KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yag telah memberikan rahmat dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Text Book Reading yang berjudul “ TATA LAKSANA MIGRAIN’. Adapun referat ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti program profesi kedokteran di bagian Saraf RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Dalam penulisan dan penyusunan TBR ini penulis banyak di bantu olah berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr. Bambang Sri Dyatmoko, Sp.S yang telah membimbing penulis dalam pembuatan TBR ini. Penulis sadar bahwa penulisan TBR ini terdapat banyak kekurangan. Untuk itu penulis menghimbau agar para pembaca dapat memberikan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan TBR ini. Akhir kata penulis berharap agar TBR ini dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan ilmu pengetahuan bagi pihak-pihak yang memerlukan. Purwokerto, Oktober 2010 Page 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yag telah
memberikan rahmat dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Text Book
Reading yang berjudul “ TATA LAKSANA MIGRAIN’.
Adapun referat ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti program
profesi kedokteran di bagian Saraf RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Dalam
penulisan dan penyusunan TBR ini penulis banyak di bantu olah berbagai pihak baik langsung
maupun tidak langsung. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada dr. Bambang Sri Dyatmoko, Sp.S yang telah membimbing penulis dalam pembuatan
TBR ini.
Penulis sadar bahwa penulisan TBR ini terdapat banyak kekurangan. Untuk itu penulis
menghimbau agar para pembaca dapat memberikan saran dan kritik yang membangun demi
perbaikan TBR ini.
Akhir kata penulis berharap agar TBR ini dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan
ilmu pengetahuan bagi pihak-pihak yang memerlukan.
Purwokerto, Oktober 2010
Penulis
Page 1
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ........................................................................................ 1
B. TUJUAN PENULISAN .................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 3
A. DEFINISI ....................................................................................................... 3
B. EPIDEMIOLOGI ............................................................................................ 3
C. ETIOLOGI ..................................................................................................... 4
D. PATOFISIOLOGI ............................................................................................ 4
E. KLASIFIKASI ................................................................................................. 7
F. PENATALAKSANAAN .................................................................................... 11
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 21
Page 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sakit kepala merupakan gejala yang paling sering di keluhkan oleh seorang pasien saat
berkunjung ke seorang dokter. Namun karena sering di dengar dan biasanya di kemukakan
secara samar-samar, maka keluhan ini justru termasuk keluhan atau gejala yang pada umumnya
masih dianggap ringan dan tidak di tanggapi secara tepat.(1,2,3)
Sakit kepala sendiri bisa di sebabkan oleh karena faktor fisik dan psikis. Untuk sakit
kepala yang di sebabkan oleh faktor fisik memang mudah untuk di diagnosa karena pada pasien
akan di temukan gejala fisik lain yang menyertai sakit kepala, namun tidak begitu halnya bila
sakit kepala di sebabkan oleh faktor psikis untuk itu di perlukan waktu yang lebih lama untuk
mencai tahu penyebabnya.
Migrain merupakan salah satu penyakit tertua yang telah di deskripsikan oleh Galen pada
tahun 200 M, dalam bukunya di gambarkan nyeri kepala yang disebut hernicrania, dari istilah
tersebut muncul istilah migrain yang digunakan samapai saat ini.
Migrain kadang kala agak sulit di bedakan dengan sakit kepala jenis lain. Migrain adalh
sakit kepala yang sering kita jumpai di masyarakat. Migrain merupakan salah satu sakit kepala
dengan gejala yang cukup berat dan berulang. Selain sakit kepala yang khas pada satu sisi kepala
( beberapa kasus bisa menyerang kedua sisi kepala ), bersamaan dengan itu pasien juga
merasakan gejala lain seperti gangguan pada penglihatan dan mual-mual. Sebelum pasien
merasakan sakit kepala migrain, terlebih dahulu mereka akan merasakan semacam aura ( gejala
peringatan akan timbulnya migrain ) seperti kepala terasa berdenyut-denyut. (1,2,3)
Page 3
B. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui dan memahami lebih jauh tentang migrain terutama definisi,
etiologi, klasifikasi, patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosis, penatalaksanaan dan
pencegahan.
2. Agar mampu melakukan diagnostik dan tindakan yang tepat pada kasus migrain.
Page 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. DEFINISI
Secara umum migrain merupakan nyeri kepala berulang yang idiopatik, dengan serangan
nyeri yang berlangsung 4-72 jam, biasanya sesisi, sifatnya berdenyut, intensitas nyeri sedang-
berat , di perhebat oleh aktivitas fisik rutin, dapat disertai nausea, photofobia dan fonofobia.
Migrain termasuk salah satu jenis nyeri kepala primer. (1,2,3)
Menurut Blau, Migren di definisikan sebagai nyeri kepala yang berulang-ulang dan
berlangsung 2-72 jam dan bebas nyeri antara serangan nyeri kepalanya harus berhubungan
dengan gangguan visual atau gastrointestinal atau kedua-duanya
Migrain bukan penyakit yang boleh dianggap enteng. Penyakit ini menyerang saraf
dikepala yang menyebabkan sakit kepala yang parah sehingga dapat membuat orang menjadi
lemah.
2. EPIDEMIOLOGI
Menurut Nurpin Pain Report sebanyak 73% nyeri pada kepala adalah tipe nyeri yang
paling sering dialami. Hasil penelitian yang di lakukan oleh Lipton, steward dan korff (1997),
migrain mengenai hampir 30 juta oarng di amerika serikat. Setelah itu The American Migrain
Study II dengan melakukan survey terhadap 20.000 rumah tangga. Studi replikasi yang baru ini
memperlihatkan bahwa selama dekade terakhir, prevalensi dan distribusi migrain tetap stabil.
Prevalensi Migrain adalah :
18.2% wanita
6,5& laki-laki
Sebelum usia 12 tahun, migrain lebih sering pada anak laki-laki di banding anak
perempuan.
Setelah pubertas, migen semakin sering dijumpai pada anak perempuan di banding anak
laki-laki
Page 5
Pada usia 20 tahun rasio migren pada perempuan terhadap laki-laki adalah sekitar 2:1
(1,2,3)
3. ETIOLOGI
Sampai saat ini belum di ketahui dengan pasti faktor penyebab migrain, di duga sebagai
gangguan neurobiologis, perubahan sensivitas sistem saraf da aktivasi sistem trigeminal-
vaskular, sehingga migren termasuk dalam nyeri kapala primer.
Diketahui ada beberapa faktor pencetus timbulnya serangan migren yaitu : (1,2,3)
1. Menstruasi biasanya pada hari pertama menstruasi atau sebelumnya (perubahan
hormonal)
2. Stress dan kecemasan
3. Terlambat makan
4. Makanan dan minuman, seperti : alkohol, coklat, susu, kejua dan buah-buahan.
5. Cahaya kilat atau berkedip
6. Cuaca terutama pada cuaca tekanan rendah
7. Psikis baik pada peristiwa duka maupun peristiwa bahagia.
8. Banyak tidur atau kurang tidur
9. Penyakit kronik misal penyakit ginjal kronik
10. Faktor herediter
11. Faktor kepribadian.
4. PATOFISOLOGI
Dulu migran oleh Wolff di sangka sebagai kelainan pembuluh darah (teori vaskular).
Sekarang di perkirakan kelainan primer di otak. Sedangkan keianan di pembuluh darah sekunder.
Ini didasarkan atas tiga percobaan binatang : (2,4)
1. Penekanan aktivitas sel neuron otak yang menjalar dan meluas (spreading depression
dari Leao)
Teori depresi yang meluas leao (1944), dapat menerangkan timbulnya aura
pada migrain klasik. Leao pertama melakukan percobaan pada kelinci. Ia menemukan
bahwa depresi yang meluas timbul akibat reaksi terhadap semacam rangsang lokal
pada jaringan korteks otak. Depresi yang meluas ini adalah gelombang yang
Page 6
menjalar akibat penekanan aktivitas sel neuron otak spontan. Perjalanan dan
meluasnya gelombang sama dengan yang terjadi waktu kita melempar batu ke dalam
air. Kecepatan perjalanannya di perkirakan 2-5 mm/menit dan di dahului oleh fase
rangsangan sel neuron otak yang berlangsung cepat. Jadi sama dengan perjalanan
aura pada migren klasik.
Percobaan ini di tunjang oleh penemuan Oleson, larsen dan Lauritzen (1981).
Dengan pengukuran aliran darah otak regional pada penderita-penderita migren
klasik. Pada waktu serangan migren klasik, mereka menemukan penurunan aliran
darah pada bagian belakang otak yang meluas ke depan dengan kecepatan yang sama
seperti pada depresi yang meluas. Mereka mengambil kesimpulan bahwa penurunan
aliran darah otak regional yang meluas kedepan adalah akibat dari depresi yang
meluas.
Terdapat persamaan antara percobaan bianatang leao dan migren klinikal,
akan tetapi terdapat juga perbedaan yang penting, misalnya tidak ada fase vase
vasodilatasi pada pengamatan pada manusia, dan aliran darah yang berkurang
berlangsung terus setelah gajala aura. Meskipun demikian, eksperimen perubahan
aliran darah memberikan kesan bahwa manifestasi migren terletak primer di otak dan
kelainan vaskular adalah sekunder.
2. Sistem Trigemino-Vaskular(2,4)
Pembuluh darah di otak dipersarafi oleh serat-serat saraf yang mengandung,
substansi P (SP), neurokinin-A (NKA) dan calcitonin gene related paptid (CGRP). Ini
semua berasal dari gangglion nervus trigeminus sesisi. SP, NKA, dan CGRP
menimbulkan pelebaran pembuluh darah arteri otak. Selain itu, rangsangan oleh
serotonin (5hydroxytryptamine) pada ujung-ujung saraf perivaskular menyebabkan
rasa nyeri dan pelebaran pembuluh darah sesrisi.
Seperti di ketahui, waktu serangan migren, kadar serotonin dalam plasma
meningkat. Dulu kita mengira bahwa serotoninlah yang menyebabkan penyempitan
pembuluh darah pada fase aura. Pemikiran sekarang mengatakan bahwa serotonin
bekerja melalui sistem trigemino-vaskular yang menyebabkan rasa nyeri kepala dan
Page 7
pelabaran pembuluh darah. Obat-obat anti serotonin misalnya cyproheptadine
(Periactin®) dan Pizotefin (Sandomigran® ,Mosegor®) bekerja pada sistem ini untuk
mencegah migren.
3. Inti-Inti Saraf Di Batang Otak(2,4)
Inti-inti saraf di batang otak misalnya di rafe dan lokus serules mempunyai
hubungan dengan reseptor–reseptor serotonin dan noradrenalin. Juga dengan
pembuluh darah otak yang letaknya lebih tinggi dan sumsum tulang daerah leher yang
letaknya lebih rendah. Rangsangan pada inti-inti ini menyebabkan vasokonstriksi
pembuluh darah otak sesisi dan vasodilatasi pembuluh darah di luar otak. Selain itu
terdapat penekanan reseptor –reseptor nyeri yang letaknya lebih rendah di sumsum
tulang daerah leher. Teori ini menerangkan vasokonstriksi pembuluh darah di dalam
otak dan vasodilatasi pembuluh darah di luar otak, misalnya di pelipis yang melebar
dan berdenyut.
Faktor pencetus timbulnya migren dapat dibagi dalam faktor ekstrinsik dan
faktor intrinsik. Faktor ekstrinsik, misalnya ketegangan jiwa (stress), baik emosional
maupun fisik atau setelah istirahat dari ketegangan, makanan tertentu, misalnya buah
jeruk, pisang, coklat, keju, minuman yang mengandung alkohol, sosis yang ada bahan
penyawetnya. Lain-lain faktor pencetus seperti hawa terlalu panas, terik matahari,
lingkungan kerja yang kurang menyenangkan . faktor intrinsik, misalnya perubahan
hormonal pada wanita yang nyeri kepalanya berhubungan dengan hari tertentu siklus
haid. Di katakan bahwa migren menstruasi ini jarang terdapat, hanya di dapat pada 3
dari 600-700 penderita. Pemberian pil KB dan waktu menopause sering
memperngaruhi serangan migren.
Sala satu terori lagi mengenai migren adalah teori unifikasi yang di ajukan
oleh Lance (1993), yang melibatkan dua sistem sekaligus; sistem sraf pusat dan
pembuluh darah perifer. Beberapa proses tertentu mencetuskan reaksi pada sistem
noradrenergik (NA) batang otak melalui locus coeruleus (LC) dan sistem serotonergik
(5-HT) melalui nukleus rafe dorsalis (RN) dan sistem trigeminovaskular. Reaksi-
reaski tersebut mungkin menginduksi dilatasi arteri dan monostomosa arterivenosa
Page 8
pada sirkulasi kranial (dural dan kulit kepala), dan selanjutnya menstimulasi impuls
sensorik perivaskuler afferens dari nervus trigeminus (N V) sehingga menimbulkan
nyeri kepala yang sifatnya berdenyut. Selanjutnya inflamasi neurogenik melalui
pelepasan retrograt neuropeptida vasoaktif dan lokal iskemia karena adanya
hubungan arteriovenosa akan meningkatkan sensari nyeri.
Mual dan muntah mungkin di sebabkan oleh kerja dopamin atau serotonin
pada pusat muntah di batang otak (chemoreseptor trigger zone/CTZ). Sedangkan
pacuan dari hipotalamus akan menimbulkan fotofobia. Proyeksi/pacuan dari LC ke
korteks serebri dapat mengakibatkan oligemia kortikal dan mungkin meyebabkan
penekanan aliran darah, sehingga timbulnya aura.
Pencetus (trigger) migren berasal dari : (2,4)
1. Korteks serebri : sebagai respon terhadap emosi atau sterss
2. Talamus : sebagai respon terhadap stimulasi afferen yang berlebihan ; cahaya
yang menyilaukan, suara bising, makanan/minuman.
3. Bau-bau tajam
4. Hipotalamus sebagai respon terhadap “jam internal” atau perubahan lingkungan
internal (perubahan hormonal).
5. Sirkulasi karotis interna atau karotis eksterna : sebagai respon terhadap
vasodilatasi, angiografi.
5. KLASIFIKASI(2,4,5)
Klasifikasi migren menurut International Headache Society (IHS) :
1. Migren sederhana atau migren tanpa aura (common migraine)
Nyeri kepala selama 4-72 jam tanpa terapi. Pada anak-anak kurang dari 15 tahun,
nyeri kepala dapat berlangsung 20-48 jam
Nyeri kepala minimal mempunyai dua karakteristik berikut ini :
Lokasi unilateral
Kualitas berenyut
Page 9
Intensitas sedang sampai berat yang menghambat aktivitas sehari-hari.
Di perberat dengan naik tangga atau aktivitas fisik rutin.
Selama nyeri kepala, minimal satu dari gejala berikut muncul :
Mual atau muntah
Fotofobia atau fonofobia
Minimal terdapat satu dari berikut :
Riwayat dan pemeriksaa fisik tidak mengarah pada kelainan lain
Riwayat dan pemeriksaan fisik mengarah pada kelainan lain, tapi telah
disingkirkan dengan pemeriksaan penunjang yang memadai (misalnya :
MRI atau CT Scan Kepala)
Diagnosis migren tanpa Aura :
Kriteria :
2 dari 4 karakteristik grup A
1 dari 2 karakteristik grup B
Grup A Grup B
1. Nyeri kepala unilateral 1. Terdapat nausea atau vomit
2. Nyeri kepala berdenyut 2. Terdapat fotofobia/fonofobia
3. Nyeri sedang atau berat dan dapat
menghambat/ mambatasi kegiatan
4. Nyeri diperberat oleh aktivitas fisik rutin,
seperti membungkuk atau naik tangga
2. Migren dengan aura (classic migraine)
Terdiri dari empat fase yaitu fase : prodormal, fase aura, fase nyeri kepala dan
fase postdormal.
Aura dengan minimal dua serangan sebagai berikut
Satu gejala aura mengindikasikan disfungsi CNS fokal (mis; vertigo, tinitus,
penurunan pendengaran, ataksia, gejala visual pada hemifield kedua mata,