi Fisik 100 %
11) Hari-hari Besar Pelaksanaan Hari pangan Sedunia (HPS) ke 31 tahun 2011, dilaksanakan di Kabupaten
Bone Bolango Provensi Gorontalo pada tanggal 20 -23 oktober 2011. Terpilihnya provinsi Gorontalo sebagai tuan rumah karena pemerintah mempunyai komitmen yang kuat dalam hal produksi untuk ketahanan pangan. Gorontalo juga mempunyai program unggulan , salah satunya adalah pertanian dan dinilai mampu berfokus pada pengembangan jagung sebagai pangan alternatif pengganti beras.
VI VI VI VI ---- 28282828 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Hari Pangan Sedunia (HPS) diadakan di Bone Bolango, pada Hari kamis 20 Oktober
2011, Wakil Presiden Boediono meresmikan puncak peringatan Hari Pangan Dunia 2011 di
Lapangan Badan Pusat Informasi Jagung (BPIJ), Gorontalo.
Puncak peringatan Hari Pangan Sedunia itu ditandai dengan pemukulan Palo-palo (alat
musik tradisional Gorontalo) oleh Wakil Presiden. Dalam kunjungan itu, wakil presiden hadir
bersama istri (Herawati Boediono) dan Menteri Pertanian Suswono yang disambut tarian
tradisional penyambut tamu, tidi lo oayabu.
A. Tujuan
Tujuan umum dari penyelenggaraan peringatan HPS ke-XXXI :
1) Meningkatnya kesadaran dan perhatian masyarakat internasional akan pentingnya penanganan masalah pangan baik ditingkat global, regional dan khususnya tingkat nasional;
2) Memperkokoh solidaritas antar bangsa dalam usaha memberantas kekurangan pangan dan gizi yang masih dialami oleh sebagian penduduk dunia terutama di negara berkembang. Peringatan HPS ke-XXXI Tahun 2011,.
Tujuan khusus :
1) Memperkuat kerja sama dan membangun koordinasi fungsional yang efektif dengan melibatkan seluruh komponen pemerintahan dan masyarakat dalam rangka mempertahankan ketahanan pangan nasional;
2) Memotivasi stekholder ketahanan pangan untuk berpartisipasi aktif secara berkelanjutan dalam pembangunan ketahanan pangan serta mengkomunikasikan hasil-hasil pembangunan ketahanan pangan kepada masyarakat luas.
B. Sasaran : Masyarakat Internasional dan Nasional
C. Pelaksanaan
Peringatan HPS memberikan dampak yang besar bagi Provinsi Gorontalo, baik terhadap ekonomi masyarakat maupun pembangunan pertanian."Penetapan Gorontalo sebagai tempat pelaksanaan HPS XXXI karena Gorontalo dinilai berhasil dalam pembangunan pertanian khususnya sebagai sentra produksi jagung nasional serta ikut berkonstribusi dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional, " ungkap Ketua Pelaksana Harian Peringatan HPS ke-XXXI Tahun 2011 tingkat nasional yang sekaligus sebagai Kepala Badan Karantina Pertanian Banun Harpini. Adapun manfaat langsung yang diperoleh oleh Gorontalo sebagai tuan rumah antara lain dialokasikannya bantuan program Gerakan Peningkatan Produksi Pertanian berbasis Koorporasi (GP3K). Yakni paket program bantuan lengkap berupa sarana dan biaya produksi seluas 25 ribu hektar dari 50 ribu hektar yang dialokasikan di seluruh provinsi. "Selain itu total peserta yang hadir dari seluruh Provinsi sekitar 5 ribu orang, bila masing-masing membelanjakan uangnya sebesar RP. 3 juta untuk biaya hotel, transportasi, makan, dan souvenir selama HPS, maka total uang yang berputar di masyarakat sekitar RP. 15 Miliar, termasuk UMKM yang ada di Gorontalo.
D. Indikator Kinerja
Input : Jumlah dana Rp,29.266.400,- SDM Output : Di ikutinya kegiatan HPS di Gorontalo
Outcome : Sebagai bahan informasi dan acuan kerja bagi daerah NTB
VI VI VI VI ---- 29292929 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
dalam penyediaan Pangan
Benefit :
Memberikan informasi kepada stake holder dan Pemerintah daerah.
E. Realisasi fisik dan keuangan :
Besarnya dana untuk mendukung kegiatan ini Rp.29.286.400,- dipergunakan untuk kegiatan HPS di Gorontalo Rp. 14.286.400,-, sisanya Rp. 15.000.000,- dipergunakan untuk kegiatan HPS di Daerah yang di rencanakan di Kabupaten Sumbawa Barat. Dana tersebut rencananya dipergunakan untuk Baliho, mobil arak-arakan, mobil hias. Pada APBD perubahan, kegiatan tersebut direvisi menjadi ATK, Foto copy, dokumentasi, pembelian bahan-bahan pameran, dekorasi dan perjalanan ke Kabupaten Sumbawa Barat.
Karena lokasi pelaksanaan kegiatan semula di Kabupaten Sumbawa Barat diubah ke Mataram maka anggaran perjalanan tidak dapat terserap. Dari pagu yang ada hanya dapat terserap sebesar Rp. 6.250.000,-
Pagu Rp. 29.286.400,-, Realisasi keuangan Rp. 20.536.400,- (90 %) dan realisasi fisik 100 %. Sisa dana Rp. 8.750.000,- (setor ke Kas Negara)
12) Kursus Wanita Tani
Untuk menunjang berhasilnya usaha-usaha kesejahteraan sosial, peranan wanita dalam pembangunan perlu ditingkatkan khususnya dalam bidang pertanian. Kelompok wanita tani sebagai salah satu unsure pembangunan pertanian perlu kiranya mendapatkan perhatian yang sangat serius hal ini dapat dilihat dari perhatian pemerintah yang sangat besar dalam rangka meningkatkan sumber daya wanita tani, pengetahuan dan ketrampilannya dalam rangka untuk memanfaatkan dan menggunakan cara-cara dan teknologi tepat guna dalam kegiatan produksi, penyimpanan, pengolahan dan penggunaan hasil serta pemasarannya serta keterampilan lainnya. Untuk menunjang hal tersebut maka kegiatan bimbingan ataupun kursus-kursus terhadap para tokoh wanita dan organisasi wanita sangat penting, untuk kemudian difungsikan dalam pelaksanaan bimbingan ketrampilan ekonomis produktif terhadap para wanita agar potensi sosial yang ada dapat dikembangkan guna meningkatkan kesejahteraan keluarganya. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam upaya meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan wawasan wanita tani dipedesaan maka sangat perlu dilaksanakan/ diselenggarakan kegiatan Kursus Wanita Tani Tahun 2011.
A. Tujuan
1. Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan wanita tani pedesaan . 2. Untuk meningkatkan wawasan wanita tani pedesaan sehingga terbuka pemikirannya
untuk berusaha pengolahan hasil pertanian sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani dan keluarganya.
3. Meningkatkan kualitas SDM wanita tani pedesaan sehingga memiliki daya saing yang tinggi, dalam mengelola dan memanfaatkan kekayaan dan kearifan lokal yang ada.
B. Sasaran
Sasaran dari Kegiatan Kursus Wanita Tani adalah : keluarga Puteri petani / Wanita Tani dipedesaan yang putus sekolah dan tidak dapat melanjutkan sekolah disebabkan
VI VI VI VI ---- 30303030 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
adanya tidak tersedianya biaya, peserta kursus sebanyak 25 (Dua Puluh Lima) orang yang berasal dari kabupaten/kota se - Provinsi Nusa Tenggara Barat.
C. Pelaksanaan
1. Pelaksanaan Kursus Wanita Tani tahun 2011 selama 15 (Lima Belas ) hari mulai tanggal 5 s/d 19 Juli 2011 bertempat di Diklat Dinas Pertanian Provinsi NTB –Narmada berjalan dengan lancar.
2. Peserta Kursus Wanita Tani sangat antusias mengikuti semua kegiatan baik didalam maupun diluar kelas, materi yang diberikan lebih disederhanakan dan menyentuh langsung kepada peserta sehingga mudah difahami oleh peserta.Hal ini dapat dilihat dari hasil-hasil yang dipamerkan pada akhir kegiatan.
3. Peserta Kursus Wanita Tani sebagian besar mempunyai wiirausaha di desanya dan umumnya belum pernah mengikuti pelatihan-pelatihan seperti ini sehingga dapat menambah ilmu demi kemajuan usaha mereka. Sehingga peserta sangat berharap bisa mengikuti pelatihan Kursus Wanita Tani ini untuk tahun yang akan datang.
D. Indikator Kinerja
Input : Jumlah dana Rp.111.695.000,- Output : 25 orang wanita tani meningkat pengetahuan dan
keterampilannya dalam mengelola usaha tani dan mengolah hasil pertanian .
Outcome : Laporan pelaksanaan Kursus wanita tani
Benefit : Dampak :
Peserta mampu menerapkan hasil belajarnya di lokasi masing-masing Meningkatnya pendapatan wanita tani
E. Realisasi fisik dan keuangan
Dana yang tersedia untuk mendukung kegiatan ini Rp. 111.695.000,- Realisasi keuangan Rp.111.695.000,- (100 %). Realisasi fisik 100 %.
13) NTB Bersaing Expo
Dalam rangka memacu dan mendorong perkembangan sektor agribisnis dan agroindustri di Nusa Tenggara Barat telah diupayakan berbagai kegiatan pembinaan dan pengembangan kelompok/ unit usaha agribisnis terutama kelompok/ unit usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian yang berbasis pada sumberdaya daerah/ domistik ( Domistic resources) dan berakar pada ekonomi rakyat. Upaya pembinaan dan pengembangan unit pengolahan dan pemasaran hasil pertanian yang dilakukan Pemerintah Daerah/ Provinsi Nusa Tenggara Barat melalui dinas/ instansi terkait telah memberikan dampak yang cukup berarti dengan tersedianya berbagai produk/ komoditas hasil pertanian dipasaran baik pasar tradisional maupun pasar modern. Disisi lain kebijakan dalam peningkatan produksi terus ditingkatkan/ dikembangkan, guna mendukung kebijakan ketahanan pangan daerah.
VI VI VI VI ---- 31313131 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Oleh karena itu melalui even HUT NTB ke- 53 ini pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menggelar berbagi kegiatan seperti bakti sosial, lomba masak, dan pameran dan promosi produk pertanian guna mendukung kemampuan produk-produk pertanian agribisnis terutama yang dihasilkan oleh pelaku agribisnis dalam skala kecil dan rumah tangga.
A. Tujuan
Tujuan dilaksanakan pameran NTB Bersaing Expo 2011 adalah untuk memperkenalkan potensi dan reputasi Daerah Nusa Tenggara Barat dalam sektor pertanian (agribisnis) terutama produk-produk pertanian unggulan spesifik daerah baik dalam bentuk segar maupun hasil olahan.
A. Sasaran
Sasaran mengikuti kegiatan NTB Bersaing Expo 2011 adalah berkembangnya pangsa pasar produk-produk agribisnis Nusa Tenggara Barat di pasar regional serta terjalinnya kontak kerjasama dalam pemasaran antara kelompok usaha agribisnis di Daerah Nusa Tenggara Barat dengan kelompok usaha agribisnis antar daerah/ kabupaten lainnya.
B. Pelaksanaan
Dalam rangka menyambut dan memeriahkan HUT NTB Bersaing Expo 2011 dalam rangka menyambut HUT NTB ke 53. Pameran ini dibuka oleh Bapak Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat Ir. Badrul Munir, MM yang membuka secara resmi Pameran NTB Bersaing Expo 2011 dan dihadiri juga oleh Bupati dan Walikota serta pejabat pemerintah lainnya, dalam pidatonya bapak Wakil Gubernur menyampaikan “Sektor pertanian sebagai sektor andalan dalam pembangunan ekonomi, serta menekankan kembali arti pentingnya sektor pertanian dalam rangka ketahanan pangan, mengurangi kemiskinan dan pengangguran serta peningkatan daya saing ekonomi nasional sekaligus mendorong tersedianya bahan baku untuk tumbuh dan berkembangnya industry olahan. Menindaklanjuti program tersebut dan dengan melihat potensi yang ada, Pemerintah Prov. NTB menetapkan pengembangan 3 komoditas unggulan: sapi, jagung dan rumput laut yang disingkat PIJAR. Dengan adanya even NTB Bersaing Expo 2011 ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang luas bagi segenap komponen masyarakat. Pameran ini diharapkan dapat meningkatkan kecintaan kita akan produk unggulan daerah kita sendiri, meningkatkan nilai jual, mendatangkan investasi dari luar, serta potensi lainnya yang lebih besar. Lapangan kerja juga diharapkan terbuka lebar disektor pertanian.
Keikutsertaan Dinas Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Barat pada event NTB Bersaing Expo 2011 cukup memberikan konstribusi yang cukup signifikan terutama dalam upaya memperkenalkan aneka produk/komoditi strategis unggulan Daerah Nusa Tenggara Barat yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi. Kegiatan pameran dan promosi yang diikuti ini, telah memberikan peluang kepada para pelaku usaha/stakeholder dari daerah Nusa Tenggara Barat untuk dapat memperkenalkan berbagai bentuk potensi dan reputasi para pelaku agribisnis dan agroindustri didaerah dalam membangun tatanan agribisnis dan agroindustri di daerah. Disisi lain, melalui ajang pameran dan promosi ini para pelaku bisnis (Agrobisnis) dapat bertemu dengan para buyer dari luar daerah sehingga terjadi dan terjalin kontak bisnis serta kontak kerjasama pemasaran dengan para buyer sebagai mitra usaha/bisnisnya.
VI VI VI VI ---- 32323232 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Disamping itu, aneka produk olahan lainnya seperti Kripik Nangka, hasil olahan jagung seperti emping jagung, jagung garing dan produk hortikultura merupakan komoditi yang banyak menarik perhatian para pengunjung (visitor) pada ajang pameran dan promosi NTB Bersaing Expo 2011. Para calon pembeli (buyer) yang ingin melakukan kontak dagang adalah dari kalangan distributor yang memiliki saluran distribusi dan mitra bisnis ke luar daerah, baik untuk kebutuhan industri pengolahan (agroindustry) maupun untuk hotel dan restoran serta supermarket.
Pada kesempatan event pameran dan promosi tersebut, bagi para pelaku usaha hal ini merupakan ajang untuk menimba ilmu dan pengetahuan serta pengalaman/wawasan sebagai bekal untuk dapat meningkatkan kemampuan (kompetensi) mereka dalam mengembangkan pangsa pasar produk hasil-hasil pertanian daerah Nusa Tenggara Barat, guna dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat khususnya dan petani Nusa Tenggara Barat umumnya.
C. Indikator Kinerja
Input : Jumlah dana Rp.31.320.000,- Output : Diperkenalkannya reputasi daerah NTB dalam bidang
Meningkatnya permintaan produk unggulan NTB Meningkatnya pendapatan wanita tani
D. Realisasi fisik dan keuangan : Dana yang tersedia untuk mendukung kegiatan ini Rp. 31.320.000,-,-- Realisasi keuangan Rp. 30.595.150,- (98 %). Realisasi fisik 100 %. Sisa dana Rp. 750.000,-diakibatkan dari efisiensi biaya bahan.
2. DANA DEKONSENTRASI (APBN)
Anggaran yang dialokasikan untuk melaksanakan program dan kegiatan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian tanaman pangan dan hortikultura di Nusa Tenggara Barat tahun 2011 dari dana dekonsentrasi sebesar Rp. 1.390.250.000,- (program peningkatan nilai tambah, daya saing, industri hilir, pemasaran dan ekspor hasil pertanian). Sampai dengan akhir Desember 2011, realisasi anggaran pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian mencapai 94,18 % dengan realisasi fisik sebesar 98,78 %.
Adapun realisasi pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian secara rinci tahun 2011 di Nusa Tenggara Barat adalah sebagai berikut :
Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian dimaksudkan untuk meningkatkan mutu produk segar pengembangan produk olahan dan perbaikan sistem pemasarannnya. Peningkatan Daya Saing dan Nilai Tambah melalui industri pedesaan harus melalui perumusan yang komprehensif yang melibatkan lintas sektoral yang mencakup hulu hilir sehingga program yang dikembangkan dapat saling menunjang satu sama lain. Program untuk penguatan sektor budidaya diharapkan dapat menjadi pendorong sektor di bidang pengolahan dan pemasaran. Sebaliknya program di sektor pengolahan diharapkan dapat menarik pertumbuhan dan pengembangan sektor
VI VI VI VI ---- 33333333 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
budidaya atau disebut dengan memiliki keterkaitan pull and push factor yang kuat. Terkait dengan itu, maka kegiatan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian yang telah dilaksanakan pada TA. 2011 di Nusa Tenggara Barat meliputi : Pengembangan Mutu dan Standardisasi Pertanian, Pengembangan Pemasaran Domestik, Pengembangan Usaha dan Investasi dan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian. Secara keseluruhan pagu dana Dekonsentrasi Rp. 1.390.250.000,- Realisasi keuangan Rp. 1.309.322.900,- (94,18 %) dan realisasi fisik 98,78 %.
Rincian kegiatan dan realisasinya, adalah sebagai berikut :
1788. Pengembangan Mutu dan Standardisasi Pertanian
A. Pelatihan SL PPHP Bagi PL II
Dalam rangka meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) petani/pelaku usaha industri pengolahan hasil pertanian, maka perlu diselenggarakan kegiatan Sekolah Lapang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (SL PPHP). Untuk melaksanakan Sekolah Lapangan (SL) bagi petani / pelaku usaha diperlukan Pemandu Lapangan Satu (PL I) dan Pemandu Lapangan Dua (PL II). Mengingat jumlah PL II yang ada di daerah sangat terbatas, maka perlu diadakan SL PPHP bagi PL II.
1. Tujuan : Meningkatkan kemampuan, pengetahuan, ketrampilan petugas di bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPHP) melalui pelatihan SL PPHP.
2. Sasaran : Terlaksananya pelatihan SL PPHP bagi 30 orang PL II dalam rangka Perbaikan Jaminan Mutu Hasil Pertanian.
3. Pelaksanaan
Kegiatan Pelatihan SL PPHP bagi PL II telah dilaksanakan selama 14 hari dari tanggal 18 Mei sampai dengan 1 Juni 2011 di Balai Diklat Pertanian Peninjauan Narmada Kabupaten Lombok Barat, NTB. Peserta pelatihan SL PPHP bagi PL II Sub Sektor Tanaman Pangan diikuti oleh 30 orang peserta/petugas penyuluh pertanian lapangan / petugas dinas tingkat kabupaten / kota yang terdiri dari 5 (lima) provinsi (NTB, NTT, Bali, Jawa Timur dan Kalimantan Timur), masing-masing provinsi dihadiri oleh 6 (enam) orang peserta.
4. Indikator Kinerja
Input : Rp. 191.250.000,- Output : 30 orang PL II dari Sub sektor Tanaman pangan terlatih Outcomes : 30 orang PL II mampu melaksanakan SL-PPHP Benefit : Meningkatnya mutu hasil Pertanian Impact : Meningkatnya pendapatan pelaku usaha
5. Realisasi fisik dan keuangan
Jumlah Dana untuk mendukung kegiatan ini sebesar Rp. 191.250.000,- Realisasi keuangan sampai dengan akhir Desember 2011 mencapai Rp. 185.790.000,- atau sebesar 97,15 % dan realisasi fisik mencapai 100 % (sesuai target) . Terdapat Sisa
VI VI VI VI ---- 34343434 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Dana (siap mati) sebesar Rp. 5.460.000,- sisa dana ini akibat adanya efisiensi dana akomodasi dan konsumsi.
B. SL PPHP Pelaku Usaha Agribisnis Tanaman Pangan
Rendahnya penggunaan sarana dan teknologi pasca panen dan pengolahan hasil tanaman pangan ini diakibatkan antara lain oleh tingkat kualtas Sumber Daya Manusia (SDM) petani / pelaku usaha yang masih rendah. Terkait dengan itu, dalam rangka meningkatkan mutu hasil tanaman pangan, maka perlu diadakan pelatihan bagi petani/pelaku usaha agribisnis tanaman pangan melalui Sekolah Lapangan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (SL PPHP).
1. Tujuan :
- Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani / pelaku usaha agribisnis tanaman pangan dalam penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil tanaman pangan, sehingga mampu menghasilkan produk yang bermutu dan berdaya saing.
- Memotivasi dan mendorong petani / pelaku usaha pasca panen dan industri pengolahan hasil untuk menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan dalam menghasilkan produknya sehingga mampu bersaing di pasaran.
2. Sasarannya adalah : - Terlaksananya kegiatan SL PPHP Usaha Agribisnis Tanaman Pangan dengan
jumlah peserta sebanyak 20 orang dengan efektif dan efisien.
3. Pelaksanaan :
Kegiatan SL PPHP Pelaku Usaha Agribisnis (PUA) di laksanakan di KWT. Harkat Makmur, Kelurahan Sayang-Sayang, Kecamatan Cakranegara Kota Mataram dan Kelompok Mandiri, Dsn. Montong Dao, Ds. Teratak, Kec. Batukliang Utara Kab. Lombok Tengah. Kegiatan SL PPHP Pelaku Usaha Agribisnis (PUA) ini dilaksanakan mulai tanggal 9 Juni – 25 Agustus 2011.
Peserta SLPPHP PUA Sub Sektor Tanaman Pangan adalah para pelaku usaha agribisnis/agroindustri tanaman pangan yang terdiri dari 20 orang anggota yang tergabung dalam masing-masing kelompok.
4. Indikator Kinerja :
Input : Rp. 40.000.000,-
Output : 20 orang Pelaku usaha terlatih SL-PPHP
Outcome : Pelaku usaha mampu melaksanakan SL-PPHP Tanaman Pangan
Benefit : Meningkatnya jaminan mutu dan keamanan pangan
Impact : Produk hasil olahan mampu bersaing di pasaran.
5. Realisasi fisik dan keuangan
Kegiatan Pelatihan SL PPHP Pelaku Usaha Agribisnis Tanaman Pangan dalam pelaksanaannya berjalan sesuai target, dengan alokasi dana sebesar Rp. 40.000.000,-
VI VI VI VI ---- 35353535 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
realisasi keuangan mencapai Rp. 39.900.000 (99,75 %) dan fisik 100 % . Terdapat sisa dana Rp 100.000,- akibat adanya efifiensi biaya bahan ( di setor ke Kas Negara ).
C. SL PPHP Pelaku Usaha Agribisnis (PUA) Hortikultura
Kegiatan pasca panen dan pengolahan hasil hortikultura masih dilakukan secara sederhana (tradisional), sehingga produk hortikultura yang dihasilkan bermutu rendah dan tidak dapat bersaing di pasar domestik maupun internasional. Hal ini dikarenakan antara lain : Terbatasnya kemampuan dan pengetahuan petani / pelaku usaha dalam kegiatan penanganan pasca panen dan pengolahan hasil hortikultura.
Terkait dengan hal tersebut diatas, dalam rangka meningkatkan kemampuan, pengetahuan, keterampilan petani / pelaku usaha dalam penanganan pasca panen dan pengolahan hasil hortikultura yang baik dan benar serta sistem pemasaran yang efisien, maka perlu dilaksanakan kegiatan SL PPHP bagi pelaku usaha agribisnis hortikultura.
1. Tujuan dari kegiatan ini yaitu :
- Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani / pelaku usaha agribisnis hortikultura melalui peningkatan kualitas SDM petani / pelaku usaha guna mendorong berkembangnya usaha agribisnis hortikultura d kabupaten Sumbawa dan Bima.
- Memotivasi dan mendorong petani / pelaku usaha pasca panen dan industri pengolahan hasil untuk menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan dalam menghasilkan produknya sehingga mampu bersaing di pasaran.
2. Sasarannya adalah :
- Meningkatnya kemampuan, pengetahuan, ketrampilan 40 orang petani / pelaku usaha agribisnis hortikultura di bidang pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil hortikultura.
3. Pelaksanaan :
Kegiatan Pelatihan SL PPHP Pelaku Usaha Agribisnis Hortikultura dalam pelaksanaannya berjalan tidak sesuai target. Kegiatan ini hanya terrealisasi di Kabupaten Sumbawa, sedangkan Kabupaten Bima tidak dapat ter-realisasi. Kendalanya adalah : Ada permasalahan di Kabupaten Bima, yaitu tidak Sinkrunnya antara Pemandu Lapang II, Kelompok Tani dan Petugas Kabuapten, sehingga kegiatan tidak bisa dilaksanakan yang mengakibatkan dana tidak terpakai sebesar Rp. 19.100.000,- (siap mati dan di setor ke kas negara) .
4. Indikator Kinerja : Input : Rp. 40.000.000,- Output :20 orang dari rencana 40 orang Pelaku usaha agribisnis hortikultura
terlatih SL-PPHP Outcome : Pelaku usaha mampu melaksanakan SL-PPHP Hortikultura Benefit : Meningkatnya jaminan mutu dan keamanan pangan Impact : Produk hasil olahan mampu bersaing di pasaran.
VI VI VI VI ---- 36363636 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
D. OKKPD
OKKPD ( Otoritas Kompetensi Keamanan Pangan Daerah ) Nusa Tenggara Barat memperoleh sertifikat verifikasi dari Kementerian Pertanian, karena mampu mengimplementasikan pedoman Badan Standarisasi Nasional untuk ruang lingkup pangan hasil pertanian.
"Sertifikat itu diberikan oleh Otoritas Kompeten Kemanan Pangan Pusat (OKKPP) di bawah Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan),". OKKPD NTB merupakan unit pelaksana teknis yang berada di bawah BKP NTB. Lembaga itu dibentuk dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan jaminan mutu pangan produk pertanian khususnya produk buah dan sayur segar di NTB.
Lembaga tersebut dibentuk dengan Surat Keputusan (SK) Gubernur NTB Nomor 321 Tahun 2009 tanggal 23 Juni 2009. Dengan pemberian sertifikat verifikasi tersebut, OKKPD NTB merupakan salah satu dari 10 provinsi yang telah lulus verifikasi oleh Kementan.
"Dengan adanya sertifikat verifikasi itu OKKPD NTB telah mendapat akreditasi sebagai lembaga yang berhak mengeluarkan sertifikat jaminan keamanan pangan khususnya produk buah dan sayuran,"
Kegiatan yang telah dilakukan OKKPD NTB sejak dibentuk pada Juni 2009 hingga kini antara lain sosialisasi kemananan pangan buah dan sayur segar. Hal itu dilakukan dalam rangka menyebarluaskan informasi tentang keamanan pangan serta meningkatkan pengetahuan dan pemahaman para pejabat yang menangani keamanan pangan dari BKP kabupaten/kota dan petani atau pelaku usaha.
Upaya lain yang juga telah dilaksanakan adalah memberikan apresisasi dan pelatihan pengawasan keamanan pangan segar bagi petani atau pelaku usaha dan petugas kabupaten/kota.
1. Tujuan
Memberdayakan masyarakat agar mampu mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang dikuasainya untuk mewujudkan ketahanan pangan secara berkelanjutan, dengan cara:
a. Meningkatkan ketersediaan dan cadangan pangan dengan mengoptimalkan sumberdaya yang dimilikinya/dikuasainya secara berkelanjutan;
b. Membangun kesiapan dalam mengantisipasi dan menanggulangi kerawanan pangan;
c. Mengembangkan sistem distribusi, harga dan akses pangan untuk turut serta memelihara stabilitas pasokan dan harga pangan bagi masyarakat;
d. Mempercepat penganekaragaman konsumsi pangan dan gizi guna meningkatkan kualitas SDM dan penurunan konsumsi beras perkapita;
VI VI VI VI ---- 37373737 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
e. Mengembangkan sistem penanganan keamanan pangan segar.
2. Sasaran
a. Tercapainya peningkatan distribusi pangan yang mampu menjaga harga pangan yang terjangkau bagi masyarakat;
b. Meningkatnya penanganan keamanan pangan segar melalui peningkatan peran produsen dan kepedulian konsumen;
c. Meningkatnya efektifitas koordinasi kebijakan ketahanan pangan melalui Dewan Ketahanan Pangan.
3. Pelaksanaan :
a. Melaksanakan bimbingan teknis inspektorat mutu dan keamanan pangan. b. Melaksanakan penyusunan dokumen sistem c. Melaksanakan pertemuan dan pelatihan bagi petugas d. Melaksanakan verifikasi dan surveilance OKKPD
4. Indikator Kinerja :
Input : Rp. 125.000.000,- Output : Terlaksananya OKKPD Outcome : Tercukupinya ketersediaan, distribusi harga dan cadangan
pangan Benefit Impact
: Meningkatnya jaminan mutu dan keamanan pangan : Meningkatnya kesejahteraan masyarakat
5. Realisasi fisik dan keuangan
Sampai dengan akhir Desember 2011, Realisasi keuangan mencapai Rp. 118.771.600,- (95,02%) dan realisasi fisik 100. Sisa anggaran diakibatkan oleh real cost biaya perjalanan pada saat kegiatan tidak sebesar pagu sehingga terdapat sisa mati sebesar Rp. 6.288.400,-.
1789. Pengembangan Pemasaran Domestik
A. Pengawalan Pasar Tani
Pemilikan lahan yang sempit, penerapan input dan teknologi pertanian yang masih sangat sederhana, akses ke sumber permodalan usaha yang masih sangat terbatas dan kurangnya akses terhadap informasi dan teknologi, merupakan gambaran umum dari situasi petani dan pertanian Indonesia. Situasi dan kondisi ini telah menempatkan posisi tawar petani pada posisi yang lemah dan dirugikan.
Dalam memasarkan produknya, petani sangat tergantung pada pedagang pengumpul dan pada umumnya petani menerima harga yang ditetapkan secara sepihak oleh pedagang pengumpul. Untuk itu dalam rangka meningkatkan posisi tawar petani produsen, maka pada TA. 2008 telah dibangun Pasar Tani yang berlokasi di Kota Mataram ( Monumen Bumi Gora, Jl.Udayana Mataram ) yang dikelola oleh ”ASPARTAN GORA SELAPARANG” dan di Kabupaten Lombok Timur ( eks. pasar lama, Jl. Ahmad Yani, Selong ) yang dikelola oleh ”ASPARTAN RINJANI”.
VI VI VI VI ---- 38383838 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Produk yang dijual di pasar tani berupa : Sayuran dan buah segar, Tanaman hias dan bunga, Tanaman obat-obatan, Olahan sayuran dan buah, Olahan tanaman obat / biofarmaka, dan Olahan produk tanaman pangan, peternakan, perkebunan, perikanan, dan makanan siap saji.
1. Tujuan dan Sasaran
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah :
a. Meningkatkan operasionalisasi Pasar Tani sebagai sarana pemasaran bagi Petani/ Kelompok Tani/ Gapoktan.
b. Meningkatkan profesionalisme pasar tani dalam pemasaran hasil pertanian c. Menumbuhkembangkan kewirausahaan dan memberi peluang bagi petani untuk
menjual produknya secara langsung . d. Meningkatkan pendapatan petani.
Sasaran kegiatan ini adalah petani/ kelompok tani/ gapoktan yang terlibat dalam kegiatan pasar tani.
2. Kegiatan Yang Dilaksanakan
a. Bimbingan teknis dan penguatan kelembagaan Pasar Tani. b. Pendampingan Manajemen Pasar Tani c. Promosi dan Temu Usaha Pasar Tani d. Pertemuan dan Pekan Raya Tani
a) Batasan Kegiatan
- Bimbingan teknis dan penguatan kelembagaan dilakukan minimal 2 kali kunjungan - Bantuan promosi dan Temu Usaha pasar tani diberikan sesuai dana yang tersedia - Pertemuan dan pekan raya tani dilakukan sesuai surat undangan dari pusat.
4. Pelaksanaan Kegiatan
a) Pembinaan Pembinaan terhadap Pasar Tani dilakukan secara berjenjang mulai dari Tingkat Pusat (Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian cq. Direktorat Pemasaran Domestik), Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota oleh Dinas Lingkup Pertanian terkait. 1). Tingkat Pusat
• Menyusun Pedoman Teknis Pengembangan Pasar Tani. • Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan Tingkat Provinsi dan Kabupaten/ Kota dalam melaksanakan monitoring, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengawalan.
• Melakukan fasilitasi, pembinaan dan bimbingan teknis. 2). Tingkat Provinsi
• Menyusun Petunjuk Teknis Pengawalan Pasar Tani dengan mengacu pada Pedoman Teknis yang telah disiapkan oleh Tingkat Pusat.
• Melakukan koordinasi dan sinkronisasi lintas sektor di Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.
• Merekrut dan menetapkan Site Manager . • Memfasilitasi, membina, membimbing dan memantau pelaksanaan pengawalan di Tingkat Provinsi.
VI VI VI VI ---- 39393939 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
• Melaporkan secara berkala perkembangan hasil pemantauan, pembinaan dan pengawalan di Tingkat Provinsi ke Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian cq. Direktorat Pemasaran Domestik.
3). Tingkat Kabupaten/Kota
• Melakukan koordinasi dan sinkronisasi lintas sektor di Tingkat Kabupaten/Kota.
• Memfasilitasi, membina, membimbing dan memantau pelaksanaan pengawalan di Tingkat Kabupaten/Kota.
• Melaporkan secara berkala perkembangan hasil pemantauan, pembinaan dan pengawalan di Tingkat Kabupaten/Kota ke Dinas Provinsi dan Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian cq. Direktorat Pemasaran Domestik.
4). Pendampingan Dalam rangka operasionalisasi Pasar Tani, diharapkan Dinas Pembina
dapat menempatkan minimal 1 (satu) orang sebagai tenaga pendamping profesional (site manager) yang secara intensif membantu manajemen pengurus dan peserta Pasar Tani. Seorang site manager minimal berpendidikan sarjana dan memiliki kompetensi dibidang pemasaran hasil pertanian.
Kegiatan pendampingan yang dilakukan mencakup pengembangan kelembagaan, manajemen usaha dan pemasaran, akses terhadap pembiayaan dan teknologi, mulai dari awal perencanaan, selama pelaksanaan sampai pelaporan Pasar Tani secara berkala.
b) Bimbingan Teknis Kelembagaan dan manajemen Pasar Tani.
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 16 Juni 2011 di Aula Dinas Pertanian
Tanaman pangan dan Hortikultura, dengan jumlah Peserta : 30 orang, terdiri dari Petugas Dinas Provinsi, Petugas dari Kabupaten/ Kota, Pengurus Pasar Tani maupun Pedagang dari 4 Kabupaten/ Kota, yaitu Kota Mataram, Kabupaten : Lombok Timur, Lombok Barat dan Sumbawa.
Bimbingan teknis, dilaksanakan oleh tenaga pendamping (site manager) yang
telah ditunjuk maupun oleh Instansi/Dinas terkait. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan pengelola serta petani/poktan/gapoktan anggota Pasar Tani sehingga mampu melaksanakan manajemen usaha dan bisnis kelompok.
c) Promosi : Pelaksanaannya di Makasar dalam rangka pekan Raya Tani
Promosi dan Pertemuan Pekan Raya Tani diikuti oleh seluruh Pasar Tani se-
Indonesia. Anggota Pasar Tani dari setiap lokasi membawa berbagai produk hasil pertanian dan olahannya yang sudah dikemas secara menarik untuk dipromosikan dan dijual di Pekan Raya Tani. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 6-9 Oktober 2011
VI VI VI VI ---- 40404040 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
d) Temu Usaha.
Kegiatan temu usaha dilaksanakan pada tanggal 28 November 2011 bertempat di Giri Hotel Mataram, di ikuti oleh 30 orang peserta.
1). Tujuan Pelaksanaan Temu Usaha :
• Terjalin kerjasama antara sesama pengusaha agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura dengan mitra kerjanya, yaitu : Gabungan Koperasi Pegawai Negeri, Perhotelan, Forum Agribisnis Hortikultura (FAH) dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura .
• Adanya kerjasama dalam pengembangan produksi dan mutu produksi sesuai kebutuhan masyarakat
• Adanya kerjasama dalam aspek pemasaran produk.
2). Sasaran terselenggaranya kegiatan Temu Usaha Pengawalan Pasar Tani yang diikuti oleh para pengusaha agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura sebanyak 30 orang.
3). Pelaksanaan :
Kegiatan temu usaha dilaksanakan pada tanggal 28 November 2011 bertempat di Giri Hotel Mataram, di ikuti oleh 30 orang peserta.
e) Site Manager, dana ini berjumlah Rp. 14.000.000,- dipergunakan untuk membayar honor petugas Site Manager selama 12 bulan.
4. Indikator Kegiatan
Input : Tersedianya dana Rp. 75.000.000,- Buku Pedum , Juklak, Juknis, data potensi, Kelembagaan, SDM.
Output : Terlaksananyan kegiatan Pengawalan Pasar Tani, adanya peningkatan kemampuan petani dalam bidang agribisnis dari petani produsen menjadi petani pedagang
Outcome : Meningkatnya volume transaksi produk hasil pertanian, dan jumlah petani / poktan/ gapoktan yang terlibat dalam pasar tani
Dana yang dialokasikan untuk kegiatan ini sebesar Rp. 75.000.000,-. Sampai dengan akhir Desember 2011, realisasi keuangan pelaksanaan kegiatan pengawalan pasar tani sebesar Rp. 75.000.000 (100 %) dan realisasi fisik 100 %.
VI VI VI VI ---- 41414141 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
B. Pengembangan Sub Terminal Agribisnis (STA)
Subsektor tanaman pangan dan hortikultura dituntut untuk dapat menghasilkan bahan pangan dalam jumlah cukup, serta mampu menyerap tenaga kerja sebanyak mungkin, sekaligus menghasilkan devisa.
Terkait dengan itu, maka pembangunan pertanian subsektor tanaman pangan dan hortikultura di Nusa Tenggara Barat dalam jangka panjang diarahkan untuk mewujudkan pertanian yang tangguh guna memantapkan ketahanan pangan, peningkatan nilai tambah dan daya saing serta peningkatan kesejahteraan petani.
1. Tujuan dan Sasaran
a. Tujuan:
- Meningkatkan peranan Sub Terminal Agrinbisnis dalam melayani petani/ kelompok tani dalam memasarkan hasil produksinya agar memiliki posisi tawar yang lebih baik
- Meningkatkan ketersediaan data informasi harga, potensi, dan stok produksi tanaman pangan & hortikultura yang cepat, akurat, dan up to date.
- Meningkatkan pendapatan petani. a. Sasaran Kegiatan :
Sasaran dalam kegiatan ini adalah petani/kelompok tani/gapoktan/pedagang yang terlibat dalam kegiatan Sub Terminal Agribisnis (STA)
2. Adapun rincian kegiatannya adalah : a. Site Manajer : Petugas yang bertugas memantau perkembangan pasar tani,
petugas ini diberikan honor setiap bulan. Jumlah dana yang tersedia Rp. 14.000.000,-
b. Penguatan Kelembagaan STA. Sub Terminal Agribisnis (STA) sebagai lembaga pemasaran yang memerankan fungsi busines leader bagi pelaksanaan manajemen rantai pasokan dapat mendistribusikan produk petani secara efisien memiliki peranan yang cukup strategis dalam pemasaran hasil pertanian tanaman pangan & hortikultura.Terkait dengan kegiatan pengembangan STA Mandalika ini maka dalam upaya meningkatkan kemanpuan SDM kelembagaan ini khususnya Pengurus STA telah dilakukan kegiatan Fasilitasi Penguatan Kelembagaan STA agar keterampilan dan kemampuan manajemen dalam pengelolaan STA dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan
3. Pelaksanaan a. Site Manager, pendampingan oleh petugas yang berguna memonitor
perkambangan STA selama setahun, petugas tersebut diberikan honor bulanan yang besarnya Rp. 14.000.000,- setahun.
b. Fasilitasi Penguatan Kelembagaan STA 1) Waktu dan Tempat
Kegiatan Fasilitasi Penguatan Kelembagaan STA ini dilaksanakan selama 1 hari yaitu pada tanggal 2 Nopember 2011 dan bertempat di Sub Terminal Agribisnis Mandalika, Komplek Pasar Induk Mandalika Bertais Kecamatan Sandubaya Kota Mataram.
VI VI VI VI ---- 42424242 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
2) Peserta. Peserta bimbingan berjumlah 30 orang yang berasal dari petugas kelompok tani, dan pedagang dari kabupaten/ kota sepulau Lombok dan ditambah dari Kabupaten Sumbawa, serta seluruh pengurus STA.
3) Jumlah dana untuk mendukung kegiatan ini sebesar Rp. 10.000.000,-
c. Sosialisasi dan Uji coba Lelang Petani
1) Waktu dan tempat pelaksanaan : kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 8 November 2011 bertempat di Sub Terminal Agribisnis Mandalika – Mataram.
2) Maksud dan tujuan dilaksanakan Sosialisasi dan Uji Coba Lelang Petani komoditi agro ini adalah untuk : a. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas perdagangan produk tanaman pangan
dan hortikultura di Provinsi NTB. b. Mencukupi kebutuhan antar daerah , menciptakan insentif bagi peningkatan
produksi dan mutu produk pertanian di Provinsi NTB c. Menciptakan sistem perdagangan melalui mekanisme pemntauan dan
pembentukan harga harapan yang transparan.
3) Pengajar dan nara sumber berasal dari : a. Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB b. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTB
4) Realisasi fisik dan keuangan Pada TA. 2011, pagu dana untuk kegiatan ini sebesar Rp.57.000.000,-,
realisasi keuangan sampai dengan akhir Desember 2011 sebesar Rp.55.789.600,- (97,88 %) dan capaian fisik 100 %. Terdapat sisa dana sebesar Rp.1.210.400,- sisa dana ini diakibatkan oleh adanya sisa dari real cost biaya perjalanan.
C. Pengembangan PIP Agribisnis di Provinsi dan Kabupaten
Untuk mengetahui perkembangan harga komoditi pertanian baik ditingkat petani, produsen, grosir secara periodik dan berkesinambungan dalam sistem kerja yang terpadu di NTB maka perlu dilakukan pemantauan, pencatatan, pengolahan dan analisa perubahan harga. Hal ini perlu karena faktor-faktor yang mempengaruhi dan menyebabkan terjadinya fluktuasi harga pada suatu pasar cukup variatif. Sehubungan dengan hal tersebut perlu adanya Kegiatan Pengembangan Sistem Layanan Informasi Agribisnis yang didukung Petugas PIP yang melaksanakan pencatatan harga serta fasilitasi kegiatan Operasional Langganan Internet, Penyebaran Informasi Pasar melalui radio dan internet.
Pengembangan PIP di Kabupaten, dilaksanakan di Kabupaten : Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Utara, Sumbawa, Sumbawa Barat, Dompu dan Bima, dengan jumlah anggaran masing-masing Kabupaten sebesar Rp. 14.250.000,-
Adapun realisasi Fisik dan keuangan sampai dengan akhir Desember 2011, adalah sebagai berikut :
VI VI VI VI ---- 43434343 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Tabel VI-5. Realisasi Fisik dan Keuangan Kegiatan PIP Agribisnis Berdasarkan Lokasi Pelaksanaan
No. Lokasi Jumlah.
Dana (Rp)
Real.
Keuangan (Rp)
% Fisik
(%)
Permasalahan
1 Provinsi 38.000.000,- 36.706.900, 96,60 100
2 Lobar 14.250.000,- 13.700.000,
-
96,14 100 Sisa dana Rp.550.000,- (real
cost perjalanan)
3 Loteng 14.250.000,- 14.050.000,-
98,60 100 Sisa dana Rp.200.000,- efisiensi biaya penggandaan.
4 Lotim 14.250.000,- 13.300.000,
-
93,33 100 Sisa dana Rp.950.000,-
efisiensi blj. operasional
5 Sumbawa 14.250.000,- 14.250.000,
-
100 100
6 KSB 14.250.000,- 13.750.000,-
96,49 100 Sisa dana Rp.500.000,- efisiensi blj brng non
operasional
7 KLU 14.250.000,- 13.250.000,-
92,98 100 Sisa dana Rp. 1.000.000,- efisiensi biaya perjln dan
blj.non op
8 Dompu 14.250.000,- 12.750.000,-
89,47 100 Sisa dana Rp.1.500.000,- efisiensi biaya blj.op,
perjalanan dan honor yang terkait dg.biaya op.
9 Bima 14.250.000,- 13.350.000,
-
93,68 100 Sisa dana Rp. 900.000,-
efisiensi biaya blj.op dan real cost biaya perjalanan
1791. Pengembangan Usaha dan Investasi 1791.03. Pameran, Promosi , eksebisi dan Perlombaan i dalam Negeri maupun
luar negeri. 011. Promosi investasi Dalam Negeri
Salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran adalah melalui promosi dengan cara memperkenalkan dan mebginformasikan kegiatan program pertanian orgnik. Dalam rangka pengembangan promosi produk pertanian di pasar domestik, Kementerian Pertanian menyelenggarakan Pameran Agro & Food Expo 2011 dan Indonesia Agribusiness Expo sehingga dapat memacu dan mendorong perkembangan sektor agribisnis dan Agroindustri di Nusa Tenggara Barat.
1. Tujuan Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperkenalkan potensi dan reputasi daerah Nusa Tenggara Barat dalam sektor pertanian (Agribisnis) terutama produk-produk pertanian unggulan spesifik daerah, baik dalam bentuk segar maupun hasil olahan di pasar kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta dan Surabaya sebagai kota sentra bisnis.
2. Sasaran Sasaran dari kegiatan ini adalah berkembangnya pangsa pasar produk-produk agribisnis Nusa Tenggara Barat di pasar regional dan internasional serta terjalinnya
VI VI VI VI ---- 44444444 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
kontak kerjasama dalam pemasaran antara kelompok usaha agribisnis di daerah Nusa Tenggara Barat dengan kelompok usaha agribisnis antar daerah / provinsi lainnya.
3. Pelaksanaan Agro and Food Expo 2011 ke 11 diadakan pada tanggal 26-29 Mei 2011 di Hall B, Balai Sidang Jakarta Convention Centre. Pameran kali ini mengusung tema ”Meningkatkan Nilai Tambah dan Daya Saing Rempah – Rempah Indonesia untuk menjadi Pemenang di Pasar Rempah Dunia”. Melalui ajang pameran dan promosi ini para pelaku bisnis (agribisnis) dapat bertemu dengan para buyer dari luar daerah sehingga terjadi dan terjalin kontak bisnis serta kontak kerjasama pemasaran dengan para buyer sebagai mitra usaha/ bisnisnya.
No Nama Buyers Alamat Komoditi yang diminati
1 Nonik Surabaya Kacang Ijo Besar
2 Megmety F. Bukrie Jakarta Kangkung
3 Kartika Saraswati Jakarta Kripik Jagung
4 Yuan Jun China Pisang Kayu
5 Roberto Jakarta Mangga
6 Henry Ponorogo Jagung, Kedelai, Kc. Hijau
Batam Agribusiness Expo 2011 dan Bulan Mutu Kementerian Pertanian 2011 di Mega Mall Batam Centre – Batam pada tanggal 10-13 November 2011. Pameran kali ini mengusung tema ”Buah dan Makanan Eksotik Indonesia yang Bermutu untuk Membangun Kepercayaan Nasional dan Global”. Kegiatan Batam Agriusiness Expo ke 6 tahun 2011 dan Bulan Mutu Kementerian Pertanian 2011, dihadiri wakil dari 33 provinsi seluruh Indonesia, sebagai peserta pameran ataupun peserta seminar.kegiatan yang ada didalam rangkaian bulan mutu antara lain, berupa : pameran, seminar serta pemberian sertifikasi kepada pelaku usaha dan Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPS). Keikutsertaan Dinas Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Barat pada event Batam Agribusiness Expo ke 6 tahun 2011 dan Bulan Mutu Kementerian Pertanian 2011 cukup memberikan kontribusi yang cukup signifikan terutama dalam upaya memperkenalkan aneka produk / komoditi strategis unggulan Daerah Nusa Tenggara Barat yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi.
4. Indikator keluaran
Input : Jumlah dana Rp, 200.000.000,- Juklak, Juknis, Buku Pedoman, SDM
Outcome : Ter-eksposenya produk hasil olahan unggulan NTB. Benefit : Meningkatnya pemasaran produk Pertanian
Dampak : Meningkatnya pendapatan petani.
5. Realisasi fisik dan keuangan
VI VI VI VI ---- 45454545 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Dana yang tersedia untuk mendukung kegiatan ini sebesar Rp.200.000.000,-,
realisasi keuangan pelaksanaan kegiatan mencapai Rp.197.000.000 (98,50 %) dan
realisasi fisik 100 %.
1972. Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian 1972.01. Unit Usaha Pengolahan Hasil Tanaman Pangan A. Administrasi Kegiatan
Ketertiban dan kelancaran komponen administrasi akan menunjang kelancaran dan keberhasilan komponen fisik/teknis yang pada akhirnya akan menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan dan pelaksanaan program. Sasaran-sasaran kegiatan yang ada dalam program hanyalah merupakan sasaran antara untuk mencapai sasaran akhir dari tujuan pembangunan dibidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian. Sasaran tersebut hanya dapat dicapai apabila dipadukan dan mendapat dukungan dari sektor / sub sektor lainnya yang terkait.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam menunjang kelancaran program pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian perlu diperhatikan masalah-masalah penting seperti ; pemberdayaan Sumber Daya Manusia, pengelolaan anggaran, proses pengadaan barang dan jasa, penatausahaan barang inventaris sebagai aset negara/pemerintah dan peningkatan dan pengendalian. Permasalahan yang sering terjadi dalam pelaksanaan kegiatan/program adalah tidak tercapainya sasaran program yang telah ditetapkan dan terjadinya penyimpangan- penyimpangan yang menyebabkan penggunaan dana menjadi tidak efisien dan efektif. Dalam mengatasi permasalahan tersebut, maka administrasi kegiaatan perlu dilakukan secara baik, tertib dan terarah.
2. Tujuan : meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola program/kegiatan dan anggaran dalam melaksanakan administrasi kegiatan yang baik, tertib dan terarah guna mendukung kegiatan teknis/fisik.
3. Sasaran : tercapainya target realisasi fisik dan keuangan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan yang dituangkan dalam Rencana Operasional Kegiatan.
4. Indikator Kinerja
Input : Jumlah dana Rp, 80.000.000,- Juklak, Juknis, Buku Pedoman, SK, SDM
Output : Terlaksananya administrasi kegiatan yang baik dan tertib, sehingga pelaksanaan program dan kegiatan dapat berjalan lancar sesuai target yang telah ditetapkan.
Outcome : Tersedianya pedoman/petunjuk pelaksanaan / teknis , laporan hasil pelaksanaan kegiatan dan laporan realisasi fisik dan keuangan.
Benefit : Diketahui perkembangan pelaksanaan kegiatan setiap bulan.
Dampak : Tertib administrasi.
VI VI VI VI ---- 46464646 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
5. Realisasi Fisik dan Keuangan
Dana yang tersedia untuk mendukung kegiatan ini sebesar Rp. 80.000.000,-. Sampai dengan akhir Desember 2011, realisasi keuangan pelaksanaan kegiatan administrasi sebesar Rp.74.273.100,- (92.84 %) dan realisasi fisik 100 %. Terdapat sisa anggaran Rp. 5.726.900,- yang berasal dari efisiensi penggunaan dana pengiriman surat dan laporan Rp.1.500.000,-, efisiensi belanja bahan Rp. 897.500 dan sisa akibat real cost biaya perjalanan Rp.3.329.400,-. Sisa Dana Rp.5.726.900,- di setor ke Kas Negara
B. Pemantauan, Pelaporan dan Evaluasi
Untuk mengetahui berhasil tidaknya pelaksanaan program kegiatan pembangunan dan pemasaran hasil pertanian perlu dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap perkambangan pelaksanaan program/kegiatan dan anggaran yang digunakan.
1. Tujuan :
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah ; a. Mengetahui perkembangan pelaksanaan program/kegiatan dan anggaran
sebagai upaya antisipasi terhadap penyimpangan/penyelewengan yang mungkin terjadi dan perbaikan perencanaan dan pelaksanaan dimasa mendatang ;
b. Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola program / kegiatan dan anggaran, sehingga dalam pelaksanaan program / kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik sesuai sasaran yang telah ditetapkan.
2. Sasaran : Kabupaten /Kota dan pelaksana kegiatn di Provinsi. 3. Pelaksanaan :
a. Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan/Petunjuk Teknis Kegiatan Petunjuk Pelaksanaan/teknis disusun oleh Tim Penyusun berdasarkan Pedoman Umum yang dikeluarkan oleh pusat.
b. Monitoring dan evaluasi Pembinaan/monev dilaksanakan oleh petugas provinsi di 10 kabupaten/kota dengan cara berkunjung ke Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan mengadakan pertemuan dengan petugas kabupaten yang mengelola anggaran dan kegiatan P2HP guna mengetahui perkembangan pelaksanaan program/kegiatan dan permasalahannya serta solusinya.
c. Mengikuti Workshop Aplikasi SIMONEV Dalam rangka meningkatkan kemampuan petugas SIMONEV di daerah, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil menyelenggarakan Workshop Aplikasi SIMONEV.
d. Konsultasi dan Koordinasi Tujuan dari kegiatan ini antara lain untuk menyamakan persepsi antara petugas daerah dan pusat dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi program/kegiatan dan anggaran.
e. Pelaporan Berdasarkan hasil pembinaan/monitoring yang telah dilaksanakan, di kabupaten/kota, dibuatkan laporan berkala (bulanan/triwulan) dan disampaikan secara berjenjang dari Dinas Pertanian Kabupaten/Kota ke Dinas pertanian
VI VI VI VI ---- 47474747 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Provinsi dan dari Dinas Pertanian Provinsi (rekapitulasi laporan kabupaen/kota) selanjutnya disampaikan kepada Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP).
4. Realisasi Fisik dan Keuangan
Jumlah dana untuk kegiatan ini sebesar RP. 70.000.000,-Sampai dengan akhir Desember 2011, realisasi keuangan pelaksanaan kegiatan pemantauan, pelaporan dan evaluasi mencapai Rp.67.384.750,- (96,26) dan realisasi fisik 100 %. Terdapat sisa dana sebesar Rp. 2.615.250,- yang diakibatkan oleh adanya efisiensi belanja bahan berupa ATK sebesar Rp.500.000,-, efisiensi belanja barang non op. Berupa pengiriman laporan dan surat sebesar Rp. 166.950 dan sisa real cost biaya pejalanan sehingga terdapat sisa sebesar Rp. 2.398.300,-
5. Indikator Kinerja
Input : Jumlah dana Rp, 70.000.000,- Juklak, Juknis, Buku Pedoman, SK, SDM
Output : Terlaksananya kegiatan pemantauan, evaluasi dan pelaporan program/ kegiatan dan anggaran dengan baik
Outcome : Terselenggaranya sistem pelaporan yang baik, tertib, cepat dan akurat, tepat watu dan berkualitas .
Benefit : Tercapainya sasaran program/kegiatan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dengan penggunaan dana yang lebih efisien dan efektif
Dampak : Tertib administrasi.
C. Evaluasi Awal Kegiatan PPHP dan SAI, SIMAK BMN dengan Petugas Kabupaten
Dalam kegiatan/program pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil dalam pelaksanaannya dilakukan secara terpadu dan terkoordinasi baik di tingkat provinsi maupun Kabupaten / Kota. Oleh karena itu, dalam melakukan evaluasi kegiatan/program agar lebih akurat dalam pelaksanaannya harus melibatkan Dinas / Instansi terkait di Provinsi maupun di Kabupaten / Kota. Untuk itu perlu adanya pertemuan Evaluasi Awal dengan Kabupaten / Kota.
1. Tujuan Adapun tujuan dari kegiatan ini antara lain : a. Menyamakan persepsi diantara petugas Provinsi dan Kabupaten dalam
melakukan Evaluasi, SAI dan SIMAK-BMN pelaksanaan program / kegiatan dan anggaran pembangunan PPHP tahun 2010;
b. Meningkatkan Sumber daya Manusia (SDM) pengelola program/kegiatan dan anggaran, sehingga dalam pelaksanaan program/kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik sesuai sasaran yang telah ditetapkan.
2. Sasaran : 12 orang petugas Kabupaten / Kota dan Petugas Provinsi yang menangani SAI.
3. Pelaksanaan : dilaksanakan selama 3 hari yaitu pada hari, Rabu- Jum’at ( 27-29 Juni 2011), bertempat di hotel Arum Jaya, Jalan Pura Pancaka No.27 Mataram. Dengan jumlah peserta 11 orang dari 12 orang yang direncanakan.
VI VI VI VI ---- 48484848 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
4. Indikator Kinerja Input : Jumlah dana Rp, 48.355.000,- Juklak, Juknis, Buku
Pedoman, SK, SDM Output : 11 orang dari 12 orang petugas yang menangani
SAI terlatih. Outcome : Terselenggaranya sistem pelaporan SAI, SIMAK
BMN yang baik, tertib, cepat dan akurat. Benefit : Tercapainya sasaran program/kegiatan
pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dengan penggunaan dana yang lebih efisien dan efektif
Dampak : Tertib administrasi. 5. Realisasi Fisik dan Keuangan :
Jumlah dana yang tersedia Rp. 48.355.00,- sampai dengan akhir Desember 2011, realisasi keuangan pelaksanaan kegiatan evaluasi awal kegiatan PPHP dan SAI, SIMAK BMN dengan Petugas Kabupaten mencapai Rp.39.986.150,-(82,69 % ) dan realisasi fisik 100 %.Terdapat sisa dana Rp. 8.368.850,-yang diakibatkan oleh : a. adanya efisiensi belanja bahan sebesar Rp.1.729.350,- b. Insentif Peserta Rp. 150.000. c. Tidak dimanfaatkannya dana untuk Pengiriman surat dan laporan Rp.
1.295.000,- d. Efisiensi belanja jasa Profesi sebesar Rp. 750.000,- e. Efisiensi biaya sewa hotel sebesar Rp.3.525.000,- f. Sisa akibat realcost biaya perjalanan Rp. 819.500,- g. Efisiensi belanja modal peralatan dan mesin Rp. 100.000,-
D. Pertemuan Evaluasi Akhir Kegiatan PPHP dan SAI (Jatim, Jateng, DIY, Bali,
NTT, NTB) Dalam kegiatan/program pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil
dalam pelaksanaannya dilakukan secara terpadu dan terkoordinasi baik di tingkat pusat maupun provinsi. Oleh karena itu, dalam melakukan evaluasi kegiatan/program agar lebih akurat dalam pelaksanaannya harus melibatkan pusat (Ditjen PPHP) dan Dinas/Instansi tingkat Provinsi. Untuk itu perlu adanya pertemuan Evaluasi Akhir dan SAI tingkat regional.
1. Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan ini antara lain : a. Menyamakan persepsi diantara petugas pusat, provinsi dan kabupaten dalam
melakukan Evaluasi kegiatan PPHP dan SAI program / kegiatan dan anggaran pembangunan PPHP tahun 2011;
b. Meningkatkan Sumber daya Manusia (SDM) pengelola program/kegiatan dan anggaran, sehingga dalam pelaksanaan program/kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik sesuai sasaran yang telah ditetapkan.
2. Sasaran : 45 orang petugas yang menangani SAI dari Provinsi Jatim, Jateng, DIY, Bali, NTT dan NTB.
VI VI VI VI ---- 49494949 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
3. Pelaksanaan : Dilaksanakan pada tanggal 26 – 28 Oktober 2011, bertempat di hotel Lombok Raya, Jalan Panca Usaha No. 11 Mataram
4. Indikator Kinerja Input : Jumlah dana Rp, 86.645.000,- Juklak, Juknis, Buku
Pedoman, SK, SDM Output : Terlaksananya kegiatan pertemuan evaluasi akhir
kegiatan PPHP dan SAI dengan baik. Outcome : Tersedianya laporan evaluasi dan SAI pelaksanaan
program dan kegiatan pembangunan PPHP. Benefit : Mantapnya pengelolaan anggaran dan kegiatan dalam
5. Realisasi Fisik dan Keuangan : Dana yang tersedia RP. 86.645.000,- realisasi keuangan pelaksanaan kegiatan pertemuan evaluasi akhir kegiatan PPHP dan SAI(Jatim, jateng, DIY, Bali, NTT, NTB) mencapai Rp. 70.205.200,- (81,03) %) dan realisasi fisik 100 %. Terdapat sisa dana sebesar RP. 16.439.800,- (Dana Siap Mati) yang diakibatkan oleh ; a) adanya efisiensi belanja bahan sebesar RP. 1.729.350,- b) Tidak dibayarnya insentif peserta sejumlah Rp. 6.750.000,- karena peserta
yang diundang oleh Pusat tidak mendapat uang saku. Untuk menghindari ketimpangan diantara peserta undangan pusat dan daerah maka seluruh peserta tidak mendapatkan uang saku.
c) Tidak dimanfaatkannya biaya pengiriman surat/ laporan dan tidak dilaksanakannya pertemuan persiapan sebesar Rp.2.500.000,-
d) Tidak hadirnya nara sumber daerah 1 orang sehingga honor tidak dibayar Rp.500.000,-
e) Efisiensi biaya akomodasi dan konsumsi sebesar Rp. 270.000,- f) Tidak hadirnya peserta dari Dompu, Lombok Tengah, Kota mataram,
Sumbawa Barat, Kota Bima dan Lombok Utara, sebesar Rp. 4.069.800,-
E. Pengawalan dan Pembinaan LM3 Tahun Sebelumnya
Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3) merupakan bentuk pola pemberdayaan kelompok, yang diwujudkan dalam bentuk penyaluran dana langsung ke rekening kelompok tani dan pondok pesantren LM3 diterapkan guna mengatasi permasalahan utama di tingkat petani dan masyarakat yaitu keterbatasan modal petani, disamping permasalahan tingkat usaha tani yang lain, rendahnya pengusahaan teknologi serta lemahnya SDM dan kelembagaan petani. Melalui pola pemberdayaan yang diterapkan, diharapkan dapat merangsang tumbuhnya kelompok usaha agribisnis dan mempercepat terbentuknya jaringan kelembagaan agribisnis di suatu wilayah.
1. Uraian kegiatan yang dilaksanakan : a. Melakukan Pertemuan Sosialisasi LM3
Tujuan : (1) Tumbuhnya kesadaran LM3 dalam pengembangan usaha agribisnis di lembaganya,
(2) Meningkatkan kemampuan/kelompok tani dalam mengelola usahanya, (3) Meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang berdaya saing.
VI VI VI VI ---- 50505050 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Sasaran : masyarakat / petani yang mempunyai lembaga yang tumbuh dan berkembang secara mandiri di masyarakat dengan kegiatan utama meningkatkan gerakan moral melalui kegiatan pendidikan, sosial dan keagamaan, serta peningkatan ketrampilan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, antara lain pondok pesantren, seminar, paroki, gereja, pasraman, vihara dan subak.
Pelaksanaan : Sosialisasi LM3 telah dilaksanakan selama 2 (dua) hari mulai tanggal 27-28 September 2011 di Hotel Graha Ayu Mataram, dan di hadiri oleh 25 orang peserta berasal dari Dinas Pertanian Kabupaten se NTB.
2. Koordinasi dan Pembinaan LM3 Tahun Sebelumnya Tujuan : Dilaksanakan koordinasi dan pembinaan LM3 adalah untuk meningkatkan
kemampuan, kapasitas dan wawasan SDM pengelola LM3 melalui kegiatan-kegiatan pelatihan, magang, sekolah lapang, studi banding dan pendampingan.
Sasaran : Petugas pendamping, petugas yang menguasai secara teknis bidang usaha LM3 dan berdomisili dekat dengan lokasi LM3 serta para petani yang mendapat LM3.
Pelaksanaan : Sosialisasi LM3 telah dilaksanakan selama 2 (dua) hari mulai tanggal 12-13 September 2011 di Hotel Graha Ayu Mataram, dan di hadiri oleh 25 orang peserta berasal dari Dinas Pertanian Kabupaten se NTB.
3. Indikator keluaran Input : Jumlah dana Rp, 50.000.000,- Juklak, Juknis, Buku
Pedoman, SK, SDM Output : Terlaksananya Pengawalan dan Pembinaan LM 3 Tahun
sebelumnya, dan tahun berjalan. Outcome : Laporan hasil pengawalan dan pembinaan LM3, adanya
jejaring kerjasama usaha antar LM3 dan stakeholder lainnya
Benefit : Peningkatan peran serta masyarakat di sekitar LM3 yang tergabung dalam pengembangan agribisnis pangan
Dampak : Peningkatan kesejahteraan dan pendapatan petani
4. Realisasi Fisik dan keuangan Pagu dana yang tersedia Rp. 50.000.000,-capaian keuangan sebesar Rp. 48.800.000,- (97,60 %) dan realisasi fisik sebesar 100 %. Terdapat sisa dana Rp. 200.000,- akibat adanya efisiensi belanja barang non operasional lainnya sebesar Rp. 200.000,-
012. Penyusunan Data base
Salah satu kendala untuk melaksanakan program dan kegiatan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian (PPHP) di Nusa Tenggara barat adalah terbatasnya ketersediaan adata yang terkait dengan pasca panen, pengolahan, dan pemasaran hasil pertanian di tingkat lapangan. Kondisi yang demikian ini menyebabkan program dan kegiatan pembangunan PPHP dalam pelaksanaannya tidak tepat sasaran dan tidak efisien. Untuk itu, dalam rangka efektivitas dan efisiensi pelaksanaan pembangunan PPHP, maka
VI VI VI VI ---- 51515151 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
perlu adanya kegiaatan penyusunan data base. Data base sangat dibutuhkan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan PPHP.
1. Tujuan : Melaksanakan identifikasi, pengumpulan, dan pengolahan data dalam rangka penyusunan data base bidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian
2. Sasaran : Tersedianya data base bidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian yang diperlukan sebagai dasar / acuan dalam perencanaan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian di Nusa Tenggara Barat.
3. Indikator Kinerja
Input : Jumlah dana Rp, 65.000.000,- Juklak, Juknis, Buku Pedoman, SK, SDM
Output : Terlaksananya Penyusunan Data Base Outcome : Buku data Base (50 Buku) Benefit : Sebagai pedoman dalam penyusunan anggaran dan
kegiatan tahun berikutnya. Dampak : Peningkatan kesejahteraan dan pendapatan petani
4. Pelaksanaan
a. Pembentukan Tim Identifikasi dan Pengumpulan Data Base P2HP
Untuk kelancaran dalam pelaksanaan kegiatan penyusunan data base P2HP perlu dibentuk Tim Identifikasi dan Pengumpulan Data Base yang susunan keanggotaannya terdiri dari : Ketua Tim, Sekretaris, Koordinator dan anggota, dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB selaku Kuasa Pengguna Anggaran ( KPA ).
b. Rapat Koordinasi
Tujuan rapat koordinasi adalah untuk menyamakan persepsi diantara petugas Tim Identifikasi dalam pelaksanaan penyusunan data base. Rapat koordinasi dilaksanakan di Mataram sebanyak 2 kali, dihadiri oleh petugas yang tergabung dalam Tim Identifikasi Dinas pertanian Provinsi, dengan jumlah peserta setiap kali rapat 25 orang. Materi rapat membahas jenis dan model data yang diperlukan serta jadwal pelaksanaan identifikasi ( rapat koordinasi pertama ). Sedangkan materi pada rapat koordinasi kedua yaitu membahas /mengevaluasi hasil identifikasi yang telah dilaksanakan dan sekaligus menambah atau menyempurnakan data yang kurang lengkap.
c. Identifikasi, Pengumpulan, Penyusunan dan Pengolahan Data
Kegiatan identifikasi dan pengumpulan data dilaksanakan oleh Tim Identifikasi yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi NTB. Kegiatan identifikasi dan pengumpulan data dilakukan dengan cara berkunjung ke Dinas Pertanian Kabupaten /Kota se- NTB
VI VI VI VI ---- 52525252 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
dan mengadakan pertemuan dengan petugas terkait guna mengumpulkan data yang diperlukan sesuai blanko yang telah disediakan. Disamping itu, untuk melengkapi data yang ada, dilakukan pula kunjungan ke lokasi kelompok tani/Gapoktan/pelaku usaha pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil.
Data hasil identifikasi yang dikumpulkan dari kabupaten/kota selanjutnya disusun dan diolah oleh Tim Penyusun dan Pengolah Data menjadi data base bidang PPHP. dan kemudian digandakan. Tim Penyusun dan Pengolah data dibentuk dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen.
d. Koordinasi dan konsultasi ke pusat .Tujuan kegiatan ini adalah menyamakan persepsi antara pusat dan daerah dalam menetapkan kebijakan program dan kegiatan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, khususnya yang berkaitan dengan kegiatan penyusunan data base bidang PPHP, sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan lancar dan tertib sesuai sasaran yang telah ditetapkan. Bagi petugas /pejabat yang melakukan koordinasi dan konsultasi ke pusat diberikan biaya perjalanan dinas yang besarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5. Realisasi Fisik dan Keuangan : Jumlah dana untuk mendukung kegiatan ini sebesar Rp. 65.000.000,-Sampai dengan akhir Nopember 2011, kegiatan penyusunan data base mencapai Rp. 63.629.000,- (97,89 %) dan realisasi fisik 100 %. Terdapat sisa dana sebesar Rp. 1.371.000,- akibat adanya efisiensi belanja bahan Rp. 500.000,- dan sisa akibat real cost belanja perjalanan sebesar Rp. 1.366.000,-
‘ 014. Pengawalan dan Pembinaan Pengolahan Hasil Pertanian
Kegiatan Pengawalan dan pembinaan dilaksanakan oleh petugas provinsi bersama-sama dengan petugas kabupaten/kota dengan cara berkunjung ke lokasi unit usaha /pelaku usaha di 9 kabupaten dan mengadakan pertemuan/wawancara dengan pelaku usaha menggunakan kuesioner yang telah disiapkan guna mengumpulkan data dan informasi tentang wilayah, karakter, kemampuan dan motivasi kelompok dan lain-lain serta untuk mengetahui permasalahan dan hambatan yang dihadapi dalam pengembangan uisaha dan sekaligus solusinya. Data dan informasi hasil identifikasi kelompok selanjutnya dianalisa sebagai bahan / materi pembinaan berikutnya. Kegiatan yang dilaksanakan adalah : a). Koordinasi dan konsultasi ke pusat, Tujuan kegiatan ini adalah menyamakan persepsi antara pusat dan daerah dalam menetapkan kebijakan program dan kegiatan pengawalan dan pembinaan pengolahan hasil pertanian, sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan lancar dan tertib sesuai sasaran yang telah ditetapkan. Bagi petugas /pejabat yang melakukan koordinasi dan konsultasi ke pusat diberikan biaya perjalanan dinas yang besarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b). Pertemuan Regional Sosialisasi GMP Teknologi Pengolahan Hasil . Tujuan dari kegiatan ini antara lain meningkatkan pengetahuan dan wawasan para petugas di daerah tentang cara pengolahan hasil pertanian yang baik dan benar sesuai kaidah-kaidah Good Manufacturing Practices ( GMP .
Pagu dana untuk mendukung kegiatan ini sebesar Rp. 50.000.000,- sampai dengan akhir Desember realisasi keuangan mencapai Rp. 50.000.000,- (100 %) , Fisik 100 %.
Pada umumnya para petani diperdesaan cenderung menjual produk tanaman pangan seperti ubi kayu, ubi jalar dalam bentuk segar ( primer ), yang relatif memberikan nilai tambah kecil jika dibandingkan apabila petani menjual dalam bentuk produk olahan ( tepung ) yang memberikan nilai tambah lebih besar. Hal ini dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan keterampilan aparat pembina dan petani/pelaku usaha tentang industri pengolahan tepung lokal, belum meluasnya penggunaan tepung lokal di masyarakat dan terbatasnya industri pengolahan tepung di perdesaan.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas dan menyebarluaskan informasi teknologi pengolahan tepung lokal kepada masyarakat, maka perlu diadakan kegiatan apresiasi, sosialisasi dan bimbingan teknis agroindustri tepung.
1. Tujuan dan Sasaran
a. Tujuan :
• Menyebarluaskan informasi tentang pengembangan teknologi pengolahan tepung lokal kepada masyarakat / petani ( melalui aparat pembina ) yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk dalam rangka mendukung ketersediaan produk olahan sebagai bahan dalam pengembangan dan percepatan diversifikasi pangan.
• Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas tentang pengembangan agroindustri tepung lokal dalam rangka pengembangan agroindustri perdesaan.
b. Sasaran :
• Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan 25 orang petugas tentang agroindustri tepung lokal, sehingga diharapkan mampu memotivasi dan mendorong petani/pelaku usaha untuk mengembangkan usaha industri pengolahan tepung lokal di wilayahnya.
• Meningkatnya keanekaragaman tepung lokal untuk meningkatkan nilai tambah dalam rangka mendukung ketersediaan produk olahan sebagai bahan dalam pengembangan dan percepatan diversifikasi pangan
2. Indikator Kinerja
Input : Jumlah dana Rp, 40.000.000,- Juklak, Juknis, Buku Pedoman, SK, SDM
Output : Terlaksananya kegiatan apresiasi, sosialisasi dan bimtek agroindustri tepung dengan baik dan tertib
Outcome : Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan 25 orang petugas tentang pengembangan agroindustri tepung lokal.
Benefit : Dihasilkannya produk olahan yang memiliki nilai tambah dan daya saing.
VI VI VI VI ---- 54545454 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Dampak : Tersedianya produk olahan sebagai bahan dalam pengembangan dan percepatan diversifikasi pangan
3. Pelaksanaan
a. Pembentukan Panitia Pelaksana Pertemuan Apresiasi
Pembentukan panitia pelaksana pertemuan apresiasi dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB selaku Kuasa Pengguna Anggaran ( KPA ), dengan susunan keanggotaan terdiri dari1 orang Ketua ,1 orang Sekretaris, dan 3 orang anggota. Untuk mendukung kelancaran dalam pertemuan tersebut, kepada panitia pelaksana diberikan honor yang besarnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. Rapat persiapan
Tujuan kegiatan ini adalah membahas rencana pelaksanaan pertemuan apresiasi yang dilaksanakan di Mataram, yaitu menyangkut tempat dan waktu pelaksanaan, akomodasi dan konsumsi peserta, jumlah dan asal peserta / Narasumber, dan lain-lain. Rapat berlangsung selama 1 hari, diikuti oleh Panitia pelaksana pertemuan dan Staf lingkup Dinas Pertanian Provinsi NTB, dengan jumlah peserta seluruhnya 20 orang.
c. Pertemuan Apresiasi, Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Agroindustri Tepung
Pertemuan apresiasi diselenggarakan di Mataram, berlangsung selama 2 hari, diikuti oleh petugas yang menangani bidang PPHP pada Dinas Pertanian Kabupaten dan Provinsi dengan jumlah peserta seluruhnya 25 orang. Untuk kelancaran dalam pelaksanaan pertemuan kepada peserta pertemuan disediakan ATK, akomodasi dan konsumsi selama pelaksanaan pertemuan berlangsung dan diberikan insentif serta biaya transport dari tempat asal ( PP ).
Sebagai Narasumber pada pertemuan tersebut adalah petugas dari pusat (Ditjen PPHP) dan petugas daerah. Kepada Narasumber diberikan honor yang besarnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
d. Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Agroindustri Tepung di Pusat / Daerah lain
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kemampuan, pengetahuan dan keterampilan petugas daerah dalam pengembangan agroindustri tepung. Kepada petugas/pejabat yang menghadiri sosialisasi dan bimbingan teknis diberikan biaya perjalanan dinas yang besarnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
VI VI VI VI ---- 55555555 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
e. Evaluasi dan Pelaporan
(1) Evaluasi
Untuk mengetahui keberhasilan penyelenggaraan pertemuan apresiasi, sosialisasi dan bimtek agroindustri tepung serta untuk mendapatkan masukan perbaikan pertemuan sejenis dimasa mendatang perlu dilakukan :
Pelaporan kegiatan apresiasi, sosialisasi, bimtek agroindustri tepung dibuat oleh pelaksana kegiatan yang disampaikan kepada Direktur Jenderal PPHP, Direktur Pengolahan Hasil Pertanian dan Kepala Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB.
5. Realisasi Fisik dan Keuangan :
Pagu dana Rp. 40.000.000,- Realisasi keuangan Rp.39.995.000,-9 99,99 %) dan realisasi fisik 100 %. Terdapat sisa dana sebesar Rp. 5.000,- adanya efisiensi biaya belanja jasa lainnya.
1792.06. Laporan Kegiatan dan Pembinaan
011. Fasilitasi Perbaikan Kemasan Hortikultura
Selama ini produk olahan hasil buah-buahan yang dihasilkan oleh industri kecil atau industri rumah tangga belum mampu bersaing di pasaran, dikarenakan cara pengemasannya yang kurang baik, sehingga kurang menarik konsumen dan bahan kemasan yang digunakan tidak sesuai dengan ketentuan ( memperpendek daya simpan. produk ). Rendahnya kualitas kemasan ini disebabkan antara lain terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan keterampilan petani/pelaku usaha dalam melakukan pengemasan yang baik dan efisien. Untuk itu perlu adanya kegiatan fasilitasi perbaikan kemasan hortikultura.
Tujuan dan Sasaran
a. Tujuan :
• Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan petani/pelaku usaha dalam melakukan pengemasan produk olahan hortikultura
• Mempertahankan mutu dan meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk olahan hortikultura
VI VI VI VI ---- 56565656 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
b. Sasaran :
• Terwujudnya 10 kelompok tani/pelaku usaha yang mampu melakukan pengemasan produk olahan hortikultura dengan baik, menarik dan efisien dalam rangka mempertahankan mutu dan meningkatkan nilai tambah serta daya saing produk
c. Indikator Kinerja
Input : Jumlah dana Rp, 20.000.000,- Juklak, Juknis, Buku Pedoman, SDM
Output : Terlaksananya kegiatan fasilitasi perbaikan kemasan hortikultura dengan baik dan tertib
Outcome : Meningkatnya kemampuan, pengetahuan dan keterampilan 10 kelompok tani/pelaku usaha dalam melakukan pengemasan produk olahan hortikultura
Benefit : Mempertahankan mutu dan meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk olahan hortikultura
Dampak : Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani.
d. Pelaksanaan
a). Rapat Koordinasi
Tujuan rapat koordinasi adalah menyamakan persepsi diantara petugas provinsi dan kabupaten / kota dalam pelaksanaan kegiatan fasilitasi perbaikan kemasan hortikultura. Rapat koordinasi dilaksanakan di Mataram, berlangsung selama 1 hari, dihadiri oleh petugas Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota, dengan jumlah peserta seluruhnya 15 orang. Mater rapat antara lain membahas jadwal pembinaan ke kelompok tani/pelaku usaha , nama kelompok tani/pelaku usaha yang akan dikunjungi dan lain-lain.
b). Pembinaan Petani/Pelaku Usaha
Pembinaan kelompoktani/pelaku usaha dilaksanakan oleh petugas provinsi di kabupaten/kota se- NTB dengan cara berkunjung ke lokasi kelompok usaha industri pengolahan hortikultura ( buah-buahan ) dan mengadakan pertemuan /wawancara dengan petani/pelaku usaha guna mengetahui permasalahan dan hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan pengemasan produk olahan sekaligus solusinya. Pada kesempatan tersebut dimanfaatkan untuk memberikan bimbingan/penyuluhan tentang pengemasan yang baik dengan menunjukkan berbagai macam model kemasan yang baik sesuai ketentuan. Hasil pelaksanaan pembinaan dilaporkan secara tertulis kepada Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB. .
c). Mengikuti pertemuan gebyar jamu dan biofarmaka di Yogyakarta
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas daerah dalam pengembangan industri jamu dan biofarmaka. Kepada
VI VI VI VI ---- 57575757 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
petugas/pejabat yang mengikuti kegiatan tersebut diberikan biaya perjalanan dinas yang besarnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
e. Realisasi Fisik dan Keuangan Dana untuk kegiatan ini sebesar Rp. 20.000.000,- realisasi keuangan sampai dengan akhir Nopember mencapai Rp. 19.500.000,- (97,50 %) dan realisasi fisik 100 %, terdapat dana siap Rp.500.000,- karena adanya efisiensi belanja bahan.
3. DANA TUGAS PEMBANTUAN PROPINSI (APBN)
Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian
Secara keseluruhan Jumlah Pagu Dana Tugas Pembantuan Rp. 1.850.000.000,- Realisasi sampai dengan akhir Desember 2011 adalah : Realisasi keuangan Rp. 1.834.844.400,- (99,18 %) dan realisasi Fisik 100 %. Sisa Dana Rp. 15.155.600,- akibat adanya Sisa dana Bantuan Sosial Rp. 6.377.000,-, biaya honor staf administrasi Rp.100.000,- dan sisa akibat real cost biaya perjalanan sebesar Rp.8.678.600,-
Rincian Kegiatan dan Realisasi kegiatan sebagai berikut :
1789. Pengembangan Pemasaran Domestik 1789.01. Optimalisasi Sarana dan Kelembagaan Pasar Domestik
011. Pengembangan Pasar Tani di Kab. Lombok Barat
Pada tahun 2008 di NTB telah dibentuk pasar tani pada 2 lokasi yaitu Kota Mataram dan kabupaten Lombok Timur. Kedua pasar tani ini telah membentuk kelembagaan yaitu di Mataram adalah Pasar tani Gora Selaparang dan di Lombok Timur Pasar Tani Rinjani. Dibentuknya pasar tani di provinsi NTB cukup dirasakan manfaatnya oleh petani namun jumlah pasar tani yang telah ada dirasakan masih kurang. Sehubungan dengan hal tersebut maka pada tahun 2011 melalu anggaran APBN (Tugas Pembantuan) dikembangkan pasar tani sebanyak 2 unit yaitu di Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Sumbawa.
a. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah : 1) Membangun pasar tani sebagai outlet pemasaran produk petani melalui kelompok
tani / gapoktan ; 2) Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petani terhadap pemasaran ; 3) Meningkatkan posisi tawar petani ; 4) Meningkatkan akses petani secara langsung dengan konsumen dan pasar ; 5) Membangun jaringan pemasaran petani untuk mengembangkan pasar.
b. Sedangkan sasaran dari kegiatan ini adalah : 1) Terbangunnya kelembagaan petani yang mandiri 2) Meningkatnya peran pasar tani sebagai sarana pemasaran produk pertanian secara
langsung kepada konsumen 3) Meningkatnya usaha dan pemasaran hasil pasar tani
VI VI VI VI ---- 58585858 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
4) Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani dengan merubah perilaku petani dari produsen menjadi pemasok / supplier.
c. Pelaksanaan Ruang lingkup kegiatan dalam Pengembangan Pasar Tani ini meliputi : 1) Pembinaan
Pembinaan terhadap Pasar Tani dilakukan secara berjenjang mulai dari Tingkat Pusat (Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian cq. Direktorat Pemasaran Domestik), Tingkat Provinsi oleh Dinas Lingkup Pertanian terkait dan Dinas Lingkup Pertanian Tingkat Kabupaten/Kota. a) Tingkat Pusat
• Menyusun Pedoman Teknis Pengembangan Pasar Tani.
• Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan Tingkat Provinsi dan Kabupaten/ Kota dalam melaksanakan monitoring, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengawalan.
• Melakukan fasilitasi, pembinaan dan bimbingan teknis. b) Tingkat Provinsi
• Menyusun Petunjuk Teknis Pengembangan Pasar Tani dengan mengacu pada Pedoman Teknis yang telah disiapkan oleh Tingkat Pusat.
• Melakukan koordinasi dan sinkronisasi lintas sektor di Tingkat Provinsi dan Tim Teknis di Tingkat Kabupaten/Kota.
• Merekrut dan menetapkan Site Manager . • Memfasilitasi, membina, membimbing dan memantau pelaksanaan
pengawalan di Tingkat Provinsi. • Melaporkan secara berkala perkembangan hasil pemantauan, pembinaan dan
pengawalan di Tingkat Provinsi ke Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian cq. Direktorat Pemasaran Domestik.
c) Tingkat Kabupaten/Kota
• Menyusun Petunjuk Teknis Pengembangan Pasar Tani, dengan mengacu pada Petunjuk Pelaksanaan yang telah disiapkan oleh Provinsi.
• Melakukan koordinasi dan sinkronisasi lintas sektor di Tingkat Kabupaten/Kota.
• Memfasilitasi, membina, membimbing dan memantau pelaksanaan pengawalan di Tingkat Kabupaten/Kota.
• Melaporkan secara berkala perkembangan hasil pemantauan, pembinaan dan pengawalan di Tingkat Kabupaten/Kota ke Dinas Provinsi dan Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian cq. Direktorat Pemasaran Domestik.
2) Pendampingan Dalam rangka operasionalisasi Pasar Tani, diharapkan Dinas Pembina dapat
menempatkan minimal 1 (satu) orang sebagai tenaga pendamping profesional (site manager) yang secara intensif membantu manajemen pengurus dan peserta Pasar Tani. Seorang site manager minimal berpendidikan sarjana dan memiliki kompetensi dibidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian.
VI VI VI VI ---- 59595959 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Kegiatan Pendampingan mencakup pengembangan kelembagaan, manajemen usaha dan pemasaran, akses terhadap pembiayaan dan teknologi, mulai dari awal perencanaan, selama pelaksanaan dan pelaporan pasar tani secara berkala.
3) Bimbingan Teknis/Pelatihan Bimbingan teknis dan pelatihan yang dilakukan oleh Dinas Pembina instansi
terkait serta tenaga pendamping (site manager) yang telah ditunjuk, dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan pengelola serta petani/ poktan/ gapoktan anggota Pasar Tani sehingga mampu melaksanakan manajemen usaha dan bisnis kelompok. Bimbingan teknis di Kabupaten Lombok Barat dilaksanakan pada tanggal 17 – 18 November 2011, dilaksanakan di Hotel Mareje Sariguna Mataram, dengan jumlah peserta 15 orang pengurus pasar tani “ Patut Patuh Patju. Nama ini sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Lombok Barat No. 213 A/ 44/ Dipertanakbun/ 2011 tanggal 17 Maret 2011 tentang Struktur Organisasi dan Pengurus Pasar Tani “ Patut Patuh Patju “ periode 2011- 2015.
Adapun hasil dari Bimbingan Teknis ini adalah : a. Bahwa Pasar Tani di Kabupaten Lombok Barat perlu terus ditingkatkan guna
meningkatkan pendapatan , daya saing dan mutu produk pertanian. b. Pengembangan Pasar Tani harus di dukung oleh kualitas SDM (Pengurus dan
anggota pasar tani) yang memadai dalam rangka meningkatkan peran dan daya saing serta kemampuan berkomunikasi dalam memasarkan produk-produk pertanian.
c. Pengembangan Pasar Tani memerlukan dukungan pembiayaan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan sarana prasarana dan biaya operasional lainnya baik yang bersumber dari bantuan pemerintah maupun swadaya pasar tani.
d. Kegiatan operasional pasar tani memerlukan lokasi yang tetap dan lokasi yang berpindah-pindah sesuai dengan kebutuhan operasional pasar tani yang diperkuat dengan Surat Keputusan Bupati sebagai ijin operasional pasar tani khususnya di wilayah Kabupten Lombok Barat.
e. Penyebarluasan informasi pasar tani tidak hanya dilakukan melalui kegiatan sosialisasi tetapi juga dapat dilakukan melalui media cetak/ elektronik dan melalui jaringan internet.
f. Sebelum kegiatan operasional pasar tani dilakukan perlu dilaksanakan Lounching Pasar Tani guna memperkenalkan dan menyebarluaskan keberadaan lembaga pasar tani. Oleh karena itu Launching/ peresmian Pasar tani di Kabupaten Lombok Barat dilaksanakan pada hari Rabu, 28 Desember 2011 yang diresmikan oleh Bapak Bupati Lombok Barat.
4) Penguatan Modal Usaha Kelompok ( PMUK )
Dalam upaya penguatan modal usaha kelompok, site manager dibantu oleh pengurus Pasar Tani dapat menghimpun dana operasional usaha untuk mengembangkan pemasaran produk pertanian yang berasal dari petani/poktan/gapoktan anggota Pasar Tani serta mencari sumber pembiayaan lainnya (Bank, Koperasi dan lain-lain). Sedangkan anggaran untuk operasionalisasi Pasar Tani disediakan melalui dana Tugas Pembantuan yang ada di Provinsi. Permintaan anggaran dilakukan melalui pengajuan proposal ke Dinas Provinsi dengan tembusan Dinas Kabupaten/Kota. Dinas Provinsi mempelajari proposal yang diajukan
VI VI VI VI ---- 60606060 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
dan apabila sudah disetujui anggaran akan ditransfer melalui rekening pengelola Pasar Tani.
Bantuan Sosial Sarana Pasar Tani di Kabupaten Lombok Barat dari Dana Tugas Pembantuan sebesar Rp. 280.000.000,-. Dana tersebut dipergunakan untuk pengadaan sarana pasar tani, sarana yang disepakati oleh anggota kelompok aPatut Patuh Patju , Desa Karang Kates Persiapan Mekar Sari Kecamatan Narmada, Lombok Barat. Adapun sarana yang disepakati adalah berupa tenda dan kelengkapannya (meja, korsi, bok ranjang) sebanyak 28 unit senilai Rp. 276.780.000,-.
5) Promosi & Sosialisasi
Promosi dan sosialisasi untuk pasar tani dilakukan sebelum pasar tani tersebut dibuka secara resmi. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui media masa baik cetak maupun elektronik. Sosialisasi dilaksanakan pada tanggal 28 Desember 2011 sekaligus Launching Pasar Tani yang diresmikan oleh Bupati Lombok Barat.
6) Bantuan Sarana Pengembangan Pasar Tani
Dalam upaya pengembangan pasar tani, adapun sarana pasar tani yang utama yang harus dipersiapkan adalah antara lain lahan tempat lokasi pasar tani, tenda, meja, kursi, dan kontainer plastik. Adapun Lokasi Pengembangan Pasar Tani di Kabupaten Lombok Barat adalah di : Kelompok Tani : Patut Patuh Patju Kampung : Karang Kates Desa : Persiapan Mekar Sari Kecamatan : Narmada Kabupaten : Lombok Barat Bantuan Sarana : Tenda dan perlengkapannya (meja, kursi dan kontainer plastik)
sebanyak 28 Unit 7) Indikator Kinerja :
Input : Dana Rp. 350.000.000,- Buku Pedum , Juklak, Juknis, data
potensi, Kelembagaan, SDM. Output : Terbentuknya Pasar Tani “ Patut Patuh Patju” Kampung
Karang Kates Desa Persiapan Mekar Sari, Kecamatan Narmada.
Outcome : Meningkatnya kemampuan petani dalam bidang agribisnis dari petani produsen menjadi petani pemasok.
Benefit : Terbangunnya jaringan pemasaran bagi petani/ poktan/ gapoktan.
Dampak : Meningkatnya posisi tawar petani dalam usaha pertanian dan pada akhirnya meningkatnya pendapatan petani
8) Realisasi Fisik dan Keuangan :
Pagu dana yang tersedia untuk mendukung kegiatan ini adalah Rp. 350.000.000,-. Realisasi keuangan Kegiatan pengembangan pasar tani di Kabupaten Lombok Barat sebesar Rp. 346.267.600,- (98,93 %) dan realisasi fisik 100 %.
Sisa dana sebesar Rp. 3.732.300,- diakibatkan oleh adanya efisiensi dana pengadaan sarana Pasar Tani (Bansos) sebesar Rp. 3.220.000,-, adanya efisiensi
VI VI VI VI ---- 61616161 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
biaya bahan (ATK) dan sisa dari biaya perjalanan akibat real cost perjalanan sebesar Rp. 512.400,-.
012. Pengembangan Pasar Tani di Kabupaten Sumbawa
Bantuan Sarana Pasar Tani di Kabupaten Sumbawa adalah berupa 23 Paket
Tenda dan Perlengkapannya ( Meja, kursi dan kontainer plastik) (SP2D tanggal 12 Juli2011 ) sesuai dengan kesepakatan kelompok. Dana untuk Bansos sebesar Rp. 230.000.000,- terrealisasi Rp. 227.335.000,-
Promosi dan Sosialisasi dilaksanakan pada hari Jumat, 2 Desember 2011 sekaligus peresmian oleh Bapak Bupati Sumbawa. Lokasi Pengembangan Pasar Tani di Kabupaten Sumbawa :
Kelompok Tani : Mampis Rungan Kelurahan : Uma Sima Kecamatan : Sumbawa Kabupaten : Sumbawa. Pagu dana yang tersedia untuk mendukung kegiatan ini adalah Rp. 300.000.000,-.
Serapan keuangan kegiatan pengembangan pasar tani di Kabupaten Sumbawa sebesar Rp. 294.570.400,- (98,19 %) dengan capaian fisik sebesar 100 %.
Sisa dana sebesar Rp. 5.429.600,- diakibatkan oleh adanya sisa dana pengadaan sarana Pasar Tani ( Bansos) sebesar Rp. 2.645.000,-, sisa biaya perjalanan akibat real cost perjalanan sebesar Rp. 2.684.600,- dan sisa honor staf administrasi yang tidak terbayar sebesar Rp.100.000,-.
1791. Pengembangan dan Usaha Investasi 1791.01. Pengembangan Kemitraan dan Kewirausahaan
011. Pengembangan Usaha Pengering dan Pergudangan dan Kemitraan Jagung di Kabupaten Sumbawa
Pemerintah pada tahun 2007 telah membangun 1 unit silo jagung di kabupaten
Sumbawa yang selanjutnya diserahkan kepada Gapoktan Liang Dewa yang beralamat di Desa Labangka, Kecamatan labangka untuk dikelola secara mandiri dan professional.
Namun demikian dalam perkembangannya, silo jagung yang dikelola oleh Gapoktan tersebut sampai saat ini belum beroperasi. Hal ini disebabkan karena Terbatasnya pengetahuan dan ketrampilan petani / gapoktan dalam mengelola usaha silo jagung, belum mantapnya kelembagaan Gapoktan, dan tidak tersedianya sarana penunjang silo (seperti gudang penyimpanan jagung dan lantai jemur). Terkait dengan itu, dalam rangka optimalisasi operasional silo jagung di Kabupaten Sumbawa, maka perlu diadakan kegiatan pengembangan usaha pengeringan dan pergudangan (silo jagung).
1. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah :
a. Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan petani / kelompok tani / gapoktan dalam penanganan pasca panen jagung dan pengelolaan silo jagung ;
b. Menekan kehilangan hasil pasca panen, meningkatkan mutu, nilai tambah dan daya saing produk jagung ;
VI VI VI VI ---- 62626262 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
c. Mengembangkan sarana penanganan pasca panen, meningkatkan mutu, nilai tambah dan daya saing produk jagung ;
d. Menumbuh kembangkan kelembagaan pasca panen jagung berbasis Gapoktan di daerah sentra produksi jagung yang mandiri dan profesional ;
e. Menumbuhkembangkan kemitraan usaha antara petani / kelompok tani/ Gapoktan dengan industri pengolahan jagung / pakan ternak.
2. Sasaran : Lokasi yang berpotensi untuk pengembangan jagung di Kabupaten Sumbawa
(Kecamatan Labangka)
3. Pelaksanaan
a. Pembinaan ke petani lokasi silo jagung b. Pertemuan Bimbingan Teknis yang dihadiri oleh petani Gapoktan pengelola silo
jagung dengan peserta sebanyak 15 orang selama 2 hari dan dilakukan 3 kali dalam setahun.
c. Bantuan sarana Pengembangan Pengering dan Pergudangan dan Kemitraan Jagung di Kabupaten Sumbawa di laksanakan di Kecamatan Labangka, Sumbawa berupa 1 unit Pengering dan pergudangan dengan pagu dana Rp. 276.000.000,- kegiatan ini telah terrealisasi dengan SP2D tanggal 23 Mei 2011 (realisasi 100 %).
d. Rapat Koordinasi yang dihadiri oleh petugas Dinas Pertanian Provinsi / Kabupaten/Kecamatan dan aparat Desa serta Dinas/Instansi terkait lainnya dengan jumlah peserta 30 orang dan dilaksanakan 4 kali pertemuan.
e. Mengikuti pertemuan evaluasi ke pusat / daerah lain.
4. Indikator Kinerja
Input : Jumlah dana Rp, 350.000.000,- Juklak, Juknis, Buku Pedoman, SDM
Output : Tumbuh kembangnya kelembagaan pasca panen
jagung berbasis Gapoktan di Kecamatan Labangka
yang merupakan daerah sentra produksi jagung
yang mandiri dan profesional
Outcome : Meningkatnya Pasca Panen dan Mutu Jagung serta berkembangnya pemasaran Jagung .
Benefit : Tumbuhkembangnya kelembagaan pasca panen jagung berbasis Gapoktan di daerah sentra produksi jagung yang mandiri dan profesional
Dampak : Meningkatnya pendapatan petani.
5. Realisasi Fisik dan Keuangan Dana yang tersedia Rp. 350.000.000,-, capaian keuangan kegiatan pengembangan
usaha pengering dan pergudangan dan kemitraan jagung di kabupaten Sumbawa sebesar Rp. 348.371.900,- (99,53) dan realisasi fisik 100 %.
Terdapat Sisa dana sebesar Rp.3.009.400,-, Rp. 1.628.100,- akibat adanya sisa dana perjalanan pertemuan sosialisasi, evaluasi awal dan akhir SAI dan perjalanan pembinaan dan Monev akibat real cost perjalanan.
VI VI VI VI ---- 63636363 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
012. Pengembangan Usaha Pengering dan Pergudangan dan Kemitraan Jagung di Kabupaten Lombok Timur
Dalam rangka meningkatkan nilai tambah, mutu dan daya saing produk jagung di
Kabupaten Lombok Timur, maka pada tahun 2007 telah dibangun 1unit silo jagung yang diserahkan kepada Gapoktan Mula Tulen (Kab. Lombok Timur) dan Gapoktan Liang Dewa (Kab. Sumbawa) untuk dikelola secara mandiri dan professional.
Namun demikian dalam perkembangannya, silo jagung yang dikelola oleh Gapoktan Mula Tulen tersebut sampai saat ini belum beroperasi secara optimal. Hal ini dikarenakan antara lain belum mantapnya kelembagaan Gapoktan, dan tidak tersedianya sarana penunjang silo seperti gudang dan lantai jemur.
Untuk itu dalam rangka optimalisasi operasional silo jagung di Kabupaten Lombok Timur perlu adanya kegiatan pengembangan usaha pengeringan dan pergudangan (silo jagung).
1. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah : a. Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan petani / kelompok tani /
gapoktan dalam penanganan pasca panen jagung dan pengelolaan silo jagung ; b. Menekan kehilangan hasil pasca panen, meningkatkan mutu, nilai tambah dan daya
saing produk jagung ; c. Mengembangkan sarana penanganan pasca panen, meningkatkan mutu, nilai tambah
dan daya saing produk jagung ; d. Menumbuh kembangkan kelembagaan pasca panen jagung berbasis Gapoktan di
daerah sentra produksi jagung yang mandiri dan profesional ; e. Menumbuhkembangkan kemitraan usaha antara petani / kelompok tani/ Gapoktan
dengan industri pengolahan jagung / pakan ternak.
2. Sasaran , Daerah Sentra Jagung (Kecamatan Peringgabaya, Kabupaten Lombok Timur)
3. Pelaksanaan Kegiatan
- Pembinaan ke petani lokasi silo jagung - Pertemuan Bimbingan Teknis yang dihadiri oleh petani Gapoktan pengelola silo
jagung dengan peserta sebanyak 15 orang selama 2 hari dan dilakukan 3 kali dalam setahun.
- Bantuan sarana Pengembangan Pengering dan Pergudangan dan Kemitraan Jagung di Kabupaten Lombok Timur di laksanakan di Kecamatan Preringgabaya, Lombok Timur berupa 1 unit Pengering dan pergudangan dengan pagu dana Rp. 280.000.000,- kegiatan ini telah terrealisasi dengan SP2D tanggal 23 Mei 2011 (realisasi 100 %).
- Rapat Koordinasi yang dihadiri oleh petugas Dinas Pertanian Provinsi / Kabupaten/Kecamatan dan aparat Desa serta Dinas/Instansi terkait lainnya dengan jumlah peserta 30 orang dan dilaksanakan 4 kali pertemuan.
- Mengikuti pertemuan evaluasi ke pusat / daerah.
VI VI VI VI ---- 64646464 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
4. Indikator Kinerja
Input : Jumlah dana Rp, 350.000.000,- Juklak, Juknis, Buku Pedoman, SDM
Output : Tumbuh kembangnya kelembagaan pasca panen
jagung berbasis Gapoktan di Kecamatan
Peringgabaya yang merupakan daerah sentra
produksi jagung yang mandiri dan profesional
Outcome : Meningkatnya Pasca Panen dan Mutu Jagung serta berkembangnya pemasaran Jagung .
Benefit : Tumbuhkembangnya kelembagaan pasca panen jagung berbasis Gapoktan di daerah sentra produksi jagung yang mandiri dan profesional
Dampak : Meningkatnya pendapatan petani.
5. Realisasi keuangan dan fisik
Pagu Dana Rp. 350.000.000,- terserap sebesar Rp. 348.618.700,- (99,61 %) dan realisasi fisik 100 %. Sisa Dana Rp. 1.381.300,- akibat dari adanya sisa real cost biaya perjalanan.
1792. Pengembangan Pengolahan hasil Pertanian
011. Pengembangan Pengolahan Bawang Merah di Kabupaten Bima
Dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petanibawang merah di Kabupaten Bima, maka perlu adanya industri pengolahan hasil yang mengolah produk segar menjadi produk olahan (bawang goreng). Untuk itu peru dilaksanakan kegiatan pembinaan pengolahan hasil bio farmaka (bawang merah).
1. Tujuan kegiatan ini adalah :
a. Meningkatkan pengetahuan, kemampuandan ketrampilan petani / kelompok tani tentang penerapan teknologi pengolahan hasil (bawang merah) yang baik dan benar (sesuai kaidah-kaidah GMP).
b. Mengembangankan agroindustri bawang merah untuk meningkatkan nilai tambah komoditi bawang merah dalam rangka meningkatkan pendapatan petani.
2. Sasaran : Daerah sentra bawang Merah 3. Pelaksanaan :
� Rapat Koordinasi untuk memantapkan pelaksanaan program/kegiatan � Identifikasi petani /kelompok tani ( CP/CL ) � Pengadaan sarana pengolahan bawang merah � Pembinaan petani/kelompok tani/pelaku usaha � Pertemuan Bimbingan Teknis � Koordinasi dan Konsultasi ke Provinsi � Penyelesaian administrasi keuangan dan kegiatan ke Prov
VI VI VI VI ---- 66665555 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
Pengadaan Sarana Pengolahan bawang Merah dialokasikan di 14 kelompok dengan SP2D tanggal 15 dan 16 Juni 2011. Adapun Lokasinya adalah : 1. KWT. Ambalawi,Jaya, Desa Mawu, Kec. Ambalawi, Bima 2. KWT. Oi Wora, Desa Nipa, Kec. Ambalawi, Bima 3. KWT. Ihya Ulimuddin, Desa Nipa, Kec. Ambalawi, Bima 4. KWT. Lampawa, Desa Nunggi, Kec. Wera, Bima 5. KWT. Mawar, Desa Canggu, Kec. Belo, Bima 6. KWT. Kawara Angi, Desa Tawali, Kec. Wera, Bima 7. KWT Soki Mantila, Desa Soki, Kec. Belo, Bima 8. KWT Harapan Bersama, Desa Kaleo, Kec. Lambu, Bim 9. KWT Doronteli, Desa Simpasai, Kec. Lambu, Bima 10. KWT Flamboyan, Desa Rasabou, Kec. Sape, Bima 11. KWT Flamboyan, Desa Rasabou, Kec. Sape, Bima 12. KWT So Raba Ni'U, Desa Risa, Kec. Woha, Bima 13. KWT Melati, Desa Tenga, Kec. Woha, Bima 14. KWT Melati, Desa Tenga, Kec. Woha, Bima
4. Indikator Kinerja
Input : Jumlah dana Rp, 400.000.000,- Juklak, Juknis, Buku Pedoman, SDM
Output : Tumbuh dan berkembangnya agroindustri bawang merah di daerah sentra produksi bawang merah yang mandiri dan profesional di kabupaten dan terciptanya nilai tambah komoditi bawang merah
Outcome : Adanya bantuan sarana pengembangan Pengolahan Bawang Merah di 14 kelompok
Benefit : Meningkatnya mutu hasil olahan bawang merah Dampak : Meningkatnya pendapatan pelaku usahai.
5. Realisasi Fisik dan keuangan
Pagu dana Rp. 400.000.000,-, realisasi keuangan sebesar Rp. 398.669.000,- (99.67 %) dan realisasi fisik 100 %.. Sisa dana sebesar Rp. 1.331.000,- akibat adanya sisa dana perjalanan karena real cost.
1792.06. Laporan Kegiatan dan Pembinaan 011. Administrasi dan Pembinaan
Permasalahan yang sering terjadi dalam pelaksanaan kegiatan / program
adalah tidak tercapainya sasaran program yang telah ditetapkan dan terjadinya penyimpangan-penyimpangan yang menyebabkan penggunaan dana menjadi tidak efisien dan efektif. Dalam mengatasi permasalahan tersebut, maka administrasi kegiatan perlu dilakukan secara baik, tertib dan terarah.
Jumlah dana untuk mendukung kegiatan ini Rp. 100.000.000,- Realisasi keuangan sampai akhir Nop 2011 Rp. 98.346.800,- (98,35 %) dan realisasi fisik 100 %
VVVVIIIIIIII ---- 1111
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2011
BAB VII HASIL PEMBANGUNAN
PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR
A. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir ini pembangunan dan pengelolaan
infrastruktur irigasi telah menjadi fokus utama perhatian pemerintah dalam
melakukan pembangunan pertanian di provinsi NTB. Hal ini bertujuan untuk
mencapai target swasembada pangan nasional khususnya beras mengingat
kebutuhan akan konsumsi beras yang kian meningkat seiring dengan peningkatan
jumlah penduduk di provinsi NTB.
Peningkatan produktivitas dan luas panen sebagai dampak dari perbaikan
infrastruktur irigasi (mulai dari jaringan utama sampai dengan jaringan tingkat
usaha tani) terkait erat dengan peningkatan kapasitas Kelembagaan Pengelola
Irigasi (KPI) baik petugas pengelola irigasi tingkat provinsi, kabupaten serta
kelembagaan petani.
Mengacu pada SK Menteri Pertanian nomor: 431/Kpts/RC.210/7/2004 tentang
sistem monitoring, evaluasi dan pelaporan program/proyek yang disempurnakan
dengan Surat Edaran Menteri Pertanian nomor: 391/RC.210/A/6/2005 maka
Bidang Pengelolaan Lahan dan Air membuat laporan kemajuan kegiatan setiap
akhir tahun. Untuk kebutuhan laporan tahunan tersebut diatas maka diperlukan
koordinasi yang lebih solid antara propinsi dan kabupaten dalam melaksanakan,
memonitor dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan di tingkat lapangan.
Dengan demikian diharapkan pelaksanaan kegiatan pengelolaan lahan dan air
dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien serta sasaran pembangunan
pengelolaan lahan dan air secara nasional dapat tercapai
VVVVIIIIIIII ---- 2222
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2011
B. KERAGAAN BIDANG PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR
TUGAS POKOK DAN FUNGSI BIDANG PLA
Sesuai Peraturan daerah nomor: 7 tahun 2008, sebagai bentuk implementasi
PP 41 Tahun 2007 dan PP 38 Tahun 2007, Bidang Pengelolaan Lahan dan Air
mempunyai tugas pokok diantaranya : melakukan perumusan pelaksanaan kebijakan,
melakukan bimbingan teknis, pemetaan tata ruang komoditas, inventarisasi dan tata
alih fungsi lahan pertanian, pengelolaan lahan, pengelolaan air dan tata guna air
pertanian dan monev Bidang PLA serta penerapan kaidah-kaidah kesinambungan
ekosistem.
Dalam melaksanakan tugasnya Bidang Pengelolaan Lahan dan Air
menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan pemetaan tata ruang komoditas, penataan alih fungsi lahan
pertanian dan inventarisasi lahan, perluasan areal tanaman pangan dan
hortikultura, pengelolaan lahan dan pengelolaan air tata guna air pertanian
b. Melaksanakan kebijakan dibidang pengembangan lahan dan pengelolaan air dan
tata guna air pertanian
c. Menyusun pedoman, prosedur kriteria sebagai dasar pelaksanaan kebijakan
pengembangan lahan dan pengelolaan air tata guna air pertanian.
d. Melakukan pembinaan teknis dan melakukan monitoring dan evaluasi
pengembangan lahan dan pengelolaan air tata guna air pertanian.
PRIORITAS PEMBAGUNAN PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR
Prioritas Kegiatan Prasarana dan Sarana Pertanian TA. 2011 adalah tersedianya
prasarana dan sarana pertanian secara berkelanjutan untuk mendukung pemantapan
ketahanan pangan, peningkatan nilai tambah dan daya saing produk pertanian serta
peningkatan kesejahteraan petani. Adapun pada tahun 2011 ini Bidang Pengelolaan
Lahan dan Air mendukung seluruh misi Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB melalui
kegiatan :
VVVVIIIIIIII ---- 3333
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2011
A. Tanaman Pangan
Prioritas kegiatan pembangunan Prasarana dan Sarana Pertanian TA 2011 dalam
mendukung produksi tanaman pangan terefleksi dari berbagai aspek sbb:
1. Aspek Perluasan dan Pengelolaan Lahan
a. Basis Data Lahan
b. Perluasan Areal Tanaman Pangan melalui Pencetakan Sawah dan
Pendampingan
c. Perluasan Areal Tanaman Pangan melalui Pembukaan Lahan Kering
d. Optimasi Lahan
e. Reklamasi Lahan
f. Konservasi
g. Pengendalian Lahan
h. Pengembangan Jalan Produksi
i. Pengembangan Jalan Usahatani
j. Pra dan Pasca Sertifikasi Lahan Petani
k. Pengembangan UPPO
l. Rumah Kompos
m. Pengembangan SRI
n. Pengelolaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB)
2. Aspek Pengelolaan Air Irigasi
a. Pengembangan Sumber Air
b. Rehabilitasi dan Optimasi Air
c. Pengembangan Konservasi Air Irigasi
d. Upaya Antisipasi Kekeringan dan Kebanjiran
e. Pemberdayaan Kelembagaan petani pemakai air
VVVVIIIIIIII ---- 4444
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2011
3. Aspek Pupuk dan Pestisida
a. Penyempurnaan Kebijakan dan Peraturan dibidang pupuk dan pestisida
b. Peningkatan pengawalan ketersediaan dan pemanfaatan pupuk bersubsidi
serta bantuan langsung pupul (BLP) melalui penyempurnaan data RDKK
petani penerima pupuk bersubsidi dan CPCL penerima BLP
c. Pengembanga pemupukan berimbang spesifik lokasi dengan penggunaan
pupuk organic dan pupuk majemuk
d. Pengawalan penyaluran dan penggunaan pestisida yang aman bagi
kesehatan dan kelestarian lingkungan
e. Pemberdayaan Kelembagaan pengawasan pupuk pestisida
f. Evaluasi peredaran dan penggunaan pupuk pestisida
g. Perbaikan kualitas lahan melalui pengembangan pupuk organik dan
pembenah tanah
h. Peningkatan pelayanan teknis pendaftaran pestisida
i. Peningkatan pelayanan teknis pendaftaran pupuk dan pembenah tanah
4. Aspek Alat dan Mesin Pertanian
a. Pengembangan kebijakan alat dan mesin pertanian
b. Pengembangan standarisasi alsintan
c. Optimasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
d. Peningkatan pengawasan pengadaan, penggunaan dan peredaran alsintan
e. Peningkatan kompetensi petugas pengawas alsintan
f. Penumbuhan dan penguatan kelembagaan UPJA
g. Pengembangan pelayanan alsintan (bengkel dan pengrajin)
5. Aspek Pembiayaan Pertanian
a. Pemanfaatan skim Kredit Program (KKP-E dan KUR)
b. Pengembangan pembiayaan agribisnis (PUAP)
VVVVIIIIIIII ---- 5555
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2011
c. Pemanfaatan dan pengembangan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis
(LKM-A)
d. Pemanfaatan dan pengembangan pola pembiayaan syariah
B. Hortikultura
Prioritas kegiatan Pembangunan Prasarana dan Sarana Pertanian tahun anggaran
2011 dalam mendukung produksi tanaman hortikultura terefleksi dari berbagai
aspek sbb:
1. Aspek Perluasan dan Pengelolaan Lahan
a. Pembukaan Lahan Hortikultura
b. Optimasi Lahan
c. Reklamasi Lahan
d. Rehabilitasi dan Konservasi Lahan
e. Pengendalian Lahan
f. Pengembangan Jalan Produksi
g. Pengembangan Jalan Usahatani
h. Sertifikasi Lahan Petani
i. Pengembangan UPPO
j. Rumah Kompos
k. Pengelolaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB)
2. Aspek Pengelolaan Air
a. Pengembangan Sumber Air
b. Rehabilitasi dan Optimasi Air
c. Pengembangan Konservasi Air Irigasi
d. Upaya Antisipasi Kekeringan dan Kebanjiran
e. Pemberdayaan Kelembagaan petani pemakai air
VVVVIIIIIIII ---- 6666
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2011
3. Aspek Pupuk dan Pestisida
a. Penyempurnaan Kebijakan dan Peraturan dibidang pupuk dan pestisida
b. Peningkatan pengawalan ketersediaan dan pemanfaatan pupuk bersubsidi
melalui penyempurnaan data RDKK petani penerima pupuk bersubsidi
c. Pengembangan pemupukan berimbang spesifik lokasi dengan penggunaan
pupuk pupuk organik dan pupuk majemuk
d. Pengawalan penyaluran dan penggunaan pestisida yang aman bagi
kesehatan dan kelestarian lingkungan
e. Pemberdayaan Kelembagaan pengawasan pupuk dan pestisida
f. Evaluasi peredaran dan penggunaan pupuk dan pestisida.
g. Perbaikan kualitas lahan melalui pengembangan pupuk organik dan
pembenah tanah
h. Peningkatan pelayanan teknis pendaftaran pestisida
i. Peningkatan pelayanan teknis pendaftaran pupuk dan pembenah tanah
4. Aspek Alat dan Mesin Pertanian
a. Pengembangan kebijakan alat dan mesin pertanian
b. Pengembangan standarisasi alsintan
c. Optimasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
d. Peningkatan pengawasan pengadaan, penggunaan dan peredaran alsintan
e. Peningkatan kompetensi petugas pengawas alsintan
f. Penumbuhan dan penguatan kelembagaan UPJA
g. Pengembangan pelayanan alsintan (bengkel dan pengrajin)
5. Aspek Pembiayaan Pertanian
a. Pemanfaatan skim Kredit Program (KKP-E dan KUR)
b. Pengembangan pembiayaan Agribisnis (PUAP)
c. Pemanfaatan dan pengembangan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis
(LKM-A)
d. Pemanfaatan dan pengembangan pola pembiayaan syariah
VVVVIIIIIIII ---- 7777
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
LAPORAN TAHUNAN 2011
C. PROGRES KEGIATAN BIDANG PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR
1. SUMBER DANA APBD
Dalam rangka mendukung suksesnya kegiatan Bidang Pengelolaan Lahan dan
Air, DPA SKPD Dinas Pertanian TPH Provinsi NTB TA.2011 pelaksanaan kegiatan tahun
2011 secara rinci pada tabel VII-1.
Tabel VII-1. Progres Penyerapan Dana APBD Bidang PLA Tahun 2011.
Kode
RekeningNama Program/kegiatan/belanja Jumlah Anggaran
Realisasi
Pelaksanaan
Fisik
Sisa Dana
Rp Bobot %
TOTAL 887.801.000 876.461.700 98,72 99,00 11.339.300
LOMBA P3A dan GP3A 405.384.000 396.101.700 97,71 97,71 9.282.300
2 01 01 16 17 Pengembangan Pertanian Pada Lahan Kering 405.384.000 396.101.700 97,71 97,71 9.282.300
10 Kota Bima 1.413.250.000 1.036.630.000 73,35 73,35
39.903.700.000 38.079.246.700 95,43 95,45
Realisasi KeuanganNo Kabupaten/Kota
Jumlah
VIIIVIIIVIIIVIII ---- 1111 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
BAB VIII
MASALAH DAN UPAYA PEMECAHANNYA
A. Bidang Produksi Tanaman Pangan
1. Permasalahan :
a. Budidaya Serealia, Kacang-kacangan dan Umbi-umbian.
1) Masih adanya keterlambatan dalam menentukan CP/CL, SK. Penetapan Kelompoktani, pengumpulan No rekening bank, pengajuan rencana belanja sosial ke bank, dalam pelaksanaan SL-PTT
2) Benih BLBU yang di droping ke pada areal SL-PTT maupun non SL-PTT Padi, Jagung dan Kedelai di Kabupaten/Kota, ada yang belum tepat waktu/sasaran dan tepat jenis/varietas
3) SDM yang ada di Kabupaten/Kota dalam mendukung pelaksanaan administrasi dan Teknis SL-PTT masih terbatas dalam Jumlah dan Kemampuan
4) Masih banyaknya tenaga PPL yang belum mengikuti Pelatihan Pemandu lapang sehingga akan mempengaruhi pelaksanaan SL-PTT
5) Pengiriman Laporan dari Kabupaten/Kota belum tepat waktu, sehingga mengakibatkan pengiriman laporan ke Pusat mengalami keterlambatan.
b. Perlindungan Tanaman dan Penerapan Teknologi Tanaman Pangan.
1) Terjadinya perubahan iklim ( DPI ) khususnya curah hujan yang masih sulit diramalkan kejadiannya secara akurat baik melalui perkembangan teknologi maupun kebiasaan masyarakat setempat. Kejadian anomali iklim yang pada tahun 2011 terjadi pada bulan Januari sampai dengan Mei dengan curah hujan lebih tinggi dari normalnya sehingga di beberapa daerah terjadi banjir yang melanda areal tanaman pangan sementara mulai Bulan Juni sampai dengan September Curah hujan di bawah rata-rata normalnya sehingga beberapa areal tanaman pangan mengalami kekeringan.
2) Dengan terjadinya pengembangan jumlah kecamatan dan banyaknya tenaga POPT-PHP yang beralih fungsi ke struktural maka tenaga POPT-PHP menjadi berkurang, demikian juga tenaga teknis perlindungan di Propinsi maupun Kabupaten/Kota masih kurang.
3) Pola tanam belum dapat diterapkan secara optimal sehingga setiap musim tanam terdapat tanaman padi yang memberikan peluang untuk berkembangnya OPT tertentu yang cukup membahayakan.
4) Eradikasi pada tanaman terserang virus, bakteri, maupun jamur masih belum optimal.
5) Varietas Ciherang yang dominan ditanam saat ini sudah peka terhadap serangan OPT seperti blast, kresek dan tungro.
VIIIVIIIVIIIVIII ---- 2222 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
6) Laporan peringatan bahaya seringkali terlambat bahkan di beberapa daerah Kabupaten kurang aktif melaporkannya, sehingga penanganan pengendalian terlambat.
7) Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dengan sistem budidaya sehat belum sepenuhnya dapat dilaksanakan misalnya dalam penggunaan pupuk berimbang, tandur jajar, pemilihan varietas tahan.
8) Pergiliran varitas ( Gilvar ) belum dilaksanakan secara optimal ditingkat lapangan.
c. Perbenihan dan Sarana Produksi Tanaman Pangan
Permasalahan Terkait Penyelenggaraan Kios Saprodi
a. Terdapat beberapa kelemahan dalam penyelenggaraan kios saprodi antara lain : kurangnya pemahaman pengelola terhadap aturan yang berakibat penyelewengan pelaksanaan penyaluran pupuk bersubsidi, kurangnya tempat penyimpanan yang memadai sehingga tidak dapat menyimpan pupuk untuk 1-2 bulan kemudian, dan modal yang mengakibatkan jenis saprodi yang dijual kurang (tidak lengkap).
b. Kurangnya pengawasan dari produsen dan distributor kepada pengecer resmi sehingga pengecer yang ada saat ini kadang tidak sesuai dengan harapan, contohnya : ada pengecer resmi yang menjual saprodi diluar RDKK.
c. Tidak lengkapnya saprodi yang tersedia hal ini menyebabkan petani kesulitan mendapatkan saprodi.
Permasalahan Terkait Dengan Bantuan Langsung Benih Unggul
BLBU (jagung)
a. Minimnya laporan perkembangan kegiatan bantuan benih dari tingkat lapang atau dari kabupaten, sehingga provinsi kesulitan dalam memonitor dampak dari bantuan benih yang dialokasikan khususnya peningkatan produktivitas dan produksi jagung yang bersumber dari anggaran APBD Provinsi.
b. Seringnya terjadi mutasi pejabat di daerah/kabupaten menjadi salah satu kendala dalam kelancaran pelaksanaan kegiatan yang dialokasikan kabupaten/kota terutama dalam hal penyampaian laporan perkembangan kegiatan ke Provinsi
2. Upaya Pemecahan Masalah
a. Budidaya Serealia, Kacang-kacangan dan Umbi-umbian.
VIIIVIIIVIIIVIII ---- 3333 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
1) Kegiatan pemilihan calon lokasi dan calon petani (CP/CL) untuk kegiatan tahun berikutnya harus lebih dimantapkan, seawall mungkin dilakukan .
2) Adanya efisiensi anggaran, sisa dana tersebut disetor ke kas Negara 3) Memantapkan rancangan kegiatan, jadwal palang dan memantapkan
pembinaan/ kesepakatan di tingkat kelompok tani. 4) Memantapkan koordinasi antara Petugas Provinsi, Kabupaten/ Kota dan
KCD di tingkat lapangan. 5) Perlu adanya bimbingan dan koordinasi yang lebih intensif 6) Mengusulkan dana untuk Pelatihan pemandu Lapangan 7) Koordinasi antara Provinsi dan Kabupaten lebih dimantapkan dan
diintensifkan serta perlu adanya kontak person per Kabupaten.
b. Perlindungan Tanaman dan Penerapan Teknologi Tanaman Pangan.
1) Perlu dikembangkan varietas unggul baru tanaman padi yang lebih tahan terhadap serangan OPT serta pengembangan keragaman varietas di lapangan.
2) Pemantauan pertanaman secara intensif dan berkesinambungan mulai dari pengolahan tanah, sampai dengan panen dan melaksanakan pengendalian dini secara cepat dan tepat dengan berpedoman pada pengendalian hama terpadu (PHT).
3) Meningkatkan bimbingan teknis dan penyuluhan di dalam upaya peningkatan upaya pengendalian OPT.
4) Meningkatkan kerjasama dengan BMKG untuk dapat menyampaikan informasi prakiraan iklim yang lebih dapat diaplikasikan dalam perencanaan tanam.
5) Perlu dikembangkan sistim irigasi khususnya di lahan tadah hujan/lahan kering antara lain dengan membuat embung dan sprinkle irrigation serta upaya konservasi lahan dengan membuat terasering.
6) Meningkatkan kewaspadaan semua jajaran petugas perlindungan tanaman terutama PHP terhadap serangan OPT utama sehingga frekuensi pengamatan lapangan, pelaporan dan penyebaran informasi kepada instansi terkait dan kelompok tani tentang bahaya serangan OPT dan cara pengendaliannya terutama di daerah endemis dan sentra produksi.
7) Melakukan konsolidasi dan pendekatan dengan pemerintah daerah propinsi dan kabupaten/kota tentang keberadaan dan pentingnya peran POPT-PHP dalam pengamanan produksi.
8) Melakukan pembinaan/penyuluhan agar petani/kelompok tani dapat melakukan pengendalian OPT secara serentak melalui suatu gerakan pengendalian.
9) Menyiapkan pestisida dan alat pengendalian OPT sebagai stok/cadangan provinsi maupun kabupaten/kota yang dapat dilokasikan kepada petani/kelompok tani untuk menekan perkembangan serangan OPT dan dalam penggunaannya tetap berpedoman kepada prinsip pengendalian hama terpadu (PHT).
10) Untuk membantu petani yang pertanaman padi sawahnya mengalami gagal panen (puso) akibat terkena banjir, kekeringan, dan serangan OPT maka melalui anggaran yang berada di Kementerian pertanian RI
VIIIVIIIVIIIVIII ---- 4444 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
diberikan bantuan sebesar Rp.3.700.000,- per hektar yang dapat dipergunakan untuk pembelian pupuk dan biaya tenaga kerja usahatani.
c. Perbenihan dan Sarana Produksi Tanaman Pangan
Permasalahan Terkait Penyelenggaraan Kios Saprodi
1) Terkait dengan beberapa kelemahan dari penyelenggaran kios saprodi, maka perlu dilaksanakan penyuluhan dan pembinaan secara bersama-sama yang melibatkan semua pihak yang berkompeten agar pelaksanaan kios saprodi yang menunjang penyaluran pupuk bersubsidi dapat terlaksana dengan baik. Penyuluhan yang dilaksanakan juga mengenai masalah permodalan yang sangat vital dalam pemenuhan keragaan saprodi yang diperlukan petani.
2) Melakukan sosialisasi tentang aturan penyaluran pupuk bersubsidi, jenis pupuk terdaftar kepada semua pihak/instansi terkait yang dilakukan secara berjenjang dari Provinsi, Kabupaten/kota sampai ke tingkat lapang/petani dengan melibatkan peran pemerintah daerah sampai ke desa, agar semua pihak dapat memahami peraturan/mekanisme penyaluran pupuk bersubsidi.
3) Mendorong agar produsen dan distributor agar meningkatkan fungsi pembinaan kepada pengecer dan mengarahkan pengecer untuk melaksanakan penyediaan saprodi sesuai dengan RDKK dan memberikan teguran dan sanksi bila melanggar.
4) Untuk menghindari terjadinya penjualan pupuk maupun pestisida ilegal, maka perlu ada informasi melalui buku, brosur atau leaflet tentang jenis – jenis pupuk dan pestisida yang sudah terdaftar di Kementerian Pertanian yang dapat dijadikan pegangan oleh pengelola kios sarana produksi.
5) Sosialisasi lebih diintensifkan sehingga petani paham dalam menentukan kebutuhan dan jenis saprodi yang diperlukan.
Permasalahan Terkait Bantuan Langsung Benih Unggul (Jagung)
1) Melakukan koordinasi yang lebih efektif antara Provinsi dengan kabupaten agar laporan-laporan yang dibutuhkan dapat diterima provinsi untuk menganalisa bantuan-bantuan yang telah diberikan.
2) Melakukan evaluasi terhadap laporan-laporan bantuan benih di kabupaten.
3) Perlunya diadakan pertemuan bulanan yang melibatkan unsur terkait untuk mengevaluasi Bantuan Benih Langsung Benih Unggul ditingkat petani.
B. Bidang Produksi Hortikultura
VIIIVIIIVIIIVIII ---- 5555 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
1. Pemasalahan Hortikultura di NTB.
Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan Hortikultura di Nusa Tenggara Barat adalah sebagai berikut :
a. Belum optimalnya penerapkan teknologi maju sesuai GAP/SOP sehingga kualitas produksi belum memenuhi standar pasar yang diperlukan.
b. Belum tersosialisasinya sistem budidaya tanaman yang baik dan benar sesuai GAP/SOP.
c. Tingkat SDM petani yang masih rendah sehingga pengelolaan lahan masih dilakukan secara konvensional.
d. Kondisi/perubahan iklim yang tidak dapat diprediksi e. Pengendalian OPT pra panen serta pasca panen belum optimal. f. Laporan bulanan serangan OPT hortikultura dan bencana alam di tingkat
daerah sering terlambat sehingga penanganannya menjadi tidak maksimal. g. Posisi tawar petani rendah karena kelembagaan manajemen usahatani belum
diterapkan secara optimal. h. Kurangnya dukungan dari pemerintah daerah Kabupaten/Kota untuk
hortikultura hal ini terlihat dari tidak adanya anggaran untuk hortikultura di APBD Kabupaten/Kota sehingga masih mengandalkan anggaran yang berasal dari pusat dan provinsi.
i. Kurangnya laporan data komoditas yang ditanam di kawasan-kawasan sentra setiap musim tanam sehingga sering terjadi revisi kegiatan.
j. Lemahnya koordinasi Kabupaten/Kota dengan Provinsi, akibat dampak dari OTDA.
2. Upaya Pemecahan Masalah Hortikultura di NTB.
a. Melakukan penumbuhan kelembagaan (UPJA, Kelompok tani) yang menanganai tanaman hortikultura atau dominan menangani tanaman hortikutura di daerah sentra-sentra hortikultura.
b. Mengintensifkan dan meningkatkan frekuensi sosialisasi cara budidaya yang baik dan benar sesuai GAP/SOP kepada petani.
c. Mengadakan pelatihan-pelatihan budidaya tanaman dan penerapan teknologi budidaya untuk meningkatkan pengetahuan petani.
d. Mengarahkan petani untuk menanam tanaman-tanaman/ komoditas unggul yang tahan terhadap perubahan iklim dan serangan hama.
e. Melakukan sosialisasi dan pengenalan jenis-jenis OPT utama hortikultura dan cara penanggulangannya baik OPT pra panen dan pasca panen.
f. Melakukan koordinasi yang lebih intensif lagi dengan pihak Kabupaten/Kota berkaitan dengan luasan areal tanam komoditas hortikultura, serangan OPT dan hal-hal yang berkaitan dengan usaha peningkatan produksi hortikultura.
g. Merancang program dan kegiatan yang lebih strategis, fokus dan operasional dalam pengembangan hortikultura dengan penerapan enam pilar pengembangan hortikultura yaitu pengembangan kawasan, penerapan SCM, penerapan GAP/SOP, melakukan fasilitasi agribisnis terpadu investasi hortikultura (FATIH), pengembangan kelembagaan hortikultura, dan peningkatan produksi hortikultura untuk konsumsi dalam negeri dan peningkatan akselerasi ekspor untuk menciptakan komoditi yang bermutu dan berdaya saing.
VIIIVIIIVIIIVIII ---- 6666 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
h. Mendorong Pemerintah Kabupaten untuk juga memberikan perhatian pada pengembangan hortikultura.
i. Dilakukan identifikasi yang lebih detail tentang kawasan-kawasan sentra hortikultura, komoditas yang diusahakan, peralatan yang tersedia dan yang diperlukan sesuai kebutuhan dan potensi wilayah sehingga mendukung penumbuhan sentra-sentra dalam pengembangan kawasan sesuai road map pengembangan kawasan yang telah disusun.
j. Dilakukan sosialisasi GAP/SOP komoditi hortikultura.baik dengan menyebarkan brosur/ leaflet maupun dengan pertemuan-pertemuan di lapangan.
k. Koordinasi yang lebih intens dengan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dalam merencanakan dan melaksanakan program kegiatan agar program kegiatan dapat terlaksana lebih terarah dan efisien serta tidak terjadi tumpang tindih.
l. Perlu melakukan pembenahan sisi administrasi data, dan melakukan upaya-upaya terobosan mengenai komoditi hortikultura baik ditingkat kabupaten maupun di provinsi, mengingat telah terbentuknya bidang yang menangani hortikultura di Kabupaten/Kota se Nusa Tenggara Barat
m. Membangun sistem komunikasi, koordinasi dan pelaporan yang lebih baik untuk menciptakan sinergisme pembangunan tanaman hortikultura NTB sebagai wujud dari kepedulian dan keseriusan kita dalam menciptakan kawasan-kawasan pengembangan yang memenuhi standar GAP/SOP dan memiliki produk bermutu dan berdaya saing.
C. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Dalam melaksanakan kegiatan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, khususnya kegiatan pengembangan penanganan pasca panen dan pengolahan hasil tanaman pangan dan hortikultura di Nusa Tenggara Barat terdapat beberapa permasalahan dan hambatan yaitu antara lain :
1. Pemandu Lapang II (PL II) yang berasal dari Penyuluh Pertanian Kabupaten kurang berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten Bima, sehingga kegiatan Sekolah Lapang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (SL-PTT) sub Sektor Hortikultura tidak dilaksanakan di Kabupaten Bima. Upaya pemecahan masalah : Menegur Petugas Kabupaten dan PL II, agar melaksanakan koordinasi yang baik di masa yang akan datang dan dana yang tersedia tidak digunakan / setor ke Kas Negara.
2. Pengadaan Sarana Pasar Tani terlambat pelaksanaannya, hal ini disebabkan karena untuk mendapatkan barang yang berkualitas sesuai spesifikasi teknis rekanan harus mendatangkan barang tersebut dari luar negeri ( inport). Upaya pemecahan masalah : Memesan barang ke luar Negeri.
3. Pembangunan sarana Gudang Jagung di Kabupaten Sumbawa terlambat pelaksanaannya. Hal ini disebabkan adanya penggantian material pada pintu gudang yang semula material dari kayu (sesuai bestek) di ganti dengan besi.
VIIIVIIIVIIIVIII ---- 7777 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
4. Dalam kegiatan expo telah banyak adanya kontak bisnis antara pelaku usaha / agribisnis NTB dengan pengusaha di luar NTB, namun tindak lanjut kesepakatan ini belum berjalan, hal ini disebabkan karena belum adanya pelaku usaha untuk menyediakan produk secara kontinyu dan kelembagaan petani/ pelaku usaha yang masih lemah. Upaya pemecahan masalah , membina pelaku agribisnis melalui kelompok tani dan kelompok usaha pengolahan.
5. Pengusaha/ pelaku usaha pemasaran maupun pelaku usaha pengolahan di daerah umumnya memiliki keterbatasan modal , sehingga tidak mampu membeli hasil produk petani / bahan baku usaha pengolahannya sesuai harapan , yang berimplikasi kepada kontinuitas produksi suplai produk kepada pasar menjadi kendala di dalam meraih pasar. Upaya pemecahan masalah, mendekatkan pelaku usah kepada lembaga keuangan (perbankan, Koperasi dan lain-lain).
6. Kegiatan operasional pasar tani selama tahun 2010 telah berjalan meskipun masih banyak kekurangan antara lain hambatan lokasi pasar tani, dan kurangnya dukungan dari pemerintah Kabupaten/ Kota melalui Dinas Pertanian belum maksimal terutama masalah bantuan sarana prasarana, seperti perijinan lokasi, gudang, transportasi, dll. Upaya pemecahannya, mencari lokasi yang memiliki potensi pemasaran dan memaksimalkan pemanfaatan sarana dan permodalan yang berasal dari Provinsi.
7. Sub Terminal Agribisnis (STA), telah berjalan sesuai dengan sasaran utama yaitu tersedianya data informasi harga pada terminal agribisnis, namun kelembagaan ini belum berkembang sebagaimana yang diharapkan dalam Pedum STA,. Upaya pemecahannya, pada tahun mendatang diupayakan bekerja sama dengan pihak ke tiga yang terkait dengan tugas dan fungsi STA.
8. Untuk memenuhi peluang pasar yang cukup potensial tersebut untuk komoditi pertanian dari daerah-daerah di Nusa Tenggara Barat, maka salah satunya yang perlu mendapat perhatian dalam mengangkat potensi daerah, yaitu memberikan pengetahuan dan pemahaman user atau pengunjung pameran, dan komoditi yang dipromosikan . Solusi/ pemecahannya : Agar pameran dilengkapi dengan brosur tentang diskripsi atau karakteristik komoditi yang bersangkutan dan untuk dapat menarik investasi dan atau minat investor ke Nusa Tenggara Barat, untuk pelaksanaan pameran yang akan datang agar dilengkapi dengan brosur atau leaflet informasi tentang potensi dan reputasi Daerah Nusa Tenggara Barat.
D. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian
VIIIVIIIVIIIVIII ---- 8888 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
A. Pemasalahan
1. Administrasi kegiatan di kabupaten/kota se-provinsi NTB belum berjalan sebagaimana mestinya dan belum mengirimkan laporan ke tingkat provinsi sehingga menyulitkan provinsi dalam menyusun laporan bulanan secara lebih lengkap dan akurat.
2. Kode Satker yang sering berubah-ubah 3. Pengalokasian anggaran yang tidak tepat sehingga harus revisi 4. Jumlah Satker yang terlalu besar/banyak 5. Seringnya penggantian petugas di Kabupaten/Kota yang menangani
pelaporan SAI 6. Tidak ada alokasi anggaran dan prasarana yang memadai untuk kegiatan
pelaporan 7. Kurangnya Sumber Daya Manusia yang menangani laporan.
B. Upaya Pemecahannya :
1. Adapun rencana tindak lanjut yang diharapkan pada tahun 2011 ini agar Bidang PLA dan seluruh Kabupaten/Kota se-provinsi NTB lebih melakukan tertib administrasi kegiatan.
2. Agar Kabupaten/Kota se-provinsi NTB selaku KPA, PPK, Pejabat Penandatangan SPM, Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Penerimaan Dana Tugas Pembantuan mencermati item kegiatan untuk mempercepat pertanggung jawaban dan laporan-laporan kegiatan ke Provinsi dan Pusat.
3. Untuk dapat mengakses bantuan-bantuan yang akan diberikan oleh pemerintah, kelompok perlu memperkuat kapasitas kelembagaannya dengan lebih baik.
4. Melakukan penertiban aset-aset dinas sebagai barang inventaris. 5. Propinsi memfasilitasi dan mengkoordinir kabupaten/kota se-provinsi NTB
dalam penyusunan dan penyampaian laporan keuangan yang akurat, akuntabel, dan tepat waktu sesuai ketentuan yang berlaku;
6. Setiap satker bekerjasama dengan KPKNL setempat untuk melakukan inventarisasi dan penilaian kembali aset yang pernah diadakan lewat APBN dan melaporkannya dalam laporan SIMAK BMN;
7. Kepala Dinas selaku Kepala Satker, meningkatkan pengawasan dan pengendalian internal dalam penyusunan dan penyampaian laporan keuangan.
8. Meningkatkan SDM petugas pelaporan keuangan, dan tidak mengganti petugas yang sudah dilatih sebelum ada penggantinya.
9. Mengalokasikan anggaran dan prasarana yang memadai untuk kegiatan pelaporan
IIIIXXXX ---- 1111 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
BAB IX KESIMPULAN
A. Bidang Produksi Tanaman Pangan
1. Sasaran dan realisasi tanam komoditi tanaman pangan Tahun 2011 s/d bulan September 2011 adalah : a. Total Padi, Sasaran 389.305 Ha ( MH 294.545 Ha dan MK 94.760 Ha) realisasi 419.404 Ha ( 107,64 % dari sasaran tahun 2011 ) - Padi Sawah, sasaran 334.640 Ha ( MH 239.880 Ha dan MK 94.760 Ha ) realisasi 370.253 Ha ( 110,64 % dari sasaran tahun 2011)
- Padi Ladang, sasaran 54.665 Ha ( MH 54.665 Ha dan MK tidak ada ) realisasi 48.787 Ha ( 89,25 % dari sasaran tahun 2011 )
b. Jagung, sasaran 97.120 Ha ( MH 74.185 Ha dan MK 22.935 Ha) realisasi 91.574 Ha ( 94,29 % dari sasaran tahun 2011 )
c. Kedelai, sasaran 96.197 Ha (MH 41.168 Ha dan MK 55.029 Ha) realisasi 76.232 Ha ( 79,25 % dari tahun 2011)
d. Kacang Tanah, sasaran 29.542 Ha ( MH 12.992 Ha dan MK 16.550 Ha) realisasi 26.584 Ha ( 88,99 % dari sasaran tahun 2011),
e. Kacang Hijau, sasaran 39.690 Ha ( MH 18.105 Ha dan MK 21.585 Ha) realisasi 46.258 Ha ( 116,55 % dari sasaran tahun 2011),
f. Ubi Kayu, sasaran 7.662 Ha ( MH 6.173 Ha dan MK 1.489 Ha) realisasi 4.781 Ha ( 62,40 % dari sasaran tahun 2011)
g. Ubi Jalar, sasaran 1.545 Ha ( MH 540 Ha dan MK 1.005 Ha) realisasi 969 Ha ( 62,72 % dari sasaran tahun 2011 )
2. Sasaran dan realisasi tanam komoditi tanaman pangan Tahun 2012 s/d bulan Desember 2012 adalah : a. Total Padi, Sasaran 395.188 Ha ( MH 298.429 Ha dan MK 96.759 Ha) realisasi 182.542 Ha ( 46,19 % dari sasaran tahun 2012 ) - Padi Sawah, sasaran 338.428 Ha ( MH 241.669 Ha dan MK 96.759 Ha ) realisasi 142.690 Ha ( 42,16 % dari sasaran tahun 2012 )
- Padi Ladang, sasaran 56.760 Ha ( MH 56.760 Ha dan MK tidak ada ) realisasi 39.852 Ha ( 70,21 % dari sasaran tahun 2012 )
b. Jagung, sasaran 100.975 Ha ( MH 75.475 Ha dan MK 25.500 Ha) realisasi 64.625 Ha ( 64,00 % dari sasaran tahun 2012 )
c. Kedelai, sasaran 86.775 Ha (MH 35.630 Ha dan MK 51.145 Ha) realisasi 10.582 Ha ( 12,19 % dari tahun 2012 )
d. Kacang Tanah, sasaran 29.962 Ha ( MH 13.412 Ha dan MK 16.550 Ha) realisasi 6.880 Ha ( 22,96 % dari sasaran tahun 2012 ),
e. Kacang Hijau, sasaran 44.120 Ha ( MH 22.535 Ha dan MK 21.585 Ha) realisasi 453 Ha ( 1,03 % dari sasaran tahun 2012 ),
f. Ubi Kayu, sasaran 7.675 Ha ( MH 6.183 Ha dan MK 1.492 Ha) realisasi 2.614 Ha ( 34,06 % dari sasaran tahun 2012 )
g. Ubi Jalar, sasaran 1.545 Ha ( MH 540 Ha dan MK 1.005 Ha) realisasi 277 Ha ( 17,93 % dari sasaran tahun 2012 )
IIIIXXXX ---- 2222 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
3. Sasaran dan realisasi panen komoditi tanaman pangan Tahun 2011 s/d bulan Desember 2011 adalah : a. Total Padi, sasaran 372.081 Ha ( Januari-Juni : 279.551 Ha dan Juli-Desember : 92.530 Ha) realisasi 419.627 Ha ( 112,78 % dari sasaran tahun 2011) - Padi Sawah, sasaran 317.416 Ha (Januari-Juni : 224.886 Ha dan Juli -Desember : 92.530 Ha ) realisasi 370.814 Ha ( 116,82 % dari sasaran dari sasaran tahun 2011)
- Padi Ladang, sasaran 54.665 Ha (Januari-Juni : 54.665 Ha dan Juli -Desember tidak ada ) realisasi 48.813 Ha (89,29 % dari sasaran tahun 2011 )
b. Jagung, sasaran 92.266 Ha (Januari-Juni : 89.581 Ha dan Juli-Desember : 22.686 Ha) realisasi 89.585 Ha ( 97,09 % dari sasaran tahun 2011 )
c. Kedelai, sasaran 91.387 Ha ( Januari-Juni : 35.909 Ha dan Juli-Desember : 55.478 Ha), realisasi 75.961 Ha ( 83,12 % dari sasaran tahun 2011)
d. Kacang Tanah, sasaran 28.065 Ha ( Januari-Juni : 12.868 Ha dan Juli -Desember : 15.197 Ha) realisasi 26.463 Ha ( 94,29 % dari sasaran tahun 2011),
e. Kacang Hijau, sasaran 37.706 Ha ( Januari-Juni : 15.373 Ha dan Juli-Desember : 22.333 Ha) realisasi 45.351 Ha ( 120,28 % dari sasaran tahun 2011),
f. Ubi Kayu, sasaran 7.662 Ha ( Januari-Juni : 3.393 Ha dan Juli-Desember : 4.269 Ha) realisasi 5.277 Ha ( 68,87 % dari sasaran tahun 2011)
g. Ubi Jalar, sasaran 1.468 Ha ( Januari-Juni : 507 Ha dan Juli-Desember : 961 Ha) realisasi 1.016 Ha ( 69,21 % dari sasaran tahun 2011 ),
4. Berdasarkan ARAM III 2011 produksi komoditi tanaman pangan Tahun 2011 diperkirakan mencapai : a. Total padi. Luas panen 416.079 Ha, produktivitas 49,43 kw/ha dan produksi 2.056.879 ton ( naik 15,91 % dari ATAP 2010 ) - Padi Sawah, Luas panen 367.301 Ha, produktivitas 51,41 kw/ha dan produksi 1.888.123 ton ( naik 16,50 % dari ATAP 2010)
- Padi Ladang, Luas panen 48.778 Ha, produktivitas 34,60 kw/ha dan produksi 168.756 ton ( naik 9,70 % dari ATAP 2010)
b. Jagung, Luas panen 89.406 Ha, produktivitas 49,49 kw/ha dan produksi 442.426 ton ( naik 77,68 % dari ATAP 2010)
c. Kedelai, Luas panen 74.806 Ha, produktivitas 11,07 kw/ha dan produksi 82.836 ton ( turun 11,05 % dari ATAP 2010)
d. Kac.Tanah, Luas panen 26.860 Ha, produktivitas 13,90 kw/ha dan produksi 37.331 ton ( turun 10,89 % dari ATAP 2010)
e. Kac. Hijau, Luas panen 46.620 Ha, produktivitas 11,19 kw/ha dan produksi 52.172 ton ( naik 4,32 % dari ATAP 2010)
f. Ubi Kayu, Luas panen 5.273 Ha, produktivitas 142,07 kw/ha dan produksi 74.912 ton ( naik 6,10 % dari ATAP 2010)
g. Ubi Jalar, Luas panen 1.032 Ha, produktivitas 116,48 kw/ha dan produksi 12.021 ton ( naik 8,47 % dari ATAP 2010)
5. Target dan Realisasi Tanam Kegiatan SL-PTT Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah dan kacang hijau s/d bulan Desember 2011 adalah a. Target SL-PTT Padi Non Hibrida 89.700 Ha, Realisasi tanam 79.625 Ha (88,77 %) dan panen 28.946 Ha dengan rata-rata produktivitas 62,87 Kw/Ha
b. Target SL-PTT Padi Lahan Kering 15.750 Ha, Realisasi tanam 14.518 Ha (92,18 %) dan belum panen sebesar 1.232 Ha (7,82 %)
IIIIXXXX ---- 3333 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
c. Target SL-PTT Jagung 6.000 Ha, Realisasi tanam 5.594 Ha ( 93,23 % ) dan luas panen 3.640 Ha dengan rata-rata produktivitas 75,19 Kw/Ha.
d. Target SL-PTT Kedelai 25.500 Ha, Realisasi tanam 24.910 Ha ( 97,69 % ) dan luas panen 22.570 Ha dengan rata-rata produktivitas 14,73 Kw/Ha
e. Target SL-PTT Kacang Tanah 5.500 Ha, Realisasi tanam 2.150 Ha ( 39,09 % ) dan luas panen 1.150 Ha dengan rata-rata produktivitas 16,93 Kw/Ha
f. Target SL-PTT Kacang hijau 2.500 Ha, Realisasi tanam 1.000 Ha ( 40,0 % ) dan luas panen 450 Ha dengan rata-rata produktivitas 12,33 Kw/Ha
6. Target dan Realisasi Tanam Kegiatan BLBU Non SL-PTT Padi, Jagung hibrida dan Kedelai s/d bulan Desember 2011 adalah : a. Target BLBU Padi Hibrida 3.000 Ha, Realisasi 3.000 Ha ( 100,0 % ) b. Target BLBU Padi Non Hibrida 12.000 Ha, Realisasi 12.000 Ha ( 100,0 % ) c. Target BLBU Padi Gogo 17.750 Ha, Realisasi 17.750 Ha ( 100,0 % ) d. Target BLBU Jagung 5.357 Ha, Realisasi 5.357 Ha ( 100,00 % ) e. Target BLBU Kedelai 5.090 Ha, Realisasi 5.090 Ha ( 100,0 % )
7. Target dan Realisasi Kegiatan BLBU APBN-P Jagung s/d bulan Desember 2011 adalah 15.000 Ha, Realisasi 15.000 Ha ( 100,0 % )
8. Target dan Realisasi Kegiatan CBN Padi, Jagung dan Kedelai s/d bulan Desember 2011 adalah : a. Target CBN Padi Non Hibrida 24.899,45 Ha, Realisasi 24.899,45 Ha (100,0 %) b. Target CBN jagung hibrida 17.417 Ha, Realisasi 17.417 Ha ( 100,0 % ) c. Target CBN jagung komposit 3.710 Ha, Realisasi 3.710 Ha ( 100,0 % ) d. Target CBN kedelai 2.727 Ha, Realisasi 2.727 Ha ( 100,0 % )
9. Target dan Realisasi Kegiatan Denfarm s/d bulan Desember 2011 adalah : a. Target Denfarm Ubi Kayu 150 Ha, Realisasi tanam 100 Ha ( 66,67 % ) b. Target Denfarm ubi jalar 450 Ha, Realisasi tanam 150 Ha ( 33,33 % )
10.Target dan Realisasi Program Unggulan Pengembangan Agribisnis Jagung (PAJ) Tahun 2011, s/d bulan Desember 2011 adalah : a. Target Tanam 97.120 Ha, Realisasi 103.204 Ha ( 106,27 % ) s/d Nop 2011 b. Target Panen 92.266 Ha, Realisasi 89.585 Ha ( 97,09 % ) c. Target Provitas 44,11 Kwt/Ha, ARAM III 49,49 Kwt/Ha ( naik 22,40% ) d. Target Produksi 407.000 Ton, ARAM III 442.426 Ton ( naik 77,68 % )
11.Target dan Realisasi Program Unggulan Pengembangan Agribisnis Jagung (PAJ), Oktober 2012 s/d bulan Desember 2012 adalah : a. Target Tanam 100.975 Ha, Realisasi 64.625 Ha ( 64,00 % ) b. Target Panen 95.926 Ha, Realisasi 0 Ha ( 0,0 % ) c. Target Provitas 49,35 Kwt/Ha, Realisasi 0,0 Kwt/Ha d. Target Produksi 473.432 Ton, Realisasi 0,0 Ton
12.Target dan Realisasi kegiatan Bantuan Benih Jagung APBD I s/d bulan Desember 2011 adalah Target 5.000 Ha dan realisasi tanam 5.000 Ha ( 100,0 % )
13.Target dan Realisasi Keuangan dan Fisik Kegiatan APBN, keadaan s/d bulan Desember 2011 realisasi Rp 545.034.200 ( 86,27 % dari target sebesar Rp 631.750.000 ), dengan rincian masin-masing kegiatan sebagai berikut :
- Target Fisik 100,00 %, Realisasi Fisik 100,00 % ( 8 Kabupaten/Kota : 1 kali Koordinasi ( @ 25 Orang ) dan 2 kali pengawalan ( @ 3 Orang ) )
c. Pembinaan, Pengawalan, Monev dan Pelap. SL-PTT KABI dan Dem Area - Target keuangan Rp.200.000.000 ( 100,00 %) dan Realisasi Keuangan Rp.143.793.000 ( 71,90 %)
- Target Fisik 100,0 %, Realisasi Fisik 75,00 % ( 10 Kabupaten/Kota : 1 kali Koordinasi ( @ 30 Orang ) dan 2 kali pengawalan ( @ 3 Orang ) )
d. Koordinasi Penyusunan Pengembangan Tanaman Pangan 2012 - Target keuangan Rp. 73.130.000 ( 100,0 %) dan Realisasi Keuangan : Rp 73.010.000 ( 99,84 %)
- Target Fisik 100,0 % dan realisasi Fisik : 100,0 % ( 1 Kali Koordinasi = 35 Orang, yaitu: dari 10 Kabupaten/Kota @ 3 Orang dan Provinsi 5 Orang )
e. Koordinasi Peningkatan Produksi Melalui SL-PTT Tingkat Provinsi, - Target Keuangan Rp. 92.440.000 (100,0%) dan Realisasi Keuangan : Rp 90.158.700 ( 97,53 %)
- Target Fisik 100,0 % dan realisasi Fisik : 100,0 % ( 1 Kali Koordinasi = 33 Orang, yaitu: dari 10 Kabupaten/Kota @ 3 Orang dan Provinsi 3 Orang )
f. Pengembangan Sorgum , - Target Keuangan Rp. 17.000.000 (100,0%) dan Realisasi Keuangan : Rp 6.000.000 ( 35,29 %)
14. Target dan Realisasi keuangan dan Fisik Kegiatan APBD, keadaan s/d bulan Desember 2011 realisasi Rp 154.571.500 ( 99,46 % dari target sebesar Rp 155.414.000 ), dengan rincian masin-masing kegiatan sebagai berikut : a. Pertemuan Koordinasi Akselerasi Pengembangan Komoditas Unggulan, Target Keuangan untuk kegiatan ini sebesar Rp 78.220.000,- dan Realisasi Keuangan Rp. 77.707.500 ( 99,34 % ), dengan rincian : 1) Pembinan dan Pengawalan
- Target Keuangan Pembinaan Rp 10.120.000,- dan Realisasi Keuangan Rp. 10.120.000 ( 100,00 % )
- Target Fisik Pembinaan 100 % dan Realisasi Fisik 100 % ( 0 Orang ) 2) Cetak Booklet PIJAR Evaluasi
- Target Keuangan Cetak Booklet PIJAR Evaluasi Rp. 32;550.000 dan Realisasi Keuangan Rp 32.137.500 % ( 98,73 % )
5) Pengadaan Alat Pengolah data - Target Keuangan Pengadaan alat pengolah data Rp 12.000.000 dan
Realisasi Keuangan Rp 11.950.000 ( 99,58 % ) - Target Fisik Pengadaan Lap top 100 % ( 1 Unit ) dan Realisasi Fisik 100 %
(1 Unit ) 6) Pembuatan Baliho
- Target Keuangan Pembuatan Baliho Rp 950.000 dan Realisasi Keuangan Rp 950.000 ( 100,00 % )
- Target Fisik Pembuatan baliho 100 % ( 1 Buah) dan Realisasi Fisik 100 % (1 buah )
b. Pertemuan Masyarakat Agribisnis Jagung - Target Keuangan Perjalanan Rp 12.350.000,- dan Realisasi Keuangan Rp. 12.350.000 ( 100,00 % )
- Target Fisik 100 % dan Realisasi Fisik 100,0 % c. Pertemuan Proksimantap 2012 - Target Keuangan Perjalanan Rp 64.884.000,- dan Realisasi Keuangan Rp. 64.514.000 ( 99,49 % )
- Target Fisik 100 % dan Realisasi Fisik 100,0 %
15. Dari hasil pertemuan koordinasi/Pembinaan dan pengawalan terhadap pelaksanaan SL-PTT Padi, Jagung, Kedelai, Kacang Tanah dan Kacang Hijau yang dilakukan, hal yang menonjol dijumpai di tingkat lapang adalah : a. Penyaluran benih untuk SL-PTT ada yang belum tepat waktu dan belum tepat varietas, sehingga pelaksanaan SL-PTT mundur dan atau beralih lokasi lain atau mundur di musim berikutnya
b. Dana untuk pembelian saprodi dan pertemuan di LL pencairannya ada yang belum tepat waktu disebabkan antara lain : ada kesalahan nama ketua kelompok, nama ketua di KTP dengan di rekening tidak sama, rekening yang dimiliki kelompok sudah tidak aktif, penyerahan no rekening ke Kabupaten/Kota dari tingkat lapang terlambat,
c. Petunjuk teknis ada yang terlambat sampai di tingkat penyuluh d. Pembuatan RUK ada yang belum tepat waktu dan belum mengambarkan keinginan murni kelompok
e. Pemilihan paket teknologi oleh kelompok bervariasi, sesuai dengan kebutuhan di lapangan seperti : penggunaan pupuk organik padat dan cair, pengendalian OPT mengunakan prinsip PHT, pembuatan saluran draenase, Pengolahan tanah, penggunan pupuk organic dan penanganan panen dan pasca panen
f. Pengiriman laporan dari Kabupaten/Kota ada yang belum benar dan tepat waktu karena laporan dari Ka UPTD/Pemandu lapang/PPL terlambat
IIIIXXXX ---- 6666 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
g. Pemandu lapang mengalami kesulitan membuat laporan karena keterbatasan ATK h. Dalam melakukan kunjungan untuk memandu di pertemuan kelompok, pemandu lapang mengalami kesulitan karena belum ada dana untuk transport
i. Pelaksanaan pelatihan PL III di Kabupaten/Kota ada yang tidak dilaksanakan, dan yang melaksanakan waktu pelaksanaannya belum disesuaikan dengan pelaksanaan SL-PTT
j. Tingkat kehadiran anggota kelompok, pada saat pertemuan kelompok sudah cukup bagus
k. Materi pembelajaran yang diberikan oleh pemandu lapang pada saat pertemuan kelompok sudah sesuai dengan permasalahan yang dihadapi di lapangan
16. Upaya pemantapan pencapaian produksi tahun 2011 beberapa hal yang telah dilakukan yaitu : a. Penyediaan sarana produksi khususnya benih dan pupuk secara tepat, termasuk percepatan penyaluran bantuan langsung benih unggul ( BLBU ) dan CBN
b. Mengamankan dari serangan OPT dan dampak fenomena iklim c. Meningkatkan kemitraan dengan stake holder pada areal SL-PTT d. Mengoptimalkan penggunaan peralatan pasca panen seperti terpal, sabit bergerigi, thresher, dryer dan silo dalam upaya menekan kehilangan hasil
e. Meningkatkan pendampingan/pengawalan khususnya pada areal SL f. Meningkatkan supervisi dan bimbingan g. Pengamanan tanaman melalui upaya penyediaan pengairan yang terjamin dengan berkoordinasi dengan jajaran PU Pengairan
h. Koordinasi, integrasi dan sinkronisasi disemua tingkatan antara Dinas teknis, penyedia dan penyebar sumber teknologi, BPS dan Badan/Kantor yang menangani penyuluhan
17. Sasaran Tanam, panen, provitas dan produksi tanaman pangan tahun 2012 yaitu
1) Sasaran Tanam a. Total Padi, Sasaran 395.188 Ha ( MH 298.429 Ha dan MK 96.759 Ha)
- Padi Sawah, sasaran 338.428 Ha (MH 241.669 Ha dan MK 96.759 Ha ) - Padi Ladang, sasaran 56.760 Ha ( MH 56.760 Ha dan MK tidak ada )
b. Jagung, sasaran 100.975 Ha ( MH 75.475 Ha dan MK 25.500 Ha) c. Kedelai, sasaran 86.775 Ha (MH 35.630 Ha dan MK 51.145 Ha) d. Kacang Tanah, sasaran 29.962 Ha ( MH 13.412 Ha dan MK 16.550 Ha) e. Kacang Hijau, sasaran 44.120 Ha ( MH 22.535 Ha dan MK 21.585 Ha) f. Ubi Kayu, sasaran 7.675 Ha ( MH 6.183 Ha dan MK 1.492 Ha) g. Ubi Jalar, sasaran 1.545 Ha ( MH 540 Ha dan MK 1.005 Ha)
2) Sasaran Panen a. Total Padi, Sasaran 378.267 Ha ( MH 286.346 Ha dan MK 91.921 Ha) - Padi Sawah, sasaran 321.507 Ha (MH 229.586 Ha dan MK 91.921 Ha ) - Padi Ladang, sasaran 56.265 Ha ( MH 56.265 Ha dan MK tidak ada )
b. Jagung, sasaran 95.926 Ha ( MH 71.701 Ha dan MK 24.225 Ha) c. Kedelai, sasaran 83.872 Ha (MH 31.951 Ha dan MK 51.921 Ha) d. Kacang Tanah, sasaran 28.464 Ha ( MH 13.270 Ha dan MK 15.194 Ha) e. Kacang Hijau, sasaran 41.334 Ha ( MH 20.612 Ha dan MK 20.732 Ha) f. Ubi Kayu, sasaran 7.675 Ha ( MH 6.183 Ha dan MK 1.492 Ha) g. Ubi Jalar, sasaran 1.468 Ha ( MH 507 Ha dan MK 960 Ha)
IIIIXXXX ---- 7777 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
3) Sasaran Produktivitas dan Produksi a. Total Padi, Sasaran provitas 55,70 kw/ha dan produksi 2.106.940 ton - Padi Sawah, sasaran provitas 58,06 kw/ha dan produksi 1.866.665 ton - Padi Ladang, sasaran provitas 42,33 kw/ha dan produksi 240.275 ton
b. Jagung, sasaran provitas 49,35 kw/ha dan produksi 473.432 ton c. Kedelai, sasaran provitas 13,61 kw/ha dan produksi 112.169 ton d. Kacang Tanah, sasaran provitas 15,53 kw/ha dan produksi 44.204 ton e. Kacang Hijau, sasaran provitas 10,68 kw/ha dan produksi 44.780 ton f. Ubi Kayu, sasaran provitas 141,58 kw/ha dan produksi 108.663 ton g. Ubi Jalar, sasaran 123,94 kw/ha dan produksi 18.192 ton
18. Sasaran Tanam, panen, provitas dan produksi tanaman pangan tahun 2011 yaitu :
1) Sasaran Tanam a. Total Padi, Sasaran 389.305 Ha ( MH 294.545 Ha dan MK 94.760 Ha)
- Padi Sawah, sasaran 334.640 Ha ( MH 239.880 Ha dan MK 94.760 Ha ) - Padi Ladang, sasaran 54.665 Ha ( MH 54.665 Ha dan MK tidak ada )
b. Jagung, sasaran 97.120 Ha ( MH 74.185 Ha dan MK 22.935 Ha) c. Kedelai, sasaran 96.197 Ha (MH 41.168 Ha dan MK 55.029 Ha) d. Kacang Tanah, sasaran 29.542 Ha ( MH 12.992 Ha dan MK 16.550 Ha) e. Kacang Hijau, sasaran 39.690 Ha ( MH 18.105 Ha dan MK 21.585 Ha) f. Ubi Kayu, sasaran 7.662 Ha ( MH 6.173 Ha dan MK 1.489 Ha) g. Ubi Jalar, sasaran 1.545 Ha ( MH 540 Ha dan MK 1.005 Ha)
2) Sasaran Panen a. Total Padi, Sasaran 372.573 Ha ( MH 279.551 Ha dan MK 93.022 Ha)
- Padi Sawah, sasaran 317.908 Ha ( MH 224.886 Ha dan MK 93.022 Ha ) - Padi Ladang, sasaran 54.665 Ha ( MH 54.665 Ha dan MK tidak ada )
b. Jagung, sasaran 92.264 Ha ( MH 70.329 Ha dan MK 21.935 Ha) c. Kedelai, sasaran 91.387 Ha (MH 35.908 Ha dan MK 55.480 Ha) d. Kacang Tanah, sasaran 28.065 Ha ( MH 12.867 Ha dan MK 15.198 Ha) e. Kacang Hijau, sasaran 37.706 Ha ( MH 15.373 Ha dan MK 22.332 Ha) f. Ubi Kayu, sasaran 7.662 Ha ( MH 3.393 Ha dan MK 4.269 Ha) g. Ubi Jalar, sasaran 1.468 Ha ( MH 508 Ha dan MK 960 Ha)
3) Sasaran Produktivitas dan Produksi a. Total Padi, Sasaran provitas 54,98 kw/ha dan produksi 2.016.978 ton
- Padi Sawah, sasaran provitas 49,73 kw/ha dan produksi 1.806.815 ton - Padi Ladang, sasaran provitas 41,00 kw/ha dan produksi 210.163 ton
b. Jagung, sasaran provitas 42,17 kw/ha dan produksi 407.000 ton c. Kedelai, sasaran provitas 14,61 kw/ha dan produksi 135.000 ton d. Kacang Tanah, sasaran provitas 14,10 kw/ha dan produksi 40.625 ton e. Kacang Hijau, sasaran provitas 13,55 kw/ha dan produksi 48.071 ton f. Ubi Kayu, sasaran provitas 134,94 kw/ha dan produksi 100.690 ton
IIIIXXXX ---- 8888 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
g. Ubi Jalar, sasaran 120 kw/ha dan produksi 16.908 ton
19. Perlu dikembangkan varietas unggul baru tanaman padi yang lebih tahan terhadap serangan OPT serta pengembangan keragaman varietas di lapangan.
20. Pemantauan pertanaman secara intensif dan berkesinambungan mulai dari pengolahan tanah, sampai dengan panen dan melaksanakan pengendalian dini secara cepat dan tepat dengan berpedoman pada pengendalian hama terpadu (PHT)
21. Meningkatkan bimbingan teknis dan penyuluhan di dalam upaya peningkatan upaya pengendalian OPT
22. Melakukan konsolidasi dan pendekatan dengan pemerintah daerah propinsi dan kabupaten/kota tentang keberadaan dan pentingnya peran POPT-PHP dalam pengamanan produksi.
23. Meningkatkan kewaspadaan semua jajaran petugas perlindungan tanaman terutama PHP terhadap serangan OPT utama sehingga frekuensi pengamatan lapangan, pelaporan dan penyebaran informasi kepada instansi terkait dan kelompok tani tentang bahaya serangan OPT dan cara pengendaliannya terutama di daerah endemis dan sentra produksi.
24. Menyiapkan pestisida dan alat pengendalian OPT sebagai stok/cadangan provinsi maupun kabupaten/kota yang dapat dilokasikan kepada petani/kelompok tani untuk menekan perkembangan serangan OPT dan dalam penggunaannya tetap berpedoman kepada prinsip pengendalian hama terpadu (PHT)
25. Ketersediaan pupuk bersubsidi di tingkat petani/kelompok tani masih belum memenuhi azas 6 (enam) tepat, terutama tepat jumlah dan harga.
26. Realisasi penyaluran pupuk di Nusa Tenggara Barat Tahun 2010 dibandingkan dengan rencana adalah sebagai berikut pupuk urea = 126.839,55 ton (86,10%), pupuk SP-36 = 13.535,00 ton (67,68%), pupuk ZA = 10.030,00 ton (80,24%), pupuk NPK = 21.934,60 ton (62,67%) dan pupuk Organik = 2.157,52 (17,26%).
27. Koordinasi dan sinkronisasi antar instansi terkait tentang peraturan tentang pupuk bersubsidi dan non subsidi perlu ditingkatkan agar terjalin kerjasama dan penyamaan persepsi dalam penyediaan dan pengawasan pupuk dan pestisida.
28. Kondisi iklim pada Tahun 2011 dengan curah hujan yang cukup banyak selama periode tanam berdampak pada meningkatnya luas tanam pada komoditi tanaman pangan terutama padi dan jagung. Namun demikian terjadinya anomali iklim pada bulan-bulan tertentu dengan kondisi ekstrim pada suatu wilayah mempunyai dampak negatif yaitu terjadinya kekeringan dan banjir pada beberapa areal pertanaman. Luas tanaman pangan yang terkena banjir dan kekeringan pada Tahun 2011 lebih sedikit dibandingkan kejadian banjir dan kekeringan pada beberapa tahun sebelumnya. Komulatif luas bencana alam pada tanaman pangan di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2011 sebagai berikut :
IIIIXXXX ---- 9999 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
• Bencana alam kekeringan seluas 1.504 ha dan yang mengalami puso seluas 347,10 ha yang terjadi pada tanaman padi.
• Bencana alam banjir seluas 2.389,75 ha dan yang mengalami puso seluas 885,20 ha dengan rincian : tanaman padi 802,20 ha, jagung 4 ha, kedelai 60 ha, kacang tanah 17 ha dan kacang hijau 2 ha.
29. Serangan OPT pada tanaman pangan tahun 2011 relatif aman, dibandingkan dengan luas serangan pada tahun lalu mengalami penurunan. Intensitas serangan sebagian besar kategori ringan dan telah dilakukan upaya pengendalian. Beberapa jenis OPT yang serangannya cukup luas dan perlu diwaspadai yaitu : kresek, penggerek batang, tungro, blas, dan hama putih pada tanaman padi; tikus pada tanaman jagung; belalang, kumbang tanah kuning dan ulat jengkal pada kedelai; penyakit karat daun pada kacang tanah. Komulatif luas serangan dan luas pengendalian OPT pada tanaman pangan pada Tahun 2011 yaitu : • Tanaman padi : luas serangan 13.595,38 ha dan luas pengendalian 13.256,95 ha (97,51 %).
• Tanaman jagung : luas serangan 1.456,85 ha dan luas pengendalian 646,40 ha ( 44,37 %).
• Kedelai : luas serangan 1.686,86 ha dan luas pengendalian 804,95 ha ( 47,72 %).
• Tanaman kacang tanah : luas serangan 569,20 ha dan luas pengendalian 161,70 ha ( 28,41 %).
• Tanaman kacang hijau : luas serangan 170,90 ha dan luas pengendalian 85,40 ha (49,97 %).
30. Perlu terus ditingkatkan kewaspadaan terhadap serangan OPT melalui pengamanan tanaman secara ketat yaitu dengan meningkatkan pemantauan dan pengamatan OPT lebih intensif dan pengendalian dini terhadap sumber serangan.
31. Penerapan pola tanam untuk memutuskan siklus hidup OPT perlu terus dilakukan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat karena beberapa tahun terakhir pola tanam di beberapa daerah tampaknya tidak ditepati lagi sehingga hampir setiap waktu terdapat pertanaman padi di lapangan.
32. Peran serta masyarakat petani Alumni Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) di dalam pengamatan maupun pengendalian OPT, perlu ditingkatkan dan untuk itu perlu dukungan dana bagi petugas di tingkat Kecamatan/ lapangan.
33. Berkurangnya tenaga POPT-PHP dibandingkan dengan jumlah kecamatan akibat pemekaran wilayah kabupaten/kecamatan dan terjadinya mutasi menjadi tenaga struktural sangat mempengaruhi kinerja perlindungan tanaman. Untuk mengatasi permasalah tersebut telah dilakukan pendekatan ke pemerintah kabupaten/kota dan kekurangan tenaga perlindungan tanaman telah dipenuhi, namun masih perlu dilakukan pembinaan dan pelatihan tekhnis.
34. Kegiatan-kegiatan untuk menumbuhkan semangat petani/kelompok tani untuk dapat melakukan gerakan pengendalian secara serentak di tingkat lapang perlu ditingkatkan.
IIIIXXXX ---- 10101010 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
35. Persediaan sarana pengendalian OPT (pestisida dan alat pengendalian OPT) masih mencukupi untuk melakukan antisipasi dan pengendalian serangan OPT.
36. Rata-rata jumlah curah hujan di provinsi Nusa Tenggara barat Tahun 2011 sebesar 1.396 mm. Apabila dibandingkan dengan rata-rata jumlah curah hujan Tahun 2010 sebesar 1.615 mm berarti pada Tahun 2011 terjadi penurunan jumlah curah hujan sebesar 219 mm. Walaupun terjadi penurunan jumlah curah hujan namun pada periode pertanaman padi curah hujan cukup banyak sehingga berdampak pada meningkatnya luas tanam.
37. Untuk membantu petani yang pertanaman padi sawahnya mengalami puso maka pada tahun 2011 telah dialokasikan bantuan penanggulangan padi puso (BP3) dari anggaran yang ada di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian kementerian Pertanian untuk areal seluas 861,9 ha dengan nilai sebesar Rp. 3.189.030.000,-.
38. Seiring dengan perkembangan teknologi budidaya maka pengenalan dan penggunaan varietas unggul baru yang tahan serangan OPT, pergiliran varietas, diversifikasi varietas perlu dikembangkan karena varietas unggul yang sedang berkembang dewasa ini seperti ciherang sudah kurang tahan terhadap serangan OPT.
B. Bidang Produksi Hortikultura Dari rangkaian program kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat, khususnya pada bisang pembangunan hortikultura dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengembangan Kawasan Tanaman Buah diharapkan dapat menumbuhkembangkan kawasan/sentra produksi buah, menjamin kesinambungan pasokan buah ke pasar dalam maupun luar negeri dan meningkatkan luas tanam sehingga usaha agribisnis yang dilakukan dapat mendatangkan keuntungan bagi petani.
2. Fasilitasi Kemitraan/Kontak Bisnis mempertemukan pihak-pihak terkait sehingga terjadi suatu kontak bisnis secara berkesinambungan antara pelaku usaha dalam memanfaatkan peluang bisnis hortikultura.
3. Terbentuknya konsorsium hortikultura (buah dan sayur) yang melibatkan MP3 (Masyarakat, Pakar, Pelaku usaha dan Pemerintah) akan meningkatkan manajemen pengelolaan usaha hortikultura dari tingkat hulu sampai hilir dan dapat menjalin kerjasama (networking) yang terintegrasi sehingga menghasikan suatu input optimal yang berdampak pada peningkatan pendapatan petani.
4. Terlaksananya pertemuan Apresiasi Teknologi Produksi (durian, pisang) diharapkan dapat meningkatkan pemahaman pelaku agribisnis dalam budidaya buah-buahan dan hasil-hasil penelitian terkait budidaya buah durian dan pisang dapat diaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari.
IIIIXXXX ---- 11111111 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
5. Apresiasi Teknologi Pasca Panen mampu meningkatkan kualitas SDM untuk penanganan pasca panen buah sehingga dapat meningkatkan daya saing serta mempertahankan mutu buah sampai di tangan konsumen.
6. Pedoman Teknologi Produksi Buah (Mangga, Manggis, Melon) dapat menjadi acuan petani di lapangan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas serta kontinuitas yang pada akhirnya mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.
7. Penataan rantai pasokan tanaman hias dapat menumbuhkembangkan kemitraan di kawasan sentra produksi tanaman hias dan mengembangkan jaringan kerjasama (networking) antar kawasan sentra produksi tanaman hias.
8. Rencana pengembangan kawasan tanaman hias dituangkan dalam “Rancang Bangun Pengembangan Kawasan Tanaman Hias” berupa pedoman yang dapat menjadi rujukan memadai dalam pengembangan kawasan tanaman hias secara menyeluruh dan hasilnya dapat dijadikan rujukan semua pihak terkait dalam mewujudkan terbentuknya kawasan tanaman hias yang berdaya saing.
9. Pertemuan Koordinasi/Sosialisasi/Workshop Kawasan Inisiasi/Intensif Tingkat Provinsi diharapkan dapat mengkoordinasikan, mensinergikan dan mengintegrasikan program, kegiatan dan pendanaan berbagai institusi pemerintah dan pelaku usaha/swasta agar terpadu, fokus dan sinergi dalam membangun kawasan inisiasi/intensif.
10. Pengaturan pola tanam sayuran sangat penting dilakukan untuk mendukung ketersediaan sayuran sepanjang tahun agar terjadi keseimbangan produksi dengan kebutuhan.
11. Beberapa kegiatan promosi yang diikuti tahun 2011 antara lain Indonesian Tropical Fruit Festival (ITF2) di Surabaya, Pekan Flori dan Flora Nasional (PF2N) di Sanur
Denpasar Bali, Festival Jamu di Yogyakarta dan Studi Banding/Magang ke Jawa Timur.
C. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Berdasarkan pelaksanaan kegiatan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian di Nusa Tenggara Barat tahun 2011 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Anggaran pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian yang Pelaksanaan kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil tahun 2011 telah berjalan dengan baik dan realisasi untuk anggaran : a. Dekonsentrasi pagu dana Rp. 1.390.250.000,-dengan realisasi keuangan mencapai Rp. 1.309.322.900 (94,18 %) dan realisasi fisik 98, 78 %. Sisa dana Rp. 80.927.100,-(Setor ke Kas Negara).
b. Tugas Pembantuan, Jumlah Pagu Dana Tugas Pembantuan Rp. 1.850.000.000,- Realisasi sampai dengan akhir Desember 2011 Realisasi keuangan Rp. 1.834.844.400,- (99,18 %) dan realisasi Fisik 100 %. Sisa Dana Rp. 15.155.600,-
IIIIXXXX ---- 12121212 LAPORAN TAHUNAN 2011
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
akibat adanya Sisa dana Bantuan Sosial Rp. 6.377.000,- , maksimalisasi biaya honor staf administrasi Rp.100.000,- dan maksimalisasi biaya perjalanan sebesar Rp.8.678.600,-Solusi : Stor ke Kas Negara.
c. Dana DPA SKPD, Pagu dana Rp. 821.760.050, Realisasi keuangan Rp. 659.770.330,-(80 %) dan realisasi fisik 100 %. Sisa Dana Rp. 161.989.700,- (Setor ke Kas Negara).
2. Sesuai dengan jadwal pelaksanaan kegiatan dan rencana kerja, maka sebagian besar kegiatan mendukung tugas pokok dan fungsi seksi-seksi yang ada di Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil.
3. Ajang pameran dan promosi merupakan media informasi dan komunikasi untuk memperkenalkan bebagai potensi dan reputasi usaha agribisnis serta berbagai produk unggulan darah Nusa Tenggara Barat kepada masyarakat agribisnis dari berbagai strata stake holder buyers/ investor/ pelaku usaha agribisnis.
4. Kegiatan Pasar Tani merupakan kegiatan sebagai media pembedlajaran kepada petani untuk mengenal pasar secara langsung , serta mendekatkan petani pada konsumen dengan sasaran memperpendek rantai pemasaran dengan harapan keuntungan petani menjadi lebih besar.
5. Pengawalan Farm Gate Market (STA) dapat memberikan informasi data oleh petugas STA dalam menangani pelayanan informasi pasar dan potensi komoditi hasil pertanian yang cepat akurat dan mudah diakses oleh masyarakat agribisnis.
6. Kelembagaan OKKPD sudah terbentuk dan sudah melakukan pembinaan kepada kelompok tani buah dan sayur dan telah melakukan registrasi dan sertifikasi terhadap 3 komoditas yaitu, jeruk Pamelo, Jeruk Graf Fruit dan Melon.
D. Bidang Pengelolaan Lahan dan Air
Pelaksanaan pembangunan Pengelolaan Lahan dan Air yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat selama Tahun Anggaran 2011 telah dilaksanakan. Beberapa hal yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut. :
1. Dari Total dana APBN sebesar Rp.900.000.000,- realisasi penyerapan dana Bidang Pengelolaan Lahan dan Air tahun 2011 mencapai Rp.883.332.092,- atau bobotnya sebesar 98,15% dan realisasi pelaksanaan fisik kegiatan sudah mencapai 98,21%, sehingga dana APBN yang tersisa dalam program Peningkatan Ketahanan Pangan Satker Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB adalah sebesar Rp.16.667.908,-
2. Dari Total dana APBD sebesar Rp.887.801.000,- realisasi penyerapan dana Bidang Pengelolaan Lahan dan Air tahun 2011 mencapai Rp. 876.461.700,- atau bobotnya sebesar 98,72% dan realisasi pelaksanaan fisik kegiatan sudah mencapai 99%, sehingga dana APBD yang tersisa adalah sebesar Rp.11.339.300,-
3. Dari Total dana TP sebesar Rp.39.903.700.000,- realisasi penyerapan dana kabupaten se-NTB tahun 2011 Rp.38.079.246.700,- atau 95,43% dan realisasi pelaksanaan fisik kegiatan mencapai 95,45%, sehingga dana TP yang tersisa dalam program Peningkatan Ketahanan Pangan Satker Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB adalah sebesar Rp.1.824.453.300,-