MAKALAH “Pencemaran Udara” Disusun Oleh: Kelompok 3: Rizka Juniar (1111016200009) Vivi Seftari (1111016200012) Abdurrohim (1111016200014) Rabil Alwi Darmawan(1111016200021) Febriani Sofyan (1111016200023) Deccia Citra (1111016200029) Dessy Maulidina (1111016200038) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Pencemaran udara umumnya diartikan sebagai udara yang
mengandung satu atau lebih bahan kimia dalam konsentrasi yang cukup
tinggi sehingga dapat menyebabkan gangguan atau bahaya terhadap manusia,
binatang, tumbuh-tumbuhan dan harta benda.1
Menurut “the Engineers’ Joint Council in Air Pollution and Its
Control”2, pencemaran udara diartikan sebagai hadirnya satu atau beberapa
kontaminan di dalam udara atmosfir di luar, seperti antara lain oleh debu,
busa, gas, kabut, bau-bauan, asap atau uap dalam kuantitas yang banyak,
dengan berbagai sifat maupun lama berlangsungnya di udara tersebut, hingga
dapat menimbulkan gangguan-gangguan terhadap kehidupan manusia,
tumbuh-tumbuhan atau binatang maupun benda, atau tanpa alasan jelas sudah
dapat mempengaruhi kelestarian kehidupan organisme maupun benda.
Menurut Chambers yang dimaksud dengan pencemaran udara adalah
bertambahnya bahan atau substrat fisik atau kimia kedalam lingkungan udara
normal yang mencapai sejumlah tertentu, sehingga dapat dideteksi oleh
manusia (atau yang dapat dihitung dan diukur) serta dapat memberikan efek
pada manusia, binatang, vegetasi dan material. Selain itu pencemaran udara
dapat pula dikatakan sebagai perubahan-perubahan atmosfer oleh karena
masuknya bahan kontaminan alami atau buatan ke dalam atmosfer tersebut.
Menurut Kumar, pencemaran udara adalah adanya bahan polutan di atmosfer
yang dalam konsentrasi tertentu akan mengganggu keseimbangan dinamik di
atmosfer dan mempunyai efek pada manusia dan lingkungan.3
Menurut Ir. Soedirman4, Pencemaran udara diartikan sebagai adanya
bahan atau zat-zat asing di udara dalam jumlah yang dapat menyebabkan
perubahan komposisi atmosfir normal.
1 Haryoto Kusnoputranto, Pengantar Toksikologi Lingkungan, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan) hlm. 38
2 Perkins Henry C, Air Pollution, (New York: Mc Graw-Hill Book Company) hlm. 33 H. J. Mukono, Toksikologi Lingkungan, (Surabaya: Airlangga University Press) hlm. 1934 Ir. Soedirman, Kriteria Pencemaran Udara dan Air,(Jakarta: Journal of Public Health, No.
13/tahun IV) hlm. 26
Terjadinya pencemaran udara dapat diterangkan dengan 3 proses,
yaitu atrisi (attrition), penguapan (vaporation) dan pembakaran (combustion).
Dari ketiga proses tersebut, pembakaran merupakan proses yang sangat
dominan dalam kemampuannya menimbulkan bahan polutan.5 Berdasarkan
Buletin WHO yang dikutip Holzworth dan Comirk (1976:690), penentuan
tercemaran atau tidaknya udara suatu daerah berdasarkan parameter sebagai
berikut:
Parameter Udara bersih Udara tercemar
Bahan partikel 0,01 - 0,02 mg/m3 0,07 - 0,7 mg/mm3
SO2 0,003 - 0,02 ppm 0,02 - 2 ppm
CO < 1 ppm 5 - 200 ppm
NO2 0,003 - 0,02 ppm 0,02 - 0,1 ppm
CO2 310 - 330 ppm 350 - 700 ppm
Hidrokarbon < 1 ppm 1 - 20 ppm
Sumber : Holzworth dan Cormick, 1976 :690
b. Macam-macam Pencemaran Udara
Bahan pencemaran udara atau polutan dapat dibagi menjadi dua
bagian:
Pencemaran primer
Pencemaran primer adalah polutan yang dikeluarkan langsung
dari sumber tertentu, dan dapat berupa:6
1. Gas
Gas terdiri atas: senyawa karbon, yaitu hidrokarbon,
hidrokarbon teroksigenasi, dan karbon oksida (CO atau CO2)
Senyawa sulfur, yaitu sulfur oksida
Senyawa nitrogen, yaitu nitrogen oksida dan amoniak
Senyawa halogen, yaitu flour, hidrogen klorida, hidrokarbon
terklorinasi, dan bromin.
Penyebab terjadinya pencemaran lingkungan di atmosfer
biasanya berasal dari sumber kendaraan bermotor atau industri.
5 H. J. Mukono, Op. Cit.6 Ibid, hlm. 194-195
Bahan pencemar yang dikeluarkan antara lain adalah gas NO2,
SO2, ozon, CO, HC, dan partikel debu. Gas NO2, SO2, HC, dan
CO dapat dihasilkan dari proses pembakaran oleh mesin yang
menggunakan bahan bakar yang berasal dari bahan fosil
(Mostardi, 1981)
2. Partikel
Partikel yang di atmosfer mempunyai karakteristik yang
spesifik, dapat berupa zat padat maupun suspensi aerosol cair di
atmosfer. Bahan partikel tersebut dapat berasal dari proses
kondensasi, proses dispersi (misalnya proses penyemprot/
spraying) maupun proses erosi bahan tertentu.
Asap (smoke) seringkali dipakai untuk menunjukkan
campuran bahan partikulat (partikulate matter), uap (fumas),
gas, dan kabut (mist).
Adapun yang dimaksud dengan :
- Asap adalah partikel karbon yang sangat halus (sering disebut
sebagai jelaga) dan merupakan hasil dari pembakaran yang
tidak sempurna.
- Debu adalah partikel padat yang dapat dihasilkan oleh
manusia atau alam dan merupakan hasil dari proses
pemecahan suatu bahan.
- Uap adalah partikel padat yang merupakan hasil dari proses
sublimasi, destilasi atau reaksi kimia.
- Kabut adalah partikel cair dari reaksi kimia dan kondensasi
uap air.
Berdasarkan ukurannya, secara garis besar partikel dapat
merupakan suatu :
a. Partikel debu kasar (coarse particle), jika diameternya > 10
mikron.
b. Partikel debu, uap dan asap, jika diameternya antara 1-10
mikron.
c. Aerosol, jika diameternya <1 mikron
Pencemaran sekunder
Yaitu semua pencemar di udara yang sudah berubah karena
hasil reaksi tertentu antara dua atau lebih kontaminan/polutan.
Umumnya pencemar sekunder itu merupakan hasil antara pencemar
primer dengan kontaminan/polutan lain yang ada di udara. Reaksi-
reaksi yang dimaksud dalam timbulnya pencemar sekunder antara
lain adalah reaksi foto-kimia dan reaksi oksida katalitis.7
Pencemar sekunder yang terjadi melalui reaksi fotokimia
umumnya diwakili oleh pembentukan ozon, yang terjadi antara zat-
zat hidrokarbon yang ada di udara dengan NOx melalui pengaruh
sinar ultra violet yang ada pada sinar matahari.
Sebaliknya pencemaran sekunder yang terjadi melalui reaksi-
reaksi oksida katalitis diwakili oleh pencemar berbentuk oksida-
oksida gas, yang terjadi di udara karena adanya partikel-partikel
logam di udara sebagai katalisator.
c. Sumber Pencemaran Udara
Sumber pencemaran udara dibagi dalam dua kelompok besar,
yaitu:8
1. Sumber pencemaran yang berasal dari proses atau kegiatan alam.
Contoh : kebakaran hutan, kegiatan gunung berapi, dan lainnya.
2. Sumber pencemaran buatan manusia (berasal dari kegiatan manusia).
Contoh :
a. Sisa pembakaran bahan bakar minyak oleh kendaraan bermotor
berupa gas CO, CO2, NO, karbon, hidrokarbon, aldehyde, dan
Pb.
b. Limbah industri : kimia, metalurgi, tambang, pupuk, dan minyak
bumi.
c. Sisa pembakaran dari gas alam, batubara, dan minyak, seperti
asap, debu, dan sulfurdioksida.
7 Dr. AL. Slamet Ryadi Skm, Pencemaran Udara, (Surabaya: Usaha Nasional) hlm. 19-208 Budiman Chandra. Pengantar Kesehatan Lingkungan, (Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran)
hlm. 76-77
d. Lain-lain, seperti pembakaran sisa pertanian, hutan, sampah, dan
limbah reactor nuklir.
Dalam proses pencemaran ini terjadi proses sinergistik yaitu suatu
keadaan ketika polutan satu dengan polutan yang lain di dalam udara
bereaksi menjadi jenis polutan baru yang lebih berbahaya dari polutan
semula. Contoh, dua jenis komponen polutan yang berasal dari sisa
pembakaran bahan bakar minyak (yaitu nitrogen dioksida dan
hidrokarbon) dengan bantuan sinar ultraviolet akan membentuk jenis
polutan baru (peroksiasetil nitrit dan ozon) yang sangat berbahaya bagi
kesehatan.
Reaksi kimia :
N2O + Hidrokarbon → Peroksiasetil Nitrat + O3
sinar matahari
Polutan baru ini akan menimbulkan kabut di permukaan bumi
dikenal sebagai kabut fotokimia (photochemical smog) atau senyawa
Untuk menanggulangi pencemaran udara yang terjadi di permukaan
bumi ini, perlu dilakukan langkah-langkah pencegahan dan pengendaliannya.
Beberapa batasan prosedur pencegahan dan pengendalian pencemaran udara
yang diajukan dalam Research into Environmental Pollution WHO tahun
1968, antara lain:26
a. Containment
Containment merupakan suatu upaya penanggulangan untuk mencegah
masuknya gas-gas toksik secara langsung ke dalam udara bebas. Upaya
inii dilakukan dengan cara memasang saringan atau filter pada alat
pembuangan agar konsentrasi gas yang keluar masih berada dalam batas
baku mutu emisi yang diperbolehkan dan tidak mengganggu kesehatan.
b. Replacement
Tujuan dari replacement adalah mengganti perlengkapan dan sumber
energi yang banyak mengakibatkan pencemaran dengan perlengkapan
dan sumber enargi yang kurang mengakibatkan pencemaran. Contoh,
penggantian bahan bakar batubara dengan tenaga listrik.
c. Dilution
Dilution merupakan suatu upaya untuk mengencerkan bahan pencemar.
Upaya ini dapat berlangsung secara alami dengan membangun daerah-
daerah hijau green belt. Daerah hijau tersebut merupakan suatu kawasan
yang ditanami dengan tumbuhan yang rindang dan ditempatkan di antara
lokasi permukiman dan kawasan industri.
d. Legislation
Upaya legislation diwujudkan dengan adanya peraturan dan perundangan
yang dikeluarkan untuk melindungi tenaga kerja, masyarakat umum, dan
untuk melestarikan lingkungan hidup.
e. International Action
WHO telah membentuk suatu jaringan internasional berupa
laboratorium-laboratorium yang bertugas memantau dan mempelajari
kasus-kasus pencemaran udara. Jaringan internasional tersebut berpusat
26 Ibid, hlm.82
di London dan Washington, sedangkan jaringan laboratorium lainnya
berada di Moskow, Singapura, dan Tokyo.
E. Upaya Pencegahan Pencemaran Udara Di Indonesia
Upaya pencegahan pencemaran udara di Indonesia, berdasarkan periode
waktunya, terbagi menjadi dua:27
a. Jangka pendek
- Sosialisasi melalui media cetak dan elektronik berkaitan dengan
bahaya pencemaran udara bagi kelangsungan hidup manusia dan
perubahan ekosistem pada alam semesta.
- Relokasi kawasan industri yang berada di tengah kota ke daerah
pinggiran kota dan pengembangan suatu daerah hijau (green belt)
yang mengitari kawasan industri yang akan dibangun.
- Penyelenggaraan analisis dampak lingkungan (Andal) secara rutin di
pabrik-pabrik yang berada di tengah kota atau di dekat lokasi
permukiman penduduk.
- Penyelenggaraan uji emisi gas buangan dari kendaraan bermotor
secara berkala dan pembentukan sistem pemantauan pencemaran
udara di setiap sudut kota.
- Perbaikan sarana transportasi darat terutama armada angkutan kota
agar lebih manusiawi (aman, nyaman, dan murah) sehingga dapat
mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.
- Penerapan program 3 in 1 pada kendaraan pribadi selama jam-jam
sibuk, terutama di jalan-jalan protocol di pusat kota.
- Pengawasan dan pelarangan pembakaran hutan terutama saat musim
kemarau yang pada kenyataannya terjadi hamper setiap tahun.
b. Jangka panjang
- Perencanaan tata ruang kota yang mengacu pada wawasan kesehatan
lingkungan.
27 Ibid, hlm. 83-84
- Mengganti bahan bakar untuk industry dan kendaraan bermotor
dengan bahan bakar yang ramah lingkungan, misalnya, bahan bakar
gas dan biosolar yang berasal dari minyak kelapa sawit.
- Membangun sarana transportasi perkotaan dengan mempergunakan
kereta api bawah tanah (subway station)
- Melakukan penghijauan atau membuat taman di setiap sudut kota.
- Mempersiapkan suatu undang-undang tentang kesehatan lingkungan
untuk menjamin terpeliharanya kualitas lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Kusnoputranto, Haryoto. Pengantar Toksikologi Lingkungan. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Chandra, Budiman.2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Henry C, Perkins. 1974. Air Pollution. New York: Mc Graw-Hill Book Company.
RA, Mostardi. et al. 1981. The University of Okron Study on Air Pollution and Human Health Effects I. Methodology, baseline data, and aerometrics. Arch Environ Health, 36 (5) : 243-9
Mukono, H. J. 2005. Toksikologi Lingkungan. Surabaya: Airlangga University Press.
Skm, AL. Slamet Ryadi. 1982. Pencemaran Udara. Surabaya: Usaha Nasional.
Soedirman.1975. Kriteria Pencemaran Udara dan Air. Jakarta: Journal of Public Health, No. 13/tahun IV.