I. MAKSUD DAN TUJUAN 1.1 Maksud Maksud dari dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengetahui hasil pencapan rintang yang dilakukan dengan menggunakan zat warna reaktif pada kain kapas dengan zat perintang resin. 1.2 Tujuan Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mendapatkan hasil pencapan kapas menggunakan zat warna reaktif yang merata dan permanen dengan perintang resin. II. TEORI DASAR 2.1 Serat Kapas Serat kapas merupakan serat alam yang berasal dari serat tumbuh-tumbuhan yang tergolong kedalam serat selulosa alam yang diambil dari buahnya. Serat kapas dihasilkan dari rambut biji tanaman yang termasuk dalam jenis Gossypium. Species yang berkembang menjadi tanaman industri kapas ialah Gossypium hirstum, yang kemudian dikenal sebagai kapas Upland atau kapas Amerika. Serat kapas merupakan sumber bahan baku utama pembuat kain katun termasuk kain rajut bahan pembuat kaos murah.
40
Embed
pencapan rintang dengan zat warna reaktif pada kain kapas dengan zat perintang resin
tekstil laporan pencapan rintang dengan zat warna reaktif, resep pencapan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
I. MAKSUD DAN TUJUAN
1.1 Maksud
Maksud dari dilakukannya percobaan
ini adalah untuk mengetahui hasil pencapan
rintang yang dilakukan dengan
menggunakan zat warna reaktif pada kain
kapas dengan zat perintang resin.
1.2 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah
untuk mendapatkan hasil pencapan kapas
menggunakan zat warna reaktif yang merata dan permanen dengan perintang resin.
II. TEORI DASAR
2.1 Serat Kapas
Serat kapas merupakan serat alam yang
berasal dari serat tumbuh-tumbuhan yang
tergolong kedalam serat selulosa alam yang
diambil dari buahnya. Serat kapas dihasilkan dari
rambut biji tanaman yang termasuk dalam jenis
Gossypium. Species yang berkembang menjadi
tanaman industri kapas ialah Gossypium hirstum,
yang kemudian dikenal sebagai kapas Upland atau kapas Amerika. Serat kapas
merupakan sumber bahan baku utama pembuat kain katun termasuk kain rajut bahan
pembuat kaos murah.
2.1.1 Struktur Fisik Serat Kapas
Bentuk dan ukuran penampang melintang serat kapas dipengaruhi oleh tingkat
kedewasaan serat yang dapat dilihat dari tebal tipisnya dinding sel. Serat makin dewasa
dinding selnya makin tebal.Untuk menyatakan
kedewasaan serat dapat dipergunakan
perbandingan antara tebal dinding dengan
diameter serat.Serat dianggap dewasa apabila
tebal dinding lebih dari lumennya.
Pada satu biji kapas banyak sekali serat,
yang saat tumbuhnya tidak bersamaan sehingga
menghasilkan tebal dinding yang tidak sama. Seperlima dari jumlah serat kapas normal
adalah serat yang belum dewasa. Serat yang belum dewasa adalah serat yang
pertumbuhannya terhenti karena suatu sebab,misalnya kondisi pertumbuhan yang jelek,
letak buah pada tanaman kapas dimana bnuah yang paling atas tumbuh paling akhir,
kerusakan karena serangga dan udara dingin, buah yang tidak dapat membuka dan lain-
lain. Serat yang belum dewasa kekuatannya rendah dan apabila jumlahnya terlalu
banyak, dalam pengolahan akan menimbulkan limbah yang besar.
2.1.2 Struktur Kimia Serat Kapas
Apapun sumbernya derivat selulosa secara prinsif memiliki struktur kimia yang
sama. Hal ini bisa terlihat pada analisa hidrolisis, asetolisis dan metilasi yang
menunjukan bahwa selulosa pada dasarnya mengandung residu
anhidroglukosa. Subsequent tersebut menyesun molekul glukosa(monosakarida) dalam
bentuk β-glukopironase dan berikatan bersama-sama yang dihubungkan pada posisi 1
dan 4 atom karbon molekulnya. Formula unit pengulanganya menyerupai selobiosa
(disakarida) yang kemudian membentuk selulosa (polisakarida).
2.1.3 Sifat Fisika Serat Kapas
Warna
Warna serat kapas secara umum adalah putih cream, tetapi sesungguhnya
terdapat bermacam-macam warna putih.Pengaruh mikroorganisme menyebabkan
warna kapas menjadi suram. Dalam kondisi cuaca yang jelek , warna kap[as
menjadi sangat gelap abu-abu kebiruan. Kapas yang pertumbuhannya terhenti
akan berwarna kekuningan. Warna
kapas merupakan salah satu factor
penentu grade.
Kekuatan
Kekuatan serat kapas terutama
dipengaruh oleh kadar selulosa dalam
serat, panjang rantai dan orientasinya.
Kekutan serat kapas perbundel rata-
rata adalah 96.700 pound per inci2 dengan minimum 70.000 dan maksimum
116.000 pound per inci2. Kekuatan serat bukan kapas pada umumnya
menurundalam keadaan basah, tetapi sebaliknya kekuatan serat kapas dalam
keadaan basah makin tinggi.
Mulur
Mulur saat putus serat kapas termasuk tinggi diantara serat-serat selulosa
alam, kira-kira dua kali mulur rami. Diantara serat alam hanya sutera dan wol
yang mempunyai mulur lebih tinggi dari kapas. Mulur serat kapas berkisar 4 –
13 % bergantung pada jenisnya dengan mulur rata-rata 7 %.
Moisture Regain
Serat kapas mempunyai afinitas yang besar terhadap air, dan air mempunyai
pengaruh yang nyata pada sifat-sifat serat.Serat kapas yang sangat kering bersifat
kasar, rapuh dan kekuatannya rendah. Moisture regain serat kapas bervariasi
dengan perubahan kelembaban relatif atmosfir sekelilingnya. Moiture regain
serat kapas pada kondisi standar berkisar antara 7 - 8,5 %
2.1.4 Sifat Kimia Serat Kapas
Serat kapas sebagian besar tersusun atas selulosa maka sifat-sifat kimia kapas
sama dengan sifat kimia selulosa. Serat kapas umumnya tahan terhadap kondisi
penyimpanan, pengolahan dan pemakaian yang normal, tetapi beberapa zat
pengoksidasi dan penghidrolisa menyebabkan kerusakan dengan akibat penurunan
kekuatan.
Kerusakan karena oksidasi dengan terbentuknya oksiselulosa biasanya terjadi
dalam proses pemutihan yang berlebihan, penyinaran dalam keadaan lembab atau
pemanasan yang lama suhu diatas 140oC.
Pencampuran antara dua serat yang berbeda jenisnya baik untuk benang maupun
untuk kain yang sering dilakukan .Tujuan dari pencampuran adalah untuk
meningkatkan kenampakan dan
kemampuan kain yang dibentuk .Kelebihan
dan kekurangan dari sifat-sifat serat yang
membentuk akan saling mempengaruhi dan
saling memperbaiki .Oleh karena itu serat
campuran biasanya dari serat sintetik kain
yang dibentuk lebih ringan,dan kain dari
serat-serat alam.
2.2 Zat Warna Reaktif
Zat warna reaktif adalah suatu zat warna yang dapat mengadakan reaksi
dengan serat, sehingga zat warna tersebut merupakan bagian daripada serat.Oleh
karena itu hasil pencelupan dengan menggunakan zat warna reaktif mempunyai
ketahanan cuci yang sangat baik. Demikian pula karena berat molekul zat warna
reaktif kecil maka kilapnya akan lebih baik daripada zat warna direk.
Stuktur zat warna reaktif yang larut dalam air mempunyai bagian-bagian dengan
fungsi tertentu. Kromofor zat warna reaktif biasanya system azoAkinon. Dengan berat
molekul yang kecil menyebabkan daya serap zat warnanya kecil dan menimbulkan
warna –warna yang muda. Adanya gugus penghubung dapat mempengaruhi daya serap
dan ketahanan zat warna terhadap asam dan basa. Gugusan –gugusan reaktif
merupakan bagian zat warna yang mudah bereaksi dengan serat.
Disamping terjadi reaksi antar zat warna dan serat dengan membentuk ikatan
primer kovalen yang merupakan ikatan pseudoester atau eter, molekul airpun dapat
juga mengadakan reaksi hidrolisa dengan molekul zat warna, dengan memberikan
komponen zat warna yang tidak reaktif lagi.
2.3 Pencapan
Pencapan adalah suatu proses pelekatan zat warna secara setempat pada kain,
sehingga menimbulkan corak-corak tertentu. Pelekatan zat warna ini lebih banyak
bersifat fisika-kimia.
Golongan zat warna yang digunakan untuk pencapan sama seperti golongan zat
warna untuk pencelupan kain. Selain itu pada pencapan, bermacam-macam golongan
zat warna dapat dipakai bersama-sama dalam pencapan satu kain, tanpa saling
mempengaruhi warna aslinya.
Kain sebelum dicap perlu
mendapatkan pengerjaan
pendahuluan, misalnya pembakaran
bulu, pemasakan, pengelantangan
atau lainnya.Pengerjaan
pendahuluan yang kurang sempurna
akan menghasilkan pencapan yang kurang sempurna juga.
Sesuai dengan alat/ mesin yang digunakan dalam pencapan, maka dikenal :
Pencapan semprot ( spray – printing )
Pencapan blok ( Block – printing )
Pencapan perrotine ( Perrotine – printing )
Pencapan rambut serat ( Flock – printing )
Pencapan kasa/sablon ( Screen – printing )
Pencapan rol ( Roller – printing )
Pencapan transfer ( Transfer – printing )
2.3.1 Prosedur pencapan
Prosedur atau urutan pada pencapan meliputi pengerjaan-pengerjaan :
Pembuatan pasta cap
Pada pencapan, zat warna yng dilekatkan pada bahan/ kain berbentuk pasta cap.
Pasta cap biasanya terdiri dari zat warna, zat pengental, zat-zat pembantu dan air.
Pencapan pada bahan atau kain
Pelekatan pasta cap pad bahan/kain dapt dilakukan dengan alat semprot, alat blok,
alat perrotine, alat flock, screen/sablon roll atau alat transfer. Macam alat yang
digunakan akan mempengaruhi ketentuan vicositas pasta cap, macam pengental dan
macam gambar/motif yang dapat dicap. Selain itu alat cap yang akan digunakan juga
mempengaruhi macam zat warna yang dapat digunakan dan kapasitas produksi.
Pengeringan
Pengeringan pada kain yang telah dicap
merupakan suatu keharusan. Pengeringan
berfungsi untuk mencegah zat warna
keluar dari corak-corak yang telah
ditentukan pada pencapan.
Ada beberapa cara untuk mengeringkan
kain yang telah dicap, yaitu :
1. Digantungkan pada ruangan yang teduh
2. Digantungkan diruangan yang dialiri udara
panas
3. Dikeringkan dengan mesin pengering
Pengeringan kain tidak boleh terlalu
kering dan harus dijaga agar zat warna yang
telah dilekatkan pada kain tidak akan terpengaruhi/ berubah.
Pemberian uap/ fiksasi
Pemberian uap (steaming) pada kain cap yang telah dikeringkan bertujuan untuk
memperbesar penetrasi zat warna kedalam serat. Pemberian uap dilakukan pada
mesin steaming yang suhunya diatas 1000C. Pada pemberian uap, zat warna yang
telah dilekatkan pada permukaan kain akan menyerap uap air dan membentuk
larutan yang pekat, sehingga mengakibatkan terjadinya proses pencelupan setempat.
Penggunaan air yang terlalu jenuh atau pasta cap terlalu banyak mengandung zat
higroskopis misalnya gliserin atau urea, akan menyebabkan pasta cap menjadi
terlalu encer, sehingga zat warna akan melebar keluar dari corak cap.
Waktu dan suhu pengerjaan pemberian uap akan sangat bergantung dari macam
zat warna yang digunakan dan kwalitas/macam kain yang dicap. Pembangkitan atau
fiksasi dilakukan setelah proses pemberian uap. Proses ini perlu dikerjakan pada
pencapan dengan zat warna yang perlu dibangkitkan/ difiksasi seperti zat warna
bejana, zat warna reaktif, dan zat warna rapid. Untuk zat warna tertentu, proses
pembangkitan/fiksasi juga dapat dikerjakan/terjadi bersama-sama pada waktu proses
pemberian uap.
Penyabunan
Proses pencucian berfungsi untuk menghilangkan pengental, zat warna yang
berlebihan atau tidak terbangkitkan/terfiksasi, dan zat-zat lainnya. Proses pencucian
dilakukan setelah proses pemberian uap, atau proses pembangkitan/fiksasi. Proses
pencucian dapat berupa pengerjaan dengan air panas atau pengerjaan denagn air
panas yang mengandung sabun/ detergen dengan alkali (natrium karbonat).
Pencucian sedapat mungkin dilakukan dalam keadaan terbuka lebar, yaitu untuk
mencegah terjadinya penodaan.
2.3.2 PengentalUntuk mencegah tejadinya
pelebaran motif pada proses pencapan,
diperlukan suatu zat yang dapat
memberikan kekentalan tertentu pada
pasta zat warna, yaitu dengan jalan
menambahkan pasta pengental.
Syarat – syarat penting yang harus dimiliki oleh suatu pengental adalah sbb :
1. Mempunyai daya lekat yang baik.
2. Dapat memindah kan zat warna sebanyak mungkin dan rata pada permukaan bahan.
3. Tidak pecah/ rusak selama proses pencapan berlangsung.
4. Dapat menahan pencapan larutan zat warna sedemikian rupa diperoleh batas – batas
motif yang tajam.
5. Dapat bercampur baik dengan zat warna dan zat – zat pembantu tetapi tidak
mengadakan reaksi dan interaksi.
6. Mudah dihilangkan pada waktu pencucian.
7. Tidak berwarna.
2.4 Pencapan Rintang
Pencapan rintang adalah proses pencapan dengan menggunakan suatu zat
perintang, baik yang bersifat rintang mekanik maupun rintang kimia, sehingga apabila
kemudian dicelup atau dicap tumpang maka bagian yang dicap rintang tidak akan
memberikan warna tumpang.
Pencapan rintang ( resist/reserve printing ) analog dengan pencapan etsa, yaitu
meniadakan zat warna tertentu. Dalam pencapan rintang zat warna yang akan masuk
dihalangi oleh zat perintang sehingga tidak terjadi fiksasi zat warna. Jadi dalam
pencapan rintang kain dicap dulu dengan pasta yang mengandung zat perintang,
kemudian dicelup dengan zat warna yang tidak tahan zat perintang. Apabila kedalam
pasta cap ditambahkan zat warna disebut rintang warna, apabila tidak ditambahkan zat
warna disebut rintang putih.
Setelah dicap dengan pasta yang diberi zat perintang, kain keseluruhan kemudian
diwarnai ( dicelup pad atau dicap blok ), menggunakan zat warana yang tidak tahan
terhadap zat perintang tadi, sehingga tidak terjadi fiksasi.
Jenis zat perintang dapat bekerja secara kimia dan fisika :
1.mZat perintang yang ditambahkan dapat
bekerja secara fisika, secara kimia atau
keduanya. Zat perintang yang bekerja
secara fisika misalnya lilin ( wax ),
lemak, resin, pengental dan pigmen
seperti kaolin, ZnO, TiO2, atau BaSO4.
2. Zat perintang yang bekerja secara kimia
termasuk bermacam – macam zat kimia seperti asam, alkali, garam, zat
pengoksidasi, dan zat pereduksi.
Pemberian warna dasar pada kain yang sudah dicap dengan pasta rintang harus
secepat mungkin, supaya zat perintang tidak larut. Untuk pencelupan dipergunakan
padder ( nip padding ) yang dapat mengurangi waktu kontak dan menghindarkan
bleeding dari zat perintang.
Pencapan rintang secara kimia ialah menggunakan suatu zat kimia yang
dicampurkan kedalam pasta cap, berfungsi untuk merusak zat warna yang dicelup atau
dicap kemudian. Sehingga zat warna tersebut tidak mempunyai afinitas lagi atau tidak
bereaksi dengan serat, menghasilkan efek rintang putih yang diinginkan.
2.5 Mekanisme pencapan
Secara garis besar pencapan rintang kimia dapat dijelaskan sebagai berikut :
Kain dicap menggunakan pasta cap yang mengandung zat perintang dan zat
warna yang tahan zat perintang. Pembangkitan untuk warna dasar dan warna motif
dapat dilakukan dengan pengukusan atau udara panas. Pada pembangkitan ini warna
dasar akan terjad fiksasi, pada motif warna dasar ini akan terhalangi fiksasinya oleh zat
perintang, sehingga pada motif hanya terjadi fiksasi yang dicapkan semula. Proses ini
terjadi pada pencapan rintang kimia.
Ada dua jenis pencapan rintang secara kimia :
1. Pencapan rintang putih
Maksud pencapan rintang putih adalah menghalangi terjadinya warna pada
bagian motif dengan jalan mecap bahan putih dengan pasta perintang. Setelah
pencelupan atau pencapan tumpang maka bagian yang dicap rintang akan tetap
berwarna putih.
2. Pencapan rintang berwarnaMaksud pencapan rintang berwarna
adalah menghalangi terjadinya warna
dasar pada bagian motif dengan jalan
mencap dengan pasta cap yang
mengandung zat warna dan zat
perintang, sehingga warna tidak dapat
timbul pada bagian motif.
Pencapan rintang secara mekanik telah lama dikenal di Indonesia, yang dikenal
sebagai proses pembatikan yang menggunakan perintang lilin atau malam.
Pencapan motif menggunakan pasta yang terdiri dari zat warna dan zat perintang
fisika seperti resin, kemudian difiksasi. Pada proses fiksasi ini juga akan terjadi
polimerisasi dari resin. Kemudian kain selulosa dilakukan pencapan atau cap blok
untuk warna dasar dengan zat warna lainnya atau sejenis dengan zat warna.
III. PERCOBAAN3.1 Alat dan Bahan
Alat Bahan
Kasa screen
Meja print
Mixer
Cangkir
Pengaduk
Rakel
ZW Reaktif
Gliserin
Zat Anti Reduksi
Kanji
Stoko Rez (anti kusut)
Pengental
NaHCO3
Audigol Anti Reduksi
Air
Kain Kapas
3.2 Diagram Alir
Tokoh pahlawan pendidikan:Kyai Haji Mohammad Hasjim Asy'arie, Ki Hadjar Dewantara, Kyai Haji Ahmad Dahlan, Raden Adjeng Kartini, Dewi Sartika.