Penatalaksanaan Pasien Urologi di Lab. Ilmu Bedah / Bagian Urologi FK. Unmul / RSU. A. Wahab Sjahranie Samarinda Petunjuk Klinis Praktis, compiled by BOY Twitter : @soebhali http://soebhali.blogspot.com/p/lectures.html edisi 25022012 Petunjuk praktis ini disusun untuk memudahkan Dokter Muda menangani kasus yang umum ditemukan di SMF Urologi RSU. A. Wahab Sjahranie Samarinda. BUKAN sebagai buku hitam persiapan ujian. ;p Pada prinsipnya, seorang Dokter Muda yang bertugas di bagian Urologi adalah DOKTER yang merawat pasien di bawah bimbingan konsulen urologi. Pergunakanlah kesempatan itu dengan sebaik-baiknya. Artikel ini dapat dipergunakan sebagai pedoman perawatan pasien, tapi untuk keilmuan tetap harus membaca buku ya Artikel di tulisan ini akan selalu di update. Sering-sering cek ke http://soebhali.blogspot.com/p/lectures.html untuk mendapatkan versi terbaru. Segala saran untuk perbaikan harap langsung disampaikan pada penyusun. Paling mudah dengan cara mention di twitter :) Hukum yang pertama adalah kepentingan pasien harus didahulukan. usahakan pemeriksaan dilakukan dengan baik, manusiawi, dan efisien. To cure seldom, To relieve often, To comfort always... Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 1 dari 66
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Penatalaksanaan Pasien Urologi
di Lab. Ilmu Bedah / Bagian Urologi
FK. Unmul / RSU. A. Wahab Sjahranie
Samarinda
Petunjuk Klinis Praktis, compiled by BOY
Twitter : @soebhali
http://soebhali.blogspot.com/p/lectures.html
edisi 25022012
Petunjuk praktis ini disusun untuk memudahkan Dokter Muda menangani kasus yang
umum ditemukan di SMF Urologi RSU. A. Wahab Sjahranie Samarinda. BUKAN
sebagai buku hitam persiapan ujian. ;p
Pada prinsipnya, seorang Dokter Muda yang bertugas di bagian Urologi adalah DOKTER
yang merawat pasien di bawah bimbingan konsulen urologi. Pergunakanlah kesempatan
itu dengan sebaik-baiknya. Artikel ini dapat dipergunakan sebagai pedoman perawatan
pasien, tapi untuk keilmuan tetap harus membaca buku ya
Artikel di tulisan ini akan selalu di update. Sering-sering cek ke
http://soebhali.blogspot.com/p/lectures.html untuk mendapatkan versi terbaru. Segala
saran untuk perbaikan harap langsung disampaikan pada penyusun. Paling mudah dengan
cara mention di twitter :)
Hukum yang pertama adalah kepentingan pasien harus didahulukan. usahakan
pemeriksaan dilakukan dengan baik, manusiawi, dan efisien.
To cure seldom,
To relieve often,
To comfort always...
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 1 dari 66
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 3 dari 66
Prinsip umum perawatan pasien urologi
Persiapan umum saat pasien MRS
• Periksa perlengkapan administratif, apakah pasien umum, pengguna Askes, Jamsostek, atau asuransi lain
• Lakukan pemeriksaan fisik ulang untuk memastikan keadaan pasien, sekalian juga untuk belajar pemeriksaan fisik :D
• Pastikan komponen diagnostik seperti foto, ct scan dan lainnya tersedia. Dapat dilakukan penegakan diagnostik ulang dengan data yang tersedia
• Pastikan kelainan yang mungkin mempengaruhi operasi sudah ditangani (contoh : pasien dengan diabetes mellitus sudah dikonsulkan ke bagian interna, pasien KP sudah dikonsulkan bagian paru)
• Pastikan pada pasien berusia di atas 35 tahun sudah dikonsulkan ke bagian cardiology
Prinsip umum perawatan pasien post operasi urologi
Pada sebagian besar pasien urologi yang menjalani operasi, prinsip yang dapat dipegang adalah :
• Baca laporan operasi untuk mengetahui hal-hal khusus yang terjadi pada saat tindakan, sehingga untuk perawatannya di ruangan akan menyesuaikan.
• Hari operasi dihitung sebagai hari ke-0. Hari berikutnya dianggap sebagai hari ke-1 post operasi.
• Mobilisasi seawal mungkin (kalau hari pertama sudah dapat mobilisasi tidak perlu ditunda
• Terapi oral seawal mungkin (saat pasien sudah bisa makan minum dan tidak kembung, terapi dapat diganti oral.
• Antibiotik seperlunya sesuai indikasi. Biasanya pasien post op urologi hanya memerlukan antibiotik profilaksis. Di ruangan pda sebagian besar kasus biasanya tidak memerlukan antibiotik. Perkecualian pada operasi kanker dan rekonstruksi
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 4 dari 66
• Saat pasien sudah dapat mobilisasi jalan dengan baik, dapat direncanakan pulang
Foley Catheter
• Kateter uretra pada bagian urologi pada dasarnya dipasang dengan beberapa indikasi yaitu : 1. untuk drainase urine. 2. untuk splinting 3. untuk monitoring produksi urine (biasanya pada pasien dengan kelaian ginjal atau jantung)
• Biasanya kateter yang terbuat dari lateks (biasanya berwarna kuning/oranye) dapat dipertahankan sampai 2 minggu. Jika diperlukan pemasangan lebih lama sebaiknya diganti tiap 2 minggu
• Kateter yang terbuat dari silikon (berwarna bening) bisa dipertahankan sampai 6 minggu
• Pasien post op upper tract seperti batu ginjal, batu ureter, kateter tidak perlu lama-lama dipertahankan. Biasanya bisa dilepas dalam 24 jam. Kecuali ada instruksi khusus dari operator
• Pasien post operasi yang membuka buli misalnya vesicolitotomy atau freyer prostatectomy, kateter dilepas pada hari ke 7 post operasi.
• Pada pasien yang menjalani operasi pada uretra, lamanya pemasangan kateter bervariasi tergantung tingkat kesulitan operasi. Sebaiknya baca laporan operasi atau selalu konfirmasi ke operator mengenai lamanya pemasangan kateter
Sistostomi
• Pemasangan sistostomi biasanya dilakukan pada 1. pasien yang gagal dipasang kateter per uretra2. pasien ruptur uretra3. pasien dengan operasi buli yang kondisi dinding buli jelek, misal karena infeksi4. pasien dengan operasi uretra yang memerlukan diversi urine sementara
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 5 dari 66
• Pasien yang disistostomi karena gagal pasang kateter uretra dan kecurigaan ruptur uretra, harus dilakukan bipolar voiding uretrosistografi untuk memastikan penyebab kegagalan pemasangan
• Kateter sistostomi bisa dilepas bila uretra dipastikan normal.
• Untuk amannya, biasanya kateter sistostomi dilepas SETELAH kateter uretra. Harapannya adalah bila ternyata uretra masih bermasalah, masih ada saluran pengaman dari sistostomi.
• Sebaiknya setelah kateter uretra dilepas kateter sistostomi diklem supaya kita bisa mengevaluasi pancaran urine dari uretra.
• Sama seperti kateter uretra, bila memerlukan pemasangan kateter sistostomi lebih dari 2 minggu sebaiknya sistostomi diganti tiap 2 minggu
Drain
• Pada prinsipnya drain adalah hal terakhir yang dilepas pada pasien urologi
• Drain dilepas terakhir kali karena traktus urinarius adalah suatu saluran. Fungsi drain dalam operasi urologi selain mengalirkan sisa perdarahan operasi (seperti pada operasi di luar traktus urinarius) juga untuk mengalirkan urine jika terjadi kebocoran pada daerah operasi.
• Drain dapat menjadi indikator adanya kebocoran daerah operasi karena itu pada kebanyakan kasus direkomendasikan melepas drain terakhir kali, setelah produksinya kurang dari 20mm per hari.
• Bertambahnya produksi drain setelah lepas DC dapat menjadi penanda kebocoran. Segera laporkan ke konsulen urologi
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 6 dari 66
BPH (Benign Prostatic Hyperplasia)
1. pasien di poliklinik
Main feature:
• pria berusia di atas 50 tahun
Keluhan:
• Tidak bisa BAK
• BAK sulit
• BAK sering
• BAK sulit ditahan
• BAK kadang keluar darah
Pada pasien yang masih bisa BAK selalu lakukan pemeriksaan skor IPSS (International prostatic
symptom score) untuk mengukur secara subyektif berat ringannya keluhan pasien.
Pemeriksaan fisik:
• Pemeriksaan genetalia eksterna, cari kelainan yang dapat menyebabkan bladder outlet
obstruction, mis: meatal stenosis, striktur uretra yang kadang ditandai dengan pengerasan
ventral penis.
• Waspadai adanya hernia inguinalia dan hemoroid yang dapat menyertai BPH
• Pemeriksaan rectal toucher
Dalam pemeriksaan rectal toucher ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
• Tonus sphincter ani (tonus kuat / lemah)
• Mukosa rectum (licin, massa dll)
• Konsistensi prostat (kenyal, keras)
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 7 dari 66
• Adakah nodul di prostat
• Sulkus mediana (normal, mendangkal, tak teraba)
• Pole atas prostat (teraba/tak teraba)
• Evaluasi sarung tangan setelah RT adakah feses, darah atau lainnya
Di poli urologi selanjutnya dapat dilakukan pemeriksaan penunjang USG utk melihat adakah
komplikasi yg dpt terjadi misalnya :
• Batu buli
• Divertikel buli
• Penebalan mukosa (kadang dapat terlihat yang menunjukkan trabekulasi buli)
• Hidronefrosis
Sampai di sini ada 3 kemungkinan yang dpt terjadi pada pasien BPH
• Operasi (pada pasien LUTS berat, retensio urine berulang atau dengan komplikasi lain)
• TWC (Trial Without Catheter, opsional pada pasien yang baru pertama kali retensio
urine)
• Terapi medikamentosa pada pasien dengan LUTS ringan atau sedang
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologis yang ditujukan utk :
• Mempersiapkan operasi (pada pasien dengan retensio urine atau komplikasi lainnya)
• Screening masalah lainnya di traktus urinarius
Persiapan Operasi TUR Prostat
Pada pasien yang disiapkan operasi maka dilakukan pemeriksaan :
Biasanya pasien Askes bisa dapat terapi kombinasi. Rekomendasi Harnal OCAS 1x0,4mg dan
Avodart 1x0,5mg. Pasien Jamkesmas hanya dapat Terazosin 1x2mg.
Catatan : penyebutan merk obat di atas berhubungan dengan ketersediaan obat di RSU. AWS,
tanpa bermaksud mempromosikan merk obat tertentu.
Trial Without Catheter
Dilakukan pada pasien yg baru pertama kali mengalami retensio urine.
Pada pasien yang direncanakan TWC (Trial Without Catheter) dapat diberikan alpha blocker
(Cardura atau Harnal OCAS) selama 7 hari. setelah 7 hari dapat dicoba lepas kateter sambil
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 9 dari 66
dievaluasi apakah bisa miksi spontan. bila dapat miksi spontan. diteruskan terapi alpha blocker.
bila retensio urine lagi, direncanakan TURP.
Trivia, tips n tricks
• Pasien BPH LUTS ringan - sedang yang mendapatkan terapi alfa blocker seperti hytrin
atau cardura sudah akan merasakan perbaikan keluhan di hari berikutnya
• Pemberian terapi alpha blocker bersifat symptomatis. bila terapi dihentikan maka keluhan
akan datang lagi. edukasi kepada pasien bahwa terapi pada pembesaran prostat jinak
adalah terapi jangka panjang
• Pada beberapa pasien yang masih mengeluhkan urgency dapat ditambahkan anti
muscarinic untuk mengurangi kontraksi detrusor (misalnya vesicare 1x5mg atau
detrusitol 2x1tab)
2. pasien MRS pro operasi (TUR Prostat)
Pasien di poli urologi yang direncanakan operasi TURP masuk ke ruangan 1 hari sebelum tanggal
yang dijadwalkan.
Saat MRS periksa kelengkapan :
• Administratif (perlu dicatat apakah pasien dg askes, jamkesmas, astek ato umum)
• Ulangi pemeriksaan fisik untuk mengetahui perubahan yang mungkin terjadi selama
menunggu antrian operasi (apakah timbul hernia, hemoroid, dll)
• Jangan lupa vital signs. bila tensi sistolik >160 atau diastolik >100 konsulkan ulang
kardiologi dari ruangan
• Pastikan laboratorium, radiologis, konsulan kardiologi apakah sudah lengkap dari poli.
bila ada yang kurang segera periksakan.
• Biasanya bila Hb >12 tidak perlu disiapkan darah
• Daftarkan pasien ke OK
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 10 dari 66
Pada hari operasi :
• Puasa 6 jam sebelum tindakan TURP
• Kembali cek vital sign. pastikan tidak ada hal2 yang dapat membatalkan operasi
• Tunggu panggilan dari OK
Post operatif di ruangan (hari 0)
• Periksa keadaan klinis pasien. bila kesan anemis, cek Hb cito. bilaHb <8, transfusi prc.
• Pastikan irigasi NaCl 0,9% lancar. semakin merah, semakin deras irigasinya. bila relatif
jernih boleh agak pelan.
• Ajari keluarga cara mengganti botol NaCl irigasi, namun pastikan tetap melapor setiap
mengganti botol irigasi
• Pasien sementara bed rest dulu, boleh miring kanan-kiri, kaki yang dipasangi traksi
(plester kateter) tidak boleh dilipat.
• Boleh mulai minum sedikit-sedikit, bila tidak kembung boleh dicoba makan
• Aff traksi (plester yang menempel di paha untuk menahan kateter) 24 jam setelah operasi,
pindah fiksasi kateter ke arah inguinal
Post operatif hari 1
• Aff traksi (sudah dijelaskan di atas)
• Evaluasi irigasi, bila jernih boleh dipelankan
• Pasien boleh duduk.
• Makan minum bebas
• Ingatkan pasien TIDAK BOLEH MENGEJAN
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 11 dari 66
Post operatif hari 2
• Evaluasi urine. bila jernih , stop irigasi. bila masih merah teruskan irigasi.
• Menentukan merah tidaknya urine, coba letakkan kertas yang ada tulisannya di balik
selang kantong urine. bila tulisan bisa terbaca berarti urine jernih. bila tidak terbaca
teruskan irigasi. (urine jernih tidak berarti harus bening seperti aqua, agak merah sedikit
selama tulisan terbaca boleh stop irigasi)
• Bila tidak ada komplikasi, terapi boleh diganti terapi oral. rekomendasi : ibuprofen
2x400mg, kalnex 2x500mg. bila ada keluhan dispepsia bisa diberikan omeprazole
1x20mg. Bila pasien febris dapat diberikan antibiotik, rekomendasi ciprofloxacin
2x500mg
• Minum banyak 2-3L per hari
• Boleh mulai dicoba berdiri - jalan
• Kembali, ingatkan pasien TIDAK BOLEH MENGEJAN
Post operasi hari 3
• Pada prinsipnya seperti hari ke-2
• Bila jernih, irigasi boleh dilepas, saluran irigasi di three way catheter dilipat supaya urine
tidak keluar dari situ.
• Bila masih merah, teruskan irigasi
• Terapi oral lanjutkan
Post op hari 4
• Bila urine tetap jernih, lepas kateter.
• Setelah lepas kateter miksi spontan boleh pulang
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 12 dari 66
• Bila setelah lepas kateter ternyata masih retensio urine, pasang dc 18fr, boleh pulang
dengan terapi ditambahkan alfa blocker (cardura atau hytrin). kontrol 1 minggu, lepas
kateter di poli
• Obat pulang sama seperti obat oral di ruangan, berikan dosis 5 hari.
• Pesan : makan bebas, minum banyak, mobilisasi jalan (tidak boleh hanya berbaring di
rumah), TIDAK BOLEH MENGEJAN.
Trivia, tips n tricks
• Bila kateter buntu, bisa dicoba spul dg menggunakan spuit 50cc catheter tip (ujungnya
besar, di tengah). masukkan NaCl 10cc, lalu disedot. evaluasi adakah clot yang keluar.
• Bila dengan cara tersebut di atas masih belum bisa, dapat dicoba cara lain yaitu lepas
traksi, kosongkan balon kateter (post op TURP balon kateter 40cc, jaga jangan sampai
kateter lepas melainkan dorong semua ke dalam buli sampai batas percabangan kateter.
lalu coba spul lagi. bila berhasil, isi kembali balon.kateter 40 cc, pasang traksi lagi
• Bila dengan cara di atas tetap tidak bisa, lapor konsulen urologi
3. Kontrol post Op di poli
Biasanya pasien kontrol 2 kali ke poli
Kontrol 1
• Periksa Keluhan pasien seperti frekuensi miksi, Warna urin, bisa menahan kencing atau
tidak .
• Bila masih ada gejala LUTS bisa diberikan alfa bloker
• Bila ada keluhan sulit menahan kencing dapat diberikan obat flu yang mengandung
pseudoefedrin yang banyak dijual di pasaran.
• Periksakan urin lengkap untuk kontrol minggu depan
• Ingatkan pasien untuk mengambil hasil patologi
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 13 dari 66
• Terapi oral sesuai keluhan, biasanya tidak perlu antibiotik
Kontrol 2
• Evaluasi Urin lengkap, lihat apa masih banyak eritrosit
• Evaluasi hasil patologi, bila jinak maka pelaksanaan selesai, bila ganas dilanjutkan
dengan protokol keganasan.
• Terapi simtomatik
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 14 dari 66
3. OPEN PROSTATEKTOMI
compiled by : amilia wahyuni
Sebenarnya seharusnya prostatektomi terbuka sudah sangat jarang dikerjakan. Namun ada saatnya banyak dikerjakan prostatektomi terbuka misalnya karena alat TUR sedang rusak atau prostat yang sangat besar.
Pasien di poli urologi yang direncanakan operasi Open Prostatektomi masuk ke ruangan 1 hari sebelum tanggal yang dijadwalkan.
Saat MRS periksa kelengkapan :
• Administratif (perlu dicatat apakah pasien dg askes, jamkesmas, astek ato umum)
• Ulangi pemeriksaan fisik untuk mengetahui perubahan yang mungkin terjadi selama menunggu antrian operasi (apakah timbul hernia, hemoroid, dll)
• Jangan lupa vital signs. bila tensi sistolik >160 atau diastolik >100 konsulkan ulang kardiologi dari ruangan
• Pastikan laboratorium, radiologis, konsulan kardiologi apakah sudah lengkap dari poli. bila ada yang kurang segera periksakan.
• Biasanya bila Hb >12 tidak perlu disiapkan darah, Jika Hb di atas 10 dan di bawah 12, dapat disiapkan darah Whole Blood yang dititipkan di PMI ( tidak perlu diambil, cukup disiapkan saja)
• Berikan penjelasan tentang perawatan pra operasi, persiapan operasi dan tindakan operasi yang akan dijalani pasien
• Daftarkan pasien ke OK
Pada hari operasi :
• Puasa 6 jam sebelum tindakan Open Prostatektomi
• Kembali cek vital sign. pastikan tidak ada hal2 yang dapat membatalkan operasi
• Tunggu panggilan dari OK
Post operatif di ruangan (hari 0)
• Periksa keadaan klinis pasien. Setiap pasien post operasi Open Prostatektomi harus dicek Hb cito. Bila Hb <8, transfusi prc.
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 15 dari 66
• Periksa pula vital signs. Bila pasien tampak kesakitan dapat diberikan tambahan analgesik, berupa injeksi analgesik ekstra (sesuai laporan operasi).
• Pastikan irigasi NaCl 0,9% lancar. semakin merah, semakin deras irigasinya. bila relatif jernih boleh agak pelan.
• Ajari keluarga cara mengganti botol NaCl irigasi, namun pastikan tetap melapor setiap mengganti botol irigasi
• Pasien sementara bed rest dulu, boleh miring kanan-kiri, kaki yang dipasangi traksi (plester kateter) tidak boleh dilipat.
• Boleh mulai minum sedikit-sedikit, bila tidak kembung boleh dicoba makan
• Aff traksi 24 jam setelah operasi
Post operatif hari 1
• Cek vital signs. Waspada tanda2 sepsis dan nyeri
• Terapi injeksi dilanjutkan
• Aff traksi
• Evaluasi irigasi, bila jernih boleh dipelankan
• Pasien boleh duduk (bantu pasien untuk duduk)
• Makan minum bebas
• Ingatkan pasien TIDAK BOLEH MENGEJAN
Post operatif hari 2
• Cek vital signs. Waspada tanda2 sepsis dan nyeri
• Evaluasi urine. Bila jernih, stop irigasi. bila masih merah teruskan irigasi.
• Bila tidak ada komplikasi, terapi boleh diganti terapi oral. Rekomendasi terapi analgesik ibuprofen 2x400mg dan kalau urine masih kemerahan dapat ditambahkan kalnex 2x500mg. Bila mual dapat diberikan omeprazole 1x40mg
• bila tidak ada febris tidak perlu diberikan antibiotik oral. Bila diperlukan antibiotik direkomendasikan ciprofloxacin 2x500mg
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 16 dari 66
• Makan minum bebas
• Minum banyak 2-3L per hari
• Boleh mulai dicoba berdiri - jalan
• Kembali, ingatkan pasien TIDAK BOLEH MENGEJAN
Post operasi hari 3
• Pada prinsipnya seperti hari ke-2
• Cek vital signs. Waspada tanda2 sepsis dan nyeri
• Bila jernih, irigasi boleh dilepas, saluran irigasi di three way catheter dilipat supaya urine tidak keluar dari situ.
• Bila masih merah, teruskan irigasi
• Makan minum bebas
• Ganti terapi oral / terapi oral dilanjutkan
• Motivasi pasien untuk mobilisasi aktif
Post op hari 4
• Pada prinsipnya seperti hari ke-2 dan ke-3
• Cek vital signs. Waspada tanda2 sepsis dan nyeri
• Bila jernih, irigasi boleh dilepas. Irigasi, BUKAN kateternya ya:D
• Bila masih merah, teruskan irigasi
• Makan minum bebas
• Terapi oral lanjutkan
• Mobilisasi aktif
Post op hari 5
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 17 dari 66
• Cek vital signs. Waspada tanda2 sepsis dan nyeri
• Bila urine tetap jernih, kateter dapat di lepas.
• Makan minum bebas
• Terapi oral lanjutkan
• Mobilisasi aktif
Post op hari 6
• Cek vital signs. Waspada tanda2 sepsis dan nyeri
• Aff drain jika produksi < 20 cc/24 jam
• Makan minum bebas
• Terapi oral lanjutkan
• Mobilisasi aktif
• bila semua baik boleh pulang
• Obat pulang sama seperti obat oral di ruangan, berikan dosis 5 hari.
• Pesan : makan bebas, minum banyak, mobilisasi jalan (tidak boleh hanya berbaring di rumah), TIDAK BOLEH MENGEJAN.
Kontrol di poli urologi
Bila tidak ada masalah biasanya cukup 2 kali kontrol ke poli
Kontrol 1 (sekitar 1 mgg setelah keluar RS)
• Periksa keadaan umum pasien (febris, anemis de el el)
• Periksa Keluhan pasien seperti frekuensi miksi, Warna urin, bisa menahan kencing atau tidak .
• Lihat keadaan luka bekas operasi. Bila luka baik biasanya bisa dilakukan angkat jahitan selang seling
• Bila luka operasi jelek (basah, bernanah de el el) pertimbangkan untuk membuka jahitan seperlunya. Motivasi pasien untuk makan makanan tinggi protein. Rekomendasi putih telur
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 18 dari 66
sehari 6 biji.Bila ada pus / nanah dapat dipertimbangkan pemberian antibiotik. Saran ciprofloxacin 2x500 mg.
• Bila luka op baik terapi antibiotik tidak diperlukan, cukup analgesik saja ibuprofen 2x400 mg
• Periksakan urin lengkap untuk kontrol minggu depan
• Bila pasien terlihat anemis atau febris dapat diperiksakan lab DL, UL, RFT
• Ingatkan pasien untuk mengambil hasil patologi
• Terapi oral lain sesuai keluhan
Kontrol 2 (sekitar seminggu setelah kontrol pertama)
• Periksa keadaan umum pasien
• Evaluasi hasil patologi, bila jinak maka pelaksanaan selesai, bila ganas dilanjutkan dengan protokol keganasan.
• Bila luka baik angkat jahitan semua
• Tetapi simtomatik, terapi analgesik
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 19 dari 66
Batu saluran kemihBatu saluran kemih juga merupakan kelainan yang sangat sering ditemukan di poli urologi.
1. Di poliklinik
Main feature:
• Pasien bisa pria atau wanita
• Usia Bisa segala usia
Keluhan
• Nyeri pinggang
• Nyeri menjalar dari pinggang ke depan (Curiga batu ureter proximal)
• Nyeri menjalar dari pinggang ke perut bawah(curiga batu ureter distal)
• Nyeri di akhir kencing (curiga batu buli)
• Kencing kemerahan (jangan lupa keganasan)
• Tidak bisa kencing (pada batu uretra)
Pemeriksaan
• Pemeriksaan yang penting adalah nyeri ketok. Terutama untuk batu di ginjal dan ureter.
• Biasanya pemeriksaan usg dapat menjadi skrining yang baik untuk batu saluran kemih.
• Setiap kelainan yang ditemukan pada pemeriksaan usg adalah indikasi untuk pemeriksaan
lebih lanjut.
• Biasanya pemeriksaan lanjutan bila ada kecurigaan batu adalah intravenous pyelografi
(IVP)
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 20 dari 66
Bila direncanakan IVP maka perlu disiapkan:
• Pemeriksaan DL, UL, ureum dan kreatinin karena IVP syaratnya fungsi ginjal harus
normal
• Pemberian analgesik seperti ibuprofen 2x400mg untuk mengurangi nyeri selama
menunggu hasil
• Penjelasan bahwa saat ini pasien masih dalam fase diagnostik
Pada kedatangan pasien yang kedua biasanya diagnosa batu sudah dapat ditegakkan.
Kemungkinannya adalah :
• Batu ginjal
• Batu pyelum
• Batu ureter
• Batu buli
• Batu uretra
Biasanya saat ini sudah dapat direncanakan tindakan Pada pasien. Adapun tindakan yang
biasanya direncanakan adalah :
• Batu ginjal : nefrolitotomi (bivalve nefrolitotomi bila batu staghorn)
• Batu pyelum : Pyelolitotomi
• Batu ureter : ureterolitotmi
• Batu buli : vesicolitotomi
• Batu Uretra : cystoscopy dorong batu litotripsi atau uretrototomi (tergantung ukuran batu)
Jika sudah direncanakan tindakan Maka dilakukan persiapan operasi seperti pada persiapan
operasi BPH di atas.
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 21 dari 66
Pada pasien yang disiapkan operasi maka dilakukan pemeriksaan :
disertai operasi prostat dan urine jernih, stop irigasi
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 38 dari 66
- Hari 3-6 post op: evaluasi vital sign, evaluasi produksi drain, mobilisasi jalan, waspada
tanda2 sepsis dan kebocoran.
- Hari 7 post op: aff DC, pertahankan drain
- Hari 8 post op : bila drain kosong, aff drain, boleh pulang. Kontrol poli urologi 1minggu
kemudian, terapi oral dilanjutkan sampai 5 hari.
Litotripsi
Pada prinsipnya litotripsi merupakan prosedur yang relatif sederhana. Biasanya keesokan hari
setelah operasi pasien sudah bisa pulang bila tidak ada komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi :
- Ruptur buli
- Ruptur uretra
Jika terjadi komplikasi, penatalaksaan sesuai dengan komplikasi yang terjadi.
Pada ruptur buli, bila operator rasa ruptur kecil dan dan retroperitoneal, biasanya tindakan
konservatif, pasang dc dan dipertahankan 7-14 hari. Itu bila batu sudah keluar semua. Bila batu
masih ada dapat dilakukan vesicolitotomi dan sekaligus repair ruptur buli.
Bila ruptur cukup besar dapat langsung dilakukan repair rupture secara terbuka
Kontrol di poli urologi
- Pasien litotripsi benernya ga kontrol juga gpp hehehehe
- Pasien vesikolitotomi biasanya kontrol 2 kali. Yang pertama angkat jahitan separo, trus
seminggu kemudian angkat jahitan semua. Terapi oral cukup analgesik aja kalo ga ada
komplikasi
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 39 dari 66
Hipospadia
Hipospadia adalah suatu kelainan bawaan dimana meatus uretra externa tidak terletak di tip glans penis. Kelainannya biasanya ditandai dengan :
• Meatus uretra yang terletak di proximal glans penis
• dorsal hood (kelebihan kulit di bagian dorsal glans penis
• sering disertai chorde yang menyebabkan curvatura / bengkok penis
Berat ringannya hipospadia ditandai oleh jarak meatus uretra dari tip glans penis (makin proksimal / jauh makin berat kelainannya) serta parahnya chorde dan kelengkungan (makin lengkung makin berat). Berat di sini berarti semakin sulit operasinya.
Ada beberapa tipe hipospadia berdasarkan posisi meatus uretra yaitu :
• Tipe coronal
• Tipe sub glandular
• Tipe penile
• Tipe penoscrotal
• Tipe perineal
Biasanya pasien datang (dibawa orang tuanya) dengan keluhan:
• penis bengkok
• kencing yang tidak keluar di tempat yang semestinya
• penis pendek
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 40 dari 66
Trivia : kalau pernah membaca berita anak yang sejak lahir sudah tersunat, kemungkinan besar itu adalah hipospadia. Mungkin yang tipe ringan sehingga chorde-nya tidak terlalu jelas
Operasi pada hipospadia bertujuan untuk untuk memungkinkan pasien kelak memiliki keturunan. Pada pasien hipospadia jika tidak diperbaiki maka saat dewasa akan kesulitan berhubungan badan. Terutama pasien dengan kelainan proksimal (penoscotal ke proximal nya) serta yang disertai chorde yang berat. Pasien dengan posisi meatus uretra di coronal atau subglanular masih memungkinkan punya keturunan karena masih dapat berejakulasi di dalam vagina pasangannya.
Karena itu pada kasus-kasus tertentu (misalnya pada glans penis yang sangat kecil) tidak dipaksakan meletakkan meatus uretra yg baru di tip glans. Bila dipaksakan pada kasus ini maka dapat timbul stenosis meatus uretra, yang dapat menyebabkan kegagalan operasi uretroplasty.
Diagnostik :
• biasanya anamnesa dan inspeksi sudah dapat menegakkan diagnosa hipospadia
• pada pasien dengan chordee yang berat atau penis yang sangat kecil perlu dilakukan pemeriksaan kromosom untuk menyingkirkan kemungkinan sex ambigua
Terapi:
• bila chordee ringan atau meatus uretra di subcoronal mungkin tidak perlu dilakukan tindakan
• tindakan chordectomy – uretroplasty (satu atau dua tahap); biasanya kalau masih penoscrotal diusahakan satu tahap. Tindakan dua tahap dilakukan bila chordee sangat berat atau meatus uretra di perineum
Teknik uretroplasty yang umum dilakukan di samarinda :
• Island flap menurut Duckett
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 41 dari 66
• Tubularized Incisional Plate
• Koyanagi nonomura
• onlay
Chordectomy – uretroplasty
Persiapan operasi di poliklinik
• penjelasan ke pasien dan orang tua bahwa operasi uretroplasty adalah operasi rekonstruktif yang angka keberhasilannya tidak bisa mencapai 100%. kemungkinan gagal selalu ada. Bila gagal maka akan dilakukan operasi selanjutnya.
• Pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan biasanya cukup DL, BT CT
Saat pasien masuk ruangan:
• Administratif (perlu dicatat apakah pasien dg askes, jamkesmas, astek ato umum)
• Ulangi pemeriksaan fisik untuk mengetahui perubahan yang mungkin terjadi
selama menunggu antrian operasi
• KIE ulang pasien dan keluarga
Pada hari operasi :
• Puasa 6 jam sebelum operasi
Post op hari ke 0
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 42 dari 66
• Di ruangan periksa ulang keadaan pasien. Jika anemis lakukan pemeriksaan DL
ulang
• periksa bebat operasi, jika ada perdarahan aktif segera lapor ke operator
• evaluasi glans penis apakah ada tanda hipoperfusi (karena bebat terlalu kencang),
biasanya glans berwarna kemerahan, bia ternyata berwarna kebiruan harus
waspada.
• terapi sesuai dengan advis di laporan operasi
• Full bed rest sampai hari ke – 4, bila perlu dapat diberikan sedatif oral seperti
diazepam
Post op hari ke-1
• evaluasi adakah nyeri yang mengganggu. Bila masih nyeri pertimbangkan
pemberian tambahan analgesik, mungkin analgesik oral seperti ibuprofen syrup
• evaluasi adakah perdarahan dari luka operasi
• evaluasi glans penis apakah tampak tanda hipoperfusi (karena bebat yang terlalu
kencang)
• terapi injeksi diteruskan
• makan minum bebas
post op hari ke 2-3
• sama seperti hari pertama
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 43 dari 66
post op hari ke-4
• buka bebat, evaluasi luka operasi
• yang dievaluasi dari luka adalah : adakah dehisence (terbuka), nanah/pus,
hematom
• bila terdapat fistel di luka operasi, edukasi pasien dan keluarga repair fistel akan
dilakukan 6 bulan setelah operasi ini. Cukup lama karena setelah luka operasi
benar-benar sembuh baru dapat dilakukan repair.
• luka tidak perlu ditutup lagi,cukup diberikan krim antibiotik, misalnya
gentamycin cream
• terapi boleh ganti oral. Pemberian antibiotik oral juga diberikan. Saran : cefixime,
ibuprofen. Dosis menyesuaikan berat badan
• pertahankan DC
• boleh mulai mobilisasi
post op hari ke-5-6
• evaluasi luka operasi
• teruskan terapi oral
post op hari ke – 7
• lepas kateter
• evaluasi saat miksi adakah urine yang keluar dari luka operasi
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 44 dari 66
• bila timbul fistel, edukasi pasien akan dilakukan repair fistel 6 bulan kemudian
• pasien boleh pulang, terapi oral diteruskan sampai 5 hari post KRS
kontrol di poli (5-7 hari setelah KRS)
• Evaluasi keluhan pasien. Tanyakan saat ereksi apakah penis lurus atau masih
membengkok
• evaluasi luka operasi adalah tanda fistel
• crustae yang terdapat di luka operasi kalau masih ada dapat dibersihkan
• bila ada fistel kembali edukasi pasien untuk operasi repair fistel 6 bulan lagi
• terapi simptomatis, bila tidak ada tanda infeksi tidak perlu diberikan antibiotik
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 45 dari 66
Striktur Uretra
Striktur uretra adalah penyempitan uretra yang dapat disebabkan berbagai hal. Secara umum dapat dibagi 2 yaitu :
• Striktur uretra posterior (uretra pars membranasea, biasanya disebabkan oleh trauma / fraktur pelvis)
• Striktur uretra anterior uretra pars bulbosa ke depan, biasa disebabkan oleh trauma straddle injury atau infeksi)
Feature
• Dapat terjadi pada pria segala usia
• bila terjadi pada usia muda, dapat disebabkan oleh trauma / straddle injury, infeksi (uretritis)
• bila terjadi pada usia tua dapat disebabkan oleh komplikasi jangka panjang dari instrumentasi saluran kencing seperti TUR prostat atau ureterorenoscopy
Keluhan
• BAK mengejan
• BAK tidak tuntas
• BAK bercabang
• BAK mengecil seperti lidi
• Sering BAK
Pada prinsipnya gejalanya sama seperti gejala yang disebabkan pembesaran prostat. Sebagai salah satu kelainan Bladder Outlet Obstruction (BOO), striktur uretra juga memberikan gejala LUTS (Lower Urinary Tract Symptoms).
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 46 dari 66
Trivia : Setiap pasien usia muda yang mengeluhkan LUTS, usahakan juga menyingkirkan kemungkinan striktur uretra, paling tidak di dalam anamnesa
Diagnostik:
• Anamnesa biasanya bisa ditemukan gejala LUTS seperti di atas
• Usahakan mencari riwayat trauma di perineum (straddle injury) atau riwayat fraktur pelvis
• Singkirkan juga kemungkinan pasien pernah mengalami infeksi uretra (uretritis)
• pemeriksaan fisik biasanya normal
• pemeriksaan laboratoris yang dilakukan pada pertemuan pertama biasanya DL, UL dan RFT sebagai skrining.
• Dapat dilakukan USG untuk menyingkirkan kemungkina penyebab LUTS yang lain seperti BPH(pada pasien tua) , batu buli atau keganasan buli
• Bila pemeriksaan UL normal (menyingkirkan kemungkinan batu/infeksi/keganasan) dapat dilakukan uretrografi
• Pada pasien retensio urine yang tak dapat dipasang DC dan sudah dilakukan cystostomy dilakukan Bipolar Voiding Uretrosistografi
Bipolar Voiding Uretrosistografi dilakukan pada semua pasien yang telah dilakukan sistostomi karena kegagalan pemasangan kateter uretra. Tujuannya untuk melihat letak dan panjang sumbatan yang terjadi di uretra. Dilakukan di bagian radiologi dengan memasukkan kontras lewat uretra dan sistostomi, dan di satu saat pasien diminta miksi sehingga bladder neck terbuka.
Penatalaksanaan :
• Uretrotomi interna menurut Sachse (bila striktur pendek kurang dari 1 cm dan tidak tertutup total)
• End-to-end anastomose uretra bila striktur total pendek
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 47 dari 66
• Johansen Procedure 2 tahap dengan varian buccal mucosa graft bila striktur panjang
Persiapan operasi:
• Biasanya tidak perlu persiapan khusus, cukup pemeriksaan darah rutin dan pembekuan darah (bleeding time clotting time).
• Konsul cardiologi bila usia di atas 35 tahun
Uretrotomi interna menurut Sachse dan End-to-end Anastomose Uretra
Dua tindakan ini dapat dijadikan satu karena perawatannya mirip
Saat MRS periksa kelengkapan :
• Administratif (perlu dicatat apakah pasien dg askes, jamkesmas, astek ato umum)
• Ulangi pemeriksaan fisik untuk mengetahui perubahan yang mungkin terjadi selama menunggu antrian operasi (apakah timbul hernia, hemoroid, dll)
• Jangan lupa vital signs. bila tensi sistolik >160 atau diastolik >100 konsulkan ulang kardiologi dari ruangan
• Pastikan laboratorium, radiologis, konsulan kardiologi apakah sudah lengkap dari poli. bila ada yang kurang segera periksakan.
• Biasanya tidak perlu disiapkan darah
• Daftarkan pasien ke OK
Pada hari operasi :
• Puasa 6 jam sebelum tindakan
• Kembali cek vital sign. pastikan tidak ada hal2 yang dapat membatalkan operasi
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 48 dari 66
• Tunggu panggilan dari OK
Post operatif di ruangan (hari 0)
• Baca laporan operasi untuk mengetahui hal-hal khusus yang mungkin terjadi selama tindakan (misalnya perubahan prosedur, komplikasi dan lain sebagainya), serta biasanya ditulis pertahankan kateter berapa hari.
• Cek vital signs pasien. Bila anemis periksakan Hb. Bila Hb kurang dari 8 dapat dimasukkan transfusi PRC (Packed Red Cell) atau WB (Whole Blood) sampai Hb di atas 8. pada pasien2 tertentu dapat diusahakan Hb di atas 10 (biasanya pasien dengan insufisiensi fungsi jantung)
• Periksa DC, cek jumlah dan kualitas urine (misal: warna kemerahan, atau malah tidak terisi urine)
• Pada operasi yang sulit kadang dilakukan irigasi. Perlakukan seperti irigasi pada TUR prostat.
• Terapi post op seperti laporan operasi, biasanya antibiotik dan analgesik saja selama satu hari (extended prophylaxis)
• jangan lupa evaluasi luka operasi pada pasien dengan end-to-end anastomosis. Luka ada di perineum
Post operatif hari ke-1
• Bila keadaan baik, operasi tanpa komplikasi, sebenarnya pasien sudah bisa pulang
• pada pasien dengan end-to-end nastomosis uretra, periksa luka operasi di perineum. Jika baik, perlakukan sama seperti pasien dengan tindakan uretrotomi interna sachse.
• Biasanya pasien pulang dengan kateter terpasang. Lamanya menyesuaikan dengan laporan operasi, karena operator yang tahu pasti keadaan pasien saat dilakukan tindakan. Direncanakan lepas kateter di poli urologi
• Biasanya mempertahankan kateter selama satu minggu cukup
• Terapi diganti oral. Pada tindakan yang tanpa komplikasi biasanya pemberian analgesik saat nyeri saja sudah cukup. Rekomendasi Ibuprofen 2x400mg bila nyeri
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 49 dari 66
• Biasanya tidak perlu diberikan antibiotik. Antibiotik diberikan bila pasien febris atau sebelum operasi ada tanda-tanda infeksi. Rekomendasi ciprofloxacin 2x500mg selama 5 hari
• pada pasien dengan komplikasi perawatan pasien diteruskan sampai keadaan baik
• prinsipnya, mobilisasi seawal mungkin, terapi ganti oral seawal mungkin, sedapat mungkin tidak diberikan antibiotik
Post operasi hari kedua :
• bila striktur sederhana, sebenarnya hari pertama sdh bisa pulang dengan kateter terpasang. Tapi kadang urine masih merah atau pasien masih kesakitan maka bisa saja pulang hari kedua atau ketiga.
• terapi pulang cukup analgesik, rekomendasi ibuprofen 2x400mg
• bila urine agak merah bisa diberi kalnex 2x400mg
• bila febris dapat diberikan ciprofloxacin 2x500mg
• biasanya lepas kateter di poli 1 minggu setelah operasi cukup acceptable kecuali ada pesanan khusus di laporan operasi
Johansen Procedure
Johansen procedure dilakukan pada pasien dengan striktur uretra yang sangat panjang yang tidak memungkinkan dilakukan sachse atau end-to-end anastomosis uretra. Prosedur Johansen dilakukan dalam 2 tahap :
• Tahap 1 : uretra dibuka / dibelah sampai ke ujung striktur, dibiarkan terbuka selama 6 bulan. Pada tahap pertama ini dapat dilakukan graft buccal mukosa untuk memberikan bakal uretra yang lebih baik.
• Tahap 2: dilakukan uretroplasty untuk membuat uretra baru
Johansen procedure Tahap 1 dan 2
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 50 dari 66
Pemeriksaan saat MRS pada prinsipnya sama seperti pada pasien striktur uretra yang akan dilakukan prosedur sachse atau end-to-end anastomose
Post operasi hari ke-0
• Periksa vital sign, waspada atas segala perubahan.
• Cek Hb post op. Bila hb < 8 boleh diberikan PRC sampai Hb di atas 8
• periksa glans penis, waspada bila tampak tanda glans yang kebiruan atau tak terasa atau malah nyeri sekali di glans. Ada kemungkinan bebat terlalu keras. Bila itu yang terjadi, lapor konsulen urologi, tawarkan kemungkinan mengganti bebat
• periksa bebat untuk melihat adakah perdarahan di bebat
• terapi sesuai laporan operasi
Post operasi hari ke-1-3
• Kembali periksa vital sign.
• Bila keadaan baik boleh ganti terapi oral. Rekomendasi ibuprofen 2x400mg.
• Biasanya tidak diperlukan antibiotik oral
post operasi hari ke-4
• lepas bebat, evaluasi luka
• pada johansen tahap 1, lepas kateter
• pada johansen tahap 2, evaluasi adakah kebocoran di bagian ventral uretra. Kateter dilepas di poli urologi setelah hari ke-7
• bila timbul fistel direncanakan repair fistel 6 bulan lagi
• biasanya tidak perlu ditutup lagi luka operasi. Cukup diberikan gentamycin cream
• bila tidak ada keluhan yang lain boleh pulang
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 51 dari 66
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 52 dari 66
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 53 dari 66
Clean Intermitten Self-Catheterization (CIC)
CIC seperti namanya adalah pemasangan / insersi kateter berkala yang dilakukan sendiri oleh pasien. Saat dipasang tidak perlu dipertahankan, setelah masuk buli dikeluarkan lagi. CIC dilakukan pada paling tidak dua keadaan berikut :
• Pasien Neurogenic Bladder yang tidak mampu mengosongkan buli secara spontan
• Pasien post operasi uretra, biasanya yang berulang, bertujuan supaya tidak timbul stritur atau striktur ulang.
Cara CIC :
• Cuci kateter (16 atau 18 Fr) dengan sabun cair sampai bersih, bilas dengan air bersih
• Kateter sudah masuk buli bila urine keluar dari kateter
• Tunggu 1-2 menit, lepaskan kateter
• Cuci kateter dengn sabun cair, bilas dengan air bersih
• Simpan kateter di tempat bersih untuk digunakan selanjutnya
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 54 dari 66
Sikatriks Penis (parafinoma penis)
Sikatriks penis yang dimaksud di sini adalah suatu kelainan yang ditimbulkan karena tindakan menyuntikkan bahan2 cair tertentu (biasanya minyak tumbuhan seperti minyak urang aring atau minyak kemiri) ke dalam jaringan subcutan penis. penyuntikan ini biasanya bertujuan memperbesar ukuran penis. tindakan ini pada awalnya biasanya tidak menimbulkan keluhan, namun setelah beberapa lama dapat memberikan efek yang tidak diinginkan.
Feature
gejala yang dikeluhkan pasien bervariasi tergantung onset dari timbulnya gejala
Keluhan pada tahap awal : biasanya timbul sebagai gejala infeksi sebagai akibat injeksi secara tidak steril. keluhannya biasanya bersifat lokal di penis yaitu :
• nyeri
• panas
• kemerahan
• kadang sampai timbul pus di subcutan penis
Keluhan tahap lanjut dari penyuntikan ini biasanya merupakan hasil dari proses penyembuhan dari kelainan tahap awal tadi. reaksi radang di subcutan penis dapat menjadi jaringan ikat di penis yang dapat memberikan berbagai kelujan seperti :
• nyeri saat ereksi
• bentuk penis yang 'jelek'
• ereksi tidak maksimal (karena tertahan oleh jaringan sikatriks)
• kesulitan mencapai orgasme karena nyeri
• pada beberapa kasus keluhan datang dari istri yang mengeluh nyeri saat berhubungan seks
Pemeriksaan
biasanya inspeksi dan palpasi akan dapat menemukan kelainan yamg dikeluhkan pasien.
anamnesa :
• Riwayat penyuntikan minyak untuk membesarkan penis
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 55 dari 66
• Pada kebanyakan kasus penyuntikan tersebut tidak memberikan keluhan sampai beberapa lama
• Seiring berjalannya waktu kulit penis mengeras yang menyebabkan nyeri saat ereksi
Pemeriksaan fisik :
• pada tahap awal dapat ditemukan kulit penis yang meradang, sampai dapat ditemukan pus di subcutan
• pada tahap lanjut dapat ditemukan kulit penis yang mengeras. dapat sampai sekeras batok kelapa :)
• pengerasan ini dapat menjalar sampai ke skrotum dan suprapubik
Pemeriksaan laboratorium
biasanya tidak diperlukan pemeriksaan lab khusus untuk diagnostik. yang diperlukan hanyalah pemeriksaan laboratorium untuk persiapan operasi yaitu :
• Darah Lengkap
• bleeding time dan clotting time
• RFT
• LFT
• HBSAg
Penatalaksanaan
Sikatriks penis ini penangannya gampang gampang susah. prinsipnya adalah tindakan pembedahan pada jaringan yang berubah menjadi jaringan ikat . jaringan tersebut harus dibuang semua tanpa sisa. sisa sedikit saja dapat menyebabkan timbut gejala lain setelah tindakan.
biasanya tindakan pembedahan rekonstruksi dilakukan dengan dua tahap :
tahap 1: membuang semua jaringan sikatriks dan melakukan scrotal flap, di mana penis diletakkan dalam skrotum
tahap 2 : dilakukan pemotongan flap skrotum, sehingga penis dapat kembali ke posisi yang benar. rekonstruksi tqhap 2 dilaksanakan paling cepat 6 bulan setelah operasi tahap pertama
Perawatan pasien di ruangan
penatalaksanaan preoperatif
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 56 dari 66
1. pastikan kelengkapan administratif pasien sudah beres, periksa kembali jaminan pasien (swasta, askes, jamkesmas de el el)
2. pastikan pasien sudah mengerti bahwa tindakan yang akan dilakukan akan dijalani dalam 2 tahap. tahap kedua akan dikerjakan 6 bulan setelah operasi tahap pertama
3. setelah pasien dipastikan mengerti prosedur yang akan dilakukan, jangan lupa siapkan lembaran informed consent yang akan ditandatangani pasien
4. periksa kelengkapan laboratorium
5. biasanya tidak perlu disiapkan darah
6. daftarkan ke kamar operasi
pada hari operasi (hari ke 0)
• cek Hb post op. bila Hb kurang dari 8 dapat diberikan transfusi WB
• pastikan pasien tidak merasa nyeri. bila pasien nyeri dapat diberikan tambahan analgesik ekstra misalnya ketorolac 1 amp
• terapi lain sesuai dengan advis post operasi
post op hari 1
• Evaluasi dan kosongkan drain
• Evaluasi apakah ada rembesan darah yang tampak pada dressing / balutan
• Bila pasien masih kesakitan dapat dipertimbangkan pemberian analgesik ekstra
• Bila pasien sudah tidak nyeri terapi dapat diganti terapi oral. saran : ciprofloxacin 2x500mg, ibuprofen 2x400mg.
• Makan minum bebas
• Sudah dapat mulai mobilisasi duduk - jalan
post op hari ke 2 dan 3 sama seperti post op hari 1
post op hari 4
• lepas bebat penis. tidak perlu dipasang bebat atau ditutup lagi (rawat terbuka)
• bila ada insisi di suprapubik dapat ditutup kasa bersih
• evaluasi apakah ada bagian yang terbuka, basah atau nekrosis
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 57 dari 66
Post Op hari ke 5
• Bila tidak ada keluhan, lepas kateter dan drain, pasien boleh pulang
• terapi pulang seperti terapi oral di ruangan, selama 5 hari
• Bila terdapat luka dehisence atau pus, pasien tetap pulang, dengan tambahan rendam duduk menggunakan PK. Resepkan PK pulv no. IV, signa remdam duduk 2 kali sehari. Edukasi pasien masukkan sedikit PK (seujung sendok the saja) ke dalam baskom berisi air bersih, lalu rendam duduk maksimal 3 menit di situ.
• Jangan lupa edukasi makan makanan tinggi protein, kalau perlu putih telur sehari 6 buah.
• Kontrol di poli 1 minggu setelah KRS
Saat kontrol di poli
Pada prinsipnya saat pasien kontrol di poli hanya untuk memeriksa luka post operasi. Jika luka operasi baik pasien dapat kontrol 6 bulan post op . Bila ada luka yang belum kering dapat diteruskan rendam duduk. Bila nyeri dapat diberikan analgesik ibuprofen 2x400mg. Biasanya pemberian antibiotik tidak diperlukan kecuali ada nanah di luka post op.
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 58 dari 66
Kegawatdaruratan Urologi
Artikel ini dibuat untuk membantu dokter muda dan dokter di RSU. A. Wahab Sjahranie menangani kegawatdaruratan urologi di RSU AWS. Diharapkan dapat pula diterapkan di tempat tugas masing-masing. Karena itu diusahakan penanganan yang semudah dan seringkas mungkin.
1. Retensio urine
Retensio urine adalah ketidakmampuan seseorang mengosongkan kandung kencing saat kapasitas maksimal kandung kencing tercapai.
Pada orang dewasa kapasitas kandung kencing sekitar 400-500cc. Pada anak kecil dapat dihitung menggunakan formula koff : (umur dalam tahun + 2) x 30cc
Banyak kelainan yang dapat menyebabkan terjadinya retensio urine, tapi pada dasarnya terbagi 2 penyebab utama yaitu :
• Ketidakmampuan otot detrusor buli berkontraksi mengeluarkan urine
• Hambatah di saluran pengeluaran urine (Bladder Outlet Obstruction / BOO)
Ketidakmampuan otot detrusor buli kontraksi biasanya disebabkan oleh gangguan di persarafan kandung kencing (neurogenic bladder) yang dapat disebabkan oleh :
• Trauma dan kelainan lain di tulang belakang
• diabetes mellitus yang tidak terkontrol (bladder diabetic neuropathy)
Sedangkan bladder outlet obstruction bisa disebabkan berbagai hal :
• Pembesaran prostat (ganas atau jinak)
• Blood clot retention (sumbatan karena gumpalan darah dari buli)
• Batu uretra
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 59 dari 66
• Tumor di bladder outlet
• Striktur uretra
• Stenosis meatus uretra
• Ruptur uretra (karena trauma pada uretra)
Prinsip utama penangan retensio urine adalah : Drainase Urine
Pada artikel ini dibahas hal-hal yang dapat dilakukan seorang dokter muda / dokter umum dalam menangani retensio urine
A. Pemasangan Foley Kateter
Penting : pasien dengan kecurigaan ruptur uretra (misalnya dengan adanya bloody discharge) merupakan kontraindikasi pemasangan foley kateter. Sebaliknya, bertentangan dengan beberapa pandangan yg beredar di beberapa kalangan, kecurigaan batu uretra BUKAN kontraindikasi pemasangan kateter
Kontraindikasi : Kecurigaan ruptur uretra
Key points pada pemasangan kateter uretra :
• Persiapan alat dan bahan
• desinfeksi
• lubrikasi
• insersi kateter secara gentle
• jangan lupa memasukkan aquadest sebagai isi balon kateter, bukan NaCl atau cairan lainnya
• Fiksasi kateter ke inguinal
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 60 dari 66
Biasanya yang coba dilakukan adalah dengan pemasangan kateter foley. Rekomendasi foley kateter yang dipakai adalah yang berukuran 16Fr. Bila gagal bisa dicoba dinaikkan ukurannya menjadi 18Fr. Dinaikkan ukurannya karena ukuran yang sedikit lebih besar biasanya lebih rigid / kaku.
Bila sudah dicoba menaikkan ukuran kateter dan masih gagal, dapat dicoba menekan kateter agak lama secara gentle. Kadang pada pria tua sphinkter nya peka sehingga mudah spasme. Dengan menekan kateter sphinkter selama 1-2 menit diharapkan sphinkter akan membuka dan kateter bisa masuk. Jika usaha ini juga gagal, sebaiknya jangan dipaksakan melainkan dilanjutkan ke usaha selanjutnya yaitu dengan menambah lubrikasi.
B. Lubrikasi Uretra
Lubrikasi uretra dengan menggunakan KY gel dan lidocain bertujuan membuka uretra sehingga lebih memudahkan pemasangan kateter.
Bahan yang dipergunakan :
• Spuit 20cc
• KY gel 10cc
• lidocain 5 ampul (total 10cc)
masukkan KY gel ke dalam spuit 20cc, kemudian ambil lidocain dengan menggunakan spuit yang sama. Campurkan sampai merata, lalu masukkan ke dalam uretra. Bila tidak ada hambatan, biasanya kesulitan pemasangan bukan karena sumbatan mekanis seperti batu uretra atau striktur uretra. Selanjutnya dapat dicoba dilakukan insersi kateter uretra seperti yang dijelaskan di bagian 1.
bila terasa ada hambatan, maka sebaiknya tidak dilanjutkan usaha pemasangan kateter uretra, melainkan langsung pada punksi supra pubik.
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 61 dari 66
C. Punksi Suprapubik
Punksi suprapubik adalah usaha terakhir drainase urine pada pasien retensio urine yang dapat dilakukan dokter muda / dokter umum.
Key points pada punksi suprapubik :
• desinfeksi area punksi
• punksi dapat dilakukan semipermanen dengan menggunakan surflo paling besar yang ada, atau sekedar mengeluarkan urine dengan spuit
• punksi dilakukan 2 jari di atas simfisis pubis, midline, tegak lurus terhadap kulit abdomen.
Jika punksi menggunakan surflo :
• keluarkan jarum surflo, tinggalkan bagian lunak / plastik dari surflo
• sambungkan surflo dengan infusion set
• hubungkan ujung lain dari infusion set ke urine bag
• fiksasi surflo sebaik-baiknya supaya dapat berfungsi dengan baik cukup lama
• biasanya akan dapat bertahan 1-2hari. Cukup untuk merujuk pasien untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut dari dokter spesialis bedah / urologi
jika punksi menggunakan spuit biasa :
• Sama seperti dengan surflo, desinfeksi lalu lakukan punksi 2 jari di atas sinfisis pubis, tegak lurus kulit.
• Sedot urin sampai spuit penuh, lepaskan spuit dari jarumnya dan pertahankan jarum jangan sampai terlepas dari dari kulit.
• Buang urine di spuit, lalu pasang lagi spuit ke jarum, sedot urine yang masih ada dalam buli
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 62 dari 66
• lakukan berulang sampai buli kosong, lalu secepatnya rujuk pasien untuk mendapat pertolongan lebih lanjut dari dokter spesialis bedah / urologi.
D. Retensio pada anak kecil laki-laki
Retensio urine pada anak kecil laki-laki dibahas khusus karena mukosa uretra pada anak kecil masih tipis. Sedikit saja terjadi lesi pada uretra akan dapat menyebabkan striktur uretra di masa depan.
Prinsip penatalaksanaan retensio urine pada anak kecil laki-laki
• Diagnostik yang baik untuk menentukan apakah retensio urine terjadi karena batu, infeksi, clot atau yang lainnya. Biasanya dilakukan foto polos abdomen dan usg untuk mencari penyebabnya.
• sedapat mungkin tidak dicoba pemasangan kateter uretra, kecuali semua usaha sudah tidak berhasil
• sebagian besar penyebab retensio urine pada anak laki-laki adalah infeksi saluran kemih. Retensio urine terjadi antara lain karena radang yang menyebabkan spasme dari sphinkter uretra
• karena itu pemberian analgesik dan antibiotik (setelah pemeriksaan urine lengkap untuk memastikan infeksi) biasanya akan dapat membantu
• setelah pemberian analgesik dan antibiotik, dievaluasi 8-12 jam. Bila tetap tidak bisa miksi, dapat dilakukan punksi suprapubik.
Trivia
• Produksi urine manusia normal adalah 0,5-1cc/KgBB/Jam
• kapasitas buli manusia normal 400-500cc
• hal ini dapat dijadikan dasar penghitungan berapa lama buli akan terisi penuh lagi setelah dilakukan punksi suprapubik
• bila berat pasien 50kg, berarti kira-kira produksi urine 50cc/jam. Dalam 8 jam baru buli terisi penuh lagi, waktu yang cukup panjang untuk merujuk pasien
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 63 dari 66
2. Kolik ureter
Kolik adalah rasa nyeri yang intensitasnya sangat tinggi, sering pasien mendeskripsikannya sebagai perasaan seperti diremas-remas. Kolik ureter terjadi biasanya karena peristaltik ureter yang meningkat sebagai usaha ureter mengeluarkan sesuatu dari intraluminal. Biasanya batu ureter.
Penatalaksanaan kolik ureter adalah :
• Periksa Urine lengkap untuk memastikan kolik memang berasal dari traktus urinarius. Biasanya ditandai dengan eritrosit utine >5plp
• Pemberian NSAID suppositoria, biasanya ketoprofen supp II
• evaluasi 30-60 menit.
• Bila belum membaik dapat diberikan injeksi tramadol 1 ampul, yang didahului dengan pemberian ondancentron 1 ampul untuk mengantisipasi efek mual dari tramadol
• bila nyeri berkurang, pasien dapat dirujuk ke poli urologi untuk penangan lebih lanjut. Berikan NSAID kuat seperti ibuprofen 2x400mg bila nyeri untuk membantu bila pasien mulai merasakan nyeri lagi
• biasanya pemberian tramadol drip 1 amp/500cc NaCl 0,9% dapat dilakukan bila dengan cara di atas kolik tidak teratasi.
Trivia :
• jangan pernah memberikan antiperistaltik seperti buscopan atau papaverin pada pasien kolik ureter. Pemberian antiperistaltik hanya akan memperberat keadaan pasien, karena efek samping kembung yang ditimbulkan.
• Sampaikan pada pasien saat paling nyeri adalah saat batu akan keluar dari ureter. Setelah nyeri yang sangat itu kadang pasien akan menemukan ekspulsi batu.
3. Koreksi elektrolit
Koreksi di sini biasanya diperlukan pada pasien dengan Chronic Kidney Disease. Tidak berhubungan langsung dengan urologi, tapi banyak pasien gagal ginjal yang menjadi pasien urologi
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 64 dari 66
Koreksi asidosis
menggunakan NaBic 100cc / meylon
BB x BE x 0,3
hasil dalam mEq, separuh diberikan dalam 8 jam, sisanya dalam 16 jam
NaBic 1mEq/cc
Koreksi hiperkalemia
ca gluconas 1 amp, RI 2-4 IU dalam D40 25cc bolus
RI 2 IU dan D40 diulang 2 kali lagi tiap jam
bila masih tinggi, bisa diulang 2 kali prosedur ini.
Maintenance D5 500cc + insulin 10 IU
koreksi hipokalemia :
BB x selisih kalium x 0,3 ditambah kebutuhan basal 1-3 mEq per kgBB
biasanya digunakan kalium yg dimasukkan ke dalam D5 atau NaCl 0,9%
selisih kalium adalah kadar kalium yang diinginkan dikurangi kadar kalium saat ini
koreksi hiponatremia
koreksi dengan menggunakan NaCl 3%
Na (mEq) yg diperlukan = (Na target – Na saat ini) x 0,6 x BB
1000cc NaCl 3% = 513 mEq
jadi kira2 2cc NaCl 3% = 1 mEq
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 65 dari 66
Penatalaksanaan Pasien Urologi RSU AWS Halaman 66 dari 66