WHO IPC Technical and Clinical Unit Modul 3: PPI dalam konteks COVID-19 Kewaspadaan standar, kewaspadaan berdasar transmisi & rekomendasi khusus COVID-19 Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) untuk Novel Coronavirus (COVID-19) Bahan ajar ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Tjioe Lukas Nugroho dari Infection Prevention and Control (IPC) for Novel Coronavirus (COVID-19), 2020. WHO tidak bertanggung jawab atas isi atau keakuratan dari terjemahan ini. Bilamana terjadi ketidakkonsistenan antara versi Bahasa Inggris dengan versi Bahasa Indonesia, maka yang akan dipakai sebagai acuan adalah versi bahasa Inggris sebagai versi yang asli dan mengikat. Translated into Indonesian by Tjioe Lukas Nugroho, from *Infection Prevention and Control (IPC) for Novel Coronavirus (COVID-19), 2020*. WHO is not responsible for the content or accuracy of this translation. In the event of any inconsistency between the English and the Indonesian, the original English version shall be the binding and authentic version.
63
Embed
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) untuk …corona.sumselprov.go.id/userfiles/030420202341_WHO_IPC...rekomendasi khusus COVID-19 Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) untuk
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
WHO IPC Technical and Clinical Unit
Modul 3: PPI dalam konteks COVID-19 Kewaspadaan standar, kewaspadaan berdasar transmisi & rekomendasi khusus COVID-19
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) untuk Novel Coronavirus (COVID-19)
Bahan ajar ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Tjioe Lukas Nugroho dari Infection Prevention and Control (IPC) for Novel Coronavirus (COVID-19),
2020. WHO tidak bertanggung jawab atas isi atau keakuratan dari terjemahan ini. Bilamana terjadi ketidakkonsistenan antara versi Bahasa Inggris dengan versi
Bahasa Indonesia, maka yang akan dipakai sebagai acuan adalah versi bahasa Inggris sebagai versi yang asli dan mengikat.
Translated into Indonesian by Tjioe Lukas Nugroho, from *Infection Prevention and Control (IPC) for Novel Coronavirus (COVID-19),
2020*. WHO is not responsible for the content or accuracy of this translation. In the event of any inconsistency between the English
and the Indonesian, the original English version shall be the binding and authentic version.
Definisi pembersihan: Pelepasan fisik material asing (seperti debu, kotoran) dan material
organik (seperti darah, sekresi, ekskresi, mikroorganisme). Pembersihan melepaskan
mikroorganisme secara fisik, bukan membunuhnya. Pembersihan dilakukan dengan air,
deterjen dan tindakan mekanis.
Prinsip-prinsip dasar pembersihan dan disinfeksi berlaku untuk semua area perawatan
pasien.
• Selalu pastikan alat perawatan pasien dibersihkan sebelum digunakan kembali untuk
pasien lain
• Jika mungkin, khususkan persediaan pembersihan di area-area berisiko lebih tinggi
(seperti ruang isolasi, bersalin, dan operasi
• Persediaan pembersihan untuk isolasi harus disimpan dan digunakan hanya di
area/ruang isolasiSumber: CDC dan ICAN. Best Practices for Environmental Cleaning in Healthcare Facilities in Resource-Limited Settings. Atlanta, GA: US Department of Health and Human Services, CDC; Cape Town, South Africa: Infection Control Africa Network; 2019. https://www.cdc.gov/hai/pdfs/resource-limited/environmental-cleaning-508.pdf
• Selalu bergerak dari area paling bersih ke area paling kotor-
• bersihkan dari area tinggi ke area rendah, dari luar ke dalam
• area isolasi dibersihkan terakhir
• Disarankan menggunakan sapu lembab dan lap basah untuk
meminimalisasi debu
• Gunakan sistem 3 ember untuk pembersihan dan disinfeksi
• Air untuk pembersihan harus air bersih
• Penyemprotan disinfektan tidak disarankanSumber: CDC dan ICAN. Best Practices for Environmental Cleaning in Healthcare Facilities in Resource-Limited Settings. Atlanta, GA: US Department of Health and Human Services, CDC; Cape Town, South Africa: Infection Control Africa Network; 2019. https://www.cdc.gov/hai/pdfs/resource-limited/environmental-cleaning-508.pdf
• Tingkatkan frekuensi pembersihan oleh petugas kebersihan di area
perawatan pasien
• Area isolasi harus diberi persediaan pembersihannya sendiri yang
terpisah dari area perawatan pasien bersih
• Semua limbah dari area isolasi dianggap terkontaminasi dan harus
dibuang sesuai metode limbah terkontaminasi di fasilitas Anda
• Petugas kebersihan harus memastikan bahwa APD yang sesuai
sudah dikenakan ketika membersihkan ruang atau area isolasi
• Persediaan pembersihan untuk isolasi harus disimpan dan
digunakan hanya di area/ruang isolasi
Pembersihan lingkungan di ruang/area isolasi
Anjuran prosedur dan frekuensi
pembersihan
Sumber: CDC dan ICAN. Best Practices for Environmental Cleaning in Healthcare Facilities in Resource-Limited Settings. Atlanta, GA: US Department of Health and Human Services,
CDC; Cape Town, South Africa: Infection Control Africa Network; 2019. https://www.cdc.gov/hai/pdfs/resource-limited/environmental-cleaning-508.pdf
Pembersihan rutin: pembersihan berkala (serta disinfeksi, saat dibutuhkan) saat ruangan masih
digunakan yang bertujuan membersihkan material organik, meminimalisasi kontaminasi mikrobial,
dan memberikan ruangan yang tampak bersih, terutama permukaan di zona pasien
Langkah-langkah pembersihan akhir
Pembersihan akhir: pembersihan dan disinfeksi setelah pasien dipulangkan atau dipindahkan.
Termasuk pembersihan material organik dan pengurangan besar serta eliminasi kontaminasi
mikrobial untuk memastikan tidak ada perpindahan mikroorganisme ke pasien berikutnya.
Lingkungan: cara mengelola linen yang sudah digunakan di bangsal
• Kenakan APD sesuai risiko ketika menangani linen terpakai atau
kotor
• Pegang linen kotor dengan gerakan seminimal mungkin untuk
menghindari kontaminasi
• Tempatkan linen kotor di kantong/wadah di tempat perawatan
• Jika linen sangat kotor
• bersihkan kotoran (seperti feses, muntahan) dengan sarung tangan serta
menggunakan benda yang datar dan keras
• buang material padat ke toilet siram dan buang alat lap ke tempat sampah
• tempatkan linen kotor ke wadah antibocor yang diberi label jelas (seperti
kantong dan wadah tertutup) di area perawatan pasien.
Lingkungan: cara mengelola linen yang sudah digunakan di bangsal
• Cara penataan dan pemindahan linen bersih harus
menghindarkan kontaminasi (misal, dalam wadah tertutup)
• Linen di bangsal perawatan pasien harus disimpan di area
khusus (misal, di lemari atau ruangan) atau wadah tertutup
yang jauh dari jangkauan publik.
Proses pengelolaan limbah
Mengelola limbah kegiatan perawatan dengan aman adalah tanggung jawab semua staf
• Penting agar prosedur pembersihan lingkungan dan disinfeksi
dipastikan diikuti secara konsisten dan tepat.
• Prosedur pembersihan permukaan lingkungan dengan air dan
deterjen dan menggunakan disinfektan dengan jumlah yang biasa
digunakan di rumah sakit (seperti natrium hipoklorit, 0.5%, atau
etanol, 70%) sudah efektif dan memadai.
• Alat dan perlengkapan medis, pencucian, alat makan dan limbah
medis harus dikelola sesuai dengan prosedur keamanan rutin.
Pertimbangan tambahan dalam langkah pencegahan standar
Rekomendasi 2. Memastikan
dilakukannya triase, identifikasi
awal, dan pengendalian sumber
Tatalaksana pasien sakit yang meminta pertolongan
Triase dan pengendalian infeksi yang tepat waktu dan efektif
Masukkan pasien ke
area khusus
Kasus khusus dan
protokol tatalaksana
klinis
Pemindahan dan
pemulangan secara aman
Penggunaan triase klinis di
fasilitas layanan kesehatan
untuk tujuan identifikasi
dini pasien yang
mengalami infeksi
pernapasan akut (ARI)
untuk mencegah transmisi
patogen ke tenaga
kesehatan dan pasien lain.
• Cegah area terlalu penuh (overcrowding).
• Lakukan triase cepat
• Tempatkan pasien ARI di area tunggu khusus
yang memiliki ventilasi yang cukup
• Selan langkah pencegahan standar, terapkan
langkah pencegahan percikan (droplet) dan
langkah pencegahan kontak (jika ada kontak
jarak dekat dengan pasien atau peralatan
permukaan/material terkontaminasi)
• Minta pasien yang memiliki gejala-gejala
pernapasan untuk menjalankan kebersihan
tangan, mengenakan masker dan menjalankan
kebersihan pernapasan
• Pastiken pasien saling berjarak setidaknya 1m
Triase (1)
Triase dan pengendalian infeksi yang tepat waktu dan efektif
Masukkan pasien ke
area khusus
Kasus khusus dan
protokol tatalaksana
klinis
Pemindahan dan
pemulangan secara aman
The triage or screening area requires the
following equipment:
Triase (2)
• Daftar pertanyaan skrining
• Algoritma untuk triase
• Berkas dokumentasi
• APD
• Alat dan poster kebersihan
tangan
• Termometer inframerah
• Tong sampah dan akses
pembersihan/disinfeksi
• Pasang petunjuk-petunjuk di
area umum berisi
pertanyaan-pertanyaan
skrining sindrom agar
pasien memberi tahu tenaga
kesehatan
Siapkan area selama triase:
1. Pastikan ada ruang yang cukup untuk triase (pastikan ada jarak setidaknya
1m antara staf skrining dan pasien/staf yang masuk
2. Sediakan pembersih tangan alkohol dan masker (serta sarung tangan
medis, pelindung mata dan jubah untuk digunakan sesuai penilaian risiko)
3. Kursi pasien di ruang tunggu harus terpisah jarak setidaknya 1m
4. Pastikan agar alur gerak pasien dan staf tetap satu arah
5. Petunjuk-petunjuk jelas tentang gejala dan arah
6. Anggota keluarga harus menunggu di luar area triase-mencegah area triase
menjadi terlalu penuh
Triase (3)
• Jangan menerima pasien berisiko rendah
tanpa komplikasi tanda dan gejala
pernapasan yang menunjukkan infeksi dan
tanpa penyakit yang mendasari.
• Kelompok pasien dengan diagnosis sama di
satu area.
• Pasien suspek jangan ditempatkan di area
yang sama dengan yang terkonfirmasi.
• Tempatkan pasien-pasien ARI yang
mengkhawatirkan di satu ruang berventilasi
baik, jika mungkin.
• Tugaskan tenaga kesehatan berpengalaman
PPI dan wabah.
Penempatan pasien di rumah sakit
Triase dan pengendalian infeksi yang tepat waktu dan efektif
Masukkan pasien ke
area khusus
Kasus khusus dan
protokol tatalaksana
klinis
Pemindahan dan
pemulangan secara aman
Rekomendasi 3. Menerapkan
langkah-langkah pencegahan
tambahan untuk kasus-kasus
COVID-19
• pasien yang menunjukkan gejala dan suspek atau yang
terkonfirmasi terinfeksi dengan patogen sangat menular,
• jika patogen dipandang penting dari sudut pandang epidemiologis,
• jika intervensi medis meningkatkan risiko transmisi agen infeksi
tertentu
• jika situasi klinis mencegah penerapan langkah-langkah pencegahan
standar secara sistematis
Sumber:
Langkah-langkah pencegahan tambahan
Diadaptasi dari:Ontario Agency for Health Protection and Promotion, Provincial Infectious Diseases Advisory Committee. Routine Practices and Additional Precautions in All Health Care Settings. Edisi 3. Toronto, ON: Queen’s Printer for Ontario; November 2012.
Apa saja yang dicakup dalam langkah pencegahan tambahan?
Langkah Pencegahan Standar
+
Akomodasi/isolasi khusus (seperti ruangan tunggal, jarak antar tempat tidur, toilet
terpisah dll.)
+
Petunjuk
+
APD
+
Peralatan khsusus dan pembersihan tambahan
+
Batasi pemindahan
+
Komunikasi
Langkah pencegahan tambahan didasarkan pada cara transmisi: cara langsung
Kontak langsung
Kontak langsung terjadi melalui sentuhan;
seseorang dapat mentransmisikan
mikroorganisme kepada orang lain melalui
sentuhan kulit atau dengan permukaan, tanah
atau tumbuhan
Penyebaran percikan (droplet)
Penyebaran percikan berarti penyemburan
aerosol relatif besar dalam jarak dekat yang
dihasilkan oleh bersin, batuk, atau bahkan
berbicara
Cara tidak langsung
Kontak tidak langsung
Transmisi tidak langsung berarti perpindahan agen infeksi
dari reservoir ke pejamu
Transmisi udara terjadi ketika agen infeksi terbawa
nukleus debu atau percikan yang melayang di udara
Kendaraan (vehicle) dapat secara tidak langsung
mentransmisikan agen infeksi
Vektor dapat membawa agen infeksi atau menyokong
pertumbuhan atau perubahan agen
Pasien suspek atau terkonfirmasi COVID-19 (1)
• Langkah-langkah pencegahan kontak dan percikan untuk semua pasien
suspek atau terkonfirmasi COVID-19
• Langkah pencegahan transmisi udara dianjurkan hanya untuk prosedur
yang menghasilkan aerosol (seperti pengisapan lendir (suctioning) terbuka
saluran pernapasan, intubasi, bronkoskopi, RJP)
• Semua pasien penyakit pernapasan harus ditempatkan di ruangan tunggal,
atau berjarak minimal 1m dari pasien lain waktu menunggu ruangan
• Suatu tim tenaga kesehatan harus dikhususkan untuk merawat hanya pasien
suspek
• Tenaga kesehatan harus mengenakan APD: masker medis, pelindung
mata atau wajah, jubah, dan sarung tangan
• Kebersihan tangan harus dijalankan setiap kali “5 Momen” WHO berlaku,
dan sebelum APD dan setelah melepas APD
Pasien suspek atau terkonfirmasi COVID-19 (2)
• Jika mungkin peralatan hanya digunakan sekali, khusus untuk satu pasien dan
didisinfeksi sebelum digunakan kembali
• Hindari memindahkan kasus suspek atau terkonfirmasi – jika perlu, pastikan
pasien mengenakan masker. Tenaga kesehatan harus mengenakan APD yang
sesuai.
• Pembersihan rutin lingkungan sangat penting
• Batasi jumlah tenaga kesehatan, pengunjung dan anggota keluarga yang
berkontak dengan pasien. Jika perlu, semua orang harus mengenakan APD.
• Semua orang yang masuk kamar pasien (termasuk pengunjung) harus dicatat
(untuk tujuan penelusuran kontak).
• Langkah-langkah pencegahan harus tetap dijalankan hingga gejala hilang.
Langkah-langkah pencegahan kontak
• Kamar tunggal
• Pasien tetap di kamar
• Kebersihan tangan sesuai “5 Moment”, terutama sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan sesudah melepas APD
• Jangan menyentuh mata, hidung atau mulut dengan tangan bersarung atau tidak bersarung yang terkontaminasi.
• Staf harus mengenakan APD yang sesuai: jubah + sarung tangan
• Pembersihan peralatan, disinfeksi, dan sterilisasi yang sesuai
• Pembersihan lingkungan disempurnakan
• Jangan mengkontaminasi permukaan yang tidak termasuk dalam perawatan pasien langsung (seperti gagang pintu, tombol lampu, ponsel)
Langkah-langkah pencegahan percikan
• Kamar tunggal
• jika ruangan tunggal tidak tersedia, pisahkan pasien
dari pasien lain setidaknya dengan jarak 1 m
• Tenaga kesehatan harus mengenakan APD sesuai:
• Masker medis
• Perlindungan mata (kacamata atau pelindung wajah)
• Jubah
• Pasien harus tetap tinggal di kamar (gerakan terbatas)
• Jika harus dipindahkan/bergerak, pasien wajib
mengenakan masker medis dan menggunakan rute
perpindahan yang sudah ditentukan sebelumnya
untuk meminimalisasi paparan untuk staf, pasien lain
Langkah pencegahan transmisi udara dianjurkan HANYA untuk
prosedur yang menyebabkan aerosol seperti:
- bronkoskopi,
- itubasi trakea,
- pemberian tekanan pada dada saat resusitasi jantung
paru dapat menyebabkan dihasilkannya aerosol
Hal-hal berikut ini wajib:
• Ruangan tunggal dengan ventilasi yang memadai:
ventilasi alami dengan aliran udara setidaknya 160L/s per pasien atau
di ruangan bertekanan negatif dengan setidaknya 12 pergantian udara per jam
dan arah aliran udara yang terkendali saat ventilasi mekanis digunakan
• APD: kontak + percikan
• Ganti masker medis dengan masker efisiensi tinggi di ruangan (N-95, atau
FFP2 atau masker setara)
Memasang Masker N95 –
Periksa kerapatan sebelum memasuki ruangan!
Layanan rawat Jalan
Prinsip-prinsip PPI dasar dan langkah-langkahpencegahan standar harus diterapkan di semua fasilitaslayanan kesehatan, termasuk layanan rawat jalan dan layanan primer
Untuk infeksi COVID-19, langkah-langkah berikut perludiambil:
• Triase dan identifikasi awal;
• skrining sindrom dilakukan di klinik;
• penekanan pada kebersihan tangan, kebersihanpernapasan dan masker medis digunakan olehpasien bergejala pernapasan (pertimbangkanpenggunaan tanda-tanda petunjuk);
Layanan rawat Jalan
Untuk infeksi COVID-19, langkah-langkah berikut perlu diambil
(lanjutan):
• jika memungkinkan – tempatkan pasien di ruangan terpisah atau
jauh dari pasien lain di ruang tunggu, dan kenakan masker,
sarung tangan dan jubah jika mungkin saat menemui pasien di
klinik (sebanyak mungkin langkah pencegahan kontak dan
percikan)
• saat pasien bergejala harus menunggu, pastikan area tunggunya
terpisah (terpisah jarak 1 m);
• perawatan pasien bergejala diprioritaskan;
• jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang identifikasi awal
atas gejala-gejala, langkah-langkah pencegahan dasar yang akan
digunakan dan fasilitas layanan kesehatan mana yang harus