MODUL 8 PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KLIEN DENGAN IMS DAN HIV SELAMA MASA PANDEMI COVID-19
MODUL 8
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KLIEN DENGAN IMS DAN HIV SELAMA MASA PANDEMI COVID-19
1
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran Umum• Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan pencegahan dan penanganan klien dengan IMS
dan HIV selama masa pandemi COVID-19
Tujuan Pembelajaran Khusus• Menjelaskan tinjauan umum IMS dan HIV• Menjelaskan panduan umum tentang penyediaan Layanan IMS dan HIV selama COVID-19• Menyebutkan prosedur pengujian dan diagnosis IMS dan HIV• Melakukan penanganan dan tata laksana IMS dan HIV• Mendeskripsikan strategi pemberian layanan alternatif bagi Klien IMS dan HIV selama pandemic COVID-19
2
POKOK BAHASANTinjauan Umum tentang IMS dan HIV
a. Transmisib. Manifestasi klinisc. Penanganan dan tata laksanad. Pencegahane. Screeningf. Pencatatan dan pelaporan
Apakah orang dengan IMS, termasuk HIV, lebih rentan terhadap COVID-19? Panduan Umum tentang PenyediaanLayanan IMS dan HIV selama COVID-19
a. Tindakan Pencegahan Standar untuk Pemberian Layanan IMS/HIVb. Tindakan Pencegahan Tambahan selama COVID-19c. Pesan Kunci - Dampak Utama COVID-19 Jika Layanan IMS/HIV Dibatasi atau Menjadi Sulit Diakses
Prosedur Pengujian dan Diagnostik IMS dan HIV
Penanganan dan tata laksana IMS dan HIV
Strategi Pemberian Layanan Alternatif bagi Klien IMS dan HIV selama pandemic COVID-19
3
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Tugas
Fasilitator menyampaikan tugas, cara pengerjaan, cara pengumpulan, dan penilaian.
Sesi Video
Peserta menyaksikan video pembelajaran yang telah dibuat
Diskusi dan tanya jawab.
Paparan materi
Pengkondisian
4
BAB ITINJAUAN UMUM TENTANG
IMS DAN HIV
6
Tata laksana IMS yang efektif
DASAR PENGENDALIAN IMS
- Mencegah komplikasi dan sekuele- Mengurangi penyebaran infeksi di masyarakat- Peluang untuk edukasi terarah terkait pencegahan infeksi HIV
LAYANAN IMS YANG DIPERLUKAN1. Pencegahan penularan IMS
2. Diagnosis dini IMS dan akses pada pengobatan
3. Tata laksana pasien simtomatik
4. Dapat menjangkau pasangan seks pasien dan mengobatinya
5. Memastikan mutu layanan IMS
6. Paket intervensi untuk mendapatkan dampak maksimal
7
• Program Triple Elimination• Pengendalian tersebarnya resistensi antibiotik pada infeksi
gonokokus
• Program vaksinasi HPV
• Intervensi perilaku à edukasi, screening
Prioritas intervensi:
- Populasi khusus
- Remaja
- Perempuan
hamil
- Mengurangi
stigmatisasi dan
diskriminasi
6
DAMPAK IMS DI SELURUH DUNIA1. Kematian janin dan neonatus akibat sifilis pada kehamilan
2. Kanker serviks, akibat infeksi HPV
3. Infertilitas akibat gonore dan klamidia
4. Risiko tertular HIV
5. Dampak IMS terhadap fisik, psikis, dan sosial à mempengaruhi kualitas hidup orang yang menderita IMS
7
TRANSMISI IMS
Dipengaruhi oleh:• Lama waktu masih infeksius• Kecepatan kontak• Keberagaman dalam aktivitas seksual
Kelompok inti – sangat aktif seksualPrevalensi tinggi
Populasi antara –Prevalensi sedang
Populasi umum –Prevalensi rendah
DINAMIKA TRANSMISI IMS DI TINGKAT POPULASI
5
KOMPONEN PENANGANAN KASUS IMSAnamnesis
Pemeriksaan klinis
Diagnosis yang tepat
Pengobatan dini dan efektif
Edukasi pasien
Penyediaan dan anjuran untuk menggunakan kondom
Notifikasi dan penanganan pasangan seksnya
INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS)Transmisi dan Manifestasi Klinis IMS
8
Chlamydia trachomatis
• Asimtomatik pada sekitar 70% wanita• Infeksi berat à keputihan abnormal, dysuria, dan perdarahan pasca-koital dan intramenstrual• Pada perempuan: dapat menginfeksi serviks, rektum, dan orofaring• Apabila tidak diobati à komplikasi parah à kehamilan ektopik, salpingitis, dan infertilitas• Pada laki-laki: limfogranuloma venereum (LSL)• Pada ibu hamil à komplikasi neonatus à prematur, BBLR, konjungtivitis, infeksi nasofaring, dan pneumonia
9
Chlamydia trachomatis
Servisitis pada infeksi C. trachomatis
10
Gonokokus (Neisseria gonorrhoeae)
• Asimtomatik• Keputihan tidak
normal• Nyeri panggul• Sulit BAK• Servisitis
mukopurulen
Gejala dan Tanda
• Penyakit radang panggul
• Nyeri panggul kronis
• Bayi: konjungtivitis neonatorum àkebutaan
Komplikasi
11
Sifilis – Infeksi Treponema pallidum subsp. pallidum
STADIUM MANIFESTASI KLINIS MASA INKUBASI
Primer Luka, indurasi, terjadi di tempat inokulasi, limfadenopati regional 3 minggu (10-90hari)
Sekunder
Erupsi kulit, lesi mukosa, kondilomata lata, alopesia setempat atau difus, demam, lemas, nyeri kepala, gangguan visus, limfadenopati. Lesi
kulit menyerupai keadaan infeksi ataupun noninfeksi lain (the great imitator), khas mengenai telapak tangan dan telapak kaki
2-12 minggu(2minggu – 6 bulan)
Laten Tanpa manifestasi klinis à serologi sifilis reaktif Dini (<2 tahun)Lanjut (>2 thn)
12
Sifilis – Infeksi Treponema pallidum subsp. pallidum
STADIUM MANIFESTASI KLINIS MASA INKUBASI
Tersier
Sifilis kardiovaskular: aneurisma aorta, stenosis ostium arterikoronaria, regurgitasi aorta
10-30 tahun
Neurosifilis: berkisar dari asimtomatikhingga simtomatik(nyerikepala, vertigo, perubahan kepribadian, ataksia, demensia, pupil
Argyll- Robertson<2 thn – 20 thn
Gumma: kerusakan jaringan pada semua organ, manifestasi tergantung pada lokasi yang terkena
1-46 thn(sebagian besarkasus 15 tahun)
Kongenital
Dini: 2/3 asimtomatik, infeksi fulminan diseminata, lesi mukokutan, osteokondritis, anemia, hepatosplenomegali, neurosifilis
Awitan < 2 thn
Lanjut: keratitis interstitialis, limfadenopati, hepatosplenomegali, kelainan tulang, gigi Hutchinson, neurosifilis
Menetap >2 thnsetelah lahir
13
Sifilis – Infeksi Treponema pallidumsubsp.pallidum
Sifilis primer Sifilis sekunder
Gumma
14
Herpes Simplex Virus
• Terdiri dari tipe 1 dan 2 à HSV-1 >> infeksi pada mulut | HSV-2 à >> ulkus genital – hanya dapat dibedakan melalui pemeriksaan laboratorium
• Infeksi HSV-2 à 3x lipat lebih mudah tertular HIV
• Terjadi SEUMUR HIDUP à kekambuhan simtomatik
• Manifestasi khas episode pertama: kelompok papul eritematosa, vesikel atau ulkus pada genital eksterna, daerahperianus, atau di bokong – timbul 4-7 hari setelah pajanan seks – HANYA PADA 10-25% infeksi primer
15
Herpes Simplex Virus
16
Human papillomavirus genital – kutilanogenital
• 95% akibat HPV tipe 6 dan 11
• Massa inkubasi: perempuan à 2,9 bulan | laki-laki à 11 bulan
• Dapat disertai gatal dan dispareunia
17
HIV Human Immunodeficiency Virus
Transmisi dan Faktor Risiko
18
HIV Menyerang sistem imun (>> limfosit T)
Infeksi oportunistik àAIDS – kumpulan
gejala/tanda akibat infeksi oportunistik
19
CARA PENULARAN
Cairan genital
• Cairan sperma dan cairan vagina pengidap HIV memiliki jumlah virus yang tinggi dan cukup banyak untukmemungkinkan penularan, terlebih jika disertai IMS lainnya
Kontaminasi darah atau jaringan:
• Transfusi darah dan produknya• Transplantasi organ• Penggunaan alat medis yang tidak steril
Perinatal – dari ibu ke janin/bayi
20
RISIKO PENULARAN HIV DARI IBU KE ANAK
Selama kehamilan 5-10%
Saat persalinan 10-20%
Selama menyusui (rata-rata 15%) 5-20%
Risiko penularan keseluruhan 20-50%
Dengan pelayanan pencegahan penularan <2%
21
FAKTOR RISIKO PENULARAN DARI IBU KE BAYI
Faktor ibu
• Kadar HIV/viral load dalam darah
• Kadar CD4• Status gizi selama kehamilan• Penyakit infeksi selama
kehamilan• Masalah payudara, jika
menyusui
Faktor bayi
• Prematuritas dan BBLR• Lama menyusu, bila tanpa
pengobatan• Luka pada mulut bayi, jika bayi
menyusu
Faktor persalinan
• Jenis persalinan• Lama persalinan• Tindakan episiotomi, ekstraksi
vakum dan forseps
22
Perjalanan Alamiah Infeksi HIV dan AIDS
23
STADIUM KLINISStadium 1
AsimtomatikStadium 2
Sakit RinganStadium 3
Sakit SedangStadium 4
Sakit berat (AIDS)
BBTidak ada
penurunan BBPenurunan BB 5-10% Penurunan BB > 10% Sindroma wasting HIV
Gejala
Tidak ada gejala/hanya
limfadenopati generalisata
persisten
• Luka di sekitar bibir• Ruam kulit yang
gatal• Herpes zoster
dalam 5 tahun terakhir
• Kandidiasis oral/vaginal• Oral hairy leukoplakia• Diare, demam yang
tidak diketahui penyebabnya >1 bulan
• Kandidiasis esofageal• Herpes simpleks ulseratif
>1 bulan• Limfoma
• Sarkoma kaposi• Kanker serviks invasif
• Retinitis CMV
• ISPA berulang• Ulkus mulut
berulang
• Infeksi bakterial yang berat (pneumoni, dll)
• TB paru dalam 1 tahun terakhir
• TB limfadenopati• Gingivitis/periodontitis
ulseratif nekrotika akut
• Pneumonia pneumositis• Tb ekstraparu
• Abses otak toksoplasmosis• Meningitis kriptokokus• Gangguan fungsi
neurologis bukan karena penyebab lain
24
PENANGANAN DAN TATA LAKSANA
Pelayanan Antenatal Terpadu
25
Pelayanan Antenatal Terpadu dan Berkualitassecara Keseluruhan
a. Memberikan pelayanan kesehatan termasuk gizi agar kehamilan berlangsung sehat dan konseling kesehatan reproduksi, kehamilan, persalinan dan KB
b. Melakukan deteksi dini masalah, penyakit dan penyulit/komplikasi kehamilan (termasuk TIPK untuk HIV, Sifilis danHepatitis B sesuai tingkat endemisitas wilayah)
c. Menyiapkan persalinan yang bersih dan amand. Merencanakan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi penyulit/komplikasi.e. Melakukan penatalaksanaan kasus serta rujukan cepat dan tepat waktu bila diperlukanf. Melibatkan ibu dan keluarganya terutama suami dalam menjaga kesehatan dan gizi ibu hamil, menyiapkan
persalinan dan kesiagaan bila terjadi penyulit/komplikasi
26
27
PENCEGAHAN IMS DAN HIV
Bagaimana Cara Mencegah IMS dan HIV?
28
TUJUAN PENCEGAHAN IMS dan HIV
1. Mengurangi morbiditas dan mortalitas berkaitan dengan IMS dan HIV
2. Mencegah infeksi HIV/AIDS
3. Mencegah komplikasi serius pada kaum perempuan
4. Mencegah efek kehamilan yang buruk
29
Pencegahan penularan HIV pada perempuan usia reproduktif
Pencegahan kehamilan yang tidak direncanakan pada perempuan dengan HIV, Sifilis danHepatitis B
Pencegahan penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari ibu hamil dengan HIV, Sifilis danHepatitis B ke bayi yang dikandungnya
Pemberian dukungan psikologis, sosial dan asuhan kepada ibu dengan HIV, Sifilis danHepatitis B beserta anak dan keluarganya
30
Pencegahan kehamilan yang tidak direncanakan pada perempuan dengan HIV
Memenuhi persyaratan
Aspek medis
Diperbolehkan jika:
Aspek sosial
1. Kesehatan ibu baik
2. Viral load tidak terdeteksi/telah minum ARV min 6 bln + tidak ada tanda-tanda infeksi oportunistik
3. Segera mulai ARV setelah hamil 1. CD4<350, viral load tinggi, stad. ¾
2. Gejala TB/infeksi oportunistik
1. Direncanakan oleh kedua belah pihak
2. Persetujuan dan dukungan dari anggota keluarga lain
3. Persiapan tabungan & asuransi
Kehamilan yang dapat menyebabkan masalah
31Bagan alur kegiatan PPIA komprehensif
32
SKRINING IMS DAN HIV
33
ANAMNESIS• Keluhan utama• Keluhan tambahan• Riwayat perjalanan penyakit• Siapa yang menjadi pasangan seksual• Kapan kontak seksual dilakukan• Jenis kelamin pasangan seksual• Cara melakukan hubungan seksual• Penggunaan kondom
• Riwayat dan pemberi pengobatan sebelumnya• Hubungan keluhan dan keadaan lainnya
• Riwayat IMS sebelumnya & pengobatannya
• Hari terakhir haid
• Nyeri perut bawah
• Cara kontrasepsi yang digunakan dan mulai kapan
34
ANAMNESISPerilaku berisiko tinggi:• Pasangan seksual > 1 dalam 1 bulan terakhir
• Berhubungan seksual dengan penjaja seks dalam 1 bulanterakhir
• Mengalami 1 / lebih episode IMS dalam 1 bulan terakhir.
• Perilaku pasangan seksual berisiko tinggi.
35
PEMERIKSAAN FISIK
• Gunakan sarung tangan. Jangan lupa cuci tangan
• Lakukan pemeriksaan genitalia eksterna –pembengkakakn, kemerahan, lecet, massa, duh tubuh
36
PENGAMBILAN SPESIMEN
Bila pasien sudah menikah à lakukan pengambilan spesimen dengan spekulum• Dari serviks: diambil dengan sengkelit/swab DacronTM steril à sediaan hapus dan kultur• Dari forniks posterior: sengkelit/swab DacronTM steril à sediaan basah à tes amin• Dari dinding vagina: kapas lidi/sengkelit steril à sediaan hapus• Dari uretra: sengkelit steril à sediaan hapusBila belum menikah à tidak dilakukan dengan spekulum à hanya dengan sengkelit steril dari vagina dan uretraBila belum menikah tetapi aktif seksual à penggunaan spekulum tergantung hasil informed consent
37
PENCATATAN DAN PELAPORAN
38
PENCATATAN DAN PELAPORAN
PENCATATAN• Kartu ibu / rekam medis lain di faskes
• Kohort ibu, register à form terpadu
• Buku KIA
• Pencatatan dari program yang sudah ada (imunisasi, HIV-AIDS, dll)
PELAPORAN
• LB3 KIA
• PWS KIA
• PWS Imunisasi
39
BAB IIHUBUNGAN KEHAMILAN DAN IMS-HIV
DENGAN COVID-19
40
ETIOLOGI COVID-19
• Genus : Betacoronavirus• Famili : Coronavirus• Karakteristik : • Bundar, pleomorfik• Diameter : 60-140 nm • Subgenus SARS
• 4 protein struktural : • Protein N : Nukleokapsid• Glikoprotein M : Membrane • Glikoprotein S : Protein spike• Protein E : Selubung
41
TRANSMISI VIRUS• Masa inkubasi : 1-14 hari
• Beberapa hari pertama infeksi memiliki risiko penularan tertinggi
• Penularan melalui droplet atau kontak langsung
• Penularan dapat terjadi meskipun penderita bersifat asimtomatik
DropletKontak
Kulit, mukosa
42
HUBUNGAN KEHAMILAN & IMS-HIV DENGAN COVID-19
Pengaruh COVID-19 terhadapkehamilan dan IMS-HIV?
COVID-19
IMS-HIV
Hamil
Informasi mengenai pengaruh infeksiCOVID-19 pada kehamilan masih belum
diketahui
43
HUBUNGAN COVID-19 DENGAN KEJADIAN IMS• Berdasarkan laporan oleh San Gallicano Dermatological Institute,
angka kejadian sifilis menurun
• Data oleh CDC menunjukkan bahwa 40 minggu pertama tahun
2020 dibandingkan 40 minggu pertama tahun 2019, penurunan
beberapa penyakit IMS adalah sebagai berikut :
• Klamidia : 18,2%
• Sifilis: 6,9%
• Gonore: tetap
• Beberapa perubahan tersebut mungkin disebabkan oleh
penurunan transmisi IMS selama pandemi atau penurunan
terhadap pelaporan kasus
Pelaporan
Transmisi
Kasus
44
HUBUNGAN COVID-19 DENGAN KEJADIAN IMS
Berdasarkan penelitian oleh Tamuzi dkk:
• Patogenitas COVID-19 meningkat pada penderita HIVdengan gangguan imunitas
• Penderita HIV dengan koinfeksi TB dapatmeningkatkan derajat keparahan COVID-19
45
HUBUNGAN COVID-19 DENGAN KEJADIAN IMS
Risiko penularan HIV dapat meningkat selama pandemic COVID-19 akibat:
• Status imunitas pada penderita HIV meningkatkan risiko infeksiSARS CoV-2
• Kurangnya edukasi mengenai COVID-19 oleh tenagakesehatan
• Kurangnya persediaan APD• Kurangnya akses terhadap kondom• Peningkatan kasus prostitusi untuk alasan ekonomi
selama pandemi• Peningkatan risiko kekerasan seksual dan pemerkosaan
selama pandemi
46
BAB IIIPANDUAN UMUM TENTANG PENYEDIAAN LAYANAN IMS DAN HIV SELAMA COVID-19
47
Setiap orang dianggap potensial menularkan penyakit (bisa asimtomatik)
Setiap orang berisiko terkena infeksi
Permukaan benda disekitar kita, peralatan, dan benda lainnya yang akan dan telahbersentuhan dengan permukaan kulit yang tidak utuh, lecet selaput mukosa atau darah dianggap terkontaminasisehingga setelah selesai digunakan harus diproses secara benar
Jika tidak diketahui apakah permukaan, peralatan, atau benda lainnya telah diproses dengan benar maka semua ituharus dianggap masih terkontaminasi
Mempraktikkan etika batuk- beRisiko infeksi tidak bisa dihilangkan secara total, tapi dapat dikurangi hingga sekecil mungkindengan menerapkan tindakan pencegahan infeksi secara benar dan konsisten rsin.
Prinsip – Prinsip Kewaspadaan Standar pada Ibu Hamil, Bersalin, Nifas, Bayi baru lahir dengan HIV/IMS
48
• Sering mencuci tangan .Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
• Mengenakan sarung tangan• Pakailah sarung tangan non-steril sekali pakai untuk
semua prosedur
• Memakai APD Sesuai standar. seperti baju ataucelemek tahan air, untuk melindungi darikemungkinan terpercik darah atau cairan tubuhlain.
• Penanganan aman terhadap benda-benda tajam• Upayakan penggunaaan jarum suntik seminimal
mungkin dan berdasarkan indikasi.
• Safety Box kotak pengaman barang bekas pakaiPembuangan limbah: Bakar semua sampah medisdi area terpisah, sebaiknya masih pada lahanfasilitas pelayanan kesehatan
Tindakan Kewaspaan Standar
1
2
3
4
5
49
Prinsip Kewaspadaan Berbasis Transmisi
Respirator
Masker
Kewaspadaan Transmisi Droplet
50
Cuci tangan dengan sabun dan air sedikitnya selama 20 detik. Gunakan hand sanitizer berbasis alkohol yang setidaknya mengandung alkohol 70%, jika air dan sabun tidaktersedia.
Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang belum dicuci.
Sebisa mungkin hindari kontak dengan orang yang sedang sakit.
Menggunakan masker. Tetap tinggal di rumah saat sakit atausegera ke fasilitas kesehatan yang sesuai, jangan banyak beraktivitas di luar.
Tutupi mulut dan hidung saat batuk atau bersin dengan tissue. Buang tissue padatempat yang telah ditentukan. Bila tidak ada tissue lakukan batuk sesui etika batuk
Perlindungan Tambahan untuk Penyedia Layanandan Klien
51
Pada pasien dengan komorbid HIV/IMS dapat menimbulkan kondisidilematis berkaitan dengan kemampuan ekonomi, saat pergi ke layananKesehatan dan kesediaan obat-obatan.
Dampak COVID-19
52
BAB IVPROSEDUR DAN DIAGNOSTIK IMS DAN HIV
53
Pemeriksaan IMS untuk diagnosis
Mikroskop
Kultus
Serologi
DeteksiAntigen
NAAT
NAAT merupakan pemeriksaan dengan hasil paling sensitif, sedangkan kultur atau biakan hasilnya paling
spesifik
54
Spesimen Duh Tubuh
Rektum
Faring
Urin
Duh Konjungti
va
Darah
Dasar Ulkus
Genital
55
Seringasimtomatik
Neisseriagonorrhoeae
Identifikasi N. gonorrhoeae dalam cairan genital atau di luar genital
Pewarnaan Gram akanditemukan diplokokus intraselleukosit polimorfonuklir.
55
Herpes Simplex VirusTest yang dapat dilakukan : deteksi antigen, NAAT, serologi
Pewarnaan Gram akan ditemukandiplokokus intrasel leukositpolimorfonuklir.
55
Chlamydia Trachomatis
Penyebab tersering IMS akibat bakteri secaraglobal
Dapat menyebabkan penyakit radangpanggul (PRP), kehamilan ektopik, infertilitas akibat faktor tuba, epididimitis, prostatitis, dan lain-lain
55
Trichomonas VaginalisPemeriksaan sediaan basahmetode diagnostik lini pertamayang ideal, artinya bila positif, dapat menegakkan diagnosis definitif dengan spesifisitas yang tinggi bila dilakukan dan diinterpretasi dengan benar.
Pemeriksaan spesimen duh tubuhvagina yang berasal dari forniksposterior yang dioleskan pada kacaobjek yang telah ditetesi denganlarutan NaCl 0,9%
Terdapat 4 cara pemeriksaan: sediaan basah denganmikroskop, deteksi antigen, kultur, dan nucleic acid amplification tests (NAAT).
55
Vaginosis BakteriPemeriksaan kultur organisme yang berkaitan dengan VB tidak bernilai diagnostik.
Diagnosis dengan kriteria Amseldengan menemukan 3 dari 4 kriteria:1. duh tubuh vagina putih
keabuan, homogen dan melekat;
2. pH >4,5; 3. bau amis sepertiikan, dan 4. clue cells.
Penyebab umum duh tubuhvagina, dan dihubungkandengan ekosistem vagina, akibat berkurangnya populasilactobacilli di vagina
Kandidiasis Vulvovaginalis
64
Disebabkan oleh jamur Candida albicans pada 85%kasus, dan C. glabrata pada 15%
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gabungan manifestasiklinis dan pemeriksaan mikroskopik sediaan basah atauspesimen yang ditetesi dengan kalium hidroksida (KOH).
Jika ditemukan sel ragi yang bertunas dan memberikannilai prediksi yang sangat tinggi untuk diagnosis KVV
Kandidiasis Vulvovaginalis
65
Pada perempuan dengan duh tubuh vagina abnormal, yangdatang ke fasilitas kesehatan tanpasarana laboratorium,pemeriksaanpH vagina <4,5 merupakan indikator yang baikuntuk KVV
Pemeriksaan dengan apusan spesimen yang diwarnai denganpewarnaan Gram, untuk menemukan sel ragi dan pseudohifalebih disukai untuk memastikan diagnosis kandidiasis.
58Venereal Disease Research Laboratory (VDRL) |T. pallidum haemagglutination assay (TPHA)
T. pallidum
VDRL
TPHA
Test Serologi
59
Alur Tes Serologis SifilisTes Treponema danNon Treponema
Hasil tes non-treponemal (RPR atauVDRL) masih bisa negatif (non-reaktif)sampai empat minggu sejak pertama kalimuncul lesi primer. Tes ini dapat diulang1-3 bulan kemudian pada pasien yangdicurigai sifilis dengan hasil RPR atauVDRL negatif.
60
TEST HIV DAN KONSELING
61
Tes atas Inisiatif Pemberi Pelayanan Kesehatan dan Konseling(TIPK)
Confidential
Consent
Counseling
Recording-reporting
Referral
Prinsip 3C
Prinsip 2R
62
Alur Tes HIV- Sifilis atas Inisatif PemberiPelayanan Kesehatan Dan Konseling
63
BAB VPENANGANAN DAN TATALAKSANA IMS DAN HIV
PEMBERIAN TERAPI SEBAGIAN BESAR DILAKSANAKAN DI FASILITAS RUJUKAN
79
PEMBERIAN ARV PADA IBU HAMIL DENGAN INFEKSI HIV
SYARAT PEMBERIAN ARV ’’ SADAR ‘’
menerima ARV, mengetahuidengan benar efek ARV
terhadap infeksi HIV
SIAPkepatuhan minum obat
ADHERENCE
menanyakan dan berdiskusidengan dokter mengenai
terapi.
AKTIFMinum obat dan kontrol ke
dokter
DISIPLINMemeriksakan diri jika ada
keluhan
RAJIN
82
BAB VISTRATEGI PEMBERIAN LAYANAN ALTERNATIF BAGI KLIEN HIV SELAMA
PANDEMIC COVID-19
83
SULUH TEMUKAN OBATI PERTAHANKAN
PENANGANAN HIV/AIDS
STOP
84
Tetap harus diupayakan agar semua pelayanankesehatan berjalan sebagaimana mestinya, termasuk
layanan IMS, HIV/AIDS, IMS dan Program TerapiRumatan Metadon (PTRM).
Orang dengan HIV/AIDS terutama dengan CD4 rendahdan dengan infeksi HIV lanjut, lebih rentan untuk
terinfeksi bakteri, protozoa, jamur serta virus dibandingkan dengan masyarakat umum.
Protokol pelaksanaan Layanan HIV AIDS selamaPandemi Covid-19
85
Saat ini belum ada data yang menunjukkan bahwaODHA yang stabil dalam ART memiliki risiko lebih besaruntuk terinfeksi Covid-19 atau mengalami sakit berat
akibat Covid-19.
Namun sangat penting untuk dilakukan upayapencegahan dan pengendalian infeksi pada ODHA karena kematian akibat Covid-19 lebih tinggi pada
orang yang berusia lanjut serta orang yang memilikikomorbid/penyakit lain seperti kanker, Diabetes dan
penyakit Kardiovaskuler, sedangkan komorbiditas lazimditemukan pada ODHA.
Protokol pelaksanaan Layanan HIV AIDS selamaPandemi Covid-19
86
Protokol pelaksanaan Layanan HIV AIDS selama Pandemi Covid-19
ODHA dan penyalahgunaan NAPZA dapat terinfeksi melalui droplet yangberasal dari batuk/bersin orang yang terinfeksi Covid-19. Droplet inidapat masuk melalui hidung, mulut dan mata, akibat kontak dekat ataukontak tidak lansung dengan permukaan benda yang terkonformasi virus.
ODHA dan penyalahguna NAPZA perlu diberikan edukasi agar merekapaham bahwa gejala dan tanda covid-19 mirip dengan gejala flu biasa,seperti demam sedang atau demam tinggi, batuk kering, sakittenggorokan, hidung berair, lelah/letih
87
Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19 pada ODHA, Penyalahgunaan NAPZA
Layanan dukungan dan pengobatan untuk HIV/AIDS agar dilaksanakan sesuai standar Precautions/kewaspadaan standaruntuk pencegahan dan pengendalian infeksi
Mendahulukan pelayanan kepada ODHA dan penyalahgunaan Napza dengan batuk, demam, atau dengan jejala flu lain.
Bagi layanan dukungan dan pengobatan IMS, HIV/AIDS termasuk PTRM yang juga menjadi layanan rujukan Covid-19 agardipertimbangkan untuk mengalihkan layanan PDP/ARV/PTRM tersebut ke layanan PDP/ARV/PTRM lain.
Bersamaan dengan pengalihan layanan maka pengalihan logistic dari layanan PDP/ARV/PTRM asal ke layananPDP/ARV/PTRM lain, hendaknya dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
88
Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19 padaODHA, penyalahgunaan NAPZA
Bagi layanan PTRM dapat dipertimbangkan untuk pemberian THD (Take Home Dosage) dengan sepengetahuan wali pasien dan dilakukan dengan menyesuaikan kondisi layanankesehatan, namun tetap menerapkan prinsip pemutusan rantai penularan Covid-19. THD yang diberikan selama-lamanya 7 (tujuh) hari. Bagi pasien dengan THD>= 500 mg makadiperlukan surat keterangan dari dokter penanggung jawab PTRM
Pengalihan pencatatan dan pelaporan dilakukan sesuai dengan mekanisme tujuk keluar dan rujuk masuk, dengan mengirimkan form rujukan dan salinan ikhtisar perawatan HIV dan ART via email atau whatsapp ke petugas RR di layanan yang akan meneruskan pengobatan ODHA.
89
Upaya Pencegahan penyebaran Covid-19 padaODHA, penyalahgunaan NAPZA
Pemberian persediaan obat ARV untuk masa 2-3 bulan dapatdipertimbangkan bagi ODHA yang stabil, secara selektif dan hanyadilakukan jika persediaan ARV mencukupi.
Selanjutnya pemberian multi-bulan ARV (2-3 bulan) diprioritaskan bagiODHA yang tinggal di wilayah episentrum covid-19.
Untuk setiap pemberian layanan PTRM, diupayakan menjaminketersediaan metadona selama masa 3 bulan atau selesainya masatanggap darurat Covid-19 yang ditetapkan oleh badan yang berwenang.
90
Upaya Pencegahan penyebaran Covid-19 pada ODHA, penyalahgunaan NAPZA
• Bagi ODHA dengan IO (infeksi oportunistik), infeksi HIV lanjut, atau pertama kali mendapat ARV, makacontrol tiap bulan tetap harus dilakukan.
• Perlu ada kerja sama dengan komunitas/pendukung ODHA untuk memastikan kondisi dankeberlangsungan pengobatan ARV pada ODHA.
• Pemberian informasi melalui media atau melalui komunikasi langsung hendaknya dilakukan agarODHA dan penyalahgunaan Napza selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat secaraberkelanjutan, untuk mencegah penularan covid-19.
91
Upaya Pencegahan penyebaran Covid-19 padaODHA, penyalahgunaan NAPZA
Pengobatan ODHA dan penyalahgunaan Napza dengan Covid-19 mengikuti pedoman nasional yang berlaku
Dinas kesehatan propinsi memantau dan memastikan keberlangsungan layanan PTRM
Upaya dari ODHA dan dari layanan kesehatan untuk mlaksanakan (terlampir).
Memastikan agar alat pencegahan HIV/IMS tersedia di layanan kesehatan.
92
REKOMENDASI PELAYANAN IMS DAN HIV
Ketersediaan Sarana, Prasarana, alat kesehatan dan Bahan Habis Pakai Penunjang Pelaksanaan Pelayanan IMS
dan HIV.
• Tempat cuci tangan dengan sabun (pintu masuk, ruang tunggu, ruang pelayanan)• Ruang ganti pakaian dan sepatu petugas termasuk loker• APD• Disinfektan• Papan pemberitahuan jadwal praktik nakes• Penyediaan masker untuk pasien yang datang tidak menggunakan masker
93
REKOMENDASI PELAYANAN IMS DAN HIV
Ketersediaan Sarana, Prasarana, alat kesehatan dan Bahan Habis Pakai Penunjang
Pelaksanaan Pelayanan IMS dan HIV.
• Penyediaan alat skrining kesehatan: thermometer gun, dan formulir penapisan• Disinfeksi ruangan, peralatan dan lingkungan dalam dan luar fasilitas pelayanan
secara berkala setiap hari setelah selesai melakukan pelayanan• Mengupayakan ketersediaan Tele registrasi sehingga dapat dilakukan skrining untuk
memastikan bahwa klien yang datang tidak mempunyai risiko menderita covid-19sebelum tiba di fasilitas kesehatan dan menyampaikan pesan-pesan untukmencegah penularan covid-19.
• Tersedianya media KIE atau pesan-pesan kesehatan tentang pencegahan penularanCovid 19
94
TERIMA KASIH